JADWAL ACARA ~-~~ ., Topik
Jam
r
Symposium V: Endocrine & Metabolic Disorders
'
08.0008.05
Opening Remarks: Committee
08.0509.00
Plenary Session: BPJS, Cllnlclans, and Patients: Strange Bedfellows?: Moderator: dr. Hendry Palandeng, DK, MSc Major Issues of Patients Management and Healthcare Provider's Rights in JKN Era: BPJS' Point of View: North Sulawesi Regional Division Director of BPJS Kesehatan Major Issues of Patients Management and Healthcare Provider's Rights in JKN Era· Physician's Point of View: Head of Medical Committee of Kandou Hospital Major Issues of Patients Management and Healthcare Provider's Rights in JKN Era: Government's Point of View: North Sulawesi's Head of Provincial ttealth Office
11.1512.15
09.0009.15 Room I
09.1510.15
Room II Symposium II: Pain Management
Moderator: Dr.dr Suryadi Tatura, SpA(K) Updates in HIV Medicine: dr. Agung Nugroho, Sp.PCHPTI Ensefalitis Sitomegalovirus pada Pasien AIDS : dr. Arthur H.P. Mawuntu, Sp.S Virus Zika & lnfeksi Virus Dengue: Dr. dr. Novie
Moderator: dr. Herlyani Khosama, Sp.S{K) Acute Pain Management: Dr. dr. Hermanus talenoh, Sp.An(K) Nyeri Neuropatik: dr. Theresia Runtuwene, Sp.S(K) Penanganan Nyeri Nonfarmakologi: Dr. dr. Theresia Mogi, SH, SpKFR(K) Care for Pain Patients in the Hospital: dr. Wahyuddin Suleman, M.Kes, Sp.An
Rampengan,
MPTP, Sp.A{K),
DTM&H,
MCTM(TP)
10.1511.15
Rasionalltas Penggunaan Antibiotik pada lnfeksi : dr. Christy Mambo, MSc Symposium Ill: Reproductive & Urogenital Problems Moderator: Dr. dr. Junike Joice Kaeng, SpOG-K Diagnosis & Penanganan Masalah Obstetrik : Dr. dr. John Wantania, Sp.OG-K Management Menstrual Problems : dr. Maria loho, Sp.OG·K Diagnosis dan Tatalaksana Prolaps Organ Panggul Terkini: dr. Rudy Lengkong, Sp.OG-K Evaluasi Kasus-Kasus Pra Kanker Ginekologi: dr. Joel laihad, Sp.OG·K
vii
12.4513.45
134514 45
Symposium IV : Malignancies Moderator: dr. Steward Mengko, Sp.THT-Kl Peranan Ahli Patologi dalam Diagnosis dan Penanganan Kanker: dr. Meilany Durry, Sp.PA Kanker pada Anak: dr. Stefanus Gunawan, Sp.A(K), MSI.Med Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring : dr. Armenius Sondakh, Sp.THT-Kl(K) Kanker Ku lit Terka!t dengan Paparan Mataharl: Prof. dr. Pieter L Suling, MSc, Sp.KK(K) FINSDV
COME TO MANADO Comprehensive Mediral Topics Focused on Manageni.,nl 30 M.ay2016~ Mc.r,urc lfnld, North Subwc,i
Lunch Symposium VII: Pedlatry
Symposium I: Infectious Diseases
~111! Diagnosis
14.4515.00 15.0015.15
Dis-
Moderator: dr. Shirley Kawengian, M.Si Moderator: dr. Edward Jim, Sp.PD Hipertrigliseridemla : Dr. dr. Arthur Mongan, Hypertension in CKD: Prof. D.r dr. Emma Moels, MSc, Sp.PK Sp.PD-KGH Advance in Diagnosis and Management of Type 2 Role of Surgery in Preventing Chronic Kidney Diabetes Mellitus: Prof. Or. dr. Karel Pandelaki, Disease: dr. Richard Monoarfa, Sp.U Sp.PD-KEMO Dementia & Alzheimer's Disease: Dr. dr. Junita Thyroid & Parathyroid Disorders: dr. Yuanita Maja P.S., Sp.S(K) Langi, Sp.PD-KEMO Antlaging: Prof. dr. Eulis Datau, Sp.PD-KAI
