Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd
ISLAM BENAR BENAR OPTIMISME MASA DEPAN AGAMA SOSIAL Farida, M.Si
AUTISME
( Diselingi PUISI REPUBLIK SAKIT)
Penerbit Idea Press Yogyakarta
-i-
Islam Benar-benar Agama Sosial
Bibliografi: hlm viii+146 ISBN:978-6028-689-427 I. Studi Islam
I. Judul
Cetakan Pertama: Juni 2011 Diterbitkan oleh: Idea Press Yogyakarta Alamat: Diro Jl Amarta, Pendowoharjo, Sewon Bantul, Yogyakarta, (0274) 6466541 Penulis: Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag,. M.Pd Kata Pengantar: Penulis Setting Layout: M. Rifai Desain Cover: Fathul Majid Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang All right reserved
Pengantar Penulis Republik Sakit Republik sakit Kemana mana sulit Ngurus apapun rumit Perut rakyat setiap hari melilit Melaporkan masalah butuh diut Jadi terlapor juga harus mengeluarkan duit Jadi PNS tidak mungkin tanpa duit Jadi dokter, jaksa, hakim, pejabat banyak duit Tapi banyak juga yang meminta duit Orang sakit di minta duit Yang memberi obat mintanya banyak duit Ke rumah sakit tanpa duit Pulang kerumah akan tetap sakit Agama di buat sulit Ibadah dikatakan rumit Pak haji, pak yai tidak sedikit Tetapi praktek korupsi juga makin asyik Berjuang tetapi dengan kekerasan Islam tetapi menebar kebencian Mencari ridlo Ilahi tetapi mati bunuh diri Memberantas kemaksiyatan tetapi merusak hotel dan restoran Islam mengajar kedamaian Rasulullah harus menjadi panutan Bermasyarakat dengan penuh toleran Islam benar benar agama Sosial ------------------000----------------iii
B
ismillah, Alhamdulillah atas limpahan rahmat taufiq dan hidayah Allah swt, penulis dapat menyelesaikan buku berjudul “Islam Benar Benar Agama Sosial” yang dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan pengetahuan khususnya dalam memahami Islam sebagai ideologi/keyakinan maupun Islam sebagai ilmu pengetahuan. Sholawat dan salam semoga tetap mencurah kepangkuan baginda Rasulullah saw, yang senantiasa diharapkan syafaatnya besok di hari kemudian. Buku “Islam Benar Benar Agama Sosial” merupakan uraian tentang bagaimana memahami Islam dari aspek sosial yang diharapkan nantinya akan memberikan kemampuan pembaca dalam melahirkan sikap dan perilaku yang santun, damai tidak anarkhis. Islam diturunkan kedunia ini memiliki misi utama “rahmat bagi seluruh alam”, artinya setiap manusia yang bertekad dan berkomitmen memeluk agama Islam harus memiliki sikap dan perilaku yang santun, damai serta jauh dari anarkhisme. Sikap anarkhis, kekerasan sangat dibenci dan tidak dikehendaki oleh Allah swt, yang nota benenya sebagai Pencipta agama Islam, meskipun semua agama juga mengajarkan hal sama dengan Islam secara substansial. Seiring dengan dinamika dan tuntutan perkembangan zaman, manusia senantiasa memiliki keinginan dan harapan tentang sistem kehidupan dengan harapan akan terwujud tatanan sistem kehidupan yang sejahtera. Hal ini menyebabkan adanya respons terhadap realitas kehidupan termasuk respon terhadap hakekat dan fungsi agama bagi kehidupan masyarakat. Islam sebagai agama akan menjadi obyek kajian utama bagi para pemeluknya, karena agama Islam memang akan dijadikan spirit dalam membangun tatanan sistem kehidupan berbanmgsa dan bernegara. Agama Islam jika dikaitkan terhadap dasar negara setidaknya ada dua diskursus yaitu Islam sebagai dasar negara (Khilafah) dan agama dilepas dari negara. Diskursus mengenai posisi Islam terhadap dasar negara menimbulkan pro dan kontra. Sebagian menyatakan bahwa jika menghendaki tegakkan keadilan, kesejahteraan secara merata maka Islam harus dihadirkan sebagai dasar negara. Sebagian lain menyatakan bahwa mengenai Islam iv
sebagai dasar negara merupakan sesuatu yang sudah final, karena Indonesia adalah negara pancasila dan itu sudah di sepakati oleh para pendiri bangsa. Kelompok yang menyakini Islam merupakan solusi untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan yang berimplikasi dengan penggunaan Islam sebagai dasar negara, maka akan menimbulkan berbagai gerakan dan pemikiran yang mengarah kepada terbentuknya sebuah negara Islam. Banyak konsep atau istilah yang jika dipahami secara sempit/tekstualis akan menimbulkan bergairahnya untuk melakukan perjuangan atau gerakan untuk mewujudkan negara Islam. Pada awalnya, proses pendirian negara Islam di mulai dari pemahaman terhadap Islam secara sempit/tekstualis terhadap istilah atau konsep yang ada dalam al-qur’an seperti Kata “Jihad”, “Perang”, “kafir”. Negara Islam akan terbentuk jika dalam suatu komunitas tersebut bersih dari orang orang kafir yang dipahami orang yang tidak beragama Islam atau orang yang dianggap merugikan Islam meskipun mereka beragama Islam. Proses pembersihan orangorang yang dianggap kafir itu dilakukan melalui perjuangan yang dikemas dengan kalimat “Jihad”. Kata jihad disini adalah upaya untuk menegakkan kebenaran Islam dengan cara-cara yang sesuai dengan seleranya. Pemahaman jihad seperti tersebut, lebih banyak dilakukan dengan kekerasan, bahkan ada yang menyakini dengan perbuatan perang. Jihad, kafir dan perang merupakan istilah yang dapat menimbulkan sikap dan perilaku yang anarkhis, atau kekerasan. Secara umum sebagian orang mengatakan teror meskipun didalam keyakinan para pelakuknya diyakini sebagai bentuk jihad dan memperjuangkan agama Islam. Pemahaman terhadap Islam yang tekstualis menyebabkan kesan negatif terhadap Islam dan mengalami paradoksal antara idealisme dengan kenyataan. Satu sisi Islam memiliki misi sebagai rahmat bagi semua alam, sementara disisi lain Islam diwujudkan dengan tampilan kekerasan yang menakutkan setiap orang meskipun mereka beragama Islam.
v
Buku Islam Benar-benar Agama Sosial, ini diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada para pembaca, yang diharapkan akan mampu melahirkan sikap dan perilaku yang santun, damai tanpa anarkhisme dimana meskipun semangat jihad tetap berkobar disetiap pemeluk agama Islam. Islam benar benar agama sosial menandakan bahwa islam benar benar menjalankan misi sebagai rahmat bagi semua alam. Agar para pembaca tidak cepat jenuh, buku ini di awali dengan puisi atau sajak yang memiliki relevansi dengan substan materi yang akan dibahas dalam setiap bab. Puisi ini jika diresapi menggambarkan adanya republik yang sedang sakit. Artinya republik atau bangsa ini sedang mengalami masa sakit dalam artian belum memiliki kesesuaian dengan apa yang diharapkan. Orang yang sedang sakit , sikap dan perbuatannya belum sesuai dengan harapan, orang yang sakit cara makannya tidak sesuai dengan harapan, orang yang sakit dalam berjalan juga belum sesuai dengana harapan. Orang yang sakit cara bicaranya juga belum sesuai dengan harapan. Puisi yang bernama republik sakit inilah menggambarkan bahwa masyarakat yang beragama, khususnya pemeluk agama islam belum banyak yang memiliki siskap dan perilaku yang sesuai dengan harapan. Semoga hadirnya buku ini berikut puisinya, akan menambah khazanah pengetahuan bagi umat Islam dan para pembaca yang budiman. Semoga buku ini meskipun sedikit atau kecil bermanfaat untuk penulis dan para pembaca yang budiman, selamat menikmati buku ini.
Kudus, Juni 2011 Penulis Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd
vi
DATAR ISI
Pengantar Penulis.............................................. iii Daftar Isi........................................................ vii Pendahuluan.................................................... 1 - 10 Satu: Memahami Agama...................................... 11 - 36 Dua: Agama dan Perdamaian................................ 37 - 57 Tiga: Jihad Humanis vs Anarkhis............................ 58 - 84 Empat: Haji Sosial............................................. 85 - 97 Lima: Anarkhisme Massa..................................... 98 - 108 Enam: Mengkritisi Perang dan Jihad....................... 109 - 122 Tujuh: .Pemahamn Agama Bagi Pelajar Pantura Bagian Timur Jawa Tengah................................... 123 - 144 Biodata Penulis................................................. 145 - 147
vii
ISLAM BENAR BENAR AGAMA SOSIAL Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd
viii
PENDAHULUAN
Puisi: Islam Agama Sosial Siapakah yang mendustakan agama? Ketika melihat anak yatim tidak merasa iba Ketika ada fakir miskin tidak memberikan sebagian hartanya Ketika sholat hanya kata kata Siapakah yang menghancurkan agama? Manusia yang senang riya Menyombongkan dirinya ketika kuasa Tidak pernah peduli dengan sesama Khotib dan mubalig senangnya menghitung pahala Menakut nakuti orang lain dengan panasnya neraka Dzikirnya meneteskana air mata Padahal agama tidak cukup hanya itu saja Tujuan hidup untuk ibadah kepada-Nya Semua perilaku harus benar niatnya Meskipun sepertinya amal dunia Jika bagus niatnya, mendatangkan pahalan berlimpah besok di akhirnya. Shahadat, sholat, zakat, puasa dan haji, Itu semua pesan ilahi Gorong royong, menjaga alam, tertib dalam urusan, menegakkan keadilan Bagian dari perintah Tuhan Jangan di abaikan, karena Islam benar benar agama sosial. -----------------00----------------1
Islam Benar-benar Agama Sosial
M Ciri ciri Islam sebagai agama sosial adalah (1) jihad dilakukan dengan cara cara yang santun dan damai (2) memahami teks agama secara kontekstual (3) zakat benar benar mampu meningkatkan perekonomian masyarakat (4) pejabat yang beragama Islam benar benar mampu mewujudkan tatanan pemerintahan yang jujur dan adil (5) dalam tatanan kehidupan saling mengharagai, menghormati meskipun berbeda agama, suku, ras dan golongan.
2
anusia memiliki berbagai potensi yang ada dalam dirinya, diantaranya potensi berfikir, bersikap, berbuat. Artinya setiap manusia pasti melakukan suatu perbuatan yang dilandasi oleh pola fikir dan sikap yang dipahami. Hasil perbuatan manusia itu dapat ditempuh berdasarkan logika berfikir manusia (rasional) tetapi juga ada juga yang berhasil dengan berdasarkan diluar rasio manusia (supra-rasional). Islam mengajarkan usaha (ikhtiyar) bagi manusia, apa yang dihasilkan dari ikhtiyar itu ada faktor lain yang ikut menentukan. Yaitu kemampuan manusia hanyalah ikhtiyar sedangkan hasilnya ditentukan faktior lain yang diluar kekuasaan manusia. Manusia yang ingin kaya dilakukan dengan cara bisnis/ usaha, apakah manusia itu berhasil menjadi kaya atau tidak ditentukan oleh faktor lain yang manusia sendiri tidak mengetahui atau memahami. Setiap orang yang sakit harus dilakukan ikhtiyar dengan cara berobat ke rumah sakit, tetapi apakah orang bisa sembuh total setelah berobat ke rumah sakit atau tidak sangat ditentukan oleh faktor lain yang tidak mampu di kuasai oleh manusia. Artinya akal/rasio manusia belum tentu mampu menjawab persoalan manusia meskipun langkah itu sesuai dengan rasio manusia. Urusan dunia saja belum tentu mampu dijawab atau diselesaikan dengan kekuatan akal rasio manusia, apalagi urusan kehidupan setelah dunia (akherat). Khusus pada saat manusia berada dalam posisi tertekan, memiliki banyak problem yang harus diselesaikan, maka
Islam Benar-benar Agama Sosial
manusia kadangkala berfikir, bersikap dan berperilaku yang cenderung meninggalkan akalnya, prinsip yang dimiliki yang penting urusannya dapat diselesaikan. Banyak langkah yang ditempuh dalam rangka menyelesaikan problem yang dialaminya. Mulai dari datang ke orang yang dianggap memiliki daya linuwih (kekuatan) sampai dengan mendatangi tempat tempat yang dianggap keramat, bahkan ada langkah yang “gila” misalnya mendatangi batu, atau pohon dijadikan tempat mengadu nasibnya. Dari sinilah dapat dibenarkan bila dalam zaman dahulu kala ada kepercayaan yang bernama animisme dan dinamisme dimana manusia memiliki kecenderungan memuja atau mengakui kekuatan gaib kepada ruh dan benda-benda. Fenomena semua itu, menunjukkan bahwa potensi manusia sangat terbatas, baik kekuatan fisik maupun psikisnya. Manusia tergolong mahluk yang lemah, meskipun dalam alqur’an dikatakan manusia itu diciptakan benar-benar dengan bentuk yang sangat bagus (ahsanu al taqwiim), tetapi suatu ketika manusia bisa saja terjerumus kedalam bentuk atau perbuatan yang sangat buruk (asfala safiliim), kecuali orang yang beriman (memiliki kualitas tauhid) dan orang yang beramal sholeh (kualitas muamalahnya) itulah orang yang memperoleh pertolongan. Artinya dalam diri manusia terdapat suatu pilihan alternatif, apakah manusia ingin tetap menjadi mahluk yang sangat terhormat ataukah ingin menjadi manusia yang tidak terhormat. Disinilah cara fikir, sikap dan perilaku dipertaruhkan. Posisi manusia yang terhimpit banyak persoalan, maka munculah keinginan untuk mencari kekuatan yang diluar kemampuannya. Kekuatan gaib menjadi pilihan alternatif yang tepat bagi manusia. Dalam Islam kekuatan ghaib merupakan suatu kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh, justru kepercayaan terhadap sesuatu yang ghaib itulah menjadi salah satu ciri orang yang bertaqwa. (QS. Al- baqarah: 1-5). Kreteria ghaib dalam alqur’an bukan dimaksudkan animisme seperti kepercayaan orang-orang zaman dahulu, melainkan ghaib adalah adanya kekuatan yang diluar manusia khususnya setelah manusia menjalani hidup di dunia. Seperti kepercayaan atau keyakinan adanya hari akhir (kiamat), adanya para malaikat, adanya 3
Islam Benar-benar Agama Sosial
Tuhan, dan adanya surga dan neraka yang dijadikan tempat atau imbalan bagi orang yang berbuat baik dan jahat selama hidup di dunia. Agama dalam artian kekuatan supra-rasional (diluar akal) menjadi sangat penting dan selalu dirindukan manusia pada saat manusia mengalami berbagai problem atau tantangan untuk menemukan penyelesaian hidupnya. Oleh sebab itu agama bagi manusia menjadi sarana untuk mewujudkan rasa aman, tenang dan tentram bagi kehidupan manusia. Setiap agama selalu mengajarkan adanya toleransi, saling menghormati dan saling menghormati sesama manusia dan juga antara manusia dengan alam atau lingkungan. Dilihat dari aspek tataran idealitas (normativitas agama), akan menjadi sarana untuk menciptakan manusia berbudaya, beradab dengan indikasi saling memahami perbedaan, saling menghormati perbedaan, suku, golongan dan ras. Dengan demikian, suasana kehidupan manusia di dunia bagi masyarakat yang beragama akan menjadi nyaman untuk siapa saja. Agama menyangkut keyakinan yang harus di laksanakan dalam kehidupan. Masing masing pemeluk agama dalam menjalankan kehidupan selalu didasarkan atas keyakinan yang dimiliki. Keyakinan itu didasarkan kepada segala hal yang menyangkur kekuatan di luar akal manusia. Dalam Islam dikenal adanya konsep “Iman”, “ taqwa”, “ kafir”, “Musyrik”. Terminologi ini memiliki potensi melahirkan perbedaan cara pandang yang menyebabkan munculnya berbagai perilaku yang menyimpang. Manusia memiliki kecenderungan menghakimi (menjustifikasi) kualitas /kreteria iman, taqwa, kekafiran orang lain menurut cara pandang subyektifnya masingmasing. Terminologi/konsepsi Iman, Kafir, Taqwa, Musyrik sebenarnya konsepsi Sang Kuasa (Tuhan) untuk mengetahui kualitas sikap kepribadian umatnya. Sehingga sesama manusia tidak bisa dan tidak boleh menghakimi tentang kualitas keimnan, ketaqwaaan, kemusyrikan dan kekafirian seseorang. Sikap dan perbuatan yang diharapkan untuk memperkuat iman, taqwa semata –mata diperuntukkan hanya untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Impliaksi 4
Islam Benar-benar Agama Sosial
dari “kesewenang wenangan” manusia dalam memahami persoalan di luar dirinya maka akan menyebabkan munculnya potensi perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang di ajarkan agama. Perbedaan pendapat (ikhtilaful ummati rahmatun) perbedaan diantara komunitas manusia (umat) akan memjadi sarana melahirkan kebaikan dan kebahagiaan. Terminologi tersebut sangat familier di telinga setiap manusia, tetapi kenapa perbedaan pendapat itu lebih banyak melahirkan kemadhorotan dibanding kemanfaatan. Imam Muhammad Abu Zahrah (1996) menjelaskan bahwa perbedaan dikalangan umat khususnya umat Islam disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1. Obyek kajian yang masih gelap. Islam adalah agama yang universal yang memiliki berbagai aspek didalamnya. Manusia harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap aspek aspek yang ada di dalam agama. Secara fitrah manusia memiliki keterbatasan dalam akal pikiran dan keyakinan. Tetapi kadangkala manusia kurang menyadari akan keterbatasan tersebut, yang akhirnya melahirkan klaim kebenaran (truth claim) di antara manusia. Konsepsi kafir, muslim dan amar ma’ruf nahi mungkar misalnya tidak semudah dan sesederhana dengan apa yang tersurat dalam kitab, melainkan perlu pemahman secara kontekstual dari para pemeluk agama. Manakala manusia mampu mengelola perbedaan akan melahirkan sesuatu yang baik, misalnya melahirkan aliran dan berfikir dan berkeyakinan, tetapi jika perbedaan itu tidak mampu di kelola secara optimal justru hanya akan melahirkan permusuhan diantara sesama umat beragama maupun antar umat beragama. 2. Perbedaan keinginan. Masing masing manusia memiliki keinginan dan tujuan yang berbeda beda. Jika perbedaan keinginan itu bersifat privat (urusan pribadi) tidak menjadi persoalan bagi manusia, tetapi jika keinginan atau tujuan bersifat sosial atau menyangkut dengan orang lain maka akan mudah menimbulkan persoalan/konflik diantara manusia. Misalnya keinginan /tujuan sekelompok orang tertentu ingin memiliki Negara Islam di dalam komunitas yang sudah mapan dan jelas dasar hukum dan sistemnya pasti akan sangat mudah melahirkan 5
Islam Benar-benar Agama Sosial
konflik diantara sesama manusia yang seagama maupun antar umat beragama. 3. Perbedaan tolak ukur.Tolak ukur adalah standar yang digunakan manusia dalam mehamai dan menyelesaikan suatu perbuatan/ perilaku. Masing masing kelompok jika memiliki perbedaan disiplin ilmu sudah barang pasti memiliki tolak ukur yang berbeda. Para pendidik dalam menyelesaikan permasalahan terhadap persoalan peserta didiknya pasti tolak ukurnya berbeda dengan aparat penegak hukum.Tolak ukur seorang dokter dalam memberikan terapi atau solusi terhadap orang yang sakit pasti berbeda dnegan ahli agama (kiai). Perbedaan tolak ukur proses dan keberhasilan ini perlu dipahami dan disadari masing-masing pihak, jika tidak ada kesepahaman dari sekelompok orang maka akan mudah menimbulkan konflik berkepanjangan. 4. Cinta kekuasaan. Kekuasaan selalu identik dengan politik, karena politik memiliki substansi upaya untuk menguasai orang lain baik dalam konteks skala kecil maupun skala yang lebih besar. Kekuasaan sangat dekat dengan kepentingan dan kepentingan sangat dekat dengan gesekan/konflik. Konflik di berbagai belahan dunia lebih banyak (bahkan semuanya) disebabkan dari persoalan rebutan kekuasaan. Seorang sahabat Rasul yang dikenal sangat berkualitas keimanannya, kesabarannya, keihlasannya seperti Sayyidina Utsman dan Ali bin Abi Tholib terbunuh hanya gara-gara persoalan rebutan kekuasaan atau persoalan politik. Banyak tokoh yang dibunuh, terbunuh. Dihukum gantung/mati dengan alasan yang tidak jelas, juga disebabkan akibat adanya persoalan rebutan kekuasan/politik. Konflik berkepanjangan tidak dapat ditemukan solusinya juga disebabkan oleh urusan rebutan kekuasaan/politik. Fitnah merajarela juga disebabkan oleh adanya keinginan sekolompok orang yang ingin memperoleh kekuasaan. Cinta kekuasaan/ politik sangat kejam, meskipun terminolog politik tidak selalu buruk. Dalam tataran idealitas politik adalah sesuatu yang indah, tetapi idealitas tersebut belum adaa yang mampu mempraktekkan secara indah dan nyaman. Perbedaan cara pandang terhadap paradigma substansi ilmu pengetahuan juga memiliki andil sangat besar melahirkan 6
Islam Benar-benar Agama Sosial
sebuah konflik bagi manusia hidup di dunia. Persoalan atau realitas kehidupan manusia merupakan realitas sistemik yang harus didekati dengan solusi multidisipliner yaitu menggunakan cara pandang berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Diantara cara pandang disiplin ilmu pengetahuan tersebut memiliki paradigma yang bertolak belakang, jika tidak disikapi secara bijaksana maka akan mudah menimbulkan konflik dalam kehidupan manusia. Karakteristik ilmu agama dengan ilmu sosiologi misalnya memiliki karakteristik yang bertolak belakang, dimana ilmu agama lebih cenderung menentukan status hukum (boleh / tidak. Halal/ haram/ diperintahkan dilarang), sementara karakteristik ilmu sosiologi cenderung mengidentifikasi munculnya sebab tanpa harus melihat status hukum dari perbuatan tersebut. Nurani Soyomukti (2010) menjaskan bahwa karakteristik ilmu sosiologi antara lain: 1. Empiris yaitu didasarkaan atas observasi terhadap kenyataan dan hasil observasi tersebut didasarkan pertimbangan akal sehat (rasio). 2. Teoritis yaitu berusaha menyusun abstrak hasil observasi. 3. Komulatif yaitu dibentuk dari teori teori yang sudah ada, namun selalu dikembangkan/dinamis. 4. Non etis yaitu tidak mempersoalkan baik buruknya, melainkan menjelaskan fakta secara analitis. Realitas sosial tentang prostitusi, palacuran, Wanita Tuna Susila (WTS) jika didekati memalui ilmu agama maka yang mumcul adalah justifikasi haram/terlarang, selanjutnya jika tidak dipamai secara bijaksana akan mudah melahirkan konflik. Tetapi jika di dekati melalui paradigm ilmu sosiologi maka yang muncul adalah penjelasakn atau analisis tentang mengapa realitas itu muncul, mengapa manusia melakukan perbuatan tersebut, faktor apa saja yang melatarbelakangi lahirnya perbuatan yang menurut ilmu agama adalah di larang. Masyarakat yang tidak memahami karakteristik ilmu agama dan ilmu sosiologi secara utuh dan komprehensif akan akan muncul sikap saling menyalahkan yang akhirnya mudah melahirkan konflik diantara manusia dalam menjalani kehidupan. 7
Islam Benar-benar Agama Sosial
Buku Islam Benar-benar Agama Sosial yang hadir ditangan pembaca ini, akan memberikan gambaran bahwa agama bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi agama benar-benar melahirkan tatanan kehidupan yang aman, nyaman, santun dan damai. Munculnya agama sebagai sarana membentuk kedamaian, kenyamana dan kesantunan perlu dimulai dari cara pandang terhadap norma agama dan istilah istilah yang ada dalam agama. Produk perilaku manusia terhadap agama diawali dari cara fikir terhadap teks atau isi yang ada di dalam ajaran agama.Teks agama memiliki makna yang berbeda beda sesuai dengaan situasi social budaya dimana ayat itu turun. Oleh sebab itu dikenal dengan istilah asbabun nuzul (sebab sebab turunya ayat). Konsekuensinya umat Islam harus memahami tentang asbabun nuzul sebelum memaknai ayat dalam agama. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kualitas fikir dan perilaku agama yang damai dan santun dalam kehidupan bermasyarakat. Apa yang tertulis dalam kitab harus dimaknai sesuai dengan perkembangan, tuntutan dan problematika kehidupan masyarakat. Ketika ditemukan konsep atau kalimat perang atau perintah perang dalam alqur’an, apakah perintah itu bersifat mengikat dan harus dilaksanakan tanpa melihat aspek social budaya atau tetap memegang atau memperhatikan aspek aspek sosial budayanya. Jihad apakah dipahami secara “membabi buta” atau dipahami secara arif dan bijaksana, juga sangat tergantung dari pemahaman konteks sosial budayanya. Dengan kata lain, kearifan dan kesantunan manusia dalam beragama mutlaq perlu diawali dari cara fikir dan pemahaman yang dimiliki. Berfrikir kontekstual merupakan langkah pertama dan utama untuk mewujudkan agama yang santun, damai sehingga agama benar-benar menjadi pelindung, penyejuk serta keharmonisan manusia dalam kehidupan masyarakatnya. Buku yang berjudul “ Islam benar benar Agama Sosial” berisi tentang deskripsi atau pendapat penulis yang memberikan gambaran bahwa agama tidak hanya mementingkan urusan akherat saja, tetapi juga melihat pentingnya urusan dunia menjadi bagian tidak terpisahkan dari agama. Agama tidak cukup dilaksanakan melalui perilaku ritual seremonial saja, agama perlu dilaksanakan 8
Islam Benar-benar Agama Sosial
dengan cara cara yang lebih berimplikasi kepada ketenangan kehidupan manusia. Teks atau konsep yang ada di dalam ajaran agama perlu dipahami menggunakan logika manusia dengan tetap memperhatikan kontekstualitas ajaran agama. Konsekuensinya, manusia harus memahanmi benar tentang makna atau definisi tentang agama, ayat-ayat perintah jihad, perintah perang perlu di maknai secara sempurna dengan tetap memperhatikan sebab-sebab turunya ayat. Artinya agama tidak hanya simbol bagi manusia hidup di dunia, tetapi agama benar benar membrikan rasa aman dan nyaman bagi manusia baik di dunia maupun kehidupan pasca dunia (Akherat). Agama benar-benar mengajarkan kedamaian bukan mengajarkan peperangan/kejahatan. Jihad tidak perlu dengan senjata, tetapi dengan cara cara yang lebih manusiawi sehingga orang lain tidak memiliki kekhawatiran terhadap agamanya sendiri. Masih banyak umat Islam yang merasa khawatir atau takut dengan agamanya sendiri, karena memang para tokoh agama belum memberikan wacana dan contoh perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Siapapun yang membaca dengan seksama buku ini, akan memiliki pemahaman atau cara pandang terhadap agama secara kaffah (menyeluruh) sehingga agama tidak hanya di dalam masjid, musholla melainkan agama selalu hadir di tengah tengah kehidupan manusia, kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apapun juga.
