Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL BAGI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI KABUPATEN PATI Erni Suharini¹ ¹Staf Pengajar Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Maret 2014 Disetujui Juni 2014 Dipublikasikan Juli 2014 ________________ Keywords: Pedagogic competency, professional competency, Geographic teacher ___________________
Abstract The teacher has a very strategic role in efforts to achieve national development goals, particularly in education field, so it is necessary to develop as professionals who’s dignified and professional. Recognizing these conditions, the government made efforts to develop competency standards. Under these conditions, the researchers want to examine: (1) What condition of Geography Teacher pedagogical competence in SMA Pati; (2) How does the professional competence of geography teachers in SMA Pati. The population in this study was a geography teacher at SMA Pati. Methods of data collection were documentation, observation, and interviews. Variables research is pedagogical competence and professional competence for geography teachers in SMA Pati. The data obtained were processed using descriptive methods and statistical analysis with the percentage of Mann-Whitney test. The results of this study indicate that geography teachers have pedagogical competence of 68.8% included in both criteria. But there was an indicator that included in the criteria was not good, i.e. the evaluation tool accuracy. This is due to the lack of teacher’s competences in providing feedback and assessment during the learning process. While on the professional competence of geography teachers are owned by 70.5% included in both criteria. Abstrak Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dengan adanya hal tersebut perlu standar kompetensi guru agar kita memiliki guru profesional. Menyadari kondisi tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti ingin mengkaji : (1) Bagaimana kompetensi pedagogik guru geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati; (2) Bagaimana kompetensi profesional guru geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati. Populasi dalam penelitian ini adalah guru geografi SMA Negeri di Kabupaten Pati. Metode dalam pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Variabel penelitiannya adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bagi guru geografi SMA Negeri di Kabupaten Pati. Data yang didapat diolah dengan menggunakan metode deskriptif persentase dan analisis statistik dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki guru geografi adalah sebesar 68,8% termasuk dalam kriteria baik. Namun ada satu indikator yang termasuk dalam kriteria kurang baik, yaitu pada ketepatan alat evaluasi. Sedangkan pada kompetensi profesional yang dimiliki guru geografi adalah sebesar 70,5% termasuk dalam kriteria baik. © 2014 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail:
[email protected]
148
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
bidang
PENDAHULUAN
pendidikan,
sehingga
perlu
dikembangkan sebagai tenaga profesi yang Perwujudan
pendidikan
yang
bermartabat dan profesional.
berkualitas menjadi tanggung jawab semua
Guru profesional akan menghasilkan
pihak, terutama adalah tanggung jawab
proses
pelaksana pembelajaran di sekolah. Untuk
berkualitas dalam rangka mewujudkan
mengatasi era globalisasi dalam dunia
manusia
pendidikan, upaya memenuhi kebutuhan,
kompetitif, sebagaimana diamanatkan oleh
keberadaan dan keprofesionalan guru harus
undang- undang sistem pendidikan nasional
terus
Guru
(UU Sisdiknas). Dalam perwujudannya,
merupakan komponen paling menentukan
tanggung jawab perlu lebih ditekankan, dan
dalam
dikedepankan, karena pada saat ini banyak
menerus
ditingkatkan.
sistem
keseluruhan,
pendidikan
yang
harus
secara mendapat
perhatian sentral, pertama, dan utama. Guru memegang
peran
lulusan
hasil
Indonesia
pendidikan
pendidikan
yang
yang
cerdas
cerdas,
yang
dan
dan
terampil
dalam
tetapi tidak memiliki tanggung jawab
pembangunan pendidikan, khususnya yang
dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan
diselenggarakan secara formal di sekolah.
yang
Guru juga sangat menentukan keberhasilan
menimbulkan masalah bagi masyarakat,
peserta didik, terutama dalam kaitannya
menjadi beban masyarakat dan bangsa,
dengan proses belajar mengajar. Guru
bahkan menggerogoti keutuhan bangsa
merupakan
serta dapat menggoyahkan kesatuan dan
komponen
utama
dan
yang
paling
dimilikinya
persatuan
dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh
Sehingga dengan adanya hal tersebut perlu
karena itu, upaya perbaikan apapun yang
standar kompetensi guru agar kita memiliki
dilakukan untuk
meningkatkan kualitas
guru profesional yang memenuhi standar
pendidikan tidak akan memberi sumbangan
dan lisensi sesuai dengan kebutuhan.
yang signifikan tanpa didukung oleh guru
Menyadari kondisi tersebut, pemerintah
yang profesional dan berkualitas. Guru
melakukan
mempunyai peran yang sangat strategis
mengembangkan standar kompetensi.
upaya
pembangunan
mewujudkan nasional,
tujuan
khususnya
di
Faktor
(Mulyasa,
seringkali
berpengaruh terhadap terciptanya proses
dalam
bangsa
sehingga
berbagai
yang
2007:6).
