1
JAPENKESBAZ : OPTIMALISASI PENGGUNAAN ZAKAT INFAQ DAN SEDEKAH SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN MASA DEPAN UMMAT Oleh : Harfi Hambani Universitas Mataram Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Studi Pembangunan jln. Majapahit 62 Matram 83125
[email protected]/harfihambani.blogspot.com 1. PENDAHULUAN Pendidikan sebagai eskalator menuju masa depan bangsa yang bermoral, maju, makmur, bermartabat dan sejahtera. Tidak sedikit program dicanangkan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada instansi pendidikan dan stakehoulder terkait. Namun program tersebut bukan berarti dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas karena banyaknya masalah yang dihadapi. Masih banyak anak usia sekolah yang putus sekolah karena faktor ekonomi atas ketidakmampuan membiayai, hal ini tidak hanya terjadi di pedesaan saja tetapi juga yang tinggal di perkotaan dan tidak sedikit pula anak yang terpaksa meninggalkan sekolah karena harus membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh sebab itu Penulis membuka wacana sebagai masukan kepada pemerintah untuk mengoptimalisasikan penggunaan Zakat, Infaq, dan Sedeqah dalam menyelesaikan berbagai masalah pendidikan dengan dibentuknya diversifikasi kebijakan dari BAZNAS. Alasan mendasar mengoptimalisasikan penggunaan zakat adalah bukan sekedar menyelesaikan masalah pendidikan dewasa ini. Namun yang lebih penting adalah masalah terhadap pengelolaan zakat itu sendiri, tidak ada implementasi sehingga peran zakat sebagai instrumen kesejahteraan sosial tak kunjung tercapai (Sudaryanto, 2014). Selain itu Mahalli dalam publikasinya yang berjudul Potensi Dan Peranan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Medan menyatakan upaya untuk menggali potensi dan optimalisasi peran zakat di indonesia belum sepenuhnya tergarap dengan maksimal karena zakat belum terlaksana secara efektif dan efisien. Banyak faktor yang menyebabkan manfaat dari zakat ini belum maksimal, diantaranya kurang pengawasan dari lembaga-lembaga pengelolaan zakat dalam pendistribusian zakat sehingga mungkin pihak-pihak yang semestinya mendapatkan zakat tidak mendapatkan haknya (Amalia et.al, 2012 : 71). Di samping itu, optimalisasi pengelolaan dan penggunaan zakat sangat perlu diprioritaskan karena ada beberapa alasan. (1) potensi zakat yang dapat dikumpulkan dari masyrakat sangat besar. Hasil survei BAZNAS bekerjasama dengan IPB Bogor, yang menyebutkan potensi zakat secara nasional sebesar Rp. 217 Triliun. (2) zakat mempunyai potensi untuk membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional. Berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup
2
masyarakat jika disalurkan secara terprogram dalam rencana pembangunan nasional. (3) agar dana zakat dapat disalurkan secara tepat, efisien dan efektif. Sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat mencapai kesejahteraan adalah hal yang mudah. (4) zakat bentuknya kedermawanan sebagaimana infaq, sedeqah, dan hibah yang hukumnya wajib bagi muslim berdasarkan firman Allah dalam QS. At Taubah 9 : 103, sebagai berikut yang artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. sungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dengan demikian, bukan tanpa alasan mengoptimalisasikan pendistribusian dan pendayagunaan menuju efektifitas pelayanan kepada masyarakat dalam mendistribusikan dana zakat, infaq dan sedekah untuk kesejahteraan umat dan teratasinya masalah kemiskinan berdasarkan syariat islam tercapai. Dengan tujuan itu pula penulis ingin membuktikan bahwa islam itu adalah rahmatan lil alamin, menjadi rahmat atau dihiasi dengan sikap kasih sayang, sikap kedamaian, sehingga menumbuhkan keadaan yang membahagiakan. 