HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7 –9 TAHUN Tri Ratnaningsih Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto email:
[email protected]/ Telp: 085648631672 ABSTRAK Karies adalah penyakit jaringan keras gigi disebabkan oleh jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi karies gigi adalah pola makan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian karies gigi pada anak usia 7-9 tahun. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 32 siswa yang menderita karies gigi di SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo. Teknik sample menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner untuk pola makan, sedangkan untuk karies gigi menggunakan lembar observasi. Pengolahan dan analisa data menggunakan program SPSS dengan menggunakan cross tabulasi dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian terhadap responden dengan pola makan baik sebanyak 1 anak (3,1%), pola makan sedang 7 anak (21,9%), pola makan kurang 10 anak (31,2%), dan pola makan defisit sebanyak 14 anak (43,8%). Karies gigi dengan hasil yaitu karies gigi ringan sebanyak 7 anak (21,9%), karies sedang 9 anak (28,1%),dan karies gigi berat sebanyak 10 anak (50,0%). Pada uji cross tabulasi diperoleh hasil pola makan defisit cenderung memiliki karies gigi berat yaitu 13 anak (40,6%), sedangkan pola makan baik cenderung memiliki karies gigi ringan 1 anak (10% ) yang berarti terdapat hubungan pola makan dengan kejadian karies gigi pada anak usia 7-9 tahun. Dalam hal ini petugas kesehatan bersedia memberikan penyuluhan maupun konseling secara mendetail tentang karies gigi dan pola makan yang baik agar anak terhindar dari karies gigi. Untuk orang tua juga lebih memperhatikan dan menjaga pola makan dan kesehatan gigi dan mulut anak. Kata Kunci : pola makan, karies gigi, anak sekolah usia 7-9 tahun. RELATIONSHIPS DIET WITH GENESIS DENTAL CARIES IN CHILDREN AGES 7-9 YEARS ABSTRACT Caries is a disease of dental hard tissue, caused by microorganisms in a carbohydrate that can be fermented. One of the factors that affect dental caries is diet. This study aimed to analyze the relationship between diet and the incidence of dental caries in children aged 7-9 years. This type of research is an analytic correlation with cross sectional approach. The population in this study were 32 students who suffer from dental caries in SDN Mindu Gading, Tarik subdistrict of Sidoarjo Regency. Sample using total sampling technique. The data collection is done by using a questionnaire on diet, whereas for dental caries using observation sheet. Data processing and analysis using SPSS program using cross tabulation and then presented in table form and narrative. The study, of respondents with a good diet as much as 1 child (3.1%), eating patterns were 7 children (21.9%), eating less in 10 children (31.2%), and eating patterns deficit of 14 children ( 43.8%). Dental caries and dental caries result that the light as much as 7 children (21.9%), caries were 9 children (28.1%), and severe dental caries by 10 children (50.0%). On the test of cross tabulation result dietary deficits are likely to have severe dental caries namely 13 children (40.6%), while a good diet are likely to have dental caries mild one child (10%), which means that there is a relationship diet and the incidence of dental caries in children aged 7-9 years. In this case health care workers are willing to provide education and counseling in detail about dental caries and a good diet so that children avoid dental caries. For parents too much attention and maintain your diet and dental health of children. Keywords: diet, dental caries, school children ages 7-9 years Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
anak-anak juga kurang mengerti dan
PENDAHULUAN Kesehatan
gigi
dan
mulut
merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Masalah kesehatan gigi dan mulut masih perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat, salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama pada anak-anak ialah karies gigi ( Hiranya, 2012). Fenomena saat ini anak-anak yang memasuki usia sekolah umumnya mempunyai resiko terhadap karies yang tinggi, karena pada usia ini memiliki
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan dan minuman kariogenik (seperti : permen, coklat, biscuit, dll). Anak-anak
pada
usia
ini
masih
