Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature “Gebrakan Jokowi” Di MetroTV ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : FRANSISCO LELAPARY L 100 090 161
PROGDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 1
PERSE TUJUATI NASKAH PT]BLIKASI
Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature "Gebrakan Jokowi'o Di MetroTY )
Dipersiapkan dan disusun oleh
:
T.RANSISCO LELAPARY L 100 090 161
.
o-
)qrutut
Tanggal
: ;;
Pembimbing
I
Hari
;p"-;;;'il't
Pembimbing
II
lri+t.^*;L24 (,:rL*,r" ",o,,Jr.
r,.,
*.^
NIIC 1103
Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature “Gebrakan Jokowi” Di MetroTV ) FRANSISCO LELAPARY
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas bagaimana komunikasi nonverbal berperan penting dalam kehidupan. Dimana konstruksi pesan nonverbal dapat mengekspresikan dan mengartikan banyak hal. Termasuk dalam membentuk awareness mengenai citra positif seseorang. Dalam penelitian ini Jokowi mencoba menunjukan konstruksi pesan non verbal melalui penyiaran dalam media massa televisi, yaitu dalam video program berita “Gebrakan Jokowi” yang disiarkan oleh MetroTv, video tersebut merupakan objek dari penelitia ini. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui konstruksi pesan non verbal yang diperlihatkan oleh Jokowi dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi” yang disiarkan oleh MetroTV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pesan non verbal yang dilakukan oleh Jokowi dalam program berita feature “Gebrakan Jokowi” yang ditayangkan oleh MetroTV. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan metodologi semiotika komunikasi. Studi semiotika yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes, dimana untuk mencari makna, menggunakan denotasi yang merupakan signifikasi tahap pertama, konotasi yang merupakan signifikasi tahap kedua, dan mitos yang digunakan untuk mendukung makna yang ada. Studi semiotika digunakan untuk menganalisis makna dari tanda-tanda yang dikonstruksikan oleh Jokowi dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi” ini didapatkan konstruksi pesan nonverbal yang ditunjukan oleh Jokowi. Pesan non verbal terkonstruksikan untuk menguatkan citra positif Jokowi dimata masyarakan. Citra positif dibangun melalui tanda tanda nonverbal yaitu dengan pakaian yang dikenakan yang menunjukan kesederhanaan dan kewibawaan, melalui perilaku nonverbal seperti gerak tubuh, sikap badan, ekspresi wajah, keintiman, dan paralinguistik. Kata Kunci: Jokowi, Konstruksi pesan, Semiotika, nonverbal, Video
iii
3
program berita “Gebrakan Jokowi”
A. LATAR BELAKANG Komunikasi dilakukan
oleh
nonverbal manusia
dalam
episode “Tangani Banjir Jakarta” dan “Tangani Kemacetan Jakarta”.
kehidupan sehari-hari. Setiap tanda dari
Pemberitaan oleh media tentang
komunikasi nonverbal memiliki arti
Jokowi dan pencitraannya pun semakin
tersendiri.
gencar,
Sebagai
contoh
tanda
pemberitaan
tersebut
akan
komunikasi non verbal yang sering
dikaji dalam sebuah analisis, yaitu
diperlihatkan
adalah
melalui analisis semiotik. Objek yang
pencitraan. Hal tersebut pula yang coba
akan dikaji adalah bahasa nonverbal
dilakukan Presiden yang baru yaitu
yang
Jokowi,
dia
banyak
Penelitian ini merupakan penelitian
bahasa
non
verbal
oleh
kepemimpinannya.
figur
menggunakan sebagai
Dengan
gaya begitu
digunakan
kualitatif
oleh
karena
Jokowi.
membahas
permasalahan yang terjadi berdasarkan
pesan dan tujuan yang dia ungkapkan
fenomena
dapat
masyarakat tanpa adanya data statistik
lebih
tersampaikan
kepada
masyarakat.
ada
ditengah
yang berbentuk angka didalamnya.
Dengan kemunculan Jokowi, media
yang
massa
mulai
gencar
Pesan-pesan non verbal banyak diperlihatkan
dari
bagaimana
cara
memberitakan tentang Jokowi. Media
Jokowi berpakaian, bagaimana strategi
massa sendiri merupakan salah suatu
kepemimpinannya
sarana berkomunikasi yang sangat
“blusukan”, dan gestur tubuh ketika dia
efektif menjangkau masyarakat. Isi
memimpin
pesan
diperlihatkan
audiovisual
gerak
memiliki
yang
Jakarta Jokowi
sering
semuanya untuk
kekuatan yang sangat tinggi untuk
mempertegas makna dari pesan yang
mempengaruhi mental, pola pikir, dan
disampaikan ke masyarakat. Bicara
perilaku individu. Media massa televisi
mengenai simbol maka teknik analisis
yang
yang tepat yaitu menggunakan analisis
paling
gencar
memberitakan
tentang Jokowi adalah MetroTv. Yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini adalah video
semiotik, yang membahas pemaknaan dari
sebuah
tanda
dalam
berkomunikasi.
