Media Bina Ilmiah 33
ISSN No. 1978-3787
OPTIMALISASI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW PEMBELAJARAN IPS KELAS IXC SMP NEGERI 2 MATARAM PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Marbudiyono Guru Mata Pelajaran IPS pada SMP Negeri 2 Mataram Abstrak: Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS bagi siswa kelas IXC SMP Negeri 2 Mataram pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Manfaat penelitian ini adalah mendorong peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan belajar dan mampu bersosialisasi dengan teman dalam proses pembelajaran kontekstual di kelas senyatanya, Dan bagi guru dapat meningkatkan pengembangan pendekatan dan model pembelajaran dengan penerapan pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus kegiatannya adalah: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil akhir pada siklus II menunjukkan bahwa hasil obeservasi aktivitas guru memperoleh skor 95% dan hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 91,75%. Sedangkan dampak dari peningkatan motivasi belajar adalah meningkatnya perolehan hasil belajar peserta didik dengan daya serap 83,38, dan ketuntasan secara klasikal mencapai 97,30%. Artinya indikator keberhasilan daya serap ≥ 80% dan ketuntasan secara klasikal ≥ 85% telah terlampaui. Karena indikator keberhasilan telah terbukti, maka penelitian dinyatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II. Kata Kuci: Model Pembelajaran Tipe Jigsaw – Kreatifitas Siswa – Hasil Belajar sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar (Depdiknas, PENDAHULUAN Menurut Undang-undang RI Nomor 20 2002: 2). Strategi yang diperlukan sesuai dengan tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1): Pendidikan perkembangan kurikulum sekarang ini adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk strategi belajar baru yang lebih memberdayakan mewujudkan suasana belajar dan proses siswa dan tidak mengharuskan siswa mengahafal pembelajaran agar peserta didik secara aktif fakta-fakta, tetapi strategi yang mendorong siswa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, sendiri. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Kondisi nyata hasil proses ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan bangsa dan negara. Sosial kelas IXC di SMP Negeri 2 Mataram Pendidikan merupakan suatu sistem dengan Kreteria Kutuntasan Minimal (KKM) yang yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi telah dtetapkan 78 % atau nilai 78, pada hasil berbagai komponen yang berkaitan satu dengan ulangan harian pertama semester genap tahun yang lain. Secara mikro pendidikan dapat dilihat pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa nilai dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan hasil belajar belum mencapai ketuntasan secara interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Proses klasikal ( 85 %), yaitu dari jumlah siswa 37 orang, pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan siswa yang telah mencapai Kreteria Ketuntasan transfer of knowledge, namun totalitas kegiatan Minimal (KKM) sebanyak 25 orang (67,57 %), yang dapat memanusiakan manusia sehingga sedangkan yang belum mencapai ketuntasan menjadi individu yang mampu mengembangkan minimal sebanyak 12 orang (32,43 %). Nilai ratadirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam rata perolehan secara keseluruhan 70 . menghadapi dan memecahkan berbagai macam Berdasarkan uraian di atas dapat persoalan kehidupan. dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Sejauh ini pendidikan kita masih “Apakah ada peningkatan prestasi hasil didominasi pandangan bahwa pengetahuan sebagai belajar peserta didik kelas IXC melalui Pedekatan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Cooperative Learning Model Jigsaw pembelajaran Pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016
34 Media Bina Ilmiah IPS kelas IXC SMP Negeri 2 Mataram pada Semester Genap tahun pelajaran 2015/2016. Masalah rendahnya motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IXC SMP Negeri 2 Mataram dapat dipecahkan melalui kegiatan: Perencanaan yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan skenario penerapan pendekatan Cooperatif Learning Model Jigsaw; melaksanakan proses pembelajaran; Mengevaluasi dan refleksi terhadap capaian hasil penerapan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw Adapun tujuan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: “Meningkatkan keaktifan peserta didik kelas IXC dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Strategi Cooferative Learning Model Jigsaw dan meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IXC pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. KAJIAN PUSTAKA Pedekatan Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pengajaran yang didasarkan pada alasan bahwa pengertian atau makna muncul dari hubungan antara konten dan konteks memberi makna pada konten. Pemahaman yang lebih terhadap suatu konten dapat dicapai siswa jika diberikan konteks yang lebih luas di mana di dalamnya siswa dapat membuat hubunganhubungan (Depdiknas, 2002). Bagian penting pekerjaan guru adalah menyediakan konteks “Semakin banyak siswa mengkaitkan pelajaran mereka dengan konteks, maka semakin banyak pengertian yang dapat ditemukan dari pelajaran tersebut” (Maesuri, 2002). Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa guru harus mampu mengidentifikasi dan menyediakan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang dipelajari, guru mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik sebagai anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Secara garis besar langkah-langkah ketujuh komponen CTL adalah sebagai berikut: 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan _____________________________________________ Volume 10, No. 5, Mei 2016