upaya
untuk
menyebabkan
rendahnya kompetensi guru antara lain
149
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
disebabkan oleh : (1) masih banyak guru
yang dimilikinya (Mulyasa,2007:75) dan
yang tidak menekuni profesinya secara
(2) kompetensi profesional merupakan
utuh. Hal ini disebabkan oleh sebagian guru
kemampuan
yang bekerja diluar jam kerjanya untuk
pembelajaran secara luas dan mendalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga
yang memungkinkan membimbing peserta
tidak
didik memenuhi standar kompetensi yang
memiliki
kesempatan
untuk
penguasaan
meningkatkan diri, baik membaca, menulis
ditetapkan
apalagi membuka internet; (2) belum
Pendidikan
semua guru memiliki standar profesional
Sehubungan dengan itu, sudah sewajarnya
sebagaimana
yang
pemerintah
kemungkinan
disebabkan
dipersyaratkan; oleh
(3)
adanya
dalam
materi
Standar
Nasional
(Mulyasa,2007:135).
terus
berupaya
mencari
alternatif untuk meningkatkan kualitas dan
perguruan tinggi swasta yang mencetak
kinerja
guru asal jadi, atau setengah jadi, tanpa
peningkatan
memperhitungkan
kelak
dilakukan uji kompetensi secara berkala
dilapangan, sehingga menyebabkan banyak
agar kinerjanya terus meningkat dan tetap
guru
memenuhi syarat profesional.
yang
outputnya
belum
memenuhi
etika
profesi
guru.
Dalam
kemampuan
guru,
rangka perlu
profesinya; (4) kurangnya motivasi guru
Dalam Undang-Undang RI Nomor 14
dalam meningkatkan kualitas diri karena
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
guru
dijelaskan
tidak
dituntut
untuk
meneliti
bahwa:
kompetensi
sebagaimana yang diberlakukan pada dosen
seperangkat
di perguruan tinggi (Mulyasa, 2007:10).
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
Berdasarkan kondisi tersebut, sedikitnya
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
terdapat dua kategori kompetensi yang
melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari
akan diteliti oleh penulis, yakni (1)
uraian tersebut, nampak bahwa kompetensi
kompetensi
merupakan
mengacu pada kemampuan melaksanakan
pembelajaran
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.
pedagogik
kemampuan
mengelola
peserta didik
yang meliputi pemahaman
Kompetensi
pengetahuan,
adalah
guru
keterampilan,
menunjuk
pada
terhadap peserta didik, perancangan dan
performance dan perbuatan yang rasional
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
untuk
belajar, dan pengembangan peserta didik
didalam
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
pendidikan. Dikatakan rasional karena
memenuhi
spesifikasi
pelaksanaan
tertentu
tugas-tugas
150
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
mempunyai arah dan tujuan, sedangkan
terhadap
performance merupakan perilaku nyata
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dalam arti tidak hanya dapat diamati tetapi
yang mendidik dan dialogis, evaluasi
mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.
belajar, dan pengembangan peserta didik.
Kompetensi merupakan komponen utama
peserta
didik,
perancangan
Dari latar belakang masalah diatas
dari standar profesi disamping kode etik
permasalahan
sebagai regulasi perilaku profesi yang
penelitian ini adalah sebagai berikut.
ditetapkan dalam prosedur dan sistem
Bagaimana kompetensi pedagogik guru
pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan
geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati ?
dan dimaknai sebagai perangkat perilaku
Bagaimana kompetensi profesional guru
efektif yang terkait dengan eksplorasi dan
geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati?
investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan
diangkat
dalam
Adapun dari tujuan penelitian ini
dan
adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui
mengarahkan seseorang menemukan cara-
kompetensi pedagogik guru geografi di
cara untuk mencapai tujuan tertentu secara
SMA
efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah
mengetahui kompetensi profesional guru
suatu titik akhir dari suatu upaya melainkan
geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati.
suatu proses yang berkembang dan belajar
Sedangkan manfaat dari penelitian ini
sepanjang hayat.
adalah a) Manfaat praktis, hasil penelitian
Standar
perhatian
yang
Nasional
Negeri
Kabupaten
Pati.
Untuk
Pendidikan,
ini diharapkan dapat memberikan masukan
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
kepada para pendidik khususnya guru
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogic
geografi untuk
adalah
mengelola
kompetensi pedagogik dan kompetensi
pembelajaran peserta didik yang meliputi
profesional dalam mengajar dan menambah
pemahaman peserta didik, perancangan dan
pengetahuan, pemahaman materi yang akan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
diajarkan.
belajar, dan pengembangan
penelitian
kemampuan
peserta didik
b)
dapat
mengembangkan
Manfaat ini
teoritis,
diharapkan
hasil dapat
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
memberikan manfaat
yang
(Mulyasa,2007:75).
Nasional pada umumnya dan kegiatan
Potensi tersebut adalah menguasai dalam
belajar mengajar pada khususnya dalam
mengelola pembelajaran, pemahaman guru
meningkatkan kompetensi.
dimilikinya
pada Pendidikan
151
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
observasi dilaksanakan dengan observasi
METODE PENELITIAN
langsung ke sekolah yang bersangkutan dan Populasi adalah keseluruhan dari subyek
penelitian
ditujukan kepada guru geografi SMA
(Arikunto,2006:130).
Negeri di Kabupaten Pati. Metode ini
Populasi dalam penelitian ini adalah guru
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
geografi SMA Negeri di Kabupaten Pati
pembelajaran yang dilakukan guru SMA
yang berjumlah 17 guru, yang memiliki
Negeri
karakteristik : Guru tersebut mengajar mata
pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan
pelajaran geografi dimana guru tersebut
berdasarkan
mengajar di SMA Negeri. Variabel yang ada dalam penelitian
di
Kabupaten
Pati.
