ISSN 1693-4849
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
VOLUME 24
NOMOR 1
MARET 2016
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Di SMPN 2 Banda Aceh Anita Noviyanti
(1-7)
Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C melalui Jigsaw Siswa Kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert
(8-17)
Meningkatkan Hasil Belajar Tekanan Hidrostatis melalui NHT Siswa Kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen Fatimah Abubakar
(18-27)
Perkembangan Budaya Politik Di Indonesia M. Yusuf
(28-34)
Meningkatkan Hasil Belajar Norma Masyarakat Indonesia melalui STAD Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jeumpa Yusrawati
(35-44)
Meningkatkan Ketrampilan Menyusun RPP Berbasis K13 melalui Modeling KKKS Gugus III SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen Zainuddin
(45-55)
Antisipasi Lembaga Perbankan Di Kota Banda Aceh dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang Dilakukan oleh Nasabah dan Korporasi Zulfan Yusuf
(56-66)
Kajian Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Rini Sulastri
(67-70)
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-2 Semester I Tahun 2013/2014 Materi Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di SMP Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Usmayani
(71-87)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan dalam Surat Kabar melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IX-2 Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 SMP Babul Istiqamah Susoh A.Rani
(88-105)
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Organ Pernafasan melalui Metode Alat Peraga Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 pada SD Negeri 12 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya Aidar
(106-119)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Penulisan Laporan Perjalanan dengan Menggunakan Metode Penugasan Di Kelas VIII-1 Semester I Tahun 2014/2015 SMP Negeri Tunas Nusa Kabupaten Aceh Barat Daya Hasmanidar
(120-132)
Diterbit Oleh FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu
Volume 24
Publikasi Online: jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-fkip/
Nomor 1
Hal 1-132
Banda Aceh Maret 2016
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
88
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TEKS TEKS IKLAN DALAM SURAT KABAR MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IX-2 SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 SMP BABUL ISTIQAMAH SUSOH
Oleh A. Rani*
Abstrak Penelitian ini berjudul “Peningkatan hasil belajar siswa materi teks teks iklan dalam surat kabar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IX-2 semister I tahun ajaran 2014/2015 SMP Babul Istiqamah Susoh” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-2 dalam membedakan fakta dan opini dalam teks iklan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada SMP Babul Istiqamah Susoh. Tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX-2 SMP Babul Istiqamah Susoh tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 23 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada kompetensi dasar membedakan fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif pada siswa kelas IX-2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar membedakan fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. Pada siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 43,48% (10 siswa), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 56,52% (13 siswa), sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 86,95% (20 siswa) dan sebanyak 13,1% (3 siswa) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata- rata kelas siklus I 69,13 dan rata-rata kelas siklus II 84,35. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan sebesar 28,05 %, dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mencapai peningkatan sebesar 69,57%, jika dibandingkan dengan kondis awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-2 SMP Negeri1 Susoh pada kompetensi dasar membedakan fakta dan opini dalam teks iklan di Surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. Kata Kunci: Hasil Belajar, teks teks iklan dalam surat kabar, Model Tipe STAD.
