ITPC LYON 19 Boulevard Eugene Deruelle, 69003 Lyon, France Ph +33 4 78 60 62 78, Fx +33 4 78 60 63 14, Email :
[email protected], www.itpclyon.fr
1 Martel ITPC Lyon
2016
KATA PENGANTAR “Nutella Tax atau Taxe Nutella”, sebutan untuk pajak crude palm oil (CPO) progresif Prancis menjadi isu sensitif di semester pertama tahun 2016. Pajak tersebut menjadi salah satu agenda Parlement Prancis dalam amandement Undang-undang keaneka ragaman hayati yang diajukan oleh Fraksi Ekologi Prancis. Indonesia sebagai negara produsen CPO terbesar didunia memiliki kepentingan perdagangan CPO di Eropa. Implementasi pajak progresif akan mempengaruhi perdagangan CPO Indonesia, meskipun impor Prancis tergolong kecil jika dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Belanda. Untuk itu dalam Market intelligence 2016, kami akan membahas perkembangan perdagangan CPO di Perancis dengan dengan menitikberatkan analisis pada CPO dalam peluang, hambatan dan strategi perdagangannnya. Bonne lecture Lyon, Agustus 2016
15 Maret 2016
“Nutella Tax”
Senat Prancis mengadopsi kebijakan pajak tambahan untuk CPO sebesar € 30 per ton atau sekitar US$ 30 pada tahun 2017 dan naik sebesar € 20 setiap tahun hingga mencapai € 90 pada tahun 2020.
Pajak tambahan ini jadi tambahan pajak yang berlaku saat ini sebesar € 104 per ton.
21 Januari 2016
Senat Prancis memutuskan rancanganan amandemen Undang-undang Nomor 367 tentang Keanekaragaman Hayati yang diputuskan senat Prancis.
Draf RUU tersebut memuat rencana pajak progresif untuk produksi sawit yang akan diberlakukan mulai tahun 2017.
Senat Prancis mencanangkan kenaikan pajak crude palm oil (CPO) secara bertahap mulai tahun depan (2017) yakni ke level 300 euro/ton. Lalu, pada 2018 senilai 500 euro/ton, 2019 sebesar 700 euro/ton, dan 2020 naik ke level 900 euro/ton. Dan setelah tahun 2020, pajak CPO akan ditetapkan Kementerian Keuangan Perancis.
20 Juli 2016
Rencana pajak progresif untuk produksi sawit dibatalkan
Parlemen Prancis (Assemble Nationale) dan Senat Prancis menghapus pajak progresif minyak sawit (CPO) dalam teks draft RUU Biodiversity Prancis.
2
Martel ITPC Lyon
2016
ABSTRAKSI Minyak sawit mulai mengambil tempat penting dalam perdagangan “vegetable oil” diera tahun 1970-an. Perkembangan pedagangan crude palm oil (CPO) meningkat dengan pesat diakhir tahun 1990-an. Indonesia dan Malaysia menjadi negara produsen yang mengontrol 80% pedagangan CPO dunia. Indonesia memiliki kepentingan yang besar dalam bisnis minyak sawit. Seiring dengan pertumbuhan nya, perdagangan minyak sawit dunia menghadapi polemik terkait isu lingkungan dan kesehatan, isu ini menjadi non technique trade barrier yang mengganggu bisnis minyak sawit. Berbagai isu negative yang menyerang bisnis minyak kelapa sawit tidak membuat impor Prancis mengalami menurunan. Impor Prancis bahkan mengalami peningkatan sebesar 28,58% selama lima tahun terakhir (periode 2010 – 2015).
Kenaikan impor CPO Prancis tidak berarti negeri Napoleon ini ramah terhadap bisnis CPO. Sejak tahun 2012, Prancis telah membahas sebanyak tigakali upaya untuk menaikkan pajak progresif CPO yang masuk ke negaranya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari Market Intelligence edisi 2016 adalah perlunya meningkatkan “bergaining power” Indonesia dalam menghadapi Kampanye negatif kerap ditujukan kepada produk minyak sawit atau CPO Indonesia di Uni Eropa. 3
Martel ITPC Lyon
2016
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. ABSTRAKSI ....................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ I.
1 2 4 6
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1.1 Prancis "menggoyang" bisnis CPO dengan "nutella tax" ..... 1.2 CPO : development good ......................................................
8 8 10
II. MINYAK SAWIT DI PASAR PRANCIS .................................................... 2.1 Minyak sawit si «l'or rouge» (emas merah) .......................... 2.2 Ekspor Minyak Sawit Prancis ................................................ 2.3 Negara tujuan ekspor minyak sawit Prancis .........................
13 13 15 17
III. INFORMASI PASAR MINYAK SAWIT PRANCIS ............................................ 3.1 Black campaign: trend pasar minyak sawit di Prancis........... a. Isu lingkungan................................................................. b. Isu kesehatan ................................................................. c. Bagaimanakah reputasi minyak sawit dimata masyarakat Prancis? .......................................................................... 3.2 Pasar CPO Prancis dihambat oleh “Taxe Nutella” ................ a. CPO menghadapi peraturan pemerintah ........................ b. Pasar CPO Prancis membutuhkan Lobby antar pemerintah ...................................................................... 3.3 Pasar CPO Prancis dilabeli “Sans Huile de palme”...............
20 20 20 21
IV. INFORMASI PERDAGANGAN ................................................................ 4.1 Konsumsi minyak sawit pada level individu .......................... 4.2 Impor minyak sawit Prancis .................................................. 4.3 Negara-negara Eropa mendominasi impor Prancis .............. 4.4 Indonesia sebagai negara pemasok ..................................... 4.5 Persaingan dua produsen utama sawit dunia .......................
27 27 28 29 31 32
21 24 24 25 26
4
4.6 Regulasi ................................................................................ a. Labelling regulation ......................................................... b. Regulasi Food and Agricultural ....................................... c. Import control - waste (18-08-2016 - ) ............................
32 33 34 35
V. STRATEGI .......................................................................................... 5.1 Analisa kepentingan negara-negara maju akan sawit ........... 5.2 Benarkah Prancis tidak mendukung industri perkebunan sawit? .................................................................................... 5.3 Membentuk Aliansi ................................................................ 5.4 Menjadi lebih kritis................................................................. 5.4 Indonesia secara sistematis harus berani melakukan advokasi ................................................................................ 5.5 Memainkan peran diplomasi ................................................. 5.5 Memperbaiki kondisi intern ...................................................
36 36
VI. INFORMASI PENTING .......................................................................... 6.1 Informasi Perwakilan Perancis di Indonesia .......................... 6.3 Daftar Pameran Minyak Sawit di Perancis ........................... 6.4 Assosiasi, Perusahaan ekspor-Import Minyak Sawit di Perancis ................................................................................
41 41 42
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
44
37 37 38 39 40 40
43
5
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
:
Produksi minyak sawit Indonesia .............................
10
Gambar 2
:
Ekspor minyak sawit Indonesia tahun 2008–2015 ...
11
Gambar 3
:
Share Importir minyak sawit dunia tahun 2015– 2016 .........................................................................
12
Gambar 4
:
Ekspor Prancis Tahun 2004–2016 (Dalam Ton) ......
16
Gambar 5
:
Ekspor Prancis Tahun 2010–2016 ...........................
17
Gambar 6
:
Evolusi citra minyak sawit bagi masyarakat Prancis di Tahun 2014 ..........................................................
22
Isu yang menjadi perhatian masyarakat Prancis pada Tahun 2014 .....................................................
22
Impor HS 1511 Prancis pada Tahun 1998-2015 dan semester pertama 2015 dan 2016 (dalam Ton) .......
28
Impor HS 1511 Prancis dari Indonesia pada Tahun 2010-2015 (dalam Ton) ............................................
31
Perbandingan kegiatan impor minyak sawit Prancis dari Indonesia dan Malaysia Tahun 2010-2015 (dalam Ton) ..............................................................
32
Pajak yang diberlakukan Prancis pada minyak nabati berdasarkan prosentasinya dalam harga minyak nabati dunia..................................................
38
Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9
: : :
Gambar 10 :
Gambar 11 :
6
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6
: : : : : :
Negara tujuan ekspor Prancis untuk HS 1511 Tahun 2010-2015 (Ton)............................................
