No.26/Th.2/Jumadil Tsani 1429H/Juni 2008
Jum’at - IV
PENJELASAN SURAT YAA SIIN (AYAT 11 dan 12) (Dikutip dari buku PANDUAN YAA SIIN dan TAHLIL MODERN di lengkapi dengan PENJELASAN SURAT YAA SIIN[diterbitkan secara nasional], penulis Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom)
9 ô_r&uρ ;οt ÏøóyϑÎ/ çν÷Åe³t6sù ( Í=ø‹tóø9$$Î/ z≈uΗ÷q§ 9$# zÅ´yzuρ t ò2Ïe%!$# yìt7©?$# ÇtΒ â‘É‹Ψè? $yϑ¯ΡÎ) ∩⊇⊇∪ AΟƒÍ Ÿ2 Artinya : ”Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia”. (QS:Yaa Siin:11) Maksud dari peringatan, adalah peringatan yang diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. atau rasul utusannya hanyalah berguna bagi orang yang mau mengikutinya. Yakni wahai Muhammad, peringatanmu dengan Al-Quran tidak akan berfaedah kecuali bagi orang yang beriman kepada Allah dan kerasulanmu, yaitu orang yang mengikuti hukum-hukum Al-Quran dan Al-Hadits, mengingat Allah SWT dengan hati dan lisan di dalam kondisi tidak bersama makhluk (sunyi) dan takut siksa Allah yang gaib, yang dikabarkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits. Maka barangsiapa yang didalamnya ada sifat ini, berilah kabar gembira padanya, bahwa Allah SWT akan mengampuni semua dosanya, memasukkannya ke dalam surga dan memberinya pahala yang agung. &Î7•Β 5Θ$tΒÎ) þ’Îû çµ≈uΖøŠ|Áômr& >óx« ¨≅ä.uρ 4 öΝèδt ≈rO#uuρ (#θãΒ£‰s% $tΒ Ü=çGò6tΡuρ 4†tAöθyϑø9$# Ì÷∏çΡ ßøtwΥ $¯ΡÎ) ∩⊇⊄∪ Artinya : ”Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS:Yaa Siin:12) “Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati…”. Maksudnya adalah Allah menghidupkan hati-hati yang mati dengan peringatanmu (Muhammad SAW). Atau makna lain dari penggalan ayat tersebut adalah pada hari kiamat atau didalam kubur orang yang telah mati, nafsiyahnya akan ditanya oleh Malaikat Mungkar dan Nakir. Pada dasarnya manusia terdiri dari tiga unsur yaitu jasadiyah, nafsiyah, dan ruh. Makhluq yang bernama manusia tersebut di katakan masih hidup selama ruh masih “Waktu Shalat Dhuhur untuk daerah JADEBOTABEK adalah = 11:58”
menyatu dengan jasadnya. Hal ini merupakan tingkatan terendah dari makhluq yang bernama manusia. Seorang manusia dikatakan mati manakala berpisahnya ruh dengan jasadnya. Sehingga seorang yang telah mati ruhnya akan dikembalikan kepada pemiliknya Allah, sementara jasadnya akan di kafani, dimandikan, dishalatkan (jika mayit muslim), lalu di kuburkan. Jasad yang berubah nama menjadi mayit tersebut akan dikembalikan ketempat asalnya yakni tanah. Akhirnya jasad tersebut akan menjadi tanah kembali. Unsur ketiga dari manusia yaitu nafsiyahlah yang akan berada dialam kubur untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Nafisyahlah yang akan mengalami siksa kubur (bersama dengan jasad jika masih belum menyatu dengan tanah). Nafsiyahlah yang akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah kelak terhadap seluruh perbuatan yang telah dia perintahkan terhadap jasad untuk melakukannya. “…dan kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang telah mereka tinggalkan…” Maksud dari ayat ini ialah, Allah memerintahkan Malaikat Kiraaman Kaatibin agar menulis perbuatan-perbuatan manusia yang baik dan yang buruk. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lafal aatsaarahum adalah jejak langkah mereka ke masjid. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. mengenai sebab ayat ini turun. Yaitu, suatu kabilah dari kaum Anshar mengadu pada Nabi Saw mengenai tempat tinggal mereka yang jauh dari masjid, lalu Allah menurunkan ayat ini: “Wanaktubu maa qaddamuu waatsaarahum” “…dan setiap sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (lauh Mahfuzh).” Yaitu: Kami menjaga, menghitung dan menjelaskannya di lauh Mahfuzh. Artinya ialah, tidak ada sesuatupun yang samar dari Pegetahuan Kami (Allah). Seluruh perbuatan manusia (yang baik dan yang buruk) baik yang sudah dikerjakan ataupun baru diniatkan dalam hati untuk dikerjakan sudah akan terdeteksi oleh Allah. Di Yaumil Akhir kelak jasad kita akan dibangkitkan oleh Allah, dan akan menceritakan kemana saja nafsiyah kita membawanya, memerintahkannya melakukan apa saja sesuai/seperti apa yang tercatat dalam Lauh Mahfuzh. Pada saat itu kita tidak bisa mengelak sedikitpun, hanya ridho, dan maghfirah Allah, serta amal perbuatan yang baiklah yang akan menolong kita pada saat itu. Pernahkah kita membayangkan kalau diri kita sedang berada di atas ranjang kematian, apa yang kita perbuat kala itu? