Jurnal Ilmu Kesehatan Anak VOLUME 2
Desember 2013
NOMOR 1 Naskah Asli
Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik Ni Made Adi Purnami, I Gusti Ayu Putu Nilawati Abstrak
Abstract
Latar belakang. Sindrom nefrotik merupakan penyakit kronis yang masih menjadi penyebab utama rujukan kepada dokter nefrologi anak. Tingginya angka kekambuhan akan memperburuk prognosis sindrom nefrotik. Faktor risiko kekambuhan perlu diketahui agar prognosis penderita dapat ditentukan sejak awal Tujuan. Untuk mengetahu faktor risiko terjadinya kekambuhan pada pasien sindrom nefrotik di bagian anak RSUP Sanglah Denpasar Metode. Penelitian retrospektif, data diambil secara sekunder dari rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah Denpasar dari bulan Januari 2011 sampai 31 Desember 2012. Analisis data dengan uji Kai-kuadrat dan analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 (IK 95%). Analisis multivariat dilakukan untuk mencari faktor risiko yang paling berpengaruh. Hasil. Didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara respon terhadap terapi steroid inisial, infeksi saat terdiagnosis, dan hematuria saat terdiagnosis dengan terjadinya kekambuhan pada sindrom nefrotik, dengan RO masing2 6,875; 0.078; 0,125, dengan p < 0,05. Simpulan. Respon terapi steroid saat terapi inisial, hematuria, dan infeksi bermakna secara statistik sebagai faktor risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik. JIKA.2013:2(1);39-48
Background. Nephrotic syndrome is a chronic disease that remains a major cause of pediatric nephrology referral. The high recurrence rate would worsen the prognosis of nephrotic syndrome. Risk factors for recurrence to know that the prognosis of patients can be determined early. Objective. To identify risk factors of relaps in nephrotic syndrome children at Sanglah Hospital Denpasar. Methods. A retrospective study was conducted. Data was extracted from medical records of inpatients and outpatients in Sanglah Hospital from January 2011 to December 31, 2012. Analysis of the data by Chi -squared test and bivariate analysis with α = 0.05 significance level (95% CI). Multivariate analyzes were performed to find the most influential risk factor. Results. There were statistically significant relationships between initial response to steroid therapy, infection, and hematuria when diagnosed with a recurrence of nephrotic syndrome, with OR 6.875; 0.078; 0.125, and p <0.05. Conclusion. Initial response to steroid therapy, hematuria, and infection as a statistically significant risk factor for relapse in nephrotic syndrome. JIKA.2013:2(1);39-48
Kata kunci: faktor risiko, kambuh, sindrom nefrotik
* Dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Denpasar, Indonesia. Permintaan Cetak ulang ditujukan kepada : Ni Made Adi Purnami, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah , Jl . P. Nias , Denpasar , Bali, Indonesia . Telepon / Fax . +62-361-244034/244038 .
Keywords: risk factors, relapse, nephrotic syndrome.
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 39
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
S
indrom nefrotik sampai saat ini
Berbagai faktor telah diteliti dan
masih merupakan penyebab
dianggap
utama rujukan kepada dokter
kekambuhan pada penderita sindrom
nefrologi
karena
nefrotik yaitu riwayat atopi, usia saat
kronisitas serta kompleksnya evaluasi
serangan pertama, jenis kelamin dan
dan penanganan penyakit tersebut.1-3
infeksi saluran pernapasan akut akut
Kejadian kambuh berulang pada anak
(ISPA) bagian atas yang menyertai atau
penderita
mendahului
anak
sindrom
nefrotik
perlu
merupakan
faktor
risiko
terjadinya
dicegah, karena akan memperburuk
kekambuhan.12,13 Sedangkan Penelitian
prognosis penderita akibat toksisitas
di Dhaka, yang merupakan negara
steroid
terjadi
sedang berkembang menyatakan jenis
kelainan
histopatologis
kelamin dan riwayat atopi bukanlah
non
minimal
merupakan faktor risiko terjadinya
dan
perubahan menjadi
kemungkinan
(glomerulosklerosis).4-9 Kekambuhan
kekambuhan pada sindrom nefrotik, sindrom
melainkan faktor rendahnya serum
nefrotik ditandai dengan terjadinya
albumin, infeksi saluran kencing, dan
proteinuria setelah mengalami remisi.
