H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
e-Newsletter LINGKUNGAN HIDUP
ENVIRONMENT
D
I
alam beberapa tahun terakhir ini, semakin gencar Ilmuwan berusaha mencari planet baru, planet yang mirip dengan dengan bumi untuk bisa didiami. Bahkan juga Holywood rajin memroduksi film-film tentang planet impian masa depan, seperti Elysium, Tomorrow land, dan sebagainya. Hal ini menandakan bahwa kita semua memimpikan adanya bumi yang indah, sejuk tanpa ada polusi dan penyakit. Menurut saya, usaha ini bukan saja karena ingin mengetrapkan kemajuan teknologi pencitraan antariksa yang terkini, tetapi juga didorong oleh keinginan mencari sesuatu yang baru sebagai alternatif karena bumi yang kita diami sekarang ini sudah “kotor dan cemar”. Sidang Umum PBB pada tahun 1972 telah menetapkan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, untuk meningkatkan kesadaran masyrakat global akan kebutuhan mau mengambil tindakan untuk lingkungan yang positif. Habitat for Humanity Indonesia adalah organisasi kemanusiaan yang memfokuskan dirinya pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat yang kurang beruntung. Bagi kami, rumah layak huni harus berada di lingkungan yang layak huni. Oleh karena itu, Habitat for Humanity Indonesia tidak hanya sekedar membangun rumah, namun juga memerhatikan akan pelestaian lingkungan hidup. Rumah yang dibangun memiliki kamar mandi, sehingga pemilik rumah tidak lagi pergi ke suangai atau kebun untuk buang air besar. Para pemilik rumah juga diberi kesadaran akan nilai kebersihan dan kesehatan rumah dan lingkungan. Untuk itu Habitat for Humanity Indonesia juga membangun sanitasi, akses air bersih dan jalan raya, supaya masyarakat tidak lagi hidup dalam lingkungan yang kumuh dan kotor. Dan inilah bentuk nyata kami akan pelestarian dan kepedulian akan lingkungan hidup. Menjadikan semua orang di bumi ini untuk tinggal di rumah layak huni dan memiliki lingkungan yang sehat dan indah. Habitalk edisi bulan ini menjumpai kita dengan kisah dan laporan disekitar keterlibatan dan kontribusi pembaca sekalian, para donator dan supporter Habitat for Humanity Indonesia dalam membangun rumah yang sekaligus terkait dengan usaha menata kembali lingkungan yang layak huni.
James Tumbuan
Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia
n these past few years, scientists have been working hard to find a new planet. A planet that is similar to earth so that it can be inhabited. Even in Hollywood, they have been producing films about futuristic planets such as Elysium, Tomorrow land and many more. This means that we all dream of a beautiful world that is clean without any pollution or diseases. In my opinion the effort is not only to practice advance technology but is also triggered by the desire to search for something new as an alternative because the earth that we inhabit now is “dirty and defile.” The UN General Assembly in 1972 has set an annual Environment Day that is celebrated on the 5th of June, to raise awareness to the community about the need to take action towards the environment. Habitat for Humanity Indonesia is an organization that focuses on building houses that is suitable for the less unfortunate. For us, a suitable home needs to be in a suitable environment. Therefore, Habitat for Humanity does not only build houses but we also pay close attention to the preservation of the environment. The houses that are built also have bathrooms so that the owner of the house doesn’t have to go to the river or the garden to defecate. The homeowner is also given information about the value of health and hygiene of the house and also the environment. For this reason, Habitat for Humanity Indonesia also builds sanitation access to clean water and roads so that the society no longer live in an environment that is vile and dirty. This is our example of preservation and concern for the environment. To have everyone on this earth to live in a house that is suitable to live in and have a beautiful and healthy environment. This month’s edition of Habitalk encounters us with stories and reports that are contributed by the readers and also the donors and supporters of Habitat for Humanity Indonesia in building houses that also relates to reconstruction of a better environment.
James Tumbuan
National Director Habitat For Humanity Indonesia
june
2015
DAFTAR ISI 1 Pesan dari Direktur Nasional 2 #carterhammer 3 EVENTS Aktualisasi Nilai Gotong Royong dalam Membantu 65 Keluarga 5 Jogoyudan Riwayatmu Kini 8 NJIS : Semangat Membangun Bangsa 10 HABIFANS Hari Libur Bukan Berarti Libur Untuk Berbagi 12 HABIFIGURE Roldy Firdaus: Membangun Kehidupan Jogoyudan 14 HABIPARTNER Rumah dan Karyaku 16 HABIFLECTION Refleksi Hari Lingkungan 18 HABINION Menghidupkan Kesadaran Lingkungan 20 HABITIPS Pemakaian air yang bijaksana untuk penghematan air 21 VOLUNTEER SCHEDULE & ADS
1
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Appreciation for significant and long term partners. From left to right: Lautan Luas, Alfamart, Cargill, APP, Surya Toto.
Builds Home, Builds Lives
#carterhammer A hammer signed by former US President Jimmy Carter is starting its journey across the Asia-Pacific region, as part of the Habitat Youth BUILD 2015 campaign. As part of this annual campaign, 500,000 youth and their supporters are expected to rally against poverty housing and build homes for low income families. The #CarterHammer journey will be documented online as it travels to more than a dozen countries across the Asia-Pacific region to raise awareness for the cause, and raise funds to improve poverty housing.
WATCH VIDEO Join Habitat's 2015 Carter Work Project in Nepal
2
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
EVENTS
Aktualisasi Nilai Gotong Royong dalam Membantu 65 Keluarga
Actualization Value Helping Mutual Cooperation in 65 Families
oleh Bagus Dharmawan
by Bagus Dharmawan, translated by Tasha Wibawa
H
H
abitalk, Semarang – Nilai gotong royong yang merupakan budaya bangsa Indonesia menemukan aktualisasinya dalam program Kampung Alfamart yang merupakan kolaborasi antara Habitat for Humanity (HFH) Indonesia dan PT Sumber Alfaria Trijaya. Nilai luhur ini perlu dikembangkan dan diperluas cakupannya. Demikian sambutan Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo yang dibacakan oleh Maladiyanto, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, dalam acara peresmian Kampung Alfamart, di Desa Kalialang Baru, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, hari Selasa (26/5) silam. Sebanyak 65 rumah telah diselesaikan dalam program kerja sama ini. Hadir dalam peresmian itu Direktur Nasional HFH Indonesia James Tumbuan dan Corporate Affairs Director Sumber Alfaria Trijaya, Solihin. Selanjutnya dalam sambutan tertulis itu, Gandjar Pranowo mengatakan, Program Kampung Alfamart bekerja sama dengan HFH Indonesia ini merupakan perwujudan nyata gotong royong yang menjadi nilai budaya masyarakat Indonesia. Gotong royong pun sangat menyeluruh dimulai dari penggalangan dana yang mengumpulkan sedikit uang. Namun dari sedikit demi sedikit itu hasilnya lama-lama menjadi banyak. Kemudian dalam implementasinya pun, terlaksana pula gotong royong dalam membangun rumah-rumah dan lingkungan sekitarnya menjadi lebih layak huni dan sehat. Gandjar Pranowo berpesan agar nilai luhur gotong royong ini bisa dikembangkan dan jika perlu diperluas cakupannya karena masih banyak warga yang memerlukan bantuan, sementara kemampuan pemerintah terbatas.
abitalk, Semarang – The value of mutual cooperation that makes up the culture of Indonesia finds the actualization in a program in the Alfamart village that is a collaboration between Habitat for Humanity (HFH) Indonesia and PT. Sumber Alfaria Trijaya. These noble values need to be improved and expanded in scope. This greeting by the governor of Central Java Gandjar Pranowo is read by Maladiyanto, head of Human Settlements and Spatial Planning in Central Java Province, in the inauguration of Alfamart Village, in the Kalilalang Baru village, Gunungpati, Semarang, Central Java, On Tuesday (26/5). A total of 65 houses have been completed in this cooperation program. Attending the inauguration is the National Director of HFH Indonesia, James Tumbunan and Corporate Affairs Director sources, Alfaria Trijaya Solihin. Furthermore, in the written speech Gandjar Pranowo mentions that the cooperation of the Alfamart village program with HFH Indonesia is a clear manifestation of mutual cooperation that becomes the cultural value of the society in Indonesia. Mutual cooperation begins with fundraising that collected a bit of money. Although little by little the collection grew. Then in the Implementation, mutual cooperation is accomplished while developing houses and the surrounding environment into a livable and healthy place. Gandjar Pranowo advised that the noble values of mutual cooperation should be developed and if necessary expanded by scope because there are still a lot of families who need our support, while the ability of the government is limited.