PENDAHULUAN Para partisipasi (penutur dan mitra tutur, pembicara dan mitra bicara) berkomunikasi merealisasikan ide, pendapat dan perasaan melalui bahasa. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpatisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginative yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
baik dan benar baik secara lisan dan tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Membaca merupakan salah satu aspek dari keempat berbahasa yang harus dikembangkan di sekolah dan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan melalui aktifitas membaca. Pada umumnya, informasi disampaikan melalui media tulisan sehingga hanya melalui kegiatan membacalah manusia dapat menyerap informasi yang disampaikan. Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam masyarakat pelajar. Siswa yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang kontinyu dan siswa yang melihat tingginya nilai (Value) membaca dalam kegiatan priadinya akan lebih giat belajar dibandingkan siswa yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca, (Burns, dkk. Dalam Rahim, 2005). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan bagian fundamental dalam dunia pendidikan. Sebagian proses pemerolehan pengetahuan dilakukan melalui aktivitas membaca. Oleh sebab itu siswa dapat meningkatkan kemampuan dan peningkatan keterampilan berbahasa melalui kegiatan membaca. Pembelajaran membaca, khususnya membaca intensif dan membaca memindai dengan kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif, selama ini berlangsung kurang efektif. Guru masih mengajar dengan menggunakan sistem dan cara- cara yang lama (konvensional), siswa menjadi jenuh dan bosan sehingga proses pembelajaran di kelas menjemukan. Pada akhirnya hasil yang diharapkan tidak tercapai. Disamping itu guru belum memanfaatkan model-model pembelajaran yang menarik dan cocok dengan materi pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas IX-2 membedakan fakta dan opini dalam teks iklan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
89
Pembelajaran kooperatif Tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana, sehingga cocok bagi guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Menurut Ibrahim dkk, (2000:35) dalam pembelajaran kooperatif Tipe STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja jenis kelamin dan suku. Guru menyediakan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut. Pada akhirnya siswa diberikan tes, pada saat tes mereka tidak dapat saling membantu. Poin setiap anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok, tim yang mencapai kriteria tersebut diberikan sertifikat atau penghargaan lain. Depdiknas, (2006: 41) menetapkan bahwa salah satu standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indoesia pada SMP kelas IX2 adalah memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi dasarnya adalah membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. Sedangkan indikator yag diharapkan adalah siswa mampu mendata fakta, mendata opini dan mampu membedakan fakta dengan opini yang ada dalam teks iklan. Pemuatan iklan di surat kabar atau majalah bertujuan menginformasikan suatu produk kepada pembaca (khalayak ramai). Iklan yang baik akan menginformasikan produknya secara lengkap, jujur, jelas, dan berimbang. Iklan yang sukses adalah iklan yang berhasil membujuk dan menggerakkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Namun, pengiklan tidak boleh menyajikan opini yang berlebihan, Nurhadi dkk, (2007:81). Kemampuan membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan bagi siswa sangat penting. Sebagai pembaca, siswa tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi juga memikirkan masalah yang dibahas. Artinya, ketika membaca seseorang harus berfikir, menilai, membuat batasan-batasan terhadap yang disampaikan, baik yang berupa fakta maupun opini yang terdapat dalam teks iklan di surat kabar.
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
Beranjak dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-2 Membedakan Fakta dengan Opini dalam Teks Iklan melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada SMP Babul Istiqamah Susoh “. Berdasarkan uraikan di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah penggunaan model pembelajaran Koopertif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-2 membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan pada SMP Babul Istiqamah Susoh? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran Koopertif Tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hasil belajar siswa kelas IX-2 membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan pada SMP Babul Istiqamah Susoh? Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dapat meningkatkan: 1. Model pembelajaran Koopertif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-2 membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan pada SMP Babul Istiqamah Susoh. 2. Model pembelajaran Koopertif Tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hasil belajar siswa kelas IX-2 membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan pada SMP Babul Istiqamah Susoh ? Penelitian ini bermanfaat untuk beberapa hal. 1. Bagi guru. Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi sebagai salah satu alternatif pemilihan metode atau strategi pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, dengan mencermati hasil penelitian ini diharapkan para guru dapat memperluas wawasannya tentang strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan. 2. Bagi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi pelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi membedakan fakta dan opini dalam teks iklan.
