JURNAL
KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI WADUK WONOREJO KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG
DIVERSITY OF MICROALGAE AT WONOREJO RESERVOIR IN PAGERWOJO SUBDISTRICT TULUNGAGUNG REGENCY
Oleh: NOVI DAMAYANTI 12.1.01.06.0065
Dibimbing oleh : 1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. 2. Nur Solikin,S.Pd.,M.MA
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI WADUK WONOREJO KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG Novi Damayanti 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
[email protected]
Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. dan Nur Solikin,S.Pd.M.MA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keanekaragaman mikroalga yang ada di Waduk Wonorejo. (2) mengetahui jenis-jenis Mikroalga apa saja yang mendominasi perairan di Waduk Wonorejo. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai bulan Juli 2016 di Waduk Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan pada 5 titik lokasi dengan ukuran 1m x 1m. Analisis data yang digunakan adalah indeks keanekaragaman Shannon Wiener Hasil penelitian sebagai berikut : (1) Mikroalga yang berhasil diidentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari 3 Devisi yaitu Chlorophyta, Cyanophyta dan Chrysophyta, Chlrophyta terdiri dari famili Chlorellace, Desmidiace, Zygnematace, Chlamydomonas, Cyanophyta terdiri dari famili Chroococcace dan Nostocace, sedangkan Chrysophyta terdiri dari famili Naviculace. (2) Tidak terdapat famili Mikralgae yang mendominasi perairan Waduk Wonorejo, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Namun ditemukan famili yang memiliki jumlah lebih tinggi di bandingkan famili lainya yaitu famili Chlorellace dengan indeks keanekaragaman 0,2507 karena memiliki daya ketahanan tubuh yang sesuai dengan lokasi penelitian.
KATA KUNCI : Mikroalga, Keanekaragaman, Waduk Wonorejo, Tulungagung.
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Air menutupi lebih dari 70%
kekeruhan. Saat
ini mikroalga,
permukaan bumi. Habitat perairan
spirulina menjadi terkenal karena
dibagi menjadi: air tawar, air laut.
untuk
Air tawar hanya menempati 3% dari
manusia dan disajikan dalam bentuk
jumlah air di permukaan bumi,
powder, pelet, atau dimanfaatkan
sebagian
dalam
sebagai suatu pakan tambahan di
bentuk bekuan berupa gletser dan es,
dalam makanan hewan dan makanan
atau
ikan ( Pirzan dan Petrus, 2008)
besar
tersimpan
terbenam
dalam
akuifer,
sedangkan sebagian kecil terdapat
makanan
kesehatan
bagi
Waduk Wonorejo merupakan
dalam kolam, sungai, dan danau
waduk
(Kimball, 1992 dalam Firstyananda
pedesaan yang tepatnya berada pada
et al., 2012). Walaupun hanya
Desa
memiliki proporsi yang relatif kecil,
Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung
namun manfaat air tawar sangat
yang tingkat pencemarannya masih
besar bagi kepentingan makhluk
rendah oleh polusi maupun limbah,
hidup khususnya manusia. Mikroalga
waduk ini di kelilingi oleh gunung
dominan
konstribusi
dan hutan yang memiliki berbagai
untuk memproduksi biomassa dalam
jenis pepohonan yang masih lebat.
sistem
Waduk
memberikan
perairan.
Pada
proses
yang
berada
Wonorejo,
wonorejo
di
daerah
Kecamatan
salah
satu
metabolisme perairan mikroalga juga
lingkungan yang kaya akan makhluk
mempunyai peran sebagai pendaur
hidup. Air yang kita anggap jernih
ulang nutrien. Dilihat dari sudut
sampai air yang keadaannya keruh di
nutrisi mikroalga merupakan suatu
dalamnya
sumber mikro
sejumlah
nutrien,
vitamin,
akan
terkandung
kehidupan
diantaranya
minyak, dan elemen mikro untuk
kelompok
komunitas
Mikroalga
yang mempunyai berbagai macam
sebagian ada yang mencemari air dan
jenis dan manfaatnya bagi kehidupan
dapat menurunkan kualitas air. Hal
makhluk hidup lainnya. Air waduk
ini disebabkan karena mikroalga
ini diharapkan bisa menjadi sumber
dapat menimbulkan rasa, bau yang
penelitian,
tidak enak,
menurunkan
pH,
pemanfaatan bagi makhluk hidup
menyebabkan
warna,
dan
perairan.
