IT GOVERNANCE NEWSLETTER
IT NEWS IT REPORT Cyber Security dan Cyber Defense
Cyber Defense : Sebuah Kebutuhan Pertahanan Di Era Globalisasi
page 10
page 4
ISSUE - JUNI ISSUE 1 - 15 MEI 2014 - 2015
IT CLIP Jokowi Buka Simposium Cybersecurity 2015
page 15
KEEPING YOU UP-TO-DATE WITH THE LATEST NEWS FROM THE IT GOVERNANCE
IT EDITORIAL
IT HOT EVENT Semoga ditahun mendatang pertahanan cyber Indonesia semakin aman dari “kenakalan” dunia cyber.
Halo IT Professional.. Pengguna internet di Indonesia yang kini merupakan peringkat ke-8 di dunia, yang mana sampai akhir tahun 2015 nanti jumlahnya diprediksi bakal mencapai angka 100 juta pengguna.
Warm regards, Anastasia Ambarsari Bussiness Manager ITGID
Namun seiring dengan pertumbuhan tersebut, modus-modus kejahatan di ranah dunia maya juga ikut menjamur. Bahkan levelnya tak sebatas mengincar tingkat konsumen, roda perekonomian dan keamanan negara juga berpotensi terganggu oleh aktivitas cyber negatif ini. Pertahanan negara kini bukan hanya dapat mengadalkan TNI AL, AU, AD dan lain sebagainya. Namun pertahanan sistem informasi kini juga harus menjadi pusat perhatian. Dengan data penggunan internet saat ini, dilihat pula kejahatan dunia cyber tidak bisa dianggap “enteng”.Pembangunan Badan Cyber Nasional harus segera dibentuk Negara besar lainya sudah membuat badan khusus cyber dari 5 tahun lalu. Terlebih saat ini Indonesia menjadi sasaran empuk dalam kejahatan cyber.Baik berupa target personal, atau hanya data yang “numpang lewat saja”. Pada Bulan ini terwujudlah SNCS Cyber Security Symposium 2015. Acara yang kami ulas di dalam news newsletter ini merupakan langkah awal untuk Indonesia membentuk Indonesia Defense seperti 5 Negara lain.
TIM IT EDITORIAL
Editor In Chief Anastasia P.Ambarsari Melanie Koernia Editoral Staff Happy Editorial MaryaUlfah Creative MaryaUlfah Information www.itgid.org
Jakarta : Ged. Permata Kuningan Kawasan Bisnis Epicentrum JakartaSelatan 12980 P : 021-29069519 F : 021-83708681 Surabaya : WismaSIER Lt.2 dan Lt.4 Jl.Rungkut Industri Raya 10 Surabaya P : 031-8431224 F: 031-8419187
CLIP EVENT ITITHOT
JUNI HOt training Lead Auditor ISO 27001 25-29 CISA Exam Preparation 18-22 CGEIT Exam Preparation 5-7 CISSP Exam Preparation 4-8 BCP / DRP 11-13
JULI HOt training Lead Implementer ISO 27001 6-8 COBIT 5 6-8 IT Audit 6-9 Lead Implementer ISO 20000 7-9 Penetration Testing 6-10
Untuk Informasi dan Pendaftaran Hubungi : Sdri.Happy 08118455731 /
[email protected] Bpk.Atim 081357282831 /
[email protected]
IT REPORT
Cyber Defense : Sebuah Kebutuhan Pertahanan Di Era Globalisasi Source : https://denbambang.wordpress.com
IT REPORT Pendahuluan Era globalisasi yang saat ini menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh bangsa dan Negara manapun di dunia ini. Kondisi ini membuat setiap Negara berusaha keras berinovasi di berbagai bidang untuk tetap menjaga agar tidak tergerus dalam perubahan tersebut. Perubahan mendasar terjadi pada keterbukaan arus informasi khususnya teknologi informasi yang didalamnya mencakup teknologi internet yang saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok hampir 27.1 % atau sekitar 1,832,779,793 penduduk dunia dan hampir 8.7 % atau sekitar 20,000,000 penduduk Indonesia pada tahun 2009. Kondisi ini disadari betul oleh Negara-negara maju yang menjadikan internet atau lebih familiar dengan sebutan dunia maya menjadi sebuah matra atau dimensi baru yang harus dijelajahi, dikuasai dan dipertahankan setelah darat, laut, udara dan angkasa luar. Dengan dijadikannya internet atau dunia maya menjadi matra baru, maka beberapa negara Barat maupun negara ‘pendatang baru’ seperti China dan Rusia membuat berbagai macam berlombalomba membangun infrastruktur keamanan dan pertahanan, bahkan, pemerintah Negara-negara tersebut merekrut para ahli yang sangat kompeten di dunia internet melalui kompetisi di universitas-universitas ternama maupun pengamatan di jejaring sosial. Richard Clarke, mantan staf gedung putih yang bertanggung jawab atas kontraterorisme dan keamanan cyber mengatakan efek dari perang cyber bisa bermacam-macam, diantaranya adalah bug komputer bisa menghentikan sistem email militer, kilang dan pipa
minyak meledak, kendali sistem lalu lintas udara terhenti, kereta api barang dan metro tergelincir, data keuangan jadi acak-acakan, pembangkit listrik berhenti dan satelit yang mengorbit lepas kontrol. Selain itu, dampak terburuk dari semua itu adalah identitas penyerang dalam kekacauan tersebut tetap misterius dan tak diketahui. Sedangkan Mike McConnell, seorang mantan kepala mata-mata CIA menilai, efek dari cyberwar tertiup jauh seperti serangan nuklir. Dengan melihat dampak dari cyberwar tersebut, maka pembangunan pertahanan cyber adalah sebuah kebutuhan dan keharusan untuk melindungi pertahanan dan keamanan serta keberlangsungan hidup sebuah Negara.
