BUKU INFORMASI MENETAPKAN SISTEM PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA DIREKTORAT PELATIHAN KOMPETENSI Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Jakarta 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
DAFTAR ISI DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------BAB I
PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------------------A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------B. Tujuan Khusus --------------------------------------------------------------------
BAB II PERSIAPAN PENETAPAN SISTEM PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA BAB III PENETAPAN SISTEM PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA ------------------DAFTAR PENYUSUN -----------------------------------------------------------------------------
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 2 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan kegiatan memilih dan menetapkan sistem pemilihan penyedia barang/jasa. B. Tujuan Khusus Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memastikan kondisi penerapan sistem pemilihan penyedia barang/jasa yang meliputi kegiatan menjelaskan pengertian dan batasan tentang sistem pemilihan penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara komprehensif sesuai dengan konteksnya, memastikan substansi teknis, administrasi maupun anggaran paket pekerjaan yang akan diadakan, memastikan kondisi terkini pasar barang/jasa secara cermat, memastikan kondisi penyedia barang/jasa yang berkaitan dengan paket pekerjaan yang akan diadakan secara cermat. 2. Melakukan pemilihan sistem pemilihan penyedia barang/jasa yang meliputi kegiatan mengkaji setiap sistem pemilihan penyedia secara cermat dan komprehensif persyaratan serta kesesuaiannya
dengan jenis, volume,
kompleksitas paket pekerjaan dan kondisi pasar penyedia barang/jasa, menetapkan sistem pemilihan penyedia yang paling sesuai dengan paket pekerjaan dan kondisi pasar penyedia barang/jasa secara cermat dan tepat sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, mendokumentasikan sistem pemilihan penyedia barang/jasa yang telah ditetapkan secara lengkap dengan menggunakan format dan prosedur yang berlaku.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 3 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
BAB II PERSIAPAN PENETEPAN SISTIM PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA 1. Pengertian Sistem secara etimologis atau asal usul kata sistem berasal dari bahasa latin systema atau bahasa Yunani sustema. Sistem adalah suatu rangkaian yang saling terhubung antara beberapa bagian sampai pada bagian yang terkecil, bila suatu bagian atau sub bagian tersebut terganggu, maka bagian-bagian yang lain juga akan ikut terganggu. Jadi Sistem Pemilihan Barang dan Jasa adalah suatu rangkaian tahapan proses pengadaan yang terhubung antara satu metode dengan metode lainnya sehingga menjadi satuan kesatuan. Pemahaman sistem pengadaan barang/jasa diperlukan dalam rangka kegiatan persiapan pemilihan penyedia barang/jasa. Proses persiapan pemilihan penyedia barang/jasa dilakukan setelah Rencana Umum Pengadaan ditetapkan dan dikaji ulang oleh PPK, ULP dan PP. Sistem Pemilihan meliputi kegiatan: a. Penetapan metode pemilihan; b. Penetapan metode penilaian kualifikasi; c. Penetapan metode penyampaian penawaran d. Penetapan metode evaluasi; dan e. Penetapan jenis kontrak dan tanda bukti perjanjian. Proses pemilihan perlu dilakukan mengingat penyedia barang/jasa di pasar jumlahnya banyak dengan harga dan kualitas yang bervariasi. Pembeli dalam hal ini pemerintah bertujuan memperoleh barang/jasa sesuai kebutuhan yang berkualitas dengan harga bersaing (responsive). Untuk itu, perlu dilakukan pemilihan penyedia. Salah satu kegiatan Pokja ULP/pejabat pengadaan pada tahap perencanaan pemilihan penyedia barang/jasa adalah melakukan kajian atas spesifikasi teknis, HPS, dan rancangan kontrak. Kajian ini dapat dilakukan sendiri oleh Pokja ULP/pejabat pengadaan atau dapat dilakukan bersama – sama dengan PPK. Dalam mengkaji ulang spesifikasi teknis, fokus utama dari Pokja ULP adalah memastikan apakah spesifikasi tersebut tersedia di pasar, dengan tujuan untuk Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 4 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
meminimalisasi risiko kegagalan proses pemilihan. Di samping itu, dalam rangka check and balances meskipun bukan tugas utama, Pokja ULP dapat juga melihat apakah penetapan spesifikasi teknis oleh PPK telah disesuaikan dengan kebutuhan. Penetapan spesifikasi teknis oleh PPK yang lebih tinggi dari kebutuhan (overspec) dapat berakibat pengadaan tidak efisien. Sementara itu, penetapan spesifikasi teknis oleh PPK yang lebih rendah dari
kebutuhan
(underspec) dapat berakibat tidak efektif. Pokja ULP juga perlu melakukan kajian terhadap HPS. Fokus utama Pokja ULP adalah untuk menghindari pemilihan gagal akibat dari terlalu rendahnya HPS, mark up HPS, mengarah produk tertentu, tidak berpihak produksi dalam negeri. HPS yang terlalu rendah dibandingkan harga pasar akan berakibat tidak adanya penawaran dari calon penyedia sehingga risiko proses pemilihan gagal menjadi lebih tinggi. Proses pemilihan prinsipnya dilakukan secara terbuka dan transparan sehingga menciptakan persaingan yang sehat diantara calon rekanan maka harga yang terbentuk akan merupakan harga terbaik. Namun demikian, dalam kondisi dan barang/jasa tertentu persaingan yang sehat agak sulit dijumpai, maka dari itu HPS dapat dijadikan tambahan pengendalian (compensating control) untuk menjamin terbentuknya harga terbaik. Oleh karena itu ULP dapat juga melihat apakah HPS yang ditetapkan PPK terlalu tinggi dibandingkan harga pasar karena dalam keadaan tertentu dapat berakibat harga pengadaan menjadi terlalu tinggi. Terhadap rancangan kontrak, ULP perlu memperhatikan kesesuaian jenis kontrak dengan jenis pekerjaan, karena perbedaan jenis kontrak akan berpengaruh pada proses pemilihan yang akan dilaksanakan oleh ULP, contoh: urutan penawar akan mengalami perubahan setelah koreksi aritmatik apabila jenis kontraknya harga satuan. Di samping itu, ULP juga perlu memperhatikan best practice di pasar tentang isi rancangan kontrak yang disesuakan dengan barang/jasa yang akan diadakan. Penjelasan lebih lanjut mengenai kesesuaian jenis dan isi rancangan kontrak dengan jenis pengadaan barang/jasa dibahas dalam modul tersendiri.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 5 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Apabila menurut Pokja ULP/Pejabat Pengadaan perlu ada perubahan spesifikasi, HPS, dan/atau rancangan kontrak maka diusulkan kepada PPK untuk melakukan perubahan. Pada modul ini khusus dibahas mengenai sistem pemilihan yang meliputi: a. Metode pemilihan b. Metode penyampaian dokumen c. Metode evaluasi Penyusunan dan penetapan sistem pemilihan menjadi tugas kelompok kerja ULP/pejabat pengadaan. 2. Penerapan Teori Supply Position Model dalam Penetapan Sistem Pemilihan Berdasarkan teori supply position model, barang/ jasa pada SPM dikelompokkan dalam 4 (empat) kuadran sebagai berikut: a. Kuadran Routine Tabel 1. Hubungan Kuadran Routine dengan Sistem Pemilihan
Karakteristik Barang/Jasa “Routine” Banyak Penyedia Barang/Jasanya, Barang/Jasa umumnya sudah tersedia, Barang/Jasa standar/umum, Jumlah pembelanjaan per tahun umumnya rendah, Resiko pengadaan terhadap operasional Organisasi/Instans i rendah
Metode Pemilihan
Jenis Kontrak
a. Pengadaan Langsung Nilai Pengadaan Barang/Jasa lebih kecil atau sama dengan Rp. 50 juta rupiah (K), Nilai Pengadaan Barang/Jasa sama dengan atau lebih kecil dari Rp. 200 juta rupiah, Pengadaan Langsung (B/JL/PK). b. Pelelangan Sederhana (B/JL), Pemilihan Langsung (PK) dan Seleksi Sederhana (K) dengan nilai Pengadaan Barang/Jasa lebih kecil atau sama dengan Rp. 5 milyar rupiah, c. Pelelangan/seleksi cepat (B/PK/JL/K) d. Kontes (B), Sayembara (J), e. Penunjukan Langsung (Barang/Jasa Khusus) misalkan kendaraan bermotor, obat-obatan, sewa hotel atau kantor dan lain-lain.
Kuitansi/Bukti Pengadaan Langsung, Semua jenis kontrak yang berdasarkan pembayaran (LumpSum, Harga Satuan, Gabungan, Persentase dan Turnkey), Kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggaran (Tahun Tunggal), Kontrak berdasarkan sumber pendanaan (Kontrak Pengadaan Tunggal oleh 1 (satu) PPK), Kontrak berdasarkan Jenis Pekerjaan (Kontrak Pekerjaan Tunggal).
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Kriteria Penyedia Usaha Perseorangan/ Badan Usaha Kecil dan Koperasi Kecil.
