JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG KEPATUHAN SYARIAH DI BANK SYARIAH1) Siti Asmaul Usnah Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] Noven Suprayogi Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: Sharia compliance is the main pillar that distinguishes between Islamic banks and conventional banks. Nevertheless, there is still debate among people who use the services of Islamic banking about sharia compliance regarding to the principles of sharia. This research aimed to investigate the customer’s perception of Islamic bank in the scope of Economic and Business Faculty Airlangga University students regarding to sharia compliance practice in Islamic bank which is seen from the concept and indicators of sharia compliance. This research used qualitative approach with a case study. Data collection technique in this research used a Focus Group Discussion (FGD) that consist of four group students of the Economic and Business Faculty Airlangga University from four majors: Economics, Management, Accounting, and Islamic Economics. This research was analyzed using domain and componential analysis. The result of this research showed that sharia compliance concept in Islamic bank that has been agreed by all of four student groups of Economic And Business Faculty of Airlangga University was sharia principles practice in Islamic bank operational system. There were four indicators of sharia compliance which had been agreed by all of four group students of Economic And Business Faculty of Airlangga University. They were akad as according to sharia, corporate culture as according to sharia, lending scheme as according to sharia, halal source of funds. Whereas the indicators which weren’t agreed yet by all of four group students of Economic And Business Faculty of Airlangga University were the existence of Sharia Supervisory Board , financial statements which were reported as according to sharia accounting, and zakat funds. Keywords: Sharia Compliance, Sharia Compliance Concept, Sharia Compliance Indicators. I.
masyarakat yang selaras dengan orientasi
PENDAHULUAN
nilai yang tumbuh dalam masyarakat
Latar Belakang
Islam. Islam melarang praktik muamalah
Kegiatan muamalah telah banyak mengalami perkembangan, salah satunya
yang
adalah kegiatan perbankan. Kegiatan
menimbulkan riba, sehingga didirikanlah
perbankan mulai berkembang dengan
bank tanpa bunga yang sesuai dengan
berdirinya bank syariah sebagai bank
prinsip ajaran Islam.
prinsip
syariah
dan
dapat
Perbankan syariah di Indonesia
tanpa bunga yang kegiatan usahanya berdasarkan
mengandung
mulai mengalami perkembangan yang
dan
berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.
cukup pesat saat diberlakukannya
Usman
bahwa
banking system melalui Undang-Undang
dapat
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
(2012:14)
kelahiran
bank
menjelaskan syariah
tidak
Dengan
terlepas dari upaya penggalangan dana 1)Jurnal
disahkannya
ini merupakan skripsi dari Siti Asmaul Usnah, NIM : 041014109.
147
dual
undang-undang
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
tersebut, semakin menguatkan eksistensi
stakeholders bank syariah di Indonesia.
bank syariah dalam industri perbankan di
Banyak
Indonesia dan memberikan peluang bagi
kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-
bank
prinsip syariah, karena bank syariah di
konvensional
usaha
untuk
berdasarkan
melakukan
prinsip
kritik
dari
masyarkat
tentang
syariah,
Indonesia saat ini dinilai kurang sesuai
dengan membentuk Unit Usaha Syariah
dengan prinsip-prinsip syariah (Suprayogi,
(UUS) yang dapat memperluas jaringan
2013). Berdasarkan survey dan penelitian
perbankan syariah (Usman, 2012:53).
mengenai preferensi masyarakat yang
Dibalik perkembangan perbankan
dilakukan oleh Bank Indonesia bekerja
syariah di Indonesia yang cukup pesat
sama
tersebut,
perguruan
ternyata
perdebatan
masih
dikalangan
terjadi
masyarakat
dengan
lembaga
tinggi
keraguan
penelitian
ditemukan
adanya
masyarakat
terhadap
tentang kesyariahan dari bank syariah.
kepatuhan
Selama ini masyarakat menilai bahwa
Komplain yang sering muncul adalah
bank syariah masih sama dengan bank
aspek pemenuhan kepatuhan terhadap
konvensional.
Mu’allim
prinsip-prinsip
mengungkapkan
bahwa
(2003) beberapa
syariah,
bahwa
mereka
bank-bank
bank
syariah.
syariah
Kepatuhan
berpendapat Islam
di
(shariah
compliance) (Wardayati, 2011).
ilmuwan muslim ada yang mengecam bank
syariah
pilar utama
dalam
antara
yang
bank
syariah
merupakan
menjadi
syariah
pembeda
dengan
bank
penelitian
yang
menyelenggarakan transaksi-transaksinya
konvensional.
justru bertentangan dengan konsepnya,
dilakukan
dengan kata lain bertentangan dengan
menyatakan
prinsip-prinsip
tersebut
menggunakan jasa bank syariah sebagian
adanya
memiliki kecenderungan untuk berhenti
syariah.
disebabkan ketidaksesuaian
Hal
karena antara
konsep
dan
Dalam oleh
Bank
bahwa
Indonesia
nasabah
yang
menjadi nasabah karena keraguan akan
praktik yang terjadi di bank syariah. Sutan
konsistensi
Remy
(2003)
Secara implisit hal tersebut menunjukkan
menyatakan bahwa bank-bank syariah
bahwa praktik perbankan syariah selama
dalam
kegiatan
ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip
usahanya ternyata bukan meniadakan
syariah (Wardayati, 2011). Oleh karena itu,
bunga dan membagi risiko, namun tetap
jaminan
mempertahankan praktik pembebanan
kepatuhan syariah dari seluruh aktivitas
bunga serta menghindari risiko dengan
pengelolaan dana nasabah oleh bank
cara yang licik.
