Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian DAYA DUKUNG KESUBURAN TANAH PUCUK SEBAGAI MATERIAL REKLAMASI DI TANJUNG BARU DESA BAKONG KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA Ananto Aji¹ ¹Staf Pengajar Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Mei 2013 Disetujui Juni 2013 Dipublikasikan Juli 2013
________________ Keywords: The capacity of soil fertility, land conservation, community-based ____________________
Abstract This study aimed to determine the capability of top soil fertility which will be cuted from mining area and will be used as main material in land reclamation. This research conducted in term that there will be mining activity in Tanjung Baru, Bakong Village, Singkep Barat District, Lingga Regency of Riau Province, with total area 106.62 ha. The mining activity will cut the top soil 5,608,643 m 3 or equal to 6,730,372 ton of soil. The cutted soil will used to be main material of land reclamation and become a substrat for revegetation plants. The result showed that the capacity of study field soil fertility was categorized as very low to low. In order to preserve the soil condition, it must be properly stored. The recommendation from this research is, it needs to re-analysis of soil condition before used to revegetation in order to test the land fertility status, and as the basic for determine the fertilizer dose that can be applied. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung kesuburan tanah pucuk yang akan dikupas dari areal tambang dan akan digunakan sebagai material utama reklamasi tanah. Penelitian dilakukan mengingat di lokasi Tanjung Baru Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga Propinsi Kepulauan Riau akan dilakukan kegiatan tambang bijih besi pada areal seluas 106,62 hektar. Kegiatan tambang tersebut akan mengupas tanah pucuk sebesar 5.608.643 m3 atau setara 6.730.372 ton. Tanah kupasan tersebut akan digunakan sebagai material utama reklamasi dan menjadi substrat bagi tanaman revegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung kesuburan tanah di lokasi penelitian tergolong sangat rendah – rendah. Agar kondisi kesuburan tidak menjadi lebih buruk, maka kupasan tanah pucuk harus disimpan dengan baik. Saran yang disampaikan dari penelitian ini adalah perlunya dilakukan analisis tanah ulang sebelum dilakukan kegiatan revegetasi untuk menguji kembali status kesuburan lahan, sekaligus sebagai dasar untuk menentukan dosis pupuk yang harus diterapkan.
© 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail:
[email protected]
73
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
aphinitis dan berbentuk breksi. Bijih besi
PENDAHULUAN
merupakan hasil proses metamorfosa dari Wilayah Kabupaten Lingga Propinsi Kepulauan
Riau
menyimpan
potensi
batuan primer, sehubungan dengan adanya intrusi granit. Bijih besi di Kabupaten
sumberdaya alam di sektor pertambangan
Lingga
dalam jumlah besar, baik berupa mineral
terbatas, terutama di Pulau Singkep, Pulau
maupun bahan galian. Beberapa mineral
Temiang, dan pulau-pulau kecil lainnya.
dan
bahan
galian
penyebaran
yang
depositnya
Pada tahun 2013 kualitas bijih besi
melimpah diantaranya timah, bijih bauksit,
yang laku di pasaran (diterima oleh pabrik
bijih besi, pasir kuarsa, pasir darat, pasir
pengolah bijih besi) atau dikenal dengan
batu, dan tanah liat. Belum semua potensi
istilah cut off grade (COG) adalah apabila
mineral
sekurang-kurangnya
dan
dimanfaatkan
yang
mempunyai
bahan
galian
untuk
tersebut
mengandung
kadar
menunjang
Fetotal ≥ 56% dan kadar Ptotal dipersyaratkan
Di Kabupaten Lingga,
≤ 0,2%. Apabila kadar Ptotal lebih besar
sampai tahun 2012 telah dikeluarkan lebih
dari nilai tersebut bijih besi masih laku
dari 40 IUP (Ijin Usaha Pertambangan)
dijual,
untuk berbagai jenis bahan tambang. bahan
penurunan
mineral
demikian suatu lokasi dapat dikatakan
pembangunan.
yang
diduga
melimpah
di
Kabupaten Lingga adalah bijih besi.
tetapi
harganya
secara
mengalami
signifikan.
