JIPP
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 1, No. 1, 2015. Hal. 45-56
Meningkatkan Kesan Kebersihan Ruangan dengan Menambah Luas Penampang Jendela Subhan El Hafiz a Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA a
[email protected]
Abstrak Kebersihan dan keindahan adalah dua hal yang berbeda, namun secara umum kebersihan memberi kontribusi terhadap aspek keindahan. Namun apakah hal ini juga berlaku sebaliknya, hal itulah yang ingin dilihat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode quasi eksperimen pada mahasiswa UHAMKA. Dalam penelitian ini, ingin dilihat apakah persepsi kebersihan akan berubah apabila individu berada dalam ruang dengan jendela luas dan ruang dengan jendela sempit. Luas dan sempitnya jendela menjadi indikator indah atau tidaknya ruang yang digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya, ruang yang sama ketika jendela diperluas akan dipersepsi lebih bersih dibandingkan ketika jendela terlihat sempit. Kata Kunci: Keindahan, Persepsi Bersih, Jendela
Pendahuluan
Hubungan ini sudah banyak dibahas
Kebersihan dan keindahan merupakan
dalam penelitian-penelitian mengenai psikologi
dua hal yang berbeda namun berkaitan sangat
lingkungan,
erat.
keadaan
mempengaruhi persepsi mengenai keindahan
sampah
ruang itu sendiri. Namun, apakah hubungan
terkait
antara kebersihan dan keindahan juga berlaku
masalah estetika lingkungan. Ruangan yang
sebaliknya? Yaitu, apakah ruang yang dibuat
dipersepsi
indah akan dipersepsi lebih bersih tanpa ada
Kebersihan
menunjukkan
lingkungan
yang
berserakan
sedangkan
sebagai
terbebas
dari
keindahan
ruangan
yang
bersih,
yaitu
kebersihan
terhadap
ruang
umumnya juga akan dipersepsi sebagai ruangan
perlakukan
yang indah. Hal ini dikarenakan salah satu aspek
ruangan tersebut?Pertanyaan ini tidak hanya
yang menjadikan ruangan dipersepsi indah
berada pada level praksis namun juga pada level
adalah penilaian terhadap tekstur (Kaplan &
teoritis,
Kaplan dalam Sarwono, 1995). Lingkungan yang
mempersepsikan
dipenuhi dengan sampah berserakan tentunya
keindahan sehingga kebersihan dan keindahan
akan dipersepsikan sebagai ruang dengan
dianggap sebagai dua hal yang berbeda atau
tekstur yang kasar sedangkan ruang bersih akan
mereka saling terkait secara dinamis.
yaitu
masalah
akan
apakah
kebersihan
seseorang
kebersihan
terpisah
akan dari
dipersepsi sebagai ruang dengan tekstur halus.
Pandangan psikologi fungsional melihat
Oleh karena itu ruangan bersih dianggap indah
bahwa kebersihan dan keindahan adalah dua hal
karena memiliki tekstur halus.
yang memiliki fungsi yang berbeda sehingga 45
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 penilaian seseorang pada aspek kebersihan
indah adalah ruangan yang teratur, sedangkan
dapat terpisah dari penilaian terhadap aspek
pada tekstur, ruangan yang dinilai indah adalah
keindahan.
Gestalt
ruangan dengan tekstur lembut, yaitu makin
hubungan
lembut tekstur ruangan makin indah penilaian
keterkaitan yang dinamis dari objek-objek yang
pada ruangan tersebut. Untuk aspek keakraban,
dipersepsi
Menurut
ruangan yang dinilai indah adalah ruangan yang
pandangan Gestalt ini, persepsi pada aspek
dikenali, yaitu semakin dikenali maka semakin
keindahan akan mempengaruhi persepsi pada
indah ruangan tersebut.
