Tidak Sulit Kalahkan Israel
Tuesday, 27 January 2009 18:13
{mosimage}dr Joserizal Jurnalis Ketua Presidium Mer-C |
Tanggal 3 Januari 2009 lalu, dr Joserizal Jurnalis bersama beberapa orang dari Mer-C berangkat ke Aman, Yordania. Rencananya, mereka akan masuk ke Gaza. Tapi apa daya, pintu perbatasan di Yordania tak bisa ditembus. Akhirnya mereka memutuskan melalui pintu Rafah di Mesir. Lagi-lagi pintu perbatasan ini pun sulit ditembus. Sudah hampir dua minggu tim yang dipimpinnya mencoba mencari jalan bagaimana menembus barikade militer Mesir yang menjaga perbatasan. Ada tanda-tanda tim medis akan bisa masuk. Tapi dengan syarat harus membuat surat pernyataan bahwa siap menanggung risiko keselamatan masing-masing. Tak ada masalah, Jose siap untuk itu.
Bagaimana kabar Anda sekarang? Alhamdulillah baik. Posisi Anda sekarang dimana? Saya ada di Kairo. Kita baru saja mengurus surat izin dari Kedubes RI untuk mendapatkan rekomendasi agar kita bisa masuk ke Gaza. Rekomendasi itu isinya pernyataan bahwa kita akan menanggung sendiri segala risiko apa bila terjadi sesuatu ketika kita masuk ke Gaza. Surat sudah sampai ke Gubernur Sinai, dan pihak imigrasi di Rafah. Tampaknya kita bisa masuk kalau tidak perubahan yang tiba-tiba. Malam ini kita akan menuju perbatasan. Soal masuk atau tidaknya kita akan lihat dulu ekskalasinya, kita evaluasi perbatasan. Kalau masih bahaya ya kita tidak masuk, sampai kondisinya aman. Bagaimana dengan bantuan dari Indonesia, apakah sudah bisa masuk? Yang sudah masuk, bantuan awal. Kita sekarang mau memberikan bantuan tiga ambulan dan obat-obatan. Relawan medis kita sudah mulai berdatangan. Karena kemungkinan masuk cukup besar. Yang non medis agak sulit. Siapa yang membawa masuk bantuan? Kalau bantuan di Rafah, alat kedokteran dan obat-obatan boleh masuk. Sedangkan yang makanan melalui UNROWA (organisasi bantuan pengungsi PBB). Jadi tanpa pengawalan tim dari Indonesia? Ya. Di perbatasan, kita percaya saja. Obat dijemput oleh representasi pemerintah Palestina. Bagaimana kans tenaga medis masuk ke Gaza? Makin lama makin besar. Asal intensitas serangan tidak tinggi. Apa bukan karena eskalasi serangan Israel makin turun sehingga medis boleh masuk?
