JURNAL FARMASI UDAYANA VOLUME IV, NOMOR 2, DESEMBER 2015
VOLUME IV NOMOR 2 HALAMAN 1 - 100 EDISI DESEMBER 2015
PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN - BALI
JURNAL FARMASI UDAYANA INFORMASI BAGI PENULIS DAFTAR ISI Deskripsi Pembaca Editor Petunjuk Penulisan
DESKRIPSI Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif, original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi, farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat, teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman serta evaluasi klinik obat. PEMBACA Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika EDITOR Penanggung jawab Pengarah
: Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si : Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si Dr.rer.nat. IMAG. Wirasauta, M.Si., Apt : : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
Editor Ketua Dewan Redaksi Wakil Dewan Redaksi Mitra Bestari: Ketua : Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt Anggota: a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi) b. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi) c. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL
[email protected]
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
i
PETUNJUK PENULISAN PENDAHULUAN Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2) artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di jurnal lain atau media publikasi yang lain. Tipe artikel Artikel hasil penelitian Review article Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata), pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih, daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan 1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus diberi halaman 1. FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN Conflict of interest Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja, konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau sumber dana yang lain. Verifikasi Artikel Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari plagiarisme Konstribusi Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah, sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
ii
Kepemilikan artikel Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui draf akhir yang akan dipublikasikan Perubahan penulis Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas Bahasa Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan. PERSIAPAN Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4. Struktur Artikel Sub pokok bahasan-penomoran Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya. Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran. Pendahuluan Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci atau kesimpulan dari hasil penelitian Bahan dan metode Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka, hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan Hasil Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas Pembahasan Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan dari penelitian sebelumnya
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
iii
Kesimpulan Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil Appendik Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya. Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1; Gambar. A.1 Informasi penting dalam struktur artikel Judul Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan matematika dan singkatan Nama penulis dan institusi Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis Alamat korespondensi Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi. Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis Alamat penulis Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic Abstrak Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu sendiri Gambar Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
iv
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5 x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word Kata kunci Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya) Singkatan Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis. Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel. Ucapan terima kasih Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul, sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain sebagainya) Unit Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI Tabel Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain dari artikel Daftar pustaka Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan jurnal ini. Aturan penulisan pustaka Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama, maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit. Penulisan buku Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul. (Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
v
Contoh: Buku dengan satu penulis Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin Buku dengan banyak penulis Dua-enam penulis Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.: Allen & Unwin Lebih dari 6 penulis Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk Buku yang memiliki editor Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London: Pluto Press Buku yang memiliki penulis dan editor Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard Bab yang terdapat di dalam buku Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit Artikel jurnal Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal, volume (issue), halaman Skipsi/Tesis/Disertasi Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi. Universitas, kota Sumber penulisan singkatan jurnal Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html Submission checklist Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir sebelum artikel dikaji oleh editor. Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author: alamat email kode pos nomor telepon atau fax Semua file yang dibutuhkan telah diupload Kata kunci Gambar INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
vi
Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki) Hal selanjutnya yang harus diperhatikan Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian naskah Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam teks Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal dari sumber lain (termasuk web) SETELAH ARTIKEL DITERIMA Perbaikan Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal. Naskah yang dipublikasikan Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan disertai dengan cover jurnal.
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
vii
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………………........
Hal
Informasi Bagi Penulis di Jurnal Farmasi Udayana ................................................................
i
Petunjuk Penulisan ..................................................................................................................
ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….....
viii
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Kulit Batang Bidara (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C ………………………………………………………………………………… Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kedondong Hutan Terhadap Volume Organ Hati Mencit Betina .................................................................................................... ..... Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Sebagai Permeation Enhancer Terhadap Karakter Fisik dan Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ………………………………. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit Betina …………………………………………………………... Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar α-mangostin pada Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan KLT-Spektrofotodensitometri ……. Uji Eritema dan Edema Secara In Vivo pada Natrium Lauril Sulfat 10% …………… Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba Sambiloto …………………………………………………. Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata Terhadap Berat Organ Ginjal Mencit Betina …………………………………………………………………………. Optimasi Formula Matriks Patch Ketoprofen Transdermal Menggunakan Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Cempaka Putih (Michelia alba) sebagai Permeation Enhancer …………………………………………………………………. Pemisahan Fraksi Terpenoid dari Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr) Menggunakan Kromatografi Kolom ………………………... Uji Sifat Fisik Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), Daun Binahong (Anredera cordifolia), dan Herba Pegagan (Centella asiatica) sebagai Antiluka Bakar ……………………………………………………... Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Hati Mencit Jantan ............................................................................................................................. Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C … Pengaruh Penggunaan Propilenglikol dan Mentol Terhadap Matrik Patch Transdermal Ekstrak Air Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees. Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak ...............................................................................
