ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
SIFAT ORGANOLEPTIK HARD CANDY SUSU DENGAN JENIS GULA BERBEDA Dian Prayogi Program Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang1 Jl. Bandung No. 1 Malang
Korespodensi dengan Penulis: Dian Prayogi: Telp: 085 635 22 99 6 E-mail:
[email protected]
Abstract Hard candy is non-crystalline candy which is cooked with high temperature. This research aim is to find out the quality of organoleptic. Data was analyzed using variance investigation and DMRT. There was a real difference from hedonic quality test results. The result from hedonic test showed that hard candy milk with sugar cane was preferred flavor, the preferred color was hard candy milk with palm sugar, preferred texture was sugar cane, preferred clarity was palm sugar. Different kind of sugar will produce hard candy milk with real difference of flavor, color, texture and clarity. It is influenced by differences in the amount of sucrose and ash content on any kind of sugar. Key words: Hard Candy, Sugar, Organoleptic
Permen merupakan salah satu produk
dan
pangan
yang banyak digemari oleh
Permen atau dalam bahasa inggrisnya
masyarakat umum karena mempunyai
candy berasal dari bahasa Arab quan
bentuk,
yang
yang artinya gula. Hal ini disebabkan
beragam. Secara umum, permen yang
komponen utama permen adalah gula
banyak
dikalangan
yang diberi cita rasa dan dapat
masyarakat berjenis permen keras atau
mempertahankan bentuknya dalam
hard candy yang memiliki tekstur keras
waktu yang lama dan dapat dicetak
warna
serta
beredar
rasa
58
penampakan
yang
bening.
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
menurut
bentuk-bentuk
yang
PESONA
temperatur ruang sekitar dua bagian
diinginkan (Hidayat, 2004)
gula dapat larut dalam satu bagian air.
Permen adalah suatu produk
Jika larutan didinginkan tanpa proses
yang umumnya diharapkan dapat
agitasi menjadi superjenuh. Pada saat
mempertahankan bentuknya dalam
didinginkan
waktu yang cukup lama, dapat dicetak
sukrosa
menurut
yang
pengkristalan dapat menjadi cepat dan
diinginkan dan tidak rusak, baik
besar jika terjadi penambahan sukrosa
karena
atau
ke larutan superjenuh. Konsentrasi
permen
terbesar pada sukrosa dapat menjadi
dikonsumsi
larut oleh kenaikan temperatur pada
bentuk-bentuk
pengaruh
mikrobiologi,
kimiawi
sebelum
tersebut (Tjokroadikoesoema,1986).
dan
akan
disertai
agitasi,
mengkristal.
Proses
air. Semakin tinggi sukrosa semakin
Candy atau permen menurut
tinggi pula titik didih larutan. Hal ini
jenisnya dikelompokkan menjadi dua
dapat digunakan untuk mengontrol
macam yaitu permen kristalin (krim)
derajat
dan permen non kristalin (amorphus).
produksi gula pada saat titik didih
Permen kristalin biasanya mempunyai
dan
rasa yang khas dan apabila dimakan
larutan
terdapat rasa krim yang mencolok,
menjadikan tingkat super jenuh yang
contoh permen kristalin adalah fondant
tinggi dan mengeras (Potter, dkk.
dan
1986)
fudge.
Permen
non
kristalin
atau
tingkatan
konsentrasi tinggi,
air
dalam
sukrosa. Konstrasi pendinginan,
(amorphous) terkenal dengan sebutan
Gula adalah suatu istilah umum
”without form”, bedasarkan teksturnya
yang sering diartikan bagi setiap
dibedakan menjadi hard candy, chewy
karbohidrat yang digunakan sebagai
candy, gum dan jellies (Farida, 2008).
pemanis, tetapi dalam industri pangan
Bahan dasar pada pembuatan
biasanya
digunakan
untuk
hard candy adalah gula, sirup glukosa,
menyatakan sukrosa yang diperoleh
air, pewarna dan flavour (Purwanto,
dari bit atau tebu (Buckle,dkk. 1987)
2002).
dalam
Selain berbahan dasar gula, komponen
pembuatan hard candy adalah sukrosa,
flavour juga sangat penting dalam
gula
pembuatan hard candy. Flavour yang
Bahan
dari
tebu
pemanis
atau
bit.