IT REPORT Tantangan Keamanan Cyber
Bahkan, tren terbaru menunjukkan bahwa sangatlah mungkin melumpuhkan atau mengacaukan sebuah organisasi, bisnis, masyarakat, atau bahkan seluruh bangsa melalui serangan cyber. 3. Kejahatan Cyber Terorganisir Penjahat sekarang menggunakan teknologi tinggi seperti peer-to-peer botnet agar lebih efisien dan anonim mendapatkan akses ke dana dan informasi pribadi yang sensitif.
1. Cyberwarfare Merupakan kegiatan hacking atau pencurian data melalui jaringan internet/computer/dunia maya berdasarkan motivasi politik dengan tujuan sabotase atau spionase terhadap kepentingan tertentu. Sedangkan menurut Richard A. Clarke dalam bukunya Cyber War (Mei 2010) adalah “tindakan oleh negara/bangsa untuk menembus komputer atau jaringan bangsa lain untuk tujuan menyebabkan kerusakan atau gangguan”. 2. Jaringan Masyarakat atau Social Networking Merupakan layanan elektronik online yang menghubungkan masyarakat dan sekarang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, perbankan, komunikasi, media dan belanja yang semuanya berada di dunia maya. Kondisi ini menyebabkan banyak pemerintah modern sekarang menjadi tergantung pada keamanan komputer dan jaringan untuk menjaga kebutuhan masyarakat tersebut.
Kode berbahaya modern dapat dibeli dengan fitur yang disesuaikan, update reguler dan bahkan layanan pelanggan. Penjahat ekonomi termotivasi dengan senang hati menggunakan pihak ketiga komputer dan jaringan untuk menyerang individu, target komersial, pemerintah, dan sumber daya bahkan militer. 4. Hacker dan simpatisan hacking Perbedaan hacker dan simpatisan hacking adalah hacker bekerja sendirian sedangkan simpatisan hacking bekerja secara terorganisir. Bahkan, teroris sekarang melakukan serangan merusak berbasis internet karena mudah, anonimitas, dan penyangkalan yang masuk akal dan berbiaya murah kepada organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang menjadi lawan idiologinya. 5. Militerisasi Internet Militer modern sedang mempersiapkan untuk menggunakan dunia maya sebagai medan pertempuran paralel dalam konflik di masa depan. Ini luar biasa, tapi belum sedikit dipahami arti penting bagi masyarakat dan semua negara. Para penyerang akan memiliki akses ke peralatan yang paling canggih yang berhubungan dengan pertahanan lawan.
IT REPORT Cyber Defense Organisation Berbagai Negara saat ini diketahui membangun dan mempersiapkan organisasi atau badan yang bertanggung jawab atas keamanan internet dan sekaligus sebagai wadah untuk menghimpun segala usaha pertahanan dan serangan balik terhadap gangguan keaman internet. Berikut profil beberapa Negara tersebut. 1. Amerika Serikat
? Merencanakan,
m e n g ko o r d i n a s i k a n , m e n g i n t e g r a s i k a n , mensinkronisasikan dan melakukan kegiatan untuk operasi langsung dan pertahanan jaringan informasi Departemen Pertahanan Amerika Serkat (DoD).
