ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah 33
PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SDN 1 TANAK BEAK Oleh Hajah Prayatna Guru pada SD Negeri 1 Tanak Beak Lombok Barat
Abstrak : Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahu penggunaan Metode Diskusi Kelompok Kecil mampu meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn kelas IV SDN 1 Tanak Beak. Jenis penelitian penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari keaktifan siswa dalam metode diskusi kelompok kecil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dilandasi oleh nilai hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan prosentase ketuntasan secara klasikal yaitu pada siklus pertama yang meraih nilai ketuntasan sebesar 71,43 % dan meningkat pada siklus kedua menjadi 82,14 %. Untuk itu setiap guru yang melaksanakan metode diskusi kelompok kecil dituntut untuk aktif dan kreatif dalam memacu kemampuan intelektual peserta didiknya. Kata Kunci : Metode diskusi, Kelompok Kecil, Prestasi Siswa PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Anak didik merupakan individu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, memiliki keunikan masingmasing yang tidak sama dengan yang lainnya. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku yang kurang baik menjadi baik. Kondisi anak seperti ini kurang mendapat perhatian dari sebagian besar kalangan pendidik, karena sebagian pendidik cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak secara perorangan maupun kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Penggunaan metode ceramah yang terus menerus dapat menyebabkan kebosanan pada siswa. Di samping itu kelemahan kelemahan yang ditimbulakan dengan menggunakan metode ceramah antara lain: verbalisme, siswa hanya
menjadi pendengar saja, yang visual menjadi rugi, seringnya guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, dan menyebabkan siswa menjadi pasif. Faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), antara lain: kurangnya kemampuan siswa untuk merumuskan gagasan sendiri, siswa kurang berani menyampaikan pendapatnya kepada orang lain, dan siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman-temannya. Harapan yang tak pernah sirna dan selalu guru dituntut agar bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, akan tetapi mereka juga sebagai makhuk sosial dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Aspek yang membedakan peserta didik antara yang satu dengan yang lainnya yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
34 Media Bina Ilmiah Untuk mengetahui kondisi awal dan hasil proses belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanak Beak , maka penulis mengamati proses belajar mengajar di kelas beberapa kasus muncul diantaranya motivasi belajar siswa rendah, sikap siswa yang kurang kreatif dan prestasinya rendah. Penulis juga menganalisa perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran PKn kelas IV, Standar Kompetensi 1.Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.`1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam sus unan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan Dari hasil perolehan ulangan harian tersebut masih banyak terdapat siswa yang belum mampu mencapai Nilai Kreteria Ketuntasan Minimal sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 6,7 secara individual, dan belum mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 80%. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV SDN 1 Tanak Beak, diperoleh jawaban bahwa, dalam mengikuti pembelajaran PKn cukup membosankan, disebabkan oleh guru yang mengajar PKn hanya menggunakan cara/metode yang monoton yaitu ceramah, tanya jawab dan latihan (pemberian tugas). Oleh karena itu diharapkan kepada pihak guru untuk bisa memilih dan menggunakan metode yang disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi siswa. Maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil untuk membangkitkan keinginan/minat siswa belajar PKn. Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk mengetahui penggunaan metode diskusi kelompok kecil terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN 1 Tanak Beak . KAJIAN PUSTAKA a.
Metode Diskusi Kelompok Kecil
Lingkungan belajar yang aman dan tertib tidak selalu identik dengan keberadaan dan kondisi fisik sekolah beserta segala fasilitas yang dimilki, akan tetapi lebih mengacu pada tata hubungan sosial dan psikologis yang harmonis dalam lingkungan sekolah. Guru hendaknya berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa, serta antar sesama siswa. Guru hendaknya memberikan layanan yang terbaik bagi anak didiknya, dengan
ISSN No. 1978-3787 menciptakan lingkungan kelas menyenangkan dan menggairahkan. b.
yang
Pengertian Metode Diskusi
Diskusi adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih guna memecahkan suatu persoalan atau masalah. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Diskusi adalah Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid, sebagai peserta diskusi. Ahli lain memberikan difinisi tentang diskusi yaitu : percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran (Sagala, 2003 : 208 ) Metode Diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat probelematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Tehnik diskusi adalah salah satu tehnik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi anatara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. c.