syariah
(1999)
dalam
Mu’allim
penyelenggaraan
Kepatuhan
terhadap
prinsip-
penting
prinsip syariah (sharia compliance) saat ini menjadi
isu
yang
penting
penerapan
mengenai
merupakan dalam
hal
kegiatan
syariah (Wardayati, 2011).
bagi 148
prinsip
syariah.
pemenuhan
yang usaha
sangat bank
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015 Allazīna ya kulūna r-ribā lā yaqūmūna illā ka-mā yaqūmu llazī yatakhabbaṭuhu sysyayṭānu mina l-massi zālika bi- annahum qālū innamā l-bay u mislu r-ribā waaḥalla llāhu l-bay a wa-ḥarrama r-ribā faman jā ahū maw izatun min rabbihī fantahā fa-lahū mā salafa wa- amruhū ilā llāhi wa-man āda fa- ulā ika aṣḥābu nnāri hum fīhā khālidūna.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan nasabah
bank
syariah
dari
kalangan
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga
mengenai
kepatuhan syariah (sharia compliance) di “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
bank syariah dilihat dari konsep serta indikator kepatuhan syariah. II.
PENGEMBANGAN PROPOSISI
Bank Syariah Bank
Islam
atau
bank
syariah
adalah badan usaha yang fungsinya sebagai
penghimpun
dana
dari
masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan kepada hukum
Islam
atau
prinsip
syariah
sebagaimana yang dianut dalam AlQur’an dan Al-Hadits (Usman, 2012:35).
Prinsip-Prinsip Syariah Pada Bank Syariah
Perbankan syariah didirikan berdasarkan
Bank syariah adalah bank yang
pada alasan filosofis maupun praktik. Alasan filosofisnya adalah dilarangannya
berdasarkan
riba dalam transaksi keuangan maupun
sehingga
dalam
non keuangan (Machmud dan Rukmana,
usaha
wajib
2010:5). Sebagaimana dijelaskan dalam
mengimplementasikan prinsip syariah. Hal
Al-Qur’an
ini secara tegas tercantum dalam pasal 2
surat
Al-Baqarah
ayat
275
pada
prinsip
syariah,
melakukan
kegiatan
berasaskan
dan
(Departemen Agama, 2010:47):
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
bahwa
“perbankan
melakukan
kegiatan
berasaskan
ekonomi,
syariah
prinsip dan
usahanya
syariah,
prinsip
dalam
demokrasi
kehati-hatian”
(Usman, 2012:115).
Sebagaimana penjelasan umum
atas pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008
bahwa
yang
dimaksud
dengan kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah adalah kegiatan usaha 149
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
yang
unsur-unsur
yang mengandung gharar dilarang
seperti riba, maisir, gharar, haram, dan
dalam Islam karena memakan harta
zalim (Usman, 2012:116). Sebagaimana
orang lain dengan cara yang batil
yang dijelaskan berikut ini:
dan merugikan orang lain.
1.
tidak
Riba
mengandung
merupakan
tambahan
yang
4.
diambil atas adanya suatu utang
yang disediakan hukuman
piutang antara dua pihak atau lebih
bagi yang melakukan dan disediakan
yang telah diperjanjikan pada saat
pahala
awal dimulainya perjanjian (Ismail,
karena diniatkan untuk menjalankan
2011:11). Islam secara tegas melarang
syariat-Nya (Nawawi, 2009:43). Dalam
praktik riba, hal ini terdapat dalam Al-
kegiatan ekonomi, haram merupakan
Qur’an dan As-Sunnah. Dalam Al-
transaksi
Qur’an
dalam syariah (Usman, 2012:116).
dijelaskan
memerintahkan
yang
agar
isinya
umat
Islam
5.
yang
yang
meninggalkan
obyeknya
merupakan
dilarang
transaksi
yang
ketidakadilan
bagi
menimbulkan
praktik riba atau yang sejenisnya,
pihak lainnya (Usman, 2012:116). Allah
karena
SWT
praktik
riba
dapat
mewajibkan
keadilan
dan
mengakibatkan kesengsaraan baik di
mengharamkan
dunia
segala sesuatu termasuk dalam hal
maupun
akhirat
(Ismail,
Maysir
(perjudian),
salah
satu
beban
kezaliman
dalam
muamalah. Dalam aktivitas jual-beli
permainan
Allah
SWT
menegaskan
bahwa
suatu
manusia dilarang mengambil harta
menanggung
dengan cara yang batil (Soemitra,
yang
lain
tersebut.
akibat
Allah
penegasan
keharaman
apabila
dalam
harus
pihak
memberi
terjadi
pihak
permainan
3.
Zalim
bagi
(’iqab)
yang beriman menjauhkan diri dari
2011:19). 2.
Haram didefinisikan sebagai sesuatu
2009:38).
