Tahun X, No. 18, April 2014
JURNAL BUANA PENDIDIKAN
Jurnal ini terbit dua kali setahun bulan April dan Oktober berisi tulisan ilmiah tentang pendidikan, baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Tulisan yang dimuat dapat berupa analisis, kajian pustaka, atau hasil penelitian. Ketua Drs. A. Qomaru Zaman, M.Pd. Wakil Ketua Drs. Sunyoto Hadi Prayitno, S.T., M.Pd. Penyunting Ahli Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) Prof. Dr. Iskandar Wirjokusumo, M.Sc. (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) Dr. Wahyu Widada (Universitas Muhammadiyah Bengkulu) Prof. Dr. Kisyani Leksono, M.Hum. (Universitas Negeri Surabaya) Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) Prof. Dr. Hartanto Sunardi, S.T., S.Si., M.Pd. (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) Prof. Dr. Ahman, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung) Penyunting Pelaksana Dra. Dwi Retnani S., M.Si. Dr. Endang Mastuti Rahayu, M.Pd. Dr. Sunu Catur Budiono, M.Hum. Drs. Agung Pramujiono, M.Pd. Dyah Rochmawati, S.Pd., M.Pd. Dr. Ismoerdiyahwati, M.Sn. Staf Pelaksana Drs. Abdulloh Jaelani, M.Pd. Umi Budi Rahayu, S.E. Alamat Redaksi FKIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Jalan Ngagel Dadi III-B/37 Surabaya-60245 Email:
[email protected] [email protected] Telp/Fax: (031) 5053127
Jurnal Buana Pendidikan diterbitkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Tahun X, No. 18, April 2014
PETUNJUK BAGI PENULIS JURNAL Sistematika Artikel yang berupa hasil penelitian disusun dengan sistematika : Judul, Nama Penulis, Abstrak 1. Pendahuluan (berisi latar belakang permasalahan dan tujuan penulisan atau ruang lingkup tulisan), 2. Metode Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan, 4. Kesimpulan dan saran, Daftar Pustaka. Sedangkan artikel yang berupa analisis dan kajian teori, disusun dengan sistematika: Judul, Nama Penulis, Abstrak, 1. Pendahuluan (berisi latar belakang permasalahan dan tujuan penulisan), 2. Hasil dan Pembahasan 3. Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka. Penyunting berhak menyempurnakan kalimat, tanpa merubah maksud dari kalimat. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan revisi atas dasar rekomendasi dari penyunting. Panjang artikel diupayakan maksimal 15 halaman A4. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Format Artikel ditulis dalam bentuk ketikan dua spasi, font 12 Times New Roman dalam kolom tunggal di atas kertas A4 (210 mm x 297 mm) dengan margin kiri 2,5 cm, margin kanan 1,5 cm, margin atas 3 cm dan margin bawah 2,5 cm. Setiap halaman diberi nomor halaman. Khusus Untuk judul (font 12), tempat penelitian/tempat bekerja penulis (Font 12) dan Abstrak (Font 11) ditulis dalam kolom tunggal, termasuk kata kuncinya. Judul Artikel Spesifik dan efektif, dan ditulis dalam bahasa Indonesia (maksimum 15 kata) dan bahasa Inggris (maksimum 12 kata). Nama Penulis. Ditulis lengkap (tanpa gelar akademik/sebutan apapun) disertai nama lokasi penelitian atau tempat penulis bekerja di bawah judul artikel serta alamat email. Abstrak Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang masing masing diusahakan sekitar 200 kata, yang secara singkat memberikan gambaran aspek penting dan hasil pokok penelitian serta kesimpulannya. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci yang sesuai (4 kata kunci). Tabel dan Gambar Harus diberi nomor secara berurutan sesuai dengan urutan pemunculannya. Setiap gambar dan tabel perlu judul singkat yang diletakkan di atas untuk tabel dan diletakkan di bawah untuk gambar. Pembuatan tabel dan gambar dalam format hitam dan putih tanpa gambar latar belakang (background). Daftar pustaka yang ditulis hanya memuat sumber – sumber yang dirujuk dalam artikel. Daftar pustaka disusun dengan tata cara: Buku: Penulis (tahun). Judul Buku (cetak tebal). Penerbit. Jurnal: Penulis (tahun). Judul Tulisan (cetak tebal). Nama Jurnal (cetak miring). Volume (cetak tebal). Nomor. Halaman. Paper dalam prosiding: penulis (tahun). Judul Tulisan (cetak tebal). Nama Seminar (cetak miring). Tanggal Seminar. Halaman. Tesis.Tugas Akhir: Penulis (Tahun). Judul Tesis/Tugas Akhir (cetak tebal). Tesis/Tugas Akhir. Universitas. Dokumen Pemerintah: Organisasi (Tahun). Nama Dokumen (cetak tebal). Tempat. Penulisan pustaka dalam sub bab artikel ditulis dengan nama penulis dan tahun penerbitan di dalam kurung (penulis, Tahun).
