Judul : Desain Interior Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dengan Nuansa Bermain di Alam Hutan
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Desain Interior yang berjudul “Desain Interior Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dengan Nuansa Bermain di Alam Hutan.” Tugas akhir ini merupakan prasyarat bagi mahasiswa tingkat sarjana yang akan menyelesaikan program strata satu (S1) pada Jurusan Desain Produk Industri, Bidang Studi Desain
Interior
Institut
Teknologi
Sepuluh Nopember
Surabaya (ITS). Adapun maksud dari Tugas Akhir adalah bagaimana untuk menciptakan sebuah desain interior sekolah playgroup dan Taman Kanak-kanak yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak. Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyaknya kekurangan dikarenakan terbatasnya waktu dan kemampuan. Oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran membangun terhadap Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Atas bantuan dan dukungan semua pihak, penulis menyampaikan terima kasih.
Surabaya, 04 Februari 2013
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Laporan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk dan menguatkan hati saya dalam setiap keputusan yang saya ambil. 2. Mama dan Bapak selaku orang tua yang selalu memberikan dukungan secara moral dan spiritual dan selalu berbesar hati menghadapi perubahan suasana hati saya selama beberapa semester dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 3. Frieda Wulandari dan Bayu Ajie yang senantiasa mendukung untuk segera menyelesaikan studi saya. 4. Arif Rokhman yang selama masa studi senantiasa membantu dalam banyak hal, terutama dalam hal menggambar teknik. Terima kasih sudah selalu memberi saya semangat. 5. Bapak Dr. Mahendra Wardhana, ST,MT. Selaku dosen pembimbing.
Terima
kasih
atas
bimbingan
dan
kesabarannya dalam membimbing saya selama beberapa semester dan selalu merepotkan bapak. 6. Bapak Thomas dan Ibu Weny selaku dosen penguji, terima kasih atas segala masukan yang mungkin beberapa masih belum bisa saya terapkan.
7. Ibu Anggri, selaku koordinator Tugas Akhir yang selalu sabar mencari saya di setiap semester. 8. Ibu Yuanita, selaku Kepala Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik. 9. Teman-teman seperjuangan yang telah menyelesaikan studinya
mendahului
saya
dan
masih
memberikan
semangat kepada saya. 10.Teman – teman seperjuangan semester ini yang masih harus menyelesaikan Tugas Akhirnya di semester depan. 11.Dan semua pihak yan telah membantu saya menyelesaikan Tugas Akhir ini, terima kasih banyak.
DESAIN INTERIOR SEKOLAH PLAYGROUP DAN TAMAN KANAK – KANAK MUSLIMAT NU 179 PELANGI GRESIK DENGAN NUANSA BERMAIN DI ALAM HUTAN Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: Halsalina Rizkiani : 3407100006 : Desain Produk Industri FTSP ITS : Dr.Mahendra Wardhana, ST. MT.
ABSTRAK Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah momen penting bagi seorang anak sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotorik, kognitif maupun sosialnya. Salah satu diantaranya adalah sekolah playgroup dan taman kanak-kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik. Sekolah yang berada di kota Gresik ini akan dioptimalkan melalui rancangan interior untuk mendukung perkembangan anak usia dini. Lingkungan alam merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengembangan proses pendidikan anak usia dini. Konsep pendidikan berbasis alam dapat membantu mengembangkan kepekaan, kepedulian anak terhadap berbagai kondisi lingkungan alam. Kegiatan ini sekaligus mendukung salah satu kecerdasan anak diantaranya kecerdasan naturalis. Kecerdasan naturalis memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap lingkungan alam. Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pada masa pertumbuhan anak, nilai-nilai naturalis sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak-anak. Sebagaimana yang diketahui, isu lingkungan hidup yang terhangat adalah adanya global warming sebagai akibat banyaknya hutan-hutan yang telah rusak. Sebelum pemanasan bumi semakin tidak terkendali, ada baiknya perlu diperkenalkan tentang pentingnya menjaga alam,khususnya hutan kepada anak. Dalam Laporan Tugas Akhir ini, perumusan metodologi yang disusun untuk mendapatkan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengambilan data langsung diantaranya observasi lapangan, data eksisting bangunan, wawancara dengan kepala sekolah dan staff guru sebagai tujuan desain yang diinginkan, dan foto-foto eksisting ruangan serta data-data pembanding. Data sekunder berupa studi pustaka dimana data didapat dari buku-buku mengenai psikologi anak, majalah-majalah maupun informasi dari internet yang memuat artikel-artikel mengenai taman kanak-kanak maupun desain bernuansa bermain di alam hutan. Dari tahapan metodologi akan didapatkan data yang sesuai dengan konsep, kebutuhan dasar ruang maupun aturan baku kemanan dan kenyamanan dalam elemen interior bernuansa bermain di alam hutan yang disesuaikan dengn kurikulum belajar anak di sekolah. Sebuah nuansa belajar yang baru pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik diharapkan mampu mengoptimalkan program belajar di sekolah guna meningkatkan kecerdasan naturalis anak khususnya.Dengan didukung fasilitas-fasilitas yang baik dan adanya konsep elemen pembentuk ruang yang sesuai dengan tema nuansa bermain di alam hutan, Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dapat hadir dengan image yang lebih baik lagi di mata masyarakat sekitar. Kata Kunci :
Kanak
Bermain, Hutan, Kecerdasan Naturalis, Playgroup,Taman Kanak-
i
INTERIOR DESIGN SCHOOL AND NURSERY PLAYGROUP OF MUSLIMAT NU 179 PELANGI GRESIK WITH PLAY IN NATURAL FOREST ATMOSPHERE Student Name NRP Departement Lecturer
: : : :
Halsalina Rizkiani 3407100006 Industrial Product Design-FTSP, ITS Dr. Mahendra Wardhana, ST.MT
ABSTRACTION Early childhood is a period of gold (golden age) for the development of children, to the educational process. This period is critical for a child as a stimulus to the development of personality, psychomotor, cognitive and social development. One of them is the school playgroup and kindergarten Muslimat NU 179 Rainbow Gresik. Schools in the town of Gresik will be optimized through interior design to support early childhood development. The natural environtment is one of the most important components in the development process of early childhood education. The concept of nature-based education can help develop sensitivity, awareness of children to a variety of natural environmental conditions. This activity also supports one child whom the naturalist intelligence. Naturalist intelligence includes the ability of a child to be sensitive to the natural environtmen. Naturalist intelligence needs to be taugt and inculcated from an early age. On the growth of children, naturalist values very effectively absorbed and applied by children. As is known, the hottest environmental issue is the exictence of global warming as a result of the many forests that have been damaged. Before heating the Earth is getting out of control, it’s good to be introduced on the importance of maintaining natural forests especially to children. In this final report, the formulation of a structured methodology to obtain data in the form of primary data and secondary data. Primary data in the form of direct data collection including field observations, existing data structure, an interview with the principal and staff of the teacher as the desired design goals, and photographs of the the existing space and data comparison. Secondary data in the form of literature in which the data obtained from books on child psychology, magazines or other information from the internet that contains articles about kindergarten and atmosphere design play in the woods. From the stages of the methodology we will get the data in accordance with the concept, basic rule space and security and comfort in the element interiors play in natural forests are geared to children’s learning in the school curriculum. A new study atmosphere in pplaygroup and nursery school kindergarten Muslimat NU 179 Pelangi Gresik is expected to optimize the learning program at the school in order to improve the intelligence of the child naturalist especially. With supported facilities are good and the concept of space forming elements that fit the theme shades play in natural forest atmosphere, Muslimat NU 179 Pelangi Gresik can present a better image in the eyes of society.
Keywords : Play, Forest, Naturalist Intelligence, Playgroup, Nursery Schools
i
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAKSI .......................................................................i ABSTRACT .........................................................................iii DAFTAR ISI ........................................................................v DAFTAR GAMBAR ...........................................................ix DAFTAR FOTO ..................................................................xi DAFTAR SKEMA ...............................................................xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1 1.1.2. Latar Belakang Pemilihan Judul ........................ 4 1.1.3. Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ..................... 5 1.2. Pengertian Judul .............................................................. 6 1.2.1. Definisi Desain Interior ................................... 6 1.2.2. Definisi Playgroup ........................................... 7 1.2.3. Definisi Taman Kanak – Kanak ...................... 8 1.2.4. Definisi Nuansa Alam ..................................... 8 1.2.5. Definisi Bermain ............................................. 8 1.2.6. Definisi Hutan ................................................. 9 1.3. Manfaat dan Tujuan ......................................................... 9 1.3.1. Tujuan ............................................................ 9 1.3.2. Manfaat .......................................................... 9 1.4. Permasalahan .................................................................. 11 1.4.1. Identifikasi Masalah ........................................ 11 1.4.2. Batasan Masalah .............................................. 11 1.4.3. Rumusan Masalah ........................................... 12 1.5. Ruang Lingkup ................................................................ 13 1.6. Metodologi Penelitian ...................................................... 14 1.6.1. Metode Pengumpulan Data ............................. 14 1.6.2. Metode Analisis Data ..................................... 15 v
BAB II STUDI PUSTAKA DAN EKSISTING 2.1. Tinjauan Tentang Anak .................................................. 17 2.1.1. Definisi Anak Usia Dini ....................................... 22 2.1.2. Ciri-ciri Anak Usia Dini ...................................... 22 2.1.3. Kebutuhan Psikologis Anak Pra Sekolah di Lingkungan Sekolah ............................................ 28 2.1.4. Kegiatan Belajar Playgroup ................................. 30 2.2. Tinjauan Tentang Taman Kanak-Kanak ......................... 31 2.2.1. Pengertian Taman Kanak-Kanak ......................... 32 2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan di Taman KanakKanak .................................................................. 33 2.2.3. Program Pengajaran ............................................. 35 2.2.4. Lama Program ..................................................... 35 2.2.5. Tenaga Pengajar .................................................. 36 2.3. Masa Kanak – Kanak ..................................................... 37 2.3.1. Perkembangan Anak ............................................ 38 2.4. Jenis – Jenis Belajar ....................................................... 38 2.4.1. Kognitif ............................................................... 39 2.4.2. Afektif ................................................................. 40 2.5. Tinjauan Terhadap Kurikulum Taman Kanak-Kanak ..... 43 2.6. Tinjauan Metode Belajar pada Taman Kanak-Kanak ..... 48 2.7. Menumbuhkan Kecerdasan Anak Usia Dini ................... 54 2.8. Pendekatan Belajar Sambil Bermain .............................. 55 2.8.1. Pengenalan ........................................................... 55 2.8.2. Jenis Kegiatan Bermain ....................................... 57 2.8.3. Manfaat Bermain Bagi Tumbuh Kembang Anak .................................................................... 60 2.8.4. Jenis Permainan ................................................... 61 2.8.5. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Bermain Anak .................................................................... 62 2.8.6. Arti Bermain Bagi Anak – Anak.......................... 62 2.8.7. Pembelajaran Berbasis Alam ............................... 63 2.9. Tipe Kecerdasan Anak ................................................... 64 2.10. Kecerdasan Naturalis ..................................................... 67 2.10.1. Pengertian Kecerdasan Naturalis ........................ 67 2.10.2. Konsep Kecerdasan Naturalis ............................. 68 vi
2.10.3. Perkembangan Kecerdasan Naturalis .................. 70 2.10.4. Karakteristik Kecerdasan Naturalis pada anak .... 71 2.10.5. Peningkatan Kecerdasan Naturalis pada anak ..... 74 2.11. Mengenalkan Hutan pada Anak Sejak Dini ................... 74 2.11.1. Mengenalkan Hutan Melalui Media Bercerita Atau Dongeng ..................................................... 75 2.11.2. Berpetualang di Hutan ........................................ 76 2.12. Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak .................. 77 2.13. Teori yang Mendukung Desain Interior ......................... 82 2.13.1. Ruang ................................................................. 82 2.13.2. Perabot / Furniture .............................................. 83 2.14. Eksisting ......................................................................131 2.14.1. Studi Kasus .......................................................131 2.14.2. Analisa Interior .................................................140 2.14.3. Eksisting Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Gresik ........148 2.15. Studi Pembanding .......................................................149 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ..................................................151 3.2. Alur Penelitian .............................................................154 3.3. Metodologi Riset Desain ..............................................158 3.4. Pengumpulan Data .......................................................166 3.4.1. Observasi Lapangan (Langsung) .......................166 3.4.2. Studi Literatur ....................................................171 3.5. Tahap Analisa Data .......................................................171 3.5.1. Analisa Langgam ...............................................172 3.5.2. Analisa Pencahayaan .........................................173 3.5.3. Analisa Warna ...................................................173 3.5.4. Analisa Material ................................................174 3.5.5. Analisa Site dan Eksisting .................................174 3.5.6. Analisa Kebutuhan Ruang dan Aktivitas ...........175 3.5.7. Analisa Furnitur .................................................176 3.6. Metode Desain .............................................................176 3.6.1. Latar Belakang Pemilihan Judul ........................176 3.6.2. Analisa Konsep Warna ......................................177 3.6.3. Analisa Kebutuhan Ruang .................................177 vii
3.7. Konsep Desain .............................................................182 3.7.1. Elemen Pembentuk Ruang .................................182 3.7.2. Analisa Elemen Pembentuk Ruang .....................184 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1. Konsep Makro ..............................................................187 4.1.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ........................187 4.1.2. Konsep Ruang ...................................................189 4.1.3. Konsep Aktivitas ...............................................191 4.2. Konsep Mikro...............................................................191 4.2.1. Elemen Penunjang Ruang ..................................191 BAB V PENGEMBANGAN DESAIN 5.1. Perencanaan Ruang .....................................................205 5.2. Aplikasi Konsep Perancangan ......................................205 5.2.1. Denah Layout Terpilih .......................................205 5.2.2. Ruang Terpilih 1 ................................................207 5.2.3. Ruang Terpilih 2 ................................................212 5.2.4. Ruang Terpilih 3 ................................................216 5.2.5. Ruang Terpilih 4 ................................................220 5.3. Aplikasi Desain Furnitur dan Elemen Estetis ...............224 5.3.1. Ruang Kelas Playgroup .....................................224 5.3.2. Ruang Tunggu ...................................................227 5.3.3. Ruang Area Baca ...............................................229 5.3.4. Ruang Kelas Matematika dan Sains ...................231 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ..................................................................233 6.2. Saran ............................................................................234
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kids .................................................................. 22 Gambar 2.2. Kids .................................................................. 22 Gambar 2.3. Playgroup.......................................................... 30 Gambar 2.4. Easy and Fun .................................................... 33 Gambar 2.5. Masa Kanak-Kanak .......................................... 37 Gambar 2.6. Kecerdasan Anak .............................................. 55 Gambar 2.7. Bermain Sambil Belajar .................................... 57 Gambar 2.8. Kecerdasan Naturalis ........................................ 68 Gambar 2.9. Munsell Colour Tree .......................................103 Gambar 2.10.Warna dingin dan warna panas .......................123 Gambar 2.11. Site Plan TK Muslimat NU 179 Gresik .........132 Gambar 2.12. Eksisting ........................................................148 Gambar 2.13. Suasana Belajar di TK Al-Ibrah .....................149 Gambar 4.1. Contoh Tema Ruangan ...................................190 Gambar 4.2. Pencahayaan Alami dan General Lighting ......196 Gambar 4.3. Downlight dan Hidden Lamp..........................197 Gambar 4.4. Granite Tile .....................................................199 Gambar 4.5. Laminated Floor .............................................200 Gambar 4.6. Dulux Easy Clean Matt Finisih Paint ..............201 Gambar 4.7. Warna Dulux Easy Clean Matt Finish ............201 Gambar 4.8. Drop Ceilling ..................................................202 Gambar 4.9. Bentukan Furnitur ...........................................204 Gambar 5.1. Alternatif Denah Terpilih................................206 Gambar 5.2. Ruang Terpilih 1 .............................................207 Gambar 5.3. Potongan Memanjang Ruang Terpilih 1 .........209 Gambar 5.4. Ruang Kelas Playgroup ..................................210 Gambar 5.5. Ruang Terpilih 2 .............................................212 Gambar 5.6. Potongan Memanjang Ruang Terpilih 2 .........213 Gambar 5.7. Desain Akhir Area Tunggu .............................214 Gambar 5.8. Ruang Terpilih 3 .............................................216 Gambar 5.9. Potongan Memanjang Area Baca ....................217 Gambar 5.10 Desain Akhir Area Baca .................................218 Gambar 5.11 Area IPA .........................................................220 Gambar 5.12 Potongan Memanjang Area IPA .....................221 Gambar 5.13 Desain Akhir Area IPA ...................................222 ix
Gambar 5.14 Meja Caterpillar ..............................................223 Gambar 5.15 Sofa Kelinci ....................................................224 Gambar 5.16 Dragonfly Hanging Lamp ...............................225 Gambar 5.17 Sofa Duduk .....................................................226 Gambar 5.18 Wave Ceillings ...............................................227 Gambar 5.19 Sofa Bunga .....................................................228 Gambar 5.20 Ruby The Catepillar Hanging Lamp ...............229 Gambar 5.21 Meja Belajar Area IPA ...................................230 Gambar 5.22 Edu Toys.........................................................231
x
DAFTAR FOTO Foto 1.1. Playgroup dan Taman Kanak-Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik .......................... 5 Foto 2.1. Musholla TK Muslimat NU 179 Gresik ...............135 Foto 2.2. Aula Bersama .......................................................136 Foto 2.3. Ruang Kepala Sekolah dan Guru .........................137 Foto 2.4. Ruang Kelas Bermain dan Belajar .......................138 Foto 2.5. Area Bermain Outdoor .........................................139 Foto 2.6. Kondisi Plafon Kelas............................................140 Foto 2.7. Kondisi Dinding Kelas .........................................141 Foto 2.8. Kondisi Dinding Mural Kelas ..............................142 Foto 2.9. Kondisi Lantai Kelas ............................................143 Foto 2.10.Kondisi Lantai Tangga Penghubung ...................144 Foto 2.11.Kondisi Pencahayaan Ruang Kelas ......................145 Foto 2.12.Kondisi Penghawaan Ruang Kelas .......................146 Foto 2.13.Kondiri Furnitur Ruang Kelas ..............................147
xi
DAFTAR SKEMA Skema 2.1. Skema Monokromatik ......................................109 Skema 2.2. Skema Analog ..................................................110 Skema 2.3. Skema Komplementer ......................................112 Skema 2.4. Skema Split Komplementer ..............................113 Skema 2.5. Skema Dobel Komplementer ............................114 Skema 2.6. Skema Triad .....................................................115 Skema 2.7. Skema Psikologi Warna ....................................129 Skema 3.1. Skema Alur Penelitian ......................................154 Skema 3.2. Skema Latar Belakang Pemilihan Judul ...........176 Skema 3.3. Skema Analisa Konsep Warna..........................177 Skema 3.4. Skema Hubungan Matriks ................................178 Skema 3.5. Skema Bubble Diagram ....................................179 Skema 3.6. Skema Konsep Desain ......................................182 Skema 3.7. Skema Analisis Konsep Lantai .........................183 Skema 3.8. Skema Analisis Konsep Plafon .........................184 Skema 3.9. Skema Analisis Konsep Warna .........................184 Skema 3.10 Skema Analisis Konsep Furnitur ......................185 Skema 3.11 Skema Analisis Konsep Lighting ......................185 Skema 4.1. Skema Alur Aktivitas .......................................191 Skema 4.2. Skema Tone Coorporate ...................................192 Skema 4.3. Skema Tone Warna Modern .............................192
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kids ( Sumber : www.google.co.id )
Gambar 2.2. Kids ( Sumber : www.google.co.id )
Gambar 2.3. Playgroup ( Sumber : www. Google.co.id )
Gambar 2.4. Easy and Fun ( Sumber : www. Google.co.id )
Gambar 2.5. Masa Kanak – Kanak (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 2.6. Kecerdasan Anak (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 2.7. Bermain sambil belajar ( Sumber : www. Google.co.id )
Gambar 2.8. Kecerdasan Naturalis ( Sumber : www.google.co.id )
Gambar 2.9. Munsell Colour Tree ( Sumber : www.google.co.id )
Gambar 2.10. Warna dingin dan warna panas ( Sumber : www.google.co.id )
Gambar 2.11. Site Plan TK Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
( Sumber : www.mapsgoogle.co.id )
Gambar 4.1. Contoh Tema Ruangan (Sumber: www.google.co.id )
Gambar 4.2. Pencahayaan Alami & General Lighting (Sumber : www. Google.co.id)
Gambar 4.3. Downlight dan Hidden Lamp (Sumber : www.google.co.id )
Gambar 4.4. Granite Tile (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 4.5. Laminate Floor (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 4.6.Dulux Easy Clean Mattfinish Paint (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 4.7. Warna Dulux Easy Clean Mattfinish Paint (Sumber : www.google.co.id)
Gambar. 4.8. Drop Ceilling (Sumber : www.google.co.id)
Gambar 4.9. Bentukan Furniture ( Sumber : www.google.co.id)
Gambar 5.1. Alternatif Denah Terpilih
Gambar 5.2. Ruang Terpilih 1 Ruang Kelas Playgroup
Gambar 5.3. Potongan Memanjang Ruang Terpilih 1
Gambar 5.4. Ruang Kelas Playgroup
Gambar 5.5. Layout ruang terpilih 2
Gambar 5.6. Potongan Memanjang
Gambar 5.7. Desain akhir area tunggu
Gambar 5.8 Layout ruang terpilih 3
Gambar 5.9 Potongan memanjang ruang area baca
Gambar 5.10 Ruang area baca
Gambar 5.11 Layout area IPA
Gambar 5.12 Potongan memanjang area IPA
Gambar 5.13 Ruang kelas matematika dan sains ( area IPA )
Gambar 5.14. Meja Catepillar
Gambar 5.15. Sofa Kelinci
Gambar 5.16 Dragonfly Hanging Lamp
Gambar 5.17 Sofa duduk
Gambar 5.18 Wave Ceilling
Gambar 5. 19 Sofa Bunga
Gambar 5.20 Ruby The Catepillar Hanging Lamp
Gambar 5.21. Meja belajar area IPA
Gambar 5.21. Meja Belajar Area IPA
Gambar 5.22. Edu Toys
DAFTAR FOTO
Foto 1.1. Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.1. Musholla TK Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.2. Aula Bersama ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.3. Ruang Kepala Sekolah dan Guru ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.4. Ruang Kelas Bermain dan Belajar ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.5. Area Bermain Outdoor ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.6. Kondisi Plafon Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.7. Kondisi Dinding Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.8. Kondisi Dinding Mural Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.9. Kondisi Lantai Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.10. Kondisi Lantai Tangga Penghubung ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.11. Kondisi Pencahayaan Ruang Kelas
Foto 2.12. Kondisi Penghawaan Ruang Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Foto 2.12. Kondisi Furnitur Ruang Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. Skema Monokromatik ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 2.2. Skema Analog ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 2.3. Skema Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 2.4. Skema Split Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 2.5. Skema Dobel Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 2.6. Skema Triad ( Sumber : www.google.co.id)
Skema 2.7. Skema Psikologi Warna ( Sumber : www.google.co.id )
Skema 3.1. Skema Alur Penelitian ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.2. Skema Latar Belakang Pemilihan Judul ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.3. Skema Analisa Konsep Warna ( Sumber : Catatan Pribadi )
Harus ada hubungan Sebaiknya ada hubungan Tidak ada hubungan Skema 3.4. Skema Hubungan Matriks ( Sumber : Catatan Pribadi )
AREA PUBLIK AREA SEMI PUBLIK AREA PRIVAT JALUR ORANG TUA JALUR STAFF & GURU JALUR MURID
Skema 3.5. Skema Bubble Diagram ( Sumber : Catatan Pribadi )
Tabel 3.1. Studi Aktifitas ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.6. Skema Konsep Desain ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.7. Analisis Konsep Lantai ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.8. Analisis Konsep Plafon ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.9 Analisis Konsep Warna ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 3.10. Analisis Konsep Furniture ( Sumber : Catatan Pribadi )
Gambar 3.11. Analisis Konsep Lighting ( Sumber : Catatan Pribadi )
Skema 4.1. Skema Alur Aktivitas (Sumber : Catatan Pribadi)
Skema 4.2. Skema Tone Warna Coorporate (Sumber : Catatan Pribadi)
Skema 4.3. Skema Tone Warna Modern (Sumber : Catatan Pribadi)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dewasa ini, sumber daya manusia yang berkualitas penting
keberadaannya
untu
mencapai
keberhasilan
pembangunan di segala bidang. Sebagai generasi penerus citacita bangsa yang berkualitas baik dari segi fisik maupun moralnya, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sudah selayaknya dibina sejak dini, agar kelak mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak akan menjadi suatu kebutuhan pokok jika kita mulai melihat dan menyadari akan banyaknya perubahan nilai yang terjadi di masyarakat yang sebagian besar merupakan akibat dari modernisasi dan tuntutan pembangunan untuk menjadikan anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi fisik maupun moral. Oleh karena itu, pentingnya sebuah wadah lembaga pendidikan anak yang dapat membantu para orang tua dalam memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak – anak mereka. Sebuah tempat bermain dan belajar bagi anak yang mampu memberikan pendidikan yang baik bagi anak – 1|BAB I PENDAHULUAN
anak. Hal ini dapat mendukung tumbuh kembang anak sesuai dengan usia kebutuhannya serta mengembangkan kreativitas dan bakat – bakat yang dimiliki oleh anak. Usia anak – anak dibawah lima tahun membutuhkan pengawasan secara intensif dikarenakan pada masa ini anak berada pada situasi yang sangat rentan atau peka dalam hal menerima pengaruh baik dan buruk dari lingkungannya. Sehingga apa yang diterima, dialami dan dihayati oleh anak pada masa ini akan menentukan pembentukan kepribadian anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya kesalahan dalam penanganan pendidikan harus ditekan seminimal mungkin agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Maraknya issue global yang berkembang luas saat ini mengenai
adanya
kerusakan
–
kerusakan
alam
yang
disebabkan oleh ulah manusia, menuntut sebuah tanggung jawab besar bagi generasi penerus bangsa untuk dapat terus menjaga keseimbangan ekosistem alam dan kelestarian habitat didalamnya. Kerusakan alam yang kerap terjadi diantaranya maraknya kebakaran hutan, banjir, dan lain sebagainya. Sehingga dirasa penting adanya pembelajaran sejak usia dini tentang pentingnya menjaga kelestarian alam sekitar. Masa usia dini merupakan masa-masa penting bagi perkembangan anak untuk mengenali berbagai macam fakta di 2|BAB I PENDAHULUAN
lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian,
psikomotor,
kognitif
maupun
sosialnya.
