J. Biol. Indon. Vol 6, No.3 (2010) ISSN 0854-4425 ISSN 0854-4425
JURNAL JURNAL BIOLOGI BIOLOGI INDONESIA INDONESIA Akreditasi: No 816/D/08/2009 Vol. 6, No. 3, Desember 2010 Zingiberaceae of the Ternate Island: Almost A Hundread Years After Beguin’s Collection Marlina Ardiyani
293
Production of Acid Phosphatase in Bacillus sp. Isolated from Forest Soil of Gunung Salak National Park Maman Rahmansyah & I Made Sudiana
313
Eksplorasi Keanekaragaman Aktinomisetes Tanah Ternate Sebagai Sumber Antibiotik Arif Nurkanto, Febrianti Listyaningsih, Heddy Julistiono & Andria Agusta
325
Komposisi Flora dan Struktur Hutan Alami Di Pulau Ternate, Maluku Utara Edi Mirmanto
341
Penapisan Mikroba Laut Perombak Senyawa Nitril dan Protein yang Diisolasi Dari Sponge di Perairan Ternate Rini Riffiani & Nunik Sulistinah
353
Perbandingan Tiga Metode Transformasi Agrobacterium Untuk Pencarian Gen-gen Terkait Toleransi Kekeringan Menggunakan Transposon Ac/Ds pada padi cv. Batutegi E.S.Mulyaningsih, H.Aswidinnoor, D.Sopandie, P.B.F.Ouwerkerk, S. Nugroho, &I.H. Slamet Loedin
367
Kajian Pakan Bersumber Energi Tinggi pada Pembentukkan Monyet Obes Ria Oktarina, Sri Supraptini Mansjoer, Dewi Apri Astuti, Irma Herawati Suparto & Dondin Sajuthi
383
BOGOR, INDONESIA
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 3 (2010) Jurnal Biologi Indonesia diterbitkan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia. Jurnal ini memuat hasil penelitian ataupun kajian yang berkaitan dengan masalah biologi yang diterbitkan secara berkala dua kali setahun (Juni dan Desember). Editor Pengelola Dr. Ibnu Maryanto Dr. I Made Sudiana Deby Arifiani, S.P., M.Sc
Dr. Izu Andry Fijridiyanto Dewan Editor Ilmiah Dr. Abinawanto, F MIPA UI Dr. Achmad Farajalah, FMIPA IPB Dr. Ambariyanto, F. Perikanan dan Kelautan UNDIP Dr. Aswin Usup F. Pertanian Universitas Palangkaraya Dr. Didik Widiyatmoko, PK Tumbuhan, Kebun Raya Cibodas-LIPI Dr. Dwi Nugroho Wibowo, F. Biologi UNSOED Dr. Parikesit, F. MIPA UNPAD Prof. Dr. Mohd.Tajuddin Abdullah, Universiti Malaysia Sarawak Malaysia Assoc. Prof. Monica Suleiman, Universiti Malaysia Sabah, Malaysia Dr. Srihadi Agung priyono, F. Kedokteran Hewan IPB Y. Surjadi MSc, Pusat Penelitian ICABIOGRAD Drs. Suharjono, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Dr. Tri Widianto, Pusat Penelitian Limnologi-LIPI Dr. Witjaksono Pusat Penelitian Biologi-LIPI Alamat Redaksi
Sekretariat Oscar efendi SSi MSi d/a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Jl. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056 Fax. (021) 8765068 Email :
[email protected];
[email protected] Website : http://biologi.or.id Jurnal ini telah diakreditasi ulang dengan nilai A berdasarkan SK Kepala LIPI 816/ D/2009 tanggal 28 Agustus 2009.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.3 (2010) KATA PENGANTAR
Jurnal Biologi Indonesia yang diterbitkan oleh PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA edisi volume 6 nomer 3 tahun 2010 memuat 13 artikel lengkap. Penulis pada edisi ini sangat beragam yaitu dari Departemen Kementerian Pertanian, IPB, Puslit Biologi LIPI, Bioteknologi-LIPI dan Institute of Biology IBL Leiden University Netherlands. Topik yang dibahas pada edisi ini meliputi 5 topik dalam bidang Botani, tiga topik tentang mikrobiologI, empat topik tentang zoologi dan satu topik campuran yang mebahas bidang botani dan zoologi. Pada edisi ini yang menarik 6 makalh merupakan hasil kajian kawaasan pulau-pulau Kecil di Ternate Maluku Utara. Selanjutnya artikel yang memuat serangga pengunjung bunga raflesia dapat dipastikan merupakan artikel sangat jarang dijumpai sehubungan dengan populasi bunganya yang sangat sulit diperoleh. Editor
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 3 (2010) UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para pakar yang telah turut sebagai penelaah dalam Volume 6, No 3, Juni 2010: Prof.Dr. Woro.A.Noerdjito Puslit Biologi-LIPI Drs. M. Noerdjito, Puslit Biologi-LIPI Dr Yulin Lestari F MIPA-IPB Awal Riyanto, Puslit Biologi-LIPI Drs. Roemantyo, Puslit Biologi-LIPI Ir. Titi Juhaeti MSi, Puslit Biologi-LIPI Dr. Nuril Hidayati, Puslit Biologi-LIPI
Edisi ini dibiayai oleh DIPA Puslit Biologi-LIPI 2010
J. Biol. Indon. Vol 6, No.3 (2010) DAFTAR ISI Zingiberaceae of the Ternate Island: Almost A Hundread Years After Beguin’s Collection Marlina Ardiyani
293
Production of Acid Phosphatase in Bacillus sp. Isolated from Forest Soil of Gunung Salak National Park Maman Rahmansyah & I Made Sudiana
313
Eksplorasi Keanekaragaman Aktinomisetes Tanah Ternate Sebagai Sumber Antibiotik Arif Nurkanto, Febrianti Listyaningsih, Heddy Julistiono & Andria Agusta
325
Komposisi Flora dan Struktur Hutan Alami Di Pulau Ternate, Maluku Utara Edi Mirmanto
341
Penapisan Mikroba Laut Perombak Senyawa Nitril dan Protein yang Diisolasi Dari Sponge di Perairan Ternate Rini Riffiani & Nunik Sulistinah
353
Perbandingan Tiga Metode Transformasi Agrobacterium Untuk Pencarian Gen-gen Terkait Toleransi Kekeringan Menggunakan Transposon Ac/Ds pada padi cv. Batutegi E.S.Mulyaningsih, H.Aswidinnoor, D.Sopandie, P.B.F.Ouwerkerk, S. Nugroho, &I.H. Slamet Loedin
367
Kajian Pakan Bersumber Energi Tinggi pada Pembentukkan Monyet Obes Ria Oktarina, Sri Supraptini Mansjoer, Dewi Apri Astuti, Irma Herawati Suparto & Dondin Sajuthi
383
