i
Journey#1-
HERO RISING
Sebuah Novel Dari: Asuh
ii
“.......bukankah semua yang ada di dunia nyata juga merupakan petualangan? Cerita di sini telah selesai tapi di sana sebuah kisah sedang berjalan. Jadi saya memilih kembali ke dunia nyata.”
iii
ISI BUKU
DESKRIPSI ISTILAH FEODAL – vii DESKRIPSI ISTILAH MILITER – ix EPISODE 1 PROLOG – 1 EPISODE 2 GAIA KINGDOM – 20 EPISODE 3 A BOOK - 34 EPISODE 4 WARRIORS – 56 EPISODE 5 PATHFINDER – 83 EPISODE 6 DILEMA – 117 EPISODE 7 DECISION – 145 EPISODE 8 RENDEZVOUS - 171 EPISODE 9 DREAMS RAIDER – 197 EPISODE 10 PROMISE – 222 EPISODE 11 THE TWO KNIGHTS – 246 EPISODE 12 FALLEN DRAGON – 267 EPISODE 13 HERO RISING – 296 TENTANG PENULIS – 320
iv
Episode 1 PROLOG Pada zaman dimana waktu belum bernama terdapatlah sebuah kerajaan besar yang menguasai seluruh daratan disebelah Timur. Dipimpin oleh Raja Aulaman yang perkasa serta bijaksana maka kejayaanya terkenal sampai ke manca negara. Kehidupan raja sangat bahagia terutama dengan hadirnya tujuh orang anak lelaki yang kelak akan menjadi penerus tahta kerajaan. Permasalahan lahir saat menjelang tua mata seorang ayah tidak bisa menampikan kompetisi serta bibit perpecahan mulai terlihat diantara para pangeran yang sudah tumbuh dewasa. Terdorong ketakutan akan terjadi perang saudara setelah dirinya mangkat maka raja memanggil para penyihir terkuat untuk membuat sebuah alat yang dapat memilih dengan bijaksana satu calon penerus tahta dari ke tujuh orang pangeran. Begitulah seterusnya kebiasaan di kerajaan besar tersebut menjadi penentu terakhir apabila terjadi perebutan kekuasaan.
1
Sampai suatu masa tiba-tiba bencana alam dahsyat datang menghancurkan seluruh wilayah kerajaan besar disebelah Timur tersebut dan seketika mengubur peradaban tinggi dari sejarah. Selama ribuan tahun keberadaannya hanya menjadi mitos atau cerita turun menurun pengantar tidur anak hingga akhirnya seorang arkeolog berhasil mengumpulkan kepingan-kepingan petunjuk yang menuntunnya pada sebuah eksplorasi dipedalaman hutan tropis Hindia Belanda. “Sir, kami telah berhasil menemukan sebuah spot yang diperkirakan sebuah pintu masuk menuju bagian dalam bangunan situs.” Seorang lelaki muda berpakaian pribumi melapor kepada tuannya dengan nafas terengah-engah. “Ayo cepat antarkan aku kesana.” Jawab sang arkeolog. Mendengar laporan tersebut maka sang arkeolog yang sedang memberikan tanda pada peta segera keluar dari tenda segera mengkuti langkah asistennya dari belakang. “Disini sir, itu jalan masuknya.” Si asisten menunjukan apa yang dilaporkannya tadi. Apa yang dikatakan asistennya memang benar adanya. Diantara dua buah tembok berbentuk persegi
2
terlihat celah tidak rapat sehingga lebih menyerupai daun pintu terbuat dari batu. Sang arkeolog segera memerintahkan asistennya untuk menyuruh penduduk pribumi membersihkan tanah yang menutupi sebagian spot tersebut. Setelah beberapa jam kemudian tampaklah dua tembok yang ditemukan memang merupakan sebuah pintu masuk dengan panjang masing-masing enam meter dan lebar tiga meter. Permukaannya dipenuhi dengan pahatan halus menggambarkan simbol dan huruf-huruf tertentu yang harus diterjemahkan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membukanya. “Ini tempatnya. Dorong kedua temboknya!” Sang arkeolog memberikan perintah kepada penduduk pribumi. Ternyata kedua tembok tersebut terbuka dengan mudah karena mempunyai engsel seperti pintu pada umumnya. “Temani aku masuk kedalam.” Sang arkeolog mengajak asistennya mengeksplorasi bagian dalam bangunan situs. Dua buah lentera menerangi perjalanan mereka mengungkap tabir, menelusuri tiap misteri yang menunggu disetiap persimpangan sehingga pada 3
