ISOLASI SENYAWA (9’Z,9”Z)-PROPANE-1,2,3-TRYLTRIOLEAT DARI Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Ratna Djamil1, Wahyudi PS2, Wahono S3, M.Hanafi 4 1Faculty
of Pharmacy Pancasila University,Jakarta 12640,Indonesia
2Department
of Chemistry,Faculty of Mathematics and Science,
Universityof Indonesia,Depok 1624 Indonesia 3Agency
for the Assessment and Application of Technology,Indonesia
4Research
Centre for Chemistry, Indonesian Institute of Sciences
[email protected]
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian isolasi dan identifikasi untuk mengungkapkan kandungan senyawa kimia dari
daun tanaman Anredera cordifolia (Ten.) Steenis yang dikenal
dengan nama binahong dan diperoleh dari perkebunan tanaman obat BALITTRO , Lembang.
Sampel daun kering diekstraksi dengan metanol dan hasilnya difraksinasi
dengan n-heksana, etil asetat dann-butanol. Isolasi dilakukan dengan teknik kromatografi kolom, dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan teknik kromatogafi lapis tipis preparatif dan HPLC preparatif. Penentuan struktur molekul dilakukan dengan menganalisis data spectrum UV-Vis, Infra merah, LC-MS, 1H-NMR,
13C-NMR,
DEPT, 2D-
NMR meliputi HMQC dan HMBC . Hasil isolasi terhadap ekstrak daun A.cordifolia diperoleh senyawa, yaitu senyawa (9'Z,9''Z)-propane-1,2,3-triyl trioleat. Kata Kunci :Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, (9'Z,9''Z)-propane-1,2,3-triyl trioleat
Pendahuluan Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan salah satu spesies dari suku Basellaceae. Tanaman lain yang termasuk satu famili dengan A.cordifolia antara lain
Basella alba dan Basella rubra. Basella alba diketahui mengandung vitamin dan mineral vitamin A (1686-6396 IU, vitamin C (29-166 mg), Ca (16-117 mg), Fe(,2-3,1 mg), Mg, Mn dan Zn. Dalam 100 g bagian daun mengandung air 91 g, protein 2,1 g, lemak 0,3 g, Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
karbohidrat 3,9 g. Data penelitian menunjukkan kandungan kimia yang terdapat pada
Basella rubra adalah basella saponin A,B,C dan D, β sitosterol dan glikosida stigma sterol. Buah
Basella
rubra
mengandung
betamin
monoglukosida,
sedangkan
bijinya
mengandung asam lemak 50,3%, asam linoleat 49% dan protein 23,1%. Data penelitian menunjukan bahwa Basella alba memiliki aktivitas inhibitor terhadap Sitophillus zeamais , mempunyai aktivitas meningkatkan fungsi dan metabolisme testis tikus jantan serta dapat mengurangi resiko kekurangan vitamin A. Secara tradisional daun Basella rubra digunakan sebagai obat pilek, obat borok, bisul, sembelit , akarnya berkhasiat sebagai obat mencret sedangkan buahnya digunakan untuk radang selaput mata. Tanaman yang dikenal dengan sebutan Madera Vine ini secara empiris berkhasiat sebagai antivirus, dapat mengobati hidung mimisan, menyembuhkan luka dalam dan luar, luka operasi, radang, luka tersayat serta menambah vitalitas daya tahan tubuh. Masyarakat Malang Jawa Timur memanfaatkan binahong untuk melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah serta mengobati stroke. Senyawa metabolit sekunder utama yang terdapat di dalam Anredera sp saponin, flavonoid, polifenol (Syamsuhidayat, 1991), triterpen oligoglycosid, basellasaponins A, B, C dan D (Murakami; 2001), boussingosid, triterpen, larreagenin A, derivat asam oleanolat dan asam ursolat (Lemmens, Bunyapraphatsara;2003). BAHAN, ALAT DAN METODE
Bahan Serbuk daun binahong,
metanol, metanol HPLC,
n-heksana, etil asetat, n-
butanol, diklorometana, isopropanol, asam asetat 1%, silika gel 60 Merck, lempeng silika gel GF254 Merck, penampak bercak vanilin-asam sulfat pekat, Sephadex LH-20, garam laut dan aquadest, kapas, kertas saring, DMSO (dimetil sulfoksida).
