Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
TINJAUAN MANAJEMEN MUTU SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA BERDASARKAN ISO 9001/IWA 2:2007 Ibnu Ranumarsaid1, Agus Fanar Syukri2 1)
2)
Sekolah Tinggi Sandi Negara, Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, 16330. Bidang Penelitian Sistem Mutu, Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Gedung 410, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 15314.
[email protected],
[email protected]
Abstrak Manajemen mutu di sebuah institusi pendidikan bertujuan untuk lebih mengefektikan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi untuk memenuhi kepuasan mahasiswa, dosen/karyawan, pihak pemakai/stakeholder lulusan, serta masyarakat sekitar. Salah satu standar yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen mutu suatu institusi pendidikan adalah ISO 9001/IWA 2:2007. Hasil survei atas mutu manajemen Sekolah Tinggi Sandi Negara berdasarkan 5 klausul yang terdapat dalam ISO 9001/IWA 2:2007, yang dilaksanakan tahun 2010, diolah dengan acuan kriteria persentase gap analysis tools menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu sekolah, tanggung jawab manajemen sekolah, manajemen sumber daya pendidikan dan realisasi jasa pendidikan menunjukkan hasil yang sudah cukup baik (kriteria II), yaitu berada dalam range nilai 50%-74%. Kata Kunci : ISO 9001, IWA 2:2007, Manajemen Mutu Sekolah, STSN Abstract Quality management in an educational institution aims to optimize all organization resources to meet the students, staff and stakeholders satisfaction. ISO 9001/IWA 2:2007 is one of standard that can be used to measure the effectiveness of quality management in education institution. The survey conducted in 2010 by using the five clauses of ISO 9001/IWA 2:2007 for the quality management of Sekolah Tinggi Sandi Negara, analized with the gap analysis tools, showed that the quality management system, management responsibility, resource management and realization of educational services were good enough (criteria II), in the range of values 50% -74%. Keywords : ISO 9001, IWA 2:2007, School Quality Management, STSN 1.
PENDAHULUAN Pendidikan didefinisikan sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat proses yang bermuara pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap/diyakini sebagai sesuatu yang ideal. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri[1]. Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, sudah banyak institusi pendidikan yang menerapkan suatu standar mutu, baik yang bersifat lokal, nasional ataupun internasional. Proses penyelenggaraan pendidikan yang bermutu akan menciptakan output pendidikan, yaitu SDM lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi/keahlian
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
tertentu, namun juga diharapkan agar mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan baik dalam skala lokal, nasional maupun global. 2.
PERMASALAHAN Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) merupakan institusi pendidikan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang bertujuan untuk menghasilkan SDM dengan karakteristik khusus di bidang persandian. Lulusannya dituntut menjadi SDM yang berkualitas di bidang persandian. Hal ini sesuai dengan yang tercantum di dalam misi STSN yaitu SDM persandian yang bermental kepribadian tangguh dan bermoral tinggi serta berbasis kompetensi dalam bidang manajemen persandian, rancang bangun peralatan sandi dan kripto analisis, juga tanggap terhadap perubahan dan perkembangan iptek [2]. Untuk dapat menghasilkan para lulusan yang sesuai dengan profil, kompetensi dan tuntutan pengguna (dengan mempertimbangkan bahwa penempatan mereka belum tentu terkait dengan bidang persandian) STSN melakukan beberapa perbaikan, mulai dari pembenahan kurikulum, penambahan sumber daya, perbaikan sarana dan prasarana dan perbaikan lainnya. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi sistem manajemen mutu yang telah dilakukan STSN selama ini, salah satunya dengan menggunakan IWA 2:2007 [3] yang disusun berdasarkan ISO 9001 [4]. Evaluasi sistem manajemen mutu yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan klausul-klausul yang terdapat dalam standar tersebut. Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan diketahui kondisi sistem manajemen mutu yang telah diimplementasikan di STSN, sehingga perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement) dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di STSN dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan berkompeten.
3.