Pendidikan usia dini dapat diberikan dalam bentuk pemberian rangsangan – rangsangan(stimulans) dari lingkungan terdekat. Hal ini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. Hutan merupakan salah satu bagian dari alam yang merupakan warisan yang wajib kita jaga demi anak cucu kita. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memperkenalkan hutan sejak dini kepada anak – anak sebagai salah satu bagian dari sistem lingkungan yang menunjang kehidupan makhluk hiduo di dalamnya. Hutan secara pemikiran anak – anak merupakan suatu tempat yang jauh disana dan menyeramkan dengan pohon – pohon yang tinggi dan lebat serta binatang – binatang buas yang hidup di dalamnya. Namun penting bagi kita untuk tetap mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian hutan di Indonesia guna meningkatkan kecerdasan naturalis anak. Desain interior Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ini akan difokuskan pada pengamatan keadaan fisik ruangan yang ada beserta isinya, sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan menganalisa warna,bentuk dan antropometri pada elemen interior dan perabot di Sekolah 3|BAB I PENDAHULUAN
Playgroup dan Taman Kanak-kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik diharapkan nantinya dapat diketahui jikalau ada kendala-kendala yang menghambat proses belajar-mengajar untuk dapat diberikan sebuah pemecahan masalah.
1.1.2. Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk. Anak adalah
pembelajar
aktif
yang
berusaha
membangun
pemahamannya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial dan pengetahuan yang diperolehnya. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak. Alasan pemilihan judul diatas, diharapkan dapat membantu
menumbuhkan
minat
untuk
mengenal
dan
mempelajari benda – benda serta kejadian di lingkungan sekitar anak – anak, khususnya lingkungan alam. Selain itu dapat membantu agar anak dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar.
4|BAB I PENDAHULUAN
1.1.3. Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
Foto 1.1. Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik berlokasi di Jalan Raya Kedanyang Desa Kedanyang, Kec. Kebomas Kab. Gresik ini bediri sejak tahun 2005. Memiliki visi membentuk manusia / peserta didik menjadi anak yang aktif, kreatif, mandiri, berakhlaqul karimah serta berilmu pengetahuan. Adapun misi yang diusung : a. Mengembangkan aktivitas anak melalui kegiatan belajar dan bermain b. Mengembangkan kreatifitas anak melalui kegiatan belajar dan bermain 5|BAB I PENDAHULUAN
c. Memberikan
pembiasaan
kepada
anak
untuk
melayani kebutuhan dan mengatasi permasalahannya sendiri d. Menanamkan akhlaqul karimah dan nilai moral, sosial yang dilandasi nilai agama dan budaya. e. Melalui kegiatan belajar dan bermain diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar.
1.2. Pengertian Judul “Desain Interior Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dengan Nuansa Bermain di Alam Hutan.” Pengertian judul secara terminologi adalah sebagai berikut : 1.2.1.
Definisi Desain Interior Menurut Sumardji 1995:6 : Adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk – bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur – unsur geografi setempat dan kebiasaan – kebiasaan sosial yang diwujudkan dalam gaya – gaya kontemporer.
6|BAB I PENDAHULUAN
Menurut Suptandar 61 : Adalah karya arsitek dan desainer yang khususnya menyangkut bagian dalam suatu bangunan,
bentuk
–
bentuknya
sejalan
perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu diperngaruhi unsur – unsur geografi setempat dan kebiasaan – kebiasaan sosial yang ditunjukkan dengan gaya – gaya kontemporer. Menurut D.K. Ching : Adalah merencanakan, menata dan merancang ruang – ruang interior dalam bangunan Menurut Sachari : Adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dalam berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material, sosial budaya serta gaya hidup hingga pertimbangan teknis penataan ruang. 1.2.2.
Definisi Playgroup
Menurut Jean Piaget tokoh pendidikan, 1961 : Merupakan tahapan intelektual anak yang sudah dikelompokkan anak yang berumur 7|BAB I PENDAHULUAN
2 – 7 tahun yang merupakan kelompok belajar sambil bermain.
Menurut PAUD Depdiknas : Merupakan
salah
pengelompokkan
satu ruang
jenis lingkup
pendidikan anak usia dini mulai umur 2 – 6 tahun. 1.2.3.
Definisi Taman Kanak – Kanak
Menurut
kamus
umum
Inggris
–
Indonesia : Di
Indonesia
sebutan
lebih
Taman
Merupakan
dikenal
Kanak
jenjang
–
dengan Kanak.
pendidikan
prasekolah untuk anak – anak ( berumur 2 sampai 6 tahun ). 1.2.4.
Definisi Nuansa Alam Merupakan suatu atmosfer yang tercipta di dalam sebuah interior yang berkenaan / berhubungan dengan alam sekitar.
1.2.5.
Definisi Bermain Melakukan sesuatu untuk bersenang – senang
8|BAB I PENDAHULUAN
1.2.6.
Definisi Hutan Tanah luas yang ditumbuhi pepohonan dan tanaman – tanaman liar.
1.3. Manfaat dan Tujuan 1.3.1.
Tujuan Untuk menciptakan sebuah desain interior dengan konsep yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan kecerdasan naturalis anak.
1.3.2.
Manfaat Bagi masyarakat -
Membantu masyarakat untuk menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini yang penting pada era globalisasi
-
Membantu tunas bangsa agar memiliki jiwa dan mental yang berkualitas jasmani dan rohani dengan menanamkan kemandirian, kreatifitas dan tanggung jawab sejak dini.
Manfaat bagi Playgroup dan Taman Kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik -
Dengan desain ruangan yang baru, diharapkan mampu memfasilitasi proses belajar anak dan 9|BAB I PENDAHULUAN
dapat
mengoptimalkan
rangsangan
untuk
mengoptimalkan kecerdasan anak, terutama kecerdasan naturalis -
Dapat
mewakili
mempermudah
serta
menampung
pendekatan
dan
pembelajaran
dengan metode bermain di hutan oleh para pengajar kepada anak – anak -
Memberikan rasa keamanan dan kenyamanan yang optimal baik itu dari furniture sampai dengan sirkulasi ruang yang menjadi wadah aktifitas setiap harinya dari siswa, guru dan staff.
-
Sentuhan yang berbeda dan inovasi akan memberikan kesan yang eksklusif bagi sekolah ini dibandingkan dengan sekolah sejenisnya.
Manfaat bagi Desain Interior -
Membantu pengembangan keilmuan Desain Interior dan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni )
-
Membantu
menambah
data
dalam
pengembangan Kelembagaan Jurusan Desain Produk Industri ITS
10 | B A B I P E N D A H U L U A N
-
Untuk studi lanjut bagi mahasiswa lainnya di Desain Interior ITS khususnya dan masyarakat pada umumnya.
1.4. Permasalahan 1.4.1.
Identifikasi Masalah a. Kurangnya fasilitas ruangan pada sekolah, sehingga dapat menghambat aktivitas pengguna b. Furnitur yang belum terkonsep sehingga tidak dapat mendukung kegiatan anak c. Kecenderungan
anak
–
anak
sangat
rendah
kepedulian terhadap lingkungan alam d. Kurang kreatif / kurangnya ketrampilan guru dalam menciptakan alat peraga dari potensi alam sekitar e. Anak – anak merasa jenuh karena terkungkung dan tempat bermain yang sangat terbatas. 1.4.2.
Batasan Masalah Ruangan yang akan dibahas dalam penelitian adalah ruangan yang paling banyak digunakan dan berpengaruh pada proses pendidikan siswa yaitu ruang kelas playgroup, ruang kelas matematika dan sains (IPA), ruang tunggu wali murid dan ruang baca. Adapun batasan masalah yang akan dibahas : 11 | B A B I P E N D A H U L U A N
1. Perwujudan layout ( zoning dan sirkulasi, ukuran ruang, dan pola penataan perabot ) 2. Perwujudan elemen pembentuk ruang ( lantai, dinding, dan plafon ) 3. Desain 4 ruangan ( Ruang Kelas Playgroup, Area Tunggu
Wali
Murid,
Area
Baca,
Ruang
Matematika dan Sains) 4. Memberikan nuansa kelas dengan suasana yang dapat mendukung proses belajar mengajar anak yang
sesuai
dengan
konsep
peningkatan
kecerdasan naturalis anak. 5. Penggunaan material dan finishing yang aman bagi kesehatan dan keselamatan anak. 1.4.3. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya,
maka
permasalahan
dapat
dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana menciptakan sekolah yang memiliki nuansa alam yang berbeda dari sekolah lainnya di kota Gresik? b. Bagaimana menciptakan konsep interior yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna di Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik? 12 | B A B I P E N D A H U L U A N
c. Bagaimana
membuat
memudahkan
aktivitas
sirkulasi
yang
pengguna
di
dapat Sekolah
Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik? d. Bagaimana memberikan sentuhan nuansa alam yang aman bagi anak dan baik untuk tumbuh kembang anak? 1.5. Ruang Lingkup a. Ruang yang didesain merupakan ruang kelas dan sosialisasi bagi murid di Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik b. Pemilihan warna dan bentuk furniture yang ceria dan sesuai dengan konsep yang diangkat yaitu lingkungan alam. c. Aplikasi
furnishing
dengan
bentukan
yang
diselaraskan dengan kesatuan konsep sebagai estetika ruangan d. Tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna di Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik.
13 | B A B I P E N D A H U L U A N
1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1.
Metode Pengumpulan Data Penelitian didasarkan pada studi perilaku, kebutuhan pengguna fasilitas tersebut antara lain anak, para pengajar,dan wali murid. Metode yang digunakan dalam hal pengumpulan data ini adalah :
Metode Observasi Mengumpulkan
data
dengan
jalan
mengadakan pengamatan langsung tentang obyek yang diteliti, dalam hal ini data yang dikumpulkan bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi dari elemen interior pada sekolah playgroup dan taman kanak kanak berupa foto – foto perspektif ruang dan yang mengandung unsur – unsur fisik interior seperti lantai, dinding, plafon, pintu, jendela, perabot, serta aksesoris interior yang terdapat pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik di jalan Raya Kedanyang Gresik.
Metode ini
merupakan metode untuk menggali data lapangan yang nantinya akan digunakan sebagai obyek dari penelitian. Tidak hanya berupa data fisik bangunan, tetapi perilaku anak, aktivitas dan fungsi ruang juga diperhatikan untuk memperoleh kesimpulan kebutuhan ruang seperti apa yang diperlukan untuk desain ruang yang sesuai.
14 | B A B I P E N D A H U L U A N
Metode Kepustakaan Metode
kepustakaan
sebagai
cara
mengumpulkan data dan mempelajari data – data literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini berupa pengambilan foto – foto. Brosur dan dokumen lain yang digunakan untuk
memperjelas
penelitian
secara
deskriptif
terhadap obyek ruang sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik yang dapat digunakan sebagai kelengkapan penelitian.
Metode Interview atau Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai kebutuhan ruang dan fasilitas yang terkait. Sumber yang akan diwawancarai yaitu guru, anak – anak, wali murid dan pimpinan sekolah.
1.6.2.
Metode Analisis Data Data literatur maupun segala data yang sudah diperoleh nantinya akan digunakan sebagai tolok ukur peninjauan dari desain yang sudah ada, analisis ini 15 | B A B I P E N D A H U L U A N
meliputi elemen pembentuk ruang, warna, bentuk, material, perabot, pencahayaan. Selain itu, data dapat berupa penjabaran karakteristik anak dengan kecerdasan naturalis anak memerlukan perlakuan seperti apa sehingga dapat menciptakan interior seperti apa yang sesuai.
16 | B A B I P E N D A H U L U A N
BAB II STUDI PUSTAKA DAN EKSISTING 2.1.
Tinjauan Tentang Anak
Pandangan para ahli psikologis anak adalah sebagai berikut : a. Sigmund Freud, 1856 – 1939 “ Pengalaman di lima tahun pertama kehidupan seseorang sesungguhnya menentukan kesehatan jiwa dan
kemampuan
menyesuaikan
diri
dalam
kehidupannya kemudian.” b. Dr. Maria Montessori, 1870 – 1952 “Yakinlah bahwa didalam tubuh anak tersimpan semangat belajar yang luar biasa. Ia akan memilih sendiri materi belajarnya dan berusaha menghadapi kesulitan yang ditemui.” c. Jean Jacques Rosseau, 1712 – 1778 “Beri anak kebebasan, biarkan mereka berkembang. Melompat, bergerak dan berteriak jika itu yang memang mereka inginkan. Jangan selalu memaksa anak, jangan selalu mengkritik dan merasa tidak puas terhadap anak.” 17 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d. Elizabeth B. Hurlock, 1990 “Di usia pra-sekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Dalam kurun waktu usia ini ( bawah lima tahun ) merupakan periode keemasan ( golden age ) dalam proses perkembangan seorang anak manusia.” e. F. Frobel, 1782 – 1852 “Menurut kodratnya anak adalah baik, adapun sifat – sifat yang tidak baik umumnya disebabkan karena kesalahan pendidikan.” f.
Ivan Petrowich Pavlov “Manusia dapat dibentuk dan dikendalikan lewat pembiasaan. Perkembangan manusia ditentukan oleh lingkungannya
dan
bukan
oleh
hereditas,
pewarisan/turun temurun.” Pandangan para ahli pendidikan mengenai anak adalah sebagai berikut : a. J.A. Cornenius “Anak bukanlah manusia dewasa yang sedang tumbuh dan berkembang”
18 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
b. J. Locke “Pada waktu lahir anak dalam keadaan bersih (putih bersih), tanpa membawa bekal pembawaan dan bakat apapun.” c. J.J. Rousseau “Pada waktu lahir anak telah membawa bekal – bekal pembawaan yang serba baik dan menjadi buruk bila mendapat pengaruh dari kebudayaan atau lingkungan sekitarnya.” d. Dr. M. Montessori “Sejak lahir anak telah mempunyai pembawaan sendiri, pembawaan yang dimiliki secara kodrati berbeda dengan pembawaan anak yang lain.” Pengertian anak menurut pandangan lama dan ahli pendidikan modern, antara lain: 1. Menurut pandangan lama :
Ahli filsafat lama, anak adalah manusia dewasa dalam bentuk dan ukuran kecil, anak lahir telah membawa bekal pembawaan yang lengkap dari orang tuanya dan akan berkembang
19 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Pandangan jiwa lama, anak adalah manusia dewasa dengan ukuran kecil maka perlakuan, harapan, tuntutan serta sikap anak sama dengan seperti pada orang dewasa. Hanya saja semua kemampuan itu masih dalam tahap perkembangan. (F.J.Monks,dkk,1982:69)
2. Menurut ahli pendidikan modern :
V. Mimica dalam bukunya Notes on Children, Environmental and Architecture mengatakan, bahwa anak – anak adalah kenyataan yang ada pada kita. Mereka adalah bagian dari dunia orang dewasa, diam dalam dunia mereka sendiri dengan persepsi mereka sendiri akan dunia di sekitar mereka. (V. Mimica,1990:89)
Prof. Dr. Soeganda P dan H. AH. Harahap dalam Ensiklopedi Pendidikan mengatakan bahwa anak merupakan satu kesatuan psikologis-fisis sehingga untuk perkembangannya perlu diperhatikan agar dapat berjalan harmonis dan selaras. Anak bukan makhluk berotak saja, tetapi juga manusia beremosi dan berkemauan. (Prof. Dr. Soeganda Poerbakawatja dan H.AH. Harahap,1990:432)
20 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Perkembangan anak menurut beberapa aliran : -
Aliran Navitisme Bakat dan kemungkinan berkembang sudah ada sejak lahir
dan
akan
bertumbuh
dengan
sendirinya.
Pendidikan tidak berdaya. -
Aliran Empirisme Anak waktu lahir tidak membawa apa-apa dan perkembangannya ditentukan dari luar. Pendidikan sangat berkuasa.
-
Teori Konvergensi Antara jiwa anak dan alam sekitar terjadi interaksi sehingga terjadi konvergensi antara bakat dan alam sekitar.
Anak – anak pada usia dibawah lima tahun pada umumnya mengalami perkembangan sebagai berikut, antara lain : 1. Usia 0-1 tahun, anak sangat bergantung pada lingkungan sekitar
sehingga
membutuhkan
rasa
nyaman
dan
perlindungan 2. Usia 1 – 4 tahun, anak telah sampai pada kecakapan motorik, berbicara, berjalan dan memegang 21 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
3. Usia 4 – 6 tahun, anak memiliki rasa keingintahuan yang besar
sehingga
sangat
memerlukan
informasi
dan
pengetahuan (F.J. Monks,dkk,1982:54)
Gambar 2.1. Kids ( Sumber : www.google.co.id )
2.1.1.
Gambar 2.2. Kids ( Sumber : www.google.co.id )
Definisi Anak Usia Dini
2.1.2. Ciri – ciri Anak Usia Dini Masa anak – anak berusia 3 – 5 tahun disebut sebagai masa kanak – kanak awal. Pada rentang usia tersebut ciri – ciri yang tampak antara lain : a. Fisik -
Tubuh jasmani tumbuh perlahan
-
Pada usia 6 tahun, 90% perkembangan fisik secara umum telah tercapai
-
Sebagian besar anak – anak memiliki fokus pandang yang jauh
22 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
-
Pertumbuhan otot dimulai pada usia 4 tahun, otot besar mendominasi
b. Emosi -
Merasa takut dengan imajinasinya
-
Tangis dan tantrum (kemarahan) mulai berkurang
-
Kemarahan yang muncul disebabkan oleh frustasi yang dipendam beberapa lama, namun anak usia 4 tahun mulai mencari cara untuk menyembunyikan kemarahannya.
c. Sosial -
Mulai memahami untuk menanti giliran
-
Memiliki
kecenderungan
untuk
menirukan
perilaku orang dewasa -
Anak usia 4-5 tahun lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain dan bekerja sama dengan sesamanya serta dapat mengerti isyarat sosial dari lingkungan sekitarnya
-
Ada anak – anak yang menciptakan teman imajinasi apabila jarang bersosialisasi dengan anak-anak yang lain 23 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Masa anak – anak berusia 6-9 tahun disebut sebagai masa kanak-kanak pertengahan. Pada rentang usia tersebut ciri-ciri yang tampak antara lain : a. Fisik -
Secara nyata terlihat perbedaan pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan (anak perempuan hampir sampai pada tahap akhir pertumbuhan anak, anak laki – laki semakin tinggi dan berat)
-
Anak berusia 6 tahun menggunakan seluruh bagian tubuhnya untuk beraktivitas dan otot-otot besar sudah mulai berkembang
-
Anak berusia 7 tahun dapat lebih berhati-hati dan menunjukkan kemudahan dalam menggunakan otot motorik halus. Pada usia ini anak mulai muncul perasaan gugup.