Rendemen VCO (Virgin Coconut Oil) yang Diperoleh dengan Penambahan Enzim Papain dan Bromealin ………………………………………………… 17 Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan ………...
1 8 11 17 20 25 29 33 37 45 48 53 56 60 66
16
18 19 20
Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) …………………………………………... Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) pada Sel Kanker Payudara Secara In Vitro dan In Silico ………………... Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit Jantan .............................................................................................................................
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015
72 76 82 91 98
viii
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN Laksmiani, N. P. L.1, Widjaja, I. N. K..1, Sonia1 1 Jurusan Farmasi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Udayana Korespondensi: Ni Putu Linda Laksmiani Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email:
[email protected] ABSTRAK Formalin merupakan senyawa kimia yang dimanfaatkan sebagai agen desinfektan dan agen bacterial yang baik. Namun banyak produsen atau pedagang makanan yang menyalahgunakan formalin sebagai pengawet makanan. Pada dasarnya, bahan makanan sebelum dikonsumsi menjadi makanan jadi maka bahan tersebut diolah terlebih dahulu melalui proses pemanasan dengan suhu rata-rata diatas 100 0 C. Sehingga formalin yang digunakan sebagai pengawet pada makanan akan mengalami proses penguraian. Maka perlu dilakukan uji stabilitas formalin dengan menggunakan metode spektrofotometri visible memanfaatkan pereaksi nash serta dilakukan pula evaluasi mengenai kinetika kimia formalin. Validasi metode dilakukan sebelum uji stabilitas formalin dengan mengukur absorbansi 3 seri larutan standar formalin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 μg/mL dengan prosedur sebagai berikut: 1 mL larutan standar formalin dengan 2 mL pereaksi Nash. Didiamkan selama 2 jam hingga kompleks senyawa diacetyldihydrolutidine (DDL) yang terbentuk menjadi stabil. Selanjutnya larutan formalin diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimumnya yaitu 412 nm. Suhu dan lama pemanasan mempengaruhi stabilitas formalin. Pemanasan pada suhu larutan 96 0 C selama 40 menit dapat menguraikan formalin sebanyak 88,1%. Kinetika degradasi formalin mengikuti orde reaksi 1 dengan tetapan laju reaksi sebesar 0,053 μg/mL menit dan waktu paruh selama 13,08 menit. Kata kunci: formalin, stabilitas, suhu pemanasan , lama pemanasan, spektrofotometri visibel. 1.