SEKILAS STSN STSN merupakan institusi pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan professional Diploma IV di bidang persandian. STSN merupakan hasil pengintegrasian dari Akademi Sandi Negara (AKSARA), sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2003 tanggal 17 April 2003 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Sandi Negara. Sebagai suatu organisasi pendidikan, tentu saja pendirian STSN memiliki suatu tujuan, yang akan menjelaskan arah dan gambaran output yang seharusnya dicapai oleh institusi pendidikan tersebut. Berikut merupakan tujuan STSN yang tertuang dalam Statuta STSN [2]: a) Menyiapkan kader pemimpin persandian negara yang cakap, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki tanggung jawab untuk ikut serta menjaga terwujudnya eksistensi dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b) Menyiapkan peserta didik yang terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung di bidang persandian. c) Menyiapkan peserta didik yang mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang persandian.
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
Dengan adanya penetapan tujuan STSN, maka setiap proses yang berlangsung di dalam setiap kegiatannya diarahkan menuju atau paling tidak mendekati hal tersebut. Dalam menyelenggarakan kedudukan, tugas dan fungsinya serta mewujudkan tujuannya, STSN menyelenggarakan pendidikan dengan 2 (dua) Jurusan yaitu Jurusan Manajemen Persandian menyelenggarakan program studi Program Studi Manajemen Persandian dan Jurusan Teknik Persandian menyelenggarakan Program Studi Teknik Persandian. Penyelenggaraan masing-masing jurusan dan program studi ini bertujuan mencetak dan membentuk insan (SDM) sandi sebagai (output) lulusan pendidikan yang memiliki profil, keahlian, kemampuan serta kompetensi yang sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Sandi Negara Nomor : STKP.601/KEP.349/2009 lulusan STSN diharapkan memiliki profil dan kompetensi sesuai dengan bidangnya [2]. Lulusan STSN diharapkan memiliki profil sebagai berikut: ahli sandi, mandiri, dapat bekerja sama (team worker), inovatif dan kreatif, dan berjiwa kepemimpinan. Sedangkan kompetensi utama yang diharapkan ada pada lulusan STSN yaitu kemampuan menganalisis, merancang, mengimplementasikan sistem kriptografis dan atau mengelola, mengevaluasi, mengembangkan persandian negara, serta mengamalkan etos sandi seutuhnya. STSN sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai unsur struktural sebagai pelaksana kegiatan, pengelola pendidikan dan penanggung jawab dalam berlangsungnya proses pendidikan di STSN. Jajaran struktural sebagai pelaksana, pengelola dan penanggung jawab terselenggaranya proses pendidikan di STSN ada 19 pejabat, yaitu: Ketua, Kabag Administrasi Umum, Kabag. Adm. Akademik dan Kemahasiswaan, Kasubbag. Adm. Akademik dan Kerjasama, Kasubbag. Administrasi Kemahasiswaan, Kasubbag. Tata Usaha, Kasubbag. Urusan Dalam, Ketua Jurusan Teknik Persandian, Ketua Jurusan Manajemen Persandian, Sekretaris Jurusan Manajemen Persandian, Sekretaris Jurusan Teknik Persandian, Ka. Nit Laboratorium, Ka. Nit PPM, Sekretaris Unit PPM, dan Ka. Nit Perpustakaan. 4. STANDAR MUTU PENDIDIKAN Kualitas merupakan karakteristik yang berhubungan dengan produk, jasa, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi kebutuhan konsumen. Paradigma terdahulu mengaitkan kualitas terhadap perusahaan atau organisasi yang outputnya berupa barang atau jasa. Namun seiiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan era globalisasi, kualitas juga dapat diterapkan terhadap suatu institusi pendidikan. Menurut Johnston dalam Analisis Implementasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 dengan menggunakan Gap Analysis Tools, kualitas suatu produk atau jasa sering kali dikaitkan dengan standar. Standar merupakan persetujuan yang didokumentasikan berisi spesifikasi teknis atau kriteria penting lainnya [5]. Standar yang digunakan dalam mengukur kondisi sistem manajemen mutu pada lembaga/institusi pendidikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah ISO 9001/IWA 2:2007. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas [4]. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu dalam sebuah organisasi. