1
PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTUKA(FLEKSIBILITY) OTOT PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA ABSTRAK Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Rancangan pra eksperimen menggunakan " One Group pra Test and Post Test design ". Sampel sebanyak 20 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P = 0,000 dan nilai signifikan ≤0,05 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata kunci:Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung, nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain inbone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence strength and flexibility exercise to degradationof low back pain of elderly in Nursing Home Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Design was Pre Experimental by using " One Group pra Test and Post Test design ". Number of sample 20 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was strength and flexibility exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that strength and flexibility exercise to decrease low back pain for elderly with p value = 0,000 and significant value ≤0,05 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of strength and flexibility exercise to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of strength and flexibility exercise can decrease low back painin for elder because of strength and flexibility exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate. Key word: strength and flexibility exercise, Low BackPain, Elderly
2
pada usia dekade kedua dan insiden tinggi
PENDAHULUAN Penduduk lansia merupakan salah
dijumpai pada dekade kelima (Mardjono &
satu kelompok penduduk yang potensial
Sidharta, 2008). Menurut The International
menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu
for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
diciptakan
low back pain adalah nyeri yang dibatasi
suatu kondisi fisik maupun
nonfisik yang kondusif untuk pembinaan
daerah
kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum
imajiner yang melalui ujung prosessus
lansia
termasuk
spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan
Indonesia tidak hanya diharapkan berumur
lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari
panjang, namun juga dapat menikmati masa
vertebrata thorakal terakhir, daerah inferior
tuanya dengan sehat, bahkan berdaya guna
oleh garis transversal imajiner melalui ujung
bagi pembangunan. Salah satu masalah fisik
processus spinosus dari vertebrata sakralis
sehari hari yang sering ditemukan pada
pertama dan lateral oleh garis vertikal yang
lansia adalah nyeri punggung bawah atau
di tarik dari batas lateral spina lumbalis
LBP (Bandiyah, 2009).
(Guyton,2004).
di
berbagai
negara
superior
oleh
garis
transversal
Nyeri punggung bawah atau low
Pada studi pendahuluan di Panti
back pain (LBP) merupakan manifestasi
Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada
keadaan
tanggal 20 February 2015 terdapat 5 orang
patologik
yang
dialami
oleh
jaringan atau alat tubuh yang merupakan
lansia
yang terdapat
mengalami
nyeri
bagian pinggang atau yang ada di dekat
punggung bawah 3 dari lansia mengatasi
pinggang (Idyan,2007). LBP merupakan
nyeri dengan mengkonsumsi obat dan 2
keluhan yang berkaitan erat dengan usia.
diantaranya diabiarkan saja atau dibawa
Biasanya nyeri ini mulai dirasakan mereka
tidur, tetapi sangat jarang untuk melakukan
3
latihan
kekuatan
dan
kelentukan
otot
punggung. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung secara otomatis akan melatih kekuatan otot punggung dan otot panggul, kemudian otot menjadi kuat
Keterangan K : Subjek ( Lansia) O : Observasi (tingkat nyeri sebelum latihan) I : Intervensi (intervensi senam) OI : Observasi (observasi tingkat nyeri sesudah)
dan lentur sehinnga nyeri akibat spasme otot
Pada penelitian ini tehnik sampling yang
ditekan sedemikianrupa.
digunakan adalah probality sampling tipe random sampling yaitu dengan cara semua
METODE PENELITIAN
lansia
Desain ini adalah untuk pengaruh latihan
mengatahui
kekuatan dan kelentukan otot punggung
bawah. Setelah itu hasil yang diperoleh
terhadap tingkat nyeri punggung bawah
untuk lansia yang menderita nyeri punggung
pada lansia, menggunakan desain
pra
bawah diberi perlakuan terapi. Variabel
eksperimen dengan rancangan One Group
independen pada penelitian ini adalah
pra Test and Post Test design, yaitu
latihan
mengungkapkan hubungan sebab akibat
punggung pada lansia di Panti Tresna
dengan cara melibatkan satu kelompok
Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel
subjek.
dependen pada penelitian ini adalah tingkat
Kelompok
subjek
diobservasi
didata
terlebih
tingkat
kekuatan
dahulu
nyerinya
dan
untuk
punggung
kelentukan
otot
sebelum dilakukan intervensi, kemudian
nyeri
diobservasi setelah intervensi.
