JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
1
ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARANDAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENCAPAIANKONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) (Studi Kasus Pada BKKBN Provinsi Kep. Bangka Belitung) Deky Agustiar Rizal Ruben Manullang Anggo Rudi Accounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang,Indonesia
[email protected] Abstract- The aim to conduct this study is to provide empirically proven in which the influence of Effectiveness of the Budget Implementation and Organizational Commitment toward Provincial Achievement Performance Contract. The results shows, an Effectiveness of the Budget Implementation and Organizational Commitment has a positive influence toward on Provincial Achievement Performance Contract (3,29 < 27,652) F-table < Fvalue simultaneously. On the other hands, an Effectiveness of the Budget Implementations has a positive impact toward Provincial Achievement Performance Contract, with t-count 3,311 > t-table of 2,03452. In a mean while, an Organizational Commitment has a positive impact also partially with t-count 3.161 > t-table of 2,03452. The results also show the coefficient of determination adjusted R 2 61,1%. Effectiveness of the Budget Implementation and Organizational Commitment toward the effective Provincial Achievement Performance Contract variable it means explained or predicted. Keywords—Effectiveness of the Budget, Organizational Commitment, Performance Contract.
I.PENDAHULUAN Instansi pemerintah secara umum berperan sangat penting dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing baik di tingkat pusat maupun daerah. Misalnya rumah sakit, lembaga pendidikan formal, departemen, dan sebagainya. Dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan tersebut, instansi pemerintah maupun daerah membutuhkan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBN merupakan motor penggerak yang digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan yang disusun setiap tahunnya di Indonesia. Menurut UndangUndang Nomor 17 Tahun 2013 APBN adalah “rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)”. Oleh karena itu APBN mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi alat utama bagi negara untuk mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan dukungan dan peran aktif dari berbagai pihak, salah satunya adalah pemerintah. Namun tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut akan gagal jika tidak diimbangi dengan penyerapan anggaran yang maksimal. Oleh sebab itu, ketika
penyerapan anggaran gagal memenuhi target, berarti telah terjadi inefisiensi d a n inefektivitas pengalokasian anggaran. Hal tersebut terjadi salah satunya dikarenakan adanya keterlambatan penyerapan dana APBN oleh Kementerian Negara/Lembaga dan satuan kerja di bawahnya yang akan mempengaruhi kinerja organisasi public dan menghambat kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Mardiasmo (2002:132) mengungkapkan “efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna)”. Dengan demikian dapat di katakan efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional organisasi publik dikatakan efektif apabila proses kegiatannya mencapai tujuan dan sasaran akhir dari kebijakan yang telah ditetapkan dan sebagai faktor penilaian kinerja terhadap keberhasilan atas efektivitas pelaksanaan anggaran dalam kegiatan operasional tersebut. Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada kinerja organisasi adalah komitmen organisasi. Organisasi memiliki beberapa sumber daya, antara lain bahan baku, modal peralatan, mesin dan tenaga kerja. Diantara sumber daya ini, tenaga kerja yaitu manusia merupakan sumber daya yang sangat penting di bidang industry maupun organisasi. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh organisasi dengan harapan mereka dapat memberikan yang terbaik bagi organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Adapun kualitas SDM yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja organisasi adalah komitmen (Robbins, 2001:139). Penelitian yang dilakukan oleh Moradi dan Ardahaey (2011:4), komitmen organisasi memiliki tempat yang penting dalam studi perilaku organisasi. Hal ini disebabkan oleh sejumlah penelitian yang telah menemukan adanya hubungan antara komitmen organisasi, sikap dan perilaku, tingkat pengetahuan, dan keterampilan karyawan dalam organisasi tersebut. Dengan demikian untuk memperoleh komitmen organisasi secara penuh maka individu-individu yang merupakan karyawan atau pegawai pada organisasi publik harus di dukung secara penuh untuk mengeluarkan segala daya dan upaya serta kemampuan mereka untuk memajukan organisasi publik dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dari organisasi tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi publik di antaranya adalah efektivitas pelaksanaan anggaran dan komitmen organisasi. Penelitian tentang efektivitas pelaksanaan anggaran pernah dilakukan oleh Agus Sunaryo
www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