Tujuan dan Manfaat Metode Diskusi
Menggunakan
Dalam menggunakan diskusi kelompok sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: 1. Meningkatkan interaksi anatar siswa dengan siswa, dan guru, 2. Meningkatkan hubungan personal. 3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam berfikir/berbicara dan menyampaikan pendapat dibuka umum. Sagala (2003) memberikan gambaran tentang mamfaat menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran yaitu: 1. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir. 2. Peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas. 3. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya. 4. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik.
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 5.
6.
d.
Media Bina Ilmiah 35
Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain. Dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat. Macam-macam Diskusi Kelompok
Metode mangajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Setiap metode mengajar mempunyai karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi antara yang satu dengan yang lainnya saling menunjang. Demikian halnya dengan metode diskusi yang membentuk siswa menjadi aktif, kreatif, dan berjiwa sosial. Berikut akan diuraikan beberapa pendapat para ahli tentang macam-macam metode diskusi. Sagala (2003:209), menyebutkan macam-macam diskusi kelompok antara lain: diskusi panel, simposium, diskusi seminar, diskusi lokakarya, diskusi formal, diskusi kuliah, dan brainstorming. Menurut Azhar, (1991) macam-macam diskusi kelompok yaitu: buzz group, whole group, panel diskusi, syndikate group, barain storming group, simposium, informal debate, colloquium, dan fish bowl e.
2.
Langkah-langkah Kelompok
Metode
Diskusi
Agar berjalan lancar dan tercapai tujuan yang diharapkan melalui metode diskusi, diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang. Merencanakan materi yang akan didiskusikan, merencanakan waktu pelaksanaan dan menpersiapkan segala fasilitas yang diperlukan dalam pelaksaan diskusi merupakan hal yang pokok. Menurut (Romlah, 2006:90) pelaksanaan metode diskusi kelompk meliputi tiga langkah yaitu: 1. Perencanaan Tugas guru melaksanaan beberapa hal yaitu : a) Merumuskan tujuan diskusi, apakah diskusi kelas, diskusi kelompok-kelompok kecil. b) Mengemukakan dan memberikan pengarahan-pengarahan yang jelas dan seperlunya mengenai masalah yang akan didiskusikan. c) Memperhitungkan waktu yang tersedia untuk kegiatan diskusi. d) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok diskusi dan membentuk struktur kelompok (ketua, Sekretaris dan anggota) kemudian
3.
f.
mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya. Pelaksanaan Tugas guru dan siswa dalam hal ini adalah : a) Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan dengan waktu yang tersedia. b) Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, kemudian guru membimbimbing setiap kelompok untuk berdiskusi, dan memberikan dorongan dan bantuan seperlunya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi. c) Setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan penjelasan terhadap hasil diskusi yang disampiakan oleh masingmasing kelompok. Penilaian Tugas guru dan siswa dalam hal ini : a) Menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan komentar mengenai proses diskusi yang telah dilaksanakan. b) Memberikan saran terhadap diskusi selanjutnya. Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Kelompok
Metode
Metode diskusi merupakan suatu metode yang menuntut keaktifan siswa. Peran aktif siswa didukung oleh kemampuan siswa memahami berbagai permasalahan atau persoalan. Rumusan masalah yang diberikan akan dikaji secara bersama-sama untuk menemukan jawabannya. Namun, keadaan siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda, kemampuan serta pemahaman yang berbeda pula dapat menghambat jalannya diskusi. Menurut Sagala ( 2003:208 ) mengemukakan kelemahan metode diskusi: diskusi terlampau menyerap waktu; pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, dan kadang-kadang guru tidak memahami cara melaksanakan diskusi. g.
Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Djamarah, (1991:19) Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan Belajar. Antara kata Prestasi dan Belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
36 Media Bina Ilmiah WJS. Poerwadarminto (dalam Djamarah, 1991:20) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Sedangkan menurutu Mas’ud Khan Abdul; Qohar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja yang terdapat dalam kurikulum. h.
Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa
Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar siswa, bahkan sering terjadi suatu kegagalan. Pada pokoknya kesulitan belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor indogin dan faktor eksogen. Lebih lanjut Aqib (2002:62) menyatakan: 1. Faktor Indogin yaitu faktor yang dating dari diri pelajar atau siswa sendiri. Faktor Indogin meliputi : a) Faktor Biologis ialah faktor yang berhubungan dengan jasmaniah anak/pelajar atau siswa. Faktor Biologis meliputi kesehatan, cacat badan b) Faktor Psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohaniah. Yang termasuk dalam faktor psikologis antara lain faktor intelegensi, perhatian,minat, bakat, dan emosi 2. Faktor Eksogin yaitu faktor yang datag dari luar diri pelajar atau siswa. Faktor eksogin meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Lingkungan Keluarga. Antara lain faktor orang tua, suasana rumah dan faktor ekonomi. b) Lingkungan sekolah, kadang-kadang menjadi faktor hambatan bagi anak. Yang termasuk dalam faktor ini adalah : Cara penyajian pelajaran yang kurang baik, hubungan guru dengan murid yang kurang baik, hubungan antara anak ddengan anak kurang menyenangkan, bahan pelajaran yang terlalu tinggi di atas ukuran normal kemampuan anak, dan alat-alat belajar disekolah yang serba kurang lengkap. c) Lingkungan Masyarakat. Yang dapat menghambat kemajuan belajar anak anak meliputi : Media massa, seperti bioskop, radio, televesi, surat kabar, majalah, dll. Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang tidak baik. Adanya kegiatan dalam masyarakat, misalnya tugas organisasi, pencak silat, belajar menari, kegiatan lomba-lomba, dll. dan Corak kehidupan tetangga yang kurang terdidik.
ISSN No. 1978-3787 METODE PENELITIAN a.
Jenis Penelitian Dalam penelitian jenis penelitian yang digunakan yaitu Peneltian Tindakan Kelas (PTK) pengertian penelitian tindakan kelas yang digunakan. Robert Donmoyer (1997) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian untuk meningkatkan perlakuan atau pembelajaran agar kinerja kelas meningkat atau kesulitan yang dihadapi kelas teratasi. Jadi tujuan PTK adalah untuk memperoleh cara meningkatkan atau memanipulasi perlakuan atau tindakan dalam pembelajaran agar kinerja kelas meningkat, bukan untuk menyelidiki apakah suatu perlakuan atau metode dapat meningkatkan kinerja kelas. Adapun KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah pada S.K 1.Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.`KD.1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam sus unan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan adalah sebesar 65. Sedangkan KKM untuk semester ganjil kelas IV bidang studi PKn adalah sebesar 65 b.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Tanak Beak Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang Karekteristik subjek penelitian yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKN menunjukkan hasil yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran pada bidang studi PKn yang monoton yaitu metode ceramah, penugasan dan latihan, sehingga belum mampu membuat siswa aktif dan bergairah dalam mengikuti pembelajaran PKn. Dari hasil ulangan harian PKN dari 28 orang siswa 50 % diantaranya belum mencapai nilai yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan nilai KKM 65.
c.
Subyek dan Observer Penelitian Adapun subyek dan observer pada penelitian ini yaitu: Subyek penelitian, yaitu siswa kelas IV SDN 1 Tanak Beak yang berjumlah 20 orang. d.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian, di samping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan yang memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dalam proses tersebut akan digunakan satu atau beberapa metode. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang digunakan. Berikut diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu :
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 1.
2.
Observasi Observasi merupakan pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. (Riyanto, 2001;96). Menurut Bungin (2004) observasi yaitu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantunya, selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Selanjutnya dikatakan, observsi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Teknik Pengukuran. Menurut S. Margono, Alat pengukur data berikutnya yang bermaksud mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif adalah dengan teknik pengukuran (Zuriah, 205:1984). Alat pengukur data tersebut adalah: Tes, yaitu seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (Zuriah, 2005:184). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes tertulis, yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspekaspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula berupa tes jawaban singkat.
e.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan (KBBI, 2005:43). Selanjutnya dikatakan bahwa, analisis data adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini digunakan statistik untuk menyederhanakan sesuai dengan masalah penelitian dan data yang menghubungkan antara dua variabel yaitu: variabel “diskusi kelompok kecil” sebagai variabel bebas, dan “prestasi belajar siswa”, sebagai variabel terikat. Maka teknik analisa data yang digunakan adalah analisis data statistik. Setelah mendapatkan hasil berupa data tentang pengaruh Metode Diskusi Kelompok Kecil terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Tanak Beak Pada pelajaran PKn yang bersumber dari respon/jawaban dari responden (objek penelitian) dengan menggunakan metode observasi dan tes, kemudian data tersebut akan dianalisa dan diolah dengan rumus tersebut di atas untuk menarik suatu kesimpulan akhir. f.
Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK. Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana
Media Bina Ilmiah 37 melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakannya, dilaksanakan dalam situasi yang actual diobservasi dan refleksi. g.
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dikatakan berhasil jika 80% siswa mencapai nilai ≥ 65. Tabel analisis keberhasilan siswa dalam pembelajaran. 2. Penelitian dikatakan berhasil bila keaktifan belajar siswa minimal meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. 3. Penelitian dikatakan berhasil bila aktivitas guru dalam proses pembelajaran minimal meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.
DiskrPKni Data Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran dengan metode montessori pada materi bangun datar. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Tanak Beak , yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pada setiap siklus diperoleh data tentang hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir siklus. evaluasi diberikan dalam bentuk soal isian dengan jawaban singkat. Sedangkan data tentang aktivitas siswa didapatkan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru. b.
Analisis Data hasil pelaksanaan Siklus Pertama
Pada persiapan pembelajaran dalam siklus pertama ini, Berikut adalah petikan sebagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya. 1. Standar Kompetensi: 1.Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.` 2. Kompetensi Dasar: 1.1 Mengenal lembagalembaga dalam sus unan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan 3. Indikator : a) Menjelaskan sistem pemerintahan desa. b) Menjelaskan Perangkat Desa c) Menjelaskan Sistem pemerintahan kecamatan. d) Menjelaskan aparat kecamatan 4. Tujuan Pembelajaran : a) Menjelaskan sistem pemerintahan desa.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
38 Media Bina Ilmiah
5.
6.
7.
b) Menjelaskan Perangkat Desa c) Menjelaskan Sistem pemerintahan kecamatan. d) Menjelaskan aparat kecamatan Materi Pembelajaran a) Sistem Pemerintahan desa b) Sistem pemerintahan kecamatan Metode Pembelajaran a) Ceramah Variasi. b) Diskusi. c) ObserVasi. d) Tanya jawab. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Apersepsi : Guru memperlihatkan gambar struktur desa dan kecamatan kemudian memberi pertanyaan: lambang apa gambar ini Motivasi : Cerita tentang pemerintahan desa b) Kegiatan Inti 1) Menjelaskan kepada siswa tentang topic yang akan dibahas 2) Membagi siswa dalam kelompok 3) Membagikan lembar kerja kepada siswa 4) Mengidentifikasi gambar dan mengartikannya. 5) Wakil masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6) Membuat kesimpulan/rangkuman. c) Penutup 1) Penilaian 2) Refleksi: Siswa mampu menyimpulkan sistem perintahan desa dan kecamatan.
c.
Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2012, materi yang disampaikan adalah bangun datar. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini, guru memulai pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan salam, mengajak siswa berdoa, dan menyampaikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan untuk menggiring pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Selanjutnya pembelajaran dilanjutkan dengan melakukan pembagian kelompok heterogen, menjadi 5 kelompok menurut tingkat kemampuan belajarnya dan jenis kelamin yang berbeda, masing-masing sebanyak ada 5 dan 6 orang.
ISSN No. 1978-3787 Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju menempel gambar lambang koperasi. Guru kemudian menanyakan gambar apa yang ditempel. Namun hanya beberapa siswa yang mau mengangkat tangan dikarenakan siswa masih malu untuk memberikan jawaban. Dalam hal ini guru berusaha memotivasi siswa agar siswa tidak malu. Agar siswa lebih faham mengenai materi yang di jelaskan oleh guru, siswa diberikan latihan berupa LKS, Sehingga tidak ada anggota kelompok yang tidak ikut serta mengerjakan tugas pada LKS. Saat proses kerja kelompok berlangsung, masing - masing anggota kelompok sibuk dengan kelompoknya. Akan tetapi sebagian siswa masih banyak yang ribut dan mengganggu temannya yang bekerja. Selain itu, masih banyak siswa yang belum paham tentang cara menjawab LKS. Hal ini dibuktikan dengan keinginan siswa untuk dibimbing oleh guru tentang cara pengisian LKS. Guru memberikan bimbingan pada kelompok siswa yang membutuhkan bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam proses bimbingan dikelompok terdapat beberapa siswanya yang duduk tidak membantu kelompoknya dalam menyelesaikan tugas, terlihat kondisi kelas belum terkendali. Setelah selesai menjawab LKS, guru bersama siswa membahas LKS dengan cara mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Perwakilan kelompok diminta maju mempresentasikan hasil pekerjaannya. Namun ada beberapa kelompok yang tidak mau maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, sehingga guru memotivasi kelompok tersebut agar mau maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Jawaban dari masing-masing kelompok sudah hampir sama. Kemudian guru menyimpulkan hasil persentasi siswa. Untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi tentang bangun datar, selanjutnya guru mengadakan evaluasi. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan, guru bersama dengan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran, yakni menyebutkan bangun datar serta sifatnya. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penguatan dengan mengulang materi yang dipelajari, selanjutnya memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan rumah serta memberi nasihat-nasihat. Untuk memperolah gambaran yang rinci berikut disajikan data dari masing-masing siklus. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus Pertama
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Tabel 1. Data Prestasi Belajar Siswa Ulangan Harian Bidang Studi PKN Kelas IV SDN 1 Tanak Beak
Media Bina Ilmiah 39 d.