PENDAHULUAN
Formaldehid adalah 0,2 mg per kg berat badan per hari. Pemanasan pada suhu diatas titik didih formalin (Td = 96 0 C) akan menyebabkan formalin terurai menjadi karbondioksida dan karbonmonoksida (Siong, 2007). Pada umumnya, bahan makanan yang akan dijadikan makanan akan melewati proses pemanasan, seperti dibakar, direbus dan digoreng, yang suhunya berada diatas suhu 100 0 C. Dengan demikian bahan makanan yang mengandung pengawet formalin yang telah melewati proses pemanasan akan mengalami proses penguraian formalin yang dikandungnya (Siong, 2006). Sejauh mana tingkat penguraian formalin tersebut, maka perlu dilakukan uji stabilitas formalin
Formalin merupakan suatu senyawa aldehid yang memiliki potensi sebagai desinfektan dan agen bakterial yang baik. Formalin merupakan campuran dari larutan jenuh (saturated solution) formaldehid, metanol dan air dengan perbandingan 37 % : 13 % : 50 %, sehingga formalin yang beredar di pasaran adalah formalin dengan kadar formaldehid 37% (Siong, 2007). Larutan ini memiliki efek berbahaya bagi kesehatan tubuh, dimana jika berada di dalam tubuh manusia, maka formalin dapat menimbulkan iritasi pada membran mukosa, sesak nafas, kanker hidung, kanker tenggorokan, hipotermia, koma dan bahkan kematian (Nuryasin, 2006). Menurut WHO (2007) maupun US-EPA, Reference dose (Rfd) untuk 76
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
a. Rentang dan Linieritas Linearitas dapat ditentukan dengan melihat nilai koefisien korelasi r pada analisis regresi linear yang didapat dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar. Metode analisis dikatakan linear apabila nilai r hitungnya lebih besar dari r tabel yaitu 0,878 (Alhusin, 2002). Dibuat kurva kalibrasi hubungan antara absorbansi dengan variasi konsentrasi. Dibuat persamaan regresi linier, y = bx + a. b. Akurasi Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Dari persamaan garis regresi linear yang didapat dari pengukuran absorbansi 5 larutan standar, maka dapat dihitung kadar larutan standar dari hasil pengukuran menggunakan alat, sehingga % selisih perolehan kembali dapat ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
dengan menggunakan metode deteksi formalin sehingga stabilitas formalin dapat ditentukan. 2. 2.1
BAHAN DAN METODE Bahan Larutan Formalin 20%, Larutan Asam Asetat p.a., Ammonium Asetat p.a. Larutan Asetil Aseton p.a. dan Aquades. 2.2 Prosedur Penelitian 2.2.1 Pembuatan Larutan Stok Formalin 200 μg/mL Diambil 0,5 mL larutan formalin 20% ditambahkan aquadest hingga 500 mL. 2.2.2 Pembuatan Pereaksi Nash Disiapkan 15 gram Ammonium Asetat (NH4CH3COO) ditambahkan 0,3 mL Asam Asetat (CH3COOH) dan 0,2 mL Asetil Aseton lalu diencerkan dengan Aquadest hingga 100 mL.
2.2.3 Pembuatan Larutan Standar Pada penelitian ini dibuat 5 variasi kadar larutan standar, yaitu konsentrasi 2; 4; 6; 8 dan 10 μg/mL. Variasi konsentrasi dibuat dengan pengenceran dari larutan stok pada poin 2.2.1.
% perolehan kembali =
ca
x100%
Keterangan: ca: kadar awal ; cb: kadar terukur alat
2.2.4 Validasi Metode Deteksi Menggunakan Metode Spektrofotometri Visibel dengan Pereaksi Nash Validasi metode dilakukan dengan menentukan harga masing-masing variabel metode deteksi, antara lain menentukan kecermatan (accuracy), keseksamaan (precision), linearitas, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ). Sebelum menentukan harga masing-masing variabel metode validasi, maka dilakukan pengukuran absorbansi 3 seri larutan standar formalin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 μg/mL dengan prosedur sebagai berikut: 1 ml larutan standar formalin direaksikan dengan 2 mL pereaksi Nash. Didiamkan selama 2 jam hingga kompleks senyawa diacetyldihydrolutidine (DDL) yang terbentuk menjadi stabil. Selanjutnya larutan formalin diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimumnya yaitu 412. Setelah didapatkan absorbansi masing-masing konsentrasi dalam 3 seri larutan standar, selanjutnya dicari rata-rata absorbansi tiap konsentrasinya dan dibuat kurva kalibrasi/ persamaan garis regresi linear antara konsentrasi dengan absorbansi rata-ratanya
Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih kadar pada berbagai penentuan ( X d ) harus 5% atau kurang pada setiap konsentrasi analit dimana prosedur dilakukan (Harmita, 2004). c. LOD dan LOQ Dimasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan regresi linier, y=bx+a. Ditentukan nilai LOD dan LOQ. d. Presisi Dilakukan uji presisi dengan pengulangan pengukuran absorbansi seri konsentrasi larutan standar sebanyak 3 kali. Dibuat 3 seri larutan standar dengan rentang kadar yang sama. Dilakukan perhitungan standar deviasi (SD) dan koefisien variasi (KV) berdasarkan perolehan nilai absorbansi pada masing-masing konsentrasi. 2.2.5 Uji Stabilitas Formalin a. Pemanasan Larutan Standar Formalin pada Berbagai Suhu Diambil 200 mL larutan standar formalin konsentrasi 10 μg/mL di atas heater hingga suhu larutan mencapai 96 0 C selama 30 menit. Larutan didinginkan pada suhu kamar kemudian diambil 77
cb − c a
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
1 mL dan ditambahkan 2 mL pereaksi Nash, didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk kompleks dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 412 nm. Percobaan diulangi dengan suhu pemanasan larutan pada 80 0 C dan 70 0 C. b. Variasi Waktu Pemanasan Larutan Standar Formalin Dilakukan percobaan yang sama seperti pada poin a pada suhu 96 0 C (suhu dimana formalin paling banyak terdegradasi) dengan variasi waktu 20, 30, dan 40 menit. Selanjutnya masing-masing larutan yang telah dipanaskan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 412 nm. c. Analisis Data Dengan menggunakan metode one step point yaitu dengan menggunakan rumus Lambert-Beer langsung dan dengan melalui persamaan garis regresi linear/ kurva kalibrasi, maka konsentrasi
larutan sisa dapat ditentukan. Dengan kinetika reaksi, maka laju reaksi, orde reaksi, tetapan reaksi dan waktu paruh formalin dapat ditentukan.
Tabel 1. Hasil Analisis Validasi Metode Deteksi
Formalin Menggunakan Spektrofotometri Visibel
3.
HASIL
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga masing-masing variabel metode validasi dalam penentuan stabilitas formalin dengan menggunakan metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi Nash, serta mengetahui stabilitas formalin itu sendiri terhadap pengaruh suhu dan lama pemanasan. Dalam validasi metode, digunakan beberapa variabel, antara lain: akurasi, presisi, linearitas, LOD dan LOQ. Sedangkan, untuk penentuan stabilitas formalin, maka digunakan parameter kinetika kimia, meliputi orde reaksi, tetapan laju reaksi dan waktu paruh.
Absorbansi Akurasi Presisi r LOD LOQ Cb Seri Seri Rata(%) (%KV) II III rata (y2) (y3) 2 0,193 0,209 0,199 2,17 8,5 4,68 4 0,369 0,354 0,357 3,87 3,25 2,95 6 0,543 0,560 0,558 6,04 0,67 2,42 1,44 0,999 0,43 8 0,749 0,754 0,751 8,12 1,5 0,43 10 0,906 0,951 0,930 10,05 5 2,40 Rata-rata 3,78 2,58 Keterangan : persamaan regresi linear y = 0,0928x-0,002; Ca = konsentrasi yang dibuat; Cb = konsentrasi yang terukur/terhitung Ca
Seri I (y1) 0,194 0,349 0,570 0,749 0,932
Tabel 2. Data Kinetika Kimia Formalin
78
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
No.
Lama waktu pemanasan (t) (menit)
Jumlah formalin sisa (a)
Log jumlah formalin sisa (b)
Laju reaksi rata-rata
Laju reaksi rata-rata
Δa v= Δt
Δb v= Δt
−
r
r
(x: t, y: a)
(x: t, y: b)
0,96
0,99
−
1
0
2000
3,301
2
20
816,26
2,912
59,19
0,0195
3
30
459,3
2,662
51,36
0,0213
4
40
237,97
2,377
44,05
0,0231
Keterangan : Pemanasan formalin dilakukan pada suhu 96 0C; Persamaaan regresi linear Orde 0, y = 45,06 x + 1892,33; Orde 1, y= - 0,023 x + 3,327 4. a.