Instrument yang digunakan pada penelitian
Subjek K
Pra Pasca_tes O Waktu 1Waktu Waktu 3
Perlakuan
punggung
bawah
pada
lansia.
ini adalah wawancara dan lembar observasi skala nyeri (VAS). OI Wawancara yang berisi :
I 2
4
usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan,
berusia 60-74 tahun dan 8 orang (42,1%)
penyakit yang pernah diderita.
berusia 45-59 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Karakteristik jenis kelamin 5.1.2 Data Umum Responden penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 19 orang. Di dalam data umum akan disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
Tabel 5.2 Tabel karakteristik jenis kelamin Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Laki-laki Wanita Total
Frekuensi (f) 0 19 19
Prosentase (%) 0 100 100.0
riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah di Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari
derita,
19 responden di panti Tresna Werdha 1. Karakteristik usia responden
Hargodedali Surabaya, 19 orang (100%)
Tabel 5.1 Tabel karakteristik usia responden Lansia di panti Tresna
berjenis kelamin wanita.
Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden 45-59 tahun 60-74 tahun 75-90 tahun >91 tahun Total
Frekuensi (f) 8 11 0 0 19
3. Karakteristik riwayat pekerjaan Prosentase (%) 42.1 57.9 0 0 100.0
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 19 responden
di
panti
Tresna
Werdha
Hargodedali Surabaya, 11 orang (57,9%)
Tabel 5.3 Tabel karakteristik pekerjaan Lansia di Panti Jompo Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Pegawai Swasta Petani tidak bekerja Total
Frekuensi (f) 3 5 6 5 19
Prosentase (%) 15.8 26.3 31.6 26.3 100.0
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 6 orang (31,6%)
5
sebagai petani, 5 orang (26,3%) sebagai
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari
swasta, 5 orang (26,3%) tidak bekerja, 3
19 responden di panti Tresna Werdha
orang (15,8%) sebagai pegawai.
Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%)
4. Karakteristik riwayat penyakit
mengalami nyeri pada kaki, 7 orang (36,8%)
Tabel 5.4 Tabel karakteristik penyakit Lansia di
panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03
mengalami nyeri pada punggung , 5 orang (26,3%) mengalami nyeri pada tangan.
Juni 2015 Karakteristik Responden Diabetes mellitus Rematik Hipertensi Total
Frekuensi (f) 5
Prosentase (%) 26.3
7 7 19
36.8 36.8 100.0
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden
di
panti
Tresna
Werdha
Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%)
6. Karakteristik sebab nyeri Tabel 5.6 Tabel karakteristik sebab nyeri diderita Lansia di panti Tresna
Werdha
Hargodedali
Surabaya
pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Frekuensi Prosentase Responden (f) (%) berjalan jauh 9 47.4 duduk terlalu 4 21.1 lama berdiri terlalu 6 31.6 lama Total 19 100.0
mengalami riwayat hipertensi, 7 orang (36,8%)
mengalami
rematik,
5
orang
riwayat (26,3%)
penyakit
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari
mengalami
19 responden di panti Tresna Werdha
riwayat diabetes melitus.
Hargodedali Surabaya, 9 orang berjalan jauh
5. Karakteristik nyeri yang diderita
(47,4%), 6 orang (31.6%) berdiri lama, 4
Tabel 5.5 Tabel karakteristik nyeri yang diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Kaki Tangan Punggung Total
Frekuensi (f) 7 5 7 19
Prosentase (%) 36.8 26.3 36.8 100.0
orang (21.1%) duduk terlalu lama.
7. Karakteristik pelaksanaan nyeri Tabel 5.7 Tabel karakteristik pelaksanaan nyeri Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Frekuensi Prosentase
6 Responden mendengarkan musik meminum obat nyeri mengubah posisi yang tidak nyeri Total
(f) 3
(%) 15.8
9
47.4
7
36.8
19
Responden nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri paling hebat Total
(f) 10 8 1 0
(%) 52.6 42.1 5.3 0
19
100.0
100.0
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari
19 responden di panti Tresna Werdha
19 responden di panti Tresna Werdha
Hargodedali Surabaya, 10 orang mengalami
Hargodedali Surabaya, 9 orang meminum
nyeri ringan (52,6%), 8 orang (42,1%) nyeri
obat nyeri (47,4%), 7 orang (36,8%)
sedang, 1 orang (5.3%) mengalami berat.
mengubah posisi yang tidak nyeri, 3 orang
2. Karakteristik post latihan kekuatan dan
(15.8%) mendengarkan musik.