Dengan
memiliki cadangan bijih besi apabila pada
Keberadaan deposit bijih besi di
daerah tersebut mengandung bijih besi
wilayah Kabupaten Lingga merupakan
dengan kadar rata-rata terendah Fetotal
potensi yang dapat dimanfaatkan bagi
sebesar 56 %. Di bawah nilai tersebut
peningkatan pendapatan negara (nasional
bukan merupakan cadangan bijih besi
dan daerah) dan peningkatan kesejahteraan
melainkan hanya sumberdaya alam saja.
rakyat. Sejalan dengan naiknya kebutuhan
Pada suatu saat nanti nilai COG
bijih besi di luar negeri, maka “godaan”
dimungkinkan untuk turun sesuai dengan
untuk melakukan penambangan bijih besi
perkembangan
semakin besar. Sumberdaya alam berupa
derajad kelangkaan sumberdaya tersebut.
bijih
wilayah
Informasi tentang potensi cadangan bijih
batuan
besi yang melimpah di wilayah Kabupaten
besi
Kabupaten
yang terdapat Lingga
di
merupakan
kontak metamorf yang berwarna hitam
teknologi
Lingga, menyebabkan
smelter
dan
beberapa pihak
74
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
melakukan
penelitian
di
wilayah
Singkep
Barat
Kabupaten
Lingga
Kabupaten Lingga. Salah satu lokasi yang
teridentifikasi potensi iron ore body seluas
diduga
besi
106,62 hektar. Lokasi ditutupi oleh lapisan
dengan deposit besar dan kadar memenuhi
tanah penutup dengan kisaran kedalaman
permintaan pasar adalah di Tanjung Baru
antara 0 hingga 5 meter. Adapun ketebalan
Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat
endapan bijih besi berkisar antara 10
Kabupaten Lingga (Gambar 1).
hingga 25 meter. Kandungan bijih besi di
memiliki
cadangan
bijih
Menurut Peta Geologi Lembar Dabo yang
dipublikasi
oleh
PPPG
(Pusat
lokasi eksplorasi secara umum cukup baik dengan sebaran cukup merata.
Analisis
Penelitian dan Pengembangan Geologi),
geomagnet menunjukkan bahwa sebagian
pada lokasi penelitian di Tanjung Baru
besar iron ore body bersifat logam dengan
Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat
dugaan jenis mineral dominan hematit
Kabupaten Lingga terdapat dua formasi,
(Fe2O3). Hasil penghitungan cadangan bijih
yaitu Formasi Bukitduabelas (PCmpk) dan
besi kotor dan tercuci dengan tingkat
Formasi Endapan Rawa (Qa).
kedetilan
Bukitduabelas
memiliki
Formasi
batuan
cadangan
teridentifikasi
dasar
(identified reserve) masing-masing adalah
kuarsit dengan sisipan filit dan batusabak,
13.962.893,8 ton kotor (unwashed) atau
kuarsit putih kekuningan, berbutir kasar,
9.884.891,0 ton tercuci (washed).
mengandung kuarsa, felspar, filit, dan
Hasil
analisis
laboratorium
sisipan batu sabak. Sedangkan Formasi
menunjukkan bahwa kadar Fetotal berkisar
Endapan Rawa memiliki batuan dasar
antara 63,67% hingga 47,410%. Selanjutnya
pasir, lempung, dan sisa tanaman. Formasi
kadar Al2O3 berkisar antara 1,85% hingga
Bukitduabelas terbentuk pada zaman Perm
18,073%; kadar SiO2 berkisar antara 1,86%
Karbon, sedangkan Formasi Endapan Rawa
hingga 13,316%; kadar TiO2 berkisar antara
terbentuk pada zaman Holosen. Kemudian
0,14% hingga 0,758%; serta
pada zaman Trias, terjadi terobosan batuan
berkisar antara 0,02% hingga 0,810%.
granit, diduga akibat terobosan batuaninilah membentuk zona mineralisasi bijih besi.
Sebagaimana
telah
kadar P
dikemukakan,
endapan bijih besi yang terdapat pada lokasi
Berdasarkan hasil penelitian endapan
penelitian ditutupi lapisan tanah penutup
bijih besi yang terdapat pada lokasi
dengan kedalaman bervariasi antara 0
Tanjung Baru Desa Bakong Kecamatan
hingga 5 meter.