Pada
59
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
digunakan dalam pembuatan hard
coklat
candy ini adalah susu yang juga
kelapa yang juga dikenal sebagai gula
berfungsi sebagai pengganti cairan.
jawa adalah gula yang dihasilkan dari
Susu
yang
penguapan nira pohon kelapa (Cocos
komposisinya sangat berbeda dari
nucifera), gula ini dapat bewarna coklat
komposisi darah yang merupakan asal
muda,
susu. Misalnya lemak susu, casein,
kehitaman (Issoesetiyo, 2001). Gula
laktosa yang disintesa oleh alveoli
tebu adalah gula yang dihasilkan dari
dalam ambing, tidak terdapat
di
tanaman tebu (Sacharum officinarum)
tempat lain manapun dalam tubuh
dan digunakan sebagai pemanis alami,
sapi (Muchtadi,dkk. 1993).
gula ini dapat berwarna putih yang
adalah
suatu
sekresi
kekuning-kuningan.
coklat
tua
atau
Gula
coklat
Susu merupakan emulsi lemak
mempunyai bentuk kristal putih (gula
dalam air yang mengandung garam-
pasir) dan bewarna coklat kemerahan
garam mineral, gula dan protein.
(Suryanto, 2008).
Kisaran komposisi paling besar terjadi pada
kandungan
lemak.
Hal
Penggunaan ketiga jenis gula
ini
tersebut
dalam
penelitian
ini
disebabkan karena kadar lemak susu
disebabkan karena gula aren, gula
sangat dipengaruhi baik oleh faktor
kelapa dan gula tebu mempunyai
internal
kandungan sukrosa yang mendekati
maupun
eksternal
(Muchtadi,dkk. 1993)
taraf kemanisan normal untuk sukrosa
Bahan utama dalam pembuatan hard
yaitu 100%. Ketiga jenis gula tersebut
candy
akan
juga mudah didapatkan dipasaran dan
membentuk struktur dasar hard candy.
harganya relatif terjangkau sehingga
Jenis gula yang sering digunakan
sesuai
adalah sukrosa (gula pasir) dan glukosa.
berwirausaha.
adalah
gula
yang
jika
digunakan
untuk
Dalam penelitian yang dilakukan gula
Bedasarkan latar belakang di
yang digunakan adalah gula aren,
atas, penelitian yang dilakukan untuk
gula kelapa dan gula tebu.
hard candy susu dengan menggunakan
Gula aren adalah gula yang
gula aren, gula kelapa dan gula tebu
dihasilkan dari nira aren (Arenga
untuk mengetahui adanya perbedaan
pinnata)
yang dihasilkan dari berbagai jenis
yang
mempunyai
warna
60
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
gula yang mempunyai jumlah tingkat sukrosa yang berbeda.Semakin tinggi Tabel 1. Rancangan Penilitian
sukrosa, hard candy yang dihasilkan semakin tidak bening dan jika semakin rendah
sukrosa,
hard
candy
Pengulangan
yang
1 2 3 Keterangan : 1 : Pengulangan 1 2 : Pengulangan 2 3 : Pengulangan 3 A : Gula Aren B : Gula Kelapa C : Gula Tebu
dihasilkan tidak terlalu keras dan lengket, karena sukrosa merupakan bahan utama dalam pembuatan hard candy yang akan membentuk struktur dasar hard candy yang meliputi warna, rasa, tekstur dan kebeningan. Hasil
dari
penelitian
ini,
Gula Aren A A1 A2 A3
Instrumen
Gula Kelapa B B1 B2 B3
yang
Gula Tebu C C1 C2 C3
digunakan
diharapkan akan didapatkan variasi
adalah format penilaian uji mutu
hard candy susu yang baru dan disukai
hedonik dan uji hedonik. Uji mutu
konsumen sehingga dapat digunakan
hedonik
sebagai sarana untuk berwirausaha.
penilaian
menggunakan terhadap
format
rasa,
warna,
tekstur dan kebeningan. Pengisian METODE
format dilakukan dengan memberikan
Penelitian merupakan
yang
penelitian
dilakukan
tanda () pada jawaban yang sesuai
eksperimen
menurut
panelis.