14
Tema
ini
menarik
karena
adalah melalui iklan televisi Citra versi
dengan diangkatnya penelitian ini,
“Women
maka
pembaca
Empowerment”,
ideologi
akan
mengetahui
masyarakat mengenai kesetaraan gender
fenomena
mengenai
semiotika
(feminimisme) mengalami perubahan.
komunikasi
yang
digunakan
oleh
Jokowi dalam gaya kepemimpinannya. Penelitian
yang
persepsi
berawal
masyarakat
dari
dimana
memiliki
memandang perempuan sebagai sosok
metode analisis yang sama dengan
yang tidak terlalu dominan, perlahan
penelitian ini dilakukan oleh Murti
mulai mengalami perubahan. Melalui
Rahayu pada tahun 2011 yang berjudul
iklan ini pula menunjukkan bahwa
Iklan Televisi Citra Versi Women
perempuan Indonesia itu kuat dan eksis
Empowerment
dengan karyanya.
Konstruksi
yang
Bahwasannya
(Analisis
Ideologi
Semiotik
Ekofeminisme
Pada Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment).
Peneliti
B. RUMUSAN MASALAH
merupakan
Bagaimanakah konstruksi pesan
mahasiswi Universitas Sebelas Maret
non verbal Jokowi dalam program
Surakarta, inti kajian dari penelitian ini
berita feature “Gebrakan Jokowi” di
yaitu, media televisi merupakan salah
MetroTV
satu jenis media massa elektronik yang
analisis semiotik Roland Barthes?
dengan
menggunakan
dapat dengan mudah mengkonstruksi ideologi masyarakat. Melalui kajian
C. TINJAUAN PUSTAKA
semiotik dalam penelitian ini, pembaca
1. Komunikasi
mampu
mengetahui
ekofeminisme
Harold
D.
Lasswell
dalam
coba
karyanya The Structure and Function
dikonstruksikan melalui iklan televisi
of Communication in Society (dalam
Citra versi Women Empowerment dan
Wiryanto,
bagaimana tanda (semiotika) menjadi
unsur-unsur komunikasi dalam bentuk
menarik ketika dikemas beserta isu
pertanyaan sebagai berikut ”Who Says
kesetaraan
What in Which Channel to Whom With
gender.
yang
ideologi
Kajian
pada
penelitian ini lebih spesifik pada teori
2005:51)
merumuskan
What Effect?”
feminisme. Hasil dari penelitian ini
2
Jadi,
berdasarkan
paradigma
merupakan segala proses komunikasi
lasswell tersebut, komunikasi adalah
dengan
proses
dari
melalui media massa f) Komunikasi
komunikan
antar budaya, menurut Richard west
penyampaian
komunikator
pesan
kepada
menggunakan
perantara
melalui media yang menimbulkan efek
dan
tertentu. (Effendy, 2001:10).
komunikasi antar budaya merujuk pada
Berdasarkan komunikasi beberapa
dapat level.
levelnya, terbagi Yaitu
menjadi a)
level
Lynn
komunikasi
H
Turner
antar
(2008:42)
individu-individu
yang latar belakang budayanya berbeda 2. Televisi
Sebagai
Media
komunikasi intra personal, dimana
Komunikasi Massa
proses komunikasi terjadi didalam diri
a. Definisi komunikasi massa
sendiri (Cangara, 2006:30) b) level
Definisi komunikasi massa
komunikasi interpersonal, yaitu proses
yang
komunikasi dilakukan antara dua orang
dikemukakan oleh Bittner, yakni
atau lebih secara langsung, seperti yang
komunikasi massa adalah pesan
dinyatakan R. Wayne Pace (1979)
yang
dalam
media massa pada sejumlah orang
Cangara
“interpersonal
(2006:31)
bahwa
communication
paling
sederhana
dikomunikasikan
melalui
is
(Mass communication is messages
communication involving two or more
communicated through a mass
people in a face to face setting.” c)
medium to a large number of
komunikasi
yakni
people). Tujuan komunikasi massa
pengiriman dan penerimaan berbagai
yakni komunikasi kepada khalayak
pesan organisasi di dalam kelompok
yang
formal maupun informal dari suatu
heterogen
organisasi
didefinisikan (Effendy, 2001:21).
organisasi,
(Wiryanto,
2005)
d)
komunikasi publik, menunjukan suatu proses komunikasi di
luar
biasa dan
banyak sukar
atau untuk
b. Televisi
mana pesan-
Menurut Effendy (1994:21)
pesan disampaikan oleh pembicara
yang dimaksud dengan televisi
dalam situasi tatap muka di depan
adalah
khalayak
yang
(Cangara,
merupakan media dari jaringan
2006:34)
e)
massa,
komunikasi dengan ciri-ciri yang
besar Komunikasi
televisi
siaran
yang
3
dimiliki komunikasi massa, yang
hanya didengar, tetapi juga
berlangsung
arah,
dapat dilihat dalam gambar
melembaga,
yang bergerak (audio visual)
satu
komunikatornya pesannya
bersifat
Sasarannya
umum,
(Kuswandi, 1996:16).