tergantung pada orang dewasa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Ketika orang tua tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anak serta tidak mengajarkan anak untuk menjaga kesehatan giginya dengan menggosok gigi, maka anak-anak tidak akan menjaga kesehatan giginya, selain itu
mengetahui
cara
memelihara
kesehatan mulut dan gigi yang benar. Prevalensi kejadian karies gigi pada
anak
menurut
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003
menyatakan
angka
kejadian
karies pada anak masih sebesar 6090%. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
tahun
2013
menyebutkan bahwa prevalensi ratarata penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut sebesar 25,9%, dimana prevalensi karies melalui pemeriksaan Decayed,
Missing,
(DMF-T) untuk
Filled
Teeth
rata-rata nasional
sebesar 4,6% yang berarti rata-rata penduduk Indonesia telah mengalami kerusakan gigi sebanyak 460 buah gigi 100 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 20 November 2015, melalui wawancara dengan jumlah 10 siswa yang berusia 7-9 tahun, diketahui bahwa terdapat 70% siswa mengalami karies gigi dan 30% tidak mengalami karies. Anak kelas
dua
sekolah
dasar
yang
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
mempunyai usia rata-rata 8 tahun
gigi.(Rahmadhan,2010)
merupakan salah satu kelompok usia
Karies gigi dapat dicegah secara
yang kritis untuk terkena karies gigi
dini
karena mengalami transisi pergantian
kebersihan gigi dan mulut, serta
gigi susu ke gigi permanen. Anak-anak
melakukan pemeriksaan berskala 6
pada
terhadap
bulan sekali hingga 1 tahun sekali,
perkembangan
selain itu pencegahan juga dapat
karies gigi karena memiliki kebiasaan
dilakukan dengan cara memperhatikan
jajan makanan dan minuman baik di
pola makan kita. Pola makan kita
sekolah maupun di rumah tanpa
sebaiknya menghindari makanan dan
mengetahui
minuman yang mengandung bahan
usia
ini
pertumbuhan
rentan
dan
makanan
tersebut
yaitu
dengan
menjaga
kariogenik atau tidak. Makanan yang
kariogenik
mudah melekat pada permukaan gigi
minuman yang mengandung gula atau
akan mempercepat proses terjadinya
sukrosa dan makanan yang sifatnya
karies gigi. Selain itu susu yang
lunak dan mudah melekat pada gigi
diminum sebelum tidur tanpa diikuti
(cokelat, biskuit, dll) karena dapat
dengan tindakan membersihkan gigi,
menyebabkan demineralisasi lapisan
juga dapat menyebabkan kerusakan
email. Makanan yang manis-manis
gigi.
dari
jika lama tertinggal didalam mulut
karies gigi adalah faktor host, faktor
akan merusak gigi namun semua itu
agen atau mikroorganisme dalam plak
dapat dicegah dengan cara menggosok
gigi, faktor subtract atau diet, dan
gigi secara teratur atau dengan cara
faktor waktu. Penyebab timbulnya
berkumur
kerusakan
mengkonsumsi makanan yang manis..
Faktor-faktor
gigi
penyebab
yang
lain
adalah
yaitu
cara
air
pengalaman karies gigi, kurangnya
(Ghofur. 2012)
penggunaan flour, oral hygieni yang
Kebiasaan
makanan
putih
anak-anak
atau
setelah
makan
buruk, jumlah bakteri, saliva, pola
makanan yang manis, kini dapat
makan dan jenis makanan juga sangat
diantisipasi dengan memberikan bahan
berpengaruh
pemanis alami dengan pelindung gigi
pada
kerusakan
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
yaitu
xilitol,
dapat
Kabupaten Sidoarjo yang menderita
dimetabolisme oleh bakteri perusak
karies gigi dengan jumlah 32 orang
gigi,
tidak
Dalam penelitian ini teknik sampling
diproduksi sehingga pH permukaan
yang digunakan adalah total sampling,
gigi terpelihara berada diatas 5,7.
yaitu dengan carapeneliti mendatangi
Untuk anak usia sekolah gigi susu
SDN
harus dapat dipertahankan selama 5-6
responden yang berusia 7-9 Tahun
tahun sampai berganti gigi tetap atau
yaitu sebanyak 32 responden. Dari 32
permanen. Pertumbuhan gigi bagi
responden tersebut peneliti mengambil
seorang
semua
maka
xilitol
senyawa
anak
tidak
asam
memang
perlu
Mindu
Gading
responden
mencari
untuk
dijadikan
diperhatikan agar gigi geligi dapat
populasi dalam penelitian. Penelitian
tumbuh
ini merupakan Jenis penelitian yang
secara
normal
dengan
memberikan makanan yang cukup
menggunakan
yaitu makanan
yang mengandung
dengan pendekatan cross sectional.
vitamin, protein dan mineral serta
Pengumpulan data diperoleh dengan
perawatan
yang
cara memberikan kuesioner tentang
semuanya
itu
teratur. tidak
Tentunya
lepas
dari
pola
analitik
makan
dan
korelasional
karies
gigi
pengawasan orang tua. (Mumpuni &
menggunakan data dari puskesmas.
