Artikel Penelitian
Penilaian Integrin crvB3 Jaringan Endometrium Perempuan Infertil secara f munohistokimia
Nurhuda Makmal krpadu Imunoendokrinologi, Fakultas Kedokteran (Jniversitas Indonesia
Abstrak: Keberhasilan implantasi dan plasentasi merupakan faktor yang penting untuk kelangsungan kehamilan. Oleh sebab itu proses implantasi memerlukan lingkungan endometrium yang optimal untuk menerima implan. Saat ini telah diketahui marker imunologis yang ditampilkan pada saat jendela implantasi terbuka yaitu integrin uvB3. lntegrin avp3 merupakan protein adhesi yang berperan dalam pada komunikasi antar sel tropoblas dengan sel epitel endometrium pada saat terjadi implantasi. Mengingat bahwa integrin ini berperan sebagai petanda reseptivitas endometrium maka penilaiannya terhadap perempuan infertil sangat penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai tampilan integrin av B3 i aringan endometrium perempuqn infertil fase luteal. Sampel penelitian adalah perempuan infertil yang datang ke poliklinik Yqsmin RSCM FKUI dan menjalani pemeriksaan rutin untuk infertilitas. Sebanyak 45 sampel perempuan infertile usia 20-46 tqhun dilakukan biopsijaringan endometrium. Hasil biopsi selanjutnya dianalisis tampilan integrin avB3 secara imunohistokimia di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKtlI, Jakqrta. Hasil penilaian integrin dievaluasi untuk mendapatkan H-score. Nilai tampilan integrin yang diperoleh yaitu antara 0-4 dengan kisaran 0-1 (15,55%0), I-2 (61,40%0), nilai 2-3 (s,ss%") dan nilai 3-4 (u.jI%o). Berdasarkan hasil yang diperoleh ternyata tampilan integrin pada jaringan endometrium perempuan infertit menunjukkan intensitas sedang (64,40%). Kata Kunci: Integrin wB3, Endometrium, Infertilitas, Teknik Imunohsitokimiq
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor:
11, Nopember 200?
385
Jar ingan Endometrium P er empuan Infert
il
sec
ar
a Imunohist okimi a
Evaluation of Integrin ovB3 Endometrial Tissue in Women Infertile by Immunohistochernistry Technique Nurhuda Integrated Laboratory Immunoendocrinologlt Faculty of Medicine Uniyersity of Indonesia
Abstract: Successful implantation and placentation are important factors neededfor pregnancy. Therefore, an optimal endometrial condition is neededfor success iniplantation process. Recently, several morphologic and biologic marker can be used as marker of the implantation window. One of these which is highly expressed at lutheal phase of endometrium, namely, intregrin avB3. Integrin atpj is a protein adhesion molecule which play an important role in communication between trophoblast cell and endometrial epithelium cell during implantation process. Expression ofintegrin atB3 may be used as a determinationfactorfor endometrial receptiveness, thus itwas important to evaluate integrin leyel in infertile y)omen. The aim ofthis study is to evaluate the expression ofintegrin avB3 in endometrium oflutheal phase ofinfertilewomen. Research subjects were infertile womenwho came to Yasmin Clinic RSCM-FK{}L Forty-five infertile wrmten, 20-4l
years-old, underwent biopsy of endometrium at lutheal phase. The endometrial tissues were
processed and immuno-stained at Makmal Integrated Laboratory Faculty of Medicine University of Indonesia. The staining results were assessed based on H-score system. Five endometrium tissue sample (1 1 , I 1 %o) expressed very strong intensity, 4 sample (s,8s%o) showed strong staining intensity, 29 sample (6,1,40%") revealed a medium staining intensity and 7 sample (l 5,55%") revealed low-staining intensity. The expression ofintegrin avB3 in endometrial tissue ofinfertite women revealed a medium staining intensity (64,40%").