Teknik
yang
dengan jenis gula berbeda. Gula yang
digunakan adalah teknik scoring. Skor
digunakan adalah gula aren, gula
yang
kelapa dan gula tebu. Pengulangan
berkisar antara 1-4. Instrumen yang
dilakukan
Pengujian
digunakan untuk uji hedonik berupa
dilakukan terhadap sifat organoleptik
angket. Panelis diminta untuk memilih
yang meliputi uji mutu hedonik dan
hard candy yang paling disuka dari
uji hedonik terhadap rasa, warna,
hasil perlakuan yang digunakan.
tiga
kali.
tekstur, dan kebeningan hard candy susu.
Rancangan
penelitian
digunakan
dalam
penelitian
Data penelitian diperoleh dari
dapat
hasil pengisian format penilaian uji
dilihat pada tabel di bawah ini :
organoleptik yaitu uji mutu hedonik dan uji hedonik. Dalam penelitian ini
61
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
peneliti menggunakan panelis agak
dianalisis
terlatih. Kriteria panelis agak terlatih
persentase dengan rumus
adalah panelis yang mengetahui sifat-
dimana f adalah jumlah kesukaan
sifat
panelis dan n adalah jumlah panelis.
sensorik
dinilaikan penjelasan
dari
contoh
karena atau
yang
sekedar
jumlahnya
menggunakan x 100%
mendapat latihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Panelis agak terlatih dianggap cukup jika
dengan
penelitian
Tahap
I
orang.
dilakukan uji coba untuk menentukan
Bedasarkan penjelasan tersebut, maka
formulasi yang tepat untuk setiap
peneliti
dari
bahan pada pembuatan hard candy
mahasiswa DIII Tata Boga Universitas
susu. Formulasi yang diuji coba yaitu
Negeri Malang angkatan 2005-2006
jumlah cairan yang digunakan sama
sebanyak 20 orang.
dengan jumlah gula jadi formulasinya
memilih
15-20
Pada
panelis
Data penelitian diperoleh dari
100 cc susu, 75 gr glukosa dan 100 gr
hasil pengisian format penilaian uji
untuk setiap jenis gula. Bedasarkan
mutu hedonik dan uji hedonik yang
hasil penelitian tersebut didapatkan
meliputi warna, rasa, tekstur dan
hard candy dengan tekstur yang tidak
kebeningan hard candy susu dengan
terlalu keras dan lengket, hal ini
gula aren, gula kelapa dan gula tebu.
disebabkan
Data yang diperoleh dianalisis dengan
kadar air pada hard candy sehingga
menggunakan Analisis Sidik Ragam
hard candy lebih bersifat higroskopis,
untuk
sehingga
pada
warna, rasa, tekstur dan kebeningan
dilakukan
penelitian
hard candy susu. Data yang dianalisis
candy susu dengan formulasi jumlah
menggunakan sidik ragam terdapat
cairan
perbedaan
analisis
dengan jumlah gula. Formulasi yang
tersebut dilanjutkan dengan Duncan’s
digunakan yaitu 80 cc susu, 75 gr sirup
Multiple Range Test (DMRT). Tujuan
glukosa dan 100 gr untuk setiap jenis
DMRT
gula.
menggambarkan
nyata
adalah
perbedaan formulasi.