Pengaruh Laju Eksploitasi Terhadap Keragaan Reproduktif Ikan Tembang (Sardinella gibbosa) di Perairan Pesisir Jawa Barat Yunizar Ernawati & Mohammad Mukhlis Kamal
393
Keragaman Genetik Amfibia Kodok (Rana nicobariensis) di Ecology Park, Cibinong Berdasarkan Sekuen DNA dari Mitokondria d-loop Dwi Astuti & Hellen Kurniati
405
Model Pemanfaatan Lahan Pulau Moti, Kota Ternate, Maluku: Suatu Analisis Tata Ruang Berbasis Vegetasi Roemantyo
415
Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono, Sofi Mursidawati & Erniwati
429
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 3 (2010)
Kajian Hubungan Tutupan Vegetasi dan Sebaran Burung di Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara Hetty I.P. Utaminingrum & Eko Sulistyadi
443
Pengujian 15 Genotipe Kedelai pada Kondisi Intensitas Cahaya 50% dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan Fenotipnya Gatut Wahyu Anggoro Susanto & Titik Sundari
459
Jurnal Biologi Indonesia 6 (3): 429-442 (2010)
Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono1), Sofi Mursidawati2) & Erniwati1) 1)Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2)Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Eksitu-LIPI. Email:
[email protected] ABSTRACT Insects Community on the Flower of Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) in its Non Native Habitat of Bogor Botanical Gardens, Bogor City, Province of West Java, Indonesia. The study was conducted at the Bogor Botanical Gardens, Bogor, West Java, Indonesia using a blooming female flower of R. patma. The insects were directly counted in the morning, noon, and afternoon on both fresh blooming and rotten R. patma . Twenty three insect species were collected during the study belonging to the order Coleoptera (2 families, 2 species, 5 individuals), Diptera (9 families, 18 species, 1176 individuals), and Hymenoptera (2 family, 4 species, 13 individuals). Number of individuals of each insect species captured were frequently less than 1.35% from total captured. There were specialization of flies visiting fresh opening flower and the rotten one. Six species, Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala, and Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (Drosophilidae), Heteromyza oculata and Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) were predicted as important pollinators of R. patma. Key words: Insect community, flower, Rafflesia patma, non native habitat, Bogor Botanic Garden.
PENDAHULUAN Rafflesia adalah nama genus yang diabadikan dari nama Sir Stamford Raffles, termasuk kelompok tumbuhan berbunga famili Rafflesiaceae. Salah satu jenis yang paling terkenal adalah Rafflesia arnoldii ditemukan di Sumatera berukuran diameter kurang lebih tiga feet. Kurang-lebih ada 16 jenis Raflesia telah ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk Sabah dan Sarawak (Nais 2001; 2004) dan Filipina (Yahya et al. 2010). Sudah
sejak lama jenis-jenis Rafflesia dikategorikan sebagai jenis langka dan dilindungi perundang-undangan (Anonim 2010; Wiriadinata 2007; Walter & Gillett 1998). Seluruh jenis Rafflesia menempel pada inang spesifiknya yaitu Tetrastigma spp. (Vitaceae) sehingga kelangsungan hidupnya mutlak tergantung pada inang tersebut (Barkman et al. 2004; Latiff & Mat-Salleh 1991). Penelitian biologi dan ekologi Rafflesia masih sangat sedikit (Nais 2001) sehingga masih banyak rahasia biologi dan natural history dari Rafflesia belum diketahui. Demikian pula 429
Kahono dkk
pengetahuan biologi reproduksi dan seluruh prosesnya termasuk penyerbukan bunga masih sangat terbatas (Zuhud et al. 1998; Anonim 2010). Padahal, pengetahuan ini sangat penting dalam upaya pengembangbiakan yang dapat dipakai untuk mendukung program konservasi di dalam habitat asli (in-situ) maupun di luar habitat aslinya (ex-situ). Penyerbukan pada bunga Rafflesia tidak bisa dipisahkan dengan serangga penyerbuknya karena bunga tersebut berumah dua (dioeciously flower) atau bunga jantan dan betina terdapat pada individu bunga yang berbeda (Meiyer 1997), sehingga serangga menjadi sangat penting peranannya mentransfer serbuksari dari bunga jantan ke putik bunga betina. Beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa lalat dikenal sebagai penyerbuk bunga Rafflesia pada umumnya (Beaman et al. 1988; Priatna et al. 1989; Ong 2004). Bila dibandingkan dengan jumlah jenis Rafflesia yang ada dan aspek-aspek penting yang seharusnya diketahui maka penelitian penyerbuk dan penyerbukan pada bunga ini sangat jarang dilakukan. Sedikitnya penelitian dan publikasi dapat disebabkan karena jarangnya perjumpaan dengan bunga Rafflesia. Salah satu dari tiga jenis Rafflesia yang dijumpai di pulau Jawa adalah Rafflesia patma yang ditemukan di habitat yang khusus terutama di kawasan lindung atau konservasi seperti di kawasan konservasi seperti Cagar Alam Pangandaran Ciamis dan Leuweung Sancang Garut (Jawa Barat) (Herdiyanti 2009; Priatna et al. 1989; Ngatari, komunikasi pribadi). 430