-
Pada usia 8 tahun, otot motorik halus dan fokus pandangan jarak dekat lebih berkembang dan jangka waktu fokus perhatian lebih lama
b. Emosi -
Pada usia 6 tahun, anak-anak mulai menegaskan kemandiriannya, menampakkan kepercayaan diri.
24 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Pada usia ini anak mulai takut akan hal-hal supranatural -
Anak usia 7 tahun memiliki emosi yang stabil, narsis,
ramah,
responsif,
berempati,
agresif
berkurang, dapat menangkap hubungan sebab akibat. -
Anak usia 8 tahun menunjukkan kemandirian yang lebih besar, mulai merasakan apa yang dipikirkan orang terhadap mereka
c. Sosial -
Pengaruh keluarga mulai berkurang, teman sebaya menjadi lebih penting. Guru di sekolah menjadi figur yang memiliki otoritas bagi anak-anak
-
Anak usia 6 tahun mulai memiliki banyak konflik internal,
mereka
memilih
teman
bermain
berdasarkan usia dan ukuran tubuh (bukan jenis kelamin atau etnis) Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Menurut Jane M. Hally jaringan syaraf anak akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan. 25 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Terdapat tiga fungsi penting dari permainan, yaitu : 1. Fungsi kognitif membantu perkembangan kognitif anak. Melalui permainan, anak – anak menjelajahi lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Permainan
memungkinkan
mengembangkan kompetensi
–
anak-anak kompetensi dan
ketrampilan – ketrampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan. 2. Fungsi sosial dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran – peran yang akan ia mainkan di kemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa 3. Fungsi
emosi
memungkinkan
anak-anak
untuk
memecahkan sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan – perasaan yang terpendam.
26 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Tipe belajar melalui bermain adalah sebagai berikut : a. Anak belajar melalui keterlibatannya secara langsung dan aktif dalam pengalaman bermain yang telah mereka definisikan sendiri b. Dalam perencanaan permainan bagi anak, guru harus mempertimbangkan umur dan tingkat perkembangan anak. c. Materi – materi permainan adalah materi konkrit, nyata dan relevan dengan kehidupan anak. d. Lingkungan
belajar
yang
diciptakan
guru
memungkinkan anak belajar melalui eksplorasi aktif e. Guru
bertanggungjawab
terhadap
perencanaan,
pengaturan dan penciptaan pengalaman – pengalaman yang
berubah
dan
bertambah
komplek
untuk
membantu dan mendukung permainan anak f.
Guru mengikutsertakan anak dalam permainan dengan mengajukan pertanyaan dan dengan membantu anak untuk mengembangkan atau memperluas permainan mereka.
27 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.1.3. Kebutuhan Psikologis Anak Pra Sekolah di Lingkungan Sekolah Untuk melengkapi kebutuhan fisik anak prasekolah, terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan emosi dan suasana hati sebagai pendukung proses belajarnya antara lain : a. Agar anak dapat belajar secara maksimal perlu diciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menggunakan metode belajar sambil bermain karena cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan
bermain.
mengembangkan
Dalam otot
bermain besar
dan
anak
dapat
halusnya,
meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan di lingkungannya, membentuk daya imajinasi dan dunia sesungguhnya, mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin. Dalam bermain anak menggunakan seluruh aspek panca inderanya. Secara alamiah, bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam dan secara spontan anak melangkah bahasanya.
Dengan bermain anak mendapatkan
kesempatan bereksperiman dan faktor menemukan sendiri, sangat membantu memahami konsep – konsep sesuai dengan perkembangan anak.
28 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
b. Ruang
kelas
prasekolah
yang
yaitu
memenuhi sebuah
kebutuhan
ruang
yang
anak dapat
memberikan suasana hangat, nyaman, bebas rangsang dan aman. Sehingga mereka dapat beraktivitas, berimajinasi dengan bebas, memperoleh motivasi dan inspirasi dalam setiap kegiatan kreatifnya melalui suasana ruang yang mereka rasakan dan baik untuk perkembangan psikologisnya. Perlunya menciptakan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak karena mengingat taman kanak – kanak merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal oleh anak. c. Dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi anak serta dapat mengkondisikan anak untuk melakukan pola perilaku tertentu, seperti :
Membantu anak merasa nyaman
Meredam kemarahan dan mengendalikan diri
Membuat anak – anak aktif dan tidak takut, membedakan kepemilikan melalui warna
Semuanya itu dapat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.
29 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d. Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak didik sesuai dengan minat dan tahap perkembangannya. Di samping itu juga kegiatan kelompok dan klasikal agar anak didik belajar bermasyarakat. Ketika kegiatan tersebut harus diberikan mengingat setiap anak adalah unik, dalam arti berbeda keadaan fisik (gerakan atau motorik kasar dan halus), psikis (moral, aktor, perasaan
dan
kecerdasan)
perkembangannya. 2.1.4. Kegiatan Belajar Playgroup
Gambar 2.3. Playgroup ( Sumber : www. Google.co.id )
30 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dan
tingkat
A. Sosial Emosional Anak bersama kelompoknya memiliki ciri yang berbeda dengan kelompok lain sehingga menimbulkan rasa kebersamaan. B. Physical -
Anak bernyanyi sambil mengikuti gerakan
-
Anak duduk sambil bernyanyi
C. Berpikir Kognitif Anak mengenal dimensi ( besar – kecil, panjang – pendek ). Melalui lego yang mendukung imaginatif anak. D. Komunikasi Anak berbicara di depan kelompok. Anak bercerita sambil mencoret(menulis dan menggambar) di papan tulis. 2.2.
Tinjauan Tentang Taman Kanak – Kanak Playgroup
dan
TK
berada
dalam
lingkungan pendidikan, hal ini dikarenakan oleh :
31 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
satu
a. Perbedaan usia muridnya yang tidak terlalu jauh ( 2 – 6 ) tahun. b. Adanya sistem belajar modern yang ditawarkan. Lebih berpusat pada anak dan menggunakan metode bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
No.0125/U/1994 bab IV tentang pelaksanaan pendidikan yaitu “ bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik karena mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses daripada hasil.” 2.2.1. Pengertian Taman Kanak – Kanak “Taman kanak – kanak merupakan lembaga pendidikan yang didirikan sebagai usaha untuk mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam
rangka
menjembatani
pendidikan
dalam
keluarga ke pendidikan sekolah.” (Depdikbud,”Program” 2 ) Menurut Depdikbud,”program” 2 : Taman Kanak – kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah. Pendidikan 32 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
prasekolah adalah pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan agar anak – anak usia 4 -6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah di Indonesia, “Pengertian dari taman kanak – kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak-anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar” (UU Nomor 2 Tahun 1989)
Gambar 2.4. Easy and Fun ( Sumber : www. Google.co.id )
2.2.2.
Fungsi dan Tujuan Bimbingan di Taman
Kanak – Kanak Fungsi taman kanak – kanak adalah memberikan pelayanan pendidikan untuk anak usia 4 – 6 tahun (khususnya usia 5 tahun ) antara lain : 33 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
a. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak b. Mengenalkan anak pada dunia sekitar c. Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi e. Mengembangkan ketrampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak f.
Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar (Depdiknas, 2003,p.7)
Tujuan bimbingan taman kanak – kanak menurut Kurikulum 2004 yaitu untuk membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai – nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik, motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Selain itu, tujuan taman kanak-kanak antara lain : a. Menciptakan
lingkungan
menumbuhkan kreativitas 34 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
belajar
yang
b. Menciptakan lingkungan belajar yang manis c. Menciptakan
lingkungan
belajar
yang
menumbuhkan pikiran yang imajinatif pada anak didik 2.2.3.
Program Pengajaran
Program pengajaran mencakup antara lain : a. Program kegiatan belajar untuk membentuk perilaku melalui pembiasaan dalam kegiatan sehari – hari di taman kanak – kanak yang meliputi moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan / emosi dan kemampuan masyarakat b. Program kegiatan belajar untuk mengembangkan kemampuan dasar yang meliputi berbahasa, daya pikir,
daya
cipta,
ketrampilan
dan
jasmani
(Depdikbud,”Program”5) 2.2.4.
Lama Program “Lama pendidikan di taman kanak – kanak adalah
dua tahun. Taman kanak – kanak kelompok A dan kelompok B masing – masing satu tahun lamanya.” (Depdikbud “Program” 6)
35 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Menurut Depdikbud “Program” 6 Program kegiatan belajar taman kanak-kanak menerapkan sistem caturwulan. Caturwulan satu dan dua masing – masing berlangsung dua belas minggu efektif, sedangkan caturwulan tiga berlangsung selama sepuluh minggu efektif. Kegiatannya berlangsung tiap hari senin hingga sabtu minimum dua jam tiga puluh menit atau seratus lima puluh menit setiap hari. 2.2.5.
Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar merupakan komponen lain dalam proses
belajar
mengajar
yang
bertugas
untuk
mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan kepada murid dan membuat mereka mampu menyerap, menilai dan mengembangkan
secara mandiri
ilmu yang
dipelajari (Depdikbud,”Materi”9) Guru tidak hanya berfungsi sebagai komunikator, mengajarkan ilmu, tetapi juga berfungsi sebagai fasilitator, pelancar proses belajar, dan motivator, menimbulkan minat dan semangat. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang baik, dalam arti dapat menimbulkan rasa mau belajar dan berinteraksi dengan murid (Depdikbud,”Materi” 9-10)
36 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.3.
Masa Kanak – Kanak
Gambar 2.5. Masa Kanak – Kanak (Sumber : www.google.co.id)
Masa kanak – kanak penuh dengan kegiatan “bermain”. Hal tersebut bukan merupakan sebuah keburukan. Banyak hal yang dapat dipelajari anak dalam bermain dan membantu perkembangan anak, bahkan seluruh hidup anak semulanya merupakan hidup untuk bermain. Melalui permainan, anak menyalurkan energinya yang tertumpuk dan penyaluran energi yang berlebihan akan menenangkan anak. Kebutuhan dasar seorang anak sama dengan makhluk lain yang membutuhkan air dan udara.
37 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.3.1. Perkembangan anak Perkembangan awal pada fisik anak yaitu adanya pertambahantinggi setiap tahunnya rata – rata tiga inci. Pada usia enam tahun, tinggi anak rata – rata 46,6inci. Hal yang kecua adalah pebedaan dalam postur tubuh. 2.4.
Jenis – jenis Belajar “Para ahli mencoba kategori jenis – jenis belajar yang sering kita kenal sebagai taksonomi belajar. Salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin S.Bloom” (Suparno 6) Menurut Bloom : Taksonomi belajar ialah perilaku-perilaku yang memang diniatkan untuk ditunjukkan oleh peserta didik atau pebelajar dalam cara – cara tertentu misalnya bagaimana mereka berpikir (kognitif), bagaimana mereka bersikap dan merasakan sesuatu
(afektif)
dan
(psikomotorik).
38 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
bagaimana
berbuat
2.4.1. Kognitif Menurut Bloom : Terdapat tingkatan yang mulai dari hanya bersifat pengetahuan tentang fakta – fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi yaitu dapat mengevaluasi sejumlah fakta. Tingkatan tersebut adalah : a. Pengetahuan Pengetahuan didasarkan pada kegiatan – kegiatan untuk mengingat berbagai formasi yang pernah diketahui, tentang fakta,metode atau teknik maupun mengingat hal – hal yang bersifat aturan, prinsip-prinsip, atau generalisasi. b. Pemahaman Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterhemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang
lain
interpretasi
dalam
kata-kata,
berbentuk
angka,
penjelasan,
maupun ringkasan,
prediksi dan hubungan sebab akibat
39 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Menurut Fung dan Ming : Karakteristik anak umur 2 -6 tahun dalam aspek kognitif adalah perbendaharaan kata yang sedikit, lebih tertarik akan hal yang diulang – ulang, kurang perhatian, mudah lupa, lupa waktu. Untuk itu sebaiknya gunakan kalimat yang singkat dan sederhana, sering untuk memperingatkan berulang – ulang, sering lakukan variasi dalam waktu singkat, ingatkan
jadwal
dan
waktu
mereka,
jangan
mengalihkan sesuatu kepada orang lain, gunakan kata-kata seperti “terus”, biarkan dia melihat, menyentuh,
mendengarkan,
merasakan
dan
mencium, berikan jawaban yang sederhana dan benar. 2.4.2.
Afektif Menurut Bloom, komponen afektif merupakan
pengetahuan individu tentang obyek sikap, apakah ia merasa senang atau tidak senang, bahagia atau tidak bahagia. a.
Menerima atau menaruh perhatian Proses ini dimulai dengan kasadaran paling sederhana akan hadirnya sesuatu (benda, musik,
lukisan, fenomen). 40 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
b.
Memberi respons Kegiatan yang dilakukan seseorang meliputi proses memaksa diri sendiri untuk berpartisipasi serta kemauan untuk mengikuti aturan – aturan. Keinginan untuk merespon bukan disebabkan oleh adanya rasa takut akan hukuman, melainkan merupakan kegiatan untuk melakukan sesuatu secara suka rela. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan atas dasar suka rela, misalnya mempraktekkan kegiatan hobi dan lain sebagainya. Pada tahapan ini ia sudah menunjukkan tanggung jawab atas apa yang dikerjakannya, dan telah mulai dapat menikmati apa yang dilakukannya.
c.
Memberi penilaian Pada tahap ini individu meneruskan kegiatan untuk melakukan sesuatu, merasa menjadi bagian kelompok dari pelaku-pelaku kegiatan yang sama, dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut. Secara gradual ia senang membantu orang lain agar memiliki kecakapan seperti yang dimilikinya, mau mengemukakan pendapat secara lisan maupun menuliskan refleksi tentang obyek atau kegiatan tersebut. Pada dirinya mulai tumbuh rasa pengabdian dengan melibatkan diri sendiri secara lebih aktif. 41 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d.
Pengorganisasian Apa mengkristal tatakrama.
yang
dilakukan
didalam Ia
dirinya
membangun
diyakini
dan
dalam
bentuk
penilaian
untuk
menentukan tingkat kelayakan bagi sesuatu yang relevan dikerjakan oleh orang lain atau masyarakat. Hal – hal yang diyakininya mulai dibandingkan dengan standar etika, melalui bacaan, ataupun sumber
lainnya.
Proses
ini
dinamakan
konseptualisasi nilai. e.
Karakterisasi Pada tahap ini individu siap untuk menilai ulang apa yang telah diyakininya jika bukti – bukti menunjukkan adanya keharusan untuk merevisi pandangan yang dipegangnya. Masalah – masalah dilihat lagi dengan lebih obyektif, realistik, dan dengan sikap toleran. Pada tahap ini ia tidak bersifat dogmatic tetapi lebih logis, ilmiah dan menghargai bukti – bukti.
42 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.5. Tinjauan Terhadap Kurikulum Taman Kanak – Kanak Beberapa tafsiran mengenai kurikulum dikemukakan sebagai berikut : a. Kurikulum
memuat
isi
dan
materi
pelajaran.
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa. b. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan siswa, seperti : bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar – gambar, halaman sekolah, dan lain – lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. 1)
Pembelajaran berorientasi pada prinsip – prinsip perkembangan anak yaitu: Anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta 43 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
merasakan aman dan tentram secara psikologis.
Siklus belajar anak selalu berulang
Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak – anak lainnya.
Minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya.
Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.
2) Berorientasi pada kebutuhan anak Berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan disesuaikan
melaui
analisis
dengan
kebutuhan berbagai
yang aspek
perkembangan fisik maupun psikis(intelektual, bahasa, motorik dan sosio emosional), serta kemampuan pada masing-masing anak. 3) Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain Upaya – upaya pendidikan yang diberikan hendaknya
dilakukan
dalam
44 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
situasi
yang
menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi, bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Bermain bagi anak merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari ketrampilan yang baru dan dapat
menggunakan
menggambarkan
dunianya.
simbol
untuk
Ketika
bermain
mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan
pengalamannya
menggambarkan
dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian
yang
berkaitan
dengan
pengalamannya. 4) Menggunakan pendekatan tematik Tema sebagai alat/sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep secara mudah dan jelas pada anak 5) Kreatif dan inovatif Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan
–
kegiatan
yang
menarik,
membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal – hal baru. 45 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
6) Lingkungan kondusif Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga anak selalu betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga dalam interaksi baik dengan pendidik maupun dengan temannya. 7) Mengembangkan kecakapan hidup Pengembangan
pembelajaran
harus
didasarkan atas pembiasaan – pembiasaan yang memiliki
tujuan
untuk
mengembangkan
kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosial serta memperoleh ketrampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu cara mewujudkan lingkungan kelas yang kondusif adalah menerapkan pola penataan fasilitas yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran dan tujuan kurikulum. Beberapa pola penataan fasilitas yang dapat diuraikan menurut beberapa pola, antara lain :
46 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
a. Pola 1 Terjadi
keseimbangan
formal,
fungsi
belajar mengarah ke satu arah, adanya urutan secara stratifikasi depan dan belakang. Nilai – nilai yang dapat dideskripsikan adalah Nilai sosial : terjadi stratifikasi tempat Apresiatif semakin
: jauh
semakin
individu pribadi
berjenjang, dan
tidak
memberikan sarana yang lebih apresiatif b. Pola 2 Ada keseimbangan formal, fungsi belajar mengajar satu arah, posisi tiap anak sama rata. Nilai – nilai kriteria yang dapat dideskripsikan adalah Nilai sosial : tidak ada stratifikasi, merata Apresiatif
: berkelompok membuat anak
mudah dalam menyalurkan apresiasinya terhadap lingkungan sekitarnya.
c. Pola 3 47 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Ada keseimbangan formal, fungsi belajar mengajar dua arah, ada 2 kelompok yang terjadi. Nilai – nilai yang dapat dideskripsikan adalah : Nilai sosial jelas,
menjadikan
:
terjadi stratifikasi yang ruang
terbagi
dalam
2
kelompok dan memberi kesempatan untuk saling berkompetisi Apresiatif
: individu dalam kelompok
2.6. Tinjauan Metode Belajar pada Taman Kanak – Kanak Metode belajar – mengajar yang digunakan pada Taman Kanak – Kanak adalah dengan bercerita, bercakap – cakap, karya wisata, bermain dan eksperimen. Tujuan Taman Kanak – kanak secara umum adalah :
Menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan kreativitas
Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan bagi anak agar mampu mengungkapkan pendapat, pikiran dan tindakannya namun tetap dalam batas wajar (apresiatif )
48 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Menciptakan lingkungan belajar yang aman
Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya proses sosialisasi.
Menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan pikiran yang imajinatif bagi anak. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam merancang
ruang kelas Playgroup dan Taman Kanak – kanak menurut Alfred Roth dalam buku The New Schoolhouse : a. Fungsi ruang Sebagai tempat kegiatan belajar – mengajar serta bermain dimana ruangan kelas tersebut dituntut untuk fleksibel dalam perbandingan bentuk dan kebebasan mengajar. b. Ukuran ruang kelas Ukuran
ruang
kelas
modern
ditentukan
oleh
persyaratan sebagai berikut, antara lain kebebasan dalam mengajar, berfungsi untuk kelompok kecil, meja – kursi mudah dipindahkan, lemari dan rak yang tumpul serta udara yang nyaman.
49 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
c. Perabot dan perlengkapan ruang kelas Perlengkapan ruang kelas yang memadai sangat diperlukan karena alasan berbagai macam kegiatan sekolah. Sebuah perlengkapan disesuaikan dengan hati – hati, baik untuk praktek dan keperluan psikologi. Perabot yang dapat digerakkan seperti meja dan kursi harus mudah dipindahkan setiap saat sesuai dengan tipe pengajar atau aktifitas bebas. Meja dan
kursi
harus sesuai dengan ukuran anak, sebab bentuk perabot
yang
salah
akan
menimbulkan
ketidaknyamanan. d. Dekorasi, tata warna dan seni dalam kelas Dekorasi kelas bukan hanya bahan tambahan untuk kegiatan belajar mengajar, tetapi sebagai kontribusi untuk kenyamanan dalam sekolah dan memunculkan imajinasi anak. e. Efek eksternal dalam tata cahaya dalam ruang kelas Tata cahaya dalam ruang kelas jelas dipengaruhi oleh keadaan sekitar, kedekatan bangunan, kerikil yang menutupi tempat bermain dan sejenisnya yang memberikan cahaya. Sinar hijau yang disebabkan oleh pohon dan rumput dapat memberikan kenyamanan pada mata 50 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
f. Tata cahaya buatan dalam kelas Apabila
cahaya
alami
tidak
memadai,
maka
perlu
ditambahkan dengan pencahayaan buatan. Untuk ruang kelas harus dilengkapi dengan instalasi tata cahaya buatan yang lengkap. Beberapa persyaratan umum menurut Alfred Roth dalam buku The New Schoolhouse untuk perancangan ruang untuk anak usia 2 – 5 tahun adalah sebagai berikut : a. Perabot
Meja rendah dan kursi kecil yang nyaman untuk melakukan aktifitas menggambar dan menulis.
Papan tulis untuk menerangkan dan memberi contoh
Papan tempel untuk memasang foto, lukisan atau gambar
Rak buku yang disesuaikan dengan tinggi anak
Penyimpanan mainan, dapat berupa peti atau keranjang rotan. Tempat simpan sebaiknya
51 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dibuat
agak
rendah
agar
anak
mudah
mengambil dan menyimpannya. b. Warna dan corak Anak prasekolah cenderung menyukai warna – warna menyala dengan corak mencolok. Permainan aneka warna dalam ruang akan dapat membantu merangsang kreatifitas. Anak – anak juga suka meniru tokoh – tokoh tertentu dari buku maupun cerita kartun, hal ini dapat menjadi unsur dekorasi yang menarik sekaligus merangsang daya imajinasi anak. Begitu pula dengan tema – tema lingkungan, binatang dan alam sekitar akan merangsang anak untuk belajar tentang dunia sejak dini. Selain memakai wallpaper, dinding juga dapat didesain dengan art painting yang menampilkan gambar yang menarik. c. Penerangan
Alami
:
selain menyehatkan, penerangan
alami dan jendela – jendela terbuka akan menghadirkan suasana cerah dan segar yang disukai anak usia prasekolah
Buatan :
lampu pijar lebih memberikan
suasana hangat dibanding lampu fluorescent. 52 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d. Area bermain Lantai merupakan area favorit anak untuk bermain, karena adanya kecenderungan anak mengambil mainan yang jatuh ke lantai dan memasukkannya ke dalam mulut, maka sebaiknya lantai dilapisi oleh alas yang bagus. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerangan Playgroup dan Taman Kanak – kanak : a. Keamanan dan keselamatan Sebaiknya mebel atau furnitur yang akan dipakai dan digunakan tidak mempunyai bentuk pojok yang runcing dan lancip karena hal ini berbahaya bagi anak – anak. Dalam pemilihan penggunaan cat dan lantai juga harus diperhatikan. Untuk cat menggunakan cat yang tidak mengandung zat – zat tertentu yang berbahaya bagi anak – anak, sedangkan untuk lantai menggunakan bahan yang tidak licin dan berkesan hangat. b. Kepraktisan Anak kecil membutuhkan benda – benda yang sesuai dengan ukuran tubuh mereka yang kecil. Sehingga mereka tidak kesulitan untuk mencapainya.