9
Islam Benar-benar Agama Sosial
Referensi: 1. Departemen Agama (1996) Al Qur’an dan Terjemahnya, CV Toha Putra, Semarang, Jawa Tengah. 2. Imam Muhammad Abu Zahrah ( 1996), Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, Logos, Jakarta. 3. Nurani Soyomukti (2010), Pengantar Sosiologi, Ar-Ruzz Media, Malang Jawa Timur.
10
SATU MEMAHAMI AGAMA Puisi : Agama Yang Berbeda Agama itu indah Tapi ada yang menganggap susah Agama itu menyenangkan Tapi ada yang mengatakan menakutkan Agama itu perintah Tuhan Tapi sebagian ada yang menyepelekan Jika hanya di masjid, agama jadi picik Jika hanya seremonial, agama jadi ritual Jika hanya tekstual, agama sering disalahgunakan Jika hanya keyakinan, agama sering klaim kebenaran Agama ada dimana-mana Di Musholla, Istana raja sampai di penjara Agama mengikat kepada siapa saja Mulai rakyat jelata sampai pejabat negara Surga hanya menerima hati mulia Surga tempatnya orang yang taat beragama Surga menolak angkaramurka Surga bukan tempatnya para mafia Meskipun menangis saat berdoa Meskipun Bersurban saat pergi kemana-mana Jika masih menghina, mengganggu, mempersulit sesama Surga tetap menolak kehadiran anda Dakwah agama tidak bisa dengan senjata Tidak bisa dilakukan dengan membabi buta
11
Islam Benar-benar Agama Sosial
Dakwah agama harus dengan bijaksana Itulah yang dinamakan toleransi beragama ---------------00----------------
A
gama merupakan sesuatu yang bersifat abstrak bagi manusia, kadangkala agama dianggap penting bagi manusia tetapi kadang kala agama dianggap tidak penting/tidak perlu. Mayoritas ketika manusia memiliki problem yang sulit diselesaikan secara rasio, manusia merasa sangat perlu dengan agama. Ketika manusia dalam situasi/keadaan yang normal tidak ada problem yang serius, manusia memiliki kecenderungan merasa tidak memerlukan agama. Jalaludin Rahmat dalam Mukhsin Jamil (2008) menjelaskan bahwa agama merupakan kenyataan terdekat sekaligus mesterius yang sangat jauh. Artinya agama kadangkala terasa dekat dan selalu hadir dalam kehidupan manusia seperti di kantor, di rumah, di pasar dan dimana saja, sehingga perilaku manusia terlihat santun, damai, nyaman dan saling mengharagai dan menghormati. Tetapi kadang kala agama tampil sangat mestirius dna sangat jauh karena agama kadang tampil dengan wajah yang berlawanan dengan semangat yang ada di dalam agama, manusia sering dihadapkan dengan fenomena yang menakutkan, banyak kekerasan yang tanpa ada belas kasihan, pembunuhan dan perang. Anehnya kekerasan itu dibungkus dengan agtas nama agama. Berbicara agama adalah bicara keyakinan, persoalan keyakinan menyangkut wilayah psikologi dan subyektif masing masing pemeluknya. Oleh sebab itu agama memiliki makna yang sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan kesulitan mendefinisikan agama yang mencakup secara keseluruhan atau mencakup keseluruhan dari segi-segi agama. Kebanyakan definisi mengenai agama hanya menangkap satu segi agama saja, misalnya definisi agama dari perspektif Islam, Kristen, hindu, Budha dll. Pengertian tentang agama yang agak lengkap mungkin seperti yang diungkapkan oleh Sukardji (1993) dalam buku berjudul “Agama-Agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya”. Didalam buku 12
Islam Benar-benar Agama Sosial
terseebut dijelaskan bahwa agama adalah “Suatu proses atau tata aturan Tuhan yang berfungsi untuk, mendorong, mengatur, memberi arah, bimbingan, serta arah sikap dan perilaku manusia yang berakal dengan maksud mengembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya sehingga ada keseimbangan antara lahiriah-batiniah, duniawi-ukhrowi dalam usahanya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan bekal/persiapan kebahagiaan hidup dimasa yang akan datang (akherat)”. Agama dalam pandangan manusia hidup didunia memiliki banyak versi, sebagian menyatakan bahwa agama merupakan sesuatu keniscayaan bagi Agama tidak hanya manusia. Agama mampu mengendalikan mengajarkan urusan sikap dan perilaku manusia, dengan agama akherat, tetapi manusia jalannya akan menjadi lurus. Tanpa juga mengajarkan agama manusia akan menderita di dunia dan urusan duniawai. Umat Islam perlu ada kehidupan pasca di dunia (baca: akherat). keseimbangan antara Hal ini sesuai dengan pengertian agama urusan dunia dan menurut bahasa yang terdiri dari kata A= akherat. Orang yang tidak, gama = rusak, dengan demikian, beragama Islam tidak cukup menjalankan agama berarti menjadikan manusia tidak syariat secara formal rusak. Agama pada hakekatnya merupakan ritual, tetapi yang suatu keyakinan terhadap adanya Tuhan lebih penting adalah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan melaksanakan nilai nilai ajaran ibadah manusia, oleh sebab itu setiap manusia kedalam kehidupan perlu dipahami secara seksama, detal dan sosialnya. utuh mengenai apa sebenarnya agama itu, dan bagaimana seharusnya sikap dan perilaku manusia yang beragama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) dijelaskan bahwa “agama” adalah “ajaran, atau sistem yang mengatur sistem atau 13
Islam Benar-benar Agama Sosial
tata keimanan (kepercayaan) bagi manusia dan perihal peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata aturan yang menyangkut kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antara sesama manusia serta lingkungannya”. Mohammad Daud Ali (1998), menjelaskan bahwa secara umum agama di klasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu (a) agama wahyu (revealed religion) dan disebut juga sebagai agama langit (b) agama budaya (cultural religion) dan biasa disebut agama bumi atau agama alam. Kedua kelompok agama tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dilihat dari hal hal sebagai berikut: 1. Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya, sedangkan agama bumi kelahirannya tidak dapat dipastikan, karena kelahirannya merupakan proses perkembangan pemikiran manusia dalam merespon dinamika kebutuhan atau problematikanya. 2. Agama wahyu disampaikan oleh utusan (baca: Rasul) kepada manusia, sedangkan agama budaya tidak disampaikan oleh utusan (rasul), yang menyampaikan agama biasanya seorang filsuf (ahli ilmu) atau tokoh yang dianggap memiliki kerohanian yang tinggi. 3. Agama wahyu memiliki kitab suci yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan tata etika kehidupan manusia, sedangkan aagama bumi tidak memiliki kitab suci. 4. Agama wahyu memiliki kebenaran yang mutlaq, karena berasal dari Yang Maha Kuasa, sedangkan agama bumi kebenarannya relatif. 5. Agama wahyu memiliki system atau tata hubungan antara manusia dnegans ang pencipta (Allah swt) yang ditentukan oleh Allah sendiri, sedangkan agama bumi tata hubungannya diatur melalui keyakinan atau kepercayaan yang berubah ubah sesuai dengan tuntutan zaman. 6. Agama wahyu memiliki ajaran yang bersifat mutlaq dalam artian berlaku kepada seluruh manusia, sedangkan agama bumi ajarannya bersifat lokal dalam artian belum tentu sesuai dengan seluruh manusia yang ada di muka bumi, atau kebenarannya bersifat 14
Islam Benar-benar Agama Sosial
lokal daerah tertentu saja. 7. Agama wahyu memiliki sistem nilai yang ditentukan oleh Allah dan sesuai dengan hakekat dan martabat manusia, sedangkan agama bumi memiliki sistem nilai yang ditentukasn oleh manusia sendiri berdasarkan cita-cita pengalaman dan penghayatan masyarakat. 8. Agama wahyu memiliki pedoman, petunjuk dan tuntutan yang dibuat langsung oleh Allah untuk mewujudkan kualitas manusia yang sempurna (insan kamil), sedangkan agama budaya memiliki pedoman, petunjuk yang dibuat oleh manusia berdasarkan pengalaman dan penghayatan pribadinya. Bagi orang yang tidak menyakini adanya agama (baca: atheis) agama Islam tidak hanya dipandang sebuah racun atau candu yang di dalam masjid, mengganggu kebebasan manusia dalam tidak cukup hanya berbentuk pengaian, menjalani kehidupan di dunia. Dengan atau jam’iyyah. Islam agama, manusia tidak bisa melaksanakan harus tampil di semua kegiatan sesuai dengan seleranya sendiri, urusan kehidupan oleh sebab itu agama tidak diperlukan manusia. Islam harus hadir dipasar, di manusia. Hal ini didasarkan asumsi bahwa kantor, di hutan, di manusia hanya hidup satu kali yaitu hidup lapangan permainan, didunia saja, setelah mati maka selesailah di gedung DPR, di proses kehidupan manusia. istana presiden dan di kantor kantor pejabat Istilah agama jika dipandang tingi Negara. dari aspek bahasa memiliki beberapa persamaan, antara lain Ad din (Bahasa Arab dan Semit), Religion (Inggris), .La religion (Perancis), De religie (Belanda), dan Die religion (Jerman). Semua arti atau definisi memiliki makna yang sama yaitu mengarah kepada kedamaian, kebaikan. Seluruh agama mengajarkan kedamaian, kerukunan, kemakmuran, kesejahteraan. Semua agama 15
Islam Benar-benar Agama Sosial
juga menyakini adanya kekuatan di luar kekuatan akal atau rasio manusia. Akibatnya seluruh umat yang beragama selalu memiliki keyakinan supra rasional. Apa yang dikerjakan oleh umat beragama masih terikat oleh kekuatan besar yang ada di luar kekuatan akal manusia. Konsekuensinya manusia tidak pantas memiliki keyakinan dan pemahaman bahwa manusia itu segala galanya, kekuatan manusia terbatas, kepandaian maanusia juga tidak sebanding dengan kekuatan sang pencipta. Menurut bahasa sangsekerta, agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang memiliki kedekatan hubungan dengan agama Hindu dan Budha yang berarti ‘’tidak pergi’’tetap di tempat, diwarisi turun temurun’’. Agama yang dipersamakan dengan “dien” memiliki arti menguasai, menundukkan, kepatuhan, balasan atau kebiasaan. Maaliki yaumiddiin, yang menguasai hari pembalasan. Maalik (yang menguasai), dengan memanjangkan “miim” memiliki arti pemilik, tetapi jika dibaca dengan memendekkan miim (malik) maka berarti raja. Yaumiddin (hari pembalasan), dimana pada hari itu masing-masing menusia menerima pembalasan amalnnya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga dengan istilah yaumul qiyamah, yaumulhisab dan yaumul jaza’. (baca catatan /penjelasan dalam qur’an dan terjemahnya). Agama yang dipersamakan dengan kata “Dien” memiliki makna undang-undang yang berlaku saat zaman nabi Yusuf. Hal ini dapat dilihat dari kata fii adiin al maliki illa an yasyaa’ allah, tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja. (QS. Yusuf ayat 76). Artinya agama juga dapat diartikan suatu aturan atau perundang-undangan yang mengikat kepada pemeluk agamanya masing masing. Konsekuensinya setiap orang yang memeluk suatu agama khususnya agama Islam harus mau tunduk atau menjalankan peraturan yang berlaku dan sanggup diikat oleh aturan tersebut. Hal ini sesuai dengan makna agama yang berarti tidak rusak atau tidak hancur. Agama jika dimaknai menurut istilah adalah undangundang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam. Maka orang 16
Islam Benar-benar Agama Sosial
yang beragama adalah orang yang teratur, orang yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dari segala aspek kehidupannya. Pengertian ini sejalan dengan pemahaman manusia yang percaya adanya agama, tetapi pengertian ini menjadi tidak berarti bagi manusia yang tidak mengakui adanya kehidupan setelah di dunia (akherat), yaitu kelompok orang atheis. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa agama memiliki lima unsur yang terdiri dari (a) Adanya keyakinan pada yang gaib (b) Adanya kitab suci sebagai pedoman (c) Adanya Rasul pembawanya (d) Adanya ajaran yang bisa dipatuhi (e) Adanya upacara ibadah yang standar. Keyakinan yang ghaib adalah adanya keyakinan akan adanya sesuatu yang tidak dapat dilihat secara inderawi lahir tetapi yang mengarah kepada keagungan allah swt, keyakinan ghaib bukan berarti percaya dengan pohon besar, batu yang diayakini mampu menolong manusia. Jika akeyakinan ghaib diarahkan seperti itu maka dapat dikategorikan musyrik (mensekutukan Allah swt), perbuatan seperti itu sangat dilarang oleh agama. Percaya yang ghaib adalah adanya kepercayaan akan adanya hari kiamat, adanya surga, neraka dan malaikat. Kitab suci yang dimaksud dalam Islam adalah al-qur’an, sebagai orang Islam harus mempercayai dan meyakini kitab suci alqur’an sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan semua umat manusia. Sesuatu dapat dikatakan agama jika memiliki kitab yang menjadi panutan atau landasan untuk menjalani kehidupan para pemeluknya. Rasul adalah utusan dari Tuhan yang bertugas membina, mengatur dan sebagai penutan bagi pemneluk agama. Islam mengakui Muhammad sebagai rasulu Allah, dan agama lainnya juga memiliki rasulnya sendiri sendiri. Jika ada aliran yang meyakini orang lain sebagai rasul yang tidak sesuai dengan apa ayang ada dalam ajaran kitabnya maka dapat dikatakan aliran sesat atau menodai agama. Ajaran yang dipatuhi dalam agama adalah ajaran yang sesuai dengan apa yang diatur dalam kitab dan tidak bertentangan dengan norma kehidupan manusia, karena tidak ada ajaran agama yang 17
Islam Benar-benar Agama Sosial
bertentangan dengan tatanan hidup manusia di dunia, dalam artian ajaran agama tidak mungkin mengajarkan kepada sesuatu yang sesat atau menyimpang. Upacara ibadah adalah setiap agaam pasti memiliki tatanan ritual yang harus dijalani sesuai dengan aturan yang ada. Umat Islam harus melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam, menjalankan ibadah puasa ramadhan, menunaikan zakat dan melaksanakan ibadah haji bagi yang memiliki kemampuan. Pembangunan bidang agama setidaknya menyangkut dua hal, pertama pembangunan agama secara kuantitatif yaitu proses untuk mengembangkan atau mensyiarkan agama dengan cara memperbanyak atau menambah frekuensi jumlah keagamaan baik yang meyangkut jumlah orang yang menjalankan ibadah maupun sarana peribadatan. Konsekuensinya, Kemenag harus mampu menjadi pioner dalam kegiatan seremonial keagamaan dan sebagai pelopor untuk mendirikan atau membangun sarana peribadatan yang semakin lengkap. Kedua, pembangunan bidang agama secara kualitatif, yaitu proses membangun kesadaran umat beragama dalam upaya untuk menjadikan ajaran agama sebagai spirit dalam kehidupan. Artinya bagaimana kemenag mampu menjadikan dirinya sebagai lembaga yang mampu melahirkan berbagai teori atau konsep agar umat beragama mampu menjadikan agama sebagai sistem kehidupan. Agama tidak cukup hanya dijalankan secara ritual atau seremonial tetapi juga harus dijadikan sumber segala sumber kehidupan umatnya. Buku Materi Diklat “Agama dan Pembangunan” (1999) dijelaskan bahwa Pembangunan agama secara kualitatif dimulai dari pemahaman secara utuh tentang fungsi agama dalam kehidupan manusia, antara lain: Pertama, agama sebagai fungsi motivator. Agama memiliki ajaran atau pesan yang sangat positif bagi kehidupan manusia. Tidak ada agama yang membolehkan umatnya berbuat negatif atau jahat, semua agama mengajarkan agar umatnya selalu memiliki niatan dan tujuan yang positif dalam menjalani kehidupan. Logikanya, setiap orang yang beragama pasti selalu memiliki niatan positif dalam menjalani tugas dan perannya dalam kehidupan. 18
Islam Benar-benar Agama Sosial
Kedua, agama memiliki fungsi integratif, yaitu agama juga mengajarkan adanya keseimbangan dalam menjali kehidupan. Antar kepentingan dunia dan akherat harus dipahami secara seimbang dan proporsional. Manusia tidak diperbolehkan hanya mementingkan urusan dunia yang melupakan akherat, manusia juga tidak etis hanya mementingkan urusan akherat yang melupakan urusan dunia. Kehidupan dunia dan akherat memiliki hubungan kausalitas positif, artinya keberhasilan manusia di akherat kelak juga ditentukan oleh keberhasilan hidup ketika didunia, sebaliknya kehidupan yang baik dan sukses selama didunia akan berpengaruh positif bagi kehidupan akherat. Oleh sebab itu tidak tepat sebagai manusia beragama mementingkan dunia melupakan akherat dan begitu juga sebaliknya. Ketiga, agama memiliki fungsi kreatif. Ajaran agama memerintahkan kepada umatnya agar memiliki kreativitas dan kemandirian dalam berkarya. Konsekuensinya setiap orang yang beragama pasti selalu berusaha agar perilaku atau karyanya selalu berkembang semakin baik dari watu kewaktu. Sebagai orang yang beragama tidak sepantasnya bergantung dengan orang lain, harus memiliki kemandirian dalam berfikir, bersikap dan berperilaku. Dengan kreativitas dan kemandirian ini, manusia akan menemukan jatidirinya yang sebenarnya. Keempat, agama memiliki fungsi sublimatif, setiap ajaran agama bisa menjadi penghambat atau reem terhadap perilaku manusia yang tidak baik. Dengan menyakini dan menyadari agama secara optimal, umat yang beragama tidak mudah terjerumus kedalam perilaku yang menyimpang. Dengan menyakini agama secara optimal, manusia tidak akan serakah, akan selalu mensyukuri nikmatnya sesuai apa yang diterima. Karena jika manusia selalu tidak puas, dan serakah akan melahirkan perasaan ambisi, selalu curiga dengan orang lain dan tidak segan-segan menyalahi aturan yang ada dalam agama. Sebagian kalangan menjelaskan bahwa secara umum ada dua pendapat mengenai asal-usul kata “agama”, yaitu, berasal dari bahasa Indo-German dan bahasa Sansekerta. Menurut bahasa Indo-German agama terdiri dari kata “gam”, yang identik dengan “go” dalam bahasa Inggris yang memiliki 19
Islam Benar-benar Agama Sosial
makna “jalan, cara berjalan, cara-cara sampai pada keridhaan yang Kuasa/Tuhan”. Menurut bahasa Sansekerta “agama” tersusun dari kata “a” yang berarti “tidak” dan “gam” yang berarti “jalan”. Dalam bentuk harfiah, “agama” berarti “tetap di tempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi” . Ada pula pendapat bahwa “agama” berasal dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” yang berarti “kacau”. Inti dari agama adalah orang-orang yang memeluk suatu agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya, hidupnya tidak akan kacau atau sesat, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia maupun keehidupan setelah dunia (akherat). Dalam konteks ini, agama merupakan sarana untuk mengatur, mengarahkan dan membina kekuatan, sikap dna perilaku manusia. Dengan agama manusia hidupnya lurus dan tidak tercela, dengan agama arah kehidupan menjadi tenang, nyaman, bahagia dan sejahtera. Secara umum agama dibedakan menjadi dua macam, yaitu agama wahyu yaitu agama yang diterima manusia langsung dari Allah swt (sang pencipta) dengan melalui /perantara malaikat Jibril dan disebarkan melalui Rasul (utusan ) Allah swt. Agama yang bukan wahyu adalah agama yang bersumber dari manusia biasa yang dianggap memiliki kelebihan atau kemampuan yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Secara detail perbedaan antara agama wahyu dengan agama yang tidak wahyu dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut: Agama wahyu
Agama tidak wahyu
a. Bersumber utama dari konsep/forman Tuhan (sang pencipta) b. Memerintahkan keyakinan terhadap adanya nabi (Rasul)
a. Bersumber utama tentang arah/ kecenderungan pemikiran manusia biasa. b. Tidak memerintahkan keyakinan adanya nabi (Rasul), kadangkala ada yang diarahkan meyakini kepada yang membuat ajaran sebagai nabi. c. Kitab suci sifatnya alternatif (bisa diyakini atau tidak)
c. Meyakini adanya kitab suci yang dijadikan sumber utama sebagai tuntunan dalam kehidupan umatnya. d. Memiliki istilah lain sebagai agama samawi
20
d. Memiliki istilah agama ardl
Islam Benar-benar Agama Sosial
e. Memiliki ajaran yang lengkap dan komprehensif meliputi aspek ritual, sosial, material. f. Lahir di wilayah timur tengah
e. Ajarannya tidak lengkap seperti agama wahyu, biasanya hanya menitik beratkan pada satu aspek saja, mislanya aspek ekonomi (material) (confusianisme) atau hanya aspek ritual saja, (Taoisme). f. Lahir diluar wilayah timur tengah