Walaupun penyerbukan pada bunga R. patma mutlak memerlukan bantuan agen penyerbuk, namun sampai saat ini sangat sedikit dilakukan penelitian tentang serangga penyerbuknya. Karakter morfologi bunga R. patma yang berwarna orange kusam, berbau ’anyir’ spesifik seperti pembusukan materi tumbuhan, permukaan bunga yang luas dan terbuka dapat sebagai penarik bagi serangga terutama kelompok lalat (Diptera) dan kumbang (Coleoptera) yang tertarik pada aroma busuk (Free 1993; Faegri & Pijl 1971). Seperti pada umumnya bunga Rafflesia, maka penelitian penyerbuk pada R. patma di habitatnya baru dilakukan secara kualitatif yang sederhana di Cagar Alam Leuweng Sancang, Garut, propinsi Jawa Barat (Priatna et al. 1989). Lalat diperkirakan sebagai kelompok penting dalam proses penyerbukan R. patma karena sifat bunga yang berumah dua sehingga transportasi serbuksari dari bunga jantan ke putik bunga betina memerlukan bantuan akomodasi dari serangga yang mampu memindahkannya. Kebun Raya Bogor (KRB) yang berfungsi sebagai tempat konservasi eksitu bagi tumbuhan Indonesia, penelitinya telah berhasil menumbuhkan bunga R. patma yang berasal dari habitat aslinya di Cagar Alam Pangandaran, Ciamis Jawa Barat di dalam KRB. Keberhasilan menumbuhkan R. patma di KRB merupakan kesuksesan pertama di dunia menum-buhkan Rafflesia di luar habitatnya, sehingga penelitian ini merupakan penelitian pertama tentang serangga pengunjung bunga R. Patma di luar habitat aslinya. Walaupun penelitian
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
serangga pengunjung bunga ini hanya dilakukan pada bunga R. patma berjenis kelamin betina, namun informasi ini sangat penting bila dikaitkan dengan waktu kunjungan dari pagi hingga sore pada periode bunga sedang mekar. Ada kecenderungan kemiripan jenis-jenis atau kelompok serangga penyerbuk dengan tipe dan bentuk bunga pasangannya (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free 1993), sehingga pendugaan terhadap jenis-jenis serangga yang potensial sebagai penyerbuk bunga R. patma dapat dimungkinkan dengan menganalisis keanekaragaman dan populasi serangga yang bertepatan dengan waktu pemekaran bunga. Selain itu morfologi serangga, aktifitas dan perilakunya menjadi faktor penting yang dapat dipakai untuk mengkarakterisasi serangga sebagai penyerbuk suatu jenis bunga tertentu (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free 1993). Penelitian komunitas serangga pengunjung bunga R. patma dilakukan juga pada bunga layu untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan terhadap keanekaragaman, populasi, dan aktifitas kunjungan serangga pada bunga R. patma antara yang sedang mekar dengan yang layu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan serangga pengunjung bunga R. patma dan aktifitas kunjungannya pada perbungaan R. patma yang sedang mekar dan layu, sehingga akan diketahui jenis-jenis serangga yang dimungkinkan sebagai penyerbuknya.
BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di dalam lokasi pembibitan ‘Kandang Badak’ dalam Kebun Raya Bogor, kota Bogor, propinsi Jawa Barat. Pengamatan dilakukan dari tanggal 20 sampai 26 Juli 2010. Penelitian ini diawali dengan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada malam hari menjelang bunga R. patma mekar yaitu tanggal 20 Juli 2010 malam saat bunga mulai membuka satu per satu sampai akhirnya bunga mekar penuh pada dini hari tanggal 21 Juli 2010. Pada awal bunga membuka pada dini hari tercium aroma ‘anyir’ atau membusuk yang menguat. Pengamatan ini untuk melihat ada tidaknya serangga malam yang datang ke bunga saat bunga mulai membuka sampai mekar penuh. Pengamatan yang sama dilakukan pada malam hari berikutnya. Penelitian komunitas dan kunjungan harian serangga pengunjung bunga R. patma di luar habitat aslinya menggunakan satu bunga betina R. patma di Kebun Raya Bogor, yang mulai mekar pada tanggal 21 Juli 2010. Bunga ini berada dalam satu habitat buatan yang sama dengan dua bunga yang telah mekar sebelumnya (pada bulan Juni 2010). Pada habitat tersebut beberapa bunga R. patma yang masih kuncup atau dalam bentuk seperti umbi yang ada di dalamnya. Serangga yang dihitung adalah serangga yang hinggap pada bagianbagian bunga yang dapat dilihat dengan mata (Sofiyanti et al. 2007). Pengamatan serangga pengunjung bunga R. patma 431
Kahono dkk
terutama dilakukan pada (1) saat bunga mekar penuh (warna bunga orange kusam) selama dua hari tanggal 21-22 Juli 2010, dan (2) saat bunga layu (warna bunga berubah menjadi kehitaman) pada tanggal 25-26 Juli 2010. Penghitungan serangga dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari masing-masing selama 30 menit, pagi (jam 06:00, 07:00, dan 08:00 WIB, masing-masing selama 10 menit), siang (jam 11:00, 12:00, dan 13:00 WIB, masingmasing selama 10 menit), dan sore (jam 14:00, 15:00, dan 16:00 WIB, masingmasing selama 10 menit). Pengambilan spesimen serangga dilakukan untuk jenis-jenis yang belum diketahui namanya yang memerlukan identifikasi. Pada jenis-jenis serangga pengunjung bunga layu jumlahnya sangat banyak sehingga tidak mungkin dihitung secara langsung, oleh karena itu dilakukan penangkapan dengan net serangga masing-masing sekali pada pagi, siang, dan sore. Pengawetan, identifikasi dan fotografi terhadap serangga yang telah dikoleksi dilakukan di Laboratorium Entomologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Setiap spesimen yang diambil dibuat spesimen kering, diidentifikasi secara morfo-species, dicocokkan dengan buku dan referensi baku yaitu Rudnitski (1991; 1993) dan Colles & McAlpine (1970). Spesimen juga dibandingkan dengan spesimen koleksi ilmiah Laboratorium Entomologi Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi - LIPI, dibuat foto, dan diberi nomor setiap jenisnya agar terhindar dari kesalahan dalam menghitung populasinya.
