JANGAN TAWARAN JADI TAWANAN WAKIL KETUA MPR MASUK PESANTREN BAKSOS ISTRI TENTARA DI LIANG FOTO-FOTO BELAJAR TEGAR MENANTI DUET STISHID - UHQIS
Langkah
Jangan Terhenti
Edisi Tahun kE-4 | VolumE 36 | FEBRuaRi 2015 | RaBiul Tsani 1436 h | 1
Daftar Isi
SALAM REDAKSI sukses munas iV hidayatullah ........................................ 2 NASIONAL Jangan Tawaran menjadi Tawanan ................................ 3 Kontrol Sertifikasi Halal di Indonesia Lemah ......... 4 institusi Pendidikan harus diisi kader .................. 5 Wakil ketua mPR Bahas otsus di hidayatullah Balikpapan .................................................. 6 dukung Fatwa mui Tentang Tanah masjid ...................... 7 WILAYAH Persit Kodam Pattimura Kunjungi Hidayatullah Liang .... 8 PENDIDIKAN Ingat, Guru, Pendidikan Seimbang itu Penting! ......... 9 KEUMATAN Laznas BMH Dukung Pendidikan di Tempajang ..... 10 IQRA’ Belajar Tegar dari mereka... ................................... 11 SILATURAHIM Dialog Nasionalisme Santri di Hidayatullah Makassar .. 12 Tabligh Akbar “Al-Aqsha” Ormas Islam Lampung ... 13 SINERGI STISHID Siap Kerjasama dengan UHQIS ........ 14 PESAN ALLAHUYARHAM Mukmin Pemenang ....................................................... 15 DITERBITKAN OLEH BIRO HUMAS PIMPINAN PUSAT HIDAYATULLAH PEmimPin REdaksi mahladi REdakTuR PElaksana ainuddin Chalik dEsain GRaFis dan TaTa lETak skR aljihad REPoRTER dinhalik FoToGRaFER Jurnalis sarungan WEB-masTER adminisTRaToR Muhammad Syakirin alamaT REdaksi Kantor PP Hidayatullah Jl. Cipinang Cempedak 1/14 Polonia, Jakarta Timur 13340 Telp/Faks: (021) 85902045 Edisi WEBsiTE www.hidayatullah.or.id suREl
[email protected] LINK FACEBOOK http://fb.com/hidayatullahonline TWiTTER @PPhidayatullah
SALAM REDAKSI
Sukseskan Munas IV Assalamu ‘Alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Tak lama setelah acara Rapat Koordinasi nasional Hidayatullah di Malang pada Januari lalu, sejumlah Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah segera menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil). Secara serempak PW Hidayatullah se-nusantara mengusung tema besar dalam musyawarah mereka, yaitu “Sukses Sentralisasi Sukses Munas”. Sebuah komitmen bersama untuk mendukung sentralisasi gerakan Hidayatullah yang telah menjadi kultur dasar lembaga ini. Sentralisasi Hidayatullah adalah penyatuan segala sesuatu baik menyangkut sistem kepemimpinan maupun standar-standar baku lainnya, seperti pola pendidikan dan dakwah yang dilakukan secara terkomando dan terpusat. Inilah ciri khas Hidayatullah hingga kini. Itulah mengapa kemudian sentralisasi dipandang sangat penting untuk terus disegar-segarkan. Termasuk dalam rangka untuk mensukseskan gelaran akbar Musyawarah nasional (MUnAS) IV Hidayatullah 2015 yang rencananya akan digelar pada bulan november mendatang. Rakerwil Hidayatullah 2015 memang terasa istimewa karena tahun ini merupakan Rakerwil terakhir dari kepengurusan periode ini. Pada Rakerwil ini juga disosialisasikan sikap Hidayatullah terhadap beberapa hal yang dianggap penting yang kerap masih menimbulkan perdebatan di kalangan internal. Sebagai anggota perserikatan Hidayatullah kita harus bersyukur dengan keberadaan lembaga di negeri ini. Karena meskipun Indonesia bukan merupakan daarul Islam, tetapi kita masih memiliki peluang merealisasikan kehidupan yang berperadaban Islam. Selain itu, meskipun Indonesia belum menerapkan kepemimpinan Islami, setidaknya kita sebagai jamaah Hidayatullah berusaha membentuk miniatur kehidupan Islami dalam kehidupan keluarga dan di kampuskampus peradaban dengan tetap menghormati multikulturalisme yang ada. Terakhir, kita harus memanfaatkan sistem demokrasi yang ada di negeri ini untuk kepentingan Islam dalam rangka menguatkan peran dakwah pencerahan dan pengabdian keumatan di masyarakat dengan mengusung spirit rahmatan lil ‘aalamiin yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. Wassalamu ‘Alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh.