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Dokumen IWA 2:2007 [3] diterbitkan oleh ISO sebagai Kesepakatan RapatKerja Internasional (International Workshop Agreement). International Workshop Agreement disetujui melalui konsensus seantero peserta yang hadir dalam rapat-kerja tersebut. IWA dikaji ulang setiap tiga tahun, di bawah tanggung jawab badan anggota yang ditunjuk oleh TMB (Technical Management Board), dalam rangka untuk menentukan apakah ia akan disetujui untuk tiga tahun lagi, dipindahkan ke badan teknis ISO untuk revisi, atau dikadaluarsakan. Jika IWA disetujui, maka dikaji ulang lagi setelah tiga tahun yang akan datang, yang pada waktu itu harus direvisi oleh badan teknis ISO yang relevan atau dikadaluarsakan. IWA 2 disetujui pada rapat kerja yang diselenggarakan di Acapulco, Meksiko, pada Oktober 2002, dengan tuan rumah General Bureau of Standard (DGN), dengan dukungan dan kerjasama organisasi-organisasi yang menangani koordinasi Mirror Subcommittee for Quality Management Systems di dalam Komite ISO Meksiko, the Mexican Institute for Standardization and Certification (IMNC) dan National Committee for Standardization on Quality Management System (CONTENNSISCAL). Edisi kedua IWA 2:2007 membatalkan dan menggantikan edisi pertamanya (IWA 2:2003), yang secara teknis telah direvisi. Revisi ini terhadap IWA 2:2003 telah disetujui dalam rapat kerja yang diadakan di Busan, Korea pada Bulan November 2006, dengan tuan rumah Badan Teknologi dan Standar Korea (Korea Agency for Technology and Standards), dengan dukungan dan kerjasama organisasiorganisasi yang ditugaskan untuk mengkoordinir Mirror Subcommittee for Quality Management Systems di dalam Komite ISO Meksiko. Tujuan dibuatnya IWA 2:2007 tidak dimaksudkan untuk tujuan sertifikasi ataupun kontrak, tetapi hanya sebatas menyediakan pedoman tentang topik yang luas untuk peningkatan berkelanjutan dari kinerja, efisiensi, dan efektivitas organisasi pendidikan dalam menjaga/meningkatkan mutu proses dan output yang dihasilkannya. IWA 2:2007 disarankan sebagai pedoman bagi organisasi pendidikan yang manajemen puncaknya ingin bekerja melampaui persyaratan ISO 9001, dalam mengikuti peningkatan berkelanjutan dan keberhasilan yang optimal. Sebagaimana ISO 9001:2008, di dalam IWA 2:2007 pun terdapat 8 buah klausul, yaitu: Ruang Lingkup (Scope), Referensi Normatif, Terminologi dan Definisi, Sistem Manajemen Kualitas di dalam Organisasi Pendidikan, Tanggung jawab Manajemen di dalam Organisasi Pendidikan, Manajemen Sumber Daya di dalam Organisasi Pendidikan, Realisasi Jasa Pendidikan, dan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan di dalam Organisasi Pendidikan. Namun pada praktek implementasinya, klausul yang digunakan pada IWA 2:2007 hanyalah klausul 4 hingga klausul 8 saja, karena klausul 1 hingga klausul 3 hanya berupa definisi normatif saja. 5.
METODOLOGI PENELITIAN Data penelitian diambil dengan kuesioner self assessment dengan responen para pejabat struktural selaku penyelenggara pendidikan di STSN. Kuesioner ini disebarkan kepada 19 responden, namun yang dapat terkumpul kembali hanya sejumlah 18 buah. Kuesioner berisikan klausul-klausul IWA 2:2007 yang dijabarkan ke dalam pernyataan-pernyataan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di STSN.
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
Jawaban responden diberikan pembobotan 1 sampai 5 seperti ditunjukkan di Tabel 1, sehingga akan terlihat tingkat sistem manajemen mutu yang telah diterapkan di STSN. Tabel 1 Pembobotan Skor per Skala Tingkatan Bobot No. Skala Tingkatan Deskripsi Skor Institusi pendidikan tidak mempunyai pendekatan sistematik. Skala 1 : Tidak Ada Pendekatan Hasilnya tidak baik atau tidak dapat diduga. Data tersedia 1 1 Formal namun tidak digunakan untuk peningkatan kinerja 2
Skala 2 : Pendekatan Yang Reaktif
2
3
Skala 3 : Pendekatan Yang Mantap
3
4
5
Institusi pendidikan melakukan pendekatan berdasarkan masalah. Respon institusi pendidikan terhadap keluhan atau tuntutan, dilakukan jika diperlukan. Data yang ada pun apabila diperlukan barulah dikaji ulang. Data tambahan yang terbatas tentang hasilnya tersedia. Data, rincian, dan penempatannya dimanfaatkan untuk mengarahkan institusi pendidikan agar sesuai dengan persyaratan secara cepat, dengan mengunakan metode atau pendekatan tertentu untu mengarah pada peningkatan (continous improvement).