nilai serum kreatinin. 12-16
Kekambuhan
pada
pada sindrom nefrotik
Adanya perbedaan hasil dari
dapat dikategorikan menjadi 2 tipe
beberapa
yaitu kekambuhan tidak frekuen yang
mengenai faktor risiko kekambuhan
didasari dari timbulnya kambuh < 2 kali
pada
dalam setahun dan
peneliti ingin mencari faktor risiko
frekuen
jika
kekambuhan
ditemukan
penelitian
sindrom
sebelumnya
nefrotik,
membuat
terjadinya
lainnya seperti hematuria, hipertensi,
kambuh ≥ 2 kali dalam setahun.10,11
dan lamanya respon terhadap terapi
Pasien dengan relaps frekuen memiliki
steroid
risiko yang tinggi terhadap terjadinya
kekambuhan
efek toksis dari pengobatan akibat
menderita sindrom nefrotik di RSUP
pemakaian prednisone dengan dosis
Sanglah, sehingga dapat digunakan
saat terapi inisial dengan pada
anak
yeng
tinggi dalam jangka waktu lama.7
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 40
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
untuk
memberikan
penjelasan
mengenai prognosis kepada penderita. Metode
mengalami
remisi.
didefinisikan
Terapi
sebagai
inisial
pengobatan
sindrom nefrotik yang dimulai dengan
Studi retrospektif ini dilakukan di
pemberian
Bagian/SMF
60mg/m2/hari, dan diberikan selama 4
Ilmu
Kesehatan
Anak,
prednisone
RSUP Sanglah. Penelitian ini dilakukan
minggu.
dengan mengambil sampel selama 2
dengan ditemukannya sel darah merah
tahun, meliputi pasien sindrom nefrotik
dalam pemeriksaan sedimen urine
yang datang ke RSUP Sanglah melalui
lengkap. Early responder didefinisikan
rawat jalan dan rawat inap mulai
sebagai subyek yang menunjukkan
periode 1 Januari 2011 sampai dengan
respon terhadap terapi steroid berupa
31 Desember 2012. Jumlah sampel
remisi setelah pemberian terapi steroid
yang diperlukan pada penelitian analitik
selama ≤ 4 minggu. Late responder
tidak berpasangan adalah sebesar 30
didefinisikan
sampel. Kriteria inklusi pada penelitian
mengalami remisi setelah pemberian
ini adalah: (1) usia anak 1 – 12 tahun,
steroid selama > 4 minggu.
(2) sindrom nefrotik idiopatik yang
Hematuria
dosis
sebagai
Penelitian
didefinisikan
subyek
dilakukan
yang
dengan
memberikan respon baik terhadap
mengambil data sekunder dari rekam
pengobatan steroid. Kriteria eksklusi
medis anak yang terdiagnosis dengan
adalah
nefrotik
sindrom nefrotik di RSUP Sanglah
sekunder, yaitu sindrom nefrotik yang
selama 2 tahun. Data yang dikumpulkan
etiologinya berasal dari luar ginjal atau
adalah data sekunder berupa nama,
penyakit sistemik. Definisi kambuh
jenis kelamin, usia saat pertama kali
menurut kriteria International Study of
terdiagnosis, lamanya respon terapi
Kidney Disease in Children (ISKDC)
inisial, adanya infeksi saat pertama kali
adalah terjadinya kembali proteinuria >
terdiagnosis dan saat kekambuhan,
40 mg/jam/m2 atau albustix ++ atau
kekambuhan
lebih, selama 3 hari berturut-turut pada
terdiagnosis, dan klinis yang muncul
penderita
sindrom
dalam 6 bulan setelah
penderita sindrom nefrotik setelah
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 41
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
saat awal diagnosis (udem, hematuria,
sindrom nefrotik sebelum usia 6 tahun
hipertensi).
dan 15 subjek terdiagnosis sindrom
Pada
penelitian
dilihat
nefrotik setelah usia 6 tahun. Dari 29
hubungan antara variabel bebas infeksi
subjek penelitian, 10 subjek mengalami
yang menyertai diagnosis awal, klinis
remisi pada saat kontrol setelah masuk
hematuria
yang
rumah sakit dan 19 subjek terdata
menyertai diagnosis awal dan lamanya
mengalami kekambuhan. Karakteristik
respon terhadap terapi inisial dengan
umum subjek penelitian meliputi jenis
variabel terikat yaitu kekambuhan pada
kelamin, usia saat serangan pertama
sindrom
kali dan diagnosis dapat dilihat pada
dan
ini
hipertensi
nefrotik.
