J. Biol. Indon. Vol 6, No.1 (2009) ISSN 0854-4425
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Akreditasi: No 816/D/08/2009 Vol. 6, No. 1, Desember 2009 Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor Titi Juhaeti, N. Hidayati, F. Syarif & S. Hidayat
1
Occurrence of Idiosepius (Mollusca: Cephalopoda) in Indonesian waters Janek von Byern & Ristiyanti M. Marwoto
13
Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia edentula Di Ekosistem Mangrove Yuliana Natan
25
Bioakumulasi Kadmium Pada Kerang Hijau (Perna viridis) Dengan Aplikasi Perunut 39 Radioaktif Yusni Ikhwan Siregar Pengaruh Suhu dan Salinitas Terhadap Respon Fisiologi Larva Tiram Mutiara Pinctada maxima (Jameson) Tjahjo Winanto, Dedi Soedharma, Ridwan Affandi, & Harpasis S. Sanusi
51
Pengaruh Kedalaman Terhadap Proses Pelapisan Inti Bulat Pada Kerang Air Tawar (Anodonta woodiana) Boedi Rachman, Tjahjo Winanto, Maskur, &Yade Sukmajaya
71
Analisis Vegetasi Hutan Pamah di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua Edi Mirmanto
79
BOGOR, INDONESIA
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009) Jurnal Biologi Indonesia diterbitkan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia. Jurnal ini memuat hasil penelitian ataupun kajian yang berkaitan dengan masalah biologi yang diterbitkan secara berkala dua kali setahun (Juni dan Desember). Editor Pengelola Dr. Ibnu Maryanto Dr. I Made Sudiana Dr. Anggoro Hadi Prasetyo
Dr. Izu Andry Fijridiyanto Dewan Editor Ilmiah Dr. Abinawanto, F MIPA UI Dr. Achmad Farajalah, FMIPA IPB Dr. Ambariyanto, F. Perikanan dan Kelautan UNDIP Dr. Aswin Usup F. Pertanian Universitas Palangkaraya Dr. Didik Widiyatmoko, PK Tumbuhan, Kebun Raya Cibodas-LIPI Dr. Dwi Nugroho Wibowo, F. Biologi UNSOED Dr. Parikesit, F. MIPA UNPAD Prof. Dr. Mohd.Tajuddin Abdullah, Universiti Malaysia Sarawak Malaysia Assoc. Prof. Monica Suleiman, Universiti Malaysia Sabah, Malaysia Dr. Srihadi Agung priyono, F. Kedokteran Hewan IPB Y. Surjadi MSc, Pusat Penelitian ICABIOGRAD Drs. Suharjono, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Dr. Tri Widianto, Pusat Penelitian Limnologi-LIPI Dr. Witjaksono Pusat Penelitian Biologi-LIPI Alamat Redaksi
Sekretariat Oscar efendi SSi MSi d/a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Jl. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056 Fax. (021) 8765068 Email :
[email protected] Website : http://biologi.or.id Jurnal ini telah diakreditasi ulang dengan nilai A berdasarkan SK Kepala LIPI 816/ D/2009 tanggal 28 Agustus 2009.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.1 (2009) DAFTAR ISI Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor Titi Juhaeti, N. Hidayati, F. Syarif & S. Hidayat
1
Occurrence of Idiosepius (Mollusca: Cephalopoda) in Indonesian waters Janek von Byern & Ristiyanti M. Marwoto
13
Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia edentula Di Ekosistem Mangrove Yuliana Natan
25
Bioakumulasi Kadmium Pada Kerang Hijau (Perna viridis) Dengan Aplikasi Perunut Radioaktif Yusni Ikhwan Siregar
39
Pengaruh Suhu dan Salinitas Terhadap Respon Fisiologi Larva Tiram Mutiara Pinctada maxima (Jameson) Tjahjo Winanto, Dedi Soedharma, Ridwan Affandi, & Harpasis S. Sanusi
51
Pengaruh Kedalaman Terhadap Proses Pelapisan Inti Bulat Pada Kerang Air Tawar (Anodonta woodiana) Boedi Rachman, Tjahjo Winanto, Maskur, &Yade Sukmajaya
71
Analisis Vegetasi Hutan Pamah di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua Edi Mirmanto
79
Toksisitas Isolat-Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry 1A Terhadap Hama Penggerek Batang Jagung, Ostrinia furnacalis Guenee Bahagiawati, Habib Rizjaani, Agustina K. Sibuea
97
Pengaruh Inokulasi Bakteri Terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sri Widawati & Maman Rahmansyah
107
Karakteristik Tipe Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar di Daerah Perkotaan: Studi Kasus di Kebun Raya Bogor Sri Soegiharto & Agus P. Kartono
119
Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) Di Tiga Populasi di Yogyakarta Ridesti Rindyastuti & Budi Setiadi Daryono
131
Biodegradasi Phenantrene oleh Mikroba Laut M5 (Alcanivorax Borkumensis) yang Diisolasi dari Teluk Jakarta Dyah Supriyati
143
Jurnal Biologi Indonesia 6 (1):1-11 (2009)
