HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang. Menderita obesitas berarti memperbesar resiko timbulnya penyakit salah satunya Diabetes Mellitus (DM) dan angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak gemuk. Dari hasil studi pendahuluan di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi didapatkan dari 8 orang yang dikategorikan obesitas 1 ada 5 orang yang mempunyai riwayat Diabetes mellitus dan dari 2 orang yang mempunyai kategori obesitas 2 ada 1 yang menderita Diabetes mellitus. Penelitian bertujuan untuk megetahui hubungan obesitas dengan diabetes mellitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi, dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, pengumpulan data dilakukan dengan menimbang berat badan dan observasi, menggunakan sampel klien obesitas yang berjumlah 86 responden. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden yang obesitas kategori 1 sebanyak 83 (96,5%) responden,dan dari yang mempunyai diabetes mellitus sebagaian besar 56 (65,1%) responden. Analisa yang digunakan yaitu analisa univariat dan bivariat dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan diabetes mellitus (p=0,0435) pada tingkat kemaknaan α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi klien agar lebih banyak menggunakan waktu luangnya untuk mencari informasi yang berhubungan dengan masalah kesehatan,sehinnga dapat menambah wawasan tentang obesitas dan penyakit diabetes mellitus. Bagi perawat harus lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan perannya sebagai pendidik, pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan
A. PENDAHULUAN Pada tahun 2009 kasus diebetes melitus di Rumah Sakit Ciababat Cimahi mencapai 126 kasus, adapun distribusi penyakit diabetes melitus per tiga bulan pada tahun 2009 dipoli penyakit dalam, ternyata penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang selalu mengalami peningkatan jumlah kasus. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai Desember yaitu sebanyak 39 kasus. Rumah sakit Umum Cibabat Daerah Cimahi (RSUD Cibabat Cimahi) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang terletak di wilayah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit klasifikasi tipe B Non Pendidikan. Di Rumah sakit Cibabat Cimahi terdapat kebijaksanaan dimana klien Diabetes Mellitus baik yang pernah dirawat maupun tidak pernah dirawat,
Jurnal Kesehatan Kartika
7
harus melakukan control secara rutin di Poliklinik penyaki dalam, agar klien Diabetes Mellitus yang melakukan control dapat diperiksa glukosa darah sebelum diberikan terapi selanjutnya. Dari 10 besar penyakit dalam periode Oktober-Desember 2009 yang paling sering terjadi di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi, dimana penyakit yang paling sering terjadi adalah dyspepsia dan penyakit DM berada pada peringkat ke tujuh. Namun dalam hal ini kasus DM ini masih banyak atau tinggi angkanya khususnya pada dewasa. Dan dari 10 orang yang berkunjung ke Poliklinik penyakit dalam RSU Cibabat Cimahi di dapatkan, 8 orang dikategorikan obesitas 1 dengan IMT 30-34,2 dan 2 orang di kategorikan mempunyai kategori obesitas 2 dengan IMT 35,05 sampai 35,35%kg/m2. Dari 8 orang yang mengalami obesitas kategori 1 berdasarkan daftar IMT didapatkan 5 orang menderita DM, dan dari 2 orang yang mempunyai obesitas kategori 2 berdasarkan IMT ada 1 yang menderita DM. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melihat lebih dalam mengenai hubungan obesitas dengan diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi.
B. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional (hubungan / asosiasi) yaitu mengkaji hubungan antara variabel dengan menghubungkan antar variabel obesitas dengan variabel penyakit diabetes melitus dengan menggunakan analisa kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Pengumuplan data dilakukan secara primer yaitu dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan responden dan secara sekunder yaitu melihat status pasien yang DM dan tidak DM secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dating ke poliklinik penyakit dalam. Sedangkan sampel dilakukan perhitungan rumus, sehingga dari hasis perhitungan didapatkan jumlah responden sebanyak 86 orang. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan independen. Jumlah sampel yang digunakan adalah 86 orang yaitu pasien yang datang ke poliklinik penyakit dalam. 1. ANALISIS UNIVARIAT Tabel 1. Distribusi Frekuensi Obesitas dan Kejadian DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU Cibabat Cimahi Variabel Berat Badan (IMT) Obesitas 1 (30-34,9) Obesitas 2 (35-39,9) Sangat Obesitas (> 39,9) Total
Jurnal Kesehatan Kartika
Frekuensi
Persentase (%)
83 2 1 86
96,5 2,3 1,2 100,0
8
Variabel Diabetes Melitus Ya Tidak Total
Frekuensi
Persentase (%)
56 30 86
65,1 34,9 100,0
Berdasarkan tabel 1 di atas dari 86 responden hampir seluruh responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 (30-34,9) sebanyak 83 (96,5%) responden. Dan sebagian besar responden mengalami diabetes mellitus sebanyak 56 (65,1%) responden. Obesitas yang dialami pasien di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi tentunya disebabkan karena setiap pasien mengalami gaya hidup yang berbeda dimana pasien satu dapat mengalami berat badan yang meningkat terus menerus dari pasien lainnya, begitu pula sebaliknya. Seorang pasien dapat dikatakan mengalami obesitas nilai IMT nya > 30. Tingkat obesitas yang dialami pasien di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi sebagian besar adalah obesitas kategori 1.Obesitas memiliki 3 tingkatan, yakni obesitas kategori 1, obesitas kategori 2, dan sangat obesitas. Pasien obesitas kategori 1 apabila nilai IMT nya (3034,9),dimana pada kategori ini pasien harus lebih memperhatikan berat badannya agar tidak tejadi