18
Negara tujuan ekspor Prancis untuk HS 1511 Tahun 2010-2015 (Ton)............................................
19
Perbandingan kandungan lemak pada minyak nabati........................................................................
21
Negara Pemasok HS 1511 Prancis Tahun 20102016 (Ton) ................................................................
29
Negara Pemasok HS 151110 Prancis Tahun 20102015 (Ton) ................................................................
30
Negara Pemasok HS 151190 Prancis Tahun 20102015 (Ton) ................................................................
30
7
I.
1.1
PENDAHULUAN
Prancis "menggoyang" bisnis CPO dengan "nutella tax"
Prancis dipilih sebagai negara yang dianalisa dalam Market Intelligence 2016 dengan mempertimbangkan kebijakan yang diterapkan Prancis dalam bisnis CPO. Kebijakan Prancis dalam bisnis CPO cenderung tidak "ramah". Diawal tahun 2016, rencana pajak progresif untuk produksi sawit yang akan diberlakukan mulai tahun 2017 diputuskan oleh Senat Prancis melalui RUU Nomor 367 tentang Keanekaragaman Hayati. Rancanganan amandemen UU Nomor 367 ini memuat upaya untuk menaikkan pajak progresif Crude Palm Oil (CPO) yang dilakukan secara bertahap yakni level 300 euro/ton pada tahun 2017. Kemudian meningkat menjadi 500 euro/ton pada tahun 2018 dan senilai 700 euro/ton pada tahun 2019. Dan puncaknya pada tahun 2020, pajak CPO ini akan naik ke level 900 euro/ton. Kementerian Keuangan Perancis akan menetapkan pajak CPO setelah tahun 2020 (Projet de loi Reconquête de la biodiversité, de la nature et des paysages, proposal tanggal 14 Januari 2016).
8
Ekspor CPO Indonesia ke Prancis tidak dalam jumlah besar, bahkan mengalami penurunan sebesar (-26,24%) dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2015) namun keputusan Senat Prancis tersebut mampu mempengaruhi negara-negara lain untuk menggunakan produk CPO asal Indonesia (Liputan-6, 2016) sehingga Indonesia perlu melakukan negosiasi untuk membatalkan upaya kenaikan pajak progresif CPO tersebut. Prancis merupakan negara anggota Uni Eropa yang menduduki posisi kedua setelah Jerman dalam kekuatan ekonomi, oleh karena itu Prancis memegang peran penting dalam perekonomian dikawasan Eropa Barat. Ditingkat dunia, Perancis masuk dalam sepuluh negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/ The Gross Domestic Product (GDP) terbesar dunia. Rata-rata PDB Prancis sebesar 1.130,87 juta dolar USA selama periode 1960-2015. Pada tahun 2015, PDB Prancis mencapai 2.421,68 juta dolar USA dan meningkat 0.7% pada tri semester pertama tahun 2016. Perekonomian Perancis memberikan kontribusi sebesar 3,91% perekonomian dunia (World Bank Group dalam Trading Economics, 2016). Produk Domestik Bruto Prancis Tertinggi : $ 2.923,47 juta tahun 2008. Terendah : $ 62,65 juta tahun 1960 Rata-rata : $ 1.130,87 juta tahun 1960-2015
Kondisi perekonomian tersebut menjadikan Prancis sebagai tujuan ekspor yang menjanjikan namun kebijakan Prancis terkait CPO perlu mendapatkan perhatian khusus. Meskipun Parlement dan Senat Prancis telah membatalkan pajak progresif, masih terdapat probabilitas kebijakan “tak ramah” lain dikeluarkan oleh Prancis untuk CPO. 9
1.2
CPO : development good
Crude Palm Oil (CPO) menjadi produk yang dianalisa dalam market intelligence 2016 karena Indonesia memiliki kepentingan yang besar dalam bisnis minyak sawit. Indonesia merupakan produsen dan exportir minyak sawit terbesar dunia setelah melampaui Malaysia ditahun 2006. Produksi minyak sawit Indonesia mencapai 32,5 juta ton pada tahun 2015. Produksi ini meningkat sebesar 69,27% dari produksi tahun 2008 yang mencapai 19,2 juta ton. Artinya ratarata pertumbuhan produksi minyak sawit Indonesia dalam 1 windu terakhir mencapai 8,56% pertahun. 35 30
Ton
25 20 15 10 5 0 Produksi (juta ton)
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
19,2
19,4
21,8
23,5
26,5
30
31,5
32,5
32
Tahun 2016 : menunjukkan prognosis
Gambar 1 : Produksi minyak sawit Indonesia Tahun 2008 – 2015 (dalam juta ton) Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of Agriculture
10
Produksi minyak sawit Indonesia yang meningkat juga diikuti oleh kenaikan ekport minyak sawit Indonesia, yakni mencapai 26,4 juta ton atau senilai 18,6 juta dolar USA pada tahun 2015. Nilai ekspor sawit Indonesia tahun 2015 meningkat sebesar 19,23% dari eksport tahun 2008 yang nilainya sebesar 15,6 juta dolar USA. Nilai eksport Indonesia dalam kurun waktu 2009-2015 mencapai nilai tertinggi ditahun 2012 yakni 21,6 juta dolar USA (lihat gambar 2). Sawit memberikan sumbangan besar bagi perekonomian negara-negara produsennya. Penghasilan petani sawit mencapai 10 kalilipat petani padi (Ouest-France, 2016). Dengan membawa kemanfaatan tersebut, sawit dianggap development good (Liputan6, 2016). CPO juga menghadapi kampanye negatif, dibidang lingkungan dan kesehatan. Perkebunan sawit menjadi tersangka utama dalam penggundulan hutan tropis di Pulau Kalimantan dan Sumatra. 30 25 20 15 10 5 0
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor (juta ton)
2016
15,1
17,1
17,1
17,6
18,2
22,4
21,7
26,4
27
Ekspor (dolar USA)
15,6
10
16,4
20,2
21,6
20,6
21,1
18,6
18,6
Tahun 2016 : menunjukkan prognosis
Gambar 2 : Ekspor minyak sawit Indonesia tahun 2008–2015 (dalam ton dan dolar USA) Sumber: Gapki & Indonesian Ministry of Agriculture, 2016 11
Gambar 3 : Share Importir minyak sawit dunia tahun 2015–2016 Sumber FAO, 2016 dalam Commodities control, 2016
Kandungan lemak asam jenuh minyak sawit yang dituding menyebabkan kolesterol dan diabetes serta obesitas bagi yang mengkonsumsinya. Isu negatif tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam perdagangan CPO.
Indonesia, sebagai produsen dan eksportir CPO akan terkena dampak langsung dari kebijakan internasional terkait perdagangan CPO, termasuk didalamnya kebijakan pajak progresif yang dicanangkan oleh Prancis. Indonesia perlu melakukan strategi khusus untuk meyakinkan negara-negara importir CPO. Dalam perdagangan CPO tahun 2015-2016, India menjadi importir utama CPO dunia dengan share sebesar 21%, lalu Uni Eropa dengan share 15%, ditempat ketiga Cina dengan share 12% .
Gambar 4 : Nilai impor minyak sawit dunia tahun 2015–2016 Sumber FAO, 2016 dalam Commodities control, 2016 12
II. 2.1
MINYAK SAWIT DI PASAR PRANCIS
Minyak sawit si «l'or rouge» (emas merah)
Crude palm oil (CPO) dikenal juga dengan nama “red palm oil” sedangkan dinegara-negara Afrika, seperti Pantai Gading, CPO merupakan «l'or rouge» (emas merah) (RFI, 2016). Penamaan ini tak terlepas dari nilai ekonomis dan warna merah yang terkandung dalam CPO. Warna merah sekaligus mengindikasikan CPO kaya akan kandungan carotenoids yakni 55 hingga 2000 mg/kg, jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang hanya mengandung ±100 mg/kg (Guy-Grand cord, 2012 : 4). Dalam proses pengolahan, warna merah tersebut hilang sehingga dihasilkan minyak yang jernih dan tanpa bau.