Redaksi | 2
NASIONAL
Jangan Tawaran Menjadi Tawanan “Kita tak boleh berhenti sejenak pun dalam mengayunkan langkah mewujudkan visi perjuangan ini,” jelasnya. Hidayatullah memiliki visi membangun peradaban Islam sebagaimana dulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam membangun peradaban di Madinah. Mewujudkan visi ini, kata beliau, tidak mudah. Akan banyak sekali jebakan yang dibuat oleh musuh. Musuh telah menjebak umat Islam sehingga gemar membesar-besarkan perbedaan yang tak perlu. Musuh juga telah membuat jebakan sehingga para pejuang gemar membuat alasan-alasan jika diajak berjuang.
S
alah satu cobaan seorang pejuang adalah berbagai tawaran dunia yang menggiurkan. Tawaran-tawaran ini kerap menjadikan seorang pejuang Islam menjadi kendur dalam berjuang. Bahkan, boleh jadi mereka berhenti berjuang. Fenomena ini diingatkan kembali oleh Pimpinan Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad dalam Rapat Koordinasi Nasionall Hidayatullah di Batu, Malang, Jawa Timur, Januari (11/01/2014) lalu.
“Jangan sampai tawaran menjadi tawanan,” kata beliau di hadapan seluruh pengurus inti pimpinan wilayah Hidayatullah se-Indonesia dan pengurus Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah. Bahkan mereka yang tergiur dengan tawaran ini bisa dicitrakan buruk di depan umat oleh musuhmusuh Islam. Jika sudah begitu, mereka sudah tak bisa apa-apa lagi. Mereka sudah ditawan. Lebih lanjut KH Abdurrahman mengajak seluruh kader Hidayatullah untuk terus melangkah meniti jalan dakwah.
Karena itulah beliau mengajak seluruh kader Hidayatullah untuk senantiasa berhati-hati dan bersabar dalam perjuangan. Rapat koordinasi nasionall Hidayatullah tahun 2015 digelar di Pusdiklat Hidayatullah, Batu, Malang, Jawa Timur. Pembukaan dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidayatullah, Ustadz Dr Abdul Mannan. Dalam acara tersebut dibacakan juga keputusan majelis syuro yang sebelumnya telah menggelar rapat di Batam, Kepulauan Riau, mengenai kehidupan bernegara, kekhilafahan, dan demokrasi.* (ybh/hio)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 3
NASIONAL
Kontrol Sertifikasi Halal
di Indonesia Lemah `Selain itu, tegas beliau, proses di sana juga dilakukan secara berkelanjutan. “Jadi tidak seperti di Indonesia yang prosesnya di awal saja. Setelah keluarnya sertifikasi halal, tak ada pengecekan berkala dari MUI,” ujarnya.
Sertifikat halal MUI di kios penjual daging Pasar Agung, Depok, Jawa Barat. [Ilustrasi JS]
S
ertifikasi Halal oleh Maj elis Ulama Indonesia (MUI) dinilai masih memiliki kekurangan. Lemahnya regulasi itu khususnya di sisi manajemen dan mekanisme kontr ol pada produk makanan yang telah beredar. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Dr H Abdul Mannan, menyatakan bahwa manajemen dan pengawasan sertifikasi halal khususnya bahanbahan konsumsi di Indonesia masih kalah dengan negara sekuler seperti Singapura. “Disana proses pengawasan produk makanan sampai dapurnya,” ujarnya seperti dikutip laman portal nasional Republika, akhir Januari (21/1) lalu.