PEMBAHASAN Validasi Metode Deteksi Menggunakan Metode Spektrofotometri Visibel
b. Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Terhadap Formalin Uji pengaruh suhu pemanasan terhadap stabilitas formalin, didapatkan hasil dimana pemanasan selama 30 menit pada suhu larutan 70 dan 800C, formalin belum dapat terdegradasi dilihat dari % formalin yang hilang hanya sebesar 0,25-1,28% saja, sedangkan pada suhu 960C formalin terdegradasi sebanyak 76,96%. Dari hasil tersebut, maka formalin mengalami degradasi terbesar adalah pada suhu didihnya (960C). Setelah dilakukan uji stabilitas formalin terhadap pengaruh suhu pemanasan, maka selanjutnya dilakukan uji pengaruh lama waktu pemanasan terhadap stabilitas formalin.Variasi lama pemanasan pada suhu didih fomalin (960C) dilakukan selama 20, 30 dan 40 menit. Pemilihan variasi lama pemanasan tersebut didasarkan atas pertimbangan rata-rata lama waktu proses pemasakan/ perebusan makanan dengan menggunakan media air pada umumnya jumlah formalin yang hilang adalah sebanyak 59,19% untuk pemanasan selama 20 menit, sebanyak 76,96% untuk pemanasan selama 30 menit, dan sebanyak 88,1% untuk pemanasan selama 40 menit. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya lama waktu pemanasan, maka rata-rata jumlah %
Pengukuran larutan formalin standar diawali dengan mereaksikan larutan formalin dengan pereaksi Nash, dimana larutan formalin yang sebelumnya tidak berwarna, setelah bereaksi maka akan dihasilkan larutan berwarna kuning (terbentuk senyawa Diacetyldihydrolutidine/DDL). Larutan berwarna tersebut dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri di daerah panjang gelombang sinar visibel. Dari percobaan diperoleh serapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 412 nm. Reaksi pembentukan senyawa DDL antara formaldehid dengan Nash berlangsung relatif lambat, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam agar warnanya stabil dan bisa dianalisis. Larutan berwarna ini akan stabil hingga 24 jam. Rentang konsentrasi yang digunakan memiliki hubungan yang linear yaitu semakin besar konsentrasi larutan maka absorbansinya semakin besar pula, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999. Rentang konsentrasi ini dikatakan linear karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar 0,878 untuk metode yang menggunakan standar sebanyak 5 buah dengan taraf kepercayaan sebesar 95%. Untuk nilai presisi, akurasi, LOD dan LOQ dapat dilihat pada tabel 1. 79
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
perhitungan didapatkan tetapan laju reaksinya adalah 0,053 μg dan waktu paruhnya
formalin yang hilang semakin banyak pula, sehingga peningkatan lama waktu pemanasan akan memberikan peningkatan jumlah formalin yang terdegradasi. Proses pemanasan pada suhu didih formalin yaitu 960C selama 40 menit memang belum dapat menghilangkan seluruh formalin (100%), sehingga dibutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama untuk menguraikan formalin secara sempurna.
mL menit
adalah 13,08 menit. Waktu paruh selama 13,08 menit ini menunjukkan bahwa dengan lama waktu pemanasan selama 13,08 menit, maka formalin terdegradasi sebanyak 50% atau setengahnya. Dengan menggunakan kinetika kimia, dapat pula dicari lama waktu pemanasan larutan formalin agar formalin terdegradasi sempurna (100%). Setelah dilakukan perhitungan, maka dengan waktu selama 144,65 menit formalin dapat terdegradasi sempurna.
c. Laju, Orde , Tetapan Reaksi dan Waktu Paruh Formalin Kinetika kimia formalin dikarakterisasi dengan orde reaksi, tetapan laju reaksi serta waktu paruhnya. Penentuan orde reaksi dapat dicari dengan mengamati nilai laju reaksi ratarata dan nilai koefisien korelasi (r) pada persamaan garis regresi linear antara waktu pemanasan (x) dan jumlah formalin sisa setelah pemanasan (y) atau antara waktu pemanasan (x) dan log jumlah formalin sisa setelah pemanasan (y). Laju reaksi rata-rata dicari dengan membandingkan selisih konsentrasi setelah pemanasan dengan konsentrasi sebelum pemanasan dibandingkan dengan selisih lama
KESIMPULAN Suhu dan lama pemanasan mempengaruhi stabilitas formalin. Pemanasan pada suhu larutan 960C selama 40 menit dapat menguraikan formalin sebanyak 88,1 %. Kinetika degradasi formalin mengikuti orde reaksi 1 dengan tetapan laju reaksi sebesar 0,053 μg/mL menit dan waktu paruh selama 13,08 menit
− waktu pemanasan ⎛⎜ v = Δc ⎞⎟ .