? Mempersiapkan diri untuk, dan ketika diarahkan melakukan operasi
militer penuh dalam spektrum dunia maya untuk memungkinkan aksi dalam semua domain internet dan memastikan Amerika Serikat/Sekutunya terbebas dari serangan dunia maya dan menangkal setiap serangan dari dunia maya dari musuh Amerika Serikat/Sekutunya. Pada awal tahun 2011 ini, Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Lynn bahkan mendeklarasikan bahwa internet atau dunia maya sebagai matra tempur baru, seperti halnya udara, darat, dan laut. Keputusan ini merupakan respon atas banyaknya pencurian data dan teknologi militer Amerika Serikat. 2. China
Amerika serikat membentuk sebuah unit khusus bernama United States Cyber Command (USCYBERCOM) dibawah United States Strategic Command (USSTRATCOM) yang mulai diaktifkan pada tahun 2009 sebagai reaksi atas banyaknya serangan cyber terhadap fasilitas jaringan komputer dan internet Negara adikuasa tersebut. Adapun misi dari USCYBERCOM adalah: China yang merupakan kekuatan baru dunia walau secara diketahui sedang gencar merekrut dan membangun prajurit dunia maya yang
IT REPORT dikenal sebagai “blue army” untuk dipersiapkan untuk bertahan atas serangan cyber terhadap kepentingan china sekaligus mempersiapkan serangan balik yang lebih mematikan. Tercatat beberapa kali para hacker ataupun simpatisan “blue army” menjadi sorotan para pemerhati keamanan internet menyusul adanya serangan bergelombang atau dikenal sebagai “Ghostnet” yang diduga berasal dari china.
4. Israel
3. NATO
Israel diketahui mempunyai sebuah unit khusus bernama Unit 8200 yang mempunyai spesialisasi cyber walfare dibawah Israel Defense Forces (IDF). Salah satu catatan keberhasilan yang fenomenal dari unit ini adalah ketika Unit 8200 berhasil menghentikan operasi radar senjata anti pesawat udara suriah. Bahkan serangan worm Stuxnet terhadap sistem komputer fasilitas nuklir iranpada awal tahun 2011 ini disebebut-sebut merupakan hasil kerja dari unit ini. 5. Australia NATO Cooperative Cyber Defence Centre of Excellence (NATO CCD COE) merupakan badan keamanan cyber pakta pertahanan arlantik utara (NATO) yang didirikan pada 14 Mei 2008 dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahahanan cyber NATO. NATO CCD COE bermarkas di kota Tallinn, Estonia. Pusat keamanan cyber ini merupakan hasil kerjasama berbagai Negara anggota NATO untuk meningkatkan keamanan terhadap system jaringan komputer Negara-negara anggota NATO. Australia diketahui mempunyai beberapa badan yang bertanggung jawab
IT REPORT terhadap keamanan jaringan intenet diantaranya adalah Australian Computer Emergency Response Team (AusCERT) yang merupakan organisasi non pemerintah yang berbasis di University of Queensland. Namun melihat tantangan kedepan dimana potensi keamanan cyber yang menjadi sangat serius dan memungkinkan mempengaruhi pertahanan negara, pemerintah Australia melalui Direktorat Pertahanan Sinyal Departemen Pertahanan Australia yang membuat sebuah badan bernama Cyber Security Operations Centre (CSOC) yang bertanggungjawab atas mendeteksi dan menangkal ancaman kejahatan cyber terhadap kepentingan dan pemerintah Australia.
Para pemrakarsa (pendiri dan stake holder) ini antara lain adalah: DIRJENPOSTEL (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi), Kepolisian Repulik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Bank Indonesia, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, AWARI (Asosiasi Warung Internet Indonesia), Asosiasi Kartu Kredit Indonesia dan MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia). ID-SIRTII memiliki tugas pokok melakukan sosialisasi dengan pihak terkait tentang IT security (keamanan sistem informasi), melakukan pemantauan dini, pendeteksian dini, peringatan dini terhadap ancaman terhadap jaringan telekomunikasi dari dalam maupun luar negeri khususnya dalam tindakan pengamanan pemanfaatan jaringan, membuat / menjalankan / mengembangkan dan database log file serta statistik keamanan Internet di Indonesia. 2. Indonesia Computer Emergency Response Team (ID-CERT)
Bagaimana dengan Indonesia Indonesia mempunyai beberapa badan atau organisasi baik pemerintah maupun non pemerintah yang menangani keamanan jaringan internet, antara lain adalah : 1. Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) ID-SIRTII merupakan badan dibawah Kementrian Komunikasi dan Informatika yang bertugas melakukan pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 26 / PER / M.KOMINFO / 5 / 2007 tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet. Pendirian ID-SIRTII digagas oleh beberapa kalangan khususnya praktisi, industri, akademisi, komunitas teknologi informasi dan Pemerintah sejak tahun 2005.
ID-CERT merupakan organisasi non pemerintah yang melakukan advokasi dan koordinasi penanganan insiden keamanan di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh para akademisi pada tahun 1998 yang mempunyai misi melakukan koordinasi penanganan insiden internet yang melibatkan pihak Indonesia dan pihak luar. 3.Unit Cyber Crime RESKRIMSUS POLRI merupakan unit Kepolisian Republik Indonesia yang mempunyai tugas pokok penegakan hukum terkait kejahatan cyber. Adapun tugas pokok Unit Cyber Crime RESKRIMSUS POLRI antara lain adalah : Mengadakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana yang berhubungan dengan tehnologi informasi, telekomunikasi, transaksi elektronik dan HAKI, Berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya mencari informasi sebanyak-banyaknya khususnya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi komputer sebagai langkah antisipasi perkembangan kejahatan. Mengkaji dan mengevaluasi perkembangan kejahatan yang menggunakan komputer serta memprediksikan perkembangan yang akan terjadi.
