IT GOVERNANCE NEWSLETTER
IT NEWS IT REPORT Interpol Latih Penegak Hukum Bernavigasi di Deep Web page 6
Pemerintahan Obama Siap Serang Balik Tiongkok page 4
ISSUE 1 - MEI ISSUE 17 2014 - AGUSTUS - 2015
IT CLIP Ancaman Siber Tidak Bisa Dihilangkan
page 11
KEEPING YOU UP-TO-DATE WITH THE LATEST NEWS FROM THE IT GOVERNANCE
IT EDITORIAL Halo IT Professional..
IT HOT EVENT Selamat membaca IT Professional, kritik dan saran kami tunggu untuk kebaikan newsletter kami mendatang.. :)
Berjumpa kembali dengan Newsletter kami yang saat ini sudah masuk pada edisi 17 di bulan Agustus ini. Pada tanggal 17 bulan ini juga diperingati HUT Indonesia ke 70Tahun.
Warm regards, Diana Bussiness Manager ITGID
Semoga Newsletter kami selalu menjadi salah satu media informasi bagi kalangan IT Professional setiap bulannya. Pada edisi kali ini kami mengangakat tema mengenai Deep Web yang saat ini sedang di gadang-gadang sebagai suatu “tempat” persembunyian yang “aman” bagi pelaku kriminalitas yang mungkin jarang atau tidak pernah kita temui di search engine biasa. Banyak hal dari sisi informasi deep web yang membuat kita akan terkaget-kaget melihatnya, masuk kedalamnyapun tidak bisa sembarangan masuk begitu saja. Salah satu cara yang paling aman untuk mengakses deep web adalah menggunakan TOR Browser. TOR merupakan kepanjangan dari The Onion Router. TOR pada dasarnya adalah sebuah web browser, memiliki cara kerja yang sama seperti browser lainnya seperti Google Chrome, Yahoo, Bing, dan lainnya.Namun TOR memiliki kemampuan yang lebih baik dari mereka terutama untuk mengakses informasi yang tidak dapat ditemukan melaluiGoogle dan mesin pencari lainnya.
TIM IT EDITORIAL
Editor In Chief Anastasia P.Ambarsari Melanie Koernia Editoral Staff Happy Editorial MaryaUlfah Creative MaryaUlfah Information www.itgid.org
Jakarta : Ged. Permata Kuningan Kawasan Bisnis Epicentrum JakartaSelatan 12980 P : 021-29069519 F : 021-83708681 Surabaya : WismaSIER Lt.2 dan Lt.4 Jl.Rungkut Industri Raya 10 Surabaya P : 031-8431224 F: 031-8419187
CLIP EVENT ITITHOT
agt HOt training
SEPT HOt training
CGEIT Exam Preparation 11-13 CIRSC Exam Preparation 10-14 Lead Auditor ISO 20000 10-14 Lead Implementer ISO 20000 24-26 BCM Awareness Based on ISO 22301 19-21
CISM Exam Preparation 14-18 CISA Exam Preparation 7-11 Lead Implementer ISO 27001 21-23 COBIT 5 8-10 ITIL 7-9
Untuk Informasi dan Pendaftaran Hubungi : Sdri.Happy 08118455731 /
[email protected] Bpk.Atim 081357282831 /
[email protected]
IT REPORT
Pemerintahan Obama Siap Serang Balik Tiongkok Source : http://www.ciso.co.id/
IT REPORT Administrasi Presiden Barack Obama nampaknya sudah mulai geram dengan insiden peretasan yang menimpa beberapa organisasi dan industri di negaranya. Insiden terakhir yang menimpa pemerintahan Obama adalah kasus peretasan maskapai United Airlines. Maskapai tersebut mengakui bahwa sistem komputer mereka berhasil diretas oleh hacker yang diduga terkait dengan pemerintah Tiongkok. Bahkan hacker tersebut disinyalir berada di balik peretasan Office of Personal Management (OPM) dan Anthem. Dua kasus yang menimpa OPM dan Anthem itu adalah pukulan telak bagi Presiden Obama. Menurut pejabat senior OPM, selama 15 tahun terakhir negaranya telah kehilangan data pegawai AS sebanyak 21 juta akun.