3
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Corporate Affair Director Alfamart Solihin menyampaikan apresiasinya atas selesainya program pembangunan ini. “Ada 65 unit rumah layak huni yang selesai dibangun,” katanya. Menurut dia, program rehabilitasi rumah tidak layak huni itu bukanlah yang pertama dilakukan Alfamart dan HFH Indonesia. "Dahulu masih terpisah-pisah, misalnya di sini sekian rumah, di situ sekian rumah. Kalau yang dipusatkan pertama dalam jumlah besar, ya, baru di sini (Desa Kalialang Baru, red.)," katanya. Pembangunan sebanyak 65 rumah layak huni itu, berasal dari donasi konsumen Alfamart dan Alfamidi selama periode 16 Mei-15 Juni 2014 yangjumlah-nya hampir mencapai Rp2,11 miliar. Direktur Nasional HFH Indonesia James Tumbuan mengatakan bahwa program kemitraan dengan Alfamart itu merupakan kali kedua setelah program serupa bertajuk "Rumah untuk Indonesia" pada tahun 2013--2014. Ia menyebutkan setidaknya masih ada 7,9 juta unit rumah yang berstatus tidak layak huni di Indonesia sehingga membutuhkan bantuan untuk rehabilitasi, termasuk perusahaan swasta seperti Alfamart."Rumah-rumah yang kondisinya semula tidak layak ini dirobohkan dan dibangun ulang. Selama ini, lantainya masih tanah. Lantai merupakan bagian terpenting dalam standar kelayakan rumah," kata James. Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang hadir pada kesempatan itu mengapresiasi program kemitraan Alfamart dan HFH Indonesia untuk membantu keluarga tidak mampu memiliki rumah layak huni. "Kami sebenarnya punya program perbaikan sebanyak 2.000 rumah layak huni selama lima tahun. Namun, karena lokasinya menyebar di 16 kecamatan, tidak terlalu terlihat," ungkapnya. Karena itu, Hendrar Prihadi menginstruksikan jajarannya yang terkait untuk meniru program pembangunan rumah di setiap kawasan sekitar 50-100 unit agar makin optimal. Di wilayah kota Semarang saja masih banyak saudara kita yang belum tinggal di rumah layak huni. Dan ini perlu perhatian dan kerjasama semua pihak. Untuk itu, HFH Indonesia, sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang punya dedikasi serta kapabilitas dalam pembangunan rumah layak huni bagi keluarga kurang mampu mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dan bekerjasama. Sehingga bangsa Indonesia mencapai kesejahteraan dengan peningkatan taraf hidup bagi warganya dengan tinggal di rumah layak huni.
4
The Corporate Affair Director, Alfamart Solihin conveys his appreciation for the completion of the building program. “There are 65 units of decent houses that were built.” Solihin mentions. According to Solihin’s opinion, the rehabilitation program of suitable houses is not the first program that was carried by Alfamart and HFH Indonesia. “Before it was all separated, for example there are a couple of houses here and a couple of houses there. But the first to be decided in large numbers happened here (Kalialang Baru Village, red.)," Solihin said. The construction of 65 suitable homes originated in the form of donations from the consumer of Alfamart and Alfamidi from May 16th until June 15th 2014 that approximately accumulate Rp 2,11 million. James Tumbuan, the National Director of HFH Indonesia mentions that the program of partnership with Alfamart is the second program after a similar program entitled “A Home for Indonesia” in 2013-2014. Tumbuan announced that there are at least 7.9 million units of houses that are not suitable to live in and therefore needed help to rehabilitate, including private companies such as Alfamart. “These houses that are in unfit conditions are torn down and rebuild. For the longest time the floor is made out of soil. The floor is considered one of the most important factor to a proper house.” Tumbuan claimed. Meanwhile the mayor of Semarang, Hendrar Prihadi who was present during the program really appreciates the partnership program between Alfamart and HFH Indonesia to help the families who aren’t capable to have a decent home to live in. “We actually have been running a program to fix 2.000 suitable homes for 5 years. Since the location varies in 16 different sub-districts, you can’t really see it. “ Prihadi pointed out. Because of this, Hendrar Prihadi instructed his staff to make a similar program that also construct houses in neighborhoods, about 50-100 units to optimize results. In the city of Semarang there are many of our brothers who don’t have a house that is suitable to live in. They need our attention and cooperation. Because of this, HFH Indonesia, as a humanitarian agency that have the dedication and capability to construct decent houses for people who are less fortunate, invite every party to participate and cooperate. So the Indonesian nation can prosper by improving the quality of life for its citizen by providing a suitable house for them.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Jogoyudan Riwayatmu Kini
Jogoyudan, Your History Now
oleh Punjung Widodo & Dwi Agustanti
by Punjung Widodo & Dwi Agustanti
E
T
rupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 hingga 5 November 2010 membawa dampak primer maupun sekunder bagi masyarakat. Berdasarkan data BNPB dan BPPN dampak primer letusan gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu diperkirakan mencapai Rp 4,23 triliun. Jumlah nilai kerusakan sekitar Rp1,138 triliun (27%), dengan jumlah nilai kerugian adalah Rp3,089 triliun (73%). Kerusakan paling besar dialami terjadi di sektor perumahan, mencapai 39%, disusul sumber daya air dan irigasi 13%. Adapun kerugian sekunder yang diakibatkan banjir lahar dingin pasca-letusan Merapi tak kalah besarnya. Erupsi Merapi 2010 menghasilkan material 140 juta meter kubik. Sekitar 60% berada di Barat Merapi dan 40% di Selatan Merapi. Di bagian Selatan mengarah ke Kali Gendol dan hulu Kali Opak, sedangkan di Barat melalui Kali Krasak, Kali Putih dan Kali Pabelan. Terjangan lahar dingin merusak fasilitas umum dan perumahan. Tercatat 24 jembatan putus, 46 rumah rusak berat, 51 bendung irigasi tidak berfungsi, serta 285 Ha lahan pertanian terendam. Di Yogyakarta salah satu yang terkena dampak terjangan lahar dingin adalah pemukiman di sepanjang Kali Code. Tercatat ada 15 lokasi Kali Code mengalami kerusakan parah. Dari 15 titik tersebut, permukiman warga yang mengalami kerusakan paling parah ialah wilayah tengah, yakni: Kotabaru, Jogoyudan, Suryatmajan, Tegal Panggung, Ratmakan dan Jagalan. Ratusan rumah di permukiman tersebut terendam pasir sehingga tidak bisa lagi dihuni warga. Habitat for Humanity (HFH) Indonesia merespon cepat bencana tersebut, secara khusus wilayah Jogoyudan. Pada tanggal 8 Januari 2011, HFH Indonesia membangun rumah bagi warga yang kehilangan rumah karena terjangan banjir, sarana pendidikan berupa PAUD serta 7 titik (21 bilik) MCK Umum dan tempat cuci komunal.
he volcanic eruption that took place on the 26th of October until 5th of November 2010 brings primary and secondary impacts to society. Based on the data from BNPB and BPPN the primary impact from the eruption in the border of Central Java and special region of Yogyakarta is estimated to reach Rp4, 23 trillion. The amount of damage is around Rp1, 138 trillion (27%), with the amount of loss around Rp3, 089 trillion (73%). The greatest damage that is suffered occurs in the residential sector, reaching 39%, followed by water resources and irrigation, 13%. As for the secondary losses caused by cold lava floods of the post-eruption (tak kalah besarnya). The volcanic eruption in 2010 produced 140 million cubic meters of material. Around 60% of the material is found on the west side of the volcano and 40% is on the south of the volcano. The southern part of the volcano passes by the Gendol River and the head of Opak River, while on the west of the volcano passes by the Krasak River, Putih River and Pabelan River. The cold lava damaged public facilities and housing. It was recorded that 24 bridges were broken off, 46 houses were severely damaged, 51 irrigation weir not functioning and 282 Acers of agriculture land is submerge. In Yogyakarta, one of which that is affected by the brunt of cold lava are the settlements along the Code River. It was recorded that 15 locations in Code River is experiencing sever damages. From those 15 points, the residents who are experiencing the most sever damages are located in the central region, namely: Kotabaru, Jogoyudan, Suryatmajan, Tegal Panggung, Ratmakan and Jagalan.
5
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
HFH Indonesia memilih Jogoyudan karena di wilayah itu masih banyak warga berpenghasilan rendah yang tinggal di rumah tidak layak huni. Rumah mereka adalah ba-ngunan semi permanen dan kumuh, tanpa desain kontruksi yang aman sehingga rentan bahaya, lantai tanah, pencahayaan dan sirkulasi udara buruk karena rendahnya bangunan. Adapun kawasan bantaran Kali Code yang terkena bencana meliputi RW VII, RW VIII, RW X, RW XI, RW XII DAN RW XIII di wilayah kampung Jogoyudan. HFH Indonesia memiliki kriteria dalam memilih warga yang menerima bantuan program rehabilitasi rumah. Adapun kriterianya adalah mereka yang kondisi fisik rumahnya rusak berat/hancur akibat bencana dan sudah tidak bisa ditempati lagi atau tidak layak ditempati. Selain itu secara ekonomi, berasal dari keluarga tidak mampu. Warga yang menerima bantuan adalah mereka yang berdomisili di Jogoyudan dan bersedia berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Konsep dari pembangunan rumah ini harus bisa menjadi rumah yang nyaman dan fungsional. Nyaman karena sudah terhindar dari panas & hujan. Fungsional karena sudah bisa ditempati serta bisa menjadi tempat berkumpulnya keluarga. Dalam pelaksanaan pembangunan, HFH Indonesia dibantu oleh pemilik rumah dan relawan. Tujuan melibatan relawan adalah untuk meningkatkan kesadaran dan semangat kemanusiaan, kepedulian dan kebersamaan. Melalui pelibatan relawan menjadi sarana untuk memperluas jaringan antar elemen masyarakat, baik itu para donatur, komunitas-komunitas dampingan HFH Indonesia, pemerintah maupun para relawan itu sendiri.
Hundreds of houses in the settlement are submerged by sand so that the families can no longer inhabit it. Habitat for Humanity (HFH) Indonesia responded quickly to the disaster, in particular the area of Jogoyudan. On the 8th of January 2011, HFH Indonesia build houses for the families who lost their houses because of the flood. Educational facilities such as PAUD and 7 points (12 booths) public toilets and communal laundry. HFH Indonesia has chosen Jogoyudan because in the region there are many low-income residents who live in houses that are inhabitable. Their houses are semi-permanent buildings that are rundown, without the construction of a safe design so that it is vulnerable to danger, floor made out of soil, poor lighting and air circulation due to low building. As for the riverbank of Code River that are affected includes; RW VII, RW VIII, RW X, RW XI, RW XII DAN RW XIII in the village of Jogoyudan. HFH Indonesia posses a criteria in selecting people who receive the home rehabilitation assistance program. The criteria are those whose houses are severely damaged due to disasters and are not livable or can’t be occupied again. In addition, those who come from poor families. Residents who receive assistance are those who live in Jogoyudan and are willing to participate actively in the development process.