kategori obesitas kategori 2. Obesitas kategori 2 dapat dialami pasien jika berat badan pasien (35-39,9), dimana pada kategori ini pasien beresiko mudah terserang penyakit dan pasien harus mulai membatasi asupan makanan dan menganjurkan untuk melakukan aktifitas yang lebih banyak untuk membakar kaloriyang berlebih. Sedangkan sangat obesitas (> 39,9), dimana pada kategori ini pasien sangat beresiko mengalami gangguan pernapasan,gagal jantung, diabetes mellitus dan lain-lain jika obesitas tidak ditangani secara serius Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori Perry&Potter, (2005) yang mengatakan bahwa laju pertumbuhan berbeda pada setiap orang dan waktu yang berbeda. Rata-rata tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang lebih bervariasi, meningkat 2 – 3,5 kg pertahun. Banyak orang yang berat badannya dua kali lipat selama masa tahun pertengahan. Selain itu ditemukan juga semakin gemuk seseorang maka semakin jenuh lemak membran ototnya. Didasari oleh berbagi fakta dari berbagai penelitian, Storlien dkk membuat hipotesis yaitu semakin jenuh asam lemak fosfilipid membran jaringan, laju metabolisme akan semakin rendah dan ini merupakan predisposisi bagi penimbunan lemak. Setelah waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya obesitas dan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya resistensi insulin (Illyas, 2004). Diabetes mellitus pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara pola makan yang tidak teratur, seseorang juga diakibatkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun faktor lain di sekitarnya. Berbagai faktor penyebab diabetes mellitus pada seseorang, antara lain gaya hidup yang berlebihan, dan faktor kurang aktivitas fisik (Damayanti,2008).
Jurnal Kesehatan Kartika
9
Seseorang mengalami diabetes mellitus karena porsi makan yang dimakan melebihi takaran yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila seseorang mengkonsumsi kalori dalam jumlah yang cukup untuk tubuh,maka berat badan seseorang akan seimbang (Damyanti, 2008).
2. ANALISIS BIVARIAT Tabel 2. Hubungan Antara Distribusi Frekuensi Obesitas dan Kejadian DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU Cibabat Cimahi Diabetes mellitus P Value Total Obesitas Ya Tidak Obesitas 1 (30-34,9) 53 (63,9%) 30 (36,1%) 83 (100%) Obesitas 2 (35-39,9) 2 (100 %) 0 2 (100%) 0,435 Sangat Obesitas (> 39,9 1 (100%) 0 1 (100%) Total 56 (65,1%) 30 (34,9%) 86 (100%) Dari hasil penelitian 56 responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 yang mengalami diabetes mellitus sebagian besar sebanyak 53 (63,9%) responden, sedangkan dari 30 responden yang mengalami kategori obesitas 1 dan tidak mempunyai Diabetes mellitus sebagian kecil 30 (36,1%) respoden sedangkan sisanya adalah obesitas kategori 2 dan kategori sangat obesitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan diabetes mellitus. Hal ini terlihat dari hasil P-Value > 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan masih terdapat pasien obesitas yang tidak Diabetes mellitus.Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami Diabetes mellitus. Misnadiarly (2007) dalam teorinya mengatakan bahwa orang yang gemuk tidak selalu mempunyai diabetes mellitus. Bahkan orang kurus pun ada yang mempunyai Diabetes mellitus. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus salah satunya gaya hidup yang kurang baik, kurang aktivitas fisik. Menurut hasil penelitian,pasien yang Diabetes mellitus di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi masih ada yang berat badannya normal, dan Overweight. Hal ini menunjukan bahwa Diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor obesitas saja. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang pasien Diabetes mellitus salah satunya adalah faktor genetik. Faktor genetik ini juga menjadi salah satu pendukung kuat pasien mengalami diabetes mellitus. Selain faktor genetik, masih terdapat banyak faktor yang menyebabkan Diabetes mellitus. Tidak hanya faktor internal saja,akan tetapi faktor eksternal juga mempengaruhi seorang pasien mengalami diabetes mellitus. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan diabetes mellitus diantaranya gaya hidup yang kurang baik dan kurang aktivitas fisik. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang kurang baik seperti pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi rokok dan lain-lain akan beresiko terjadinya diabetes mellitus. Hal ini disebabkan karena makanan yang tidak seimbang bisa mengakibatkan asupan nutrisi yang tidak
Jurnal Kesehatan Kartika
10
baik. Tidak hanya faktor gaya hidup yang kurang baik saja. Faktor aktivitas fisik yang kurang juga bisa menjadi beresiko mengalami obesitas kemudian dari obesitas tersebut akan bisa berdampak pada diabetes mellitus. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya aktifitas fisik yang dilakukan sehingga kalori yang berlebihan di dalam tubuh mereka tidak dapat dibakar sehingga penumpukan kalori tersebut akan menjadi timbunan lemak di dalam tubuh. Pada penelitian ini didukung oleh teori Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara asupan makanan dan tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi penimbunan lemak di dalam tubuh. Resiko obesitas yang di alami seseorang juga disebabkan oleh berbagai faktor bisa berdampak pada penyakit Diabetes mellitus, jantung koroner, dan lain-lain (Damayanti, 2008). Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara obesitas dengan diabetes mellitus di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi disebabkan oleh banyaknya faktorfaktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi diabetes mellitus. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami diabetes mellitus diantaranya yaitu gaya hidup yang kurang baik,genetik, dan kurangnya aktivitas fisik.