Proses yang sistematis dan selaras dengan hasil yang baik serta menjaga kecenderungan untuk tetap meningkat. Data digunakan secara efektif. Kinerja mahasiswa meningkat Skala 4 : Pendekatan Sistematis 4 secara berkelanjutan. Standar yang diterapkan telah sesuai dengan konsisten. Sistem manajemen di dalam institusi pendidikan Skala 5 : Peningkatan terintegrasi dengan kuat. Peningkatan dalam menciptakan 5 mahasiswa menjadi cakap menurut kriteria institusi Berkelanjutan secara Substansial pendidikan sudah menjadi budaya institusi. Sumber : IWA 2:2007 – Guidelines for the application of ISO 9001:2000 in Education
Penghitungan bobot dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Bobot = (1 x n) + (2 x n) + (3 x n) + (4 x n) + (5 x n) dengan n = jumlah responden. Tingkat (%) = Bobot/Skor Maksimum x 100% Keterangan : Nilai skor maksimum adalah 90, dengan perhitungan bobot skor 5 x n (jumlah maksimum responden) = 90. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan acuan kriteria persentase Gap Analysis [5], hasil penjumlahan bobot per klausulnya akan diklasifikasikan ke dalam 3 range kriteria, yaitu: a) Kriteria I, Range 75% - 100% : suatu organisasi siap untuk melengkapi Sistem Manajemen Kualitas dan melakukan sertifikasi. b) Kriteria II, Range 50% - 74% : suatu organisasi masih harus memperbaiki Sistem
Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi. c) Kriteria III, Range 1% - 49% : Sistem Manajemen Kualitas suatu perusahaan
atau organisasi sangat butuh perbaikan karena berbeda jauh dengan standar kualitas yang dipakai. 6.
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
Dari hasil 18 isian kuesioner penyelenggara pendidikan STNS, secara keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut: 6.1 Klausul 4 Sistem Manajemen Sekolah Sistem Manajemen Mutu Sekolah yang dimaksudkan pada IWA 2:2007 merupakan sistem manajemen kualitas yang diterapkan pada organisasi pendidikan. Suatu institusi pendidikan seharusnya menjabarkan mengenai ruang lingkup sistem manajemen kualitas yang diterapkan di dalam institusinya. Sistem manajemen kualitas ini terkait pada proses keberlangsungan tercapainya tujuan penyelenggaraan pendidikan, yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, keterampilan dan kompetensi sesuai bidangnya. Di dalam pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan, Klausul 4 Sistem Manajemen Sekolah ini mencakup beberapa pernyataan yang terkait dengan proses penyelenggaraan pendidikan di STSN, yaitu sebagai berikut: a) Proses belajar mengajar digunakan untuk menentukan, mengkaji ulang dan meningkatkan kepandaian mahasiswa. b) Kegiatan belajar mengajar memberi kemampuan mahasiswa agar mencapai kinerja yang tinggi/optimal. c) Terdapat adanya asesmen untuk memverifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan mahasiswa. d) Keselarasan antara UU, peraturan, standar dan kurikulum, KBM, ujian dan perencanaan. e) Pengukuran motivasi mahasiswa agar memenuhi persyaratan. f) Dukungan pembelajaran yang terbukti efektif untuk setiap mahasiswa. g) Pemantauan yang sistematis terhadap segala bentuk proses belajar mengajar yang berkaitan dengan kepandaian mahasiswa. h) Efektivitas pemanfaatan fasilitas dan sumber daya yang terdapat di dalam kelas. i) Validasi kurikulum untuk menuhi persyaratan pendidikan. Tabel 2 Hasil Jawaban Mengenai Pernyataan Klausul 4 Skala Tingkatan Kode Pernyataan a) b) c) d) e) f) g) h) i)
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
2 2 1 7 3 6 3 5 3 4
3 9 4 7 11 6 8 8 7 6
4 6 10 4 3 4 4 4 5 6
5 1 2 0 1 2 2 1 2 2
Bobot 60 65 51 56 56 57 57 58 60
Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwasanya skor pembobotan yang dirata-ratakan, tingkat penerapan klausul 4 Sistem Manajemen Sekolah ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