Pratiwi, 2013).
Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan
pengolahan
data
dari
proses editing, coding, scoring dan
METODE PENELITIAN
tabulating Penelitian ini dilaksanakan di di
dan
dianalisa
dengan
menggunakan crosstabs.
SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik tanggal 11 Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SDN Mindu
Gading
Kecamatan
Tarik
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
HASIL PENELITIAN
2) `Data Khusus
1) Data Umum
a. Pola Makan pada anak usia 7-9
a. Umur
tahun
Tabel 4.1 Frekuensi responden berdasarkan umur di SDN Mindu Gading terletak di desa Tarik Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo Mei 2016.
Tabel 4.3 Pola Makan Pada Responden di SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui Berdasarkan
tabel
4.1
dapat
diketahui bahwa responden dengan umur 7 dan 9 tahun
memiliki
jumlah yang sama yaitu sebanyak 11responden
dengan
prosentase
34,4%
bahwa
hampir
responden
memiliki
pola
dari makan
defisit yaitu sebanyak 14 responden dengan prosentase 43,8%. b. Karies Gigi pada anak usia 7– 9 tahun
b. Jenis Kelamin Tabel 4.2 Frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo Mei 2016.
Tabel 4.4 Frekuensi Karies Gigi di SDN Mindu GadingKecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo Mei 2016.
Berdasarkan Berdasarkan
tabel
4.2
dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
setenggah
sebanyak
17
responden
tabel
4.4
dapat
diketahui bahwa hampir setenggah dari responden memiliki karies gigi berat yaitu sebanyak 14 responden dengan prosentase 43,8%.
dengan prosentase 53,1%.
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
c. Hubungan Pola Makan dengan
respondenmemiliki
pola
Kejadian Karies Gigi Pada Anak
defisitsebanyak
Usia 7 – 9 Tahun.
dengan prosentase 43,8%. Pola
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia7 –9 Tahun di SDN Mindu Gading Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo.
14
makan
responden
makan defisit adalah pola makan yang tidak baik dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan sehingga tidak
dapat
mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah dan
membantu
kesembuhan
penyakit (Ghofur,2012). Faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu : jenis kelamin,budaya, Berdasarkan silang
tabel
tentang
4.5
tabulasi
hubungan
pola
kepercayaan
dan
sosial
ekonomi,
dan
agama,
status
Personal
makan dengan tingkat karies gigi
preverence,
pada anak usia 7 – 9 tahun di SDN
makan, rasa kenyang, kesehatan.Hal
Mindu
ini disebabkan oleh beberapa faktor
Gading
dapat
diketahui
Rasa
lapar,
nafsu
bahwa, pola makan yang defisit
yaitu
memiliki karies gigi sedang 3
makan.Faktor pertama yaitu : jenis
responden
kelamin,
(21,4%)
berat
yaitu
sebanyak11 responden (78,6%).
jenis
kelamin,
nafsu
berdasarkan
teori
responden dengan pola
makan
defisit
cenderung
berjenis
PEMBAHASAN
kelaminnya laki-laki. Jenis kelamin
1.
laki-laki
Pola makan pada anak usia 7-
mempunyai
9 tahun di SDN Mindu Gading
kecenderungan
Kecamatan
makan, karena anak laki – laki
Tarik
Kabupaten
Sidoarjo Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hampir setenggah
lebih
banyak
mempunyai aktifitas yang banyak, mengakibatkan
mereka
sering
merasa lapar sehingga nafsu makan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
meningkat,sehingga makanan apa saja
akan
dimakan
entah
itu
2. Karies gigi pada anak usia 7-9 tahun di SDN Mindu Gading
makanan yang manis ataupun tidak,
Kecamatan
dan tidak memilih-milih makanan.