MCK Umum yang dibangun oleh HFH Indonesia di Jogoyudan, Yogyakarta
6
Kondisi rumah yang terendam lumpur lahar dingin
Saluran air bersih
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Sekarang warga 160 warga Jogoyudan telah memiliki rumah layak huni, 90 rumah diantaranya adalah rumah yang terkena banjir lahar dingin. Rumah mereka yang dulu kumuh, lembab, terbuat dari bahan apa adanya sekarang lebih rapi, kokoh, sehat dan nyaman. Selain itu di setiap rumah sudah ada kamar tidur sehingga setiap anggota keluarga memiliki ruang pribadi baik untuk istirahat, belajar dan melakukan aktivitas lainnya. Lingkungan Jogoyudan memang sangat sempit. Oleh karena itu tidak memungkinkan untuk memiliki kamar mandi di setiap rumah, karena keterbatasan lahan. HFH Indonesia membangun 7 kamar mandi umum, yang diperuntukkan untuk mencuci, mandi, buang air besar. Kini warga tidak lagi mandi, mencuci dan buang air besar di Kali Code, dan ada kesadaran dari warga untuk merawatnya. Kali Code pun semakin membaik, aliran air tidak dipenuhi dengan sampah dan kotoran manusia. Warga semakin sadar akan kebersihan dan pemeliharaan lingkungan. Mereka tidak lagi dengan seenaknya membuang sampah di Kali Code. Apalgi pasca erupsi Merapi pemerintah secara berkala melakukan normalisasi Kali Code supaya tidak ada pendangkalan. Warga saling mengingatkan dan memberikan pengertian supaya menjaga kebersihan Kali Code. Tingkat pendidikan warga Jogoyudan pun semakin meningkat. Hal ini karena pembangunan PAUD oleh HFH Indonesia. PAUD bukan hanya sebagai sarana pendidikan anak-anak, melainkan juga sebagai tempat berkumpulnya warga, tempat bertukar informasi dan berkoordinasi dalam pengambangan Kampung Jogoyudan. Jogoyundan kini memiliki harapan baru. Riwayat Jogoyudan yang kumuh, kotor, jorok, tidak sehat sekarang telah tiada. Kehadiran HFH Indonesia di Jogoyudan membuka lembaran baru. Warga kini semakin sehat dan semakin sadar akan kebersihan lingkungan. Selain itu juga sadar akan bencana alam itu akan selalu datang. Namun, sekarang berkat pelatihan mitigasi bencana alam, warga dapat mengantisipasi dan lebih aman.
The concept of the construction of this house should be a comfortable and a functional one. Comfortable because it is protected from heat and rain. Functional because it can be occupied and could be a gathering place for the family. In the implementation of the development, the homeowners and volunteers assist HFH Indonesia. The purpose of involving the volunteers is to raise awareness and spirit of humanity, caring and togetherness. Through the involvement of volunteers as a means to expand networking among elements of society, such as donors, assisted communities of HFH Indonesia, the government as well as the volunteers themselves. Now 160 residents of Jogoyudan have suitable houses, 90 of the houses are the homes affected by the cold lava flood. Their house were formerly rundown, damp, made out of whatever material was available, now it is neater, sturdy, healthy and comfortable. Moreover in every existing home there are now bedrooms so that every family member can sleep in their own rooms, study and do other activities. The Jogoyudan neighborhood is very narrow. As a result, it is not possible to have a bathroom in every house, because land limitations. HFH Indonesia builds 7 bathrooms, which is intended for washing, bathing, defecating. Now the residents no longer bathe, wash and defecate in the Code River, and the citizens have awareness to take care of the river. Code River is improving; the water flow is not filled with garbage or human waste. The Citizens are increasingly aware of.
Kondisi rumah setelah dibangun oleh HFH Indonesia
7
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
NJIS : Semangat Membangun Bangsa
NJIS : The Spirit of Building Nation
oleh Punjung Widodo
oleh Punjung Widodo
B
anten, Habitalk -- Senyum indah terukir dibibir Megawati tatkala menyambut kedatangan 40 murid dan guru North Jakarta Intercultural School (NJIS) Sabtu, 30/5/15. Kedatangan murid dan guru NJIS ini membuat Megawati, warga Desa Kedung Dalem, Kecamatan Mauk, kabupaten Tangerang, Banten ini tampak sumringah. Pasalnya mereka akan mengadakan program kasih dengan melakukan pengecatan, bermain dengan anak-anak Kedung Dalem serta melukis mural di dinding kantor Kepala Desa. Megawati adalah salah satu home partner dari Habitat for Humanity (HFH) Indonesia yang rumahnya akan dicat oleh para murid NJIS. Sekelompok pemuda berbadan tegap telah bersiap-siap di halaman untuk menyambut para murid NJIS. Mereka berseragam hitam-hitam menari dan menampilkan jurus-jurus Pencak Silat. Mereka adalah kelompok Pencak Silat yang sengaja tampil untuk menyambut kedatangan para murid NJIS. “Kami sengaja menyambut mereka dengan tarian Pencak Silat supaya anak-anak NJIS yang notabene banyak berasal dari luar negeri bisa mengerti budaya Indonesia,” ujar Ramsim selaku PJS Kepala Desa. Selepas penampilan Pencak Silat, Ramsim memberikan sambutan kepada para murid dan guru NJIS. “Saya mewakili pemerintah, berterimakasih kepada Habitat for Humanity Indonesia yang telah banyak membantu warga Kedung Dalem. Juga kepada para murid NJIS yang bersedia datang untuk terlibat dalam pembangunan rumah warga kami.” Dalam kesempatan ini Dr. Jorge Olaf Nelson sebagai perwakilan dari NJIS juga menyampaikan, “Hari ini kami datang untuk membantu Habitat for Humanity Indonesia dalam membangun Indonesia. Kami datang bersama para murid guru dan orang tua murid, serta Yayasan Agung Podomoro Land. Kami datang untuk mendedikasikan diri kami untuk mebantu keluargakeluarga berpenghasilan rendah.” Tampak pula Vice President-Corporate Human Resources Agung Podomoro Land, Koes Hartanto serta Steve Senduk selaku ketua Yayasan APL. Koes Hartanto menyampaikan “Puji Tuhan, hari ini APL dan NJIS telah menyelesaikan pembangunan 10 rumah untuk keluarga kurang mampu. APL memiliki kepedulian, terlebih kepada lingkungan, kesehatan dan pedidikan. Hari ini kami mengungkapkan kepedulian kepada masyarakat dengan membangun rumah bersama Habitat for Humanity Indonesia, karena kami yakin dalam rumah yang sehat terdapat keluarga yang sehat. Kesehatan adalah awal dari segalanya untuk membangun bangsa dan Negara.” Ketika ditanya alasan memilih HFH Indonesia sebagai partner dalam melaksanakan kepedulian kepada masyarakat, Koes Hartanto mejelaskan, “Kami
8
anten, Habitalk -- A Beautiful smile is etched on the lips of Megawati when welcoming 40 students and teachers from North Jakarta Intercultural School (NJIS) Saturday, 30/5/15. The arrival of the students and teachers from NJIS made Megawati, Village residents of Kedung Dalem, District Mauk, Tangerang district, Banten seem overjoyed. They are going to be holding a program by painting, playing with children and paint a mural on the wall of the village chief's office. Megawati is one of the home partner of Habitat for Humanity (HFH) Indonesia and that her house will be painted by the students NJIS. A group of well-built young man was getting ready in the yard to greet the NJIS students. They were dressed in black dancing uniform and showing Pencak Silat moves purposely to welcome the NJIS students. “We deliberately greeted them with Pencak Silat dance so that NJIS students who come from abroad can understand the Indonesian culture.” Said Ramsim PJS Village Chief. After the appearance of Pencak Silat, the ration gave a speech to the students and teachers of NJIS. “I represent the government, and am thankful for Habitat of Humanity Indonesia who have helped many residents of Kedung Dalem. Also to the NJIS students who are willing to come and be involved in the construction of our homes.” On this occasion Dr. Jorge Olaf Nelson a representative of NJIS also expressed, “Today we come to help Habitat for Humanity Indonesia in building Indonesia. We come together with students, teachers and parents, as well as the Foundation of Agung Podomoro Land. We came to dedicate ourselves to help lowincome families.”
B
8
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
yakin bahwa HFH Indonesia memiliki reputasi yang tinggi, kuat serta memiliki pengetahuan dan keahlian dalam pengembangan masayarakat. Kami yakin, ketika bersama HFH Indonesia kerjasama kami bisa bersinergi dan sudah menjadi harapan dari Yayasan untuk terus bekerja sama membangun Indonesia bersama HFH Indonesia.” Cuaca yang panas tidak menyurutkan semangat para guru dan murid NJIS. Mereka bekerja keras dengan mengecat serta melukis mural di dinding kantor kelurahan. Albert salah satu murid NJIS sangat antusias ketika mengecat rumah Megawati. “Saya senang karena bisa membantu orang yang membutuhkan,” kata Arbert. Tak mau ketinggalan Jonathan menambahi, “Rumah itu adalah tempat yang aman dan nyaman bagi keluarga. Maka ketika rumahnya bagus dan sehat, pasti anak-anak akan bisa belajar dengan baik.” Para murid tampak gembira ketika melihat hasil mural di dinding kantor keluarahan. Mural tersebut berupa sebuah kata yakni “semangat”. Kata semangat sengaja dipilih oleh NJIS untuk memberi dorongan kepada siapapun yang membancanya. Secara khusus warga Kedungdalem dan anak-anak supaya ketika mebaca kata “semangat” mereka memiliki rasa untuk terus berjuang meski dalam keterbatasan. Kiranya semangat para guru dan murid dari NJIS ini juga menginspirasi banyak orang untuk terlibat dan berpartisipasi bersama HFH Indonesia. Pemerintah telah mencanangkan program 100-0-100, yakni 100% untuk akses air bersih, 0% untuk wilayah kumuh dan 100% untuk sanitasi. HFH Indonesia jelas telah berpartisipasi dalam program pemerintah ini. Namun ini juga masih butuh dukungan dari banyak pihak. Semoga tumbuh semangat dan kepedulian dari banyak pihak yang bersama HFH Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bebas dari wilayah kumuh.