53 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
c. Visual Appeal atau daya tarik Dalam perancangan ini harus mempunyai daya tarik atau ciri khas tersendiri bagi anak – anak. (The New Schoolhouse, Alfred Roth) 2.7.
Menumbuhkan Kecerdasan Anak Usia Dini Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi – fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Namun secara pasti berangsur – angsur anak akan terus belajar dengan lingkungannya yang baru dan dengan alat inderanya, baik itu melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan maupun pengecapan. Anak berkemungkinan besar untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Bahkan anak bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya sehingga ia mampu tampil sebagai pionir dalam mengendalikan alam sekitar. Hal ini karena anak memiliki potensi yang telah ada dalam dirinya.
54 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Gambar 2.6. Kecerdasan Anak (Sumber : www.google.co.id)
2.8.
Pendekatan Belajar Sambil Bermain
2.8.1. Pengenalan Belajar melalui bermain adalah salah satu teknik pengajaran dan pembelajaran yang berkesan kepada kanak – kanak. Melalui teknik ini juga akan mendatangkan kepuasan kepada mereka dalam suatu pengajaran yang hendak disampaikan. Dengan bermain juga anak – anak akan dapat menguasai perkembangan dan kemahiran fisik dan penguasaan bahasa dari perbendaharaan dan peraturan tata bahasa. Menurut Mak Soon Sang, main merupakan satu teknik mengajar yang memberi peluang kepada murid – murid melakukan suatu aktivitas secara berpura – pura di dalam keadaan terawasi. Pengajaran dan pembelajaran berlandaskan prinsip belajar sambil bermain. Aktivitas bermain adalah kerja bagi anak – anak. 55 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Pada umumnya dalam proses pendidikan pada anak balita atau usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar. Hal ini dilakukan karena metode ini lebih sesuai dengan kondisi anak – anak yang cenderung lebih suka bermain. Maka para pendidik memanfaatkan hal ini untuk mendidik mereka dengan cara bermain sambil belajar yaitu disamping mereka
bermain
mereka
sekaligus
mengasah
ketrampilan dan kemampuan. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak – anak untuk perkembangan pengetahuannya karena pada usia dini adalah masa – masa perkembangan memori otak sangat pesat. Di seluruh dunia anak bermain. Bermain bagi anak bagaikan bekerja bagi manusia dewasa. Ada anak – anak yang bermain dengan patut, namun ada juga yang bermain “cukup berbahaya” mereka lakukan sebagai kanak – kanak. Peran pendidikanlah untuk mengawal bagaimana permainan dapat menumbuh kembangkan mereka secara patut dan utuh sebagai anak manusia.
56 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Gambar 2.7. Bermain sambil belajar ( Sumber : www. Google.co.id )
2.8.2. Jenis Kegiatan Bermain Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan Freud, menyampaikan paling tidak ada tiga jenis kegiatan bermain yang mendukung pembelajaran anak, yaitu, bermain fungsional atau
sensorimotor,
bermain
peran,
fungsional
atau
dan
bermain
konstruktif. Bermain
sensorimotor
dimaksudkan bahwa anak belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungannya. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika anak-anak disediakan kesempatan untuk bergerak secara bebas berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan, dihadapkan dengan berbagai jenis bahan bermain 57 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Bermain peran disebut juga bermain simbolik,
pura-pura,
fantasi,
imajinasi,
atau
bermain drama. Bermain peran ini sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun. Bermain peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan spasial, afeksi, dan keterampilan kognisi. Bermain peran memungkinkan anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan menciptakan
kembali
masa
lalu.
Kualitas
pengalaman main peran tergantung pada beberapa faktor, antara lain; (1) cukup waktu untuk bermain, (2) ruang yang cukup, dan (3) adanya peralatan untuk
mendukung
bermacam-macam
adegan
permainan. Bermain konstruktif dilakukan melalui kegiatan bermain untuk membuat bentuk-bentuk tertentu
menjadi
sebuah
karya
dengan
menggunakan beraneka bahan, baik bahan cair, maupun bahan terstruktur, seperti air, cat, krayon, playdough, pasir, puzzle, atau bahan alam lain. 58 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Dengan menyediakan beraneka jenis mainan yang tepat bagi anak, peralatan, dan tempat yang memadai, serta memberi kesempatan yang cukup kepada anak untuk bermain, misalnya anak mendapat kesempatan memilih serangkaian kegiatan bermain setiap hari untuk terlibat dalam bermain peran, bermain pembangunan, dan sensorimotor, hal itu berarti memberi layanan pendidikan kepada anak TK secara optimal. Penataan lingkungan bermain artinya mengelola lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup, merencanakan
intensitas
dan
densitas
pengalaman,
memiliki berbagai bahan yang mendukung jenis-jenis permainan, sensorimotor, pembangunan dan bermain peran,
memiliki
berbagai
bahan
yang
mendukung
pengalaman keaksaraan, dan menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di KB/TK, dikenal beberapa model pembelajaran, misalnya model klasikal, model kelompok dengan pengaman, model pembelajaran berdasarkan sudut kegiatan, serta model berdasarkan berdasarkan area, dan sentra.
59 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.8.3. Manfaat Bermain Bagi Tumbuh Kembang Anak Perkembangan kognitif Bermain bukan hanya merupakan cara unik anak untuk belajar mengenai dunianya, tetapi juga cara anak untuk belajar tentang diri sendiri dan bagaimana mereka menempatkan diri dalam dunianya. Dengan
bermain
bebas
anak
dapat
mengembangkan kreativitasnya dan mencoba berbagai alternative solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak dalam permainan. Perkembangan fisik Aktivitas
bermain
erat
hubungannya
dengan perkembangan kemampuan motorik kasar, motorik halus dan skema tubuh.
60 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.8.4.
Jenis Permainan Sensorimotor dan practice play Permainan fungsional Anak usia 12-18 bulan menyukai permainan yang bereaksi terhadap tindakan mereka. Misalnya mengeluarkan bunyi ketika tombol ditekan, boneka yang keluar dari kotak ketika dibuka. Dari kegiatan tersebut anak dapat mempelajari dampak dari suatu gerakan atau tindakan mereka terhadap lingkungan sekitarnya. Permainan Konstruktif Sekitar usia empat tahun kegiatan bermain fungsional cenderung berkurang. Seiring dengan perkembangannya anak mulai mampu untuk membuat atau menghasilkan sesuatu
eperti
gambar, membangun balok, atau membentuk lilin. Permainan konstruktif merupakan sarana yang
sangat
baik
untuk
mengembangkan
keterampilan motorikhalus dan koordinasi matagerakan tangan pada anak.
61 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.8.5. Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Anak Keterlibatan
orang
tua
dapat
mengembangkan permainan anak agar mendapat informasi yang lebih kaya. Orang tua sebaiknya tetap membebaskan anak untuk menggunakan imajinasi dan kreativitasnya. 2.8.6. Arti Bermain Bagi Anak – Anak Saat ini, sekolah telah mengakui nilai dan manfaat bermain yang bersifat edukatif bagi perkembangan para peserta didik. Hal ini terlihat dengan pencakupan kegiatan permainan, olah raga,
drama,
seni
dan
sebagainya
dalam
kurikulum pendidikan formal. Bermain adalah kegiatan yang sangat dekat dengan dunia anak. Kegiatan ini dapat dilakukan
secara
perorangan
maupun
berkelompok. Jenis permainan, jumlah peserta serta lamanya waktu yang dialokasikan untuk bermain, bergantung pada keingingan serta kesepakatan yang dibuat oleh para peserta.
62 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Begitu akrabnya kegiatan bermain ini dengan
keseharian
kita,
sehingga
kita
kerap
menganggapnya sebagai kegiatan biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Namun, benarkah demikian?
2.8.7. Pembelajaran Berbasis Alam Lingkungan alam merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengembangan tujuan, isi dan proses pendidikan pada anak usia dini. Esensi tujuan pendidikan pada anak usia dini diantaranya adalah membantu anak memahami dan menyesuaikan diri secara kreatif dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud memiliki konotasi pemahaman yang luas mencakup segala sumber yang ada dalam lingkungan anak (termasuk dirinya sendiri), lingkungan keluarga dan rumah, tetangga (tetangga pedagang, tetanga dokter, tetangga peternak dan petani), lingkungan yang berwujud makanan, minuman serta pakaian, gedung atau bangunan, kebun, persawahan dan lain – lain.
63 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.8.8. Prinsip Pembelajaran Berbasis Alam Proses pembelajaran
berbasis
alam
perlu memperhatikan sejumlah prinsip yang mendasarinya. Prinsip – prinsip yang dimaksud diantaranya adalah : 1. Oleh
karena
itu,
keberhasilan
pembelajaran berbasis alam peningkatan
optimalisasi
proses
terletak pada
seluruh
potensi
perkembangan anak dengan menjadi lingkungan alam sebagai sumber belajar yang utama. 2. Belajar dari lingkungan alam sekitar Memaksimalkan pemanfaatan kekayaan alam yang ada, sebagai sumber ilmu pengetahuan. 2.9.
Tipe Kecerdasan Anak
1. Kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka Memuat kemampuan seorang anak berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika dan menganalisis pola angka – angka, serta memecahkan masalah melalui kemampuan berpikir. Anak – anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi 64 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. 2. Kecerdasan bahasa atau cerdas kata Memuat kemampuan seorang anak untuk menggunakan bahasa dan kata – kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Anak – anak dengan kemampuan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaian dengan bahasa seperti membaca, membuat puisi dan menyusun kata mutiara. 3. Kecerdasan musikal atau cerdas musik Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap suara – suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, dalam hal ini adalah nada dan irama. Anak – anak ini senang sekali mendengar nada – nada dan irama yang indah 4. Kecerdasan visual spasial atau cerdas gambar Memuat kemampuan seorang anak untuk memahai secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak – anak ini memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya.
65 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
5. Kecerdasan kinestetik atau cerdas gerak Memuat kemampuan seorang anak untuk secara aktif menggunakan bagian – bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada anak – anak yang unggul dalam bidang olah raga. 6. Kecerdasan inter personal atau cerdas teman Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga
mudah
dalam
bersosialisasi
dengan
lingkungan sekelilingnya. 7. Kecerdasan intra personal atau cerdas diri Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaannya sendiri. Mereka cenderung mampu mengenali kekuatan atau kelemahan dirinya sendiri. 8. Kecerdasan naturalis atau cerdas alam Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan
alam
terbuka
alam,gunung,pantai dan hutan. 66 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
seperti
cagar
2.10.
Kecerdasan Naturalis
2.10.1.
Pengertian Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis memiliki ciri antara lain : a. Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan b. Sangat menikmati berjalan – jalan di alam terbuka c. Suka berkebun atau dekat
dengan
taman dan
memelihara binatang d. Menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam dll Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan alam sekitarnya. Individu yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi akan mempunyai minat dan kecintaan yang tinggi terhadap tumbuhan, binatang dan alam semesta.
67 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.10.2.
Konsep Kecerdasan Naturalis
Gambar 2.8. Kecerdasan Naturalis ( Sumber : www.google.co.id )
Kecerdasan
naturalis
erat
hubungannya
dengan kecintaan terhadap alam lingkungan beserta segenap
isinya.
Karakteristik
anak
yang
memiliki
kecerdasan naturalis salah satunya adalah anak menyukai keberadaannya di alam terbuka. Seseorang yang memiliki kecerdasan menunjukkan
naturalis
tinggi
kemahiran
adalah dalam
68 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
seorang
yang
mengenali
dan
mengklarifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungannya. Seseorang yang senang memelihara binatang, dapat mengenali dan menamai banyak jenis tanaman, mempunyai minat dan pengetahuan yang baik tentang bagaimana tubuh bekerja, dapat membaca tanda – tanda cuaca, mempunyai minat pada isu – isu lingkungan global dan berpandangan bahwa pelestarian sumber daya alam dan pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan keharusan. Salah
satu
kecerdasan
anak
yang
ada
hubungannya dengan lingkungan alam atau kemampuan anak berinteraksi dengan alam itulah kemudian disebut naturalis.
Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan
ditanamkan sejak usia dini, yaitu antara 0 – 6 tahun sesuai dengan teori perkembangan otak. Pada saat ini terjadi efektifitas yang sangat tinggi, artinya pada saat usia emas inilah terjadi internalisasi nilai – nilai naturalis tersebut sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak – anak. Kecerdasan naturalis memiliki peran yang besar dalam kehidupan, dengan bekal pengetahuan mengenai alam, hewan dan tumbuh tumbuhan dapat mengantarkan anak ke berbagai profesi strategis, seperti dokter hewan, insinyur pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, ahli farmasi, ahli geodesi, geografi dan ahli lingkungan. 69 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.10.3. Perkembangan Kecerdasan Naturalis Alam sekitar merupakan alat simulator dinamis dan tiada habisnya bagi anak, sebab anak akan mendapatkan gambaran alam secara sederhana berdasarkan pandangannya serta pengalaman langsung melalui pancaindranya. Lebih menarik lagi pandangan sederhana anak juga menciptakan rasa keterikatan terhadap dunia,
dan
persepsi
ini
membantu
perkembangan otak dan inteligensi anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
tahun
1991
dan
1997
Gardner
(novaria,2010:13) menemukan bahwa anak – anak lebih peka dalam mengenali lingkungan dan bukan hanya sekedar pengetahuan semata saja seperti kebanyakan orang dewasa. Perkembangan naturalis ini dipengaruhi oleh kebiasaan atau contoh yang diberikan lingkungan terhadap anak – anak.
70 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.10.4. Karakteristik Kecerdasan Naturalis pada Anak Anak – anak yang sangat kompeten dalam kecerdasan naturalis merupakan pecinta alam. Anak akan lebih senang ke taman, kebun binatang atau menikmati
keindahan
di
aquarium.
Senang
memelihara binatang, mempunyai ingatan yang kuat tentang detail tempat – tempat yang pernah dia kunjungi serta nama – nama hewan, tanaman, serta peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut semakin dipertegas oleh beberapa pendapat para ahli tentang karakteristik kecerdasan naturalis, kecerdasan naturalis tampak pada sikap – sikap seperti ; a.
Akrab dengan hewan peliharaan, maksudnya adalah anak mampu berinteraksi dengan hewan tanpa rasa takut
b.
Menikmati berjalan – jalan di alam terbuka atau ke kebun binatang, maksudnya anak senang ketika berada di luar ruangan seperti kebun binatang.
c.
Menunjukkan kepekaan terhadap bentuk – bentuk alam (misalnya gunung, awan, dll), maksudnya anak dapat mengenal bentuk gunung seperti segitiga, bulan itu bulat dsb. 71 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d.
Suka berkebun atau berada di dekat kebun
e.
Menikmati aquarium, herbarium, terarium atau sistem kehidupan lainnya, maksudnya anak senang ketika melihat aquarium, tertarik untuk membersihkan aquarium dan mau memberi makan ikan yang ada dalam aquarium.
f.
Menunjukkan
kesadaran
ekologi
yang
tinggi, maksudnya anak bisa menjaga lingkungan, misalnya : membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dengan baik,
mau
menyiram
tanaman
dan
memelihara binatang dengan baik. g.
Mencatat
fenomena
alam
:
hewan,
tumbuhan dan hal – hal sejenis. Maksudnya anak mengetahui bahwa tanaman akan mati jika
tidak
berkembang
disiram, biak
mengenal binatang
cara secara
sederhana, misal :dari telur menjadi ayam, mengetahui proses metamorfosis kupu – kupu. h.
Mengenali serangga, daun – daunan dan benda – benda alam lainya.
72 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
i.
Terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. Misal : anak senang bermain tanah, pasir dan senang berkebun. Ciri lain dari karakteristik kecerdasan lingkungan,
yaitu bila anak terlihat sangat tertarik dengan berbagai kegiatan yang dilakukan diluar rumah, merasa nyaman bila tengah bermain di lingkungan bebas, dekat dan sayang dengan berbagai binatang dan tumbuhan yang anak temui di sekitar rumah, peka dalam mengenali keadaan alam, misalnya saat pergantian cuaca, suara angin dan binatang malam. Rajin mengkoleksi berbagai macam benda dari alam, seperti berbagai serangga, batu – batuan, kerang – kerangan, serta sensitif pada fenomena alam, terus bertanya dengan kritis mengenai berbagai jenis alam, keadaan cuaca, pengetahuan laut, ruang angkasa dan kekuatan alam lainnya.
73 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.10.5. Peningkatan Kecerdasan Naturalis pada Anak Dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan seperti menanam dan merawat sendiri tanaman mereka di sekolah dalam pot atau di kebun sekolah, hal tersebut mampu membantu mengembangkan kecerdasan naturalis anak. 2.11. Mengenalkan Hutan Pada Anak Sejak Dini Masa golden age atau masa keemasan pada balita
hendaknya
dimanfaatkan
dengan
mulai
mengenalkan pendidikan lingkungan pada anak sejak sedini mungkin. Bila ini dilakukan, besar harapan kelak anak dapat menjadi manusia yang peduli pada lingkungan. Terlebih, sebagaimana yang diketahui bahwa isu lingkungan hidup terhangat akhir – akhir ini adalah adanya global warming atau pemanasan global. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah semakin banyaknya hutan – hutan yang rusak di dunia. Maka, sebelum pemanasan bumi semakin tidak terkendali, kini saatnya kita mulai mengenalkan hutan kepada anak. Bagi kebanyakan anak, image atau bayangan tentang hutan adalah tempat yang jauh di 74 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
pegunungan, menyeramkan, penuh pepohonan lebat dan binatang liar. Wujud sejati hutan jauh dari jangkauan pikiran anak. Apalagi bagi anak – anak perkotaan yang kehidupannya jauh dari hutan, atau bahkan mereka sama sekali tidak mengenal hutan. Jika bayangan semacam ini bertahan hingga anak dewasa, maka bagaimana anak akan menjadi manusia yang peduli pada kelestarian hutan? Padahal hutan adalah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi dan diamat. Di sana hidup berbagai macam tumbuhan dan hewan. Hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. 2.11.1. Mengenalkan hutan melalui media bercerita atau dongeng Bercerita atau mendongeng telah menjadi kegiatan yang banyak dilakukan manusia sejak zaman dahulu. Anak – anak senang sekali mendengarkan dongeng. Banyak cerita anak – anak tempo dahulu yang berlatar hutan, hingga kini mudah kita konsumsi dari media cetak dan media elektronik. Baik berlatar hutan Indonesia, maupun berlatar hutan di luar negeri. Ketika bercerita kepada anak dengan kisah – kisah berlatar hutan, selain pesan – pesan moral seputar hubungan antar manusia diungkapkan dalam 75 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
cerita, dapat juga menyisipkan pesan – pesan lingkungan yang ada dalam cerita tersebut. Misal, menjelaskan tentang hutan, penghuni di dalamnya dan manfaat bagi kehidupan. Hutan bukan tempat yang menakitkan seperti yang anak kira selama ini. 2.11.2. Berpetualang di hutan Umumnya, anak – anak sering berjalan – jalan melihat alam sekitar. Hutan tidak hanya sekedar apa yang dilihat oleh anak atau seperti pemahaman umum yang sering anak dengar bahwa hutan adalah semata suatu tempat yang ditumbuhi semak belukar dengan pohon – pohon yang tinggi, serta berbagai macam hewan liar yang hidup di dalamnya. Anak – anak perlu dikenalkan bermacam – macam hutan. Selain itu perlunya anak mendapat penjelasan mengenai manfaat hutan. Diantara manfaat hutan adalah melindungi tanah dari erosi, mengatur dan menghambar banjir, serta
menghasilkan
oksigen
dan
menyerap
karbondioksida. Hutan dapat menghasilkan kayu, buah, akar, getah, biji-bijian, jamur dan yang lainnya. Hutan
sebagai
tempat
hidup
berbagai
macam
tumbuhan dan hewan, tempat rekreasi dan sumber ilmu pengetahuan.
76 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Dengan langsung menjejakkan kaki di hutan, anak akan mendapat pengalaman langsung, tidak hanya mendengar tentang keindahan hutan dari sumber lain yang mungkin tidak konkrit bagi anak, bahwa hutan memang benar – benar tempat yang mengasyikkan,
jauh
dari
bayangan
yang
menyeramkan. 2.12.
Sarana dan Prasarana Taman Kanak-
Kanak A. Persyaratan Persyaratan sarana prasarana Taman Kanak – Kanak adalah : 1. Luas lahan minimal 300m2 2. Memiliki ruang kelas dengan rasio minimal 3 m² per peserta didik ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), jamban dengan air bersih dan ruang lain yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak 3. Memiliki alat permainan edukatif baik buatan guru, anak dan pabrik 4. Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun
di
luar
ruangan
yang
dapat
mengembangkan berbagai konsep 5. Memiliki peralatan pendukung keaksaraan 77 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
B. Ketentuan Prasarana dan Sarana Taman Kanak – Kanak Sebuah TK sekurang – kurangnya memiliki prasarana pendidikan sebagai berikut : 1. Ruang kelas 2. Ruang kepala TK 3. Ruang guru 4. Ruang UKS 5. Kamar mandi/WC untuk anak dan guru 6. Gudang 7. Dapur 8. Tempat bermain / luar kelas/halaman 9. Spilood / ruang bermain terbuka 1. Ruang Kelas a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran yang dilengkapi dengan sarana bermain b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 25 peserta didik dengan 2 orang guru
78 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
d.
Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2,56 m² / peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik 25 orang, luas minimum ruang kelas adalah 64m².
e.
Ruang
kelas
harus
memiliki
jendela
yang
memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk belajar anak dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. f.
Ruang kelas harus memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, serta dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
g.
