Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AFEKTIF DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES Tukidi¹ ¹Staf Pengajar Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang Info Artikel
________________ Sejarah Artikel: Diterima Mei 2014 Disetujui Juni 2014 Dipublikasikan Juli 2014
________________ Keywords: Affective abilities and academic achievement ___________________
Abstract This study aims (1) to obtain information about the ability of student affective Geography Education Department, and (2) to find out the magnitude of the relationship between affective abilities with their academic achievement. This study is an evaluation research about affective skills, using the unit of analysis student geography education department FIS UNNES. The data collection methods used are: (1) questionnaire methods to obtain data on affective abilities and academic achievement, (2) documentation methods for obtaining data on the number and list of student. Data analysis techniques used were the percentage and descriptive techniques with descriptive statistic. Information obtained from research that the ability of student affective Geography Education Department include high category, meaning that students have a positive attitude behavior. From the four sub variables affective capabilities, maintaining order and cleanliness of the campus occupies is the highest score. The test results indicate that the ability of affective relationship with student academic achievement, it’s mean that the higher or positive affective abilities of students to follow academic achievement. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk memperoleh informasi tentang kemampuan afektif mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dan (2) mengetahui besarnya hubungan antara kemampuan afektif tersebut dengan prestasi akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi tentang kemampuan afektif dengan menggunakan unit analisis mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) metode kuesioner untuk memperoleh data tentang kemampuan afektif dan prestasi akademik dan (2) metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang jumlah dan daftar mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif persentase dan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kemampuan afektif mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi termasuk kategori tinggi, artinya mahasiswa memiliki sikap perilaku yang positif. Dari keempat sub-variabel kemampuan afektif, menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan kampus menempati skor tertinggi. Menurut hasil uji hubungan menunjukkan bahwa kemampuan afektif mahasiswa memiliki hubungan positif dengan prestasi akademiknya, artinya makin tinggi atau positif kemampuan afektif mahasiswa akan diikuti meningkatnya prestasi akademik. © 2014 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail:
[email protected]
206
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
dengan sensori motorik, preoperasional,
PENDAHULUAN
berpikir intuitif, operasional konkrit, dan kualitas
operasional abstrak. Jadi anak belajar dari
pendidikan adalah komponen lulusan, yaitu
hal-hal yang konkrit kemudian ke hal
kemampuan
abstrak,
Salah
satu
indikator
yang
dimiliki
lulusan.
Kemampuan ini merupakan fungsi dari banyak
variabel,
diantaranya
adalah
sesuai
dengan
perkembangan
kognitifnya (Budiningsih, C., 2003: 35). Keberhasilan
studi
tidak
hanya
kemampuan peserta didik, kemampuan
dipengaruhi oleh kemampuan kognitifnya,
pendidik,
fasilitas,
perkembangan
pengelolaan,
dan
tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan
pengetahuan
dan
afektifnya. Kemampuan afektif ini meliputi
ilmu
teknologi dan seni (Mardapi, Dj., 2004:
sikap,
minat,
kemandirian,
disiplin,
10).
keuletan dan sebagainya (Mardapi, Dj., Komponen utama dari pengelolaan
2004:10). Peserta didik yang berminat akan
proses belajar mengajar adalah strategi
cenderung lebih berhasil dalam belajarnya
dalam
dibanding dengan mereka yang kurang
melaksanakan
proses
belajar
mengajar, yakni dalam pemilihan dan
berminat.
menerapkan metode mengajar. Pemilihan
mengajar
metode
mengajar
karakteristik
Oleh
karena
yang
itu,
metode
dipilih
harus
ditentukan
oleh
memperhatikan kemampuan kognitif dan
studi
dan
kemampuan afektif peserta didik.
bidang
perkembangan psikologis peserta didik.