IT NEWS
HEARTBLEED CYBER SECURITY DAN CYBER DEFENSE Source : https://www.academia.edu
IT NEWS Cyber security atau keamanan dunia maya adalah proteksi perlindungan dunia maya dari sumber-sumber bahaya. Sedangkan Security defense atau pertahanan dunia maya adalah segala bentuk usaha untuk mempertahankan keamanan cyber atau dunia maya.
kekuatan militer yang diantaranya adalah kebanyakan dari kekuatan militer memang memiliki beberapa kemampuan cyber untuk mendukung pertempuran di medan perang dan mempertahankan sistemnya selama masa damai.
Menurut Ian Wallace dalam artikelnya yang berjudul The Military Role In National Cyber security Governance Cyber Security berbeda dengan security atau keamanan biasa karena ancaman cyber tidak bisa dimasukan begitu saja ke dalam kategori keamanan tradisional.
Seringkali militer menyediakan intelejen yang informasinya akan mendukung operasi militer. Namun, penggunaan kekuatan militer terlalu sering juga memiliki resiko yaitu akan menyebabkan kerugian dan cyber threats tidak akan hilang, sebaliknya, mereka malah akan semakin berkembang karena kita akan menggunakan sistem informasi lebih banyak.
Selain berasal dari dalam negeri, ancaman cyber atau Cyber Threats juga datang dari luar negeri. Namun, ancaman ini jarang mencapai taraf yang membutuhkan respon militer karena apapun yang akan dilakukan pemerintah dalam menanggapi ancaman cyber ini akan memiliki implikasi domestik serta nasional. Jenis-jenis ancaman cyber diantaranya adalah spionase, subversi, dan sabotase serta kejahatan cyber atau cybercrime. Keamanan informasi, termasuk melindungi masyarakat dari kontenkonten berbahaya di dunia maya juga merupakan fokus dari cyber security Walaupun tidak terlihat seperti perang, namun pelanggaran di dunia cyber saat ini sudah setara dengan perang di dunia fisik. Tetapi walaupun begitu, memberikan respon secara militer bukanlah cara terbaik. Walaupun respon militer memang bukan cara yang tepat, bukan berarti cyber threats berada di bawah level perang yang tidak harus ditanggapi dengan serius. Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan
Selain itu, resiko memilitarisasikan aspek baru keamanan domestik akan dianggap sebagai hal yang sangat buruk. Untuk mencapai cybersecurity yang benar-benar efektif maka perlu beroperasi pada sistem pertahanan secara permanen. Secara tradisional, lembaga lain yang menyediakan keamanan adalah penegak hukum. Polisi dan lembaga penegak hukum sering dibatasi oleh undang-undang di mana mereka beroperasi dan tantangan pengembangan kasus yang mengarah pada penuntutan hukum. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, convention on cybercrime milik Dewan Eropa telah membuat penjahat cyber sulit untuk menghindari pengadilan. Sementara itu, penegakan hukum seperti FBI di AS bekerjasama dengan rekan internasional dan perushaan besar seperti Microsoft untuk mencegah penjahat. Pendekatan lain yang potensial bagi
IT NEWS pemerintah adalah mendukung sektor swasta dalam menyediakan keamannya sendiri seperti membuat struktur yang tepat untuk berbagi informasi antar perusahaan atau meningkatkan standar cybersecurity . Dalam prakteknya, tingkat keterlibatan militer perlu memperhitungkan bahaya terhadap keamanan nasional. Setiap negara akan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda. Namun hasilnya mungkin akan terlihat seperti ini: 1. Pencurian informasi dari pemerintah dan pertahanan. Ada berbagai motivasi yang dimungkinkan dalam gangguan tersebut, termasuk motif komersial, tetapi mereka juga mewakili efektifitas militer di masa depan (terutama jika penyusup adalah musuh potensial atau bersedia untuk memberikan atau menjual informasi yg mereka curi). 2. Potensi serangan yang menghancurkan infrastruktur nasional (termasuk keuangan, energy, transportasi, komunikasi, dan sector ekonomi lainnya yang vital bagi kehidupan bangsa) bisa dibilang merupakan ancaman dari pencuri rahasia keamanan nasional. Militer mungkin akan siap untuk mendukung respon terhadap serangan. Tapi ini adalah area di mana pendekatan yang terbaik yang dilakukan pemerintah adalah melalui sektor ekonomi. 3. Spionase komersial baik dari kekayaan intelektual atau informasi bisnis sensitif, daerah lain di mana pendekatan militer mungkin tidak sesuai. Namun, Pemerintah kemudian bisa memberikan sanksi atau jika dibawah tekanan, bisa mengizinkan respon swasta. 4. Ancaman cybercrime atau cybercrime threats Meskipun bukan ancaman langsung, namun cybercrime ini bisa berkembang menjadi ancaman langsung jika dibiarkan karena potensi untuk terroris atau