Ruang kelas dicat dengan bahan yang aman dan warna yang lembut
2. Ruang Kepala TK a. Ruang Kepala TK berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pengelolaan TK, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua anak, unsur Komite TK, petugas Dinas Pendidikan, atau tamu lainnya b. Luas minimum ruang Kepala TK adalah 12m² dan lebar minimum adalah 3 m c. Ruang Kepala TK mudah diakses oleh guru dan tamu TK, serta dapat dikunci dengan baik
79 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
3. Ruang Guru a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat bekerja setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas b. Ruang guru mudah dicapai dan dekat dengan ruang Kepala TK 4. Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di TK b. Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang bimbingan c. Luas minimum ruang UKS adalah 9 m² 5. Kamar mandi / WC untuk Guru dan Anak a. Kamar mandi / WC berfungsi sebagai tempat buan air besar atau kecil b. Minimum terdapat 2 uit kamar mandi / WC jamban di setiap TK c. Luas minimum 1 unit kamar mandi / WC adalah 2 m². d. Kamar mandi / WC harus berdinding, beratap, dapat dikunci dan mudah dibersihkan e. Tersedia air bersih 80 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
6. Gudang a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan TK yang tidak / belum berfungsi dan tempat menyimpan arsip TK yang telah berusia lebih dari 5 tahun. b. Luas minimum gudang adalah 9 m² c. Gudang dapat dikunci 7. Dapur Dapur adalah tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk keperluan makan bersama. a. Luas minimum dapur adalah 9 m² b. Bersih 8. Tempat bermain di luar kelas / halaman a. Tempat bermain di luar berfungsi sebagai tempat upacara bendera dan kegiatan fisik motorik kasar dan untuk menempatkan alat bermain di luar ( ayunan, prosotan, tangga majemuk, dsb) b. Rasio minimum luas tempat bermain adalah 74 m² c. Sebagian
tempat
bermain
ditanami
pohon
penghijauan, apotek hidup dan kebun sekolah d. Sebagian tempat bermain juga digunakan sebagai taman lalu lintas 81 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
9. Ruang Bermain Terbuka a. Ruang bermain terbuka berfungsi sebagai ruang bermain di luar kelas tanpa dinding pembatas tapi beratap yang digunakan sesuai dengan keperluan b. Luas minimum spiloot adalah 100 m² dengan lebar minimum 5 meter.
2.13.
Teori Yang Mendukung Desain Interior
2.13.1. Ruang Setiap elemen interior yang terdapat dalam suatu ruangan
atau
lingkungan
merupakan
suatu
keajaiban bagi anak – anak dimana hal tersebut dapat mendorong mereka untuk menajamkan panca
indera/perasaannya
untuk
lebih
mengeksplorasi kemampuan motorik yang masih terbatas. Lingkungan playgroup dan TK yang ideal memberikan rangsangan yang berbeda – beda bagi seluruh panca indera. Ruang
kelas
harus
dirancang
menurut
pertimbangan – pertimbangan :
Fungsi ruang sebagai tempat belajar dan mengajar serta bermain dimana ruang kelas tersebut harus fleksibel dalam
82 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
pertandingan
bentuk
dan
kebebasan
mengajar. Ruang kelas yang ada harus bersih, tertata, terawat, memiliki sirkulasi udara yang bagus, memiliki pencahayaan yang memadai, aman dan memiliki tempat penyimpanan barang pribadi anak.
Ukuran
ruang
kelas
modern
yang
ditentukan oleh persyaratan pendidikan : -
Kebebasan dalam mengajar
-
Berfungsi dalam kelompok kecil
-
Meja dan kursi mudah untuk dipindahkan
-
Ujung sudut lemari dan rak yang tumpul
-
Udara yang nyaman
2.13.2. Perabot / Furniture Perabot / furniture yang ada di dalam area bermain maupu kelas dan ruang lainnya yang terdapat pada playgroup dan TK harus : -
Sesuai
dengan
antropometri
pengguna -
Sesuai
untuk
berbagai
sudut
kegiatan anak -
Sesuai
untuk
pengajaran
kelompok usia murid 83 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dan
-
Dapat digerakkan dan mudah dipindahkan
-
Mempunyai bentuk yang tidak menimbulkan
ketidaknyamanan,
kelelahan -
Aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan
Perabot / furniture yang diperlukan dalam kelas : -
Meja rendah dan kursi kecil ( untuk menggambar dan menulis)
-
Papan tulis
-
Papan tempel ( foto, lukisan maupun gambar pembelajaran)
-
Papan buletin ( pengumuman )
-
Rak buku yang sesuai dengan tinggi anak
-
1)
Rak penyimpanan mainan
Layout Penataan layout memperhatikan
suatu
kebutuhan
memperhitungkan kebutuhan 84 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
ruangan perlu
ruang. ruangan
Dalam perlu
memperhatikan nilai ergonomi pada furnitur yang terdapat dalam suatu ruangan agar dapat memberikan kenyamanan baik kenyamanan termal maupun suasana dalam ruangan. Adanya kebutuhan ergonomi dalam desain furnitur dalam ruangan memiliki hubungan langsung dengan kajian anthropometri sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mendesain. Perhitungan anthropometri memiliki peran penting, apalagi dalam mendesain suatu ruangan dengan studi yang khusus. Sanggar lukis anak merupakan salah satu objek dengan desain yang khusus,
mengingat
kebanyakan
adalah
pengguna anak-anak
bangunan sehingga
ini dalam
mendesain perlu memperhatikan aspek keamanan bagi anak-anak. Pola Sirkulasi pada Ruang Kelas Playgroup dan TK 1. Pola Linier, yaitu jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok
arah,
memotong
jalan
lain,
bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). 85 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2. Pola Radial, yaitu konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama.
3. Pola Spiral (Berputar), yaitu Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.
86 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
4. Pola Grid, yaitu Konfigurasi grid terdiri dari dua
pasang
jalan
sejajar
yang
saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.
5. Jaringan, yaitu Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.
87 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2) Elemen Pembentuk Ruang a) Elemen Lantai Elemen lantai merupakan komponen bangunan yang berperan menahan rembesan air tanah atau hewan dari dalam tanah dan sebaliknya sebagai penahan beban di atasnya atau lazim disebut pembatas ruang di bagian bawah. Pada ilmu bangunan terdapat dua jenis lantai yaitu lantai beton bertulang dan lantai beton tidak bertulang. Sedangkan untuk bahan penutup lantai terdapat berbagai macam jenis yang dapat digunakan. Berikut akan dibahas beberapa jenis bahan penutup lantai beserta karakteristiknya yang akan diterapkan dalam perancangan tugas akhir, yaitu sebagai berikut : 1. Keramik Keramik dibuat dari tanah liat atau perpaduan dari tanah liat dan material keramik lainnya. Keramik tersebut dibakar di oven dengan suhu yang tinggi. Hasilnya adalah keramik tahan lama, kuat, material padat yang kedap air, tidak mudah bernoda dan mudah dibersihkan. Secara umum warnanya tidak memudar. Permukaan keramik ada yang berglazur dan tidak berglazur. Permukaan keramik berglazur 88 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
memiliki finishing glossy, matte, atau kristal dalam cakupan warna yang luas. Sedangkan yang tidak berglazur memiliki karakter keras dan padat dan warnanya diperoleh dari material cenderung
tanah lebih
liat.
Warna-warnanya
redup
daripada
tegel
berglazur. 2. Granit Granit merupakan susunan dari batuan dari batuan alam. Namun, lantai granit yang banyak ditemui di pasaran merupakan lantai granit yang dibuat dari bahan kimia yang menyerupai batu alam granit. Granit memiliki pori-pori lebih kecil dan kekuatannya lebih besar. Karakternya bermotif, bertekstur, dan warna yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, granit memiliki karakter yang berbeda. Granit dibedakan menjadi dua, yaitu granit alam dan granit buatan yang biasa disebut granit tile. Granit alam umumnya memiliki ukuran 2x1 m tiap lembarnya dan ukuran yang lebih kecil (cutting size). Sedangkan ketebalannya antara 18-20 mm. Pada granit buatan yang banyak 89 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
terdapat di pasaran memiliki berbagai ukuran, mulai dari 30x60 cm, 40x40 cm, dan 60x60 cm dengan ketebalan 8-10 mm. 3. Kayu solid Lantai kayu mengkombinasikan sifat tahan lama dan tahan aus dengan sifat nyaman dan hangat. Jenis kayu tahan lama, keras, berurat halus baik bagi kayu keras dan kayu lunak digunakan untuk bahan lantai. Jenis umum bahan kayu keras termasuk kayu eik, maple, betula, kemiri pecan dan kayu kersen. Pemasangan lantai kayu sangat mudah karena mudah dipotong, dipaku atau disekrup, dilem, maupun
di-finishing.
Untuk
pekerjaan
finishing kayu dapat menggunakan cat kayu solid dan cat transparan (politur, melamik, pinotek, dan sebagainya). Ketebalan kayu yang digunakan pada material lantai adalah 2 cm dan membutuhkan rangka yang lebih rapat, maksimal 50 cm. Sedangkan dalam proses pemasangannya diperlukan jarak antar papan kayu, karena kayu memiliki karakter yang dapat memuai sesuai dengan kondisi lingkungannya. 90 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
4. Vinyl Mudah
dibersihkan,
warna
dan
motif
bermacam – macam, permukaan tidak licin, tidak tajam, lebih ekonomis 5. Parquette / papan kayu Peredam suara yang baik, mudah dibersihkan, permukaan
halus,
perawatan
mudah,
perbaikan mudah, tidak licin, banyak warna dan motif. Lantai parquette dipilih dalam perancangan sekolah playgroup dan TK dikarenakan keamanan dan kenyamanan bagi siswa playgroup dan taman kanak – kanak. b) Elemen Dinding Dinding merupakan bidang vertikal pembentuk ruang yang senantiasa berada pada ketinggian mata manusia ( eye – level ), baik ketika duduk maupun berdiri sehingga tampilan dinding akan langsung ditangkap oleh mata pengguna ruang dan menimbulkan
perasaan
tertentu
yang
dipersepsikan sebagai suasana ruang. Dinding berfungsi sebagai pemisah suatu ruang dengan ruang lain yang berbeda, serta 91 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
memberikan kesan tertutup dan bersifat pribadi untuk benda-benda yang berada didalamnya. Selain itu, dinding juga membentuk pembatas antara ruang dalam dengan ruang luar. Media pembatas berguna untuk perlindungan terhadap iklim, serta membantu aliran udara, panas dan suara ke dalam ruangan. 1. Plesteran Untuk menutupi permukaan pasangan batako, bata merah, dan hebel, biasanya digunakan plesteran. Bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan plesteran ini adalah semen PC dan pasir pasang. Selain bahan tersebut, dapat juga ditambahkan batu kapur (gamping) ke dalam campuran bahan plesteran. Ada dua macam plesteran, yaitu plesteran biasa dan plesteran transparan biasa dan plesteran trasram. Plesteran biasa menggunakan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:3, sedangkan plesteran trasram menggunakan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:5. Plesteran trasram berfungsi sebagai penahan rembesan air agar ruangan tidak lembap. Biasanya plesteran trasram dibuat setinggi 1,5 m dan sering digunakan untuk dinding kamar mandi/WC dan tempat pencucian. 92 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Agar terlihat lebih rata dan rapi, biasanya dinding diplester dengan acian. Acian menggunakan campuran semen saja dan air atau campuran semen, mil, dan air. 2. Cat Bahan penutup dinding yang paling sering digunakan pada setiap bangunan adalah cat. Pengecatan dapat dilakukan setelah
dinding
diplester dan diaci atau tanpa diplester. Tujuan pengecatan adalah agar dinding tampak lebih indah dan artistik. Di pasaran ada banyak warna cat yang dapat dipilih. Ada dua jenis cat yang sering digunakan untuk menutupi bidang dinding, yaitu cat dasar dan cat finish.
Cat dasar Cat dasar merupakan cat yang pengaplikasiannya untuk menutupi pori-pori dinding yang diplester (diaci). Dimasyarakat cat dasar untuk tembok ini sering disebut plamur. Sementara cat dasar untuk kayu disebut meni dan untuk besi disebut zink cromat. Selain untuk tembok yang sering disebut plamur
tembok,
plamur
pun
dapat
dapat
diaplikasikan pada sambungan kusen, sambungan partisi,
sambungan
penutup
plafon,
dan
sebagainya. Bila pengaplikasian plamur tersebut 93 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dilakukan
dengan
sempurna,
bidang
yang
diplamur seolah-olah tanpa lubang ataupun tanpa sambungan setelah diberi cat finish.
Cat finish Berdasarkan jenis bahan dasarnya, cat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu cat berbahan dasar air (water based) dan cat berbahan dasar minyak (solvent based). Adapun pengencer untuk kedua jenis cat tersebut adalah air. Cat finish untuk besi dan kayu sering disebut dengan cat minyak (cat solid). Dalam pengaplikasiaanya, cat minyak perlu dicampur dengan tinner. Selain untuk kayu jenis cat minyak pun dapat digunakan untuk besi, tetapi jenisnya agak berbeda. Cat duco merupakan
jenis
cat
minyak
yang
sering
digunakan dewasa ini. Cat duco tidak dapat diaplikasikan
dengan
kuas
karena
encer.
Pengaplikasiaanya dengan sistem spray (semprot) menggunakan kompressor. Cat duco dapat difinishing pada bidang yang sudah didempul duco atau sering disebut sampolac. 3. Kaca Kaca adalah material tembus cahaya dan jernih yang terjadi jika pasir kuarsa, kapur, dan soda dilebur. Adapun jenis-jenis kaca adalah : 94 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Kaca Buram Cara pembuatan pelat kaca yakni dicat dengan bubur tepung dan setelah itu dikerjakan dengan pesawat penyembur pasir atu dngan cara gosok tangan. Digunakan untuk jerndela dan pintu di WC, kamar mandi.
Kaca Berwarna Dibuat dengan cara tuangan dengan mencampur zat-zat tertentu (pigmen) yang mengakibatkan kaca berwarna.
Kaca Bermotif (Mozaik) Dibuat gambar perincian menurut rencana umum yang memuat pembagian dan warna, perpotongan dengan ukuran yang sebenarnya. Dari potongan kaca didapat dadu-dadu dengan ukuran rusuk 1-2 mm. Di atas kaca mosaik direkatkan kertas atau kain lena, setelah kering diangkat. Pemasangan mosaik dipakai adukan semen.
Setelah
selesai/keras
kain
lena
dilepaskan.
Kaca Lapis (Laminated Glass) Terdiri dari dua lapisan atau lebih, kaca yang dibuat
dengan
cara
mengapung,
diantara
masing-masing lembar kaca terisi lapisan seloid atau getah (resin) epoksi. Kaca yang berlapis 95 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dua digunakan untuk kaca mobil dan kaca yang berlapis majemuk digunakan untuk misalnya loket bank anti peluru.
Kaca Tiruan (Acrilic) Kaca tiruan dapat digunakan sebagai kaca pengaman walaupun tidak digolongkan jenis kaca, karena terbuat dari plastik. Kaca ini digunakan untuk jendela kapal dan sebagainya.
4. Gypsum Board Gypsum Board adalah kombinasi dari kalsinasi gips, pati, air, dan zat aditif lainnya yang tersusun didalam komposisi kertas. Gypsum board adalah substrat dinding pilihan untuk finishing dinding interior komersial. Gypsum board sebagai pengganti reng dan plester, adalah panel
dinding
prefabrikasi
yang
telah
menggantikan plester sebagai selesai dinding umum. papan gypsum murah dan mudah untuk menangani dan memasangnya. Ukuran standar untuk gypsum board lebarnya 1220 mm dengan panjang 610 mm selisih panjang dari 1829 – 4880 mm). Banyak manufaktur memproduksi gypsum board dalam ukuran 1200x3600 mm. Gypsum board kadang-kadang disebut sebagai "wallboard", "drywall", atau "sheetrock", 96 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
adalah sebuah panel yang terdiri dari inti gipsum yang tidak mudah terbakar dengan permukaan Gypsum
kertas.
board
dapat
dicetak
dan
dilengkungkan. mudah untuk diperbaiki dan murah untuk digantikan. Gypsum board sebagai substrat yang baik untuk semua jenis finishing dekoratif dan tampilan, seperti pelapis dinding dan cat. 5. Triplek atau multiplek Terbuat dari tiga lapisan kayu atau lebih, triplek memiliki ukuran panjang 240 cm dan lebar 120 cm dengan ketebalan bervariasi mulai dar 3 mm sampai 18 mm. Multipleks dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan suatu furnitur, dinding ataupun elemen pendukung interior lainnya. Pada sekolah playgroup dan TK Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ini, dinding merupakan salah satu elemen interior yang penting, karena pada dinding inilah hasil karya anak – anak akan ditampilkan dan dinding akan ditampilkan sebagai sebuah elemen estetis disesuaikan dengan tema dan konsep yang diusung.
97 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
c)
Elemen Plafond Plafon yaitu langit-langit yang berada didalam
maupun diluar suatu bangunan. Plafon diadaptasi oleh orang-orang masa kini dari kebudayaan Belanda. Dulunya masyarakat tradisional hanya menggunakan atap sirap, genteng, atau serat-serat dari tanaman seperti ijuk, jerami, daun nipah dan sebagainya. Plafon yang dulunya berfungsi sebagai atap untuk tempat berteduh dari panas dan hujan, kini telah mengalami perkembangan fungsi. Ching (1996:192) menerangkan bahwa plafon atau langit-langit memiliki peran visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya karena merupakan elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Plafon merupakan salah satu elemen interior pembentuk estetika ruangan yang harus dipenuhi. Selain untuk tempat menyembunyikan kabel-kabel listrik, instalasi pipa-pipa air, dan ducting AC¸ plafon juga bisa berfungsi sebagai sarana pencahayaan dan penghawaan buatan karena plafon juga dapat difungsikan sebagai tempat menggantung lampu, kipas angin dan elemen penghias ruangan lainnya. Selain itu, plafon juga dapat difungsikan sebagai pengatur akustik ruang dengan menggunaka lapisan peredam bunyi. 98 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Ada berbagai bentuk desain plafon modern, diantaranya: a. Plafond datar Plafon datar adalah plafon yang memiliki bentuk datar dan sederhana tanpa ada penambahan bentuk dan fungsi apapun. Plafon datar memberikan kesan sederhana dan rapi dalam ruangan b. Drop ceiling Drop ceilling adalah plafon dengan permukaan datar tetapi sebagian permukaannya bertingkat turun ke bawah baik secara tegak lurus juga berupa kemiringan tertentu. Selain itu, ada tujuan lain penggunaan drop ceilling, yaitu sebagai aksentuasi dalam ruangan, memberikan kesan homy, modern, simple, tempat menggantungkan lampu dan tirai serta dapat dijaikan sebagai penutup struktur dan utilitas dalam bangunan. c.
Up ceiling Up-ceilling memiliki pengertian yang tidak jauh beda dengan jenis plafon drop-ceilling. Namun, pada up-ceilling, sebagian permukaan datar plafon bertingkat naik keatas baik tegak lurus maupun dalam kemiringan tertentu. Tujuannya pun tidak jauh berbeda dengan plafon drop-ceilling, yaitu untuk memberikan kesan modern, simple, tempat 99 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
menggantungkan lampu dan tirai serta dapat dijaikan sebagai penutup. Berdasarkan dari analisa berbagai macam bentuk plafon,
penggunaan plafon pada desain sekolah
playgroup dan taman kanak – kanak ini memadukan antara drop ceiling, up ceiling dan plafon datar sehingga menimbulkan kesan dinamis dalam setiap ruangnya. d)
Elemen Warna Dimanapun kita berada, kita akan melihat warna. Memahami warna selalu menjadi hal yang sangat menarik. Warna berkaitan dengan persepsi dan interpretasi subyektif.(Dameria 8)
Sumber Warna Dalam
bahasa
Indonesia,
warna
merupakan
fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur, yaitu cahaya, obyek dan observer (dapat berupa mata kita atau alat ukur). Warna yang tampak pada benda bersumber pada cahaya yang menyinarinya sehingga memperlihatkan adanya bentuk dan ruang. Tanpa cahaya, warna tidak akan ada. (Ching 106) Pada tahun 1666 Sir Isaac Newton, seorang ahli Fisika menemukan bahwa warna bersumber dari cahaya. 100 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Newton mengembangkan teori warna didasarkan pada pengamatan bahwa sebuah prisma terurai cahay putih ke dalam banyak warna yang membentuk spektrum. Cahaya merupakan gelombang elektromagnet yang memiliki panjang gelombang dan getaran. Hanya gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang antara 380 – 780 nanometer yang dapat dilihat oleh mata manusia. Gelombang elektromagnet ini diterima oleh saraf mata sehingga dapat diterjemahkan oleh otak. Sistem Warna Munsell Berbagai sistem warna mencoba mengatur warna dan sifat – sifatnya dalam suatu susunan warna yang dapat dilihat. Sistem dan deskripsi warna yang lebih akurat adalah sistem warna Munsell, yang dikembangkan Albert H. Munsell. Sistem ini menata warna – warna menjadi tiga tingkatan terurut, dari tingkat – tingkat visual yang seragam, berdasarkan sifat warna, pencahayaan dan intensitasnya. Menurut penelitinya, Munsell memprediksi bahwa lingkungan tempat manusia hidup terdiri dari 100 juta warna, dimana setiap warna memiliki tingkat perbedaan baik dari hue, lightness, maupun chroma. Akibatnya sering timbul kesulitan ketika seseorang harus menggambarkan atau mencocokkan sebuah warna dengan warna lainnya, terutama pada industri 101 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
cat atau tekstil. Maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat disepakati, dipergunakan dan dimengerti oleh semua kalangan. Pada tahun 1913, Munsell memperkenalkan “Atlas of The Munsell Color System” yaitu suatu sistem perpaduan berupa table 15 warna terdiri dari beberapa ratus keping warna yang mengklarifikasikan warna menurut hue, chroma, dan lightness (value); dan menampilkan ke dalam susunan warna (hue) yang mengelilingi “batang sumbu” berupa tingkatan warna hitam di bagian bawah dan bertahap semakin ke atas menjadi putih (diantaranya merupakan tingkatan nuansa warna abu-abu). Sementara “batang sumbu” nya dengan susunan warna yang mengelilingi terdapat tingkatan warna (chroma). Pada tahun 1929, representasi tiga dimensional yang dikenal dengan Munsell Colour Tree selesai disusun. Sejak itu konsepnya digunakan secara internasional sebagai spesifikasi standar untuk warna – warna yang tidak transparan pada sebuah objek padat. Pemetaan ini dibuat untuk kepentingan industry dalam mendeskripsikan pembagian warna secara tepat. Munsell Colour Tree ini kemudian dinilai banyak kalangan sebagai
alat
yang
sangat membantu
menggambarkan dan menentukan sebuah warna.