(2006) tentang Pengaruh Variabel-Variabel Karakteristik Anggaran Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II yang memberikan hasil variabel-variabel karakteristik anggaran berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran. Sedangkan penelitian tentang komitmen organisasi pernah dilakukan oleh Defrima Yenti (2012) meneliti tentang Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja organisasi. Muhammad Rizki Nur Kurniawan (2011) yang meneliti tentang Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik. Hasil penelitiannya menyebutkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi publik. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang lebih berkonsentrasi terhadap pelayanan publik yang memiliki Kantor Perwakilan di 34 provinsi di Indonesia, salah satunya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengelolaan sistem keuangan dan anggaran pada BKKBN disusun berdasarkan Alokasi Anggaran dan Jadwal Kegiatan (AJK) sesuai rencana kerja dan anggaran yang tercantum dalam DIPA (BKKBN, 2012:21). AJK disusun bersamasama dengan komponen untuk menentukan kapan/berapa lama kegiatan akan dilaksanakan dan berapa biaya yang dibutuhkan. Efektivitas pelaksanaan anggaran dapat dilihat sejauh mana AJK tersebut dilaksanakan, apakah kegiatan yang akan dilaksanakan tepat waktu dan anggaran yang tersedia dapat terealisasi secara efektif yang akan menjadi penilaian kinerja organisasi. Penilaian Kinerja Organisasi pada BKKBN ditetapkan dengan target Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP). Untuk itu dalam mewujudkan visi dan misinya, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitun membutuhkan Individu-individu pegawai yang memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi untuk mendukung pencapaian KKP dengan melakukan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan kegiatan semaksimal mungkin. Selain itu, Komitmen Organisasi sangat diperlukan dalam memfasilitasi pelayanan kepada publik. Berdasarkan keterangan diatas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul; “Analisis Pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Pada Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran terhadap Pencapaian KKP. b. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Pencapaian KKP. c. Untuk mengetahui pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi.
II.LANDASAN TEORI 1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut harus dapat menjawab kebutuhan umum para pemakainya (Rudianto, 2009:4). a.
Sistem Akuntansi dan Konsep Dasar Activity Based Costing Menurut Supriyono (2002:80) Activity Based Costing adalah “sistem informasi yang dapat menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai pekerjaan aktivitas yang mengkonsumsi sumber (biaya aktivitas) untuk mencapai tujuan pekerjaan (produk dan pelanggan)”. Activity Based Costing (ABC) menyediakan informasi perihal aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
2. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Mardiasmo (2002:132) mengatakan bahwa “efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna)”. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. a. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan pe n ga n g ga r a n a d a l a h pr o s e s a t a u m e t o d a u nt u k mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2002:61). b. Pengertian Anggaran Sektor Publik Mardiasmo (2002:62) mengatakan anggaran publik merupakan “suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas”. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. 3. Komitmen Organisasi Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi seringkali menjadi isu yang sangat penting. Oleh karena pentingnya hal tersebut, beberapa organisasi berani memasukkan unsure komitmen sebagai salah satu syarat
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum, namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif. Komitmen organisasi menurut Mowday dalam Sopiah (2008:155) adalah “keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi”. a.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi Menurut Stum dalam Sopiah (2008:164) mengemukakan ada lima faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi, diantaranya “budaya keterbukaan, kepuasan kerja, kesempatan personal untuk berkembang, arah organisasi dan penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan”. Sedangkan menurut Hodge dan Anthony dalam Ristaniar (2010:19) faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah: 1. Kepuasan kerja, karyawan akan memperoleh kepuasan kerja ketika karyawan memperoleh kepuasan pribadi pada tugasnya sehingga akan lebih toleransi dalam mengarahkan dan mengontrol dirinya jika mengalami kekecewaan. 2. Identifikasi, ketika karyawan merasa tujuan pribadinya sejalan dengan tujuan organisasi maka akan timbul identifikasi dan rasa percaya bahwa perusahaan akan bermanfaat bagi dirinya. 3. Keterlibatan kerja, karyawan akan merasa bahagia jika aktif berpartisipasi dalam perusahaan dan pekerjaannya terutama dalam pengambilan keputusan. 4. Pengertian Kinerja Organisasi Publik Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja (performance) didefinisikan sebagai kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi (Torang, 2013:72). a. Pengukuran Kinerja Organisasi Publik Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem pengukuran hasil kerja yang telah dicapai oleh organisasi publik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui alat ukur finansial dan non finansial yang dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi. Mardiasmo (2002:121) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud, yaitu: 1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah, 2. Untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, 3. Untuk mewujudkan pertanggung jawaban publik dan memperbaiki komunkasi kelembagaan. b.