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
mikroalga. Mikroalga
dan
sebagai
sumber
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
lainnya yang ada di sekitar Waduk
manusia maupun untuk kepentungan
Wonorejo ( Indriyani, dkk. 2009).
ekologis daerah tersebut. Disisi lain
Alasan melakukan penelitian ini
adalah
Waduk
faktor
habitat
yang
mendukung
Wonorejo
pertumbuhan mikroalga juga perlu
merupakan salah satu perairan yang
diketahui agar dapat di mengerti
memiliki
karakteristik
keanekaragaman
jenis
keberadaanya
mikroalga yang tersebar dan belum
contohnya habitat yang tercemar
teridentifikasi jenis dan sebarannya.
sampah pada lokasi dan habitat yang
Belum
khusus
tidak tercemar sampah pada lokasi
Waduk
penelitian jenis Famili Mikroalga apa
adanya
mengenai
kajian
mikroalga
Wonorejo. Melihat
di hal
tersebut,
yang dapat di temukan.
maka perlunya dilakukan penelitian
Adapun
tujuan
dalam
ini untuk mengetahui komposisi
penelitian ini adalah sebagai berikut:
jenis,
(1)
kepadatan dan sebaran di
Waduk
Wonorejo
Pengungkapan
tersebut.
kekayaan
jenis
untuk
mikroalga
mengetahui yang
mendominasi
perairan Waduk Wonorejo, (2) untuk
mikroalga di suatu daerah perairan
mengetahui
adalah
mikroalga di Waduk Wonorejo.
penting
guna
mendasari
jenis
keanekaragaman
pemanfaatnya baik untuk kebutuhan
II.
METODE Penelitian
ini
bersifat
metode purposive sampling. Sampel
deskriptif eksploratif, Menurut (
diambil pada 5 titik pada setiap
Arikunto, 2002 ) penelitian deskriptif
lokasi yang telah ditentukan waduk
eksploratif
untuk
wonorojo. Jarak antar plot ± 1 km2,
suatu
pengambilan sample dibuat dengan
fenomena, dalam penelitian ini tidak
ukuran 1 m x 1 m. Pengambilan
dimaksud untuk menguji hipotesis
sampel menggunakan botol dengan
tertentu
3 kali ulangan.
bertujuan
menggambarkan
keadaan
tetapi
hanya
menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan. Metode penelitian
penentuan
dengan
Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
lokasi
menggunakan
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
a. Populasi
yang
diamati
berupa
Kaca objek, Kaca penutup, Pipet
mikroalga yang terdapat di perairan
tetes, Mikroskop, Kamera.
Waduk Wonorejo b. Sampel
yang
sampel air
Teknik diamati
berupa
yang diambil
dari
dengan indeks keanekaragaman dari
bahan
dalam
keanekaragaman adalah:
Shannon-Winner yaitu :
dan
digunakan
Data
Keanekaragaman mikroalga dihitung
Waduk Wonorejo. Alat
Analisis
yang
1. indeks keanekaragaman.
penelitian
mikroalga
Sample
air
2. Indeks keseragaman.
ini
3. Kepadatan populasi.
Waduk
4. Kepadatan relatif.
Wonorejo, Termometer air, pH air,
5. Indeks dominansi.
III. HASIL DAN KESIMPULAN Mikroalga
berhasil
sedang dan stabilitas komunitas sedang,
diidentifikasi dalam penelitian ini terdiri
karena H’= 1-3 ( shannon-wiener ).
dari
keanekaragaman spesies yang ditempati
3
yang
Devisi
yaitu
Chlorophyta,
Cyanophyta dan Chrysophyta, Chlrophyta
masing-masing
terdiri
setiap lokasi memiliki kondisi ekosistem
dariclassis
Zygnematophyceae,
Chlropyhceae,
Cyanophyta
individu
berbeda-beda.
terdiri
yang berbeda pada lokasi pengambilan
dari classis Cyanophyceae, sedangkan
sampel 1,2,4 dan 5 terdapat banyak pohon
Chrysophyta
besar yang menutupi masuknya cahaya
terdiri
dari
classis
bacillariophyceae.
matahari ke perairan tersebut serta terdapat limbah
Indeks Keanekaragaman (H’)
organik
maupun
organik.
