Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
RUANG LINGKUP BUDIDAYA PEMELIHARAAN JANGKRIK KALUNG KUNING A . UDJIANTO Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Ciawi Bogor
RINGKASAN Komoditas jangkrik ini dapat memberikan tambahan penghasilan disamping itu juga dapat dijadikan penghasilan utama . Ada beberapa manfaat dari ternak jangkrik yaitu apabila diberikan pada burung atau ikan Arwana dapat meningkatkan kualitas suara burung berkicau dan menambah keindahan tubuh ikan Arwana . Kandungan gizi yang telah dianalisa di laboratorium BPT Ciawi-Bogor adalah Protein : 73,3%, lemak ; 12,4%, dan abu ; 6,7% . Tempat pemeliharaan jangkrik dengan ukuran kotak sangat bervariasi, pada umumnya kotak pembudidayaan terbagi tiga macam yaitu kotak perkembangbiakan, kotak penetasan dan kotak pembesaran . Pemanenan clondo dilakukan pada umur 35 hari dengan ukuran 1,5 - 2 cm. Pemberian pakan pada jangkrik yaitu pakan kering dan pakan basah dengan perbandingan pemberian pakan basah 30% dan pakan kering 70%, apabila pakan basah yang diberikan lebih dari 30 % maka clondo akan menjadi lunak, sedangkan pakan kering diberikan sesuai dengan umur yaitu bayi jangkrik umur 0 - 20 hari, clondo umur 20 - 45 hari dan dewasa umumya lebih dari 45 hari . Dengan melaksanakan budidaya yang baik akan diperoleh hasil produksi yang tinggi
PENDAHULUAN Seperti yang diketahui pada awal 1999 sektor pertanian telah diramaikan dengan munculnya ternak jangkrik . Ternyata komoditas jangkrik dapat memberikan tambahan penghasilan disamping dapat juga dijadikan penghasilan utama . Ada beberapa manfaat dari ternak jangkrik yaitu untuk peningkatan kualitas suara burung berkicau dan menambah keindahan warna tubuh ikan awana, selain itu ternyata jangkrik pun digunakan sebagai salah satu bahan kosmetika setelah mengalami suatu proses (Sumantri , 1999) . Apalagi akhir-akhir ini di kota-kota besar jangkrik sudah mulai dikonsumsi oleh orang . Banyak makanan olahan yang berasal dari jangkrik, seperti rempeyek jangkrik, empek-empek jangkrik, siomay jangkrik, sup jangkrik dan lain sebagainya . Beternak jangkrik tidak memerlukan biaya yang besar, sehingga budidaya jangkrik banyak diburu orang . Munculnya banyak petemak bukan berarti banyak mencapai kesuksesan, karena untuk mencapai kesuksesan ternyata dibutuhkan kemauan, keuletan/ketekunan dan kedisiplinan yang tinggi (Paimin, dkk ., 1999) .
56
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah . Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudidayakan sebagai makanan burung berkicau dan ikan arwana, yaitu Gryllus mitratus (Jangkrik Celiring) dan Gryllus testaceus (Jangkrik kalung kuning) . Dari dua jenis ini hanya jenis Gryllus testaceus atau jangkrik kalung kuning yang laku di pasaran . Jangkrik ini kebanyakan hidup didaerah panas dan berkeliaran di kebun kacangkacangan seperti kacang kedelai dan kacang hijau . Di alam aslinya jangkrik hidup aktif seperti makan, mengerik dan kawin di malam hari . Akan tetapi apabila di budidayakan kegiatan tersebut dapat juga dilakukan pada siang hari . Jangkrik senang tinggal di semaksemak, tumpukan batu, tanah kebun, dan sawah kering yang terbelah-belah pada belahannya, atau di tempat sampah . Pakan utamanya adalah tanaman sayuran dan palawija . Lama siklus hidup yang jantan ± 78 hari sedangkan yang betina dapat mencapai + 105 hari . Ukuran tubuh yang betina lebih panjang dan besar di bandingkan dengan umur jantan . Jangkrik betina bertelur di sela-sela tumpukan kayu atau ranting yang lembab, yang pada lipatan padi/jerami, atau dapat juga pada gulungan daun-daunan yang basah dan lembab (Paimin, dkk .,1999) .
BUDIDAYA Keberhasilan pembudidayaan jangkrik berkaitan dengan tempat pemeliharaan yang berupa kotak pemeliharaan dan pengaturan pelaksanaan serta bahan pakan yang digunakan . Bila semua faktor diperhatikan dengan baik akan dicapai keberhasilan .