Sedangkan
menjelaskan
bahwa
(Rakhmat,
pandangan terdapat
1998).
aspek kebersihan dan sebaliknya, dimana
Ruangan juga akan dinilai lebih indah
keduanya dapat bertukar peran sebagai sebab
jika ruangan tersebut memiliki keluasan ruang
ataupun akibat.
pandang. Ruang-ruang yang memiliki jendela besar dan menghadap ke arah ruang terbuka
Keindahan
akan
Keindahan ruangan berkaitan dengan
dinilai
sebaliknya.
lebih Untuk
indah
daripada
kemajemukan
yang
rangsang,
persepsi dan sikap seseorang terhadap ruangan
ruangan yang dinilai indah adalah ruangan yang
tersebut. Sarwono (1995) mengatakan bahwa
memiliki banyak elemen pandang daripada yang
ada dua penilaian psikologis untuk mempersepsi
memiliki sedikit elemen pandang. Sedangkan
ruang tersebut indah atau tidak. Pertama,
untuk ruangan yang penuh kerahasiaan dan
keindahan dipersepsi dalam kaitannya dengan
misteri, seperti bangunan tua, juga akan dinilai
minat pribadi, sedangkan yang kedua, keindahan
sebagai ruangan yang indah
dipersepsi dalam konteks perbandingannya dengan lingkungan atau objek lain yang sejenis. Persepsi
keindahan
berdasarkan
Sedangkan penilaian keindahan yang dipersepsi dengan pembandingnya dijelaskan Berlyne
(dalam
Sarwono,
keindahan
dilakukan apabila dirinya memiliki kesukaan
stimulus dan dengan perbandingan tersebut,
(preferensi) pada kondisi ruangan tersebut.
individu menilai stimulus mana yang lebih indah.
Menurut Kaplan & Kaplan (dalam Sarwono,
Adapun faktor yang menjadi pertimbangan
1995) adapun preferensi yang dimaksud untuk
dalam
mewujudkan ruang dengan nilai keindahan
kompleksitas, keunikan, ketidaksenadaan, dan
tinggi adalah: keteraturan, tekstur, keakraban
kejutan.
perbandingan
Kompleksitas
oleh
bahwa
preferensi seseorang dalam menilai keindahan
dengan lingkungan, keluasan ruang pandang,
ditentukan
1995)
perbandingan
stimulus
atau
adalah:
kemajemukan
kemajemukan rangsang, dan misteri atau
rangsang akan lebih membangun keindahan
kerahasiaan
ruangan tersebut daripada ruangan dengan
yang
tersembunyi
dalam
pemandangan. Pada aspek keteraturan, ruangan yang 46
stimulus
terbatas.
Penjelasan
mengenai
kompleksitas ruang memiliki kemiripan dengan
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 kemajemukan rangsang. Untuk keunikan ruang
pendekatan
pandangan
(novelty) adalah penilaian keindahan ruang
pendekatan pandangan ekologis. Pandangan
berdasarkan pada seberapa banyak komponen
konvensional
yang unik yang terdapat dalam ruangan
bermula dari adanya rangsangan (stimulus) di
tersebut.
luar individu yang ditangkap oleh indra individu.
menjelaskan
konvensional
bahwa
dan
persepsi
Keindahan juga dinilai dari ketidak-
Stimulus akan disadari oleh individu selama
senadaan (incongruity). Bunga yang berwarna
stimulus cukup kuat untuk merangsang resptor-
merah dalam hamparan bunga yang berwarna
reseptor
putih akan dinilai lebih indah daripada bunga
pengindraan (cahaya, suhu, suara) disatukan
yang berwarna putih atau bunga merah yang
dalam otak individu maka individu akan
sama di tempat lain. Begitu juga dengan kejutan,
mengenali dan menilai objek yang dipersepsi
keadaan lingkungan yang tidak sesuai dengan
tersebut. Menurut pandangan konvensional ini
harapan akan dinilai lebih indah. Ruangan yang
persepsi dianggap sebagai kumpulan sensasi
baru diubah warna catnya akan dinilai lebih
atau pengindraan, dari berbagai sensasi yang
indah ketika ruangan itu baru diubah warna cat-
diterima, berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
nya.
individu Lavie, & Tractinsky (2004) membagi
pengindraan.
akan
Setelah
semua
mengorganisasikannya
dan
mengenali objek tersebut.
konsep indah kedalam dua pola, yaitu pola klasik
Pendekatan
lain
adalah
persepsi
dan pola ekspresif. Pola klasik mengacu pada
menurut pandangan ekologis. Berbeda dengan
prinsip keindahan pada abad ke 18 yang banyak
pandangan konvensional, menurut pandangan
ditampilkan dalam barang-barang antiknya.
ekologis makna dari lingkungan yang dipersepsi
Sedangkan pola ekspresif
sudah terkandung dalam objek yang akan
mengacu pada
kreativitas dan originalitas dari perancang yang
dipersepsi
berusaha
menyerap makna yang telah ada dalam objek
mendobrak
model
design
yang
disepakati.