Alat Seperangkat alat maserasi, TLC chamber, vacuum rotary evaporator (evaporator vakum putar), kolom kromatografi, lampu UV, alat dan tabung sentrifus, reader plate
micro, inkubator CO2, FTIR Perkin Elmer 1600, Spektrometer NMR Jeol USA JNM ECA500, LC-MS , UV-Vis Shimadzu 310-IPC, Buchi Melting Point B-540, autoklaf (Hiramaya), inkubator (Memmert), lemari pendingin (Sanyo), oven(Memmert), , homogenizer (Thermolyne), pinset, lampu spiritus, rotary shaker, jangka sorong.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
Metode A. Isolasi Senyawa Kimia Serbuk kering daun binahong sebanyak 4 kg diekstraksi dengan cara maserasi bertahap dengan metanol selama 7 hari berturut-turut sampai terekstraksi sempurna, selama perendaman dilakukan pengadukan. Maserat yang diperoleh dikumpulkan, pelarut diuapkan dengan alat evaporator vakum putar (vacum rotary evaporator) , sehingga diperoleh ekstrak kasar metanol (crude extract). Selanjutnya ekstrak kasar metanol yang diperoleh dipartisi berturut-turut dengan n-heksan, etil asetat dan n-butanol. Terhadap ekstrak hasil partisi dilakukan uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mencari eluen yang cocok untuk proses pemisahan lebih lanjut. Terhadap ekstrak yang mempunyai aktivitas paling baik dipisahkan lebih lanjut dengan kromatografi kolom (KK). Masing-masing hasil kromatografi kolom ditampung dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan bercak noda dalam KLT dengan melihat nilai Rf. Isolat-isolat yang mempunyai nilai Rf sama disatukan. Untuk isolat yang hampir murni dilakukan pemurnian dengan HPLC preparatif, sedangkan isolat yang belum murni dilakukan pemurnian kembali dengan kromatografi kolom atau kromatografi preparatif (KLTP). Selanjutnya senyawa murni yang diperoleh ditentukan strukturnya dengan pengukuran spektrometri resonansi magnet inti1H-NMR,
13C-NMR,
2D-NMR, Ultra
Violet-Visible (UV-Vis), Infra Merah (IR), Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS). Selanjutnya isolat murni yang diperoleh diukur sifat fisikanya meliputi kelarutan, pengukuran titik leleh dengan melting point. Dari hasil pengukuran spektroskopi tersebut, masing-masing ditentukan struktur molekulnya dengan cara membandingkan masingmasing spektrum dengan data literatur dan data base (chem office) serta berdasarkan teori dasar spektrometri. Diagram pemisahan dan pemurnian senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun binahong (A.cordifolia) dapat dilihat pada Gambar 1,2 dan 3 Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengukuran Spektrum Senyawa H1 Senyawa H1 berbentuk minyak berwarna kuning muda. Hasil analisis spetroskopi UV, FTIR, LC-MS, 1H-NMR dan 13C-NMR dari senyawa H1 dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1.Data Spektroskopi Senyawa H1 Spektrometer
Spektrum
UV (metanol, λmax,nm)
207, 260
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
LC-MS [M]+ (m/z)
281,36
FT-IR (cm-1), KBr
C=C; C=O; CH-O; C-C; C-H
1H-NMR
5,35 (m, 6H); 5,11 (m, 1H); 4,58 (d, 4H); 2,28 (t,
(TMS,DMSO, 500 MHz, ppm) 13C-NMR
δ, 6H); 1,67 (m, 6H); 1,29 (m, 6H); 2,05 (m, 12H); 0,89 (t, 9H)
(TMS, DMSO,125 174,1; 128,1; 61,4; 34,6; 25,2; 29,9; 22,9;
MHz, δ, ppm)
27,4; 14,3
Pada spektrum H-NMR (500 MHz, CDCl3) ditunjukkkan adanya 6 buah proton CH-sp2 pada pergeseran kimia δH 5,35 ppm (m, 6H, H-9’; H-10’; H-9”; H-10”, H-9”’, dan H-10”’). Selain itu, terdapat satu buah metin teroksigenasi (CH-O-) pada pergeseran kimia 5,11 ppm (m, 1H, H-2), dua buah metilen oksi dari ester yang terikat dengan metin (CH-CH2-OC=O) pada pergeseran kimia δH4,58 ppm (d, 4H, H-1 dan H-3), 42 metilen sp3 pada pergeseran kimia δH 2,28 (t, 6H, H-2’; H-2” dan H-2”’); 1,67 (m, 6H, H-3’, H-3” dan H-3”’); 1,25 (m, 54H, H-4’, H-4”, H-4”’, H-5’, H-5”, H-5”’, H-6’, H-6”, H-6”’, H-7’, H-7”, H-7”’, H-12’, H-12”, H-12”’, H-13’, H-13”, H-13”’, H-14’, H-14”, H-14”’, H-15’, H-15”, H-15”’, H-16’, H-16”, dan H-16”’), 1,29 (m, 6H, H-17’, H-17”, dan H-17”’) dan 2,05 ppm (m, 12H, H-8’, H-8”, H8”’, H-11’, H-11” dan H-11’”) dan 3 buah metil (CH3) pada δH0,89 ppm (t, 9H, H-18’, H-18” dan H-18”’). Hal ini diduga kerangka alkil tersebut merupakan tiga buah heptadekil dari suatu ester (3 buah oleat).(Gambar 1.)