Keberhasilan mengajar dapat dilihat
Karakteristik bidang studi dapat dilihat dari
dari prestasi belajar yang dicapai peserta
struktur keilmuan, jalinan berbagai konsep,
didik, informasi ini diperoleh melalui
prinsip, generalisasi, dan teori yang di
kegiatan evaluasi. Evaluasi pada prinsipnya
dalamnya ada yang bersifat abstrak dan ada
bertujuan
yang dapat dijelaskan dengan konkrit.
lembaga, dan tujuan ini bisa dicapai bila
Perkembangan didik
yang
perlu
untuk
meningkatkan
kinerja
psikologis
peserta
ada tindak lanjut dari kegiatan evaluasi.
diketahui
adalah
Evaluasi
akan
memberikan
informasi
kemampuan berpikirnya. Sejauh mana
tingkat pencapaian peserta didik, dan bila
peserta dapat memahami konsep-konsep
dianalisis
yang
Piaget,
informasi tentang kesulitan belajar peserta
dimulai
didik. Informasi inilah yang seharusnya
abstrak.
perkembangan
Menurut
psikologi
anak
lebih
rinci
akan
diperloleh
207
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
digunakan
oleh
pendidik
untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.
pendidikan
dapat
ditempuh
melalui
peningkatan pembelajaran dan peningkatan
Hasil belajar peserta didik merupakan
kualitas evaluasinya. Oleh karena itu, setiap
fungsi kemampuan peserta didik dan
usaha memperbaiki kualitas pendidikan
kemampuan pendidik. Pendidik yang baik
harus mencakup usaha untuk semakin
mampu mengajar peserta didik dengan
menyempurnakan sistem evaluasi yang
berbagai tingkat kemampuan. Pendapat ini
digunakan. Sistem evaluasi yang baik akan
berdasarkan asumsi bahwa hampir semua
mendorong pendidik untuk mengajar lebih
orang dapat belajar apa saja, hanya waktu
baik dan peserta didik belajar lebih baik.
yang dibutuhkan berbeda. Ada peserta
Astin (1993) mengajukan tiga butir
didik yang bisa belajar cepat, ada yang
yang harus dievaluasi agar hasilnya dapat
lambat, dan ada yang normal dan rata-rata
meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga
saja. Perbedaan kemampuan peserta didik
butir tersebut adalah: masukan, lingkungan
membutuhkan pendekatan mengajar yang
sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang
berbeda.
dievaluasi hanya prestasi belajar peserta
Kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik meliputi
penguasaan
didik, khususnya pada ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif jarang diperhatikan
bidang studi, penguasaan berbagai metode
lembaga
mengajar, cara melakukan evaluasi hasil
menganggap hal ini penting, mungkin
belajar. Seorang pendidik harus memiliki
karena sulit mengukurnya.
kemampuan memilih metode mengajar
pendidikan,
walaupun
semua
Kondisi lingkungan sekolah atau
yang tepat dan trampil menggunakannya.
kampus
Pemilihan metode mengajar merupakan
pendidikan,
fungsi dari karakteristik bidang studi dan
Kondisi
karakteristik peserta didik. Selain itu
dikategorikan
kondisi peserta didik dan lingkungan juga
akademik dan iklim sosial. Iklim akademik
ikut menentukan dalam memilih metode
berupa kegiatan akademik yang terjadi di
mengajar yang tepat. Jumlah peserta didik
luar kelas namun masih di dalam kampus,
juga
sedangkan
berpengaruh
terhadap
pemilihan
metode mengajar yang tepat. Usaha
peningkatan
ikut
menentukan
namun lingkungan jadi
iklim
jarang
kualitas dievaluasi.
sekolah dua,
sosial
yakni
dapat iklim
merupakan
hubungan antara pendidik, peserta didik, kualitas
pimpinan lembaga, dan staf pendukung
208
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
atau karyawan. Penanaman iklim akademik
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
dan iklim sosial yang baik ditentukan oleh
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
pimpinan dengan dukungan dari sivitas akademika bersama karyawan. Menurut Mardapi
Popham
(3003:
menentukan
6),
Uraian
di
atas
telah
memberi
gambaran bahwa pengembangan terhadap
(1995)
dalam
kemampuan afektif peserta didik sangat
ranah
afektif
penting dalam rangka mewujudkan tujuan
belajar
pendidikan nasional, dan pengembangan
keberhasilan
seseorang. Orang yang tidak memiliki
nilai
kemampuan
sulit
kemampuan afektif mahasiswa kurang
mencapai keberhasilan studi yang optimal.
mendapat perhatian dalam bidang evaluasi
Hasil belajar kognitif dan psikomotor akan
pendidikan, padahal kemampuan afektif
optimal jika kemampuan afektifnya tinggi.
mahasiswa ini menentukan keberhasilan
Oleh
harus
belajar mahasiswa dan berpengaruh positif
memberikan
terhadap kehidupan selanjutnya. Atas dasar
perhatian yang baik menyangkut ranah
uraian itu maka penelitian ini ingin
afektif ini. Selain itu pengembangan ranah
mencoba mengetahui kemampuan afektif
afektif di sekolah akan membawa pengaruh
dan
yang sangat positif dalam kehidupan anak
pengaruhnya terhadap prestasi akademik
selanjutnya, baik di rumah maupun di
mahasiswa
lingkungannya.