“Siapa bisa menjamin setelah pengeluran sertifikasi halal mereka tidak mengubah komposisi makanan mereka,” imbuh beliau. Sebelumnya beredar keterangan dari HalalCorner bahwa ada beberapa perusahaan makanan yang tidak memperpanjang sertifikasi halal sejak pertama kali diajukan. Bahkan, ada perusahaan yang juga tidak mencantumkan label sertifikasi halal. Padahal, sebut Ustadz Mannan, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah memberikan perlindungan bagi umat Muslim. Di mana dalam UU tersebut diatur bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/ atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label. Dalam Pasal 10 PP 69/1999 juga diterangkan bahwa setiap orang yang memproduksi atau
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 4
memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada Label. Keterangan tentang kehalalan pangan tersebut mempunyai arti yang sangat penting dan dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang beragama Islam agar terhindar dari mengonsumsi pangan yang tidak halal (haram). Siapa saja yang melanggar ketentuan yang diatur dalam PP 69/1999 diancam dengan tindakan administratif yaitu peringatan secara tertulis, larangan untuk mengedarkan untuk sementara waktu dan atau perintah untuk menarik produk pangan dari peredaran. Bahkan ancaman lainnya pengenaan denda paling tinggi Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah), dan atau pencabutan izin produksi atau izin usaha.* (ybh/hio)
NASIONAL
Institusi Pendidikan Harus Diisi Kader
K
etua Pimpi nan Pusat (PP) Hidayatullah, Drs Tasyrif Amin menegaskan, institusi pendidikan di Hidayatullah harus diisi oleh kad er Hidayatullah. TUJUANNYA, agar kelak output-nya menjadi kader yang terus berdaya guna, baik untuk lembaga maupun secara luas di masyarakat. Dengan tenaga kader pendidik yang profesional dan terakreditasi, maka diharapkan proses pendidikan akan semakin berkualitas dan sistem pendidikan integral sebagaimana yang digagas Hidayatullah berlangsung seimbang. Beliau menjelaskan, untuk menjadi kader Hidayatullah harus melalui beberapa tahapan. Di antaranya seleksi, uji kompetensi, integritas, dan kepribadian, serta mengikuti training berjenjang pengkaderan Hidayatullah yang direkomendasikan oleh level pimpinan di institusi tempatnya mengabdi. “Semua pelaku pendidikan yang ada di lembaga ini harus kader. Sehingga mampu menciptakan pendidikan yang integral. Jangan bermimpi bisa melahirkan kader, jika pelaku pendidikan bukan kader dan sistemnya tidak integral,” tegasnya di hadapan peserta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Provinsi Gorontalo, pekan kedua Februari ini. Beliau juga menyampaikan kepada peserta rakerwil agar memanfaatkan momen yang tinggal beberapa bulan ini dengan sebaik-baiknya.
Kandidat doktor ini menekankan kepada peserta rakerwil bahwa program kerja yang dirancang dan dirumuskan selama satu tahun ke depan ini harus benar-benar menjadi prioritas dalam bekerja. “Waktu yang tinggal beberapa bulan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang menjadi skala prioritas,” pesannya. Salah satu rekomendasi dari rakerwil ini adalah ke siapan Hidayatullah Gorontalo dalam menyukses
kan Munas IV Hidayatullah di Balikpapan pada bulan November 2015 mendatang. Rakerwil terakhir dari kepengurusan periode ini dihadiri oleh orang istimewa yakni Ketua Dewan Syura Hidayatullah, KH Hamim Tohari. Kehadiran beliau dalam rakerwil ini memberikan energi baru kepada seluruh peserta Rakerwil dalam menge jawantah spirit kiprah pengabdian lembaga Hidayatullah khususnya di wilayah tersebut.* (hio/ ybh)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 5
NASIONAL
Wakil Ketua MPR Bahas Otsus di Hidayatullah Balikpapan
W
Menurut Mahyuddin, dasar utama pemberian Otsus kepada daerah adalah pemerataan pembangunan. Bukan karena suatu daerah menginginkan kemerdekaan.
akil Ketua MPR RI Mahyuddin ditemani Wakil Ketua Komisi II (fraksi PKB) Lukman Edy dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan (17/01/2015).
Dia mencontohkan, Papua yang kini menyandang Otsus sebagai daerah tertinggal. Begitu juga di Aceh lantaran perang dan konflik panjang sehingga pembangunan di sana menjadi tertinggal.
Rombongan mengunjungi pesan tren di Jl Mulawarman RT 25 Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kalimantan Timur itu untuk bersilaturahim serta berdialog bersama para ustad dan santri. Menurut Mahyudin, sebagai seorang politisi dia mengaku harus dekat dengan para kiai dan santri. “Biar lancar dan lebih berkah,” katanya. Ia juga menyampaikan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang masih utuh mengajarkan norma-norma dan nilai-nilai keagamaan. Di tengah arus globalisasi dengan menguatnya gaya hidup individual, pesantren terus berjuang mengajarkan kebersamaan.
Sementara Yogyakarta memang daerah kerajaan. Saat bergabung dengan NKRI mereka meminta otonomi khusus. Sementara itu Ustadz Abdul Qadir Abdullah, salah satu pembimbing pesantren mengatakan, ini adalah kunjungan pertama MPR ke pesantren tersebut.
Mahyuddin mengatakan, Kaltim dasarnya adalah keadilan. Karena merasa sumberdayanya besar. Kenapa masih banyak masyarakat yang miskin?
Hal senada juga di sampaikan Ustadz Hamzah Akbar, pengurus pondok tersebut, ia mengaku terkejut dengan kunjungan pimpinan MPR.