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor Titi Juhaeti 1), N. Hidayati 1), F. Syarif 1) & S. Hidayat2) 1)
Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Science Centre, Cibinong, Bogor E-mail :
[email protected] 2) Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor ABSTRACT
The research were carried out in Hg contaminated paddy field in Kampung Leuwibolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. The aim of this research is to study the potency of Salvinia molesta, Oryza sativa, Monocharia vaginalis, Limnoharis flava, Paspalum conjugatum, Cyperus monocephala, Centrosema pubescens, Mikania cordata and Commelina nudiflora to accumulate Hg from contaminated soil. The treatments were fertilizer: no fertilizer (as a control), NPK, manure and compost. The result showed that the growth of each plant was significantly different. The fertilizer treatments were significantly affected plant growth. The S. molesta showed the highest biomass followed by M. vaginalis, O. sativa and C. nudiflora. Meanwhile S. molesta also showed the highest capasity to accumulate Hg/year followed by C. nudiflora, P. conjugatum dan M. vaginalis. Production of biomass and accumulation capasity of contaminant were the characteristic of accumulator plant. Based on characteristic of hyperaccumulator plant, this research suggested that S. molesta, M. vaginalis, P. conjugatum, O. sativa dan C. nudiflora were selected for fitoremediation of Hg contaminated soil. Keywords: Accumulator plant, Hg, biomass, accumulation capacity Katakunci: Tumbuhan akumulator, Hg, biomas, kapasitas akumulasi
PENDAHULUAN Salah satu penyebab terjadinya kontaminasi lahan oleh merkuri adalah kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI). Hal ini terjadi karena para penambang menggunakan merkuri untuk mendapatkan emasnya. Salah satu lokasi kegiatan PETI adalah di daerah Pongkor tepatnya di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Kegiatan
PETI di area ini berlangsung di lingkungan rumah penduduk setempat, sedangkan air limbahnya dibuang ke sungai Cikaniki yang letaknya tepat bersebelahan dengan kampung tersebut, ke sawah ataupun ke kolam ikan. Logam termasuk kontaminan yang unik karena tidak dapat mengalami degradasi baik secara biologis maupun kimiawi yang dapat menurunkan kadar racunnya sehingga dampaknya bisa berlangsung sangat lama. Kemungkinan 1
Juhaeti, Hidayati, Syarif & Hidayat
yang terjadi adalah logam akan mengalami transformasi sehingga dapat meningkatkan mobilitas dan sifat racunnya. Hal ini menjadi perhatian karena dapat menjadi potensi polusi pada permukaan tanah maupun air tanah dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya melalui air, penyerapan oleh tumbuhan dan bioakumulasi pada rantai makanan. Dewasa ini telah dikembangkan teknologi alternatif pembersihan lahan yang dikenal dengan fitoremediasi. Fitoremediasi adalah pencucian polutan yang dimediasi oleh tumbuhan berfotosintesis, termasuk pohon, rumputrumputan dan tumbuhan air. Teknologi ini telah terbukti lebih mudah diaplikasikan disamping menawarkan biaya lebih rendah dibandingkan metoda seperti pencucian secara kimiawi ataupun pengerukan. Salah satu strategi fitoremediasi yang sudah digunakan secara komersial maupun masih dalam taraf riset yakni yang berlandaskan pada kemampuan tumbuhan dalam mengakumulasi kontaminan (fitoekstraksi). Ada dua pendekatan yang umum dilakukan untuk fitoekstraksi logam berat ini yaitu penggunaan tumbuhan hiperakumulator alami yang memiliki kekecualian dalam kapasitasnya mengakumulasi logam berat dan penggunaan tanamanan budidaya yang memiliki produksi biomasa tinggi seperti jagung, kacang-kacangan, oat, barley, gandum, Indian mustard, dan kubis. Umumnya ketersediaan logam berat untuk akar tanaman merupakan faktor pembatas keberhasilan tehnik remediasi ini (Kabata Pendias and Pendias, 2001; Kayser etal., 2000; Pivetz, 2