Gambar 1. Struktur Molekul metil oleat Dugaan diatas diperkuat dengan hasil pengukuran MHz, CDCl3), yang muncul pada pada δC
13C-NMR
dan DEPT 135 (125
174,1 ppm (C-1’, C-1”, dan C-1”’)
menunjukkan adanya karbonil pada gugus ester –COO-, 6 buah CH sp2 pada δC
128,1
ppm (C-9’, C-9”, C-9”’, C-10’, C-10” dan C-10”’). Selain itu, pada nilai geseren kimia C 61,4 ppm (C-1 dan C-3) menunjukkan gugus –CH2O- dari suatu ester, dan pada geseren kimia C 80,0 ppm (C-2) merupakan gugus CH teroksigenasi (CH-O-), sedangkan pada C 34,6 (C-2’, C-2” dan C-2”’); 25,2 (C-3’, C-3” dan C-3”’); 29,9 (C-4’, C-4”, C-4”’, C-5’, C-
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
5”, C-5”’, C-6’, C-6”, C-6”’, C-7’, C-7”, C-7”’, C-12’, C-12”, C-12”’, C-13’, C-13”, C-13”’, C14’, C-14”, C-14”’, C-15’, C-15”, C-15”’, C-16’, C-16”, dan C-16”’); 22,9 (C-17’, C-17”, dan C-17”’) dan 27,4 ppm (C-8’, C-8”, C-8”’, C-11’, C-11” dan C-11’”) merupakan alkil dari metilen sp3 (CH2) dan pergeseran kimia pada puncak pada C14,3 ppm (C-18’, C-18” dan C-18”’) merupakan gugus –CH3. Korelasi 1H dan
13C-NMR
dapat didukung dengan data korelasi proton – karbon (H
– C) pada spektrum HMQC yang dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Data pergeseran 1H- NMR, 13C-NMR, HMQC Isolat H1 No.
HMQC δH (ppm),
Proton&karbon
multiplisitas, H, J (Hz))
δC (ppm)
1; 3
4,58 (d, 4H)
61,4
2
5,11 (m, 1H)
80,0
1’; 1”; 1”’
174,1
2’; 2”; 2”’
2,28 (t, 6H)
34,6
3’; 3”; 3”’
1,67 (m, 6H)
25,2
4’; 4”’; 4”’
1,25 (bs)
29,9
8’; 8”; 8”’
2,05
27,4
9’; 9”; 9”’
5,35 (m)
128,1
11’; 11”; 11”’
2,05
27,4
12’; 12”; 12”’
1,25 (bs)
29,9
17’; 17”; 17”’
1,29 (bs)
22,9
18’; 18”; 18”’
0,89 (t, 9H)
14,3
5’; 5”; 5”’ 6’; 6”; 6”’ 7’; 7”; 7”’
10’; 10”; 10”’
13’; 13”; 13”’ 14’; 14”; 14”’ 15’; 15”; 15”’ 16’; 16”; 16”’
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
Adapun korelasi H dan C dari spektrum HMQC dan HMBC dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Korelasi HMBC Senyawa H1 Berdasarkan analisa MS-nya menggunakan LCMS diperoleh puncak dasar tertinggi (100%) [M+H]+ = 283,36, dengan m/z 281,36 dengan waktu retensi pada 1,9 menit. Hal ini merupakan berat molekul dari 1 buah asam oleat. Dari hasil pengukuran NMR (1H-NMR,
13C-NMR,
DEPT 135, HMQC dan HMBC)
dan didukung dengan data LCMS, senyawa H1 merupakan (9'Z,9''Z)-propane-1,2,3-triyl trioleat dengan berat molekul 884 (Gambar 3.)
Gambar 3. Struktur Senyawa (9'Z,9''Z)-propane-1,2,3-triyl trioleat dari Isolat H1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitin yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil isolasi ekstrak n-heksana daun A.cordifolia telah diidentifikasi yaitu suatu senyawa (9'Z,9''Z)-propane-1,2,3-triyl trioleat (H1)
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
Daftar Pustaka 1. Abou Zeid, A.H.S., Soliman, F.M., Sleem, A.A., Mitry, M.N.R. (2007). Phytochemical and bio-activity investigations of the aerial parts of Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.
Bulletin of the National Research Centre Cairo, 32,(1); 1-33. 2. Aviana T., (2005). Isolasi dan Identifikasi Struktur Molekul Senyawa Kimia daun
Binahong (Anredera cordifolia),
Program Studi Magister Ilmu Kimia Universitas
Indonesia. 3. Bolognesi,
A.,
et
al.
(1997),
New
ribosome-inactivating
proteins
with
polynucleotide:adenosine glycosidase and antiviral activities from Basella rubra L. and
Bougainvillea spectabilis Willd. Planta, 203,(4), 422-429. 4. Colegate, S.MM., Mollyneux, R.J., (1993).Bioactive Natural Products,”Detection,
Isolation and Structural Determinations”.United State of America : CRC Press 5. Lemmens, R. H. M. J., Bunyapraphatsara, N. (2003). Medicinal and poisonous plants Plant Resources of South-East Asia,12,(3),72-73. 6. Murakami, T., Hirano, K., Yoshikawa, M., (2001). Structures of New Oleanane-Type Triterpene Oligoglycosides, Basellasaponins A, B, C, and D, from the Fresh Aerial Parts of Basella rubra L, Chem.Pharm.Bull, 49, (6), 776-779. 7. Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.RE.,
(1991).Inventaris Tanaman Obat Indonesia
Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1, 84-
85.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013