di STSN berada dalam kriteria II dengan skor sebesar 64,19%. Pada kondisi ini menandakan bahwasanya STSN masih harus memperbaiki Sistem Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun hal-hal 6.2
Klausul 5 Tanggung jawab Manajemen Sekolah Dalam menyelenggarakan suatu pendidikan, pihak manajemen selaku penyelenggara memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh agar keberlangsungan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang semestinya. Pihak manajemen juga perlu mengidentifikasi dan menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan proses penyelenggaraan pendidikan dan sistem manajemen kualitas yang dipakai. Di dalam pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan, Klausul 5 Tanggungjawab Manajemen Sekolah ini mencakup beberapa pernyataan yang terkait dengan proses penyelenggaran pendidikan di STSN, yaitu sebagai berikut: a) Terdapat pemilihan dan penggunaan informasi untuk mendukung sistem manajemen. b) Menggunakan data yang cepat dan efektif dalam meningkatkan proses belajar mengajar. c) Terdapatnya suatu kriteria dan metode untuk membandingkan data dalam meningkatkan proses. d) Menganalisis data dari luar sekolah. e) Integrasi informasi dari seluruh bagian sekolah. f) Menuangkan hasil temuan kaji ulang manajemen pada efektivitas sistem manajemen. g) Mendokumentasikan perubahan yang efektif, yang telah dibuat untuk sistem manajemen institusi pendidikan. h) Bukti perubahan sistem manajemen telah meningkatkan hasil Tabel 3 Hasil Jawaban Mengenai Pernyataan Klausul 5 Kode Pernyataan a b c d e f g h
Skala Tingkatan 1 1 1 1 2 2 3 2 2
2 4 5 8 7 6 7 7 5
3 5 6 6 8 8 6 6 6
4 6 5 2 0 1 1 2 3
Bobot 5 2 1 1 1 1 1 1 2
58 54 48 45 47 44 47 52
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwasanya berdasarkan skor pembobotan yang dirata-ratakan, tingkat penerapan klausul 5 Tanggungjawab Manajemen Sekolah di STSN berada dalam kriteria II dengan skor sebesar 54,35%. Hal ini menandakan bahwasanya STSN masih harus memperbaiki Sistem ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi dalam menyelenggarakan pendidikan. 6.3
Klausul 6 Manajemen Sumber Daya Pendidikan Institusi pendidikan harus mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan pendidikan. Institusi tersebut juga harus memastikan bahwa dengan tersedianya sumber daya ini akan menambah keefektifan fungsi dari sistem manajemen kualitas dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Di dalam pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan, Klausul 6 Manajemen Sumber Daya Pendidikan ini mencakup beberapa pernyataan yang terkait dengan proses penyelenggaran pendidikan di STSN, yaitu sebagai berikut: a) Administrasi yang efektif untuk proses pembelajaran mahasiswa. b) Persyaratan desain kurikulum yang sesuai untuk setiap mahasiswa. c) Jasa pendukung untuk memberi kesempatan mahasiswa dalam memenuhi persyaratan pendidikan. d) Proses belajar mengajar dipantau setiap hari. e) Penilaian atas setiap proses belajar mengajar yang ada, dan menerapkan perubahan saat diperlukan. f) Proses belajar mengajar untuk meningkatkan kepandaian dan kemampuan mahasiswa. g) Mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat. Tabel 4 Hasil Jawaban Mengenai Pernyataan Klausul 6 Skala Tingkatan Bobot Kode Pernyataan a b c d e f g
1 1 0 1 2 0 0 2
2 6 5 5 4 5 2 4
3 4 7 8 6 8 10 6
4 5 3 2 3 3 3 4
5 2 3 2 3 2 3 2
55 58 53 55 56 54 54
Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwasanya berdasarkan skor pembobotan yang dirata-ratakan, tingkat penerapan klausul 6 Manajemen Sumber Daya Pendidikan di STSN berada dalam kriteria II dengan skor sebesar 61,10%. Hal ini menandakan bahwasanya STSN masih harus memperbaiki Sistem Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi dalam menyelenggarakan pendidikan. 6.4