TEMPAT PEMELIHARAAN Tempat pemeliharaan dapat berbentuk kotak, terbuat dari bahan triplek atau papan, bekas dus Supermie atau baskom plastik, tetapi bahan yang terbaik adalah kotak triplek atau papan. Ukuran kotak sangat bervariasi, pada umumnya kotak pembudidayaan terbagi atas tiga macam, yaitu kotak perkembangbiakan, kotak penetasan dan kotak pembesaran . Kotak perkembangbiakan ukurannya dapat disamakan dengan kotak pembesaran yang besarnya dapat disesuaikan dengan ruangan yang ada yaitu panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30 cm. Kotak tersebut dapat diisi dengan 500 induk betina dan 100 pejantan. Untuk kotak penetasan ukurannya adalah panjang 50 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 20 cm dan dapat diisi dengan satu sendok makan telur atau ± 2500-3000 butir telur jangkrik
JENIS PAKAN Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam pemeliharaan jangkrik secara intensif . Dilihat dari kehidupan jangkrik di alam, komposisi pakan sayuran/nabati lebih banyak dari pada hewani . Untuk pakan pada temak jangkrik budidaya dapat dibagi atas dua jenis yaitu pakan kering dan pakan basah . Pakan kering dapat diberikan ± 70% sedangkan
57
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
pakan basah 30% saja . Berdasarkan pengalaman jangkrik yang diberikan pakan basah lebih dari 30% akan menjadi lunak . Ransum pakan kering terdiri dari atas tiga macam, yaitu untuk bayi jangkrik umur 0 - 20 hari, clondo (remaja) umur 20 hari hingga ± 45 hari dan petelur umur lebih dari 45 hari . Selain menggunakan ransum konsentrat komersial, peternak dapat menyusun ransum sendiri . Ransum disusun sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan nilai protein seperti tercantum pada Tabel 1 . Untuk memenuhi kebutuhan kandungan tersebut dapat digunakan bahan pakan yang ada dan bermutu baik (Tabel 2) seperti pakan ayam (Anggorodi, 1979) . Selain bahan-bahan yang tertera dalam tabel, sebagai gambaran diberikan beberapa contoh susunan ransum untuk clondo (Tabel 3) . Contoh susunan pakan kering dengan komposisi tersebut mengandung gizi kira-kira protein kasar 24%, lemak 9%, serat kasar 6%, dan karbohidrat 60% . Pada ransum diberikan dua macam komposisi untuk mempermudah pemilihan sesuai bahan yang dipunyai (Sumantri, 1999) . Panen Clondo Jangkrik muda atau yang disebut clondo ini dapat dipanen pada umur 35 - 45 hari dengan ukuran kira-kira 1, 5 - 2 cm dan clondo masih belum- tumbuh sayap, karena sayap jangkrik bila termakan burung dapat merusak saluran suara (tenggorokan) . Hal tersebut dapat merusak mutu kicauan (Trubus, 1999) . Apabila diberikan kepada ikan Arwana maka tubuh ikan tersebut akan bertambah indah warnanya .
CARA PEMBERIAN PAKAN Pemberian pakan pada bayi jangkrik sebaiknya jangan terlalu banyak, letakkan dalam alas kertas tipis-tipis saja, setiap dua hari pakan diganti . Bila sudah menginjak umur 15 hari pakan pun harus ditambah frekwensinya menjadi dua kali sehari . Air minum harus selalu tersedia untuk bayi jangkrik dapat menggunakan kain basah/kapas yang basah dan untuk jangkrik remaja dapat menggunakan wadah/ cawan/tatakan gelas isi dengan batu kerikil yang bersih lalu diisi dengan air bersih . Setiap satu kotak membutuhkan pakan sampai dengan 4 sendok makan per hari . Pemberian pakan basah hanya 3 hari 1 kali, hal ini untuk mendapatkan hasil clondo yang berkualitas baik dan tidak lembek .