Indikator Kinerja Dalam Pengukuran Kinerja Organisasi Publik Mardiasmo (2002:125) mengungkap kan indikator kinerja dapat dilihat dari komponen sebagai berikut:
3
1. Biaya pelayanan Indikator biaya biasanya di ukur dalam bentuk biaya unit (unit cost). 2. Penggunaan Indikator penggunaan pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan yang ditawarkan dengan permintaan publik. 3. Kualitas dan standar pelayanan Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang menyangkut seberapa baik mutu pelayanan yang diberikan apakah sudah memenuhi standar yang ditetapkan. 4. Cakupan pelayanan Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan. 5. Kepuasan Indikator kepuasan biasanya di ukur melalui jajak pendapat secara langsung apakah pelayanan yang diberikan sudah memuaskan. Sedangkan menurut Dwiyanto (2006:50) indikator kinerja, terdiri dari: 1. Produktivitas Karaktaristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. 2. Kualitas layanan Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik, muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanaan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik. 3. Responsivitas Kemampuan organisasi untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja karena menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya. 4. Responsibilitas Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi eksplisit maupun organisasi implisit. 5. Akuntabilitas Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. 5. Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Pengukuran prestasi kerja pada BKKBN khususnya pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan dengan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP). KKP dapat diartikan sebagai kesepakatan antara kepala BKKBN Pusat dan Kepala BKKBN Provinsi mengenai beberapa indikator program KB yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi dalam satu tahun anggaran.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
6. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan alur berpikir peneliti untuk mengetahui bagaimana alur berpikir dalam menjelaskan masalah dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:89) kerangka berpikir merupakan “sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan”. Berdasarkan teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan variabel yang diteliti yang akan digunakan untuk merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Pengaruh Efektivtas Pelaksanaan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap kinerja organisasi publik yang dalam penelitian ini kinerja diukur dengan Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi Tahun 2014 Pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Kinerja Provinsi. H3: Diduga Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian kontrak Kinerja Provinsi. Hipotesis 3 H4: Diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. H5: Diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. III.METODOLGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini penulis lakukan mulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Adapun tempat penelitian yang dipilih adalah pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang beralamat di Jalan Pulau Bangka No. 10 Kompleks Perkantoran Gubernur Kelurahan Air Itam Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang. 2. Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel. Supaya sampel yang di ambil berasal dari populasi, maka sampel di ambil dengan teknik sampling yang tepat. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Maksudnya sampel yang di ambil adalah anggota sampel yang merupakan ahli dalam bidang tertentu.
7. Hipotesis Dengan berpedoman pada kerangka berpikir seperti telah diuraikan pada gambar B.2 tersebut, maka hipotesis yang akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi adalah: Hipotesis 1 H0: Diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. H1: Diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Hipotesis 2 H2: Diduga Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian kontrak
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
Berdasarkan data tabel C.1, maka sampel dalam penelitian ini adalah PNS yang menduduki jabatan eselon II, eselon III, eselon IV dan pejabat pengelola keuangan yang merupakan perencana komponen sebagai pengguna anggaran yang berjumlah sebanyak 35 orang. 3. Sumber, Metode dan Prosedur Pengumpulan Data a. Sumber Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data menurut Sugiyono (2010:193), yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung tanpa melalui media perantara. Dengan kata lain peneliti langsung mengambil data ke sumber data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik menyebarkan kuesioner atau angket. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada, seperti: buku, laporan, jurnal dan lain-lain. Data ini digunakan untuk mengetahui profil, gambaran umum, visi dan misi serta struktur organisasi pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. b. Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh bahan penelitian yang relevan, akurat dan terpercaya (Sugiyono, 2010:194). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
5
ini adalah: 1. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan (field research) merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung objek penelitian dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data, dalam studi lapangan adalah: a. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak yang dianggap dapat memberikan informasi sesuai dengan permasalahan yang diteliti. b. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Sugiyono (2010:203) mengemuka kan teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. c. Kuesioner Sugiyono (2010:199) mengemukakan kuesioner merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Isi kuesioner terdiri dari: 1) Identitas responden, yaitu mengenai usia. jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. 2) Pertanyaan mengenai tanggapan responden terhadap variabel. