IV.
HASIL
OLAH
DATA
DAN
ini
semua
INTERPRETASI Populasi
dalam
penelitian
adalah
perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI, namun tidak semua perusahaan dapat dijadikan sampel penelitian. Dari sebanyak 157 perusahaan manufaktur yang listed di BEI, terdapat 18 perusahaan yang tidak penuh listed selama periode penelitian serta 44 perusahaan tidak termasuk dalam Pusat Data Bisnis Indonesia
(PDBI).
Sehingga
total
sampel
yang
digunakan sebanyak 95 perusahaan. Periode dalam penelitian ini adalah 5 tahun yaitu tahun 2005 – 2009. Secara total terdapat 475 observasi penelitian namun karena terdapat data observasi yang mempunyai data ekstrim minimum dan maksimum maka sebesar 1% data
ekstrim
mimimum
dan
1%
data
ekstrim
maksimum dari masing – masing variabel dihilangkan. Sehingga dalam penelitian ini didapat sebanyak 405 observasi. Perusahaan
manufaktur
sebanyak
95
yang
menjadi sampel dalam penelitian tersebar dalam 19 sektor industri seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Sektor industri dengan prosentase family control terbesar adalah
Automotive and Allied Product yaitu
sebesar 13% dari total sampel, sedangkan yang
mempunyai prosentase terendah adalah sektor Cement yaitu 0%. Sektor dengan prosentase non-family control sebesar 3% dari total sampel dimiliki oleh sektor Food and Beverages, Apparel and Other Textile Product, dan Cement. Tabel 4.1. Distribusi Sektor %
Non Fam Con
%
11 2 5 4 1 3 4 3 5 0 7 2 1 3 4 12 2 2 1
12% 2% 5% 4% 1% 3% 4% 3% 5% 0% 7% 2% 1% 3% 4% 13% 2% 2% 1%
3 1 1 3 0 0 1 1 1 3 2 0 1 2 0 1 0 2 1
3% 1% 1% 3% 0% 0% 1% 1% 1% 3% 2% 0% 1% 2% 0% 1% 0% 2% 1%
72
76%
23
24%
Sektor Industri
Fam Con
Food and Beverages Tobacco Manufactures Textille Mill Product Apparel and Other Textile Product Lumber and Wood Product Paper and Allied Product Chemical and Allied Product Adhesive Plastic and Glass Product Cement Metal and Allied Product Fabricated Metal Product Stone, Clay, Glass and Concrete Product Cables Electronic and Office Equipment Automotive and Allied Product Photograpic Equipment Pharmaceutical Consumer Goods
TOTAL sumber : data diolah 2013
Deskriptif Statistik Statistik deskriptif memberikan gambaran data deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata 0 rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2006). Berikut merupakan ringkasan deskripsi data tiap variabel yang digunakan dalam model penelitian periode tahun 2005 – 2009. Tabel 4.2. Deskriptif Statistik VARIABEL Family Control
MEAN
SD
MIN
MAX
.7555556
.4302889
0
1
.4765432
.5000672
0
1
.8814815
.3236209
0
1
Net Profit Margin
.0321549
.0854079
-.3651631
.3467245
Leverage
.5917016
.3743314
.0904037
2.724443
Growth
.1356088
.2641121
-.5866429
1.416384
SIZE
12.01868
.640125
10.38537
13.94909
.545679
.4985249
0
1
Cash Flow Right Leverage Board Independence
Big Four
sumber : data diolah 2013
Tabel 4.3. Tabel Frekuensi Number of Firm Family Control 0 1 Total Cash Flow Right Leverage 0 1 Total Board Independence 0 1 Total Big Four 0 1 Total
%
99 306 405
24.44 75.56 100.00
212 193 405
52.35 47.65 100.00
48 357 405
11.85 88.15 100.00
184 221 405
45.43 54.57 100.00
sumber : data diolah 2013
Dari total seluruh sampel sebesar 76% merupakan family
control,
dan
sebanyak
48%
perusahaan
mempunyai voting right yang melebihi cash flow right. Sedangkan mengenai kepatuhan terhadap peraturan BEI tentang jumlah komisaris independen, didapat sebanyak mempunyai
88%
perusahaan
ketentuan
BEI
telah dengan
mematuhi mempunyai
prosentase komisaris independen sekurang – kurang
nya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota. Serta sebesar 55% perusahaan menggunakan jasa auditor termasuk Big Four. Tabel 4.4. Statistik Deskripsi Nilai Rata-Rata (mean) per Variabel Non Family Control N Discretionary Accruals Cash Flow Right Leverage Board Independence
Family Control 99
306
.0047
-.0063
1.4646
10.4453
.3720
.3712
Net Profit Margin
.0572
.0241
Leverage
.5161
.6162
Growth
.1388
.1346
12.0385
12.0122
SIZE sumber : data diolah 2013
Tabel 4.5. Hasil Mann-Whitney U-test antara Family Control dan Non -Family Control Family Control – Non Family Control Z Discretionary Accruals Cash Flow Right Leverage Board Independence Net Profit Margin Leverage Growth SIZE