75
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Lokasi
1
Gambar 1. Lokasi Penelitian Sebagaimana
dikemukakan,
Volume kupasan tanah pucuk yang
endapan bijih besi yang terdapat pada
sangat besar (5.608.643,0 m3) memiliki arti
lokasi penelitian ditutupi lapisan tanah
sangat penting karena tanah yang dikupas
penutup
bervariasi
tersebut merupakan tanah subur dibanding
antara 0 hingga 5 meter. Pada sebagian
tanah di bagian bawahnya dan tanah
lokasi endapan bijih besi muncul di
kupasan tersebut kelak akan menjadi
permukaan tanah sebagai out crop, tetapi
material reklamasi lahan bekas tambang.
pada sebagian lokasi lainnya iron ore body
Tanah pucuk yang selama ini menopang
mulai didapatkan pada kedalaman 5 meter
pertumbuhan vegetasi, kelak akan menjadi
hingga 25 meter. Dengan demikian untuk
substrat
menambang bijih besi tersebut harus
kegiatan revegetasi lahan.
dengan
telah
kedalaman
mengupas tanah pucuk terlebih dahulu
tanaman
Menurut
kembali
ketentuan
pada
di
saat
bidang
sedalam 5 meter. Berdasarkan perhitungan
pertambangan, tanah pucuk yang telah
teknis tambang, untuk mengupas tanah
dikupas harus disimpan di tempat yang
pucuk (tanah penutup) dengan kedalaman
aman agar tidak tererosi atau mengalami
bervariasi 0 – 5 meter pada lahan seluas
penurunan kualitas, selanjutnya setelah
106,62 hektar didapatkan volume kupasan
kegiatan tambang selesai dilakukan, maka
sebesar 5.608.643 m3.
tanah pucuk tersebut menjadi material
76
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
utama
reklamasi
pada
lokasi
bekas
dan observasi lapangan didasarkan pada
tambang. Setelah reklamasi dilakukan,
buku Pedoman Pengamatan Tanah di
selanjutnya hamparan lahan hasil reklamasi
Lapangan
wajib ditanami kembali (revegetasi). Dalam
contoh tanah dilakukan pada setiap horizon
hal revegetasi, maka pilihan jenis tanaman
tanah (lapisan tanah) secara komposit.
perlu mempertimbangkan vegetasi utama
Contoh tanah yang diperoleh dari lapangan
yang tumbuh di sekitar lokasi penelitian
kemudian
dan mempertimbangkan permintaan warga
Aspek-aspek
sekitar. Di lokasi penelitian tanaman
hubungannya dengan komponen tanah
dominannya karet (Hevea brasiliensis),
meliputi sifat fisika tanah, sifat kimia
sementara masyarakat sekitar juga berharap
tanah, dan kondisi lingkungan sekitar.
agar tanaman karet menjadi pilihan utama
Sifat fisik tanah yang diamati di lapang
dalam program revegetasi.
meliputi
(PPT,
1968).
dianalisis
di
yang
Pengambilan
laboratorium.
diteliti
kedalaman
tanah,
dalam
kedalaman
Berdasarkan latar belakang yang
sulfidik, bahaya erosi, bahaya banjir,
telah diuraikan, maka penelitian terhadap
keadaan batuan di permukaan, dan keadaan
tanah pucuk hasil kupasan dari lokasi
singkapan bantuan. Sifat fisik yang diamati
tambang perlu dilakukan. Penelitian ini
di laboratorium meliputi tekstur dan berat
memiliki tujuan untuk mengetahui daya
jenis. Adapun sifat kimia tanah yang
dukung kesuburan tanah pucuk yang akan
diamati di laboratorium meliputi pH (H2O
dikupas dari areal tambang dan akan
dan KCl), bahan organik, Ntotal, P2O5, K2O,
digunakan
K, Na, Ca, Mg, kapasitas tukar kation
sebagai
material
utama
reklamasi tanah.