kelentukan (sesudah)
5.1.3 Data Khusus Data khusus menyajikan tentang karakteristik nyeri responden sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan kelentukan diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. 1. Karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum)
Hargodedali
Surabaya
pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik
Frekuensi
Karakteristik Responden tidak nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri paling hebat Total
Prosentase
Frekuensi (f) 5 13 1 0 0
Prosentase (%) 26.3 68.4 5.3 0 0
19
100.0
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden
Tabel 5.8 Tabel karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) diderita Lansia di panti Tresna
Werdha
Tabel 5.9 Tabel karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah) Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015
di
panti
Tresna
Werdha
Hargodedali Surabaya, 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri
7
sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri
terhadap tingkat nyeri punggung bawah
berat.
pada pada lansia sebelum dan sesudah
3. Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan
dilakukan terapi bahwa ada pengaruh (<
otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia
0,05). Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign
sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Tabel 5.10 Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung sebelum dan sesudah di panti Tresna
Werdha
Hargodedali
Surabaya
pada Tanggal 26 Mei 2015 -03 Juni 2015, dengan jumlah responden 20 orang. N Nyeri punggung bawah sebelum latihan 19 kekuatan dan kelentukan otot punggung Nyeri punggung bawah sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung 19
Test pada tabel 5.11 juga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah Median pada pada lansia sebelum dan sesudah (minimun-maksimum) 2 (2-4) 0,000
dilakukan terapi.yang ditunjukkan pada
informasi 2 (1-3)
rerata sebelum dan sesudah
diberikan latihan kekuatan dan kelentukan Tabel 5.11 Hasil analisis uji wilcoxon dengan tambahan informasi rerata dan simpang baku N
ri punggung bawah sebelum 19 han kekuatan dan kelentukan punggung ri punggung bawah sebelum 19 han kekuatan dan kelentukan punggung
otot punggung (2,10 > 1,79). 5.2.3 Pengaruh nyeri punggung sebelum
Median (minimun-maksimum) 2 (2-4)
Rerata s.b.
2,10 0,612
0,000
1 (1-3)
lansia 1,79 0,535
dan sesudah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada di
panti
Tresna
Werdha
Hargodedali Surabaya
Uji wilcoxon
Dari hasil penelitian dapat diketahui Berdasarkan hasil tabel 5.10 dapat disimpulkan bahwa -value = 0,000, hal ini
bahwa nilai rerata nyeri punggung pada lansia
menunjukkan
bahwa
Pengaruh
latihan
kekuatan dan kelentukan otot punggung
sebelum
latihan
kekuatan
dan
kelentukan otot punggung yaitu 2,10 dan
8
rerata nyeri punggung bawah pada lansia
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus,
sesudah latihan kekuatan dan kelentukan
penyakit arteri koroner (Darmojo 2000).
otot
Hasil
Latihan kekuatan dan kelentukan/ olah raga
penelitian juga menunjukkan mayoritas
dapat menurunkan tekanan darah pada lansia
nyeri punggung pada lansia sebelum latihan
dengan
kekuatan dan kelentukan otot punggung
aktivitas
adalah nyeri ringan 10 responden (52.6%), 8
dengan pertambahan umur terjadi penurunan
responden (42,1%) nyeri sedang, 1 orang
aktivitas NO, tapi dengan aktivitas fisik
(5.3%) mengalami hebat. Setelah dilakukan
teratur bisa memproduksi NO yang ada
latihan
otot
dalam tubuh yang bisa merileksasikan
punggung adalah 13 orang mengalami nyeri
pembuluh darah sehingga bisa melancarkan
ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri
peredaran darah dan menurunkan tekanan
sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri
darah.
hebat.
bergelombang
yang
nitrit
(NO)
punggung
kekuatan
Penguatan memberikan
menjadi
dan
1,79.
kelentukan
otot
juga
kebugaran
tubuh
dapat dan
hipertensi nitrit
oksida
aliran
oksida
berhubungan (NO)
darah
dengan meskipun
yang
bersifat
mendorong produksi serta
merangsang
pembentukan dan pelepasan endothelial
meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar,
derive
2009).Dengan melakukan olahraga dapat
merileksi dan melebarkan pembuluh darah
mencegah atau melambatkan kehilangan
(Dede,
fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian
kelentukan /olah raga pada penderita DM
menunjukan bahwa latihan Latihan kekuatan
akan mengalami mekanisme
dan kelentukan otot punggung /olah raga
ambilan
dapat
pelepasan bradikinin yang dipacu oleh
mengeliminasi
berbagai
resiko
relaxing
2002).