Halaman: 6 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
b. Kuadran Leverage Tabel 2. Hubungan Kuadran Leverage dengan Sistem Pemilihan Karakteristik Barang/Jasa “Leverage” Metode Pengadaan Karakteristik Penyedia Barang Banyak Penyedia Barang/Jasanya, • Barang/jasa umumnya sudah tersedia, • Barang/jasa standar/umum, • Pembelanjaan per tahun tinggi, sehingga banyak perusahaan tertarik menjadi penyedia, Resiko barang/jasa kategori ini terhadap operasional organisasi/instansi rendah
Metode Pemilihan
Jenis Kontrak
• Pelelangan Umum (B/JL,PK) dan Seleksi Umum (K), • Pelelangan/seleksi cepat ( B/PK/JL dan K) • Penunjukan Langsung (Keadaan Tertentu) untuk penanganan keadaan darurat, • Penunjukan Langsung (Barang/Jasa khusus) misalkan untuk kendaraan bermotor, obatobatan, sewa hotel, penginapan, ruang rapat, kantor atau ruang terbuka/tertutup, Kontes (B) dan Sayembara (JL/K).
• Semua jenis kontrak yang berdasarkan pembayaran (LumpSum, Harga Satuan, Gabungan, Persentase dan Turnkey), • Kontrak berdasarkan Pembebanan Tahun Anggaran (Tahun Tunggal dan Tahun Jamak), • Kontrak berdasarkan Sumber Pendanaan (Kontrak Pengadan Tunggal oleh 1 (satu) PPK dan Kontrak Pengadaan Bersama oleh beberapa PPK), Kontrak berdasarkan Jenis Pekerjaan (Kontrak Pekerjaan Terintegrasi
Kriteria Penyedia • Usaha Kecil Menengah/ Koperasi.
c. Kuadean Bottleneck Tabel 3. Hubungan Kuadran Bottleneck dengan Sistem Pemilihan Karakteristik Barang “Bottleneck”
Metode Pemilihan
• Barang/jasa yang • Penunjukan Langsung beresiko tinggi jika tidak (B/JL) (Keadaan terpenuhi terhadap Tertentu) untuk organisasi/instansi, keadaan darurat dan • Jumlah Penyedia pekerjaan yang Barang/Jasa tidak banyak, tergolong rumit • Jenis barang/jasa tidak dengan teknologi standar/khusus, khusus, pekerjaan • Tingkat belanja yang hanya bisa tahunannya kecil, dilakukan oleh satu sehingga umumnya Penyedia Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa • Penunjukan Langsung tidak melihat perusahaan (K) sebagai klien yang • Penyedia penting Barang/Jasa tunggal, Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Jenis Kontrak • Semua jenis kontrak yang berdasarkan pembayaran (LumpSum, Harga Satuan, Gabungan, Persentase dan Turnkey), • Kontrak berdasarkan Pembebanan Tahun Anggaran (Tahun Tunggal), • Kontrak berdasarkan Sumber Pendanaan (Kontrak Pengadaan Tunggal
Kriteria Penyedia • Usaha Menengah Kecil Menengah, Perusahaan Spesifik (memiliki teknologi khusus).
Halaman: 7 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Karakteristik Barang “Bottleneck”
Metode Pemilihan • Hanya bisa dilakukan pemegang hak paten. • Pelelangan Terbatas (PK) Pekerjaan tergolong rumit, diyakini jumlah Penyedia Barang/Jasa Terbatas, • Pelelangan/seleksi cepat untuk pengadaan spare part yang umum
Kode Modul
Jenis Kontrak
Kriteria Penyedia
oleh 1 PPK), • • Kontrak berdasarkan Jenis Pekerjaan (Kontrak Pekerjaan Tunggal)
• Kontes (B), Sayembara (J)
d. Kuadran Critical Tabel 4. Hubungan Kuadran Critical dengan Sistem Pemilihan Karakteristik Barang “Crtitical”
Metode Pemilihan
Jenis Kontrak
• Barang/jasa tidak • Penunjukan Langsung • Semua jenis kontrak standar atau khusus, (B/JL) (Keadaan yang berdasarkan • Jumlah Penyedia Tertentu) untuk pembayaran (LumpBarang/Jasa terbatas, • keadaan darurat dan Sum, Harga Satuan, Pilihan alternatif sedikit, pekerjaan yang Gabungan, • Belanja tahunan besar, tergolong rumit Persentase dan • Resiko barang/jasa dengan teknologi Turnkey), • Kontrak terhadap organisasi khusus, pekerjaan berdasarkan besar, yang hanya bisa Pembebanan Tahun • • Untuk barang/jasa ini, dilakukan oleh satu Anggaran (Tahun umumnya Penyedia Penyedia Barang/Jasa, Tunggal dan Tahun Barang/Jasa senang • Penunjukan Langsung Jamak), berinteraksi dengan (K) • Kontrak berdasarkan Organisasi/Instansi Sumber Pendanaan Penyedia jasa Pembeli (Kontrak Pengadaan tunggal, Tunggal oleh 1 (satu) Hanya bisa PPK dan Kontrak dilakukan pemegang Pengadaan Bersama hak paten. oleh beberapa PPK), • Pelelangan Terbatas Kontrak berdasarkan (PK) Pekerjaan Jenis Pekerjaan tergolong rumit, (Kontrak Pekerjaan diyakini jumlah Terintegrasi). Penyedia Barang/Jasanya terbatas, • Kontes (B), Sayembara Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Kriteria Penyedia • Perusahaan besar yang mempunyai keahlian khusus spesifik
Halaman: 8 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Karakteristik Barang “Crtitical”
Metode Pemilihan
Kode Modul
Jenis Kontrak
Kriteria Penyedia
(J), • Swakelola dengan Organisasi/Instansi teknis/ahli.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 9 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
BAB III PERSIAPAN PENETEPAN SISTIM PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA A. Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa 1) Metode Pemilihan Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya Dalam memilih metode pemilihan pengadaan barang/ jasa pemerintah pokja ULP/pejabat pengadaan harus memperhatikan antara lain hal-hal : a. Jenis barang/jasa yang akan diadakan,
Pokja ULP perlu memastikan jenis
barang/jasa yang diadakan apakah termasuk barang, pekerjaan konstruksi, jasa lain atau jasa konsultan. b. Jumlah penyedia yang ada di pasar semakin banyak jumlah penyedia barang/jasa di pasar, maka dipilih metode pelelangan umum. Semakin sedikit jumlah penyedia barang/jasa (1 penyedia), maka dipilih metode penunjukan langsung. c. Kompleksitas pekerjaan
yang akan dilaksanakan,
Untuk komplesitas perlu
dipastikan oleh pokja ULP apakah masuk katagori barang/jasa kompleks atau bukan kompleks. d. Nilai paket pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Pengelompokan nilai
pengadaan menjadi besar atau kecil sering kali menjadi relatif. Untuk itu dapat dibuat kategori sebagai berikut: Sangat besar (di atas Rp100 Milyar); Besar (di atas Rp. 5 Milyar s.d Rp. 100 Milyar untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lain atau di atas Rp. 200 juta s.d Rp. 100 Milyar untuk konsultan); Kecil (Rp200 juta s.d Rp. 5 Milyar untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain atau diatas Rp 50 juta s.d Rp. 200 Juta untuk konsultan), atau Sangat
kecil
(s.d
Rp200
Juta
untuk
pengadaan
barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lain atau s.d Rp 50juta untuk konsultan). e. Keadaan pada waktu berlangsungnya pengadaan yang dapat mempengaruhi metode pemilihan
Pokja ULP juga perlu memastikan apakah barang/jasa
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 10 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
diadakan pada keadaan tertentu dan/atau merupakan barang/jasa khusus, dimana proses pengadaannya bersifat khusus pula. Kekhususan dari barang/jasa tersebut
antara lain menyangkut : urgensi pemanfaatannya,
keterbatasan penyedianya, keseragaman harga maupun kerahasiaan. f. Keberadaan barang/jasa dipasar Jika barang/jasa yang tidak secara luas ada di pasar dan harga pasarnya tidak dapat ditentukan maka pengadaannya dilakukan dengan metode khusus Kondisi tersebut di atas mengakibatkan ULP perlu memilih dan menetapkan metode pemilihan yang tepat agar proses pemilihan dapat berjalan lancar sesuai dengan jenis, nilai, kompleksitas, dan keadaannya. Metode pemilihan penyedia untuk setiap jenis pengadaan barang/jasa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5. Metode Pemilihan Penyedia Metode Pemilihan A. B/PK/JL Pelelangan umum ( LU) Pelelangan terbatas ( LT) Pelelangan Sederhana ( LS) Pemilihan langsung (PL) Pelelangan cepat (PC) Penunjukkan langsung ( JL) Pengadaan Langsung (DL) Kontes ( K) Sayembara ( S) B. JK Seleksi Umum ( SU) Seleksi Sederhana (SS) Seleksi cepat (SC) Penunjukkan Langsung ( JL) Pengadaan langung ( DL) Sayembara ( S)
Barang ( B)
Pekerjaan Konstruksi (PK)
LU LT LS
Jasa Konsultan (JK)
Jasa Lain ( JL)
LU LT
LU LS
PL PC JL DL
PC JL DL K
PC JL DL S SU SS SC JL DL S
2) Penetapan Metode Pemilihan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Lelang atau tidak? Kondisi kompetisi dalam suatu pasar atas suatu barang/jasa berbeda-beda tingkatannya. Ada jenis barang/jasa yang tingkat kompetisi antar penyedia di pasar belum sepenuhnya sempurna (unperfect market) sehingga harga
yang
terbentuk
atas
barang/jasa
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
tersebut
belum
sepenuhnya Halaman: 11 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
menggambarkan harga pasar. Untuk memperoleh barang/jasa dalam kondisi seperti ini, digunakan metode pelelangan agar tercipta kompetisi yang lebih baik di antara calon penyedia sehingga diharapkan diperoleh harga yang lebih baik. Ada jenis barang/jasa yang tingkat kompetisi antara supplier di pasar sangat kompetitif (perfect market/ fair competition), maka hasil dari kompetisi yang demikian membentuk harga pasar yang lebih baik (fair market price). Untuk kondisi seperti ini, pengadaan langsung/penunjukan langsung lebih efisien dilakukan karena harga tinggal diambil dari harga pasar yang sudah terbentuk di pasar melalui mekanisme pasar yang sempurna. Berikut ini akan dijelaskan lebih terinci mengenai jenis metode pemilihan dan justifikasinya a. Pelelangan Pelelangan dapat dikatakan sebagai metode yang utama dalam pemilihan penyedia barang dan jasa. Penjelasan berikut ini menguraikan secara singkat pengertian mengenai pelelangan. Pelelangan adalah pendekatan formal yang paling banyak digunakan untuk memperoleh rekanan. Dalam suatu pelelangan terjadi komunikasi mengenai kebutuhan kepada penawar potensial. Prosesnya dilakukan dengan cara yang komprehensif, terdokumentasi, dan diikuti dengan metode pencatatan dan penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa karakterisik pelelangan antara lain:
Formality Prosesnya sangat formal, melalui prosedur yang telah ditetapkan sehingga dasar dari keputusan yang diambil menjadi transparan dan dapat diaudit.