(KTK), kejenuhan basa (KB) dan salinitas. Metode
yang
digunakan
dalam
menganalisis sifat fisik dan kimia tanah di
METODE PENELITIAN
laboratorium ditampilkan pada Tabel 1. Penelitian
dilakukan
pada
bulan
Setelah
data
analisis
laboratorium
Oktober 2011 di Tanjung Baru Desa
diperoleh,
Bakong
Barat
prakiraan kesuburan tanah dengan mengacu
Kabupaten Lingga pada areal seluas 106,62
pada Kunci Prakiraan Kesuburan Tanah
hektar, dengan metode sigi atau survei.
menurut ketentuan Pusat Penelitian Tanah
Teknis pemboran, pembuatan profil tanah
dan Agroklimat (1983).
Kecamatan
Singkep
dilakukan
proses
penilaian
77
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Tabel 1. Metode Analisis Sifat Fisika dan Kimia Tanah No Parameter 1 pH (H2O) pH (KCl) 2 C-Organik 3 N-Total 4 P tersedia 5 K, Na, Ca dan Mg 6 Kapasitas Tukar Kation 7 Al, H 8 Tekstur: - Pasir - Debu - Liat
Satuan
Alat pH meter pH meter Alat gelas Tabung Kjedahl Spektrofotometer AAS Alat-alat gelas
me/100 gr
Metode Analisis/Pengukuran Ekstraksi H2O Ekstraksi KCl 1 N (1:2,5) Walkey dan Black Kjedahl Ekstraksi Bray I Ekstraksi NH40Ac, pH 7 Penjenuhan NH40Ac pH7, titrasi Titrasi
% % %
Penyaringan Pemipetan pada waktu tertentu Pemipetan pada waktu tertentu
Pipet, saringan,
% % ppm me/100 gr me/100 gr
Alat-alat gelas
dan bak pendingin
Sumber: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1983 Tabel 2. Kriteria Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah No
Parameter
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
C-Organik N-Total C/N ratio P2O5 HCl (25%) P2O5 Bray I K20 HCl (25%) KTK Ca Mg K Na Kejenuhan Basa Kejenuhan Al Salinitas
% %
Sangat Rendah <1,00 <0,10 <5 <10 <5 <10 <5 <2 <0,4 <0,1 <0.1 <20 <5 <1 masam
Rendah
Sedang
Tinggi
1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 0,10 -0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 5-10 11-15 16-25 Mg/100 g 10-20 21-40 41-60 ppm 5-10 11-15 16-25 Mg/100 g 10-20 21-40 41-60 me/100 g 5-16 17-23 24-40 me/100 g 2-5 6-10 11-20 me/100 g 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 me/100 g 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 me/100 g 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 % 20-35 36-50 51-70 % 5-10 11-20 21-40 % 1-2 2-3 3-4 Sangat Agak Netral Agak Alkali masam masam 15 pH (H20) <4,5 4,5-5,5 5,6-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 16 pH (HCl) <2,5 2,5-4,0 4,1-6,0 6,1 - 6,5 Sumber: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1983
Sangat Tinggi >5,00 >0,75 >25 >60 >25 >60 >40 >20 >8,0 >1,0 >1,0 >70 >40 >4 Alkali >8,5 >6,5
78
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Setelah data analisis laboratorium diperoleh,
dilakukan
proses
Kondisi wilayah studi pada saat ini
penilaian
masih merupakan kawasan dengan tutupan
prakiraan kesuburan tanah dengan mengacu
tajuk yang cukup baik. Sebagian besar
pada Kunci Prakiraan Kesuburan Tanah
permukaan tanah tertutup tanaman hutan,
menurut ketentuan Pusat Penelitian Tanah
meskipun
dan Agroklimat (1983). Secara rinci pada
dibudidayakan
Tabel 2.
Keberadaan vegetasi ini dalam kurun waktu
pada
lokasi oleh
tertentu warga
telah sekitar.
lama telah meningkatkan lapisan organik di permukaan tanah.