Sidoarjo
Tarik
Kabupaten
Berdasarkan penelitian ada juga,
Berdasarkan hasil penelitian
pola makan defisit dengan jenis
dapat diketahui bahwa hampir
kelamin
ini
setenggah dari responden memiliki
disebabkan karena rasa ingin makan
karies gigi berat yaitu sebanyak
yang berlebihan pada anak dan
14responden
sudah lebih aktif memilih makanan
43,8 %.Dikatakan karies berat
yang disukai. (Ghofur,2012) Anak-
yaitu karies yang meliputi gigi
anaklebih meyukai makanan yang
anterior
manis.
rasanya
karies. Kedalamannya karies sudah
menarik bagi anak kecil bentuk dan
mengenai pulpa.Karies merupakan
warnanya pun indah dipandang.
suatu penyakit jaringan keras gigi,
perempuan,
Sebab
hal
selain
Faktor kedua yaitu nafsu makan, berdasarkan
dengan
yang
prosentase
biasanya
bebas
yaitu email, dentin dan sementum,
wawancara
nafsu
yang
meningkat
ketika
aktivitas jasad renik dalam suatu
yang bertekstur
karbohidrat yang dapat diragikan.
manis dan cantik. Hal ini juga
Faktor-faktor penyebab dari karies
ditunjang dari kuesioner no 1,3,4,
gigi adalah faktor host, faktor
dan 6. Nafsu makan merupakan
agen atau mikroorganisme dalam
sensasi yang menyenangkan berupa
plak gigi, faktor subtrat atau diet,
keinginan seseorang untuk makan
dan
ketika seseorang tersebut melihat
timbulnya kerusakan gigi yang lain
makanan yang menarik dan enak
adalah pengalaman karies gigi,
untuk dimakan.
kurangnya penggunaan flour, oral
makan
anak
melihat
makan
disebabkan
faktor
hygieni
yang
oleh
waktu.
buruk,
suatu
Penyebab
jumlah
bakteri, saliva, pola makan dan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
jenis
makanan
juga
sangat
berpengaruh pada kerusakan gigi. Hal
disebabkan
makanan yang manis seharusnya
oleh
berkumur dengan air putih, tetapi
beberapa faktor yaitu pola makan,
tidak melakukannya, dan tidak
oral hygiene buruk. Faktor pertama
menggosok gigi dimalam hari, hal
yaitu pola makan, berdasarkan
ini ditunjang dari kuisoner no 8
hasil penelitian responden yang
dan 10. Menurut (Ireland,2006)
memiliki
berat
Kebersihan mulut yang buruk akan
cenderung pola makan defisit yang
mengakibatkan persentase karies
disebakan anak suka jajan secara
lebih
berlebihan
mekonsumsi
secara teratur dan benar setelah
makanan yang manis, dingin, dan
makan dan menjelang tidur untuk
tidak
makanan
pencegahan terjadinya karies gigi,
dikonsumsi
akan lebih baik lagi bila dilakukan
dapat menyebabkan karies tidak.
setiap usai makan atau berkumur-
Menurut (Sondang,2008) Pengaruh
kumur setalah makan makanan
pola makan dalam proses karies
yang manis. Agar makanan setelah
biasanya lebih bersifat lokal dari
dikonsumsi tidak melekat pada gigi
pada sistemik, terutama dalam hal
sehingga dapat menimbulkan plak
frekuensi
mengonsumsi
dan merubah ph yang berada
makanan
didalam mulut menjadi asam yang
manis pada waktu senggang jam
dapat menyebabkan terganggunya
makan
berbahaya
keseimbangan kondisi di sekitar
daripada saat waktu makan utama.
mulut, diikuti dengan terjadinya
Di antara periode makan, saliva
demineralisasi yang akan yang
akan bekerja menetralisir asam dan
akan
membantu proses remineralisasi.