Data
maka
untuk
pada
perbedaan
mengetahui
masing-masing yang
diperoleh
62
karena
lebih
meningkatnya
penelitian
sedikit
tentang
utama hard
dibandingkan
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
nilai rerata 3,66 yaitu dengan rasa A. Hasil dan Pembahasan Uji Mutu
manis. Nilai rerata yang diperoleh dari
Hedonik Hard Candy Susu
perlakuan B adalah 2,88 yaitu cukup
1. Uji Mutu Hedonik Rasa Hard
manis. Sedangkan nilai rerata yang
Candy Susu
diperoleh dari perlakuan A adalah
Bedasarkan hasil analisis dari uji mutu
2,06 yaitu agak manis.
hedonik hard candy susu dengan jenis
Untuk melihat perbedaan rasa hard
gula berbeda diketahui nilai rerata
candy susu dengan jenis gula berbeda
rasa hard candy susu yang tertinggi
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
diperoleh dari perlakuan C dengan
Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Rasa Hard Candy Susu dengan Jenis Gula Berbeda Sumber Keragaman
Db
Perlakuan Kelompok Galat Total
2 59 118 179
JK
KT
66,32 29,40 73,35 169,07
33,16 0,49 0,62 34,27
F hitung
F Tabel 5% 3,07
53,48**
1% 4,79
Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata
Tabel di atas menunjukkan bahwa hard
Tabel 3. Hasil DMRT Uji Mutu Hedonik
candy susu yang menggunakan jenis
Rasa Hard Candy Susu db Error
2
3
SSR 5 %
0,28
0,29
SSR 1 %
0,36
0,38
diketahui dari Fhitung (53,48) > Ftabel
Perlakuan
A (2,06)
B (2,88)
C (3,66)
(4,79) yang berarti terdapat perbedaan
A(2,06)
-
0,82**
1,6**
sangat nyata pada taraf 1%. Analisis
B(2,88)
-
-
0,78**
dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple
C(3,66)
-
-
-
gula berbeda menghasilkan rasa yang berbeda
sangat
nyata.
Hal
ini
Range Test (DMRT). Hasil analisis
Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata A : Menggunakan gula aren B : Menggunakan gula kelapa C : Menggunakan gula tebu
DMRT seperti pada tabel berikut ini :
63
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
mempunyai rasa manis, tidak berbau, Hasil uji DMRT pada tabel di atas
dapat mengkristal dan tidak larut
menunjukkan perlakuan A berbeda
dalam air (Winarno, 2002).
sangat nyata
dengan perlakuan B
(0,82). Perlakuan A berbeda sangat nyata
dengan
perlakuan
C
2. Uji Mutu Hedonik Warna Hard Candy Susu
(1,6).
Perlakuan B berbeda sangat nyata
Bedasarkan hasil analisis dari uji mutu
dengan perlakuan C (0,78).
hedonik hard candy susu dengan jenis
Hasil analisis tersebut menunjukkan
gula berbeda
bahwa semakin tinggi kandungan
diketahui nilai rerata warna hard candy
sukrosa maka rasa yang dihasilkan
susu yang tertinggi diperoleh dari
semakin manis. Adanya perbedaan
perlakuan A dengan nilai rerata 3,33
rasa pada hard candy susu dipengaruhi
yaitu dengan warna coklat cerah. Nilai
oleh komposisi sukrosa pada setiap
rerata yang diperoleh dari perlakuan B
jenis gula. Dalam pembuatan hard
adalah 2,5 yaitu coklat cukup cerah.
candy,
untuk
Sedangkan nilai rerata yang diperoleh
dan
dari perlakuan C adalah 1,4 yaitu
sukrosa
memberikan
berfungsi rasa
manis
kelembutan yang mempunyai daya
coklat.
larut yang tinggi (Hidayat, 2004).