ISSN No. 1978-3787
2)
3) 4) 5) 6) 7)
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya, (Constructivisme). Laksanakan sejauh mungkin untuk semua topik, (Inquiry). Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk kegiatan yang menemukan sendiri Kebangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya (Questioning) Ciptakan “masyarakat belajar” atau belajar kelompok (Learning Community) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (Modeling) Lakukan refleksi di akhir pertemuan (Reflection) Lakukan penilaian yang sebenarnya (Authentik assessment)
Pembelajaran Kooperatif Menurut Thomson, et al (1995), dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri atas 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang hitrogen. Maksud kelompok hetrogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran ide lama yaitu fakta bahwa seseorang di dalam belajar memerlukan teman. Prinsip utama pembelajaran kooperatif adalah usaha pencapaian tujuan dilakukan secara gotong royong (kooperatif) dimana hasil kerja kelompok ditentukan oleh kebersamaan seluruh kelompok. Berarti setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap pencapain kelompok sekaligus pencapaian individu di dalam kelompok. Pencapaian tujuan kelompok akan lebih mudah/ringan, karena setiap individu dalam kelompok berusaha untuk meraihnya secara gotong royong. Sejalan dengan perlunya dikembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa, pendekatan individu dalam dunia pendidikan perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerjasama, kebersamaan dan kolaborasi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama, dan kemampuan bernegosiasi, berkomunikasi serta kemampuan mengambil keputusan. Salah satu pendekatan yang berbasis kerjasama kelompok ini adalah model pembelajaran kooperatif (Zamroni: 145). Kegiatan kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok yang heterogen secara kemampuan akademiknya yaitu perpaduan anak
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 dengan kemampuan akademik yang tinggi, sedang dan rendah. Kemudian kelompok-kelompok ini melakukan kegiatan pengumpulan data dan memecahkan masalah secara kooperatif dimana siswa dengan kemampuan tingi diharapkan dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah. Johnson (1996: 1017-1018) menekankan bahwa Cooperative Learning (CL) sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggungjawab individu sekaligus kelompok, sehingga dalam diri setiap siswa tumbuh dan berkembang sikap laku saling ketergantungan (interpedensi) secara positif. Kondisi ini akan mendorong siwa untuk belajar, bekerja dan bertanggungjawab secara sungguh-sungguh sampai tujuan dapat diwujudkan. Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa pembelajaran dengan Cooperatif Learning akan memberikan manfaat bagi siswa dalam : 1) Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi 2) Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi dan perbedaan sikap 3) Upaya mengurangi kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri 4) Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap laku positif 5) Meningkatkan prestasi belajar Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif dengan Model Jigsaw Strategi pembelajaran cooperative learning dengan teknik jigsaw dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persiapan Sebagai tahap persiapan dibuat beberapa wacana yang memuat isi pesan sesuai dengan topik bahasan secara berlainan yang jumlahnya sebanyak anggota dalam setiap kelompok. Untuk memudahkan setiap tujuan pembelajaran dapat dibuat satu wacana dan/atau setiap tujuan pembelajaran terdiri dari beberapa wacana sesuai dengan selera. Kemudian gandakan wacana tersebut sebanyak kelompok yang akan dibuat untuk satu kelas. 2) Pelaksanaan Tahap kooperatif - Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggota 3 – 5 orang
Media Bina Ilmiah 35 - Bagikan wacana yang berisi informasi/pesan - Tugaskan kepada setiap kelompok untuk membagi tanggungjawab dalam memahami informasi/pesan dalam wacana Tahap Ahli - Tugaskan siswa dari setiap kelompok yang mendapat tugas memahami wacana tentang informasi yang sama untuk membuat kelompok baru yang kemudian disebut kelompok ahli - Dalam kelompok baru ini, tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli dalam bidang informasi sesuai wacana yang menjadi tugasnya - Tugaskan untuk merencanakan bagaimana caranya mengajarkan atau menyampaikan informasi/isi pesan dalam wacana yang telah dipahami kepada anggota kelompok kooperatifnya Apabila kegiatan ini telah selesai, kemudian tugaskan agar siswa kembali ke kelompoknya semula/kelompok kooperatif Tahap Tiga atau Lima Serangkai Tahap ini dilakukan setelah siswa kembali ke kelompok kooperatifnya, tetapi namanya berubah menjadi kelompok tiga atau lima serangkai, dimana setiap anggota telah menjadi ahli informasi dalam bidangnya. Secara bergiliran, tugaskan kepada setiap siswa dalam kelompok untuk mengajarkan/menginformasikan isi pesan yang telah dipahami kepada anggota kelompoknya. Demikian juga dilakukan oleh kelompok lain secara bersamaan Setelah selesai perintahkan kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang telah dipersiapkan, sekaligus untuk melaporkan hasilnya.