individu
hanya
perlu
yang dipersepsi. Sedangkan menurut Halim (2005)
Persepsi Bersih
sehingga
persepsi
juga
dapat
dijelaskan
berdasarkan empat teori, antara lain: Gestalt,
Persepsi secara umum diartikan sebagai
Steven's Power, Transaksional, dan Ekologi.
interpretasi terhadap sensasi yang diterima oleh
Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi
indra-indra sensori manusia (Solso, dkk, 2005),
sebagai organisasi spontan yang berasal dari
Sedangkan persepsi lingkungan menurut Halim
masukan sensori kepada otak. Dalam pandangan
(2005) didefinisikan sebagai proses seseorang
Gestalt, elemen mendasar dari persepsi adalah
memperoleh informasi dari lingkungan sekitar.
konsep tentang bentuk (form) yang merupakan
Persepsi lingkungan menurut Sarwono (1995) memiliki beberapa pendekatan, yaitu:
elemen
terstruktur
dan
tertutup
dalam
pandangan visual individu. Secara umum, teori 47
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 Gestalt
mencoba
bahwa
yang tidak berguna dan benda tersebut tidak
keseluruhan lebih penting daripada bagian-
memiliki peran tertentu yang diharapkan dalam
bagiannya ataupun jumlah keseluruhan bagian.
ruangan. Sedangkan kebersihan adalah nilai
Teori
menjelaskan
Steven's
Power
menjelaskan
bersih yang terkandung dalam ruangan.
bahwa persepsi membutuhkan asumsi yang dibuat berdasarkan apa yang terjadi pada
Kaitan Keindahan dengan Persepsi Bersih
bagian-bagian indra manusia. Menurut teori ini, perubahan
dapat
bersih dapat dilihat dari konsep persepsi yang
mengakibatkan perubahan yang relatif lebih
dijelaskan dalam aliran Gestalt. Persepsi dalam
besar untuk dapat dibedakan dalam persepsi
aliran Gestalt menjelaskan bahwa objek-objek
manusia. Lebih tepatnya, penilaian persepsi
dipersepsi sebagai satu kesatuan yang utuh
adalah fungsi daya dari besarnya stimulasi fisik.
(Halim, 2005). Dengan demikian, kebersihan dan
Teori
ini
kuantitas
dari
bahwa
persepsi
keindahan dianggap sebagai satu kesatuan
dari
penilaian
dimana lingkungan yang dipersepsi bersih juga
psikologis seseorang. Selain itu, teori ini juga
akan dipersepsi indah dan sebaliknya lingkungan
menunjukkan
yang dipersepsi indah juga akan dipersepsi
lingkungan
menjelaskan
sensasi
Kaitan antara keindahan dan persepsi
tidak
terpisah
mengenai
adanya
hubungan
relatif antar stimulus yang menjadi faktor
bersih.
penting dalam penentuan penilaian. Persepsi
dalam
Keindahan
pandangan
teori
dan
kebersihan
dapat
dijadikan satu kesatuan dikarenakan terdapat
Transaksional menjelaskan hubungan antara
hukum-hukum
pengalaman dan proses persepsi. Persepsi
kesatuan ini. Hukum Gestalt yang dianggap
menurut pandangan ini adalah proses yang
menyatukan keindahan dan kebersihan yaitu
hidup
proksimiti dan similaritas. Secara umum individu
dan
perkembangan
berkembang pengalaman
sejalan
dengan
yang
mendukung
Dari
menilai bahwa kebersihan adalah sesuatu yang
pengalaman tersebut akan terbentuk persepsi
dekat (proksimiti) dengan kebersihan sehingga
yang berbeda-beda pada manusia sesuai dengan
sering dianggap sebagai satu kesatuan. Selain
pengalaman dan sudut pandangnya masing-
itu, aliran gestalt juga memiliki hukum kesamaan
masing.
yaitu bila objek-objek yang dipersepsi memiliki Sedangkan
Ekologi,
persepsi
sebagaimana
manusia.