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan (library research) merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari data dan informasi melalui buku pedoman, referensi, literatur, jurnal dan internet yang berhubungan erat dengan penelitian ini. c. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis mengajukan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan/pernyataan terstruktur yang ditujukan kepada responden dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, peneliti melakukan uji keandalan instrumen yaitu menentukan validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasan dan atau keabsahan instrumen. Suatu instrumen yang valid atau absah mempunyai validitas tinggi. Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. 4. Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis varibel yaitu sebagai berikut : 1. Variabel Independen (X) Variabel Independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian adalah Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP). b. Definisi Operasional Variabel 1. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Mardiasmo (2002:132) mengatakan bahwa “efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna)”. Anggaran publik menurut Mardiasmo (2002:62) merupakan “suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas dalam beberapa periode yang akan datang”. Dengan demikian Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dapat diartikan sejauhmana pegawai menggunakan anggaran yang tersedia terserap secara efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan akhir organisasi yang telah ditetapkan dalam periode anggaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Dalam penelitian ini, digunakan konsep dasar Activity Based Costing untuk mengukur seberapa besar efektivitas pegawai dalam merealisasikan anggaran yang tersedia untuk mencapai KKP yang telah ditetapkan yaitu berdasarkan sumber daya, pemicu biaya, aktivitas, obyek biaya dan kinerja. Menurut Supriyono (2002:80) Activity Based Costing adalah “sistem informasi yang dapat menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai pekerjaan aktivitas) yang mengkonsumsi sumber (biaya aktivitas) untuk mencapai tujuan pekerjaan (produk dan pelanggan)”. Berdasarkan pengertian di atas indikator yang digunakan untuk mengukur Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dalam penelitian ini adalah; (1) pemahaman program, (2) ketepatan sasaran, (3) ketepatan waktu, (4) tercapainya target, dan (5) tercapainya tujuan (Mardiasmo, 2002:132). Selain itu, digunakan juga indikator konsep dasar Activity Based Costing dari Hansen dan Maryanne dalam Marismiati (2011:24) untuk mengukur seberapa besar efektivitas pegawai dalam merealisasikan anggaran yang tersedia yaitu; (1) sumber daya , (2) pemicu biaya, (3) aktivitas, (4) obyek biaya dan (5) kinerja. Konsep dasar Activity Based Costing tersebut akan dipadukan dengan proses pengendalian manajemen menurut Supriyono (2000:42) dalam penyusunan kuesioner yaitu; (1) penyusunan program, (2) penyusunan anggaran, (3) pelaksanaan pengendalian anggaran, (4) pengukuran kinerja dan (5) pelaporan dan analisis. Dimana keberhasilan merealisasikan anggaran dalam mencapai KKP ditentukan oleh pegawai atau karyawan itu sendiri sebagai subyek yang akan di ukur dengan menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dengan memberi skor nilai antara 1 sampai dengan 5 seperti yang disajikan dalam tabel C.2 berikut ini:
2. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Mowday dalam Sopiah (2008:155) adalah “keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi”. Menurut Stum dalam Sopiah (2008:164) mengemukakan ada lima faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi, yaitu; (1) budaya keterbukaan, (2) kepuasan kerja, (3) kesempatan personal untuk berkembang, (4) arah organisasi dan (5) penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan menurut Hodge dan Anthony dalam Ristaniar (2010:19) faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah: 1. Kepuasan kerja, karyawan akan memperoleh kepuasan kerja ketika karyawan memperoleh kepuasan pribadi pada tugasnya sehingga akan lebih toleransi dalam mengarahkan dan mengontrol dirinya jika mengalami kekecewaan. 2. Identifikasi, ketika karyawan merasa tujuan pribadinya sejalan dengan tujuan organisasi maka akan timbul identifikasi dan rasa percaya bahwa perusahaan akan bermanfaat bagi dirinya. 3. Keterlibatan kerja, karyawan akan merasa bahagia jika aktif berpartisipasi dalam perusahaan dan pekerjaannya terutama dalam pengambilan keputusan. Dari uraian tersebut bahwa faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi yang dijadikan indikator dalam penelitian ini adalah pendapat menurut pendapat Stum dalam Sopiah (2008:164) dan Hodge dan Anthony dalam Ristaniar (2010:19), yaitu; (1) budaya keterbukaan, (2) kepuasan kerja, (3) identifikasi, (4) keterlibatan kerja, dan (5) penghargaan kerja.. Variabel komitmen organisasi diukur dengan menggunakan skala likert antara 1 sampai dengan 5 yaitu; (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju. Skor terendah (1) dari jawaban responden menunjukkan bahwa rendahnya komitmen organisasi yang ada, sebaliknya skor tinggi (5) menunjukkan bahwa tingginya komitmen organisasi yang ada. 3. Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Menurut Torang (2013:72) kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Kinerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP). Kontrak kinerja Provinsi adalah kesepakatan antara kepala BKKBN Pusat dan Kepala BKKBN Provinsi mengenai beberapa
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
7
indikator program KB yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi dalam satu tahun anggaran. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja adalah pendapat dari Dwiyanto (2006:50) yaitu; (1) produktivitas, (2) kualitas layanan, (3) responsivitas, (4) responsibilitas dan (5) akuntabilitas. Variabel kinerja diukur dengan menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5 yaitu; (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju. Skor terendah (1) dari jawaban responden menunjukkan rendahnya pencapaian kontrak kinerja Provinsi dan skor tinggi (5) menunjukkan tingginya pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi.