menimbulkan
keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. c. Televisi
Nonverbal
Dalam
Media Massa
Sebagai
Media
Komunikasi Massa
Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
Televisi sebagai media komunikasi
3. Komunikasi
komunikasi nonverbal memberikan arti
massa
ialah
komunikasi
antara
2012:14). Terdapat berbagai macam
dengan
klasifikasi dalam pesan non verbal,
komunikan (massa) melalui
namun para ahli komunikasi nonverbal
sebuah sarana, yaitu televisi.
belum
Dalam
lembaga
mengenai klasifikasi tersebut. Rahmat
penyelenggara
komunikasi
(2005: 289) menggabungkan klasifikasi
bukan
perorangan,
proses
komunikator
hal
ini
secara
melainkan banyak
melibatkan orang
dengan
organisasi yang kompleks.
pada
komunikasi
verbal
menemukan
(Hidayat,
kesepakatan
milik Duncan, Scheflen, dan Leathers dengan sedikit perubahan ke dalam tiga jenis
utama
klasifikasi
pesan
nonverbal: (1) pesan nonverbal visual, yang meliputi kinesik, proksemik, dan
Karena
media
televisi
artifaktual; (2) pesan nonverbal auditif,
bersifat
transitory
(hanya
terdiri dari pesan paralinguistic; dan (3)
meneruskan), maka pesan-
pesan nonverbal nonvisual nonauditif,
pesan
yang
yang meliputi sentuhan (tactile) dan
melalui
media
disampikan komunikai
massa tersebut hanya dapat
penciuman (olfactory). Dimana
a)
pesan
kinesik
didengar dan dilihat sekilas.
dibentuk dengan menggunakan gerakan
Pesan-pesan televisi bukan
tubuh, yang terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan
4
pesan postural, b) Pesan proksemik
menjelaskan
dibentuk melalui pengaturan jarak dan
bentuk
ruang. Pada umumnya, pengaturan
signifikasi yang menyertainya (Alex
jarak ini memperlihatkan keakraban
Sobur, 2004: 16). Terdapat beberapa
para komunikan (Liliweri, 2003: 99), c)
tokoh yang menjelaskan mengenai ilmu
Pesan artifaktual diungkapkan melalui
semiotika, namun teori tokoh yang
penampilan dan penggunaan barang-
paling sering dipakai dalam dunia ilmu
barang
seperti
komunikasi adalah Charles Sanders
kosmetik,
Peirce, Ferdinand de Saussure, dan
penggunaan warna, dan dekorasi serta
Roland Barthes. Dalam penelitian ini
perabotan
buatan
pakaian,
manusia,
perhiasan,
ruangan,
esensi,
suatu
tanda,
ciri-ciri, serta
dan proses
d)
Pesan
yang digunakan dalam menganalisa
oleh
nada,
adalah dengan menggunakan semiotika
kualitas suara, volume, kecepatan,
Roland Barthes dimana menggunakan
ritme yang digunakan ketika berbicara,
pemaknaan dua tahap, gagasan Barthes
dan berdiam diri, Menurut Budyatna
ini
(2011 : 131) kita dapat melengkapi,
signification”,
menambah, atau mempertentangkan
(makna sebenarnya sesuai kamus) dan
makna
bahasa
konotasi (makna ganda yang lahir dari
melalui
pengalaman kultural dan personal)
paralinguistik
dibentuk
terkandung
mengenai
pesan
pengendalian
oleh kita
empat
karakteristik
dikenal
dengan
“order
mencakup
of
denotasi
hingga terbentuknya mitos.
utama vokal yaitu pitch, volume, rate,
D. METODOLOGI PENELITIAN
dan quality, e) Pesan sentuhan dan
1. Jenis Penelitian
penciuman
termasuk
bidang
yang
Metode
penelitian
yang
masih sangat jarang diteliti. Padahal
digunakan dalam penelitian ini adalah
kedua jenis pesan ini termasuk jenis
metode deskriptif kualitatif, dimana
komunikasi
dalam penelitian ini terbatas pada
manusia
yang
paling
primitif.
usaha-usaha
4. Semiotika
masalah atau keadaan atau peristiwa
Semiotika
mengungkapkan
suatu
berusaha
sebagaimana adanya sehingga bersifat
menjelaskan jalinan tanda atau ilmu
sekedar mengungkapkan fakta (fact
tentang
finding). Hasil penelitian ini ditekankan
tanda,
secara
sistematik
5
untuk membentuk gambaran secara objektif
tentang
keadaan
4. Teknik Analisis Data
yang
Penelitian
ini
menggunakan
sebenarnya dari objek yang diteliti
sistematika semiotika signifikasi dua
(Hadari, 1998 : 31).
tahap
milik
Roland
Barthes.