2001; Terry and Banuelos, 2000; Chen et al., 2004 Dalam Rodriguez et al, 2007. Hasil penelitian Kelompok Penelitian Fisiologi Stress Bidang Botani-Puslit Biologi LIPI menunjukkan bahwa Paspalum conjugatum, Cyperus monocephala, Centrosema pubescens, Mikania cordata, Commelina nudiflora, Salvinia molesta, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava mampu mengakumulasi merkuri dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Potensi ini akan dimanfaatkan lebih lanjut untuk pembersih limbah pada areal yang terkontaminasi melalui teknologi fitoremediasi. Paspalum conjugatum merupakan jenis rumput mampu tumbuh dengan baik di tempat yang miskin hara bahkan di tempat yang banyak mengandung merkuri. Commelina nudiflora merupakan jenis tumbuhan yang tersebar luas baik di daerah tropis maupun sub tropis. Tumbuh di tempat dengan cahaya penuh sampai yang sangat terlindung, di tempat yang agak basah seperti di pinggir sungai juga di sawah. Cyperus monocephala dikenal sebagai teki badot, di daerah Sunda disebut jukut pendul bodas. Tumbuh di tempat yang agak teduh atau tidak terlalu banyak sinar matahari, di tepi jalan, di kebun, di hutan sekunder. Centrosema pubescens Benth, merupakan tumbuhan terna memanjat, dikenal dengan nama sentro. Salvinia molesta (kiambang, mata lele), Limnocharis flava (genjer) dan Monochoria vaginalis (eceng leutik) adalah tumbuhan yang tumbuh di sawahsawah dan potensial sebagai pembersih merkuri karena mampu tumbuh dengan
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi
baik di sawah yang terdeteksi tercemar merkuri. Di Indonesia penelitian jenis-jenis tumbuhan untuk tujuan fitoremediasi pada umumnya dan untuk fitoremediasi merkuri secara khusus masih sangat terbatas. Sementara itu, Indonesia dengan kekayaan floranya diyakini memiliki banyak jenis yang potensial untuk digunakan dalam fitoremediasi. Untuk mendapatkan jenis-jenis tanaman yang diuji dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan serangkaian penelitian berupa seleksi jenis tanaman potensial dari areal PETI dan penelitian peningkatan potensi aukmulasinya di rumah kaca melalui berbagai perlakuan agronomi. Dalam prakteknya, fitoremediasi adalah menanam areal terkontaminasi dengan tumbuhan hiperakumulator. Kunci dari keberhasilan adalah pada pemilihan jenis tumbuhan yang sesuai dan penerapan praktek-praktek agronomis serta pemberian perlakuan baik pada tanah maupun pada tumbuhan untuk pengoptimalkan akumulasi logam. Pemanenan dilakukan secara periodik (sesuai dengan umur tanaman untuk tanaman semusim). Biomassa hasil panen yang mengandung kontaminan diabukan dan diisolasi atau diaplikasikan ke lokasi lain yang mengalami kekurangan. Bila setelah pemanenan ternyata kandungan bahan pencemar masih tinggi maka penanaman diulang lagi hingga sebagian besar bahan kontaminan terserap oleh tanaman hingga kontaminan di dalam tanah mencapai tingkat aman. Pemupukan merupakan cara yang umum dilakukan
untuk meningkatkan produksi biomassa tanaman. Meningkatkan potensi tumbuhan dalam fungsinya sebagai hiperakumulator pada dasarnya adalah meningkatkan potensi akumulasi kontaminan yang tinggi dalam tajuknya dan meningkatkan produksi biomassa. Beberapa penelitian membuktikan bahwa manipulasi pH dan kesuburan tanah dapat meningkatkan akumulasi Zn, Ni, dan Cd pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji jenis tumbuhan potensial secara in-situ untuk membuktikan kemampuan jenis-jenis tumbuhan terpilih dalam mengatasi lingkungan tercemar. Penelitian in-situ dilakukan di Kampung Leuwibolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor yang lebih dikenal dengan nama wilayah Pongkor. BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian dilakukan di lahan sawah di Kampung Leuwibolang, Desa Bantar Karet Kec. Nanggung, Kab. Bogor. Selama ini sawah ditanami padi yang hasil panennya untuk konsumsi sendiri. Sawah tersebut terairi oleh air buangan gelundung yang terletak tepat di sebelahnya. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2007. Penelitian menggunakan Rancangan Acak kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis tanaman sedangkan faktor ke dua adalah pemupukan. Jenis tanaman yang diamati ada 9 jenis yang terdiri dari 4 jenis tanaman yang memerlukan air banyak yaitu 1. Salvinia molesta D.S. 3
Juhaeti, Hidayati, Syarif & Hidayat