P
The Vice President-Corporate Human Resources General podomoro Land, Koes Hartanto and Steve Senduk the chairman of the Foundation for APL was also present. Koes Hartanto said “Thank God, today APL and NJIS has completed a construction of 10 houses for the less fortunate families. APL has concerns, especially to the environment, health and education. Today we express our concerns to the community by building a house together with Habitat for Humanity Indonesia, because we are sure that in a healthy home there is a healthy family. Health is the beginning of everything to build the country and our nation.” When asked about the reason for choosing HFH Indonesia as a partner to carry out awareness to the community, Koes Hartanto explained, “We are confident that HFH Indonesia has a high reputation, strong and have knowledge and expertise in the development of society. We are confident, when with HFH Indonesia we can work together and to continue to work together to build Indonesia together with HFH Indonesia” The humid weather did not dampen the spirits of teachers and the students of NJIS. They work hard painting and making murals on the wall of the village office. One of the NJIS students, Albert was very enthusiastic when painting the house of Megawati. “I am happy because I can help people who are in need.” He mentioned. Not wanting be left out, his friend Jonathan added “A home is a place that is safe and comfortable for families. So when the house is nice and healthy, surely the children will be able to learn well.” The students seemed happy after seeing the result of their mural in the village office. The mural that was painted features the word “Semangat”. The word "Semangat" deliberately chosen by NJIS to give motivation to anyone who sees it. Specifically for the residents of Kedung Dalem and the children so that when they see the word “Semangat” they can have the sense to keep fighting despite of their limitations. The spirit of the teachers and students from NJIS also inspired many people to get involved and participate together with HFH Indonesia. The Government has launched a program 1000-100, i.e. 100% for access to clean water, 0% for slum areas and 100% for sanitation. HFH Indonesia clearly has participated in this government program. But we still need a lot of support from many parties. Hopefully we can grow in spirit and with other parties together with HFH Indonesia we can make the nation of Indonesia a nation free of slums.
9
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
H A B I F A N S
10
Hari Libur Bukan Berarti Holidays not Mean Libur Untuk Berbagi Break To Share oleh Punjung Widodo
by Punjung Widodo
P
hat morning (Saturday, June 6 2015) the sun shining brightly on top of Kampung Bebulak, RT 05/RW 01, Margamulya village, Mauk sub-district, Tangerang, Banten. It seems that a few people are busy preparing for the arrival of volunteers from PT. Surya Toto Indonesia Tbk, which has 52 people in the field of PAUD Margamulya village. The volunteers immediately filled in the seats that have been prepared while waiting for the event to begin. Gregorious Christian Wijaya attended as the General manager from PT. Surya Toto Indonesia, Tbk., while Tomy Pacatang attended as representative of Habitat for Humanity (HFH) Indonesia. At 08:30 Ari Ginting as a Volunteer Officer of HFH Indonesia opened the event. The event titled Toto Indonesia Volunteers Build is unusual. The volunteers looked happy because this is the 13th time that PT. Surya Toto Indonesia Tbk., assemble the employees to be involved in the construction of suitable homes. In his speech Tommy Pacatang deliver his thanks for the good cooperation that has been built between HFH Indonesia dan PT. Surya Toto Indonesia Tbk., during this time. The presence of PT. Surya Toto Indonesia Tbk., has meant a lot to the people of Margamulya. Until now, 83 habitable houses have been built for low-income families. The future is changing people’s lives to be better through the cooperation between HFH Indonesia and PT Surya Toto Indonesia Tbk., It improves the life of the people of Margamulya. “In the past, when entering Margamulya Village there was an unpleasant odor, because there were human waste everywhere. Now almost every home has a private toilet, so that residents no longer have to go to the garden, river or pond to defecate,” said Pacatang. Furthermore Tomy Pacatang explained “Toto Indonesia Volunteers this time were really special, because first PT. Surya Toto Indonesia Tbk., gave a lot of support to the people of Margamulya namely by building 83 houses. Second, PT, Surya Toto Indonesia Tbk., has high dedication, seeing that every month volunteers are sent to get involved in the construction of appropriate housing. And the third is that PT Surya Toto Indonesia Tbk., is the first company to use the Carter hammer.”
agi itu (Sabtu, 6 Juni 2015) mentari bersinar terang di atas Kampung Bebulak RT 05/RW 01 , Desa Margamulya, Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten. Tampak beberapa orang sibuk menyiapkan kedatangan relawan dari PT. Surya Toto Indonesia Tbk., yang berjumlah 52 orang di lapangan PAUD Desa Margamulya. Para relawan langsung memenuhi kursi yang telah dipersiapkan sambil menunggu acara dimulai. Tampak hadir Gregorius Christian Wijaya selaku General Manager dari PT. Surya Toto Indonesia, Tbk., sedangkan perwakilan dari Habitat for Humanity (HFH) Indonesia hadir Tomy Pacatang. Tepat pukul 08.30 Andri Ginting selaku Volunteer Officer HFH Indonesia membuka acara. Acara yang bertajuk Toto Indonesia Volunteers Build ini tidak seperti biasanya. Para relawan tampak gembira karena ini adalah kali yang ke-13 PT. Surya Toto Indonesia Tbk., mengerahkan karyawan untuk terlibat dalam pembangunan rumah layak huni. Dalam sabutannya Tommy Pacatang mengucapkan terimakasih atas kerjasama baik yang telah dibangun antara HFH Indonesia dan PT. Surya Toto Indonesia Tbk., selama ini. Kehadiran PT. Surya Toto Indonesia Tbk., sungguh berarti bagi masyarakat Margamulya. Hingga saat ini telah dibangun 83 rumah layak huni bagi keluarga yang berpenghasilan rendah. Dampak selanjutnya adalah kehidupan masyarakat berubah semakin baik. Melalui kerjasama antara HFH Indonesia dan PT. Surya Toto Indonesia Tbk., kehidupan masyarakat Margamulya semakin membaik. “Dahulu, ketika masuk Desa Margamulya ini tercium bau tidak sedap, karena banyak kotoran manusia dimana-mana. Sekarang hampir setiap rumah memiliki kamar mandi dan toilet pribadi, sehingga warga tidak perlu lagi pergi ke kebun, sungai, atau empang untuk buang air besar,” kata Tomy Pacatang. Lebih lanjut Tomy menjelaskan “Toto Indonesia Volunteers Build kali ini sungguh istimewa, karena pertama, PT. Surya Toto Indonesia Tbk., memberikan banyak bantuan untuk warga Desa Margamulya yakni dengan membangun 83 rumah. Kedua, PT. Surya Toto Indonesia Tbk., memiliki dedikasi tinggi, sebab setiap bulan pasti mengirimkan relawan untuk terlibat dalam pembangunan rumah layak huni. Dan yang ketiga adalah bahwa PT. Surya Toto Indonesia Tbk., adalah perusahaan pertama yang menggunakan Carter Hammer.”
T
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
PT. Surya Toto Indonesia Tbk., yang diwakili oleh Christian mengucapkan terimakasih kepada HFH Indonesia atas kerja keras serta keseriusannya dalam menajalankan program pengembangan masyarakat. Christian memberikan semangat kepada seluruh relawan yang telah bersedia memberikan diri dan waktu untuk terlibat dalam acara ini. “Saya sungguh bangga pada relawan dari Toto. Meskipun hari ini adalah hari libur kalian semua sudi hadir. Kiranya semua pengorban kita semua hari ini membawa berkah bagi kita dan keluarga kita.” Hal senada juga diungkapkan oleh Budi Mulya, HRD Manager PT. Surya Toto Indonesia Tbk., “Kami datang dalam rangka partisipasi dalam program CSR perusahaan. Biasanya kami libur atau lembur pada hari Sabtu, hari ini sugguh istimewa karena selain kami mengorbankan waktu untuk keluarga, kami juga bisa membantu saudara-saudara yang masih sangat kekurangan.” Dalam kegiatan Toto Indonesia Volunteers Build ada satu hal yang menarik. Dari 52 relawan ternyata hanya ada satu relawan perempuan. Ia adalah Sunarsih, salah satu karyawan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Sambil terengah-engah Sunarsih memberikan komentar “Sebenarnya capek tapi senang, sebab bisa berbagi meski sedikit. Saya mungkin hanya bisa membantu lewat tenaga yang tidak seberapa ini. Semoga dengan acara ini, kehidupan home partner akan lebih baik dan sejahtera.” Meski perempuan satusatunya, Sunarsih tetap semangat bahkan ia mendapat pengghargaan sebagai Volunteer of The Day dari HFH Indonesia. HFH Indonesia tidak hanya menerima donor lalu meyalurkannya begitu saja kepada mereka yang membutuhkan. Namun juga mengajak para donor untuk terlibat dalam menyalurkan bantuan, seperti yang dilakukan pada hari ini. Membantu sesama adalah perbuatan yang mulia. Namun kerap kali kesibukan serta berbagai aktivitas dalam pekerjaan menyita banyak waktu. Namun demikian bila ada niat pasti ada jalan. Melalui program semacam ini, para donor akan tahu dan menyaksikan sendiri dampak dari bantuan mereka. Relawan diajak untuk membangun rumah home partner dan akhirnya mereka juga akan mendapatkan nilai baik dari kegiatan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Kurtuzi “Saya antusias ketika diajak oleh perusahaan untuk acara ini. Saya ikut merasakan bahwa program CSR ini sungguh tersalurkan secara tepat. Saya menjadi sadar akan nilai kepedulian kepada mereka yang membutuhkan dan acara ini sungguh bentuk berbagi yang nyata.