5. Metode Analisis Data a. Metode Analisis deskriptif Metode analisis deskriptif yaitu metode penelitian yang menggambarkan kondisi umum suatu objek penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada pada objek penelitian. Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. b. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor variabel melalui program Statistical Program for Social Science (SPSS). Dasar pengambilan keputusan adalah jika r-hitung > r-tabel pada taraf signifikan 0,05 dan df = n – k – 1. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi product moment pearson dengan rumus:
2. Uji Reliabilitas www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsisten suatu instrumen. Hasil penelitian yang reliabilitas bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi di objek yang diberi. Menurut Sugiyono (2006:121) menyatakan bahwa “program software SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Crombach Alpha”. Suatu variabel dikatakan realibilitas jika memberikan nilai Crombach Alpha> 0.6. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Spearman Brown, yaitu:
c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005:110). 2. Uji Multikolinearitas Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai c u t o f f yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005:110). 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:2010). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah distudentize. Dasar analisis yaitu: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian meyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Metode Analisis Kuantitatif Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. Metode ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014. Untuk melakukan analisis tersebut penulis akan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dan Pengujian Hipotesis. 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi liniar berganda ini digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi. Persamaan regresi diadopsi dari persamaan yang dipakai Ghozali (2005:122). Maka persamaan yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Koefisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2005:141) koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangi oleh persamaan regresi terhadap varian total. Nilai koefisien korelasi > 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat (signifikan). Jika = 0,5 atau < 0,5 menunjukkan variabel bebas menjelaskan variabel rerikat relatif kurang baik. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
e. Pengujian Hipotesis 1. Uji t (T-Test) Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu, dilakukan untuk melihat pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Langkah uji t dilakukan dengan menggunakan tingkat keyakinan (α) = 0,05
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
atau 5% dengan derajat bebas df = n – k – 1. Model matematika uji t sebagai berikut :
Pengujian uji t dengan membandingkan thitung dengan ttable pada α = 5% : 1. H0 ditolak H1 diterima apabila thitung > ttabel atau prbabilitas < 0,05, artinya variable bebas (X) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Y) pada tingkat kepercayaan 5%. 2. H1 ditolak H0 diterima apabila thitung < ttabel atau probabilitas > 0,05, artinya variable bebas (X) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat kepercayaan 5 %. 2. Uji F (F-Test) Merupakan uji serentak dari semua variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen. Langkah uji F dilakukan dengan menggunakan tingkat keyakinan (α) = 0,05 atau 5% dengan derajat bebas df =n–k– 1. Rumus Fhitung sebagai berikut :
9
menggunakan anggaran secara efektif dan efisien. Untuk variabel Komitmen Organisasi dapat diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden adalah 36 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 50, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban adalah 42,74 dengan standar deviasi 3,705. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden cukup mengerti dan memahami tentang adanya komitmen organisasi dalam menunjang pekerjaan responden. Sedangkan untuk variabel Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi dapat diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden adalah 58 dan skortertinggi dari jawaban responden adalah 83, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban adalah 70,86 dengan standar deviasi 6,536. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden berusaha menggunakan anggaran secara efektif dan efisien dengan dukungan dari organisasi yang menunjukkan dapat tercapainya target yang telah ditetapkan dalam KKP. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Hasil perhitungan dengan Program SPSS dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) yang diperoleh rata-rata r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,334) dan seluruh instrumen sebanyak 17 butir pernyataan dikatakan valid. Nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Komitmen Organisasi (X2) yang diperoleh rata-rata rhitung lebih besar dari r-tabel (0,334) dan seluruh instrumen sebanyak 10 butir pernyataan dikatakan valid. Sedangkan nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrument variabel Kontrak Kinerja Provinsi (Y) yang diperoleh rata-rata r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,334) dan seluruh instrumen sebanyak 17 butir pernyataan dikatakan valid. b. Uji Reliabilitas Indikator untuk uji reliabilitas adalah Cronbach Alpha, apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6 menunjukkan instrumen yang digunakan reliable (Ghozali, 2005:110). Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa seluruh variabel dianyatakan reliable karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