“Itu perasaan. Tetapi perlu dicek apakah benar”
Di tengah-tengah pertemuan tersebut, seorang santri bertanya kepada Mahyuddin mengenai Otonom Khusus (Otsus) di Kaltim.
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 6
“Saya tak tahu peluangnya nanti seperti apa. Yang jelas tahapannya, Gubernur Kaltim rapat di DPRD untuk menyiapkan naskah akademiknya. Kami akan berjuang bersama baik di daerah maupun pusat,” pungkasnya.* (Siraj)
NASIONAL
Dukung Fatwa MUI Tentang Tanah Masjid “(Dan hal itu) pastinya membutuhkan banyak dana,” kata Abdul Mannan sebagaimana diberitakan Republika, awal Januari lalu. Ilustrasi [JS]
H
idayatullah mengapresiasi dikeluarkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tenta ng status tanah masjid . Fatwa ini dikeluarkan didasari adanya beberapa bangunan masjid yang dihila ngkan dan digusur ta npa penggantian. Ketua Umum Pengurus Pusat Hidayatullah, Dr H Abdul Mannan, menilai fatwa status tanah masjid yang dikeluarkan MUI tersebut perlu terus dikuatkan, seraya melihat relevansi dengan kondisi masyarakat Indonesia saat sekarang ini. Untuk menerapkan fatwa ini, kata beliau, perlu dijalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan penyuluhan bagi seluruh penguruspengurus masjid yang ada di Indonesia.
dilakukan bagi masyarakat desa.
Menurut beliau, yang perlu dilakukan saat ini adalah mengadakan proyek nasional pembuatan sertifikat wakaf untuk semua masjid. Ia menyarankan agar pemerintah mendata semua masjid yang ada di Indonesia untuk kemudian dibuatkan sertifikat massal.
Sebagaimana diketahui, MUI mengeluarkan fatwa status hukum tanah masjid. Berikut ini yang di atur dalam tersebut. Pertama, status tanah yang dimanfaatkan untuk masjid adalah wakaf walaupun secara formal belum memperoleh sertifikat wakaf.
“Proyek ini bisa berlaku untuk semua rumah ibadah, tidak hanya masjid,” paparnya mengusulkan.
Kedua, tanah masjid yang sebagaimana dimaksud dalam poin pertama tidak boleh dihibahkan, tidak boleh dijual, tidak boleh dialihkan atau diubah peruntukannya.
Menurut beliau, fatwa ini memang tidak mudah diterapkan mengingat masih rendahnya perhatian masyarakat terhadap masalah administrasi.
Ketiga, benda wakaf dan status tanah wakaf masjid tidak boleh diubah kecuali dengan syarat-syarat tertentu.
“Masyarakat Indonesia tingkat pendidikannya, kan, tidak sama, kalau disuruh mengurus sertifikat masjid belum tentu bisa,” katanya.
Hal lain yang diatur dalam fatwa ini yaitu, benda wakaf diperbolehkan untuk dijual dengan ketentuan adanya hajah dalam rangka untuk menjaga maksud wakif. Hasil penjualanan benda wakaf ini harus digunakan untuk membeli harta benda lain sebagai wakaf pengganti.* (ybh/hio)
Pada dasarnya, kata dia, fatwa ini merupakan sebagai bentuk tertib administrasi dari masyarakat. Namun, menurutnya, fatwa ini bisa diberlakukan bagi masyarakat perkotaan dan relatif sulit
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 7
saling membutuhkan dan membantu satu sama yang lainnya guna bisa saling kenal-mengenal. “Untuk itu, kegiatan ini juga merupakan wujud adanya rasa kerinduan, kedekatan dan kepedulian terhadap sesama, serta ikatan batin yang kuat, sehingga apabila kita ada kesulitan, maka satu dengan yang lainnya juga dapat merasakannya,” tambahnya. Lebih lanjut, Paramitha Wiyarto mengatakan bahwa sebagai wujud tali kasih kepada warga Pondok Pesantren Hidayatullah Liang, maka pihaknya mengadakan pengobatan gratis, serta bantuan kepada fakir miskin dan anak-anak asuh dari kalangan dhuafa dan yatim di pesantren.
Persit Kodam Pattimura Kunjungi Hidayatullah Liang
P
ersatuan Istri Prajurit (Persit) Kodam XVI/Pattimura beranjangsana dibarengi kegiatan bakti sosial dan santun an di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Desa Liang, Ambon, Maluku (05/02/2015). Sebagaimana diketahui, organisasi Dharma Pertiwi merupakan organisasi pimpinan bagi organisasi istri ABRI. Organisi pimpinan ini terdiri dari 5 organisasi istri ABRI, yaitu Persit Kartika, Chandra Kirana, Jalasenastri, PIA Ardya Garini, Bhayangkari, dan IKKH.