Keywords: Integrin avp3, Endometrial tissue,,vyomen infertile, immunohistochemistry technique
Pendahuluan
Kehamilan tidak mungkin terjadi tanpa keberhasilan impf antasi dan plasentasi. Implantasi adalahpenggabungan
embrio (trofoblas dengan dinding endometrium, penetrasi awal epitel dan kemudian penetrasi pada sistem sirkulasi darah ibu untuk membentuk plasenta). Proses ini dibatasi tempat dan waktu yaitu 2-3 hari setelah telur dibuahi, kemudian masuk ke dalam uterus pada hari ke l8-19 siklus haid. Setelah itu embrio akan tertanam pada permukaan rongga uterus/endometrium.1,2 Agar proses-proses ini dapat berlangsung secara normal diperlukan lingkungan en-
dometrium yang optimal untuk menerima blatoskis. Lingkungan inidjkera_ldengan pndela
jm
plantasiatau zz-
plantation window dan hanya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek yaitu hari ke 19 sampai hari ke 2 I siklus haid.3-5
Endometrium merupakan organ atau struktur yang aktif dan dipengaruhi oleh hormon yang berperan penting dalam proses implantasi dan kehamilan. Selama siklus haid endometrium mengalami berbagai perubahan yang diperlukan
untuk implantasi embrio. Reseptivitas endometrium atau
386
jendela implantasi terbuka ditandai oleh beberapa petanda seperti morfologi dan petanda biologi (biomarker). Salah satu petanda biologi yang muncul saat jendela implantasi terbuka adalah integrin. Integrin merupakan protein molekul adhesi yang berperan sebagai perantara pengikatan sel-sel dan dcagaiperantarapebkatan kem atjk eksba.el-rler ECM )g,? Dari beberapa penelitian diperlihatkan bahwa keleniar endometrium mengeluarkan banyak molekul integrin dengan daerah yang berbeda-beda dalam lapisan endometrium. Integrin avB3 merupakan subunit yang spesifik muncul pada epitel endometrium hanya setelah hari ke 19 siklus haid, sebagai tanda terbukanyajendela implantasi s Defek pada reseptivitas endometrium menjadi salah satu penyebab infertilitas, terutama berkaitan dengan defek fase
luteal, hidrosalping, endometriosis, radang panggul dan infertilitas dengan penyebab yang belum diketahui.e-ra Oleh sebab itu penilaian integrin ini pada perempuan infertil dapat
menggambarkan kondisi endometrium optimal untuk
menerima implantasi blastokis. penelitian yang dilakukan Lessey et el,rs memeriksa 1501 biopsi endometrium pada perempuan infertil dan fertil yang diambil saat jendela
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor:
ll,
Nopember 2007
J ar ing an En d om e tr ium
implantasi terbuka yang dinilai secara histologis dan imunohistokimia didapatkan 23oh (255 sediaan) memiliki maturasl epitel kelenJar, tetapl tldak clltemukan tampilan integrin uvB3 endometrium. Meyer et allt meneliti perempuan infertil dengan hidrosalping. Biopsi endometrium dilakukan saat jendela implantasi terbuka, kemudian dinilai secara histologis dan imunohsitokimia, didapatkan hasil bahwa secara nyata tampilan integrin avB3 endometrium kurang atau lebih sedikit dibandingkan konhol. Penelitian tentang ekspresi integrin pada perempuan yang menjalani program IVF didapatkan bahwa ekspresi integrin ovB3 yang rendah dapat menurunkan keberhasilan implantasi, walaupun beberapa pasien tetap hamil meskipun pewarnaan sediaan negatif.r6 Berdasarkan hal di atas maka pengembangan penilaian integrin crvB3 endometrium perempuan infertil penting untuk dilakukan. Jika diketahui pola tampilan intgerin ini maka dapat dinilai keadaan reseptivitas endometrium, sehingga dapat dibuat rencana penatalaksanaan infertilitas secara baik. Selain itu juga dapat dipilih waktu yang tepat untuk melakukan bantuan reproduksi (inseminasi intrauterin atau pemindahan enrbrio pada in vitro fertilisasi) agar implantasi dapat berhasil.