Sistematika ini disebut peta tanda
.
tatanan kedua Roland Barthes seperti
2. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil
dibawah ini (Fiske, 2010:122)
adalah video program berita feature “Gebrakan Jokowi” Desember 2012 yang terdapat di MetroTv. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Mengumpulkan video berita Teknik analisis data dalam
utama tentang pemberitaan Jokowi sebagai
Gubernur
diberitakan program
oleh
berita
Jakarta
yang
MetroTV
dalam
feature
“Gebrakan
penelitian ini berupa proses mengatur, mengelompokkan, dan
mengkategorikan,
selanjutnya
memberikan
Jokowi”.
pemaknaan pada setiap kategori yang
b. Observasi non-partisipan
telah
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang nantinya
dikelompokkan
menggunakan
analisis semiotik Roland Barthes. Pengamatan
yang
dilakukan
dapat mengetahui konstruksi pesan
adalah dengan :
nonverbal yang terdapat pada video “
a. Mengelompokkan data-data dalam
Gebrakan Jokowi (saatnya warga
b. Identifikasi terhadap tanda-tanda
bicara)”.
dan
c. Studi Pustaka Melalui
scene terpilih
pencarian
literatur
yang
merepresentasikan komunikasi non
yang dapat memberikan informasi
verbal
penting dan mengumpulkan data yang
tersebut
sesuai dengan teori yang ada
simbol-simbol
Jokowi
dalam
televisi
c. Mencari pemaknaan atas simbol yang muncul dalam setiap shot
6
d. Menggunakan hasil pemaknaan tersebut untuk mencari mitosnya e. Dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan
analisis
yang
2.Perilaku sabagai komunikasi non verbal a. Gerak tubuh (pesan gestural) b. Bersikap / sikap badan (pesan
dilakukan sebelumnya
postural)
E. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis terhadap video “Gebrakan Jokowi (saatnya warga bicara) Tangani Macet DKI Jakarta” dan “Gebrakan Jokowi (saatnya warga bicara) Tangani Banjir DKI Jakarta” yang ditayangkan oleh MetroTv dilakukan dengan cara memaparkan signifikasi tahap kedua (konotasi) dari korpus-korpus yang telah diteliti. Dalam meneliti makna konotasi dari korpus yang telah di seleksi oleh peneliti, adalah dengan menggunakan
klasifikasi
yang
dikemukakan oleh Rahmat (2005:289) yang berupa penggabungan klasifikasi milik Duncan, Scheflen, dan Leathers.
Terdapat
beberepa
poin
e. paralinguistik 1. Pakaian
sebagai
bentuk
komunikasi non verbal Pakaian dapat menjadi fashion, fashion sendiri merupakan semacam kode
berpakaian
“makro”
yang
menetapkan standar gaya menurut usia,
gender,
kelas
sosial,
dan
seterusnya (Danesi, 2012:216). Jadi melalui
pakaian
membedakan identitas
juga
status
dapat
sosial
kebudayaan
dan bagi
pemakainya. Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai Komunikasi
komunikasi,
Diantaranya adalah: sebagai
d. Keintiman (pesan proksemik)
memaparkan bahwa sebagai bentuk
diantaranya adalah:
1.Pakaian
c. Ekspresi wajah (pesan facial)
pakaian
dapat
menyampaikan pesan artifaktual yang
bentuk
komunikasi non verbal
bersifat
non
2009:vii).
Hal
verbal itu
(Barnard,
berarti
bahwa
a. Pakaian berwarna putih
pakaian yang dikenakan oleh setiap
b. Pakaian bermotif batik
orang
c. Pakaian setelan kemeja, dasi,
makna.
dapat
mengartikan
banyak
dan jas
7
Peneliti
mengkategorikan
3
ditimbulkan
dari
pakaian
tersebut
antara
Jokowi
macam pakaian yang dikenakan oleh
adalah
Jokowi dalam
sebagai Gubernur dengan rakyatnya.
Jokowi
video “Gebrakan
(saatnya
warga
bicara)
Dengan
keakraban
kata
lain
makna
yang
Tangani Macet DKI Jakarta” dan
disampaikan yaitu “Jokowi adalah
“Gebrakan Jokowi (saatnya warga
rakyat”. Menurut Hartman (2004:117)
bicara) Tangani Banjir DKI Jakarta”
warna putih memberikan teladan akan
oleh MetroTv. Kategori tersebut antara
martabat yang lemah lembut. Melalui
lain :
pakaian
a. Pakaian Berwarna Putih
dikenakannya,
Sering kali Jokowi memakai pakaian
mengkomunikasikan sikap yang lemah
yang terkesan simple dan sederhana.
lembut kepada rakyatnya.
warna
putih
yang Jokowi
Salah satu contoh pakaian yang sering
Mitos dari pakaian berwarna putih
dikenakannya adalah kemeja berwarna
adalah, sejak zaman dulu baju kemeja
putih. Seperti terlihat pada korpus 1, 2,
putih dikenal dengan busana para
3, 4, 9, 10, 12, 13, 14, 18, dan korpus
bangsawan di Eropa. Sampai pada
19.