12.1512.45
Coffee break
Symp,:,sium Vl: Nephrology & Degenerative eases
Symposium VIII: Cardio and Pulmonary Dlseases Moderator: dr. Edmond Jim, Sp.JP, FIHA Deteksl Dini PenyakitJantung Bawaan: Dr. dr. Ehrling D. Kaunang, Sp.A(K) Management of Acute Myocardial Infarction : Dr. dr. Starry Rampengan, SpJP{K), FIHA Metabolic Risk Factor for Cardiac Disease: Inflammation : dr. Frans Wantania, Sp.PD Bronchial Asthma: dr. M C. P Wongkar, Sp.PO
Moderator: Prof .dr. Max Mantik, Sp.A(K) Resusitasi Neonatus: Dr. dr. Rocky Wilar, Sp.A(K) Manajemen Sayl Berat Sadan Lahir Rendah : Dr. dr. Johny Rompis, Sp.A(K) Penanganan Anak dengan ADHD ; dr. Elfrida Marpaung, Sp.KFR Respiratory Diseases in Child: dr. Audrey Wahani, Sp.A(K) Symposium IX: Trauma & Emergency Medicine
Symposium X: Sleep and Consciousness ders
Moderator: dr. Denny J. Ngantung, Sp.S Brain Rescucitation After Traumatic Brain Injury: Dr. dr. Diana Lalenoh, Sp.An, KNO Trauma pada Anak: dr. Harsali F. tarnpus, MHSM,Sp.BA Emergency in Eye Disorder: dr. Samuel Malingkas, Sp.M Multarauma di RSUP Prof Kandou Manado di Tahun 2015: Or. Dr. Nico lumintang, Sp.B-Kl Coffee Break
Moderator: dr. Finny Warouw, M.Kes, Sp.S Evaluation of Unconscious Patients: dr. Corry Mahama, Sp.S Seizure and Epilepsy: dr. Herlyani Khosama, Sp.S (K) Obstructive Sleep Apnea (OSA) : Dr. dr. Olivia Pelealu, Sp.THT-KL Psychiatric Cases Management in Primary Health Center: dr. Anita Dundu, Sp.KJ
Closing remarks
'
( OM~: TO MAN ADO. Comprcbenstve M~dical Topics Focused on Management :mJ Diagnosis rn M.,y llllr.. Mercure Hotel North Subwcsi
Oi50r-
Comprehensive
Medical Topics Focused on Diseases Management and Diagnosis
COME TO MANAOO Prosiding Dalam Rangka Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
(PKB) FK UNSRAT
Editor Dr. dr. John Wantania, Sp.OG-K dr. Arthur H.P. Ma\'11\Jntu, Sp.S Dr. dr. Diana Ch Lalenoh, Sp.An
Penyunting dr. Harsali F. lampus, MHSM, Sp.BA dr. Tear F. Mamuaja dr. Eudon Muliawan
Diterbitkan oleh: Bagian Bedah, FK UNSRAT Manado
Alamat Penerbit: Bagian Bedah FK UNSRAT Manado Gedung Bedah Swadana FK UNSRAT Manado Jalan Raya Tanawangko No.56, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia 95115 Cetakan Pertama, Mei 2016 ISBN: 978-602-70396-1-2 t-iak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerblt
COME TO MAN ADO : Cemprchcnstve Medical Topics foCll~ed on Management and Diagnosis so Nay 2016, Mercure Hotel. North Sut.iwes1
DIAGNOSIS & PENANGANAN MASAI.AH OBSTETRIK : TRENDING (VIRUS ZlKA DALAM KEHAMILAN) & UPDATE (PREEKLAMPS1A) John Wantania