Penilaian
lembar
observasi
dan
penskoran
yang telah
disiapkan
oleh
peneliti
berdasar
Alat
ini adalah kompetensi pedagogik dan
Kompetensi
profesional bagi guru geografi. Yang
Dokumentasi. Metode dokumentasi ini
dijadikan indikator dalam penelitian ini
untuk memperoleh data- data/dokumen dari
adalah:Kompetensi
Pedagogik
sekolah yang bersangkutan berupa rencana
(Pemahaman guru terhadap peserta didik,
pembelajaran, serta memperoleh data-data
Perancangan pembelajaran, Pelaksanaan
sekunder dari Depdiknas berupa daftar
pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
SMA Negeri di Kabupaten Pati yang
Ketepatan
Kemampuan
dijadikan populasi. Metode Wawancara.
mengembangkan potensi peserta didik).
Metode ini ditujukan pada obyek penelitian
Kompetensi
(Penguasaan
yaitu guru geografi dan Kepala SMA
materi, Kemampuan membuka pelajaran,
Negeri di Kabupaten Pati yang diharapkan
Kemampuan
bertanya,
Kemampuan
dapat
mengadakan
variasi
pembelajaran,
alat
Kejelasan Kemampuan
evaluasi,
Profesional
dalam
penyajian
(APKG).
memperjelas
data
Metode
mengenai
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
kelas,
Metode analisis data yang digunakan
Kemampuan menutup pelajaran, Ketepatan
dalam penelitian ini adalah deskriptif
antara waktu dan materi pelajaran).
kuantitatif dengan analisis berupa deskriptif
Metode
mengelola
materi,
Guru
Penilaian
pengumpulan
data
yang
persentase dan analisis statistik dengan uji
digunakan dalam penelitian ini adalah
Mann-Whitney.
Metode
deskriptif
sebagai berikut. Metode Observasi. Metode
persentase digunakan untuk mengolah data
152
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
pada tujuan penelitian poin pertama dan
selama 3 tahun. SMA Negeri 3 Pati
kedua
jawaban-
memiliki guru geografi sebanyak 2 orang
jawaban responden, melalui pemberian
dan keduanya sudah termasuk PNS dengan
skor dengan kriteria tertentu kemudian
masa kerja 12 tahun, tetapi selain mengajar
dicari
bantuan
geografi kedua guru tersebut juga mengajar
komputer program SPSS for windows
mata pelajaran sosiologi. SMA Negeri 1
release 15.
Kayen memiliki guru geografi sebanyak 2
yang
diperoleh
dengan
Pemberian
dari
menggunakan
penilaian
orang dengan masa kerja selama 10 tahun,
metode
tetapi salah satunya masih berstatus sebagai
observasi dari indikator yang diamati pada
Guru Tidak Tetap (GTT). SMA Negeri 1
responden adalah sebagai berikut : skor 4
Jakenan memiliki guru geografi sebanyak 2
pembelajaran yang ditampilkan guru sangat
orang, dan keduanya sudah berstatus
baik, skor 3 pembelajaran yang ditampilkan
sebagai PNS yang mempunyai masa kerja
guru baik, skor 2 pembelajaran yang
antara 20-25 tahun. SMA Negeri 1 Juwana
ditampilkan guru kurang baik, skor 1
memiliki 2 orang guru geografi, keduanya
pembelajaran yang ditampilkan guru tidak
berstatus PNS yang sudah mempunyai
baik.
masa kerja selama 25 tahun, tetapi salah
jawaban
skor
atau
yang diperoleh
dari
satu guru geografi di sekolah tersebut merangkap sebagai guru geografi di SMA
HASIL PENELITIAN
Negeri 1 Batangan. SMA Negeri 1 Kabupaten Pati memiliki 8 SMA Negeri
dengan
jumlah
guru
Batangan memiliki 2 orang guru geografi,
geografi
satu guru berasal dari guru geografi yang
sebanyak 17 orang. SMA Negeri 1 Pati
mengajar di SMA Negeri 1 Juwana dan
memiliki guru geografi sebanyak 3 orang,
satu guru lagi masih termasuk GTT. SMA
dan dari ketiganya sudah termasuk Pegawai
Negeri 1 Batangan ini merupakan sekolah
Negeri Sipil dengan masa kerja antara 20-
yang baru berdiri tahun 2005. SMA Negeri
25 tahun. SMA Negeri 2 Pati memiliki
1 Tayu mempunyai guru geografi sebanyak
guru geografi sebanyak 2 orang, keduanya
2 orang dan keduanya sudah termasuk
sudah termasuk PNS, satu guru sudah
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki masa
mempunyai masa kerja 25 tahun dan satu
kerja antara 15- 20 tahun. Dari ke tujuh
guru lagi baru mempunyai masa kerja
belas guru geografi tersebut, semuanya
153
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
menempuh pendidikan terakhir dari jurusan
mempunyai kriteria baik. Baik dalam hal
geografi baik itu dari kependidikan maupun
ini
non kependidikan.
mengaplikasikan kompetensi pedagogik.
maksudnya
adalah
mampu
untuk
Sedangkan kompetensi pedagogik guru Kompetensi Pedagogik Guru Geografi
geografi di sekolah akreditasi B adalah
SMA Negeri Kabupaten Pati
sebesar 43,7% artinya hasil tersebut masih
Kompetensi kemampuan
pedagogik
mengelola
adalah
dalam kriteria yang kurang baik.
pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman
Pemahaman Terhadap Peserta Didik
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
diketahui bahwa sebagian besar guru
pengembangan
untuk
geografi yang mengajar di sekolah dengan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
akreditasi A sudah baik atau mampu dalam
dimilikinya. Pada indikator pemahaman
mengaplikasikan kompetensi pedagogik.
guru terhadap peserta didik, dijabarkan
Dalam
menjadi tujuh indikator. Indikator tersebut
peserta didik, guru sudah baik dalam
meliputi menentukan pengalaman belajar
menentukan pengalaman belajar siswa,
siswa,
mengarahkan
peserta
didik
mengarahkan
berpartisipasi,
siswa
menumbuhkan
aktif
indikator
pemahaman
siswa
untuk
terhadap
aktif
motivasi
berpartisipasi, namun masih kurang baik
siswa untuk belajar, merespon secara
dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk
positif
belajar karena guru hanya meminta siswa
keingintahuan
terhadap
respon
kemajuan
belajar
siswa,
siswa,
memantau siswa,
untuk
memulai
pembelajaran
dengan
dan
ucapan atau secara verbal saja sehingga
memberi penguatan untuk memelihara dan
siswa kurang tertarik. Dalam merespon
meningkatkan keterlibatan.
positif keinginan siswa termasuk dalam
Berdasarkan
setiap
terbuka
dari hasil penelitian
kriteria baik, tetapi masih kurang baik
dengan menggunakan rumus deskriptif
dalam hal keterbukaan terhadap respon
persentase
siswa karena sebagian besar guru hanya
dapat
diketahui
bahwa
persentase kompetensi pedagogik guru
menampung
geografi di sekolah akreditasi A adalah
memberi solusi jawabannya. Guru dalam
sebesar
memantau kemajuan belajar setiap siswa
72,2%
artinya
hasil
tersebut
pertanyaan
siswa
tanpa
154
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
dapat
dikatakan
seimbang
karena
kurang baik.
perbandingan antara guru yang termasuk dalam kriteria baik dan kurang baik adalah
Perancangan Pembelajaran
sama. Hal ini dikarenakan ada sebagian
Mengenai perancangan pembelajaran,
guru yang hanya memberi pekerjaan rumah
berdasarkan
dan pretes saja pada waktu pelajaran, tetapi
dapat diketahui bahwa guru yang mengajar
ada juga yang ditambah dengan memberi
di sekolah akreditasi A telah mampu atau
kesempatan pada siswa untuk menanyakan
sudah baik dalam merencanakan dan
materi yang sulit dimengerti. Selanjutnya
membuat rancangan pembelajaran. Hal ini
guru dalam memberi penguatan untuk
dapat dilihat pada hasil persentasi sebesar
memelihara dan meningkatkan keterlibatan
70% yang artinya guru masuk dalam
siswa masih kurang baik karena guru hanya
kriteria
berusaha mengatur siswa bekerja kelompok
merumuskan
berdasarkan kemampuan masing-masing
mengorganisasikan
sehingga dapat berkonsentrasi membantu
menentukan jenis kegiatan belajar, sumber
yang kurang dan ada yang menjadi tutor,
belajar, dan menentukan penilaian. Dalam
alangkah baiknya apabila ada penghargaan
membuat
berupa nilai bagi siswa yang aktif sehingga
disebutkan rumusan tujuan pembelajaran,
dapat digunakan sebagai pemicu semangat
walaupun ada sebagian kecil guru yang
bagi siswa yang kurang. Selanjutnya untuk
merumuskan tujuan pembelajaran. Guru
guru geografi yang mengajar di sekolah
dalam
dengan
pembelajaran
akreditasi
B
pada
indikator
observasi
baik.
Namun tujuan
yang
kurang
pelajaran,
pembelajaran
mengorganisasikan dan
dalam
pembelajaran,
materi
rencana
dilakukan
menentukan
tidak
materi jenis
menentukan pengalaman belajar siswa dan
kegiatan belajar hanya menggunakan dua
memantau kemajuan belajar siswa masih
komponen saja yaitu materi hanya terbatas
dalam taraf kriteria tidak baik yang
pada kemampuan yang dituntut kelas serta
dikarenakan guru hanya memberi peluang
mengurutkan materi dari yang mudah ke
bagi siswa untuk mencari, mengelola, dan
yang sulit. Sedangkan dalam menentukan
menemukan sendiri pengetahuan tanpa
sumber belajar, guru hanya mengacu pada
mendapat bimbingan dari guru. Sedangkan
kemutakhiran
untuk indikator mengarahkan siswa untuk
perkembangan terakhir dalam bidangnya
aktif
dan
berpartisipasi
mencapai
kriteria
keluasan
yang
sesuai
materinya.
dengan
Dalam
155
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
menentukan
penilaian,
guru
hanya
materi dari yang mudah ke yang sulit saja.