PT. Surya Toto Indonesia Tbk. that is represented by Christian would like to say thank you for their hard work and seriousness in implementing community development programs. Christian gives encouragement to all volunteers who have been willing to give themselves and time to be involved in this event. “I’m really proud of the volunteers from Toto. Although today is a holiday you are willing to attend. Presumably all the sacrifice we did today is a blessing for us and our families.” Budi Mulya HRD manager of PT Surya Toto Indonesia Tbk. also expressed the same thing, “We came to participate in the company’s CSR program. Usually we have holiday or overtime on Saturday, today is a special day because we sacrifice time for the family, we also help our brothers and sister that have very little. In the course of Toto Indonesia Volunteer Build there is one interesting thing. From 52 volunteers turned out there is only one female volunteer. She is Sunarsih, one of the volunteers of PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Gasping Sunarsih commented ”I am actually, tired but happy, because I get to share a little. I might just be able to help through this meager force. Hopefully with this event, home life partner will be better and prosperous.” Although she is the only woman, Sunarsih kept her spirit and was awarded the Volunteer of the day of HFH Indonesia. HFH Indonesia don’t just accept donation then give it to those in need. But also invites the donor to be involved in distributing aids, as it is done today. Helping others is a noble deed. But often the busyness and various activities in the job is time consuming. However if there is an intention there is a way. With this program donors will know and see for themselves the impact of their assistance. Volunteers are invited to build houses, and eventually they will get good value from these activities. As expressed by Mohammad Kartuzi “I was excited when invited by the company for this event. I come to feel that the CSR program is indeed channeled appropriately. I became aware of the value of caring for those in need and this event truly real form.
11
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
H A B I F i G U R E
Roldy Firdaus: Membangun Kehidupan Jogoyudan
Roldy Firdaus: Building Live at Jogoyudan
oleh Paulus Punjung Widodo, Dwi Agustanti
by Paulus Punjung Widodo, Dwi Agustanti
E
rupsi Gunung Merapi Yogyakarta (26 Oktober 5 November 2010) tidak hanya berdampak pada masyarakat dan ekosistem di sekitar lereng Gunung Merapi saja. Erupsi ini juga berdampak bagi masyarakat Jogoyudan yang terletak di tepi aliran Kali Code Derah Istimewa Yogyakarta. Banjir lahar dingin ternyata juga menyapu rumah yang ada di sekitar aliran Kali Code. Banyak pihak yang merespon bencana tersebut baik dari pemerintah dan organisasi kemanusiaan yang salah satunya adalah Habitat for Humanity (HFH) Indonesia. Salah satu personel dari HFH Indonesia yang terjun langsung dalam penanganan bencana tersebut adalah Roldy Firdaus (49). Ia adalah salah satu koordinator komite lokal HFH Indonesia untuk Kampung Jogoyudan Yogyakarta. HFH Indonesia hadir di Kampung kali Code dengan membangun rumah warga yang terkena banjir lahar dingin. Ketika pertama hadir di tengah warga korban banjir HFH Indonesia tidak begitu saja diterima. Roldy mengaku bahwa tidak mudah membangun rumah bagi korban banjir lahar dingin di daerah aliran Kali Code Yogyakarta. “Butuh strategi dan keberanian untuk membantu korban banjir lahar dingin erupsi Merapi 2010 saat itu,” ungkap Roldy. Pria yang akrab dipanggil Roldy ini mengaku harus berkali-kali berkoordinasi dengan warga korban banjir lahar dingin untuk menentukan siapa yang pertama kali mendapatkan bantuan rumah dari Habitat. Hal ini dilakukan karena jumlah bantuan rumah yang diberikan terbatas sedangkan korban sedemikian banyak. "Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya agar bantuan rumah ini bisa segera dilakukan. HFH Indonesia memberikan kriteria untuk keluarga yang akan dibantu, namun ternyata warga semuanya ingin rumah mereka diperbaiki,"ujar Roldy. Akhirnya strategi yang dipilih HFH Indonesia adalah membangun rumah warga korban bencana lahar dingin yang mengalami dampak paling parah. Serta diutamakan untuk orang tua (lansia) keluarga yang memiliki anak kecil (balita) dan difable (cacat fisik) selain itu juga bagi keluarga yang dianggap aktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat Jogoyudan. "Kami prioritaskan mereka dulu karena jika mereka sudah dapat rumah, maka pembangunan bagi warga yang lain akan lancar," kata Roldy.
12
T
he volcanic eruption in Yogyakarta (26 October - 5 November 2010) not only has an impact on society and the ecosystem around the slopes of the mountain. The eruption also impacted the society in Jogoyudan that is located on the edge of the flow of the Code River, the special region of Yogyakarta. The cold lava flood swept the houses that are located around the flow of Code River. Many people who responded to the disaster are from the government and humanitarian organization, one of which is Habitat for Humanity (HFH) Indonesia. One of the personnel from HFH Indonesia who directly got involved with the disaster management is Roldy Firdaus (49). Firdaus is one of the Local Committee of HFH Indonesia for Kampung Jogoyudan, Yogyakarta. HFH Indonesia assisted in Code River Village by rebuilding houses that are affected by the cold lava flood. When they first arrived in between the families affected by the flood, they weren’t accepted. Firdaus confessed that it is not easy to build a house for victims of the cold lava flood in Code River Yogyakarta. “It takes strategy and courage to help victims of the cold lava flood from the volcano eruption in 2010,” Firdaus mentioned. The friendly man named Firdaus claimed that he had to repeatedly coordinate with the victims of the cold lava flood to determine who will get the first assistance from Habitat. It is carried out this way because the amount of aid given is limited while there were so many victims. “At that time I was just thinking how could the support immediately be conducted. HFH Indonesia gave a criteria for the families who will be helped, but it turns out everyone wants their house to be fixed,” Firdaus informed.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Bergabungnya Roldy dengan HFH Indonesia lahir dari rasa keprihatinan melihat masyarakat Jogoyudan. “HFH Indonesia saja bersedia dan rela berkorban untuk kami, maka saya tidak mau berpangku tangan dan hanya menjadi penonton,” ungkapnya. Roldy pun bergabung dan mejadi komite lokal Jogoyudan yang banyak membantu HFH Indonesia dalam mensosialisasikan program HFH Indonesia. Menjadi komite adalah pekerjaan yang penuh dengan pengorbanan, terlebih waktu dan tenaga. Roldy harus membagi waktu antara pelayanan bersama HFH Indonesia dengan keluarga. Namun demikian keluarganya bisa menerima dan memahami, sebab apa yang dilakukan oleh Roldy adalah demi kebaikan dan kemajuan masyarakat Jogoyudan. HFH Indonesia bersama warga yang dikoordinir oleh Roldy bersama-sama membangun rumah layak huni dan pada akhirnya telah berdiri 90 rumah. Selain itu, juga dibangun fasilitas untuk warga seperti kamar mandi umum. Pembangunan kamar mandi umum ini sangat medesak dan harus dilakukan, sebab hal ini sebagai fasilitas yang membawa pada kesehatan lingkungan. Warga yang kehilangan kamar mandi umum kesulitan untuk mandi, mencuci dan buang air besar. HFH Indonesia adalah organisasi yang paling cepat dalam merespon dan memberikan bantuan. "HFH Indonesia adalah yang pertama kali datang untuk memberi bantuan ke Jogoyudan. HFH Indonesia bergerak cepat dengan membangun kamar mandi umum, sehingga warga yang kehilangan rumah tidak bingung,” tutur Roldy. Berkat kegigihan Roldy yang selalu aktif dalam mensosialisasikan program-program HFH Indonesia serta mengkoordinasi semua warga, kampung Jogoyudan kini menjadi lebih baik. Roldy tidak kenal lelah dalam membangun Jogoyudan. Setelah rumah dan kamar mandi umum dimiilki warga, dilanjutkan dengan perbaikan fasilitas lingkungan, dengan diadakan bak sampah, akses untuk air bersih, pengolahan air hujan, pembangunan PAUD, dan rehabilitasi balai RW. Kemajuan yang dicapai kampung Jogoyudan saat ini tidak lepas dari peran HFH Indonesia yang bekerjasama dengan warga. Sosok Roldy juga memiliki peran penting dibalik suksesnya program HFH Indonesia di Jogoyudan, Yogyakarta. HFH Indonesia tidak sekedar memberikan bantuan fisik melainkan juga membangun masyarakat.. Wajah Roldy tampak gembira ketika dia mengucapkan “Terimakasih kepada HFH Indonesia yang sudah membangun warga Jogoyudan selama 5 tahun ini. Juga bagi perusahaan maupun pribadi yang melalui kerjasama dengan HFH Indonesia telah mengubah mengubah kehidupan kami menjadi lebih baik. Ditempat lain masih banyak warga yang belum memiliki tempat tingal yang layak. Semoga makin banyak orang yang terketuk hatinya sudi bergabung dengan HFH Indonesia untuk membangun rumah dan membangun harapan.”