Data Prestasi Belajar Siswa Siklus kedua
Data hasil belajar siswa dari ulangan harian pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan disajiakan pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Data Prestasi Belajar Siswa Ulangan Harian Bidang Studi PKN Kelas IV SDN 1 Tanak Beak
Data aktifitas siswa pelaksanaan pembelajaran siklus pertama setelah melaksanakan tindakan disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Lembar observasi Kegiatan Diskusi Kelompok Kecil Kelas IV SDN 1 Tanak Beak
Data aktifitas guru pelaksanaan pembelajaran siklus pertama setelah melaksanakan tindakan disajikan pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran SDN 1 Tanak Beak Kec Narmada Kab. Lombok Barat
Data aktifitas siswa pelaksanaan pembelajaran siklus kedua setelah melaksanakan tindakan disajikan pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Lembar Observasi Kegiatan Diskusi Kelompok Kecil Kelas IV SDN 1 Tanak Beak
Data aktifitas guru pelaksanaan pembelajaran siklus kedua setelah melaksanakan tindakan disajikan pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Diskusi Kelompok Kecil Kelas IV SDN 1 Tanak Beak
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
40 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787 keributan, mengganggu teman, hal ini dapat dilihat dari persentase yang diperolah dari komponen kedisiplinan yaitu 88,33 %. b) Keaktifan Keterlibatan setiap individu dalam tiap kelompok belum begitu maksimal selama berlangsungnya pembelajaran, karena sebagian siswa ada yang aktif memecahkan masalah yang diberikan, sementara yang lainnya hanya mengikuti tanpa berbuat banyak untuk membantu temannya. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai yang diperoleh pada komponen keaktifan yaitu 78,33 %. c) Keseriusan Siswa dalam mengikuti pembelajaran belum terlihat serius hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yaitu Persentase yang diperoleh yaitu 76,67 % d) Tanggung Jawab Dari hasil observasi pelaksanaan diskusi, bahwa siswa telah melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik sekalipun masih ada dari sebagian siswa yang belum sepenuhnya melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai tanggungjawab yaitu, 70,00 %. Persentase nilai observasi pelaksanaan pembelajaran PKn kelas IV SDN 1 Tanak Beak setelah melaksanakan tindakan, baik dari kedisiplinan, keaktifan, Keseriusan dan tanggung jawab adalah 85,83 %
e.
Pembahasan Siklus Pertama Untuk memperolah data yang rinci tentang data penelitian, data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, dan data tentang prestasi belajar siswa berikut akan dibahas masing masing data tersebut dari masing-masing siklus. 1.
2.