Untuk
mencari
hubungan antara variabel bebas infeksi
tabel 1.
saat diagnosis awal, klinis hipertensi dan
hematuria
yang
menyertai
diagnosis awal dan lamanya respon terapi terhadap steroid saat terapi inisial dengan variabel terikat sindrom nefrotik kambuh dilakukan analisis statistic dengan uji Fisher. Untuk menguji berbagai faktor risiko secara bersama-sama
digunakan
analisis
multivariat regresi logistik. Hasil Selama periode penelitian didapatkan 29 subjek yang memenuhi kriteria inklusi mendatangi RSUP Sanglah, baik sebagai pasien rawat inap ataupun rawat jalan. Subjek terdiri dari 18 anak laki – laki dan 11 anak perempuan. Empat
belas
subjek
terdiagnosis
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 42
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
Tabel 1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian Karakteristik
N=29
Jenis kelamin Laki-laki, n (%) Usia saat terdiagnosis <6 tahun, n (%) Diagnosis Remisi , n (%) Kambuh , n (%)
18(68) 14(48) 10(34) 19(65)
Hubungan antara kekambuhan dengan
infeksi
saat
terdiagnosis,
hipertensi saat terdiagnosis, hematuria
saat terdiagnosis, dan lamanya respon terapi inisial saat awal terdiagnosis dapat
dilihat
pada
tabel
2
Tabel 2. Faktor risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik Infeksi saat diagnosis Infeksi Tidak infeksi Hipertensi Ya Tidak Hematuria saat diagnosis Ya Tidak Respon steroid Early responder (≤4 minggu) Late responder (>4 minggu)
sembuh
kambuh
n
4 6
17 2
21 8
5 5
14 5
19 10
4 6
16 3
20 9
8
7
15
2
12
14
p 0.009
0.244
0.032
0.040
Tabel 2 menunjukkan faktor –
perbaikan klinis terhadap terapi
faktor risiko yang diduga berperan
steroid
menunjukkan
terhadap terjadinya kekambuhan pada
signifikan
sindrom nefrotik. Faktor infeksi saat
kekambuhan pada pasien
awal diagnosis, faktor hematuria saat
nefrotik dengan nilai p < 0.005.
awal diagnosis dan lamanya respon
Terjadinya infeksi saat awal diagnosis
sebagai
hasil faktor
yang risiko
sindrom
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 43
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
memiliki nilai OR sebesar 0.078 dengan
IK 95% 0.011-0.543.
Faktor hematuria saat diagnosis
hubungan
yang
bermakna
dengan
memiliki nilai OR sebesar 0.125 dengan
kekambuhan dengan nilai OR paling
IK 95% 0.021-0.731. Lama respon
besar yaitu sebesar 6.875 dengan IK
terahadap terapi steroid juga memiliki
95% 1.124-41.867.
Tabel 3. Analisis multivariat faktor risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik Variabel
OR
IK 95%
Infeksi saat diagnosis
0.069
0.782-682.476
Hematuria saat diagnosis
0.048
1.030-502.104
Respon steroid
0.998
0.006-14.296
dan penanganan penyakit. Sebagian Tabel 3 menunjukkan beberapa
besar sindrom nefrotik pada anak
variabel yang berpengaruh terhadap
memberikan respon yang baik pada
risiko
pada
sindrom
pengobatan awal dengan steroid.10,11
yang
memiliki
Namun sekitar 57% diantaranya
kekambuhan
nefrotik.
Variabel
kekuatan hubungan terkuat dengan
menunjukkan kekambuhan berulang
risiko kekambuhan adalah variabel
yang memerlukan pengobatan steroid
respon terhadap pengobatan steroid
yang berulang-ulang, hingga sebagian
saat terapi inisial yang memilki nilai OR
menunjukkan efek toksik.6,7,8 Angka
tertinggi dibandingkan variabel-variabel
kejadian pada laki-laki ditemukan lebih
yang lain dengan nilai OR 0.998.
tinggi dengan rasio 1:2 dengan kejadian
Diskusi Sindrom nefrotik sampai saat ini masih
terbanyak ditemukan antar usia 18 bulan sampai 6 tahun.
merupakan penyebab utama rujukan
Penelitian Lewis dkk (1989) dan
kepada dokter nefrologi anak karena
Kabuki dkk (1998) menyatakan adanya
kronisitas serta kompleksnya evaluasi
hubungan antara usia saat diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan dengan risiko kekambuhan di kemudian hari. JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 44
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
Usia
kurang
dari
4
tahun
saat
Hasil
dari
penelitian
kami
terdiagnosis dikatakan memiliki risiko
menunjukkan beberapa faktor yang
kekambuhan
sering
merupakan faktor risiko kekambuhan
dibandingkan dengan usia diatasnya.