Hasil Belajar Berdasarkan Taxonomy Bloom, aspek belajar yang harus diukur keberhasilannya adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga dapat menggambarkan tingkah laku menyeluruh _____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016
36 Media Bina Ilmiah sebagai hasil belajar siswa. Oleh karena itu penilaian hasil belajar harus bersifat menyeluruh meliputi ketiga aspek tersebut. Hasil belajar dapat dilihat pada proses maupun hasil (produk) pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar juga tidak terlepas dari proses pembelajaran di dalam kelas dan berbagai bentuk interaksi belajar lainnya di lingkungan sekolah. Penilaian aspek kognitif meliputi beberapa sub aspek, antara lain : 1. Pengetahuan, berkaitan dengan kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari 2. Pemahaman, berkaitan dengan kemampuan menangkap makna atau arti konsep 3. Aplikasi, berkaitan dengan kemampuan menggunakan atau menerapkan suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru 4. Analisis, berkaitan dengan kemampuan memecah, mengurai suatu integritas dan mampu memahami hubungan antar bagian sehingga lebih dimengerti 5. Sintesis, berkaitan dengan kemampuan menyatukan unsur/bagian menjadi satu kesatuan yang bermakna 6. Penilaian, berkaitan dengan kemampuan memberikan pertimbangan nilai tentang sesuatu berdasarkan kreteria yang dimiliki. Penilaian aspek afektif walaupun sulit diamati tetapi perlu mendapat perhatian sebagai keseluruhan tingkah laku yang dimiliki siswa. Aspek afektif antara lain berupa sikap, minat belajar, kebiasaan, dan kecenderungan dalam menilai terhadap suatu obyek. Untuk mengukur hasil belajar afektif dapat menggunakan instrument observasi, wawancara, penyebaran angket dan skala sikap. Khususnya skala sikap yang banyak digunakan adalah Skala Likert. Penilaian yang berkaitan dengan aspek psikomotor adalah penilaian terhadap penampilan (performance) siswa. Seperti halnya jenis penilaian yang lain, hakekat penialian penampilan terutama ditentukan oleh karakteristik hasil belajar yang akan diukur dan mengacu kepada prosedur melakukan suatu kegiatan yang telah ditentukan kreterianya. Dalam mengukur penampilan atau ketrampilan dapat diukur tingkat kemahirannya, ketepatan waktu penyelesaiannya, dan kualitas produk yang dihasilkan. Dari uraian di atas maka strategi pembelajaran Cooperative Learning dengan Model Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilakukan evaluasi yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif. _____________________________________________ Volume 10, No. 5, Mei 2016
ISSN No. 1978-3787
METODE PENELITIAN Seting Penelitian Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 2 Mataram yang berlokasi di jalan Pejanggik no 5 Mataram. Sekolah ini mempunyai jumlah siswa sebanyak 1.084 orang yang terbagi dalam 30 rombongan belajar, yaitu kelas VII sebanyak 10 rombongan belajar, kelas VIII sebanyak 10 rombongan belajar dan kelas IX sebanyak 10 rombongan belajar. Dalam penelitian ini dipakai kelas IXC dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri dari laki-laki 21 orang dan perempuan 16 orang. Peneliti memilih kelas IXC karena dari proses pembelajaran Tema III Subtema Kerjasama bidang politik menunjukkan bahwa rata-rata siswa di kelas tersebut pasif dalam proses pembelajaran. Demikian juga hasil ulangan pada kompetensi tersebut lebih dari 30 % siswa belum mencapai batas Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti adalah 1 (satu) orang guru IPS yang mengajar di kelas IXC tersebut. Faktor yang Diteliti Untuk menjawab permasalahan penelitian terdapat 2 (dua) faktor yang akan diteliti, yaitu: faktor Guru yang merancang RPP dan melaksanakan pembelajaran dan faktor Peserta Didik yang mengikuti proses pembelajaran bagaimana perilaku keaktifan peserta didik dan hasil belajar melalui tes tertulis pada akhir pembelajaran. Rencana Tindakan Tindakan nyata yang dilakukan oleh guru selaku peneliti adalah dengan menggunakan siklus. Tiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam rangka memperlancar kegiatan penelitian peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mendapat masukan dan sekaligus sebagai observers Adapan rencana tindakan siklus penelitian dengan penerapan Cooperative Learning Teknik Jigsaw pada kelas IXC dapat digambarkan sebagai berikut:
http://www.lpsdimataram.com
Media Bina Ilmiah 37
ISSN No. 1978-3787 2)
3)
1) 2)
Gambaran Siklus I Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain meliputi: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw pada tema III Subtema Lembaga keuangan sebagai sarana pendukung kerjasama ekonomi 2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Kartu Soal 3) Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar peserta didik 4) Menyusun instrumen lembar observasi guru 5) Menyusun instrumen lembar observasi peserta didik 6) Menyiapkan daftar hadir peserta didik 7) Menyiapkan sarana dan media pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pendekaatan Cooperative Learning Model Jigsaw pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IXC dengan tahapan sebagai berikut: Kelompok Asal 1) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil dengan beranggotakan 6 orang 2) Bagikan kartu soal kepada masing-masing peserta didik 3) Masing-masing peserta didik mendapatkan kartu soal yang berbeda dan memahami informasi yang ada di dalamnya
1)
Kelompok Ahli Masing-masing peserta didik yang memiliki tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok, sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru
3)
4)
Dalam kelompok ahli masing-masing peserta didik belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggungjawabnya Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi yang menjadi tanggungjawabnya kepada kelompok asal Kelompok Lima Serangkai Masing-masing peserta didik kembali ke kelompok asal Masing-masing peserta didik diberikan kesempatan secara bergiliran untuk menyampaikan informasi dari tugas yang menjadi tanggungjawabnya Pastikan bahwa semua anggota kelompok ahli telah menyampaikan informasi dan dapat dipahami oleh anggota kelompok asal Apabila semua kelompok sudah selesai, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi dan penjelasan.