2. ISI Permasalahan Bangsa Kemiskinan memberikan efek domino terhadap segala aspek kehidupan. Ini fakta yang kita saksikan setia saat. Data biro pusat statistik bulan september 2012 menunjukkan jumlah penduduk miskin yaitu seseorang yang pengeluarannya kurang dari Rp. 259.520,- perbulan adalah 28,89 juta jiwa. Apabila ditambah dengan orang hampir miskin yang pengeluarannya kurang dari 1,2 dari nilai tersebut, jumlahnya lebih dari 55 juta jiwa. Jika berdasarkan Bank Dunia yang menetapkan garis kemiskinan sebesar US $ 2. Maka jumlah rakyat miskin mencapai sekitar 100 juta orang. Jumlah tersebut sangat tinggi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk singapura sekitar 5 juta jiwa dan malaysia sekitar 26 juta. Kondisi ini akan berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya. Apabila tidak ada upaya untuk memutus rantai kemiskinan ini, maka akan selamanya mereka tetap miskin dan menjadi beban negara. Kemiskinan-pengangguran-kesehatan buruk-pendidikan rendah selalu saling kait mengkait. Dengan jumlah penduduk miskin dan hampir miskin sebesar 55 juta jiwa, dan pada umumnya mereka mempunyai banyak anak, maka 20 atau 30 tahun yang akan datang, menjelang 100 tahuun kemerdekaan, bangsa indonesia akan dipenuhi penduduk berkualitas rendah. Ini sangat bahaya, mereka akan menjadi beban negara dan bangsa ini akan semakin terpuruk. Pemerintah dan juga masyarakat harus tanggap terhadap kondisi ini.
3
Berkaca dari kondisi di atas, penulis hanya membuka wacana bagaimana bangsa ini bisa mengentaskan kemiskinan melalui rantai pendidikan sehingga tidak mustahil indoensia menjadi negara maju, sejahtera, makmur dan bermartabat (Lampiran). Solusi yang Pernah Ditawarkan Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini di tunjukkan dengan telah dilaksanakannya anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, yang pada tahun 2013 sebesar 320 triliun. Besarnya anggaran ini digunakan untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan. Namun mengingat banyaknya masalah pendidikan seperti banyak gedung sekolah rusak, kurangnya pemerataan pendidikan terutama bagi penduduk miskin dan daerah terpencil serta daerah perbatasan, mutu pendidikan relatif rendah dan belum merata pendidikan di seluruh wilayah, kesejahteraan guru yang belum baik terutama guru honorer. Maka, penggunaan anggaran tersebut harus dilakukan secara selektif dan seefektif mungkin. Meskipun pemerintah sudah berusaha meningkatkan pendidikan, namun karena banyaknya masalah yang dihadapi, belum semua masalah bisa terselesaikan. Masih banyak anak usia sekolah yang putus sekolah adalah karena faktor ekonomi atas ketidakmampuan membiayai yang tidak hanya terjadi di pedesaan saja tetapi yang tinggal di kota juga. Tidak sedikit anak yang terpaksa meninggalkan sekolah karena harus membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup. Indikator mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di jenjang pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). APK adalah perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA, PerguruanTinggi) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase (Triadmodjo, 2013 :134). Dalam sumber yang sama juga menyatakan bahwa : program wajib belajar 6 tahun telah tercapai di semua provinsi kecualia papua yang nilainya dibawah 100%. Namun program wajib belajar 9 tahun untuk sekolah SMP belum tercapai, yang nilai rerata indonesia baru mencapai 80,35% sehingg masih ada 19,65% anak yang tidak sekolah SMP. Nilai APK untuk SMA lebih rendah lagi yaitu 62,53%. Dengan jumlah penduduk usia SMP dan SMA berturut-turut sebanyak 13,4 juta dan 12,4 juta, berarti terdapat sekitar 2,6 juta anak yang tidak sekolah SMP dan 4,6 juta anak yang tidak sekolah SMA. Data tersebut sangat memprihatinkan mengingat banyak anak yang berpendidikan rendah akan kesulitan untuk mencari pekerjaan. Tidak sedikit
4