Tujuan Hidup Manusia Puisi: Tujuan Hidup Hidup itu tujuan Tujuan menanti masa depan Masa depan adalah cita cita Cita cita mencari bekal setelah hidup di dunia Hidup adalah ibadah Yang diharapkan ridlo dan hidayah Ridlo dan hidayah Allah tidak mudah Setiap manusia harus pasrah Pasrah bukan berarti menyerah Berusaha optimal meskipun susah payah Kenikmatan akherat memang tidak mudah Jangan lupa mohon syafaatnya Rasulillah Ibadah tidak hanya ritual Ibadah juga membina mental Umat Islam harus memperhatikan aspek sosial Itu namanya ibadah secara total ----------------00----------------Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai. Tujuan hidup manusia berarti segala sesuatu yang harus di capai atau diraih oleh setiap manusia. Tujuan itu berkaitan dengan harapan, cita cita dan keinginan, oleh sebab itu tujuan berkaitan dengan apa yang diharaplan manusia, apa yang di inginkan manusia dan apa yang telah dicita citakan manusia. 21
Islam Benar-benar Agama Sosial
Dalam konsep Islam, tujuan manusia hidup adalah beribadah. Hal ini sesuai dengan konsepsi al qur’an yang berbunyi “wamaa kholaqtu aljinna wa al insa illa liya’buduun”. Dan tidaklah kami menciptakan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah. Kata Ibadah secara umum diartikan adanya keseriusan untuk menyerahkan atau memasrahkan seluruh kepribadiannya kepada Sang pencipta (Allah swt). Konsekuensinya setiap manusia selama hidup di dunia harus selalu menyerahkan secara total segala urusannya kepada Sang pencipta (Allah swt). Berkaitan dengan ibadah yang menjadi tujuan hidup manusia di dunia, maka ibadah diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 1. Ibadah pokok yaitu suatu tatacara beribadah yang sudah diatur ketentuannya secara rinci atau detail oleh Allah swt. Islam tidak cukup Ibadah ini menyangkut hubungan antara hanya dipahami manusia dengan Allah (hablum minallah) sebagai keyakinan atau maupun hubungannnya aantara manusia ideologi, islam adalah ilmu pengetahuan yang dengan manusia (hablum min al nas). mampu berkembang Ibadah pokok ini misalnya sholat, haji, dan menjawab segala puasa, zakat. dinamika kehidupan masyarakat. Islam harus 2. Ibadah tidak pokok (cabang) yaitu suatu bentuk kegiatan yang secara empiric mampu memberikan solusi problem kelihatan ibadah sosial tetapi jika di masyarakat yang landasi dengan niat yang tulus, ihlas dan didlakukan dengan tepat maka akan melahirkan pahala yang metode atau cara yang berlipat ganda. Ibadah cabang ini dapat arif dan bijaksana. dilihat dari kegiatan manusia sehari hari misalnya melaksanakan tugas di kantor, kerja bakti, menjaga keamanan, kerjasama membantu kesusahan orang lain dll. 22
Islam Benar-benar Agama Sosial
Seluruh jenis kegiatan atau perbuatan manusia di dunia harus dipahamai bagian dari ibadah. Indikasi perbuatan dikatakan ibadah atau tidak terletak pada keseriusan atau kesanggupan manusia untuk menyerahkan kepada Sang Pencipta (Allah swt). Konsekeuensinya, segala apa yang telah dilakukan oleh manusia harus di niatkan untuk menghamba kepada Sang Pencipta. Kualitas ibadah baik ibadah pokok maupun cabang akan dapat direalisasikan jika manusia itu merasa dan mengakui kehadiran Allah disegala sikap dan perbuatannya. Jika manusia merasa lepas dari pantauan atau pandangan Allah maka, ibadah tidak akan dapat diwujudkan. Pada saat manusia bekerja di kantor, melaksanakan transaksi bisnis di pasar, melakukan aktivitas politik harus senantiasa merasa di lihat, dikatahui, dipantau oleh Allah swt. Perasaan itu akan mudah menimbulkan kualitas manusia dalam beribadah. Secara individual, setiap manusia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada yang Kuasa, seperti yang tercantum dalam kitab suci al qur’an Surah Al baqarah: 21 “Hai sekalian bangsa manusia, Baktilah kepada Robbmu, ( Robb ) yang menjadikan kamu dan menjadikan orang–orang sebelum kamu, agar supaya kamu bertakwa “. Dan juga di jelaskan dalam Surah At taubah :31 “ Dan tidaklah diperintahkan kepada manusia,melainkan agar supaya berbakti kepada Robb yang esa: tiada Robb ( lain ), melainkan dia………………..”. Ayat ini menguatkan bahwa setiap perilaku manusia di mana saja, kapan saja dan dalam bentuk apa saja tidak lepas dari pengetahuan dan penglihatan Allah. Oleh sebab itu manusia harus memasrahkan seluruh potensinya hanya untuk Allah swt. Keseriusan individu untuk mengabdi kepada Tuhannya, akan menyebabkan atau terwujudnya perasaan yang nyaman dan tenang yang nantinya akan melahirkan sifat ikhlas. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al bayyinah :5 “ Tiadalah diperintahkan kepada manusia,melainkan bagi berbuat bakti kepada Allah,dengan ikhlas dan setia hati…..”. Dan juga di jelaskan dalam Surah Az Zumar : “ Bahwasanya kami ( Allah ) menurunkan kitab ini (Al –Quran) dengan kebenaran, maka berbaktilah kepada Allah denga ikhlas dan tulus hati”,ingatlah bahwa sesungguhnya bakti yang ikhlas itu hanya bagi Allah semata”. Ihlas 23
Islam Benar-benar Agama Sosial
adalah adanya keseriusan manusia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara total kepada Allah, dalam artian segala perbuatannya dilihat dari aspek kebenaran dari cara pandang Allah swt. Konsekuensinya setiap manusia tidak boleh seenaknya sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial. Manusia dalam menjalankan agama tidak boleh secara parsial atau sepotong potong, artinya setiap manusia yang menjalankan agama harus menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan mulai dari urusan individu, sosial sampai menyangkut lingkungan. Hal ini diharapkan akan mewujudkan profil manusia yang sempurna. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Baqarah: 208 “ Hai sekalian orang–orang yang beriman, masuklah kepada Agama (Din ) Islam segenapnya ( kaffa). Kaffah mengandung makna keseluruhan tata kehidupan lahir-batin, dunia-akherat, simbol-substansi yang sesuai dengan tata aturan Allah swt. Agama ibarat sebuah pakaian, kemana saja manusia tidak akan lepas yang namanya berpakaian. Pakaian juga dapat dikatakan suatu hiasan yang dapat melahirkan keindahana dan kewibawaan manusia. Kata Kaffah menyangkut konsekuensi adanya konsistensi dan keteraturan manusia dalam menjalani kehidupan beragama. Kaffah meliputi berbagai aspek; Pertama, aspek ideologis, yaitu setiap manusia yang beragama harus memiliki keyakinan yang kuat terhadap apa yang telah diyakini. Beragama yang kuat adalah orang yang memegang kuat keyakinan dimanapun dan sampai kapanpun meskipun menghadapi resiko yang sangat berat. Jika manusia itu mudah melupakan keyakinan atau ideologinya maka orang tersebut pantas di sebut rendah dalam beragama khususnya dalam aspek ideologi. Kedua, Aspek sosial, yaitu manusia yang beragama harus memiliki kemampuan dan ketrampilan melakukan komunikasi/ hubungan yang baik atau harmonis diantara manusia baik dalam kehidupan di dalam keluarga maupun di dalam kehidupan dikantor dan di masyarakat. Indikasi kualitas beragama dari aspek sosial ini adalah adanya sifat atau perilaku yang saling menghormati, menghargai, toleransi, memahami perbedaan dan menyelesaikan 24
Islam Benar-benar Agama Sosial
segala persoalan dengan cara musyawarah bukan dengan cara kekerasan atau anarkhis. Ketiga, aspek ekonomi, yaitu manusia yang beragama adalah manusia yang mampu melakukan aktivitas ekonomi atau dalam mencari kehidupan ekonomi dilakukan dengan cara yang baik, halal tanpa dengan cara merugikan hak orang lain. Manusia yang melakukan korupsi, manipulasi yang menyebabkan kerugian negara maupun orang lain, maka tidak bisa dikatakan berkualitas dalam beragama. Bagi yang memiliki kekayaan (kaya) harus menyantuni yang miskin, bagi yang lapang harus mampu membantu yang sempit, sehingga sistem kehidupan akan benar-benar damai dan harmonis mekipun diantara manusia memiliki perbedaan dari segi ekonomi. Keempat, aspek politik, yaitu manusia yang beragama dalah manusia yang mampu melaksanakan proses politik secara santun dan menjunjung tinggi etika demokrasi. Politik berkaitan dengan upaya memperjuangkan nasib orang lain atau orang yang dipimpin. Konsekuensinya manusia yang beragama dari aspek politik harus benar-benar mampu memperhatikan nasib orang lain tanpa harus melihat asal usulnya, suku, agama dan golongan. Jika manusia yang berpolitik hanya untuk mencari keuntungan pribadi dan kelompoknya sendiri maka manusia itu belum dapat dikatakan memiliki kualitas dalam beragama. Berdasarkan makna kaffah tersebut, maka manusia perlu memiliki kemampuan dan sekaligus ketrampilan dalam menjalankan kehidupan secara lintas aspek, sehingga akan dapat dilahirkan kualitas beragama secara ideal sesuai dengan ajaran dan norma yang ada dalam kitab suci. Agama Bagi Manusia Puisi: Agama Vs Konflik Konflik dimana-mana Dari rakyat jelata sampai pejabat negara Rakyat kecil selalu menderita Anehnya pejabat negara merasa tidak ada apa-apa 25
Islam Benar-benar Agama Sosial
Konflik bersumber dari agama Padahal agama mengajarkan orang bijaksana Ayat agama di jual dimana mana Dengan pemahaman tekstual semata mata Banyak orang berdoa sambil menangis Pengajian di berbagai majelis Banyak penghafal al-qur’an dan hadis Mengapa masih banyak perilaku anarkhis -----------------00----------------
T
eori konflik mejelaskan bahwa diantara manusia hidup dalam masyarakat memiliki berbagai kepentingan, tantangan yang kontraproduktif/berlawanan satu dengan lainnya. Manusia saling memaksanakan kepentingannya untuk memperoleh kepentingannya sendiri yang dilakukan dengan cara menjatuhkan orang lain. Implikasi teori konflik menyebabkan suasana kehidupan yang kurang harmonis. Teori konflik mengajarkan bahwa diantara manusia selalu mencurigai orang lain, karena manusia memiliki potensi untuk berbuat jahat. Teori konflik berlawanan dengan teori struktural fungsional yang mengajarkan bahwa manusia memiliki sikap, karakter yang selalu positif, diantara manusia tidak boleh mencurigai satu dengan lainnya. Karena semua manusia memiliki bakat atau fitrah yang selalu ingin berbuat baik. William Outwaite (2008) menjelaskan ada dua jenis konflik dalam kehidupan masyarakat, yaitu: 1. Konflik realistik, yaitu suatu pertentangan kepentingan (konflik) antar manusia yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi, atau status politik tertentu. Konflik seperti ini akan dapat diselesaikan jika keuntungan atau status politik sudah tercapai. 2. Konflik non realistik, yaitu suatu pertentangan antara manusia yang tidak jelas akar persoalannya, yang muncul dalam bentuk fitnah, pengkambing hitaman kepada orang /kelompok tertentu. Konflik seperti ini menurut teori tidak akan dapat diselesaikan, karena akar persoalannya tidak jelas. Konflik non realistik ini akan selalu muncul dalam bentuk yang beraneka ragam. 26
Islam Benar-benar Agama Sosial
Agama merupakan salah satu alternatif untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan fenomena konflik baik konflik yang realistik dan konflik yang non realistik. Kehadiran agama tidak bisa dilakukan dengan cara gampang, melainkan perlu ada kesadaran dari masing masing pemeluknya untuk menyadari posisinya sebagai manusia. Kesadaran manusia terhadap konsepsi ibadah dalam artian kesadaran diketahui, dilihat dan dipantau oleh Allah dalam setiap segala kiprahnya merupakan salah satu jawaban untuk menyelesaikan konflik yang ada di dalam realitas kehidupan manusia. Arkoun mengklasifikasikan Islam ke dalam tiga tahapan, yakni Islam sebagai agama kekuatan, Islam sebagai agama bentuk dan Islam sebagai agama individu. Agama beroperasi pada awalnya pada individu dan masyarakat dengan keseluruhan kekuatan yang berpengaruh dan aktif dalam kehidupan manusia, yakni dengan adanya aspek keimanan manusia yang terkait dengan kesakralan agama, lalu bangunan agama kekuatan berubah menjadi simbolsimbol seperti bahasa, budaya dan lainnya. Al-Qur’an contohnya, yang memberikan banyak gambaran baik itu bersifat cerita-cerita kesejarahan maupun tentang manusia dan alam semesta. Al-Qur’an menjabarkan pandangan lintas sejarah dan lintas waktu. Intinya agama kekuatan memberikan suatu sifat yang tak habis dimakan waktu atau mampu menjawab tantangan kesulitan sejarah. Sehingga agama kekuatan telah meninggalkan tradisi-tradisi yang sarat dengan nilai-nilai do’a, ritus-ritus, mitologi dan lainnya. Setiap pemeluk agama pasti mengetahui bahwa agama yang diyakininya pasti benar, tetapi belum tentu mengetahui cara atau metode untuk menemukan suatu kebenaran dalam keyakinan agama yang dianut atau di yakini. Metode dalam memahami agama kadangkala dilakukan dengan cara tekstual, yaitu memahami teks ajaran agama di lihat dari aspek apa yang tersurat (ekplisit). Implikasinya hasil pemahamannya bersifat formal (hitam putih). Selanjutnya akan melahirkan perilaku yang bersifat formal dalam agama. Kebaikan seseorang dilihat dari apa yang dilakukan. Metode pemahaman juga dilakukan secara kontekstual, yaitu memahami teks agama dari aspek yang tersirat, sehingga akan mudah melahirkan perilaku yang damai dan nyaman. 27
Islam Benar-benar Agama Sosial
Berdasarkan metode pemahaman tersebut, maka makna agama bagi manusia dapat melahirkan dua macam, yaitu agama akan dapat menjadi penyebab munculnya perilaku anarkhis dan agama juga akan menjadi potensi lahirknya sikap dan perilaku yang damai, aman dan nyaman. Secara rinci, makna agama bagi manusia adalah sebagai berikut: a. Agama sebagai ilmu pengetahuan (science), agama bagi manusia dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahauan. Agama merupakan Ibadah adalah suatu landasan untuk menumbuhkan potensi kesediaan atau semangat memahami, menghayati, kesanggupan manusia untuk memposisikan menganalisis realitas empirik maupun Allah di atas segala realitas akademik. Dalam konteks ini, galanya. Ibadah agama bersifat netral dan obyektif. menandakan bahwa Posisi agama dalam konteks ini dipahami manusia tidak memiliki kemampuan apaatau diposisikan sebagai basis untuk apa. Ibadah adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, menumbuhkan perasaan kecerdasan bagi manusia yang target dan keyakinan segala utamanya adalah menciptakan tatanan apa yang dikerjakan manusia selalu di lihat pola kehidupan yang aman, santun, atau dipantau Allah damai dengan penuh kesejehteraan. swt. Ibadah melahirkan Agama sebagai science bersifat netral keyakinan apa yang artinya siapapun meskipun tidak dalam diperbuat manusia selama di dunia agama tertentu diperbolehkan untuk tidak akan lepas dari menganalisis, menguasai dan memahami pandangan allah swt. segala isi dan ajarannya. b. Agama sebagai realitas ideologi, agama bagi manusia dapat dijadikan sarana untuk menumbuhkan semangat dalam melahirkan keyakinan terhadap kebenaran. Agama dalam konteks ini, biasanya ditandai oleh klaim kebenaran diantara pemeluknya. Agama adalah 28
Islam Benar-benar Agama Sosial
sesuatu yang sudah final, yang tidak boleh di ganggu gugat, di tafsirkan dan dianalisis sesuai dengan selera masing masing manusia. Berdasarkan realitas agama sebagai suatu ideologi jika tidak dilandasi dengan sikap yang bijaksana akan mudah menimbulkan konflik dan saling klaim kebenaran. Realitas agama sebagai ideologi akan dapat berpotensi menimbulkan sikap redikalisme masyrakat jika tidak diimbangi dengan kearifan dalam menafsir atau memaknai ajaran secara tepat, proporsional dan komprehensif. Setiap manusia dalam menjalani kehidupan memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi secara sistematis. Dalam pandangan Abraham Maslow disebut kebutuhan dasar (basic neends). Untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara/upaya yang ditempuh selama kehidupan di dunia. Kebutuhan manusia yang harus dipenuhi meliputi: (1) Kebutuhan fisik, misalnya makan, minum, istirahat dan pakaian. Oleh sebab itu sebuah lembaga atau perusahaan harus menciptakan sistem yang mempermudah setiap pegawai memenuhi kebutuhan fisiknya. Kebutuhan ini akan mudah direalisasi jika ada manajer yang mampu menciptakan dan mampu menerapkan aturan yang berlaku bagi para pegawai. (2) Kebutuhan rasa aman. Setiap pegawai harus memiliki kepastian tentang kelangsungan pekerjaan atau jabatan yang dimiliki. Oleh sebab itu perlu ada aturan tentang bagaimana mekanisme pemutusan hubungan kerja, atau pemberhentian dari posisi pegawai atau jabatan tertentu. (3) Kebutuhan sosial. Setiap pegawai memiliki kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan sesama pegawai maupun antara pegawai dengan atasan atau bawahannya. Hubungan sosial itu tidak hanya bisa dilakukan diinternal lembaga melainkan juga diluar lembaganya. Sehingga pegawai benar-benar memiliki kebebasan untuk menjalin komunikasi dan interaksi dengan siapa saja. (4) Kebutuhan pengakuan. Setiap pegawai selalu memiliki hasrat atau keinginan untuk diakui segala prestasi hasil kerjanya. Perusahaan atau lembaga harus memiliki aturan melakukan 29
Islam Benar-benar Agama Sosial
pengakuan terhadap hasil kerja atau prestasi yang dimiliki setiap pegawai, tanpa harus dengan cara melakukan diskriminasi kepada pegawai lainnya. (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Setiap pegawai memiliki keinginan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Konsekuensinya setiap perusahaan harus menyediakan atau memiliki sistem yang mampu menciptakan semangat setiap pegawai untuk mengembangkan dirinya. Pertanyaananya adalah, dimana posisi agama dalam konteks kebutuhan dasar manusia?. Untuk menemukan pertanyaan tersebut, dapat dilakukan dari tiga asumsi, yaitu; Asumsi pertama, bahwa agama adalah kebutuhan yang dibawanya sejak lahir (fitrah) bagi setiap manusia. Artinya setiap manusia pada dasarnya selalu membutuhkan kehadiran agama dalam dirinya. Banyak pendapat yang dapat dijadikan rujukan penguat atas asumsi tersebut, diantaranya pendapatnya Eistein tentang kefitrian agama. Selanjutnya Einstein menyatakan bahwa sifat manusia utamanya sifat sosial manusia itulah yang pada gilirannya merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya agama. Pada saat manusia dihadapkan dengan situasi yang susah atau sepi misalnya manusia menyaksikan maut merenggut ayahnya, ibunya, kerabatnya serta para pemimpin besar. Fenomena hilangnya nyawa manusia disekitarnya satu persatu, diakui atau tidak, lama kelamaan (evolutif) manusia memiliki perasaan sepi atau sedih, pada saat seperti itu maka dunia seakan-akan terasa kosong, manusia tanpa harapan dan tujuan dalam hidupnya. Situasi seperti itulah akhirnya manusia ingin mencari sesuatu yang dianggap mampu mengobati rasa kesepian yang dialami. Manusia akan selalu menemukan sesuatu yang dapat memberi petunjuk dan pengarahan, solusi, informasi yang berasal dari sesama manusia ataupun dari sesuatu yang sifatnya diluar jangkauan akal manusia, sehingga mereka merasan memiliki eksistensi, dihormati dan dicintai orang lain. Perasaan sepi atau kosong yang menimpa manusia dalam jangka waktu yang lama dan tatakala manusia menemukan sarana untuk mengobati rasa sepinya, maka akan membentuk sifat sifat yang positif seperti ketulusan, keikhlasan, dan kerinduan, keramahan, 30
Islam Benar-benar Agama Sosial
kecintaan dan pengorbanan. Sampai disini maka dapat dikatakan bahwa agama bagi manusia akan dapat membentuk sifat dan karakter yang positif dalam menjalani realitas kehidupan selama di dunia maupun kehidupan setelah di dunia. Asumsi kedua, bahwa agama menjadi sarana perwujudan hati yang tentram. Hati yang tentram akan menjawab berbagai problem/ persoalan yang dihadapi manusia.Tatkala manusia sedang menjalani proses/usaha mencapai keberhasilan harus diawali dengan perasaan yang tenang dan tentram. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Ar Ra’du (13)ayat 28. “ Artinya :’’ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenang.’’. ketengan, ketentraman akan melahirkan kebahagiaan yang kekal,seperti difirmankan Allah dalam surat Al Fajr (89) ayat 27-30. “ Artinya :’’ Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hambahambaKu,dan masuklah ke dalam surgaKu.’’. Kebutuhan dasar manusia tentang keinginan memiliki rasa aman sangat relevan dengan asumsi tersebut. Setiap manusia dalam suasana apapun, kapanpun dan dimanapun pasti selalu mendambakan adanya ketengangan dan kemanana. Jika semua manusia mampu mewujudkan kebutuhan itu secara optimal maka suasana kehidupan di masyarakat akan harmonis, damai tanpa ada narakhisme walaupun penuh dengan perbedaan pendapat. Asumsi ketiga, bahwa agama tidak cukup hanya ditemukan dengan menggunakan akal pikiran. Dalam mencari kebenaran tidak cukup hanya ditemukan dengan cara sarana rasional saja, tetapi ada usaha lain yang dilakukan diluar akal/rasio. Artinya mencari informasi atau kebenaran dalam agama, ternyata tidak bisa hanya dengan kekuatan pikiran rasional sebab pikiran-pikran itu tidak pernah terlepas dari subyektifitas pengalaman-pengalaman pribadi manusia yang mempengaruhi pikiran-pikran itu, sehingga dengan demikian Tuhan senantiasa digambarkan sesuai dengan pikiran yang ada dalam diri manusia yang memikirkannya. Akibatnya, timbullah beragam informasi dan gambaran tentang Tuhan yang justru menambah kegelisahan manusia, karena logika akan terus mencari jawaban Tuhan yang sebenarnya. 31