Finally the strategy that is chosen by HFH Indonesia is to build houses for the cold lava disaster victims who suffered the most severe impact. As well as elderly, families with small children (toddlers) and people with disabilities but also families who are considered active and have contributed positive actions to the society of Jogoydan. “We prioritize them first because if they already have a home, the development for the other citizens will be smooth,” Firdaus said. Firdaus joined up with HFH Indonesia due to a sense of concern when seeing the society of Jogoyudan. “HFH Indonesia is willing to sacrifice for us, I do not want to stand idly and just watch.” Firdaus confessed. Firdaus also joined and became the local committee in Jogoydan that really helped HFH Indonesia in disseminating the program of HFH Indonesia. Being a committee is a work full of sacrifice, time and energy. Firdaus have to divide his time between shared services with HFH Indonesia and his family. However his family is very understanding, because what is being done by Firdaus is for the good and progress of the society of Jogoyudan. HFH Indonesia together with the residents coordinated by Firdaus work together to buid houses and in the end built 90 houses. In addition, also built facilities for residents such as public bathrooms. Construction of public bathrooms is urgent and must be done, because it is a facility, which carries on environmental health. Residents who lost their bathrooms find it difficult to shower, wash and defecate. HFH Indonesia is an organization that is quick to respond and provide assistance. “HFH Indonesia was the first to give assistance to Jogoydan. HFH Indonesia moves quickly to establish a common bathroom, so that the residence who lost their homes are not confused,” Firdaus reckoned. Thanks to Firdaus’s persistent help in disseminating the programs of HFH Indonesia and also coordinating all of the citizens, Jogoyudan village is now better. Firdaus is tireless in building Jogoyudan. After all the houses and public baths are owned by residents, their next step is to create environmental facilities, access to garbage cans, access to clean water, rain water treatment, construction of Early childhood education, and rehabilitation RW centers.
13
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Berkat kegigihan Roldy yang selalu aktif dalam mensosialisasikan program-program HFH Indonesia serta mengkoordinasi semua warga, kampung Jogoyudan kini menjadi lebih baik. Roldy tidak kenal lelah dalam membangun Jogoyudan. Setelah rumah dan kamar mandi umum dimiilki warga, dilanjutkan dengan perbaikan fasilitas lingkungan, dengan diadakan bak sampah, akses untuk air bersih, pengolahan air hujan, pembangunan PAUD, dan rehabilitasi balai RW. Kemajuan yang dicapai kampung Jogoyudan saat ini tidak lepas dari peran HFH Indonesia yang bekerjasama dengan warga. Sosok Roldy juga memiliki peran penting dibalik suksesnya program HFH Indonesia di Jogoyudan, Yogyakarta. HFH Indonesia tidak sekedar memberikan bantuan fisik melainkan juga membangun masyarakat. Wajah Roldy tampak gembira ketika dia mengucapkan “Terimakasih kepada HFH Indonesia yang sudah membangun warga Jogoyudan selama 5 tahun ini. Juga bagi perusahaan maupun pribadi yang melalui kerjasama dengan HFH Indonesia telah mengubah mengubah kehidupan kami menjadi lebih baik. Di tempat lain masih banyak warga yang belum memiliki tempat tingal yang layak. Semoga makin banyak orang yang terketuk hatinya sudi bergabung dengan HFH Indonesia untuk membangun rumah dan membangun harapan.”
H Rumah dan Karyaku A oleh Agustinus Kurniawan & Dwi Agustanti royek Habitat for Humanity (HFH) Indonesia di B Jogoyudan, Yogyakarta, menjadi salah satu kisah yang kami angkat kali ini. Dukungan kepada home I partner dalam mendirikan rumah juga telah berhasil menopang keluarga dan P harapannya. Dwi Agustanti selaku Manager HFH Indonesia A Branch wilayah Yogyakarta telah mengunjungi rumah Saimun di R tepi Kali Code, dan menggali kisah lebih dalam untuk kami T sajikan kepada rekan-rekan. Saat dikunjungi HFH Indonesia, Pak tengah sibuk memN buatSaimun pigura dari bahan kertas dan bekas. Usaha sederhana yang E kado sudah sekian lama ditekuninya ini, menjadi satu-satunya cara Pak Saimun dalam meR nafkahi istri dan kedua anaknya. Beliau mengaku mem-
P
pelajari cara membuat pigura secara otodidak sejak tahun 2008, kala itu anak pertamanya baru saja lahir. Ia merasa belum mampu mengerjakan hasil karya yang lain, karena khawatir tidak mampu bersaing di pasaran. “Pigura yang kecil berukuran 12 x 9,5 cm, harganya
14
Progress achieved by Jogoyudan village today cannot be separated from the role of HFH Indonesia who collaborated with the citizens. Firdaus’s figure also had an important role behind the success of the HFH Indonesia program in Jogoyudan, Yogyakarta. HFH Indonesia not only to provide physical assistance but to also build for the community. Firdaus’s face looked happy when he said “Thanks to HFH Indonesia who has built the Jogoyudan residents for the pass 5 years. Also to the private companies who have cooperated with HFH Indonesia and changed our lives for the better. In other place there are still many people who do not have a suitable place to live. Hopefully more and more people are willing to join HFH Indonesia to build homes and to build hope.
My Home and My Work by Agustinus Kurniawan & Dwi Agustanti
T
he project by Habitat for Humanity (HFH) Indonesia in Jogoyudan, Yogyakarta, became one of the stories that we adopt this time. The support to our home partner in building up the houses has been successful in supporting the families and their hopes. Dwi Agustanti as the Branch Manager of HFH Indonesia in Yogyakarta, has visit Saimun’s home in the edge of the Code River and dug deeper into the story to present to our colleagues. When visited by HFH Indonesia, Saimun was busy making frames from old wrapping paper and used materials. His simple effort, that have been practiced for a long time has been the only way Saimun knows how to support his wife and two children. Saimun confessed that he learned to make the frame by himself since 2008, at the time his first child was just born. He felt as if he is not able to do other forms of work due to the fear of not being able to compete in the market.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
“Pigura yang kecil berukuran 12 x 9,5 cm, harganya Rp.2000. Sedangkan yang berukuran 21 x 12 cm, saya jual Rp. 5000, menjadi lebih mahal karena tempat foto nya dua buah,” kata Pak Saimun dengan ramah. Ia menjual dengan cara menitipkannya di berbagai toko swalayan di kota pelajar. Dalam satu bulan ia mampu memasok sekitar 50 pigura ke 10 toko swalayan yang berlokasi di Kotamadya Yogjayakarta. Jarak sejauh 10 kilometer ia capai dengan menggunakan sepeda kumbang tua yang sudah menemaninya selama satu dasawarsa. Hasil penjualan pigura yang naik turun seperti gelombang di lautan, bukan menjadi satu-satunya aral melintang saat mencari nafkah. Kondisi tempatnya berteduh juga menjadi sebuah kendala. Rumahnya belum pernah diperbaiki selama bertahun-tahun, sehingga saluran pembuangan kerap bocor. “Pipa yang terletak di tengah ruangan sudah lama bocor. Jika hujan datang dan kami tidak berada di rumah, maka kertas dan pigura menjadi basah sehingga tidak dapat dipakai lagi,” ujarnya. Sekitar Bulan November 2014,HFH Indonesia datang ke rumah Pak Saimun. Awalnya ia nampak sedikit bingung, namun setelah mendapat penjelasan telah terpilih menjadi home partner HFH Indonesia, membuatnya senang sekaligus bersyukur. Tuhan rupanya tidak tidur. Tuhan telah mendengar dan mengabulkan doa-doanya. Tuhan hadir melalui HFH Indonesia. Dalam waktu satu bulan, rumah kumuh yang reyot dan berlubang, berubah menjadi rumah layak huni yang kokoh dan bersih. Di akhir tahun 2014, untuk pertama kalinya, Pak Saimun tidak lagi sibuk menyiagakan ember-ember saat hujan mendera genting rumahnya. Rumah yang mengganggu pikirannya telah berubah menjadi euphoria di penghujung tahun. “Bisa dilihat bahwa rumah kami tidak lagi bocor, hujan yang turun di malam hari kini membuat kami tidur lebih lelap,” jawabnya sambil tersenyum. HFH Indonesia tidak sekedar membangun rumah. Sekarang Pak Saimun semakin gembira dalam menjalani kehidupannya. Persoalan rumah tidak lagi menghantuinya. Sekarang ia bisa bekerja lebih giat. Pigura dari kertas yang ia buat makin banyak dan tidak lagi takut untuk basah dan hancur karena terkena tetesan air hujan. Rumah yang kokoh, nyaman dan sehat menjadikan hidup Pak Saimun makin baik. Senyumnya makin merekah untuk menyambut masa depan. Masih banyak Pak Saimun lain di sekitar kita. Bahkan mungkin tidak jauh dari kita. Mari bersama Habitat for Humanity Indonesia membantu Pak Saimun-Pak Saimun lain di negeri tercinta ini. Membangun rumah adalah membangun harapan dan kehidupan.
“The small frame that is 12 x 9,5 cm is priced Rp.2000. Meanwhile the frame that is 21 x 12 cm, is sold for Rp.5000, it is more expensive because you can put two pictures inside,” Saimun smiled. Saimun sold his frames by entrusting them to various supermarkets located in college towns. In a month he is able to supply about 50 frames to 10 supermarkets in Kotamadya, Yogjayakarta. A distance of 10 kilometers he traveled by using an old bicycle that has accompanied him for a decade. The proceeds from the sales of the frames keeps going up and down like the wave in the ocean, but it is not the only obstacle in the way of making a living. The condition of their home is also an obstacle. The house has never been repaired for years therefore the sewer vent often leaks. “ The pipe that is located in the main room has been leaking for a long time. When it rains and we are not home, the paper and the frames become wet so that we can’t use them anymore,” Saimun explained. Around the month of November 2014, HFH Indonesia came to Saimun’s house. At first he seemed confused but then after obtaining information about being chosen as a home partner for HFH Indonesia, he became very happy and grateful. God apparently never sleeps. God has heard saimun’s prayers and granted it. God is present through HFH Indonesia. Within a month the house that was rundown, rickety and hollow is now a house that is suitable, sturdy and clean. In the end of 2014 for the first time, Saimun no longer has to prepare buckets when rain lashed the roof of their home. The house that was a burden to him has turned into euphoria at the end of the year. “You can see that our house is no longer leaking, the rain falling at night now helps us to sleep more soundly,” Saimun smiled. HFH Indonesia does not only build houses. Nowadays Saimun is more delighted in living life. The problems about the house now longer burden him. This time Saimun can work more diligently. Saimun now makes more paper frames and is no longer afraid about his frames getting wet and ruined by the rain. The house that is strong, comfortable and healthy makes Saimun’s life so much better. His smile is wider when welcoming the future. There are still many other people like Saimun around us. Probably not that far from us. Together with Habitat for Humanity Indonesia, lets help other people like Saimun in our beloved country. Building a house is to build hope and life.