Untuk melihat perbedaan warna hard
Sukrosa utama yang digunakan dalam
candy susu dengan jenis gula berbeda
industri
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
pangan
umumnya
Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Warna Hard Candy Susu dengan Jenis Gula Berbeda Sumber Keragaman
Db
JK
Perlakuan 2 112,85 Kelompok 59 24,24 Galat 118 38,41 Total 179 175,5 Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata
KT
F hitung
56,43 0,41 0,32 57,16
91,01**
berbeda
1% 4,79
Tabel di atas, menunjukkan bahwa
jenis
hard candy susu yang menggunakan
warna yang berbeda sangat nyata. Hal
64
gula
F Tabel 5% 3,07
menghasilkan
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
ini diketahui dari Fhitung (91,01) > Ftabel
hard candy susu dipengaruhi oleh
(4.79) yang berarti terdapat perbedaan
kandungan kadar abu pada setiap
sangat nyata pada taraf 1%. Analisis
jenis gula. Kandungan kadar abu yang
dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple
tinggi
Range Test (DMRT). Hasil analisis
peningkatan inversi dan pewarnaan
DMRT seperti pada tabel berikut ini :
selama pemasakan (Farida, 2008). Pada
akan
hard
mengakibatkan
candy
susu
yang
Tabel 5. Hasil DMRT Uji Mutu Hedonik
menggunakan gula tebu, warna yang
Warna Hard Candy Susu
dihasilkan
db Error SSR 5 % SSR 1 % Perlakuan C (1,4) B (2,5) A (3,33)
2 0,19 0,25 C (1,4) -
3 0,20 0,26 B (2,5) 1,1** -
coklat
walaupun
kandungan kadar abu pada gula tebu lebih rendah dibandingkan dengan
A (3,33) 1,93** 0,83** -
gula kelapa. Hal ini disebabkan karena pada
gula
tebu
kandungan
Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata A : Menggunakan gula aren B : Menggunakan gula kelapa C : Menggunakan gula tebu
masih
molases
terdapat yang
menyebabkan warna coklat kehitaman yang inversi
mengakibatkan dan
peningkatan
pewarnaan
selama
pemasakan.
Hasil uji DMRT pada tabel di atas, 3. Uji Mutu Hedonik Tekstur Hard
menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda
sangat
perlakuan
B
berbeda
sangat
perlakuan berbeda
C
nyata
(0,83).
(1,93).
sangat
A
Bedasarkan hasil analisis dari uji mutu
dengan
hedonik hard candy susu dengan jenis
Perlakuan
nyata
B
gula berbeda diketahui nilai rerata
dengan
tekstur hard candy susu yang tertinggi
Perlakuan
nyata
Candy Susu
dengan
perlakuan C (1,1).
diperoleh dari perlakuan C dengan
Hasil analisis tersebut menunjukkan
nilai rerata 3,76 yaitu dengan tekstur
bahwa kandungan kadar abu yang
keras. Nilai rerata yang diperoleh dari
rendah pada gula akan menghasilkan
perlakuan B adalah 3,03 yaitu cukup
hard candy susu dengan warna coklat
keras. Sedangkan nilai rerata yang
cerah. Adanya perbedaan warna pada
65
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
diperoleh dari perlakuan A adalah 2,5
Untuk melihat perbedaan tekstur hard
yaitu kurang keras.
candy susu dengan jenis gula berbeda dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Analisis Sidik Ragam Tekstur Hard Candy Susu dengan Jenis Gula Berbeda Sumber Keragaman
Db
JK
KT
F hitung
Perlakuan Kelompok Galat Total
2 59 118 179
48,53 20,2 21,47 90,2
24,26 0,34 0,18 24,78
134,77**
F Tabel 5% 3,07
1% 4,79
Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata
Tabel di atas menunjukkan bahwa hard
** Nyata A B C
candy susu menggunakan jenis gula berbeda menghasilkan tekstur dengan
: Berbeda pada taraf 1% : Sangat : Menggunakan gula aren : Menggunakan gula kelapa : Menggunakan gula tebu
tingkat kekerasan yang berbeda sangat nyata. Hal ini diketahui dari Fhitung
Hasil uji DMRT pada tabel di atas,
(134,77) > Ftabel (4,79) yang berarti
menunjukkan bahwa perlakuan A
terdapat perbedaan sangat nyata pada
berbeda
sangat
taraf 1%. Analisis dilanjutkan dengan
perlakuan
B
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).
berbeda
sangat
Hasil analisis DMRT seperti pada tabel
perlakuan
berikut ini :
berbeda
nyata
(0,53).