432
Data yang diperoleh adalah data komunitas yang terdiri dari keanekaragaman jenis dan jumlah individunya pada setiap watu pengamatan. Untuk keperluan analisis data maka dilakukan rekapitulasi atau kombinasi dua hari data pada pagi, siang, dan sore, pada bunga mekar dan layu. Jumlah individual serangga yang ditemukan pada setiap pengamatan dianalisis langsung dan dikaitkan dengan analisa karakter morfologi dan perilakunya yang disajikan dalam tabel dan gambar. Keanekaragaman dan kemerataan species pengunjung bunga pada masing-masing waktu pengamatan dan kondisi bunga sangat jelas diketahui melalui tabel dan gambar. Untuk melihat pola kunjungan hariannya maka data keanekaragaman dan populasi serangga dikaitkan dengan waktu pengamatan dan kondisi bunga mekar dan layu. HASIL Komunitas serangga pengunjung bunga mekar dan layu Pada pengamatan malam hari pertama tanggal 20 Juni sampai dini hari tanggal 21 Juni 2010 dan malam hari berikutnya menunjukkan bahwa dari awal bunga R. patma betina membuka sudah tercium aroma agak ‘anyir’ atau seperti bau pembusukan walaupun tidak begitu kuat dirasakan. Pada saat itu tidak ditemukan serangga yang datang ke bunga tersebut pada malam hari. Data ini menunjukkan bahwa serangga yang aktif mengunjungi bunga R. patma bukan serangga malam.
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
Penelitian komunitas ini menemukan serangga pengunjung bunga R. patma di Kebun Raya Bogor sebanyak 23 jenis (14 famili, 1194 individu) terdiri dari tiga ordo yaitu Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera. Ordo yang paling banyak anggotanya adalah Diptera (10 famili, 18 jenis, 1176 individu), diikuti berturut-turut oleh Hymenoptera (2 famili, 3 jenis, 13 individu), dan Coleoptera (2 famili, 2 jenis, 5 individu) (Tabel 1 dan Gambar 1). Jumlah individu yang mengunjungi bunga saat mekar dan layu setiap jenis serangga pada umumnya sangat sedikit di bawah 1,35% dari total individu. Jumlah individu yang tertinggi adalah Chrymomyza amoena (453 individu atau 37,94%), diikuti berturut-turut oleh Microdroso-phila claytonae (231 atau 19,35%), Pterogramma palliceps (160 atau 13,40%), Drosophila colorata (90 atau 7,54%), Microdrosophila sp. (80 atau 6,70%), Chrysomya megacephala (32 atau 2,68%), Heteromyza oculata (28 atau 2,35%), Stegana coleoptrata (25 atau 2,09%) (Tabel 1). Lima jenis lalat (Anthomyza gracilis, Chrysomya megacephala, Heteromyza oculata, Lispe Canadensis, dan Lecanocerus
compressicerps) berkunjung pada bunga mekar maupun bunga layu (Tabel 3). Jumlah seluruh individu setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma pada pengamatan pagi, siang, dan sore di Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa yang terbanyak pada pagi hari adalah ordo Diptera dan Coleoptera, dan pada siang hari pada Hymenoptera (Gambar 2 dan Tabel 2). Keanekaragaman serangga yang mengunjungi bunga mekar dan bunga layu ada 5 jenis semuanya termasuk kelompok lalat (Diptera) yaitu Anthomyza gracilis, Chrysomya megacephala, Heteromyza oculata, Lispe canadensis, dan Lecanocerus compressicerps (Tabel 3). Komunitas dan fluktuasi harian serangga pada bunga sedang mekar Ditemukan lima jenis lalat yang hanya mengunjungi bunga R. patma yang sedang mekar yaitu Astiosoma flaveolum, Leiomyza laevigata, Hemipyrellia tagaliana, Stegana coleoptrata, dan Tephrochlamys rufiventris (Tabel 3, Gambar 3). Serangga yang mengunjungi tersebut tidak nampak terlihat fluktuasi
Hymenoptera Coleoptera 3 2 13% 9%
Mekar, 5
Layu, 1 1 Diptera 18 78%
Mekar & Layu, 5
Gambar 1. Proporsi jumlah jenis dari seluruh jenis serangga pengunjung bunga R. patma di Kebun Raya Bogor (kiri). Jumlah jenis serangga yang mengunjungi bunga R. patma yang sedang mekar saja, bunga yang layu saja, dan bunga layu maupun layu (kanan).
433
Kahono dkk
Tabel 1. Keanekaragaman, kelimpahan, dan persentase dari jumlah total individu serangga pengunjung bunga R. patma di Kebun Raya Bogor Ordo/Jenis
Famili
Jumlah
Persentase
COLEOPTERA 1
Hydrophylidae sp.
Hydrophylidae
3
0,25
2
Staphilinidae sp.
Staphilinidae
2
0,17
5
0,42
11
0,92
Sub-total DIPTERA 1
Anthomyza gracilis
Anthomyzidae
2
Astiosoma flaveolum
Asteiidae
1
0,08
3
Leiomyza laevigata
Asteiidae
15
1,26
4
Chrysomya megacephala
Calliphoridae
32
2,68
5
Hemipyrellia tagaliana
Calliphoridae
7
0,59
6
Nanomyina litorea
Dolichopodidae
2
0,17
7
Chrymomyza amoena
Drosophilidae
453
37,94
8
Drosophila colorata
Drosophilidae
90
7,54
9
Microdrosophila sp.