Mitchell(kayambang); 2. Oryza sativa (padi); 3. Monocharia vaginalis (Burm.f.) Presl (eceng leutik); 4. Limnoharis flava (L.) Buchenau (genjer) dan 5 jenis tanaman darat yaitu 1. Paspalum conjugatum Berg (jukut pahit), 2. Cyperus monocephala sinonim Cyperus kyllingia Endl (jukut pendul bodas); 3. Centrosema pubescens (sentro); 4. Mikania cordata (Burm.f.) B.L.Robins. dan 5. Commelina nudiflora L.(tali korang). Sedangkan perlakuan pemupukannya adalah: 1. Kontrol; 2. NPK 16 g/petak; 3. Pupuk kandang 5 kg/petak dan 4. Kompos sebanyak 3 kg/petak Tanaman ditanam dalam petakpetak berukuran 0.8 X 2 meter dengan 3 ulangan. Dalam pemeliharaannya diupayakan kondisi yang optimal untuk tiap jenis tanaman. Untuk tanaman air, petak penelitian dijaga supaya selalu tergenang, sedangkan untuk tanaman darat, petak penelitian tidak tergenang. Perlakuan pemupukan diberikan pada saat tanam. Pengairan menggunakan air yang tidak terkontaminasi merkuri, sumbernya diusahakan berasal dari tempat penampungan air bersih yang biasa dipergunakan masyarakat setempat. Air limbah dari gelundung PETI diupayakan untuk tidak lagi masuk ke area penelitian. Sesuai dengan prinsip aplikasi fitoremediasi yakni menanam areal yang tercemar dengan tumbuhan akumulator dengan perlakuan agronomis untuk meningkatkan potensinya dalam suatu kurun waktu tertentu untuk kemudian biomassanya dipanen, maka penelitian insitu ini dilakukan selama 1 tahun yang 4
terdiri dari 3 kali penanaman dan 3 kali panen. Pada saat panen, seluruh biomassa tanaman berupa akar dan tajuk diambil, kemudian di tempat yang sama dilakukan penanaman kembali sampai 3 kali tanam dengan jenis tanaman yang sama. Pada periode penanaman ke-1 ditanam 9 jenis tanaman dan panen dilakukan pada umur 1.5 bulan setelah tanam. Setelah itu, ditempat yang sama dilakukan periode penanaman tahap ke2 tetapi panen dilakukan lebih awal yakni pada umur 1 bulan setelah tanam. Hal ini dilakukan karena tanaman sudah tumbuh dengan baik pada umur 1 bulan setelah tanam tersebut. Segera setelah panen tahap 2 tersebut dilakukan penanaman tahap ke-3. Pada tahap ini jenis tanaman yang diuji dikurangi yakni C. pubescens dan M. cordata tidak lagi diuji karena pertumbuhannya yang kurang memuaskan. Perlakuan pemupukan yang diberikan sama dengan pada tahap ke-2 dan panen dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam. Pengamatan yang dilakukan pada tiap kali panen adalah pengukuran produksi biomasa tanaman berupa bobot basah dan bobot kering akar, tajuk dan total tanaman, konsentrasi Hg (ppm) di akar dan tajuk, kandungan Hg (konsentrasi Hg X total bobot kering biomasa tanaman) di akar dan tajuk tanaman. HASIL Pertumbuhan tanaman Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa S. molesta, O. sativa, M. vaginalis, L. flava, P. conjugatum, C.
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi
Monocephala, dan C. nudiflora menunjukkan pertumbuhan yang baik pada semua periode penanaman, terlihat dari tingginya produksi biomasa tanaman. Akan tetapi C. pubescens dan M. cordata pertumbuhannya kurang baik pada penanaman ke-1 dan ke-2 sehingga pada penanaman ke-3, C. pubescens dan M .cordata tidak ditanam kembali (Tabel 1). Tabel 2 menunjukkan pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman berupa bobot basah tanaman pada semua periode
tanam. Akan tetapi, pemupukan tidak menunjukkan pengaruh nyata pada produksi bobot kering biomasa hasil panen dari periode penanaman ke-1. Pemupukan dengan NPK menunjukkan produksi biomasa tertinggi. Konsentrasi dan akumulasi Hg pada tanaman Pengamatan terhadap konsentrasi dan akumulasi Hg pada tanaman dipisahkan antara tajuk dan akar. Hal ini dilakukan karena dalam fitoremediasi, tanaman yang diinginkan adalah yang mampu menyerap logam berat polutan dan melakukan translokasi logam berat
Tabel 1. Produksi total biomasa tanaman (gram) tiap periode penanaman.
Jenis tanaman S. molesta O. sativa M. vaginalis L. flava P. conjugatum C. onocephala C. pubescens M. cordata C. nudiflora
Bobot basah total (gram) biomasa tanaman hasil penanaman ke : 1 2 3
Bobot kering total (gram) biomasa tanaman hasil penanaman ke : 1 2 3
6921.2 1779.7 2778.2 1671.3 2850.0 1337.0 223.4 624.9 1523.1
589,65 345,05 144,74 106,74 619,46 241,93 9,51 47,16 212,64
3,1833 3,0500 3,6917 2,2833 1,1917 0,8333 0,3417 0,6167 2,7273
1464.0 425.3 12092 996.6 659.6 252.9 Tdk ditanam Tdk ditanam 693.0
161,69 427,33 187,04 153,23 187,75 95,88 35,71 72,21 332,95
66,867 bc 59,792 bc 70,133 56,617 102,667 34,233 Tdk ditanam Tdk ditanam 77,580
Tabel 2. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman.