C
dengan
Perlakuan
nyata
(1,26).
sangat
A
dengan
Perlakuan
nyata
B
dengan
perlakuan C (0,73). Tabel 7. Hasil DMRT Uji Mutu Hedonik
Hasil analisis tersebut menunjukkan
Tekstur Hard Candy Susu
bahwa
db Error 2 3 SSR 5 % 0,13 0,15 SSR 1 % 0,18 0,19 Perlakuan A (2,5) B (3,03) C (3,76) A(2,5) 0,53** 1,26** B(3,03) 0,73** C(3,76) Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata
kandungan sukrosa maka tekstur yang
bahwa
semakin
dihasilkan
semakin
kandungan
sukrosa
tinggi
keras. yang
Jumlah semakin
besar akan meningkatkan konsistensi dari
66
hard
candy
sehingga
akan
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
membentuk
tekstur
keras
PESONA
4. Uji Mutu Hedonik Kebeningan
dan
Hard Candy Susu
kompak. sukrosa
Bedasarkan hasil analisis dari uji mutu
dapat menjadi larut oleh kenaikan
hedonik hard candy susu dengan jenis
temperatur pada air. Semakin tinggi
gula berbeda diketahui nilai rerata
sukrosa semakin tinggi pula titik didih
kebeningan hard candy susu yang
larutan. Hal ini dapat digunakan
tertinggi diperoleh dari perlakuan A
untuk
atau
dengan nilai rerata 3,71 yaitu dengan
tingkatan air dalam produksi gula
tekstur bening. Nilai rerata yang
pada saat titik didih dan konsentrasi
diperoleh dari perlakuan B adalah 3
sukrosa. Konsentrasi larutan tinggi
yaitu cukup bening. Sedangkan nilai
akan menjadikan tingkat larutan super
rerata yang diperoleh dari perlakuan
jenuh yang tinggi dan tekstur yang
C adalah 1,76 yaitu kurang bening.
mengeras (Potter, dkk:1986).
Untuk melihat perbedaan kebeningan
Konsentrasi
terbesar
mengontrol
pada
derajat
hard candy susu dengan jenis gula berbeda dapat dilihat pada tabel berikut
ini
:
Tabel 8. Analisis Sidik Ragam Kebeningan Hard Candy Susu dengan Jenis Gula Berbeda Sumber Keragaman
Db
JK
Perlakuan 2 116,75 Kelompok 59 18,33 Galat 118 46,59 Total 179 181,67 Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5% : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1% : Sangat Nyata
KT
F hitung
58,37 0,31 0,39 59,07
149,67**
F Tabel 5% 3,07
1% 4,79
Tabel di atas menunjukkan bahwa hard
terdapat perbedaan sangat nyata pada
candy susu yang menggunakan jenis
taraf 1%. Analisis dilanjutkan dengan
gula
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).
yang
kebeningan
berbeda yang
menghasilkan
berbeda
sangat
Hasil analisis DMRT seperti pada tabel
nyata. Hal ini diketahui dari Fhitung
berikut ini :
(149,67) > Ftabel (4,79) yang berarti
67
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
Pada
PESONA
hard
candy
susu
yang
Tabel 9. Hasil DMRT Uji Mutu Hedonik
menggunakan gula tebu kebeningan
Kebeningan Hard Candy Susu
yang
db Error SSR 5 % SSR 1 % Perlakuan C (1,76) B (3) A (3,71)
2 0,22 0,29 C (1,76) -
3 0,23 0,30 B (3) 1,24** -
dihasilkan
agak
bening
walaupun kandungan kadar abu pada gula tebu lebih rendah dibandingkan
A (3,71) 1,95** 0,71** -
dengan
gula
disebabkan
kelapa.
Hal
karena
ini
tingginya
kandungan sukrosa pada gula tebu
Keterangan : * : Berbeda pada taraf 5 % : Nyata ** : Berbeda pada taraf 1 % : Sangat Nyata A : Menggunakan gula aren B : Menggunakan gula kelapa C : Menggunakan gula tebu
akan menyebabkan hard candy susu menjadi tidak bening. Kandungan sukrosa
yang
tinggi
akan
dapat
mengakibatkan hard candy mengkristal
Hasil uji DMRT pada tabel di atas,
sehingga
menunjukkan bahwa perlakuan A
menembus
berbeda
sangat
dalam produk-produk ini berakibat
perlakuan
B
berbeda
sangat
perlakuan berbeda
C
nyata
(0,71).
sangat
Perlakuan
nyata
(1,95).
dengan
tidak
langsung.
dapat
Kristalisasi
A
mengurangi penampilan yang jernih
dengan
seperti kaca dan membentuk masa
Perlakuan
nyata
cahaya
B
yang kabur (Buckle,dkk.1987).
dengan
perlakuan C (1,76).