Menurut pejabat senior di pemerintahan Obama yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa pemerintah AS akan melakukan penangkalan (deterrence) terhadap serangan siber yang dilakukan oleh Tiongkok. Seperti apakah bentuk penangkalannya? Pejabat senior mengatakan bahwa bentuk penangkalan tersebut dapat berupa serangan balik terhadap pemerintah Tiongkok. Pejabat itu pun tidak menampik bahwa AS dan Tiongkok kini berada di ambang perang siber. Namun, pemerintah AS sendiri masih menunggu respons dari publik AS terkait rencana pemerintahnya. Bentuk deterrence yang dilakukan oleh AS tersebut dapat menjadi sebuah bentuk protes ataupun hanya simbolik semata. National Security Agency (NSA) memberikan beberapa laporan terkait lembaga mana saja yang menjadi incaran pemerintah Tiongkok.
Puncaknya adalah bobolnya sistem keamanan data OPM yang mengakibatkan 4 juta data dicuri oleh hacker.
Menurut lembaga yang masih bermasalah dengan Snowden itu mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok memiliki kapabilitas yang mumpuni dan sebanding dengan AS.
Tidak hanya itu, kasus kebocoran data yang menimpa Anthem jauh lebih buruk.
Pasalnya adalah Tiongkok mampu menyusup dan menghindari jaringan firewall yang dipasang oleh organisasi dan lembaga di AS.
Pada awal Februari lalu, Anthem mengalami kebocoran data sebanyak 79 juta akun oleh serangan malware yang telah “berdiam diri” di dalam jaringan perusahaan selama lebih dari enam tahun. Anthem adalah salah satu perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS yang memiliki jumlah pengguna terbanyak kedua di AS.
IT NEWS
Interpol Latih Penegak Hukum Bernavigasi di Deep Web Source : http://www.ciso.co.id/
IT NEWS Beberapa hari yang lalu Interpol telah melakukan pelatihan bagi para penegak hukum untuk menjelajahi Deep Web. Pelatihan itu diadakan di Singapura dan bertujuan untuk memperkenalkan bagaimana pola organisasi kejahatan bertransaksi dan berkomunikasi di dunia digital yang tidak bisa dilacak itu. Niatan Interpol tersebut tidak terlepas dari semakin populernya Deep Web menjadi tempat pelarian organisasi kejahatan maupun grup terorisme. Kerahasiaan, keamanan dan sulitnya pelacakan di Deep Web menjadikan tempat tersebut sangat favorit bagi mereka yang ingin menghindari kejaran penegak hukum. Interpol melakukan pelatihan itu selama lima hari dengan cara membuat sebuah dunia virtual. Di dunia itu, para penegak hukum dilatih bagaimana cara organisasi kejahatan bertransaksi, bernegosiasi dan berkomunikasi. Penegak hukum yang dilatih Interpol berpura-pura menjadi admin, pembeli dan penjual obat-obatan terlarang yang dijual bebas di Deep Web. Interpol dan instansi penegak hukum lainnya mulai mengalihkan fokus mereka tidak hanya di dunia maya yang kita kenal sekarang ini, melainkan juga Deep Web. Beberapa bulan yang lalu, FBI berhasil menangkap Ross Ulbricht, salah satu pendiri situs Silk Road. Sebuah situs yang memperjualbelikan narkoba secara bebas di Deep Web. Menurut
pihak FBI, Silk Road berhasil mendulang keuntungan hingga mencapai miliaran dolar. Walaupun fakta sebenarnya, Silk Road hanya memperoleh keuntungan sebanyak 200 juta dolar AS. Tidak hanya FBI yang aktif menelusuri Deep Web. Departemen kehakiman AS melakukan hal serupa dengan melumpuhkan sebuah situs bernama Dekode. Situs tersebut merupakan forum tempat berkumpulnya hacker elite dunia. Alasan pemerintah AS melumpuhkan situs Dekode karena ada indikasi forum tersebut menjadi ajang jual beli malware yang akan disebar di jaringan Internet. Menurut Director of Cyber Innovation and Outreach dari Interpol yaitu Madan Oberoi, Deep Web menjadi medium bertemunya organisasi kejahatan untuk melakukan transaksi ataupun negosiasi kotor menggunakan cryptocurrency. “Para penegak hukum perlu dibekali alat dan keahlian untuk menyelami Deep Web dan mengambil tindakan pada kriminal di dunia virtual,” kata Oberoi. Deep Web diibaratkan seperti Dunia Barat Liar. Kehadiran penegak hukum di dunia Deep Web seringkali mendapatkan tentangan karena beberapa aktivis Internet mengatakan Deep Web adalah tempat yang aman dari surveillance pemerintah. Namun, Interpol dan penegak hukum tetap ingin “pengaruhnya” terasa di dunia virtual yang tidak terlacak tersebut.