Tahun X, No. 18, April 2014
DAFTAR ISI 1
Made Ayu Anggreni, Metode Bermain Untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak Usia Dini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
2
Husni Abdillah, Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Naratif Untuk Meningkatkan Adaptabilitas Karier Peserta Didik . . . . . . . . . .
13
3
Lydia Lia Prayitno, Permainan “Congklak” Untuk Mengajarkan Operasi Penjumlahan Di Sekolah Dasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
4
Imas Srinana Wardani, Guru Sebagai Pemimpin Pendidikan . . . . . . . . . . . . .
27
5
Lambang Erwanto Suyadjid, Fungsi Janger Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Bagi Masyarakat Banyuwangi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ...
33
6.
I Nengah Sudiana, Kenakalan Remaja Di Permukiman Kumuh Kampung
39
Morokrembangan Surabaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.
Hertiki, A Corpus Study Of The Tokens Of Noun Phrases, Prepositional
45
Phrases, And Clauses Found In The English Written Texts Written By English Native Speakers And Indonesian Writers. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8.
.
Ria Andriani Mukti, Tabir Surya Vs Iklim Tropis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
53
Tahun X, No. 18, April 2014
Diana Evawati, Daya Terima Konsumen Karage Terhadap Diversifikasi Pengolahan Ikan Lele Dumbo Clarias Gariepius) Dalam Rangka Peningkatan Konsumsi Protein . . . ...............................
Tahun X, No. 18, April 2014
TABIR SURYA VS IKLIM TROPIS dr. Ria Andriani Mukti , MSi Dosen Prodi PKK Tata Rias - FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Abstract The presence of ultraviolet (UV) filter in skincare and cosmetic products represents a key benefit that cosmetics can provide consumers. The hazards of UV light exposure are well known. It is estimated that the incidence of nonmelanoma skin cancer in United States exceeds one million cases per year. UV induced or photoaging accounts for 80 % - 90 % of visible skin aging. UV radiation damages the skin by both direct effects on DNA and indirectly on the skin’s immune system. The regular use of sunscreens has been shown to reduce the number of actinic or precancerous keratosis and solar elastosis. Sunscreen also prevents immunosupression. The cosmetic formulator has expanding menu of active sunscreen ingredients for incorporation into a variety of cosmetic formulation.
a. b.
Pendahuluan Kita tinggal di Indonesia yang terletak di katulistiwa, dimana sinar matahari bersinar sepanjang tahun. Dalam setahun kita mengenal 2 musim saja yaitu musim hujan dan kemarau. Karakteristik iklim negara kita dikenal sebagai Iklim tropis, dengan sinar matahari yang cukup terik di musim kemarau dan kelembaban yang cukup tinggi. Sinar matahari bisa memberi dampak positif dan negatif bagi kita, adapun dampak tsb antara lain adalah : 1. Dampak Positif : a. Memberi rasa hangat b. Sebagai sumber cahaya c. Untuk fotosintesa tumbuhan d. Untuk sintesa vit D: pada pembentukan tulang. e. Bisa membunuh bakteri tertentu f. Dimanfaatkan sebagai phototherapy.