akhirnya berhasil keluar kembali dengan membawa sebuah benda ditangan sang arkeolog. Beberapa minggu kemudian sang arkeolog memanggil asistennya kedalam tenda untuk melakukan sebuah tugas penting. “Kamu pergilah ke ibukota keresidenan sekarang juga, lalu kirimkan paket ini ke Inggris.” Sang arkeolog memberikan sebuah bungkusan kepada assistennya. “Baik tuan.” Si asisten menerima perintah tuannya tanpa banyak bicara dan keluar dari tenda. ***** Didalam sebuah ruangan sekolah tampak beberapa orang siswa sedang mengelilingi temannya yang sudah tersudut diujung dinding keramik berwarna putih. “Kau harus merasakan akibatnya karena sok tahu tadi dikelas!” Ujar Bruno dengan nada mengancam sambil mencengkram leher Andy dan mendorongnya kearah tembok kamar mandi. “Tapi, tapi apa salahku? Aku tadi hanya menjawab pertanyaan dari Pak Richard.” Andy menjawab perkataan Bruno dengan mimik ketakutan. “Ahh shut up! Diam kau karena perbuatanmu tadi aku jadi bahan tertawaan di kelas!” Bruno tidak 4
mau mendengar pertanyaan Andy malah semakin menguatkan cengkramannya. “Pukul saja dia Bruno, beri pelajaran supaya kapok!” Will salah seorang teman Bruno memberikan semangat agar segera memukul Andy. “Iya berikan si pecundang itu sedikit peringatan agar tidak lagi membuatmu ditertawakan di depan kelas, Bruno!” Teriak Sammy senada dengan temannya. Andy semakin ketakutan mendengar perkataan teman-teman Bruno apalagi melihat kepalan tangan kanan telah siap dipukulkan ke arah wajahnya. “Tunggu dulu, kalau aku pukul si pecundang ini maka kita akan terkena masalah lagi. Bagaimana kalau kita beri pelajaran khusus untuknya?” Bruno segera mengurungkan niatnya lalu kemudian menyuruh membawa Andy ke dalam closet. Andy tidak bisa berkutik lagi, hanya dapat menahan nafas dalam-dalam ketika kepalanya di masukan kedalam closet berulang kali. “Hahaha enough! I think this loser already take our lesson, biarkan dia menjadi lebih pintar dengan pelajaran tambahan ini.” Ucap Bruno menghentikan teman-temannya mem bully Andy. “Look at me Andy, shut your mouth or i will give you more lesson to remember, diam atau kau 5
akan celaka jika ada yang tahu rahasia kita, kamu mengerti maksudku!” Bruno mengancam melakukan hal yang tidak diinginkan jika Andy berani melaporkan kejadian itu kepada siapapun. “Iya....aku mengerti....” Andy menjawab pelan dengan menundukan kepala disudut closet. “Bagus, good boy, ayo teman-teman kita tinggalkan dia.” Ucap Bruno mengajak Will dan Sammy meninggalkan korbanya. Bruno dan kawan-kawan sangat terkenal dengan kenakalannya, sudah banyak sekali murid di Bristol Senior High School mengalami bully an dari mereka, tidak sedikit diperas atau dirampas barang berharganya namun tidak ada satupun yang berani melapor karena takut dengan ancaman seperti yang dialami Andy. ***** Jam waker telah berdering beberapa kali tetapi hari ini Andy tidak juga beranjak dari tempat tidur, badannya masih merasakan nyeri karena kemarin didorong sangat keras kearah tembok oleh Bruno. “Andy! Andy, bangun nak, ini sudah siang, cepat turun sebentar lagi bus jemputan akan segera tiba.” Teriak Ibu Michele dari arah luar pintu kamar.
6