HASIL PENELITIAN
Dekomposisi Lokasi penelitian berada di sebuah
wilayah
studi
bahan
organik
di
diduga
cukup
intensif,
temperatur
udara
rata-rata
tanjung di Pulau Singkep dan perbatasan
mengingat
dengan
bulanan di wilaya studi tergolong cukup
Teluk
Berdasarkan sebagian
kondisi besar
merupakan dengan
Sekanah
2).
geomorfologinya,
tinggi
(27,30C)
dengan
suhu
udara
penelitian
maksimum mencapai 31,30C. Vegetasi juga
bergelombang
melindungi tanah dari erosi, mengingat di
wilayah
perbukitan
kemiringan
(Gambar
sekitar
8
–
0
24 .
lokasi penelitian memiliki curah hujan rata-
Perbukitan dan bukit di lokasi penelitian
rata tahunan relatif tinggi (2.690 mm)
melintang dari arah Utara ke arah Selatan
dengan 10 bulan basah dan 226 hari hujan.
dan Tenggara. Di sebelah Utara terdapat 2
Tingginya curah hujan tahunan (2.690
perbukitan dengan ketinggian 52 – 56 m dpl
mm) dan besarnya hari hujan (226 hh)
dan 64 – 74 m dpl, di tengah sampai ke arah
berpeluang menyebabkan rendahnya pH
Selatan dan Tenggara terdapat 6 buah bukit
tanah karena proses reduksi dan tercucinya
dengan ketinggian dari 72 m dpl sampai 92
kation-kation
m dpl, dan ada 8 buah anak bukit yang
kondisi daya dukung kesuburan di lokasi
tersebar di dalam wilayah penelitian dengan
penelitian, telah dilakukan analisis beberapa
ketinggian antara 50 m dpl sampai 73 m
parameter karakteristik tanah pada lokasi
dpl. Daerah pedataran di lokasi penelitian
yang direncanakan untuk ditambang. Hasil
cukup luas, pada umumnya tersebar di
analisis tersebut disajikan pada Tabel 3.
basa.
Untuk
mengetahui
daerah pantai secara terpisah-pisah dengan ketinggian antara 0 - 10 m dpl.
79
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Gambar 2. Kondisi Geomorfologi Sebagaimana diketahui bahwa tanah
Untuk
mengetahui
dukung
menopang
dan
penelitian, dilakukan pembandingan antara
bagian tanah tersebut lazimnya paling subur
hasil analisis kualitas tanah yang telah
dibanding bagian tubuh tanah yang lain.
dilakukan (Tabel 3) dengan kriteria baku
Dikatakan subur karena pada lapisan top
penilaian tingkat kesuburan tanah (Tabel 2),
soil tersebut tersedia nutrisi tanaman (hara
hasilnya adalah berupa status kesuburan
makro dan mikro). Pada bagian top soil
tanah
tersebut memiliki sifat fisika, kimia dan
ditampilkan pada Tabel 4.
tanaman,
biologi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
pada
tanah
lokasi
di
daya
pucuk merupakan bagian atas tanah untuk pertumbuhan
kesuburan
kondisi
penelitian
lokasi
yang
Berdasarkan informasi yang tersaji
Meskipun
pada Tabel 4, maka dapat disimpulkan
demikian tingkat kesuburan tanah pucuk
bahwa lahan yang berada di daerah Tanjung
tersebut sangat dipengaruhi oleh posisi
Baru, Desa Bakong, Kecamatan Singkep
geografisnya, khususnya akibat curah hujan
Barat
dan temperatur tahunan.
kategori kurang subur.