Pengujian uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftable pada α = 5% 1. H0 ditolak H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel atau probabilitas < 0,05, menunjukan koefisien arah regresi secara serempak dapat digunakan sebagai model penduga (estimator) yang dipercaya untuk memprediksi pengaruh semua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat. 2. H1 ditolak H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel atau probabilitas > 0,05, artinya koefisien arah regresi secara serempak tidak dapat digunakan sebagai model penduga (estimator) yang dipercaya untuk memprediksi pengaruh semua variabel bebas (X) terhadap variable terikat (Y). IV.PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunujukkan skor terendah dari jawaban responden terhadap variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran adalah 62 dan skor tertinggi dari jawaban respondenadalah 82, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban adalah 70,83 dengan standar deviasi 5,654. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden dapat
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil perhitungan dengan Program SPSS tampilan output chart pada grafik probability pl ot terlihat titik-titik yang mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan semua variabel independen mempunyai nilai lebih dari 0,10 yaitu masing-masing sebesar 0,614, begitu pula dengan nilai VIF, semua variabel independen mempunyai nilai kurang dari 10 yaitu sebesar 1,628. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Maka model regresi yang ada merupakan persamaan model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa grafik scaterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tetapi menyebar diatas maupun dibawah nilai nol pada sumbu Y sehingga
www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Sedangkan sisanya sebesar 38,9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4. Metode Analisis Kuantitatif a. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linear Berganda berguna untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel bebas (predictor) yaitu Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kontrak Kinerja Provinsi (Y). Persamaan regresi yang terbentuk dari perhitungan dengan Program SPSS adalah sebagai berikut:
5. Pengujian Hipotesis a. Uji t (T-Test) 1. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran secara parsial b1 Uji t untuk b1 dilakukan untuk menguji hipotesis pertama, yaitu: H0: diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. H1: diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi.
Y = a + b1X1 + b2X2 Y = 1,281 + 0,523X1 + 0,762X2 (0,893) + (0,002) + (0,003) Berdasarkan angka-angka yang terdapat di dalam kurung yang merupakan besarnya nilai signifikan dari masing-masing variabel bebas dimana koefisien regresi < α (0,05), berarti adanya pengaruh positif antara variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) yang nilainya positif, artinya hubungan varibel tersebut dengan variabel Kontrak Kinerja Provinsi (Y) adalah searah, sehingga apabila variabel-variabel bebas tersebut mengalami kenaikan, maka nilai variabel terikat juga akan mengalami kenaikan atau sebaliknya. Sedangkan nilai konstanta dan nilai koefisien dari masing-masing variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kontrak Kinerja Provinsi (Y) dalam persamaan dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1) Konstanta (Koefisien a) Nilai konstanta sebesar 1,281 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) maka Kontrak Kinerja Provinsi (Y) adalah 1,281 satuan. 2) Koefisien Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) Koefisien Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (X1) sebesar 0,523 menunjukkan bahwa apabila variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran meningkat sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kontrak Kinerja Provinsi sebesar 0,523 satuan. Dan sebaliknya, jika variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran mengurang sebesar 1 satuan, maka Kontrak Kinerja Provinsi akan mengalami pengurangan sebesar 0,523 satuan dengan anggapan X1 dan X2 tetap. 3) Koefisien Komitmen Organisasi Koefisien Komitmen Organisasi (X2) sebesar 0,762 menunjukkan bahwa apabila variabel Komitmen Organisasi meningkat sebesar 1 satuan maka akan meningktakan Kontrak Kinerja Provinsi sebesar 0,762 satuan. Dan sebaliknya, jika variabel Komitmen Organisasi mengurang sebesar 1 satuan, maka Kontrak Kinerja Provinsi akan mengalami pengurangan sebesar 0,762 satuan dengan anggapan X1 dan X2 tetap. b. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,611 artinya variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik karena koefisien korelasinya > 0,5. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa variabel Kontrak Kinerja Provinsi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi sebesar 61,1%.