Memakai topi, payung, kacamata Menggunakan tabir surya.
Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai : 1. Dampak sinar matahari terhadap kulit 2. Tabir surya Dampak Sinar Matahari Terhadap Kulit Sinar matahari adalah kumpulan dari berbagai sinar tampak dan tak tampak dengan ragam panjang gelombang elektromagnetik yang bervariasi. Berdasarkan ragam panjang gelombang tsb sinar matahari dapat dipilah menjadi : 1. Sinar cahaya tampak ( visible light ), terdiri dari : Sinar dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Panjang Gelombang : 4000 – 7800 Ǻ 2. Sinar cahaya tak tampak, terdiri dari a. Sinar ultra violet, panjang gelombang : 1000 – 4000 Ǻ b. Sinar infra merah, panjang gelombang : 7800 – 150.00 Ǻ Dari semua jenis gelombang yang terkandung dalam sinar matahari yang mempunyai pengaruh cukup berarti terhadap kesehatan adalah sinar UV. Berdasarkan panjang gelombangnya sinar UV dibagi lagi menjadi : a. UV A ( 320 nm – 400 nm ) b. UV B ( 290 nm – 320 nm ) c. UV C ( 200 nm – 290 nm )
2. Dampak Negatif : a. Berpengaruh terhadap kulit : menjadi lebih gelap ( tanning ), memerah hingga terbakar ( sunburn ), bahkan dapat menyebabkan kanker kulit. Disamping itu sinar matahari membuat kulit mengalami proses penuaan lebih awal ( premature aging ). b. Photosensitivity c. Kerusakan pada mata : pterigium Untuk menghindari dampak negatif dari sinar matahari kita dapat melakukan pencegahan antara lain : 53
Tahun X, No. 18, April 2014 Sinar UV A memiliki daya penetrasi yang lebih dalam dari UV B, namun UV B memiliki energy yang radiasi yang lebih besar dari UV A. Sehingga radiasi sinar UV B lebih banyak mengakibatkan kerusakan pada kulit bahkan menimbulkan kanker kulit. Pengaruh yang ditimbulkan akibat sinar UV antara lain : a. Suntan : kulit berubah warna menjadi lebih gelap b. Sunburn : kulit memerah (erythema) , rasa panas hingga nyeri pada daerah yang terpapar c. Skin Aging : proses penuaan kulit d. Skin cancer : penyakit pada kulit berupa perubahan sifat sel kulit menjadi sel kanker, contoh : Basal cell Ca, Squamous Ca, Melanoma Maligna Radiasi sinar UV tergantung beberapa faktor : 1. Waktu : semakin lama terpapar sinar matahari, semakin tinggi tingkat radiasi. 2. Musim : tingkat UV tertinggi biasanya pada musim panas 3. Lokasi geografis : sinar matahari yang paling kuat adalah di katulistiwa dan semakin tinggi tingkat radiasinya. 4. Ketinggian : radiasi sinar UV semakin tinggi dengan bertambahnya ketinggian ( untuk setiap ketinggian 300m, radiasi sinar UV meningkat 4 % ) 5. Cuaca : langit yang berawan akan menyerap radiasi sinar UV 6. Lingkungan : hati-hati dengan permukaan lantai dan dinding yang dapat memantulkan sinar matahari, termasuk tanah yang berpasir ( pantai ) dan salju.