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Hampir seluruh responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 sebesar 96,5% b. Sebagian besar responden mengalami diabetes mellitus sebesar 65,1 % c. Tidak ada hubungan antara obesitas dengan diabetes mellitus, dengan hasil uji statistic didapatkan nilai p-value 0,435 (> 0,05) 2. Saran a. Bagi Perawat, disarankan untuk lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan perannya sebagai pendidik, pelaksana, atau pemberi asuhan keperawatan serta sebagai konsultan dan terus membina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. b. Bagi Rumah Sakit, disarankan untuk mengembangkan program penyuluhan yang sudah dilaksanakan dengan memperhatikan sasaran yang akan diberikan, sehingga klien akan merasakan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Jurnal Kesehatan Kartika
11
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. ________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Damayanti. (2008). Cara pintar mengatasi kegemukan.Yogyakarta: Curvakasara. Depkes RI. (2003). Peran Diit Dalam Penanggulangan Diabetes.Jakarta. Direktur Gizi Masyarakat.(2003). http://www.gizi.net/makalah.pekan/,diperoleh 15 April 2010). Harnawatiaj.(2008).gambaran diabetes dengan obesitas,¶ 6,http://www.wordpress.com, diperoleh tanggal 15 April 2010. Hidayat, A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. ________(2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua- Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Illyas,E.(2004). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Kusuma.
(2001). Hubungan antara obesitas dengan penyakit http://
[email protected],diperoleh tanggal 17 Februari 2010.
Diabetes
Kusumawardhani. (2006).Pengertian obesitas direkomendasikan www.obesitas.web.id,diperoleh tanggal 17 februari 2010.
mellitus.Tersedia oleh
tersedia
Marcel. (2008). Peningkatan jumlah penderita diabetes http://m.kompas.com.. Diperoleh tanggal 17 Februari 2010 Mansjoer A. (2000). Kapita selekta kedokteran / editor [et al.].Ed.III,cet.2. Jakarta : Media Aesculapius. Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Notoatmodjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Olefsky, (1999). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit dalam/Editor Edisi Bahasa Inggris,Kurt J,Isselbacher,et al.Editor Edisi Bahasa Indonesia,Ahmad H Edisi 13 volume 5.Jakarta:EGC.
Jurnal Kesehatan Kartika
12
Potter & perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Volume 1. Jakarta:.ECC. Sjaifoellah. (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I. Ed-ketiga. Cetakan ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta. Slamet.
(2009). Kecenderungan peningkatan jumlah http://www.suarapembaruan.com,diperoleh tanggal 15 April 2010).
penderita
Diabetes,
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth / editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo,…[et al.] ; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester ….[et al.]. – Ed. 8. – Jakarta : EGC. Soeharto,I.(2001).Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner.Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama. Suyono. (2005). Obesitas.http://id.Wikipedia.org/wiki/obesitas,diperoleh tanggal 15 April 2010. Suyono. (2005). Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 5.Penerbit :Balai Penerbit.FKUI : Jakarta. Waspadji,(2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I.Edisi kedua.Penerbit:Balai Penerbit FKUI Yusuf. (2008). Hindari Bahaya Kegemukan,tersedia http://indospot.com,diperoleh tanggal 17 Februari 2010. Yulianingsih. (2009). Gambaran pengetahuan tentang obesitas berpengaruh pada diabetes mellitus di poliklinik penyakit dalam Rumah sakit Rajawali Bandung,KTI Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani.
Jurnal Kesehatan Kartika
13