Pemupukan Kontrol NPK Kandang Kompos
Bobot basah total (gram) biomasa
Bobot
kering
total
(gram)
hasil penanaman ke:
biomasa hasil penanaman ke:
1
2
3
1
2
3
1879,6 b 2620,8 a 2028,7 b 2257,5 ab
1955,6 ab 2329,6 a 2018,5 a 1619,2 b
1050,22 a 1110,03 a 345,53 c 751,69 b
257,99 a 287,67 a 216,66 a 269,51 a
169,93 b 221,34 a 184,69 b 152,37 b
78,138 a 87.841 a 37,600 c 63,786 b
5
Juhaeti, Hidayati, Syarif & Hidayat
(Gambar 1c). Sedangkan pada Gambar 2 menunjukkan potensi kandungan (akumulasi) Hg (mg/bobot kering biomasa) pada tanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa Hg yang dapat diakumulasi bervariasi antar jenis
tanaman PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masing-masing jenis tanaman mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda, hal ini berhubungan dengan kemampuan tanaman tersebut dalam mengatasi kondisi lingkungannya yang
70
konsentrasi Hg (ppm)
Konsentrasi Hg (ppm)
tersebut ke bagian tanaman yang dipanen. Hasilnya pengamatan menunjukkan bahwa tanaman yang diuji mampu menyerap Hg yang ada dalam media tumbuhnya tetapi kemampuan penyerapan masing-masing jenis tanaman berbeda-beda (Gambar 1ab). Begitu pula dalam hal translokasi logam berat dari akar ke tajuk, masing-masing jenis tanaman menunjukkan kemampuan yang berbeda, terlihat dari beragamnya nilai ratio konsentrasi Hg tajuk/akar pada setiap jenis tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai ratio konsentrasi Hg di tajuk/akar yang lebih dari 1 muncul pada hampir semua jenis tanaman, kecuali pada M. vaginalis
60 50 40 30 20 10 0 T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
140 120 100 80 60 40 20 0 T2
Jenis tanaman
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
Ratio konsentrasi Hg tajuk/akar
Jenis tanaman 6 5 4
Panen 1
3
Panen 2
2
Panen 3
1 0 T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
Jenis tanaman
Gambar 1 : Konsentrasi Hg (ppm) di tajuk tanaman (a), konsentrasi Hg (ppm) akar tanaman (b), dan rasio konsentrasi Hg tajuk/akar tanaman (c) Keterangan : T1 = S. molesta, T2 = O. Sativa, T3 = M.vaginalis, T4 = L.flava, T5 = P.conjugatum, T 6= C. Monocephala, T7 = C.pubescens, T8 = M.cordata, T9 = C.nudiflora.
6
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi
Kandungan Hg tanaman
30 25 20
Panen 1
15
Panen 2
10
Panen 3
5 0 T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
Jenis tanaman
Gambar 2. Kandungan Hg (mg/bobot kering biomasa) tanaman pada tiap kali tanam Keterangan: T1 = S. molesta, T2 = O. Sativa, T3 = M.vaginalis, T4 = L.flava, T5 = P.conjugatum, T6 = C. Monocephala, T7 = C.pubescens, T8 = M.cordata, T9 = C.nudiflora.
marginal. Salvinia molesta, O. sativa, M. vaginalis, L. flava, P. conjugatum, C. monocephala, dan C. nudiflora menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap lingkungannya, sedangkan C. pubescens dan M. cordata toleransinya lebih rendah sehingga pertumbuhannya kurang baik. Pada penelitian ini pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan pemupukan dimaksudkan untuk meningkatkan produksi biomassa tanaman. Diharapkan, dengan meningkatnya produksi biomassa ini maka banyaknya polutan yang diserap akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa secara umum pemupukan dapat meningkatkan serapan logam oleh tanaman. Salah satu hasil penelitian melapokan bahwa kandungan
(konsentrasi logam x total berat kering tanaman) Zn dan Cd pada tanaman yang diberi pupuk organik meningkat 3 – 10 kali dibanding kontrol. Pada penelitian ini, pemupukan NPK memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam menentukan apakah suatu tumbuhan berpotensi sebagai akumulator logam berat (dalam hal ini Hg), perlu diperhatikan beberapa kriteria. Kriteria suatu jenis tumbuhan dapat dolongkan sebagai hiperakumulator adalah : (1) Tahan terhadap unsur logam dalam konsentrasi tinggi pada jaringan akar dan tajuk; (2) Tingkat laju penyerapan unsur dari tanah yang tinggi dibanding tanaman lain; (3) Memiliki kemampuan mentranslokasi dan mengakumulasi unsur logam dari akar ke tajuk dengan laju yang tinggi (Brown et al. 1995) dan (4) Secara ideal memiliki potensi produksi biomasa
7
Juhaeti, Hidayati, Syarif & Hidayat