SWT
Kepatuhan Syariah
terhadap
Kepatuhan
melakukan
syariah
(sharia
aktivitas
compliance) adalah pemenuhan seluruh
ekonomi yang mengandung unsur
prinsip syariah dalam semua kegiatan
maysir (perjudian) (Karim, 2010:43-44).
yang
Gharar adalah situasi dimana terjadi
karakteristik lembaga keuangan syariah.
karena
Sedangkan kepatuhan syariah oleh bank
adanya uncertainty to both parties
syariah adalah pemenuhan prinsip-prinsip
(ketidakpastian
belah
syariah dalam kegiatan yang dilakukan
Gharar
oleh bank syariah. Dalam bank syariah,
memperlakukan
kepatuhan syariah merupakan inti dari
sesuatu yang seharusnya bersifat pasti
integritas dan kredibilitas bank syariah,
(certain)
pasti
sehingga kewajiban untuk melaksanakan
(uncertain) (karim, 2010:32). Jual beli
kepatuhan syariah harus dilakukan secara
incomplete
pihak
information
yang
terjadi
dari
kedua
bertransaksi).
apabila
menjadi
tidak
150
dilakukan
sebagai
wujud
dari
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
menyeluruh
(kaffah)
dan
Ada
konsisten
(istiqomah) (Ilhami, 2009). Sutedi
beberapa
indikator
yang
dapat digunakan sebagai ukuran secara
(2009:145)
menjelaskan
kualitatif untuk menilai kepatuhan syariah
bahwa makna kepatuhan syariah dalam
di
bank
konsep
tersebut merupakan prinsip-prinsip umum
sesungguhnya adalah penerapan prinsip-
yang menjadi acuan bagi manajemen
prinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke
bank
dalam
bank syariah. Kepatuhan syariah dinilai
syariah
secara
transaksi
keuangan
dan
bank
syariah.
syariah
Indikator-indikator
dalam
mengoperasikan
perbankan serta bisnis lain yang terkait
berdasarkan
(Arifin,
berikut ini, apakah operasional bank telah
2005:2)
menjadikan
secara
syariah
konsisten
sebagai
dan
kerangka
dilaksanakan
kerja bagi sistem dan keuangan bank
umum
syariah
dalam
manajemen, modal,
alokasi
produksi,
distribusi
pada
sesuai
kepatuhan
indikator-indikator
dengan
indikator
syariah
tersebut.
sumber
daya,
Indikator-indikator
aktivitas
pasar
sebagai berikut (Sutedi, 2009:146):
kekayaan
tersebut
antara
lain
(Bahrain
1. Akad atau kontrak yang digunakan
Sedangkan
untuk pengumpulan dan penyaluran
kepatuhan syariah secara operasional
dana sesuai dengan prinsip-prinsip dan
bank seharusnya meliputi produk, sistem,
aturan syariah yang berlaku
Monetary Agency, 2002:14).
teknik, dan identitas perusahaan bukan
2. Dana zakat dihitung dan dibayar serta
hanya produk saja (Hakim, 2002), karena
dikelola sesuai dengan aturan dan
syariah memberikan arahan bagi sistem
prinsip-prinsip syariah
dan keuangan bank syariah dalam alokasi sumber
daya,
manajemen,
aktivitas
pasar
modal,
kekayaan
(Bahrain
3. Seluruh transaksi dan aktivitas ekonomi
produksi,
dilaporkan secara wajar sesuai dengan
dan
distribusi
standar akuntansi syariah yang berlaku
Monetary
Agency,
4. Lingkungan kerja dan corporate culture
2002:14). Lebih lanjut, Alqaoud dan Levis (2003)
dalam
Sutedi
sesuai dengan syariah
(2009:145)
5. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak
menjelaskan budaya perusahaan yang
bertentangan dengan syariah
meliputi pakaian, dekorasi, dan image
6. Terdapat dewan pengawas syariah
perusahaan juga merupakan salah satu
sebagai
aspek kepatuhan syariah dalam bank
keseluruhan aktivitas operasional bank
syariah
untuk
syariah
dan
7. Sumber
yang
menciptakan spiritualitas
bertujuan
suatu kolektif,
moralitas yang
apabila
jasa,
maka
akan
dana
berasal
syariah
dari
atas
sumber
dana yang sah dan halal menurut
digabungkan dengan produksi barang dan
pengarah
syariah.
menopang
Kerangka Berpikir
kemajuan dan pertumbuhan jalan hidup yang Islami. 151
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Ruang lingkup penelitian ini terkait pada pandangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga tentang konsep kepatuhan syariah serta indikator
kepatuhan
syariah
di
bank
syariah.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
Focus
dengan
Group
(FGD)
Discussion
mahasiswa
yang
menjadi
nasabah bank syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, yakni mahasiswa Statra-1 (S1) jurusan Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Islam terkait pandangan mereka terhadap kepatuhan syariah di
Gambar 1.
bank syariah.
Kerangka Berpikir
Teknik pengumpulan data dalam
Proposisi Penelitian proposisi
ini
didasarkan
sebagai
berikut,
penelitian ini menggunakan Focus Group
pada
(FGD),
Discussion
konsep
yaitu
teknik
kepatuhan syariah di bank syariah adalah
pengumpulan data kualitatif dengan cara
penerapan prinsip-prinsip syariah dalam
wawancara dalam sekelompok orang
kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank
yang dipandu oleh seorang moderator
syariah.
baik secara terstruktur atau pun secara
III.
tidak
METODE PENELITIAN Penelitian
pendekatan kualitatif
ini
bergantung
pada
menggunakan
maksud dan tujuan wawancara (Denzin &
Pendekatan
Lincoln, 1994) dalam Moleong (2005:228).
kualitatif.
adalah
terstruktur,
penelitian
Focus
yang
Discussion
(FGD)
dilakukan
dengan
Group
dalam
bermaksud untuk memahami fenomena
penelitian
ini
mengenai permasalahan yang dialami
peneliti
mengumpulkan
oleh subyek penelitian seperti perilaku,
Fakultas Ekonomi dan Binsis Universitas
persepsi, motivasi, tindakan secara holistik,
Airlangga
dengan
Pembangunan, Manajemen, Akuntansi,
cara
mendeskripsikan
dalam
dari
mahasiswa
jurusan
serta
konteks khusus yang alamiah dan dengan
nasabah
memanfaatkan
Group Discussion (FGD) peneliti sebagai
metode
moderator
alamiah (Moleong, 2005:6).