Bagian tubuh kita yang sering terpapar sinar matahari biasanya memiliki warna yang lebih gelap. Waran kulit tersebut akan berubah menjadi lebih terang bilamana kulit tidak terpapar sinar matahsri dalam waktu yang lama. Sinar UV adalah pemicu dari sintesa pigmen kulit yang disebut MELANIN, yang terjadi pada sel pigmen di kulit epidermis ( kulit ari ) bagian bawah. Kulit yang terpapar sinar matahari terus menerus akan menimbulkan terbentuknya sel pigmen yang berlebih sehingga warna kulit kita berubah menjadi lebih gelap . Fenomena kulit menjadi gelap disebut : Tanning, jenisnya : a. Immediate Tanning : terjadi setelah 510 menit pajanan dan memudar setelah beberapa menit sampai hari tergantung dosis UV dan jenis kulit. Diinduksi oleh sinar UV gelombang panjang (UVA), atau visible light. b. Delayed Tanning : Terjadi dalam 3-4 hari setelah pajanan. Puncak antara 10 hari dan 3-4 minggu.Terutama oleh UVB , sedikit oleh UVA dan visible light. Perubahan warna ini bisa berupa bercak bercak ( tidak merata ). Secara umum perubahan warna tidak merata ini disebut dengan HIPERPIGMENTASI. Macam kelainan kulit hiperpigmentasi yang tidak merata antara lain : melasma, lentigo Sunburn ( Kulit Terbakar ) Energy panas sinar matahari dapat merusak protein yang terdapat di kulit kita, sehingga terjadi denaturasi protein. Peristiwa denaturasi ini memicu timbulnya reaksi radang pada kulit, yang mengakibatkan keluarnya substansi mirip histamine. Akibatnya, pembuluh darah akan melebar dan sel membengkak. Tahap sunburn adalah sbb : 1. Minimal perceptive erythema : terjadi dalam waktu 20 menit setelah pajanan, kulit berubah warna menjadi merah muda. 2. Vivid erythema : terjadi dalam waktu50 menit setelah pajanan, kulit berubah warna merah terang
Perubahan Warna Kulit Warna kulit manusia ( pigmentasi ) ada 2 tipe yaitu : 1. Konstitutif : dipengaruhi oleh jumlah melanin genetik, dibawa sejak lahir. Sering dianggap sebagai warna “asli”, bisa dijumpai pada bagian tubuh kita yang jarang terpapar sinar matahari, misal daerah dada dan perut. 2. Fakultatif : dipengaruhi oleh pajanan sinar UV.
54
Tahun X, No. 18, April 2014 3. Painful burn : terjadi dalam waktu 100 menit setelah pajanan, kulit berubah warna merah disertai rasa nyeri yang ringan 4. Blistering burn : terjadi dalam waktu 200 menit setelah pajanan, kulit berubah warna merah disertai rasa nyeri yang menyengat. Pada setiap orang tidak selalu terjadi kedua proses sebagai akibat pajanan sinar
matahari. Reaksi yang terjadi tergantung pada kondisi jenis kulit orang tsb. Ada yang lebih mudah untuk terbakar, ada yang lebih mudah terjadi perubahan warna. Dr Fritzpatrick membagi jenis kulit manusia yang ada di seluruh dunia berdasarkan rekasi sensitivitas terhadap sinar UV menjadi 6 golongan :
TIPE KULIT
REAKSI TERHADAP PAPARAN SINAR MATAHARI
TIPE I
Selalu terbakar, tidak pernah berubah warna
TIPE II
Mudah terbakar
TIPE III
Kadang terbakar, perlahan-lahan berubah warna menjadi gelap
TIPE IV
Amat jarang terbakar, selalu berubah warna menjadi gelap
TIPE V
Terjadi perubahan warna menjadi gelap
TIPE VI
Mudah terjadi perubahan warna menadi gelap 3. Jaringan elastin ( pada kulit jangat ) menebal,serat kolagen berkurang sehingga kulit kehilangan kelenturan, tidak kenyal dan kendor. 4. Gangguan pigmentasi berupa hiperpigmentasi, a.l : lentigo 5. Bentukan tumor jinak , a.l : freckle, syringoma, xanthelasma dll