jaringan gigi didalamnya sehingga
atau
ini
wawancara anak setelah makan
karies
gigi
dan
memperdulikan jajanan
yang
dalam
makanan,Konsumsi
akan
lebih
Faktor kedua yaitu oral hygiene yang
buruk,
berdasarkan
tinggi,
berlanjut
menggosok
pada
gigi
jaringan-
terbentuklah lubang (kavitas) yang sering disebut karies gigi. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
3. Hubungan pola makan dengan
kerusakan gigi yang lain adalah
kejadian karies gigi pada anak
pengalaman karies gigi, kurangnya
usia 7-9 tahundi SDN Mindu
penggunaan flour, oral hygieni
Gading
yang buruk, jumlah bakteri, saliva,
Kecamatan
Tarik
pola makan dan jenis makanan
Kabupaten Sidoarjo Berdasarkan hasil crosstabs
juga
sangat
berpengaruh
pada
pada tabel 4.5 tentang hubungan
kerusakan gigi. Pola makan yang
pola makan dengan kejadian karies
baik
gigi pada anak usia 7-9 tahun di
mengkonsumsi
makanan
SDN Mindu Gading Kecamatan
mengandung
gula
secara
Tarik Kabupaten Sidoarjo dapat
berlebihan,
waktu
makan
diketahui bahwa, pola makan yang
sebaiknya tidak saat menjelang
defisit memiliki karies gigi ringan
tidur,
3
tidursebaiknya
(21,4%)dan
(78,6%).
karies
Pola
berat11
makan
seharusnya
jika
tidak
makan
yang
sebelum
setelah
makan
baik
menggosok gigi agar makanan
memiliki karies gigi ringan 1
tidak melekat pada gigi, dan
(100%), dan pola makan sedang
kebiasaan menggosok gigi yang
memiliki karies gigi ringan 6
benar serta oral hygiene yang baik.
(85,7%) dan karies gigi sedang 1
Berdasarkan teori pendukung
(14,3%). Dengan hasil yang telah
yang
didapatkan tidak hanya pola makan
berdasarkan hasil penelitian yang
saja yang dapat mempengaruhi
didapatkan, maka responden yang
karies gigi pada anak, masih ada
pola makan defisit mempengaruhi
faktor-faktor
dapat
responden untuk menderita karies
gigi
gigi berat, sedangkan responden
lain
menyebabkan
yang karies
telah
makan
baik
dan
seperti.faktor host, faktor agen atau
yang
mikroorganisme dalam plak gigi,
mempengaruhi untuk menderita
faktor subtrat atau diet, dan faktor
karies gigi ringan. Hal ini dapat
waktu.Penyebab
dikatakan bahwa semakin baik
timbulnya
pola
dijelaskan
akan
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
pola
makan
responden
maka
makanan jajanan, baik yang ada di
semakin ringan tingkat karies gigi
rumah,
yang
tinggal hingga di sekolah. Anak
diderita
begitu
juga
sebaliknya.
di
lingkungan
tempat
yang sering mengkonsumsi jajanan
Menurut (beck 2011) makanan
yang mengandungi gula, seperti
yang mempengaruhi karies gigi
biskut, permen, es krim memiliki
dapat dilihat dari : Bentuk fisik,
skor karies yang lebih tinggi di
jenis hidratarang, dan kekerapan
bandingkan dengan anak yang
konsumsi.Pengaruh pola makan
mengonsumsi
dalam proses karies biasanya lebih
nonkariogenik
bersifat lokal dari pada sistemik,
buahan.
terutama
frekuensi
minum tidak hanya menimbulkan
mengonsumsi makanan. Anak dan
erosi, tetapi juga kerusakan gigi
makanan jajanan merupakan dua
atau
hal yang sulit untuk dipisahkan.
makanan
Anak
kegemaran
senggang jam makan akan lebih
mengkonsumsi jenis jajanan secara
berbahaya daripada saat waktu
berlebihan, setiap kali seseorang
makan utama. Di antara periode
mengonsumsi
makan,
minuman
dalam
hal
memiliki
makanan
yang
dan
mengandung
karbohidrat (tinggi sukrosa) maka
jajanan seperti
Frekuensi
karies
makan
gigi.
manis
saliva
buahdan
Konsumsi
pada
akan
waktu
bekerja
menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi.
beberapa bakteri penyebab karies
Oral hygiene yang buruk akan
di rongga mulut akan memulai
mengakibatkan presentase karies
memproduksi
gigi
terjadi
asam
demineralisasi
sehingga
lebih
tinggi,
salah
satu
yang
komponen terjadinya karies gigi
berlangsung selama 20-30 menit
yaitu plak yang berada dalam gigi.
setelah makan.(Sondang, 2008).