13
CPO merupakan salah satu hasil olahan dari buah pohon sawit (Elaeis guineensis ) dari keluarga Palmae (Arecaceae). Buah sawit menghasilkan berbagai produk olahan terutama Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan dari kulit buah sawit dan Palm Kernel Oil (PKO –) yang diolah dari biji sawit tersebut. Sisa olahan buah sawit menjadi produk yang digunakan sebagai bahan pakan ternak. Buah sawit Biji buah
Kulit buah
PKO
sisa olahan
CPO
Minyak dan turunannya seperti alkohol dll
residu
Minyak dan turunannya seperti alkohol dll
- Industri Kimia : biodisel dll - Industri makanan : margarin, cokelat, minyak goreng dll - industri kosmetik : sampo, sabun, pelembab dll
- industri pakan ternak
- Industri Kimia : biodisel dll - Industri makanan : margarin, cokelat, minyak goreng dll - industri kosmetik : sampo, sabun, pelembab dll
Sumber : Mirova, 2013 dengan perubahan
14
Melihat produk olahan yang dihasilkan, sawit memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sawit yang masuk dalam keluarga Palmae (Arecaceae) ini berasal dari kawasan Afrika Barat, tepatnya Guatemala. Berdasarkan negara asalnya pohon sawit akan tumbuh subur didaerah tropis. Tumbuhan ini membutuhkan sinar matahari sepanjang tahun oleh karenanya negara penghasil utama minyak sawit dunia adalah negara-negara yang dekat garis ekuator khususnya benua Asia, Afrika dan Amerika Selatan seperti Indonesia, Malaysia, Kamerun dan Brazil. Prancis metropolitan yang terletak diantara 42 LU – 51 LU dan 5 BB – 8 BT, tidak memungkinkan untuk menjadi wilayah penanaman pohon sawit. Meskipun demikian tidak menghalangi Prancis untuk menjadi salah satu negara pengekspor minyak sawit. Komoditi minyak sawit Prancis meliputi kelompok produk produk : 1511 151110 151190
2.2
Palm oil & its fractions, not chemically modified Palm Oil (Crude Oil) Palm Oil and Its Fractions (Other than Crude Oil)
Ekspor Minyak Sawit Prancis
Ekspor minyak sawit Prancis dalam dua dekade terakhir mengalami fluktuasi dan terus menurun setelah tahun 2010. Ekspor Expor Prancis untuk kelompok HS 1511 mengalami angka tertinggi pada tahun 2007 yakni 11.389 Ton. Sedangkan ekspor terendah sebesar 965 Ton terjadi ditahun 2013. Hal ini menarik untuk dianalisa, apakah penurunan ekpor minyak sawit Prancis terkait dengan kampanye negatif minyak sawit yang booming ditahun 2010?
15
12000 10000 8000 6000
HS 151110 HS 151190
4000
HS 1511 2000
smt 1 2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
0
Gambar 4 : Ekspor Prancis Tahun 2004–2016 (Dalam Ton) Sumber : Eurostat, 2016
Untuk HS 1511, export Prancis tahun 2015 (1.068 mengalami penurunan dibandingkan export Prancis: tahun sebesar (-90,62%), tahun 2000 sebesar (-42,46%), tahun (2.595 ton) sebesar (-58,84%). Export Prancis tahun 2015 3,9% jika dibandingkan tahun 2014 (1 036 ton).
ton) 2007 2010 naik
Prancis untuk kelompok HS 1511 didominasi oleh kelompok produk HS 151190 Palm Oil and Its Fractions (Other than Crude Oil).
16
Juta Dolar USA
Penurunan ekpor Prancis secara quantitas berimbas pada angka ekpor Prancis yakni 1.915,81 juta dolar USA pada tahun 2015 atau turun sebesar (-39,69%) dibanding tahun 2010 senilai 176.682,00 dolar USA dan turun (-19,84%) dibanding tahun 2014 senilai 2.390.107,00 dolar USA.
4 500 000 4 000 000 3 500 000 3 000 000 2 500 000 2 000 000 1 500 000 1 000 000 500 000 2 011
2 012
2 013
2 014
2 015
smt 1 2016
HS 151110 800 868
220 177
159 309
224 195
115 018
148 011
51,34
HS 151190 2375814
3717610
2503256
1922640
2275089
1767800
1 026 19
HS 1511
3 937 78
2 662 56
2 146 83
2 390 10
1 915 81
1 077 53
2 010
3 176 68
Column2
Gambar 5: Ekspor Prancis Tahun 2010–2016 (Dolar USA) Sumber : Eurostat, 2016
2.3
Negara tujuan ekspor minyak sawit Prancis
Kegiatan ekpor Prancis untuk kelompok produk HS 1511 banyak dilakukan dengan negara-negara dibenua Eropa. Negara tujuan ekspor Prancis untuk produk sawit ini adalah Jerman dengan jumlah ekspor mencapai 455 Ton tahun 2015. Urutan kedua ditempati oleh Spanyol dengan nilai 210 Ton dan urutan ke tiga ada Polandia dengan nilai 117. Ekspor Prancis ke Spanyol meningkat pesat (76,47%) untuk kegiatan tahun 2015-2014.
17
Kegiatan ekpor Prancis untuk kelompok produk HS 1511 juga ditujukan ke Indonesia yang menempati urutan ke 37 dengan nilai yang menurun dan kurang dari 1 ton ditahun sejak tahun 2013. Tabel 1 : Negara tujuan ekspor Prancis untuk HS 1511 Tahun 2010-2015 (Ton)
No
Partner Country
Calendar Year Unit
1 2 3 4 5
World Germany Spain Poland Belgium United Kingdom
T T T T T T
6 7 8 9 10 37
Guinea Estonia Netherlands Tunisia Ireland Indonesia
T T T T T T
%Change
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2595 1851 1172 333 398 354 329 355 136 49 187 18 402 248 63 33 60 75 0 53 39 13 41 4
0 82 60 15 71 3
0 36 1 16 56 1
965 1036 371 447 76 119 123 120 67 107 27 48 0 47 94 0 31 0
37 35 26 22 18 0
1068 455 210 117 111 30
20152014 3,09% 1,79% 76,47% -2,50% 3,74% -37,50%
19 -48,65% 52 48,57% 0 -100,00% 22 0,00% 17 -5,56% 0
Source of Data: Eurostat
Kegiatan ekpor Prancis untuk kelompok produk HS 1511 pada semester pertama tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 5,28% dengan jumlah 598 Ton dibandingkan periode yang sama untuk tahun 2015 dengan jumlah 568 Ton.
18
Kegiatan ekpor Prancis untuk semester 1 tahun 2016 banyak dilakukan dengan Jerman pada urutan pertama yakni sebesar 237 Ton, nilai ini mengalami penurunan (-10,90%) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015. Kenaikan signifikan dialami ekpor Prancis ke Spanyol sebesar 293,94% dari 33 Ton menjadi 130 Ton. Tabel 2 : Negara tujuan ekspor Prancis untuk HS 1511 Tahun 2010-2015 (Ton)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 37
Partner Country World Germany Poland Spain Belgium United Kingdom Guinea Estonia Netherlands Tunisia Ireland Indonesia
Unit
Periode Smt 1 Smt 1 2015 2016
% Change
T T T T T
568 266 124 33 54
598 237 118 130 40
5,28% -10,90% -4,84% 293,94% -25,93%
T T T T T T T
10 19 21 0 20 11 0
7 0 13 2 30 2 0
-30,00% -100,00% -38,10% 50,00% -81,82%
Source of Data: Eurostat
19
III. 3.1
INFORMASI PASAR MINYAK SAWIT PRANCIS Black campaign: trend pasar minyak sawit di Prancis
Minyak sawit menghadapi situasi yang sulit di pasar Eropa dan Prancis khususnya terkait dengan kampanye negatif yang merugikan perdagangan minyak sawit. Gerakan anti sawit dilancarkan sejak tahun 1980. Gerakan ini dilakukan oleh politisi dan LSM Eropa dan dunia secara terstruktur dan masif (Gapki, 2016). Kampanye negatif ini banyak mengangkat isu lingkungan dan isu kesehatan. a. Isu lingkungan Penggundulan hutan, kerusakan keanekaragaman hayati, pemanasan global dan pembunuhan orang-hutan adalah isu lingkungan yang menghantam minyak sawit. Isu lingkungan ini mencapai “booming” pada tahun 2010 ketika Greenpeace Southeast Asia merilis laporan dengan judul "How Sinar Mas Is Pulping the Planet." Akibatnya perusahaanperusahaan besar seperti Burger King, Unilever, Nestle dan Kraft menghentikan pembelian minyak sawit dari Group PT Sinar Mas (Antara, 2010). Kritik terhadap penggunaan minyak sawit dialamatkan ke PT Nestle yang menggunakan minyak sawit Indonesia dalam produksi cokelatnya khususnya “KitKat”. Demontrasi yang dilakukan oleh kelompok Greenpeace di London, Frankurt dan Amsterdam mampu menyedot perhatian masyarakat dunia (IBS, 2011 : 12). 20
b. Isu kesehatan Isu kesehatan menghantam minyak sawit melalui asam lemak yang dikandungnya, yakni asam lemak jenuh palmitat (C:16), sedangkan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO) kaya akan asam laurat (C:12). Minyak kelapa sawit juga termasuk lemak jenuh, mengandung asam palmitat (44%), asam stearat (4,6%), asam miristat (1%) dan sisanya adalah asam linoleat (38,7%) (Silalahi dan Nurbaya, 2011 : 457). Jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, kandungan asam lemak jenuh kelapa sawit adalah yang tertinggi yakni 51,57% (lihat tabel 3). Kandungan asam lemak jenuh yang tinggi diduga sebagai pemicu terjadinya penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner (PJK).