VIRUSZIKA Virus Zika dftularkan melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama Aedes aegypti. Penyaklt yang disebabkna dinamakan sebagai Zika, Ziko disease ataupun demam Zika (Ziko fever) Penderita biasanya mengalami demam, ruam kulit, konjungtivitis, nyerl otot dan sendi, malaise, dan sakit kepala. Hingga saat ini belum ada pengobatan ataupun vaksinasl-y,mgtersedla. Pencegahan terbaik dengan menghindar dari glgitan nyamuk.1 lnfeksi virus Zika dapat dicurlgai berdasarkan gejala dan riwayat beperglan ke daerah yang diketahui terdapat penularan virus Zik.a ini. Diagnosis virus Zika hanya dapat dikonftrmasi l'!'elalui tes laboratorium berupa RNA virus Zika pada seseorang yang tertular (darah, urine, saliva).1'1 lnfel<si virus Zika biasanya ringan dan tidak membutuhkan penanganan khusus. Penderita yang terinfeksi membutuhkan istirahat, cukup cairan, dan mendapatkan terapi untuk nyerl dan demam. Rlsikotransmisi seksual oleh virus Zika dianggap rendah, tetapi transmisi se1<sual dari prla ke wanita telah dilaporkan. Jika pasangan wanita berisiko untuk hamil, atau berencana untuk hamil, kontrasepsi yang efektif disarankan untuk mencegah kehamilan dan dlsarankan menggunakan kondom bagi wisatawan laki-laki untuk mengurangi risikopenularan, dan Dua puluh delapan hari setelah kembatl dari daerah dengan transmisi aktif virus Zlka jika belum memiliki gejala yang sesual dengan infeksl virus Zika. Enam buIan setelah pemulihan jika penyakit klinis sesuai dengan infeksi virus Zika atau infeksi virus Zika dikonfirmasi dengan laboratorium. Dua puluh delapan hari merupakan perkiraan masa lnkubasi, 14 hari ditambah sekitar periode 14 hari viremla. RNA virus Zika telah terdeteksi dalam air mani pada 62 hari setelah onset khas akut penyak.it virus Zik.a dalam kasus tunggal. Periode enam bulan yang disarankan penggu-naan kondom untuk pria yang dicurigai atau dikonftrmasl infeksi virus Zika mencerminkan pendekatan kehati-hatian saat bukti lebih lanjut dikumpulkan.2 Luaran pada bayi yang terinfeksi dengan virus Zika, ditemukan microcephaly, JUGR, k.alsifikasi sereberal, atrofi sereberal, 1esi makular (Tabet 1).
COME TO MANADO: Comprehensive Medical Topics Focused on Management and Diagnosis 30 May 2016. Merrure Hotel, North S11lawcsi
111·1
Ga.mbar t. A1go1itma manajemen Wanita hamil yang terinfdcsi virus Zika~
Tabel 1.. Temuan pada Ultrasonogra6 dan kelainan yang ditemukan saat kelahiran"
-
F-
W..tof Geslolion II ln"1ltlon
.,
f'1\ll'lm-lTIIPO'f$S'2"'600"1'll(>10,'",1(: ~~ ,>i!l'l l•• • ,ltlill ~mo .t,,,IJ'Q tu ,ar l ~'l"'Y
Elolm,111,tlott
Mt<.mapl .. ty, Ctffl)f'8ckoff
no!mJt m.ddlt =•~I V.."1'(• .,tr•u!ff l'e 8'°"'11,
M.:~*11,ftreb11~onCT, g~' ur~bral atrooh,, ...._~,
i..,,,u
(I•••"
20
Cl,or,o,d~"• er,\. ..,..i,.11.u .uopt., <Slh po=t~J
2..
u
29
M~.~calof>at',on, lllol
Sr;;n,,...-
41
12
24
Mt"V CJ>!ff<'.A r,,'ll'I• f>9Slhp
StiU -n uierc
l9
21
JO
C-~br •oo cottbr•I rigl,l ptr,Ye
St,U ·r,umo
17
u
26
Mid,k<:,,..~'1r>I •rt•r, ilow•llt.!X"«"'·~
12
ll
27
M«!'OCA!JlNII
1-0
2S
;o
Ho
16
26
)S
M.oTo<epi,•i,,
n
27
JS
c.. <.br.>tcu: ',;"'""'·
}O
)4
ll
Jl
N<,,,.,
51
32.