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
90
3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi sekolah terutama dalam upaya peningkatan kinerja guru di sekolah. Peningkatan kinerja guru terutama dalam perencanaan pembelajaran, penyiapan media pembelajaran, dan implementasinya di kelas secara tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dokumentasi sekolah yang akan bermanfaat bagi guru-guru yang lain yang berencana melaksanakan penelitian tindakan kelas. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Babul Istiqamah Susoh, siswa kelas IX-2 SMP Babul Istiqamah Susoh. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IX-2. Alasan penetapan kelas IX-2 sebagai tempat penelitian adalah masalah ketidakmampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar, dialami oleh sebagian besar siswa di kelas tersebut, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di Surat Kabar melalui kegiatan membaca intensif. A. Subyek Penelitian Berdasarkan judul penelitian yaitu” Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-2 Membedakan Fakta dengan Opini dalam Teks Iklan Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada SMP Babul Istiqamah Susoh” tahun pelajaran 2014/2015, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IX-2, SMP Babul Istiqamah Susoh, tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23 orang. B. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-2 sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi Teks tek iklan dalam surat kabar. Selain siswa sebagai sumber data, penulis juga
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
menggunakan teman sejawat sesama guru bahasa Indonesia sebagai sumber data. C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi Cara menulis iklan baris. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi Cara menulis iklan baris, pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data meliputi: a. Tes tertulis, terdiri atas 10 butir soal. b. Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen. D. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi: 1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II. 2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); 2) Penyiapan skenario pembelajaran. b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
91
1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, 2) Proses pembelajaran dengan materi Teks-teks Iklan dalam surat kabar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. 3) Secara kelompok siswa berdiskusi untuk menentukan fakta dan opini dari teks iklan yang dibagikan. 4) Tugas diberikan secara kelompok, tiap anggota menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti. 5) Masing-masing siswa diberi kuis, dan pada saat menjawab tidak boleh dibantu sehingga diperoleh skor kelompok berdasarkan jawaban anggotanya. 6) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, 7) Mengadakan tes tertulis, c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya. d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I. 2. Siklus II 1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: a. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); b. Penyiapan skenario pembelajaran. 2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan; a. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal Pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada kompetensi dasar Menulis iklan baris dengan bahasa singkat, padat dan jelas b. Secara kelompok siswa berdiskusi tentang perbedaan fakta dengan opini yang terdapat dalam teks iklan di surat kabar. c. Masing-masing kelompok difasilitasi ke depan untuk
92
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. d. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, e. Mengadakan tes tertulis, f. Penilaian hasil tes tertulis. 3. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya,
4. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Di samping itu dalam menyampaikan materi guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Gambar 1. Kondisi Pembelajaran Pada Pra Siklus Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas IX-2 pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif (pra siklus) seperti pada Tabel 1 Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus NO
Hasil (Angka)
1 2 3 4 5
85-10 75-84 65-74 55-64 <54
Hasil (Huruf)
A B C D E Jumlah Gambar : Hasil tabulasi data September 2014 Untuk memperjelas data dari Tabel 2 dapat dibuat histogram sebagai berikut :
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
berikut ini. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.
Arti Lambang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Jumlah Siswa 4 6 8 5 23
Persen 0% 17,39% 26,09% 34,78% 21,74% 100%
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
93
6 5 4 3
Banyak…
2 1 0
Hasil nilai
<54
55-64
65-74
75-84 85-100
Gambar 2. Grafik Hasil Tes Pra siklus Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam Gambar 1 di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B (Baik) 17,39% atau sebanyak 4 siswa dan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 26,09% atau 6 siswa dan nilai kurang 34,78% atau sebanyak 8 siswa,
sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 21,74% atau sebanyak 5 siswa. Dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagaian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada 93embe di bawah ini.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Pra Siklus Jumlah Siswa No
Ketuntasan Belajar
Pra Siklus Jumlah
Persen
Tuntas 4 Belum Tuntas 19 Jumlah 23 Sumber : Hasil tabulasi data September 2014
17,39% 82,61% 100%
1. 2.
Berdasarkan data pada Tabel 2 tersebut di atas, diketahui bahwa siswa kelas IX-2 yang memiliki nilai kurang dari KKM 70, sebanyak 19 siswa. Dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimum untuk kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar Tabel 3. Rata-rata Hasil Tes Pra Siklus No Keterangan Nilai 1 Nilai tertinggi 80 2 Nilai Terendah 40 3 Nilai Rata-rata 56,30 Sumber : Hasil tabulasi September 2014
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
melalui kegiatan membaca intensif adalah 19 siswa (82,61%), sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (17,39%). Hasil nilai pra siklus I yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukkan seperti dalam tabel berikut ini.