yang terpaksa menjadi pengamen atau pengemis di perempatan jalan, dan bahkan menjadi pengangguran. Kebutuhan hidup dan tekanan ekonomi serta tidak adanya pekerjaan dapat mendorong mereka melakukan perbuatan kriminal seperti penjambretan, pencurian, perampokan, prostitusi, pengedar narkoba dan lain sebagainya. Solusi yang Ditawarkan : Jaminan Pendidikan Dan Kesehatan Badan Amil Zakat (JAPENKESBAZ) Tugas pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dengan banyak program dan perhatian cukup memberatkan tanggung jawab mengingat banyaknya anak usia sekolah yang harus dibina agar menjadi agen of change. Diharapakan peran masyarakat dalam membina dan mendidik generasi trsebut. Salah satu potensi masyarakat yang dapat digunakan untuk membantu rakyat adalah zakat. Besarnya zakat adalah 2,5% dari penghasilan. Selain zakat yang siftnya wajib, juga ada ibadah lain yang bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan adalah sedeqah dan infak. Badan Pusat Statistik menyebutkan lebih dari 85% penduduk indonesia adalah muslim. Dengan potensi demografi ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan rakyat. Berdasarkan hasil riset Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2010 potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100 Triliun/Tahun. Sementara di tahun 2011 jumlah semakin meningkat mencapai 217 Triliun, dengan perincian Rp. 117 Triliun dari rumah tangga dan Rp. 100 Triliun dari perusahaan-perusahaan milik pengusaha muslim. Meski potensinya sangat besar, namun jumlah nilai zakat yang terealisasi hanya 1,2 Triliun. Nilai tersebut adalah yang terkumpul oleh lembaga pengumpul. Banyak masyarakat yang langsung memberikan zakat kepada penerimanya. Namun ada juga yang tidak menunaikan zakat walaupun memiliki kemamuan untuk menunaikannya. Padahal, apabila potensi zakat dapat optimalkan mulai dari pengumpulan, pendayagunaan dan pendistribusian, maka masalah kemiskinan, kebodohan, jaminan kesejahteraan sosial masyarakat bisa diselesaikan. Dengan demikian, dari potensi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bukan hal yang mustahil negara ini menjadi bangsa yang sejahtera berlandaskan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam bentuk penyaluran zakat, infaq dan sedekah yang didukung dengan regulasi pemerintah yang berbentuk good governance. Disamping itu, untuk mengontrol kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya pendidikan dibutuhkan sistem kartu kendali sebagai alat untuk mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perencanaan. Program JAPENKESBAZ merupakan program pembangunan jangka panjang yang akan mendatangkan faedah jangka panjang kepada golongan fakir dan miskin dalam masyarkat. Walaupun demikian Muhammad
5
Anwar dalam bukunya menyatakan penggunaan dana zakat seperti ini dibenarkan dalam islam karena pembangunan ekonomi golongan fakir dan miskin ini sebagai satu isu yang serius, dan tidak boleh ditangani secara bermusim. 3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ZIS adalah badan yang memiliki potensi sangat penting sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan bangsa dan secara bersama-bersama menuju pembangunan Indonesia dengan mengoptimalisasikan pendayagunaan dan pendistribusian zakat yang terkontrol dan sistematis. Pendayagunaan ZIS untuk membiayai projek-projek pembangunan jangka panjang yang akan mendatangkan faedah jangka panjang kepada golongan fakir dan miskin dalam masyarakat dengan membuat sistem kartu kendali yang berfungsi sebagai pengontrol. Sedangkan, implementasi ZIS adalah JAPENKESBAZ sebagai wujud optimalisasi pendayagunaan zakat, infaq dan sedeqah. Implementasi pendayagunaan zis masih kurang karena beberapa hambatan, aparat pengelola zakat bukan pegawai negeri, melainkan pegawai swasta. Pengelola zakat tidak masuk dalam APBN karen pengelola zakat bukan badan resmi pemerintah. Anggapan bahwa zakat tidak perlu dikelola oleh lembaga atau badan resmi, karena zakat adalah masalah pribadi. Sekiranya dilaksanakan dengan pengintegrasian pemerintah dengan swasta dalam bentuk sistem KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta) akan meningkatkan aspek rohani masyrakat, meningkatkan sosio-ekonomi ummah dan keberhasilanya bergantung pada kerjasama dan tindakan bersepadu sama pihak terkait dalam pengumulan, pendayagunaan dan pendistribusian ZIS.