Tabel 3: Perbandingan kandungan lemak pada minyak nabati
c. Bagaimanakah Prancis?
reputasi
minyak
sawit
dimata
masyarakat
Gerakan anti sawit mendapatkan “buzz” di tahun 2010. Kecaman Greenpeace yang ditanggapi secara salah oleh pihak Nestle menjadikan kampanye negatif yang ditujukan kepada produk sawit mampu membentuk opini masyarakat dunia, termasuk masyarakat Prancis (Brygier, 2015). Isu lingkungan dan isu kesehatan yang dituduhkan kepada produk sawit ditanggapi secara berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Credoc (atas permintaan Alliance française pour une huile de palme durable) menunjukkan bahwa isu kesehatan lebih banyak mempengaruhi opini masyarakat Prancis. Namun sejak 2014, masyarakat Prancis mulai beralih ke isu lingkungan (d’Astorg, 2015). 21
Februari Juli Desember
Produk 100% natural
Dihasilkan dari buah
Harga yg Tertarik dengan Tertarik dengan konservasi produknya murah teksturnya
Tanpa Efek Produksinya melindungi negatif kesehatan manusia dan lingkungan
Gambar 6 : Evolusi citra minyak sawit bagi masyarakat Prancis di Tahun 2014 Sumber : Astorg, 2015
Kesehatan
Lingkungan
Isu lainnya
Kemasyarakatan
Gambar 7 : Isu yang menjadi perhatian masyarakat Prancis pada Tahun 2014 Sumber : Astorg, 2015
22
Opini masyarakat Prancis selaku konsumen minyak sawit banyak dipengaruhi oleh isu kesehatan yakni mencapai 43% hingga semester pertama tahun 2014. Namun, pada semester kedua, isu ini turun menjadi 15%. Sedangkan isu lingkungan naik dari 32% menjadi 71% (perhatikan gambar 7). Perlindungan terhadap manusia dan lingkungan hanya membentuk 59% citra minyak sawit. Sedangkan tidak adanya dampak negatif mampu menaikkan citra minyak sawit dari 13% menjadi 16%.Isu lain yang mendapatkan appresiasi tinggi dari masyarakat bahwasannya minyak sawit diperoleh secara natural (45%-50%). Harga yang murah juga mampu membentuk citra minyak sawit hingga 22% (perhatikan gambar 6 diatas).
Isu kesehatan : - Serangan jantung - Obesitas - Alzaimer
Isu lingkungan : - Penggundulan hutan - Penggunaan pestisida - Perubahan hutan hujan tropis menjadi hutan monokultur - Pembunuhan terhadap orang hutan - Kerusakan keaneragaman hayati dan punahnya beberapa spesies
23
3.2
Pasar CPO Prancis dihambat oleh “Taxe Nutella”
a. CPO menghadapi peraturan pemerintah “Taxe Nutella” adalah pajak progressif yang akan dikenakan pada produk sawit. Penyebutan “Taxe Nutella” didasarkan atas Nutella merk selai cokelat produksi PT Ferrero (Italia) yang difavoritkan oleh masyarakat Prancis. Produk selai ini menggunakan minyak sawit sebagai salah satu bahan utamanya. Kebijakan pembatasan impor sawit Prancis melalui pengenaan pajak progresif bukanlah isu baru. Pada tahun 2012, Fraksi Ekologi mengajukan pajak tambahan untuk produk minyak sawit karena minyak sawit dianggap bertanggung jawab terhadap obesitas dan kanker di negeri Napoleon tersebut. Usulan ini dimasukkan dalam pembahasan RUU Pembiayaan jaminan sosial (projet de loi de financement de la sécurité sociale). Rancangan pajak tambahan untuk impor CPO ini diabaikan oleh Senat pada. Dan pada tahun 2013, Perdana Mentri Prancis, Jean-Marc Ayrault, menyatakan bahwa usulan pajak minyak sawit ini telah dikubur (Brygier, 2015). Pembahasan untuk menaikan pajak CPO kembali digelar pada tahun 2015 melalui RUU Modernisasi Sistem Kesehatan (projet de loi sur la modernisation du système de santé), usulan ini juga tidak mendapatkan respon positif anggota Senat lainnya sehingga. Kenaikan pajak CPO batal untuk diterapkan (Barbière, 2016). Pengajuan kenaikan pajak CPO tahun 2012 dan 2015 oleh Fraksi Ekologi menggunakan isu kesehatan. Setelah kedua usulannya ditolak, pada tahun 2016, Fraksi Ekologi kembali menggelar upaya pengenaan pajak progresif CPO dengan menggunakan isu lingkungan.
24
b. Pasar CPO Prancis membutuhkan Lobby antar pemerintah Tahun 2016 tidak memberi awal yang baik bagi bisnis minyak sawit di pasar Prancis. Minyak sawit menghadapi tantangan pada level pemerintah. Pada januari 2016, Fraksi Ekologi mengajukan Draf RUU untuk mengamandemen UU Keanekaragaman Hayati. Draf RUU tersebut memuat rencana pajak progresif untuk produksi sawit yang akan mencapai 900 euro/ton pada tahun 2020. Pajak progresif ini dicanangkan untuk mulai diberlakukan tahun 2017 dengan nilai 300 euro/ton, lalu 500 euro/ton pada 2018, dan sebesar 700 euro/ton pada 2019. Pasca tahun 2020, pajak CPO menjadi kewenangan Kementerian Keuangan Perancis. Pemerintah Indonesia secara tegas menyampaikan permintaan agar Pemerintah dan Parlemen Prancis membatalkan rencana pemberlakuan pajak progresif minyak kelapa sawit karena kebijakan tersebut dinilai melanggar ketentuan multilateral (World Trade Organisation/ WTO). Rencana tersebut dinilai bersifat diskriminatif, karena tidak mencakup seluruh jenis minyak nabati yang beredar di Prancis (baca surat Mendag tanggal 5 Feb 2016). Pada Maret 2016, Senat Prancis melunak dengan mengadopsi 10% dari nilai pajak yang diajukan yakni pajak tambahan untuk CPO sebesar € 30 per ton pada tahun 2017 dan naik sebesar € 20 setiap tahun hingga mencapai € 90 pada tahun 2020. Pajak progresif ini akan ditambahkan pada pajak yang berlaku saat ini yakni € 104 per ton. Keresahan akan rancangan pajak tambahan sawit terjawab pada Juli 2016 dengan penghapusan pajak progresif minyak sawit (CPO) dalam teks draft RUU Biodiversity Prancis oleh Parlemen Prancis (Assemble Nationale) dan Senat Prancis. Penghapusan pajak progresif CPO dari draf RUU Biodiversity Prancis merupakan peluang bagi CPO Indonesia untuk pasar Prancis. Peluang ini terbuka berkat lobi antar pemerintah, khususnya Indonesia dan Prancis. Indonesia memiliki “bargaining” yang kuat untuk melakukan negosiasi mengingat Prancis memiliki kepentingan besar dengan Indonesia. Proyek pembelian pesawat militer Airbus 400M dari Prancis menjadi “peluru tajam” bagi Indonesia dalam negosiasi dengan Prancis (Le dauphine, 2016).