B.Hasil
Hasil analisis tersebut menunjukkan
dan
Pembahasan
Uji
Hedonik Hard Candy Susu
bahwa kandungan kadar abu yang
1. Uji Hedonik Rasa Hard Candy Susu
rendah pada gula akan menghasilkan hard candy yang bening. Kandungan
Bedasarkan hasil yang diperoleh dapat
kadar
akan
diketahui bahwa hard candy susu
mengakibatkan peningkatan inversi,
dengan perlakuan A (gula aren),
pewarnaan dan penembusan selama
panelis yang menyatakan suka 8,33%
pemasakan sehingga memperbanyak
(sebagian kecil panelis), cukup suka
gelembung udara yang terperangkap
40% (kurang dari setengah jumlah
dalam masa gula (Farida, 2008).
panelis), agak suka 33,3% (kurang dari
abu
yang
tinggi
68
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
setengah jumlah panelis) dan kurang
Hard candy susu dengan perlakuan B
suka 18,33% (sebagian kecil panelis).
(gula
Hard candy susu dengan perlakuan B
menyatakan suka 8,33% (sebagian
(gula
kecil
kelapa),
panelis
yang
kelapa),
panelis),
panelis
cukup
suka
yang
50%
menyatakan suka 11,67% (sebagian
(setengah panelis), agak suka 31,66%
kecil panelis), cukup suka 36,67%
(kurang dari setengah jumlah panelis)
(kurang dari setengah jumlah panelis),
dan kurang suka 10% (sebagian kecil
agak suka 45% (kurang dari setengah
panelis).
jumlah panelis) dan kurang suka
Hard candy susu dengan perlakuan C
6,66% (sebagian kecil panelis)
(gula tebu), panelis yang menyatakan
Hard candy susu dengan perlakuan C
suka 5% (sebagian kecil panelis),
(gula tebu), panelis yang menyatakan
cukup
suka 58,33% (lebih dari setengah
panelis), agak suka 40% (kurang dari
jumlah panelis), cukup suka 38,33%
setengah jumlah panelis) dan kurang
(kurang dari setengah jumlah panelis),
suka 21,6% (sebagian kecil panelis).
agak
suka
3,33%
(sebagian
suka
25%
(sebagian
kecil
kecil 3. Uji Hedonik Tekstur Hard Candy
panelis) dan kurang suka 0% (tak
Susu
seorangpun panelis).
Bedasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa hard candy susu
2. Uji Hedonik Warna Hard Candy
dengan perlakuan A (gula aren),
Susu Bedasarkan hasil yang diperoleh dapat
panelis yang menyatakan suka 5%
diketahui bahwa hard candy susu
(sebagian kecil panelis), cukup suka
dengan perlakuan A (gula aren),
28,33% (sebagian kecil panelis), agak
panelis yang menyatakan suka 68,33%
suka 48,33% (kurang dari setengah
(lebih dari setengah jumlah panelis),
jumlah panelis) dan kurang suka
cukup suka 26,67% (kurang dari
18,33% (sebagian kecil panelis)
setengah jumlah panelis), agak suka
Hard candy susu dengan perlakuan B
3,33% (sebagian kecil panelis) dan
(gula
kurang suka 1,67% (sebagian kecil
menyatakan suka 23,33% (sebagian
panelis).