Ethical principles Pelelangan harus berdasarkan prinsip-prinsip etika yang kuat agar dapat meminimalkan kemungkinan terjadi keberpihakan dan praktik yang tidak adil. Calon rekanan harus dipastikan diperlakukan secara sama (equal treatment).
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 12 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Promoting competition Proses lelang harus menciptakan kompetisi. Kompetisi merupakan cara yang paling efektif untuk memperoleh pengadaan yang efisien dan efektif (best value
for money). Pelelangan dapat diartikan sebagai proses pengadaan secara terbuka dengan cara calon penyedia yang dinilai mampu menyampaikan penawaran. Pengertian pelelangan dapat juga disandingkan dengan tender yaitu serangkaian kegiatan untuk meyediakan kebutuhan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan cara-cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihakpihak terkait secara taat asas sehingga terpilih penyedia yang diinginkan. Metode pelelangan merupakan salah satu implementasi prinsip pengadaan terutama prinsip terbuka, bersaing, serta efisien. Prinsip terbuka antara lain dapat dilihat dari upaya menjaring sebanyakbanyaknya calon penyedia untuk mengikuti pelelangan, prinsip bersaing antara lain terlihat dari upaya para calon penyedia menyampaikan penawaran terbaiknya yang kemudian dievaluasi oleh pokja ULP, dan prinsip efisien diharapkan terwujud dari banyaknya penawaran sehingga memperoleh harga yang paling efisien untuk barang/jasa yang diminta. Dalam suatu pelelangan, fokus utama adalah memperoleh barang/jasa sesuai spesifikasi dan dengan harga terbaik. Oleh karena itu, para calon penyedia akan berkompetisi untuk menawarkan barang/jasa sesuai spesikasi yang disyaratkan dan penawar terbaik yang akan ditunjuk sebagai pemenang lelang. Dengan fokus utama suatu pelelangan adalah memperoleh harga terbaik yang akan dipilih dari banyaknya penawaran, oleh karena itu yang sesuai dengan metode pelelangan adalah jenis pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, dan jasa lainnya sementara jasa konsultansi tidak dapat menggunakan metode pelelangan. Jasa konsultansi menggunakan metode seleksi karena dalam suatu kegiatan seleksi fokus utamanya adalah pada memperoleh kualitas terbaik. Penjelasan mengenai jasa konsultansi di bahas tersendiri dalam Bab ini. Pelelangan tidak cocok digunakan apabila diyakini penyedianya sangat sedikit, yang mana lebih efisien dilakukan dengan penunjukan langsung atau Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 13 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
pengadaan langsung. Pelelangan juga tidak cocok pada kondisi pasar atau produk yang sangat cepat berubah, atau yang memerlukan waktu cepat untuk memperoleh barang/jasa tersebut. Pelelangan dapat dilakukan dengan metode pelelangan umum, pelelangan terbatas, dan pelelangan sederhana/pemilihan langsung. Sementara metode pemilihan lain selain pelelangan adalah penunjukan langsung, pengadaan langsung, dan kontes atau sayembara. 1) Pelelangan Umum Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/ Jasa lainnya yang memenuhi syarat. Sesuai dengan teori ekonomi pasar, pada dasarnya harga sangat dipengaruhi oleh jumlah penawaran dan jumlah permintaan barang/jasa di pasar. Pada pasar persaingan sempurna penyedia barang yang ada di pasar sangat banyak, begitu juga jumlah pembeli yang ada di pasar sangat banyak. Permintaan dan penawaran akan mencapai titik keseimbangan pada harga yang paling efisien. Dalam pasar persaingan sempurna, diasumsikan bahwa jumlah penawaran dan permintaan sangat banyak dan harga bersaing. Jika penawaran makin banyak, maka harga akan cenderung turun. Berangkat dari teori pasar di atas, semakin banyak jumlah penyedia barang/jasa di pasar, maka dipilih metode pelelangan umum. Metode pelelangan umum cocok digunakan dalam kondisi antara lain: a) Barang/jasa
yang
diinginkan
dapat
didefinisikan
dengan
jelas
spesifikasinya b) Banyak supplier yang saling berkompetisi secara terbuka di pasar namun demikian kita tidak
mengetahui kelebihan satu supplier dengan supplier
lainnya c) Biaya melakukan pelelangan lebih sedikit dibanding keuntungan yang diperoleh dari
memutuskan untuk melakukan suatu pelelangan (cost
and benefit analysis) d) Harga menjadi faktor utama yang menentukan kriteria evaluasi Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 14 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Metode pelelangan umum merupakan prinsip metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. 2) Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Karakteristik jasa lainnya adalah jasa yang mengutamakan skillware. Penyedia untuk pekerjaan ini relatif cukup banyak dan pada umumnya tidak kompleks maka dari itu pada jasa lainnya tidak perlu menggunakan pelelangan terbatas. Barang/jasa yang kompleks yaitu pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus
dan/atau pekerjaan yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah). Pekerjaan yang memiliki teknologi tinggi antara lain pekerjaan yang pengoperasian atau pemeliharaannya memerlukan keahlian khusus atau peralatan yang didesain khusus. Risiko tinggi antara lain pekerjaan yang apabila mengalami kegagalan memiliki efek fatal bagi organisasi. Di samping itu, melalui penelitian yang memadai oleh personil yang memiliki kompetensi yang cukup ternyata disimpulkan jumlah penyedianya terbatas maka digunakan metode pelelangan terbatas. Apabila jumlah penyedianya diyakini cukup banyak meskipun temasuk barang/jasa kompleks maka digunakan metode pelelangan umum. Mengingat tingkat kompleksitas dan jumlah penyedia seperti telah diuraikan di atas, maka dengan pelelangan terbatas maka proses pemilihan bisa lebih fokus dan efisien untuk menghasilkan penyedia terbaik dibanding dengan pelelangan umum. Oleh karena itu, metode pelelangan terbatas hanya digunakan untuk pengadaan barang dan pekerjaan konstruksi. Untuk pengadaan jasa lainnya meskipun kompleks menggunakan metode pelelangan umum.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 15 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
3) Pelelangan Sederhana / Pemilihan Langsung Untuk paket pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dapat dilakukan dengan: a) Pelelangan Sederhana untuk pengadaan barang/jasa lainnya; atau b) Pemilihan langsung untuk pengadaan pekerjaan konstruksi. Seperti dijelaskan di atas, pada prinsipnya metode pemilihan barang dan jasa menggunakan pelelangan umum, namun demikian menjadi tidak efisien apabila paket yang kategorinya sederhana (tidak kompleks) dan nilainya kecil menggunakan metode pelelangan umum mengingat proses pelelangan umum membutuhkan waktu yang relatif panjang. Oleh karena itu pada paket yang nilai pengadaannya kecil dan kategorinya barang/jasa sederhana dapat menggunakan metode pelelangan sederhana. Nilai paket pengadaan kecil tersebut ditetapkan Perpres No. 70 Tahun 2012 sebesar paling tinggi Rp 5.000.000.000. Khusus untuk pekerjaan konstruksi terminologi yang digunakan bukan pelelangan sederhana melainkan pemilihan langsung dengan maksud yang sama. Hal ini disebabkan untuk pekerjaan konstruksi terminologi metode pemilihan telah juga dibahas pada peraturan perundangan yang lebih tinggi dan tidak mengenal pelelangan sederhana. Maka istilah pelelangan sederhana di pekerjaan konstruksi menggunakan pemilihan langsung. 4) Pelelangan cepat ( e-lelang cepat) Metode
pemilihan
penyedia
barang/konstruksi/jasa
lainnya
dengan
memanfaatkan informasi penyedia barang dan jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi dan teknis. Metode ini akan membuat lelang menjadi sangat sederhana karena waktunya singkat hanya 3 hari dan tidak diperlukan sanggahan pertama dan sanggahan banding. Dalam metode lelang cepat ini kompetisi hanya terkait dengan harga penawaran. Pelelangan ini hanya digunakan untuk pengadaan barang dan jasa yang secara teknis sederhana dan standar sehingga semua penawaran dianggap memenuhi syarat administrasi dan teknis. Untuk menggunakan Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 16 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
metode pelelangan ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSE 4. b. Penunjukan Langsung Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa. Bertolak belakang dengan prinsip pengadaan menggunakan sistem pelelangan umum, maka dengan syarat tertentu (exception from normal condition and special goods) metode pemilihan dapat dengan penunjukan langsung. Prinsip terbuka dan bersaing memang tidak menjadi alasan metode penunjukan langsung, namun demikian prinsip efisiensi dan efektivitas dapat dijadikan justifikasi metode ini. Oleh karena itu ditekankan bahwa di luar syarat yang di atur maka perlakuan khusus dengan melakukan penunjukan langsung tidak diperkenankan. Metode
penunjukan
langsung
terhadap
penyedia
barang/
pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya dapat dilakukan dalam hal: 1) Keadaan tertentu; dan/atau 2) Pengadaan barang khusus/pekerjaan konstruksi khusus/jasa lainnya yang bersifat khusus. Kriteria keadaan tertentu meliputi: 1) Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda untuk: Pertahanan negara; Keamanan dan ketertiban masyarakat; Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera, termasuk: i. Akibat bencana alam dan/atau bencana non alam dan/atau bencana sosial; ii. Dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau iii. Akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat menghentikan kegiatan pelayanan publik. Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 17 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Termasuk dalam penanganan darurat adalah tindakan
darurat
untuk
pencegahan bencana dan/atau kerusakan infrastruktur yang apabila tidak segera
dilaksanakan
dipastikan
dapat
membahayakan
keselamatan
masyarakat. Penanggulangan bencana alam dengan penunjukan langsung dapat dilakukan terhadap penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang sedang melaksanakan kontrak pekerjaan sejenis terdekat dan/atau yang dinilai mempunyai kemampuan peralatan, dan tenaga yang cukup serta berkinerja baik. Yang dimaksud dengan bencana alam antara lain: berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor; bencana non alam antara lain berupa gagal teknologi, Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat epidemi, dan wabah penyakit; dan bencana sosial seperti konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror. Penanganan keadaan darurat urgensinya sangat tinggi, kebutuhan atas barang/jasa dalam keadaan darurat tidak dapat ditunda maka dilakukan dengan penunjukan langsung. 2) Pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden. Pekerjaan ini juga termasuk yang urgensinya sangat tinggi, kebutuhan atas barang/jasa dalam keadaan ini tidak dapat ditunda karena dapat berakibat pada citra negara di mata internasional maka dilakukan dengan penunjukan langsung. 3) Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4) Kegiatan bersifat rahasia untuk kepentingan intelijen dan/atau perlindungan saksi sesuai dengan tugas yang ditetapkan dalam peraturan perundangJudul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 18 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
undangan; pekerjaan rahasia dimaksud antara memberikan
perlindungan
kepada
saksi
lain merupakan kegiatan
dan
korban
di
lembaga
perlindungan saksi dan korban atau kegiatan rahasia lain yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara, Badan
Narkotika
Nasional (BNN), dan
Lembaga Sandi Negara. 5) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) penyedia barang/jasa lainnya karena 1 (satu) pabrikan, 1 (satu) pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pemenang pelelangan untuk mendapatkan izin dari pemerintah. Yang dimaksud dengan “pelelangan untuk mendapatkan izin”
antara lain
proses penunjukan satu pengelola iklan di satu wilayah/tempat. Kriteria barang khusus/pekerjaan konstruksi khusus/ jasa lainnya yang bersifat khusus meliputi: 1) Barang/jasa
lainnya
berdasarkan tarif
resmi yang ditetapkan pemerintah;
barang/jasa lain dengan tarif resmi biasanya adalah barang yang penyedianya sangat sedikit bahkan hanya satu penyedia. Barang/jasa lain bersifat monopolistik menyangkut kepentingan hajat hidup masyarakat banyak seperti BBM, listrik, air minum. Oleh karena itu, agar efisien cukup dilakukan dengan penunjukan langsung. 2) Pekerjaan
konstruksi
bangunan
yang merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung
jawab
atas
risiko
kegagalan
bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/ diperhitungkan sebelumnya (unforeseen condition); Yang
dimaksud
dengan
unforeseen condition adalah kondisi
yang tidak
terduga yang harus segera diatasi dalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Misalnya penambahan
jumlah atau panjang tiang pancang akibat kondisi
tanah yang tidak terduga sebelumnya; atau diperlukan perbaikan tanah (soil treatment) yang cukup besar untuk landas pacu (runway) yang sedang dibangun. Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 19 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Pekerjaan atas bagian-bagian konstruksi yang bukan merupakan satu kesatuan konstruksi bangunan atau yang dapat diselesaikan dengan desain ulang tidak termasuk dalam kategori unforeseen condition. Contoh: antara pondasi jembatan (abuttment) dengan bangunan atas jembatan (girder, truss, dan sebagainya). 3) Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bersifat kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1 (satu) penyedia yang mampu; teknologi khusus yang dimaksud antara lain adalah pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus, alat khusus dalam
pembuatan, operasional, dan pemeliharaannya. Teknologi tersebut hanya dimiliki oleh satu penyedia. 4) Pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan obat dan alat kesehatan habis pakai
dalam
rangka
menjamin
ketersediaan
obat
untuk
pelaksanaan
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan; obat dan alat kesehatan habis pakai adalah barang yang urgensinya termasuk sangat urgent, sehingga tidak bisa ditunda dalam rangka menjamin pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, untuk jenis dan harga yang telah ditetapkan oleh menteri kesehatan dilakukan dengan penunjukan langsung. Contoh : Pekerjaan pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi, jagung dan kedelai serta pupuk yang meliputi urea, NPK, dan ZA kepada petani dalam rangka menjamin ketersedian benih dan pupuk secara tepat dan cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan. 5) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas kepada masyarakat; kendaraan bermotor termasuk barang yang dapat dikatakan penyedianya terbatas. Jenis dan spesifikasinya sangat khas untuk setiap merek. Oleh karena itu lebih efisien dan efektif dilakukan dengan penunjukan langsung. 6) Sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat; Sewa penginapan/hotel/ruang rapat termasuk jasa lain yang jenis dan spesifikasinya sangat khas. Setiap penyedia memiliki citra pelayanan
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 20 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
yang berbeda-beda. Oleh karena itu lebih efisien dan efektif dilakukan dengan penunjukan langsung. 7) Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan tata cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat dipertanggungjawabkan; atau 8) Pekerjaan pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang dilaksanakan oleh pengembang/developer yang bersangkutan. 9) Pengadaan pupuk dan penih dalam rangka program peningkatan ketahanan pangan yang diatur dalam perpres 172 tahun 2014.
c. Pengadaan Langsung Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung. Berbeda dengan penunjukan langsung yang merupakan perlakuan khusus (exception
from normal condition and special goods), pengadaan langsung terutama digunakan pada paket yang nilainya sangat kecil. Menjadi tidak efisien apabila dilakukan dengan pelelangan atau penunjukan langsung. Proses penunjukan langsung dilakukan oleh pokja ULP sedangkan proses pengadaan langsung cukup oleh satu orang pejabat pengadaan. Pengadaan langsung dapat dilakukan terhadap pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dengan memenuhi ketentuan berikut: 1) Kebutuhan
operasional
K/L/D/I;
Yang
dimaksud
dengan
kebutuhan
operasional K/L/D/I adalah kebutuhan rutin K/L/D/I dan tidak menambah aset atau kekayaan K/L/D/I. Dilihat dari jenis belanjanya berarti bukan belanja modal. 2) Teknologi sederhana; teknologi sederhana dapat diartikan bahwa pengguna barang/jasa
memiliki
penguasaan
yang
cukup
atas
teknologi
dari
barang/jasa yang dibeli atau dapat juga diartikan tidak perlu keahlian khusus dalam penggunaan maupun pemeliharaan.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 21 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
3) Risiko kecil; Resiko kecil dapat diartikan barang/jasa yang akan diadakan tidak punya pengaruh signifikan kepada tujuan organisasi apabila terjadi kegagalan pengadaan. 4) Dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang perseorangan dan/atau badan usaha pekerjaan yang menuntut
kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi
oleh usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi kecil. Metode pengadaan langsung dilarang dilakukan dalam memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari pelelangan. Contoh pengadaan langsung: Pengadaan laptop sebanyak 10 unit senilai Rp. 180 Juta 1) Dilihat dari nilai memenuhi syarat 2) Dilihat dari kebutuhan operasional tidak memenuhi syarat meskipun merupakan belanja modal --> boleh pengadaan langsung 3) Dilihat dari teknologi, laptop sudah dirakit dan tersedia di pasar sehingga pengadaannya dapat dikatakan bersifat sederhana karena hampir seluruh teknologinya masih impor -->boleh pengadaan langsung 4) Dilihat dari risiko, pengadaan laptop 10 unit resikonya relatif kecil --> boleh pengadaan langsung 5) Penyedianya badan usaha kecil --> boleh pengadaan langsung Kesimpulan: karena memenuhi syarat nilai dan salah satu syarat dari nomor 2 sampai dengan nomor 5, maka pengadaan laptop dapat dilakukan dengan pengadaan langsung meskipun tidak memenuhi syarat kebutuhan operasional dan teknologi tinggi. Hal ini memperjelas bahwa butir-butir persyaratan pengadaan
langsung
pada
Pasal
39
Perpres
No.