1/5
Tidak Sulit Kalahkan Israel
Tuesday, 27 January 2009 18:13
Bisa jadi. Sejauh ini adakah tenaga medis dari luar Gaza yang sudah bisa masuk? Ada. Dokter-dokter dari Mesir. Mereka tergabung dalam Arab Medical Union, sudah bisa masuk. Jumlahnya sudah cukup banyak. Kalau soal tenaga medis kita, mereka minta persetujuan kedutaan kita. Apakah ada konsentrasi Mujahidin di sekitar perbatasan? Tidak ada. Perbatasan Rafah ke arah Mesir adalah zone militer, jadi tidak bisa orang masuk. Banyak sekali check point. Rakyat Mesir sendiri sebenarnya ingin masuk tapi tidak berani. Bagaimana kondisi di perbatasan sendiri? Di perbatasan, up and down. Pemboman berlangsung, kemudian reda. Satu hari ini (Jumat, 17/1) tampak intesitasnya tidak tinggi. Beberapa hari lalu sempat naik. Israel menebar karpet bom di sekitar perbatasan. Israel sudah habis-habisan. Sebenarnya siapa yang menjaga perbatasan? Tentara Mesir. Tetapi izin masuk harus koordinasi antara Mesir, KBRI, dan Palestina. Tapi secara tidak tertulis sebenarnya harus izin atau sinyal dari Israel. Itu filling saya. Apa yang Anda rasakan dengan tindakan pemerintah Mesir? Bahasa diplomatisnya, begini, terlalu berhati-hati. Kalau bahasa pergerakannya Anda tahu sendiri lah. Bagaimana dengan sikap negara Arab lain di sekitar Israel? Sama. Yordania juga begitu. Yang saya lihat agak beda itu Hizbullah. Mereka sudah menyiapkan tentaranya di perbatasan (Israel-Libanon). Bahkan sudah tiga roketnya yang ditembakkan ke Israel. Bagaimana antusiasme rakyat Mesir sendiri untuk membantu Palestina? Sangat besar. Subhanallah. Luar biasa. Sama dengan di kita. Tinggal selangkah lagi khilafah ini. Apa yang dilakukan mereka di perbatasan? Tidak ada. Itu daerah militer. Soalnya begini, 40 km dari perbatasan Israel-Mesir itu adalah daerah militer. Sehingga hampir tidak ada penduduk. Yang ada hanya penduduk , tapi itu ecek-ecek lah. Itu militer Mesir yang jaga? Ya itu militer Mesir. Jadi itu daerah kosong? Ya. Ada kebun-kebun atau rumah penduduk. Tapi sedikit. Berdasarkan pengamatan Anda di lapangan, benar nggak yang menghalangi bantuan justru pemerintah Arab?
2/5
Tidak Sulit Kalahkan Israel
Tuesday, 27 January 2009 18:13
Ya itu tadi bahasa diplomatisnya, terlalu berhati-hati. Dari sisi kekuatan, bisakah Israel dikalahkan oleh tentara-tentara Arab? Kalau Amerika tidak turun tangan, Israel sama Hizbullah saja bisa kalah. Nggak usahlah Mesir. Padahal mereka (Hizbullah) kan bukan negara. Artinya, jika para pemimpin Arab mau bertindak untuk mengerahkan tentaranya, Israel pasti kalah? Betul. Bisa. Kalau kita lihat perang 1973, di mana Mesir bisa merebut Sinai. Ini kan menunjukkan bahwa Mesir sebenarnya bisa mengalahkan Israel. Namun waktu itu Amerika turun tangan untuk menghentikan pertempuran dan menawarkan perjanjian Camp David. Pihak militer Mesir mulai terusik dengan kondisi Gaza? Memang ada sedikit gejolak-gejolak. Tapi tidak terlalu besar. Mereka sudah tidak tahan melihat saudara-saudara mereka dibantai oleh Israel. Korban saja sudah lebih dari 1000 meninggal dan terluka 5000 orang lebih. Pesawat Israel melewati wilayah Mesir? Ya, betul. Pesawat-pesawat itu bermanuver di dalam wilayah Mesir dekat perbatasan. Dibiarkan saja oleh Mesir? Dibiarkan. Bagaimana urgensi persatuan umat untuk mengalahkan Israel ini? Kalau dengan Israel, di bidang politik cara menghadapinya dengan power. Demo-demo saja tidak bisa. Sudah seluruh dunia demo. Hugo chaves sudah memutusklan hubungan. Morales juga begitu. Tidak hanya di dunia Islam tapi juga di seluruh dunia termasuk di negara-negara kafir. Mereka semua terusik hati nuraninya