“Kegiatan bakti sosial ini merupakan wujud adanya ikatan batin kami sebagai sesama umat manusia hamba Tuhan yang Maha Besar,” demikian dikatakan Ketua Persit dan Dharma Pertiwi Daerah Q Ny Paramitha Wiyarto pada saat pelaksanaan Bakti Sosial di Hidayatullah Desa Liang, Kamis. “Sebagai sesama makhluk Tuhan, kita selalu selalu ingin saling berinteraksi, bertemu dan bertatap muka, berkomunikasi serta berdialog dengan para Pengurus dan para Penghuni Pondok Pesantren Hidayatullah ini,” ujarnya. Dalam sambutannya, beliau juga mengatakan bahwa sebagai makhluk sosial pada dasarnya
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 8
“Bantuan ini jangan dilihat dari besar dan kecil harganya, namun lihatlah sebagai ungkapan ikatan batin dan ketulusan hati kami. Semoga niat baik kami ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara keluarga besar Dharma Pertiwi Daerah Q dan keluarga besar Pondok Pesantren Hidayatullah, serta ikatan batin di antara kita semua,” imbuh beliau. Pihaknya berharap semoga kegiatan bakti sosial ini mendapatkan berkah dan ridha dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat memberikan manfaat bagi semua. Pada kesempatan tersebut, penyerahan bantuan dilakukan oleh Ketua Pengurus Daerah XVI/ Pattimura Persit KCK Ny Wiyarto. Setelah melaksanakan penyerahan bantuan Beliau bersama rombongan melihat pengobatan gratis.* (tni/hio)
PENDIDIKAN
Ingat, Guru,
Pendidikan Seimbang itu Penting!
A
pakah benar murid-murid menikmati pengajaran yang guru sampaikan di kelas? Perta nyaan tersebut mengemuka dalam diskusi rutin yang digelar di Aula Sekolah Pemimpin, Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Februari 2015.
70% yang disampaikan pada 10 menit pertama. “Lalu apa yang siswa dapatkan dari sisa waktu tersebut?” ucap lulusan Magister Pendidikan Kuri kulum, Universitas Teknologi Malaysia tersebut. Di antara hal yang patut diperhatikan lainnya ada lah penampilan dan komunikasi seorang guru. Everything speaks, demikian pepatah itu menga jarkan.
Diskusi yang diadakan saban Sabtu itu mengha dirkan pakar pendidikan yang juga Wakil Direk tur Sekolah Integral (SIT) Lukmanul Hakim, Balikpapan, Muzakkir Usman. “Sebagai evaluasi pembelajaran, maka setiap guru layak menghadirkan soalan tersebut di atas,” katanya. Menurut Muzakkir, substansi pendidikan adalah sebuah proses yang harus dijalani oleh seorang guru dan murid. Untuk itu seorang guru dituntut berperan dalam menjaga kelangsungan dan kese imbangan proses tersebut. “Jangan sampai guru asyik mengajar, ternyata sang murid malah bosan diajar,” ungkap Muzakkir mengingatkan. Olehnya, fungsi strategi active learning, menurut Muzakkir adalah memastikan proses pengajaran itu berlangsung dengan baik. Tak hanya guru yang asyik mengajar
Bahwa apa yang dikerjakan guru, sikapnya dan cara mengajarnya, semua menjadi bahasa yang dipahami oleh murid terhadap gurunya. Namun di atas itu semua adalah keteladanan seorang guru kepada muridnya. [www.mushida.org]
sedang muridnya justru suntuk dengan apa yang disampaikan. Di hadapan peserta diskusi, Muzakkir lalu meng ungkap perkataan Konfosius, yaitu: ‘Yang saya dengar, saya lupa, yang saya lihat, saya ingat, dan yang saya kerjakan, saya pahami.’ Lebih jauh ia menyebut adanya hasil penelitian bahwa seorang pelajar ternyata hanya mampu memperhatikan 40% pada materi berbentuk ce ramah. Sedang pelajar hanya mampu mengingat
“Apalah arti segala teori dan mujahadah tanpa adanya keteladanan yang nyata di depan murid,” terang Muzakkir mengingatkan. Seiring waktu, Sekolah Pemimpin yang bertaraf Madrasah Tsanawiyah (MTs) ini terus berbenah. Selain peningkatan kualitas dan kekaderan siswa yang terus digenjot. Sekolah Pemimpin juga ber upaya meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Menurut Muhammad Arfan AU, Kepala Sekolah Pemimpin, wahana diskusi ilmiah tersebut juga menghadirkan beberapa pakar pendidikan dan sesepuh Pesantren Hidayatullah Balikpapan.* (Masykur)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 9
KEUMATAN
Laznas BMH Dukung Pendidikan di Tempajang Sebagian besar jalan utama menuju ke Kampung Tempajang hanya bisa dilalui dengan memakai kendaraan roda dua. Sebab di samping kiri dan kanan jalan adalah bebukitan yang curam. Sudah bertahun-tahun warga desa yang berpen duduk Muslim ini tidak memiliki seorang dai yang dapat membina aqidah Islam mereka. Sampai kemudian datanglah Ustadz Shidiq yang dengan sukarela berinisiatif mengajarkan anak-anak mere ka mengaji di mushalla kampung.