54
Tahun
2010
sekurangkurangnya ada yang dipenuhi maka dapat dilakukan pengadaan langsung.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 22 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
d. Sayembara dan Kontes Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan penyedia barang/jasa lainnya
yang merupakan
hasil industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam
negeri. Sayembara
digunakan
untuk
pengadaan
jasa
Lainnya
yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1) Merupakan proses dan hasil dari gagasan orisinal, kreativitas, inovasi, budaya dan metode pelaksanaan tertentu; dan 2) Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Perhitungan nilai pengadaan umumnya didasarkan pada perkalian volume dan harga satuan. Untuk jasa lain tertentu yang tidak ada harga satuannya menggunakan sayembara.
Kontes digunakan untuk pengadaan barang yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Barang/benda tidak mempunyai harga pasar; dan tidak mempunyai harga pasar artinya harganya sangat subjektif. Benda/barang yang sama dapat dinilai sangat berbeda oleh orang yang berbeda. Contoh: benda seni 2) Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penentuan metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya ditentukan beberapa hal antara lain: 1) Jumlah penyedia jasa
Semakin banyak jumlah penyedia barang/jasa di
pasar, maka dipilih metode pelelangan umum bila nilainya diatas 5 (lima) Milyar rupiah. Semakin sedikit jumlah penyedia barang/jasa (1 penyedia), maka dipilih metode penunjukan langsung dan tidak ada batasan nilai paket pekerjaan. 2) Nilai paket Pada prinsipnya berapa pun nilai menggunakan pelelangan umum, namun dalam rangka efisiensi maka paket yang sederhana (tidak kompleks) dengan nilai sampai Rp. 5 Milyar maka dilakukan dengan Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 23 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
pelelangan sederhana. Bahkan, jika nilai pengadaan sangat kecil (sampai dengan Rp. 200 juta), maka dengan alasan penyederhaan cukup dengan metode pengadaan langsung. Bisa jadi barang/jasa lainnya dengan nilai sampai dengan Rp. 200 juta banyak penjualnya di pasar, tetapi mengingat nilainya sangat kecil (risiko kecil), agar lebih efisien dilakukan dengan pengadaan langsung. 3) Keadaan tertentu dan barang/jasa khusus Perlakuan khusus apabila memenuhi keadaan tertentu dan barang/jasa khusus maka dilakukan dengan penunjukan langsung. Urgensi pemanfaatan barang/jasa Semakin penting (sampai dengan keadaan darurat) pemanfaatan barang, maka dilakukan penunjukan langsung; sedangkan semakin tidak penting (masih cukup waktu), harus dilakukan pelelangan. Kerahasiaan Semakin rahasia jenis pekerjaan di bidang intelejen dan perlindungan saksi maka dilakukan dengan penunjukan langsung, apabila tidak rahasia maka menggunakan metode pelelangan. 4) Ketersediaan harga pasar Untuk barang/jasa yang belum ada transaksinya di pasar, berarti penyedianya dapat dikatakan belum ada. Namun, sebenarnya barang/jasanya sudah ada atau dapat diwujudkan. Jika digunakan pelelangan umum atau penunjukan langsung, penyedianya belum ada. Untuk itu, perlu dilakukan sayembara/ kontes. Kontes dilakukan untuk pengadaan barang yang tidak mempunyai harga pasar atau tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Sayembara dilakukan untuk pengadaan jasa yang merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi, budaya dan metode pelaksanaan tertentu serta tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Alur pikir proses penetapan metode pemilihan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Prinsip metode pemilihan adalah menggunakan pelelangan umum, khusus untuk metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi dengan
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 24 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks dilakukan dengan Pelelangan terbatas. 2) Apabila paket pengadaan barang/jasa lain tidak terlalu besar (sampai dengan Rp 5 Milyar) dan tidak kompleks cukup dilakukan dengan pelelangan sederhana dan untuk konstruksi dengan pemilihan langsung. 3) Jika lpse instansi yang bersangkutan sudah menggunakan aplikasi SPSE 4 dapat juga menggunakan metode pemilihan lelang cepat (E Lelang cepat) 4) Apabila paket pengadaan sangat kecil (sampai dengan Rp200 Juta) dan merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; teknologi sederhana; resiko kecil; dilaksanakan oleh penyedia perseorangan dan/atau badan
usaha
kecil serta koperasi kecil, dan/atau tidak menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh UMKM cukup dilakukan dengan pengadaan langsung. 5) Apabila memenuhi kriteria keadaan tertentu dan barang/jasa lain/konstruksi khusus maka dilakukan dengan penunjukan langsung. 6) Apabila pengadaan benda yang tidak mempunyai harga pasar dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan dilakukan dengan kontes 7) Apabila pengadaan jasa lain yang merupakan gagasan orisinal,
proses dan hasil
dari
kreatifitas, inovasi, budaya dan metode pelaksanaan
tertentu dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan dilakukan dengan sayembara Pendekatan alur pikir lainnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menetapkan jenis barang/jasa: barang, pekerjaan konstruksi, atau jasa lainnya. Perbedaan jenis barang/jasa berbeda pula metode pemilihannya 2) Untuk jasa lainnya, apabila merupakan
proses dan hasil
dari
gagasan
orisinal, kreatifitas, inovasi, budaya dan metode pelaksanaan tertentu dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan, maka dilakukan dengan sayembara 3) Untuk barang, apabila tidak mempunyai harga pasar dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan, maka dilakukan dengan kontes
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 25 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
4) Apabila nilainya sangat kecil (sampai dengan Rp 200 Juta) dan merupakan kebutuhan
operasional
K/L/D/I;
teknologi
sederhana;
risiko
kecil;
dilaksanakan oleh penyedia perseorangan dan/atau badan
usaha
kecil
serta koperasi kecil, dan/atau tidak menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh UMKM maka dilakukan dengan pengadaan langsung. 5) Apabila memenuhi syarat keadaan tertentu dan barang/jasa lain khusus maka dilakukan dengan penunjukan langsung 6) Apabila masuk katagori kompleks dan penyedia terbatas maka dilakukan dengan pelelangan terbatas 7) Apabila tidak kompleks dan nilainya kecil (sampai dengan Rp 5 Milyar) maka dilakukan dengan pelelangan sederhana untuk barang/jasa lainnya dan untuk konstruksi dengan pemilihan langsung. 8) Selain kondisi di atas dilakukan dengan pelelangan umum 3) Metode Pemilihan Jasa Konsultan Pemilihan jasa konsultan memiliki kekhasan dibandingan jenis barang/jasa yang lain. Konsultan dipilih terutama dikarenakan kemampuannya, harga bukan merupakan hal yang utama. Oleh karena itu metode pemilihan yang utama menggunakan kata “seleksi” bukan “lelang”.