bank
Islam
Ekonomi
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
berbagai
Ekonomi
cara
yang
syariah.
memberikan
menjadi
Dalam
Focus
pertanyaan
seputar kepatuhan syariah di bank syariah 152
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
kepada informan, kemudian didiskusikan
syariah dan indikator kepatuhan syariah
secara bersama dalam grup tersebut.
antar kelompok mahasiswa dalam Focus
Kemudian peneliti mencatat hasil diskusi
Group Discussion (FGD).
tersebut dan mengelompokkan jawaban
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang sama.
Deskripsi Hasil Penelitian
Teknik
keabsahan
data
dalam
1.
Konsep Kepatuhan Syariah
penelitian ini menggunakan triangulasi
Konsep kepatuhan syariah di bank
sumber dengan cara peneliti melakukan
syariah yang disepakati oleh keempat
Focus Group Discussion (FGD) dengan
kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi
empat
Fakultas
dan Bisnis Universitas Airlangga adalah
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga,
penerapan prinsip syariah dalam sistem
yakni
Ekonomi
operasional bank syariah, karena syariah
Pembangunan, Manajemen, Akuntansi,
bukan dilihat dari labelnya melainkan dari
serta
sistem
kelompok
kelompok
mahasiswa
mahasiswa
Ekonomi
Islam.
Dalam
setiap
operasionalnya
kelompok peneliti menyimpulkan hasil dari
dengan syariah.
Focus Group Discussion (FGD) kemudian
2.
memintakan
kesepakatan
yang
sesuai
Indikator Kepatuhan Syariah
(member
Indikator kepatuhan syariah di bank
check) dengan informan dalam kelompok
syariah dari perspektif mahasiswa Fakultas
tersebut. Hasil dari Focus Group Discussion
Ekonomi dan Bisnis ada tujuh indikator.
(FGD) tiap kelompok tersebut kemudian
Namun yang disepakati oleh keempat
dideskripsikan
kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi
serta
dikategorisasikan
pandangan yang sama serta pandangan
dan
yang berbeda dengan keempat sumber
empat yaitu, akad sesuai dengan syariah,
data.
budaya perusahaan (corporate culture)
Data
peneliti
kemudian
sehingga
dianalisis
menghasilkan
oleh suatu
sesuai
kesimpulan. Teknik
analisis
data
Bisnis
dalam
Universitas
Airlangga
dengan
syariah,
dibiayai
sesuai
dengan
sumber
dana
halal
ada
usaha
yang
syariah,
serta
sesuai
syariah.
penelitian ini menggunakan teknik analisis
Sedangkan dua indikator lainnya yaitu
domain
Analisis
adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS)
domain dalam penelitian ini digunakan
di bank syariah serta laporan keuangan
untuk
dilaporkan
dan
komponensial.
memperoleh
gambaran
umum
sesuai
dengan
akuntansi
oleh
kelompok
mengenai konsep kepatuhan syariah dan
syariah
indikator kepatuhan syariah dari perspektif
mahasiswa
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen, dan Akuntansi. Sedangkan
Universitas Airlangga. Sedangkan teknik
kelompok mahasiswa Ekonomi Islam tidak
analisis komponensial digunakan untuk
sepakat bahwa kedua indikator tersebut
mengidentifikasi kontras atau perbedaan
sebagai indikator kepatuhan syariah di
jawaban mengenai konsep kepatuhan
bank 153
disepakati Ekonomi
syariah.
Pembangunan,
Kelompok
mahasiswa
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Ekonomi Islam menilai
adanya DPS di
modal,
distribusi
kekayaan
(Bahrain
bank syariah tidak menunjukkan bahwa
Monetary Agency, 2002:14). Sedangkan
bank
syariah
kepatuhan syariah secara operasional
karena kinerja dari DPS saat ini tidak
bank meliputi produk, sistem, teknik, dan
optimal. Oleh karena itu, kelompok ini
identitas perusahaan bukan hanya produk
menilai
saja
syariah
sesuai
sebaiknya
dengan
pengawasan
bank
(Hakim,
2002),
karena
syariah
syariah langsung berpusat ke DSN-MUI
memberikan arahan bagi sistem dan
sehingga tidak perlu adanya DPS di bank
keuangan bank syariah dalam alokasi
syariah. Selain itu, kelompok mahasiswa
sumber
daya,
manajemen,
Ekonomi Islam juga tidak sepakat bahwa
aktivitas
pasar
modal,
laporan keuangan yang dilaporkan sesuai
kekayaan
dengan
2002:14) dalam Sutedi (2009:145).
standar
akuntansi
syariah
digunakan sebagai indikator kepatuhan
Sistem
(Bahrain
produksi,
dan
distribusi
Monetary
Agency,
operasional
bank
syariah
syariah di bank syariah, karena kelompok
meliputi kegiatan penghimpunan dana,
ini menilai yang terpenting adalah dilihat
penyaluran dana serta pelayanan jasa
dari praktiknya bukan dari pelaporannya.
perbankan syariah kepada masyarakat.
Selanjutnya indikator adanya dana zakat
Dalam
di bank syariah disepakati oleh kelompok
operasionalnya bank syariah memiliki lima
mahasiswa Manajemen, Akuntansi, serta
prinsip dasar, salah satunya adalah prinsip
Ekonomi
bagi hasil. Prinsip bagi hasil (profit sharing)
Islam.