yang tinggi (Reeves 1992). Gabbrielli et al (1991) menerangkan bahwa sistem translokasi unsur dari akar ke tajuk pada tumbuhan hiperakumulator lebih efisien dibandingkan tanaman normal, hal ini dibuktikan oleh ratio konsentrasi logam di tajuk/akar pada tumbuhan hiperakumulator lebih dari satu. Mekanisme biologis dari hiperakumulasi logam pada dasarnya meliputi proses-proses: (1) Interaksi rizosferik, yaitu proses interaksi akar tanaman dengan media tumbuh (tanah dan air). Dalam hal ini tumbuhan hiperakumulator memiliki kemampuan untuk melarutkan unsur logam pada rizosfer dan menyerap logam bahkan dari fraksi tanah yang tidak bergerak sehingga menjadikan penyerapan logam oleh tumbuhan hiperakumulator melebihi tumbuhan normal; (2) Proses penyerapan logam oleh akar pada tumbuhan hiperakumulator lebih cepat dibandingkan tumbuhan normal, terbukti dengan adanya konsentrasi logam yang tinggi pada akar. Akar tumbuhan hiperakumulator memiliki daya selektifitas yang tinggi terhadap unsur logam tertentu, (3) Sistem translokasi unsur dari akar ke tajuk pada tumbuhan hiperakumulator lebih efisien dibandingkan tanaman normal. Hal ini dibuktikan oleh rasio konsentrasi logam tajuk/akar pada tumbuhan hiperakumulator lebih dari satu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman yang diuji memiliki konsentrasi Hg di akar dan tajuk yang tinggi dan tanaman tersebut tetap dapat tumbuh dengan baik. Hal ini berarti bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat memenuhi kriteria tahan terhadap unsur 8
logam yang tinggi pada jaringan akar dan tajuk. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga didapatkan data bahwa jenis-jenis tanaman yang diuji pada penelitian ini memiliki tingkat laju penyerapan unsur dari tanah yang tinggi dibanding tanaman lainnya. Selain itu dari Gambar 1c terlihat bahwa tanaman juga memiliki kemampuan untuk mentranslokasi dan mengakumulasi logam dari akar ke tajuk yang ditunjukkan oleh ratio konsentrasi Hg tajuk/akar yang lebih besar dari satu. Kemudian, potensi produksi biomasa tananaman yang diuji pun cukup tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masing-masing jenis tumbuhan menunjukkan kemampuan yang berbeda dalam mengakumulasi Hg dari media tumbuhnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelusuran pustaka yang menunjukkan bahwa sejumlah tumbuhan dari banyak famili terbukti memiliki sifat hipertoleran, yakni mampu tumbuh dan mengakumulasi logam dengan konsentrasi tinggi pada akar dan tajuknya dan sifat hiperakumulator yakni dapat mengaku-mulasi unsur logam tertentu dengan konsentrasi tinggi pada tajuknya yang dapat digunakan untuk tujuan fitoekstraksi. Gambar 3 menunjukkan kandungan (akumulasi) Hg pada tanaman dari 3 kali periode penanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa potensi kandungan Hg total yang dapat diakumulasi masing-masing jenis tanaman dari 3 kali periode tanam berturut-turut dari yang tertinggi adalah O. sativa, C.nudiflora, P.conjugatum, S. molesta, M.vaginalis, C. monocephala, L.flava, M.cordata dan C. pubescens.
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi
Kandungan Hg total (mg/total bobot kering)
Tabel 3 menunjukkan urutan tanaman dalam memproduksi biomasa dan mengakumulasi Hg pada berbagai perlakuan pemupukan yang diberikan. Hasilnya menunjukkan urutan tanaman yang menghasilkan biomasa tertinggi yakni S. molesta, M. Vaginalis, O. sativa, C. nudiflora dan P. conjugatum, sedangkan urutan 5 tanaman yang menunjukkan kapasitas membersihkan polutan (kemampuan mengakumulasi Hg) tertinggi adalah S. molesta, O. sativa, C. nudiflora, P. conjugatum dan M. vaginalis. Berdasarkan kriteria tumbuhan akumulator maka 5 jenis tanaman yang diuji potensial memenuhi syarat sebagai tanaman akumulator merkuri. Tanamantanaman tersebut adalah S. molesta, O. sativa, C. nudiflora, P. conjugatum, M. vaginalis. Untuk meningkatkan potensi sebagai akumulator masih diperlukan serangkaian penelitian baik
melalui penerapan tehnik budidaya maupun melalui pemuliaan tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Pertumbuhan jenis tanaman yang diuji berbeda nyata. Pemupukan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Berdasarkan karakteristik tumbuhan hiperakumulator maka jenis tanaman yang potensial untuk fitoremediator merkuri adalah S. molesta, M. vaginalis, P. conjugatum, O. sativa dan C. nudiflora. Masih banyak aspek teknik di lapangan yang perlu diperbaiki diantaranya aplikasi pemupukan dengan dosis yang tepat, jarak tanam, umur panen, kondisi bibit/benih serta pengontrolan limbah yang masuk ke areal penelitian.