Dari perhitungan dengan Program SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 3,311 sedangkan nilai ttabel pada tingkat signifikansi α (0,05) dan nilai derajat bebas/degree of freedom (df = n–k–1, df = 35–1– 1=33) yaitu sebesar 2,03452. Dengan demikian thitung (3,311) > ttabel (2,03452), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Atau jika menguji signifikansi regresi variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran (b1) dengan membandingkan nilai sign thitung 0,002 dengan nilai sign t tabel dari probabilitas α 0,05 maka 0,002 < 0,05, sehingga jelas keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pengujian uji t dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang hubungan kondisional secara parsial variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Dengan demikian persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap target Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi di Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo (2006) dimana disebutkan variabelvariabel karakteristik anggaran berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran. Hanya saja dalam penelitian tersebut Efektivitas Pelaksanaan Anggaran merupakan variabel dependen, sedangkan pada penelitian ini Efektivitas Pelaksanaan Anggaran merupakan variabel independen. Dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa pegawai cenderung menggunkan anggaran sesuai sasaran dan dapat terealisasi tepat waktu, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Begitu pula dengan hasil penelitian ini yang menyebutkan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran akan terjadi apabila para pegawai sebagai pengguna anggaran menggunakan anggaran yang ada secara efektif dan efisien, tepat pada sasaran, serta anggaran dapat terealisasi tepat waktu maka akan memberikan kontribusi terhadap tercapainya target dari Kontrak Kinerja Provinsi yang telah ditetapkan. 2. Komitmen Organisasi secara parsial b2 Uji t untuk b2 dilakukan untuk menguji hipotesis kedua, yaitu: H2: diduga Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. H3: diduga Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Dari perhitungan dengan Program SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 3,161 sedangkan nilai ttabel pada tingkat signifikansi α (0.05) dan nilai derajat bebas/degree of freedom
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 1, Issue 1, FEBRUARI 2015 ISSN 2355-9047
(df = n – k – 1, df = 35 – 1 – 1 = 33) yaitu sebesar 2,03452. Dengan demikian thitung (3,161) > ttabel (2,03452), maka H2 ditolak dan H3 diterima. Atau jika menguji signifikansi regresi variabel Komitmen Organisasi (b2) dengan membandingkan nilai sign thitung 0,003 dengan nilai sign ttabel dari probabilitas α 0,05 maka 0,003 < 0,05, sehingga jelas keputusannya H2 ditolak dan H3 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Komitmen Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap target Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi di Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Rizki (2011) dan Yenti (2012) yang menyebutkan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal ini dikarenakan adanya faktor individu seperti konflik peran dalam tugas pokok dan fungsi, beban kerja dan stress kerja yang dialami pegawai sehingga akan menurunkan komitmen terhadap organisasi dalam menunjang peningkatan kinerja organisasi. Sedangkan pada penelitian ini Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi yang diukur dengan Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Hal ini sesuai dengan tanggapan responden yang beranggapan bahwa mereka ikut memiliki organisasi dan bangga menjadi bagian dari organisasi dan akan senang jika organisasi memberikan jenjang karir. Sehingga beban kerja dan stress kerja dapat berkurang karena organisasi selalu memberikan dukungan dan komitmennya dalam mensejahtera- kan pegawai. Dengan demikian, jika Komitmen Organisasi kuat, maka pegawai akan mudah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang akan berdampak terhadap tercapainya target dari Kontrak Kinerja Provinsi yang telah ditetapkan. b. Uji F (F-Test) Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga secara simultan, yaitu sebagai berikut: H4: diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. H5: diduga persepsi pegawai atas Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Berdasarkan perhitungan dengan Program SPSS maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 27,652 dan nilai Ftabel pada tingkat signifikansi α (0.05) dengan derajat pembilang 2 dan derajat penyebut (df = n – k – 1, df = 35 – 2 – 1 = 32) yaitu sebesar 3,29. Dengan demikian Fhitung (27,652) > Ftabel (3,29), maka dapat dijelaskan H4 ditolak dan H5 diterima. Atau j ika menguj i signifikansi dengan membandingkan nilai sign Fhitung 0,000 dengan nila sign Ftabel dari probabilitas α 0,05 maka 0,000 < 0,05, sehingga jelas keputusannya H4 ditolak dan H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi. Dari hasil perhitungan tersebut, pengujian uji F dimaksudkan untuk mengetahui tentang pengaruh variabel Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi secara simultan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi
11
pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi dapat terealisasi jika Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dilakukan secara tepat dan adanya Komitmen Organisasi yang kuat kepada pegawai dalam melaksanakan program dan kegiatan. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran akan terlaksana jika pegawai dapat menggunakan anggaran secara efektif dan efisien dengan merealisasikan anggaran yang tersedia dan kegiatan yang dilaksanakan tepat pada sasaran yaitu dengan memberikan pelayanan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga kepada seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan Visi BKKBN yaitu “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dan misi BKKBN yaitu “Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” serta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu: 1. Mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan Nasional dan Daerah yang Berwawasan Kependudukan. 2. Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melaluin pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Selain itu, dengan adanya Komitmen Organisasi yang kuat, maka pegawai akan mudah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang akan berdampak terhadap tercapainya target dari Kontrak Kinerja Provinsi yang telah ditetapkan.