25
3.3
Pasar CPO Prancis dilabeli “Sans Huile de palme”
Pasar CPO di Prancis juga menghadapi tantangan pemboikotan yang dituangkan dengan mencantumkan label Sans Huile de palme/ No Palm Oil/ Tanpa minyak sawit pada berbagai produk, baik produk kosmestik, sabun, bahan olahan pangan dll. Minyak sawit juga dideskriditkan dengan penulisan “Vivre sans huile de palme” (hidup tanpa minyak sawit). Produk yang menggunakan label No Palm Oil semakin meningkat di negara-negara Eropa. Pada tahun 2012, ditemukan 189 jenis produk yang menggunakan label tanpa minyak sawit di supermarket di Paris dan di Brussel. Dalam kurun waktu 2 tahun, pada tahun 2014, jenis produk yang menggunakan label ini jumlahnya meningkat 263,49% yakni mencapai 687 jenis produk (Kumar, 2015 dalam Gapki, 2016). Ajakan untuk memboikot minyak sawit semakin muncul secara terang-terangan, misalnya melalui penandatanganan petisi dan menghapus produkproduk yang mengandung minyak sawit. Misalnya, menanggapi boom isu lingkungan oleh Greenpeace tahun 2010, Group Casino langsung menghapus 200 jenis produk yang memiliki kandungan minyak sawit dari produk yang dipasarkannya (Gazzane, 2010). Contoh lainnya adalah perusahaan biskuit LU langsung menarik produknya yang didalamnya terdapat minyak sawit.
Gempuran etiket sans huile palme tak menghapus peluang bisnis CPO di pasar Eropa, karena konsumsi minyak sawit Eropa meningkat dari 3,4 ton tahun 2000 menjadi 6,8 ton pada tahun 2015 (Oil Word, 2015 dalam Gapki, 2016). Impor Prancis juga mengalami peningkatan sebesar 28,58% selama lima tahun terakhir (periode 2010 – 2015).
26
IV. INFORMASI PERDAGANGAN 4.1
Konsumsi minyak sawit pada level individu
Prancis dikenal dengan pâtisserie française. Kue-kue khas Prancis menjadi salah satu faktor yang menjadikan Perancis sebagai negara yang konsumsi margarinnya tertinggi di dunia yakni mencapai 8 kg per individu per tahun. Seiring dengan mahalnya harga margarin dari minyak hewani, maka minyak nabati dilirik sebagai alternatif penggantinya terutama minyak biji bunga matahari dan minyak sawit (National geographic, 2014). Konsumsi minyak sawit rata-rata mencapai 4,5 kg/ individu pertahun atau 12,5 gr/individu/harinya (Garcia, 2010). Kontroversi yang mewarnai perdagangan minyak sawit turut membentuk opini masyarakat terkait isu kesehatan dan isu lingkungan (lihat bab 3 diatas). Konsumsi minyak sawit pada level individu mengalami penurunan yakni rata-rata 2 kg per tahun per individu atau 5,5 gr/individu/hari pada tahun 2009 dan 2,8 gr/individu/hari tahun 2014 untuk orang dewasa dan 3,3 gr/individu/hari untuk anak-anak (Credoc, 2014 dalam d’Astorg, 2015).
27
4.2 Impor minyak sawit Prancis Kebutuhan minyak sawit pada tingkat nasional dipenuhi melalui impor. Nilai impor minyak sawit mengalami fluktuasi selama dua windu terakhir. Impor Prancis mengalami pertumbuhan rata-rata selama kurun waktu 1998-2015 sebesar 17% pertahunnya. Impor kelompok produk HS 1511 Prancis tahun 2015 mencapai 421.157 Ton, angka ini meningkat 288,99% dari impor tahun 1998 sebanyak 108.269 ton. Setelah booming isu lingkungan yang menyerang pasar minyak sawit pada tahun 2010, impor minyak sawit Prancis untuk HS 1511 sempat mengalami penurunan (-17,79%) pada tahun 2011 (269.289 Ton) dari tahun 2010 (327.555 ton). Impor kembali meningkat, bahkan pada tahun 2013 impor minyak sawit Prancis mencapai nilai tertinggi selama dua windu terakhir yakni 489.542 Ton. Impor ini mengalami kenaikan 16,05% dari tahun 2012 (421.821 ton). Tahun dimana isu taxe nutella dilancarkan untuk pertamakalinya Isu « taxe nutella » yang mengawali tahun 2016 juga tidak mempengaruhi impor kelompok HS 1511 Prancis. Impor Prancis untuk semester 1 tahun 2016 (191.859 ton) meningkat 4,26% dari periode yang sama tahun 2015 (184.017 Ton) (perhatikan gambar 8 dan tabel 4 dibawah ini). 600000 500000
HS 151110
400000
HS 151190
300000
HS 1511
200000 100000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 smt 1 2015 smt 1 2016
0
Gambar 8 : Impor HS 1511 Prancis pada Tahun 1998-2015 dan semester pertama 2015 dan 2016 (dalam Ton) Sumber : Eurostat, 2016 28
4.3
Negara-negara Eropa mendominasi impor Prancis
Kegiatan impor minyak sawit Prancis banyak dilakukan dengan negaranegara Eropa lainnya. Dalam kelompok sepuluh besar Negara pemasok, hanya tiga Negara yang berasal dari luar Eropa yakni Indonesia, Malaysia dan Honduras. Impor minyak sawit Prancis dalam lima tahun terakhir didominasi oleh Belanda sebagai pemasok utama. Dengan jumlah 421.157 Ton, Belanda menyuplai 56,79% impor minyak sawit Prancis tahun 2015. Indonesia menempati urutan kedua pada tahun 2014 (241.123 ton) dengan share 15,27%. Pada tahun 2015, Indonesia harus rela posisinya ditempati oleh Malaysia. Impor minyak sawit Prancis dari Malaysia meningkat 24.64% dari 54.610 ton pada tahun 2014 menjadi 68.066 ton pada tahun 2015. Sedangkan impor HS 1511 dari Indonesia pada tahun 2015 (62.035 ton) mengalami penurunan sebesar (-3,33%) dari tahun 2014.