IT TALK
Deep Web - Memasuki Sisi Tergelap Dunia Internet
IT TALK Seberapa sering kita menggunakan internet? Setiap hari? Dengan menggunakan internet setiap hari, bukan berarti kita memang sudah mahir dan mengenal seluk beluk dunia internet dengan baik. Mungkin saja kita hanya mengenal bagian “permukaan” internet saja. Sebab dalamnya dunia internet siapa yang tahu?
Deep web memuat informasi yang tidak terindeks pada mesin pencarian standar di dunia internet seperti #Google, Yahoo atau Bing. Diperkirakan jumlah konten yang terdapat di deep web memiliki persentasi sebanyak 96% dari total keseluruhan konten internet. Jumlah ini tentu sangat besar jika dibandingkan dengan konten surface web yang biasanya kita akses. Apa Saja yang Ada Di Deep Web?
Bagian dalam dari dunia internet biasa dikenal dengan istilah deep web. Kalau selama ini kita hanya mengenal dunia internet dari kegiatan browsing biasa, maka deep web tidak bisa diakses dengan cara browsing yang biasa kita lakukan. Karena sejatinya deep web menyimpan banyak misteri yang tidak bisa diakses oleh semua orang.
Sebagian besar konten yang ada di deep web berupa database hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga peneliti, pemerintahan maupun penelitian yang bersifat pribadi.
Tentang Deep Web
Sebagian konten lainnya terdiri dari konten porno, ilegal, konten yang dibuat oleh para hacker, dokumen rahasia pemerintahan serta aneka konten ekstrim lainnya yang tidak dapat dideteksi atau di sensor oleh mesin pencarian biasa.
Istilah deep web pertama kali dipopulerkan oleh Mike Bergman, pendiri BrightPlanet. Sejak tahun 2001, deep web dikenal memiliki konten dan informasi yang jumlahnya jauh lebih banyak dari surface web. Istilah surface web dan deep web digunakan untuk menganalogikan dunia #internet secara keseluruhan.
Bahkan ada pula situs penjualan manusia dan situs penelitian yang melibatkan manusia sebagai obyek. Menemukan konten-konten ekstrim seperti eksploitasi anak sebagai obyek seks, jual beli obatobatan terlarang, jasa pembunuh bayaran dan black market bukanlah hal yang sulit ditemukan di deep web.
Karena ternyata dunia internet yang setiap hari kita akses hanyalah bagian permukaannya saja. Ada banyak sekali konten yang mungkin tidak akan pernah kita ketahui saat berselancar di internet.
Intinya, dunia deep web memang sangat luas dan memuat banyak konten-konten berbahaya. Benarkah Deep Web berbahaya?
Mengapa Ada Deep Web?
IT TALK Deep web memang sangat berbahaya bagi para pengguna di dunia internet biasa. Ada banyak hacker atau pihak-pihak yang bisa mendeteksi keberadaan kita dengan mudah ketika kita memasuki deep web. Kepentingan apa yang membuat kita mengakses deep web?
Sekedar melihat konten-konten liar di deep web mungkin tidak terlalu masalah, tapi jangan sampai kita terlibat terlalu jauh dalam dunia deep web. Jangan lupa untuk menghapus setiap history dan cache setelah mengakses deep web sehingga informasi pribadi kita tidak mudah ditelusuri oleh para hacker atau pelaku #cybercrime lainnya.
Kalau kita melakukan kecerobohan saat membuka deep web, bukan mustahil para hacker akan mengungkap identitas kita bahkan mencuri informasi yang kita miliki.
Sebaiknya kita memang tidak mengakses deep web sebab “palung” ini memang terlalu berbahaya untuk diselami.
Deep web memiliki informasi yang lebih besar 400 hingga 500 kali dari web biasa, dengan kapasitas informasi mencapai 7.500 TB.
Berselancar di “permukaan internet” sudah cukup memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan bagi kehidupan kita.
Hampir 95% konten di deep web bisa diakses tanpa registrasi. Melakukan registrasi atau login di deep web hanya akan mempermudah cyber crime yang sedang mengintai kita.
Jadikan saja deep web sebagai pengetahuan dasar yang membuat kita mengenal dunia internet secara keseluruhan. Source : https://www.maxmanroe.com
Yang Harus Dilakukan Ketika Membuka Deep Web? Sebenarnya deep web bukanlah suatu wadah informasi yang patut diakses. Namun bila kita terlanjur mengakses deep web, yang perlu kita lakukan adalah berhati-hati dengan segala sesuatu yang ada di deep web. Usahakan untuk tidak mengunduh apapun atau memasukkan informasi apapun pada deep web.