Sedangkan
kelompok
menjalankan
kegiatan
mahasiswa Ekonomi Pembangunan tidak
merupakan
sepakat bahwa indikator tersebut sebagai
landasan dasar bagi operasional bank
indikator syariah
kepatuhan karena
syariah
kelompok
karateristik
umum
serta
di
bank
syariah dan menjadi pembeda dengan
ini
tidak
bank konvensional.
mengetahui adanya dana zakat di bank
Dalam
menjalankan
kegiatan
syariah.
operasionalnya
Analisis dan Pembahasan
untuk patuh pada prinsip-prinsip syariah.
1.
Dalam hal ini implementasi prinsip-prinsip
Konsep Kepatuhan Syariah
bank
syariah
dituntut
Kepatuhan syariah di bank syariah
syariah dituangkan dalam fatwa Dewan
secara konsep adalah penerapan prinsip-
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
prinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke
(DSN-MUI) sebagai landasan hukum yang
dalam
mengikat bagi bank syariah.
transaksi
keuangan
dan
perbankan serta bisnis lain yang terkait
2.
(Arifin,
Akad sesuai dengan syariah
2005:2)
menjadikan
secara
syariah
konsisten
kerangka
Sutedi (2009:146) menjelaskan bahwa
kerja bagi sistem dan keuangan bank
akad atau kontrak yang digunakan untuk
syariah
dalam
manajemen,
sebagai
dan
Indikator Kepatuhan Syariah
alokasi
produksi,
sumber
daya,
pengumpulan dan penyaluran dana yang
aktivitas
pasar
sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan 154
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
syariah yang berlaku merupakan indikator
atau kontrak dilakukan saat penyerahan
utama yang digunakan sebagai ukuran
uang bukan pada saat menyerahkan
secara kualitatif untuk menilai kepatuhan
barang. Praktik tersebut bertentangan
syariah di bank syariah.
dengan
Dalam pelaksanaan akad di bank syariah
yang
utama
adalah
fatwa
DSN-MUI
No.04/DSN-
MUI/IV/2000 tentang murabahah yang
adanya
menyatakan bahwa “jika bank hendak
keadilan antara kedua belah pihak yang
mewakilkan
bertransaksi. Dengan adanya keadilan
membeli barang dari pihak ketiga, akad
apapun
jual
akad
yang
digunakan
serta
beli
kepada
murabahah
nasabah
harus
untuk
dilakukan
kegiatan yang dilakukan akan membawa
setelah barang secara prinsip menjadi
pada rahmatan lil alamin.
Keadilan
milik bank”. Dalam hal ini setelah akad
merupakan salah satu prinsip operasional
wakalah, nasabah bertindak untuk dan
di
atas
bank
syariah.
merupakan
hal
yang
Prinsip
keadilan
penting
nama
bank
untuk
melakukan
dalam
pembelian obyek murabahah tersebut.
bertransaksi karena Allah SWT mewajibkan
Setelah akad wakalah selesai dan obyek
keadilan dan mengharamkan kezaliman.
murabahah
Sebagaimana dalam firman Allah SWT
menjadi milik bank, maka terjadi akad
dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90
kedua antara bank dengan nasabah
(Departemen Agama, 2010:277),
yaitu akad murabahah, sehingga dalam
hal ini terjadi dua kali akad, yaitu akad
tersebut
secara
prinsip
wakalah dan akad murabahah (Sutedi,
2009:124).
Budaya perusahaan (corporate culture) sesuai dengan syariah
inna llāha ya muru bi-l- adli wa-l- iḥsāni wa- ītā i zī l-qurbā wa-yanhā ani l-faḥsyā i wa-l-munkari wa-l-bagyi ya iẓukum la allakum tazakkarūna
Budaya perusahaan Islami di bank syariah tercermin dari Standar Operasional Prosedur
pegawainya
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Namun
demikian,
nasabah.
pelaksanaan
memakai
mewajibkan jilbab
serta
Sula
(2004:590)
menjelaskan
budaya salam merupakan salah satu hal yang
menjadi
jati
diri
perusahaan
(corporate identity) dan melekat dalam
dalam
kepribadian setiap karyawan terutama bagi
menyimpang dari aturan syariah. Salah dalam
yang
mengucapkan salam dalam melayani
pelaksanaan akad di bank syariah masih
satunya
(SOP)
perusahaan-perusahaan
operasionalnya
akad
syariah
murabahah bil wakalah, dimana akad
Islam.
dengan
yang
prinsip-prinsip
Membudayakan
salam
merupakan ajaran dari Nabi Muhammad 155
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
SAW. Allah SWT berfirman dalam surat An-
seluruh badan. Sebagaimana firman
Nisaa’ ayat 86 (Departemen Agama,
Allah SWT dalam surat An-Ahzab ayat
2010:91),
59 (Departemen Agama, 2010:426),
wa- izā ḥuyyītum bi-taḥiyyatin fa-ḥayyū biaḥsana minhā aw ruddūhā inna llāha kāna alā kulli syay in ḥasīban.
yā- ayyuhā n-nabiyyu qul li- azwājika wa-banātika wa-nisā i l-mu minīna yudnīna alayhinna min jalābībihinna zālika adnā an yu rafna fa-lā yu zayna wa-kāna llāhu gafūran raḥīman.
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”.