Drosophilidae
80
6,70
Drosophila albomicans
Drosophilidae
231
19,35
10 11
Stegana coleoptrata
Drosophilidae
25
2,09
12
Heteromyza oculata
Heleomyzidae
28
2,35
13
Tephrochlamys rufiventris
Heleomyzidae
16
1,34
14
Lispe canadensis
Muscidae
11
0,92
15
Hypocerides nectcus
Phoridae
2
0,17
16
Lecanocerus compressicerps
Phoridae
8
0,67
17
Pterogramma palliceps
Sphaeroceridae
160
13,40
18
Amphicnephes pullus
Platystomatidae
4
0,34
1176
98,49
Sub-total HYMENOPTERA 1
Trigona laeviceps
Apidae
1
0,08
2
Formicidae sp.
Formicidae
1
0,08
3
Aenictus sp.
Formicidae
11
0,92
13
1,09
1194
100,00
Sub-total Total
434
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
Tabel 2. Jumlah individu (n) dan jenis (j) dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma pada bunga mekar dan layu pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor Bunga Mekar pagi Ordo
Bunga Layu
siang
sore
n
j
n
j
Coleoptera
0
0
0
Diptera
53
10
57
Hymenoptera
1
1
0
pagi
siang
n
j
n
j
n
j
0
0
0
3
9
33
7
442
1
0
8
319
0
0
0
0
0
10
sore n
j
0
2
1
9
272
8
2
2
1
495 500 450
376 400 350
305
300 250 200 150
1
10 2
100 50
3 0
0
2
pagi siang sore Coleoptera
Diptera
Hymenoptera
Gambar 2. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor
57
60
53
50
40
33
30
20
1 0
0
10
0
0
0
0 pagi siang sore Coleoptera
Diptera
Hymenoptera
Gambar 3. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma sedang mekar pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor
435
Kahono dkk
442 450 400
319
350
272
300 250 200 150
0
10
100
2
50
3 0
0
2
pagi siang sore
Coleoptera
Diptera
Hymenoptera
Gambar 4. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma layu pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor
jenis dan populasi dari pagi sampai sore atau tidak seperti yang terjadi pada bunga lain yang mengindikasi bunga pengunjungnya berbeda antara pagi dan sore. Komunitas dan fluktuasi harian serangga pada bunga layu Ditemukan dua jenis kumbang (Hydropilidae sp. dan Staphilinidae sp.), dua jenis dari Hymenoptera (T. laeviceps dan Aenictus sp.) pada bunga R. patma yang layu, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Tujuh jenis lalat (Nanomyina litorea, Chrymomyza amoena, Drosophila colorata, Microdrosophila sp., Drosophila albomicans, Hypocerides nectcus, Pterogramma palliceps, dan Amphicnephes pullus) berkunjung hanya pada bunga layu (Tabel 3). Jumlah individu lalat yang ditemukan pada bunga layu sangat banyak mencapai 442 individu, namun ada sedikit fluktuasi lalat pada pagi sampai sore hari. Jumlah individu lalat paling tinggi pada pagi hari kemudian menurun pada siang dan terendah pada sore hari (Gambar 4).
436
PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengamatan malam pada bunga yang sedang mekar untuk melihat serangga malam yang datang ke bunga R. patma, namun tidak menemukan serangga malam yang datang pada bunga. Data ini menunjukkan bahwa serangga malam tidak dimungkinkan sebagai penyerbuk bunga ini. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa tidak terjadinya fluktuasi serangga yang menonjol pada pagi dibandingkan dengan siang dan sore hari baik pada bunga mekar maupun bunga layu, dapat diartikan bahwa tidak terjadi perubahan kondisi bunga yang menyolok pada pagi dibandingkan dengan siang dan sore hari atau tidak seperti layaknya pada beberapa jenis bunga tanaman pertanian yang diketahui ada perkembangan dan perubahan bunga sepanjang hari (Uji et al. 2010). Seperti layaknya pada bunga yang waktu mekarnya berbeda yaitu pada pagi sampai sore hari ternyata berpengaruh pada variasi keanekaragaman dan populasi serangga pengunjung bunganya (Kahono 2001; Atmowidi 2008; Rianti 2009). Sebaliknya, untuk
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
Tabel 3. Keanekaragaman dan kelimpahan serangga pengunjung bunga R. patma berdasarkan waktu pengamatan di Kebun Raya Bogor Ordo No. 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3
MEKAR Famili
Jenis Coleoptera: Hydrophylidae sp. Staphilinidae sp. Diptera: Anthomyza gracilis Astiosoma flaveolum Leiomyza laevigata Chrysomya megacephala Hemipyrellia tagaliana Nanomyina litorea Chrymomyza amoena Drosophila colorata Microdrosophila sp. Drosophila albomicans Stegana coleoptrata Heteromyza oculata Tephrochlamys rufiventris Lispe canadensis Hypocerides nectcus Lecanocerus compressicerps Pterogramma palliceps Amphicnephes pullus Hymenoptera: Trigona laeviceps Formicidae sp. Aenictus sp.