6
DAFTAR PUSTAKA Triatmodjo, Bambang. Menuju Kajayaan Indonesia. 2013. Siswosoemarto, Rubijanto. Intelijen Ekonomi Teori Dan Aplikasi. 2012. Tinjauan Kompas. Menatap Indonesia 2014. 2014. Hatta Rajasa Writing Competition 2012. Kaum Muda Membaca Indonesia. 2012. Wahyudi, Fajar, et al. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zis Pada Laznas Pkpu Dan Bazis Dki Jakarta. 2014. Sudaryanto, Kasno. Manajemen Pengelolaan Zakat Dan Shadaqah (Kiat Badan Amil Zakat Jawa Timur Dalam Mobilisasi dan Pendistribusian). Jurnal elqist, 2014, 3.1. Mustofa, Mustofa. Mekanisme Pengelolaan Zakat Di Lazisnu Gorontalo. Albuhuts, 2014, 10.1: 1-16. Zuardi, M. Hanafi. Optimalisasi Zakat Dalam Ekonomi Islam. Jurnal adzkiya, 2013, 1.1. Murti-nim, nuryanto hari, et al. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Ummat Di Lembaga Amil Zakat. 2011. Phd thesis. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Amalia, Amalia; Mahalli, Kasyful. Potensi dan Peranan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Medan. Ekonomi dan Keuangan, 2012, 1.1. Balwi, Mohd Abd Wahab Fatoni Mohd; Halim, Adibah Hasanah Abd. Mobilisasi zakat dalam pewujudan usahawan asnaf: satu tinjauan. International journal of mechanical and materials engineering, 1970, 16.3. Ibrahim, Patmawati Hj. Pembangunan Ekonomi Melalui Agihan Zakat: Tinjauan Empirikal. International Journal Of Mechanical And Materials Engineering, 1970, 16.2. Chairul Anam, Muhammad. Analisis Strategi Pemberdayaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh di KJKS BMT Fastabiq Pati Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ummat. 2011. Phd Thesis. IAIN Walisongo. Imaniyati, neni sri. Aspek-aspek hukum baitul maal wat tamwil (bmt) dalam perspektif hukum ekonomi. Prosiding snapp: sosial, ekonomi, dan humaniora, 2011, 2.1: 129-138. Naimah, Naimah. Konsep hukum zakat sebagai instrumen dalam meningkatkan perekonomian ummat. Syariah jurnal ilmu hukum, 2014, 14.1. Subhan, Subhan. Strategi pendayagunaan zakat untuk membangun ekonomi masyarakat. 2014. Phd thesis. Iain walisongo.