Sedangkan pada lokasi ke-3 mempunyai
nilai indeks keanekaragaman (H’)
suhu
yang
tinggi,
sehingga
Indeks
perairan
Waduk
mikroalga dengan rumus Shannon-Winner
keanekaragaman
didapatkan
keseluruhan
Wonorejo dikatakan sedang, karena di
keanekaragaman mikroalga yaitu nilai H’
pengaruhi kondisi perairan tersebut mulai
=
dari ekosistem perairan, suhu maupun pH
1,079328,
menunjukkan
jumlah
hal indeks
tersebut
dapat
keankaragaman
di
air.
mikroalga di Waduk Wonorejo tergolong Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
wonorejo memiliki jumlah kepadatan yang
Indeks Keseragaman(E) nilai
indeks
keseragaman
(E)
bervariasi. Pada lokasi penelitian banyak di
mikroalga di waduk wonorejo di dapatkan
temukan
limbah
nilai
anorganik
maka
E=
0,05214.
Berdasarkan
hasil
organik
maupun
Chorellace
memiliki
penghitungan indeks keseragaman tersebut
indeks kepadatan yang tinggi dikarenakan
menunjukkan
famili
rendahnya
nilai
Chrellace
dapat
hidup
dan
keseragaman, karena E = < 0,3 ( krebs)
berkembang pada perairan yang tercemar,
familia Naviculace merupakan jenis yang
berdasarkan penelitian dari Wijaya, 2009
memiliki keseragaman yang tinggi pada
Chorellace dapat hidup pada kisaran suhu
perairan Waduk Wonorejo Kabupaten
30C0-350C dan 200C-300C. Hal tersebut
Tulungagung.
lokasi
sesuai dengan suhu yang di temukan pada
pengambilan sampel di dapatkan kondisi
lokasi penelitian di Waduk Wonorejo yaitu
ekosistem
280 C-290 C.
Karena
perairan
pada
yang
banyak
di
temukan ranting pohon, daun kering, sehingga
menunjukkan
Naviculace
Indeks Kepadatan Relatif (KR) indeks
kepadatan
relatif
dengan
merupakan mikroalga yang dapat hidup
menggunakan rumus dari Brower et al.,
pada perairan
yang tercemar limbah
1990 dalam Fadli et al., 2012. Nilai
organik, dan naviculace juga dapat hidup
kepadatan relatif rendah pada waduk
dengan kisaran pH 4,5-8,5 yang sesuai
wonorejo adalah famili chroococcace yaitu
dengan pH yang ada pada perairan Waduk
nilai KR= 0,001464 sedangkan indeks
Wonorejo yang berkisar antara 6-7. hal
kepadatan yang tinggi adalah chlorellace
tersebut
yaitu nilai KR= 0,500732. Dari hasil
berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan oleh Wijaya, 2009.