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteriisterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 2. Busana tidak boleh ketat yang dapat
Surat An-Nisaa’ diatas menjelaskan bahwa dalam kehidupan bersosial manusia hendaknya saling menghormati dengan memberi salam. Penghormatan dalam Islam ialah dengan mengucapkan Assalamu’alaikum yang merupakan doa kebaikan dan keselamatan. Dengan mengucapkan salam mencerminkan kepribadian seorang muslim.
membentuk tubuhnya
Pada lembaga keuangan syariah busana
dari
pegawainya
3. Busana wanita tidak boleh menyerupai
harus
busana laki-laki
menampakkan nuansa syariah karena
4. Tidak
busana adalah cerminan dari kepribadian seorang
muslim.
Busana
secara
boleh
menyerupai
busana
wanita-wanita kafir
fisik
Kepatuhan syariah di bank syariah
adalah sebagai hiasan serta keindahan
tidak hanya dilihat dari sistemnya saja
bagi manusia. Allah SWT menegaskan
tetapi juga dilihat dari etika dan moralitas
kepada
dari
hamba-hamba-Nya
bahwa
pegawainya.
busana merupakan penutup aurat. Oleh
merupakan
karena
mengedepankan
itu,
pegawai
bank
syariah
lembaga etika
Bank
syariah
keuangan dan
yang
moralitas
disyaratkan memakai busana yang sesuai
dalam kegiatan usahanya. Etika dan
dengan ketentuan syariah, seperti berikut
moralitas didasari oleh nilai-nilai yang
(Sula, 2004:591-592):
telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW,
1. Busana harus menyelubungi seluruh
yaitu sebagai berikut (Hafidhuddin dan
badan. Dalam hal ini pegawai bank
Tanjung, 2003:72-75):
syariah terutama bagi yang wanita
1. Shiddiq berarti memiliki kejujuran dan
harus memakai jilbab yang menutupi
selalu melandasi ucapan, keyakinan, 156
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
serta perbuatan berdasarkan ajaran
menumbuhkan
Islam.
Oleh
karena
memerintahkan
hubungan
itu,
Allah
kemanusiaan yang semakin solid dan
orang-orang
yang
kuat
(Hafidhuddin
dan
Tanjung,
beriman untuk senantiasa memiliki sifat
2003:75). Seorang leader atau pelaku
shiddiq dan menciptakan lingkungan
bisnis
yang shiddiq.
mengkomunikasikan visi dan misinya
2. Istiqamah
adalah
konsisten
Islami
harus
mampu
dalam
dengan benar kepada karyawannya
iman dan nilai-nilai yang baik meskipun
serta harus mampu menyampaikan
menghadapi berbagai godaan dan
keunggulan-keunggulan
tantangan.
dengan tidak berbohong dan menipu
Begitupula
keuangan
yang
kebaikan
lembaga dalam
istiqamah
akan
produknya
customer (Sula, 2004:623).
mendapatkan
Selain itu, untuk menjalankan sistem
ketenangan sekaligus mendapatkan
syariah secara kaffah di bank syariah tidak
solusi serta jalan dari segala persoalan
hanya dari segi muamalah saja yang
yang ada.
ditekankan namun juga dari segi aqidah
3. Fathanah
adalah
mengerti,
pegawainya terutama bagian internal
memahami, dan menghayati secara
atau
mendalam segala hal yang menjadi
beragama Islam. Bank syariah sebagai
tugas dan kewajiban. Sifat ini akan
lembaga
menumbuhkan
syariat
kreativitas
kemampuan berbagai
untuk
macam
dan
melakukan inovasi
yang
jawab
dalam
memiliki
tanggung
melaksanakan
keuangan Islam
yang
yang
berasaskan
hendaknya
memiliki
sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah agar
berarti
diwajibkan
sumberdaya manusia yang beraqidah
bermanfaat. 4. Amanah
pimpinan
tujuan
dari
perusahaan
dapat
tercapai
setiap
Oleh
karena
itu,
pemimpin
tugas dan kewajiban. Sifat amanah
tertinggi dalam suatu perusahaan yang
harus
mukmin
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah
apalagi yang memiliki pekerjaan yang
tidak sesuai apabila dipimpin oleh orang
berhubungan dengan pelayanan bagi
yang
masyarakat,
perusahaan
merupakan
kunci
membangun
corporate
culture
dimiliki
oleh
seperti
setiap
pegawai
bank
syariah. 5. Tablig
adalah
mengajak
serta
Islami
memberikan contoh kepada pihak lain
syariah
untuk
dalam
melaksanakan
ketentuan kehidupan
ajaran sehari-hari.
ketentuan-
islam Tablig
dalam
persuasif
muslim.
sehingga Islam
yang
Pemimpin
bagaimana bisa
suatu dalam yang
mungkin
diimplementasikan
perusahaan
pemimpinanya
sendiri
tidak
apabila meyakini
konsep syariah sebagai way of life (Sula,
disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentif,
non
2004:624).
akan 157
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Usaha
yang
dibiayai
sesuai
Bank
dengan
keuangan
syariah Usaha yang dibiayai merupakan
sebagai yang
salah
suatu
lembaga
satu
fungsinya
adalah menghimpun dana masyarakat
salah satu upaya bank syariah untuk
harus
menjaga agar usaha yang dijalankan
penghimpunan dana sebelum disalurkan
sesuai dengan ketentuan syariah. Bisnis
ke
dan usaha yang dilakukan oleh bank
syariah, sumber dana berasal dari modal
syariah tidak terlepas dari kriteria syariah
inti (core capital) dan dana pihak ketiga
sehingga
(Machmud dan Rukmana, 2010:26).
bank
membiayai
usaha
syariah yang
tidak
akan
memiliki
masyarakat
suatu
sumber
kembali. Dalam
bank
mengandung
Bank syariah terutama Unit Usaha
unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat
Syariah (UUS) tidak menutup kemungkinan
sejumlah batasan dalam hal pembiayaan
mendapat
karena tidak semua proyek atau obyek
konvensional (bank induk). Hal tersebut
pembiayaan dapat didanai melalui dana
diperbolehkan
bank syariah, namun harus sesuai dengan
pelaksanaannya
kaidah-kaidah syariah (Machmud dan
yang telah ditetapkan oleh DSN-MUI.