Islam Benar-benar Agama Sosial
Firman Allah surat al Baqarah (2) ayat 118. “ Artinya :’’ Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata : Mengapa Allah tidak langsung berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami ?. Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.’’Informasi itu hanya diberikan kepada orang yang dipilih Tuhan sendiri,seperti difirmankan-Nya. Dalam surat lain juga difirmankan oleh Allah dalam surat Asyura (42) ayat 51 “ Artinya :’’ Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah barkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.’’ Akal benar benar sangat terbatas jika digunakan untuk memahami, menganalisis kekuasaan dan kekuatan Tuhan yang Maha Kuasa. Jika hanya menggunakan akal pikiran, manusia tidak mampu memahami secara utuh hakekat hidup yang sebenarnya baik yang menyangkut hakekat hidup yang berkaitan dengan Allah swt, maupun hakekat hidup yang berkaitan dengan sesam manusia. Disinilah eksisitensi agama menjadi sangat penting yaitu untuk menuntun dan membanfu manusia dalam memahami kekuasaan dan kekuatan yang di miliki Allah swt. Secara rinci dapat dikatakan bahwa manfaat agama bagi manusia adalah : 1. Agama dapat mendidik, membina, mengatur jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal, terutama jika manusia sedang memiliki persoalan hidup seperti ketika ditimpa musibah atau bencana yang menyebabkan kesusahan dan kesulitan. 2. Agama dapat memberi bekal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar, tangguh, ulet kuat dan tidak mudah putus asa, karena agama mampu menjadi pendorong dan sekaligus sebagai pengendali segala sikap dan perilaku manusia. 3. Agama dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan, karena dalam agama 32
Islam Benar-benar Agama Sosial
memuat segala perintah dan larangan yang harus dilaksanakan oleh setiap umatnya. Dengan doktrin amar ma’ruf nahi mungkar, manusia menjadi berani berkata benar meskipun menghadapi segala resiko yang berat bagi dirinya sendiri. 4. Agama dapat memberi sugesti atau motivasi kepada manusia sehingga dalam jiwa para pemeluk agama (umat beragama) dapat tumbuh sifat-sifat yang baik seperti rendah hati, sopan santun, gotong royong, hormat-menghormati, empati kepada kesusahan orang lain, penyayang, tidak sombong, tidak riya meskipun mereka memiliki kelebihan dibanding orang lain. 5. Agama dapat memberi kemampuan kepada manusia untuk membedakan mana yang baik (ma’ruf) dan mana yang buruk (bathil), karena agama memberikan penjelasan apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. Manusia dihadapkan kepada pilihan baik dan buruk. Dengan agama manusia akan mampu memiliki sesuatu yang baik untuk dilaksanakan. Perbuatan yang baik dan buruk akan ada resiko atau imbalannya masing-masing. Setiap agama memiliki ruang lingkup yang harus dipahami oleh setiap pemeluknya. Tanpa memahami ruang lingkupnya maka manusia akan mudah menimbulkan persoalan dalam diri sendiri maupun dengan orang lain. Ruang lingkup agama meliputi beberapa aspek, antara lain; Pertama, aspek ritual, yaitu setiap agama pasti memiliki ajaran yang wajib dilaksanakan. Aspek ritual ini akan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan ketentraman dalam kehidupan. Aspek ritual dalam agama memuat adanya ajaran pokok yang wajib dilaksanakan tanpa ada tawaran atau pilihan yang diberikan kepada manusia. Misalnya dalam agama Islam, ritual yang wajib dilaksanakan tercermin dalam rukun Islam dan rukun iman. Tanpa melakasanakan ritual tersebut, maka kualitas agama manusia akan berkurang bobot atau derajatnya. Aspek ritual ini lebih didasarkan kepada konsep hubungan antara manusia dengan sang pencipta (Allah swt). Dalam rangka mewujudkan ketenangan hidup manusia maka manusia harus selalu ingat (dzikir) kepada Allah swt secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari fenomena adanya semangat 33
Islam Benar-benar Agama Sosial
manusia dalam melakukan dzikir bersama, bersholawat bersama, mujahadah/istigitsah bersama. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkn hubungan antara manusia dengan sang pencipta (allah swt). Kedua, aspek sosial, setiap agama pasti mengajarkan pentingnya untuk melakukan komunikasi, pergaulan dengan sesama manusia tanpa memandang dari mana asal usulnya, sukunya, golongannya. Dalam agama Islam, disebutkan bahwa Allah tidak akan melihat manusia dari kualitas fisiknya melainkan dari aspek kualitas keimanan dana ketaqwaannya. Kualitas beragama seseorang dilihat dari seberapa besar manusia mampu memiliki empati, perhatian dan akepekaan terhadap problematika /penderitaan yang dimiliki manusia lainnya. Kesediaan dan kepekaan manusia terhadap beban atau penderitaan manusia lainnya merupakan bagian integral (tidak dapat dipisahkan) dari kualitas agama. Kesombongan, kesewenang wenangan dan kebiadaban kepada orang lain merupakan bukti nyata bahwa manusia telah menciderai aspek agama. Ketiga, aspek ekologis, setiap agama pasti mengajarkan adanya kemampuan manusia dalam memanfaatkan alam lingkungannya. Indikasi beragama yang ideal adalah orang yang mampu memanfaatkan lingkungan alam untuk kesejahteraannya secara optimal dengan tetap memperhatikan etika lingkungan. Manusia yang suka merusak lingkungan dapat dikatakan rendahnya kualitas beragama. Tumbuhan, binatang merupakan ciptaan Allah swt yang memiliki fungsi sama dengan manusia. Oleh sebab itu mahluk lain selain manusia juga harus di hormati, dikasihi dan dikelola secara optimal dengan tetap memperhatikan tata aturan yang diperbolehkan Allah swt. Lingkungan yang rusak merupakan bukti nyata dari kelemahan manusia dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang ada di dalam lingkungan diperuntukkan bagi manusia, segala apa yang ada di perut bumi, lautan dan gunung dapat dimanfaatkan manausia untuk kepentingan manusia, tetapi mekanisme pemanfaatan apa yang ada di lingkungannya harus tetap memperhatikan etika agar kesejahteraan, kedamaian dana kemakmuran manusia dapat diwujudkan. Bukti gunung meletus, banjir, tanah longsor dapat dikatakan karena manusia tidak memiliki kesadaran beragama khsusnya beragama dalam aspek ekologis. 34
Islam Benar-benar Agama Sosial
Keempat, aspek politik. Politik berkaitan dengan cara atau strategi. Implikasi lebih lanjut politik adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh manusia yang berkaitan dengana kepentingan yang ingin dicapai. Dalam konteks lebih luas, politik berkaitan dengan kepemimpinan, karena setiap agama pasti mengajarkan etika dalam memimpin. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk membina, mengarahkan, membimbing dan mengatur orang lain. Esensi kepemimpinan adalah bagaimana mengerakkan orang lain untuk melakaukan perbuatan yang baik. Kepemimpinan merupakan proses untuk berkomunikasi dengan orang lain, salah satu indikasi pemimpin yang ideal adalah yang mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain sehingga tidak ada konflik atau persoalan yang menyebabkan orang lain sengsara. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu mengutamakan kebutuhan atau kesejahteraan umatnya secara optimal.Pemimpin yang mengutamakan kepentingan dirinya, keluarganya dan kelompoknya dapat dikatakan memiliki kualitas agama yang rendah. Apa bila dalam kepemimpinan masih banyak kedholiman, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, korupsi, dan jual beli keadilan maka selama itu pula dapat dikatakan belum optimal dalam menjalankan agamanya khususnya agama dalam aspek politik. Kelima, aspek ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu tiang penyangga kehidupan manusia, oleh sebab itu perekonomian merupakan tujuan yang diinginkan oleh setiap orang. Setiap agama pasti mengajarkan pentingnya mencari harta dengan cara yang baik, tepat dan sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam kitab suci masing-masing agama. Agama manapun tidak akan mentolerir adanya praktik monopoli, korupsi atau melakukan penyimpangan dengan atas nama apapun. Jika dalam realitas kehidupan masih banyak manipulasi, jual beli dengan dilandasi semangat penipuan, banyak perilaku pencucian uang, pembobolan rekening, maka selama itu pula dapat dikatakan rendaahanya beragama khususnya beragama dalam aspek ekonomi.. Keenam, aspek teknologi, setiap agama tidak akan menolak kehadiran teknologi, karena dengan teknologi hidup manusia akan menjadi mudah. Teknologi dalam pandangan agama, harus digunakan untuk kebaikan atau dakwah /menyebarkan agama. 35
Islam Benar-benar Agama Sosial
Teknologi dalam kacamata agama bukan untuk dijadikan sarana untuk melakaukan kemadhorotan atau kejahatan. Dengan adanya warung internet, HP, TV harus dijadikan sarana untuk menyiarkan atau mensosialisasikan agama kepada orang lain. Jika teknologi dijaidkan sarana untuk melakaukan kejahatan maka dapat dikatakan rendahnya kualitas dalam beragama. Referensi: 1. Departemen Agama (1996) Al Qur’an dan Terjemahnya, CV Toha Putra, Semarang, Jawa Tengah. 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 3. Bahan Diklat Prajabatan Pegawai golongan III (1999), Agama dan pembangunan, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta 4. Sukardji (1993) Agama-Agama yang Berkambang di Dunia dan Pemeluknya, PT. Mizan, Bandung Jawa Barat. 5. Situs Wikipidia, Ensiklopedi bebas, diungguh pada tanggal 30 april 2011 6. Mukhsin Jamil (2008) Agama Agama Baru di Indonesia, Pustaka Pelajar,Yogyakarta. 7. M. Arkoun dan Louis Gardet (1997), Islam Kemarin dan Esok (terj), Pustaka, Bandung Jawa Barat 8. Mohammad Daod Ali (1998), Pendidikan Agama Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta. 9. William Outhwaite (2008), Pemikiran Sosial Moderen (Edisi kedua), Prenada Media Group, Jakarta.
36
DUA AGAMA DAN PERDAMAIAN Puisi : Agama Hayalan Agama Mengajarkan kedamaian Agama memerintahkan kerukunan Agama mewajibkan kejujuran Agama mengharuskan keadilan Tetapi semua itu baru hayalan. Isi Pancasila hanya dalam sambutan Ajaran agama hanya diucapkan Al qur’an hadits hanya untuk hiasan Hukun dan keadilan di jual belikan Semua ini benar benar kenyataan Guru senangnya melakukan kekerasan Aparat hukum hobinya menjual keadilan Para pejabat lebih enjay melakukan penindasan Semua urusan menjadi kelam Kelam.... suram..... sepanjang zaman Wilayah timur, kebakaran hutan Wilayah barat, kerusuhan Pusat negara, rebutan kekuasaan Wilayah selatan, penggusuran pedagang Wilayah utara , banjir melanda pemukiman Insfrastruktur hancur berantakan Rakyat kecil rebutan makanan Elit negara cuci tangan Nilai nilai agama dicampakkan Akibatnya sulit merasakan kedamaian Kedamaian hanya lesan.... lesan..... tidak tau sampaikan kapan ---------------00-------------37
Islam Benar-benar Agama Sosial
L
awan kata perdamaian adalah anarkhis. Perdamaian sulit diwujudkan karena dalam realitas kehidupan terdapat sikap yang bernama anarkhisme yaitu suatu gerakan penolakan terhadap aturan aturan yang ada/berlaku. Faham anarkhisme ini didasari oleh suatu keyakinan atau pemahaman bahwa tatanan sosial akan dapat terwujud jika tidak ada negara, sehingga paham tersebut mendukung gerakan “masyarakat tanpan negara”. Tokoh yang dapat dikatakan sebagai penggerak atau pencetus anarkhisme adalah Proudhon dan Godwin yang diwujudkan dalam suatu gerakan revolusioner untuk menentang Marxisme pada periode first internasional (1864-72). Terlepas dari semua itu, maka anarkhisme perlu segera diredam di eliminir dengan harapan untuk mewujudkan tatanan sistem kehidupan yang nyaman, aman, damai dan sejahtera. Perdamaian, kesejahteraan dan kenyamanan perlu dimulai dari norma yang ada di dalam agama, karena agama dan perdamiaan merupakan dua hal yang sangat erat dan dapat diibaratkan bagaikan dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Artinya agama harus mampu mewujudkan rasa kedamaian diantara manusia, dan kedamaian yang ada di dalam kehidupan masyarakat harus sesuai dengan nilai nilai atau ajaran yang ada di dalam agama. Berbicara perdamaian berarti berbicara anti kekerasan. Setiap agama selalu mengajarkan perdamaian/anti kekerasan.Tetapi mengapa dalam realitas kehidupan masih saja fenomena manusia yang melakukan perbiatan dengan cara kekerasan. Abdurrahman Wahid (1998) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan perdamaian atau perilaku anti kekerasan perlu dimulai dari kemampuan merumuskan tentang konsep “Transformasi Nasional” yaitu suatu cara pandang atau pemahaman untuk membangun tatanan sistem kehidupan nasional yang damai atau anti kekerasan. Persoalan transformasi nasional merupakan tantangan yang amat pelik bagi suatu bangsa atau negara. Kemampuan merumuskan transformasi nasional secara tepat dan akurat akan mudah memunculkan kedamaian dalam kehidupan bangsa dan negara. Ulil Abshor Abdallah (2003) dalam buku Islam Liberal dan fundamental menjelaskan bahwa Islam harus diletakkan sebagai sebuah organisme yang hidup, yaitu sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Konsekuensinya, 38
Islam Benar-benar Agama Sosial
apa yang ada di dalam ajaran agama perlu dipahamai secara kontekstual sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat. Oleh sebab itu perlu ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh umat Islam: Pertama, melakukan penafsiran yang non literal, substansial dan sesuai dengan denyut nadi peradaban manusia yang sedang dan terus berubah. Kedua, penafsiran yang mampu memisahkan mana yang merupakan unsur-unsur didalamnya yang dapat dikatakan kreasi setempat dan mana yang merupakan unsur atau nilai fundamental. Umat Islam harus bisa memudahkan ,mana ajaran yang dihasilkan akibat pengaruh budaya arab dan mana yang tidak. Ketiga, Umat Islam hendaknya memandang dirinya sebagai masyarakat atau umat yang tidak terpisahkan atau memisahkan dari golongan lain, artinya umat Islam adalah sekelompok umat yang terikat secara universal yaitu nilai-nilai kemanusiaan. Persoalan kemanusiaan bagi umat Islam merupakan sesuatu yang sejalan bukannya berlawanan dengan fitrah manusia. Keempat, umat Islam harus bisa memisahkan mana urusan agama dan mana urusan politik. Agama merupakan persoalan pribadi (privat) sedangkan urusan politik merupakan hasil kesepakatan diantara banyak orang yaitu antara pemimpin dengan masyarakat. Dilihat dari aspek kemanusiaan, al-qur’an jelas menjelaskan bahwa diantara sesama manusia tidak diperbolehkan saling menjelek-jelekkan dan menghina, karena apa yang dianggap jelek belum tentu jelek secara substansi/hakiki. “ Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan janganlah pula wanita wanita mengolok-olok wanita lain, karena boleh jadi wanita yang diperolokkan lebih baik dari pada wanita yang mengolok-olok dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamau memanggil dengan gelar yang buruk. “ (QS. Al hujuraat: 11). Ayat ini jelas mengajarkan bahwa setiap manusia tidak lepas dari kesalahan atau kekhilafan baik yang di sengaja ataupun tidak disengaja. Profil perilaku manusia ditentukan oleh potensi yang mendominasi dalam diri manusia. Dalam kacamatan teori psiko-analisa manusia minimal memiliki tiga potensi yang dapat menentukan corak sikap dan perilakunya dalam kehidupan sosialnya. Tiga potensi itu adalah: 39
Islam Benar-benar Agama Sosial
1. Potensi “Id”, yaitu sikap atau perbuatan manusia yang lebih cenderung didasarkan atas nafsu. Nafsu ini tidak selalu mengarah kepada nafsu seksual, tetapi nafsu lebih diartikan suatu sikap yang lebih mengedepankan emosi dari pada akal pikiran. Misalnya mudah tersinggung dengan siskap orang lain, memiliki rasa cemburu kepada kekasihnya, selalu merasa iba/kasihan kepada pengemis, orang miskin dan orang yang cacat, menangis ketika dalam berdo’a, menangis pada saat orang tuanya berangkat haji dll. 2. Potensi “Ego”, yaitu sikap atau perbuatan manusia yang lebih didasarkan atas pertimbangan rasional dalam mensikapi realitas kehidupan. Manusia yang dirinya didominasi potensi ego, memiliki kecenderungan selalu menggunakan pertimbangan akal/rasionya. 3. Potensi “Super Ego”, yaitu sikap atau perbuatan manusia yang lebih didasarkan pertimbangan etika, moral atau sopan santun. Apa yang dilakukan selalu didasarkan pertimbangan etika dan moral yang berlaku disekitarnya, baik etika berbanagsa (negara) maupun etika agama. Al aqur’an juga mengajarkan manusia diwajibkan saling mengenal meskipun manusia berbeda ras, suku, golongan dan agama. “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laiki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dna bersuku-suku supaya akamu saing mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa diantaraa kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS. Al Hujuraat: 13). Ayat ini menegaskan bahwa esensi/hakekat kualitas manusia tidak bisa dilihat dari aspek yang bersifat formal, melainkan lebih kepada substansi yang dimiliki masing-maisng manusia. Oleh sebab itu manusia tidak pantas merasa dirinya paling baik diantara manusia lainnya. Manusia tidak diperbolehkan membeda-bedakan manusia lainya meskipun secara fisik memiliki perbedaan, karena Allah swt tidak melihat manusia dari aspek fisiknya melainkan kualitas ketaqwaanya kepada Allah swt. Ayat al-qur’an juga menegaskan bahwa manusia dilarang bertengkar, bercerai berai. Manusia diharapkan selalu memegang teguh apa yang ada di dalam al-qur’an dan hadits. “Dan berpeganglah 40
Islam Benar-benar Agama Sosial
kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika mau dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang –orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk” (QS. Ali Imron: 103). Realitas kehidupan masyarakat menunjukkan bahwa banyak manusia yang memiliki sikap dan perilaku yang kurang atau tidak sesuai dengan apa yang diyakini, artinya manusia memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap ajaran agama yang tinggi tetapi sikap dan perilakunya tidak sesuai dengan apa yang diyakini. Misalnya setiap umat beragama pasti mengetahui dan memahami bahwa bertengkar, korupsi, mencuri, narkoba itu sesuatu yang dilarang, tetapi masih banyak manusia yang melakukan perbuatan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran agama baru sampai kepada tataran diketahui, dipahami dan diyakini tetapi upaya untuk mengamalkan masih jauh dari harapan. Secara umum manusia memiliki tiga jenis kesadaran yang akan mempengaruhi kualitas sikap dan perbuatannya. Tiga kesadaran itu antara lain: 1. Kesadaran untuk mengetahui, yaitu setiap manusia memiliki kesadaran untuk mengetahui segala apa yang ada dalam ajaran agama. Oleh sebab itu setiap manusia pasti mengetahui kalau sholat lima waktu itu wajib, puasa ramadhan itu wajib, berbohong itu dosa. Tidak mungkin manusia itu tidak mengetahui hal hal tersebut. Kesadaran untuki mengetahui itu dilakukan melalui berbagai cara diantaranaya melalui jalur pendidikan dan pembelajaran. 2. Kesadaran untuk memahami, yaitu setiap manusia setelah mengetahui segala apa yang ada di dalam ajaran Islam, diteruskan kepada keinginan untuk memahami dari apa yang di ketahui. Artinya kesadaran ini merupakan kesadaran lanjutan setelah manusia itu mengetahui segala apa yang ada di dalam ajaran Islam. 3. Kesadaran untuk melaksanakan, yaitu setiap manusia setelah memiliki kesadaran mengetahui dan memahamai akan 41
Islam Benar-benar Agama Sosial
IAgama dan perdamaian ibarat dua sisi mata uang logam yang tidak akan bisa di pisahkan. Agama tanpa perdamaian akan kehilangan ruh, perdamaian tidak akan bisa diwujudkan tanpa ada kesadaran dan keyakinan kuat terhadap agama.