penghitungan tersebut dapat diketahui
Indeks Kepadatan populasi (k)
Jumlah dari kepadatan relatif adalah KR =
Indeks kepadatan populasi mikroalga di
Waduk
Wonorejo
0,7 = 70%, yang menunjukkan mikroalga
Kabupaten
termasuk kedalam tingkatan sedang karena
didapatkan
Familia
dilihat berdasarkan 50% - 70 % ( Brower
memiliki
kepadatan
). Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu pada
tinggi dengan jumlah nilai k=38 sedangkan
lokasi penelitian berkisar 28-290 C. Famili
yang memiliki populasi rendah adalah
Chlorellace selain dapat hidup pada lokasi
pada familia Chroococcace yaitu nilai k=
yang tercemar juga dapat tumbuh dengan
0,1111. Dari hasil penghitungan tersebut
baik pada suhu 200 C-300 C, sedangkan
menunjukkan
famili
Tulungagung Chlorellace
yang
mikroalga
di
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
waduk
chroococcace
memiliki
indeks
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kepadatan yang rendah di karenakan hanya
Kesimpulan
bisa hidup dan tumbuh terhadap kisaran
Berdasarkan
hasil
suhu yang lebih tinggi yaitu di atas 300 C
penelitian dan pembahasan yang
hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
telah diuraikan, dapat diambil
dilakukan oleh Wijaya, 2009.
kesimpulan bahwa (1) Mikroalgae
Indeks Dominasi (C)
yang berhasil diidentifikasi dalam
indeks dominan yang di dapatkan yaitu nilai C = 0,4000.
Berdasarkan
penelitian ini terdiri dari 3 Devisi yaitu Chlorophyta, Cyanophyta
kriteria rumus krebs indeks kepadatan
dan
populasi berada pada C ≤ 0,5. hal tersebut
terdiri dari classis Chlropyhceae,
menunjukkan tidak ada spesies yang
Zygnematophyceae, Cyanophyta
mendominasi spesis lainnya. Namun ada
terdiri dari classis Cyanophyceae,
mikroalga yang memiliki jumlah lebih
sedangkan
banyak dari famili lainnya yaitu famili
dari classis Bacillariophyceae. (2)
Chlorellace dengan nilai C= 0,2507. Famili
Setelah
Chlorellace memiliki nilai yang tinggi
penghitungan
dikarenakan famili tersebut dapat hidup
tidak
dan
mendominasi
tumbuh
dalam
berbagai
kondisi
Chrysophyta,
Chlrophyta
Chrysophyta
terdiri
melalui
rumus
dapat
diketahui
ada
famili famili
yang lainnya
ekosisem perairan yang tercemar oleh
namun ada famili mikroalgae
limbah anorganik maupun organik, suhu
yang mmiliki jumlah lebih tinggi
pada lokasi penelitian di Waduk Wonorejo
dari famili lainnya di perairan
tersebut juga sesuai dengan tempat hidup
Waduk Wonorejo, Tulungagung.
0
0
Chlorellace yaitu 28 C-29 C. (Wijaya,
yaitu
2009).
dengan
pada nilai
famili indeks
chlorellace dominan
0,2507
IV. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Firstyananda, P. 2012. Komposisi dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Tiga Lokasi Aliran Sungai Sumber Kuluhan Jabung, Kabupaten Magetan. Tersedia: Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
http://biologi.fst.unair.ac.id, diunduh 10 April 2016 pukul 16.00 WIB. Pirzan, A. Marsambuana, Petrus R. PongMasak. 2008. Hubungan Keragaman Fitipangton dengan Kualitas Air di Pulau Bauluang, Kabupaten Takalar, Sulawesi simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Selatan. IX (3). Tersedia: https://www.biodiversitas.ac.id, Diunduh: 10 Juni 2015 pukul 10.36 WIB. Indriyani, Dwi., Prof. DR. Ir. Nadjadji Anwar, MSc2, Dr. Ir. Edijatno. 2009. Optimasi Operasional Waduk Wonorejo sebagai Waduk Serbaguna Menggunakan Program Dinamik. Surabaya. Tersedia: https://atpw.files.wordpress.com, Diunduh 3 Maret 2016 pukul 09.00 WIB.
Novi Damayanti | 12.1.01.06.0065 FKIP – Pendidikan Biologi
Wijaya, H. K. 2009. Komunitas Perifiton Dan Fitoplangton Serta Parameter Fisika-Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air Di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB: Bogor. Tersedia: http://fitoplangton,Wijaya.web.IPB. ac.id. diunduh 18 januari 2017 pukul 20.16 WIB.
simki.unpkediri.ac.id || 8||