Sig (one-tailed) -.714
0.238
-7.658
0.000
-1.218
0.112
-3.477
0.001
-1.853
0.032
-1.320
0.094
-.361
0.359
sumber : data diolah 2013
Tabel 4.4 merupakan deskripsi nilai rata – rata (mean) dari variabel Discretionary Accruals, Cash Flow Right Leverage, Board Independence, Net Profit Margin, Leverage, Growth
dan
Size
dengan
membedakan
antara family control dan non- family control. Dari jumlah observasi penelitian sebanyak 405 observasi, terdapat 99 observasi merupakan non family control dan 306 observasi adalah family control. Sedangkan Tabel 4.5 adalah hasil dari Mann-Whitney U-test
Discretionary Accruals, Cash Flow Right Leverage, Board Independence, Net Profit Margin, Leverage, Growth dan Size antara family control dan non- family control. Dapat dilihat pada tabel 4.4, hasil rata- rata Discretionary Accruals non-family control lebih besar daripada family control. Hasil mean ini menunjukkan bahwa
non-family
control
lebih
mempunyai
kecenderungan melakukan earnings management yang lebih tinggi daripada family firm. Namun dari hasil Mann-Whitney U-test pada tabel 4.5 menunjukkan nilai uji Z yang kecil yaitu -0.714 dan nilai signifikansi 0.238 (diatas tingkat signifikansi 5%). Sehingga secara statistik tidak dapat dibuktikan bahwa non-family control melakukan
earnings management earnings
management yang lebih tinggi daripada family firm. Variabel kedua dalam tabel 4.4 yaitu Cash Flow Right Leverage, hasil rata- rata Cash Flow Right Leverage, family control lebih besar daripada nonfamily control. Hasil ini juga didukung secara statistik pada uji Mann-whitney U-test yang menunjukkan bahwa secara signifikan family control mempunyai voting right yang jauh melebihi cash flow right pada tingkat signifikansi 5%.
Selanjutnya untuk variabel Board Independence, family control dan non-family control mempunyai nilai rata- rata yang hampir sama, dan kedua nya tidak mempunyai
perbedaan
yang
signifikan
dalam
mematuhi ketentuan dari BEI untuk mempunyai prosentase komisaris independen sekurang – kurang nya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris. Dalam penelitian ini, variabel Net Profit Margin merupakan perusahaan.
variabel Net
yang
Profit
mencerminkan
Margin
diukur
kinerja dengan
membandingkan laba setelah pajak dan penjualan. Hasil rata – rata Net Profit Margin
pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa non-family control mempunyai Net Profit Margin
yang lebih tinggi daripada family
control. Hal ini didukung pula oleh hasil uji MannWhitney U-test yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.001 (dibawah tingkat siginifikansi 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat keunggulan yang signifikan atas kinerja non-family control dibanding family control dengan menggunakan proksi Net Profit Margin. Selain mempunyai Net Profit Margin yang lebih tinggi, secara signifikan
non-family
control
juga
mempunyai
pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi daripada family firm, ditunjukkan dengan hasil rata – rata growth yang lebih tinggi untuk non-family firm dan
hasil Mann-Whitney U-test dengan nilai signifikansi 0.094, dimana signifikan pada tingkat signifikan 10%. Untuk
variabel
leverage yang
diukur
dengan
membandingkan total hutang dengan total asset family control mempunyai rata – rata yang lebih tinggi daripada non-family control. Pada hasil Mann-Whitney U-test, secara signifikan dapat dikatakan bahwa family firm mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi daripada non-family control, dengan nilai signifikansi 0.032 (dibawah tingkat signifikansi 5%). Sedangkan mengenai ukuran perusahaan, dari hasil statistik deskriptif dan Mann-Whitney U-test, Size non-family control dan family control tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Pengujian Hipotesis Berikut ini adalah hasil dari regresi pengujian hipotesis untuk penelitian earnings management pada variabel family control, Cash Flow Right Leverage, Board Independence, Net Profit Margin, Leverage, Growth, Size dan Big Four.
Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi Variabel Penelitian Konstanta
Koef Regresi
Family Control Cash Flow Right Leverage Board Independence Net Profit Margin Leverage Growth Size Big Four
Z
Sig
-1.045
-5.67
0.000
0.005
0.23
0.822
-0.030
-1.47
0.140
-0.031
-1.22
0.222
0.120
1.17
0.242
-0.050
-2.06
0.040
-0.054
-1.78
0.075
0.094
6.14
0.000
-0.044
-2.22
0.026
sumber : data diolah 2013
Dari kedelapan variabel yang dimasukkan dalam model regresi, variabel family control, Cash Flow Right Leverage, Board Independence, Net Profit Margin tidak berpengaruh
secara
signifikan,
karena
nilai
signifikansi berturut – turut sebesar 0.822, 0.140, 0.222, 0.242 berada dibawah tingkat signifikansi 5% atau 10%. Sedangkan untuk variabel Leverage, Size dan Big Four berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5% dengan nilai signifikansi masing – masing sebesar 0.040, 0.000 dan 0.026. Dan untuk
variabel
Growth
adalah
signifikan
pada
tingkat
signifikansi 10% dengan nilai signifikansi 0.075. Hasil uji regresi pada penelitian ini menunjukkan bahwa
besar
kecilnya
earnings
management
dipengaruhi oleh leverage, size, growth dan big four namun tidak dipengaruhi oleh family control, cash flow right leverage, board independence, net profit margin, dengan persamaan matematis : EM = -1.045 + 0.005 FamCon – 0.030 CFRL – 0.031 BIND + 0.120 NPM – 0.050 LEV – 0.054 GROWTH + 0.094 SIZE – 0.044 BIG4 + e Interpretasi dari hasil pengolahan data Cash Flow Right Leverage Variable Berdasarkan
hasil
regresi
diketahui
bahwa
variabel Cash Flow Right Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Dari hasil Mann Whitney U-test, secara signifikan family control mempunyai Cash Flow Right Leverage yang lebih tinggi daripada non-family control. Namun, meskipun family firm mempunyai pemisahan antara cash flow right dan voting right yang tinggi daripada non family firm tidak dapat dibuktikan secara statistik bahwa tinggi nya pemisahan antara cash flow right dan voting right yang
dimiliki
oleh
family control
dapat
mempengaruhi
praktik earnings management. Board Independence Variabel Prosentase
komisaris
independen
sekurang
–
kurang nya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris yang ditunjukkan dengan variabel Board Independence menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap variabel Discretionary Accrual. Menurut Boediono penempatan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal serta kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris independen menjadi tidak independen dan fungsi pengawasan menjadi tidak efektif (Boediono, 2005). Net Profit Margin Variabel Net Profit Margin menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income terhadap total penjualannya. perusahaan
Rasio
ini
menghasilkan
mengukur
kemampuan
pendapatan
bersihnya
terhadap total penjualan yang dicapai. Net Profit Margin
yang
perusahaan
semakin terhadap
tinggi
yang
penjulan
dicapai
oleh
bersihnya
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba
bersihnya berjalan secara efektif. Dalam penelitian ini ditemukan keunggulan yang signifikan atas rasio Net Profit
Margin
control.
Dari
non-family
control
dibanding
koefisien
regersi
ditemukan
family arah
hubungan yang positif antara rasio Net Profit Margin dan discretionary accrual, sehingga semakin tinggi kinerja perusahaan semakin tinggi pula perusaahaan melakukan
earnings
management.
Namun
tidak
ditemukan hubungan yang signifikan antara rasio Net Profit Margin yang merupakan proksi dari kinerja perusahaan dengan earnings management. Leverage Variabel Leverage menunjukkan pengaruh yang negatif signifikan terhadap earnings management. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar utang yang dimiliki perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan pihak pemberi utang (kreditor), sehingga fleksibilitas manajemen untuk melakukan earnings management menjadi menurun. Growht Variabel Variabel growth juga mempunyai pengaruh negatif dan seginifikan terhadap discretionary accrual. Perusahaan dengan
tingkat
pertumbuhan
yang
tinggi
lebih
konservatif dalam melaporkan laba sehingga earnings
management rendah (Mengoli, Pazzaglia dan Sapienza 2011). Size Variabel Variabel ukuran perusahaan (size) ditemukan mempunyai
hubungan
yang
signifikan
terhadap
earnings management dengan arah hubungan positif. Dapat
dikatakan
bahwa
semakin
besar
suatu
perusahaan maka semakin besar pula kesempatan manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba dimana perusahaan yang besar mempunyai aktivitas operasional yang lebih kompleks, selain itu perusahaan memenuhi
besar
juga
ekspektasi
lebih
investor
dituntut yang
lebih
untuk tinggi.