35 30 25 20
Hg total
15 10 5 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
Jenis tanaman Keterangan: T1 = S. molesta, T2 = O. Sativa, T3 = M.vaginalis, T4 = L.flava, T5 = P.conjugatum, T6 = C. Monocephala, T7 = C.pubescens, T8 = M.cordata, T9 = C.nudiflora.
Gambar 3. Kandungan Hg (mg/total bobot kering) tanaman hasil 3 kali tanam
9
Juhaeti, Hidayati, Syarif & Hidayat
Tabel 3. Urutan jenis tanaman berdasarkan kriteria tumbuhan akmulator
Perlakuan pemupukan
Ranking berdasarkan Kandungan Hg total (mg) Panen 1+2+3
Biomassa total(gr) panen 1+2+3 Jenis tanaman
Kontrol
NPK
Kandang
Kompos
10
Total biomas (gr) S. molesta 10897,5 M. vaginalis 8.049,31 L. flava 4.869,6 O. sativa 4755,4 P. conjugatum 4542,37 C. nudiflora 4504,8 C. monoephala 2476,2 M. cordata 859,97 C. pubescens S. molesta 13303,9 P. conjugatum 5625,5 M. vaginalis 7682,3 O. sativa 6098,55 C. nudiflora 6331,9
Jenis tanaman
Hg Total (mg)
O. sativa P.conjugtum S. molesta C. nudiflora L. flava M. vaginalis C. monephala M. cordata C. pubescens S. molesta O. sativa M. vaginalis L. flava P. conjgtum
46.558 19.604 18.456 16.848 12.907 12.3 10.587
C. monoephala L. flava M. cordata C. pubescens S. molesta
C. monoephala 10.316 C. pubescens M. cordata C. nudiflora 18.502 S. molesta 55.455
3216 5259,1 1721,33 10513,9
M. vaginalis L. flava O. sativa C. nudiflora P. conjugatum C. moncephala M. cordata C. pubescens
8046,6 5077,6 3894,2 4644,03 3949,3 2105,13 1164,34
S. molesta M. vaginalis P. conjugatum C. nudiflora O. sativa L. flava C. monoephala M. cordata C. pubescens
11.849 41.14 8.401 7.104 31.241
O. sativa M. vaginalis L. flava P.conjgtum C. moncephala C. pubescens M. cordata C. nudiflora
16.095 19.999 3.946 11.712 12.471
12558,9
S. molesta
32.581
6936,7 4742,87 5030,9 6488,43 4598,5 1895,7 1254,03
O. sativa M. vaginalis L. flava P. conjugatum C. monoephala C. pubescens M. cordata C. nudiflora
24.937 9.643 5.516 16.099 9.605
33.263
31.37
Kapasitas membersihkan/tahun (mg) Jenis tanaman Kapasitas (mg) O. sativa 159.627 P. conjgam 67.214 S. molesta 63.278 C. nudiflora 57.765 L. flava 44.253 M. vaginalis 42.171 C. monephla 36.298 M. cordata C. pubscens S. molesta 40.625 O. sativa 141.05 M. vaginalis 28.803 L. flava 24.357 P. conjatum 107.11 2 C.mocephal 35.369 C. pubscens M. cordata C. nudiflora 63.435 S. molesta 190.13 1 O. sativa 55.183 M. vaginalis 68.568 L. flava 13.529 P.conjgtum 40.155 C. monephal 42.758 C. pubscens M. cordata C. nudiflora 114.04 5 S. molesta 111.70 6 O. sativa 85.498 M. vaginalis 33.062 L. flava 18.912 P. conjgtum 55.197 C. mocephal 32.931 C. puescens M. cordata C. nudiflora 107.55 4
Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi
Perlu sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya pencemaran di lahan pertanian dan cara pembersihannya secara mudah dan murah (fitoremediasi). DAFTAR PUSTAKA Brown, SL., RL. Chaney, JS. Angle & AJM. Baker. 1995. Zinc and Cadmium Uptake by Hyperaccumulator Thlaspi caerulescens Grown in Nutrient Solution. Soil Sci Soc Am J 59:125-133. Gabbrielli, R., C. Mattioni, & O. Vergnano. 1991. Accumlation Mechanism and Heavy Metal Tolerance of a Nickel Accumulator. J.Plant. Nutr 14 : 1067-1080. Hidayati, N., T. Juhaeti & F. Syarif. 2006. Mercury and Cyanide Contamination in Aquatic Environments Around Two Gold Mine Areas and Possible Solution of Using Green Technology of Phytoremediation. International JSPS Seminar. Bogor, 12-20 Oktober 2006.
