Jurnal Ilmu Kesehatan Anak VOLUME 2
Desember 2013
NOMOR 1 Naskah Asli
Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak di RSUP Sanglah Denpasar Irene, Ketut Dewi Kumara Wati Abstrak Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah menjadi masalah global dan mengenai seluruh usia. Penularan dari Ibu-ke-bayi mendominasi infeksi HIV pada bayi dan anak-anak. Makin banyak perempuan usia produktif terinfeksi HIV di Indonesia mengakibatkan peningkatan jumlah anak terinfeksi HIV. Pemahaman yang lebih baik dari spektrum klinis diperlukan untuk meningkatkan luaran terapi. Tujuan. Menggambarkan karakteristik infeksi HIV pada anak-anak dan faktor yang terkait dengan kematian. Metode. Studi potong lintang analitik dilakukan pada bulan September 2009. Data diperoleh dari register Divisi Alergi Imunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, RS Sanglah dan catatan medis pasien. Semua anak yang terinfeksi HIV di bawah 12 tahun dalam register dimasukkan sebagai subjek. Hasil. Infeksi HIV pada anak perempuan terjadi dalam jumlah yang sama dengan anak laki-laki. Rerata usia saat diagnosis adalah 14 bulan (interkuartil 7,75-32,75 bulan). Sebagian besar pasien kurang gizi (46,3%) dan lahir secara spontan (79,6%). Kebanyakan pasien yang disajikan dalam Stadium klinis WHO IV (51,9%) dan imunodefisiensi berat (75,0%). Lebih dari setengah menunjukkan hepatosplenomegali (66,1%), demam menetap dengan kausa tidak jelas (61,1%), dan kandidiasis oral diluar periode neonatal (77,8%). Sebanyak 44,4% pasien meninggal pada saat penelitian. Setelah menyesuaikan jenis kelamin, usia, menyusui dan berat lahir, stadium klinis adalah satu-satunya faktor yang dikaitkan dengan hasil (P = 0,013). Simpulan. Sebagian besar pasien muncul dengan stadium klinis berat pada usia yang sangat dini. Temuan ini menyiratkan pentingnya deteksi dini, karena stadium klinis saat diagnosis berkaitan dengan luaran terapi secara bermakna. JIKA.2013:2(1);11-19 Kata kunci: Infeksi HIV, stadium klinis,imunodefisiensi
Abstract Background. Human Immunodeficiency Virus (HIV) infection had become a concerning global problem across all age. Mother-to-child transmission dominates the mode of acquisition of HIV infection in infants and children. Growing numbers of infected women of productive age in Indonesia resulted in increasing numbers of infected children. Better understanding of the spectrum of clinical presentation is required to improve patients’ outcome. Objective. To describe the characteristics of HIV infection in children and factors associated with mortality. Methods. An analytic cross-sectional study was performed in September 2009. Data was acquired from the registry of the Division of Allergy-Immunology, Department of Child Health, Sanglah Hospital and patients’ medical records. All HIV-infected children under 12 years of age in the registry were included. Results. HIV infection occurred in girls in similar numbers than boys. Median age of presentation was 14 months (Interquartile 7.75 to 32.75 months). Majority of the patients were mildly malnourished (46.3%) and born spontaneously (79.6%). Most patients presented in Clinical Stage IV (51.9%) and severe immunodeficiency (75.0%). More than half showed hepatosplenomegaly (66.1%), unexplained persistent fever (61.1%), and oral candidiasis outside neonatal period (77.8%). 44.4% of patients had died at the time of the research. After adjusting sex, age, breastfeeding and birth weight, clinical staging was the only factor associated with outcome (P=0.013). Conclusion. Most of our patients presented with severe manifestations at very early age. These findings imply to the importance of early detection, as staging at presentation was significantly associated with outcome. JIKA.2013:2(1);11-19 Keywords: HIV infection, clinical staging, immunodeficiency
*Dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Denpasar, Indonesia.Permintaan Naskah cetak ditujukan kepada: Irene, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Sanglah Jl. Pulau Nias, Denpasar 80114.Tel./Fax.+62-361-244038/257387, email:
[email protected] JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 11
tahun 2009, hanya satu provinsi saja yang
I
nfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
adalah
penyakit
yang
disebabkan oleh virus HIV. Acquired
Immune
Deficiency
Syndrome
(AIDS)
merupakan penyakit yang menunjukkan sindrom defisiensi imun selular sebagai 1
akibat infeksi HIV. Penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena selain belum
tidak melaporkan didapatkannya kasus HIV/AIDS. Sampai dengan 2008, UNAIDS dan WHO memperkirakan sekitar 270.000 orang di Indonesia hidup dengan infeksi HIV, tiga kali lebih besar dari perkiraan 6 tahun yang lalu yang hanya sebesar 93.000 orang.6,7 Diperkirakan juga sebesar 51.000 infeksi baru terjadi setiap tahun di Indonesia.7
ditemukan vaksin dengan efektivitas tinggi untuk pencegahan, penyakit ini juga mempunyai fase asimtomatik yang cukup panjang dalam perjalanan penyakitnya, sehingga pola perkembangannya seperti fenomena gunung es.