secara
umum
tergolong
dalam
80
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Tanah di Lokasi Rencana Pertambangan Bijih Besi No 1
Parameter
Satuan
Kadar
pH - H2O pada suhu 27 oC - KCl pada suhu 27oC
2 Karbon Organik 3 Nitrogen total 4 P2O5 5 K2O 6 K 7 Na 8 Ca 9 Mg 10 Kapasitas Tukar Kation (KTK) 11 Kejenuhan Basa (KB) 12 Salinitas Sumber: Hasil penelitian, 2011
4,94
% % ppm ppm Me/100 gr Me/100 gr Me/100 gr Me/100 gr Me/100 gr % o /oo
3,88 3,71 0,21 3,77 3,00 0,30 0,29 0,90 0,48 17,88 11,02 2,90
Tabel 4. Status Kesuburan Tanah pada Lokasi Penelitian di Tanjung Baru Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat No 1
Parameter
Satuan
Kadar
Status Kesuburan
4,94
Sangat rendah (masam)
3,88 3,71 0,21 3,77 3,00 0,30 0,29 0,90 0,48 17,88 11,02 2,90
Sangat rendah (masam) Tinggi Sedang Sangat rendah Sangat rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sangat rendah Sedang
pH - H2O pada suhu 27 oC - HCl pada suhu 27oC
2 Karbon organik 3 Nitrogen total 4 P2O5 5 K2O 6 K 7 Na 8 Ca 9 Mg 10 Kapasitas Tukar Kation 11 Kejenuhan Basa (KB) 12 Salinitas Sumber: Hasil analisis, 2011
-
% % ppm ppm me/100 gr me/100 gr me/100 gr me/100 gr me/100 gr % o /oo
81
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Kondisi pH tanah yang sangat rendah
penelitian berada di tepi pantai. Tingginya
(sangat masam) menjadi faktor pembatas
kadar salinitas dapat menyebabkan rusaknya
bagi tumbuhnya jenis vegetasi yang tidak
struktur tanah dan menjadikan tanaman
tahan terhadap kondisi masam. Rendahnya
tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal yang
nilai pH tanah diduga disebabkan oleh curah
sedikit memberikan harapan adalah masih
hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan
cukup baiknya kadar nitrogen total dan
mengakibatkan seluruh unsur-unsur basa
masih memadainya kadar karbon organik.
(K, Na, Ca, dan Mg) tercuci dari lapisan
Mempertimbangkan
kondisi
daya
atas tanah menuju lapisan tanah lebih
dukung kesuburan yang sangat rendah -
bawah, akibatnya pada lapisan atas tanah
rendah, maka untuk memperbaiki kualitas
akan turun nilai pH-nya. Tingginya curah
kesuburan tanah dapat dilakukan dengan
hujan juga mengakibatkan tubuh tanah
pemberian kapur (liming). Pemberian kapur
sering
jenuh,
dapat memperbaiki beberapa sifat kimia
sehingga menyebabkan terjadinya reaksi
tanah; seperti meningkatkan pH tanah,
kimia
meningkatkan
berada
bersifat
dalam
keadaan
reduksi
yang
dapat
menyebabkan turunnya pH tanah.
meningkatkan
kejenuhan ketersediaan
basa, hara
bagi
Akibat lanjut dari tercucinya unsur-
tanaman, dan mengurangi risiko beracunnya
unsur basa, dengan sendirinya tingkat
unsur hara mikro (Cu, Zn, Fe, Mn, dan Al).
kejenuhan basanya juga rendah. Kation-
Dengan meningkatnya pH tanah, maka
kation basa umumnya merupakan unsur
aktivitas mikroba tanah juga akan ikut
hara yang diperlukan tanaman. Kejenuhan
meningkat. Melihat kondisi lahan di tapak
basa berhubungan erat dengan pH tanah.
kegiatan
subur,
maka
Tanah yang memiliki pH rendah pada
hilangnya lapisan tanah pucuk
akibat
umumnya memiliki kejenuhan basa rendah.
penambangan akan memperburuk tingkat
Sebaliknya, tanah-tanah dengan pH tinggi
kesuburan tanah. Jumlah tanah pucuk yang
mempunyai kejenuhan basa yang tinggi
dikupas selama umur tambang tergolong
pula.
sangat besar, yaitu mencapai 5.608.643 m3. Kondisi
Berdasarkan hasil analisis, berat jenis
menjadikan tanah menjadi kurang baik bagi
(bulk density) rata-rata tanah pucuk adalah
sebagian
1,2 ton/m3, dengan demikian berat tanah
jenis
yang
kurang
sedang,
besar
salinitas
yang
tanaman.
Agak
tingginya nilai salinitas dikarenakan lokasi
pucuk yang dikupas selama umur tambang
82
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
mencapai
6.730.372 ton.