15
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
H A B I F L E C T I O N
16
Refleksi Hari Lingkungan oleh Agusthinus
"O
ur environment, the world in which we live and work, is a mirror of our attitudes and expectations,” kalimat ini adalah salah satu ungkapan yang dibuat oleh Earl Nightingale, seorang penyiar radio, motivator dan penulis asal negeri Paman Sam. Bila ditelisik dari biografinya, pria yang lahir tanggal 12 Maret 1921 ini, bukanlah seseorang yang mendominasi waktunya dengan kegiatan berbau lingkungan hidup, pada waktu itu Bumi masih berada dalam kondisi yang lebih baik. Namun rasanya ungkapan ini cocok untuk digunakan dalam rangka menyambut World Environment Day. United Nation Environment Programme (UNEP) menetapkan 5 Juni sebagai hari lingkungan, untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya melakukan aksi-aksi untuk melindungi bumi dan lingkungannya. Iklim tengah berubah, peningkatan suhu Bumi tengah berlanjut, sementara jumlah spesies bersama habitatnya terus menyusut. Manusia, tumbuhan, binatang, dan lingkungan adalah suatu mata rantai yang saling mempe-ngaruhi. Bagaimanapun kebutuhan akan pangan masih berada di urutan teratas. Gelombang panas yang terjadi di India selama bulan April hingga Mei kemarin telah menewaskan lebih dari 1000 orang, dengan suhu udara di beberapa wilayah sudah mendekati angka 50 derajat Celcius. Penduduk setempat terlihat memborong buah-buahan seperti semangka, memadati pusat perbelanjaan yang dilengkapi pendingin udara, sementara sumber air seperti air mancur dipenuhi manusia. Lalu bagaimana dengan efek perubahan iklim di negara empat musim? Januari tahun 2014 lalu, Amerika Serikat mengalami musim dingin ekstrem. BBC melaporkan bahwa suhu di Amerika Serikat bisa terasa hingga -50 derajat celsius dengan pengaruh angin. Soo Keith, warga yang tinggal di Raleigh, Atlanta menceritakan kepada kantor berita Associated Press kegagalannya mengemudi di tengah jalan yang terbenam salju dan es. Dalam beberapa jam ia hanya mampu menempuh jarak dua mil dan selanjutnya memilih berjalan kaki menuju rumahnya. Keith mengatakan butuh empat jam untuk sampai ke rumah dalam keadaan beku. "Wajah saya beku, kaca mata beku, rambut pun beku seluruhnya," katanya. Pasokan barang kebutuhan sehari-hari, termasuk susu, kosong akibat badai di Georgia. "Saya mengerti cara menyetir di tengah salju. Tapi badai datang tiba-tiba dan semua orang meninggalkan kantor dalam waktu bersamaan."
Reflection of Environment Day by Agusthinus
"O
ur environment, the world in which we live and work, is a mirror of our attitudes and expectation,” This sentence is an expressions made by Earl Nightingale, a radio announcer, motivator and author of Uncle Sam's country. When examined from his biography, the man who was born on March 12, 1921 is not someone who dominates his time with activities related to the environment; at that time the Earth is still in good condition. But this expression seems suitable in order to welcome the World Environment Day. United Nation Environment Program (UNEP) acknowledges June 5th as the Environment Day, to help increase global awareness to the importance of actions to protect the Earth and its environment. The climate is changing, an ongoing increase in the Earth's temperature, while the number of species along with their habitat continues to shrink, Humans, plants, animals, and the environment are affecting each other. However the need for food is still at the top. The heat wave in India that occurred during the month of April to May has killed more than 1,000 people, with temperatures in certain areas reaching 50 degrees Celsius. Locals buy up fruits such as watermelons; crowded shopping center equipped with air conditioning, while the source of water like a fountain are filled with people. And what about the effects of climate change in countries with four seasons? This passing January 2014, United States experienced extreme winter. BBC reported that the temperature in the United States dropped all the way to -50 degrees Celsius with the wind effect. Soo Keith, a man who lives in Raleigh, Atlanta told the Associated Press that he can’t drive on the road, which is covered by snow and ice. After a few hours he was only able to cover a distance of two miles and then choose to walk home. Keith said it took him four hours to get home in a frozen state. “My face was frozen, my glasses was froze, my hair entirely frozen.” he complained, “I know how to drive in the snow. But a storm came suddenly and everyone leaves the office at the same time.” Meteorologists from Bandung Institute of Technology (ITB), Armi Susandi, say, a phenomenon summer and winter extremes in the world are evidence of climate change. “The real impact of climate change in the subtropical region that we see this time is temperature. The existence of climate change is causing extreme winter and summer,” Susandi explained.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Pakar meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Army Susandi, mengatakan, fenomena musim panas dan dingin ekstrem di dunia merupakan bukti perubahan iklim. "Dampak perubahan iklim yang nyata di wilayah subtropis yang kita lihat kali ini adalah suhu. Adanya perubahan iklim menyebabkan musim dingin dan panas yang ekstrem," katanya. Jika perubahan iklim menyebabkan suhu ekstrem di wilayah subtropis, apa yang mungkin terjadi pada wilayah Indonesia? Army menjelaskan, "dampak perubahan iklim di wilayah Indonesia adalah anomali curah hujan, bisa sangat besar, panjang atau sebaliknya." Bayangkan bila bencana yang terjadi di India meluas ke negara tropis lain. Bila penduduk yang tinggal di rumah layak huni saja demikian menderita, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang masih tinggal di pemukiman kumuh? Lalu apa hal sederhana yang sudah dilakukan untuk melawan fenomena ini? Parlemen Norwegia awal Juni 2015 ini baru saja menyetujui sebuah langkah untuk mengurangi dampak dari penggunaan batu bara bagi lingkungan. Mereka akan menginvestasikan dana pemerintah hanya pada perusahaanperusahaan yang bersedia menekan penggunaan batu bara hingga 30% dari total penggunaan energi. Hal ini merupakan langkah maju mengingat tidak semua politisi memilih lingkungan hidup ketimbang partai. Langkah serupa diambil oleh pemerintahan Barrack Obama yang berencana mengeluarkan aturan baru guna mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan pesawat terbang, setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengaitkan keberadaan maskapai-maskapai dengan global warming. Selanjutnya, apa yang bisa dilakukan oleh kita sebagai individu? Kesibukan dan tanggung jawab rutin, mungkin mengurangi effort kita terhadap masalah ini. Internet menyediakan sekian banyak tips yang bisa dipraktekkan. Bila Anda bingung darimana memulainya, mungkin kita bisa mendengarkan apa yang pernah disampaikan oleh Michael Jackson, “I'm starting with the man in the mirror, I'm asking him to change his ways, and no message could have been any clearer, if you want to make the world a better place, take a look at yourself, and then make a change.” Selain mendengarkan seruan dari Michael Jackson mari juga dengarkan suara dari dalam hati, yakni hati nurani kita. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna kita dikaruniai hati nurani. Ketika kita membiarkan ini semua berlanjut, berarti kita tealh mengabaikan jeritan hati nurani kita. Mata dan telinga kita telah melihat begitu besarnya efek dari global warming, akan tetapi apabila perilaku kita terhadap lingkungan tidak ada perubahan tentunya akan semakin memperburuk kondisi kerusakan lingkungan kita. Lebih lanjut pembiaran ini akan semakin berdampak pada penderitaan saudara-
If climate change causes extreme temperatures in the subtropical region, what might occur in parts of Indonesia? “The impact of climate change in Indonesia is the anomalous rainfall, that can be very large, long or otherwise.” Imagine if a disaster that happened in India spread to other tropical countries. When people living in inhabitable houses are already suffering, how about our brothers who still live in slums? So what simple things that have been done to fight this phenomenon? The Norwegian Parliament this early June of 2015 has just approved a measure to reduce the impact of the use of coal for the environment. They’re going to invest government funds only to companies that are willing to suppress the use of coal up to 30% of total energy use. This is a step forward considering that not all politicians are choosing to help the environment. A similar step was taken by the administration of Barack Obama who is planning to issue a new regulation to reduce CO2 emissions produced by aircraft, after the Environmental Protection Agency (EPA) to associate the existence of the airlines with global warming. What can we do as individuals? Our busy schedules and responsibilities may reduce the effort to help with this problem. The Internet provides many tips that can be practiced. If you are confused where to start, maybe we could listen to what was said by Michael Jackson, “ I'm starting with the man in the mirror, I'm asking him to change his ways, and no message could have been any clearer, if you want to make the world a better place, take a look at yourself, and then make a change” In addition to listening to Michael Jackson let's also hear the voice of our heart, which is our conscience. As created beings that are given a conscience, when we let it all ignore everything, it means that we have ignored the screams of our conscience. Our eyes and ears have seen the effects of global warming, but if our behavior when it comes to the environment doesn’t change then we will just further exacerbate the damage to our environment. Furthermore, this omission will increase the impact of suffering of our brothers who are live in the slums without suitable houses. For that, let us listen to our conscience to change, also to improve nature and get involved in the alleviation of our brothers and sisters who are still living in unsuitable houses. Changes will not happen if we only say it or think it. The changes will appear when there is action, especially from ourselves.