L
Mushalla kampung semakin hidup dan riuh dengan aktifitas keagamaan dan terutama kegiatan bela jar mengaji al-Qur’an. Minat anak anak untuk al-Qur’an terus meningkat, termasuk keikutsertaan warga dewasa untuk mengikuti kajian keislaman.
embaga Amil Zakat Nasi onal Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) Denpasar, Bali, dukung kiprah dai dan berika n santunan pendidikan bagi siswa di Kampung Tempajang, Kabupaten Karangasem, Bali, Januari lalu.
“Semangat masyarakat juga sangat baik menyambut langkah awal dakwah ini hingga sampai saat ini sudah mencapai puluhan anak sudah mendaftar,” kata Hairi, tokoh masyarakat Kampung Tempajang.
Relawan Laznas BMH menempuh perjalanan mo bil selama hampir 90 menit dari Kota Denpasar menuju salah satu desa yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota. Namun perjalanan tidak bisa sepenuhnya dilanjutkan menggunakan roda empat karena medan jalan yang kurang bersahabat.
Kepala Cabang BMH Denpasar Muhammad Samsudi dalam sambutannya sangat mengharapkan kerjasama antar umat Islam terus terbangun. Pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung setiap program
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 10
pembinaan umat dan pendidikan, serta aktif dalam kegiatan sosial. “Umat Islam ini ibarat satu tubuh. Artinya, apabila ada satu bagian yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit yang sama. Jika hal ini sudah menjadi kultur, maka sejatinya Islam berjaya karena tumbuhnya kepedulian antar sesama,” urainya. Pemberian santunan dai pelosok dan penyerahan paket alat belajar TPA oleh Laznas BMH Denpasar ini disponsori oleh Pengajian Perum Padang Lestari Denpasar Barat, majalah Suara Hidayatullah dan PD Hidayatullah Karangasem.* (Yusran Yauma)
IQRA’
Belajar Tegar dari
Mereka... Untuk Anda yang mudah berputus asa, yang mengeluh senantiasa, pesimis jiwanya, rapuh dan lemah, yang ingin bangkit bergelora: Belajarlah dari mereka. Dua sosok pria, yang tengah diuji oleh Allah, dengan kedua kaki tak bisa berdiri sempurna, ketika tubuh nan ringkih berjalan “terbata-bata”, langkah dan gerakan pun tak lagi semaunya. Tapi di sana, semangat itu masih ada, ukhuwah tetap terjaga, ibadah pun terlaksana. Subhanallah! Betapa malunya kita yang masih “sempurna”... Foto kiri: Dai asal Hidayatullah Bengkulu. Foto kanan: Jamaah Hidayatullah Balikpapan. Semua dipotret di Gunung Tembak.* (Foto dan teks: Jurnalis Sarungan)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 11
SILATURAHIM
Dialog Nasionalisme Santri di Hidayatullah Makassar
D
ewan Pengurus Wilayah Poros Pemuda Indonesia (DPW PPI) Sulsel menggelar dialog yang bertemaka n “Mem bangun Semangat Nasi onalisme Santri Men uju Santri yang Nasional Religius”. Kegiatan ini digelar di Pesantren Hidayatullah, BTP, Makassar, akhir Januari (28/1/2015) lalu. Panitia yang juga Ketua PPI Sulsel, Taqwa Bahar, kepada wartawan di Makassar, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme santri, sebagai salah satu upaya mempersiapkan generasi yang cinta tanah air yang juga dalam pemahamannya tentang keagamaan. “Ke depanya kita membutuhkan generasi yang bisa mengantarkan negara kita kejalan yang lurus dan rahmatan lil ‘alamin,” ungkap Taqwa Bahar. Beberapa pembicara yang diundang adalah akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Arifin Hamid, pembina Pesantren IMMIM DR Nasruddin, Ketua PW Hidayatullah Sulsel DR Abdul Majid, dan Kepala Kanwil Kemenag Sulsel HM Ghazali Suyuthi.* (ybh/hio)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 12
SILATURAHIM
Menurutnya, kejayaan umat menjadi yang paling mulia dimulai dengan kesadaran dan kesungguhan untuk kembali kepada syariat. Namun faktanya, tambah Ali, pemimpin umat Islam sekarang mencampakkan fungsi al-Qur’an, sehingga pantas jika Allah tidak memberikan kemenangan kepada umat Islam.