P er emp u
an I nfer t il
sec
qr
q I m un o his
to
kim i a
menit, dan dicuci kembali dengan air mengalir. Kemudian sodiaan dimasukkan dalam c atrat refrieval antigen y trisodiun sftrat buffbr 0, I M pacta mlcrowave Oengafr pbwer level
rendah selama 30 menit dan kemudian didinginkan, selanjutnya dicuci dengan Phosfat buffer saline (PBS, pH 7,4). Setelah itu diberikan serum kuda normal 3o/o (normal horse serum) selama 20 menit pada suhu ruangan. Selanjutnya
sediaan diinkubasi dengan anti integrin o.:vB3 (Clone LM 609R, chemicon international) dengan konsentrasi 0,2 mg pada suhu 4 oC selama satu malam. Untuk melihat spesifik antibodi primer yang digunakan dilakukan uj i immunoblotting menggunakan protein human integrin atB3 triton X-|00
(cat.number ccl0l
8;
Chemicon International). Hari
berikutnya sediaan dicuci dengan PBS dan diinkubasi dengan antibodi sekunder kelinci anti tikus selama 30 menit dan selanjutnya dibilas kembali dengan PBS . Biotirqilated horseradish perol<sidase sterp-tovidin (1,[ovocastra Lab, Univ. of Newcastle, UK) ditambahkan dan diinkubasi selama 30 menit lalu dicuci kembali. Ditambahkan chromogen DAB (Sigma Germany),lalu dicuci dengan air dan diwarnai dengan hernatoksilin sebagai warna pembanding dan stide ditntup dengan entelan.
Kontrol positifyaitu jaringan endometrium perempuan
Metode Sampel penelitian adalah perempuan infertil yang datang ke poliklinikYasmin RSCM FKUI periode bulan Desember 2006 sampai Oktober2007. Pasien menjalani pemeriksaan rutin
fertil yang telah diketahui reaktivitasnya terhadap anti-integrin avB3 dan kontrol negatif adalah jaringan endometriqm yang ditambahkan protein lain yang tidak spesifik.
untuk infertilitas dan memenuhi kriteria untuk penerimaan. Usia antara 20-4 I tahun, memiliki siklus haid yang teratur 28-
Penilaian Sediaan Imunohistokimia
30 hari, tidak mendapat terapi hormonal dan tidak
epitel permukaan, kelenjar dan stroma endometrium.
menggunakan kontrasepsi sekurang-kur angnya tiga bulan terakhir. Terhadap pasien tersebut dilakukan biopsi guna memperolehjaringan endmetrium untuk pemeriksaan integrin secara imunohistokimia.
Biopsi endometrium dilakukan dengan menggunakan alat mikrokuret, kerokan dilakukan pada daerah fundus atau korpus uteri. Jaringan difiksasi dalam PBS formalin 3% selama
minimal 2 jam. Kemudian dikirim ke Laboratorium Imunohistokimia Makmal FKUI untuk selanjutnya dilakukan
hidrasi jaringan dalam satu seri alkohol dan xylol dan dilanjutkan dengan blok parafin untuk membuat slide jaringan. Jaringan pada blok parafin dipotong dengan ketebalan 4 mm sebanyak 4 lembar; dua slide untuk
Penilaian dilakukan secara semi-kuantitatif dilihat dari Pexnbacaan s/l de
dilaktkan oleh ahli patologi kebidanan pada
mikroskop binokuler dengan pembesaran 100x. Bila pewamaanl00%(nlai4),>75o/o(nlai3),>50oh(nilai2),>25yo
(nilai l),
<25Yo (nilai 0). Selanjutnya intensitas pewarnaan
dinilai dari warna coklat yang ditampilkan dari reaksi antigen antibodi integrin ovB3 baik epitel, kelenjar dan stroma endornetrium. Nilai 4 (kuat sekali), nilai 3 (kuat), 2 (sedang),
1
(lemah dan 0 negatif). Hasil pewarnaan dievaluasi untuk mendapatkan histological score ( HSCORE) sebagai berikut : H-score
:
epi (i +
l)
Pi adalah persentase sel yang terwarnai dengan nilai 0i adalah intensitas pewarnaan, nilai 0 4, sedangkan I
pemeriksaan integrin uvB3 secara imunohistokimia dan dua slide untuk adekuasi jaringan dengan pewarnaan HE. Jika hasil pewarnaan HE dinyatakan adekuat maka dilanjutkan dengan pewarnaan imunohistokimia.
sediaan adalah rata-rata jumlah dari nilai umum pewarnaan postif dan intensitas warna. Penilaian tampilan integrin crvB3
Imunohistokimia
Slide jaringanyang telah ditempelkan pada kaca objek
100oh,
adalah koreksi untuk densitas optik.
Nilai untuk setiap
dikelompokkan sebagai berikut: Nilai 0 berarti negatif; nilai intensitas lemah; nilai 12 intensitas sedang; nllai 2,1-3 intensitas kuat; dan nilai 3,1-4 intensitas kuat sekali.
yang dilapisi dengan aminopropyltriethoxysilane dikeringkan
di udara, kemudian dilakukan parafinisasi dengan alkohol
I{asil
dan xylol. Slide dicuci dengan air mengalir dan dilakukan blok dengan methanol mengandung H2O20,5yo selama 30
Sampel pemeriksaan adalahjaringan biopsi endometrium perempuan infertil yang datang ke Klinik Yasmin RSCM FKUI.