pa
si
LAYU
so
Hydrophylidae Staphilinidae Anthomyzidae Asteiidae Asteiidae Calliphoridae Calliphoridae Dolichopodidae Drosophilidae Drosophilidae Drosophilidae Drosophilidae Drosophilidae Heleomyzidae Heleomyzidae Muscidae Phoridae Phoridae Sphaeroceridae Platystomatidae Apidae Formicidae Formicidae
kasus waktu mekar bunga R. patma terus ritme kunjungan serangga antara pagi, siang dan sore tidak dijumpai. Perbedaan hanya dijumpai terlihat jika kita membandingkan serangga pengunjung antara saat bunga mekar dan layu. Pada
pa
si
so
3 2 6 1 8 5 2
1
2
2
3 13 2
4 8 3
3
3
2 155 26 20 72
93 26 15 71
205 38 45 88 9 11 5 3
12 9 6 7
3
4
4 7 5
1 1 2
62 1
1 38
60 3
1 1 9
2
kasus bunga ini, walaupun tidak terlihat perbedaan serangga pengunjungnya yaitu antara pagi dan siang bukan berarti bahwa tidak terjadi perubahan fisiologis bunga R. patma, namun sayangnya hingga saat penulisan ini, proses fisiologis 437
Kahono dkk
bunga ini saat mekar hingga layu belum ada peneliti yang mendata dan mencatatnya sehingga tidak dapat diketahui penyebab ketidak-fluktuasian serangga pengunjung. Kelompok lalat (Diptera) paling banyak mengunjungi bunga R. patma karena ketertarikannya kepada aroma bunga tersebut. Strategi mengeluarkan bau busuk seperti bangkai menyebabkan lalat tertarik pada bunga ini. Oleh karena itu lalat tersebut disebut juga carrion flies (Beaman et al. 1988; Rudnitski 1991; 1993) dan diduga lalat sebagai penyerbuknya. Lalat Sarcophaga sp., lalat buah Drosophila sp., lalat hijau Lucilia sp., dan lalat biru Protocalliphora sp. Dijumpai sebagai penyerbuk bunga R. patma di CA Leuweung Sancang Garut (Jawa Barat) (Priatna et al. 1989). Pada kasus pembungaan bunga ini, ternyata ada spesialisasi jenis serangga yang berkunjung pada bunga mekar saja atau bunga layu saja, atau berkunjung pada keduanya. Kecuali semut Formicidae sp dan lalat Astiosoma flaveolum, maka sepuluh jenis tersebut diduga yang paling dimungkinkan sebagai penyerbuk bunga R. patma. Dugaan tersebut didasarkan pada fakta bahwa mereka aktif dengan sengaja mengunjungi bunga R. patma yang mengeluarkan aroma attractant, tubuh memiliki rambut-rambut yang dimungkinkan untuk menempel serbuk sari, dan waktu kunjungan bertepatan dengan bunga yang sedang mekar. Lalat juga disebutkan sebagai penyerbuk pada jenis-jenis Rafflesia (Herdiyanti 2009; Priatna et al. 1999). Seluruh jenis yang 438
termasuk ordo Coleoptera dan Hymenoptera, dan lalat Astiosoma flaveolum walaupun mengunjungi bunga pada saat bunga sedang mekar tetapi sangat kecil kemungkinannya sebagai penyerbuk bunga R. patma karena kedatangannya secara eksidental saja dan tidak aktif. Seluruh jenis Coleoptera dan Hymenoptera tidak berpotensi sebagai penyerbuk karena kedatangannya hanya eksidental mengunjungi bunga R. patma. Selain itu ada tujuh jenis lalat (Nanomyina litorea, Chrymomyza amoena, Drosophila colorata, Microdrosophila sp., Drosophila albomicans, Hypocerides nectcus, Pterogramma palliceps, dan Amphicnephes pullus) hanya ditemukan pada bunga layu saja sehingga pertemuan dengan bunga yang sedang mekar tidak terjadi sehingga fungsinya lebih sebagai pemakan zat-zat yang ada pada bunga layu daripada sebagai penyerbuk R. patma. Untuk menentukan jenis serangga yang nyata-nyata sebagai penyerbuk suatu bunga berumah dua seperti bunga R. patma ini diperlukan dua bunga jantan dan betina yang mekar bersamaan. Sayangnya, ketidak beradaan bunga jantan dan dalam penelitian ini hanya menggunakan bunga betina tunggal, sehingga penentuan jenis lalat penyerbuk bunga R. patma tidak bisa disimpulkan. Berbagai analisis dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan morfologi, perilaku, dan pendekatan biologi lainnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penting (Dafni 1992). Aspek perilaku misalnya lalat datang pada saat bunga sedang mekar, memiliki aktifitas terbang
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
dan pindah tinggi pada bagian-bagian penting bunga dan antar bunga. Jenisjenis lalat yang berkunjung pada bunga R. patma mekar saja atau juga yang mengunjungi bunga mekar dan layu diduga menjadi jenis yang potensial sebagai penyerbuk. Perilaku atau aktifitas dari lalat yang aktif terbang berpindah-pindah ke bagian-bagian dalam dari bunga dimana organ kelamin berada dan bagian luar tubuh lalat yang dipenuhi dengan rambut-rambut yang dapat menempelkan serbuksari menjadi bahan pertimbangan penting dalam memperkirakan jenis mana yang memiliki kemungkinan kuat sebagai penyerbuk bunga R. patma. Berdasarkan data tersebut maka jenis-jenis lalat yang diduga memiliki kemampuan tinggi menyerbuki bunga R. patma adalah Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala dan Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (Drosophilidae), Heteromyza oculata dan Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae). Sedangkan yang kurang potensial sebagai penyerbuk adalah Anthomyza gracilis (Anthomyzidae), Lispe Canadensis (Muscidae), dan Lecanocerus compressicerps (Phoridae). Penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan tingkat skala potensial dari ke-sepuluh jenis lalat tersebut sebagai penyerbuk bunga R. patma terutama pada saat bunga jantan dan betina mekar bersamaan. Jenis apa yang potensial sebagai penyerbuk dihubungkan dengan strategi penyerbukannya di waktu yang akan datang. Sebagian besar jenis dan individu dari Drosophila mendatangi bunga R. patma