2
ibu ke anak merupakan cara transmisi utama infeksi HIV. Di Indonesia angka transmisi dari ibu ke anak diperkirakan 0,61%.3,4Di
dilaporkan
adanya
Jakarta
peningkatan
HIV, dari 1,5% pada 2000 menjadi 2,7% pada 2001.5 Indonesia merupakan salah negara
dengan
pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi
HIV
untuk
pencegahan,
anak.
perbaikan
diagnosis
pertumbuhan
epidemi HIV tercepat di dunia. Infeksi HIV
Dengan
terjadi
dini,
upaya dan
penurunan
setengah dari 33 provinsi di Indonesia melaporkan adanya kasus HIV/AIDS. Pada
diharapkan
kejadian
serta
penderita infeksi HIV. Sampai saat ini belum didapatkan laporan tentang gambaran infeksi HIV pada anak di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik anak penderita infeksi HIV beserta faktor-faktor yang
berhubungan
dengan
luaran
penderita yang dirawat di RSUP Sanglah.
masih jarang sampai dengan pertengahan 1990, dan pada tahun 2000 hanya
demikian,
penurunan angka kematian bayi dan anak
Utara
persentase ibu hamil yang telah terinfeksi
satu
dituntut secepatnya untuk meningkatkan
penanganan infeksi HIV pada bayi dan
Pada bayi dan anak, transmisi dari
sebesar
Dari sisi medis, tenaga medis
Metode Penelitian dilakukan
potong di
Divisi
lintang
analitik
Alergi-Imunologi
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 21
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
Sanglah Denpasar pada bulan September
gizi baik (90-110%), gizi kurang
2009. Data subjek diambil dari register
(70-<90%), gizi buruk (<70%), gizi
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
lebih (>110%).
rekam
medis
penderita.
Populasi
4. Cara persalinan dibagi menjadi
terjangkau ialah semua anak berusia
spontan,
spontan
dengan
kurang dari 12 tahun dengan infeksi HIV
tindakan, dan sectio caesaria.
yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar
5. Pemberian ASI oleh ibu kandung
sejak Januari 2005-Agustus 2009. Semua
kepada penderita, yaitu diberikan
anak yang tercantum dalam register
dan tidak diberikan.
diikutsertakan dalam penelitian.
6. Berat badan lahir dibagi menjadi
Definisi Operasional Variabel
dua, yaitu <2.500 dan ≥2.500.
1. Infeksi HIV: hasil positif uji virologis
7. Stadium
klinis
WHO
dengan Polymerase Chain Reaction
dikelompokkan menurut kriteria
Ribonucleic Acid (PCR RNA) pada
WHO8 sesuai dengan stadium
anak usia 0 sampai 12 tahun,
tertinggi berdasarkan manifestasi
dan/atau
test
klinis, yaitu Stadium I, II, III, dan IV.
Enzyme-linked
8. Status ayah dan ibu saat diagnosis
Immunosorbent Assay (ELISA) pada
ditegakkan, dibagi menjadi tiga,
anak di atas 18 bulan sampai 12
yaitu hidup, meninggal, dan tidak
tahun, atau diagnosis presumtif
diketahui.
Rapid
dengan
antibody
pada usia kurang dari 18 bulan. 2. Umur
anak
saat
9. Klasifikasi imunodefisiensi terkait
diagnosis
HIV berdasarkan persentase hitung
ditegakkan, dibagi menjadi empat,
CD4 menurut WHO8dibagi menjadi
yaitu 0-11 bulan, 12-35 bulan, 36-
empat,
59 bulan, dan ≥60 bulan.
ringan, lanjut, dan berat.