akhir abad ke 19 dianggap busana Makna denotasi dari korpus-korpus
tersebut
adalah,
seorang
etnis budaya tertentu warna putih
pejabat pemerintahan dalam hal ini
melambangkan makna yang berbeda-
Gubernur DKI Jakarta, jokowi terlihat
beda, dalam etnis tionghoa warna
memakai pakaian yang sederhana
putih merupakan simbol rasa duka dan
yaitu kemeja berwarna putih polos.
kepedihan,
Sedangkan
sebagai
yang paling elegan. Dalam konteks
makna
konotasinya
dengan
hal
tersebut
kebudayaan
Jawa
adalah warna putih pada pakaian yang
memakai
dikenakan oleh Jokowi menyampaikan
melambangkan kesedihan.
martabat yang sederhana baik dari segi
b. Pakaian bermotif batik
warna
hitam
berbeda yang untuk
kepribadian maupun penampilannya.
Pakaian batik ditunjukan pada
Sebagai seorang pemimpin Jokowi
korpus 5, 6, 7, 8, dan korpus 16,
terlihat sama atau sejajar dengan
Makna denotasi dari korpus-korpus
rakyatnya,
tersebut adalah Jokowi melakukan
maka
kesan
yang
8
kegiatan
kepemerintahan
dengan
mengenakan pakaian kemeja panjang bermotif batik.
pada korpus 16, Jokowi terlihat
Sedangkan makna konotasi dari
memakai pakaian bermotif batik yang
korpus-korpus tersebut ialah, Jokowi
lain, yaitu pakaian batik bermotif
menampilkan batik sebagai identitas
semen. Motif semen melambangkan
budaya bangsa Indonesia, dia mencoba
kekuatan,
sumber
peduli dengan kelestarian kebudayaan
keberadaan
dan
Indonesia dengan mengenakan Batik.
Jokowi
Nama
pakaian
batik
yang
dikenakan oleh Jokowi pada korpus 5,
dari
pusat
segala
kekuasaan.
mengkomunikasikan
makna
yang sama tatkala mengenakan pakaian batik bermotif semen.
6, 7, dan 8 adalah batik bermotif
Mitos mengenai pakaian batik
parang. Motif ini mempunyai ciri khas
adalah,
garis-garis
masyarakat Surakarta dan Yogyakarta
lengkung,
yang
dapat
pada
sejarah
kebudayaan
diartikan sebagai ombak lautan yang
pakaian
menjadi pusat tenaga alam (raja).
dikenakan oleh Raja, Bangsawan, dan
Komposisi miring pada parang juga
orang-orang di dalam Keraton.
melambangkan
c. Pakaian setelan kemeja, dasi, dan
kekuasaan,
kewibawaan, kebesaran, dan gerak cepat,
sehingga
batik
dirancang
untuk
jas
pemakainya
Jokowi mengenakan pakaian setelan
diharapkan dapat sigap dan cekatan.
kemeja, dasi dan jas hitam. Seperti
Sehingga Jokowi mengenakan pakaian
yang terlihat pada korpus 11, 15, dan
batik dengan motif parang rusak untuk
17.
menunjukkan bahwa, sebagai seorang
Makna denotasi yang terdapat pada
pemimpin maka dia membangun sifat
korpus-korpus tersebut adalah setelan
kewibawaan, kebesaran, dan gerak
jas yang dikenakan Jokowi ialah jas
cepat.
berwarna
hitam
dengan
kemeja
berwarna putih serta dasi berwarna merah. Motif Rusak
Parang
Makna kkonotasi yang terdapat dalam korpus tersebut adalah dengan
9
mengenakan pakaian semacam itu.
2. Perilaku sebagai komunikasi non
Jokowi membangun image sebagai
verbal
pemimpin yang tegas. Pakaian setelan
Wood (2013:145) dalam bukunya
jas lengkap yang dikenakan oleh
Komunikasi Interpersonal menyatakan
Jokowi sebagai seorang pemimpin
bahwa perilaku non verbal merupakan
juga merefleksikan kekuatan. Pesan
sesuatu yang kita kontruksikan, seperti
lain yang tersampaikan dari pakaian
cara kita memperhatikan, mengatur,
setelan
dan menginterprestasikan perilaku non
jas
yang
dikenakan
oleh
verbal.
Jokowi ini adalah kewibawaan. Mitos yang terjadi ialah Mitos
a. Gerak tubuh (pesan gestural)
pakaian setelan jas adalah, jas atau tuxedo
awalnya
merupakan
nama
Pesan gestural yang berupa makna dari gerak tubuh merupakan salah
taman residensial yang terletak di 40
satu
mil baratlaut dari kota New York.
komunikasi
Pierre Lorillard V dan keluarganya
Gestur yang dipelihatkan oleh Jokowi
menempati
terdapat dalam korpus 2, 3, 4, 5, 6, 7,
residen
itu.