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor:
11, Nopemtrer 2007
387
Jaringan Endometrium
P
erempuan Infertil s ecar a Imunohistokimia
Biopsi endometrium dilakukan pada fase sekresi tengah siklus haid (hari 19-23). Sediaan yang diambil dinyatakan adekuat dengan dating endometrium yaitu penilaian umum fungsi endometrium berdasarkan kesesuaian hormon dengan
histoloei endometrium menssunakan kriteria Noyes et a/ lQ50r7. Penilaian melinuti epitel permukaan torak tinssi -rl*pirr
--1"--l
L-l-Rid
d;noe*
iali
rcL*si*n
h-duimFrl.
.le'
bentuk kelenjar sebagian berkelok-kelok dengan lumen melebar, sffoma sebagian padat dan sebagian tampak edema.
Didapatkan hasil pewarnaan irnunohistokimia pada 45 sediaan biopsi endometrium yang dinyatakan adekuat (hari ke 1 9-23) memperlihatkan intensitas yang berbeda mulai dari intensitas lemah sampai intensitas kuat sekali. Pada tabel I menuniukkan bahwa 15.55oA intensitas Dewarnaan lemah (ramn.j.bn jnfe.rrrin c*vB3
l. Tampilan Integrin anp3, Dating Endometrium dan Intensitas Pewarnaan Sediaan Biopsi Endometrium Perempuan Infertil
No
Tampilan in
tegrin
Intensitas
01
3,6
Kuat sekali
02
1.6
Sedang
03
2,4
Kuat
04 05 06 07 08 09
1,6
Sedang
3,2 2,4
Kuat sekali Kuat
1,5
Sedang Sedang
l9-23
Sedang
19-23
t9-23 2t-23
10
2,4
Kuat
1l
t,2
Sedang
t2 15
1,4 1,0 1,8 1,0
Sedang Sedang Sedang Sedang
16
3,2
Kuat sekali
17
1,8
l3 t4
l8 l9
It t?
t9-23 t9-23
35 30 JJ
t9-23
38 28 36 29 34 27
t9-23
3'7
2l-23
30
19-23
3t 3t
Sedang
t9-23
t1
Kuat sekali Kuat sekali
19-23 19-23 22-23
36 38
t9-23 t9-23
36
t9-23 l9-23 t9-23
39
1,0
Sedang
21
0,8
Lemah
22
1,6
Sedang
23
0,4
Lemah
24 25 26 27 28 29 30
1,0
Sedang
0,2 0,8
Lemah Lemah
1,5 1,8
Sedang Sedang
0,6
Lemah
r9-23
1,5 1,8 1,4
Sedang Sedang
t9-23
Sedang
0,8
Lemah
19-23 19-23
1,5
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
31
35
36 37 38 39 40 41
42 43 44 45
388
1,8 1,5 1.2
t,8
19-23 19-23 19-23
r9-23
r9-23
t9-23 19-23 19-23 19-23
2,1 1,8 1,6
Kuat
l9-23
Sedang Sedang
t9-23
0,6
Lemah
I,l
1,0 1.0
Tabel 2. Persentase Intensitas Pewarnaan (n=45)
t9-23
Sedang Sedang
19-23 19-23 19-23
Sedang
l9-23
5
I
I,l
I
4
8,88
Sedang
29
Lernah
7
64,40 I 5,55
31
l9-23
t9-23
e'OQkr
grin uv B3 antar a 3 -4 )
Kuat sekali Kuat JZ 29
19-23
rn+*r+
Kasus
19-23 19-23 19-23
20
32 33 34
kecil dari l.): 64,400/" intensitas ia*rurin *vflt 1"-€)r
Dating
pewarnaan endometrium
cr,vp3
1,8 1,8
(tmpilqa
intensitas pewarnaan kuat (tampilan integrin crvB3 antara 23) dan 11,11% intensitas pewarnaan kuat sekali (tampilan inte
Tabel
r-;lrac
F-*mr+h
JI
21
31
26 40 29 34 36 30 36 27 28 38 27 30 38 29 35 32 36 40 35 41
28
Gambar
1. Memperlihatkan
sediaan jaringan endometrium, yang berlekuk dan menunjukkan vakuol basal, fase sekresi (haril9-21). Tampak gambaran ekspresi integrin pada sediaan ini (A) menunjukkan intensitas tinggi dan sel total yang terwarnai 90%o. H-Score = 3,6 dan ekspresi integrin pada
Nilai
sediaan ini (B) menunjukkan intensitas tinggi dan sel total yang terwarnai 80%. Nilai H-Score 3,2 (B). Ekspresi integrin baik pada gambar A atau B terlihat pada epitel kelenjar endometrium
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: ll, Nopember 2007
Jaringan Endometrium
Gambar
P
erempuan Infertil secera Imunohistokimia
3. Sediaan jaringan endometrium fase
sekresi
(Gambar E) adalah kontrol negatif dan (Gambar F) adalah kontrol, positif terlihat hampir semua sel epitel kelenjar endometrium menampilkan integrin avb3 (intensitas sangat kuat).