102 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dalam
Gambar 2.9. Munsell Colour Tree Dimensi Warna Untuk mengetahui sejauh mana skala tua atau skala muda sebuah warna, sistem Munsell merupakan petunjuk untuk skala pembatasan kualitas warna dengan interval, untuk tujuan – tujuan rasional serta perancangan warna secara skematis. Hal ini dapat diketahui melalui dimensi warna. Munsell berpendapat bahwa warna dapat diukur berdasarkan tiga dimensi warna, yaitu : a. Hue
103 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Hue adalah dimensi pertama dari warna. Hue menunjukkan
nama dari masing – masing warna,
seperti merah, hijau, biru, dll. Setiap perbedaan satu warna dengan warna yang lainnya diakibatkan karena adanya perbedaan panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dan kemudian diserap oleh mata. b. Value ( nilai warna ) Dimensi kecerahan
kedua suatu
membedakan
yaitu
warna.
tingkat Nilai
atau
urutan
tersebut
kualitas tingkat kecerahan
akan warna,
misalnya kita akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua (gelap) atau dengan warna merah
muda
(terang).
Secara
teoritis
diagram
tingkatan nilai yang bisa digunakan adalah 9 tingkat, mulai dari yang tercerah Putih(p), melalui deretan abu – abu netral (Kn) sampai kepada yang tergelap Hitam. Dr. Denman W.Ross, membagi interval nilai ini menjadi 9 langkah dengan berjarak tetap dan diberi simbol 2 sampai 8 dengan Kn nomor 5 yang paling netral. Putih mempunyai nilai tertinggi, tidak ada warna lain yang mempunyai nilai setinggi putih. Sedangkan hitam mempunyai nilai terendah, tidak ada warna lain yang mempunyai nilai segelap atau serendah hitam. 104 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Bila dimensi kedua nilai ini dimasukkan ke dalam skema lingkaran warna, maka akan berubah nilai skalanya secara gradual, nilai tertinggi di puncaknya dan nilai terendah atau tergelap paling bawah. Nilai warna akan berubah bila ditambah putih. Untuk pigmen pencampuran mudah dilakukan. Bila warna ingin dibuat lebih terang tinggal menambahkan putih sebaliknya bila warna ingin dibuat lebih gelap tinggal menambahkan hitam. Jadi, setiap warna dapat diubah nilainya. Nilai yang paling netral adalah abu-abu nomor 5 (Kn.5). Deretan nilai di atas Kn. 5 disebut nilai tinggi dan dibawah Kn.5 disebut rendah, maka secara numerik bisa diidentifikasi tingkatan nilainya. Bila dihubungkan dengan warna nilai yang lebih terang disebut warna cerah atau warna muda, sebaliknya warna yang nilainya lebih rendah disebut warna gelap atau warna tua. Nilai dapat memberikan efek yang berlainan terhadap warna. Contoh : untuk hal tersebut misalnya meletakkan sebuah warna dalam ukuran dan tingkat kecerahan yang sama diatas latar belakang putih, di atas latar belakang abu – abu netral dan di atas hitam. Ketiganya dijejerkan dan akan tampak tetap di atas abu – abu netral, dan tampak lebih cerah atau lebih muda di atas hitam. 105 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Putih serta nilai cerah lainnya akan memantulkan warna, sedangkan hitam akan menyerap warna / cahaya. Hitam juga akan mempersatukan warna dalam suatu komposisi, serta akan membantu menyelaraskan suatu susunan warna – warna yang kuat dalam nilai – nilai yang sama. Pencampuran warna dengan hitam, putih atau abu – abu akan menghasilkan tiga macam tingkat kecerahan warna, yaitu skema warna yang dinamakan deretan warna cerah (tints), deretan warna nada (tones), dan deretan warna gelap atau (Shades). Abu – abu pertengahan antara hitam dan putih (Kn.5) yang dicampur dengan warna murni akan menghasilkan sederet warna nada (tones) dengan langkah yang konstan pula. c. Intensity (chroma) Intensity atau chroma adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna. Perubahan intensitas sebuah warna akan mungkin melalui pencampuran dengan salah satu dari warna kontrasnya atau warna komplemennya. Warna yang penuh intensitasnya akan sangat menarik perhatian atau menonjol dan memberikan penampilan yang 106 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
cemerlang. Warna yang intensitasnya rendah lebih subtil (halus, lembut) Bila dua warna kontras dicampur, keduanya akan saling menetralisir. Dan bila dicampur dalam proporsi tertentu keduanya akan saling merusak, akibatnya akan menjadi warna netral kelabu. Bila suatu warna telah memiliki cukup campuran warna komplemennya sehingga menjadi setengah netral, maka warna itu hanya memiliki intensitas setengahnya. Jadi, pada dasarnya intensitas atau kemurnian warna dapat dikurangi dengan cara mencampurkannya satu dengan lainnya. Warna sekunder intensitasnya tidak sepenuhnya
warna primer,
warna
tersier
intensitasnya tidak sepenuhnya warna sekunder dan seterusnya. Hal tersebut merupakan kebalikan dari pencampuran warna subtraktif. Sebab pencampuran antara warna – warna cahaya justru akan menambah murni warna, terutama bila seluruh warna dicampur akan menghasilkan warna putih. Sedangkan pada warna aditif seperti pigmen atau celup pencampuran, banyak warna akan menyebabkan menjadi abu – abu. Cara lainnya untuk menurunkan intensitas atau kemurnian warna adalah dengan mencampurkan warna murni dengan salah satu dari deretan nilai 107 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dengan hitam atau dengan putih atau dengan salah satu abu – abu. Satu langkah intensitas adalah sebuah unit ukuran perubahan sebuah warna antara abu – abu netral dengan warna yang memiliki intensitas penuh atau maksimal menunjukkan hubungan antara warna, nilai dan intensitas. Kemurnian warna dapat berbeda – beda, tidak selalu dalam jarak yang sama dari sumbu nilai. Dapat saja beberapa warnanya letaknya jauh dari sumbu serta bisa dibuat unit langkah yang baru, hal tersebut bergantung kepada pigmennya. Intensitas pigmen merah termurni misalnya, ternyata lebih kuat dari intensitas hijau murni. Demikian juga pigmen – pigmen lainnya yang secara alamiah intensitasnya kuat pada nilai tertentu, ternyata pada nilai lainnya ia lemah. Komposisi Warna Komposisi warna adalah penyusunan dua atau beberapa warna yang berbeda. Komposisi warna ini dapat membantu kita melihat efek yang dihasilkan ketika sebuah warna dipadukan dengan warna – warna lain. Hal lain yang unik adalah sebuah warna bisa berubah karakter dan kesannya apabila dipadukan dengan warna lain. Warna juga dapat 108 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
berubah karakter serta tampilannya apabila memiliki proporsi yang dominan dalam komposisi warna.
Komposisi Warna Monokromatik Komposisi warna monokromatik adalah komposisi
yang berasal dari sebuah hue atau warna dengan intensitas value yang berbeda – beda. Dengan kata lain, hue atau warna tersebut diberikan tint, tone, dan shade yang berbeda. Misalnya komposisi warna yang terdiri atas merah, merah muda pucat (tint) dengan merah gelap (shade). Penggunaan merah merupakan variasi dari merah murni, merah gelap sampai ke merah pastel dengan menambah hitam, abu – abu dan putih.
Skema 2.1. Skema Monokromatik ( Sumber : www.google.co.id )
109 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Komposisi Warna Analog Komposisi warna analog adalah kombinasi warna
yang menggunakan warna –warna yang bersebelahan atau berdekatan di dalam lingkaran warna. Misalnya komposisi warna kuning, kuning jingga, dan merah dalam jarak yang sama.
Gambar 2.2. Skema Analog ( Sumber : www.google.co.id )
Perpaduan warna analog merupakan salah satu perpaduan yang menciptakan harmoni atau keselarasan karena perpindahan antar satu warna dengan warna yang lain dapat dengan halus dan mulus, tidak ada loncatan yang kontras terutama apabila dilakukan dengan intensitas value yang konsisten. Namun perlu diperhatikan bahwa intensitas warna – warna yang dipilih serta kekontrasan value ketiga kombinasi warna tersebut juga akan sangat menentukan suasana ruang yang tercipta.
110 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Komposisi Warna Komplementer Warna komplementer adalah warna – warna yang
letaknya berseberangan dalam lingkaran warna. Misalnya merah dengan hijau, kuning dengan ungu, biru dengan oranye. Komposisi warna komplementer adalah komposisi warna yang menggunakan warna – warna yang berhadapan langsung dalam
lingkaran
warna.
Perpaduan
warna
–
warna
komplementer ini memiliki kekuatan warna yang seimbang sehingga kombinasi komplementer akan saling memperkuat karakter warna yang satu dengan yang lain. Perpaduan
warna komplementer
yang
bersifat
kontras ini dapat menciptakan komposisi warna yang menarik, cerah, mengangkat atmosfer, dan menghidupkan suasana. Namun, dalam interior harus digunakan dengan sangat hati – hati. Di dalam ruang atau bidang yang luas, kedua warna berkomplemen ini yang sama – sama kuat ini dapat menciptakan efek melelahkan. Kedua warna ini seolah – olah sama – sama berteriak untuk menarik perhatian pengamatnya.
111 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Skema 2.3. Skema Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Komposisi Warna Split Komplementer Komposisi
warna
Split
Komplementer
(komplementer terbelah) adalah komposisi yang terdiri atas satu warna ditambah dua warna yang mengapit warna komplementernya (warna yang berseberangan dalam lingkaran warna). Contohnya adalah perpaduan antara warna merah dan warna kuning hijau dan biru hijau dihadapannya. Perpaduan warna ini sangat kuat, lebih kuat dari pada warna komplementernya,
sehingga
perlu
hati
–
hati
untuk
menerapkan tiga warna ini di dalam tatanan interior. Namun apabila berhasil dengan baik akan menciptakan kombinasi warna yang sangat dinamis dan hidup. Tiga warna split komplementer dalam proporsi yang seimbangkan menciptakan suasa ruang yang dramatis. Sedangkan untuk menciptakan komposisi yang harmonis, kita dapat menggunakan salah satu 112 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
warna sebagai warna dominan dengan dua warna lain sebagai aksen.
Skema 2.4. Skema Split Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Komposisi Warna Dobel Komplementer Komposisi warna ini adalah skema dua pasang
warna komplementer yang bersebelahan. Misalnya warna merah dan ungu dengan kuning dan hijau atau dapat juga merah dan jingga berhadapan dengan biru dan hijau. Skema ini memiliki warna yang cerah dan dinamis. Penerapan pada ruang akan menciptakan komposisi warna yang dramatis. Namun, sebaiknya skema warna ini juga diterapkan dengan cermat dan hati – hati untuk menghindari penggunaan warna yang terlalu banyak dan berkesan ramai serta penuh di dalam ruangan. Tips yang aman dalam menerapkan warna ini adalah 113 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dengan memilih salah satu pasangan warna dari pasangan warna utama, kemudian masukkan unsur warna dari pasangan warna lainnya sebagai aksen – aksen yang mempermanis ruangan.
Skema 2.5. Skema Dobel Komplementer ( Sumber : www.google.co.id )
Komposisi Warna Triad Warna – warna triad adalah tiga warna yang
memiliki jarak yang sama antar masing – masing warna. Dalam lingkaran warna, jingga, hijau dan ungu adalah warna – warna triad, demikian pula komposisi tiga warna primer merah, biru dan kuning. Dalam kelompok warna ini setiap warna biasanya memiliki intensitas yang sama kuatnya. Kesan
114 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
yang dihasilkan sangat tergantung nilai pada masing – masing warna. Tiga warna dari komposisi warna triad yang paling banyak digunakan adalah komposisi warna primer, yaitu merah,kuning dan biru. Kombinasi warna – warna ini biasanya digunakan untuk anak – anak, karena warna dasar ini sangat efektif
dalam
menstimulasi
indera
penglihatan
serta
mempermudah proses belajar mengenal warna. Paduan warna – warna triad dengan tint atau triad yang lebih lembut sering dipakai untuk warna – warna produk atau interior kamar bayi. Sedangkan kombinasi triad jingga, hijau dan ungu sangat efektif digunakan pada ruang – ruang yang tempat kegiatannya bersifat muda, energik dan dinamis.
Skema 2.6. Skema Triad
( Sumber : www.google.co.id)
Komposisi Warna Tetrad
Komposisi warna tetrad adalah komposisi empat warna yang jaraknya sama satu sama lain dalam lingkaran warna, misalnya merah, kuning – jingga, hijau dan biru-ungu. Banyaknya warna yang digunakan dalam skema warna tetrad, 115 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
biasanya dalam interior digunakan pada porsi yang kecil seperti pada aksesori ruang misalnya untuk warna lukisan atau warna bantal-bantal di ruang duduk. Perpaduan warna tetrad juga unik dan dapat menciptakan karakter ruang yang dramatis, tetapi penggunaannya dalam bidang yang besar akan berkesan ramai serta penuh. Komposisi warna ini sering digunakan pada interior bergaya bohemian.
Persepsi Warna Dua unsur yang sangat penting agar manusia dapat menikmati warna adalah cahaya dan mata. Tanpa kedua unsur tersebut manusia tidak dapat menikmati warna secara sempurna, karena cahaya adalah sumber warna dan mata merupakan media untuk menangkap warna dari sumbernya. Cahaya terdiri dari seberkas sinar yang memiliki panjang gelombang berbeda – beda. Bila gelombang – gelombang tersebut memasuki mata dan diterjemahkan oleh otak, maka terjadilah yang disebut persepsi warna. Permukaan benda berwarna akan menyerap sebagian cahaya yang jatuh diatasnya dan memantulkan sinar – sinar yang warnanya sama dengan permukaan benda tersebut. Cahaya yang hangat cenderung menonjolkan warna – warna hangat dan menetralkan warna – warna dingin. Jika cahaya 116 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
mendapat corak warna tertentu, cahaya tersebut akan meningkatkan intensitas warna tersebut dan menetralkan warna – warna komplementernya. Intensitas warna yang menonjol juga dapat diubah oleh kekuatan cahaya yang digunakan untuk menyinarinya. Mengurangi kekuatan cahaya akan menambah gelap suatu warna dan menetralkan warna tersebut. Menambah kekuatan cahaya akan menambah warna menjadi
lebihh
muda
dan
meningkat
intensitasnya.
Pencahayaan yang tinggi cenderung membuat warna tampak kurang pekat atau luntur (Ching, 1996). Faktor – faktor lain yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna antara lain ukuran, bentuk, tekstur, warna sekelilingnya, latar belakang posisi yang melihat dan posisi objek. Manusia hidup dalam dunia penuh warna, yang dipengaruhi oleh umur dan tahap pertumbuhan manusia. Bagi manusia, pertumbuhan mempengaruhi bagaimana warna tertangkap oleh penglihatannya, mempengaruhi persepsinya terhadap warna. Semakin muda seseorang, semakin berwarna dunia yang dilihatnya. Fakta dari berbagai penelitian, bahwa bayi lebih merespon dan tertarik pada warna – warna yang cerah dan warna –warna primer daripada warna pastel. Anak – anak pada usia prasekolah menyukai warna merah terang. Anak – anak yang berusia lima sampai sepuluh tahun menyukai warna kuning. Secara umum, anak – anak sangat menyukai warna – warna terang, warna yang kontras, kuat dan 117 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
murni, atau bisa dikatakan mereka menyukai warna dengan hue yang murni. Pilihan atau preferensi terhadap warna dipengaruhi oleh ketertarikan manusia berdasarkan umurnya pada warna. Dimana, dunia remaja lebih berwarna daripada dunia orang dewasa, sehingga pertumbuhan dan pubertas menjadi sangat menarik dan menantang. Pada masa remaja, mereka memilih warna – warna yang menarik bagi mereka sebagai warna favorit. Kecenderungan pilihan terhadap warna juga bergantiganti karena mood remaja masih belum stabil, sehingga dalam desain ruangan, pilihan warna bagi remaja biasanya berwarna – warni, dengan sebuah warna dominan. Kemungkinan untuk berganti warna dominan akan seringkali muncul dengan tiba – tiba sesuai mood seorang remaja. Secara umum, pilihan warna tidak lagi seterang atau semurni pilihan bagi anak – anak, karena warna dengan hue yang rendah dan intensitas rendah juga menarik sebagai pilihan. Bagi manusia dewasa, seiring dengan makin stabilnya kepribadian, pilihan akan warna juga semakin stabil. Biasanya orang dewasa memiliki pilihan warna tertentu, meskipun
kadang
warna
juga
tidak
mempengaruhi
kehidupannya. Kecenderungan warna yang dipilih tidak lagi warna – warna kuat dominan, melainkan warna – warna dengan kecenderungan pastel dan tenang. Semakin tua, maka 118 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
kecenderungan ini semakin tampak dan pilihan akan jatuh pada warna yang lebih tenang, sejuk dan lembut. Menurut Jonathan Poore dalam bukunya Interior Colour by Design, warna merupakan subjek, tidak ada dua orang yang melihat satu warna dengan persepsi yang sama. Warna dapat menyembunyikan, mengubah, menghancurkan dan memperbaiki. Reaksi ini sangat penting dimana dapat memberikan suatu atmosfer tertentu pada ruangan yang ada. Warna merupakan persepsi yang pertama kali tampak. Menurut John G. Pile dalam bukunya Color in Interior Design, warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi penampilan
visual
suatu
ruang.
Warna
juga
dapat
mengkamuflasekan sesuatu, misalnya ruang yang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus. Setiap warna memiliki asosiasi tertentu. Warna juga menciptakan kesan dari ruang, seperti : a. Biru Menimbulkan suasana dingin, tenang dan tentram. Di ruang terang, biru memberi kesan segar, di ruang yang gelap,akan mengakibatkan kesan dingin dan kaku. b. Kuning 119 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Diasosiasikan dengan matahari. Kesannya gembira, penuh energi, dan menghangatkan suasana. Kuning muda adalah warna yang paling aman diterapkan di dalam ruang c. Hijau Memberi kesan dalam, kaya dan tradisional. Di dalam ruang duduk warna ini menciptakan kesan redup dan dramatis. d. Pink ( merah muda ) Berkesan romantis dan hangat, namun warna pink muda dan terang memberi kesan kekanak – kanakan, sedangkan pink muda akan memberi kesan dingin, tenang dan menentramkan e. Ungu Elegan, kaya, mewah dan dalam. Berkesan formal sekaligus misterius, nemun seperti warna biru, ungu muda akan memberi kesan dingin, tenang dan menentramkan f.
Merah Merah adalah warna utama dalam warna primer. Warna ini membangkitkan gairah namun juga panas.
120 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Warna ini banyak diasosiasikan dengan segala hal yang modern. g. Jingga Seperti warna merah, jingga adalah warna hangat yang menggairahkan dan modern, namun kesannya lebih dramatis dan lebih dingin dibandingkan dengan warna merah. h. Putih Merupakan warna yang efektif bila dikombinasikan dengan warna – warna yang lain. Warna putih cocok digunakan sebagai latar belakang, tetapi tidak cocok diaplikasikan di dinding karena warnanya terlalu menyilaukan mata. Warna putih memberikan kesan bersih dan banyak digunakan pada interior bergaya minimalis. i.
Hitam Berkesan bersahaja, misterius, maskulin, memiliki potensi, powerfull, namun juga memberikan krisis identitas
j.
Emas
121 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Seperti warna kuning, emas mempunyai kesan hangat. Warna emas dapat membantu menetralkan material – material yang berkesan dingin (misalnya : batu bata). Selain itu dapat memberikan terang kepada material – material yang gelap (misalnya :kayu) k. Coklat Dikaitkan dengan warna – warna tanah, cokelat adalah warna yang kesannya paling “membumi”, sehingga membuat seseorang merasa dekat dengan alam. Cokelat bisa menjadi sumber energi yang konstan, serta merasa kuat. Warna ini mewakili rasa aman, komitmen dan kepercayaan. Cokelat memberikan kesan hangat dan nyaman.
l.
Abu – abu Berkesan bebas, percaya, stabil, konsenstrasi, namun kaku, kritis, tidak komunikatif dan menekan. Berdasarkan buku Color Harmony Workbook, warna
yang dilihat oleh manusia menimbulkan persepsi yang berbeda – beda menurut jenis warna yang dikomposisikan. Beberapa kesan yang ditimbulkan antara lain : a. Dingin 122 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Gambar 2.10. Warna dingin dan warna panas ( Sumber : www.google.co.id )
Untuk memahami kesan warna dingin, dapat diimajinasikan dengan bongkahan es yang merupakan kombinasi warna biru – biru hijau dan hijau. Warna – warna
ini
memperlambat
sistem
metabolisme.
Seseorang yang berada di dalam ruang yang berwarna dingin akan merasa sangat tenang dan sejuk. Warna dingin dengan cahaya yang lembut akan menunjukkan sikap lebih mundur, menarik diri, bahkan membunuh aktivitas. Jika terlalu banyak, maka akan terasa sedih dan melankoli. b. Panas Api merupakan objek yang tepat untuk mewakili
kesan
warna
panas.
Warna
merah
123 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
merupakan warna utama dari api. Telah dibuktikan bahwa warna merah dapat merangsang manusia secara fisik sehingga dapat menambah tingkat aktivitasnya juga suku tubuhnya. Warna panas terkesan agresif dan dapat menarik perhatian. c. Ringan Disebut sebagai warna ringan bila terdapat sedikit saja warna atau warna – warna yang tembus cahaya. Karena warna – warna ini mendekati putih, warna
ini
memantulkan
cahaya
sehingga
bila
diaplikasikan di dalam ruang dapat membuat ruangan seakan – akan bercahaya meskipun hanya diterangi oleh cahaya lembut saja. Warna ringan memberi kesan terbuka, luas dan lega. d. Gelap Warna gelap adalah hue yang terdiri dari warna hitam dalam komposisinya. Bersifat close-up dan membuatnya tampak lebih kecil dan berat dari dimensi sebenarnya. Warna gelap memberikan kesan yang kuat, tenang, meredakan, mempersempit ruang. Warna – warna ini menyampaikan berbagai pesan untuk mewakili suasana bermartabat, tradisional dan pengendalian diri. 124 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
e. Hangat Warna hangat juga berakar dari warna merah. Berbeda dengan warna panas, warna – warna ini memiliki
intensitas
lebih
rendah
dengan
mencampurkan warna kuning sehingga muncul warna jingga, merah-oranye, dan kuning-jingga. Warna – warna ini dapat menyentuh emosi dan menimbulkan kesan mengundang, nyaman, dan akrab. Warna hangat dan cahaya terang dikatakan aktif secara visual dan merangsang, serta terasa mendekat dengan kita. Kebutuhan rasa aman dan hangat dalam ruang dapat diciptakan dengan menghadirkan komposisi warna – warna yang hangat dengan intensitas rendah. f.