Tabel 4: Negara Pemasok HS 1511 Prancis Tahun 2010-2016 (Ton) No urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Partner Country World Netherlands Indonesia Malaysia Germany Italy Spain Belgium Honduras United Kingdom Denmark
Unit
Calendar Year 2013 2014
2010
2011
2012
T T T T T T T T T T
327555 142886 84101 19651 10732 16777 19052 25555 0 2925
269289 112911 52625 37771 10848 15298 13144 23977 0 2157
421821 235933 57369 48391 34494 14627 13706 15276 0 1709
489542 282806 78256 57143 27670 15345 15167 9385 0 1499
T
20
43
29
11
2015
2016*
420310 241123 64172 54610 24670 16938 11859 2857 1997 1427
421157 239170 62035 68066 16053 17271 9892 3326 2479 1487
191859 101037 16514 35837 13015 8014 6170 4611 2996
219
8
* Semester 1 Sumber : Eurostat, 2016
29
747 42
Tabel 5 :
Negara Pemasok HS 151110 Prancis Tahun 2010-2015 (Ton)
No Urut
Partner Country
Unit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
World Indonesia Malaysia Netherlands Spain Honduras Denmark Belgium Germany Ireland Singapore
T T T T T T T T T T T
Calendar Year 2012 2013 2014
2010
2011
92885 63387 13994 1273 7719 0 20 96 315 0 0
99435 114839 110451 88810 35528 32031 47339 40614 30584 41301 46042 30099 25802 34534 8382 10466 6334 5752 5793 5166 0 0 0 1997 0 24 11 219 150 349 344 101 399 567 360 61 0 0 0 25 0 0 0 22
2014-2015 %Change
2015 95271 23051 47118 16612 4543 2479 8 276 70 0 0
7.28 - 43.24 56.54 58.72 - 12.05 24.11 - 96.35 174.74 13.06 - 100.00 - 100.00
Sumber : Eurostat, 2016
Tabel 6: No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negara Pemasok HS 151190 Prancis Tahun 2010-2015 (Ton)
Partner Country World Netherlands Germany Malaysia Indonesia Italy Spain Belgium United Kingdom Guinea Sweden
Calendar Year
Unit T T T T T T T T T T T
2010 2011 2012 2013 2014 2015 234670 169854 306982 379091 331500 325886 141612 87109 201399 274424 230657 222558 10417 10449 33927 27310 24608 15983 5658 7187 7090 11101 24511 20948 20715 17098 25338 30917 23558 38984 16492 15049 14603 15342 16927 17270 11333 6810 7954 9374 6693 5348 25459 23828 14927 9041 2757 3050 2909 2152 1704 1494 1426 1487 16 0
0 0
0 1
66 0
174 73
179 45
20142015 %Change - 1.69 - 3.51 - 35.05 - 14.54 65.48 2.03 - 20.09 10.64 4.28 2.62 - 38.51
Sumber : Eurostat, 2016
30
4.4 Indonesia sebagai negara pemasok Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia tidak menjadi pemasok utama minyak sawit di Prancis. Impor minyak sawit Prancis dari Indonesia mengalami fluktuasi. Impor Prancis untuk kelompok produk HS 151110 dari Indonesia mengalami penurunan (- 43.24%) pada tahun 2015 (23.051 Ton) dari impor tahun 2014 (40.614 Ton). Kenaikan impor Prancis dari Indonesia terjadi untuk kelompok produk HS 151190 yakni sebesar 65.48% pada tahun 2015 (38.984 Ton) dari tahun 2014 (23.558 Ton) (lihat tabel 4,5 dan 6 diatas).
90000 80000 70000 60000 50000
HS 151110
40000
HS 151190
30000
HS 1511
20000 10000 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 9 : Impor HS 1511 Prancis dari Indonesia pada Tahun 20102015 (dalam Ton) Sumber : Eurostat, 2016 31
4.5 Persaingan dua produsen utama sawit dunia Pesaing utama Indonesia dalam kegiatan impor minyak sawit Prancis adalah Belanda yang menjadi pemasok utama. Peran Malaysia sebagai negara pemasok minyak sawit di Prancis menjadikan negara tetatangga ini sebagai salah satu negara pesaing yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Impor minyak sawit Prancis dari Malaysia menunjukkan kecenderungan meningkat untuk HS 1511 pada lima tahun terakhir. Sedangkan kegiatan impor minyak sawit degan Indonesia menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan menurun.
Impor Prancis HS 1511 100000 Axis Title
80000 60000 40000 20000 0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Malaysia
19651
37771
48391
57143
54610
68066
Indonesia
84101
52625
57369
78256
64172
62035
Impor Prancis HS 151110
Impor Prancis HS 151190
70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
50000 40000 30000 20000 10000 0 2010
2011
2012
Malaysia
2013
2014
Indonesia
2015
2010
2011
2012
Malaysia
2013
2014
Indonesia
Gambar 10 : Perbandingan kegiatan impor minyak sawit Prancis dari Indonesia dan Malaysia Tahun 2010-2015 (dalam Ton) Sumber : Eurostat, 2016
4.6
Regulasi 32
2015
a. Labelling regulation Black Campaign yang dilancarkan pada minyak sawit memberikan dampak pada regulasi yakni Uni Eropa (UE) yang mengeluarkan EU Labelling Regulation 1169/2011. Regulasi ini mempersyaratkan pencantuman sumber minyak nabati secara spesifik untuk seluruh produk makanan yang beredar di UE. Beberapa peraturan yang terkait dengan labelisasi : European Union Law: -
EU Food Information to Consumers Regulation (Regulation 1169/2011) EU Directive on Food Labelling (Directive 2000/13/EC) EU Health and Nutrition Claims Regulation (Regulation 1924/2006) EU Advertising Directive (Directive 2006/114/EC) EU Unfair Commercial Practices Directive (Directive 2005/29/EC)
French Law: -
-
French Consumer Code (Articles R112-1 to R-112-31; Articles L121-1 to L121-7; Articles L122-11 to L-122-15; and L214-1 to L214-3) French Commercial Code (Articles L450-1 to L-450-4)
33
b.
Regulasi Food and Agricultural
Minyak sawit merupakan produk olahan dari buah kelapa sawit sehingga masuk dalam regulasi Food and Agricultural dan juga vegetable products. Secara umum peraturan Uni Eropa menerapkan peraturan berikut : TN701 According to the Council Regulation (EU) No 692/2014 (OJ L183, p. 9) it shall be prohibited to import into European Union goods originating in Crimea or Sevastopol. The prohibition shall not apply in respect of: (a) the execution until 26 September 2014, of trade contracts concluded before 25 June 2014, or of ancillary contracts necessary for the execution of such contracts, provided that the natural or legal persons, entity or body seeking to perform the contract have notified, at least 10 working days in advance, the activity or transaction to the competent authority of the Member State in which they are established. (b) goods originating in Crimea or Sevastopol which have been made available to the Ukrainian authorities for examination, for which compliance with the conditions conferring entitlement to preferential origin has been verified and for which a certificate of origin has been issued in accordance with Regulation (EU) No 978/2012 and Regulation (EU) No 374/2014 or in accordance with the EU-Ukraine Association Agreement. Additional information/Documents authorisations B1 B2
produced/Certificates
Presentation of a certificate/licence/document N 990 Presentation of a certificate/licence/document
and
Apply the mentioned duty Declared subheading not allowed
N990 : Authorisation to use a customs procedure with economic impact/end-use (TARIC measure information)
34
c.
Import control - waste (18-08-2016 - )
E1 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document C 672 E2 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document C 669 E3 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document Y 923 E4 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document 20.00 kg E5 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document I1 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document C 672 I2 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document C 670 I3 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document Y 923 I4 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document 20.00 kg I5 The quantity or the price per unit declared, as appropriate, is equal or less than the specified maximum, or presentation of the required document
Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export not allowed after control Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export allowed after control Import/export not allowed after control
Additional information/Documents produced/Certificates and authorisations C672
Information document accompanying shipments of waste as mentioned in Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190) – Article 18 and Annex VII
C669
Notification document as mentioned in Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190) - Article 4 and Annex IA
Y923
Product not subjected to the provisions of Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190)
C672
Information document accompanying shipments of waste as mentioned in Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190) – Article 18 and Annex VII
C670
Movement document as mentioned in Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190) – Article 4 and Annex IB
Y923
Product not subjected to the provisions of Regulation (EC) No 1013/2006 (OJ L 190) (TARIC measure information, 2016)
35
V. STRATEGI 5.1
Analisa kepentingan negara-negara maju akan sawit
Industri perkebunan sawit menjadi salah satu kunci utama dalam perekonomian Indonesia. Keberadaan industri ini menyumbangkan devisa dan menyediakan lapangan kerja. Industri sawit menghadapi tantangan besar berupa kampanye negative dari luar negeri. Fluktuasi harga sawit dipengaruhi oleh industry minyak nabati negara-negara maju, seperti Eropa dan Amerika. Ketika Eropa memasuki musim panen minyak bunga matahari dan Amerika memasuki musim panen kedelai, harga sawit akan anjlok. Negara-negara tersebut akan mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia untuk dijadikan minyak nabati ketika persediaan minyak nabati mereka habis atau sudah habis masa produksinya (PTPN 5, 2015). Kondisi ini menunjukkan bahwa negaranegara maju termasuk Prancis memiliki kepentingan untuk melindungi industri minyak nabatinya. Prancis merupakan penghasil kedua minyak nabati di Eropa setelah Jerman (Europe Economics, 2014). Kebutuhan Eropa akan minyak sawit adalah sebuah keniscayaan. Peraturan Uni Eropa 2009/28/EC mengharuskan 20% penggunaan energi pada tahun 2020 berasal dari energi terbaharukan. Minyak sawit merupakan salah satu sumber yang dilirik untuk memenuhi peraturan tersebut (Europe Economics, 2014). Oleh karena itu meskipun kampanye negative menghujani minyak sawit namun konsumsi minyak sawit Eropa terus meningkat. Mengingat produksi sawit adalah negaranegara tropis maka ada kepentingan Eropa untuk dapat mengontrol perdagangan sawit dunia. Hal ini nampak jelas dalam penetuan harga sawit. Meskipun Indonesia sebagai produsen dan ekportir sawit namun acuan penentuan harga sawit ditentukan oleh Rotherdam, Kota Pelabuhan di Belanda (PTPN 5, 2015). Walapun Belanda berada di wilayah subtropis, Negara kincir angin ini mampu menjadi pemasok utama dalam kegiatan impor sawit Prancis. 36
5.2
Benarkah Prancis tidak mendukung industri perkebunan sawit?