Geografi FIS UNNES.
afektif
karena
diselenggarakan
itu,
yang
baik
pendidikan
dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun
karakter
bangsa.
karakteristiknya,
Program
Menurut
Selama
serta
Studi
Bruner
ini
hubungan
Pendidikan
dalam
Asri
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Budiningsih (2003: 40), perkembangan
menyatakan bahwa, ”Pendidikan nasional
kognitif adalah masalah perkembangan
berfungsi
kemampuan
yang dipengaruhi oleh faktor dalam dan
dan membentuk watak serta peradaban
faktor luar diri seseorang. Faktor dalam
bangsa yang bermartabat dalam rangka
adalah faktor biologis anak, sedang faktor
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
luar adalah faktor kebudayaan peserta
untuk berkembangnya potensi peserta didik
didik. Faktor dalam tentu dipengaruhi
agar menjadi manusia yang beriman dan
faktor nutrisi anak, sedang faktor luar
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
adalah cara belajar dan cara mengajar anak.
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Bruner lebih jauh menjelaskan bahwa
mengembangkan
209
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
perkembangan didukung
kognitif
dan
anak
dipercepat
dapat
mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan
melalui
Geografi FIS UNNES dan pengaruhnya
pengajaran yang efektif serta lingkungan
terhadap prestasi akademiknya. Penelitian
yang mendukung. Ia juga menjelaskan
ini menggunakan unit analisis mahasiswa
pentingnya motivasi dalam menentukan
Program Studi Pendidikan Geografi yang
keberhasilan belajar seseorang.
duduk di semester tiga dan lima.
Hasil belajar akan bermanfaat bagi
Metode
pengumpulan
data
yang
masyarakat bila para lulusan memiliki
digunakan dalam penelitian ini adalah
perilaku dan pandangan yang positif dalam
metode
ikut mensejahterakan masyarakat. Masalah
Kuesioner
afektif dirasakan penting bagi semua orang,
kemampuan afektif dan prestasi akademik
namun implementasinya di sekolah masih
mahasiswa yang berupa indeks prestasi
sangat
akedemik
terbatas.
Kemampuan
afektif
kuesioner untuk
(IPK),
dan
dokumentasi.
memperoleh
sedangkan
data
teknik
merupakan bagian dari hasil belajar dan
dokumentasi untuk memperoleh daftar
memiliki peran yang penting. Keberhasilan
mahasiswa untuk menentukan sampel.
pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik
sangat
oleh
adalah metode deskriptif kuantitatif dengan
kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki
menggunakan dua teknik analisis, yakni:
minat belajar terhadap pelajaran akan
(1) teknik deskriptif persentase digunakan
merasa senang mempelajari mata pelajaran
untuk melakukan analisis data kemampuan
tersebut,
afektif, yakni dengan menggunakan 4
sehingga
ditentukan
Metode analisis data yang digunakan
diharapkan
akan
mencapai hasil yang optimal.
(empat) kriteria dalam persen, yakni: (1) 25% - 43,75% kategori sangat rendah, (2) 43,76 % - 62,50% kategori rendah, (3)
METODE PENELITIAN
62,51% - 81,25% kategori tinggi, dan (3) Penelitian ini merupakan penelitian
81,26% - 100% kategori sangat tinggi, dan
evaluasi, dilakukan di Jurusan Geografi FIS
(2) teknik statistik deskriptif yakni korelasi
UNNES
dapat
sederhana (product moment), teknik ini
sedangkan
digunakan untuk mengetahui besarnya
pertimbangan dari segi akademis, peneliti
hubungan pengaruh antara kemampuan
ingin
afektif dengan prestasi akademik.
dengan
dilaksanakan
pertimbangan
dengan
mengetahui
baik,
kemampuan
afektif
210
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
nilai moral, (2) kerjasama dalam kelompok,
HASIL PENELITIAN
(3) integrasi dalam kelompok, dan (4) Kemampuan afektif merupakan faktor internal yang berhubungan dengan sistem
menjaga
kebersihan
dan
ketertiban
lingkungan kampus.