42
dilanjutkan kepada kesadaran untuk melaksanakan. Tetapi pada tataran realitas kehidupan sosialnya, manusia secara umum belum memiliki kesadaran untuk melaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak manusia mengetahui sholat lima waktu, puasa Ramadan, berbohong, korupsi itu dilarang, bahkan manusia itu juga benar-benar memahami, tetapi masih banyak manusia yang tidak mampu melaksanakan apa yang diketahui dan dipahami. Karena masih banyak umat beragama yang berbohong dan melakukan tindak pidana korupsi. Banyak ayat-ayat dalam al-qur’an memberikan gambaran kepada pemeluk agama (Islam) bahwa agama Islam sangat menjunjung tinggi persatuan, etika dalam melakukan komunikasi atau kehidupan diantara sesama manusia. Implikasinya agama selalu memiliki dua peran sekaligus, yaitu agama sebagai pemberi nilai dan visi yang dapat dijadikan sumber spiritualitas bagi pemeluknya, serta prinsip-prinsip etik untuk dorongan semangat revolusioner dengan maksud memerangi ketidak adilan dan penindasan dalam masyarakat. Agama juga memiliki peran sebagai dasar/ motivasi untuk melakukan perkembangan serta perubahana sosial. Dampak lain dari akibat perubahan dan perkembangan dapat juga menyebanbkan ketegangan dan konflik diantara manusia atau masyarakat. Agama tidak hanya sebagai faktor pemersatu (integrative factor), tetapi juga faktor distegratif (distegrative factor). faktor disintegratif timbul karena
Islam Benar-benar Agama Sosial
agama itu sendiri memilki potensi melahirkan intoleransi (konflik), baik karena faktor internal ajaran agama itu sendiri maupun karena faktor eksternalnya yang segaja dilakukan oleh pihak-pihak lain dengan mengatasnamakan agama. Setiap agama khususnya agama Islam dikenal dengan istilah dakwah Islam yang dapat diartikan upaya mensosialisasikan (mengajak, menyeru) kepada orang lain untuk memahami dan melaksanakan/mengamalkan ajaran agama. Bahkan tidak jarang masing-masing agama menjastifikasi bahwa agamanya yang paling benar. apabila kepentingan ini lebih dikedepankan, masing-masing agama akan berhadapan satu sama lain dalam menegakakan hak kebenarannya. Inilah yang memunculkan adanya setimen agama. maka tidak mustahil benturan pun sulit dihindarkan. Persoalan ini menjadi salah satu faktor yang dapat memunculkan konflik diantara agama yang sama sama mengajarkan semangat dan nilai perdamaian atau kerukunan. Perdamian dalam agama merupakan suatu keniscayaan yaitu suatu yang mutlaq harus diwujudkan, bukan merupakan pilihan. Konsekuensinya setiap manusia yang beragama harus senantiasa mewujudkan perdamaian dalam kehidupannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Anbiyaa: 107 “ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semestas alam”. Rahmat bagi semesta alam adalah adanya kesediaan dan kemauan serta kemampuan bagi orang yang beragama untuk saling menghormati dan menghargai tidak hanya mahluk yang berwujud manusia tetapi mahluk apa saja yang hidup di dalam alam seisinya ini. Oleh sebab itu bagi orang yang beragama dalam menjalankan misi perdamaian tidak mengenal asal susul suku, agama, golongan dan warna kulit. Esensi rahmat adalah adanya tatanan sistem yang mampu mewujudkan rasa aman, tenang, tentram, bahagia dan sejahtera baik secara fisik (lahir) maupun psikis (bathin). Pesan untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin bukan hanya untuk manusia biasa (rakyat) melainkan juga diperuntukkan bagi elit atau pelaksanan negara atau kekuasaan. Artinya setiap orang yang 43
Islam Benar-benar Agama Sosial
memegang kekuasaan harus mamu mewujudkan atau menjamin rasa aman bagi semua mahluk yang ada di dalamnya. Konsep atau doktrin rahmatan lil ‘alamiin akan melahirkan semangat kasih sayang dan toleransi. Dengan rahmatan lil’alamiin maka tatanan kehidupan masyarakat akan terwujud hamoni dan kohesi baik secara ideologis dan sosial. Agar terwjujud tatanan harmoni dan kohesi maka dapat dilakukan dengan beberapa langkah; (1) Masing-masing pemeluk agama harus mampu menonjolkan segi-segi persamaan yang ada didalam ajaran atau keyakinan agama, jangan terus menerus memperdebatkan aspek-aspek perbedaan yang ada di dalam agama yang diyakini. Dengan menonjolkan aspek perbedaan maka yang ada dalah menemukan perbedaan dan memunculkan semangat kebencian. (2) Masing-masing pemeluk agama senantiasa selalu melakukan kegiatan sosial secara rutin yang melibatkan pemeluk agama yang berbeda. Dengan kegiatan sosial ini, secara evolutif akan saling mengenal dan memahami masing-masing karakter para pemeluk agama yang berbeda. (3) Masing-masing pemeluk agama harus merusaha mengubah orientasi pendidikan agama dari ajaran agama yang hanya menekankan aspek sektoral dirubah atau diarahkan sebagai pendidkan agama yang berorentasi pada pengembangan aspek unversal-rabbaniyah. Orientasi pendidikan seperti ini akan melahirkan cara fikir dan perilaku yang inklusif sehingga mudah dijadikan landasan untuk melahirkan perilaku yang baik dan toleran diantara pemeluk agama yang berbeda. (4) Masing-masing pemeluk agama khsuusnya tokoh agama harus senantiasa melakukan pembinaan individu baik secara formal maupun informal yang diarahkan untuk membentuk pribadi yang utuh /komprehensif dengan indikasi memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlakul karimah dalam setiap menjalani proses kehidupannya. (5) Masing-masing pemeluk agama harus berusaha menjahui atau menghindari sikap individualisme dan egoisme dalam memahami keyakinan agamanya sehinggga tidak terjadi klaim 44
Islam Benar-benar Agama Sosial
kebenaran. Dengan jiwa yang selalu melakukan klaim terhadap kebenaran maka akan mudah menyalahkan orang atau agama lain sehingga berpotensi melakukan kejahatan diantara sesama pemeluk agama. Konsep Ummah Puisi: Ummah Umatku Umat Islam Agamaku menjadi panutan Al-qur’an hadis sebagai pedoman Temanku lintas agama suku, ras dan golongan Perbedaan bukan karena pendapatan Pertengkaran tidak pantas karena kekuasaan Perselisihan jangan karena beda penafsiran Semuanya kembali kepada konsep ke-Umat-an Janganlah berfikir tekstual Jangan pula berperilaku radikal Agama tidak menghendaki liberal Kalau ingin menjadikan Islam sebagai agama Sosial -------------------000-------------------slam adalah suatu tatanan keyakinan dan ajaran yang menyeluruh dalam artian menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Konsep ummah di jelaskan Allah dalam surat Al Anbiya:92 “ Inilah umatmu satu, terpadu dan manunggal, dan akulah Robmu, karenanya, mengabdilah kepada-Ku”. Yusuf Al-Qardhawy (1999), menjelaskan bahwa Ummah tidak seirama atau sama dengan pengertian rakyat, bangsa atau negara, melainkan ummah memiliki berbagai ragam karakteristik dan nilai nilai yang lebih universal dan komprehensif dalam kehidupan manusia secara total. Konsep Ummah bersifat translokal, tidak ditentukan pertimbangan-pertimbangan geografis. Masyarakat memiliki keterbatasan, karena berbicara masyarakat akan dibatasi oleh suku, ras dan golongan. Masyarakat akan mudah melahirkan batasan atau jarak diantara sesama manusia. Oleh sebab itu masyarakat menjadi bagian di dalam konsep ummah.
I
45
Islam Benar-benar Agama Sosial
IUmmah adalah suatu ikatan yang mampu menumbuhkan kesadaran kolektif diantara manusia yang tidak dibatasi oleh suku, kelompok, ideologi atau agama. Umat berbeda dengan Negara dan suku. Konsep ummah yang sempurna akan mampu mewujudkan kesatuan yang hakiki dalam kehidupan manusia.
46
Negara merupakan suatu sistem yang dibatasi dengan ketentuan structural formal birokrasi yang dilakukan dengan semangat paksaan dan politik, sehingga berbicara negara akan mudah menimbulkan paksaan yang mudah melahirkan konflik diantara manusia maupun antara manusia dnegan pemegang kekuasaan negara. Konsep ummah dapat disetarakan dengan konsep Civil Society yaitu suatu tatanan kehidupan manusia yang terorganisir dan bercirikan antara lain sukarela, keswasembadaan,keswadayaan,kemandirian tinggi berhadapan dengan negara dan selalu terikat dengan norma-norma atau nilai nilai hukum yang dikuti oleh seluruh warganya. Ummah memiliki makna adanya kesediaan atau kesungguhan manusia untuk membangun system Negara yang beradab dan berbudaya yang ditandai dengan kesanggupan manusia menjalani kehidupan saling menghormati, menghargai meskipun berbeda agama/keyakinan. Dalam literature belum pernah ada perintah secara ekplisit untuk mendirikan atau menyusun Negara Islam atau negara arab, yang ada dalah menyusun negara madinah (berbudaya) yang pernh dipraktekkan Nabi Muhammad saw. Konsep Ummah menyimpan beberapa makna, antara lain: 1. Komitmen integrasi ideologi yaitu setiap manusia harus memiliki kesadaran dan komitmen terhadap apa yang diyakini itu merupakan sarana untuk melahirkan kedamaian, bukan untuk melahirkan perbedaan apa lagi anarkhisme.
Islam Benar-benar Agama Sosial
2. Komitmen integrasi sosial, yaitu setiap manusia memiliki tanggung jawab yang sama dan merasa sebagai mahluk yang lemah dihadapan sang pencipta. Konsekuensinya tidak boleh diantara manusia merasa lebih baik, lebih tinggi disbanding manusia lain meskipun berbeda keyakinan atau agama. 3. Komitmen integrasi kultural, yaitu setiap manusia memiliki kesadaran dan komitmen yang sama untuk menuju atau menjalani kehidupan di dunia yaitu sama sama untuk mencapai keridloan Allah swt. Meskipun berbeda peran dan tanggung jawabnya, maka setiap manusia harus merasa memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan kedamaian dan ketenangan dalam menjalni kehidupan manusia. Integrasi komitmen inilah yang akan mampu melahirkan realitas tatanan kehidupan yang aman, nyaman, damai dan sejahtera. Oleh sebab itu untuk mewujudkan perdamaian kehidupan maka perlu dimiliki komitmen dalam menjalani konsep ummah bagi setiap manusia yang hidup di dunia. Makna Damai Puisi: Mimpi Berdamai Damai itu indah Kadang kadang hanya di lidah Damai itu aman Tapi biasanya hanya lesan Damai baru sebatas perjanjian Disosialisasikan melalui pemberitaan Yang bertengkar di kumpulkan Setelah itu semuanya ingkar Orang fasih baca Al-qur’an Banyak sekali pengikut pengajian Berpesan hidup berdampingan Tapi perdamaian belum jadi kenyataan Mengapa perdamaian sulit dirasakan? Mengapa gara gara sepele orang tega bertengkar? Mengapa orang mudah menyalahkan? Karena agama hanya hiasan -----------------000-----------------47
Islam Benar-benar Agama Sosial
D
Perdamaian dalam agama meliputi : (1) dalam dalam diri sendiri (2) damai dalam keluarga (3) damai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab (4) damai dalam kehidupan masyarakat. (4) damai pada saat ada bencana (5) damai pada saat pemilu (6) dalam pada saat harga sembako mahal (7) damai pada saat BBM langka.
48
amai dapat diindentikkan dengan tenang, aman, nyaman. Manusia selalu mendambakan kedamaian di dunia maupun di akherat. Doa yang popular di panjatkan kepada yang maha Kuasa “robbanaa atinaa fiddunya hasanah wafll akherotika hasanah waqinaa ‘adzabannar” merupakan bukti nyata manusia selalu mendambakan dan menginginkan ketengan.Apa yang dihasilkan manusia tidak akan ada manfaatnya tanpa di barengi dengan kedamain dan ketenangan. Kedamaian, ketenangan dan kenyamanan di dunia ditentukan oleh gesekan atau komunikasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Cara pandang yang tepat terhadap realitas yang ada di sekitarnya akan melahirkan kedamaian, sebaliknya cara pandang yang tidak tepat pasti akan melahirkan atau memicu potensi ketidak nyamanan yang akhirnya mehirkan suasana yang tidak ada perdamaian. Kepentingan yang dimiliki masingmasing manusia harus dikelola atau diatur secara tepat agar kepentingan itu dapat melahirkan kedamaian dan kenyamanan hidup masing-maisng manusia. Manusia yang tidak bisa mengendalikan kepentingannya maka akan memotivasi sikap dan perilaku yang cendrung tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepentingan akan mudah menutup akal rasio manusia, dengan kepentingan yang dimiliki itu orang akan melakukan sesuatu yang tidak sesuai dnegan rasio yang dimiliki. Perdamaian dan kepentingan merupakan sesuatu yang memiliki hubungan yang saling mempengaruhi, artinya
Islam Benar-benar Agama Sosial
dengan kepentingan yang tinggi akan sulit mewujudkan perdamain kehidupan diantara manusia, sebaliknya kepentingan yang rendah/ kecil maka akan mudah melahirkan terwujudnya perdamaian diantara manusia. Perdamaian itu akan mudah diwujudkan jika diawali dengan adanya asumsi atau persepsi yang jelas tentang pentingnya amanah yang dimiliki setiap manusia. Amanah merupakan suatu keniscayaan bagi setiap manusia yang harus dipahami dan dijaga secara optimal. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil. Maka yang termasuk amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan dengan kebendaan (fisik) saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan Allah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik, menjaga keamanan, keindahan, memenuhi aspirasi masyarakat dan bersikap dan berperilaku yang menyebabkan porang lain menjadi bahagia dan sejahtera. Ada beberapa hadits yang menjelaskan pentingnya manusia menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Pertama, hadits dari Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan nomor 1199, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumah tangga suaminya serta anak-anaknya,dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” Kedua, hadits yang diriwayatkan Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Thabrani, Baihaqi dengan sanad yang hasan dalam At-Targhib wa Tarhib nomor 589, “Ada 4 perkara yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu apa yang terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna dalam akhlaq, menjaga diri dari meminta.” . 49
Islam Benar-benar Agama Sosial
Ada beberapa jenis amanah yang harus dipahami oleh umat Islam khususnya dan masyarakat pada umumnya. Antara lain: Pertama, Amanah Fithrah: Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa Allah Swt sebagai Rabb/ Pencipta, Pemelihara dan Pembimbing. Kedua, Amanah Syari’ah/Din Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan Allah Swt dan memenuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, barangsiapa yang tidak mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan bodoh terhadap dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap Rabbnya. Ketiga, Amanah Hukum/Keadilan Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan hukum Allah Swt secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara. Makna adil adalah jauh dari sifat ifrath (ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan). Keempat, Amanah Ekonomi: Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat. Kelima, Amanah Sosial Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih-sayang. Keenam, Amanah Pertahanan dan Kemanan Yaitu membina fisik dan mental, dan mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar bangsa, negara dan ummat tidak dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam lainnya. Ketujuh, amanah ekologi, yaitu sediaan atau kesanggupan manusia untuk tetap menjaga keindahan, ketertiban, kerapian dan keasrian lingkungan yang berkaitan dengan alam.Artinya bagaimana alam seisinya di dunia ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh manusia sehingga kehidupan manusia itu akan memeproleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. 50
Islam Benar-benar Agama Sosial
Lingkungan dan bencana Puisi: Bencana Kita Bencana dimana Dari desa sampai kota Gunung berapi membara Bumipun ikut bergempa Tanah longsor karena penebang hutan Banjir bandang karena buang sampah sembarangan Manusia tidak suka kebersihan Akhirnya datanglah bencana alam Manusia tidak ramah dengan lingkungan Yang dicari hanya keuntungan Selalu meninggalkan aturan Akibatnya manusia menderita karena alam -----------------000------------------
B
encana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi bahkan tsunami merupakan realitas nyata bagi bangsa Indonesia. Selama ini bangsa Indonesia sering dihadapkan dengan bencana alam, baik yang ada diwilayah pedesaan maupun perkotaan, dari wilayah lahan kosong sampai lahan pemukiman. Berbagai cara telah dilakukan untuk menangani bencana alam, tetapi meskipun demikian, bencana alam masih tetap melanda masyarakat tanpa pandang bulu. Tuduhan saling menyalahkan terjadi, pejabat terkadang menyalahkan rakyat karena dianggap kurang bisa menjaga lingkungan, sementara rakyat menuding pejabat tidak mampu menyusun kebijakan yang bisa menyelesaikan atau mengantisipasi datangnya bencana. Joy A Palmer & David E Cooper (1998) dalam buku “ Spirit of the Enviromental: Relegion, Value and Enviromental Concern, menjelaskan bahwa Manusia memiliki kecenderungan dan bahkan mengutamakan karakter manipulatif dan eksploitatif terhadap alam yang berimplikasi kepada rusaknya lingkungan. 51
Islam Benar-benar Agama Sosial
Salah satu indikasinya adalah munculnya bencana alam diberbagai wilayah kehidupan manusia. Dalam pandangan Stephen R Stering, dapat dikatakan bahwa bencana alam yang sering melanda bangsa Indonesia akibat sifat dan mentalitas manusia yang cenderung “jahat” kepada lingkungan. Emanuel Kant (1980) dalam buku Foundations of Methaphysics of Morals, menjelaskan bahwa negara seringkali menggunakan paradigma pembangunan yang betumpu kepada ideologi materialistik yang tidak diuji secara kritis.Padahal paradigma ideologi materialistik cenderung melupakan pertimbangan kemanusiaan dalam melaksanakan proses pembangunan. Kesalahan peradigma ideologi pembangunan inilah yang memicu mudahnya bencana alam terjadi dalam realitas kehidupan manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan, dalam pandangan Donald Woorster, bahwa pejabat atau negara memiliki andil cukup besar terjadinya bencana alam. Sampai disini, dapat dikatakan bahwa pemegang kekuasaan (pejabat) dan rakyat sama-sama memiliki peran terjadinya bencana alam. Pertanyaan yang pantas diajukan, apa yang melatarbelakangi sehingga pejabat atau pengambil kebijakan dan rakyat memiliki potensi terjadinya bencana alam. Bagaimana solusi secara teoritik untuk mengeleminir agar berbagai elemen tidak terus menerus memiliki andil terjadinya bencana. Dilema Cara Pandang Puisi : Di Lema Bencana Bencana membuat orang menderita Kehilangan anak dan harta Bantuan datang dari mana-mana Meskipun belum bisa mengobati luka Bencana adalah ulah tangan manusia Yang selalu bikin kesalahan di dunia Tidak peduli lingkungan dan sesama Semua orang menjadi menderita
52
Islam Benar-benar Agama Sosial
Bencana itu ujian Terhadap manusia yang diinginkan Agar manusia tahap godaan Siapa yang kuat pasti di sayang Tuhan Bencana itu hukuman Bagi manusia yang senang buat kesalahan Di darat dan lautan Murka Tuhan sebagai bentuk penyadaran
B
------------------0000------------------
encana alam yang menjelma berbagai bentuk dan peristiwa memiliki makna yang berbeda, satu sisi dianggap suatu ujian atau cobaan dan disisi lain dianggap musibah. Berbedaan cara pandang itu bisa saja menjadi awal mula rumitnya penyelesaian dalam bencana alam. Perbedaan cara pandang itu sudah muncul sejak zaman nabi nabi terdahulu. Cara pandang yang menyatakan bawah bencana adalah salah satu bentuk ujian atau cobaan didasarkan pada Firman Allah “ Pasti Kami akan menguji kamu dengan sesuatu dari rasa ketakutana dna lapar, kekurangan harta, jiwa (kematian) serta buah-buahan dan gembirakanlah hai Muhammad orang-orang yang sabar.Yaitu orang-orang yang apa bila ditimpa cobaan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya pula kami kembali” (QS. Al Baqarah :155-156). Jika bencana dipandang sebagai suatu ujian, maka targetnya dalah untuk menguji kekuatan keimanan dan kesetiaan kepada sang pencipta. Cara untuk menghadapi ujian/cobaan dilakukan denganj cara pasrah, tabah dan tidak mudah putus asa. Karakter seperti ini akan melahirkan sikap pesimistis dan statis dalam menghadapi realitas kehidupan. Bencana juga dipahami sebagai musibah yang diterima manusia akibat kesalahan dalam berperilaku sehari-hari. Hal ini didasarkan Firman Allah “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”. (QS. Ar Rum: 41). Dalam sejarah diceritakan bahwa musibah terhadap kaum Nabi Nuh berupa banjir dan angin topan merupakan akibat dari perbuatan umat nabi Nuh yang tidak taat kepada perintah Allah. Akibatnya meskipun anak 53
Islam Benar-benar Agama Sosial
nabi Nuh sendiri bernama Kan An, mereka tenggelam bersama orang-orang yang suka berbuat kejahatan. Kaum Nabi Luth juga ditimpa musibah berupa gempa dan angin kencang, hal ini disebabkan juga akibat pengikut nabiLuth banyaki melakukan kesalahan dimuka bumi. Sesuai firman Allah “ Ketika datang utusan kami kepada Ibrahim dengan membawa khabar suka akn memperoleh anak, kemudian malaikat itu berkata: Kami akan membinasakan negeri ini (negeri Luth) karena para penduduknya orang-orang yang durhaka dan suka berbuata kerusakan…. (QS. Al- Ankabut: 31). Berdasarkan norma agama, dapat dikatakan bahwa musibah selalu memiliki dua makna positif dan negatif. Jika bencana itu dipahami sebagai ujian, maka makna yang terkandung didalamnya menjadi positif minimal untuk pelajaran kehidupan manusia. Jika bencana itu dipahami sebagai musibah atau laknat maka mengandung makna negatif bagi kehidupan manusia. Maka harus dicari solusi untuk menghadapi atau menyelesaikan permasalahan itu agar tidak semakin besar mempengaruhi kehidupan bagi manusia. Teori lingkungan Puisi : Teori Lingkungan Antroposentris…. Teori yang menyebabkan manusia anarkhis Setiap hari lingkungan semakin terkikis Lingkungan dianggap miliknya ahli waris Biosentris… Teori yang menyebabkan manusia moralis Lingkungan semakin sejuk dan manis Menjaga lingkungan berarti menjaga ahli waris Ekosentris… Kritik terhadap antropisentris dan biosentris Keduanya dianggap liberalis Lingkungan perlu disikapi secara arif Lingkungan untuk manusia Tapi jangan di manfaatkan sekehendaknya Perhatikan asas kemanfaatannya Agar manusia benar benar sejahtera -----------------0000--------------54
Islam Benar-benar Agama Sosial
T
erlepas dari apakah bencana itu sebagai ujian atau cobaan, nampaknya perlu melihat dari perspektif teori lingkungan. Artinya dimana letak kesalahan manusia sehingga melahirkan berbagai bencana yang terjadi di muka bumi ini, khususnya musibah alam seperti banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Keharmonisan tata kehidupan manusia dipengaruhi oleh tiga hal yaitu manusia itu sendiri, alam dan situasi yang mengitari sistem kehidupan manusia. Jika asumsi ini yang dipakai, maka dalam melihat realitas kehidupan masyarakat perlu melihat berbagai persoalan yang mengelilingi ketiga hal tersebut. A. Sony Keraf (2002), dalam buku Etika Lingkungan menjelaskan ada tiga jenis teori dalam melihat lingkungan terkait dengan manusia sebagai pengguna atau yang sering memanfaatkan untuk kehidupan manusia. Pertama, teori antroposentris. Teori ini memandang bahwa manusia merupakan pusat dari sistem alam. Artinya manusia memiliki kewenangan secara mutlaq untuk memanfaatkan lingkungan untuk kesejahteraan manusia. Seluruh isi alam ini digunakan untuk mengoptimalkan kepentingan bagi manusia. Ukuran baik atau buruk dilihat dari seberapa jauh kepentingan manusia itu dapat terpenuhi, bukan dilihat dari efek atau akibat dari perbuatan yang telah dilaksanakan. Teori ini memberikan pelajaran bahwa apa yang ada disekitar manusia harus dipergunakan secara optimal demi mengejar kepentingan manusia. Jika teori ini yang digunakan, terkadang meninggalkan efek atau akibat yang menimpa setelah manusia itu menggunakan atau memanfatakan lingkungan disekitarnya. Kedua, Teori biosentris. Teori ini bertolak belakang dengan teori antroposentris. Jika teori antroposentris menyatakan hanya manusia yang memiliki nilai kepentingan utama, maka biosentris justru menyatakan bahwa lingkungan memiliki nilai kepentingan yang tinggi yang harus diselamatakan oleh manusia. Artinya lingkungan harus dijaga dan diselamatkan, karena dengan menyelamatkan lingkungan berarti juga menyelamatkan kelangsungan hidup manusia. Yang diutamakan dalam menjaga 55
Islam Benar-benar Agama Sosial
kelangsungan tatanan sistem didunia itu ditentukan oleh tertatanya sistem lingkungan yang ada. Dengan demikian, apapun alasannya, memanfaatkan lingkungan demi mewujudkan kepentingan manusia tidak dapat dibenarkan. Ketiga, teori ekosentris.Teori ini merupakan antitesa dari dua teori yang sama-sama ektrim. Kehadiran teori ekosentris adalah sebagai penyeimbang antara cara fikir yang lebih mengutamakan kepentingan manusia (antroposentris) dan lebih mengutamakan kepentingan alam (biosentris). Manurut teori ini, apa yang ada di muka bumi ini baik manusia, binatang, tumbuhan memiliki kepentingan sendiri yang harus dikelola secara seimbang tanpa harus merugikan masing-masing pihak. Manusia bisa memanfaatan lingkungan (hutan dan binatang) tetapi mekanisme pemanfaatan itu harus juga mempertimbangkan kemaslahatan yang dimiliki binatang dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu unsur dirugikan maka akan menimbulkan bencana atau malapelatak dimuka bumi ini. Dari teori tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya berbagai bencana dimuka bumi ini, lebih disebabkan karena manusia cenderung lebih mengedepankan teori antroposentris dimana kepentingan manusia lebih ditonjolkan, tanpa harus memikirkan kelangsungan kepentingan hutan dan binatang (lingkungan). Solusi yang tepat dari sudut pandang teori lingkungan, bahwa untuk menjaga atau meminimalisir bencana yang ada di muka bumi, maka manusia harus lebih menekankan teori ekosentris daripada antroposentria dan biosentris. Referensi: 1. A. Sony Keraf (2002), Etika Lingkungan, Kompas, Jakarta 2. Abdurrahman Wahid (1998), Islam tanpa kekerasan, LKIS, Yogyakarta. 3. Departemen Agama (1996), Alqur’an dan Terjemahnya, CV. Toha Putra Semarang, Jawa Tengah.