Kebijakan-kebijakan yang diambil menunjukkan bahwa Pemerintah Prancis yang tidak ramah terhadap minyak sawit : ambil contoh Ségolène Royal, Menteri lingkungan hidup Prancis menyerukan untuk berhenti makan nutella karena menggunakan minyak sawit. Pajak progesif minyak sawit dimasukkan dalam pembahasan 3 RUU oleh Fraksi Ekologi Senat Prancis sejak 2012. Namun, benarkah Prancis tidak mendukung industry perkebunan sawit? Industri perkebunan sawit mulai dikembangkan oleh Pemerintah Konolial Eropa diwilayah jajahannya sejak 150 tahun yang lalu. Industri ini ditujukan untuk kebutuhan minyak nabati dalam produksi sabun, lilin pelumas rel kereta dan minyak goreng (Rixon, 2015). Prancis mengembangkan industri perkebunan sawit diwilayah koloninya yang mendukung pertumbuhan pohon sawit, terutama benua Afrika. Melalui L'Agence Française de Développement (AFD) / Badan Pembangunan Prancis, Pemerintah Prancis membiayai pengembangan perkebunan sawit di Afrika misal pembiayaan untuk penanaman sawit di Ghana, Nigeria dll. Pembiayaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membantu Afrika keluar dari kemiskinan. Seiring dengan isu taxe nutella, bantuan Prancis tersebut dinilai memiliki dua mata pisau dan menunjukkan ketidak konsistenan kebijakan Prancis terkait industri sawit (IMANI Center, 2016).
5.3
Membentuk Aliansi
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, mengadopsi pepatah tersebut melalui pembentukan aliansi antara negara-negara penghasil minyak sawit merupakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan perdagangan minyak sawit. Aliansi ini dapat memberikan kekuatan untuk bernegosiasi dengan negara-negara maju, terlebih duet Indonesia dan Malaysia menguasai 85-90% minyak sawit dunia. Kerjasama antara Indonesia dan Malaysia untuk memprotes rencana taxe nutella Prancis diawal tahun 2016 menunjukkan bahwa aliansi ini dapat berjalan. 37
5.4
Menjadi lebih kritis
Indonesia hendaknya menjadi lebih kritis dan cermat dalam menghadapi isu-isu negatif yang ditujukan ke industri minyak sawit. Kenaikan pajak progresif minyak sawit oleh Prancis dikaitkan dengan pajak minyak sawit yang lebih rendah dari minyak lainnya yakni 140€/ton untuk sawit sedangkan 190€/ton untuk minyak olive (Zaitun). Namun jika diteliti lebih mendalam berdasarkan level pajak minyak nabati di Prancis berdasarkan harga maka pajak minyak sawit adalah tertinggi kedua yakni 21,67% setelah minyak kedelai 23,64%. Dengan pajak tambahan yang diajukan pada januari 2016 lalu, pajak sawit akan menjadi yang tertinggi yakni 209,70% (Garello, 2016). Diskriminasi yang dilakukan terhadap minyak sawit dapat menjadi dasar bagi Indonesia untuk membawa masalah ini ke WTO.
250,00% 200,00% 150,00% 100,00% 50,00% 0,00% Olive oil
Rapeseed oil
Sunflower oil
Palm oil
Soybean oil
Pajak yang berlaku
4,90%
11,69%
15,79%
21,67%
23,64%
Pajak Progressif yang diajukan Januari 2016
4,90%
11,69%
15,79%
209,70%
23,64%
Gambar 11 : Pajak yang diberlakukan Prancis pada minyak nabati berdasarkan prosentasinya dalam harga minyak nabati dunia Sumber : Garello, 2016
38
5.4
Indonesia secara sistematis harus berani melakukan advokasi
Indonesia secara sistematis harus berani melakukan advokasi guna untuk menjawab kampanye negatif (black campaign) dari para pihak yang tidak menyukai kelapa sawit atas alasan yang beragam. Misal Terkait dengan label “No Palm Oil”. Keberatan atas label ini dapat ditempuh berdasarkan berbagai peraturan misalnya peraturan labeling Uni Eropa Pasal 2. Berdasarkan peraturan ini labelisasi “No Palm Oil” tidak dapat dibenarkan karena mengandung “iklan” dan mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan (Lovells, tt). Article 2 of the EU Labelling Directive aims to ensure that food business operators are truthful in the information they provide in product labels. Article 2(1) : The labelling and methods used must not be such as could mislead the purchaser to a material degree, particularly: (i) as to the characteristics of the foodstuff and, in particular, as to its nature, identity, properties, composition, quantity, durability, origin or provenance, method of manufacture or production; (ii) by attributing to the foodstuff effects or properties which it does not possess; (iii) by suggesting that the foodstuff possesses special characteristics when in fact all similar foodstuffs possess such characteristics; Article 2(3) provides that the prohibitions or restrictions referred to in paragraph 1 (and 2) shall also apply to: (a) the presentation of foodstuffs, in particular their shape, appearance or packaging, the packaging materials used, the way in which they are arranged and the setting in which they are displayed; (b) advertising.
39
5.5
Memainkan peran diplomasi
Keberhasilan Indonesia melakukan lobi kepada Pemerintah Prancis guna membatalkan penerapan pajak progresif sawit menunjukkan Indonesia memiliki bargaining dalam bernegosiasi. Indonesia hendaknya dapat memainkan peran diplomasi ini terlebih dengan melihat kepentingan Prancis di Indonesia.
5.5
Memperbaiki kondisi intern
Indonesia perlu melakukan kampanye positif (green campaign) sebagai strategi untuk meng-counter faktor-faktor penghambat perdagangan minyak sawit Indonesia. Salah satunya dengan memperbaiki kondisi intern Indonesia yang merugikan pasar sawit seperti penerapan regulasi dan ketegasan pemerintah dalam menindak pelanggarnya. Isu lingkungan yang saat ini mendominasi opini masyarakat Prancis dapat di perbaiki melalui pencitraan sawit. Namun pencitraan ini tidak akan berhasil ketika kebakaran hutan masih menjadi trend tiap tahunnya. Karena penggunaan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) belum mampu memulihkan kepercayaan masyarakat. RSPO dianggap hanya mampu melindungi 10% dari kerusakan hutan Indonesia (Le Cain, 2015).