Tabligh Akbar
“Al-Aqsha” Ormas Islam Lampung
M
unculnya pembebas AlAqsha diawali dengan proses panja ng akan kesa daran umat terhadap syariat Allah. Demikian dikatakan Ustadz Ali Romli, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Yukum Jaya pada Tabligh Akbar di Masjid Al-Fatah, Lampung Tengah, Januari (18/1) lalu.
“Hendaknya kita bersungguh-sungguh kembali kepada apa yang menjadikan umat sebelum kita jaya, yakni al-Qur’an,“ tambah Ali yang juga pengasuh Kajian Tafsir Ibnu Katsir di Lampung Tengah itu. Kembali kepada al-Qur’an, menurut Ali, juga merupakan kekuatan bagi umat Islam menuju kejayaan di akhir zaman, yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Munculnya pembebas Al-Aqsha seperti Shalahuddin Al-Ayyubi itu diawali proses panjang kesadaran umat terhadap syariat, perhatian yang serius kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam,“ kata Ali dihadapan ratusan Jama’ah. Tabligh Akbar ini diadakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) bekerjasama dengan Organisasi Islam Muhammadiyyah, Hidayatullah, dan Majelis Taklim Al-Falah Lampung Tengah.
Ali mengingatkan kaum muslimin untuk tidak saling menjatuhkan, mencemooh, apalagi mengkafirkan satu sama lain. “Mari kita sambut Khilafah A’la Minhajin Nubuwwah dengan kembali kepada syariat bersama-sama bergandeng tangan. Di sinilah ukhuwah kita, tidak saling mencemooh, saling menjatuhkan, apalagi mengakfirkan sesama umat Islam, melainkan kita kembali menegakkan Islam ini dengan saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa,“ ujarnya.* (mrn/hio)
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 13
SINERGI
STISHID Siap
Kerjasama dengan
UHQIS
W
akil Rektor University of The Holy Qur’an and Islamic Science (UHQIS) Negara Republik Sudan atau yang dikenal dengan Universitas AlQur’an menawarkan kerjasama pendidikan dengan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) Balikpapan, Kalimantan Timur. Prof Dr Ahmad Said Salman, sang wakil rektor, menawarkan kerjasama tersebut ketika berkunjung ke kampus STISHID Balikpapan, Gunung Tembak, akhir Desember (23/12/2014) lalu. Menurut profesor yang biasa disapa Syeikh Ahmad Said tersebut, banyak hal yang bisa dilakukan dengan kerjasama tersebut. Mulai dari peluang lanjut studi di Universitas al-Qur’an bagi mahasiswa dan dosen STIS hingga kerjasama beberapa program pengembangan kedua kampus ke depan. Tawaran dari Universitas al-Qur’an tersebut tentu saja langsung mendapat respon positif dari STIS Hidayatullah. “Alhamdulillah, STIS merasa sangat terhormat bisa bekerjasama dengan Universitas al-Qur’an dan ini adalah berita gembira buat seluruh umat Islam di
Indonesia,” terang Ketua STIS Hidayatullah saat itu, Paryadi Abdul Ghofar.
yang meyakini ajaran yang disampaikan Nabi tersebut,” ungkap Ahmad menjelaskan.
“Insya Allah STIS segera mengurus kelengkapan berkas yang dibutuhkan untuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut,” imbuh Abdul Ghofar kembali.
Dalam acara yang digelar di Aula Kampus II Lantai II di Komplek STIS Hidayatullah Putri, Syeikh Ahmad juga mengingatkan agar tak menjadikan ilmu dan hafalan al-Qur’an sebagai tujuan akhir. Bagi seorang Muslim semua itu hanya sebatas sarana untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah.