Observasi Pada tahap observasi ini dilakukan pengamatan oleh observers untuk mengamati: 1) Observasi guru Dilakukan oleh teman sejawat dari guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang mengajar di kelas IX 2) Observasi Peserta Didik Dilakukan oleh guru mata pelajaran sekaligus sebagai peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kegiatan diskusi kelompok. Adapun aspek yang diamati meliputi sikap/karakter dan ketrampilan (performen) Evaluasi Pada tahap ini dilakukan tes tertulis bagi peserta didik untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar bagi peserta didik kelas IXC setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw Tahap Refleksi (reflection) Pada tahap ini guru selaku peneliti melakukan kegiatan akhir dari hasil penelitian pada siklus yang bersangkutan meliputi: 1) Renungan hasil perolehan data 2) Pengolahan dan analisa data hasil penelitian 3) Mencocokkan hasil analisa data dengan indikator keberhasilan 4) Rencana perbaikan dan tindak lanjut _____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016
38 Media Bina Ilmiah
Gambaran Siklus II Pada siklus kedua ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran pada Tema III dengan subtema Perdagangan Internasional sebagai perwujudan kerjasama ekonomi antar negara, tahapan-tahapan kegiatan sama dengan siklus pertama, akan tetapi dengan melakukan langkahlangkah tambahan untuk lebih memperhatikan atau mendorong kepada siswa-siswa yang dianggap lemah agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Jika dari siklus II ini indikator keberhasilan telah terpenuhi, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan. Tetapi jika indikator belum terpenuhi maka akan dilakukan proses pembelajaran pada siklus berikutnya, dengan bekerjasama dengan pihak BK untuk mengadakan pendekatan secara psikologis kepada siswa-siswa yang motivasi belajar masih rendah. Indikator Keberhasilan 1) Untuk mengukur tingkat keaktifan peserta didik dilakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang meliputi: 1) Antusias atau kesungguhan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran ataupun dalam diskusi kelompok; 2) Kemampuan peserta didik bekerjasama dalam kelompok.; 3) Keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar dan diskusi; 4) Kemampuan dan tanggungjawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Indikator keberhasilan keaktifan peserta didik ditunjukkan dengan prosentase minimal 85% dengan katagori baik. 2) Untuk mengukur tingkat keberhasilan guru proses pembelajaran dengan strategi Cooperatif learning model jigsaw dilakukan pengamatan meliputi: 1) Kemampuan guru dalam pemberian apersepsi dan motivasi pada awal pembelajaran; 2) Kemampuan dalam penerapan pendekatan saintifik; Kemampuan melaksanakan tahapan pembelajaran dengan CL model jigsaw; 3) Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusif; Kemampuan mengakhiri pelajaran. Indikator keberhasilan guru ditunjukkan dengan prosentase minimal 85% dengan katagori baik. 3) Meningkatnya hasil belajar mata pelajaran IPS bagi peserta didik kelas IXC mencapai Daya Serap minimal ≥ 80, dan ketuntasan secara klasikal mencapai minimal ≥ 85% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 78,00 (sesuai KKM).