3. Status gizi berdasarkan persentase
yaitu
10. Persentaselimfosit
berat badan aktual dibandingkan
diagnosis
dengan
persen (%)
berat
badan
ideal
terhadap tinggi badan berdasarkan
tidak
11. Luaran:
T
signifikan, CD4+saat
ditegakkan,
kondisi
dalam
hidup
atau
penderita
saat
grafik CDC 2000. Berdasarkan
meninggalnya
kriteria Waterlow, dibagi menjadi
penelitian dilakukan. JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 13
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
Penelitian dilakukan setelah disetujui oleh
Tabel 1. Karakteristik penderita HIV-AIDS Variabel
Komite Etik. Data yang diperoleh dianalisis
Frekuensi
Jenis kelamin, laki-laki
dengan menggunakan program komputer.
24 (44,4) (n, %)
Data deskriptif ditampilkan dalam bentuk
Umur, bulan (n, %)
tabel maupun narasi. Analisis multivariat
- 0-11 - 12-35 - 36-59 - ≥60
dilakukan dengan analisis regresi logistik. Nilai P<0,05 dan interval kepercayaan 95%
23 (42,6) 20 (37,0) 8 (14,8) 3 (5,6)
Status gizi (n, %)
dianggap sebagai kemaknaan statistik.
- Gizi baik - Gizi kurang - Gizi buruk - Gizi lebih
Hasil Dari register didapatkan 54 anak yang
17 (31,5) 25 (46,3) 11 (20,4) 1 (1,9)
Cara Persalinan (n, %)
mengalami infeksi HIV. Median usia saat
- Spontan - Spontan dengan tindakan - Sectio caesaria
43 (79,6)
7,75-32,75). Rerata status gizi ialah 82,5%
Pemberian ASI (n, %)
48 (88,9)
± 13,4%, yang termasuk dalam kriteria gizi
Berat badan lahir (gram)
kurang menurut Waterlow. Pada anak
(n, %)
yang mendapatkan ASI, median lama
Stadium Klinis WHO (n, %)
diagnosis ialah 14 bulan (Interquartile
2 (3,7) 9 (16,7)
- < 2.500
pemberian
ASI
ialah
9,5
5 (9,3)
-I - II - III - IV
bulan
(Interquartile 1,75-19,25). Karakteristik
1 (1,9) 5 (9,3) 20 (37,0) 28 (51,9)
subjek tercantum dalam Tabel 1. Saat diagnosis, 18,5% dari ayah penderita telah
Gejala klinis penderita yang terdeteksi
meninggal dunia dan hanya 1,9% dari ibu
saat presentasi awal saat diagnosis dapat
penderita yang telah meninggal dunia.
dilihat pada Tabel 2. Lebih dari separuh
Saat diagnosis, pada ayah didapatkan
penderita mengalami hepatosplenomegali
94,4% status HIV positif dan 1,9% negatif.
(66,1%), demam persisten yang tidak
Sedangkan pada ibu, positif pada 96,3%.
dapat
Selebihnya status HIV tidak diketahui.
kandidiasis oral di luar masa neonatal
diterangkan
(77,8%).
Dari
54
(61,1%),
penderita
dan
yang
tercantum di register, pada 44 (81,5%) penderita telah dilakukan pemeriksaan persentase CD4+. Median persentase CD4+ ialah
11,5%
(Interquartile
2,25-20,5).
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 14
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
Klasifikasi
imunodefisiensi
penderita
berdasarkan hitung CD4+ tercantum pada
Tabel 3. Klasifikasi imunodefisiensi terkait HIV berdasarkan persentase CD4
Tabel 3.