Data Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan sajian data dari ulangan harian siswa pada sebelum melaksanakan tindakan dapat peneliti simpulkan bahwa siswa yang mengikuti ulangan sebanyak 20 orang. Siswa yang memperolah nilai ketuntasan sebanyak 14 orang yaitu sebesar 70,00 % dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 6 orang yaitu 30,00 %. Dari sajian data tersebut nilai ketuntasan secara klasikal belum dicapai yaitu sebesar 80 % dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada sebelum melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut: a) Materi yang disajikan guru biasanya menggunakan metode ceramah sehingga banyak siswa yang masih belum aktif mengikuti pembelajaran. b) Siswa belum membaca bahan ajar yang akan dipelajari sehingga siswa lebih banyak yang hanya menunggu perintah dari guru. c) Kurangnya sarana dan prasarana buku penunjang yang dimiliki siswa. Kendala-kendala itulah yang menyebabkan pelaksanaan pembelajaran PKn belum efektif sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa masih rendah. Pada siklus berikutnya peneliti akan berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara memberikan pengarahan mengenai arti pentingnya belajar, manfaat belajar, dan siswa diwajibkan membaca buku (materi) yang akan diajarkan. Dengan berbagai usaha untuk mengatasi kendala tersebut di atas, peneliti yakin pada siklus pertama prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Aktifitas Siswa) a) Kedisiplinan Keikutsertaan siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat begitu disiplin, selama kegiatan pembelajaran berlagsung tidak ada siswa yang keluar meningalkan kelas, tidak ada siswa yang membuat
3.
Data Observasi Aktifitas Guru a) Membuka Pembelajaran Kemampuan guru melakukan kegiatan membuka pembelajaran telah dilakukan dengan baik, sekalipun siswa belum sepenuhnya perhatiannya terpokus untuk mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase nilai yaitu 4,35 % dari nilai persentase yang seharusnya dicapai yaitu 6,21 %. b) Kegiatan Inti Pembelajaran 1) Penguasaan Materi Pelajaran Materi bahan ajar yang disampaikan telah dikuasai dengan baik, karena telah dipersiapkan dari sebelumnya sekalipun masih ada materi seharusnya disampaikan namun tidak sempat disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari Persentase perolehan nilai yaitu 9,32 % dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 %
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 2) Pendekatan/Strategi Pembelajaran Kemampuan guru dalam menggunakan Pendekatan/strategi pembelajaran telah disesuaikan dengan bahan ajar yang disampaikan namun belum dilaksanakan secara efektif karena banyak waktu yang terbuang untuk membuat kelompok diskusi. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai yang diperoleh yaitu 14,29 % dari jumlah persentase yang seharusnya dicapai yaitu 18,63 %. 3) Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar Penggunaan media belum dimamfaatkan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 8,70 % dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 %. 4) Pembelajaran Yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa Kemampuan guru untuk menciptakan suasana kelas yang tertib, aman dan menyenangkan belum dilaksanakan secara maksimal hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 11,18 % dari persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 15,53 %. 5) Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Bidang Studi Kemampuan guru untuk menguasai pembelajaran PKn secara khusus tidak menunjukkan kemampuan secara maksimal. Sebab, guru yang mengajar di Sekolah Dasar merupakan guru kelas yang mengajar semua bidang studi. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 8,07 % dari total persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 %. 6) Penilaian proses dan hasil belajar Kemampuan guru untuk melakukan penilaian proses dan hasil belajar belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai yang dicapai 6,83 % dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 9,94 %. 7) Penggunaan Bahasa Kemampuan guru dalam menyampaikan bahan ajar telah disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memahami bahasa, yaitu Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai
Media Bina Ilmiah 41 yaitu 6,21 % dari persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 7,45 %. c) Penutup Refleksi dan Rangkuman Pembelajaran Kemampuan guru dalam melakukan refleksi pembelajaran dan membuat rangkuman pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal karena tidak melibatkan siswa dalam membuat rangkuman. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 3,11 % dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 4,97 %. f.
Pembahasan Siklus Kedua
1.