_____________________________________________ Volume 10, No. 5, Mei 2016
ISSN No. 1978-3787 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh selama proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Untuk mengukur variabel tindakan yakni keterlaksanaan penerapan Coopertive Learning Model Jigsaw secara optimal dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan untuk mengukur variabel harapan yakni keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan instrumen lembar observasi peserta didik, dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan soal uraian. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif, analisis diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan nilai rata-rata variabel-variabelnya, yakni meningkatnya hasil belajar dan keterlaksanaan penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dilakukan analisis apakah ada dampaknya keberhasilan variabel tindakan terhadap variabel harapan. Sebagai variabel tindakan adalah penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw dalam proses pembelajaran, dan variabel harapan adalah capaian hasil belajar peserta didik. Untuk mengukur keterlaksanaan penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw digunakan instrumen observasi guru dengan menggunakan rentang skor 1-5, dengan jumlah skor minimal 40 dan maksimal 100. Sebagai pedoman penskoran yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan guru adalam pembelajaran sebagai berikut: A (Amat Baik) = 86 – 100; B (Baik) = 71 – 85; C (Cukup) = 56 – 70:D (Kurang) = 0 - 55 Keaktifan peserta didik diukur dengan menggunakan instrumen obeservasi peserta didik dengan menggunakan rentang skore 1 - 5, dengan jumlah skor minimal 4 dan maksimal 20. Sebagai pedoman pensekoran yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan observasi peserta didik dalam pembelajaran sebagai berikut: A (Amat Baik) = 86 – 100; B (Baik) = 71 – 85; C (Cukup) = 56 – 70:D (Kurang) = 0 - 55 Sedangkan untuk mengukur hasil belajar peserta didik baik pada siklus I maupun pada siklus II dengan menggunakan tes obyektif berjumlah 20 butir soal dan tes uraian sebanyak 2 butir soal. Keberhasilan hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui pencapaian Daya Serap (DS) dan ketuntasan belajar secara klasikal (KB). Untuk menghitung Daya Serap (DS) dan
http://www.lpsdimataram.com
Media Bina Ilmiah 39
ISSN No. 1978-3787 Ketuntasan Belajar (KB) menggunakan rumus sebagai berikut: SA NA = x100 Jumlah skore maksimal Rata − rata yang diperoleh siswa DS = X100 Skor maksimal
1)
2)
KB Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 78 = x100% N Keterangan: NA : Nilai Akhir SA : Skore Akhir yang diperoleh siswa DS : Daya Serap KB : Ketuntasan Belajar N : Jumlah siswa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan analisis Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tema dan Sub Tema pada mata pelajaran IPS 2) Peneliti menyusun RPP dengan Pedekatan Cooperative Learning Model Jigsaw 3) Membuat kartu soal sebanyak sesuai dengan jumlah siswa 4) Menyusun tes tertulis terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan soal uraian sebanyak 2 butir soal 5) Mengembangkan instrumen lembar observasi aktivitas peserta didik 6) Mengembangkan instrumen lembar observasi aktivitas guru 7) Menyiapkan daftar hadir peserta didik 8) Menyiapkan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Penelitian dilaksanakan di kelas IXC pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 37 orang. Pada siklus I tema yang akan dibahas adalah Tema III Kerjasama antar negara dengan Sub Tema Lembaga Keuangan sebagai sarana pendukung kerjasama ekonomi, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2016, jam ke 6,7 sebagai pertemuan 1 dan hari Jum’at tanggal 11 Februari 2016, jam ke 2,3 sebagai pertemuan 2. Paparan tindakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I adalah sebagai berikut:
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Pada pukul 11.40 guru membuka mata pelajaran dengan menyampaikan salam, dan menanyakan keadaannya, absensi kehadiran peserta didik kemudian memimpin do’a. Guru menayangkan gambar nama-nama bank dan lembaga keuangan bukan bank Peserta didik dipersilahkan untuk merumuskan pertanyaan dan mengajukannya Guru mempertegas pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh peserta didik, serta menjelaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan peserta didik Guru membentuk kelompok Asal dengan cara menghitung secara acak sehingga terbentuk menjadi 6 kelompok, masingmasing kelompok terdiri 6 orang.kemudian dibagikan kartu soal no 1 sampai no 6 secara acak kepada semua anggota kelompoknya, sehingga terbentuk kelompok ahli I s.d VI. Kelompok Ahli mendiskusikan permasalahan yang sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada kartu soal. Guru membimbing, mengarahkan kepada masing-masing kelompok. Pukul 12.00 anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal, masingmasing anggota kelompok ahli menjelaskan hasil diskusi kepada anggota kelompok secara bergiliran hingga selesai pada topik yang dibahas pada nomor 6 Guru mengawasi dan melakukan observasi jalannya diskusi pada masing-masing kelompok Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 berakhir guru menyampaikan kesimpulan dan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan II berikut Pertemuan ke 2 tanggal 11 Februari 2016 pukul 08.00, peserta didik duduk membentuk kelompok, kegiatan dilanjutkan dengan presntasi masing-masing kelompok ahli Setelah semua kelompok selesai presentasi guru menjelaskan kembali secara singkat dari Bank Sentral, Bank Umum sampai dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Setelah tidak ada pertanyaan peserta didik dipersilahkan untuk kembali duduk seperti biasa dalam bentuk klasikal, semua buku dirapikan dan dimasukkan dalam tas.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016