40
VI. INFORMASI PENTING 6.1 Informasi Perwakilan Perancis di Indonesia KEDUTAAN BESAR PERANCIS UNTUK INDONESIA DAN TIMOR TIMUR / FRENCH EMBASSY Menara BCA – 40th floor Jl. M. H. Thamrin n°1 Jakarta Pusat 10310 Tel. : (62-21) 23 55 76 00 Faks : (62-21) 23 55 76 02 Surel :
[email protected] [email protected] Web. : http://www.ambafrance-id.org/ KONSULAT JENDERAL DENPASAR (BALI DAN LOMBOK) Jl. Mertasari Gg. II No. 08, Sanur Tel. : +62 361 285 485 Faks : +62 361 286 406 Surel :
[email protected] BAGIAN EKONOMI World Trade Center, Lt. 11 Jalan Jend Sudirman, n° 31 JAKARTA 12 920 Tel : (021) 570 16 68 Faks : (021) 570 04 78 Surel :
[email protected] Web : www.missioneco.org/indonesie KAMAR DAGANG PRANCIS-INDONESIA (IFCCI) Chase Plaza, Lt. 14 Jalan Jenderal Sudirman, n°21 JAKARTA 12910 Tel : (62 21) 520 82 61 Faks : (62 21) 520 82 71 Surel :
[email protected] Web : www.ifcci.com
41
6.2
Informasi Perwakilan Indonesia di Perancis KBRI UNTUK PERANCIS DAN KEPANGERANAN ANDORA 47-49 rue Cortambert 75116 Paris, France Tel : (33-1) 4503-0760 Faks : (33-1) 4504-5032, 4072-7063 Surel :
[email protected] Web : http://paris.kemlu.go.id atau www.amb-indonesie.fr
KONSULAT JENDERAL / KJRI MARSEILLE 25 Bd Carmagnole 13008, Marseille, France Tel. : + 33 491 230 160 Faks : +33 491 714 032 Surel :
[email protected] Web : www.deplu.go.id/marseille atau www.cons-indonesie.fr
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER (ITPC) 19 Boulevard Eugene Deruelle 69003 Lyon, France Tel : +33 4 78 60 62 78 Faks : +33 4 78 60 63 14 Surel :
[email protected] Web : www.itpclyon.fr
6.3 Daftar Pameran Minyak Sawit di Perancis Tidak ada pameran kkhusus minyak sawit, namun dapat menikuti Pameran Pertanian dan Perkebunan. Salon International de l'agriculture (SIA) Tempat : Paris Expo, Porte de Versailles, Paris Waktu : 25 Feb - 05 Maret 2017 Kategori : Tanaman termasuk holtikultura Telp : +33 (0)1 40 68 22 22 Situs : https://en.salonagriculture.com/
42
6.4 Assosiasi, Perusahaan ekspor-Import Minyak Sawit di Perancis Société Industrielle des Oléagineux 62, Rue Ivan Tourgueneff 78380 BOUGIVAL France Huilerie Philippe Vigean 11, Rue les Varennes 36700 CLION France Etablissement Charles Daudruy Van Cauwenberghe et Fils ZI Petite Synthe 253, Rue Van Cauwenberghe 59640 DUNKERQUE France Interchimie 145, Rue de Paris 93000 BOBIGNY France
43
DAFTAR PUSTAKA Antara. Century-old palm oil industry still busy facing `negative campaigns. Situs resmi Antara [online] http://www.antaranews.com/en/news/1287856617/century-old-palmoil-industry-still-busy-facing-negative-campaignsdipublikasikan 24 oktober 2010 BARBIÈRE, Cécile. La taxe sur l’huile de palme débarque en France. [online] https://www.euractiv.fr/section/aide-au-developpement/news/la-taxesur-lhuile-de-palme-debarque-en-france/ dipublikasikan tanggal 11 Maret 2016 BRYGIER, Clément. La réputation de l’Huile de Palme en France. [online] http://digitalinsighters.com/2015/reputation-huile-de-palme-france/ dipublikasikan tanggal 2 Maret 2015 Commodities control. Tax On Palm Oil Export By France: Future Prospects For Other Veg Oils. [online] http://www.commoditiescontrol.com/eagritrader/common/newsdetail.ph p?type=SPR&itemid=8226&cid1=,1,&varietyid=,1, D’ASTORG, Laure. Health & Palm Oil in France: how to stop and prevent misleading information?. EPOC, Oktober 2015 Diego Garcia. Consommation des lipides en France. http://sourcebio.blogspot.fr/2010/01/consommation-des-principauxlipides-en.html DUFOUR, Mathilde. Regard d’expert sur l’huile de palme. Mirova Responsible Investing. Februari 2014 Europe Economics. The Economic Impact of Palm Oil Imports in the EU. 2014 GAPKI. Brexit dan perilaku konsumen sawit. [online] dipublikasikan 12 Juli 2016 pada http://gapki.id/brexit-dan-perilaku-konsumen-sawiteropa/#more-1054 44
GARELLO, Pierre. The Economic Facts About Palm Oil Taxation in France. Economist Analysis, Maret 2016 GAZZANE, Hayat. Huile de palme : les pays producteurs en colère. [online] http://www.leparticulier.fr/jcms/p1_1428242/le-proces-de-l-huile-depalme-une-matiere-grasse-decriee dipublikasikan tanggal 13 November 2014 IBS Center for management. Greenpeace nestle social media : Diving Change. Tersedia pada http://www.bu.edu/goglobal/a/presentations/greenpeace_nestle_social media.pdf Imani Center. La Taxe sur l'Huile de Palme du Président Français François Hollande est une atteinte aux moyens de subsistance africains. [online] http://www.prnewswire.com/news-releases/la-taxe-sur-lhuile-de-palmedu-president-francais-francois-hollande-est-une-atteinte-aux-moyensde-subsistance-africains-579332801.html dipublikasikan tanggal 13 Mei 2016 Indonesia-investments. Minyak Kelapa Sawit. Indonesia-investments [online] http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyaksawit/item166 http://www.indonesiainvestments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-sawit/item166 Kementrian Perdagangan RI. Trade Minister Writes France, States Palm Oil Tax Violates WTO Regulations. Press Release tanggal 5 Februari 2016 LE CAIN, Blandine. De quoi l'huile de palme est-elle coupable ?. Le Figaro [online] tanggal 17 Juni 2016 : http://www.lefigaro.fr/conjoncture/2015/06/17/2000220150617ARTFIG00167-de-quoi-l-huile-de-palme-est-ellecoupable.php Le Dauphine. Huile de palme : la taxe qui gêne Airbus. [online] http://www.ledauphine.com/economie-et-finance/2016/06/17/huile-depalme-la-taxe-qui-gene-airbus dipublikasikan tanggal 17 Juni 2016 LOVELLS, Hogan. Review of "no palm oil" claims under the EU food law rules and possible legal remedies in Belgium and France. Attorney Client Communication PRADITYA, Ilyas Istianur . Rizal Ramli: Ingat, Prancis Punya Banyak Kepentingan di RI. Dipublikasikan pada Liputan-6 [online]
45
http://bisnis.liputan6.com/read/2428794/rizal-ramli-ingat-prancis-punyabanyak-kepentingan-di-ri tanggal 4 Februari 2016 PTPN 5. Rotherdam Penentu Harga Sawit Dunia. Portal BUMN 5 Agustus 2015 [online] pada http://bumn.go.id/ptpn5/berita/0-RotherdamPenentu-Harga-Sawit-Dunia RIXON, Peter. Analysis: palm oil no longer a hidden ingredient. [online] http://www.eurofoodlaw.com/labelling/analysis-palm-oil-no-longer-ahidden-ingredient-108325.htm dipublikasikan tanggal 1 Mei 2015 Senat Prancis. Projet de loi Reconquête de la biodiversité, de la nature et des paysages. tanggal 14 Januari 2016 dapat diakses [online] https://www.senat.fr/enseance/2014-2015/608/Amdt_367.html SILALAHI, Jansen dan Siti Nurbaya. Komposisi, Distribusi dan Sifat Aterogenik Asam Lemak dalam Minyak Kelapa dan Kelapa Sawit. J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 11, November 2011 hal 453 – 457 TARIC measure information. Taxation customs. http://ec.europa.eu/taxation_customs/dds2/taric/measures.jsp?Lang=e n&SimDate=20160907&Taric=1511101000&LangDescr=en#TN701 Trading Economics. France GDP 1960 - 2016.[online] http://www.tradingeconomics.com/france/gdp
Sumber gambar : http://m5.paperblog.com/i/105/1058858/3-ingredient-fibre-packednutella-refined-sug-L-EgKEN2.png http://www.circulating-oils-library.com/files/palm-oil-eaeisguineensis-attalea-maripa-elaeis-oleifera-005.jpg http://amj.co.id/wp-content/uploads/2015/07/our-products-en1800x600.png http://4.bp.blogspot.com/uLLMMytPxcY/VOPCX5BKOwI/AAAAAAAAAkA/1WXEXZZcQY/s1600/MalaysiaSarawakBorneoIndonesia.jpg http://stophuiledepalme.org/wpcontent/uploads/2015/09/noisette.jpg
46
47