Gestalt
menurut
penjelasan
teori
elemen dengan kualitas yang sama maka objek-
Sarwono
objek yang terpisah akan dipersepsi satu (Halim,
(1995) bahwa persepsi sudah ada pada objeknya
2005).
dan panca indra hanya berperan menyerap
Pendapat lain diajukan oleh Smardon
makna yang sudah disajikan oleh objek. Untuk
(1988) yang menyampaikan bahwa dalam
persepsi bersih dijelaskan sebagai kondisi
masyarakat urban, fungsi dan manfaat dari
lingkungan yang terbebas dari benda-benda
lingkungan sekitar akan mempengaruhi persepsi
48
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 keindahan ruangan tersebut. Dengan demikian,
dari pemerataan sebaran. Adapun sebarannya
penilaian tentang ruangan yang lebih ruang dan
adalah semester I sebanyak 19 orang (14,6%),
memiliki fungsi yang lebih tepat dan sesuai akan
semester III sebanyak 51 orang (39,2%),
mendorong persepsi bahwa ruang tersebut lebih
semester
indah walaupun tidak dilakuan perubahan
semester VII sebanyak 12 orang (9,4%), dan
signifikan.
semester IX sebanyak 3 orang (2,3%). Sedangkan
Perubahan
persepsi
keindanhan
( 1 ,5%)
V sebanyak
43
orang (33,1%),
ruang menjadi awal untuk mengembangkan
2
orang tidak memberikan data
persepsi bersih.
mengenai tingkat yang sedang dilalui. Selain melihat sebaran data berdasarkan
Metode
jenis kelamin dan semester, peneliti juga
Partisipan
berupaya melihat sebaran data berdasarkan
Partisipan penelitian ini berjumlah 130
fakultas
partisipan.
Adapun
hasilnya
orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah
menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan
Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) yang berkuliah di
berasal dari Fakultas Ekonomi (69,2%) dan
kampus Jl. Limau II Kebayoran Baru Jakarta.
Psikologi (16,9%). Sedangkan yang lainnya
Selain
itu,
tersebut
adalah
berasal dari Ilmu Sosial & Ilmu Politik (ISIP)
memanfaatkan
ruang
sebanyak 8,5%, Pendidikan sebanyak 3,1%, dan
penelitian (lantai empat) untuk aktivitas atau
fakultas lainnya sebanyak 2,3%. Sebaran ini
mahasiswa yang memanfaatkan ruang lain
sesuai
disekitar
partisipan akan didominasi oleh mahasiswa
mahasiswa
mahasiswa yang
ruang
penelitian
namun
tetap
bersentuhan dengan ruang penelitian.
dengan
harapan
penelitian
bahwa
Fakultas Ekonomi dan Fakultas Psikologi karena
Berdasarkan hasil pengumpulan data,
ruang yang menjadi lokasi penelitian merupakan
terlihat jumlah partisipan dalam penelitian ini
ruang yang dialokasikan bagi kedua fakultas
adalah 130 orang dengan distribusi 77 orang
tersebut.
perempuan dan 53 orang laki-laki. Dari jumlah tersebut,
perempuan
mencapai
Sedangkan distribusi partisipan sebelum
59,2%
dan sesudah dilakukan penataan ulang ruangan
sedangkan laki-laki 40,8%. Dengan demikian,
adalah sebagai berikut: sebelum penataan ulang
distribusi partisipan dari aspek jenis kelamin
partisipan yang terjaring sebanyak 70 orang
memperlihatkan bahwa kedua jenis kelamin,
sedangkan setelah penataan ruangan partisipan
baik laki-laki maupun perempuan, memiliki
yang terjaring sebanyak 60 orang partisipan.
jumlah yang cukup sebanding sehingga bias
Partisipan penelitian ini dipilih melalui
karena perbedaan jenis kelamin dapat direduksi.
accidental sampling, yaitu partisipan adalah
Demikian pula dengan distribusi data
mahasiswa UHAMKA yang kebetulan sedang
berdasarkan tingkat/ semester dari partisipan
berada pada lokasi penelitian pada waktu-waktu
penelitian bias antar angkatan dapat dikurangi
yang sudah ditentukan berdasarkan teknik 49
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 sampling. Sedangkan untuk penentuan waktu
supaya variabel eksternal tidak masuk dan
penelitian,
cluster
mengacaukan penelitian dan supaya partisipan
karena
belum terlalu berubah. Dengan demikian respon
mengenai
yang diberikan diharapkan benar-benar karena
gambaran umum sebaran partisipan (Neuman,
perubahan ruangan yang sudah dimanipulasi
2000).
oleh peneliti untuk kepentingan penelitian.