Seleksi mengandung makna
memilih yang terbaik, seperti dalam istilah seleksi pegawai yang diinginkan adalah memperoleh pegawai terbaik. Demikian halnya seleksi konsultan maka yang diinginkan adalah konsultan terbaik masalah harga dinegosiasi. Hal ini sangat berbeda ketika berbicara pelelangan yang merupakan persaingan penawaran harga untuk teknis yang diinginkan sehingga tidak fair apabila persaingan harga tersebut masih dinegosiasi. Metode seleksi untuk jasa konsultan terdiri dari seleksi umum dan seleksi sederhana. Metode pemilihan selain seleksi yaitu penunjukan langsung, pengadaan langsung dan sayembara. Seleksi Umum Seleksi Umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan
yang
dapat
diikuti
oleh semua penyedia jasa konsultansi yang
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 26 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
memenuhi syarat. Metode Seleksi Umum merupakan prinsip metode pemilihan penyedia jasa konsultansi. Seleksi Sederhana Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Seleksi konsultansi
Sederhana
dalam
hal
dapat
seleksi
dilakukan
umum dinilai
terhadap
pengadaan
jasa
tidak efisien dari segi biaya
seleksi. Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang : 1. Bersifat sederhana; dan 2. Bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Seleksi cepat ( e-seleksi cepat) Metode pemilihan penyedia jasa konsultansi memanfaatkan informasi penyedia barang dan jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi dan teknis. Metode ini akan membuat seleksi menjadi sangat sederhana karena waktunya singkat hanya 3 hari dan tidak diperlukan sanggahan pertama dan sanggahan banding. Dalam metode seleksi cepat ini kompetisi hanya terkait dengan harga penawaran. Seleksi ini hanya digunakan untuk pengadaan barang dan jasa yang secara teknis sederhana dan standar sehingga semua penawaran dianggap memenuhi syarat administrasi dan teknis. Untuk menggunakan metode seleksi ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSE 4. Penunjukan Langsung Penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dalam keadaan tertentu meliputi: 1. Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda untuk: a. Pertahanan negara; b. Keamanan dan ketertiban masyarakat;
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 27 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
c. Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera, termasuk: i. Akibat bencana alam dan/atau bencana non alam dan/atau bencana sosial; ii. Dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau iii. Akibat kerusakan
sarana/prasarana
yang dapat
menghentikan
kegiatan
pelayanan publik; 2. Kegiatan menyangkut
pertahanan negara
yang ditetapkan oleh Menteri
Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan
ketertiban
masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Pekerjaan yang
hanya
dapat
dilakukan oleh
1
(satu) penyedia jasa
konsultansi; dan 4. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin pemegang hak cipta. 5. Pekerjaan
jasa
konsultansi
di
bidang
hukum
meliputi
konsultan
hukum/advokasi atau pengadaan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu kepada pemerintah, yang sifatnya pelaksanaan pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera dan tidak dapat ditunda. Pengadaan Langsung Pengadaan langsung dapat dilakukan terhadap pengadaan jasa konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; dan/atau 2. Bernilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Metode Pengadaan Langsung dilarang dilakukan dalam memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari seleksi. Sayembara Sayembara dilakukan terhadap pengadaan jasa konsultansi
yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 28 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
1. Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi dan metode pelaksanaan tertentu; 2. Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Penentuan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi sangat ditentukan antara lain oleh: 1. Jumlah penyedia jasa Semakin banyak jumlah penyedia jasa di pasar, maka dipilih metode seleksi umum untuk nilai diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Semakin sedikit jumlah penyedia jasa (1 penyedia), maka dipilih metode penunjukan langsung tanpa batasan nilai. 2. Nilai paket Pada prinsipnya berapapun nilai menggunakan seleksi umum, namun dalam rangka efisiensi maka jasa konsultansi yang sederhana (tidak kompleks) dengan nilai sampai Rp. 200 Juta maka dengan seleksi sederhana. Jika nilai pengadaan jasa konsultansi sangat kecil sampai dengan Rp. 50 Juta, maka cukup dengan pengadaan langsung. 3. Keadaan tertentu Perlakuan khusus apabila memenuhi keadaan tertentu maka dilakukan dengan penunjukan langsung. 4. Ketersediaan harga satuan Untuk jasa konsultansi yang belum ada harga satuannya di pasar, dilakukan sayembara. Sayembara dilakukan untuk pengadaan jasa yang merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi, budaya dan metode pelaksanaan tertentu serta tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Alur pikir proses penetapan metode pemilihan jasa konsultan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Prinsip metode pemilihan adalah menggunakan seleksi umum. 2. Apabila paket pengadaan tidak terlalu besar (sampai dengan Rp 200 Juta) dan sederhana cukup dilakukan dengan pelelangan sederhana. 3. Apabila paket pengadaan kecil (sampai dengan Rp 50 Juta) dan merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I cukup dilakukan dengan pengadaan langsung.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 29 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
4. Apabila memenuhi kriteria keadaan tertentu maka dilakukan dengan penunjukan langsung. 5. Apabila pengadaan jasa lain yang merupakan proses dan hasil dari gagasan orisinal, kreativitas, inovasi, dan metode pelaksanaan tertentu dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan dilakukan dengan sayembara. B. Metode Penyampaian Penawaran Penyedia Barang/Jasa Kelompok kerja ULP/pejabat pengadaan menyusun dan menetapkan metode pemasukan dokumen penawaran yang meliputi: 1. Metode satu file; 2. Metode dua file; atau 3. Metode dua tahap. Berbedanya jenis metode penyampaian penawaran terutama disebabkan kepentingan penilaian teknis. Kerumitan penilaian teknisnya dan pengaruh harga terhadap penilaian teknis menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan. Hal ini berimbas kepada jenis metode penyampaian dokumen. Semakin sederhana penilaian teknis maka menggunakan satu file sementara semakin rumit dan membutuhkan waktu yang lama dalam penilaian teknis maka menggunakan dua file atau dua tahap. Penilaian harga yang tidak berpengaruh pada penilaian teknis maka menggunakan satu file sebaliknya menggunakan dua file atau dua tahap. Metode Satu file Metode satu file adalah penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis, dan penawaran harga
yang dimasukan
ke
dalam 1 (satu) file kepada Kelompok kerja ULP/pejabat pengadaan. Metode satu file digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 30 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
1. Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah ditetapkan Pemerintah; 2. Pengadaan jasa konsultansi dengan KAK yang sederhana; Misalnya pekerjaan perencanaan bangunan sederhana, pekerjaan pengawasan bangunan sederhana dan pengadaan jasa penasehatan perorangan ; atau 3. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan. Misalnya pengadaan mobil, sepeda motor, dan pembangunan gedung. Selain pengadaan barang/jasa yang sederhana metode satu file digunakan dalam penunjukan
langsung
pengadaan
langsung/kontes/sayembara.
Proses
penunjukan langsung, pengadaan langsung, kontes dan sayembara relatif lebih sederhana
dibanding
pelelangan/seleksi.
Proses
penilaian
teknis
tidak
ditandingkan dengan yang lainnya sehingga pengaruh harga terhadap penilaian teknis relatif tidak ada. Oleh karenanya cukup menggunakan satu file. Metode Dua file Metode dua file adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam file I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam file II, dan disampaikan/dikirimkan kepada Pokja ULP. Metode dua file digunakan untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga , dan digunakan untuk: 1. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi /jasa lainnya yang
menggunakan
evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis. 2. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau b. pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 31 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Metode Dua Tahap Metode dua tahap adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam file I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam file II, dimana penyampaian penawaran tahap II (Harga) dilakukan hanya oleh peserta yang dinyatakan lulus evaluasi tahap I (Evaluasi Administrasi dan Teknis) . Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pekerjaan bersifat kompleks; Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain
khusus
dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp
100.000.000.000,00 (seratus miliyar rupiah). 2. Memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya; 3. Mempunyai beberapa alternatif
penggunaan sistem dan desain penerapan
teknologi yang berbeda; 4. Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau 5. Membutuhkan penyetaraan teknis . Contoh pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang menggunakan metode penawaran dua tahap antara lain untuk pengadaan pesawat terbang, pembangunan pembangkit tenaga listrik, perancangan jembatan bentang lebar, dan penyelenggaran acara (event organizer) pameran berskala internasional. Alur pikir proses penetapan metode penyampaian dokumen dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Tetapkan jenis barang/jasa, untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain dapat
menggunakan
satu
file,
dua
file,
dua
tahap.
Jasa
konsultansi
menggunakan satu file atau dua file.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 32 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
2. Tetapkan tingkat kompleksitas, semakin kompleks menggunakan metode dua tahap dam semakin sederhana cukup menggunakan satu file. Namun demikian untuk pekerjaan kompleks jasa konsultan cukup menggunakan dua file. Metode dua tahap tidak digunakan di jasa konsultan karena secara umum proses evaluasi teknis pekerjaan kompleks untuk konsultan membutuhkan waktu relatif lebih singkat dibandingkan pekerjaan kompleks lainnya. 3. Pengaruh harga terhadap teknis, apabila tidak ada menggunakan satu file dan sebaliknya menggunakan dua file. 4. Apabila barang yang diinginkan harga berfluktuatif karena waktu, karena efek tingkat kurs yang fluktuatif maka sebaiknya menggunakan dua tahap, supaya penawaran yang diberikan menggambarkan harga terkini. 5. Apabila
biaya
penyusunan
penawaran
tinggi
maka
sebaiknya
juga
menggunakan dua tahap agar tidak merugikan penyedia yang ternyata tidak lolos teknis. C. Penetapan Metode Evaluasi Penawaran 1) Metode Evaluasi Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya Evaluasi yang dilakukan oleh Pokja ULP meliputi dua dokumen yaitu: 1.
Evaluasi
atas
dokumen
kualifikasi
merupakan
proses
penilaian
kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa. 2.
Evaluasi atas dokumen penawaran merupakan proses penilaian
terhadap barang/jasa yang ditawarkan oleh calon penyedia. Bagian ini membahas metode evaluasi untuk dokumen penawaran, sementara pembahasan metode kualifikasi dibahas dalam Bab II Penetapan metode evaluasi
penawaran
dalam
pemilihan
penyedia
barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia Barang/ Pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas: 1.
Sistem gugur;
2.
Sistem nilai; dan
3.
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 33 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Sistem Gugur Sistem gugur merupakan evaluasi penilaian
penawaran dengan cara
memeriksa dan membandingkan dokumen Penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia
barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan kewajaran harga.