Rukmana, 2010:12).
bank
hukum
syariah
semuanya
dituntut
dengan
dana
dari
selama
bank
dalam
mematuhi
peraturan
Dalam urusan muamalah kaidah
Dalam memberikan pembiayaan
amanah
bantuan
untuk
menjaga
menyalurkan
dana
yang
berlaku
adalah
diperbolehkan
larangan
dalam
bahwa
kecuali
Al-Qur’an
dan
ada As-
tersebut kepada usaha-usaha yang sesuai
Sunnah. Hal ini berarti bahwa ketika suatu
dengan
firman
transaksi baru muncul dan belum dikenal
Allah SWT dalam surat Al-Anfaal ayat 27
sebelumnya dalam hukum Islam, maka
(Departemen Agama, 2010:180),
transaksi
diterima, kecuali terdapat implikasi dari
syariah.
Sebagaimana
dalil
tersebut
Al-Qur’an
melarangnya,
dianggap
dan baik
dapat
hadits
yang
secara
eksplisit
yā- ayyuhā llazīna āmanū lā takhūnū llāha wa-r-rasūla wa-takhūnū amānātikum wa- antum ta lamūna.
maupun implisit (Karim, 2010:29-30).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.
bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Terdapat Dewan Pengawas Syariah Sutedi (2009:147-148) menjelaskan
adalah
badan
independen
yang
ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada perbankan dan lembaga keuangan syariah. Anggota DPS terdiri dari
Sumber dana sesuai dengan syariah
para
pakar
muamalah pengetahuan 158
yang di
di
bidang
syariah
juga
memiliki
bidang
ekonomi
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
perbankan. Peranan DPS sangat strategis
membangun jaminan kepatuhan syariah
dalam
bagi seluruh stakeholder bank syariah
penerapan
perbankan
prinsip
syariah.
syariah
DPS
di
bertugas
(Sutedi, 2009:151).
mengawasi kegiatan usaha bank syariah
Adanya Dana Zakat
agar tidak menyimpang dari ketentuan
Bank syariah sebagai lembaga
dan prinsip syariah yang telah difatwakan
intermediasi
oleh
untuk
masyarakat, yaitu fungsi bisnis dan fungsi
tersebut
sosial. Fungsi bisnis (tijarah) bank syariah
anggota DPS harus memiliki kualifikasi
tercermin dari kegiatan menghimpun dan
keilmuan yang integral, yaitu ilmu fikih
menyalurkan
muamalah dan ilmu ekonomi keuangan
Sedangkan fungsi sosial (tabarru’) bank
Islam modern.
syariah dalam bentuk baitul maal, yaitu
DSN.
Oleh
melakukan
karena
itu,
pengawasan
Namun
demikian,
memiliki
dana
dwifungsi
di
di
masyarakat.
pengawasan
menerima dana yang berasal dari zakat,
yang dilakukan oleh DPS belum berjalan
infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial
secara optimal. Ada beberapa faktor
lainnya
kemudian
utama yang menyebabkan peran dan
kepada
organisasi
fungsi DPS di bank syariah belum optimal,
(Usman, 2012:121-122).
antara lain (Sutedi, 2009:150): 1.
Lemahnya
status
zakat
hasil
syariah selaku pelaku bisnis tidak hanya
penilaian kepatuhan syariah oleh DPS
mengejar keuntungan saja namun juga
akibat
sebagai badan sosial di masyarakat yang
ketidakefektivan
pengawasan
dan
mekanisme syariah
memberikan
dalam
Terbatasnya daya
DPS
keterampilan dalam
adanya
bagi
perekonomian
masyarakat. sumber
masalah
Laporan
audit,
mekanisme
keuangan
dilaporkan
sesuai
dengan standar akuntansi syariah
akuntansi, ekonomi, dan hukum bisnis, Belum
kontribusi
pengembangan
perbankan syariah saat ini,
3.
pengelola
Dengan adanya fungsi sosial, bank
hukum
ketidakefisienan
2.
menyalurkannya
Salah
satu
tujuan
laporan
dan
keuangan entitas syariah adalah sebagai
struktur kerja yang efektif dari DPS
sarana pertanggungjawaban manajemen
dalam
fungsi
atas penggunaan sumber daya yang
pengawasan internal syariah dalam
dipercayakan kepada mereka. Sebagai
bank syariah.
pertanggung
melaksanakan
Kredibilitas
suatu
bank
jawaban
sosial
atau
syariah
pemegang amanah, lembaga keuangan
sangat ditentukan oleh tingkat kredibilitas
syariah harus membuat laporan sumber
DPS dalam masalah kinerja, independensi,
dan penggunaan dana zakat, laporan
dan kompetensi sehingga peran dan
sumber dan penggunaan dana kebajikan
fungsi
serta laporan perubahan dana investasi
DPS harus dioptimalkan
pengawasan
internal
syariah
dalam untuk
terkait (Wiroso, 2011:35-38). 159
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
syariah, dan adanya dana zakat di
Laporan keuangan bank syariah
bank syariah.
yang dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi syariah sebagai identitas yang
SARAN Saran
menunjukkan bahwa bank syariah sesuai
yang
dapat
disampaikan
dengan syariah. Namun demikian, dalam
setelah melakukan penelitian ini adalah
pelaksanaannya
sebagai berikut:
belum
diterapkan
1.
secara maksimal karena keterbatasan dari
sumberdaya
manusia
Bagi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
yang a.
berkompeten di bidang akuntansi syariah.