40 Media Bina Ilmiah 10) Pukul 09.00 – 09.30 peserta didik diberikan tes akhir (pos tes) untuk mengukur hasil belajar pada subtema tersebut dengan model Jigsaw. c. Hasil Pelaksanaan Siklus I Hasil pelaksanaan siklus I mencakup data keaktifan peserta didik, aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar belajar peserta didik dengan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan strategi cooperatif learning model jigsaw baru memperoleh 72,30% dengan katagori Baik, sedangkan indikator pencapaian ≥ 85%. Aktivitas guru dalam dalam proses pembelajaran dengan strategi cooperative learning model jigsaw memperoleh skor 79 % dengan katagori Baik, sedangkan indikator keberhasilan ≥ 85%. Hasil belajar melalui tes tertulis yaitu dari 37 orang siswa sebanyak 27 orang yang mencapai ketuntasan, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang. Daya serap 79,19, dengan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 72,97 %, sedangkan indikator yang diharapkan ≥ 85 %. d. Refleksi Dari hasil observasi dan evaluasi bahwa penerapan strategi cooperatif learning model jigsaw sudah berjalan baik dan peserta didik banyak melakukan aktivitas proses pembelajaran, namun masih dijumpai hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) Pada saat pembentukan kelompok asal masih ada beberapa siswa yang tidak bergegas dari tempat duduk untuk membentuk kelompok 2) Pada saat pembahasan dalam kelompok ahli masih ada beberapa siswa yang tidak dengan penuh tanggungjawab mencari jawaban dari berbagai sumber, tidak semua kelompok berkunsultasi kepada guru terhadap jawaban yang telah ditulis 3) Pada tahap berbagi informasi di kelompok asal yaitu setiap anggota kelompok menyampaikan informasi permasalahan yang sesuai dengan tanggungjawabnya, masih dijumpai ada beberapa siswa yang belum mampu menyampaikan informasi dengan baik, yaitu hanya menunjukkan jawaban yang ditulis pada buku 4) Guru belum mampu mengamati dengn baik kepada semua siswa pada saat melakukan presentasi di dalam kelompoknya _____________________________________________ Volume 10, No. 5, Mei 2016
ISSN No. 1978-3787 5)
Pada saat presentasi di depan kelas belum mampu mengembangkan penjelasan, masih terbatas apa yang telah di tulis pada tayangan yang telah disiapkan 6) Penyebaran pertanyaan belum merata ketika diberikan kesempatan untuk bertanya, masih didominasi beberapa siswa yang dianggap pintar 7) Pada akhir presentasi guru belum secara optimal dalam memberikan penegasan terhadap pertanyaan dan jawaban yang diajukan oleh siswa 8) Peserta didik kurang memperhatikan ketika temannya memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan 9) Presentasi kelompok masih didominasi pada siswa-siswa yang dianggap pintar 10) Guru belum mampu mengelola waktu secara efektif sehingga pada kegiatan penutup dalam memberikan kesimpulan dan refleksi melewati waktu yang direncanakan Dari paparan deskripsi penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka akan diupayakan perbaikan untuk siklus II yang antara lain sebagai berikut: 1) Pengalokasian waktu dalam RPP secara baik 2) Mengarahkan semua siswa untuk mengikuti tahapan pembelajaran sesuai perencanaan 3) Mengoptimalkan semua siswa pada pembahasan di kelompok ahli benar-benar mampu menguasai topik/permasalahan yang sesuai dengan tanggungjawabnya 4) Melakukan observasi secara baik setiap siswa dalam kelompokknya 5) Dalam presentasi lebih memberikan kebebasan siswa berpendapat 6) Pembahasan agar selalu memotivasi semua siswa untuk telibat 7) Peneliti supaya memberikan dorongan dan semangat sisw untuk bertanya, menjawab dan memberikan komentar dalam diskusi 8) Pada saat diskusi baik pada kelompok ahli maupun kelompok asal peneliti agar memberikan bimbingan kepada semua kelompok dengan lebih intensif. Siklus II a. Rencana Tindakan Siklus II Hasil evaluasi belajar pada siklus I pada subtema Lembaga Keuangan sebagai sarana pendukung kerjasama ekonomi, jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 27 orang, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang, maka sebelum penelitian tindakan