setelah bunga mulai layu, kecenderungan semakin banyak pada hari ke tiga dan seterusnya. Pada Saat bunga dikoleksi oleh staf Kebun Raya Bogor pada tanggal 29 Juli 2010 atau sembilan hari setelah bunga mekar masih banyak dijumpai lalat Drosophila spp. Walaupun jumlahnya sudah sangat menurun. Genus Drosophila selama ini dikenal sebagai fruit flies yang karakteristik pada buah lewat matang atau buah yang membusuk (Nais 2004; Anonim 2010; Markow & O’Grady 2006). Drosophila mengambil material dari bunga R. patma yang membusuk dan dimungkinkan menaruh telurnya pada bagian bunga yang lunak untuk pertumbuhan larvanya. Sayangnya, bunga tersebut diambil untuk spesimen koleksi ilmiah Kebun Raya Bogor sehingga pembuktian tentang pemanfaatan bunga untuk media bagi Drosophila belum dapat dibuktikan. Pada bunga layu banyak peranannya sebagai perombak dan banyak jenis memanfaatkan bunga lapuk sebagai pakan anakannya. Berbagai keterbatasan syarat hidup, adaptasi pada lingkungan yang spesifik, penurunan kualitas dan kuantitas habitat alam yang terus terjadi menjadi penyebab semakin jarangnya bunga ini. Selain bahwa jenis ini di alam sudah jarang, beberapa faktor lain yang menyebabkan jenis bunga ini menjadi langka adalah sifat parasitismenya yang mutlak spesifik (Barkman et al. 2004; Latiff & MatSalleh 1991); bunga berumah dua (Meiyer 1997), tidak seimbangnya rasio seks (Nais 2001) sehingga jarang bunga betina terserbuki (Brown 1912), dan
439
Kahono dkk
faktor mortalitas bunga yang yang tinggi (Nais 2004; Emmons et al. 1991). Selama pengamatan tidak ditemukan kelompok binatang lain yang tercatat mengunjungi bunga. Hanya seekor kodok Rana sp. yang berada di bawah atau di sekitar bunga R. patma untuk memburu lalat-lalat yang mengunjungi bunga. KESIMPULAN - Ditemukan sebanyak 23 jenis serangga pengunjung bunga R. patma di luar habitat aslinya Kebun Raya Bogor, 18 jenis diantaranya adalah lalat. - Jenis-jenis lalat yang diduga dapat sebagai penyerbuknya bunga R. patma adalah Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala dan Hemipyrellia tagaliana (Calliphori-dae), Stegana coleoptrata (Drosophili-dae), Heteromyza oculata dan Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) SARAN - Dalam upaya konservasi eksitu R. patma perlu mempertimbangkan agar pembungaan yang terjadi di luar habitat tidak sia-sia dengan mengupayakan terjadinya waktu mekar bunga jantan dan betina terjadi bersamaan. Hal ini penting untuk agar penyerbukan dapat terjadi sehingga terbentuk biji yang dalam ditumbuhkembangkan. - Bila dimungkinkan dengan membuat stok serbuk sari yang masih aktif
440
sehingga dapat diserbukkan pada bunga betina yang mekar kemudian. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih disampaikan kepada Kepala Kebun Raya Bogor melalui staf administrasi yang terkait yang telah memberikan ijin kepada kami dalam menggunakan bunga R. patma untuk penelitian ini. Bapak Ngatari yang telah memberikan banyak informasi tentang bunga R. patma dan Sdr. Sarino yang telah membantu melakukan pengamatan. Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian rutin yang selama ini kami lakukan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Rafflesia: Biological Sciences. Dalam http://home pages.wmich.edu/~tbarkman/ rafflesia/Rafflesia.html. Western Michigan University. Atmowidi, T. 2008. Keanekaragaman dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk Serta Pengaruhnya Dalam Pembentukan Biji Tanaman Caisin (Brassica rapa L.: Cruciferae). [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Barkman, TJ., SH. Lim, K. Mat-Salleh, and J. Nais. 2004. Mitohondrial DNA sequences reveal the photosynthetic relative on Rafflesia, the world’s largest flower. PNAS. 1001 (3): 787-792. Barth, FG. 1991. Insect and flowers. The Biology of Partnership. Nwe Jersey: Princeton Univ. Press.
Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma
Beaman RS., PJ. Decker, JH. Beaman. 1988. Pollination of Rafflesia (Rafflesiaceae). Amer. J. Bot. 75 (8): 1148-1162. Brake, I. & Bächli, G. 2008. Drosophilidae (Diptera). In World Catalogue of Insects, pp. 1-412. Brown, WH. 1912. The relation of Rafflesia manillana to its host. Philippine J. Sci.Bot.7: 209"236. Colles, DH. & DK. McAlpine. 1970. Diptera. In Waterhouse (ed.) 1970. The Insect of Australia. Melbourne University Press. Dafni, A. 1992. Pollination Ecology: A Practical Approach. Oxford Univ. Press. Emmons, LH., J. Nais, & A. Briun. 1991. The fruit and consumers of Rafflesia keithii (Rafflesiaceae). Biotropica 23 (2): 197-199. Faegri K. & L van der Pijl. 1971. The principles of pollination ecology. Pergamon Press. 291 pp. Free JB. 1993. Insect Pollination of crops. Second edition. Academic Press. 684 pp. Herdiyanti, PR. 2009. Pemetaan kesesuaian habitat Rafflesia patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut Jawa Barat. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB. Kahono, S. 2001. Peranan dan Permasalahan Serangga Penyer-buk di Indonesia. Fauna Indonesia . 5 (2): 9-16.