menyebutkan teknik dan bentuk instrument tanpa melampirkan instrumennya. Jadi
Pelaksanaan
dalam menentukan penilaian tidak ada
Mendidik dan Dialogis
contoh konkrit yang terlampir. Berdasarkan
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
pembelajaran
yang
hasil analisis RP dan observasi yang
mendidik dan dialogis, dalam hal ini
dilakukan di lapangan, dari masing-masing
setelah dilakukan observasi di sekolah
guru geografi dapat disimpulkan bahwa
dengan
rencana
dibuat
persentase sebesar 76,1% yang artinya guru
cenderung sama dari tahun ke tahun. Dalam
masuk dalam kriteria baik. Lebih rincinya
pembuatan rencana pembelajaran mencapai
dalam berinteraksi dengan siswa dan
kriteria baik tetapi masih perlu dibenahi
mengklarifikasi petunjuk dan penjelasan
dengan cara saling bertukar pendapat
pada siswa apabila siswa salah mengerti
dengan guru lain yang dianggap lebih
termasuk dalam kriteria baik dan indikator
mampu agar RP yang dibuat benar-benar
menggunakan ekspresi lisan atau tulisan
sempurna dan bahan yang digunakan bisa
yang dapat ditangkap siswa termasuk
lebih up to date. Sedangkan permasalahan
dalam kriteria sangat baik karena guru
yang di hadapi oleh guru yang mengajar di
dapat
sekolah
indikator
pembicaraan yang lancar dan mudah
perencanaan pembelajarann ini hampir
dimengerti, tulisan dipapan tulis juga dapat
sama dengan permasalahan yang dihadapi
dibaca dengan mudah serta menggunakan
guru geografi di sekolah akreditasi B. tetapi
isyarat dan gerak badan dengan tepat.
pada sekolah akreditasi B ini hanya
Untuk guru yang megajar di sekolah
mempunyai skor akhir 50% saja yaitu
dengan
termasuk dalam kriteria kurang baik. Hal
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
ini
indikator
dan dialogis ini hanya mencapai kriteria
mengorganisasikan materi pembelajaran
50% yaitu termasuk dalam kriteria kurang
dan menentukan jenis kegiatan belajar
baik. Tetapi dalam menggunakan ekspresi
hanya mencapai kriteria tidak baik karena
lisan atau tulisan mempunyai kriteria yang
dalam
materi
sangat baik, ini berarti bahwa guru geografi
pembelajaran guru hanya mengurutkan
di sekolah dengan akreditasi B dianggap
pembelajaran
akreditasi
disebabkan
B
yang
pada
pada
mengorganisasikan
akreditasi
A
menjelaskan
akreditasi
diketahui
materi
B
pada
hasil
dengan
indikator
156
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
mampu menggunakan ekspresi lisan atau
menciptakan suasana kelas yang efektif,
tulisan dalan mengajar.
efisien, kondusif, terkendali tetapi siswa masih pasif, jadi belum bisa tercipta interaksi antara guru dan siswa. Sedangkan
Ketepatan Alat Evaluasi Ketepatan
alat
evaluasi
yang
digunakan di sekolah akreditasi A dapat diketahui
hasil
persentasenya
sebesar
62,7%, artinya guru masuk dalam kriteria kurang baik. Pada indikator ini, sekolah dengan akreditasi B juga tidak jauh beda yaitu masuk dalam kriteria tidak baik dengan
persentase
37,5%.
Hal
ini
dikarenakan guru dalam melaksanakan penilaian
selama
proses
pembelajaran
hanya mengacu pada dua komponen saja yaitu memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya/ memberi tanggapan dan melaksanakan penilaian awal serta pada waktu pembelajaran guru hanya melakukan
untuk guru yang mengajar di sekolah akreditasi
B mempunyai
skor 41,6%
dengan kriteria tidak baik. Secara
keseluruhan
kompetensi
pedagogik yang dicapai guru geografi di SMA Negeri se-kabupaten Pati, setelah dihitung lagi dengan uji Mann- Whithney, kemampuan guru geografi yang mengajar di sekolah dengan akreditasi A dan B dapat dibedakan bahwa guru yang mengajar di sekolah dengan akreditasi B mempunyai skor 0,025 yang berarti dibawah 0,05 sehingga diartikan ada perbedaan antara guru yang mengajar di sekolah akreditasi A dengan sekolah akreditasi B, dengan kata lain guru yang mengajar di sekolah
tes lisan saja.
akreditasi Kemampuan dalam Mengembangkan
A
mempunyai
kompetensi
pedagogik lebih baik dari guru yang mengajar di sekolah akreditasi B.
Potensi Peserta Didik Dalam kemampuan mengembangkan potensi siswa, berdasarkan hasil observasi
Kompetensi
diperoleh hasil persentase sebesar 95%
Negeri Kabupaten Pati
yang artinya guru masuk dalam kriteria
Kemampuan
sangat
baik
dalam
Guru
guru
SMA
dalam
mengadakan
mengaplikasikan kompetensi profesional
program pengayaan dan remedial. Namun
dapat dibagi menjadi delapan bagian yaitu
dalam
penguasaan materi, kemampuan membuka
mengarahkan
hal
Profesional
keberanian
siswa
untuk mengajukan pendapat guru dapat
pelajaran,
kemampuan
bertanya, 157
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
kemampuan
mengadakan
variasi
penguasaan pembelajaran serta materi yang
pembelajaran, kejelasan dalam penyajian
disampaikan berkaitan antara satu dengan
materi,
kelas,
materi lain. Kemampuan guru memberikan
kemampuan menutup pelajaran, ketepatan
contoh konkrit dalam suatu pembelajaran
antara
sangat penting karena siswa dapat lebih
kemampuan
waktu
dan
mengelola
materi
pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dihitung
mudah
dengan menggunakan rumus deskriptif
diajarkan.