Terhadap penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur. Metode evaluasi penawaran dengan sistem gugur merupakan prinsip untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. Sistem Nilai Sistem nilai merupakan evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai, berdasarkan kriteria dan bobot
yang
telah
ditetapkan
dalam
dokumen
pemilihan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, kemudian membandingkan
penyedia jumlah
perolehan nilai dari para peserta. Contoh evaluasi sistem nilai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Evalasi Sistem nilai Evaluasi sistem nilai Pengadaan barang (dengan bobot teknis 30 % dan harga 70 %), HPS Rp. 3 milyar No Kriteria Bagian 1 Harga suku dari cadang/Spare file I part (makin maham poin semakin kecil) 2 Kedekatan/jumlah bengkel 3 Lama garansi 4 Desain teknis/kinerja Jumlah File II
Harga
Bobot 10
PT. Y 6
PT. X 10
PT. Z 7
PT. W 7
PT. H 6
6
3
8
4
6
5
7 5
3 4
7 5
2 3
3 3
3 3
30
16
30
19
19
17
70
70
59
64
64
67
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 34 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
100
PT Y
Rp. 2.300.000.000
Poin 70
X Z W H
2.710.000.000 2.350.000.000 2.500.000.000 2.400.000.000
59 69 64 67
Evaluasi
sistem
nilai
86 II
89 I
83 III
83
84
Dalam sistem nilai yang menawarkan murah belum tentu menang
digunakan
untuk
pengadaan
konstruksi/jasa lainnya yang memperhitungkan
barang/pekerjaan
keunggulan teknis sepadan
dengan harga, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis. Sistem Penilaian Selama Umur Ekonomis Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis merupakan evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, kemudian
nilai unsur-unsur
tersebut dikonversikan kedalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Evaluasi sistem penilaian biaya selama umur ekonomis digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang memperhitungkan faktor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan jangka waktu operasi tertentu. Contoh evaluasi sistem biaya selama umur ekonomis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Metode Evaluasi dengan Biaya Selama Umur Ekonomis Bagian dari No Kriteria PT. X PT. Z PT. W file 1 Biaya operasional 2.200 2400 2800 2 Biaya 2.400 3000 3200 Pemeliharaan Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 35 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
3 File II
Nilai Sisa Harga penawaran ( setelah koreksi
Kode Modul
600 4.000 3000
500 4900 2700
300 5700 2700
7.000 I
7.600 II
7.700 III
Berarti selama 5 tahun hanya menghabiskan anggaran senilai Rp. 7 miliar Dalam metode ini yang menawarkan murah belum tentu menang Metode penyampaian dokumen dua tahap dapat menggunakan metode evaluasi sistem gugur, sistem nilai, atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. Alur pikir pemilihan metode evaluasi untuk barang pekerjaan konstruksi dan jasa lain: 1. Alasan yang mendasari pemilihan metode evaluasi adalah kompleksitas barang/jasa. Semakin sederhana barang/jasa yang diadakan, maka digunakan sistem gugur. Jika barang/jasa semakin kompleks, dapat dipertimbangkan untuk memilih salah satu dari dua sistem yang lain. 2. Apabila pekerjaan kompleks disebabkan volumenya besar sehingga nilai paketnya juga besar namun pekerjaannya tidak rumit misalnya pekerjaan jalan yang karena panjangnya sehingga nilainya di atas Rp. 100 Milyar. Pekerjaan tersebut katagorinya tidak rumit meskipun nilai pekerjaannya besar. Dalam hal seperti ini maka dapat menggunakan sistem gugur. 3. Jika barang bersifat kompleks dan memiliki masa manfaat lebih 3-5 tahun serta memerlukan biaya operasional, pemeliharaan, dan nilai sisa untuk dijual yang dapat diprediksi dengan baik, maka lebih cocok digunakan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. Contohnya: peralatan dan mesin turbin dan sejenisnya. 4. Adapun barang kompleks yang memiliki masa manfaat kurang dari 3 tahun, mengutamakan kualitas, serta tidak dapat memprediksi biaya pemeliharaan dan operasionalnya di masa mendatang, dapat digunakan sistem nilai. 2) Metode Evaluasi Jasa Konsultansi Penetapan Metode Evaluasi Penawaran dalam Pemilihan
Penyedia Jasa
Konsultan Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 36 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Pemilihan metode evaluasi konsultan terutama didasarkan pada tingkat kualitas konsultan yang dibutuhkan. Tingkat kualitas tergantung dari kompleksitas pekerjaan. Untuk dapat memperoleh tingkat kualitas yang diinginkan maka penilaian teknis lebih mendapat penekakan dibandingkan harga. Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menggunakan: 1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas; 2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya; 3. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran; atau 4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah. Metode Evaluasi Berdasarkan Kualitas Metode evaluasi berdasarkan kualitas adalah evaluasi penawaran berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Evaluasi berdasarkan kualitas terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4. Evaluasi Berdasarkan Kualitas No
Nama
1 2 3 4 5
Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C Perusahaan D Perusahaan E
Nilai Teknis 90 91 88 80 94
Passing Grade 90 90 90 90 90
Kelulusan L L TL TL L
Peringkat
Keterangan
III II
I
Diundang klarifikasi negosiasi
untuk dan
Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pekerjaan yang: 1.
Mengutamakan kualitas penawaran teknis sebagai faktor yang menentukan terhadap hasil/ manfaat (outcome) secara keseluruhan; dan/atau
2.
Lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK.
Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan evaluasi berdasarkan kualitas contohnya adalah jasa konsultansi yang bersifat kajian makro (masterplan roadmap), penasihatan (advisory), perencanaan dan pengawasan pekerjaan kompleks, seperti desain pembuatan pembangkit tenaga listrik, perencanaan terowongan di bawah laut, dan
desain
pembangunan
bandar
udara
internasional. Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 37 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Metode Evaluasi Berdasarkan Kualitas dan Biaya Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah evaluasi penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang: 1.
Lingkup, keluaran (output), waktu penugasan dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK; dan/atau
2.
Besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat.
Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya, contohnya adalah desain jaringan irigasi
primer,
desain
jalan,
studi
kelayakan, konsultansi manajemen, dan supervisi bangunan non- gedung. Tabel 5. Evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya No
1 2 3 4 5
Nama
Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C Perusahaan D Perusahaan E
Nilai Teknis
Passing Grade
75 70 65 68 58
60 60 60 60 60
Kelulusan
L L L L TL
Harga
90 92 80 86 -
Bobot Teknis 80 % 60 56 52 54,4 -
Gabungan
Peringkat
77,8 73,4 72,0 73,0 -
I II IV III
Harga 20 % 17,8 17,4 20 18,6 -
Metode Evaluasi Berdasarkan Pagu Anggaran Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran adalah evaluasi
penawaran
berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran digunakan untuk pekerjaan yang: 1.
Sudah ada aturan yang mengatur (standar);
2.
Dapat dirinci dengan tepat
dan jelas mengenai waktu penugasan,
kebutuhan tenaga ahli, dan input lainnya.; atau 3.
Anggarannya tidak melampaui pagu tertentu. Tabel 6. Evaluasi Berdasarkan Pagu Anggaran
No
Nama
1 2 3
Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C
Nilai Teknis 75 70 65
Passing Grade 60 60 60
Kelulusan
Harga
L L L
90 92 83
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Pagu anggaran 85 85 85
Kelulusan
Peringkat
TL TL L
II Halaman: 38 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
4 5
Perusahaan D Perusahaan E
68 66
60 60
Kode Modul
L L
86 84
85 85
TL L
I
Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan evaluasi berdasarkan pagu anggaran, contohnya adalah pekerjaan desain dan supervisi bangunan gedung serta pekerjaan survei dan pemetaan skala kecil. Metode evaluasi berdasarkan Biaya Terendah Metode evaluasi biaya terendah adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya diatas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Tabel 7. Evaluasi Berdasarkan Biaya Terendah Evaluasi berdasarkan biaya terendah sebagai berikut : No
Nama
1 2 3 4 5
Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C Perusahaan D Perusahaan E
Nilai Teknis 75 70 65 68 58
Passing Grade 50 50 50 50 50
Kelulusan
Harga
L L L L L
90 92 85 86 84
Peringkat IV VI II III I
Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah sebagaimana dimaksud digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar. Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan evaluasi berdasarkan biaya terendah, contohnya adalah desain dan/atau supervisi bangunan sederhana dan pengukuran skala kecil. Alur pikir pemilihan metode evaluasi untuk jasa konsultan tergambar dalam tabel berikut ini Tabel 8. Alur Pemilihan Metode Evaluasi Sifat pekerjaan Komplek
Metode Evaluasi Kualitas
Dasar Penilaian Kualitas teknis ternaik
Pembobotan Teknis Harga Ya -
Kualitas dan Biaya
Gabungan kualitas teknis dan biaya
Ya
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Ya
Contoh pekerjaan Perencanaan terowongan bawah laut Desain Bandara internasional Desain pembangkit tenaga nuklir Desain jaringan irigasi primer Desain jalan Studi kelayakan Konsiltansi manajemen Halaman: 39 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Sifat pekerjaan
Metode Evaluasi
Kode Modul
Dasar Penilaian
Pembobotan Teknis Harga
Sederhana
Pagu Anggaran
Kualitas teknis terbaik, harga = < pagu anggaran
Ya
-
Sangat Sederhana
Biaya terendah
Harga paling rendah dan telah lulus penawaran teknis
Ya
-
Contoh pekerjaan Supervisi bagunan non gedung Desain dan supervise bangunan gedung Survey dan pemetaan skala kecil Pekerjaan lain lain yang serupa Desain dan atau supervisi bangunan sederhana Pengukuran skala kecil
D. Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi Pada Sub Bab ini dibahas mengenai penetapan metode penilaian kualifikasi yang meliputi: 1. Prakualifikasi, atau 2. Pascakualifikasi. Evaluasi yang dilakukan oleh Pokja ULP meliputi dua dokumen yaitu evaluasi atas dokumen kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa dan evaluasi atas dokumen penawaran merupakan proses penilaian terhadap barang/jasa yang ditawarkan oleh calon penyedia. Evaluasi atas dokumen kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: 1. Waktu pelaksanaan evaluasi a. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran. b. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran. 2. Metode evaluasi kualifikasi a. Sistem gugur, merupakan cara evaluasi kualifikasi dengan membandingkan dokumen kualifikasi yang disampaikan penyedia dengan persyaratan yang diminta dalam dokumen kulaifikasi. Digunakan untuk menilai persyaratan administrasi kualifikasi antara lain ijin usaha, NPWP, laporan pajak tahunan,