kecil panelis), cukup suka 43,33%
69
kelapa),
panelis
yang
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
(kurang dari setengah jumlah panelis),
dan kurang suka 6,67% (sebagian kecil
agak suka 25% (sebagian kecil panelis)
panelis)
dan kurang suka 1,67% (sebagian kecil
hard candy susu dengan perlakuan C
panelis)
(gula tebu), panelis yang menyatakan
Hard candy susu dengan perlakuan C
suka 3,33% (sebagian kecil panelis),
(gula aren), panelis yang menyatakan
cukup
suka 61,67% (lebih dari setengah
panelis), agak suka 51,67% ( lebih dari
jumlah panelis), cukup suka 33,33%
setengah jumlah panelis) dan kurang
(kurang dari setengah jumlah panelis),
suka 25% (sebagian kecil panelis).
agak
suka
3,33%
(sebagian
suka
20%
(sebagian
kecil
kecil
panelis) dan kurang suka 0% (tak
KESIMPULAN
seorangpun panelis).
Bedasarkan hasil dan pembahasan tentang
hard
disimpulkan
4. Uji Hedonik Kebeningan Hard
candy bahwa:
susu (1)
dapat terdapat
perbedaan rasa hard candy susu untuk
Candy Susu Bedasarkan hasil yang diperoleh dapat
setiap perlakuan. Hard candy susu
diketahui bahwa Hard candy susu
dengan rasa manis diperoleh dari hard
dengan perlakuan A (gula aren),
candy yang menggunakan gula tebu,
panelis yang menyatakan suka 68,33%
(2) terdapat perbedaan warna hard
(lebih dari setengah jumlah panelis),
candy susu untuk setiap perlakuan.
cukup suka 26,67% (kurang dari
Hard candy susu dengan warna coklat
setengah jumlah panelis), agak suka
cerah diperoleh dari hard candy yang
1,67% (sebagian kecil panelis) dan
menggunakan gula aren, (3) terdapat
kurang
perbedaan tekstur hard candy susu
suka3,33%
(sebagian
kecil
panelis).
untuk setiap perlakuan. Hard candy
Hard candy susu dengan perlakuan B
susu dengan tekstur keras diperoleh
(gula
yang
dari hard candy yang menggunakan
menyatakan suka 21,67% (sebagian
gula tebu, (4) terdapat perbedaan
kecil panelis), cukup suka 51,67%
kebeningan hard candy susu untuk
(lebih dari setengah jumlah panelis),
setiap perlakuan. Hard candy susu
agak suka 20% (sebagian kecil panelis)
yang bening diperoleh dari hard candy
kelapa),
panelis
70
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
yang menggunakan gula aren, (5) rasa
Hidayat, Nur. 2004. Membuat Permen Jelly. Surabaya : Trubus Agrisarana.
hard candy susu yang disukai panelis adalah
hard
candy
susu
dengan Issoesetiyo., 2001. Gula Kelapa Produk Industri Hilir Sepanjang Masa. Surabaya: Arkola
menggunakan gula tebu, (6) warna hard candy susu yang disukai panelis adalah
hard
candy
susu
dengan
Muchtadi. 1993. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor : IPB
menggunakan gula aren, (7) tekstur hard candy susu yang disukai panelis adalah
hard
candy
susu
Potter, Norman N., Hotchkiss, Josep H. 1986. Food Science. New York USA : Chapman and Hall.
dengan
menggunakan gula tebu, dan (8)
Purwanto, Wahyu. 2002. Hard Candy dengan Flavor Dari Minyak Kelapa. ((online) http : www.goegle.co.id, diakses 10 Juni 2009)
kebeningan hard candy susu yang disukai panelis adalah hard candy susu dengan menggunakan gula aren. Bedasarkan
penelitian
PESONA
yang
telah
Suryanto, 2008. Seputar Gula. ((online) http: : www.goegle.co.id, diakses 6 Maret 2009)
dilakukan, peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti
Tjokroadikoesoema, S. 1993. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Jakarta : PT. Grmaedia Pustaka Utama
tentang formulasi dari setiap jenis gula sehingga didapatkan produk yang dapat memenuhi syarat karakteristik dari hard candy DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A.,R.A.Edwards,G.H.Fleet,M. Wootton. 1987. Food Science. Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press Faridah, Anni. 2008. Patisery. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
71
ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
72
PESONA