Skin Aging / Penuaan Kulit Proses menua ( Aging Process ) mempunyai 2 fenomena yang saling terkait yaitu : 1. Proses Menua Fisiologis ( Intrinsic Aging ) Proses menua ini berlangsung secara alamiah, disebabkan oleh berbagai faktor fisiologis dari dalam tubuh sendiri, seperti genetik, hormonal dan rasial. 2. Proses Menua Patologis ( Extrinsic Aging ) Proses ini terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh yang menginduksi terjadinya penuaan kulit , sehingga terjadi proses menua lebih awal (dini ), dengan kata lain terjadi premature aging. Pengaruh lingkungan yang mempercepat proses ini cukup banyak namun yang paling berpengaruh adalah pajanan sinar matahari yang berlebihan, oleh karena itu proses ini juga disebut Photo Aging ( dermatoheliosis ). Tanda – tanda kulit yang mengalami photo aging : 1. Kulit kering dan kasar, kelembaban kulit menurun, fungsi kelenjar keringat dan lemak menurun. 2. Kulit keriput dan kerut dalam ( kerut ekspresi )
Skin Cancer / Kanker Kulit Sinar UV yang menembus kulit dapat memicu kanker atau keganasan melalui mekanisme perubahan sifat sel kulit yang berubah menjadi ganas, yaitu sel kanker. Apabila yang terkena adalah sel pigmen ( melanosit ), sel tsb berkembang biak abnormal, dan mengakibatkan melanoma maligna. Namun tidak semua kulit yang terpapar sinar UV mempunyai kecenderungan untuk menjadi kanker. Karena ada factor lain yang dapat menjadi pencetus, contoh : 1. Kadar oksidan bebas yang tinggi dalam tubuh akibat polutan dari makanan, udara di sekeliling kita dll 2. Adanya faktor genetik 3. Jenis kulit tertentu lebih mudah timbul, misal tipe kulit kaukasia. 55
Tahun X, No. 18, April 2014 aplikasi produk tabir surya sebanyak 2 mg/cm2 dibagi dengan radiasi UV untuk menghasilkan 1 MED pada kulit yang tdk terlindungi tabir surya Atau berapa lama kulit yang terlindungi oleh tabir surya menjadi terbakar (memerah) bila dibandingkan dengan kulit yang tidak terlindungi. Kategori SPF : 1. Minimal : 2 – 12 2. Moderate : 12 – 30 3. High : ≥ 30 Tabir surya selain berisi bahan aktif untuk menyerap, memantulkan dan membaurkan sinar UV, saat ini telah dikembangkan formula yang menambahkan bahan lain yaitu : 1. untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan akibat sinar UV, berupa antioksidan 2. pelembab, berupa bahan humectan 3. pencerah, berupa vitamin B3, vitamin C
Tabir Surya. Tabir surya adalah bahan yang ditujukan untuk mengurangi efek buruk pajanan sinar matahari seperti efek terbakar surya, tanning dan supresi respon imun dengan cara menyerap, memantulkan atau menghamburkan enerji sinar matahari yang sampai di kulit. Dikenal 2 macam tabir surya : 1. Tabir surya sistemik Tabir surya yang aplikasinya lewat injeksi atau diminum, efek bahan tsb mengena pada seluruh tubuh berupa meningkatkan daya tahan sel, contoh bahan : beta caroten, vitamin C dan vitamin E, omega 3. 2. Tabir surya topical. Tabir surya yang aplikasinya lewat kulit, efek bahan tsb bersifat local. Tabir surya ini memiliki mekanisme kerja: menyerap, memantulkan dan menghamburkan energy sinar matahari, secara fisik maupun kimiawi ( organic ). Tabir surya topical memiliki tolok ukur perlindungan yang disebut : Sun Protection Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan proteksi terhadap efek terbakar dari energy sinar matahari. Tabir surya yang berada di pasaran memiliki SPF 15 – 50.