(Halim et al,. 2005) Big Four Variabel Berdasarkan hasil penelitian, variabel kualitas auditor (Big Four) berpengaruh negatif signifikan terhadap discretionary accrual. Auditor Big Four adalah auditor yang memiliki kualitas auditor yang tinggi di mata
masyarakat
sehingga
dapat
mencegah
manajemen laba selain itu auditor Big Four memiliki keahlian dan memiliki reputasi yang tinggi dibanding auditor Non Big Four maka lebih dipercaya oleh publik dan user. Maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kualitas
auditor
yang
tinggi
yang
dalam
penelitian ini auditor yang termasuk Big Four secara signifikan akan mengurangi praktik manajemen laba. Family Control Variabel Dapat dilihat pada tabel 5, variabel family control tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan discretionary accrual yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0.822, berada diatas tingkat signifikansi 10%. Jadi hipotesis penelitian bahwa family
firm
di
Indonesia
mempunyai
earnings
management yang tinggi tidak dapat dibuktikan secara statistik. Penelitian
terdahulu
oleh
Claessens
yang
menemukan bahwa pemegang saham pengendali di Negara Asia dimungkinkan menggunakan kekuasaan (power) untuk menentukan kebijakan keuangan dan operasi
perusahaan
dalam
rangka
memperoleh
manfaat privat dan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas karena adanya fenomena pemisahan hak kontrol (voting right) dan hak aliran kas (cash-flow right). Dengan mengacu penelitian oleh Claessens, berikut ini adalah hasil regresi dari variabel earnings management terhadap variabel family control khusus pada sampel yang mempunyai voting right melebihi cash flow right.
Tabel 4.7. Hasil Uji Regresi pada sampel yang mempunyai voting right melebihi cash flow right. Variabel Penelitian Konstanta
Koef Regeresi
Z
Sig
-1.118
-3.97
0.000
0.036
0.48
0.628
-0.080
-1.82
0.069
0.026
0.19
0.850
Leverage
-0.042
-1.15
0.249
Growth
-0.093
-2.26
0.024
0.099
4.29
0.000
-0.027
-0.82
0.411
Family Control Board Independence Net Profit Margin
Size Big Four Hasil
diatas
menunjukkan
bahwa
hubungan
antara family control dengan earnings management pada perusahaan yang mempunyai cash flow right leverage yang tinggi tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Fan dan Wong (2002) yang menemukan bahwa perusahaan dengan pemisahaan voting right dan cash flow right yang tinggi dan adanya kontrol yang kuat dari keluarga dapat menghasilkan earnings informativeness yang rendah. Hasil
yang
diperoleh
bahwa
tidak
terdapat
hubungan yang signifikan antara family control dan
earnings
management
yang
diproksi
dengan
discretionary accruals, maka selanjutnya dilakukan uji one-sample t-test dengan menggunakan alat analisis SPSS untuk mengetahui apakah terjadi earnings management pada family firm. Tabel 4.8. Hasil Uji one-sample t-test variabel Discretionary Accruals t
Sig (2-tailed)
Family Control
-0.666
0.506
Non Family Control
0.342
0.733
Dari hasil uji one-sample t-test dengan menggunakan test value 0 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel discretionary accruals sebagai proksi dari earnings management pada family control dan non family control menunjukkan nilai signifikansi diatas 0.05. Hal ini berarti bahwa tidak berbeda dari 0 atau dapat disimpulkan
bahwa
tidak
terdapat
earnings
management pada family control maupun non family control. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara family firm derngan earnings managemenet disebabkan karena tidak terdapat earnings management baik pada family
control maupun non family control. Selain itu adanya perbedaan periode penelitian yaitu 1991-1995 oleh Fan dan Wong dan periode 2005-2009 pada penelitian ini dapat mempunyai dampak yang berbeda, dimana penelitian Fan dan Wong dilakukan sebelum adanya reformasi tata kelola di Indonesia yang diadopsi pada tahun 2000. Penelitian oleh Harijono dan Tanewski (2009) memberikan hasil bahwa reformasi tata kelola di
Indonesia
Reformasi
mempunyai
tata
kelola
dampak di
yang
Indonesia
positif. mampu
meminimalisasi pemegang saham mayoritas dalam melakukan tindakan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian
Harijono
dan
Tanewski
(2009)
bahwa
perbedaan cash flow right dan voting right, adanya political connection dan business group perusahaan di Indonesia pada periode setelah reformasi tata kelola di Indonesia (tahun 2001-2007) menunjukkan hubungan yang positif terhadap kinerja operasi perusahaan. Sejak tahun 1999 telah diterbitkan pedoman umum GCG yang merupakan adopsi dari OECD Principles of Corporate Governance. Pedoman GCG kemudian mengalami penyempurnaan 2001
(melalui
keputusan
Menko
pada tahun
Ekuin
Nomor:
KEP.31/M.EKUIN/06/2000), kemudian tahun 2004 melalui
keputusan
Nomor:
KEP/49/M.EKON/11/2004) dan pada tahun 2006 penyempurnaan
GCG
secara
umum
oleh
KNKG.