sampling. peneliti
peneliti Cluster
menggunakan sampling
menghadapi
dipilih
masalah
Dalam penelitian ini, yang dijadikan
Dalam penelitian ini, partisipan diminta
acuan untuk cluster sampling adalah waktu yang
untuk memberikan skor penilaian keindahan dan
dipilih untuk pengambilan data. Adapun waktu
kebersihan. Skor berkisar dari 0 (kosong) sampai
yang dipilih untuk pengambilan data adalah
10 (sepuluh), dengan nilai kosong berarti sangat
pukul 09.00 - 10.00, 11.30 - 12.30, dan 13.00 -
kurang dan sepuluh berarti sangat
14.00. Ketiga rentang waktu ini dipilih dengan
Partisipan ditanya satu persatu ketika sedang
asumsi bahwa ketiganya merupakan saat paling
berada dalam ruang penelitian.
baik.
banyak mahasiswa berkumpul dalam ruangan tempat lokasi penelitian. Sedangkan hari-hari
Metode Eksperimen
yang digunakan untuk pengambilan data adalah
Penelitian ini menggunakan metode
dua hari sebelum dan dua hari sesudah
quasi eksperimen dengan rancangan one group
dilakukan manipulasi ruangan penelitian.
pretest-posttest.
Quasi
eksperimen
adalah
penelitian eksperimental yang tidak dapat dilakukan dalam kondisi eksperimen klasik Instrumen Pengumpulan Data
namun dapat dilakukan dalam berbagai situasi
Pengumpulan data dilakukan dengan
yang tidak dimungkinkan untuk dilakukan
teknik wawancara tertutup yang dilakukan
menggunakan
sebelum dan sesudah manipulasi (perubahan)
(Neuman, 2000). Pemilihan metode quasi
ruangan
dilakukan
eksperimen dikarenakan ruang yang akan
manipulasi ruang, dilakukan pengambilan data
dijadikan lokasi penelitian bukanlah ruang
pretest dengan meminta kepada tiap orang yang
khusus yang dapat dimanipulasi namun ruangan
sedang berada di ruang eksperimen untuk
yang memang menjadi lokasi umum bagi para
menilai
partisipan penelitian.
eksperimen.
keindahan
dan
Sebelum
kebersihan
ruang
tersebut. Pretest dilakukan selama dua hari pada tiga alokasi waktu yang sudah dipilih.
metode
eksperimen
klasik
Sedangkan rancangan one group pretestposttest adalah rancangan ekperimen yang
Setelah pretest, dilakukan manipulasi
dilakukan dengan cara: peneliti mengambil data
ruangan yang kemudian langsung dilanjutkan
penelitian sebelum dan sesudah melakukan
dengan posttest pada dua hari berikutnya.
manipulasi
ruang
Rentang waktu yang tidak terlalu lama ini dipilih
rancangan
ini,
50
eksperimen. peneliti
Dengan mencoba
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 membandingkan data sebelum manipulasi dan
masuknya variabel dari luar.
sesudah menipulasi untuk melihat ada-tidaknya pengaruh dari manipulasi tersebut terhadap
Prosedur Eksperimen
partisipan.
Pra eksperimen. Tahap pertama dalam
Kelemahan rancangan ini antara lain,
melakukan penelitian quasi eksperimen ini
hasil pre test akan mempengaruhi hasil post test
adalah kegiatan pra eksperimen. Pada tahap ini
karena partisipan yang sudah merasakan tes di
peneliti melakukan uji coba terhadap stimulus
awal akan kembali merasakan tes yang sama di
yang akan dianalisa yaitu untuk melihat apakah
akhir (Neuman, 2000). Untuk mengatasi masalah
ruang dengan jendela lebih besar dipersepsi
terjadinya dua kali pengukuran pada individu
lebih indah dibanding dengan ruang yang
yang sama maka partisipan penelitian sebelum
berjendela kecil. Untuk itu peneliti membuat
dan sesudah penelitian diusahakan berbeda
perubahan pada ruangan dengan memindahkan
namun tetap memiliki karakteristik yang sama.
papan yang ada di ruang tersebut sehingga
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, partisipan
jendela akan terlihat luas (ketika papan dipindah
sebelum dan sesudah manipulasi dapat berbeda
ke samping) dan sempit (ketika papan dipindah
selama mereka memiliki karakteristik populasi.
ke tengah).