Klasifikasi Imunodefisiensi
Tabel 2. Gejala klinis yang ditemukan saat diagnosis Gejala klinis
Frekuensi
kandidiasis oral (di luar masa neonatal) demam persisten hepatosplenomegali diare persisten limfadenopati generalisata persisten anemia dan/atau lekopenia dan/atau trombositopenia lebih dari 1 bulan malnutrisi sedang pnemonia pneumocystis jiroveci erupsi papula pruritik pnemonia berat rekuren diduga bakterial malnutrisi berat TB paru infeksi saluran napas rekuren atau kronis infeksi bakterial rekuren berat (tidak termasuk pnemonia) Kriptosporidiasis pembesaran parotid mikosis diseminata TB ekstrapulmoner ulserasi oral rekuren asimtomatik cheilitis angularis Herpes Zoster kardiomyopati
42 (77,8) 33 (61,1) 33 (61,1) 27 (50,0) 24 (44,4) 22 (40,7)
Frekuensi
Tidak signifikan (n, %) Ringan (n, %) Lanjut (n, %) Berat (n, %)
Dari
54
2 (4,5) 2 (4,5) 7 (15,9) 33 (75,0)
penderita,
kondisi
terakhir
penderita diketahui pada 49 (90,7%) anak. Untuk
mencari
hubungan
antara
beberapa faktor dengan luaran (outcome) 19 (35,2) 16 (29,6) 15 (27,8) 12 (22,2) 11 (20,4) 10 (18,5) 9 (16,7) 6 (11,3) 4 (7,4) 3 (5,6) 2 (3,7) 2 (3,7) 2 (3,7) 1 (1,9) 1 (1,9) 1 (1,9) 1 (1,9)
pada anak yang terinfeksi HIV, dilakukan analisis
multivariat,
ternyata
faktor
stadium klinis saat diagnosis ditegakkan menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan luaran (P=0,013) (Tabel 4).
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 15
Tabel 4. Hubungan beberapa faktor dengan luaran penderita Hidup
Meninggal
Exp
(n=25)
(n=24)
(B)
-I - II - III -IV
1 5 11 8
0 0 7 17
Gender Laki Wanita
9 16
12 12
Umur, tahun 0-11 12-35 36-59 ≥60
7 11 5 2
14 6 3 1
Variabel
Stadium Klinis
Berat badan lahir, gram < 2500 ≥ 2500
2 23
IK 95%
P
4,076
1,349;12,313
0,013
1,201
0,323;4,470
0,785
1,261
0,598;2,661
0,542
1,000
0,999;1,002
0,594
3 21
Diskusi
ke anak tanpa profilaksis antiretroviral
Infeksi HIV pertama kali dilaporkan pada
(ARV) diperkirakan berkisar antara 15
anak pada tahun 1983 di Amerika. Infeksi
sampai 45%, dan dapat ditekan sampai
HIV
penyebab
kurang dari 2% dengan penggunaan ARV
kematian tertinggi akibat satu jenis agen
selama kehamilan dan saat melahirkan,
infeksius.
penggunaan
ini
500.000
dianggap
Setiap di
tahun
susu
formula
untuk
tahun
menggantikan ASI, dan cara persalinan
dan
terjadi
dengan sectio caesaria.9 Pada penelitian
700.000 infeksi baru pada anak. Pada
kami, tingginya persentase orang tua yang
tahun 2005 diperkirakan ada 2,1 juta anak
positif
di bawah 5 tahun yang terinfeksi HIV di
kemungkinan anak mendapatkan infeksi
seluruh dunia.1
HIV dari orang tuanya, yaitu dengan cara
karena
bawah
diperkirakan 15
meninggal
anak
sebagai
AIDS
Anak-anak dan
HIV
menunjukkan
besarnya
bayi terutama
transmisi ibu ke anak. Risiko infeksi HIV
mendapatkan infeksi HIV dari secara
melalui persalinan sectio caesaria tanpa
vertikal dari ibunya.3,4 Transmisi dari ibu
komplikasi
sebesar
19%,
dengan
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 61
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
komplikasi sebesar 38%, spontan tanpa
kasus). Pada orang dewasa, hal ini
komplikasi 25%, dan spontan dengan
dihubungkan
komplikasi
41%.10
perbedaan
kami
kecenderungan perilaku berisiko pada
menunjukkan persalinan pada sebagian
laki-laki dan perempuan.2 Pada kelompok
besar penderita dilakukan dengan cara
usia
spontan tanpa tindakan (79,6%). Pada
terutama terjadi secara vertikal dari ibu,
3,9% anak persalinan spontan dengan
belum
tindakan, yang mungkin berhubungan
kejadian menurut jenis kelamin, sesuai
dengan
dengan hasil penelitian kami, mana
adanya
Penelitian
dengan
komplikasi
dalam
persalinan.
anak-anak,
di
dilaporkan
mana
adanya
transmisi
perbedaan
jumlah anak perempuan dan anak laki
Pemberian air susu ibu (ASI)
mirip (55,6% vs 44,4%).