Diharapkan
dapat
menetapkan
standar baku kepatuhan syariah di
V. SIMPULAN
bank syariah, karena saat ini belum
Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
ada
1.
Konsep kepatuhan syariah di bank
menilai kepatuhan syariah di bank
syariah dari pandangan mahasiswa
syariah.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
fungsi
syariah
Pengawas
dalam
sistem
operasional
bank syariah, karena
suatu bank
dilihat
sesuai
dari
secara
dengan
sistem
syariah
yang
baku
pengawasan
dari
Syariah
untuk
Dewan
(DPS)
meminimalkan
untuk
terjadinya
penyimpangan di bank syariah.
operasionalnya
keselurahan
secara
Diharapkan dapat mengoptimalkan
Airlangga adalah penerapan prinsip
dikatakan
2.
b.
ukuran
2.
sesuai
Bagi Bank Syariah Bagi bank syariah, diharapkan dapat
dengan syariah.
menerapakan prinsip-prinsip syariah
Indikator kepatuhan syariah di bank
dalam
syariah
dilakukan oleh bank syariah.
yang
keempat
disepakati
kelompok
oleh
mahasiswa
3.
kegiatan
usaha
yang
Bagi Peneliti Selanjutnya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Bagi
Airlangga ada empat indikator yaitu,
melakukan
akad sesuai dengan syariah, budaya
mengenai kepatuhan syariah di bank
organisasi
syariah dari pandangan stakeholder
sesuai
dengan
syariah,
usaha yang dibiayai sesuai dengan
selanjutnya
penelitian
untuk
lebih
lanjut
bank syariah.
syariah, dan sumber dana halal sesuai syariah. Sedangkan
peneliti
DAFTAR PUSTAKA
indikator yang
Departemen
Agama
Republik
masih belum disepakati oleh keempat
Indonesia. 2010. Al-Qur’an Tajwid &
kelompok mahasiswa ada tiga, yaitu
Terjemahan. Bandung: CV Penerbit
adanya Dewan Pengawas Syariah di
Diponegoro.
bank
syariah,
laporan
keuangan
Dewan
dilaporkan sesuai dengan akuntansi
Syariah
Nasional
Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI). 2000. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 160
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
4/DSN-MUI/IV/2000
tentang
Sebuah
Murabahah,
(Online),
Surabaya: Putra Media Nusantara.
(http://www.mui.or.id, diakses 10
Soemitra,
Oktober 2013). Hafidhuddin,
Andri.
Lembaga
Didin
dan
Hendri
Jakarta:
Praktik.
dan
2009.
Realitas.
Bank
Keuangan
dan
Syariah.
Jakarta: Kencana.
Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam
Tuntutan
Sula,
Gema
Muhammad
Syakir.
2004.
Asuransi Syariah. Jakarta: Gema
Insani.
Insani.
Ilhami,
Haniah.
2009.
Suprayogi, Noven. 2013. Menyingkap
Dewan
Shari’a Compliance Bank Syariah
Pengurus Syariah sebagai Otoritas
Dari Laporan Keuangan (Online).
Pengawas Kepatuhan bagi Bank
(http://novensuprayogi.blogspot.c
Syariah. Mimbar Hukum, (Online),
om/, diakses 7 Oktober 2013).
Pertanggungjawaban
Vol 21, No.3 (Oktober): 409-628
Sutedi,
Andrian.
2009.
Perbankan
(http://mimbar.hukum.ugm.ac.id,
Syariah Tinjauan dan Beberapa
diakses 19 Desember 2013).
Segi
Ismail.
2011.
Perbankan
Hukum.
Bogor:
Ghalia
Indonesia.
Syariah.
Jakarta: Kencana.
Usman,
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam
Rachmadi.
Hukum
2012.
Perbankan
Aspek
Syariah
di
Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Keempat. Jakarta: PT RajaGrafindo
Wardayati, Siti Maria. 2011. Implikasi
Persada.
Shariah
Governance
Terhadap
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010.
Reputasi Dan Kepercayaan Bank
Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan
Syariah. Walisongo. (Online), Vol.
Studi Empiris di Indonesia. Jakarta:
19,
Penerbit Erlangga.
http://download.portalgaruda.org,
Mu’allim,
Amir.
Masyarakat
2003.
Persepsi
terhadap
Lembaga
Keuangan
Syariah.
(Online),
Edisi
(http://fis.uii.ac.id,
Wiroso.
9
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Kualitatif.
Edisi
Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nawawi,
Ismail.
Kelembagaan Pusaran
2009.
Ekonomi
Syariah:
Dalam
Perekonomian
Global
2011.
Indonesia.
Oktober 2013).
Penelitian
(Mei):
1-24.
(http://
Akuntansi
Transaksi
Syariah. Jakarta: Ikatan Akuntan
17-31.
diakses
1
diakses 20 Oktober 2013).
Al-Mawarid. X:
No.
161