factor (EDRF),
Latihan
glukosa
yang
kekuatan
disebabkan
dan
regulasi adanya
9
insulin pada otot yang sedang bergerak,
jujur atau tidak mengerti dengan
sehingga
otot
pertanyaan yang dimaksud karena
bertambah dan ambilan glukosa oleh otot
faktor usia sehingga hasilnya kurang
yang tidak berkontraksi ikut meningkat
mewakili secara kualitatif.
ambilan
glukosa
oleh
(Short et al., 2003) sehingga secara langsung
2. Penelitian ini memiliki keterbatasan
dapat menyebabkan penurunan glukosa
antara lain subyek penelitian yang
darah.
digunakan
Salah
satu
manfaat
olahraga
digunakan
lansia.
untuk
menganalisis
populasi
tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2000).
PENUTUP
Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, kebugaran
20
Jumlah tersebut termasuk kecil bila
adalah
perbaikan serta terpeliharanya otot, daya
meningkatkan
sejumlah
Pada bab ini berisi simpulan dan saran
jasmani,
berdasarkan
mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan
dari
hasil
pembahasan
penelitian.
mengurangi ketegangan dan nyeri otot. 6.1
(Depkes, 2003). 5.2
Keterbatasan
Simpulan Berdasarkan hasil temuan hasil penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hasil pengujian pada pembahasan yang dan
hambatan
dalam
penelitian.
Pada dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan
penelitian ini beberapa keterbatasan yang sebagai berikut : dihadapi oleh peneliti adalah: 1. Pengumpulan data memungkinkan responden menjawab dengan tidak
1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum mengikuti latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung di panti jompo
10
Hargodedali
Surabaya
lebih
dominan
mengalami nyeri ringan dan dan nyeri sedang.
instansi
(Panti
Tresna
Werdha
Hargodedali Surabaya)
kelentukan otot punggung ada dampak
Perlu memerhatikan kondisi lansia dan
penurunan nyeri sedang ke nyeri lebih
mendengarkan keluhan setiap lansia agar
ringan
selalu membina lansia dalam meghadapi
Ada pengaruh latihan dan kekuatan dan
masalah,
kelentukan otot punggung terhadap tingkat
nyeri untuk mendungkung sarana dan
nyeri di panti Tresna Werdha Hargodedali
prasarana dalam melakukan olah raga.
Surabaya 6.2
penururan tingkat nyeri 3. Bagi
2. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan
3.
mengetahui pentingnya berolah raga dalam
khususnya
dalam
penanganan
4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan
Saran
1. Bagi Responden (Lansia)
peneliti
selanjutnya
dapat
menjadikan mengembangkan dan sebagai
Sebaiknya lebih memahami pentingnya untuk latihan dan kelentukan otot punggung
alat literatur selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
dan memahami manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri punggung bawah. 2. Bagi Profesi Sebagai perawat dapat menegembangkan dan
berpartisipasi
pelayanan
dalam
komunitas
meningkatan
gerontik
untuk
Alter, M.J. (2008). 300 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo Persada Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Muha Medika. Bimaariotejo. (2009). Low-Back-Pain. Http//:www.orthoinfoaaos.org. Diunduh 25 February 2015. Bull, E., & Archard, G. (2005). Simple Guide: Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga.
11
Dahlan, S. M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Stanley,
Davies, K. (2007). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta: Erlangga.
Sunarto, (2005). Latihan pada Penderita Nyeri Punggung Bawah. Medika Jwalita ed.III
Karim. F. (2005). Panduan Kesehatan Olah Raga Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI Jakarata: Salemba
Tamher. S. Noorkasimi (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Lumbantobing, S.M, dan Arjatmo, T. 2009. Nyeri Pinggang III: Penatalaksanaan. FK UI. Jakarta.
Tunjung,
Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
R. (2009). Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas.
Nugroho. A. (2008). Hidup Sehat Di Usia Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka
Watson. (2005). Perawatan Lansia Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Wicaksono. F. (2011). Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri .Graha Ilmu: Yogyakarta.
Widodo. (2010). Lansia: Sehat dan Bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Putri, P. 2010. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/ 1/Putri_P.pdf. Diakses 3April 2015 Setiadi.
(2007). Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Graha Ilmu
Setya. S. (2010). Konsep Dan Proses KePerawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sidharta,
P. (2005). Sakit Neuromuskoleskeletal. PT Dian Rakyat. Jakarta.