Untuk meningkatkan oral hygiene
Sehari-hari banyak dijumpai
yang baik dengan pemeriksaan gigi
anak yang selalu dikelilingi penjual
yang teratur, menjaga kesehatan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
mulut yang baik, dan menghindari
kesehatan gigi dan mulut anak
faktor-faktor terjadinya karies gigi.
dengan
cara
mengurangi
KESIMPULAN DAN SARAN
konsumsi makanan manis, asam,
Kesimpulan
dingin, mudah melekat pada gigi,
1. Sebagian besar responden di SDN
dan menggosok gigi secara teratur
mindu gading kecamatan tarik
agar karies gigi dapat dicegah dan
kabupaten
ajarkan berkumur-kumur setiap
sidoarjo
mengalami
pola makan defisit.
selesai makan.
2. Hampir setengahnya responden di
2.
SDN mindu gading kecamatan tarik
kabupaten
Responden
sidoarjo
anak dengan
3. Adanya hubungan pola makan kejadian
karies
cara mengurangi
konsumsi makanan manis, asam,
gigi,
dingin, mudah melekat pada gigi,
dimana pola makan merupakan
seperti: permen, coklat, es krim,
faktor yang mempengaruhi karies
dll serta menggosok gigi secara
gigi. Semakin buruk pola makan
teratur agar karies gigi dapat
pada anak maka semakin besar
dicegah dan ajarkan berkumur-
besar beresiko karies gigi dan
kumur setiap selesai makan yang
semakin baik pola makan anak
manis.
makan semakin tidak beresiko atau
3.
beresiko ringan terjadinya karies
Bagi Tempat Penelitian Pihak
gigi.
mengadakan
sekolah
diharapkan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut secara
Saran 1.
diharapkan
menjaga kesehatan gigi dan mulut
mengalami karies gigi sedang
dengan
Bagi responden
rutin kepada para siswa yang
Bagi Orang Tua
dibantu oleh petugas kesehatan.
Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan membatasi pola makan
anak
serta
menjaga
4.
Bagi Petugas Kesehatan Petugas kesehatan diharapkan mengadakan penyuluhan tentang Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
pola makan yang baik dan karies
yang dapat mempengaruhi status
gigi baik itu tanda gejala, sebab-
gizi pada anak.
akibat,
pencegahan
pengobatan
5.
dan
serta
memberikan
UCAPAN TERIMA KASIH 1.
Ketua Stikes Bina Sehat PPNI
contoh melakukan hygiene mulut
Kab.
dengan baik dan benar minimal 1
memberi
kesempatan
bulan sekali.
peneliti
untuk
Bagi Peneliti Selanjutnya
penelitian ini
Peneliti
Mojokerto
yang
telah kepada
melakukan
selanjutnya
2.
Suami dan keluarga tercinta
diharapkan dapat mengembangkan
3.
Mahasiswi Acik Safitri yang turut
penelitian
ini
dengan
menghubungkan faktor-faktor lain
berkontribusi dalam melakukan penelitian
DAFTAR PUSTAKA 1
Depkes RI, Riset kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013, Depkes RI, Jakarta, 2013. 2 Rahmadhan, A. G. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut, Agromedia Pustaka, Jakarta, 2010. 3 Ghofur, A.Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut, Mitra Buku, Jogjakarta, 2012. 4 Mumpuni, Y., & Pratiwi, E. Masalah Dan Solusi Penyakit Gigi Dan Mulut, Rapha Publising, Yogyakarta, 2013. 5 Sondang, P., & Hamada , T., Menuju Gigi Dan Mulut Sehat
Pencegahan dan Pemeliharaan Terbitan 1, USU Press, Medan, 2008. 6 Ireland, R. Clinical Text Book Of Dental Hygiene And Theraphy, Isted Uk Black Well Munkgaard, 2006. 7 Beck, M. E., Ilmu Gizi Dan Diet, Andi, YEM, Yogyakarta, 2011. 8 Hiranya, M. P. (2012). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2