56
Islam Benar-benar Agama Sosial
4. Cooper, David E dan Joy A Palmer (1998) Spirit of the Enviromental: Relegion, Value and Enviromental Concern, London: Routledge. 5. Kant, Emanuel (1980), Foundations of Methaphysics of Morals, Indianapolish: Bobbs-Merrill Education Pub. 6. Ulil Abshor Abdallah (2003) Islam Liberal dan Fundamental, Elsaq Press,Yogyakarta. 7. Yusuf Al-Qardhawy (1999), Anatomi Masyarakat Islam, (terj), Pustaka Al Kautsar, Jakarta.
57
Tiga Jihad Humanis Vs Anarkhis
Puisi: Jihad versi Tuhan Ibadahku kalau dilihat orang Jihadku membunuh orang Perjuanganku dengan cara kekerasan Tujuanku melempar Bom di hotel dan restoran Musuhku densus delapan delapan Meskipun banyak orang yang mencela Pahalaku berlipat ganda Aku yakin matiku masuk surga Aku tenang di alam sana Tatkala aku menghadap yang Kuasa Aku ditanya perbuatan selama di dunia Aku jawab dengan berbagai fakta Ternyata aku seorang yang hina dan penuh dosa Kehinaanku karena perjuanganku Dosaku karena keyakinku Nerakaku karena jihadku Aku tertipu, aku malu, aku menyesal seumur hidupku Jihad tidak perlu dengan senjata Perjuangan tidak usah dengan kekerasan Agama mengajarkan kasih sayang Itulah yang diperintahkan Tuhan. ----------------00----------------
58
Islam Benar-benar Agama Sosial
J
ihad dalam pengertian umum adalah usaha secara sungguhsungguh untuk memberantas berbagai bentuk kejahatan atau pelanggaran yang tidak sesuai dengan norma agama, sosial dan negara. Banyak fenomana melanggar aturan negara maupun agama yang layak diselesaikan seperti, perilaku politik pragmatis, penyelesaian Lumpur lapindo yang tidak kunjung selesai, praktek panipulasi hukum, korupsi sampai dengan mafia hukum dan mafia pajak yang dikenal dengan istilah manusia 28 milyar dengan “aktor utama” Gayus Tambunan. Kasus suap yang menimpa elit politik yang lebih senang “melarikan diri” ke luar negeri. Berbagai pelanggaran justru lebih banyak dilakukan oleh para elit yang nota benenya memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai contoh bagi rakyat. Para penegak hukum seperti jaksa, hakim dan wakil rakyat banyak yang terlibat praktek korupsi, dan suap. Jihad merupakan usaha secara optimal untuk menyusun sistem yang mampu melahirkan praktek yang bersih sehingga melahirkan kesejahteraan bagi rakyat kecil. Bagi umat Islam, dalam menghadapi berbagai fenomena di atas sudah saatnya diberantas atau dihilangkan dengan cara jihad. Tetapi mengapa ketika bangsa Indonesia dilanda persoalan serius yang merugikan bangsa dan negara istilah jihad tidak pernah terdengar. Pada saat Israel menyerang palestina, umat Islam ramairamai menyatakan Jihad dijalan Allah. Dilihat dari substansi dan kemanfaatan, justru sangat penting jihad melawan ketidak adilan, mafia hukum dan pajak dibanding berteriak membela bangsa palestina dengan atas nama agama. Jihad selalu dipahami “perang suci” (holy war) yang dilakukan dengan cara menggunakan senjata tajam, senjata api serta bom bunuh diri. Oleh sebab itu jihad identik dengan kekerasan, kriminalitas, teroris, tidak berperikemanusiaan, melanggar HAM dan demokrasi. Jihad yang seperti ini mengandung makna negatif, menakutkan bagi orang lain, dibenci banyak orang bahkan menjadi musuh bersama umat beragama dan negara. Meskipun jihad bermakna negatif, menurut sebagian kelompok tetap dipahami tindakan suci yang harus selalu dikobarkan untuk memberantas kemaksiatan. Kelompok ini meyakini, jihad 59
Islam Benar-benar Agama Sosial
dengan cara seperti didasarkan firman Allah “ Perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesunggnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah “ (QS Al Baqarah:190 dan 193). Dalam surat lainnya dijelaskan “ Orang-orang yang beriman berperang dijalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang dijalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaetan itu” (QS. An Nisa’: 76). Bagi kelompok masyarakat yang memahami ayat diatas secara tekstual, layak dikatakan melakukan “Jihad anarkhis”, karena akan melahirkan perilaku atau gerakan “radikal”, “ekstrem”, “militan”, “ non toleran” bahkan bisa disebut “anti barat”. “Jihad anarkhis” ini akan melahirkan tipologi gerakan yang cenderung melakukan aksi-aksi jika dilihat dari ukuran “normal” termasuk kategori sangat kasar dan tidak rasional. Misalnya menghancurkan segala hal yang dianggap (menurut keyakinannya) tidak sesuai dengan ajaran Islam. Beberapa tempat hiburan, didatangi dan dirusak karena dianggap pusat kemaksiyatan. Bertindak kasar kepada para penjual makanan yang jualan siang hari selama bulan suci ramadhan. Menghancurkan dengan cara bom bunuh diri terhadap beberapa hotel atau restoran yang dianggap milik orang Amerika/non muslim, meskipun didalamnya juga banyak orang Islam atau orang timur. “Jihad anarkhis” seperti ini jelas tidak akan efektif untuk memperjuangkan Islam, karena tidak sesuai dengan dinamika dan tuntutan kehidupan masyarakat dalam tataran lokal, regional dan global.Tuntutan dan budaya masyarakat sudah berubah secara drastis jika dibanding dengan masa kehidupan zaman dahulu (zaman ketika rasulullah masih hidup). Dizaman sekarang dituntut mewujudkan sistem demokrasi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), oleh sebab itu perjuangan terhadap Islam (jihad) juga harus memperhatikan demokratisasi dan HAM. Konsekuensinya harus ada pergeseran jihad dari “jihad anarkhis” menuju “jihad humanis”, yaitu suatu cara berjuang menegakkan agama Allah yang dilakukan dengan cara santun, damai, tanpa kekerasan, penuh toleransi dan selalu menjung tinggi HAM. Jihad humanis dapat dilakukan dengan cara cara yang menghargai etika, aturan yang berlaku baik etika agama dan sosial. 60
Islam Benar-benar Agama Sosial
Sehingga jihad humanis harus memposisikan atau memaknai jihad tidak dengan menggunakan senjata atau pedang, jihad dimaknai suatu usaha sungguh sungguh untuk menegakkan kebenaran dalam dirinya sendiri dan untuk orang lain. Upaya sungguh sungguh untuk mencari biaya sekolah anaknya, usaha sungguh sunguh mencari biaya untuk pengobatan anaknya yang sakit, usaha sungguh sungguh untuk membantu orang lain yang kesulitan merupakan bukti nyata jihad yang lebih menghargai etika dan aturan dan akan melahirkan produk perilaku yang santun, damai tanpa harus dengan anarkhisme. Islam akan lebih tegak dan berhasil membawa misinya sebagai agama rahmat semesta alam, jika para pemeluknya melakukan jihad secara humanis, artinya Islam disebarkan atau didakwahkan dengan menggunakan cara cara damai, lebih menghargai orang lain, lebih manusiawi, yang berimplikasi kepada ketertarikan orang lain terhadap Islam. Jika jihad dilakukan dengana kekerasan atau anarkhisme maka orang lain dan bahkan umat Islam sendiri akan merasakan ketakutan sehingga akan semakin jauh dari Islam. Nuansa Sosial Puisi : Pesan Sosial Sosial merasa satu ikatan Memahami penderitaan orang Meninggalkan sikap individual Berusaha menghilangkan kemiskinan Sahadat tidak hanya diikrarkan Sholat tidak cukup kewajiban ritual Zakat dan puasa tidak untuk menggugurkan kewajiban Haji tidak cukup dipahami ibadah musiman Semua ibadah ada makna yang harus dilaksanakan Sahadat mengkui lemah dihadapan Tuhan Sholat pertanda menjaga keselaamatan orang Zakat bermakna menghilanagkan kemiskinan Puasa melatih kepekaan dan kedisiplinan Haji memiliki makna keteladanan Itu yang namanya nuansa sosial ----------------000---------------
61
Islam Benar-benar Agama Sosial
U
Jihad tidak bisa dilakukan dengan pedang, senjata dan bom. Jihad dilakukan dengan bahasa yang santun/lemah lembut, metode yang menarik. Perbuatan yang merusak atau merugikan orang lain apapun alasannya tidak bisa dikatakan jihad meskipun mereka dalam melakukan perbuatan tersebut dengan mengucapkan kalimat takbr, berpakai surban dan jubah putih.
62
ntuk mewujudkan “Jihad Humanis” dimulai dari pemahaman yang bernuansa sosial terhadap teks-teks alqur’an maupun hadits. Jihad dalam konteks kehidupan kekinian tidak tepat dipahami dengan cara perang mengangkat senjata. Jihad secara hakiki adalah berjuang melawan kedholiman, penindasan, membantu orang yang ditindas, didholimi yang dilakukan tidak dengan cara kekerasan. Allah telah mengajarkan kepada umatnya untuk mendakwahkan agama hanya melalui himbauan dan ajakan secara damai dan santun. “ maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohon ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. (QS. Ali Imron:159). Ayat di atas menjelaskana atau memberikan pesan kepada umat Islam bahwa umat Islam harus senantiasa menyadari atau mengakui adanya rahmat yang di berikan Allah kepada manusia tanpa pandang bulu. Dengan rahmad Allah tersebut manusia harus mampu menunjukkan sikap dan perilakunya secara tepat dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Segala urusan manusia selaka di dunia harus diselesaikan tidak dengan cara kekerasan melainkan dilakukan melalui cara cara yang lebih manusiawi yaitu melalui musyawarah. Sifat lemah lembut yang dimiliki umat Islam akan mudah tumbuh dalam realitas kehidupan jika diikuti dengan beberapa hal sebagai berikut:
Islam Benar-benar Agama Sosial
1. Kesadaran psikologis, yaitu keinginan untuk memiliki kepekaan atau kepedulian yang tumbuh dalam diri umat Islam. Kepekaan dan kepedulian yang ada dalam diri umat Islam akan mudah dijadikan landasan untuk melahirkan karakter yang lemah lembut. 2. Kesadaran sosial, yaitu keinginan atau semangat untuk melakukan upaya membantu dengan sesama. Artinya jika setiap umat Islam memiliki keinginan untuk membantu problem sesame secaar optimal, maka akan mudah menumbuhkan sifat dan karakter yang lemah lembut dalam kehidupan. 3. Kesadaran ideologi, yaitu adanya keyakinan yang ada dalam diri umat Islam bahwa manusia adalah dalam posisi lemah, tidak berdaya, tidak memiliki daya apapun tanpa bantuan atau campur tangan Allah swt. Tiga kesadaran yang dimiliki setiap umat Islam itulah, yang mampu menjadikan atau mewujudkan karakteristik untuk bersikap lemah lembut dan tepat dalam menghadapi segala problem yang ada di tengah tengah kehidupan masyarakat. Allah juga jelas-jelas melarang umatnya untuk melakukan perbuatan mungkar dan permusuhan. “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan” (QS. An Nahl: 90). Berdasarkan ayat tersebut, jelas bahwa untuk menumbuhkan sikap atau karakter umat Islam yang ideal dalam kehidupan perlu di lakukan dengan dua tahap: 1. Keadilan, yaitu tatanan sistem kehidupan umat Islam akan terwujud secara santun, damai dan tidak ada anarkhis, jika masing masing umat Islam memiliki kesediaan atau kemauan untuk berbuat adil dalam menghadapi segala persoalan yanga da di dalam masyarakat. 2. Keadilan tersebut, akan mudah diwujudkan jika masing-masing umat Islam memiliki kesadaran untuk melakukan hal hal yang baik atau bermanfaat. Jika umat Islam justru lebih senang berbuat hal yang negatif maka keadilan tidak akan bisa muncul kepermukaan kehidupan masyarakat. 3. Keadilan dan perilaku yang baik akan dapat diwujudkan oleh umat Islam jika , masing masing umat Islam memiliki kesadaran 63
Islam Benar-benar Agama Sosial
untuk membantu kerabat dan saudara saudaranya yang membutuhkan atau sedang mengalami kesulitan. 4. Keadilan, perbuatan yang baik, dan semangat membantu akan mudah di wujudkan dalam realitas kehidupan masyarakat jika diantara sesame umat Islam tidak membudayakan atau membiasakan permusuhan/konflik. Jika masih senang berbuat konflik atau permusuhan, maka keadilan, perbuatan baik dan semangat mambantu orang lain akan semakin sulit di wujudkan dalam realitas kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan misi utama Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi semua alam. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta Alam” (QS. Al Anbiyaa’: 107). Islam berikut umat/pemeluknya hadir ditengah tengah kehidupan memiliki misi menjadi rahmat bagi semuanya mahluk yang ada di dunia. Rahmat dapat diartikan perdamaian, kesejahteraan, kemudahan, kemakmuran. Sedangkan seluruh alam adalah seluruh mahluk yang ada di muka bumi tanpa melihat jenis perbedaan dari mahluk tersebut. Kesejahteraan (rahmad) harus dapat dirasakan oleh seluruh mahluk yang ada di muka bumi. Konsekuensinya umat Islam harus mampu hidup damai dengan apa saja dan siapa saja. Rahmad bagi seluruh semesta alam memngandung makna sebagai berikut: 1. Rahmad bermakna sosial, yaitu setiap umat Islam harus memilikii kemampuan hidup rukun dan berdampingan dengan sesama manusia meskipun berbeda agama, golongan, suku dan ras/warna kulit. Rahmad tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya kesediaan untuk hidup rukun dan damai dengan semua orang tidak dibatasi oleh wilayah negara, kota, benua, dan kesediaan untuk hidup rukun tersebut dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hidup rukun tidak dibatasi dalam ruanglingkup organisasi, partai politik dan kesamaan ideologi. 2. Rahmad bermakna geologis, yaitu setiap umat Islam harus memiliki kemampuan untuk memelihara, melestarikan lingkungan alam. Konsekuensinya setiap umat Islam harus memiliki kemampuan secara ilmu maupun teknologi yang 64
Islam Benar-benar Agama Sosial
mampu menjaga kelestarian lingkungan yang ada disekitar manusia. 3. Rahmad bermakna psikologis, yaitu setiap manusia atau umat Islam harus memiliki kemampuan untuk menjaga stabilitas psikologi, yaitu setiap umat Islam harus selalu memiliki sikap kepribadian yang baik sehingga tidak merugikan atau meresahkan orang lain. Makna psikologi yang dikandung dalam rahmad adalah manusia atau umat Islam tidak diperbolehkan memiliki kesombongan, tidak boleh menghina orang lain apapun alasannya. Islam tidak melarang peperangan, perang yang diperbolehkan Islam adalah perang yang memiliki prinsip-prinsip mengedepankan dan menghargai kemanusiaan. Pidato Khalifah Abu Bakar ketika mengirimkan pasukan dalam sebuah ekspedisi ke perbatasan Siria “ Berhentilah hai manusia, Aku ingin memberimu sepuluh aturan sebagai pedoman dalam peperangan. Jangan melakukan pengkhianatan atau berbelok dari jalan yang benar. Jangan merusak orang yang telah mati. Jangan membunuh anak-anak, perempuan dan orang jompo. Jangan mengganggu tanaman terutama yang sedang berbuah. Jangan membunuh rombongan musuh yang memberimu makanan. Kamu sebaiknya membiarkan orang yang mencurahkan hidupnya untuk pelayanan peribadatan, biarkan mereka hidup”. (Sahih Muslim Vol 3, hal 940). Begitu rumitnya ketentuan perang yang dirumuskan sayyidina Abu Bakar. Hal ini mengandung makna bahwa perang hanya bisa dilakukan dengan sangat terpaksa dan kondisi mendesak (dhorurot). Umat Islam tidak bisa dengan mudah melakukan kekerasan dengan alasan jihad membela atau memperjuangkan agama. Agama tidak akan bisa ditegakkan dan disebarkan melalui cara cara yang kasar dan keras, karena kekerasan akan melahirkan kebencian bagi semua orang. Mengapa orang benci kepada kekerasan? Manusia memiliki kebutuhan dasar yang pada hakekatnya selalu menginginkan kenyamanan dan keselamatan (Safety needs). Oleh sebab itu setiap manusia apapun agamnya pasti ingin merasakan kenyamanan, keselamatan dan kedamaian. Jika agam di sebarakan dengan cara 65
Islam Benar-benar Agama Sosial
kekerasan, maka dapat diartikan akan mengganggu kebutuhan dasar bagi manusia. Ibnu Taimiyah dalam Zianudin Sardar (1985) dalam buku “ The Other Jihad: Muslim intellectuals and Their Responsibilities” menjelaskan bahwa jihad dicapai dengan hati, pikiran dan tangan. Hati bermakna kesabaran dalam menghadapi segala tantangan atau problem kehidupan. Pikiran dimaksudkan suatu karya ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Tangan adalah merujuk kepada tindakan nyata dalam ikut membantu dan mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bagi manusia dimuka bumi ini. Gary Legenhausen (1985) dijelaskan bahwa secara umum jihad diartikan suatu bentuk perjuangan setiap manusia untuk menerima bentuk bimbingan spiritual tertentu supaya dapat mensucikan dirinya. Jihad dalam konteks ini, lebih diarahkan kepada persoalan personal atau pribadi umat Islam. Bagaimana umat Islam mampu menata dan mengkondisikan kualitas kepribadiannya dalam mensikapi segala apa yang ada di luar dirinya. Munculnya problem yang ada di tengah tengah masyarakat dapat juga disebabkan oleh salahnya manusia dalam mensikapi apa yang ada di luar dirinya. Munculnya bencana seperti banjir, tanah longsor karena disebabkan kesalahan manusia dalam memahami dan memanfaatkan lingkungan untuk kepentingan manusia. JIka manusia benar atau tepat dalam melakukan pemanfaatan lingkungan maka tidak akan muncul bencana berupa banjir dan tanah longsor. Terjadinya praktek suap, korupsi, juag disebabkan kesalahan manusia dalam memahami jabatan yang melekat dalam dirinya. Jika jabatan dipahami suatu hadiah, maka akan mudah memunculkan penyelewengan, sebaliknya jika jabatan atau kekuasaan itu benar benar dipahamis ebagai amanah dari Allah swt dan sifatanya hanay sementara maka para apemilik kekuasaan/jabatan tidak akan mau menyelewengkan jabatan yang melekat dalam dirinya. Akhirnya praktek suap dan korupsi tidak akan mungkin terjadi. Terjadinya penganiayaan majikan terhadap pembantu rumah tangga, juga disebabkan adanya kesalahan majikan dalam memahami pembantu yang ada di dalam rumah tersebut. Jika pembantu di 66
Islam Benar-benar Agama Sosial
pahami sebagai budak, maka sang majikan akan memperlakukan pembantu seenaknya sendiri, sebaliknya jika pembantu dipahami sebagai manusia yang sama sama mahlauk Allah swt, maka sang majikan akan menghargai dan selalu akan menampatkan posisi pembantu sesuai dengan hak dan kewajibannya. Akhirnya penganiayaan dan penyiksaan tidak akan pernah ada di muka bumi ini. Berdasarkan pendapat itu, jihad benar-benar diperintahakan Allah swt dan Rasul Muhammad saw yang menyuruh untuk melakukan evaluasi diri secara terus menerus dalam rangka mengembangkan potensi diri untuk melawan berbagai bentuk penindasan untuk mewujudkan perdamaian dengan cara penuh tanggung jawab secara moral, akademik dan sosial. “Jihad Humanis” dapat ditampilkan dalam realitas kehidupan sebagai berikut: Pertama, sebagai praktisi pendidikan selalu berusaha melakukan pengelolaan pendidikan secara jujur, transparan dan tidak melakukan praktik kecurangan dalam segala bentuk. Ujian Nasional benar-benar dilaksanakan secara jujur, tanpa ada kebocoran sedikitpun, sehingga Ujian Nasional benar-benar proses evaluasi kualitas peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Kedua, sebagai praktisi politik selalu berusaha untuk menegakkan nilai-nilai atau etika dalam menyerap dan memperjuanagkan aspirasi masyarakat. Kasus bank century misalnya benar-benar ditegakkan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, bukan dijadikan hanya untuk komuditas politik yang hanya menguntungkan pribadi dan kelompoknya sendiri. Ketiga, sebagai penegak hukum akan selalu memproses segala bentuk kesalahan sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Membongkar kasus atau mafia hukum benar-benar dilandasi untuk membantu masyarakat dan menyelamatkan uang negara agar masyarakat benar-benar memiliki dan merasakan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan. Keempat, sebagai praktisi ekonomi, selalu melaksanakan aturan ekonomi secara benar, sehingga tidak ada lagi pembobolan rekening, tidak ada pencucian uang, tidak ada lagi L/C fiktif dan 67
Islam Benar-benar Agama Sosial
lain sebagainya. Sebagai pelaku birokrasi, selalu menjadi pelayan umat, bukannya minta dilayani. Kelima, sebagai mahasiswa yang nota benenya calon ilmuwan sudah barang pasti dalam menyalurkan aspirasinya tidak bisa ditunggangi pihak-pihak lain sehingga mudah terjadinya gerakan anarkhis yang jelas merugikan masyarakat umum. Peran kemenag Puisi : Kantor Agamaku Agama tidak lepas dari peran negara Kantor kementerian agama namanya Banyak sekali aparaturnya Kantornya tersebar diseluruh Indonesia Pendidikan agama jadi urusannya Nikah, rujuk, zakat, infaq juga ada Haji menjadi urusan utamanya Menteri agama komandonya Semboyannya ihlas beramal Karakter pegawainya bermacam macam Peran kemenag belum optimal Masih banyak aspek agama belum terpikirkan Banyak PR yang belum diselesaikan Pelaksanan haji masih saja ada kekurangan Pendidikan agama belum sesuai harapan Jika dikritik disuruh nunggu perbaikan masa yang akan datang -----------------000----------------
P
emahaman atau kedewasaan masyarakat dalam memahami ajaran agama tidak dapat dilepaskan dari peran kantor kementerian agama (kemenag). Sebagai sebuah kantor kementerian yang merupakan bagian dari komponen negara repiblik Indonesia dapat dikatakan belum terlalu tua, tetapi juga tidak bisa dikatakan masih remaja, artinya kemenag sebagai bagian 68
Islam Benar-benar Agama Sosial