IT CLIP
Ancaman Siber Tidak Bisa Dihilangkan Source : http://www.ciso.co.id/
IT CLIP
UU ITE Cuma Revisi Satu Pasal
IT CLIP Setiap organisasi ataupun individu di era digital sekarang ini harus mengakui sebuah kenyataan bahwa ancaman siber tidak bisa dihilangkan.
Ada pula yang perlu dilakukan mitigasi dan transfer risiko. Tidak sedikit pula yang harus dihindari,” katanya. “Semua itu perlu dibicarakan di tingkat dewan dan komisaris,” lanjut Zulfikar.
Zulfikar Ramzan, CTO dari RSA mengatakan bahwa besar kemungkinan organisasi di masa sekarang akan mengalami serangan siber.
Untuk memitigasi risiko kebocoran data, Zulfikar memberikan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
“Ancaman siber tidak bisa dihilangkan. Tetapi dapat dilakukan langkah mitigasinya,” tegas pria yang telah menekuni dunia kriptografi selama lebih dari sepuluh tahun.
Risk assessment adalah langkah yang perlu dilakukan oleh organisasi. “Bagi saya pribadi, risk assessment adalah bagaimana kita mengenali visibilitas lingkungan digital perusahaan, seperti di mana saja data mengalir. Lalu, siapa saja yang memiliki akses pada data itu?” kata Zulfikar.
Zulfikar mengatakan bahwa berkaca dari pengalaman kebocoran data yang dialami oleh Office of Personal Management (OPM) dan situs pencari jodoh, Ashley Madison, menjadi sebuah bukti organisasi sekarang ini sangat vulnerable. “Kita dapat menganalogikan kejahatan siber ini seperti kejahatan konvensional pada umumnya,” papar Zulfikar. “Masyarakat sudah awam bahwa kita memiliki teknologi alarm anti maling. Tetapi, tetap saja kejahatan itu ada. Hal itu berlaku juga di dunia siber,” kata Zulfikar. Ia mengatakan bahwa setiap organisasi harus memahami konsep manajemen risiko. “Dewan direksi dan komisaris perlu duduk bersama dan mendiskusikan risk appetite dan risk level perusahaan dalam menghadapi risiko siber,” tegas Zulfikar. “Ada beberapa tingkatan risiko yang mungkin bisa diterima oleh manajemen.
“Hal pertama yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengenali lingkungannya dulu sebelum membuat risk assessment,” paparnya. Visibilitas bagi Zulfikar adalah langkah terpenting yang harus dilakukan. “Visibilitas itu tidak hanya difokuskan pada keamanan data saja. Perusahaan perlu melihat visibilitas seperti apa di tingkatan endpoint. Selain itu bagaimana lingkungan cloud computing mereka. Seperti apa strategi bisnis mereka yang terintegrasi dengan teknologi,” jelasnya. “Pada intinya visibilitas itu rumit. Tetapi penting untuk dikenali untuk membuat risk assessment,” sambung Zulfikar. Ia mengatakan bahwa dengan menguasai visibilitas, perusahaan dapat memetakan setiap risiko mulai dari sisi keamanan data hingga strategi bisnis perusahaan yang terintegrasi dengan teknologi. “Risiko di setiap sektor berbeda. Tetapi bukan mustahil bagi perusahaan untuk dapat memitigasi risiko dari ancaman siber,” tegas Zulfikar.
IT CLIP
Revisi Undang-undang No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) diharapkan bisa segera tuntas tahun ini. Sebab, menurut Menkominfo Rudiantara, cuma satu pasal saja yang direvisi, yakni Pasal 27 ayat 3.