persentase
bahwa
mengingat suatu materi bila materi tersebut
guru
dikaitkan dengan suatu kejadian nyata.
geografi di sekolah akreditasi A adalah
Sedangkan guru yang mengajar di sekolah
sebesar
tersebut
akreditasi B diperoleh hasil 45,8% dengan
mempunyai kriteria baik. Baik dalam hal
kriteria kurang baik. Hal ini dikarenkan
ini
untuk
guru kurang mampu dalam membantu
mengaplikasikan kompetensi profesional.
siswa mengenal maksud dan pentingnya
Sedangkan kompetensi profesional guru
topik
geografi di sekolah akreditasi B adalah
memperkenalkan
sebesar 53,1% artinya hasil tersebut masih
dak kompetensi dasarnya saja tidak disertai
dalam kriteria yang kurang baik. Dari
penjelasan.
dapat
diketahui
persentase kompetensi profesional
71,4%
maksudnya
artinya
adalah
hasil
mampu
memahami suatu materi yang Siswa
karena
akan
lebih
disini
mudah
guru
standar
hanya
kompetensi
kedelapan indikator diatas akan dibahas sebagai berikut.
Kemampuan Membuka Pelajaran Kemampuan dalam
Penguasaan Materi
kegiatan
membuka ini
pada
pelajaran, dasarnya
Penguasaan materi dalam observasi
merupakan kegiatan awal yang harus
di sekolah dengan akreditasi A pada
ditempuh guru dan siswa pada setiap kali
penelitian ini diketahui hasil persentase
pelaksanaan
76,6% yang artinya guru masuk dalam
adalah untuk menciptakan suasana belajar
kriteria baik. Karena guru mampu memberi
yang efektif dan kondusif. Namun perlu
contoh-contoh
memberi
diingat waktu untuk membuka pelajaran ini
penekanan pada materi yang dianggap
relative singkat antara 5-10 menit, sehingga
penting. Selain itu guru juga mampu
diharapkan dengan waktu yang singkat
dengan baik dalam mendemonstrasikan
tersebut guru mampu membawa siswa pada
konkrit
dan
pembelajaran.
Fungsinya
158
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
suasana yang kondusif. Guru pada awal
guru kurang mampu dalam hal membuat
pelajaran menyampaikan apersepsi dengan
pertanyaan berdasarkan analisis butir soal
cara tanya jawab materi sebelumnya atau
yang masih dibuat berdasar reliabilitas dan
materi yang berkaitan dengan materi yang
tingkat kesulitan saja.
akan dibahas. Dalam hal ini meskipun materi apersepsi dapat dilakukan namun
Kemampuan
kurang dalam menyampaikan kompetensi
Pembelajaran
yang harus dicapai, rata-rata guru hanya
Mengenai
Mengadakan
Variasi
kemampuan
dalam
menyampaikan kompetensi sepintas saja.
mengadakan variasi pembelajaran, guru
Dari uraian tersebut diperoleh hasil 51,1%
geografi di sekolah dengan akreditasi A
guru geografi yang mengajar di sekolah
termasuk dalam kriteria baik
dengan akreditasi
A termasuk dalam
persentase 63,8%. Sedangkan guru yang
kriteria kurang baik. Sedangkan untuk
mengajar di sekolah akreditasi B mempuyai
sekolah akreditasi B mempunyai skor 50%
kriteria kurang baik dengan persentase
dengan kriteria kuranng baik.
45,8%. Sumber bahan ajar yang utama
dengan
hanyalah buku paket pelajaran saja. Bahkan ada sekolah siswa tidak memiliki buku
Kemampuan Bertanya Berdasarkan sekolah
dengan
kemampuan
hasil
observasi
akreditasi
bertanya
A
dalam
paket secara merata karena ketersediaan buku
yang
terbatas.
Mereka
hanya
data
mengandalkan LKS dan hanya guru yang
sebesar 78,8% guru yang masuk dalam
memiliki buku paket. Keterbatasan sumber
kriteria baik. Hanya saja guru dalam
dan
menunjuk
membuat
siswa
diperoleh
di
untuk
menjawab
media
pembelajaran sebagian
yang
besar
guru
pertanyaan termasuk dalam kriteria kurang
menggunakan
baik, karena guru hanya menunjuk siswa
dikombinasi dengan tanya jawab untuk
yang ramai saja sehingga tidak semua
merangsang siswa dan memberi tanggapan,
siswa mendapat bagian yang sama dalam
apabila
menjawab pertanyaan. Sedangkan guru
ceramah maka siswa akan berfikir pasif dan
geografi di sekolah akreditasi B diperoleh
tidak sistematik dan tidak mengarah pada
hasil 45,8% yang termasuk dalam kriteria
indikator hasil pembelajaran.