7
Adib, Nadiful. Studi analisis pendapat ahmad m. Saefuddin tentang pengelolaan zakat yang efektif ditinjau dari aspek manajemen. 2013. Phd thesis. Fakultas syariah dan ekonomi islam: ekonomi islam. Hayati, Mardhiyah. Peran pemerintah dan ulama dalam pengelolaan zakat dalam rangka usaha penanggulangan kemiskinan dan peningkatan pendidikan di indonesia. Jurnal asas, 2014, 4.2: 17. Mustahiq, Relevansinya Dengan Peningkatan Ekonomi; Masalah, a. Latar Belakang. Skala Prioritas Distribusi Zakat. Suharto, edi. Islam dan Negara Kesejahteraan. 2008. Http://pusat.baznas.go.id/laporan/ (Diakses tanggal 10 februari 2014)
8
LAMPIRAN. WACANA JAPENKESBAZ PERMASALAHAN BANGSA kemiskinan
pendidikan
Korupsi
Krisis energi
Produk asing
n SDM banyak kualitas redah
Karakter dan moral bangsa
SDA dikuasai asing
Penguasaan asing trhdp eko
Reformasi Empat Bidang
PENDIDIKAN
Ekonomi kerakyatan
BAZ (ZAKAT-INFAK-SHADAQOH)
PRODUKTIF
Politik, penegakan hukum, pemberantas an korupsi
Pertanianiptek-industri
Fakir
Budak
Miskin
Org yg berhutang
Panitia zakat
Sabilillah
Muallaf
Ibn sabil
EKONOMI PENDIDIKAN
JAPENKES (JAMINAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN)
SD SMP
SISTEM KARTU KENDALI
SMA
S1
PERGURUAN TINGGI
S2 S3
9
Curriculum Vitae P1 : DATA PRIBADI Nama Jenis Kelamin ( P/L ) Alamat Agama Tempat Tanggal Lahir Asal Instansi
Fakultas – Jurusan Nomor Telefon Riwayat Prestasi/karya
AGGOTA 1 Harfi Hambani Laki-laki Kakalik Swadaya no 48Mataram. Islam Gontar Baru, 08 Juni 1993 Universitas Mataram
FEB-IESP 082341459274 1. Finalis 5 Besar 2. Finalis 10 Besar 3. Finalis 7 Besar 4. Finalis 4 Besar 5. Juara 1 6. Juara 2
7. Juara 3 8. PKM-M Didanai
9. Finalis LKTI 10. Peserta LKTI UNSOED
11. Peserta Essay Se-NTB 12. P2WM Didanai UNRAM
13. Peserta ISEI
Lomba Essay UGM “Policies On Sale” Tahun 2013. LKTI Universitas Airlangga “persiapan menyongsong MEA 2015” Tahun 2013 LKTI Universitas Andalas “Pengembangan Potensi Lokal Dalam Era Asean 2015” tahun 2014. Business plan universitas negeri yogyakarta “GGP (Go Green Product)” tahun 2014 Essay FEB-UNRAM “Potensi NTB” tahun 2014. Opini SOMASI “Strategi Melawan Korupsi NTB” Tahun 2014. Lomba Karya Tulis Nasional di STIKES Yarsi Mataram “I-LEARNIGN AND ELEARNIG” Program kreativitas mahasiswa di bidang pengabdian kepada masyrakat yang dilaksanakan oleh DIKTI tahun 2013. Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional “UNY scientific fair 2014.” Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Ilmiah Nasional HMJ AN 2014 “Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Pembangunan Pedesaan yang Berkeadilan.” Fahri Hamzah Demi Satu Indonesia 2014. Pengembangan Pemuda Wirusaha Mandiri 2013 “DOTPAPI : Dompet, Tas, Payung, Pigura.” Lomba ikatan Serjana Ekonomi Indonesia 2014.
10
Moto Pengalaman organisais
Sukses itu adalah ibadah. Ibadah untuk berbagi, ibadah untuk mengabdi menuju perubahan 1. Sekjen UKM PRIMA 2014 2. Anggota Bidikmis 2012 3. Anggota Hubungan Masyarakat BEM FEB UNRAM 2013 4. Anggota Pengembangan Sumberdaya Manusia BEM FEB UNRAM 2015 5. Anggota Penalaran Studi Ilmiah UKM Prima 2015 6. Anggota Porum Kajian Ekonomi Pembangunan 2014-2015