negara lain untuk memanfaatkan jaringan kriminal. Hal ini umumnya tidak membutuhkan peran militer melainkan untuk penegakan hukum. (Wallace, 2013) Di era globalisasi ini, dunia maya/cyber merupakan sebuah kebutuhan bagi kehidupan manusia dan menjadi penghubung komunikasi manusia satu dengan yang lain tanpa dibatasai jauhnya jarak. Kondisi ini bukannya tanpa efek negatif, keamanan cyber menjadi kebutuhan nyata dan sangat mendesak karena efek yang ditimbulkan cybercrime dapat merusak atau mengacaukan kehidupan masyarakat bahkan negara dan dunia internasional. Pengaruh dari isu cyber security/cyber defense ini bagi situasi keamanan internasional adalah bisa menciptakan ketegangan antar negara-negara dan mengganggu stabilitas keamanan dan menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan serta bisa mengganggu hubungan antar negara. Hal ini dikarenakan cyber crime merupakan kejahatan yang melintasi batas negara. Karena melintasi batas negara dan bisa melibatkan banyak negara, maka penting adanya kerja sama perjanjian multilateral guna mengatasi hal tersebut, baik di tingkat regional maupun internasional dan penggunaan kekuatan militer sebaiknya menjadi opsi terakhir. Hal tersebut karena negara tidak bisa begitu saja menggunakan kekuatan militer untuk melakukan serangan atau perang. Banyak hal yang harus dipertimbangkan seperti misalnya biaya. Negara sebaiknya segera membangun cyber defense yang berbasis teknologi digital.
IT TALK
Traffic Cyber Crime Indonesia Tertinggi, HEARTBLEED Cyber Security Ngapain Aja?
IT TALK Pengamat masalah cyber Fami Fahruddin mengatakan, Indonesia saat ini adalah negara dengan traffic cyber crime tertinggi. Hal ini Fami ketahui dari laporan yang dikeluarkan Cisco beberapa waktu lalu. "Dalam seminar Cisco dua bulan lalu mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang traffic cyber crimenya tertinggi. 40 persen cyber crime, trafficnya melalui Indonesia. Nomor dua adalah Tiongkok, kira-kira 38 persen. Jadi dari dua negara ini sudah hampir 80 persen," kata Fami di Menteng, Jakarta. Fami menjelaskan, bentuk cyber crime bisa bermacam-macam. Misalnya saja, penyebaran virus atau pembobolan data milik perusahaan. Nah, traffic cyber crime yang tinggi, sambung dia, menggambarkan bahwa cyber security Indonesia masih lemah. Menurut Fami, traffic cycber crime yang tinggi bisa mengancam Indonesia. Dia mengungkapkan, apabila masif dilakukan, maka kejahatan cyber bisa membuat kekacauan sosial. "Katakanlah yang diserang perbankan seperti kejadian dua bulan lalu, ada seorang kawan komplain rekening di Bank Mandiri, pagi Rp 20 juta, sore tinggal Rp 2 juta, ternyata ada kejahatan cyber yang entah dilakukan di mana, tapi trafficnya dari Malaysia masuk ke Indonesia, mengambil rekening itu. Kalau itu suatu kegiatan yang masif tentu akan menjadi problem sosial," tuturnya. Fami memberikan gambaran mengenai traffic cyber crime. Dia mencontohkan, misalnya seseorang di Inggris ingin menyerang Amerika.
Orang yang berada di Inggris itu memanfaatkan salah satu server di Indonesia untuk melakukan penyerangan. "Dari server di Indonesia baru masuk ke server di Amerika. Jadi dari London, masuk Jakarta, Jakarta masuk Washington, itu disebut traffic. Siapa pelaku kejahatannya? Orang di London. Tapi, melalui Indonesia. Karena dari London langsung ke Washington tidak bisa," ungkapnya. Fami menyarankan supaya pemerintah Indonesia segera melakukan pembenahan terkait persoalan cyber crime. "Pemerintah harus fokus pada pembenahan teknikal maupun peraturan-peraturan," tandasnya. Source : http://www.jpnn.com/
IT CLIP
Kemenko Polhukam bekerja sama dengan Kemkominfo menggelar acara bertajuk 'Simposium Nasional Cybersecurity 2015'. Acara ini diselenggarakan dengan didasari oleh massifnya pengguna teknologi di Indonesia baik untuk bersosialisasi atau pun kegiatan ekonomi. Keamanan siber kini menjadi salah satu isu yang tak luput dari pengawasan pemerintah. Semakin tergantungnya negara Indonesia terhadap dunia siber, menjadikan negara ini tidak luput dari serangan siber. Untuk mengatasi hal itu, SNCS Cyber Security Symposium diadakan untuk mengatasi persoalan siber yang terkadang sangat kompleks. Acara ini sendiri diselenggarakan di Hotel Borobudur hari ini, (3/6/15), yang mana gelaran tersebut dihadiri oleh banyak pejabat kabinet Presiden Joko Widodo. Presiden sendiri diperkirakan hadir untuk membuka sambutan acara tersebut. Gelaran ini tentu sangat menunjang program Presiden Joko Widodo yang sangat ingin mengimplementasikan e-government.