Lorillard
merupakan seseorang yang berada di kalarang
sosial
tinggi,
komponen non
utama verbal
dari kinesik.
10, 12, 13, 15, 18, dan 19.
begitupun
semua orang yang dikenalnya. Sedangkan secara garis besar mitos mengenai pakaian sebagai bentuk komunikasi non verbal mengalami perluasan
kegunaan.
Pada level denotasi korpus-korpus
tertentu
tersebut adalah, pada korpus 2 Jokowi
mengkomunikasikan makna tertentu
mensingsingkan lengan baju sampai
pula. Seseorang dapat memilih jenis
ke siku, begitu juga dengan korppus3,
pakaian tertentu untuk menyampaikan
4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, dan korpus 19.
pesan yang diinginkannya. Manusia
Gerak tubuh selanjutnya pada korpus
mengenakan pakaian untuk alasan
4,
perlindungan, kesopanan, dan daya
menganggukkan
tarik (Rouse dalam Barnard, 2009:72).
korpus 7 terlihat Jokowi mengangkat
Pakaian
makna jenis
dan
dimana
Jokowi kepalanya.
terlihat Pada
10
kedua
tangannya
setinggi
bahu.
Simbol
menganggukan
kepala
Jokowi menggerakkan bahunya ke
berarti paham atau mengerti. Jokowi
atas sebentar dalam korpus 15. Pada
melakukan hal tersebut karena dirinya
korpus
mengerti
18,
terlihat
Jokowi
dengan
apa
yang
menggerakkan tangan dari arah atas
disampaikan oleh lawan bicaranya.
ke bawah. Jokowi terlihat mengusap
Mitos
rambutnya pada korpus 19.
kepala di berbagai kebudayaan adalah
Makna
konotasi
yang
mengenai
menganggukan
terjadi
menunjukkan bahwa orang tersebut
adalah Jokowi membangun suasana
mengerti dan memperhatikan lawan
santai atau kasual dalam kegiatannya
bicaranya.
ditengah mastarakat. Melipat lengan
Mitos dari gerak tubuh atau pesan
kemeja dilakukan pada situasi yang
gestural yaitu, gerak tubuh yang
tidak
dengan
dilakukan seseorang dapat berarti
melakukan hal tersebut maka Jokowi
berbeda apabila dikaitkan dengan
tidak terlihat kaku di mata masyarakat
kebudayaan dan juga negara asal
dan terkesan santai. Melalui simbol
orang
melipat
gestural
formal,
sehingga
lengan
kemeja
juga,
yang
menggunakan
tersebut.
pesan
Seperti
pada
mengartikan makna kerja keras dan
kebudayaan masyarakat India, mereka
cepat dalam melakukan sesuatu.
menggelengkan
Mitos dari melipat lengan baju
sembol
kepala
persetujuan
sebagai
atau
sabagai
“iya”,
namun
atau biasa disebut menyingsingkan
pengganti
lengan baju yaitu pada masyarakat
menggelengkan kepala mempunyai
Indonesia, istilah tersebut merupakan
arti yang berbeda dalam kebudayaan
peribahasa yang artinya adalah orang
masyarakat Indonesia, di Indonesia
yang rajin dan tekun dalam bekerja.
menggelengkan
kepala
Sehingga
penolakan
pengganti
menyingsingkan
lengan
baju secara simbolis mengartikan bahwa
orang
tersebut
rajin
dan
mengerjakan segala sesuatu pekerjaan dengan cekatan.
kata
atau
berarti kata
“tidak”. b. Bersikap / sikap badan (pesan postural) Bersikap atau sikap badan atau disebut juga dengan pesan non verbal
11
postural merupakan salah satu bagian
Dalam
dari bentuk komunikasi non verbal
apabila makan tidak sambil berbicara
kinesik. Seperti yang diperlihatkan
dianggap
dalam korpus 3, 13, 14, dan 17.
kurang baik, sebaliknya di Indonesia
budaya
masyarakat
menunjukan
khususnya
etika
kebudayaan
Eropa
yang
masyarakat
Jawa mempunyai anggapan apabila makan sambil berbicara menunjukan etika yang kurang baik. c. Ekspresi wajah (pesan facial) Makna denotasi yang terdapat pada
Pesan fasial menggunakan ekspresi
korpus tersebut adalah terlihat dalam
wajah untuk menyampaikan sepuluh
korpus
makna,
3,
Jokowi
ditengah
duduk
masyarakat.
sejajar
Sedangkan
terkejut,
yaitu:
kebahagiaan,
ketakutan,
rasa
kemarahan,
makna konotasinya adalah Jokowi
kesedihan, kemuakan, pengecaman,
tidak membuat jarak antara dirinya
minat, ketakjuban, dan tekad (Rahmat,
dengan
2005: 289). Ekspresi wajah terlihat
rakyat
yang
dipimpinnya.