ANALISA USAHA TERNAK JANGKRIK Pemeliharaan 5 Kotak untuk Pemula Modal 1 . Kotak Penetasan : ukuran 20 (T) x 30 (L) x 50 cm (P) sebanyak 3 buah dengan perkiraan biaya @ Rp . 12 .500,- (Gambar A,B,C) . Pembesaran : ukuran 30 x 50 x 70 cm sebanyak 2 buah dengan perkiraan biaya Q Rp . 22 .500,- (Gambar D,E) . 2 . Telur + Pakan
58
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
- Telur 1 sendok makan = Rp . 10 .000,- Pakan 1 bungkus = Rp . 7 .500,Jadi total biaya untuk 1 periode ( 5 minggu) Kotak penetasan 3 buah = Rp . 37 .500,Kotak pembesaran 2 buah = Rp . 45 .000,Bibit + Pakan @ Rp 17 .500,- = Rp . 87 ;500,2 . Hasil yang dicapai Minggu I * Penyusutan Kotak tidak dihitung. - Pengeluaran > bibit + pakan = Rp. 17 .500,- Pendapatan > ± 1250/1 clondo x @ Rp . 35,- = Rp . 43 .750,- Keuntungan Kotor > Rp . 43 .750, - Rp . 17 .500,- = Rp . 26 .250,- Dan seterusnya pada minggu berikutnya . Rotasi pemeliharaan : Telur setelah menetas, disimpan dalam kotak penetas sampai umur 20 hari . Langkah-langkah : (Catatan : Dapat ditambah kotak cadangan apabila panen mundur hingga 42 hari)
1. 2. 3. 4. 5.
Kotak A diisi telur pada hari 1 (1 sendok) Kotak B diisi telur pada hari 7 (1 sendok) Kotak C diisi telur pada hari 14 (1 sendok) Pada hari ke 20 kotak A sudah dipindahkan ke kotak D Pada hari ke 27 kotak B sudah dipindahkan ke kotak E (pembesaran dan pada hari 21 kotak B sudah diisi dengan telur ( 1 sendok) (pembesaran dan pada hari ke 28 kotak B sudah diisi dengan telur ( 1 sendok)
KESIMPULAN Dengan mengamati kehidupan jangkrik secara umum maka dapat diambil kesimpulan bahwa jangkrik dapat dibudidayakan secara intensif mengingat prospek nilai ekonomisnya sangat menguntungkan .
DAFTAR BACAAN Soemantri, Y . 1999 . Panduan Cara Mudah Beternak Jangkrik Cepat Menghasilkan Uang . APJC . Jakarta . Bonus Trubus No 356 Edisi Juli . 1999 . Langkah Demi Langkah Beternak Jangkrik Produktif . Trubus . Jakarta. Paimin, F ., L .E . Pujiastuti ., dan Erniwati . 1999 . Sukses Beternak Jangkrik . Penebar Swadaya . Jakarta . Anggorodi, R . 1979 . Ilmu Makanan Ternak Umum . Gramedia . Jakarta .
59
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Lampiran :Rotasi Pemeliharaan
Tabel 1 . Sumber Protein
Kebutuhan protein untuk berbagai tingkat umur jangkrik Anak 0 - 20 hari 42%
Clondo 20 - 45 hari 27%
Dewasa > 45 hari 27%
Tabel 2 . Bahan Pakan Jangkrik Sumber Protein Sumber Energi Kacang hijau Tetes/gula Kacang kedelai Dedak Tepungikan Jagung Tepung kepala Menir udang Singkong/ubi Tepung darah Sagu Susu skim Sumber : Anggorodi, 1979
60
Sumber Mineral Kulit kerang Rumput laut Tepung tulang Tepung mineral
Sumber Vitamin Daun-daunan Buah-buahan Sayuran Tepung vitamin
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Lampiran 2 Tabel 3 . Komposisi Ransum Jangkrik Kalung Kuning Remaja (Clondo) I
Bahan Pakan
Jagung Bekatul Kacang hijau Kacang kedelai Tepung beras merah Tepung ikan Tepung udang Tetes Susu skim Vitamin dan mineral Feed Suplemen Jumlah
KOMPOSISI (%)
Komposisi (%)
Ransum 1 20 30 20 10 15 2 0,25 0,75 100
Ransum 2 20 20 10 20 10 8,5 6 10 2 0,25 0,75 100
Tabel 4 . Kandungan Gizi dari Jangkrik Kalung Kuning dan Beberapa Bahan Makanan Ternak Bahan Makanan Protein (%) Tepung Jangkrik 73,3 Tepung daging 68,1 Tepungikan 61,2 Tepung telur 47,0 Susu skim 33,5 Sumber : Udjianto dan Sumantri . 1999 .
Lemak (%) 12,4 8,4 7,9 40,6 0,9
Abu (%) 6,7 3,3 24,1 3,5 8,0
61