Jokowi Buka Simposium Cybersecurity 2015 Source : http://inet.detik.com/
SNCS Cyber Security Symposium akan diselenggarakan hari ini dan esok dengan menyajikan materi keamanan siber yang diulas oleh para pakar. Suasana di Hotel Borobudur saat ini pun sudah tampak ramai dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terlihat sudah hadir di tempat.
IT CLIP
Menurut situs resmi simposium tersebut, tujuan dari acara adalah untuk membangun konsensus dalam pembangunan yang komprehensif. Sehingga nantinya tercipta per tumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Kaitan dengan penggunaan teknologi cyber sendiri adalah dalam simposium ini akan dibicarakan mengenai keamanan. Nantinya akan terbangun opini untuk mengharmonisasi sistem teknologi komunikasi yang melibatkan berbagai aspek. Selain itu lewat event Simposium Nasional Cyber Security (SNCS) 2015, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) segera mengajukan pembentukan Badan Cyber Nasional ke Presiden Joko Widodo. Pembentukan ini didasari oleh pengguna internet di Indonesia yang kini merupakan peringkat ke-8 di dunia, yang mana sampai akhir tahun 2015 nanti jumlahnya diprediksi bakal mencapai angka 100 juta pengguna. Namun seiring dengan pertumbuhan tersebut, modus-modus kejahatan di ranah dunia maya juga ikut menjamur. Bahkan levelnya tak sebatas mengincar tingkat konsumen, roda perekonomian dan keamanan negara juga berpotensi terganggu oleh aktivitas cyber negatif ini. Oleh karena itu -- bekerjasama dengan SNCS -- Kominfo dan Kemenko Polhukam ingin pembentukan Badan Cyber Nasional dipercepat. Namun bukan berarti saat ini Indonesia tak punya pasukan cyber mumpuni, menurut Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno,
jumlahnya lumayan banyak namun terpecah-pecah dalam bentuk komunitas. “Saya sudah menemui mereka dalam sebuah acara, dan mereka meminta agar Indonesia memilik badan khusus yang menangani soal cyber security. Selama ini mereka terpecah-pecah sehingga kurang terorganisir dan tidak terstruktur,” ujar Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno. Adapun dengan digelarnya SNCS 2015 diharapkan dapat mengumpulkan para pihak yang selama ini juga sudah melakukan kajian-kajian, baik sebagai praktisi, akademisi, institusi, pemerintah, dan juga swasta, serta masyarakat, untuk saling berbagi untuk membantu memberikan masukan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah yang perlu diambil terkait pembentukan badan cyber nasional. “Hasil masukan SNCS 2015 akan jadi referensi bagi Presiden untuk menimbang langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya. Yang akan menjadi dasar kebijakan-kebijakan dan kerangka hukum yang dapat melindungi ranah cyber Indonesia,” pungkas Tedjo. Beberapa pembicara yang akan menghadiri acara Cyber Security (SNCS) 2015 itu adalah Menko Polhukamn Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Perekonomian RI Sofyan Djalil dan menteri kabinet Koalisi Indonesia Hebat (KIH) lainnya. Source : http://inet.detik.com/ http://ciso.co.id/
IT CLIP
Tiongkok menjadi negara pertama yang memperkenalkan teknologi pengenal wajah dalam mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Pada Jumat (29/5/2015) lalu, sebuah tim yang terdiri atas sebuah universitas dan perusahaan teknologi di Tiongkok memperkenalkan mesin ATM dengan teknologi pengenal wajah (facial recognition). Mesin ATM baru buatan Tsinghua University dan Tzekwan Technology tersebut memiliki kamera yang akan merekam foto wajah dan membandingkannya dengan foto identitas untuk verifikasi. Teknologi pengenal wajah ini akan menjadi lapisan pengaman identitas selain password atau PIN yang dibutuhkan untuk melakukan tarik tunai dengan kartu ATM. Mesin ATM ini juga bisa terhubung dengan bank atau kantor polisi untuk menambah keamanan.
Tiongkok Punya Mesin ATM dengan Pengenal Wajah Source : http://tekno.kompas.com/
Dikutip KompasTekno dari Digital Trends, Senin (1/6/2015), selain teknologi pengenal wajah, mesin ATM ini juga memiliki fitur antipenipuan dan diklaim memiliki penanganan kerja yang lebih cepat. ATM-ATM di Tiongkok saat ini memang masih bergantung pada teknologi impor, namun mesin ATM baru ini diklaim menggunakan teknologi asli buatan Tiongkok.