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 40 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
daftar direkri, daftar komisisari, alamat peyedia dll. Siistem gugur Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. b. Sistem nilai, merupakan cara evaluasi kualifikasi dengan memberikan nilai pada setiap persyaratan yang dipenuhi oleh peserta. Tujuan dari sistem nilai ini adalah untuk mendapatkan peringkat peserta yang lulus kualifikasi. Khusus pekerjaan konsultan, setelah penyedia lulus persyaratan administrasi kualifikasi, dilanjutkan dengan evaluasi kualifikasi teknis dengan menggunakan sistem nilai untuk mendapatkan calon penyedia yang dianggap paling mampu melaksanakan pekerjaan (shortlist) yaitu 3 -5 penyedia. Unsur evaluasi yang digunakan adalah No
Unsur Evaluasi
Bobot
1
Pengalaman sejenis
40 – 55 %
2
Kesesuaian nilai pekat pekerjaan dengan pekerjaan yang sedang di kompetisikan
35 – 45 %
3
Pengalaman di lokasi yang sama
5 – 15 %
4
Domisili Perusahaan induk (kecuali DKI Jakarta)
5%
Prakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut: 1. Pemilihan penyedia jasa konsultansi; Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pemilihan jasa konsultansi menekankan pada kualitas konsultan, maka lebih sesuai apabila dilakukan evaluasi kualifikasi terlebih dahulu untuk mendapat shortlist calon penyedia yang kompeten dan memiliki kemampuan usaha dan syarat lainnya. 2. Pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bersifat kompleks melalui pelelangan umum; Barang/jasa yang bersifat kompleks memiliki risiko tinggi, oleh karena itu dalam rangka mengurangi risiko kegagalan maka dilakukan penilaian kualifikasi terlebih dahulu. 3. Pemilihan
penyedia
barang/pekerjaan
konstruksi/jasa
lainnya
yang
menggunakan metode penunjukan langsung, kecuali untuk penanganan darurat;
Pada proses penunjukan langsung,
pemilihan penyedia tidak
dilakukan dengan membandingkan penawaran antar calon penyedia oleh karena Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 41 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
itu perlu dipastikan terlebih dahulu apakah rekanan yang ditunjuk langsung tersebut memenuhi kualifikasi. Khusus penunjukan langsung alasan darurat karena level urgensinya yang luar biasa maka tidak mungkin dilakukan proses kualifikasinya terlebih dahulu. 4. Pemilihan penyedia melalui pengadaan langsung, kecuali untuk pengadaan langsung barang/ jasa lainnya Senada dengan proses penunjukan langsung, dalam proses pengadaan langsung pekerjaan konstruksi dilakukan dengan tidak membandingkan penawaran antar calon penyedia oleh karena itu perlu dipastikan terlebih dahulu apakah rekanan tersebut memenuhi kualifikasi. Untuk pengadaan langsung barang dan jasa lainnya memiliki risiko kegagalan lebih kecil dibandingkan konstruksi maka agar prosesnya lebih sederhana cukup dengan pascakualifikasi Dari penjelasan di atas maka metode pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut: 1. Pelelangan umum, kecuali pelelangan umum untuk pekerjaan kompleks; 2. Pelelangan sederhana/pemilihan langsung; dan 3. Pemilihan penyedia jasa konsultansi perorangan. Alasan utama cukup dengan pascakualifikasi adalah penyederhanaan proses karena risikonya tidak terlalu besar. Ikhtisar pemilihan metode penilaian kualifikasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 9. Ikhtisar Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi Metode Pemilihan Pascakualifikasi Prakualifikasi Pelelangan Pelelangan Kompleks dan terbatas umum/sederhana, pemilihan langsung Seleksi Seleksi Sederhana badan Seleksi umum badan usaha dan konsultan usaha Perorangan Penunjukkan Darurat Bukan darurat langsung Pengadaan langsung Barang dan jasa lainnya Konstruksi dan konsultan Kaitan antara Metode Kualifikasi dengan Sistem Pengadaan Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 42 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Kaitan antara metode pemilihan, cara penyampaian dokumen penawaran, metode evaluasi penawaran dan metode kualifikasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Sistem Gugur Sistem nilai Biaya umur ekonomis Gugur dengan ambang batas Nilai dengan ambang batas kualitas Kualitas dan biaya Pagu anggaran
V V
V V V V V V V V V
Tim Juri Keterangan
Dua tahap
Dua file
Tidak kompleks Kompleks Pascakualifikasi Prakualifikasi Satu file
Jenis barang/Jasa dan Metode pemilihan
Biaya terendah
Tabel 10. Kaitan antara Metode Kualifikasi dengan Sistem Pengadaan
Barang 1. Pelelangan umum 2. Pelengan terbatas 3. Pelengan sederhana 4. Pelelangan cepat 5. Penunjukan langsung 6. Pengadaan langsung 7. Kontes
V
V V V
V
V V V
V V V
V V V
V
V V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Pekerjaan Konstruksi 1. Pelelangan umum 2. Pelengan terbatas 3. Pemilihan langsung 4. Pelelangan cepat 5. Penunjukan langsung 6. Pengadaan langsung Jasa Lainnya 1. Pelelangan umum
V
V V V
V
V
V V V
V V
V
V V V V V V V V V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V
V
V 2. Pelengan
V V V V V
V
V
V
V
V V V V
V
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
V V V
V
V Halaman: 43 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
sederhana 3. Pelelangan cepat 4. Penunjukan langsung 5. Pengadaan langsung 6. Kontes
Kode Modul
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jasa Konsultan 1. Seleksi Umum
V V
2. Seleksi Sederhana 3. Seleksi cepat
V
4. Penunjukkan langsung 5. Pengadaan langsung 6. Sayembara 7. Perorangan
V V
V
V V V
V
V V V
V V
V V
V
V
V
V V V
V
V
V
V
V
V V
V V
Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ Jasa lain dengan nilai sampai dengan Rp. 5 Milyar dan tidak kompleks maka seperti dijelaskan di atas menggunakan pascakualifikasi. Namun demikian perlu mendapat pengecualian apabila pekerjaan sampai dengan nilai Rp. 5 Milyar dan ternyata memenuhi kategori kompleks (bukan dari nilai), maka menggunakan prakualifikasi. Berdasarkan ketentuan dan kondisi tersebut diatas maka ditetapkan sistem pemilihan/pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultansi sebagai berikut: a. Sistem Pemilihan/Pengadaan Barang 1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi, satu file, evaluasi sistem gugur 2. Pelelangan umum secara pascakualifikasi, dua file, evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 3. Pelelangan umum prakualifikasi, satu file, evaluasi sistem gugur 4. Pelelangan umum prakualifikasi, dua file, evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 5. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 6. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem gugur dengan ambang batas Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 44 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
7. Pelelangan terbatas prakualifikasi, satu file, evaluasi sistem gugur 8. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua file dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 9. Pelelangan terbatas secara prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem nilai dengan ambang batas 10. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem gugur dengan ambang batas 11. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi, satu file, evaluasi sistem gugur 12. Pelaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung dan pengadaan langsung 13. Kontes b. Sistem Pemilihan/Pengadaan Pekerjaan Konstruksi 1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi satu file evaluasi sistem gugur 2. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode dua file dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 3. Pelelangan umum prakualifikasi metode satu file dengan evaluasi sistem gugur 4. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua file dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 5. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem gugur dengan ambang batas 6. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 7. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode satu file dengan evaluasi sistem gugur 8. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua file dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 9. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem gugur dengan ambang batas 10. Pemilihan langsung secara pascakualifikasi metode satu file dengan evaluasi sistem gugur Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 45 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
11. Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi melalui penunjukan langsung dan pengadaan langsung c. Sistem Pemilihan/Pengadaan Jasa Lainnya 1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu file dengan evaluasi sistem gugur 2. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode dua file dengan evaluasi sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 3. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua file dan evaluasi sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 4. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem gugur dengan ambang batas 5. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 6. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu file dengan evaluasi sistem gugur 7. Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui penunjukan langsung atau pengadaan langsung 8. Sayembara d. Sistem Pemilihan/Pengadaan Jasa Konsultan Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha 1. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua file 2. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya serta metode evaluasi pagu anggaran dua file 3. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu file . 3. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu anggaran satu file 4. Penunjukan langsung satu file 5. Pengadaan langsung 6. Sayembara
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 46 dari 47
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa
Kode Modul
Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan 1. Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu file 2. Seleksi sederhana metode evaluasi kualitas satu file 3. Penunjukan langsung satu file 4. Pengadaan langsung 5. Sayembara
Kesimpulan Sistem Pemilihan Barang dan Jasa adalah suatu rangkaian tahapan proses pengadaan yang terhubung antara satu metode dengan metode lainnya sehingga menjadi satuan kesatuan. Sistem Pemilihan meliputi kegiatan: 1. Penetapan metode pemilihan; 2. Penetapan metode penilaian kualifikasi; 3. Penetapan metode penyampaian penawaran 4. Penetapan metode evaluasi; dan 5. Penetapan jenis kontrak dan tanda bukti perjanjian.
Judul Modul: Menetapkan Sistem Pemilihan Penyedia PBJ Buku Informasi Versi: April 2016
Halaman: 47 dari 47