nilai (moral), minat, kejujuran, kerja keras, dan sikap yang menunjukkan penerimaan
Sikap, Minat, dan Nilai moral
atau penolakaan terhadap sesuatu yang
Pengukuran kemampuan afektif sub-
mempunyai rentang dari yang sangat
variabel sikap, minat, dan nilai moral
rendah (negatif) hingga sangat tinggi
menggunakan 20 item pertanyaan dengan
(positif). Kemampuan afektif ini sangat
rentang skor nilai kemampuan afektif
menentukan terhadap keberhasilan belajar
dalam persen antara 25% - 100%, yakni
seseorang, bagi orang yang tidak memiliki
sesuai dengan kriteria kemampuan afektif
kemampuan afektif yang baik sulit untuk
yang
mencapai keberhasilan studi yang optimal,
diperoleh nilai skor rerata (mean) dalam
dan sebaliknya bagi mereka yang memiliki
persen
kemampuan afektif tinggi akan lebih
dikatakan kemampuan afektif sub-variabel
berhasil dalam studinya. Dalam penelitian
ini termasuk kategori tinggi, hasil analisis
ini variabel kemampuan afektif terdiri dari
deskriptif persentase sub-variabel ini dapat
4 sub-variabel, yakni: (1) sikap, minat dan
dilihat pada Tabel 1 berikut.
ditetapkan.
sebesar
Dari
77%,
hasil
analisis
sehingga
dapat
Tabel 1. Kemampuan Afektif Sub-variabel Minat, Sikap dan Nilai Moral No 1 2 3 4
Interval Skor (%) 81,26 – 100 62,51 - 81,25 43,76 - 62,50 25,00 - 43,75 Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Kateori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
Frekuensi 10 40 0 0 50
Persentase 20 80 0 0 130
minat, sekitar 88% mahasiswa memilih
sebagian besar mahasiswa atau sekitar 80%
Program
Studi
Pendidikan
Geografi
memiliki kemampuan afektif yang tinggi,
merupakan pilihan pertama, sekitar 10%
dan selebihnya sekiar 20% termasuk dalam
menyatakan pilihan kedua dan sisanya
kategori sangat tinggi. Berkaitan dengan
sekitar 2% dengan alasan yang lain.
211
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
Informasi lain yang cukup menarik
soal ujian pada umumnya mereka berusaha
adalah, terungkapnya sikap mahasiswa
untuk
bertanya
kepada
yang kurang positip dalam menghadapi
menyontek,
ujian semester, yakni apabila mereka
tersebut tersaji secara lengkap pada Tabel 2
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
berikut.
untuk
teman
jelasnya
dan
informasi
Tabel 2. Sikap Mahasiswa dalam Menghadapi Ujian Semester No
Bertanya kepada Teman (Menyontek) 1 Sering 2 Kadang-kadang 3 Jarang 4 Tidak pernah Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa pada
umumnya
mahasiswa
masih
Frekuensi
Presentase
1 13 34 2 50
2 26 58 4 100,00
mahasiswa untuk mencari bahan referensi di luar buku-buku yang diwajibkan oleh
melakukan kecurangan dalam mengikuti
dosen
masih
ujian semester, yakni berkisar 68% kategori
kadang-kadang sekitar 52%, jarang sekitar
jarang, 26% kadang-kadang dan 2% sering,
32%
sedangkan yang betul-betul tidak pernah
sedangkan yang berkategori sering hanya
melakukan kecurangan hanya berkisar 4 %
sekitar 12%, untuk jelasnya dapat dilihat
saja. Di samping itu, dari hasil penelitian
pada Tabel 3 berikut.
dan
rendah,
tidak
yakni
pernah
kategori
sekitar
4%,
terungkap bahwa inisiatif atau aktivitas Tabel 3. Aktivitas Mahasiswa Mencari Buku dan Sumber Referensi Lain No 1 2 3 4
Mencari buku/referensi lain Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
2. Kerjasama dalam Kelompok
Frekuensi 6 26 16 2 50
Presentase 12 52 32 4 100,00
dalam persen dan kriteria kemampuan
Pengukuran kelompok sub-variabel
afektif yang sama seperti pada sub-variabel
ini menggunakan 10 item pertanyaan,
sebelumnya. Dari hasil penelitian sub-
dengan menggunakan rentang skor nilai
variabel kejasama antar kelompok ini 212
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
diperoleh nilai skor rerata (mean) dalam
hasil analisis deskriptif persentase sub-
persen sebesar 78,55%, sehingga dapat
variabel ini dapat dilihat pada Tabel 4
dikatakan kemampuan afektif sub-variabel
berikut.