Koorder, S.H. 1917. Notiz ûber eine neue abbildung von Rafflesia hasseltii Sur. Latiff, A. & K. Mat-Salleh. 1991. Rafflesia. In: Kew, R. (ed.). The State of Nature Conservation in Malaysia. Kuala Lumpur: Malayan Nature Society-International Development and Research Centre of Canada. Latiff, A. & M. Wong. 2003. A new species of Rafflesia from peninsular Malaysia. Folia Malaysiana 4: 135-146. Markow, TA. & PM. O’Grady (2006). Drosophila: A guide to species identification and use. London, UK, Elsevier Inc. Meiyer, W. 1997. Rafflesiaceae. Flora Malesiana. Series I Vol 13: 1-42. Nais J. 2001. Rafflesia of the World. Sabah Parks, Kota Kinabalu. Nais, J. 2004. Rafflesia Bunga Terbesar di Dunia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Dalam: Http://en.wikipedia.org/wiki/ Rafflesia. 1 Agustus 2010. Ong, LP. 2004. Biologi Rafflesia hasseltii Tanjung Datu, Sarawak. [Thesis]. Bangi: Pusat Studi Sains Sekitaran dan Sumber Alam, Fakulti Sains dan Teknologi, Universiti Kebangasaan Malaysia. Priatna, DR, EAM. Zuhud, HS. Alikodra. 1989. Kajian ekologis Rafflesia patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang Jawa Barat. Media Konservasi 2 (2): 1-7. Remsen, J. & P. O’Grady (2002). Phylogeny of Drosophilinae (Diptera: Drosophilidae), with 441
Kahono dkk
comments on combined analysis and character support. Mol. Phylo. Evol. 24:249-264. Rianti, P., 2009. Keragaman, Efektifitas, dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk Pada Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae). [Tesis] Magister Sains. Departemen Biologi. Sekolah Pascasarjana IPB. Rudnitski, SM. (ed.). 1991. Manual of Nearctic Diptera. Volume 1. Canadian Government Publishing Centre. Rudnitski, SM. 1993. Manual of Nearctic Diptera. Volume 2. Monograph/ Agriculture Canada; 27-28. Sofiyanti N, K. Mat-Salleh, D. Purwanto, E. Syahputra. 2007. The Note on Morphology of Rafflesia hasseltii Surigar from Bukit Tiga Puluh National Park, Riau. Biodiversitas 9( 1): 257-261. Uji, T., Erniwati & S. Kahono. 2010. Kajian biologi bunga pada beberapa tanaman pertanian musiman untuk mendukung manajemen penyerbu-
kannya. J. Tekno. Lingkungan (accepted). Wiriadinata H. 2007. Tumbuhan. Dalam: Noerdjito M & I Maryanto (eds.). Jenis-jenis hayati yang dilindungi perundang-undangan Indonesia.Cetakan ke-tiga. LIPI Press. Walter, KS. & Gillett, H.J. 1998. 1997 IUCN Red List of Threatened Plants. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. Yahya AF, JO Hyun, JH Lee, TB Choi, BY Sun & PG Lapitan. 2010. Distribution pattern, reproductive biology, Cytotaxonomic study and CONSERVATIONof Rafflesia manillana in Mt. Makiling, Laguna, Philippines. Journal of Tropical Forest Science 22(2): 118–126. Zuhud, EAM, A. Hikmat, & N. Jamil. 1998. Rafflesia Indonesia, Keanekaragaman, Ekologi dan Pelestariannya. Bogor: Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan Suaka Margasatwa Indonesia (The Indonesia Wildlife Foundation) dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor.
Memasukkan: Agustus 2010 Dioterima: September 2010
442
J. Biol. Indon. Vol 6, No.3 (2010) PANDUAN PENULIS
Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urutan: JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang disertai dengan alamat Lembaga/ Instansi), ABSTRAK (bahasa Inggris, maksimal 250 kata), KATA KUNCI (maksimal 6 kata), PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN TERIMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA. Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman termasuk gambar, foto, dan tabel disertai CD. Batas dari tepi kiri 3 cm, kanan, atas, dan bawah masingmasing 2,5 cm dengan program pengolah kata Microsoft Word dan tipe huruf Times New Roman berukuran 12 point. Setiap halaman diberi nomor halaman secara berurutan. Gambar dalam bentuk grafik/diagram harus asli (bukan fotokopi) dan foto (dicetak di kertas licin atau di scan). Gambar dan Tabel di tulis dan ditempatkan di halam terpisah di akhir naskah. Penulisan simbol α, β, χ, dan lain-lain dimasukkan melalui fasilitas insert, tanpa mengubah jenis huruf. Kata dalam bahasa asing dicetak miring. Naskah dikirimkan ke alamat Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar tanpa nama dan lembaga penulis). Penggunaan nama suatu tumbuhan atau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus diikuti nama ilmiahnya (cetak miring) beserta Authornya pada pengungkapan pertama kali. Daftar pustaka ditulis secara abjad menggunakan sistem nama-tahun. Contoh penulisan pustaka acuan sebagai berikut : Jurnal : Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Identification of plasmids linked with polyglutamate production in B. subtilis. J. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354. Buku : Chaplin, MF. & C. Bucke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge. Bab dalam Buku : Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culture. Dalam : Gerhart, P., R.G.E. Murray, W.A. Wood, & N.R. Krieg (eds.). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washington. 248-277. Abstrak : Suryajaya, D. 1982. Perkembangan tanaman polong-polongan utama di Indonesia. Abstrak Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi. Jakarta . 15 –18 Oktober 1982. 42. Prosiding : Mubarik, NR., A. Suwanto, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakterisasi protease ekstrasellular dari bakteri isolat termofilik ekstrim. Prosiding Seminar nasional Industri Enzim dan Bioteknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000. 151-158. Skripsi, Tesis, Disertasi : Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Industri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit di Indonesia.[Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Informasi dari Internet : Schulze, H. 1999. Detection and Identification of Lories and Pottos in The Wild; Information for surveys/Estimated of population density. http//www.species.net/primates/loris/ lorCp.1.html.
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 3 (2010)
Pengaruh Laju Eksploitasi Terhadap Keragaan Reproduktif Ikan Tembang (Sardinella gibbosa) di Perairan Pesisir Jawa Barat Yunizar Ernawati & Mohammad Mukhlis Kamal
393
Keragaman Genetik Amfibia Kodok (Rana nicobariensis) di Ecology Park, Cibinong Berdasarkan Sekuen DNA dari Mitokondria d-loop Dwi Astuti & Hellen Kurniati
405
Model Pemanfaatan Lahan Pulau Moti, Kota Ternate, Maluku: Suatu Analisis Tata Ruang Berbasis Vegetasi Roemantyo
415
Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono, Sofi Mursidawati & Erniwati
429
Kajian Hubungan Tutupan Vegetasi dan Sebaran Burung di Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara Hetty I.P. Utaminingrum & Eko Sulistyadi
443
Pengujian 15 Genotipe Kedelai pada Kondisi Intensitas Cahaya 50% dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan Fenotipnya Gatut Wahyu Anggoro Susanto & Titik Sundari
459