pada sindrom nefrotik di Bagian Ilmu
Penelitian Moh. Syaifulah Noor dari
Kesehatan
Surabaya
menunjukkan
Denpasar.
berbeda,
dimana
yang
lebih
hasil
yang
Anak
RSUP
Sanglah
Penelitian
kami
tidak
ditemukan
menunjukkan respon pasien sindrom
yang
bermakna
nefrotik terhadap pemberian steroid
antara usia saat terdiagnosis dengan
saat terapi inisial merupakan faktor
risiko kekambuhan.17 Penelitian kami
risiko terkuat yang mempengaruhi
menunjukkan hasil yang sama dengan
terjadinya kekambuhan. Hasil ini sesuai
penelitian di Surabaya oleh M Noor
dengan
(2005) yang tidak menemukan hasil
sebelumnya seperti penelitian oleh
yang bermakna antara usia dengan
Koskimies, Vilska dan Rapola (Finlandia,
risiko kekambuhan. Hal ini mungkin
1982), penelitian oleh Constantinescu
dipengaruhi
et al (AAP, 2000) juga penelitian yang
adanya
hubungan
oleh
epidemiologi
dan
kesamaan
dermografi
dari
kedua lokasi penelitian. The
Study
of
penelitian
dilakukan oleh Mohamad Sjaifuleh Noer
International
beberapa
(Surabaya,
terhadap
terapi
2005).1,2,3
Respon
steroid
sering
Kidney Disease in Children (1982)
dihubungkan dengan tipe dari sindrom
menyatakan tidak ada hubungan yang
nefrotik, dimana sindrom nefrotik yang
bermakna antara jenis kelamin dengan
respon remisinya lebih cepat setelah
risiko
sindom
pemberian steroid sering ditemukan
juga
pada sindrom nefrotik tipe kelainan
ditunjukkan dari penelitian kami yang
minimal. Penelitian yang dilakukan
tidak menemukan adanya hubungan
International Study of Kidney Disease in
yang bermakna antara jenis kelamin
Children (ISKDC) menemukan 93% dari
dengan risiko kekambuhan sindrom
pasien yang respon terhadap terapi
nefrotik.
steroidnya baik merupakan sindrom
kekambuhan
nefrotik.2
Hal
yang
pada sama
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 45
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
nefrotik
kelainan
setelah
kami adalah infeksi saluran napas atas.
dilakukan pemeriksaan histopatologi.10
Hasil ini menyerupai penelitian dari
Tapi pada subyek penelitian kami tidak
Moorani
dilakukan pemeriksaan histopatologi,
menemukan sebanyak 62.88% anak
dan hal ini merupakan salah satu
mengalami
kelemahan penelitian kami.
nefrotik setelah didahului oleh infeksi
Infeksi
minimal
adalah
(Karachi,
2011)
kekambuhan
yang
sindrom
satu
terdiri dari infeksi saluran napas atas
penyebab morbiditas dan mortalitas
(54.4%), infeksi saluran cerna (22.34%),
pada pasien sindrom nefrotik. Pasien
infeki saluran kemih (8.17%), infeksi
dengan
kulit (2.1%) dan peritonitis primer
sindrom
salah
K
nefrotik
memiliki
kerentanan terhadap terjadinya infeksi
(4.9%).
bakteri ataupun viral, dan infeksi ini
Siegel dkk (1972), melaporkan
akan menimbulkan kekambuhan dan
bahwa hematuria yang terjadi saat awal
terjadinya resistensi terhadap steroid.
terdiagnosis memiliki hubungan yang
Kekambuhan pada sindrom nefrotik
signifikan
sering didahului oleh infeksi saluran
terjadinya kekambuhan pada sindom
napas,
dan
nefrotik.1,2 Hasil berbeda ditemukan
50-72%
oleh Constanniceu dkk (2000), dimana
infeksi
selulitis.
saluran
cerna
Diperkirakan
sebagai
dalam
negara berkembang didahului oleh
menemukan hubungan yang signifikan
infeksi terutama infeksi saluran napas
antara
atas. Tingginya jumlah infeksi yang
kekambuhan
mendahului kekambuhan pada sindrom
Penelitian kami menyerupai penelitian
nefrotik juga ditemukan di negara India,
dari Siegel dkk, dimana pada penelitian
Bangladesh.12,13,14
kami menemukan adanya hubungan
Penelitian kami menemukan adanya
yang signifikan antara klinis hematuria
hubungan
dengan
dan
yang
bermakna
antara
infeksi saat diagnosis, dan infeksi
hematuria
mereka
risiko
kekambuhan sindrom nefrotik anak di
Pakistan
penelitiannya
faktor
dengan
sindrom
kekambuhan
tidak
risiko
nefrotik.2
dengan
nilai
p<0.05 dan nilai OR sebesar 0.998.
terbanyak yang terdapat pada subyek JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 46
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan. Pengumpulan data dari register
pasien
Sindrom
Daftar Pustaka 1.