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
B. DESKRIPSI HASIL SIKLUS I 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar dan mendata fakta yang ada. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Tema yang dipilih dalam siklus I tentang Teks tek iklan dalam surat kabar. Berdasarkan tema yang ditulis tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 40 menit artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 x tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 x tatap muka. b. Pembentukan kelompok-kelompok belajar Pada siklus I, siswa dalam satu kelas menjadi 5 kelompok kecil dengan memperhatikan kemampuan siswa yang berbeda. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut :
94
a. Pelaksanaan Tatap Muka Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi Teks tek iklan dalam surat kabar. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dengan panduan LKS. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Guru secara klasikal menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dipelajari siswa. 2. Guru membentuk kelompok belajar secara hiterogen. 3. Guru membagikan contoh-contoh teks iklan di surat kabar kepada kelompok belajar. 4. Secara kelompok siswa mendata fakta dan opini yang ada dalam teks iklan yang dibagikan. 5. Secara kelompok siswa berdiskusi untuk menentukan fakta dan opini dalam teks iklan yang dibagikan, di pandu dengan LKS. 6. Secara kelompok siswa bertanya jawab antar kelompok dan masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 7. Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes. 8. Guru menilai hasil evaluasi 9. Guru memberikan tindak lanjut
Gambar 3. Kondisi Pembelajaran Pada Siklus I Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi mentransfer materi pada siswa, tapi
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
siswa secara aktif dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari materi dan mempresentasikan hasil kerjanya.
95
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
Suasana pembelajaran menjadi lebih pembelajaran yang sedang berlansung. menyenangkan, nampak semua siswa Observasi dilaksanakan pada bergairah dalam mengikuti pelajaran. keseluruhan kegiatan tatap muka, b. Wawancara dilaksanakan setelah dalam hal ini dilakukan oleh dua orang selesai proses diskusi. Kegiatan teman guru bidang studi bahasa wawancara dilaksanakan oleh guru Indonesia pada SMP Babul Istiqamah terhadap beberapa anggota kelompok. Susoh yang bertindak sebagai observer. Wawancara diperlukan untuk Observasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mengetahui secara detail keaktifan, siswa dalam memahami materi Teks kerjasama, kecepatan dan ketepatan tek iklan dalam surat kabar dengan siswa dalam mendata fakta dan opini model pembelajaran kooperatif STAD. dalam teks iklan di surat kabar, dipandu Pertanyaan-pertanyaan yang telah dengan LKS. dipersiapkan akan berkembang ketika wawancara berlangsung. Hasil Hasil observasi digunakan sebagai wawancara dijadikan sebagai bahan bahan refleksi dan untuk merencanakan refleksi. rencana tindakan pada siklus II. c. Observasi Lembar pengamatan yang dimaksudkan 3. Hasil Pengamatan di sini adalah pedoman pengamatan Hasil pengamatan pada siklus I dapat untuk memperoleh gambaran proses dideskripsikan pada Tabel.4 di bawah ini. Tabel 4. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I Hasil Hasil Arti Lambang Jumlah Persen No (Angka) ( Huruf) Siswa 1 85-100 A Sangat baik 2 75-84 B Baik 3 65-74 C Cukup 4 55-64 D Kurang 5 <54 E Sangat Kurang Jumlah Sumber : Hasil tabulasi data September 2014
2 9 6 1 -
11,1% 50,0% 33,3% 5,6% 100%
Berdasarkan data Tabel 5 di atas, dapat digambarkan dengan grafikdibawah ini : 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Banyak siswa
<54 55-64 65-74 75-84 85-100 Gambar 4. Grafik Hasil Tes Siklus I Berdasarkan data tabel di atas tergambar hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (8,70%), sedangkan yang mendapat nilai B
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
(baik) adalah 8 siswa atau (34,78%), sedangkan dari jumlah 23 siswa yang masih mendapat nilai C (cukup) sebanyak 10 siswa (43,48%), sedangkan yang mendapat nilai D
96
(kurang) ada 3 siswa (13,04%), sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada atau 0%.