"Proses revisi tersebut belum final karena masih harus dibahas lagi oleh DPR. Setelah ditandatangani Presiden, DPR akan mencari naskah pembanding serta masukan untuk menguji revisi UU ITE tersebut," pungkasnya. Source : http://inet.detik.com/
"Sekarang sudah melewati proses harmonisasi oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM. Statusnya sudah di Sekretariat Negara, tinggal ditandatangani oleh Presiden kemudian dibawa ke DPR," ungkapnya di Jakarta. Dijelaskannya, inti perubahan tersebut adalah mengurangi tuntutan masa hukuman, dari 6 tahun penjara menjadi 4 tahun saja. Kondisi ini akan menjadikan orang yang dituntut dengan pasal tersebut tidak akan ditahan sebelum tuntutan diproses. "Kita revisi ini agar jangan sampai orang bersalah malah dilepas dan jangan sampai orang yang belum tentu bersalah malah ditahan," tegas menteri yang akrab disapa Chief RA ini. Staf Khusus Menkominfo Bidang Hukum dan Regulasi Strategis Danrivanto Budhijanto menambahkan perubahan lainnya adalah penegasan pasal tersebut sebagai delik aduan. Artinya orang yang merasa dirugikan atau dicemarkan nama baiknya melalui media informasi lalu ingin menuntut, harus memasukan laporannya sebagai individu, tidak dapat diwakilkan pihak lain.
IT CLIP
Deep Web, Web yang Ditakuti Penegak Hukum Source : http://www.kompasiana.com/
IT CLIP
Apakah teman-teman pembaca menyadari bahwa data-data online yang bisa kita akses melalui browser paling top dunia, Google, hanya sebesar 0,03% dari total data yang ada?
Penjahat yang bermain di bisnis narkoba, porno, senjata ilegal, perdagangan manusia, pembunuh bayaran hingga terorisme. Singkatnya, segala jenis bisnis ilegal ada di sini.
Data yang bisa kita akses melalui browser populer hanya sebesar 17 Terabyte (TB) dari lebih 7500 TB data yang berada di dunia maya.
Para penjahat menyukai web ini karena "kelebihan" Deep Web, yaitu anonimitas yang relatif sempurna. Sampai saat ini belum ada teknologi informasi khusus yang dapat melacak pengguna Deep Web.
Deep Web, yang dikenal juga dengan sebutan Deep Net, Invisible Net, Under Net, Hidden Web dan Secret Web, saat ini menjadi objek yang ditelaah secara serius oleh penegak hukum, karena melalui sisi gelap dunia maya inilah para penjahat kelas dunia saling berkomunikasi dan berinteraksi.
Meskipun Deep Web ini jarang sekali diketahui oleh netizen biasa, namun Deep Web ini tidak membutuhkan peralatan khusus untuk mengaksesnya, bisa dikatakan semua bisa mengaksesnya dengan menggunakan software khusus seperti Tor. Tor bukanlah mesin pencari sejenis Google, karena memang di dalam Deep Web tidak ada mesin pencari. Tor adalah web yang mengoleksi sebagian situs-situs yang terdapat di dalam Deep Web. Situs-situs di dalam Deep Web memiliki nama domain yang sangat asing bagi netizen biasa, unik dan sangat sulit untuk diingat, misalnya SdddEEDOHIIDdddgmomionw.onion.Yup, tanpa .com. Biasanya situs-situs ini berakhiran onion. Bagi teman-teman pembaca pemerhati teknologi informasi atau siapapun yang tertarik dan berkepentingan untuk kebaikan mengenai hal ini, bisa mengkaji lebih dalam di sumber data yang saya tautkan. Namun berhati-hatilah, tidak sembarangan mengakses situs-situs yang riskan apalagi berinteraksi dan bertransaksi. “It's a whole new worl down there!"
IT CLIP
Berbicara di Universitas George Washington, Rogers mengatakan bahwa pihaknya telah mengembangkan berbagai cara untuk mencegah tindakan ilegal hacker tersebut. "Kami sedang berusaha memastikan bahwa para hacker tahu bahwa tindakan mereka (menjajakan jasa peretasan secara online) adalah ilegal, dan tahu apa konsekuensi yang akan dihadapi," ujar Rogers seperti yang dikutip dari laman Security Week. Rogers bahkan dengan tegas menyebutkan bahwa pemerintah AS tak segan untuk memberdayakan kekuatan militer konvensional untuk mencegah aksi merugikan hacker.
AS Tak Segan Pakai Kekuatan Militer untuk Basmi Hacker Source : http://tekno.liputan6.com/ Pemerintah Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa kini semakin banyak hacker yang menawarkan jasa peretasan (hacking) melalui situssitus yang beredar di area deep web. Kepala Komando Militer Cyber AS, Laksamana Michael Rogers menilai kondisi itu cukup meresahkan dan diperlukan penanganan serius. Namun ia juga menyadari bahwa pembredelan situs di area deep web tidaklah mudah.