Dalam penyempurnaan tersebut kemudian muncul peraturan
–
peraturan
oleh
BAPEPAM-LK
bagi
perusahaan publik, keputusan penerapan praktik GCG pada BUMN dan Peraturan Bank Indonesia bagi bank umum. Salah satu peraturan terkait dengan pedoman umum GCG mengenai pengungkapan (disclosure) GCG diatur diatur dalam keputusan BapepamLK: Kep134/BL/2006. Pengungkapan wajib dilakukan bagi perusahan publik di Indonesia. Perusahaan publik harus
membuat
pernyataan
tentang
kesesuaian
penerapan GCG dengan pedoman GCG dalam laporan tahunannya, dan disertai laporan tentang struktur dan
mekanisme
informasi
kerja
penting
organ
lain
yang
perusahaan berkaitan
serta dengan
penerapan GCG. Laporan tahunan wajib memuat uraian
singkat
mengenai
penerapan
tata
kelola
perusahaan yang telah dan akan dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode laporan keuangan tahunan terakhir
yang
sekurang-kurang
nya
memuat
hal
mengenai dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, komite- komite lain, sekretaris perusahaan, Sistem Pengendalian Internal, penjelasan risiko – risiko yang dihadapi perusahaan, tanggung jawab
sosial perusahaan, adanya perkara penting, serta penjelasan tentang alamat atau tempat yang dapat dihubungi pemegang saham dan masyarakat untuk memperoleh informasi perusahaan. Dengan adanya peraturan ini maka pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya,
termasuk
regulator,
dapat
menilai sejauh mana pedoman GCG pada perusahaan tersebut telah diterapkan. Zhou
dan
Lobo
(2001)
melakukan
penelitian
mengenai hubungan corporate disclosure terhadap earnings management. Corporate disclosure mencakup earnings quality, penjelasan risiko – risiko perusahaan, prediksi laba dan laporan mengenai penerapan praktik corporate governance. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara corporate
disclosure
dan
earnings
management..
Perusahaan yang memberikan pengungkapan baik dan lengkap mempunyai fleksibilitas yang rendah dalam melakukan manajemen laba. Perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, sekurang-kurangnya harus membentuk Komite Audit. Hal ini diatur melalui surat edaran BAPEPAM No. SE03/PM/2000 perusahaan komite audit.
yang –
merekomendasikan
perusahaan
di
Indonesia
bahwa memiliki
Komite audit dibentuk oleh dewan
komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya antara lain yaitu memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai denga
prinsip
akuntansi
memastikan bahwa
yang
berlaku
umum,
struktur pengendalian internal
perusahaan dilaksanakan dengan baik, memastikan bahwa pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan
sesuai
dengan
standar
audit
yang
berlaku, dan memastikan bahwa adanya tindak lanjut temuan hasil audit. Berdasarkan bahwa
komite
peraturan audit
Bapepam
harus
memiliki
dijelaskan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan
komisaris
merangkap
sebagai
anggota
lainnya
independen
independen
ketua
merupakan
dimana
yang
komite
sekaligus
audit,
pihak
sedang
ekstern
sekurang-kurangnya
yang satu
diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan atau keuangan. Memiliki latar belakang akuntansi dan
keuangan,
atau
menguasai
bidang
tersebut
merupakan suatu karakteristik yang melambangkan kompetensi dari komite audit. Dalam penelitiannya, Dhaliwal
et
al.
(2007)
menunjukkan
bahwa
penunjukan komite audit dengan latar belakang, atau mungkin pengalaman di bidang akuntansi, lebih memberikan kontribusi yang berdampak baik bagi
efektifitas
komite
audit.
Hasil
penelitian
mengungkapkan jika kompetensi di bidang akuntansi berhubungan positif terhadap accrual quality. Selain itu, Klein (2002) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen
melaporkan
laba
dengan
kandungan
akrual diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit independen.