Asumsi
untuk
Pembuktian bahwa ruangan tersebut
mendukung teknik diatas adalah asumsi bahwa
lebih indah dari sebelumnya dilakukan dengan
populasi
adalah
membandingkan persepsi keindahan partisipan
komunitas yang relatif tetap sehingga persepsi
sebelum dan sesudah dilakukan perubahan.
mereka pada ruang yang biasa mereka gunakan
Apabila manipulasi ruangan yang dilakukan
juga relatif tetap. Oleh karena itu, pendapat
dengan menggeser papan dari jendela dapat
partisipan walaupun individunya berbeda dapat
mengubah persepsi mengenai keindahan ruang,
dianggap
maka eksperimen dapat dilanjutkan untuk pada
pada
yang
ruang
sama-sama
digunakan
eksperimen
mewakili
populasi
penelitian.
tujuan penelitian, yaitu: analisa beda persepsi
Kelemahan penelitian
ini
lain
adalah
dari masuknya
rancangan variabel
bersih
ruangan
sebelum
dan
sesudah
manipulasi.
eksternal yang bukan variabel penelitian pada
Pembuktian apakah ruangan sesudah
masa antara pre test dan post test. Dengan
manipulasi lebih indah daripada sebelumnya
demikian, perubahan post test dapat diragukan,
merupakan tahap pre-eksperimen namun dalam
apakah berasal dari manipulasi atau berasal dari
penelitian pengambilan data untuk tahap pra-
variabel eksternal (Neuman, 2000). Untuk itu
eksperimen
dalam mengambil data pretest dan post test,
bersamaan. Kegiatan yang dilakukan bersamaan
peneliti melakukan pengambilan data dalam
tersebut dilakukan dengan cara: partisipan
rentang waktu yang pendek untuk meminimalisir
diminta untuk menilai keindahan ruangan.
dan
eksperimen
dilakukan
51
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 Setelah penilaian itu, partisipan diminta untuk
saja analisa terhadap data yang diperoleh baru
melakukan
dapat dilakukan setelah terbukti bahwa dua
penilaian
mengenai
kebersihan
ruangan.
bentuk stimulus, yaitu jendela luas dan jendela
Analisa Stimulus. Manipulasi ruangan
sempit keindahan ruangnya dipersepsi berbeda
untuk kegiatan eksperimen dilakukan dengan
secara nyata oleh partisipan. Kelemahan dari
menggeser papan yang menutupi jendela besar
model ini adalah bias penilaian awal terhadap
sehingga pemandangan akan tampak lebih luas.
penilaian berikutnya, yaitu penilaian terhadap
Sesuai dengan penjelasan Kaplan & Kaplan
aspek keindahan dikhawatirkan mempengaruhi
(dalam Sarwono, 1995) bahwa ruangan yang
penilaian terhadap aspek kebersihan.
memiliki keluasan pandangan akan dipersepsi
Beberapa pertimbangan yang menjadi
lebih indah. Untuk membuktikan bahwa ruangan
acuan
pelaksanaan,
bahwa
prosedur
pra-
tersebut benar-benar dipersepsi lebih indah
eksperimen dan eksperimen dapat dilakukan
daripada sebelumnya, maka peneliti perlu
secara bersamaan: pertama, aspek keindahan
membuktikan kesimpulan tersebut.
dan aspek kebersihan dalam pengumpulan data
Analisa terhadap perbedaan stimulus
tidak digunakan untuk tujuan yang sama.
dilakukan untuk melihat apakah stimulus sesuai
Pengukuran keindahan dilakukan hanya untuk
dengan
membuktikan
persepsi
indah
yang
diharapkan.
bahwa
keadaan
sebelum
Hasilnya dari 130 orang partisipan (70 partisipan
manipulasi dan sesudah manipulasi berbeda
ketika papan dipindah ke samping; 60 partisipan
secara nyata. Oleh karena itu bias yang mungkin
yang berbeda ketika papan dipindah ke tengah)
muncul saat menilai aspek kebersihan setelah
didapat perbedaan nilai rata-rata keindahan
menilai aspek keindahan dapat diabaikan karena
sebesar 1,749 dari 4,143 (saaat papan dipindah
keduanya memiliki tujuan berbeda. Kedua,
ke samping) menjadi 5,892 (saat papan dipindah
penggabungan prosedur pra-eksperimen dan
ke tengah). Adapun level of signifikansi-nya (LoS)
eksperimen dilakukan berhubungan dengan
sebesar 0,0001 menunjukkan bahwa perbedaan
efisiensi waktu dan biaya penelitian.
skor tersebut signifikan, artinya ruangan dengan
Aspek kebersihan dalam penelitian ini
jendela yang lebih luas (tanpa ditutupi papan)
dibiarkan sesuai dengan kebiasaan yang sudah
lebih indah dibanding ruangan dengan jendela
ada pada ruangan tersebut. Sehingga tidak ada
sempit (dengan ditutupi papan).