meningkatkan risiko transmisi HIV kepada
Proporsi
kasus
AIDS
yang
bayi sebesar 9-15%. Bila ketersediaan
dilaporkan oleh Departemen Kesehatan
susu pengganti ASI atau susu formula
sampai dengan 2006 pada kelompok usia
dapat dijamin, maka pemberian ASI oleh
kurang dari 1 tahun sebesar 0,45%, 1-4
ibu yang terinfeksi HIV dihentikan sama
tahun 0,85%, 5-14 tahun 0,27%, dan 15-18
sekali.11,12Pada penelitian ini sebanyak
tahun 2,71%.2Pada penelitian ini justru
88,9% anak pernah mendapatkan ASI
terlihat peningkatan jumlah penderita
dengan median durasi pemberian ASI
pada
selama 9,5 bulan. Dapat diduga bahwa
dibandingkan dengan kelompok usia lebih
pada sebagian besar penderita, orangtua
tua.
belum mengetahui status HIV pada saat
penelitian ini ialah 14 bulan (Interquartile
kehamilan sampai dengan masa setelah
7,75 sampai 32,75 bulan). Pada bayi yang
persalinan,
sehingga
terinfeksi HIV, dibutuhkan waktu untuk
intervensi
untuk
transmisi
HIV
tidak
dilakukan
mengurangi
pada
bayi,
risiko
termasuk
penghindaran pemberian ASI.
kelompok
Median
replikasi
virus
usia
usia
lebih
diagnosis
sampai
muda
pada
terjadinya
manifestasi klinis. Manifestasi klinis yang tampak pada usia awal ini menunjukkan
Sampai dengan akhir 2006, pada
infeksi HIV didapatkan pada usia yang
semua kelompok usia dilaporkan kejadian
sangat dini. Bila status HIV ibu diketahui
HIV/AIDS berbeda mencolok antara laki-
paling lambat saat persalinan, maka
laki (82% kasus) dan perempuan (16%
sebenarnya transmisi pascanatal dari ibu JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 17
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
ke anak dapat ditekan, meskipun sulit
samping itu, perbedaan ini juga semakin
untuk ditentukan dengan pasti waktu
mendukung luasnya spektrum manifestasi
transmisi terjadi selama kehamilan atau
klinis pada penderita HIV anak.
saat persalinan.9-10
Pada
Ekspresi klinis infeksi HIV ini sangat
penderita
saat
dapat
penelitian, diketahui
luaran
pada
49
bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai
penderita. Dengan analisis regresi logistik
dengan menunjukkan tanda dan gejala
untuk mencari hubungan beberapa faktor
yang sangat berat.8Pada penelitian ini,
dengan luaran penderita, didapatkan hasil
sebagian besar penderita saat presentasi
yang
menunjukkan gejala klinis sesuai dengan
stadium klinis saat presentasi (P=0,013).
Stadium Klinis IV (WHO) sebesar 51,9%.
Dari
hasil
tersebut
Pada 44 anak yang dapat dilakukan
kesimpulan
bahwa
pemeriksaan CD4+, 75,0% diklasifikasikan
diagnosis mengakibatkan keterlambatan
imunodefisiensi
ini
penanganan infeksi HIV beserta infeksi
menunjukkan deteksi penderita dilakukan
oportunistik yang menyertai, padahal
saat kondisi klinis sudah berat, di mana
penelitian
infeksi sekunder sudah terjadi di beberapa
penurunan mortalitas dengan pemberian
organ, kronis, dan berulang.
ART
berat.
Hal
Pada penelitian ini, manifestasi
bermakna
hanya
dapat
anak
faktor
diambil
keterlambatan
terdahulu
pada
pada
menunjukkan
yang
terinfeksi
HIV.14Penelitian terdahulu tentang faktor-
klinis yang paling banyak ditemukan pada
faktor
penderita ialah kandidiasis oral di luar
mortalitas
masa
al15menunjukkan bahwa mortalitas anak
neonatus
(77.8%),
yang
berhubungan oleh
yang
persisten yang tidak dapat dijelaskan
bermakna dengan kematian ibu, hitung
oleh
Shah13
CD4+ yang rendah, dan infeksi yang terjadi
manifestasi
klinis
Penelitian
menunjukkan predominan
ialah
hepatosplenomegali
saat
bayi,
dan
HIV
et
hepatosplenomegali (66.1%), dan demam
(61.1%).