Klausul 7 Realisasi Jasa Pendidikan Institusi pendidikan seharusnya merencanakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan, termasuk dalam penyusunan dan pengembangan metode belajar mengajar, desain, pengembangan dan pembaharuan kalender akademik serta kurikulum yang digunakan. Di dalam pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan, Klausul 7 Realisasi Jasa Pendidikan ini mencakup beberapa pernyataan
ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
yang terkait dengan proses penyelenggaran pendidikan di STSN, yaitu sebagai berikut: a) Bukti adanya peningkatan kinerja secara substansial dan berkelanjutan. b) Kegiatan yang berhasil untuk meningkatkan proses yang sudah ada atau yang baru dikerjakan. c) Peningkatan secara small-steps yang telah dibuat di dalam proses belajar mengajar yang sudah ada. d) Peningkatan strategis yang efektif yang telah dilakukan terhadap sistem belajar mengajar di sekolah. e) Peningkatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung selaras dengan persyaratan pembelajaran. f) Kurikulum yang ada selaras dengan peningkatan pembelajaran mahasiswa. g) Sumber daya dan perencanaan selaras dengan peningkatan pembelajaran mahasiswanya. h) Target kinerja yang terukut untuk proses pembelajaran. i) Tugas dan pekerjaan para dosen serta tenaga kependidikan mendukung sistem manajemen mutu yang diterapkan STSN. j) Persyaratan yang telah ditetapkan mengenai keterampilan dan kinerja yang diperlukan bagi para dosen dan tenaga kependidikan. k) Proses kegiatan/pekerjaan para dosen dan tenaga kependidikan yang berkaitan dengan pencapaian target peningkatan kepandaian mahasiswa. l) Pemahaman para dosen dan tenaga kependidikan yang telah diverifikasi tentang tanggungjawab yang dibebankan. m) Pemahaman orang tua yang telah diverifikasi tentang harapan mengenai pendidikan yang diterima oleh anak mereka di STSN. n) Kepemimpinan yang menselaraskan prioritas sistem dengan setiap persyaratan mahasiswa. o) Tujuan pendidiakn ditetapkan untuk kesempatan di masa mendatang dalam mempertahankan lingkungan pembelajaran yang baik. p) Tanggungjawab dan akuntabilitas pengambilan keputusan yang telah ditetapkan. q) Rekaman/arsip hasil kinerja mendokumentasikan efektivitas kepemimpinan. r) Kemampuan pemimpin dalam mengembangkan para dosen dan tenaga kependidikan di STSN. Tabel 5 Hasil Jawaban Mengenai Pernyataan Klausul 7 Skala Tingkatan Bobot Kode Pernyataan a b c d e f g h i ISSN 1907-7459
1 0 0 0 1 0 0 2 1 1
2 6 2 5 4 5 3 2 6 8
3 7 10 9 7 5 7 8 8 6
4 4 5 4 4 7 5 3 2 1
5 1 1 0 2 1 3 3 1 2
54 59 47 54 58 62 57 50 49
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
j k l m n o p q r
0 0 0 2 2 0 0 2 1
7 3 6 8 6 2 2 7 7
5 9 6 6 7 10 11 6 6
5 4 5 2 2 4 4 2 2
1 2 1 0 1 2 1 1 2
55 59 55 44 48 52 58 47 51
Berdasarkan Tabel 5, dapat disimpulkan bahwasanya berdasarkan skor pembobotan yang dirata-ratakan, tingkat penerapan klausul 7 Realisasi Jasa Pendidikan di STSN berada dalam kriteria II dengan skor sebesar 59,19%. Hal ini menandakan bahwasanya STSN masih harus memperbaiki Sistem Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi dalam menyelenggarakan pendidikan 6.5
Klausul 8 Pengukuran, Analisis dan Peningkatan Outcome dari proses monitoring dan pengukuran digunakan untuk mengidentifikasi ruang lingkup guna peningkatan sistem manajemen kualitas di dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Di dalam pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan, Klausul 8 Pengukuran, analisis dan peningkatan ini mencakup beberapa pernyataan yang terkait dengan proses penyelenggaran pendidikan di STSN, yaitu sebagai berikut: a) Pengukuran persepsi masyarakat tentang sekolah yang memuaskan. b) Meningkatnya kepuasan masyarakat dengan efektivitas sekolah. c) Proses berkelanjutan untuk menyediakan informasi kepada anggota masyarakat. d) Tindakan perbaikan yang efektif dalam menanggapi keluhan masyarakat. e) Perencanaan tindakan berdasarkan pada kebutuhan masyarakat. f) Hubungan yang efektif dengan Dinas Pendidikan atau institusi lain yang terkait dengan pembelajaran. g) Kenaikan tingkat yang efektif bagi mahasiswanya. h) Ujian Tengah Semester yang efektif bagi mahasiswanya. i) Ujian Akhir Semester yang efektif bagi mahasiswanya. j) Respon yang telah diverifikasi terhadap kebutuhan masyarakat. k) Tujuan sistem yang berkaitan dengan kebutuhan prioritas masyarakat. . Tabel 6 Hasil Jawaban Mengenai Pernyataan Klausul 8 Skala Tingkatan Bobot Kode Pernyataan a b c d