Diskusi Beberapa hasil penelitian terdahulu telah menyatakan bahwa tampilan integrin pada jaringan endometrium baik kelenjar atau stroma merupakan proses yang dinamis dan sebaramya tergantung pada fase-fase siklus haid. Subunit integrin crvB3 merupakan integrin spesifik yang hanya tampil pada epitel endometrium pada hari ke 19-20 siklus haid. Gambar
2. Memperlihatkan
sediaan jaringan endometrium, yang berlekuk dan menunjukkan vakuol basal, fase sekresi (hari19-21), Tampak gambaran ekspresi integrin pada sediaan ini (C) menunjukkan intensitas sedang dan sel total terwarnai 60%o. Nilai H-score = 1,8. Ekspresi integrin pada sedia-
an (D) menunjukkan intensitas lemah dan sel total yang terwarnai 20%. Nilai H-Score 0,4. Ekspresi integrin pada gambar 2C dan 2D terlihat pada epitel kelenjar endometrium.
Lamanya tampilan integrin ini berhubungan dengan perkiraan
terbukanya jendela implantasi, sehingga diduga bahwa integrin ini mempunyai peranan yang sangat penting pada proses implantasi khususnyapada awal implantasi. Dari 45 sampel biopsi yang sesuai dengan fase sekresi dilakukan perwarnaan imunohistokimia integrin ovB3 endometrium memperlihatkan intensitas yang berbeda antara lemah sampai kuat dengan nilai 0-4. Pada penelitian ini didapatkan paling
banyak diperoleh pada intensitas sedang (64,400/o) dan ll,llyo dengan intensitas kuat. Hasil yang diperoleh ini harnpir sama dengan penelitian Sucir8, diperoleh intensitas paling banyak yaitu intensitas sedang (48,40%). Dengan kata lain bahwa reseptivitas endometrium pada perempuan infertil yang dilakukan penelian integrin adalah rendah, sehingga
kegagalan kehamilan disebabkan karena rendahnya reseptivitas endometrium dalam menerima implan.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap ekspresi integrin seperti sitokin faktor pertumbuhan dan hormon steroid. Dari hasil peneliti an temy ata tidak terdapat hubungan antara tampilan integrin dengan kadar hormon gonadotropin dan steroid (progesteron). 13,t8 Pengaturan tampilan integrin sampai sekarang belum j elas, kemungkinan aktivitas reseptor progesteron pada endometrium dapat berperan pada tampilan
integrin, mengingat bahwa endometrium merupakan kelenjar
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor:
11, Nopember 2007
J ar i ng an En d om etr
iu
m
P er empu
an I nfer t il
sec
ar a Imuno hi s t okim
yang aktif dan dipengaruhi oleh hormon. Menurut Lessey e/ a/,1r ekspresi integrin ovB3 mempunyai korelasi dengan konsentrasi reseptor progesteron j aringan endometrium. Oleh
ia
Integrin signaling.Accessed: February 25, 2001. Available from: http://www. geocities.com/Coll age parklLab I 15 8O/integrin.html. Damsky C, Sutherland A, Fisher A. Extracellular matrixs: adhesive interaction in early mammalian embryogenesis, implanta-
6. 7.