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I No
Jumlah Siswa
Ketuntasan
1.
Tuntas
2.
Belum Tuntas Jumlah
Jumlah 10
Persen 43,48%
13 23
56,52% 100%
Berdasarkan tabel 4,5 ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 10 atau 43,48% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 13 siswa atau 56,52% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil Tabel 6. Rata-rata Hasil Tes Siklus I No Keterangan 1 Nilai tertinggi 2 Nilai Terendah 3 Nilai Rata-rata Sumber : Hasil tabulasi September 2014 4. Refleksi Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang di bawah KKM sebanyak 19 siswa dan pada akhir siklus
nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, sedangkan nilai ter rendah 55, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,47 seperti pada tabel dibawah ini.
Nilai 90 50 69,13
I berkurang menjadi 13 siswa, nilai rata-rata kelas meningkat dari 56,30 menjadi 69,13 Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan siklus I, seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I No Hasil tes Jumlah siswa yang berhasil (dalam huruf ) Pra siklus Siklus I 1 A (85 -100) 2 2 B (75-84) 4 8 3 C (65-74) 6 10 4 D (55-64) 8 3 5 E (< 54) 5 Jumlah 23 23 Sumber : Hasil tabulasi data Oktober 2014 Peningkatan ketuntasan belajar siswa tampak pada tabel di bawah ini, jika dibandingkan
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
hasil pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
97
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
Tabel 8. Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I Jumlah Siswa No 1. 2.
Ketuntasan Jumlah 4 19
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah
Pra Siklus Persen 17,39% 82,61%
23
100%
Jumlah 10 13
Siklus I Persen 43,48% 56,52%
23
100%
16 14 12 10 8
Tuntas
6
Belum Tuntas
4 2 0 Pra siklus
Siklus I Gambar 5. Grafik Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus I
Peningkatan hasil rata- rata kelas nampak ada perubahan pra siklus dengan siklus I Tabel 9. Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I No Keterangan Pra siklus Siklus I 1 Nilai tertinggi 80 90 2 Nilai terendah 40 50 3 Nilai rata- rata 56,30 69,13 Berdasarkan data pada Tabel 9 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar, khususnya pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 69,13%. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
C. Deskripsi Hasil Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran Dalam siklus II, merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalam siklus II adalah Cara menulis iklan baris. Atas dasar materi pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tema yang dipilih pada siklus II Cara menulis iklan baris. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 2 x 40 menit dengan 2 kali tatap muka. b. Pembentukan kelompok belajar siswa.
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
Siswa dalam satu kelas dibagi atas 6 kelompok belajar untuk mendiskusikan perbedaan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar.
2)
3) 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Pelaksanaan Tatap Muka Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Guru memberikan evaluasi atas kegiatan pembelajaran pada siklus1
4)
5)
6) 7)
98
Guru memberikan motivasi bagi siswa untuk membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan yang di bagikan. Guru membimbing siswa untuk membedakan fakta dan opini dalam teks iklan yang dibagikan berdasarkan ciri-cirinya Siswa ditugaskan mencari fakta dan opini dalam teks iklan yang dibagikan. Membimbing siswa menemukan fakta dan opini dalam teks iklan yang dibagikan Guru memberikan evaluasi dengan tes. Guru menilai hasil evaluasi.