ini termasuk kategori tinggi, untuk jelasnya Tabel 4. Kemampuan Afektif Sub-variabel Kerjasama dalam Kelompok No 1 2 3 4
Interval Skor (%) 81,26 – 100 62,51 - 81,25 43,76 - 62,50 25,00 - 43,75 Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Kateori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Frekuensi 13 37 0 0 50
Persentase 26 74 0 0 100
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
kriteria kemampuan afektif yang sama
sebagian besar mahasiswa (74%) memiliki
seperti yang digunakan sebelumnya. Dari
kemampuan afektif dalam kategori tinggi,
hasil penelitian sub-variabel identifikasi
sedangkan
dalam kelompok diperoleh nilai skor rerata
selebihnya
sekitar
26%
termasuk dalam kategori sangat tinggi.
(mean) dalam persen sekitar 77,15%, maka dapat dikatakan kemampuan afektif subvariabel ini termasuk kategori tinggi, untuk
Identifikasi dalam Kelompok Pengukuran kelompok sub-variabel
jelasnya hasil analisis deskriptif sub-
ini menggunakan 10 item pertanyaan
variabel ini dapat dilihat pada Tabel 5
dengan rentang skor nilai dalam persen dan
berikut.
Tabel 5. Kemampuan Afektif Sub-variabel Identifikasi dalam Kelompok No 1 2 3 4
Interval Skor (%) 81,26 – 100 62,51 - 81,25 43,76 - 62,50 25,00 - 43,75 Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Kateori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (78%) memiliki
Frekuensi 11 39 0 0 50
Persentase 22 78 0 0 100
Menjaga Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan Kampus
kemampuan afektif dengan kategori tinggi,
Pengukuran kelompok sub-variabel
dan selebihnya sekitar 22% masuk dalam
ini menggunakan 8 item pertanyaan dengan
kategori sangat tinggi.
rentang skor nilai dalam persen dan kriteria 213
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
kemampuan afektif yang sama seperti pada
afektif sub-variabel ini termasuk kategori
sub-variabel
hasil
tinggi dan mendekati sangat tinggi, untuk
penelitian sub-variabel ini diperoleh nilai
jelasnya hasil analisis deskriptif sub-
skor rerata (mean) dalam persen sebesar
variabel ini dapat dilihat pada Tabel 6
81%, sehingga dapat dikatakan kemampuan
berikut.
sebelumnya.
Dari
Tabel 6. Kemampuan Afektif Sub-variabel Menjaga Kebersihan dan Ketertiban No 1 2 3 4
Interval Skor (%) 81,26 – 100 62,51 - 81,25 43,76 - 62,50 25,00 - 43,75 Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Kateori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Frekuensi 9 41 0 0 50
Persentase 18 82 0 0 100
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa
tertinggi (dalam persen) ditempati sub-
sebagian besar mahasiswa (82%) memiliki
variabel menjaga kebersihan dan ketertiban
kemampuan afektif (sub-variabel menjaga
lingkungan kampus, yakni sebesar 81%.
kebersihan dan ketertiban) yang tinggi, dan
Secara umum dengan cara menggabungkan
selebihnya sekitar 18% termasuk dalam
keempat sub-variabel kemampuan afektif
kategori sangat tinggi.
tersebut di atas, maka diperoleh nilai rerata
Dengan
demikian,
keempat
sub-
kemampuan
afektif
sebesar
74,72%
variabel kemampuan afektif tersebut masuk
(kategori tinggi), dan distribusi kemampuan
dalam
afektif seperti terlihat pada Tabel 7 berikut.
kategori
tinggi,
dengan
rerata
Tabel 7. Distribusi Kemampuan Afektif Mahasiswa No 1 2 3 4
Interval Skor (%) 81,26 – 100 62,51 - 81,25 43,76 - 62,50 25,00 - 43,75 Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011
Kateori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (90%) memiliki
Frekuensi 5 45 0 0 50
Persentase 10 90 0 0 100
kategori sangat tinggi, dengan nilai rerata sebesar 74,72% kategori tinggi.
kemampuan afektif dengan kategori tinggi, dan selebihnya sekiar 10% termasuk dalam
214
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
program SPSS diperoleh koefisien korelasi
Prestasi Akademik Hasil belajar peserta didik merupakan
product
moment
(rxy
=
0,305).
fungsi kemampuan peserta didik dan
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan
kemampuan pendidik, yaitu keberhasilan
pengaruh yang positip antara kemampuan
peserta
afektif
didik
keberhasilan
dalam
pendidik
belajar
dan
mengajar.