IT CLIP
Dampak Serangan Cyber Separah Bom Nuklir
IT CLIP
Serangan cyber memang tidak tampak seperti perang yang melibatkan misil dan rudal. Tapi jangan ditanya dampaknya, dapat merusak seperti serangan bom atom Hiroshima. Bagaimana bisa?
"Pada traktat, bagi negara yang memiliki senjata nuklir, harus mulai lucuti. Sebab persenjataan nuklir itu memiliki daya hancur tiga kali lipat," kata dia.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M. Fachrir dalam sesi diskusi di Simposium Nasional Cybersecurity 2015 mengatakan, sejumlah serangan cyber telah mengarah ke infrastruktur nuklir sejumlah negara.
Lebih lanjut Abdurrahman mengatakan tidak hanya negara yang diserang senjata nuklir saja yang dapat hancur.
Beberapa tahun lalu yang sempat menjadi perhatian dunia adalah serangan cyber terhadap instalasi nuklir Iran. Serangan cyber terhadap fasilitas nuklir Iran dilancarkan menggunakan virus Stuxnet. Malware tersebut menyusup ke instalasi nuklir Iran sekitar tahun 2009.
Negara yang menciptakan senjata nuklir pun berpotensi terkena serangan pengembangan senjata nuklirnya sendiri. "Nuklir itu bisa dicuri. Maka bukan terorisme yang disalahkan. Tapi negara yang mempraktekkan itu yang harus dipersalahkan," ujar Abdurrahman.
Serangan tersebut bertujuan untuk mengubah kecepatan ribuan sentrifugal nuklir Iran dan mengganggu penelitian nuklir negara itu.
"Mengingat potensi serangan cyber ke infrastruktur nuklir semakin besar. Maka sudah seharusnya, negara pemilik nuklir wajib memproteksi lingkungan nuklirnya agar tidak membahayakan berbagai pihak," pungkasnya.
Meski serangan tersebut tidak berhasil menghancurkan instalasi nuklir Iran. Namun serangan Stuxnet telah menyebabkan kerusakan lebih dari 100 ribu komputer di Eropa.
Source : http://inet.detik.com/
Pusat-pusat nuklir Rusia pun mengalami gangguan. Begitu pula 7.600 pembangkit listrik dan pabrik-pabrik yang aktif di bidang industri kimia dan petrokimia di seluruh dunia serta 30 ribu situs internet juga terinfeksi virus. Berkaca dari peristiwa tersebut, kata Abdurrahman, kini sudah dibuat traktat untuk tidak mengembangkan senjata nuklir.
IT CLIP
Melihat kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil turut mendukung dibentuknya Badan Cyber Nasional. Menurutnya, sampai saat ini belum ada lembaga yang terintegrasi dalam menangani serangan cyber. "Semoga hasil dari simposium ini, kita dapat menghasilkan kesimpulan yang sama yakni kita membutuhkan sekali badan cyber security," ujarnya. "Tapi kita harus memikirkan betul bentuk badan cyber security ini. Jangan sampai seperti badan bentukan kementerian pemerintah yang ada selama ini. Kita harus rekrut anak-anak muda," tegasnya. Sofyan beralasan anak muda Indonesia memiliki kecerdasan yang tidak kalah dengan bangsa luar. Jumlahnya pun cukup banyak, potensi ini harus dimanfaatkan untuk badan cyber security.
Rekrut Anak Muda untuk Badan Cyber Nasional Source : http://inet.detik.com/ Keberadaan internet memberi kesempatan begitu luas bagi dunia bisnis. Namun di balik itu, terdapat ancaman yang sama besarnya. Seperti serangan cyber yang menjadi ancaman besar di bidang ekonomi.
"Kalau ada yang jadi hacker, dimanfaatkan potensinya. Mereka diberikan beasiswa atau fasilitas yang cukup. Saya pikir mereka akan menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi ketahanan nasional," terangnya. Terkait sistem keamanan cyber yang dimiliki pemerintah. Sofyan mengakui sistem keamanan cyber yang dimiliki pemerintah masih tergolong rendah, salah satunya dalam penggunaan email. Ia lantas mengusulkan agar semua lembaga pemerintah mulai menggunakan satu jaringan bersama. Dengan satu jaringan tersebut, maka komunikasi antar lembaga pemerintah akan semakin aman, terutama dari serangan cyber. "Selama ini tiap lembaga pemerintah memiliki jaringan masing-masing dan menggunakan operator berbeda. Untuk itu saya mengusulkan untuk menggunakan secure goverment line. Dengan satu jaringan membuat lebih aman," terangnya.