Gambar 6. Kondisi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa masih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan kelompok ini siswa tertantang untuk lebih mandiri dalam menguasai materi. Karena disamping belajar secara kelompok namun siswa berkompetesi secara pribadi. b. Wawancara Wawancara dilaksanakan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi. c. Observasi Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII SMP Babul Istiqamah Susoh. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi. 3. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada Tabel 10 berikut ini.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
Tabel 10. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II No Hasil Hasil Arti Lambang (Angka) (Huruf) 1 85-100 A Sangat Baik 2 75-84 B Baik 3 65-74 C Cukup 4 55-64 D Kurang 5 <54 E Sangat Kurang Jumlah Sumber : Tabulasi Data Oktober 2014
Jumlah Siswa 5 15 3 23
99
Persen 21,74% 65,22% 13,04% 100%
Dari Tabel 11 tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut : 12 10 8 6
Siklus II
4 2 0 <54
55-64
65-74
75-84
85-100
Gambar 7. Diagram hasil nilai siklus II Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 siswa.Sedangkan yang mendapat yang mendapatkan nilai sangat baik (A) nilai D (kurang) dan E (sangat kurang) tidak 21,74% atau 5 siswa, sedangkan yang ada. Jadi nilai rata-rata kelas 84,35. terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) Ketuntasan belajar pada siklus II dapat adalah 65,22% atau 15 siswa. Dan yang ditabulasikan seperti pada Tabel 11 di bawah mendapat nilai C (cukup) adalah 13,04% atau ini. Tabel 11. Ketuntasan Belajar Siklus II Jumlah Siswa
No
Ketuntasan Bel;ajar
1.
Tuntas
Jumlah 20
Persen 86,95%
2. Belum Tuntas Jumlah
3 18
13,1% 23
Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 21 siswa ( 91,30%) yang Tabel 12. Rata-rata Hasil Tes siklus II No Keterangan 1 Nilai tertinggi 2 Nilai Terendah 3 Nilai Rata-rata Sumber : Data yang diolah Oktober 2014
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
berarti sudah ada peningkatan . Rata-rata kelas pun menjadi meningkat. Hasil Nilai Rata- rata Siklus II dapat diperjelas di bawah ini.
Nilai 100 60 84,35
100
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
4. Refleksi Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia,
khususnya kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 13 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.
Tabel 13. Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa yang Berhasil No Hasil Tes Siklus I Siklus II 1 A (85 -100) 2 5 2 B (75-84) 8 15 3 C (65-74) 10 3 4 D (55-64) 3 5 E (< 54) Jumlah 23 23 Sumber : Hasil Tabulasi Data November2014
Jika dibandingkan antara keadaan kondisi sudah ada peningkatan menjadi 69,13. Adapun awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa kenaikan rata–rata pada siklus II menjadi saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 84,35. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada 56,30, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus I tabel dibawah ini : Tabel 14. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II N O
HasilLambang Angka
Hasil Evaluasi
Arti Lambang
1 2 3 4 5
85-100 75-84 65-74 55-64 <54 Jumlah
A B C D E
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Pra tindakan
Model Siklus I
Model Siklus II
4 6 8 5 23
2 8 10 3 23
5 15 3 23
Tabel 15. Perbandingan Ketuntasan Nilai Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Jumlah siswa No
Uraian
Rata-Rata Tuntas
1 2 3
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
4 siswa 10 siswa 20 siswa
Atas dasar informasi pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD khususnya pada penguasaan kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif ada peningkatan.
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
Belum Tuntas 19 siswa 13 siswa 3 siswa
56,30 69,13 84,35
D. Pembahasan Tiap siklus dan Antar siklus Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
bahasa Indonesia khususnya penguasaan kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar, pada siswa kelas X-3 semester I tahun pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut. 1. Pembahasan Pra Siklus I 1) Hasil Belajar Pada awalnya siswa kelas IX-2, nilai rata- rata mata pelajaran bahasa Indonesia rendah, khususnya pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Yang jelas salah satunya disebabkan karena sulitnya menentukan fakta dan opini sehingga siswa tidak mampu membedakan antara fakta dengan opini dalam teks iklan dengan benar. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 4 atau 17,39% yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 19 siswa atau 82,61% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar yang telah ditentukan yaitu sebesar 80. Sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 40, dengan rata-rata kelas sebesar 56,30.