sebab itu pada penelitian selanjutnya perlu unruk menilai aKtlvrtas reseptor progesteron pada sedian tersebut. Hasil pewarnaan imunohistokimia ternyata memperlihatkan bahwa ekspresi integrin crvB3 umumnyaterdapat pada epitel kelenjar dan tidak tampak pada bagian lain endometrium (Gambar 1 dan2). Hal yang sama juga ditemukan
pada peneliti Thomas et all6 yang menyatakan bahwa ekspresi integrin cxvB3 dijumpai pada kelenjar temtama pada bagian membran basal kelenjar. Oleh sebab itu pemeriksaan integrin crvB3 endometrium pada perempuan fertil dengan
dating endometrium hari ke 19-23 menunjukan ekspresi
if,xf;,$r'f t?gS'sl#F#A{#KllkJa",oB4integrin
t0
11
spesifik.
l2 Kesimpulan
Tampilan integrin ovB3 jaringan endometrium perempuan infertil yang dilakukan biopsi hari ke 19-21 memiliki kecenderungan intensitas sedang sehingga inferlilitas pada perempuan tersebut adalah karena gangguan
13
Daftar Pustaka
15
2. 34.
390
Speroff L, Glass RH, Kase Ng. Female infertility. In Michell C, editor Clinical gynaecologic endocrinology and infbrtiliry 6rh ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 1999.p.1013-42 Cowan BD. Implantation biology. In: Cowan BD, Seifer DB, eds. Clinicat reproductive medicine. Philadelphia: Lippincott-Raven
Publisher; 1997.p. 159-65. Sciarra JJ. Reproductive endocrinology, infertility and genetics. Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher; 1997. Bergh PA, Novot D. The impact of embryonic development and endometrial maturity on the timing implantation. Fertil Steril 1992 58 537 -42. Suioka K, Shiokawa S, Miyazaki I Kuji N, Tanaka M, yosimura Y Integfin and reproductive physiology: expression and modulation in fertilization and implantation. Fertil Steril 1997;67:799811.
2006;30(4):229-33 Lessey BA, Castelbaum AJ, Sawin SJ, Sun J. Integrin as markers of uterine receptivity in women with primary unexplained inferti_ lity. Fertil Steril 1995;63:535-42. Lessey BA, Castelbaum JA, Wolf L, Greene W paulson M, Meyer WR, et al. Use of integrin to date the endometrium. Fertil Steril. 2000',73:779-87. Thomas K, Thomsom AJ, Wood SJ, Kingsland CR, Vince G, Lewis-.lones DI. Endometrial integrin expression in women un_ dergoirrg IVF and ICCI: a comparison of the two groups and fertile control. Human Reprod 2003;48(2): 364-9. Noyes RW, t{ertig AT, Rock J. Dating endometrium biopsy. Fertil Steril 1950;l:3-25. Suci TP. Pola tampilan integrin ovB3 endometrium wanita infer_ tile pada saatjendela implantasi terbuka [Tesis]. Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI; 2003. .
14
.
I!
Endardjo S. Hubungan antara penyakit Radang panggul Asimtomatik dengan ekspresi integrin crvB3 endometrium fase lutheal Madya pada perempuan infertil. Maj Obs Gin Indon
pada reseptivitas endometrium. Namun pada sampel dengan intensitas sangat kuat, infenilitas mungkin karena faktor lain.
I
sub unit throughout the menstrual cycle: no correlation with uterine receptivity. Fertil Steril 1999;72:522-6. Lessey BA, Damjanovich L,Coutifaris S, Castelbaum A, Albelda SM, Buck CA. Integrin adhesion molecules in the human endometrium. Correlation with the normal and abnormal menstrual cycle. J Clin Invest 1992;90:188-95. Lessey BA, Yeh Castelbaum AJ, Fritz MA, Ilesanmi AO, Koizeir^wgaip, et al. Endometrium progesterone receptor and markers of uterine receptivity in the window of implantation. Fertil Steril 1996;65:477 -83. Meyer WR, Castelbaum AJ, Somkuti S, Sagoskin AW, Doyle M, Harris JE. Hydrosalpinges adversely affects after markers of endometrial receptivity. Human Reprod 1997;12 1393-9. Lessey BA, CastelbaumAJ, Sawin SJ, Buck CA, Schinnar R, Wilkins B. Aberrant integrin expression in the endometrium of women with endometriosis. J Clin Endocrinol Metab 1994;79:643-9. Prasojo SD, Hestiantoro A,_surjana EJ, Indari .I, Kusuma S,
t6
t7
l8
ffi'
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor:
11, Nopember 2007