⎝
UCAPAN TERIMAKASIH
Δt ⎠
Kepada grup riset jurusan farmasi FMIPA Udayana; seluruh dosen pengajar, serta staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana atas dukungan yang telah diberikan.
Orde reaksi dikatakan mengikuti orde 0 apabila laju reaksi rata-ratanya per satuan waktu adalah konstan dan peningkatan konsentrasi tidak mempengaruhi laju. Sedangkan, orde reaksi dikatakan mengikuti orde 1 apabila konsentrasi sebanding dengan laju, dan apabila nilai koefisien korelasi yang didapat dari persamaan regresi linear antara waktu dengan log konsentrasi (jumlah formalin) sisa mendekati 1. Pada tabel 2 didapatkan laju reaksi rata-rata dan nilai koefisien korelasi formalin dan diketahui bahwa proses degradasi formalin adalah mengikuti orde 1 karena laju reaksi rata-ratanya persatuan waktu adalah tidak konstan, dan koefisien korelasi yang didapat dengan memasukkan nilai y yaitu log jumlah formalin sisa lebih besar dibanding dengan memasukkan nilai y yaitu jumlah formalin sisa. Setelah diketahui orde reaksinya, maka tetapan laju reaksi dan waktu paruh proses degradasi formalin dapat ditentukan. Dari hasil
PUSTAKA
Alhusin, S. 2002. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 for Windows, Edisi I. Yogyakarta: J & J Learning. Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Harmita. 2004. Petunjuk Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA-UI. Martin, A, J. Swarbrick, A. Cammarata. 2008. Farmasi Fisik. Jakarta. UI Press.
80
Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan (Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)
Nash, T. 1953. The Colorimetric Estimation of Formaldehyde by Means of Hantzsch Reaction. Available at: http://www.biochemj.org/bj/055/0416/0550 416.pdf Opened: 01/09/2009 Nuryasin, Achmad. 2006. Bahaya Formalin. Available at: http://www.disnakkeswanlampung.go.id/index2.php?option=com_co ntent&do_pdf=1&id=246 Opened: 07/09/2009 Rafael. 2009. Detail Formalin. Available at: file:///D:/My Received Files/formalin/formalin net/MyRaffaell » Blog Archive » Detail Formalin.htm Opened: 30/07/2009 Siong, Kian. 2007. Formalin Tahu, Pasta Gigi, dan Obat Kumur. Available at: file:///D:/My Received Files/formalin/formalin net/471.htm. Opened: 30/07/2009
81
STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN by Linda Laksmiani
FILE
JURNAL_IBU_LINDA_FORMALIN.DOC (102K)
T IME SUBMIT T ED
28-DEC-2015 03:23PM
WORD COUNT
2156
SUBMISSION ID
617836261
CHARACT ER COUNT
14228
STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN ORIGINALITY REPORT
9
%
SIMILARIT Y INDEX
9%
2%
4%
INT ERNET SOURCES
PUBLICAT IONS
ST UDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1 2 3 4 5 6
ojs.unud.ac.id Int ernet Source
murdiah.wordpress.com Int ernet Source
www.slideshare.net Int ernet Source
Submitted to Udayana University St udent Paper
id.wikipedia.org Int ernet Source
KIRK L. PARKIN. "SOME FACTORS INFLUENCING THE PRODUCTION OF DIMETHYLAMINE AND FORMALDEHYDE IN MINCED AND INTACT RED HAKE MUSCLE", Journal of Food Processing and Preservation, 6/1982 Publicat ion
7
stppyogyakarta.ac.id
3% 1% 1% 1% 1% 1%
Int ernet Source
8 9 10 11 12 13
1% <1%
fe-manajemen.unila.ac.id Int ernet Source
<1%
repository.ipb.ac.id Int ernet Source
<1%
orangporjo.blogspot.com Int ernet Source
<1%
rmu.sbm.org.br Int ernet Source
<1%
jurnalsain-unand.com Int ernet Source
<1%
artikel.dikti.go.id Int ernet Source
EXCLUDE QUOT ES
OFF
EXCLUDE BIBLIOGRAPHY
OFF
EXCLUDE MAT CHES
OFF