Juhaeti, T., N. Hidayati, S. Hidayat, F. Syarif & M. Harapini. 2007. Laporan Akhir Penelitian Kompetitif LIPI. Moreno, FN., CWN. Anderson, RB. Stewart & BH. Robinson. 2004. Phytoremediation of MercuryContaminated Mine Tailings by Induced Plant-Mercury Accumulation. Environ. Practices 6(2): 165-175. Reeves, RD. 1992. The Hyperaccumulation of Nickel by Serpentine Plants. Di dalam: Backer, AJM., J. Proctor, RD. Reeves (ed). The Vegetation of Ultramafic (Serpentine) Soils. Hampshire: Intercept Ltd. Hlm 253-227. Rodriguez, L., J. Rincon, I. Asencio, & CL. Rodriguez. 2007. Capability of Selected Crop Plants for Shoot Mercury Accumulation from Polluted Soils: Phytoremediation Perspectives. Int. J. Phytoremediation 9(1): 1-13.
Memasukkan: November 2008 Diterima: Juli 2009
11
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009) PANDUAN PENULIS
Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urutan: JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang disertai dengan alamat Lembaga/ Instansi), ABSTRAK (bahasa Inggris, maksimal 250 kata), KATA KUNCI (maksimal 6 kata), PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN TERIMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA. Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman termasuk gambar, foto, dan tabel disertai CD. Batas dari tepi kiri 3 cm, kanan, atas, dan bawah masingmasing 2,5 cm dengan program pengolah kata Microsoft Word dan tipe huruf Times New Roman berukuran 12 point. Setiap halaman diberi nomor halaman secara berurutan. Gambar dalam bentuk grafik/diagram harus asli (bukan fotokopi) dan foto (dicetak di kertas licin atau di scan). Gambar dan Tabel di tulis dan ditempatkan di halam terpisah di akhir naskah. Penulisan simbol α, β, χ, dan lain-lain dimasukkan melalui fasilitas insert, tanpa mengubah jenis huruf. Kata dalam bahasa asing dicetak miring. Naskah dikirimkan ke alamat Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar tanpa nama dan lembaga penulis). Penggunaan nama suatu tumbuhan atau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus diikuti nama ilmiahnya (cetak miring) beserta Authornya pada pengungkapan pertama kali. Daftar pustaka ditulis secara abjad menggunakan sistem nama-tahun. Contoh penulisan pustaka acuan sebagai berikut : Jurnal : Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Identification of plasmids linked with polyglutamate production in B. subtilis. J. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354. Buku : Chaplin, MF. & C. Bucke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge. Bab dalam Buku : Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culture. Dalam : Gerhart, P., R.G.E. Murray, W.A. Wood, & N.R. Krieg (eds.). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washington. 248-277. Abstrak : Suryajaya, D. 1982. Perkembangan tanaman polong-polongan utama di Indonesia. Abstrak Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi. Jakarta . 15 –18 Oktober 1982. 42. Prosiding : Mubarik, NR., A. Suwanto, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakterisasi protease ekstrasellular dari bakteri isolat termofilik ekstrim. Prosiding Seminar nasional Industri Enzim dan Bioteknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000. 151-158. Skripsi, Tesis, Disertasi : Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Industri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit di Indonesia.[Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Informasi dari Internet : Schulze, H. 1999. Detection and Identification of Lories and Pottos in The Wild; Information for surveys/Estimated of population density. http//www.species.net/primates/loris/ lorCp.1.html.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.1 (2009)
UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para pakar yang telah turut sebagai penelaah dalam Volume 6, No 1, Desember 2009: Dr. Fredinan Yulianda Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB Dr. Hari Sutrisno, Puslit Biologi-LIPI Ir. Heryanto MSc, Puslit Biologi-LIPI Ir. Majariana Krisanti MSi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB Dr. Niken Tunjung Murti Pratiwi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB Dr. Rugayah, Puslit Biologi-LIPI
Edisi ini dibiayai oleh DIPA Puslit Biologi-LIPI 2009
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009)
Toksisitas Isolat-Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry 1A Terhadap Hama Penggerek Batang Jagung, Ostrinia furnacalis Guenee Bahagiawati, Habib Rizjaani, Agustina K. Sibuea
97
Pengaruh Inokulasi Bakteri Terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sri Widawati & Maman Rahmansyah
107
Karakteristik Tipe Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar di Daerah Perkotaan: Studi Kasus di Kebun Raya Bogor Sri Soegiharto & Agus P. Kartono
119
Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) Di Tiga Populasi di Yogyakarta Ridesti Rindyastuti & Budi Setiadi Daryono
131
Biodegradasi Phenantrene oleh Mikroba Laut M5 (Alcanivorax Borkumensis) yang Diisolasi dari Teluk Jakarta Dyah Supriyati
143