Mitos duduk sejajar adalah, sikap
dalam korpus 1, 3, 7, 9, dan 10.
semacam ini biasa dilakukan antara orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan yang tinggi. Pada korpus 13, Jokowi bersama beberapa pegawai Pemerintah Kota menaiki
rakit.
konotasinya
Sedangkan
adalah
Jokowi
melihat
permasalahan
pandang
rakyatnya.
dibangun
adalah,
pemimpin
yang
makna
Level denotasi pada korpus 1,9,
ingin
dan 10 Jokowi tersenyum. Pada
dari
sudut
Image
yang
dia
merupakan
peduli
kepada
rakyatnya. Mitos sikap badan memiliki makna yang berbeda di barbagai kebudayaan.
korpus 3, Jokowi berekspresi wajah yang datar ketika berkomunikasi dengan para demonstran. Level konotasi korpus 1, 9, dan 10 dimana senyuman itu berarti bahwa Jokowi senang dan bahagia. Korpus 3
12
Jokowi berekspresi wajah yang datar, hal tersebut mengartikan keseriusan. Maka demonstran sebagai komunikan dapat lebih fokus memperhatikan dan memahami Jokowi. Korpus 7 Jokowi sedih dan kecewa. Mitos ekspresi wajah bermakna berbeda
apabila
konteks
dikaitkan
budaya.
penggunaan
Seperti
emotikon
dengan pada dalam
masyarakat Indonesia, emotikon untuk menunjukan senyum adalah dengan “ :-) ”, hal tersebut dimaksudkan karena dalam
kebudayaan
Indonesia
masyarakat
senyum
dengan
memperlihatkan giginya adalah hal yang wajar. Namun berbeda dengan kebudayaan
masyarakat
Japan,
emotikon untuk menunjukan senyum adalah dengan “ ^.^ ”, hal tersebut berarti
dalam
tersenyum
kebudayaan
dengan
japan,
memperlihatkan
gigi mereka dianggap beretika kurang sopan. d. Keintiman (pesan proksemik) Keintiman adalah jarak yang diatur dalam sebuah proses komunikasi. Pengaturan jarak tersebut termasuk kedalam tipe komunikasi non verbal proksemik. Diantaranya terlihat dalam korpus 4, 5, 6, dan 10.
Makna denotasi yang tersampaikan adalah,
pada
korpus
4
warga
berinteraksi dengan Jokowi secara langsung, korpus 5 dan 10 Jokowi berjabat tangan dengan warga, korpus 6 Jokowi berinteraksi langsung dengan supir bus. Makna konotasi korpus tersebut
adalah
memperlihatkan
Jokowi
kedekatan
dan
keakraban dirinya sebagai pejabat pemerintahan dengan rakyat yang dipimpinnya. Mitos
mengenai
intimatte
(keintiman) yaitu dalam kebudayaan masyarakat Eropa, status sosial dapat mempengaruhi
jarak
orang
untuk
berkomunikasi, dimana orang-orang dengan
status
sosial
yang
sama
cenderung membuat jarak yang lebih dekat antara mereka dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki status sosial yang berbeda. e. Paralinguistik Pesan paralinguistik dibentuk oleh nada,
kualitas
suara,
volume,
13
kecepatan,
ritme
yang
digunakan
ketika berbicara. Budyatna (2011 : 131),
kita
dapat
melengkapi,
sedang memikirkan jalan keluar masalah 4) Kualitas
menambah, atau mempertentangkan
Kualitas merupakan bunyi dari
makna terkandung oleh bahasa melalui
suara seseorang. Korpus 23 Jokowi
pengendalian
mengubah
empat
karakteristik
kualitas
suaranya
utama vokal yaitu pitch, volume, rate,
menjadi biasa dan dengan intonasi
dan quality.
yang
1) Pola Titinada
mengekspresikan kekecewaan.
Pola titinada atau pitch merupakan
cenderung
Mitos
lambat
mengenai
untuk
paralinguistik
tinggi atau rendahnya nada vokal.
yaitu suara yang dikeluarkan oleh
Dalam korpus 20, dimana pola titi
seseorang berarti berbeda bila di kaitka
nada yang digunakan cenderung
budaya. Dalam kebudayaan masyarakat
rendah ketika Jokowi memberikan
Arab suara lemah dianggap sebagai
penjelasan
Hal
kelemahan atau tipu daya. Sementara
ingin
bagi masyarakat Indonesia khususnya
tersebut
kepada berarti
pers.
Jokowi
memperlihatkan kepercayaan dan
masyarakat
kredibilitas
mengeluarkan
sebagai
seorang
pemimpin.
di
Jawa suara
cenderung
yang
lembet
sebagai bentuk kesopanan.
2) Volume
Mitos dari perilaku sebagai komunikasi
Volume merupakan keras atau
non verbal adalah, pada sejarahnya
lembutnya
perilaku
Jokowi
nada.