petugas kebersihan khusus yang ditugaskan
Kegiatan dan Prosedur Eksperimen. Setelah
bahwa
ruang
membersihkan
ruangan
penelitian.
yang
Petugas yang ada tetap melakukan tugasnya
memiliki jendela luas lebih indah daripada ruang
berdasarkan jadwal biasa yang sudah mereka
dengan jendela sempit maka dilakukan kegiatan
miliki sebelum penelitian. Dengan model ini,
eksperimen. Kegiatan eksperimen sesungguhnya
peneliti merasa cukup yakin bahwa tidak ada
dalam penelitian ini dilakukan bersamaan, hanya
perubahan yang signifikan di ruang tersebut saat
52
membuktikan
untuk
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 pretest dan posttest kecuali pemandangan ruang
manipulasi).
Pada
ruang
yang
sudah
yang lebih luas karena manipulasi terhadap
dimanipulasi, partisipanpun akan menilai bahwa
jendela.
ruang itu lebih bersih daripada sebelum manipulasi walaupun tidak ada perubahan
Analisa Data Data
berarti yang dilakukan terkait dengan kebersihan dianalisa
menggunakan
T-test
ruangan tersebut.
Independent Sample untuk melihat, "Adakah
Untuk menguatkan hasil penelitian di
perbedaan persepsi bersih apabila ruangan
atas, peneliti melakukan analisa lanjutan, yaitu
dibuat lebih indah?". Namun kesan bahwa
mencoba melihat hubungan antara keindahan
ruangan
dibuktikan
dan kebersihan. Berdasarkan analisa hubungan
terlebih dahulu dengan meminta partisipan
antara kebersihan dan keindahan menggunakan
melakukan penilaian terhadap keindahan ruang
Pearson Correlation didapatkan skor korelasi
yang sudah dimanipulasi dan ruangan yang
antara kebersihan dan keindahan adalah 0,627
belum dimanipulasi yang juga menggunakan T-
dengan level of signifikansi (LoS) korelasi adalah
test Independent Sample. Keduanya dianalisa
0,0001. Korelasi dari kedua variabel tersebut
menggunakan Statistical Pack for Social Science
merupakan korelasi positif dimana peningkatan
(SPSS).
skor keindahan sejajar dengan peningkatan skor
lebih
indahpun
perlu
kebersihan. Hasil dan Pembahasan Hasil
Pembahasan Berdasarkan analisa, didapat hasil yang
menunjukkan
bahwa
partisipan
terlihat bahwa kebersihan bukanlah aspek yang
mengenai kebersihan ruang berbeda antara
berdiri sendiri terlepas dari aspek lainnya
pada saat jendela luas dan saat jendela sempit.
terutama keindahan. Bahkan dalam penelitian
Adapun skor rata-rata kebersihan ruang sebelum
ini terbukti bahwa keindahan akan memberikan
penataan ulang adalah 4,750 dan setelah
kesan yang lebih bersih. Dalam penelitian ini,
penataan ulang adalah 6,442, artinya terdapat
hanya dengan menggeser papan yang menutupi
peningkatan
jendela ternyata mengubah persepsi mengenai
skor
persepsi
Berdasarkan hasil analisa data di atas
sebesar
1,692
poin.
Peningkatan ini termasuk sangat signifikan
kebersihan ruang tersebut.
dengan level of signifikansi (LoS) sebesar 0,0001. Dengan demikian penelitian ini berhasil
Mengenai masalah keindahan ruang yang
dipersepsikan
lebih
indah
setelah
menjawab pertanyaan penelitian, yaitu terdapat
mahasiswa dapat melihat langsung ke luar
perbedaan persepsi kebersihan pada ruang yang
melalui jendela besar, sesuai dengan penjelasan
berjendela luas (sebelum manipulasi) dengan
Kaplan & Kaplan (dalam Sarwono, 1995) yang
ruang
mengatakan salah satu aspek penyebab ruang
yang
berjendela
sempit
(setelah
53
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 menjadi indah adalah keluasan pandangan.
diubah meningkatkan kesan indah.