V.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak KinerjaProvinsi pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis yang memperoleh nilai hitung sebesar 3,311 > ttabel sebesar 2,03452 dengan tingkat signifikansi α 0,05 yang menunjukkan hipotesis H1 diterima. Dengan demikian pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi dapat terealisasi jika pegawai melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien dalam menggunakan anggaran. Dengan adanya temuan ini, maka identifikasi permasalahan 1.2.1 tidak terbukti. b. Komitmen Organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis yang memperoleh nilai t hitung sebesar 3,161 > t tabel sebesar 2,03452 dengan tingkat signifikansi α 0,05 yang menunjukkan hipotesis H3 diterima. Dengan demikian jika Komitmen Organisasi terhadap pegawai tinggi maka akan mempengaruhi pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi yang telah ditetapkan. Dengan adanya temuan ini, maka identifikasi permasalahan 1.2.2 tidak terbukti. c. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Organisasi secara simultan berpengaruh signifikan
www.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
terhadap pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi pada Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis yang memperoleh nilai Fhitung sebesar 27,652 > Ftabel sebesar 3,29 dengan tingkat signifikansi α 0,05 yang menunjukkan hipotesis H5 diterima. Dengan demikian pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi dapat terealisasi jika Efektivitas Pelaksanaan Anggaran dilakukan secara tepat dan adanya Komitmen Organisasi yang kuat kepada pegawai dalam melaksanakan program dan kegiatan. Dengan adanya temuan ini, maka identifikasi permasalahan 1.2.3 tidak terbukti.
DAFTAR PUSTAKA 1] Badan Kependudukan Dan KeluargaBerencana Nasional, “PedomanPelaksanaan Anggaran Dan Kegiatan Di Lingkup BKKBN”, Jakarta, 2012. 2] Dwiyanto, Agus, dkk, “Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006. 3] Ghozali, Imam, “Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. 4] Kurniawan, Muhammad Rizki Nur, “Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak)”, artikel di akses tanggal 15 September 2014, dari http://core.kmi.open.ac.uk/download/p df/11726012.pdf. 5] Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002. 6] Marismiati, “Penerapan Metode Activity Based Costing System Dalam Menentukan Harga”, artikel di akses tanggal 28 Desember 2014, dari http://news.palcomtech.com /wpcontent/ uploads /2012 / 01/ MARISMIATI- JE01012011. pdf. 7] Moradi, Hassan dan Ardahaey, Fateme Tohidy, “The Role of Emotional Intelligence in Organizational Commitment” artikel di akses tanggal 25 Agustus 2014, dari http://ssrn.com/abstract=1848523. 8] Ristaniar, Estuning, “Komitmen Organisasi Ditinjau Dari Kepuasan Kerja Dan Kualitas Hubungan AtasanBawahan (Q-LMX)”, artikel di akses tanggal 10 September 2014, dari http://eprints.unika.ac.id/3356/1/06.40. 0098 Estuning Ristaniar.pdf. 9] Robbins, Stephen P, “Perilaku Organisasi”, Jilid 2, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001. 10] Rudianto, “Pengantar Akuntansi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009. 11] Sopiah, “Perilaku Organisasional”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008. 12] Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Lima Belas, CV. Alfabeta, Bandung, 2010. 13] Su na ryo , Ag us, “ P en gar uh V a ri a be l -V a ri a be l Karakteristik Anggaran Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III”, artikel di akses tanggal 2 Oktober 2014, dari http://www. stiesia.ac.id/ jurnal/
index.php/article/ download selection article/2/ 20121205005/1. 14] Supriyono, RA, “Sistem Pengendalian Manajemen”, Liberty, Yogyakarta, 2002. Torang, Syamsir, “Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi)”, CV. Alfabeta, Bandung, 2013. 15] Y e n t i , D e f r i m a , “Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Empiris Pada SKPD Kota Padang)”, artikel di akses tanggal 29 Agusuts 2014, d a r i http://ejournal.unp.ac.id/students/index. php/akt/article/viewFile/81 /69.