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 kelas siklus II dilaksanakan peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dan pengawas pembina yang bertujuan: 1) Memcahkan masalah dan kendala-kendala pada siklus I 2) Membuat rancangan tindakan di siklus II 3) Melakukan evaluasi secara terpadu untuk meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016 dengan Tema pembelajaran sama pada siklus I yaitu kerjasama antar negara dengan subtema Perdagangan Internasional sebagai perwujudan kerjasama ekonomi antar negara. b. Tahap Tindakan Siklus II Tahap pelaksanaan tindakan siklus II dengan tema III tentang Kerjasama antar negara dengan Subtema Perdagangan Internasional sebagai perwujudan kerjasama ekonomi antar negara, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2016, jam ke 6,7 sebagai pertemuan 1 dan hari Jum’at tanggal 26 Februari 2016, jam ke 2,3 sebagai pertemuan 2. Paparan tindakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pada pukul 11.40 guru membuka mata pelajaran dengan menyampaikan salam, dan menanyakan keadaannya, absensi kehadiran peserta didik kemudian memimpin do’a. 2) Guru menayangkan gambar komoditas potensi dari suatu negara dan sarana prasarana yang diperlukan dalam perdagangan internasional. Peserta didik dipersilahkan untuk merumuskan pertanyaan dan mengajukannya. Guru mempertegas pertanyaan siswa yang akan dibahas dalam pembelajaran, serta menjelaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan peserta didik sama seperti pada siklus I. 3) Guru membentuk kelompok Asal sebagaimana telah dibentuk pada kegiatan siklus I. 4) Membentuk kelompok Ahli kepada siswa yang mendapat kartu soal sama yaitu nomor 1 berkumpul membentuk kelopmpok Ahli I, kepada siswa yang mendapat nomor soal 2 berkumpul
Media Bina Ilmiah 41 menjadi kelompok Ahli II, sampai dengan siswa yang mendapat kartu soal 6 berkumpul menjadi kelompok Ahli VI. 5) Kelompokm Ahli mendiskusikan permasalahan yang sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada kartu soal. Guru membimbing dan mengarahkan. 6) Pukul 12.00 anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal, masingmasing anggota kelompok ahli menjelaskan hasil diskusi kepada anggota kelompok secara bergiliran hingga selesai pada topik yang dibahas pada nomor 6. Guru mengawasi dan melakukan observasi jalannya diskusi. 7) Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 berakhir guru menyampaikan kesimpulan dan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikut 8) Pertemuan ke 2 tanggal 26 Februari 2016 pukul 08.00, peserta didik duduk membentuk kelompok, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi masingmasing kelompok ahli 9) Pemaparan hasil diskusi dimulai dari kelompok I sampai dengan kelompok VI, dari hasil diskusi tersebut muncul berbagai pertanyaan dari peserta diskusi, yang kemudian ditanggapi oleh kelompok yang presentasi, kemudian guru memberikan penegasan. Guru memberikan penegasan dan kesimpulan. 10) Pukul 09.00 – 09.30 peserta didik diberikan tes akhir (pos tes) untuk mengukur hasil belajar. Selanjutnya guru melakukan refleksi terhadap model pembelajaran yang telah dilakukan. c. Hasil Pelaksanaan Siklus II Hasil pelaksanaan siklus II mencakup data keaktifan peserta didik, aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar belajar peserta didik dengan pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan diskusi pada siklus II telah memperoleh skor 91,75% dengan katagori Amat Baik, sedangkan indikator pencapaian ≥ 85%. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II memperoleh skor 95 % dengan katagori Amat Baik, jika dilihat prosentase mencapai 95 %, sedangkan indikator keberhasilan ≥ 85%. Hasil belajar peserta didik kelas IXC dari 37 orang siswa, _____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016
42 Media Bina Ilmiah sebanyak 36 orang yang mencapai ketuntasan, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 orang. Daya serap memperoleh 83,38, dengan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 97,30 %. Sedangkan indikator yang diharapkan daya serab sebesar 80 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 85 %. d. Refleksi Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus II selesai dilaksanakan, peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan peserta didik, pengamatan guru dan hasil evaluasi tes tertulis peserta didik, dapat disampaikan sebagaimana berikut: 1) Selama proses pembelajaran guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan gagasan sesuai dengan tema yang sedang dipelajari 2) Itensitas guru dalam membimbing peserta didik baik secara individu maupun kelompok dapat berjalan dengan baik, karena peserta didik tidak merasa takut untuk berkosultasi atau menanyakan hasil jawaban yang mereka temukan. 3) Efektivitas penggunaan waktu sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang direncanakan dalam RPP. Sehingga kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat terlaksana dengan baik 4) Rasa percaya diri pada siswa telah meningkat sehingga ada komunikasi multi arah antara siswa dengan siswa dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lain serta komunikasi guru dengan siswa. Sehingga menumbuhkan keberanian dalam berargumentasi dan menyampaikan pendapat 5) Hasil capaian keaktifan siswa dan keaktifan guru serta capain hasil belajar peserta didik telah melampaui indikator yang ditetapkan yaitu ≥ 85%. Pembahasan Pendekatan pembelajaran ini diterapkan dengan kondisi siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan, suku, agama maupun gender. Berdasarkan hasil penelitian pendekatan pembelajaran yang dipilih memegang peranan penting dalam pencapaian peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan cooperatif _____________________________________________ Volume 10, No. 5, Mei 2016