dari elemen negara sudah seharusnya mampu memberi kontribusi nyata dalam proses pembangunan bangsa Indonesia khususnya dalam bidang kesadaran beragama. Hal ini didasarkan atasa tugas pokok dan fungsi kemenag adalah menyelenggarakan sebagian tugas dari pemerintah dalam bidang pembangunan agama. Oleh sebab itu peran kemenag kaitannya dnegan pemahaman yang tepat terhadap ajaran agama perlu melakukan optimalisasi peran. Optimalisasi peran kemenag perlu dilakukan dengan cara meningkat pemberdayaan peran yang dimiliki oleh depag. Optimalaisasi peran dapat dilakukan dengan cara: Pertama, mengoptotmalkan peran Penyuluh Agama. Penyuluh agama sebagai tenaga fungsional yang dimiliki depag perlu diberdayakan secara optimal.Ada kesan peran penyuluh agama masih kalah jauh dibanding dengan mubaligh, sehingga penyuluh agama tidak optimalkan dalam memberikan pemberdayaan agama kepada masyarakat. Masyarakat lebih percaya kepada mubaligh dari pada penyuluh agama yang dimiliki depag. Akibatnya penyuluh agama tidak banyak yang dikerjakan. Oleh sebab itu pembinaan terhadap penyuluh agama segara dilakukan agar peran penyuluh bisa diterima dan jasa penyuluh agama benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Penyuluh agama harus juga perlu proaktif untuk memberikan informasi keagamaan dan juga mengidentifikasi berbagai permasalahan agama yang ada ditengah-tengah masyarakat. Penyuluh agama juga harus menjalin komunikasi atau jaringan dengan lembaga atau organisasi yang ada didalam masyarakat, agar penyuluh agama benar-benar mengetahui problem yang sebenarnya yang dimiliki umat beragama. Kedua, mengoptimalkan pengawas satuan pendidikan. kemenag memiliki tenaga fungsional yang mempunyai tupoksi membina, mengawasi dan melaporkan kinerja guru dan kepala sekolah /madrasah. Berdasarkan Peraturan pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pengawas satuan pendidikan harus melaksanakan delapan standar yang ada dalam PP tersebut yaitu tandar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan evalausi pendidikan. Konsekuensinya pengawas saatuan pendidikan perlu menguasai masalah pembelajaran dan juga manajerial sekolah. Idelisme tupoksi pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan. 69
Islam Benar-benar Agama Sosial
Pengawas satuan pendidikan masih dikesankan hanya kelompok jabatan fungsional yang menunggu masa purna tugas (pensiun), pengawas satuan pendidikan juga dikesankan kurang memiliki kemampuan melaksanakan pengawasan dan pembinaan. Akibatnya pengawas tidak mampu memberi kontribusi mewujudkan kualitas lulusan pendidikan seperti yang diharapkan. Ketiga, kemenag perlu membentuk lembaga pusat kajian agama dan keagamaan. Selama ini peran ini hanya dilaksanakan oleh badan penelitian dan pengembangan (litbang) yang hanya sampai di tingkat Depag wilayah propoinsi. Di masa yang akan datang, depag perlu memiliki unit khusus kajian bidang agama dan keagamaan yang dibentuk mulai dari depag tingkat pusat sampai depag tingkat kabupaten. Unit ini memiliki tugas mengidentifikasi, menganalisis dan menemukan solusi problem umat beragama. Diakui atau tidak, kemenag sampai sekarang, baru bisa menjalankan perannya yang bersifat administratif birokratis, yaitu malakukan pembangunan dalam bidanag agama yang bersifat fisik, formal dan kuantitatif, hal ini dilihat dari peningkatan anggaran untuk pembangunan lembaga pendidikan, pesantren dan organisasi sosial agama. Banyak bantuan rehab untuk pendidikan dasar dan menengah. Bantuan Bos untuk MI dan MTs, serta bantuan studi bagi para santri. Semua ini penulis katakana baru taraf formal birokratis atau pembangunan agama secara kuantitatif. Karena output datanya hanya didasarkan indikasi banyaknya jumlah lembaga agama yang dibantu, bertambahnya anggaran, dan bertambahnya jumlah siswa yang memperoleh bantuan studi. Peningkatan kualitas kesadaran keagamaan bagi umat Islam belum bisa diketahui secara pasti. Konsekuensinya, kemenagg harus mampu meningkatkan atau mengoptimalkan perannya dalam bidang pembangunan agama secara kualitatif. kemenag sudah seharusnya segera melakukan berbagai kebijakan atau terobosan agar menjadi kementerian yang mampu memberikan kontribusi kepada umat beragama yang mampu menjadikan agama sebagai way of life. Kemenag sudah waktunya sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama bagi bangsa Indonesia. Sebagai kantor kemenag yang menyelenggarakan ibadah haji, indikasi keberhasilannya tidak hanya dilihat dari aspek kelancaran dan 70
Islam Benar-benar Agama Sosial
ketertiban pelaksanaan ibadah haji mulai dari tanah air ke tanah suci sampai pulang lagi ke tanah air, tetapi bagaimana ritual ibadha haji ini benar-benar mampu menjadikan kualitas manusia yang berkualitas sesuai dengan makna yang dilaksanakan pada saat menjalankan ibadah haji. Sebagai kantor kemenag yang mempelopori pengumpulan dan pendistribusian zakat, keberhasilannya tidak hanya dilihat dari berapa banyak zakat yang berhasil dikumpulkan melainkan seberapa jauh zakat yang dikelola melalui kementerian mampu menjadi sarana untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan serta keterbelakangan bagi umat Islam. Sebagai kantor kemenag yang menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal, indikasi keberhasilannya jangan hanya dilihat dari banyaknya jumlah sekolah yang telah diberi bantuan, berapa banyak jumlah sekolah yang meningkat statusnya serta berapa banyak sekolah yang berhasil terakreditasi, melainkan dengan lembaga pendidikan yang dimiliki kementerian ini, dapat melahirkan lulusan yang memiliki kecerdasan secara intelektual dan juga kualitas moral kepribdian serta ketrampilan dalam kehidupannya. Makna Jihad Puisi: Masalah Jihad Jihad banyak tingkatan Tidak dengan kekerasan Jangan mudah mengkafirkan orang Sehingga orang lain pada ketakutan Jihad bisa dengan pikiran Bisa juga dengan tindakan Jihad adalah amar ma’ruf nahi mungkar Yang lebih penting menjaga kedamaian Jihad perintah agama Jangan sampai dilupakan Jihad tidak perlu dengan kekerasan Lakukan jihad sesuai falsafah kebangsaan ----------------000--------------71
Islam Benar-benar Agama Sosial
J
ihad banyak dipahami suatu perbuatan yang akan banyak mendatangkan pahala bagi siapa saja yang melakukan. Oleh sebab itu jihad merupakan suatu perbuatan yang diinginkan dan dilakukan oleh umat Islam. Ada dua aliran dalam memahami jihad. Pertama, jihad dipahami secara literer atau formalis, yaitu jihad itu dilakukan dalam rangka menegakkan agama dengan caracara yang kurang “familier” menurut kebanyakan umat Islam. Jihad dalam paham ini dilakukan dengan cara-cara yang menakutkan bagi orang lain. Merusak tempat tempat hiburan dengan alasan amar ma’ruf nahi mungkar, melakukan aksi bunuh diri dengan alasan ingin mati sahid. Kedua jihad dipahami berdasarkan paradigm sosial, yaitu usaha sungguh sungguh untuk menegakkan atau memperjuangkan kebenaran/kebaikan dengan cara cara yang sesuai dengan koridor aturan, norma hukum yang berlaku. Ibunu Al Mulaqin dalam Al I’lam Bi Fawa’id Umdat Al Ahkam, menjelaskan bahwa kata Jihad berasal dari kata Al Jahd ()ُاجلَ ْهد dengan difathahkan huruf jimnya yang bermakna kelelahan dan kesusahan atau dari Al Juhd ( )اجلُ ْه ُدdengan didhommahkan huruf jimnya yang bermakna kemampuan. Berdasarkan makna kata yang ada tersebut, maka jihad sebenarnya lebih ditekankan kepada upaya optimalisasi atau bersungguh sungguh dalam mengembangkan semua potensi yang ada dalam diri setiap manusia (umat Islam). Potensi atau kecerdasan manusia setidaknya ada tiga macam, antara lain: 1. Kognitif (kecerdasan intelektual) yaitu adanya potensi atau kecerdasan yang menyangkut aspek rasional atau intelektual. Bagaimana manusia mampu menghafal, memahami dan menganalisis dan mengevaluasi sebah teori dan realitas yang ada dalam kehidupannya. 2. Affektif( kecerdasan kepribadian) yaitu adanya potensi atau kecerdasan manusia yang menyangkur kualitas psikologis/ perasaan/kepribadiannya. Bagaimana manusia mampu empati, memahami penderitaan otrang lain, mampu mewujudkan nilai nilai agama menjadi system kehidupan selama menjalani hidup didunia. 72
Islam Benar-benar Agama Sosial
3. Psikomotorik (kecerdasan otot.mekanik) yaitu adanya potensi kecerdasan bagi manusia dalam menggunakan atau memanfaatkan anggota badannya untuk melakukan hal hal yang positif.
Pengertian jihad adalah usaha sungguh sungguh yang dilakukan untuk mencari dan menegakkan kebenaran yang dilakukan dengan cara metode yang santun, simpatik dengan tetap menjaga toleransi beragama.
Kalimat ( )بَلَ َغ ُج ْه َد ُهbermakna mengeluarkan kemampuannya. Sehingga orang yang berjihad dijalan Allah adalah orang yang mencapai kelelahan karena Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga. Di balik jihad memerangi jiwa dan jihad dengan pedang, ada jihad hati yaitu jihad melawan syetan dan mencegah jiwa dari hawa nafsu dan syahwat yang diharamkan. Juga ada jihad dengan tangan dan lisan berupa amar ma’ruf nahi mungkar. Berdasarkan makna kalimat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa jihad dapat dilakukan dengan cara cara yang bervaraiasi. Jihad tidak hanya dilakukan dengan pedang atau senjata. Jihad dapat dilakukan dengan tatatutur atau ucapan yang baik, sikap dan perilaku yang santun. Jihad juga tidak dilakukan hanya untuk orang lain, tetapi jihad juga dilakukan untuk dirinya sendiri yaitu jihad untuk menahan nafsu yang ada dalam diri manusia. Bagaimana menahan nafsu berkuasa, nafsu mengumpulkan uang dan nafsu nafsu lain yang mengakibatkan perilaku yang negatif bagi orang lain. Dalam muqoddiman Ibnu Rusyd dijelaskan bahwa Ibnu Rusyd (wafat tahun 595 H) menyatakan, “Jihad dengan pedang adalah memerangi kaum musyrikin atas agama, sehingga semua orang yang 73
Islam Benar-benar Agama Sosial
menyusahkan dirinya untuk dzat Allah maka ia telah berjihad di jalan Allah. Namun kata jihad fi sabilillah bila disebut begitu saja maka tidak dipahami selain untuk makna memerangi orang kafir dengan pedang sampai masuk islam atau memberikan upeti dalam keadaan rendah dan hina” .Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728H) mendefinisikan jihad dengan pernyataan, “Jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan yaitu kemampuan mendapatkan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci Allah” . Di tempat lainnya, beliau rahimahullah juga menyatakan, “Jihad hakikatnya adalah bersungguh-sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal sholeh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan” . Tampaknya tiga pendapat di atas sepakat dalam mendefinisikan jihad menurut syariat Islam, hanya saja penggunaan lafadz jihad fi sabilillah dalam pernyataan para ulama biasanya digunakan untuk makna memerangi orang kafir. Oleh karena itu, Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al ‘Abaad menyatakan bahwa definisi terbaik dari jihad adalah definisi Ibnu Taimiyah di atas dan beliau menyatakan, dipahami dari pernyataan Ibnu Taimiyah di atas bahwa jihad dalam pengertian syar’i adalah istilah yang meliputi penggunaan semua sebab dan cara untuk mewujudkan perbuatan, perkataan dan keyakinan (i’tiqad) yang Allah cintai dan ridhoi serta menolak perbuatan, perkataan dan keyakinan yang Allah benci dan murkai. Jihad merupakan suatu kosa kata yang bersifat universal dalam artian menyimpan berbagai penafsiran dari masing masing orang berdasarkan pengalaman dan karakteristik keilmuan yang dimiliki. Bagi umat Islam yang memiliki pengalaman dan struktur keilmuan yang tekstuaalis maka jihad diahami secara tekstualis, sedangkan bagi umat Islam yang memiliki pengalaman dan struktur keilmuan kontekstual maka jihad dipahami dan dimaknai secara sosial atau kontekstual. Jenis dan Tingkatan Jihad Kata jihad bila didengar banyak orang maka konotasinya adalah jihad memerangi orang kafir. Padahal hal ini hanyalah salah satu dari bentuk dan jenis jihad karena pengertian jihad lebih umum 74
Islam Benar-benar Agama Sosial
dan lebih luas dari hal tersebut. Oleh karena itu, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan jenis jihad ditinjau dari obyeknya dengan menyatakan bahwa jihad memiliki empat tingkatan, yaitu 1. Jihad memerangi hawa nafsu, jihad dalam tahap ini adalah jihad yang diperuntukkan diri sendiri. Artinya jihad adalah upaya untuk mengarahkan perilaku yang baik bagi dirinya sendiri. Misalnya bagaimana manusia tidak serakah, tidak sombong, tidak merasa dirinya segala galanya. 2. Jihad memerangi syetan, jihad ini lebih diarahkan usaya sungguh sungguh untuk menahan bujukan atau bisikan yang negatif. Setan merupakan simbol bisikan atau rayuan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik menurut agama dan sosial. Manusia yang mudah mengikuti bisikan atau bujukan negative maka akan mudah terjerumus kedalam pelanggaran. 3. Jihad memerangi orang kafir, jihad dalam tahapan ini diarahkan untuk melawan atau membina orang lain yang berbeda agama. Artinya jihad ini lebih bermakna menyebarkan atau mendakwahkan Islam agar orang yang belum masuk Islam menjadi tertarik atau simpatik dengan ajaran dan gerakan Islam. Oleh sebab itu islam harus ditampilkan dengan cara cara yang santun, damai dan penuh kesahajaan. 4. Jihad memerangi orang munafik, Jihad dalam tahapan ini diarahkan untuk memberikan bimbingan atau pembinaan kepada orang yang tidak konsisten antara apa yang diucapkan dengan perbuatannya. Sifat munafiq merupakan sifat atau karakter yang harus diwaspadai, karena memiliki wajah ganda dan sulit untuk diketahui mentalitas yang sebenarnya. Jihad dalam tahaoan ini merupakan jihad yang sangat berat dan sulit. Kemudian Ibnul Qayyim menjelaskan 13 tingkatan bagi jenis-jenis jihad di atas dengan menyatakan bahwa jihad memerangi nafsu memiliki empat tingkatan: 1. Jihad memeranginya untuk belajar petunjuk ilahi dan agama yang lurus yang menjadi sumber keberuntungan dan kebahagian dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Siapa yang kehilangan ilmu petunjuk ini maka akan sengsara di dunia dan akhirat. Jihad dalam tingkatan ini memiliki makna science yaitu suatau 75
Islam Benar-benar Agama Sosial
kesediaan atau semangat manusia untuk selalu meningkatkan, menekuni ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki manusia harus mampu menjadi penerang dan petunjuk manusia untuk memahamai hakekat dirinya dan kehidupan sehingga manusia tidak mudah tersesat kejalan yang tidak sesuai dengan perintah Allah swt. 2. Jihad memeranginya untuk mengamalkannya setelah mengilmuinya. Kalau tidak demikian, maka sekadar hanya mengilmuinya tanpa amal, jika tidak membahayakannya, maka tidak akan memberi manfaat. Jihad dalam tingkatan ini mengandung makna adanya kesediaan dan kesanggupan manusia untuk selalu mengamalkan apa yang diketahui dan dipahami. Jihad ini menunjukkan bahwa setiap manusia harus memiliki kesesuaian antara apa yang diketahui dan diyakini dengan apa yang dilaksanakan. Islam menuntut setiap pemeluknya untuk selalu memiliki relevansi dna integerasi tentang apa yang diketahui, diyakini dan yang dilaksanakan. Upaya untuk menyesuaikan tidak semudah membali talapak tangan, tetapi memerlukan perrjuangan atau jihad secara sungguh sungguh agar setiap umat Islam memiliki sikap dan kepribadian integratif. 3. Jihad memeranginya untuk berdakwah dan mengajarkan ilmu tersebut kepada yang tidak mengetahuinya. Kalau tidak demikian, ia termasuk orang yang menyembunyikan petunjuk dan penjelasan yang telah Allah turunkan. Dan ilmunya tersebut tidak bermanfaat dan tidak menyelamatkannya dari adzab Allah. Jihad dalam tingkatan ini mengandung makna adanya kesediaan dan kesanggupan manusia untuk selalu menyampaikan atau berdakwah kerpada masyarakat. Setiap manusia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran dan melarang orang lain berbuat maksiyat yang dikenal dengan konsep “amar ma’ruf nahi mungkar” yaitu memerintah kepada yang makruf (kebaikan) dan melarang yang mungkar (kejahatan). Diantara sesama umat Islam harus memiliki kesadaran untuk saling mengingatkan dalam persoalan yang baik dan kebenaran (watawa shoubil haq, watawa shoubil shobr). 4. Jihad memeranginya untuk tabah menghadapi kesulitan dakwah, gangguan orang dan sabar memanggulnya karena Allah. Jihad 76
Islam Benar-benar Agama Sosial
dalam tingkatan ini mengandung makna bahwa setiap manusia harus memiliki kesabaran dna ketabahan dalam menghadapi segala ujian dan cobaan. Setiap manusia pasti memiliki ujian dan cobaan dalam bentuk yang berbeda beda. Ada sebagian manusia yang diuji dnegan kepemilikan harta atau kekayaan yang berlimpah, jabatan yang tinggi, tetapi juga ada sebagian umat Islam di coba dengan kesulitan untuk memperoleh kekayaan. Semua ini harus dipahami sebagai ujian untuk mengetahui derajat atau kualitas kedekatan (ketaqwaan) manusia kepada Allah swt. Barang siapa yang mampu menghadapi ujian dari Allah swt, maka kehidupannya akan nyaman dan bahagian, dan sebaliknya barang siapa yang tidak mampu menghadapi ujian maka kehidupannya akan sengsara. Ujian dan cobaan bagi umat Islam merupakan sesuatu yang pasti di hadai dan dirasakan, oleh sebab itu setiap umat islam harus sadar terhadap segala ujian dan cobaan yang menjelma dalam bentuk yang berbeda beda. Apabila telah sempurna empat martabat ini maka ia termasuk Robbaniyyun, yaitu suatu sikap atau karakteristik yang dimiliki manusia yang benar benar mampu menemukan kebenaran dan benar benar mampu melaksanakan kebenaran tersebut kedalam realitas kehidupan sosialnya. Sebagian ulama menyatakan bahwa seorang alim (ulama) tidak berhak disebut Robbani sampai ia mengenal kebenaran, mengamalkan dan mengajarkannya. Dengan demikian hanya orang orang yang berilmu, beramal dan mengajarkannya secara optimal dalam realitas kehidupannya yang layak dikatakan robbaniyun dimuka bumi ini. Manusia setelah mampu melakukan jihad memerangi hawa nafsu, maka selanjutnya manusia aharus mampu memerangi bisikan atau godaan syaetan. Adapun jihad memerangi syetan memiliki dua tingkatan yang terdiri dari sebagai berikut: 1. Memeranginya untuk menolak syubhat dan keraguan yang merusak iman yang syetan arahkan kepada hamba. Bisikan syaetan bersifat atau mengarah kepada bisikan untuk mempengaruhi kualitas iman manusia kepada Allah swt. Oleh karena itu maka manusia harus selalu menyadari bahwa syaetan setiap saat akan mengancam dan mengintai manusia khususnya 77
Islam Benar-benar Agama Sosial
dalam mempengaruhi agar kualitas keimanan manusia tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah swt. 2. Memeranginya untuk menolak keingininan buruk dan syahwat yang syetan lemparkan kepadanya. Bisikan selanjutnya syaetan lebih mengarahkan kepada sahwat yang dimiliki manusia, artinya setiap manusia harus selalu menyadari dan mengetahui bahwa syaetan itu selalu mengganggu manusia agar manusia tidak mampu mengendalaikan nafsu syahwatnya, sehingga manusia lebih banyak tergelincir kedalam jurang yang sengsara. Berdasarkan tingkatan jihad melawan syaetan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa jihad yang pertama (mengatasi syubhat) dilakukan dengan yakin, artinya setiap manusia harus memiliki keyakinan secara optimal jika ingin melawan bisikan atau godaan syaetan dan jihad yang kedua (mengatasi syahwat) dengan kesabaran yaitu setiap umat Islam harus memiliki kekuatan untuk menahan emosi dalam menghadapi problem atau keinginan, hanya orang orang yang sabar itulah yang mampu menghasilkan ketenangan, kesejahteraan dan kedamaian. Sesuai dengan dirman Allah swt dalam Surat As Sajdah : 24 “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”. Berdasarkan ayat tersebut dapat diambil makna bahwa setiap persoalan, problematika atau urusan manusia di dunia ini akan dapat dilakku dengan baik dan lancar jika dihadapi dengan kesabaran dan keyakinan. Karena dengan kesabaran manusia pasti mampu menolak syahwat dan keinginan yang berpotensi merusak sendi sendi kehidupan dan dengan keyakinan yang kuat dalam diri manusia maka manusia akan mampu menolak keraguan dan syubhat yang ada di dalam diri manusia. Jihad memerangi orang kafir dan munafik memiliki 4 tingkatan yaitu dengan hati, lisan, harta dan jiwa. Kenapa jihad melawan orang kafir dan munafik harus dengan empat tingakatn atau empat macam?, orang kafir dan munafik merupakan segolongan manusia yang sangat membahayakan kesatuan dan persatuan masyarakat. Istilah kafir dan munafik dapat dilihat dari dua hal, yaitu: 78
Islam Benar-benar Agama Sosial
Pertama, kafir dan munafik secara formal, yaitu jika manusia itu jelas jelas tidak beragama Islam dan jelas jelas memiliki ucapan yang berbeda antara apa yang diucapkan atau sampaikan dengan kenyataan yang dilakukan. Artinya orang munafik secara formal jika tidak da kesamaan antara apayang diucapkan dengan yang dilaksanakan. Kedua, kafir dan munafik secara substansial, golongan ini secara formal beragama Islam, tetapi perilaku dan sikapnya selalu bertentangan dengan apa yang diajarkan Allah swt. Dalam realitas kehidupan justru lebih banyak karakter manusia yang kafir dan munafik secara substansial, oleh sebab itu jihad yang harus dilaksanakan manusia harus mampu menghilangkan sifat dan sikap orang kafir dan munafik baik yang bersifat formal maupun substansial dari muka bumi Allah swt. Jihad memerangi orang kafir lebih khusus dengan tangan dalam artian kekuasaan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan jihad memerangi orang munafiq lebih khusus dengan lisan yaitu dengan dakwah atau penyampaian materi keagamaan yang sesuai dengan tingkatan budaya dna pengetahuan yang dimiliki manusia. Sedang jihad memerangi pelaku kezholiman, kebid’ahan dan kemungkaran memiliki 3 tingkatan yaitu (1) dengan tangan bila mampu, yaitu kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki manusia (2) apabila tidak mampu, berpindah pada lisan, yaitu melalui ucapan atau penyampaian materi (3) bila juga tidak mampu maka diingkari dengan hati yaitu dengan cara dido’akan. Jihad dengan cara hati ini termasuk perbuatan yang kurang optimal, oleh sebab itu maka jihad bagi umat Islam harus dilakukan melalui tangan (kekuasan) dan lesan (penyuluhan dan pembinaan). Mengkritisi Ayat Perang Puisi: Ayat Perang Perang dikenal dalam al-qur’an Kurang lebih ada seratus Sembilan Perang untuk menegakakan keadilan Tetapi tetap memperhatikan etika dan aturan 79