Di waktu yang sama, Syeikh Ahmad berkesempatan memberikan pidato kepada mahasiswa STIS. Dalam paparannya, Ahmad menyebutkan, seorang Muslimah memiliki peran istimewa dalam membangun peradaban Islam. Dia menjelaskan, sejak awal kedatangannya, Islam telah memuliakan wanita. Bahkan manusia yang pertama menyicipi kemuliaan Islam juga seorang wanita, yaitu Bunda Khadijah. Termasuk gelar syahid yang pertama direbut oleh Sumayyah, ibunda dari sahabat Ammar bin Yasir. “Bukan tanpa alasan jika Khadijah pertama kali
Edisi Tahun ke-4 | Volume 36 | FEBRUARI 2015 | rABIUL TSANI 1436 h | 14
Menurut Syeikh Ahmad, hal inilah yang membedakan antara peradaban Islam dengan apa yang diusung oleh Barat. Meski Barat mengklaim maju dalam peradaban mereka, tapi sejatinya peradaban tersebut rapuh sebab jauh dari nilai-nilai al-Qur’an. Sedang di saat yang sama, al-Qur’an telah menjanjikan kejayaan peradaban buat umat Islam. Sebab, menurut al-Qur’an, umat Islam adalah umat yang terbaik, jika memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Allah.* (stis)
PESAN ALLAHUYARHAM
MUKMIN PEMENANG
“DAN ALLAH TELAH BERJANJI KEPADA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DI ANTARA KAMU DAN MENGERJAKAN AMAL-AMAL SHALEH, BAHWA ALLAH SUNGGUHSUNGGUH AKAN MENJADIKAN DIA BERKUASA DI BUMI SEBAGAIMANA ALLAH TELAH MENJADIKAN ORANG-ORANG YANG SEBELUM MEREKA BERKUASA. (QS. AN-NUR: 55)
Manakala kamu beriman dan beramal shaleh ada janji Allah yang selalu menyertai, tidak mungkin dipungkiri, karena Allah pasti menepati janji-Nya. Jadi dapat dikatakan bahwa ini merupakan rumus dan aksioma bahwa orang yang beriman dan merealisir imannya dalam bentuk amal shaleh di lapangan, pasti akan diberi kekuasaan, tidak meragukan lagi. Sebab, dua syarat inilah yang ditetapkan oleh Allah SWT, dimana kalau dua hal ini telah dimiliki, kekuasaan itu pasti di tangan. Kendatipun tidak ditargetkan. Karena kita beriman bukan untuk berkuasa dan kita beramal shaleh bukan karena kita ingin memegang dominasi di seluruh sektor kehidupan. Tapi ini mutlak, manakala kita beriman dan beramal shaleh, kekuasaan pasti di tangan sebab ini sudah merupakan rumus dari Allah SWT, yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun juga.
Edisi Tahun kE-4 | VolumE 36 | FEBRuaRi 2015 | RaBiul Tsani 1436 h | 15
Karena, perlu dimaklumi, bahwa orang yang beriman itu punya sumber kekuatan yang tidak habis-habisnya yaitu Allah SWT. Orang beriman itu setiap saat akan terehab kekuatannya, hilang kecemasannya, sirna kekuatirannya. Yang tumbuh dengan subur dalam jiwanya adalah keyakinan dan keteguhan hati; optimis dalam menyongsong masa depan yang gemilang. Dampak dari ucapan Laa Ilaha Illallah yang telah melembaga dalam dirinya memang terlalu wajar kalau mendatangkan hasil seperti itu.
Kalau sepanjang hari ucapan ini selalu disegarsegarkan, luar biasa, sebab semakin diulang ucapan ini semakin banyak terjemahan ditemukan; tidak ada yang kuasa selain Allah SWT; tidak ada yang kuat dan unggul selain Allah SWT; tidak ada yang mampu selain Allah SWT; tidak ada yang punya daya selain Allah SWT.
manapun juga; semuanya hanya bayang-bayang.
Dan seterusnya, sampai kepada pengakuan yang paling ekstrem bahwa tidak ada yang wujud selain Allah SWT; tidak ada yang ada selain Allah SWT. Semua yang ada ini hanya bayang-bayang, termasuk penguasa di negara adi kuasa dan adidaya
Kalau modal ini telah kita miliki, inilah aset perjuangan yang paling besar, inilah senjata yang paling ampuh. Karena dengan ini kita diberi kemampuan menghitung apa yang orang lain tidak mampu menghitung.
Beginilah dulu sikap Ibrahim menghadapi Namrudz, Musa menghadapi Fir’aun, dan nabi kita menghadapi Trio Abu (Abu Jahl, Abu Lahab, dan Abu Sofyan). Mereka selalu tegar tidak pernah putus harapan.
Kita tidak sibuk mengejar apa yang sementara orang lain kejar; sehingga kita selalu efektif dalam menggunakan waktu dan tenaga. Kita akan selalu melakukan hal-hal yang memang berguna untuk diri dan untuk orang lain tanpa terjadi kebocoran-kebocoran dan penghamburan waktu serta tenaga yang sangat merugikan. *
Edisi Tahun kE-4 | VolumE 36 | FEBRuaRi 2015 | RaBiul Tsani 1436 h | 16