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh semua manusia yang masih hidup. Lalu bagaimanakah keadaan detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu itu? Apakah kita termasuk orang yang senang untuk bertemu Allah, ataukah sebaliknya seperti budak yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya karena kesalahan yang dilakukannya? Marilah kita simak beberapa pelajaran berharga dari Nabi, Rasul dan para sahabat. Aisyah Radhiallaahu’anha menceritakan bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu wadah air, beliau “Waktu Shalat Dhuhur untuk daerah JADEBOTABEK adalah = 11:58”
memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" lalu beliau wafat dan tangannya tergeletak lemas. Ketika Abu Hurairah sakit parah beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang membuat anda menangis? Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia ini, namun saya menangisi perjalanan setelah ini (setelah kematian), bekalku yang sedikit, lalu saya akan menapaki tempat yang menanjak lagi amat luas, sementara saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka atau ke surga." Utsman Radhiallaahu’anhu berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada illah selain Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang berbuat aniaya. Ya Allah aku mohon pertolongan dalam seluruh urusanku, dan aku memohon kesabaran dalam menghadapi ujian yang menimpaku." Abu Darda' ketika menjelang wafat mengatakan, "Apakah seseorang tidak mau beramal untuk mempersiapkan panggung pergulatan ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menghadapi waktu ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menyongsong hariku ini? Kemudian beliau menangis, maka istri beliau bertanya,"Mengapa engkau menangis, bukankah engkau telah menemani Rasulullah SAW ? Beliau menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis sementara aku tidak mengetahui bagaimana dosadosa telah menyerangku." Dan berkata Abu Sulaiman ad-Darani, "Aku berkata kepada Ummu Harun seorang wanita yang rajin beribadah, "Apakah anda senang dengan kematian? Maka dia menjawab, "Tidak! Aku bertanya, "Mengapa? Maka dia mejawab, "Demi Allah, andaikan aku berbuat kesalahan kepada makhluk saja, maka aku takut untuk bertemu dengannya, maka bagaimana lagi jika aku bermaksiat kepada Khaliq Yang Maha Agung? Atha' as Sulami ditanya tatkala sakit yang mengantarkan pada ajalnya, "Bagaimanakah keadaan anda? Beliau menjawab," Kematian berada di leherku, kuburan ada di hadapanku, kiamat adalah akhir perjalananku, jembatan Jahannam adalah jalanku, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku. Kemudian beliau menangis dan terus menangis sehingga pingsan. Ketika sadar kembali beliau mengucapkan, "Ya Allah kasihanilah aku, hilangakanlah kesedihan di dalam kuburku, mudahkan kesulitanku ketika menjelang kematian, rahmatilah kedudukanku di hadapan-Mu wahai Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pengasih.” Sementara itu ketika Sulaiman at Taimi telah dekat wafatnya, dikatakan kepada beliau, "Kabar gembira buat anda, karena anda adalah orang yang sangat bersungguhsungguh di dalam ketaatan kepada Allah." Maka beliau menjawab, "Janganlah kalian mengatakan demikian, sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang tampak di hadapan Allah Azza wa Jalla, karena Dia telah berfirman, "Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS:Az-Zumar[39]:47) “Waktu Shalat Dhuhur untuk daerah JADEBOTABEK adalah = 11:58”