Bahan Aktif Tabir Surya Bahan aktf tabir surya terbagi menjadi 2 tipe : 1. Bahan organic, disebut tabir surya kimiawi, terbagi 2 yaitu : a. UVA filter : Benzophenone, Avobenzone b. UVB filter : golongan Cinnamate ( Octylmethoxynamate), salisilat, polisilicone 2. Partikel, disebut tabir surya fisik , yaitu ZnO, TiO2
SUN PROTECTION FACTOR / Faktor Pelindung Surya Adalah : Dosis radiasi UV yang akan menyebabkan satu dosis eritema minimal (MED) pada kulit yang dilindungi setelah 3.
Berikut adalah tabel efektivitas bahan aktif tabir surya : Ingredients
UV B
UV A II
UV A I
Octyl methoxycinammate
+
-
-
Avobenzone
-
±
+
Zinc Oxide ( ZnO )
+
+
+
Titanium dioxide ( TiO2 )
+
+
±
Polysilicone-15
+
-
-
56
Tahun X, No. 18, April 2014 Dengan menggabungkan beberapa bahan aktif dalam formulasi tabir surya akan menghasilkan suatu tabir surya yang bersifat “ broad spectrum “, bekerja untuk mengurangi pajanan terhadap sinar UV A dan UV B
Berikut adalah grafik yang menggambarkan perbandingan efektivitas kerja bahan Avobenzone, Ti O2 dan ZnO
Avobenzone dan ZnO memiliki kemampuan untuk memberikan proteksi terhadap sinar UV A dengan panjang gelombang < 360 nm. Sedangkan Ti O2 memiliki kemampuan proteksi untuk sinar UV A dan UV B.
terhadap sinar UV A dan UV B secara fisik maupun kimiawi Pakailah jenis tabir surya yang “ water resistant “ dengan SPF minimal 15 Gunakan tabir surya setiap hari, di dalam maupun diluar ruangan bahkan ketika di dalam mobil. Oleskan tabir surya 15- 30 menit sebelum keluar ruangan. Jangan lupa untuk mengaplikasikan pada daerah selain wajah yang ikut terpapar matahari , contoh belakang telinga, kepala bila botak, ujung tangan dan kaki. Reaplikasi setelah 2 jam terutama bila anda berenang atau melakukan aktivitas berat
2. 3.
Penutup Tabir surya dapat menghindarkan kita dari beberapa perubahan akibat sinar matahari, mulai dari perubahan ringan berupa warna kulit yang menjadi lebih gelap, hingga penyakit yang bersifat keganasan yaitu kanker kulit. Penggunaan tabir surya dapat dimulai sejak usia dini, yaitu anak – anak, dengan aktivitas mereka di lingkungan yang panas, mereka juga rentan terhadap pengaruh buruk sinar matahari Sering timbul pertanyaan, bagaimana seharusnya penggunaan tabir surya yang benar, dan bagaimana memilih tabir surya yang baik. Berikut adalah beberapa catatan yang bisa dipakai sebagai panduan penggunaan tabir surya yang baik dan benar : 1. Kenakan tabir surya yang memiliki spektrum yang luas, artinya dapat memproteksi
4. 5.
6.
Daftar Pustaka Sjarif M. Wasitaatmadja, 2002, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Penerbit Universitas Indonesia.
57
Tahun X, No. 18, April 2014 Andre O Barrel, 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker Inc.
Ni Luh Dewi Aryani, Nani Parfati dan Sadono, Formulation of Topical Drugs and Cosmetics
T. Mitsui, 1998, New Cosmetic Science, Elsevier.
Jasmin Thalib, Hyperpigmentation in Daily Practice
Leslie
Ary Widhyasti Bandem, Analisis Pemilihan Terapi Kelainan Kulit Hiperpigmentasi
Bowman MD, 2002, : Cosmetic Dermatologic, The Mc Graw Hill companies, New York.
JB
Sjarif M. Wasitaatmadja, 2003, Peremajaan Kulit, Balai Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Wilkinson, CChem, 1982, Cosmeticology, George Companies, London.
Harry’s Godwin
Ratna Kumalasari, The role of UV A dan UV B
58