ISSN No. 1978-3787 learning model jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bagi peserta didik kelas IXC SMP Negeri 2 Mataram pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Secara lebih rinci hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 79 %, sedangkan pada siklus II memperoleh skor 95%, maka ada peningkatan sebesar 16%. Indikator Kinerja aktivitas guru ≥ 85 %, dengan demikian indikator kinerja telah tercapai. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 75 %, sedangkan pada siklus II memperoleh skor 91,75%, maka ada peningkatan sebesar 16,75%. Indikator Kinerja aktivitas guru ≥ 85 %, dengan demikian indikator kinerja telah tercapai. Dari analisis data hasil evaluasi tes tertulis pada siklus I memperoleh Daya Serap 79,19 %, sedangkan pada siklus II memperoleh Daya Serap 83,38%, ada peningkatan sebesar 4,19%. Indikator Kinerja Daya Serap ≥ 80 %, maka indikator kinerja pada siklus II telah tercapai. Ketercapaian Ketuntasan Belajar pada siklus I sebesar 72,97 %, sedangkan pada siklus II sebesar 97,30 %, ada peningkatan sebesar 24,33%. Maka indikator kinerja ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II telah tercapai. Masih terdapat i orang peserta didik yang belum memperoleh ketuntasan yaitu atas nama Ahmad Tahir kepadanya diberikan remidial dan bimbingan khusus, hingga akhirnya memperoleh nilai batas ketuntasan. Data yang disajikan di atas menggambarkan bahwa aktivitas guru dan aktivitas peserta didik serta hasil belajar peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Peningkatan tersebut disebabkan karena: (1) dalam pembelajaran siklus II peserta didik sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, dimana setiap peserta didik harus berperan aktif mencari jawaban ataupun memberikan jawaban dalam kegiatan kelompok maupun dalam presentasi; (2) interaksi peserta didik dalam kelompok sudah berjalan dengan baik untuk saling berbagi informasi dalam setiap proses pembelajaran; (3) siswa merasa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan, karena aktivitas pembelajaran siswa bebas bergerak serta memiliki waktu yang cukup untuk menyampaikan pendapatnya; (4) peserta didik terbangun kepercayaan diri melalui latihan presentasi, menyampaikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, maka secara tidak langsung peserta didik akan memiliki keberanian, menghargai pendapat orang lain dan menumbuhkan tingkat berpikir kritis.
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Karena indikator keberhasilan telah terbukti, maka tidak perlu ada upaya perbaikan dan penyempurnaan. Pendekatan cooperatif learning model jigsaw telah mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IXC SMP Negeri 2 Mataram pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016, yang ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan dan terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik baik secara individu maupun secara klasikal, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada siklus II dengan hasil memuaskan. SIMPULAN Berdasarkan analisa data dan hasil pembahasan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa guru memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan pendekatan Cooperative Learning model Jigsaw, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menyenangkan peserta didik. Dengan demikian motivasi dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 79 %, sedangkan pada siklus II memperoleh skor 95%, maka ada peningkatan sebesar 16%. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 75 %, sedangkan pada siklus II memperoleh skor 91,75%, maka ada peningkatan sebesar 16,75%. Hasil evaluasi tes tertulis pada siklus I memperoleh Daya Serap 79,19 %, sedangkan pada siklus II memperoleh Daya Serap 83,38%, ada peningkatan sebesar 4,19%. Ketercapaian Ketuntasan Belajar pada siklus I sebesar 72,97 %, sedangkan pada siklus II sebesar 97,30 %, ada peningkatan sebesar 24,33%.
Media Bina Ilmiah 43 Harun Rasyid dan Mansur, 2008, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima Melvin L. Silberman, 2009, Active Learning, Bandung: Nuansa Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2015/2016 Mata Pelajaran IPS, 2014, Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemendikbud. Nurhadi, Yasin B dan Sendule A., 2003, Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang. Rusman, 2014, Model-model Pembelajaran, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Permendikbud 104 tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. Sardiman, 2007, Indikator dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, Jakarta, Prestasi Pustaka. Supriono, 2009, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syaiful Sagala, 2010, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
SARAN Disarankan bagi guru IPS menggunakan strategi Cooperative Learning Model Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena pendekatan ini dapat meningkatkan kerjasama dan kreativitas siswa. Demikian pula diharapkan guru mampu mengembangkan modelmodel pembelajaran sesuai dengan perkembangan kemajuan pengetahuan dan teknologi serta isu-isu yang aktual dalam masyarakat. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. S, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Daniel Muijs & David Reynolds, 2008, Efective Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 5, Mei 2016