Korpus
menaikkan
21
non
verbal
dilakukan
volume
seseorang dalam kegiatan komunikasi
suaranya. Hal tersebut ditunjukan
ketika mereka belum mengenal bahasa
Jokowi karena dia ingin terlihat
secara verbal. Saat ini perilaku-perilaku
tegas di mata masyarakat.
non verbal ditafsirkan sebagai ekspresi
3) Kecepatan
keadaan
individu,
seperti
emosi
Mengacu kepada kecepatan pada
individu. Seseorang merasa bahagia,
saat seseorang berbicara. Korpus
sehingga ia tersenyum. Perilaku non
22, Jokowi berbicara lebih lambat,
verbal diartikan sebagai pesan yang
hal itu mengartikan bahwa Jokowi
dikeluarkan
atau
disampaikan
14
seseorang
untuk
memberitahukan
penelitian ini diharapkan agar
kepada pihak lain apa yang ia rasakan
masyarakat
(Budyatna dan Ganiem, 2011:120).
komunikasi non verbal terjadi
E. KESIMPULAN DAN SARAN
disekitar mereka, maka penting
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan
bagi
menyadari
masyarakan
bahwa
untuk
dapat
didapatkan
mengartikan dan memahami akan
Didapatkan bahwa pesan non verbal
makna yang disampaikan dalam
yang terkonstruksikan adalah bertujuan
komunikasi non verbal.
untuk
menguatkan
posisi
Jokowi
2. Bagi akademisi
dibenak masyarakat, sebagai seorang
a. Penelitian ini terkendala dengan
pemimpin yang pro dengan rakyat.
referensi video mengenai tanda
Melalui
non verbal. Diharapkan dalam
pesan
non
verbal
yang
terkonstruksi dalam video ini, maka
penelitian
makna
menggunakan tema dan metode
yang
tersampaikan
adalah
mendatang
yang
image positif Jokowi sebagai seorang
serupa,
pemimpin. Jokowi membangun citra
referensi video. Sehingga simbol
positif
pemimpin
non verbal yang ditemukan akan
melalui tanda komunikasi non verbal
semakin banyak dan hal tersebut
yang ditunjukannya, dalam penyiaran
akan membuat penelitian menjadi
dirinya pada media massa.
lebih mendalam lagi.
sebagai
seorang
b. Dalam
Saran Saran yang dapat ditulis oleh
menemukan
penelitian
banyak
mengenai
konstruksi pesan komunikasi non
peneliti adalah sebagai berikut :
verbal ini masih rentan dengan
1. Bagi masyarakat
subjektifitas
peneliti.
Sehingga
Komunikasi non verbal merupakan
tidak
hal yang biasa dilakukan dalam
bahwa interpretasi setiap orang
kehidupan
Maka
akan berbeda dalam memandang
sangat penting bagi masyarakat
makna dari komunikasi non verbal
untuk memahami makna yang
yang terjadi.
sehari-hari.
menutup
kemungkinan
terkandung perilaku komunikasi non
verbal
tersebut.
Melalui
15
Artifak. Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto,
E.L. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Peaktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Barnard,
Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi. Bandung : Jalasutra
Budyatna, Muhammad & Ganiem, M Leila.2011.Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Kencana Darwanto, S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadari,
Nawawi. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Unversity Press
Hidayat, Dasrun. 2012 . Komunikasi Antarpribadi dan Medianya.Yogyakarta : Graha Ilmu. Kompasiana. 2013. Jokowi (Bukan) Untuk Presiden. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
McQuail,
Jakarta:
Balai
Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2. Jakarta: Erlangga
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang : CESPUR. Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Santoso,
Puji. 1993. Ancangan Semiotik dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa.
Shoemaker & Reese, 1996, Mediating the Message: Theories of Influences on Mass Media Content. USA: Longman. Sobur,
Alex. (2004) . Semiotika komunikasi. Bandung: Rosda
Wells,
William, Burnett, Moriarty. 1998. Advertising Principles and Practise, New Jersey : Prentice Hall.
Wiryanto.
2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wood, T Julia. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : Rhineka Cipta. Masinambow, E.K.M. 2001. Semiotik: Mengkaji Tanda dalam
16
Skripsi Rahayu, Murti. 2011. Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment (Analisis Semiotik Konstruksi Ideologi Ekofeminisme Pada Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment). Universitas Sebelas Maret Surakarta. Website http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id /materi-kuliah/270-triangulas i-dalam-penelitian kualitatif. html diakses pada 07 Mei 2014 jam 11:34 http://profil.merdeka.com/indonesia/j/jo ko-widodo/ diakses 7 mei 2014 pukul 22:00 http://widyoneng.blogdetik.com/2009/1 2/14/peribahasa-indonesiainggris/ diakses 11 September 2015 pukul 22:00 https://riswantohidayat.wordpress.com/ komunikasi/komunikasi-nonverbal/ diakses 11 September 2015 pukul 20:00 http://www.rumahbatik.com/component /content/category/43.html?lay out=blog&start=5 diakses 11 September 2015 pukul 19:00
17