101
terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut : 1) Hasil Belajar Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (8,70%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 8 siswa atau (34,78%), sedangkan dari jumlah 23 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 10 siswa (43,48%) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (13,04 %), sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada atau tidak ada. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 10 atau 43,48% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 13 siswa atau 56,52% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 50, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,13. 2) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang didapat secara kelompok. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan model 2) Proses Pembelajaran pembelajaran kooperatif Tipe STAD perlu Proses pembelajaran pada pra siklus kecermatan dan ketepatan. menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena Hasil antara kondisi awal dengan siklus I tidak diberi respon yang menantang. Siswa menyebabkan adanya perubahan walau belum terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena bisa optimal, hal ini ditandai dengan pembelajaran selalu monoton. peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar . Dari hasil tes akhir siklus I ternyata lebih baik dibandingkan dengan 2. Pembahasan Siklus I Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan awal atau sebelum dilakukan tindakan. hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti Perbandingan tersebut dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 16. Perbandingan Kegiatan dan Hasil Pada Pra Siklus dan Siklus I NO Pra Siklus Siklus I 1 Tindakan Tindakan Pembelajaran konvensional , tanpa Penerapan Pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran yang model pembelajaran kooperatif Tipe STAD cocok dipandu dengan LKS. Hasil Belajar Hasil Belajar 1 Ketuntasan Ketuntasan Tuntas : 4 (17,39%) Tuntas : 10 (43,48%)
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
2
Belum tuntas : 19 (82,61%) Nilai Tertinggi :80 Nilai terendah :40 Nilai rata- rata : 56,30
Proses belajar Proses pembelajaran pasif
102
Belum tuntas : 13 ( 56,52%) Nilai Tertinggi : 90 Nilai terendah : 50 Nilai rata- rata : 69,13 Refleksi Nilai rata- rata meningkat 12,83% = 12,83/56,30 x100% =22,79% Proses belajar Proses pembelajaran ada perubahan , siswa mulai aktif
Siswa kurang terlibat dalam proses Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran pembelajaran Siswa hanya mendengarkan , kadang Siswa mencari dan menemukan materi,mencatat mencatat hal-hal penting dan mengkomunikasikan antar teman . Belum memanfaatkan model Sudah memanfaatkan metode pembelajaran sesuai pembelajaran yang tepat materi Belum tumbuh kreatifitas dan kerjasama Kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab mulai antar teman tampak Sebagian besar alat indera aktif Sebagian kecil indera yang aktif Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, hasil belajar siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu dari 19 siswa belum tuntas pada pra siklus, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 13 siswa yang belum tuntas. Sedangkan nilai rata–rata kelas ada kenaikan sebesar 22,79%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan. Pembahasan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 21,74% atau 5 siswa, sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 65,22% atau 15 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 13,04% atau sebanyak 3 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada. Sedangkan nilai ratarata kelas 84,35. 2. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan sekalipun kegiatan bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, karena hasil kemampuan siswa dipresentasikan di muka kelas antar kelompok. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok , serta antar kelompok. Masingmasing siswa ada peningkatan latihan berdiskusi dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maupun pengetahuan umum, sehingga siswa terlatih ketrampilan berdiskusi. Ada persaingan positif antar kelompok dan individu untuk mendapatkan penghargaan dan menunjukkan jati diri siswa. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar, dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada Tabel18 dibawah ini.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
103
Tabel 17. Perbandingan kegiatan dan hasil pada siklus I dan siklus II NO Siklus I Siklus II Tindakan 1 Tindakan Pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran dengan menggunakan model model pembelajaran kooperatif Tipe pembelajaran kooperatif Tipe STAD dengan STAD dengan panduan teks iklan. panduan LKS Hasil Belajar 2 Hasil Belajar Ketuntasan Ketuntasan Tuntas : 10 (43,48%) Tuntas : 20 (86,96%) Belum tuntas :13 (56,52%) Belum tuntas : 3 (13,04%) Nilai Tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata
2
: 90 : 50 : 69,13
Proses belajar Proses pembelajaran ada perubahan, siswa mulai aktif Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran
Siswa mencari dan menemukan materi, mencatat serta mengkomunikasikan antar teman dalam kelompok maupun antar kelompok
Belum memanfaatkan pembelajaran sesuai materi
Kreatifitas, kerjasama ,tanggung jawab mulai tampak.