17
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
saudara kita yang masih berpenghasilan rendah dan hanya tinggal di daerah kumuh dengan rumah yang tidak layak huni. Untuk itu, mari kita mendengarkan hati nurani kita untuk melakukan perubahan, turut menyerukan perbaikan alam dan terlibat dalam pengentasan saudara-saudara kita yang masih bertempat di rumah tidak layak huni. Perubahan tidak akan terjadi bila hanya di pikiran dan kata-kata. Namun perubahan akan muncul bila ada tindakan, terlebih dari diri kita sendiri.
H A B I N I O N
18
Menghidupkan Kesadaran Lingkungan
Live Up The Environmental Awareness
by Punjung Widodo
by Punjung Widodo
S
E
etiap tanggal 5 Juni warga dunia memeringati hari lingkugan hidup. Momen ini diharapkan bukan sekedar peringatan dan lewat begitu saja, melainkan menghadirkan kesadaran ekologis di tengah kekawatiran dunia terhadap global warming. Dunia lewat PBB, pemerintah serta berbagai macam organisasi lingkungan hidup tak henti-hentinya meneriakkan save the world. Bumi perlu diselamatkan, sebab bumi saat ini semakin tak teratur dan kacau-balau. Bencana alam, banyak penyakit baru yang mucul, alam semakin rusak dan iklim telah berganti adalah bagian dari bumi saat ini. Kekacauan iklim dan ketidakseimbangan ekologis ini tak lepas dari peran manusia. Keserakahan serta kerakusan manusia yang semakin menggila menjadikan bumi semakin menderita. Pola hidup materialisme dan konsumerisme semakin banyak digandrungi. Pola ini secara tidak sadar ternyata membawa dampak yang buruk terhadap lingkungan. Perilaku manusia yang sangat suka belanja dan konsumtif menggenjot produsen untuk meningkatkan produksinya. Alhasil produsen pun berupaya semaksimal mungkin untuk mengeruk keuntungan dan banyak yang akhirnya mengabaikan keseimbangan ekologis. Pabrik tiada hentinya mengepulkan asap, kedaraan semakin padat, sumber daya alam semakin dikeruk tanpa memikirkan untuk pemulihannya. Dalam lingkup yang lebih kecil, masyarakat masih kurang sadar akan kebersihan lingkungan. Sungai-sungai di kota masih banyak tumpukan sampah dan lumpur. Sampah bertebaran dimana-mana. Rumah kumuh dan sempit menjadi pemandangan umum di kota-kota. Sementara itu, di desa-desa kerap terjadi kekeringan, gagal panen, tanah longsor, dll.
very June 5 the citizens of the world celebrate the Environment Day. This moment is expected not to just give warnings that will be forgotten, but to bring awareness of ecological concerns in the world against global warming. World through the UN, the government and various environmental organizations ceaselessly chanted save the world. The Earth needs to be rescued, because the earth is now a mess. Natural disasters, many new diseases emerging, increasingly corrupted nature and the climate changed that occurred in different parts of the earth. Climate chaos and the ecological imbalance are not separated from the role of humans. Human greed made the earth suffer even more. This pattern unconsciously creates bad impact on the environment. Human behavior such as shopping and boost consumer manufacturers to increase production. As a result the producers were trying to do everything possible to make profits and many end up ignoring the ecological balance. Factory incessantly produce smoke, we constantly exploited natural resources without any thought for his recovery. In a smaller scope, society still less conscious of cleanliness of the environment. The rivers in the city are covered in piles of garbage and mud, lots of garbage everywhere. Houses are becoming narrow. Meanwhile, in the villages there are frequent drought, crop failure, landslides, etc.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
Semua telah terjadi, namun tidak boleh dibiarkan begitu saja. Untuk itu diperlukan sebuah perangkat untuk mengantisipasi. Perangkat tersebut adalah kesadaran ekologis. Kesadaran ekologis adalah sebuah sikap yang menjiwai gerak dan langkah manusia dalam melihat, memerlakukan, serta memberdayakan lingkungan. Jadi kemanapun manusia melangkah dan bertindak, ia harus sadar untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan. Hal pertama yang ditekankan adalah kesadaran. Kesadaran akan rusaknya lingkungan, kesadaran bahwa anak-cucu kita juga butuh kehidupan, kesadaran bahwa sumber daya alam akan habis bila manusia itu serakah. Apabila kita telah memiliki kesadaran yang demikian, niscaya akan terbentuk sikap yang selalu berupaya untuk menjaga serta melestarikan lingkungan. Ketika manusia itu sadar, berarti ia menggunakan akal budinya dalam menentukan sikap dan tindakan. Hal ini sudah digagas oleh filsuf Rene Decartes dengan adagium agungnya “Cogito Ergo Sum” I think, therefore I am, saya berpikir maka saya ada. Ketika manusia mampu menggunakan akal budinya maka ia akan dibawa pada kesadaran akan eksistensinya. Kesadaran inilah yang akan membawa pada tindakan yang bijaksana dan bertanggungjawab. Setelah memiliki kesadaran, barulah kita mengarah pada ekologis. Istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel ini mengacu pada kesatuan antara manusia dengan makhluk lain yang saling membutuhkan dalam sebuah kesatuan. Manusia sebagai bagian dari sistem organisme alam ini harus mampu menjaga keseim-bangan. Melalui keseimbangan akan terwujud sebuah keharmonisan. Kita harus sadar bahwa nafas kehidupan generasi mendatang ada ditangan kita. Apakah kita ingin anak-cucu kita menderita karena ulah kita. Untuk itu, berangkat dari kesadaran ekologis, kita mengubah sikap kita. Kerakusan, keserakahan dan ketamakan kita hancurkan dan kita bangun keseimbangan relasi antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam.
All have happened, but should not go unpunished. We required a device to anticipate. The device is ecological awareness. Ecological awareness is an attitude that animates human movements, we must be aware of to protect and save the environment. The first thing that is emphasized is consciousness. Awareness of environmental damage, the awareness that our children also need a life, awareness that natural resources will be exhausted when we are being greedy. If we have such awareness, we will have an undoubtedly attitude that strives to protect and preserve the environment. When we are conscious, it means that we use will use our intellect in determining attitudes and actions. This has been initiated by the philosopher Rene Descartes with his great adage "Cogito Ergo Sum" I think, therefore I am, I think therefore I am. When a man is able to use his mind then he will be brought to the awareness of its existence. When a man is able to use his mind then he will be aware of its existence. This awareness will lead to action that will make him wise and responsible.
19
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
H A B I T I P S
Pemakaian air yang bijaksana untuk penghematan air
Wise use of water for saving water
oleh Punjung Widodo
by Punjung Widodo
• Mandi:
Persingkat waktu mandi anda. Usahakan tidak lebih dari lima menit. Basahi tubuh secukupnya sebelum menggunakan sabun / shampo kemudian bilas dengan air secukupnya hingga bersih. Bila menggunakan pancuran air akan lebih hemat.
• Mencuci tangan:
Nyalakan air atau sediakan air di gayung secukupnya untuk membasahi tangan, matikan saat anda memakai sabun, kemudian nyalakan lagi / pakai air dalam gayung untuk membilas. Dengan cara ini, anda akan menghemat air dan sabun.
• Keran Bocor:
Perbaiki keran air yang bocor. Satu keran yang bocor dapat membuat kehilangan 75 liter air/hari
• Menggosok Gigi:
Mematikan keran air ketika anda menggosok gigi akan menghemat air 25 galon dalam sebulan.
• Mencuci Kendaraan:
Hindari mencuci kendaraan dengan mempergunakan selang yang terus mengalir. Tampung air dalam ember untuk mencuci kendaraan dan hanya pergunakan air selang untuk membilas. Usahakan mencuci di permukaan tanah terbuka sehingga air dapat terserap kembali kedalam tanah
• Merawat Tanaman:
Siram tanaman anda di pagi hari atau menjelang malam untuk mengurangi penguapan air.
• Mencuci Sayur dan Buah:
Cuci sayuran dan buah-buahan dalam mangkuk/ ember besar, memboroskan air bila mencucinya dengan air keran yang mengalir. Limbah air tersebut jangan dibuang tetapi manfaatkan untuk seperti menyiram tanaman di sekitar rumah.
20
• Showering: Shorten your shower time. Try not to shower more than five minutes. Wet your body sufficiently before using the soap / shampoo and then rinse with water until clean. When using the shower it will be more efficient. • Washing your Hands: Turn on the water or use a water scoop, just enough to wet hands, turn off when you use soap, then turn it on again / use water to rinse the inside scoop. This way, you'll save water and soap. • Leaked Faucets: Fix leaky water faucet. One leaking tap can make lose 75 liters of water / day. • Brushing your Teeth: Turn off the water faucet when you brush your teeth and you will save 25 gallons of water a month. • Washing your Car: Avoid washing the vehicle by using a hose that continues to flow. Collect water in a bucket for washing vehicles and only use hose water to rinse. Try to wash on an open ground so that water can be absorbed back into the soil. • Watering your Garden: Water your plants in the morning or late in the evening to reduce evaporation of water. • Washing Fruits and Vegetables: Wash vegetables and fruit in a bowl or a large bucket, you will be wasting water when washing it in on a tap with flowing water. Do not discard the used water because it can be used to water plants around the house.
H A B I TA L K ! J U N E 2 0 1 5
VOLUNTEER SCHEDULE JAKARTA BRANCH
No.
Date
Activity (Construction Works)
Volunteer
TOTO 6 June '15 Tunas Muda School 11 June '15 Bina Bangsa School 13 June '15 Ibu Ika 13 June '15 July '15 Raffles International School
Foundation
Walling
1 25 1 23 1 2
Painting
1
Venue
1 Mauk Sentul Sentul Mauk
1
1
other activity
ADS
21