Sejuk Warna sejuk berkaitan dengan warna biru yang telah dicampur dengan warna kuning atau merah sehingga dari perpaduan tersebut muncul warna yang menarik yaitu hijau atau ungu. Warna – warna ini memberikan perasaan menyejukkan, menenangkan, meditasi dan damai.
g. Pastel Warna – warna pastel merupakan tint yaitu warna – warna yang ditambah dengan putih. Warna 125 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
pastel membangkitkan jiwa muda, memberikan kesan lembut dan romantis.
h. Terang Warna terang adalah warna – warna dengan hue yang jelas, tanpa adanya campuran warna hitam atau putih. Warna – warna yang tajam ini memberikan perasaan menggetarkan, kesan dinamis dan energik.
Psikologi Warna Tubuh manusia berhubungan baik sekali terhadap warna. Warna dapat berhubungan dengan suasana hati dan pikiran seseorang. Warna merah, oranye, dan kuning berarti hangat dan meluap-luap, mengakibatkan merasakan sebuah energi, kegembiraan, dan keriangan. Warna biru, indigo, dan ungu berarti menenangkan dan menyejukkan. Psikologi warna adalah sebuah bahasa yang dapat dipelajari, dan ketika mengerti arti dasarnya dapat menginteprestasikan warna apa yang menyatakan dalam diri. Pembelajaran dari psikologi warna telah diambil alih oleh para psikiater dan psikolog terkenal yang dipimpin oleh ahli psikoneurolog Dr. Kurt Goldstein
yang
merupakan
pendiri
126 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
dari
humanistic
psychology. Ketika ia mengalihkan perhatiannya pada warna dan efek-efeknya, ia mengemukakan sejumlah penemuan tentang warna yang memberikan pengaruh kepada manusia. Setiap warna memiliki peran masing-masing dan dibutuhkan keseimbangan warna untuk kehidupan yang sehat. Kurt menginformasikan kerja dari penemu-penemu lain yang telah menyatakan
respon
warna
berhubungan
baik
dengan
keseluruhan proses dari kehidupan. Dr Kurt Goldstein menemukan bahwa kondisi mental yang bervariasi dan kondisi kejiwaan mempunyai respon yang nyata dan bemacam-macam trhadap wrna. Peneliti-peneliti lain telah memperkuat pekerjaan Dr. Kurt Goldstain termasuk Dr. Robert Ross dari universitas Stanfort USA yang telah menemukan warna – warna tertentu berkaitan dengan nuansa dramatis dan emosi yang kuat. Warna mempengaruhi indra manusia akan perjalanan waktu, ruang, rasa dan bau. Karena manusia sangat erat terhubung dengan warna, maka sangat jelas bahwa dalam beberapa cara tertentu pemikiran manusia akan terwakilkan oleh warna – warna yang terwujud. Karena dewasa ini telah diketahui secara luas bahwa kondisi kejiwaan seseorang mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap kondisi mereka secara fisik, keduanya sebenarnya terpisah, psikologi warna berhubungan dengan erat terhadap proses penyembuhan. 127 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Dalam konteks desain interior, warna juga memiliki efek psikologis .Warna merupakan unsur penting dalam desain karena dengan warna suatu karya desain akan mempunyai arti dan nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Dengan warna dapat diciptakan suasana ruang yang berkesan kuat,
menyenangkan
dan
sebagainya
sehingga
secara
psikologis memberi pengaruh emosional. (Pile,1995) Dari sisi psikologis, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia, membuat suasana
dingin
atau
mengggairahkan atau
panas,
provokativ
menenangkan.
atau
simpati,
Warna merupakan
sebuah sensasi, dihasilkan otak dari cahaya yang masuk kemata. Secara fisik sensasi – sensasi dapat dibentuk dari warna – warna yang ada. Sebagai contoh, ruang yang diberi warna putih atau warna lembut lainnya dapat memberikan kesan bahwa ruang tersebut lebih besar dari dimensi sebenarnya.
Hal
sebaliknya
akan
terjadi
jika
ruang
menggunakan warna – warna gelap. Untuk mendapatkan sensasi hangat yang sama, ruang yang diberi warna – warna dingin memerlukan pengaturan suhu AC yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang yang diberikan warna – warna hangat. Ditinjau dari efeknya terhadap kejiwaan dan sifat khas yang dimilikinya, warna dipilah dalam 2 kategori yaitu 128 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
golongan warna panas dan golongan warna dingin. Di antara keduanya ada yang disebut warna antara atau intermediates. Pada skema warna psikologis yang diambil dari sistem lingkaran warna Ostwald dapat dilihat dengan jelas golongan warna panas berpuncak pada warna jingga (J), dan warna dingin berpuncak pada warna biru kehijauan(BH). Warna – warna yang dekat dengan jingga atau merah digolongkan kepada warna panas atau hangat dan warna – warna yang berdekatan dengan warna biru kehijauan termasuk golongan warna dingin atau sejuk.
Skema 2.7. Skema Psikologi Warna ( Sumber : www.google.co.id )
129 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Warna dalam Desain Interior Warna merupakan elemen penting dalam interior yang dimanfaatkan untuk menciptakan kesan tertentu. Penggunaan
warna
yang
tepat
untuk
memberikan
keseimbangan dan vitalitas pada ruangan. Penerapannya secara tepat dapat membantu menciptakan rasa seimbang dan harmonis dengan lingkungan sekitar/ Warna berpengaruh pada kesehatan mental, fisik dan emosi. Permainan warna dapat membuat suasana ruang ceria, meningkatkan energi dan suasana hati. Warna tidak hanya dapat diaplikasikan pada cat dinding, namun dapat diterapkan juga pada perabot, bedcover, bantal, vas,hingga pernak-pernik kecil lainnya. Kekuatan warna dapat mengubah mood seseorang menjadi lebih baik. Masing – masing warna memiliki sifat yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Warna ruang sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan tersebut agar energi atau pengaruh yang ditimbulkan tidak saling berbenturan. Bila hal ini terjadi, dapat berakibat fatal karena tidak saling menunjang. Pada perancangan sekolah playgroup dan taman kanak – kanak ini akan mengaplikasikan warna – warna alam ( natural)
130 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Dan warna – warna corporate WARNA PELANGI
Yang bisa memberikan dampak psikologis yang baik pada anak - anak
2.14.
EKSISTING
2.14.1.
Studi Kasus a. Nama Obyek TK MUSLIMAT NU 179 PELANGI Gresik b. Lokasi Jalan Raya Kedanyang Ds. Kedanyang Kec. Kebomas Kab. Gresik c. Luas Lahan 400 m²
1) Site plan 131 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Gambar 2.11. Site Plan TK Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
( Sumber : www.mapsgoogle.co.id )
2) Visi dan Misi - Visi Membentuk manusia / peserta didik menjadi anak yang aktif, kreatif, mandiri, berakhlaqul karimah serta berilmu pengetahuan - Misi 1. Mengembangkan
aktivitas
anak
melalui
anak
melalui
kegiatan belajar dan bermain 2. Mengembangkan
kreativitas
kegiatan belajar dan bermain 132 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
3. Memberikan pembiasaan kepada anak untuk melayani
kebutuhan
dan
mengatasi
permasalahannya sendiri 4. Menanamkan akhlaqul karimah dan nilai moral, sosial, yang dilandasi nilai agama dan budaya 5. Melalui kegiatan belajar dan bermain diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar. Sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik ini memiliki standar program tiap semesternya yang meliputi proses,penilaian (struktur program, alokasi waktu, perencanaan, pelaksanaan, penilaian ) STANDAR ISI 1. Struktur Program kegiatan mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang penembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan. 2. Alokasi Waktu a. Kelompok usia 2 – < 4 tahun ; -
Satu kali pertemuan selama 180 menit
-
Dua kali pertemuan per minggu
-
Tujuh belas minggu per semester
-
Dua semester per tahun
133 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
b. Kelompok usia 4 - <6 tahun 1) Jalur Pendidikan Formal -
Satu kali pertemuan selama 150 – 180 menit
-
Enam atau lima hari per minggu, dengan
jumlah
pertemuan
sebanyak 900 menit (30 jam @30 menit ) -
Tujuh belas minggu efektif per semester
-
Dua semester per tahun
2) Jalur Pendidikan Non Formal -
Satu kali pertemuan selama 180 menit
-
Tiga hari per minggu
-
Tujuh belas minggu efektif per semester
3)
Dua semester per tahun
Fasilitas Fasilitas yang terdapat pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik diantaranya : 1. Musholla
134 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Musholla
ini
pembelajaran
digunakan agama
sebagai
kepada
para
sarana murid.
Dikarenakan tidak adanya area penerimaan, terkadang musholla dijadikan sebagai tempat pertemuan dengan wali murid.
Foto 2.1. Musholla TK Muslimat NU 179 Pelangi Gresik ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
135 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2. Aula Bersama Aula bersama ini sering digunakan sebagai tempat sosialisasi murid TK A dan TK B pada event – event tertentu.
Foto 2.2. Aula Bersama
( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
3. Ruang Kepala Sekolah dan Guru Ruang kepala sekolah pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik ini menjadi satu dengan ruang guru.
136 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.3. Ruang Kepala Sekolah dan Guru ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
137 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
4. Ruang Kelas Ruang kelas pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak muslimat NU 179 Gresik ini berada di lantai 2 yang terbagi atas 2 kelas. Pemanfaatan ruang kelas ini dianggap kurang maksimal dikarenakan sistem bergantian ruang kelas antara TK A dan TK B karena luasan ruangan yang kurang memadai.
Foto 2.4. Ruang Kelas Bermain dan Belajar ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
138 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
5. Area bermain outdoor
Foto 2.5. Area Bermain Outdoor ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
139 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.14.2. Analisa Interior Setelah penulis melakukan survey pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik ini, penulis dapat menganalisa interior sekolah sebagai berikut : 1) Plafon Sekolah ini merupakan bangunan baru yang kurang dimaksimalkan. Dari segi desain,
plafon yang
digunakan pada sekolah ini umumnya berupa plafon datar. Untuk menambah kesan colourfull, pada plafon diberi hiasan – hiasan gantung hasil karya guru dan murid di sekolah ini.
Foto 2.6. Kondisi Plafon Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
140 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2) Dinding Finishing dinding pada sekolah ini, untuk interior ruangan bisa dikatakan ruangan terkesan monoton dengan satu warna dasar yaitu hujan. Dinding tidak diberikan dekorasi gambar – gambar yang sesuai untuk anak – anak di sekolah ini. Dekorasi yang cukup terlihat hanya pada dinding bagian luar dari aula bersama. Warna hijau yang dominan pada ruangan, menimbulkan kesan gelap dan membosankan bagi anak – anak. Tetapi pada beberapa bagian ruang kelas diletakkan partisi yang dihias dengan nuansa alam.
Foto 2.7. Kondisi Dinding Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
141 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.8. Kondisi Dinding Mural Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
3) Lantai Penggunaan lantai pada sekolah ini menggunakan keramik dengan warna beige. Menurut Kepala Sekolah, Ibu Yuanita, pemilihan keramik ini karena lebih murah dan perawatannya yang mudah. Namun di sisi lain terdapat beberapa permasalahan, dimana ketika hujan datang dan air mengenai teras lantai atas, area teras ini akan menjadi basah, dan lantai menjadi licin sehingga akan sangat berbahaya bagi anak – anak dimana area kelas ini berada di lantai 2
142 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.9. Kondisi Lantai Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Selain itu, penggunaan lantai keramik pada tangga penghubung lantai 1 dan 2 di sekolah ini juga cukup membahayakan bagi murid dan guru. Lagi – lagi apabila hujan datang dan lantai pada tangga menjadi basah, lantai menjadi licin dan sangat berbahaya bagi murid dan guru.
143 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.10. Kondisi Lantai Tangga Penghubung ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
4) Pencahayaan Pencahayaan di sekolah ini umumnya memaksimalkan cahaya matahari yang masuk melalui bukaan – bukaan yang cukup besar dan banyak.
144 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.11. Kondisi Pencahayaan Ruang Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
5) Penghawaan Banyaknya bukaan – bukaan yang cukup besar di sekolah ini paa tiap ruangan, menjadikan sistem penghawaan di sekolah ini cukup baik. Sirkulasi udara menjadi bagus dengan adanya cross line pada bukaan. Ventilasi udara pada ruang kelas cukup besar. Sehingga tiap ruangan hanya memerlukan fan tambahan untuk faktor kenyamanan murid dan guru selama proses belajar mengajar.
145 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
Foto 2.12. Kondisi Penghawaan Ruang Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
146 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
6) Furniture Furniture pada sekolah ini cenderung menggunakan furnitur modern dengan material MDF dan plastik. Furnitur pada ruang kelas menggunakan material kayu dengan finishing cat berwarna – warni sesuai dengan karakter anak – anak yang ceria. Storage pada ruang kelas menggunakan material MDF dan kayu.
Foto 2.12. Kondisi Furnitur Ruang Kelas ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
147 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.14.3. Eksisting Sekolah Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Muslimat NU 179 Gresik Sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik memiliki eksisting yang kurang memadai, maka akan digunakan eksisting lain yang sesuai dengan konsep yang ingin dicapai. Dikarenakan sekolah playgroup dan taman kanak – kanak ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat disekitar wilayah Desa Kedanyang, maka eksisting tersebut akan ditempatkan pada lahan di sekitar Desa Kedanyang.
Gambar 2.12. Eksisting
( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
148 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
2.15.
Studi Pembanding
TK AL – IBRAH Gresik
Gambar 2.13. Suasana Belajar TK Al Ibrah ( Sumber : www.alibrahgresik.com )
Menerapkan model pembelajaran sentra inspiring by montessori Menggunakan model pembelajaran sentra inspiring by Montessori, yaitu menginsert-kan pendekatan Montessori ke dalam pembelajaran sentra.
dengan
kegiatan
pembelajaran
multisensoris (mengoptimalkan semua indera) didukung dengan pembelajaran berbahasa metode Fonik.
Memungkinkan
siswa
tuntas
tahap
perkembangan khususnya tuntas motorik yang sangat mendukung ketuntasan kemampuan lain 149 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
seperti kognitif, sosial emosianal, dan seni, dan bahasa. Dibingkai dalam pembelajaran berbasis karakter dengan menfokuskan pada nilai spiritual dan kemandirian. Moving sentra KB – TK IT Al Ibrah berpedoman pada teori perkembangan Piaget, sehingga anak usia rendah lebih banyak masuk ke sentra
eksplorasi
sensorimotor dan
untuk
mengoptimalkan
menumbuhkan kemandirian.
Hal ini sangat mendukung dasar-dasar kesiapan menulis. Sedang anak usia lebih tinggi banyak masuk ke sentra persiapan untuk membangun konsep berfikir, kreatifitas, dan kemampuan kognitif sebagai persiapan masuk ke sekolah dasar.
150 | B A B I I S T U D I P U S T A K A
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian Metodologi
penelitian
lebih
mengarahkan pada penggunaan brainstroming atau pengolahan ide untuk menuju pada gagasan yang inovatif dan pemikiran yang kolaboratif dan dapat diolah menjadi sebuah solusi sesuai dengan tujuan awal. Dalam melakukan metodologi penelitian terdapat beberapa teori yang terkait dengan cara mengolah data antara lain : Metode Analisa Induktif Cara yang digunakan dalam mencari spesifikasi standar yang sesuai dengan tema perancangan, suatu uji kelayakan sebuah
objek
dalam
penyesuaiannya
dengan konsep dan tujuan awal yang kemudian
dipakai
dalam
aplikasi
perancangan desain.
151 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Metode Analisa Kajian Semiotika Cara yang digunakan untuk mencari keterkaitan symbol sesuai dengan filosofi atau makna yang terkandung pada objek perancangan
dan
dapat
menguatkan
konsep desain yang diusung. Metode yang digunakan untuk mencari kaitan antara “tanda” yang ada pada unsur fisik – fisik bangunan dengan “makna” yang terkandung di dalamnya. Metode Analisa Deskriptif Cara yang dilakukan dalam penguraian segala
bentuk
data
untuk
dianalisa
sehingga apapun data yang didapat dan dapat digunakan sebagai aspek penunjang dalam sebuah desain untuk mencapai tujuan. Cara inilah yang dipakai dalam penelitian ini.
152 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Metode Komprehensif Perbandingan data satu dengan data lainnya yang kemudian dapat disimpulkan sebuah ketetapan pemilihan yang sesuai dengan perancangan. Metode yang membandingkan data dengan teori atau menganalisa antara data dengan data yang lainnydiambil data yang sesuai dengan perancangan.
153 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.2. Alur Penelitian
Skema 3.1. Skema Alur Penelitian ( Sumber : Catatan Pribadi )
154 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Keterangan :
Data Lapangan Merupakan data eksisting lingkungan sekitar bangunan, luasan bangunan, yang dapat berupa denah eksisting serta foto dan gambar yang diambil
dengan
cara
survey
langsung
ke
lapangan.
Data Literatur Data didapat dari buku – buku yang menjadi referensi serta cuplikan – cuplikan dari jurnal penelitian lain yang kurang lebih sama tentang obyek desainnya dan juga dari internet yang dapat menunjang perancangan
Data Tipologi Data – data mengenai kondisi fisik yang mirip serta
dapat
memberikan
menjadi
contoh
gambaran
yang
desain sama
yang dengan
perancangan yang akan dibuat, sehingga dapat membantu perancang mendapatkan solusi dari
155 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
permasalahan – permasalahan yang sekiranya dapat terjadi dalam perancangan.
Analisa dan programming Analisa adalah proses menemukan permasalahan yang ada. Proses ini berlangsung dengan cara membandingkan akan keadaan yang ada di lapangan, data tipologi dan data literatur. Hasil analisa tersebut diolah kembali berdasarkan kebutuhan yang muncul, misalnya kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan ruang dan pembagian area, tahap ini disebut sebagai programming.
Konsep Perancangan Konsep
perancangan
ini
digunakan
untuk
memecahkan permasalahan yang ada. Dalam konsep
perancangan
ini
semua
hal
yang
dibutuhkan dalam mendesain suatu interior harus dipikirkan
secara
teliti.
Dalam
konsep
perancangan ini berisi tentang bentuk (shape), warna,
pola
sirkulasi,
sistem
pencahayaan
156 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
(lighting), elemen pembentuk ruang, sistem penghawaan, dll. Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai metodologi
analisa
dan
programming
yang akan
dilakukan dalam riset ini. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode pengambilan data, yaitu : 1) Observasi Lapangan ( langsung ) Observasi yang dilakukan dibagi menjadi 3 objek studi yaitu : -
Observasi
objek
atau
eksisting
yang
digunakan adalah gedung sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik yang beralamat di jalan Raya Kedanyang, Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik -
Sebagai studi eksisting pilihan, peneliti juga mengobservasi eksisting dari lahan kosong yang tersedia
di
sekitar wilayah Desa
Kedanyang, Gresik -
Observasi pada objek pembanding yang akan dijadikan studi komparasi.
157 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
2) Studi Literatur 3.3. Metodologi Riset Desain 1. Ide Awal Yang didapat dari sebuah latar belakang serta permasalahan
yang
ada
dalam
objek
perancangan serta pengolahan ide – ide desain yang inovatif dan kreatif kemudian diolah untuk menjadi sebuah solusi desain dan sesuai dengan tujuan awal. 2. Tahap Pengumpulan Data, a. Observasi Lapangan Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek perancangan, untuk mengetahui secara langsung kondisi dan beberapa aspek persoalan yang terjadi seperti
aktivitas
pengguna,
studi
kebutuhan ruang dan beberapa fasilitas yang digunakan serta sirkulasi ruang yang berhubungan dekat dengan denah eksisting.
158 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Layout Denah Layout denah didapat melalui observasi dan pendataan secara langsung. Aplikasi nuanasa alam bermain di hutan Guna meningkatkan salah satu kecerdasan yang
dimiliki
anak,
yaitu
keceradasan
naturalis, kebutuhan akan faktor – faktor yang
mendukung
pembelajaran
dan
peningkatan kecerdasan naturalis tersebut. Aplikasi desain modern natural Pada interior sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik,
aksen
ruangan
lebih
terkonsep
dengan style modern natural yang ceria guna mendukung konsep nuansa alam bermain di hutan. Permasalahan pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik 159 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Permasalahan diperoleh dari interaksi secara langsung dengan pengguna fasilitas sekolah diantaranya kepala sekolah, guru, staff, anak usia 2 – 5 tahun serta wali murid, sehingga dapat diperoleh data yang relevan dan valid. Studi Pembanding b. Interview Interview dilakukan dengan pengguna antara lain, kepala sekolah, guru dan staff, anak usia 2 – 5 tahun serta wali murid. Data yang diperoleh dalam sebuah interview antara lain : -
Keinginan
dari
Kepala
Sekolah
Muslimat NU 179 Pelangi Gresik agar lebih
dikenal
khususnya
oleh
masyarakat,
masyarakat
disekitar
wilayah Kedanyang Gresik -
Pendapat pengguna dan pengunjung mengenai
sekolah
playgroup
dan
taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dalam segi desain 160 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
interior dan beberapa aspek penunjang kegiatan lainnya. -
Kelebihan
dan
kekurangan
yang
dimiliki oleh sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik -
Minat
dan
apresiasi
wali
murid
sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik sebagai sarana edukasi putra putrinya -
Harapan pengguna dan pengunjung bagi sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik di masa yang akan datang.
c. Referensi Buku Buku merupakan jendela dunia dan terdapat berbagai macam literatur yang dapat
dijadikan
sebuah
studi
atau
161 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
pengkajian suatu masalah atau topik yang akan diangkat. -
Studi mengenai sekolah playgroup dan taman kanak – kanak serta berbagai
hal
yang
berhubungan
dengan perkembangan psikologi anak dan dunia bermain mereka. -
Referensi
desain
interior
dengan
nuansa alam bermain di hutan sebagai sarana
penunjang
pendidikan
di
sekolah playgroup dan taman kanak – kanak. -
Studi mengenai elemen – elemen interior,
seperti
:
pencahayaan,
penghawaan, material, elemen lantai, dinding dan plafon
yang sesuai
dengan desain modern natural dengan nuansa alam bermain di hutan.
d. Internet Data
yang
diperoleh
dari
internet
dijadikan referensi mengenai konsep 162 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
yang
bertujuan
pengambilan
skema
ataupun gambar yang diperoleh dari beberapa situs kemudian data tersebut diolah dan dianalisa.