Data Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa siswa yang memperoleh nilai ketuntasan pada siklus pertama sebanyak 18 orang siswa dari 20 orang dan Persentase ketuntasan sebesar 70,00 % meningkat menjadi 90,00 %, dari 18 orang siswa dari 20 orang memperoleh nilai di atas nilai ketuntasan minimal. Faktor-faktor yang mendukung meningkatnya prestasi belajar siswa dari siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan sebesar 70,00% menjadi 90,00 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan yatu: a) Siswa semakin memahami arti pentingnya belajar dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan semangat kebersamaan dan penuh tanggung jawab. b) Sebelum melaksanakan pembelajaran siswa terlebih dahulu membaca bahan yang akan didiskusikan dari berbagai sumber khususnya buku-buku pelajaran PKn kelas IV c) Guru menerapkan pola pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan senang dan bergairah, dengan demikian siswa tidak menganggap bahwa belajar PKn sangat membosankan karena guru dapat menerapkan berbagai metode belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Aktifitas Siswa) a) Kedisiplinan Keikutsertaan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn terlihat begitu disiplin, selama kegiatan pembelajaran berlagsung tidak ada siswa yang keluar meninggalkan
2.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
42 Media Bina Ilmiah kelas, tidak ada siswa yang membuat keributan, mengganggu teman, hal ini dapat dilihat dari persentase yang diperolah dari komponen kedisiflinan yaitu 88,33 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 90,00 % pada siklus kedua. Setelah melaksanakan tindakan b) Keaktifan Keterlibatan setiap individu dalam pembelajaran mulai terlihat pada siklus kedua. Maing-masing siswa terlihat aktif ikut terlibat memecahkan masalah yang diberikan untuk membantu temannya. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai yang diperoleh dari komponen keaktifan yaitu 78,33 % pada siklus pertama sebelum malaksanakan tindakan meningkat menjadi 86,67 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan. c) Keseriusan Keseriusan antar kelompok mulai berjalan lancar pada siklus kedua hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yaitu persentase yang diperoleh yaitu 76,67 % pada siklus pertama sebelum malaksanakan tindakan meningkat menjadi 83,33 % pada siklus kedua. d) Tanggung Jawab Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaranpada siklus kedua. bahwa siswa telah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai tanggungjawab yaitu, 70,00 % pada siklus pertama setelah malaksanakan tindakan semakin meningkat menjadi 78,33 % pada siklus kedua. Persentase nilai observasi pelaksanaan pembelajaran PKn kelas IV SDN 1 Tanak Beak pada siklus kedua, baik dari kedisiplinan, keaktifan, Keseriusan dan tanggung jawab adalah 78,33 % pada siklus pertama setelah malaksanakan tindakan meningkat menjadi 85,83 % pada siklus kedua. 3.
Data Observasi Aktifitas Guru a) Membuka Pembelajaran Kemampuan guru melakukan kegiatan membuka pembelajaran telah ditingkatkan pada siklus kedua, siswa sudah mulai tertarik mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perolehan Persentase nilai yaitu 4,35 % pada siklus pertama sebelum malaksanakan tindakan menjadi 4,97 pada
ISSN No. 1978-3787 siklus kedua setelah melaksanakan tindakan dari nilai persentase yang seharusnya dicapai yaitu 6,21 %. b) Kegiatan Inti Pembelajaran 1) Penguasaan materi pelajaran Penguasaan bahan ajar yang disampaikan telah dikuasai dengan baik, karena telah dipersiapkan dari sebelumnya Hal ini dapat dilihat dari Persentase perolehan nilai yaitu 9,32 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 10,56 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan setelah melaksanakan tindakan dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 % 2) Pendekatan/Strategi Pembelajaran Kemampuan guru menggunakan Pendekatan/strategi pembelajaran telah disesuaikan dengan bahan ajar yang disampaikan, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menyampaikan bahan ajar dan melaksanakan diskusi kelompok. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai yang diperoleh yaitu 14,29 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 15,53 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan dari jumlah persentase yang seharusnya dicapai yaitu 18,63 %. 3) Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar Pemanfaatan media dan fasilitas lainnya pada siklus kedua telah digunakan secara baik dan disesuaikan dengan bahan ajar yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 8,70 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 9,32 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 %. 4) Pembelajaran Yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa Kemampuan guru untuk menciptakan suasana kelas yang tertib, aman dan menyenangkan mulai diterapkan pada siklus kedua, dengan demikian para siswa terlihat senang dan bergairah mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 11,18 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 12,42 % pada siklus
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 kedua setelah melaksanakan tindakan dari persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 15,53 %. 5) Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Bidang Studi Kemampuan guru untuk menguasai pembelajaran PKnsecara khusus tidak menunjukkan kemampuan secara maksimal. Sebab, guru yang mengajar di Sekolah Dasar merupakan guru kelas yang mengajar semua bidang studi. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 8,07 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat tipis pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan yaitu 8,70 % dari total persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 12,42 %. 6) Proses dan Hasil Belajar Kemampuan guru untuk melakukan penilaian proses dan hasil belajar dilaksanakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase nilai yang dicapai 6,83 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat signifikan pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan 8,07 % dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 9,94 %. 7) Penggunaan Bahasa Kemampuan guru dalam menyampaikan bahan ajar telah disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memahami bahasa, yaitu Bahasa Indoneisa sebagai pengantar dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 6,21 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 7,45 % pada siklus kedua setelah melaksanakan tindakan dari persentase nilai yang seharusnya dicapai yaitu 7,45 %. c) Penutup Refleksi dan Rangkuman Pembelajaran Kemampuan guru dalam melakukan refleksi pembelajaran dan membuat rangkuman pembelajaran dilaksanakan secara baik dan maksimal karena guru dan siswa secara bersama-sama dalam membuat rangkuman. Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai yaitu 3,11 % pada siklus pertama sebelum melaksanakan tindakan meningkat menjadi 4,35 % pada siklus kedua setelah
Media Bina Ilmiah 43 melaksanakan tindakan dari persentase yang seharusnya dicapai yaitu 4,97 %. Total pencapaian skor instrumen penilaian kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus pertama setelah melaksanakan tindakan yaitu 72,05 %. Meningkat 81,37 % dari perolehan skor pada siklus kedua. PENUTUP a.