terinfeksi
Newell
dengan
tidak
berhubungan
berhubungan
bermakna dengan riwayat mendapatkan
(48,6%),
dan
ASI.Penelitian oleh Lawn et al16yang
Perbedaan
ini
dilakukan di Afrika Selatan pada penderita
faktor
dewasa disimpulkan bahwa faktor yang
epidemiologi tuberkulosis setempat. Di
paling berperan pada kematian penderita
(51,1%),
limfadenopati
tuberkulosis mungkin
(43,4%). dipengaruhi
oleh
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 18
Irene: Karakteristik Penderita Infeksi HIV Anak Di RSUP Sanglah Denpasar
infeksi HIV ialah keterlambatan diagnosis
pemberian
yang
beratnya
kematian, penyebab kematian langsung
imunodefisiensi dan manifestasi klinis saat
pada penderita, dan durasi pemberian
diagnosis. Deteksi dini sangat diperlukan
ASI. Untuk hal ini diperlukan penelitian
untuk memperbaiki luaran penderita,
lebih lanjut. Selain itu, juga didapatkan
yaitu untuk menekan angka kematian
kemungkinan
anak yang terinfeksi.
(Berkson’s).
mengakibatkan
ART
bias
sampai
terjadinya
admission
rate
Kelemahan penelitian ini ialah tidak didapatkannya data tentang durasi
Daftar Pustaka 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Matondang CS, Kurniati N. Infeksi HIV pada bayi dan anak. Dalam: Akib AAP, Munasir Z, Kurniati N, editor. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2007; p. 379-416. Kurniasih N, Manullang E, Wardah, Anam MS, Istiqomah. Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun1997-2006. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI; 2006. Kordy F, Al Hajjar S, Frayha HH, Al-Khlaif R, AlShahrani D, Akthar J. Human immunodeficiency virus infection in Saudi Arabian children: transmission, clinical manifestations and outcome. Ann Saudi Med. 2006; 26:92-9. World Health Organization. Summary country profile for HIV/AIDS treatment scale-up [homepage on the internet]. c2005 [cited 2009 Sept 30]. Available from: http://www.who.int/hiv/HIVCP_IDN.pdf Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Millenium Development Goals. Jakarta: BAPPENAS; 2007. Indonesian Partnership Fund for HIV and AIDS. Bringing it together: How the Indonesian Partnership Fund for HIV and AIDS has helped strengthen the HIV response. Jakarta: UNDP; 2009. UNAIDS/WHO. Second independent evaluation 2002-2008: Country visit to Indonesia. Summary report.Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS; 2008. WHO. Management of HIV infection and antiretroviral therapy in infants and children. India: Who; 2006. WHO. Pocket book of hospital care in children: guidelines for the management of common illnesses with limited resources. Hong Kong: WHO; 2005.
10. Kuhn L, Stein ZA, Thomas PA, Singh T, Tsai WY. Maternal-infant HIV transmission and circumstances of delivery. Am J Public Health, 1994; 84:1110-5. 11. Mofenson LM, the Committee of Pediatric AIDS. Technical report: Perinatal Human Immunodeficiency Virus testing and prevention of transmission. Pediatrics. 2000; 106:e88. 12. Committee on Pediatric AIDS. Policy statement: HIV testing and prophylaxis to prevent mother-to-child transmission in the United States. Pediatrics. 2008; 122:1127-34. 13. Shah I. Age-related clinical manifestation of HIV infection in Indian children. J Trop Ped. 2005; 51:300-3. 14. Martino M, Tovo PA, Balducci M. Reduction of mortality with availability of antiretroviral therapy for children with perinatal HIV-1 infection. JAMA. 2000; 284:190-7. 15. Newell M, Coovadia H, Cortina-Borja M, Rollins M, Gaillard P, Dabis F. Mortality of infected and uninfected infants born to HIVinfected mothers in Africa: a pooled analysis. Lancet. 2004; 364:1236-43. 16. Lawn SD, Myer L, Harling G, Orrell C, Bekker LG, Wood R. Determinants of mortality and non-death losses from an antiretroviral treatment service in South Africa: implications for program evaluation. Clin Infect Dis. 2006; 43:770-6.
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 19