Disebutkan, bahwa Abu Darda' apabila ada seseorang yang meninggal dalam keadaan yang baik, maka beliau berkata, "Berbahagialah engkau, andaikan aku dapat menggantikan dirimu. " Maka Ummu Darda' bertanya kepadanya tentang hal itu, lalu beliau menjawab, “Betapa bodohnya engkau, bukankah engkau tahu, bahwa ada seseorang yang pagi-pagi dia beriman, namun di sore hari telah menjadi munafik, ia lepaskan keimanannya tanpa dia menyadari hal itu." Wahai saudaraku! Marilah kita mengumpamakan diri kita masing masing sebagai seorang yang sedang berbaring menunggu ajal. Saudara dan tetangga sedang mengerumuni kita, lalu di antara mereka ada yang berkata, "Si Fulan telah berwasiat, sedangkan hartanya telah dihitung." Ada lagi yang berkata, "Si fulan sudah tidak dapat berbicara, sudah tidak mengenali para tetangganya dan mulutnya tertutup rapat. Orang-orang memandangi kita, kita mendengar apa yang mereka perbincangkan, namun tidak kuasa untuk menjawabnya. Lalu kita lihat anak kita yang masih kecil menangis sesenggukan di sisi kita seraya mengatakan, "Wahai ayah tercinta siapakah yang akan mengasuhku nanti setelah ayah pergi? Siapakah yang akan memenuhi kebutuhanku nanti? Kita mendengarkan semua itu, namun demi Allah kita sudah tidak mampu manjawab lagi. Dikisahkan, bahwa suatu hari al Hasan al Bashri melewati sekelompok pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak, maka beliau bertanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kalian pernah menyeberangi ash Shirath (jembatan Jahannam)? Para pemuda itu menjawab, "Belum." Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian tahu ke surga ataukah ke neraka kalian akan dimasukkan?" Mereka menjawab, “Tidak." Kemudian beliau berkata, "Lalu untuk apakah tawamu yang demikian itu?" Semoga Allah memberi maaf kepada kalian semua. Dan ketika beliau menjelang wafat beliau menangis seraya mengatakan, "Jiwa yang lemah, sedang urusan sangat dahsyat dan besar, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali." Wahai saudaraku! Kita semua tidak dapat membayangkan bagaimanakah keadaan malam pertama di alam kubur itu. Anas Radhiallaahu’anhu pernah berkata, "Maukah kalian kuberi tahu dua hari dan dua malam yang belum pernah diketahui dan didengar oleh manusia (yang masih hidup)? Hari yang pertama adalah hari di mana datang kepadamu pembawa berita dari Allah, baik dengan membawa keridhaan-Nya maupun murka-Nya (waktu meninggal-pen), dan kedua yaitu hari dimana kalian dihadapkan kepada Allah untuk mengambil buku catatan amal, dengan tangan kiri ataukah dengan tangan kanan. Sedangkan dua malam, adalah malam pertama kali di dalam kubur dan malam dimana pagi harinya dilenyapkan tatkala terjadinya Hari Kiamat. Kematian adalah perkara yang mengerikan, urusan yang sangat dahsyat, suguhan yang rasanya paling pahit dan tidak disukai. Dia adalah peristiwa yang menghancurkan seluruh kelezatan dunia, memutuskan ketenangan, serta pembawa “Waktu Shalat Dhuhur untuk daerah JADEBOTABEK adalah = 11:58”
duka dan kesedihan. Dia memutuskan segala yang telah tersambung, memisahkan anggota badan dan menghancurkan seluruh tubuh, sungguh dia adalah perkara yang sangat besar dan mengerikan. Kita bayangkan bagaimana keadaan kita tatkala kita diangkat dari tempat tidur kita, dibawa ke suatu tempat untuk dimandikan, lalu kita dibungkus dengan kain kafan, keluarga dan tetangga bersedih, saudara dan teman menangis. Orang yang memandikan kita berkata, "Dimanakah istri si fulan, dia akan melepas kepergian suaminya, dan dimanakah anak-anak yatim si fulan, "Kalian semua akan ditinggalkan oleh ayah, kalian tidak akan bertemu lagi dengannya setelah ini." Wahai manusia! Kini saatnya orang-orang yang tertidur untuk bangun dari tidurnya, sudah saatnya orang yang lalai sadar dari keterlenaannya, sudah saatnya kita perbaiki seluruh kesalahan yang telah kita perbuat, meniatkan dalam hati kita untuk mencari kebenaran, memohon kepada Allah untuk segera dipertemukan dengan orangorang yang yang senantiasa mengorbankan seluruh hidupnya untuk menegakkan kebanaran-menegakkan kembali aturan-aturan Allah dimuka bumi ini-tanpa mengenal lelah sampai datang taqdir Allah atasnya, marilah kita lakukan semua itu sebelum datang maut dengan membawa kegetiran dan kepahitan, sebelum berpisahnya ruh dari jasad kita, sebelum tubuh ini berhenti bergerak dan sebelum nafas terputus. Mumpung belum memasuki perjalanan menuju alam kubur dan kehidupan akhirat yang kekal abadi. Jika para Nabi dan Rasul, shalihin dan muttaqin semuanya mengalami hal itu, maka apakah kita akan terlena dari mengingatnya? Wallahu a'lam bish shawab.
“Waktu Shalat Dhuhur untuk daerah JADEBOTABEK adalah = 11:58”