Simpulan
Berdasarakan dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui penggunaan metode diskusi kelompok kecil ternyata mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai tindakan di bawah ini: Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada dua siklus. Persentase skor instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan, pada siklus pertama persentase skor yang diperoleh sebesar 70,00 % meningkat menjadi 90,00 %, pada siklus kedua. Nilai aktifitas siswa pelaksanaan diskusi kelompok kecil mengalami peningkatan pula, pada siklus pertama persentase nilai yang diperoleh sebesar 78,33 % pada siklus pertama setelah malaksanakan tindakan meningkat menjadi 85,83 % pada siklus kedua. Sedangkan Total pencapaian skor instrumen penilaian kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus pertama setelah melaksanakan tindakan yaitu 72,05 %. Meningkat 81,37 % dari siklus kedua. b.
Saran-Saran Berdasarkan dari kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran-saran kepada: 1. Guru. Bagi guru yang ingin menggunakan metode diskusi kelompok kecil hendaknya mempersiakan secara maksimal. Kepada guru yang menerapkan metode diskusi kelompok kecil, agar memperhatikan proses pelaksanaan diskusi sehingga kendala-kendala yang dialami dapat diusahakan pemecahannya agar prestasi belajar siswa meningkat. 3. Siswa Dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode diskusi kelompok, siswa diharapkan berperan aktif sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan. Untuk itu siswa perlu mempersiapkan diri sebelum kegiatan diskusi berlangsung.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
44 Media Bina Ilmiah 4.
ISSN No. 1978-3787
Sekolah Pihak sekolah perlu memberikan dukungan bagi guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi kelompok. Dukungan yang dimaksud adalah penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga pelaksanaan diskusi kelompok berjalan lancar dan efektif agar prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
Jahja, Yudrik, (2004), Wawasan Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Mandalika, J & Mulyadi, U. (1995). Dasar-dasar Kurikulum, Surabaya, SIC Purwanto, Ngalim M, 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya. Ramlah, Tatiek. (2006). Teori dan Praktik Bimbingan Kelmpok, Malang, Universitas Negeri Malang.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya. Ihsan Cendikia.
Riyanto,
Bungin.
B. (2002). Metodologi Penelitian Kuantitati, Surabaya, Kencana
Sagala, Syaeful, (2003), Konsep dan Makna Pemblajaran, Bandung, Alfabeta.
Departemen Agama RI & Nusa Tenggara Centre, 2001. Pengembangan Wawasan dan Fropesionalisme keguruan.
Soeharto, Karti. (2003), Teknologi Pembelajaran, Surabaya, SIC
Departemen Pendidikan Nasional, (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka. Djamarah, Syaeful B, (1991), Prestasi Belajar dan Kompetnsi Guru, Surabaya, Usaha Nasional. Djamarah, Saeful B & Zain, Aswan Strategi Belajar Mengajar Rineka Cipta.
(1995), Jakarta,
Y. (2001). Metodologi Pendidikan, Surabaya, SIC.
penelitian
Suharsimi,Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rineka Cipta. Syah, M. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta, Raja Grafindo Persada Winataputra, Udin S, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Universitas Terbuka Zuriah, Nurul, (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Malang, Bumi Aksara.
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com