JS
fml11u1h
2J
35
40
....~ d.•-
pba!Ul "1Wtf"'"""fa< as. sns«!tr, Oo!>t*fstud,, of.ir,f,vd•=,os, ,nwuwrtt ;rowtt, restr,ct,on
ab-mo[uml,,l,.,11 .. ...,,.... flow (~9Sth~~the pu~•tlle ,n
broc.hycq,i, ily
:)lljt',
:111S.'tM~111t-;,i11 I'll mt•;:,-
Fin&n,s at llrth
Uftnsonocnph,
&
l ffld:'9(
°" ~
AO
li>t:t=
~~=rtf<:!ili
Abnortnll Flndiflp
--~-1
fHtrict,Otl
~·.•lii-J.1,t;~fy tv1..\tef,al.~VU'J
----
-----
al Uhruou,,d
JS
19
-
Wftitof Clmlllion
°"
~
Sttlf :I\ Ut('rO
=11 {o,
gesut,,:,ruJ ..... ~ c,n:umfet, e-noe proporoo...i ti.> bod, $iZe. milCV!.i< ie..,,,, St•lll,int,
s,,,,.u.1«~.,;..,.._.1~ l>clld<•""""'ff· •~ P"'Poit•J>n.ll to body $•l0'
-
StJI
,~t•o
Anh,a,a=-os ,m,.._,,.,.,.. g,OW!I> rH1J-<:tt0n
""Ul'tf<>
l\
lRttO
!ilatbtrtl> N0trml•
No<m>l
--------·
·CG.--
11/Ml~&ld ii:nt11t trio
;ra,;nJ ~-
PREEl
-· U...3""11
......, . r.., ""'"'·-
Paradigma lama dalam mendiagnosa preeklampsia tergantung pada onset hipertensi baru dan proteinuria,
il(id'rrJ l ... """'' • fmSider rr:tc, ill 1 nplx;i;)l t
4
•
4
sehingga sering terjadi keterlambatan diagnosis dan penanganan. Oelinisl yang direvisi menurut ACOG, diagnosis
St .-7J<3,..,,,d._<0NIW!!il1Nte~lll)~"'""o,lltl"'ttn.,n_..,,~
·= .
~,r:i~
•lrcv=slf,lil1111ta
preeklampsia tidak lagi membutuhkan kadar proteinurla yang tinggl. Bukti menunjukkan bahwa masalah organ
ot 1.w.,alallt, 10 cor6-"""1t,,ncM
seperti ginjal dan hepar dapat terjadi tanpa tanda protein tersebut, dan jumlah proteinuria lidak memprediksi
tar~
seberapa berat penyakit akan berkembang.
5.6
Preeklampsta kini di diagnosis dengan tekanan darah tinggi yang persisten dalam kellamllan atau pasca salin yang terkait dengan proteinuria atau penurunan trombosit, gangguan hepar atau ginjal, cairan di paru at.tu tanda gangguan otali berupa kejang dan atau ~nsguan penglihatan. Perubahan besar lainnya pada diagnosis dan manajemen nyata bahwa preeklampsia adalah proses dinamis. Mendiagnosis kondisi wanlta sebagai "preeklamsia ringan" tidak membantu. karena preeklampsia bisa berkembang pada tingkat '{ang berbeda pada wanita yang berbeda, sehingga perawatan yang tepat membutuhkan re-ev:iluasi yang sering untuk kondisl yang berat.S•& COME TO MANAOO: Comprehensive Medical Topics Focused on Management and Diagnosis 30 May 2016, M•rcure Hotel, NnrthSulawesi IU·l
Secara umum, astolik
merupakan
moderat
(sistolik
tekanan
gambaran 1;4(>-159
& evaluasi
ketat. Magnesium
mencegah
kejang
darah yang sama atau melebihl preeklampsia
sekalipun
Hipertensl
darah
demikian
tekanan
90-109 dalam dua kesempatan
sulfat tetap dlberikan
Pada tekanan
MgS04 perlu diberikan.