hanya
metode
itulah
ceramah
mengandalkan
dan
metode
kurang baik. Hal ini disebabkan karena
159
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
besar guru belum bisa membantu siswa
Kejelasan dalam Penyajian Materi Kejelasan penyajian materi dalam
untuk mengingat kembali pengalaman atau
hasil observasi di sekolah dengan akreditasi
pengetahuan yang telah diperoleh pada
A diperoleh data 65% yang artinya guru
materi yang telah lalu. Selain itu guru
masuk dalam kriteria baik. Sedangkan guru
kurang memperhatikan siswa yang pasif
yang mengajar di sekolah akreditasi B
sehingga siswa yang menjawab pertanyaan
mempunyai kriteria kurang baik dengan
dari
persentase 50%. Untuk menarik minat
Seharusnya guru mampu membantu siswa
siswa dalam proses pembelajaran guru
dalam mengingat suatu materi dengan
berusaha menggunakan sumber belajar
memberikan suatu kata kunci sehingga
seadanya, yaitu terbatas pada buku paket
siswa dapat mengingat kembali materi
ataupun LKS dan hanya pada sekolah-
tersebut.
sekolah
tertentu
pembelajarannya
yang
mampu
yang
maksimal
tersedia
menampilkan
agar
semua
guru
hanya
siswa
yang
sama.
dalam Kemampuan Menutup Pelajaran
gambar yang diambil dari internet. Dengan media
guru
berusaha
siswa
dapat
Mengenai
kemampuan
menutup
pelajaran, pada dasarnya hanya memiliki waktu yang relative singkat sehingga guru
menggunakan walau kenyataannya hanya
harus
mampu
memanfaatkan
waktu
sebagian siswa yang dapat menggunakan.
seefisien mungkin. Secara umum kegiatan menutup pelajaran ini adalah adanya
Kemampuan Mengelola Kelas Dalam kemampuan mengelola kelas,
pemberian
tindak
lanjut,
menarik
kesimpulan, dan memberi penilaian akhir.
guru geografi di sekolah dengan akreditasi
Dalam
hal
ini
A termasuk dalam kriteria baik dengan
pelajaran
hasil persentase 75,5%. Sedangkan guru
akreditasi A termasuk dalam kriteria baik
yang mengajar di sekolah dengan akreditasi
dengan persentase 77,7%. Selanjutnya
B mempunyai kriteria kurang baik dengan
mengenai guru geografi yang mengajar di
persentase 50%. Ada beberapa guru yang
sekolah dengan akreditasi B mempunyai
masih kurang baik dalam hal memelihara
kriteria baik dengan persentase 66,6%.
guru
kemampuan geografi
di
menutup sekolah
keterlibatan siswa dalam pembelajaran karena pada waktu pembelajaran sebagian
160
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
Ketepatan Antara Waktu dan Materi
profesional yang dicapai guru geografi di
Pelajaran
SMA Negeri se- kabupaten Pati perlu
Mengenai ketepatan antara waktu dan
dibedakan lagi antara kemampuan guru
materi pelajaran guru geografi di sekolah
geografi yang mengajar di sekolah dengan
akreditasi A termasuk dalam kriteria sangat
akreditasi A dan B, dapat dihitung lagi
baik dengan persentase 82,7%. Sedangkan
dengan menggunakan uji Mann-Whithney
untuk guru geografi yang mengajar di
yang menyatakan bahwa pada sekolah
sekolah dengan akreditasi B mempunyai
dengan akreditasi B mempunyai skor 0,030
kriteria baik dengan persentase 70,8%.
yang
Pada
indikator
diartikan ada perbedaan antara guru yang
waktu
dan
mengatur
penggunaan
dibawah
0,05
sehingga
waktu
mengajar di sekolah akreditasi A dengan
termasuk
sekolah akreditasi B, dengan kata lain guru
dalam kriteria baik Hal ini menunjukkan
yang mengajar di sekolah dengan akreditasi
bahwa sebagian besar guru dalam memulai
A mempunyai kompetensi profesional lebih
pelajaran tepat waktu, tidak ada waktu yang
baik dari guru yang mengajar di sekolah
terbuang sia-sia, dan meneruskan pelajaran
dengan akreditasi B.
pembelajaran
sampai
menggunakan
berarti
secara
habis
efisien
waktu
yang
telah
dialokasikan. Sehingga guru masuk dan
KESIMPULAN
keluar kelas sesuai dengan waktu/jam pelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
menggunakan waktu pembelajaran secara
pembahasan pada bab IV, bahwa secara
efisien sebagian besar guru melakukan
umum
pembelajaran
sesuai
yang
kompetensi profesional guru geografi SMA
direncanakan,
menghindari
penundaan
Negeri di Kabupaten Pati dalam kriteria
kegiatan
selama
materi
pembelajaran,
menghindari
penyimpangan
pembelajaran.
Sedangkan
menentukan
alokasi
kompetensi
pedagogik
dan
dan
baik. Kompetensi pedagogik yang dimiliki
selama
guru geografi SMA Negeri akreditasi A di
hal
Kabupaten Pati termasuk dalam kriteria
guru
baik dengan persentase 72,2%. Namun ada
mengalokasikan waktu sesuai jam pelajaran
satu indikator yang termasuk dalam kriteria
yang ditentukan.