Nefrotik
Bagian Anak RSUP Sanglah Denpasar
2.
dapat menyebabkan terjadinya bias informasi. Pengambilan subjek hanya dilakukan selama 2 tahun yaitu sejak 1 Januari
2011
sampai
dengan
3.
4.
31
Desember 2012, hal ini menyebabkan penelitian ini kurang menggambarkan
5.
keadaan anak-anak yang dirawat di bagian
anak
secara
keseluruhan.
6.
Dibutuhkan penelitian dengan subjek penelitian lebih besar, waktu penelitian lebih
lama
dan
metode
7.
Kohort
Prospektif agar bias penelitian dapat diminimalisir dan hasil penelitian lebih
8.
akurat dengan jumlah sampel yang besar.
9.
Simpulan Kekambuhan anak dengan sindrom nefrotik dipengaruhi oleh lamanya
10.
respon terhadap terapi steroid saat terapi inisial, adanya infeksi baik pada saat
terdiagnosis
maupun
saat
11.
12.
kekambuhan dan juga ditemukannya hematuria
saat
sindrom nefrotik.
anak
terdiagnosis 13.
Noer MS. Predictor of relapse in steroidsensitive nephrotic syndrome. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2005;36:1313-1320. Constantinescu AR, Shah HB, Foote EF, Weiss LS. Predicting first-year relapses in children with nephrotic syndrome. Pediatrics. 2000;105:492-495. Koskimies O, Vilska J, Rapola J. Long term outcome of primary nephrotic syndrome. Arch Dis Child. 1982;57:544-548. Saloum AA, Muthana A, Bassrawi R, Shehab AA, Ibrahim AA. Long term outcome of the difficult nephrotic syndrome in children. Saudy J Kidney Dis Transpl. 2012;23:965-972. Niaudiet P. Long term outcome of children with steroid-sensitive idiophatic nephrotic syndrome. Clin J Am Soc Nephrol. 2009;4:1547-1548. Hodson EM, knight JF, Willis NS. Corticosteroid therapy in nephrotic syndrome: a meta-analysis of randomised kontrolled trial. Arch Dis Child. 2000;83:4551. Wang YP, Liu AM, Dai YW, Yang C, Tang HF. The treatment of relapsing primary nephrotic syndrome in children. Journal of Zhejiang University SCIENCE. 2005;7:682685. Neuhaus TJ, Fay J, Dillon MJ, Trompetter RS, Barratt TM. Alternative treatment to corticosteroids in steroid sensitive idiophatic nephrotic syndrome. Arch Dis Child. 1994;71:522-526. Hoyer PF, Johannes B. Initial treatment of idiophatic nephrotic syndrome in children: prednisone versus prednisone plus cylosphorine A: A prospective, randomized Trial. J Am Soc Nephrol. 2006;17:11511157. Allison AE, Symons MJ. Nephrotic syndrome in childhood. Lancet. 2003;362:629-639. Bagga A, Mantan M. Nephrotic syndrome in children. Indian J Med Ress. 2005;122:13-28. Fomina S, Pavlenko T, Englund E, Badgasarova I. Clinical course of steroid sensitive nephrotic syndrome in children: outcome and outlook. The Open Pediatric medicine Jornal. 2011;5:18-28. Ajayan P, Khrisnamurthy S, Biswall N, Mandal J. Clinical spectrum and predictive risk factors of major infections in
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 47
Ni Made Adi Purnami: Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik
14.
15.
16.
17.
hospitalized children with nephrotic syndrome in Southern India. 2012;5:1-8. Moorani KN. Infections are common cause of relapse in children with nephrotic syndrome. Pak Paed J. 2011;35:213-219. Leitissi SL. Idiophatic neprotic syndrome: prevention of erly relapse. British Medical Journal. 1978;60:305-312. Sarker MN, Islam MM, Shoma FN, Shamrin LS. Risk factor for relapse in childhood nephrotic syndrome-A hospitalized based retrospektif study. Faridpur Med Coll J. 2012;7:18-22. Kabuki N, Okugawa T, Hayawaha H, Tomizawa S. Influence of age at onset on the outcome of steroid-sensitive nephrotic syndrome. Pediatric nephrol. 1998;12:46770.
JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 48