Oleh
mahasiswa
Pendidikan
Program
Geografi
Studi
dengan
prestasi
nilai
afektif
karena itu, informasi tentang nilai hasil
akademiknya,
belajar sangat penting bagi pendidik dan
mahasiswa berpengaruh terhadap prestasi
peserta didik. Hasil penelitian terhadap
akademiknya,
prestasi
pengaruh yang ditunjukkan tidak begitu
akademik
yang
menggunakan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), diperoleh
artinya
meskipun
hubungann
kuat karena masih jauh dari 1,00.
nilai rerata Indeks IPK sebesar 3,19 dengan
Popham
(1995)
mengemukakan
IPK terendah sebesar 2,29 dan IPK
bahwa ranah afektif akan menentukan
tertinggi sebesar 3,61.
keberhasilan
belajar
seseorang,
bagi
mereka yang memiliki minat belajar dan Hubungan
Pengaruh
antara
sikap positif terhadap pelajaran tertentu
Kemampuan Afektif dengan Prestasi
akan
Akademik
pembelajaran yang optimal.
Kemampuan
afektif
bagi
mereka
untuk
mencapai
hasil
sangat
menentukan terhadap keberhasilan belajar seseorang,
mudah
yang
KESIMPULAN
tidak
memiliki kemampuan afektif yang baik
Hasil
penelitian
memberikan
sulit mencapai keberhasilan studi secara
informasi
optimal,
dan
mahasiswa
jika
Geografi termasuk kategori tinggi (skor
hasil
psikomotorik
belajar akan
kognitif optimal
bahwa
ini
kemampuan
Program
rata-rata
mencoba untuk mengetahui seberapa besar
sedangkan dilihat dari masing-masing sub-
hubungan
variabel
variabel menunjukkan kondisi yang sama
kemampuan afektif mahasiswa Program
atau hampir sama, yakni masuk dalam
Studi Pendidikan Geografi dengan prestasi
kategori tinggi, dengan rerata tertinggi
akademiknya,
ditempati sub-variabel menjaga kebersihan
dengan
antara
menggunakan
persen
Pendidikan
kemampuan afektifnya tinggi. Penelitian ini
pengaruh
dalam
Studi
afektif
=
74,72%),
215
Jurnal Geografi Volume 11 No. 2 Juli 2014: 206-216
dan ketertiban lingkungan kampus. Kemampuan menjaga
afektif
kebersihan
memanfaatkan berbagai sumber belajar
sub-variabel
dan
ketertiban
di luar yang disarankan dosen. 3.
Iklim akademik dan iklim sosial di
lingkungan masuk dalam kategori tinggi
lingkungan kampus sudah cukup baik,
atau
meskipun demikian kondisinya masih
mendekati
sangat
tinggi
(81%),
dengan pengertian lain sikap perilaku mahasiswa
menjaga
kebersihan
perlu ditingkatkan.
dan
ketertiban sangat positif, ini menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa mereka sangat sadar terhadap tanggung jawabnya sebagai anggota sivitas akademika menjaga lingkungan kampus. Hasil
analisis
korelasi
antara
kemampuan afektif mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dengan prestasi akademiknya menunjukkan hubungan yang positif, artinya semakin tinggi kemampuan afektif mahasiswa akan diikuti dengan meningkatnya prestasi akademik, meskipun koefisien hubungan yang ditunjukkan tidak begitu kuat, yakni jauh di bawah 1,00.
Pelaksanaan ujian semester (evaluasi hasil
belajar)
perlu
ditingkatkan,
mengingat sebagian besar mahasiswa masih berusaha untuk bertanya pada teman dan melihat buku atau catatan. 2.
Budiningsih, A. 2003. Belajar Pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
dan FIP
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. _____ 2003. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Mardapi, Dj. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: PPS UNY.
SARAN
1.
Astin, R, A. 1993. Job element for taks cluster: Public Personnel Management Journal, 11, 80-90.
Pemanfaatan berbagai sumber belajar perlu ditingkatkan, mengingat masih rendahnya inisiatif mahasiswa untuk
Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn Bacon. Pugach, M.C. 2006. Because Teaching Matters. New York: John Wiley & Sons, Inc. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
216