Selanjutnya
pucuk, khususnya pada lapisan kedalaman
bahwa
efektif, akan membawa akibat beberapa
tapak
unsur dan senyawa ikut tergali dalam jumlah
kegiatan adalah 1,20 meter, maka berat
besar. Rincian jumlah senyawa dan unsur
tanah pada kedalaman efektif tersebut adalah
yang diduga berpindah tersebut disajikan
sekitar 1.615.289 ton.
pada Tabel 5.
dengan
mempertimbangkan
kedalaman
efektif
perakaran
di
Penggalian tanah
Tabel 5. Perhitungan Berat Beberapa Unsur dan Senyawa Kimia yang Terangkut akibat Kegiatan Pengupasan Tanah Pucuk akibat Penambangan No Parameter Satuan 1 Karbon organik % 2 Nitrogen total % 3 P2O5 ppm 4 K 2O ppm 5 K me/100 gr 6 Na me/100 gr 7 Ca me/100 gr 8 Mg me/100 gr Sumber: Hasil analisis, 2011
Kadar Sampel 3,71 0,21 3,77 3,00 0,30 0,29 0,90 0,48
Berat Total (Ton) 59.927,7 3.392,1 6,1 4,8 189,0 10,8 1.090,3 38,8
Perlu ditekankan bahwa unsur dan
tersebut karena tanaman karet sangat sesuai
senyawa kimia yang ditampilkan pada
pada pH tanah masam (4,5 – 5,5), cukup
Tabel. 5 berperan sebagai nutrisi tanaman,
sesuai pada temperatur 30 – 34oC, sangat
sehingga tanah pucuk yang digali tersebut
sesuai pada curah hujan tinggi (2.500 –
harus dikelola dengan baik agar kelak dapat
3.000 mm), sangat sesuai pada bulan kering
dimanfaatkan
material
1 – 2 bulan, sangat sesuai pada konsdisi
lokasi
KTK sedang, dan cukup sesuai pada kondisi
tambang. Setelah dilakukan reklamasi, perlu
salinitas 1 – 30/00. Kalaupun masih terdapat
dilakukan analisis tanah kembali untuk
beberapa karakteristik lahan yang kurang
menguji
material
sesuai, diharapkan dapat diatasi dengan
untuk
pemberian kapur secara terbatas untuk
utama
kembali
dalam
reklamasi
potensi
reklamasi
sebagai
dan
bekas
kesuburan sebagai
dasar
menentukan jumlah pupuk. Dalam
kaitannya
memperbaiki dengan
rencana
ketersediaan
kejenuhan kalsium,
serta
basa
dan
melakukan
revegetasi lahan reklamasi bekas tambang
pemupukan beberapa unsur yang terdapat
dengan tanaman karet (Hevea brasiliensis),
dalam kondisi rendah (N, P, K, Na, dan Mg).
maka pilihan tersebut dipandang tepat. Hal 83
Jurnal Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013: 73-84
Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian lapang dan analisis laboratorium dapat disimpulkan
Hardiyatno. 1992. Mekanika Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
bahwa daya dukung kesuburan tanah di lokasi penelitian tergolong sangat rendah – rendah. Kondisi kualitas lahan yang kurang baik ini tidak boleh bertambah buruk, sehingga penyimpanan tanah pucuk hasil kupasan dari lokasi tambang harus terhindar dari kemungkinan erosi tanah akibat curah hujan yang relatif tinggi di lokasi penelitian.
Hartman, H.L. 1987. Introductory Mining Engineering. New York: John Wiley & Sons. Sartohadi, J., Jamulya, dan NIS Dewi. 2012. Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pfelider, E.P. 1968. Surface Mining. New York: Metallurgical and Petroleum Engineer, Inc. New York.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar sebelum melakukan
kegiatan
revegetasi
dengan
tanaman karet (Hevea brasiliensis), lahan perlu
dianalisis
lahannya
untuk
kesuburan
dan
kembali
karakteristik
menentukan menghitung
PPT. 1968. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan. Bogor: PPT.
status tingkat
kebutuhan pupuk.
PPTA. 1983. Kriteria Penilaian Analisis Kimia Tanah. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Suripin, 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Sitanala. 1980. Konservasi Tanah. Gambung-Bandung: Pusat Penelitian Tanaman Kina. Bemmelen, R.W. Van. 1970. The Geology of Indonesia, Volume IA. Martinus Nijhoff The Haque. The Netherlands. David, C.W. and J.G Raw. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. New York: McGraw Hill Book Co.
84