IT CLIP
Dalam dua tahun terakhir, serangan dan ancaman keamanan internet terus meningkat dan beragam jenisnya. Tak hanya di level end-user, serangan cyber turut mengincar bidang perekonomian dan keamanan negara. "Satu orang saja dapat meruntuhkan suatu sistem pertahanan bahkan ketahanan suatu negara. Karena itu kita butuh sebuah upaya untuk membendung serangan cyber," ujar AM Hendropriyono, Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) saat menghadiri Simposium Nasional Cybersecurity 2015. Menurut Hendropriyono, pertahanan yang terbaik adalah menyerang. Tapi perlu juga diperhatikan keadaan dalam negeri sendiri. "Bagaimanapun selain semangat moril dan moral dalam mengamankan diri, kita pun harus profesional dan disiplin sosial," ujarnya
AM Hendropriyono: Serangan Cyber Ganas, Pertahanan Negara Bisa Dijebol Satu Orang
Menanggapi akan dibentukanya Badan Cyber Nasional, Hendropriyono turut menyambut baik. Ia pun memberikan masukkan ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy. "Saya menyarankan agar Badan Cyber tersebut harus mampu mengatur dengan baik, punya disiplin sosial dan profesional," tegasnya. Source : http://inet.detik.com/
IT CLIP
Indonesia menjadi salah satu target utama serangan cyber. Beberapa kali objek vital pemerintah terkena serangan. Melihat kondisi ini pemerintah memutuskan untuk membentuk Badan Cyber Nasional. Hal tersebut diungkap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno dalam Simposium Nasional Cybersecurity di Hotel Borobudur. Menurutnya, pemerintah sangat menyadari betapa kompleksnya ancaman serangan cyber. "Perang cyber saat ini menjadi perang politik di masa kini. Internet telah menjadi senjata menggantikan pasukan elit dengan senapan dan misil. ini merupakan ancaman serius," kata Tedjo Karena itu dirasa butuh sebuah badan khusus yang dapat menjaga ketahanan negara dari serangan cyber. Indonesia memang memiliki beberapa lembaga yang menangangi cybersecurity di beberapa institusi.
Obyek Vital Dibidik, Badan Cyber Nasional Mendesak Dibentuk Source : http://inet.detik.com/
Sayangnya, lembaga tersebut satu sama lain tak terintegritasi. Pemerintah akhirnya berinisiatif untuk membentuk Badan Cyber Nasional. "Badan ini nantinya akan menjalankan fungsi koordinasi, komando dan kontrol," ujarnya. Presiden Joko Widodo pun disebut telah mendukung terbentuknya Badan Cyber Nasional. "Saat ke Blitar, Pak Jokowi sudah menanyakan soal Kepres untuk Badan Cyber Nasional ini. Setelah mendapat masukan ide pemikiran dari simposium ini, segera saya mengajukan ke Presiden," tutup Tedjo.
Proxsis Consulting Group
ABOUT US
PROXSIS SUSTAINABILITY SYNERGY SOLUSI SYNERGY ANSSURANCE PROXSIS SOLUSI INDONESIA SAFETY CENTER - ISC INDONESIA ENVIROMENT AND ENERGY MANAGEMENT - IEC INDONESIA FOOD AND FORESTY - IFAF
Consulting Group
PROXSIS STRATEGIC & IT PROXSIS IT PROXSIS STRATEGIC IT GOVERNENT INDONESIA - ITGID SMART SOLUSI ASIA - SSA INDONESIA BANKING & FINANCE - IBF INDONESIA PRODUCTIVITY & QUALITY INSURANCE - IPQI PROJECT MANAGEMENT ALLIANCE - PMA
Professionals Development Center ISC - INDONESIA SAFETY CENTER IPQI - INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE ITG.ID - IT GOVERNANCE INDONESIA IBF - INDONESIA BANKING & FINANCE
IT GOVERNANCE INDONESIA INDONESIA BANKING & FINANCE - BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT - PERSONAL EXAM PREPARATION - IT GOVERNANCE & MANAGEMENT - IT SECURITY - QUALITY MANAGEMENT SYSTEM - IT RISK MANAGEMENT - GREEN IT
- Risk Management LSPP LV 1 - Risk Management LSPP LV 2 - Risk Management BSMR LV 1 - Risk Management BSMR LV 2 - Indonesia Banking & Finance - Indonesia Tax
INDONESIA SAFETY CENTER - ADVANCE & CERTIFIED SAFETY - AK3 - HSE & SAFETY MANAGEMENT - ISO - HEALTH & INDUSTRIAL HYGINE
INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE - ADVANCE QUALITY - BUSINESS PROCESS MGT. - FOOD AND AGRO - ENVIRO AND ENERGY
IT GOVERNANCE INDONESIA Permata Kuningan lt. 17 Kawasan Bisnis Epicentrum HR. Rasuna Said Jl. Kuningan Mulia Kav.9C Telp: 021 29069519 Fax: 021 8370 8681