ISSN 1907-7459
1 2 2 1 1
2 4 5 2 6
3 9 7 11 7
4 2 3 4 4
5 1 1 0 0
50 50 54 50
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
e f g h i j k
2 1 1 1 1 2 2
6 1 1 0 0 5 4
6 8 10 6 6 7 6
3 6 4 9 9 4 5
1 2 2 2 2 0 1
49 61 59 65 65 49 53
Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwasanya berdasarkan skor pembobotan yang dirata-ratakan, tingkat penerapan klausul 8 Pengukuran, analisis dan peningkatan di STSN berada dalam kriteria II dengan skor sebesar 61,10%. Hal ini menandakan bahwasanya STSN masih harus memperbaiki Sistem Manajemen Kualitas untuk menuju peningkatan kualitas yang lebih baik lagi dalam menyelenggarakan pendidikan. 7.
KESIMPULAN Salah satu standar yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen mutu suatu institusi pendidikan adalah ISO 9001/IWA 2:2007. Hasil survei atas mutu manajemen Sekolah Tinggi Sandi Negara berdasarkan 5 klausul yang terdapat dalam ISO 9001/IWA 2:2007, yang dilaksanakan tahun 2010, dengan mengacu pada kriteria prosentase gap analysis tools yang menyebutkan bahwa kriteria I berada dalam range nilai 75%-100%, kriteria II berada dalam range nilai 50%-74% dan kriteria III berada dalam range 1%-49%, menunjukkan bahwa hasil penilaian lima klausul IWA 2:2007 di STSN adalah sebagai berikut: 1. Sistem manajemen mutu sekolah adalah 64,19%; 2. Tanggung jawab manajemen sekolah adalah 54,35%; 3. Manajemen sumber daya sekolah adalah 59,10%; 4. Realisasi jasa sekolah adalah 59,19%; dan 5. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan adalah 61,10%. Berdasarkan hasil persensate yang telah dijabarkan pada masing-masing klausulnya, maka dapat disimpulkan bahwasanya STSN sebenarnya sudah melakukan sistem manajemen kualitas dalam menyelenggarakan pendidikan, yaitu dengan berada di kriteria II, tetapi demi terciptanya continous improvement dalam mencetak dan membentuk mahasiswa serta lulusan agar memiliki kemampuan, keterampilan serta kompetensi di bidangnya perlu adanya peningkatan mutu proses maupun output pendidikan, maka STSN perlu meningkatkan lagi dengan perbaikan berkelanjutan, untuk dapat mencapai kriteria I, dan perlu disertifikasi oleh lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu. UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden penelitian ini, yaitu para pejabat stuktural di STSN, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
REFERENSI [1] Fadjar, Abdullah. Journal from digilib-uinsuka, 2008: Keluarga, Pendidikan dan Perkembangan Iptek, http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php? mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--abdullahfa-341&q=Agama. (diakses 1 Agustus 2010). ISSN 1907-7459
Annual Meeting on Testing & Quality (AMTeQ) 2010
[2] Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Sandi Negara Nomor : STKP.601/KEP.349/2009 tentang Profil dan Kompetensi Lulusan Sekolah Tinggi Sandi Negara. [3] ISO/IWA 2:2007, Guidellines for Implementation of ISO 9001:2000 in Education, Swiss, 2007. [4] ISO 9001:2008, Quality Management System –Requirements, Swiss, 2008. [5] Bakhtiar, A., & Purwanggono, B., 2010. Analisis Implementasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 dengan Menggunakan Gap Analysis Tools (Studi Kasus di PT PLN (Persero) PIKITRING JBN Bidang Perencanaan), http://eprints.undip.ac.id/8120/. (diakses 1 Agustus 2010).
ISSN 1907-7459