Sebagian besar alat indera aktif
media
Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 23 siswa masih ada 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang 3 siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun 3 siswa ini belum mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar. Sedangkan ketuntasan ada peningkatan sebesar 26,09% dibandingkan pada siklus I Sedangkan nilai tertinggi pada siklus II sudah ada peningkatan dengan mendapat nilai 85-100 sebanyak 8 siswa, hal ini karena ke-8
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
Nilai Tertinggi : 100 Nilai terendah : 60 Nilai rata- rata : 84,35 Refleksi Nilai rata - rata meningkat 15,22% = 15,22/69,13 x100% =22,02% Proses belajar Proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta cekatan Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dan masing- masing siswa punya tugas mandiri Siswa mencari dan menemukan materi,mencatat dan mengkomunikasikan dan mendemontrasikan hasil penyelesaian secara kompetitif antar teman dalam kelompok maupun antar kelompok Sudah memanfaatkan media pembelajaran sesuai materi yaitu pias- pias peta yang diperagakan Kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab dan ide, kecermatan, ketepatan dan kecepatan muncul Semua alat alat indera aktif, baik mental maupun fisik siswa tersebut di samping mempunyai kemampuan cukup, didukung rasa senang dan dalam belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Dari nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus II ada peningkatan sebesar 15,22% dibandingkan nilai rata- rata kelas pada siklus I. Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus, hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia sebesar 28,05%.
A.Rani, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan
C. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan pemahaman membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar pada siswa kelas IX-2 SMP Babul Istiqamah Susoh pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2014/2015, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 56,30 pada kondisi awal menjadi 69,13 pada siklus I dan menjadi 84,35 pada siklus II. Nilai rata-rata siklus I meningkat 12,83% dari kondisi awal, nilai rata-rata siklus II meningkat 15,22% dari siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I ada peningkatan sebesar 26,09% dari kondisi awal, siklus II meningkat 43,48% dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata kelas secara keseluruhan sebesar 69,57% Pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenai pemahaman membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, ternyata mampu meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif pada siswa kelas IX-2 SMP Babul Istiqamah Susoh, tahun pelajaran 2014/2015. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 43,48% (10 siswa) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 56,52% (13 siswa), sedangkan pada akhir siklus II sebanyak 86,96% (20 siswa) dan sebanyak 13,04% (3 siswa) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas siklus I 69,13 dan rata-rata kelas siklus II 84,35. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan sebesar 28,05%, dan ketuntasan belajar siswa secara
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
104
keseluruhan mencapai peningkatan sebesar 69,57% jika dibandingkan dengan kondisi awal. B.
Saran Berkaitan dengan simpulan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD sesuai dengan materi yang diajarkan, untuk meningkatkan hasil belajar dengan kompetensi dasar membedakan fakta dengan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. Selain itu guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dengan bantuan teks iklan yang dipilih dan LKS. DAFTAR PUSTAKA Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SMP . Jakarata: Universitas Terbuka Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. BNSP , 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SMP. Jakarta: Depdiknas. Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Siliwangi: HDB. Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Edisi ke- 3: Balai Pusataka. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono.1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Dinas Prop Jateng, 2004. Model- Model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika Hidayat,Komarudin.2002.Active Learning. Yogyakarta: Yappendi. Pahyono, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran efektif , Model pembelajaran Nurhadi, dkk. 2002. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga. Oemar, Hamalik.1993.Metode Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana,Nana. 2005. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Bumi Algesindo. Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
A.rani, S.Pd* adalah Guru SMP Babul Istiqamah Susoh
105
Suryabrata, Sumadi. 1989. Pysikologi Pendidikan. Yokyakarta: Andi Offset. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAI, Universitas Terbuka.