berat,
mm Hg atau diastolik
160 mmHg untuk sistolik dan 110 mmHg untuk di-
yang kurang
untuk tekanan dar
berat dapat dikonfirmasi
160/110
Dlsfungsl progres1f / hematoma
darah tinggl yang ringan sampai terpisah)
darah
160/110
mmHg
namun
memerlukan
Eklampsia atau gejala neurologis yang progresif
monitoring
IUGR atau otigohfdramnton
mmHg atau lebih tinggi untuk terdapat
gejala
berat lainnya,
dalam waktu yang singkat agar dapat segera diberikan
terapl.5.6
Gawatjanin label 2. Dosfs obat yanc blasa dlberikan untuk terapi hipertensi denpn tekanan darah
~rr Lat,aalel
Studl m
I ruptur hepar
unjukkan bahwa pada preeklampsia berat yang muncul awal sebaiknya terminasi tidak melebihi
[mage
~
SI.art -C( :'() mo IV: recieat 2'J :0 6011l';l Q JO ir. OI 1 lo 2 ~'mil. r.13:1 300 l!'9 ffl S'.Y. ch lo OCaf
5m:n
Pe.ii 301!1111
Ourat1on
o·
Pasca salln tetap perlu diawasl kemungkinan munculnya preektampsia-eklampsfa Edukasi pengenalan gejala dan
N"fell~
6
510 10 mg capsule IO be s-.~IC'o\1<1 01 ~
~
S'llmted
s:01orim
3()111;11
e'>":l'f 30
"*1
n,:t ~
--61'1
Sl3ffshoUIO be awa'! of tile d'!Stncllori be.M>e s~ 11'.!edipne ~$ l.'9.Al lo lm3l se.-E1' nl Ille tem'~Cll.l!Hctr,gPAl.lllle!~ be u,eo lo' lrealme~ ol nori~i. or w,-e·~ nwenens1Cn>. :2nd ne sli1,Hete.ue lalllels !Xll lh:it a~ ~::: bl'!OMe'.1!~I\~
1. Manajemen ekspektatif dapat dipertimbangkan pada kasus preeklampsia pada usia kehamllan 26 - 34 mlnggu
c:,i
yang bertujuan untuk memperbaiki luaran perinatal. Pember!,-
btle~
fteonU 1>mpfif13
ManaJ~en dan Terapi7.s.9
2
Comments Best 3VOiaed In v;ar.M lV.111 as:nma cc lleall lihlre Neonatol!:9',s~ be Ir~ Ifie t.~IS In bm
as p:irerter;it
37 mlnggu. Pemantauan lceseJahteraanjanin dan kondisl ibu diperlukan dalam keputusan terminasi leb1h awal
tanda preeklampsla sangat membantu
> 160/110 mmH1•
kcrttkostercld berguna untuk mengurangl morbiditas (slndrom gawat napas, perdarahan
JO min
lntraventrikular dan infeksl) serta mortalitas perinatal.
MJt wease 11ie nst. d matem3' h)'l)Olensbn.
3. Pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia berat berguna untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejanc berulang. Rute administrasl magnesium sulfat yang d1an1urkan adalan lntravena mengurangr
nyeri pada lokasl suntikan. Magnesium
sutfat merupakan
pitihan utama pada
untuk paslen
preeklampsfa berat dibandingkan diazepam atau fenftoin, untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsl1 atau
Rekomendasi Tambahan.
dtloittpci.r1s
kejang berulang. Dosis awal magnesium sulfat dlberikan 4 6 g1 yang dlencerkan dalam 100 ml cairan IV dan
Pemberian ka1slum daµat dlberikan terutama pada wanita yang memillki risiko tinggl preeklampsla dan rendah
diberikan selama 15 hingga 20 menlt. Dosis rumatan diberikan 1-2 gr/ jam dalam 100 ml cairan IV.
asupan kalsium, untulc mencegah terjadinya preeldampsla,
6. Antihipertensf dapat dlberlkan pada pada tekanan darah slstotik ~ 140 mm Hg atau diastollk ~ 90 mmHg.
Aspirin dosls 75 mg atau kurang cukup aman diberikan pada kelompok rlslko tinggi untuk menurunkan risiko
7 Kortikosterold diberikan sebelum persalinan pada pasien sindrom HELLP
preeklampsla baik sebagai pencegahan primer atau sekunder
8. Kortikostero1d diberikan pada usia kehamilan 28 - 36 mlnggu untuk menurunkan rislko RDS dan mortalitas
Waktu terminasi yang dlsarankan pada wanita dengan preeklampsla tanpa gambaran berat adalah 37-38
Janin serta neonatal, dengan interval waktu pemberian hingga persalinan 48 jam - 7 jarl 9. Pemberian ulangan kortlkosteroid dapat dlpertimbangkan, Jika kortlkosteroid
diberlkan minimal 7 hari
minggu. Wanita pasca satin tetap dlberikan lnformasl pulang ten tang tentang gejala dan tanda preeklampsia.
sebelumnya lndikasl urgensi untuk terminasf kehamilan pada preeklampsia9 Hipertensl berat, menetap > 24 jam Gaga! ginjal refrakter Edema paru DIC, Trombositopenia yang memburuk COME TO MANADO. Cmnprchens1ve Medical Topics Focused on Management and Diasnosls 30 M~y2016, Nerrurc llotcl North Sulawc>i 111·1
COME TO MANA DO Compr~hcnsivc Medical Tuples Focused on Managem~nt and Diagnosis ~O M;iy 201b. Mtrrure Hotel North \ula"esi 111 1
DAFTAR PUSTAkA 1. WHO. 2016. Zika Virus. World Health Organl2ation fact sheet 2. Public Health ~ngland. 2016. Zika virus infection : guidance for primary care. PHE publication number gateway 2015653 3. WHO. 2016. Pregnancy management in the context of Zika virus. WHO Interim Guidance WHO/ZIKV/MOC/16.2 4. Brasil P, Pereira JP, Gabaglia CR, et al. 2016. Zika virus infection in pregnant women in Rio de Janeiro _ Preliminary report. Massachusetts: N £ng J Med 5. IN ALARM (Update). 2016. Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia. 6. ACOG. 2013. Task Force on Hypertension in pregnancy. Washington DC: The American College of Obstetricians and Gynecologists 7. Cunningham F, Leveno K, BloornS, et al. 2010. Hipertensi dalam kehamllan, dalam William Obstetri edisi ke-23. New York: McGraw-Hill 8. Magee LA, Pels A, Helewa M, et al. 2010. Diagnosis, evaluation, and management of the hypertensive disorders of pregnancy: executive summary. J Obstet Gynecol Can 39(5): 416-438 9. Turner JA. 2010. Diagnosis and management of preeclampsia : an update. lntetnattonal Journal of Women's Health 2010:2; 327-337 10. WHO. 2011. World Health Organization recommendations for prevention and treatment of preeclampsia and eclampsia.
COME TO MA!'!ADO: ComprehensiveMedical Tojlics Fncu~edon Managementand Diagnosis 30 May 2016. Morrurc Iletef, North S11lawesi
UJ-L