Dalam penelitian ini ruangan yang mendapat
Selain itu, penjelasan Berlyne juga dapat
perlakuan khusus dalam masalah keindahan
dijadikan dasar untuk meningkatkan konsep
namun tidak dalam masalah kebersihan ternyata
indah
memberi
eksperimen. Ruang eksperimen yang berada
kesan
bahwa
ruangan
tersebut
memiliki skor kebersihan yang berbeda. Skor penataan
kebersihan
ulang
lebih
sesudah tinggi
melihat
karakteristik
ruang
dilantai empat adalah ruang pertama yang
dilakukan dari
jika
memiliki
jendela
luas
dari
tiga
lantai
pada
sebelumnya. Hal ini memberi kesan unik dan
sebelumnya. Peningkatan skor rata-rata yang
ketidaksenadaan sehingga ruangan dipersepsi
terjadi saat posttest umumnya didorong oleh
lebih indah. Penelitian ini juga menjadi salah
perubahan penilai dari masing-masing individu.
satu dasar untuk menjelaskan bahwa responden
Dengan demikian peningkatan skor tidak hanya
umumnya menyukai ruang dengan pandangan
terjadi secara kolektif namun juga secara
yang luas sesuai dengan penjelasan Kaplan &
personal.
Kaplan (dalam Sarwono, 1995).
Hasil di atas juga menunjukkan bahwa persepsi manusia terjadi dalam satu kesatuan.
SIMPULAN
Dalam penelitian ini kebersihan ruang yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
ditingkatkan justru dipersepsi meningkat karena
disimpulkan bahwa persepsi seseorang terhadap
adanya perubahan keindahan ruang. Hal ini
kebersihan ruang akan meningkat apabila
sesuai dengan penjelasan Halim (2005) bahwa
jendela di ruang tersebut diperluas. Hal ini
persepsi terhadap objek-objek, dalam aliran
karena ruang yang indah akan dipersepsi lebih
Gestalt, dipersepsi sebagai satu kesatuan yang
bersih daripada ruang yang kurang indah. Oleh
utuh . Sehingga tanpa upaya khusus, persepsi
karena itu untuk mendorong perilaku bersih,
bersih
perlu juga melakukan penataan lingkungan agar
dapat
meningkat
walaupun
hanya
melebarkan pandangan ke jendela.
terlihat lebih indah dan lingkungan akan terlihat
Sedangkan perubahan konsep keindahan
semakin
bersih,
karena
perilaku
bersih
yang terjadi setelah jendela diperluas sesuai
cenderung akan muncul pada individu yang
dengan penjelasan Kaplan & Kaplan (dalam
berada pada lingkungan yang ia persepsi indah.
Sarwono, 1995) mengenai keluasan ruang
Selain itu, penelitian lingkungan dan
pandang. Penjelasan lain yang dapat digunakan
program-program peningkatan kebersihan harus
untuk
memperhatikan
melihat
perubahan
ruang
adalah
masalah
keindahan
atau
penjelasan Berlyne (dalam Sarwono, 1995)
estetika lingkungan itu sendiri. Untuk penelitian
bahwa keindahan ditentukan oleh perbandingan
lebih lanjut, perlu melihat hubungan persepsi
stimulus. Dalam hal ini kejutan yang muncul
bersih dengan perilaku bersih. Dalam penelitian
setelah jendela diperluas terjadi ketika stimulus
ini, walaupun sudah dapat dilihat pengaruh
54
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56 persepsi indah dengan persepsi bersih, namun belum terlihat hubungan atau pengaruh persepsi itu pada perilaku. Untuk mempertajam hasil, penelitian lanjutan perlu memisahkan antara penilaian bersih dan indah dalam waktu yang berbeda. Kesamaan
waktu
pemberian
skor
dapat
mempengaruhi skor berikutnya sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Begitu juga pada aspek
keindahan lainnya, penelitian perlu
dilakukan dengan tidak terbatas pada aspek keluasan ruang pandang. Daftar Pustaka Halim, D. 2005. Psikologi Arsitektur: Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Jakarta: Grasindo. Lavie, T., & Tractinsky, N. (2004). Assessing dimensions of perceived visual aesthetics of web sites. International journal of human-computer studies, 60(3), 269-298. Neuman, W.L. 2000. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn & Eacon. Rakhmat, J. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwono, S. W. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia Smardon, R. C. (1988). Perception and aesthetics of the urban environment: Review of the role of vegetation. Landscape and Urban Planning, 15(1), 85-106. Solso, R.L., dkk. 2005. Cognitive Psychology. Boston: Pearson.
55
JIPP ©November 2015, 1(1), h. 45-56
56