kurang baik, yaitu pada ketepatan alat
Secara
dalam
waktu,
keseluruhan
kompetensi
evaluasi. Hal ini dikarenakan kurangnya
161
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
kompetensi
guru
dalam
memberikan
umpan balik dan pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran. Sedangkan
menutup pelajaran dan ketepatan antara waktu dan materi pelajaran. Kompetensi
pedagogik
untuk kompetensi pedagogik yang dimiliki
kompetensi
guru geografi SMA Negeri akreditasi B di
antara guru geografi yang mengajar di
Kabupaten Pati termasuk dalam kriteria
sekolah akreditasi
kurang baik dengan persentase 43,7%
akreditasi B adalah ada perbedaan. Sekolah
karena dari hampir semua indikator hanya
dengan
mencapai kriteria kurang baik. Kompetensi
pedagogik mempunyai skor 0,025 yang
profesional yang dimiliki guru geografi
berarti dibawah 0,05 sehingga diartikan ada
SMA Negeri akreditasi A di Kabupaten
perbedaan antara guru yang mengajar di
Pati termasuk dalam kriteria baik, dengan
sekolah akreditasi
persentase
akreditasi B, dengan kata lain guru yang
71,4%.
Pada
kompetensi
profesional
akreditasi
dengan sekolah
Bpada
A
dimiliki
kompetensi
dengan sekolah
profesional ini ada satu indicator yang
mengajar
termasuk dalam kriteria kurang baik, yaitu
mempunyai kompetensi pedagogik lebih
pada
membuka
baik dari guru yang mengajar di sekolah
pelajaran. Hal ini dikarenakan guru kurang
akreditasi B. Sedangkan untuk kompetensi
dalam kemampuan memotivasi siswa untuk
profesional, sekolah dengan akreditasi B
memulai pembelajaran dan guru hanya
mempunyai
menyampaikan kompetensi dasar secara
dibawah 0,05 sehingga diartikan ada
sepintas
perbedaan antara guru yang mengajar di
indikator
saja
kemampuan
pada
waktu
memulai
pelajaran. Sedangkan
di
A
yang
dan
sekolah
skor
sekolah akreditasi untuk
kompetensi
akreditasi
0,030
A
yang
dengan
A
berarti
sekolah
akreditasi B, dengan kata lain guru yang
profesional yang dimiliki guru geografi
mengajar
di
sekolah
akreditasi
A
SMA Negeri akreditasi B di Kabupaten
mempunyai kompetensi profesional lebih
Pati termasuk dalam kriteria kurang baik
baik dari guru yang mengajar di sekolah
dengan persentase 53,1% karena dari
akreditasi B. Berdasarkan hasil analisis
hampir semua indikator hanya mencapai
bahwa sekolah dengan akreditasi A lebih
kriteria kurang baik. Tetapi ada dua
baik dari sekolah dengan akreditasi B yaitu
indikator yang mampu mencapai kriteria
karena guru-guru yang mengajar di sekolah
baik yaitu pada indikator kemampuan guru
dengan akreditasi A sudah mempunyai
162
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
pengalaman mengajar yang cukup lama,
beraneka
dan sudah lama terjun dalam forum MGMP
semangat belajar siswa yang nantinya juga
maupun
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
mengikuti
seminar
sehingga
media
dapat
menumbuhkan
banyak bertukar pendapat dengan guruguru lainnya. Sedangkan sekolah dengan akreditasi B dikatakan kurang baik dengan alasan sekolah tersebut baru berdiri kurang dari 5 tahun sehingga fasilitas belum mendukung dan guru yang mengajar masih termasuk
sebagai
guru
baru
serta
pengalaman mengajar yang masih kurang. Saran
adanya
perbedaan
antara
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Akreditasi Sekolah. http:// files.wordpress.com. (11April 2009). Anonim, 2008. Pedoman PPL UNNES. Semarang: UPT UNNES Press. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki guru geografi di sekolah dengan akreditasi A dan sekolah akreditasi
B
yang
dijumpai
dalam
penelitian ini, maka perlu adanya usahausaha untuk mengatasinya. Usaha atau upaya untuk mengatasi hal tersebut antara lain : Untuk guru diharapkan dapat menggunakan variasi pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa jenuh, misalkan
dengan
memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga tidak terfokus di dalam kelas. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk menambah media pembelajaran seperti media
audio
visual
ataupun
VCD
pembelajaran geografi karena tidak semua sekolah memiliki secara lengkap media tersebut
sehingga
dengan
Aqib,
Zainal. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Hikmah, Ainun. 2006. Hubungan Antara Profesionalisme Guru Pengetahuan Sosial Geografi Dengan Prestasi Belajar Pengetahuan Sosial Geografi Siswa Kelas VIII SMP Di Kecamatan Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2004. Statistik Lanjutan. Jakarta: Rineka Cipta. Mulianingsih, F. 2014. Evaluasi Efektifitas Pembelajaran Geografi dengan Strategi Discovery-Inquiry Berbantuan Alat Praktikum Pada Materi Pokok Atmosfer Di SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal Geografi 10 (1): 32-42.
tersedianya
163
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 148-164
Mulyasa. 2002a. Kompetensi. Rosdakarya.
Kurikulum Bandung:
Berbasis Remaja
—— 2008b. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. —— 2007c. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto, dan Tutik, Titik Triwulan. 2007. Sertifikasi Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Rusminarsih, Atik. 2006. Kompetensi Guru Sosiologi Menurut Persepsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Samani, Muchlas, dkk. 2008. Pedoman Penyusunan Portofolio. Departemen Pendidikan Nasional. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudrajat dan Subana. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sugandi, Achmad. 2004. Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Teori UPT
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumaatmadja. Nursid. 2001. Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. 164