"Ini bagian dari strategi kami. Karena lawan datang dari dunia maya, bukan berarti kita hanya harus melawannya di dunia maya. Kami yakin kekautan militer konvensional juga dapat berperan di lini kriminalitas cyber," ungkapnya. Tindakan tegas terhadap aksi kejahatan dunia maya dinilai penting oleh Rogers mengingat kompleksnya motif dan tujuan yang dimiliki para hacker. Aksi yang dilakukan hacker bisa saja sekedar vandalisme belaka, atau bahkan bisa saja dilakukan oleh penjahat teroganisir, atau bermuatan terorisme yang membahayakan stabilitas negara dan dunia. Rogers menyebutkan jika kini kebijakan pemerintah AS terkait aksi kejahatan cyber masih dalam proses pengembangan. Tentunya regulasi yang dihasilkan nanti akan sejalan dengan perkembangan aksi kejahatan cyber yang kian mengkhawatirkan.
IT CLIP
Jon Miller, VP di perusahaan antivirus Cylance mengatakan bahwa semua orang kini berpeluang menjadi hacker berbahaya. Pasalnya, menurut informasi yang dibeberkan Miller, kini software yang digunakan hacker untuk memporak-porandakan sistem keamanan Sony Pictures telah dijual bebas di dunia maya. Ini artinya, siapapun dapat membeli software tersebut dan dimanfaatkan untuk menyerang perusahaan-perusahaan besar dengan tujuan komersil atau vandalisme semata. "Mungkin kini ada beberapa ribu orang yang bisa melakukan serangan seperti yang terjadi pada Sony Pictures (November 2014 lalu).Dunia keamanan internet benar-benar telah menjadi `dunia barat yang liar`, tidak ada sheriff yang dapat melindungi," ujar Miller seperti yang dikutip dari laman Cne. Menurut hasil penelusuran Miller dan tim risetnya, software yang sama dengan yang digunakan untuk menyerang Sony Pictures diperjual-belikan oleh kelompok hacker asal Rusia. Mereka membanderol software tersebut dengan harga mulai dari US$ 30 ribu.
Dengan Software Ini, Semua Orang Bisa Jadi Hacker Source : http://tekno.liputan6.com/
Hingga kini, kelompok hacker yang menyerang Sony Pictures belum ditemukan. Sebelumnya tuduhan mengarah kepada Korea Utara terkait dengan perilisan film komedi `The Interview` yang dinilai menghina pimpinan Korut, Kim Jong Un. Namun faktanya tuduhan tersebut tak dapat dibuktikan kebenarannya.
Proxsis Consulting Group
ABOUT US
PROXSIS SUSTAINABILITY SYNERGY SOLUSI SYNERGY ANSSURANCE PROXSIS SOLUSI INDONESIA SAFETY CENTER - ISC INDONESIA ENVIROMENT AND ENERGY MANAGEMENT - IEC INDONESIA FOOD AND FORESTY - IFAF
Consulting Group
PROXSIS STRATEGIC & IT PROXSIS IT PROXSIS STRATEGIC IT GOVERNENT INDONESIA - ITGID SMART SOLUSI ASIA - SSA INDONESIA BANKING & FINANCE - IBF INDONESIA PRODUCTIVITY & QUALITY INSURANCE - IPQI PROJECT MANAGEMENT ALLIANCE - PMA
Professionals Development Center ISC - INDONESIA SAFETY CENTER IPQI - INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE ITG.ID - IT GOVERNANCE INDONESIA IBF - INDONESIA BANKING & FINANCE
IT GOVERNANCE INDONESIA INDONESIA BANKING & FINANCE - BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT - PERSONAL EXAM PREPARATION - IT GOVERNANCE & MANAGEMENT - IT SECURITY - QUALITY MANAGEMENT SYSTEM - IT RISK MANAGEMENT - GREEN IT
- Risk Management LSPP LV 1 - Risk Management LSPP LV 2 - Risk Management BSMR LV 1 - Risk Management BSMR LV 2 - Indonesia Banking & Finance - Indonesia Tax
INDONESIA SAFETY CENTER - ADVANCE & CERTIFIED SAFETY - AK3 - HSE & SAFETY MANAGEMENT - ISO - HEALTH & INDUSTRIAL HYGINE
INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE - ADVANCE QUALITY - BUSINESS PROCESS MGT. - FOOD AND AGRO - ENVIRO AND ENERGY
IT GOVERNANCE INDONESIA Permata Kuningan lt. 17 Kawasan Bisnis Epicentrum HR. Rasuna Said Jl. Kuningan Mulia Kav.9C Telp: 021 29069519 Fax: 021 8370 8681