melihat kebiadaban zionis Israel. Israel menutup mata terhadap tekanan dunia? Mereka itu kan punya konsep the chosen people sebagai orang terpilih. Sedangkan yang lain itu ghonim, sehingga boleh diapa-apakan, dibantai dan dibunuh. Kalau kita umat Islam mengatakan kita yang terpilih. Apa yang Anda katakan terhadap para pemimpin Arab? Jadi dengan persatuan dan menunjukkan kekuatan, Israel sebenarnya bisa ditekan. Kalau demo saja tidak bisa. Itu yang saya katakaan power tadi. Israel harus dihadap dengan fisik? Dengan kekuatan, fisik, lobi, diplomasi. Terutama kekuatan fisik. Negara Arab tidak peduli dengan Gaza? Tidak menunjukkan kekuatan fisiknya. Tapi hanya diplomatiknya. Tapi kan selama ini diplomasi tidak terbukti berhasil? Menurut saya harus digabung, fisik dan diplomasi. Kalau diplomasinya saja dicuekin sama
3/5
Tidak Sulit Kalahkan Israel
Tuesday, 27 January 2009 18:13
Israel. Kan kekuatan fisik tidak pernah ditunjukkan oleh para penguasa Arab? Betul. Lalu, siapa yang bisa diandalkan sekarang di sekitar Palestina? Kita berharap Mesir karena berbatasan langsung dengan Palestina. Dan Suriah. Tapi kalau dari aksi-aksi yang kita lihat, orang berharap pada Hizbullah. Cuma kan mereka bukan negara, Hizbullah kan bagian dari Libanon. Dia harus deal dulu dengan komponen Libanon yang lain agar tidak ditusuk dari belakang. Bagaimana strategi besar umat Islam untuk menghadapi Israel? Kita harus berjuang menegakkan khilafah secara bersama-sama. Baru mantap itu. Kalau umat Islam tidak bersatu sulit, kita akan terus diobok-obok.[]www.mediaumat.com
Yakin Pertolongan Allah
Umat Islam harus percaya diri dan yakin akan pertolongan Allah. Sebab itu menjadi kunci setiap langkah. “Kita harus yakin akan pertolongan Allah SWT. Kalau tidak yakin itu, nggak mungkin nyali itu muncul,” kata dokter spesialis orthopedic ini.
Menurutnya, pertolongan Allah akan datang manakala manusia bersikap ikhlas. Ia pernah mengalami suatu kejadian di Tual, Maluku Tenggara. Jumlah Muslim di daerah itu sekitar 20 persen. Posisinya mereka di lembah. Pasukan musuh menyerang dari atas bukit dengan panah api dan ban yang dibakar. Tapi musuh tak pernah bisa masuk ke kampung itu. ''Secara logika militer, tembus. Di sana tidak banyak ulama, tidak banyak orang shalih. Tapi banyak orang ikhlas. Mereka orang-orang awam. Preman-preman. Keikhlasan itu penting sekali. Ilmu penting. Tapi keihlasan itu jauh lebih penting,'' katanya mengenang.
4/5
Tidak Sulit Kalahkan Israel
Tuesday, 27 January 2009 18:13
Bagi dirinya, tak ada yang perlu ditakuti. Hidup dan mati adalah di tangan Allah SWT. Karenanya, di mana ada umat Islam terdzalimi dan membutuhkan bantuannnya, Jose selalu berusaha datang membantu. Padahal ia belum tentu memiliki bekal yang dibutuhkan untuk membantu itu. Bersama Mer-C (Medical Emergency Resque Committee), ia mengumpulkan berbagai kebutuhan dari para dermawan dan selanjutnya dibawanya ke tempat-tempat yang kadang kondisinya sangat berbahaya dan membutuhkan nyali yang kuat untuk memasukinya.
Termasuk ke Gaza ini, ia membawa bantuan senilai Rp 2 milyar dari pemerintah Indonesia. Di Mesir Rp 100 juta di antaranya telah dibelanjakan untuk membeli obat-obatan. Menyusul selanjutnya akan membeli tiga buah ambulan.
Ini bukanlah kawasan pertama yang ia tuju. Sebelumnya ia telah masuk ke Afghanistan, Irak, dan Libanon pada saat lembaga lain tidak bisa menembusnya. Ia ingin menjadikan lembaga yang dibangunnya sebagai sarana mengasah keimanan dan keikhlasan. ''Kalau kita itu melakukan sesuatu dengan keikhlasan, pertolongan itu akan datang dari berbagai penjuru,'' katanya.[] mj
5/5