3. Identifikasi Masalah Dalam melakukan identifikasi masalah, maka diperlukan sebuah observasi, interview dan pengambilan data – data yang dibutuhkan. Dari keseluruhan data yang didapat, maka ditemukan
beberapa
permasalahan
yang
timbul dan beberapa permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan adanya pendekatan desain secara visual mapupun psikologis. a. Masalah yang didapat pada observasi sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik antara lain : -
Tidak adanya area parkir kendaraan yang memadai dikarenakan lahan yang sempit
163 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
-
Tidak adanya area tunggu bagi wali murid, sehingga banyak wali murid yang menunggu anak – anaknya didepan aula bersama.
-
Tidak adanya beberapa area penting yang
menunjang
proses
belajar
mengajar di sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik -
Terbatasnya ruang gerak anak dari segi sirkulasi dan luasan interior
-
Ruang kelas yang terbatas
-
Toilet yang minim dan letaknya yang berjauhan dari ruang kelas
-
Ruang Kepala Sekolah dan Guru yang tidak memadai
-
Area bermain outdoor yang kurang dan tidak adanya pengaman di sekitar area bermain
-
Tangga penghubung lantai 1 dan 2 yang
berada
di
luar
bangunan
sehingga berbahaya apabila terkena hujan. 164 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Seluruh masalah dan data yang didapat diolah secara analitis dan mengkaji objek pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik, penelusuran konsep nuansa alam bermain di hutan yang memiliki style modern
natural
sehingga
terdapat
kesesuaian pada desain akhir.
4. Metode Penyelesaian Masalah Pengkajian warna, bentuk furnitur, elemen estetis dan elemen interior lainnya untuk bermain
menunjang konsep di
hutan.
nuansa
Pengkajian
alam
tersebut
tentunya ditunjang dengan studi literatur yang didapat dari buku, observasi langsung, data dari internet dan studi eksisting pada objek.
165 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.4. Pengumpulan Data 3.4.1. Observasi Lapangan ( langsung ) Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang konkrit maupun lengkap yang tidak dapat diperoleh tanpa adanya survey. Observasi dilakukan pada objek studi maupun objek pembanding antara lain sebagai berikut : 1. Observasi objek studi ke gedung sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik, dilakukan untuk mengetahui kondisi objek studi yang sebenarnya dengan pasti
sehingga
dapat
memperoleh
gambaran tentang eksisting gedung dan kelas sekaligus ruang pendukung staff dan kegiatan lainnya. Semua diperoleh dengan mendatangi sumber data, data yang diperoleh antara lain : a. Gambar
denah
gedung
sekolah
playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Gresik 166 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Pihak sekolah tidak memiliki denah langsung dari sehingga
bangunan
denah
gedung
didapatkan
dari
pengukuran secara manual. b. Foto gedung sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik Diperoleh dengan pengambilan foto pada saat observasi ke lokasi, yaitu foto kelas, ruangan kepala sekolah dan guru, area bermain, dll. c. Layout lingkungan sekitar gedung sekolah playgroup dan taman kanak –
kanak
179
Pelangi
Gresik.
Diperoleh dengan mendatangi lokasi pembangunan
dan
browsing
di
internet. d. Studi aktivitas dan kelayakan gedung Dengan
memperhatikan
aktivitas
pengguna yang berasal dari anak – anak usia 2 – 6 tahun, orang tua, kepala
sekolah
dan
guru,
data
167 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
schedule kegiatan rutin serta fasilitas yang disediakan.
Berikut ini analisa hasil studi eksisting pada gedung sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik. a. Gedung ini berlokasi di daerah pemukiman di Desa Kedanyang, Kecamatan
Kebomas,
Kabupaten
Gresik. Sebagian besar murid di sekolah ini merupakan warga di sekitar sekolah. Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas, namun dari segi
pemanfaatan masih kurang
maksimal. Baik untuk bangunan sekolah
dan
halamannya
masih
kurang memadai. b. Kondisi
bangunan
masih
bagus
karena sekolah ini baru berdiri pada tahun 2005 168 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
c. Untuk
fasilitas
masih
perlu
dikembangkan lagi dikarenakan ada beberapa sarana yang belum tersedia di
sekolah
ini.
Diharapkan
terciptalah keoptimalan yang selaras dan seimbang bagi pendidikan anak usia dini. 2. Observasi objek pembanding yaitu TK Al-Ibrah Gresik. Data yang diperoleh antara lain : a. Foto TK Al-Ibrah diperoleh dengan pengambilan foto pada saat observasi dan melalui internet. b. Studi
aktivitas
pengunjung
dan
fasilitas di TK Al – Ibrah Gresik. Dengan
memperhatikan
aktivitas
pengguna mulai dari anak – anak, orang tua, kepala sekolah dan guru yang ada kaitannya dengan fasilitas yang diberikan baik dari segi negatif dan positif. 169 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Berikut ini analisa hasil studi pembanding pada sekolah TK Al-Ibrah Gresik : a. Area yang lebih luas membuat anak lebih
terkesan
leluasa
dengan
aktivitas yang mereka lakukan b. Sirkulasi
ruang
baik
dan
unik
sehingga membuat imaginasi anak dalam bergerak serta bermain sangat menyenangkan dan tidak membuat mereka terkekang dan jenuh dalam tiap ruangannya c. Konsep desain ruangan yang clean dan green sangat amat terasa ditiap ruangan
dengan
memanfaatkan
bukaan udara dan cahaya serta pemilihan warna dan material yang tepat sangat terasa dan memberikan efek tertentu pada anak.
170 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.4.2. Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan adalah pencarian data yang diperoleh dari jurnal, buku – buku tes, laporan penelitian, internet dan majalah. Data dan informasi yang dicari antara lain sebagai berikut : -
Studi literatur taman kanak – kanak seperti fungsi, syarat dan fasilitas serta ciri – cirinya
-
Studi literatur penataan ruangan dan perabot
-
Studi literatur tentang jenis edukasi permainan
-
Studi literatur tentang psikologi anak pada warna, bentuk, perkembangan, dll
-
Studi elemen pendukung interior seperti standart lighting dan warna anak
-
Studi literatur kecerdasan pada anak usia dini
-
Studi literatur style natural dengan konsep bermain di hutan
171 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
-
Studi literatur anthropometri yang berkaitan dengan anak umur 2 – 6 tahun.
3.5. Tahap Analisa Data Dalam tahap ini, informasi dan data yang diperoleh
akan
dianalisa
untuk
kemudian
dievaluasi, dikomparasikan dan diterapkan dalam rancangan eksisting yang telah ada. Analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.5.1.
Analisa Langgam
Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa tentang langgam natural dan sasaran target konsumen
-
Analisa tentang tema bermain di hutan
-
Analisa suasana interior yang diinginkan dalam ruang kelas dan ruangan di sekolah playgroup dan taman kanak – kanak
-
Analisa pengaplikasian tema pada interior
172 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.5.2.
Analisa Pencahayaan
Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa tentang pencahayaan yang sesuai untuk aktivitas mengajar anak – anak
-
Analisa pencahayaan alami dan artificial light
-
Analisa
pencahayaan
yang
disesuaikan
dengan kondisi lingkungan -
Analisa pencahayaan yang sesuai standart keamanan anak
3.5.3.
Analisa Warna
Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa warna – warna yang sesuai dengan tema yang diinginkan
-
Analisa warna yang mempengaruhi image dari sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
-
Analisa warna yang diterapkan memberikan pengaruh pada psikologi anak.
173 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.5.4. Analisa Material Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa material yang cocok bagi kegiatan anak – anak
-
Analisa material dengan standart keamanan anak
-
Analisa
kekurangan
dan
kelebihan
tiap
material yang dipilih
3.5.5. Analisa Site dan Eksisting Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa site plan dan lingkungan sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
-
Analisa lay out sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik terhadap lingkungan sekitar
174 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
-
Analisa kekurangan dan kelebihan eksisting gedung sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik.
3.5.6. Analisa
Kebutuhan
Ruang
dan
Aktivitas Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa kebutuhan ruang kelas dan kepala sekolah / guru sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik
yang
mengacu
pada
aktivitas
pengguna. -
Analisa tentang ruang eksisting yang sudah ada
-
Analisa aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan anak di dalam kelas dan lingkungan bermain mereka.
175 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.5.7. Analisa Furniture Analisa ini mencakup penelitian tentang : -
Analisa kebutuhan furniture yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan anak
-
Analisa
kesesuaian
furniture
standart
keamanan bermain anak -
Analisa ergonomi perabot yang cocok untuk anak umur 2 – 6 tahun.
3.6. Metode Desain 3.6.1. Latar Belakang Pemlihan Judul
Skema 3.2. Skema Latar Belakang Pemilihan Judul ( Sumber : Catatan Pribadi )
176 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.6.2. Analisa Konsep Warna Dengan adanya pengaruh warna dalam segi psikologis dan psikomotorik anak, warna
mempunyai
peran
yang
sangat
penting dalam dalam suatu ruang.
Skema 3.3. Skema Analisa Konsep Warna ( Sumber : Catatan Pribadi )
3.6.3. Analisa Kebutuhan Ruang Pada analisa kebutuhan ruang akan dijelaskan tentang hubungan antar ruang, sirkulasi antara aktivitas satu dengan lainnya. Juga akan diterangkan kebutuhan ruang akan furniture dan dimensi yang dibutuhkan.
177 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
a. Hubungan Matriks Interaksi Antar Ruang
Harus ada hubungan Sebaiknya ada hubungan Tidak ada hubungan Skema 3.4. Skema Hubungan Matriks ( Sumber : Catatan Pribadi )
178 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
b. Bubble Diagram Sirkulasi Pengguna
AREA PUBLIK AREA SEMI PUBLIK AREA PRIVAT JALUR ORANG TUA JALUR STAFF & GURU JALUR MURID
Skema 3.5. Skema Bubble Diagram ( Sumber : Catatan Pribadi )
179 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
c. Tabel Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
180 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Tabel 3.1. Studi Aktifitas ( Sumber : Catatan Pribadi )
181 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
3.7. Konsep Desain
Skema 3.6. Skema Konsep Desain ( Sumber : Catatan Pribadi )
3.7.1. Elemen Pembentuk Ruang a. Dinding
182 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
b. Lantai
Skema 3.7. Analisis Konsep Lantai ( Sumber : Catatan Pribadi )
c. Plafon -
Analisa
material
yang
ramah
lingkungan -
Analisa material plafon yang sesuai dengn konsep bermain di hutan
183 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Skema 3.8. Analisis Konsep Plafon ( Sumber : Catatan Pribadi )
3.7.2. Analisa Elemen Penunjang Ruang a. Warna
Skema 3.9 Analisis Konsep Warna ( Sumber : Catatan Pribadi )
184 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
b. Furniture
Skema 3.10. Analisis Konsep Furniture ( Sumber : Catatan Pribadi )
c. Lighting
Gambar 3.11. Analisis Konsep Lighting ( Sumber : Catatan Pribadi )
185 | B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
BAB IV KONSEP DESAIN
4.1. Konsep Makro Konsep desain interior yang ditekankan pada sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik adalah bagaimana sebuah
ruang
kelas
dapat
mengoptimalkan
kecerdasan anak, utamanya kecerdasan naturalis anak yang berhubungan dengan lingkungan alam sekitar.
4.1.1.Latar Belakang Pemilihan Tema Masa prasekolah adalah masa belajar bagi anak, dimana lingkungan merangsang otak dengan kegiatan yang melatih otak anak. Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan ( penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan ) yang datang dari lingkungan anak. Seorang anak memiliki 8 kecerdasan, diantaranya adalah kecerdasan naturalis yaitu 187 | B A B I V K O N S E P D E S A I N
ketertarikan
anak
sekitarnya.
Hal
terhadap
ini
lingkungan
sangat
perlu
demi
perkembangan anak di usia golden age ( 2 – 5 tahun ). Untuk itu dengan diterapkannya metode pembelajaran
belajar
sambil
bermain,
diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan naturalis anak. Kecerdasan naturalis ini sendiri dapat dioptimalkan
dengan
metode
pembelajaran
secara langsung pada anak tentang bagaimana mereka harus mencintai lingkungan sekitarnya. Dengan berbagai kegiatan berkebun, beternak, menyayangi binatang, dll. Hal ini pula yang menjadi landasan bagi penulis untuk mendesain suatu ruang kelas yang modern dengan nuansa alam yang menyenangkan, yaitu bermain di hutan. Pengenalan hutan pada anak sejak dini merupakan satu langkah besar untuk membentuk karakter anak yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Desain interior dengan tema bermain di hutan diharapkan
dapat
membantu
menstimulasi
kecerdasan naturalis anak dan anak dapat menyerap
pentingnya
kegiatan
menyayangi
188 | B A B I V K O N S E P D E S A I N
lingkungan yang diterapkan pada interior ruang kelas dan bermain anak di sekolah.
4.1.2.Konsep Ruang Konsep ruangan kelas akan disesuaikan dengan tingkatan belajar anak di sekolah dengan tetap menggunakan tema lingkungan alam sekitar. Seperti ruang kelas playgroup dengan nuansa
alam
hutan
rimba,
ruang
kelas
matematika dan sains ( area IPA ) dengan nuansa alam pegununungan, area baca dengan nuansa peternakan, dan area tunggu yang mengambil nuansa modern natural dengan megadopsi warna – warna sesuai identitas dari sekolah itu sendiri. Dengan mengaplikasikan tema pada tiap ruang yang berbeda, sehingga anak tidak mudah bosan ketika mereka belajar di dalam kelas.
189 | B A B I V K O N S E P D E S A I N
Gambar 4.1. Contoh Tema Ruangan (Sumber: www.google.co.id )
190 | B A B I V K O N S E P D E S A I N
4.1.3.Konsep Aktivitas Pola aktivitas dalam ruangan akan disesuaikan oleh umur anak yang berbeda aktivitasnya.
Skema 4.1. Skema Alur Aktivitas (Sumber : Catatan Pribadi)
4.2. Konsep Mikro 4.2.1.Elemen Penunjang Ruang Untuk
memberikan
nuansa
yang
berbeda
disetiap ruangannya akan diberikan penanda yang signifikan. Yang nantinya akan ditonjolkan pada warna, lighting, dinding, plafon dan lantai.
191 | B A B I V K O N S E P D E S A I N
BAB V PENGEMBANGAN DESAIN 5.1. Perencanaan Ruang Dari hasil studi dan analisa yang telah dilakukan dan metode – metode yang digunakan, perencanaan interior yang sesuai dengan konsep desain berpengaruh pada aplikasi desain yang diangkat sehingga mendapatkan hasil desain dan kebutuhan ruang secara keseluruhan.
5.2. Aplikasi Konsep Perancangan 5.2.1. Denah layout terpilih Analisa
denah
dilakukan
berdasarkan denah awal (eksisting ), dikaji dan
dianalisa
untuk
mendapatkan
permasalahan yang terjadi dan kekurangan yang
ada
pada
denah.
Kemudian
dikembangkan pada alternatif denah baru yang
sesuai
dengan
tema
dan
judul
perancangan. Alternatif desain yang terpilih kemudian dikembangkan menjadi desain akhir
yang
memberi
solusi
205 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
dari
permasalahan yang terjadi serta aplikasi tema desain secara utuh sesuai dengan konsep perancangan yang diangkat.
Gambar 5.1. Alternatif Denah Terpilih
Berdasarkan studi kebutuhan ruang, alternatif denah terpilih memiliki pola sirkulasi radial yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas anak di sekolah. Tingginya aktivitas anak di sekolah dalam bermain dan belajar membutuhkan space yang cukup luas namun masih dapat berada dalam pengawasan guru. Peletakan ruang guru
206 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
yang berada di tengah area juga memudahkan guru dan kepala sekolah mengawasi anak-anak. 5.2.2. Ruang Terpilih I Ruang Kelas Playgroup
Gambar 5.2. Ruang Terpilih 1 Ruang Kelas Playgroup
Ruang
kelas
playgroup
merupakan salah satu ruang pendukung 207 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
sarana belajar dan bermain bagi anak-anak usia 2-4 tahun. Kegiatan di dalam ruang kelas ini meliputi bermain lego, belajar mengenali bentuk, huruf, menirukan kata, dll. Sebagian besar
kegiatan
dilakukan
bersama
guru/pengawas. Tersedia beberapa sudut pembelajaran seperti area dongeng, bermain lego,
circle
time,
sarapan
pagi,
toilet
trainning, dll. Khusus untuk ruang kelas playgroup ini dekat dengan kamar mandi dikarenakan anak usia 2-4 tahun masih belum dapat mengerti bagaimana mengungkapkan keinginginannya untuk buang air.
208 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
Gambar 5.3. Potongan Memanjang Ruang Terpilih 1
Untuk menstimulasi otak anak di usia 2-4 tahun, bentukan-bentukan yang dihadirkan pada suasana kelas merupakan bentukan semiotik dari tumbuh-tumbuhan dan binatang yang
dikenal
oleh
anak-anak.
Seperti
bentukan meja cartepillar dan kursi rusa. Hal ini bertujuan selain agar anak mengenali bentuk binatang-binatang juga meningkatkan kecerdasan naturalis anak.
209 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
Desain Akhir
Gambar 5.4. Ruang Kelas Playgroup
210 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
Bentukan – bentukan pada ruang kelas playgroup didominasi oleh bentukan binatang dan pepohonan. Plafon datar dengan nuansa langit biru, dihiasi dengan hanging lamp menambah suasana alam yang kental pada ruang kelas playgroup. Dikarenakan aktivitas motorik anak usia 2-4 tahun masih belum sempurna, maka pada area lantai dilindungi dengan matras sehingga apabila anak terjatuh tidak akan membuat anak tersebut kesakitan.
211 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
5.2.3. Ruang Terpilih 2 Ruang tunggu wali murid
Gambar 5.5. Layout ruang terpilih 2
Ruang terpilih 2 merupakan area tunggu bagi wali murid. Pada eksisting awal, sekolah playgroup dan taman kanak – kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik, tidak disediakan area tunggu bagi wali murid yang akan
menjemput
terkadang
mereka
anak-anaknya. menunggu
Sehingga di
terasan
sekolah di depan kelas dan sering mengganggu aktivitas belajar anak di kelas.
212 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
Gambar 5.6. Potongan Memanjang
Pada area tunggu ini diasumsikan agar dapat menampung kurang lebih 60-70 orang. Area tunggu didesain dengan bentukan – bentukan modern natural namun tetap mencitrakan sekolah Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dengan suasana colourfull rainbow.
213 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
Desain Akhir
214 | B A B V P E N G E M B A N G A N D E S A I N
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh pembahasan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendesain sebuah interior sekolah playgroup dan taman kanak – kanak dengan nuansa bermain di alam hutan dibutuhkan sebuah studi dan riset untuk mencari
persamaan
persepsi
mengenai
karakter
bermain di alam hutan. 2. Perencanaan desain interior yang baik pada sekolah playgroup dan taman kanak-kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk memasukkan anaknya di sekolah tersebut karena dinilai memiliki nilai lebih dibanding sekolah lainnya. 3. Elemen pendukung interior yang lainnya yang dapat mendukung interior dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak diantaranya adalah dengan menciptakan alat peraga pendidikan yang berasal dari potensi alam sekitar. 4. Desain interior dengan nuansa bermain di alam hutan, mampu memberikan sentuhan nuansa alam yang 233 | B A B V I K E S I M P U L A N D A N S A R A N
berbeda dan aman bagi tumbuh kembang anak di usia golden age.
6.2. SARAN Beberapa saran yang dapat digunakan sebagai masukan berbagai pihak untuk memajukan sekolah playgroup dan taman kanak-kanak Muslimat NU 179 Pelangi Gresik diantaranya :
Untuk dapat mendukung proses belajar mengajar yang optimal
di
sekolah,
sangat
diperlukan
adanya
perubahan-perubahan dari segi interior sekolah baik ruang kelas, area bermain, maupun area publik. Karena diharapkan hal ini dapat menunjang proses belajar mengajar terutama dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak.
234 |B A B V I K E S I M P U L A N D A N S A R A N
DAFTAR PUSTAKA Poore,Jonathan : Interior Colour by Design Pile,John.G : Colour in Interior Design Akmal, Imelda. 2006. Lighting. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Karlen, Mark dan Benya, James . 2007. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta : Penerbit Erlangga Darmaprawira W. A, Sulasmi,
2002. Warna, Teori dan
kreatifitas penggunaanya Edisi Ke-2. Bandung : ITB. Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : Pustaka Setia. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 1 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 2 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga. Woodson
E, Wesley,
1981. Human Factor Design
Handbook, McGraw Hi. Panero, Julius, -at al-. 1979. New York. Human dimension & Interior Space, Whitney Library of Design. Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga.
KAMUS Kamus Besar Bahasa Indonesia Ensiklopedia Umum
KATALOG Granite, jenis dan karakter material lantai
TUGAS AKHIR Mayang Sari, Sriti. 2004. Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Surabaya : Petra Christian University Budirahardjo, Lucy.2002. Perancangan Interior Playgroup dan Taman Kanak – Kanak Dunia Dongeng di Surabaya. Surabaya : Petra Christian University.
www.google.co.id www.wikipedia.com www.googleearth.com
LAMPIRAN PERSPEKTIF Ruang Terpilih 1 Ruang Kelas Plyagroup
Ruang Terpilih 2 Area Tunggu Wali Murid
Ruang Terpilih 3 Area Baca
Ruang terpilih 4 Area Matematika dan Sains (Area IPA)
BIODATA PENULIS Halsalina Rizkiani, lahir pada tanggal 23 Juni 1986 di kota Gresik. Putri ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang telah diselesaikan adalah, SD Negeri Sidomoro 1 Gresik, SLTP Negeri 1 Gresik, SMU Muhammadiyah 1 Gresik. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMU, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengikuti Ujian Non-Reguler di Institut Teknologi Bandung(ITB)
dan
resmi
menjadi
mahasiswi
program studi Kimia sampai pada tahun 2007. Pada tahun 2007 mengikuti UMDES Despro dan menjadi mahasiswa hingga sekarang dan terdaftar dengan NRP 3407100006. Di Jurusan Desain Produk Industri ini, studi yang diambil meliputi Bidang Desain Interior. Selama mengenyam pendidikan di DESPRO- ITS, sempat mengikuti beberapa kegiatan dan workshop yang diadakan oleh jurusan maupun lembaga pendukung interior yang lain. Kegiatan diluar bidang akademik yang dijalani diantaranya menjalani kegiatan wirausaha di bidang souvenir dan handycraft handmade dengan brand “Lollipop Craft” sejak 2005 hingga sekarang.