Islam Benar-benar Agama Sosial
Perang lebih banyak untuk kepentingan Kepentingan mempertahankan kebenaran Perang boleh dilakukan Jika musuh benar benar menyerang Ayat perang tidak untuk dilaksanakan Ayat perang tidak perlu diprioritaskan Itu hanya peringatan Lebih baik mengutamakan perundingan ------------------000----------------
T
erminologi perang secara ekplisit dimuat dalam alqur’an. Sebagian riwayat menerangkan terdapat sekitar 109 ayat dalam al-qur’an yang menyatakan perintah perang. Lalu bagaimana umat Islam memaknai ayat yang secara eksplisit memerintahkan perang?, apakah perintah perang itu bersifat mengikat? Dalam artian setiap umat Islam harus melaksanakan perang? Apakah perintah perang itu bersifat alternatif? Dalam artian diperbolehkan asalkan ada sebab sebab yang jelas? Apakah perintah perang itu sebagai realitas sejarah? Dalam artian sebagai dokumen dan pelajaran berharga bagi umat Islam bahwa perang itu tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, yang ada hanyalah kerugian bagi perkembangan umat Islam. Ada beberapa ayat memerintahkan perang, antara lain: Pertama, Surah al-baqarah: 244 “ dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi maha mengetahui” . Dari ayat ini dapat diambil pemahaman bahwa bukan perintah perang yang menjadi inti dari ayat tersebut, tetapi penjelasan kepada manusia bahwa manusia tidak akan mengetahui hakekat kebenaran yang sejati, hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang hakiki. Kalau sekiranya manusia melakukan perang, jangan sampai mengklaim bahwa perang yang dilancarkan itu pasti memiliki kebenaran. Manusia hanya mampu berusaha (ikhtiyar), oleh sebab itu suatu ihtiyar itu lebih tepat jika dilakukan dengan cara-cara yang baik menurut akal/logika mayoritas manusia hidup di dunia. 80
Islam Benar-benar Agama Sosial
Ayat yang menerangkan perintah perang dalam al qur’an tidak untuk diamalkan/praktekkan. Ayat perang bersifat peringatan kepada umat islam bahwa perang tidak menguntungkan. Umat islam dalam mendkawahkan islam harus dilakukan dengan cara yang santun damai tanpa ada anarkhis. Zaman sekarang Islama tidak bisa didakwahkan melalui perang
Kedua, Surah Al baqarah : 216 “ Di wajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci (tidak disukai). Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu itu amat baik bagi kamu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu”. Ayat ini jelas memerintahkan perang, tetapi yang harus diingat, bahwa sesuatu perbuatan yang dianggap jelek oleh manusia belum tentu baik di bagi Allah, dan sesuatu yang dianggap baik oleh manusia belum tentu baik bagi Allah. Artinya perang itu bisa dilakukan bila manusia mengetahui bahwa perang itu baik dalam pandangan Allah. Bagaimana manusia bisa mengetahui kalau perang itu baik bagi Allah? Ini merupakan sebuah pertanyaan yang sangat sulit ditemukan jawabnya. Dari pada manusia sulit mencari jawaban, lebih baik meninggalkan perang meskipun itu diperintahkan oleh Allah. Ketiga, Surah Al baqarah: 190 “ Dan Perangilah di jalan Allah orang orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. Ayat ini jelas, bahwa perang itu diperbolehkan hanya kepada orang/kelompok yang aktif menyerang, menghalang halangi orang lain dalam melaksankan ibadah, atau menghalang halangi orang lain melakukan perbuatan yang baik. Dapat dikatakan perang dalam konteks ini tujuannya untuk membela keselamatan diri, keluarga atau kelompok. Keempat, Surah Al anfal: 39 “ Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama semata-mata untuk Allah. Pesan 81
Islam Benar-benar Agama Sosial
yang ada dalam ayat ini, bahwa perang itu dapat dilakukan hanya untuk menghilangkan fitnah. Dalam terminologi umum, fitnah adalah upaya secara sistematis untuk merusak atau merugikan nama baik seseorang atau kelompok tanpa ada bukti yang valid. Untuk menentukan perbuatan itu fitnah atau tidak tidak bisa dilakukan dengan cara cara fitnah pula, artinya harus ada bukti bukti yang kuat bahwa perbuatan itu fitnah atau tidak. Sehingga untuk melancarkan perang yang bertujuan menghilangkan fitnah tidak semudah membalikkan sebuah tangan. Jika tidak dilakukan dengan sikap yang bijaksana, justru akan menimbulkan legitimasi perang dengan alasan menghilangkan fitnah. Realitas Sejarah Puisi: Sejarah Perang Sejarah perang Dipahami secara gampang Semua orang menjadi garang Tidak peduli pesan perdamaian Apakah perang untuk perjuangan? Apakah perang untuk menegakkan kebenaran? Apakah perang membela agama Tuhan? Ternyata perang hanya untuk merebut kekuasaan Ayat perang dalam al-qur’an bukan untuk dilaksanakan Perintah perang dalam Islam Bukan merupakan kewajiban Perang realitas teks dalam al qur’an Dimaksudkan sebagai peringatan Dimaknai sebagai pelajaran Agar umat Islam tidak senang berbuat kekerasan
P
--------------------0000---------------------
erang sudah terjadi sejak zaman Rasulullah masih hidup sampai sekarang. Jika dirunut dari sejarahnya, tidak ada satupun peperangan yang bertujuan murni untuk membela atau menegakkan agama. Yang terjadi issu agama dijadikan legitimasi 82
Islam Benar-benar Agama Sosial
untuk membenarkan peperangan, hanya perang badar yang dapat dikatakan sebagai perang untuk mempertahankan agama Islam. Terjadinya perang badar diawali dari pergantian kepemimpinan Bani Hasyim pasca meninggalnya paman Nabi Muhammad sekitar tahun 619 yang dipegang oleh Amr bin Hasyim yang tidak memberi proteksi (perlindungan) kepada nabi Muhammad dalam berdakwah sehingga meningkatkan kualitas penganiayaan dari orang orang quraisy terhadap komunitas umat Islam. Pada tahun 622, kekerasan terhadap kaum muslim semakin terbuka sehingga menyebabkan hijrahnya kaum muslim ke madinah. Dari sini diawali kedudukan Muhammad sebagai tokoh kelompok dan agama semakin kuat.Tepatnya tahun ke 2 Hijriyah, perang badar terjadi, dengan kekuatan pasukan umat Islam sekitar 313 orang sedangkan pasukan kafir sebanyak 920. Meskipun dengan jumlah pasukan yang kecil dan dengan peralatan perang yang sederhana, atas izin Allah peperangan di menangkan oleh umat Islam. Hal ini sesuai dengan QS. Ali Imran: 123 ““Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar , padahal kamu adalah orang-orang yang lemah . Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuriNya”. Perang uhud terjadi setelah perang badar. Selain dipicu oleh dendam dari orang orang kafir akibat kekalahan dalam perang badar, perang uhud disebabkan juga oleh motif ekonomi yaitu untuk menyelamatkan jalur bisnis orang kafir yang dianggap diganggu oleh kuam muslim. Disebut perang uhud karena terjadi di dekat gunung uhud dengan ketinggian 128 meter. Bukit ini berada di sebelah utara madinah dengan jarak 5,5 km dari letak masjid nabawi. Perang khondaq dipicu semangat dendam yang semakin membara setelah melihat kemenangan kaum kafir atas kemenangan dalam perang uhud. Tokoh kaum kafir bernamai Sallam bin Abil Huqaiq bin Miskam Kinanah bin Ar-Rabi’ berusaha menemui tokoh kafir quraisy lainnya kemudian menghasut atau memprovokasi agar bersedia memerangi nabi Muhamamd. Mengenai waktu terjadinya perang uhud, ulama berbeda pendapat, sebagian menyatakan perang uhud terjadi pada tahun kelima hijriyah, sebagian lagi berpendapat terjadi pada tahun keempat hijriyah. 83
Islam Benar-benar Agama Sosial
Perang Shiffin terjadi pada tahun 37 hijriyah. Penyebab perang ini lebih banyak oleh kepentingan politik kekuasaan. Muawiyah yang memegang gubernur merasa terancam dengan dengan kekholifahan Ali bin Abu Tholib. Muawiyah mengelola issu kematian Sayyidina Utsman bin affan dijadikan legitimasi untuk melakukan peperangan kepada kelompok Ali bin Abu Tholib. Meskipun motivasi awal untuk mempertahankan kekuasaan, tetapi issu yang dibangun adalah membela dan menginvestigasi kematian Usman yang tidak dilakukan oleh Sayyidina Ali. Dengan demikian, dapat dikatakan perang shiifin adalah perang yang didasarkan oleh kepentingan politik untuk mempertahankan kekuasaan. Hampir semua perang yang terjadi pada zaman Rasulullah sampai sekarang dilandasi oleh kepentingan perebutan ekonomi dan ambisi untuk mempertahankan dan perebutan kekuasaan. Agama hanya dijadikan alasan penyedap peperangan. Oleh sebab itu ayat-ayat perang yang ada dalam al-qur’an tidak bisa dijadikan alasan untuk memperbolehkan peperangan. Ayat perang merupakan dokumen sejarah yang harus dijadikan bahan instrospeksi umat Islam bahwa perang hanya menimbulkan kerugian dan kemadhorotan. Jika ingin kemaslahatan dalam kehidupan maka perang harus dijauhkan dari realitas kehidupan. Referensi: 1. Departemen Agama (1996) Alqur’an dan terjemahnya CV. Toha Putra Semarang, Jawa Tengah. 2. Situs Muslim.or.id, dalam www.muslim.or.id diunduh pada tanggal 30 april 2011 3. www. Mail.archive.com di unduh tanggal 20 april 2011 4. Ibnu Al Mulaqqin, Al I’lam Bi Fawa’id Umdat Al Ahkam, tahqiq Abdulaziz Ahmad Al Musyaiqih, cetakan pertama tahun 1421H, Dar Al ‘Ashimah. 5. Muqaddimah Ibnu Rusyd 1/369, kami nukil dari kitab Mauqif Al Muslim Minal Qitaal Fil Fitan, Utsman Mu’allim Mahmud cetakan pertama tahun 1416 H, Dar Al Fath 41 dan majalah Al Asholah edisi 21/IV/ 15 rabi’ul awal 1420.
84
Empat Haji Sosial
Puisi : HAJI UNIK Bapakku haji dipanggil pak haji Ibuku haji dipanggil Bu haji Adikku Haji dipanggil dik haji Pejabatku haji di panggil Pejabat haji Pejabat haji merepotkan pejabat tanah suci Petugas haji tugasnya ngurus diri sendiri DPR haji intinya meminta komisi Rakyat kecil haji, sering di apusi Haji adalah ibadah ritual Maka butuh keseriusan Haji juga ibadah sosial Maka biayanya sangat besar Hajinya orang kecil sulit mendapatkan kursi Hajinya orang besar, tidak dapat jatah bisa memaksakan Yang banyak uang hajinya berulang ulang Yang uangnya pas pasan, sulit dapat kesempatan Biaya haji menjadi sorotan LSM juga sibuk melaporkan Tidak banyak yang sampai ke pengadilan Disebabkan banyaknya praktek mafia peradilan ----------------00-----------------
85
Islam Benar-benar Agama Sosial
S
Haji sosial memerlukan pemahaman secara utuh tentang makna makna yang ada didalam syarat dan rukun haji. Setiap orang yang selesai menjalankan ibadah haji harus berusaha melaksanakan makna symbol haji yang dilaksanakan di tanah suci
86
etiap orang yang melaksanakan ibadah haji selalu berharap memperoleh “gelar” pak haji atau bu hajjah. Suatu predikat yang sangat membanggakan sekaligus memiliki konsekuensi beban ritual mendalam. Tidak ada doa dan harapan yang diinginkan hanyalah diterimanya semua amalan selama di tanah suci. Sesuai dengan hadis nabi yang diriwayatkan Hakim “Haji yang mabrur tidak ada lain baginya imbalan kecuali surga”. Dalam hadis lain yang diriwayatkan Abu Ja’far al Baqir dalam ruhul bayan juz II hal 69 disebutkan bahwa “ Tidak akan berhasil orang yang berziarah ke baitullah, sekiranya tidak membawa tiga hal : Sikap wara’ yang dapat membendung dirinya melakukan yang diharamkan Allah, sikap sabar yang dapat meredam amarahnya dan bergaul secara baik dengan kalangan kaum muslimin”. Haji tidak cukup dengan syarat yang sifatnya fisik atau material saja. Haji perlu didukung dengan sifat atau karakter yang bernuansa psikologis atau mental. Orang yang kaya secara ekonomi belum tentu berhasil menjalankan ibadah haji manakala tidak diimbangi dengan kekayaan yang bersifat psikologis (kaya hati). Orang yang kuat secara fisik belum tentu berhasil menjalankan ibadah haji, jika tidak diimbangi dengan kekuatan keimanan, ketaqwaan dan keihklasan dalam menjalankan ibadah haji baik pada saat proses maupun setelah melaksanakan ibadah haji. Pesan hadis tersebut tidak akan bisa diperoleh dengan tiba-tiba tanpa usaha secara optimal dari orang yang menjalankan ibadah haji. Untuk mencapai predikat haji mabrur dengan berbagai iming-iming
Islam Benar-benar Agama Sosial
pahala yang sangat menyenangkan di dunia dan diakherat perlu dilakukan dengan secara serius setelah selesai melaksanakan ibadah haji. Artinya setelah datang di tanah air atau dirumah masing-masing para jamaah haji harus lebih giat dalam beribadah dan mampu memahami serta melaksanakan pesan yang ada dalam aktivitas rangkaian kegiatan ibadah haji yang dilaksanakan pada saat di tanah suci. Pertama dan utama setiap orang yang menjalankan ibadah haji harus memiliki sikap dan kepribadian yang baik, mampu menjaga perkataan kotor,tidak mau memfitnah,tidak suka berbantah-bantahan dan selalu konsentrasi untuk mengagungkan asma Allah swt.Sesuai firman Allah “ ….barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,maka tidak boleh rafats,berbuat fasik dan berbantahbantahan didalam masa mengerjakan haji…..” (QS. Al Baqarah: 197). Rafats adalah mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh. Artinya setiap orang yang haji harus senantiasa menjaga segala hal yang menimbulkan akibat buruk baik di dunia maupun diakherat. Fasik adalah suatu sifat atau sikap yang menyebabkan munculnya perbuatan dosa kecil maupun besar. Orang yang haji hataus mampu menjaga segala sikap dan perbuatannya yang mengarah kepada dosa kecil maupun besar. Berbantah bantahan adalah adanya sifat atau sikap yang senang membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Orang yang haji tidak boleh serinbg ngobrol terhadap sesuatu yang tidak banyak manfaatnya. Haji harus senantiasa melakukan dzikir kepada Allah yang sebanyak banyaknya. Berdasarkan makna ayat tersebut maka dapat dikatakan bahwa haji tidak hanya dilihat dari persoalan ritual saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek social, yaitu bagaimana mampu mengamalakan nilai nilai atau symbol yang ada dalam rukun dan syarat haji. Makna Simbol Puisi: Haji Gengsi Simbol itu hiasan Tampilannya hanya di luar Kadang kadang tidak sesuai kenyataan Akhirnya menipu yang memandang 87
Islam Benar-benar Agama Sosial
Haji tidak hanya simbol ritual Tetapi juga bermakna social Haji tidak hanya perhiasan Lebih penting dilaksanakan dalam kehidupan Jangan lupa diri jika dipanggil pak haji Jangan gengsi jika tidak dipanggil pak haji Haji tidak untuk gengsi Tetapi yang penting pasrah kepada Ilahi Haji memang simbol Maknanya dipahami betul betul Jadilah orang yang pandai bersyukur Itu namanya haji mabrur
D
--------------------0000--------------------
alam setiap ibadah termasuk haji, selalu ada berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan oleh manusia. Apa yang dilaksanakan itu bukan hanya kegiatan seremonial atau simbol belaka, melainkan memiliki makna yang harus dilaksanakan dalam realitas kehidupan di dunia agar memiliki implikasi/pengaruh positif terhadap kehidupan diakherat. Artinya simbol aktivitas selama melaksanakan ibadah haji tidak hanya bermakna ritual dalam artian hanya berharap pahala saja, melainkan juga memiliki makna sosial dalam artian harus ditunjuukkan dengan perilaku yang positif dengan sesama manusia. Djawad Dahlan (1998) menjelaskan bahwa Ukuran haji mabrur tidak hanya ditandai dengan meningkatnya kuantitas dalam beribadah justrui yang sangat penting harus diimbangi dengan kualitas dalam beribadah. Konsekuensinya setiap orang yang menjalankan ibadah haji harus mengetahui, memahami dan mampu melaksanakan makna simbol simbol yang dilaksanakan selama melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Pertama, Ihram. Pakaian ihram sebagai perlambang kesederhanaan dalam kehidupan, bebas dari kepentingan material dalam artian tidak menjadikan materi sebagai satu-satunya tujuan dalam kehidupan, tidak memiliki sikap diskriminasi, dan selalu memiliki keyakinan bahwa Allah adalah dzat yang maha segala-galanya. Siapapun yang sudah memakai ihram harus selalu memiliki keyakinan bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara, 88
Islam Benar-benar Agama Sosial
Suatu pertanyaan yang penting direnungkan, mengapa ibadah haji harus ada manasiknya, sedangkan ibadah lainnya seperti sholat tidak pernah ada manasiknya. Padahal ibadah sholat merupakan ibadah yang sangat menentukan amal lainnya besok dihari kemudian.
materi duniawi tidak menjadi sesuatu yang dapat menyelesaikan segala persoalan, sesama manusia tidak ada perbedaan kecuali kualitas ketaqwaan. Konsekuensinya setiap orang yang mempunyai predikat H (haji) tidak pantas sombong, merasa memiliki kekuatan yang mutlaq, merasa lebih baik dari orang lain, merasa kuasa yang akhirnya melakukan kesewenangwenangan. Sebagai pejabat negara harus mampu melepaskan segala kepentingan pribadi, keluarga dan golongan agar dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat negara benar-benar menjamin rasa keadilan dan kesejahateraan bagi rakyat. Sebagai wakil rakyat harus selalu dekat dengan rakyat agar benar-benar mampu memperjuangkan nasib dan kesejahteraan rakyatnya. Kedua, wukuf di arofah. Suatu tempat dipadang pasir yang terhampar sangat luas tanpa ada tumbuh tumbuhan dan bagunan. Para jamah haji terasa hanya beratap langit dan lantai hamparan pasir, sehingga terasa sangat panas.Yang ada hanya tenda-tenda temporer, tidak ada kemegahan dan kemewahan, tidak ada apa-apa kecuali didepan mata terlihat gunung yang dikenal dengan Jabal Rahmah, dalam suatu riwayat dijelasksan ditempat ini dipertemukan nabi Adam dengan Siti Hawa.Wukup merupakan berkumpulnya semua jamaah haji dari manapun asalnya, warna apapun kulitnya, jabatan apapun yang disandangnya berada dalam satu waktu dengan tempat yang sama, tujuan sama serta jenis pakaian sama. Oleh sebab itu setiap orang yang memiliki predikat H (haji) manusia harus memiliki 89
Islam Benar-benar Agama Sosial
Jika haji hanya dipahami sebagai ibadah ritual hanya melahirkan pahala personal, jika haji dipahami sebagai ibadah sosial maka akan memperoleh pahala yang berlipat tidaka hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain
90
semangat kedamaian dengan sesama manusia tanpa memandang asal usul, warna kulit dan posisi yang dimiliki. Dalam tatanan system kehidupan setiap orang harus selalu memiliki semangat kedamaian dalam bermasyarakat. Kedamaian itu akan terwujud jika diantara manusia tidak ada saling curiga, rakyat tidak mudah mencurigai pemimpin, pemimpin juga tidak selalu curiga negatif kepada yang dipimpin, guru tidak mudah mencurigai siswanya, sebaliknya siswa juga tidak mudah mencurigai gurunya, majikan tidak mudah mencurigai pembantunya, pembantu juga tidak gampang mencurigai majikannya.Wakil rakyat tidak selalu curiga negatif kepada yang diwakili, begitu juga sebaliknya. Ketiga, Thawaf. Thawaf merupakan kegiatan mengelilingi ka’bah yang memiliki makna bahwa setiap manusia harus mampu keluar dari lingkaran atau lingkungan yang jahat menuju lingkungan yang penuh kasih sayang, aman, bahagia dan sejahatera.Thawaf merupakan pertanda adanya keseriusan setiap manusia (umat Islam) harus berusaha secara optimal agar bisa keluar dari lingkungan yang jahat, tidak sehat kedalam lingkungan yang baik, halal, damai, aman penuh dengan semangat ke Tuhanan (Robbaniyah). Setiap orang yang meyandang predikat H (haji), harus selalu berusaha untuk mewujudkan tatanan kehidupan manusia harus mampu menciptakan tatanan kehidupan atau lingkungan yang mampu melahirkan fenoma yang positif sehingga akan mudah terwujud kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia. Sebagai orang tua harus mampu menciptakan tatanan sistem
Islam Benar-benar Agama Sosial
dalam keluarga yang mampu mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan (sakinah mawaddah warohmah) dalam keluarga, Sebagai hakim harus mampu menciptakanm tatanana system yang penuh keadilan yang sejati tanpa pandang buku dalam memutuskan perkara, sebagai polisi harus mampu menciptakan tatanan system yang adil dalam proses penyidikan, sebagai jaksa harus mampu menata system yanga dil dalam proses penuntutan, sebagai wakil rakyat harus dapat mewujudkan tatanan system yang adil dalam memperjuangkanj aspirasi masyarakat. Keempat, Sa’i. Sai adalah perjalanan kaki sambil berlari lari kecil bolak-balik dari bukit shofa dan Marwa. Ibadah ini merupaklan symbol perjuangan seorang ibu untuk merawat, membina dan mengasuh anak tercintanya agar dapat memproleh kebutuhan air untuk minum. Sa’i ini diperankan tokoh wanita (ibu) bernama Siti hajar yang sedang berjuang, berinisiatif secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang bernama Ismail. Siapapun yang memiliki preddikat H (haji) harus selalu berjuang secara gigih, memiliki kreativitas tinggi dalam memenuhi kebutuhan bagi anak-anaknya. Jika segala sesuatu dilakukan secara optimal, gigih dengan cara yang baik maka pasti akan memperoleh hasil yang seperti harapan. Sebagai pemimpin harus selalu berjuang secara optimal untuk mewujudkan kesejahteraan bagi yang dipimpin tanpa membedakan asal usul, kelompok, golongan ras dan sukunya. Sebagai seorang hakim harus selalu memperjuangkan hukum agar tercapai rasa keadilan yang sejati dalam memutuskan perkara, sebagai seorang jaksa harus selalu memperjuangkan rasa keadilan dalam proses penuntutan, sebagai seorang polisi harus selalu memperjuangkan keadilan dalam proses penyelidikan dan penyidikan. Sebagi seorang guru harus selalu memperjuangkan keberhasilan para siswanya. Kelima, Al Hulqu. Al hulqu adalah memotong sebagian ramput (potong rambut) yang memiliki makna adanya keseriusan setiap orang yang menjalankan ibadah haji untuk selalu membersihkan noda-noda yang kotor meskipun noda kotor itu diyakini hanya sedikit atau kecil. Setiap orang yang sudah memiliki predikat H (haji) selama hidup didunia harus selalu berusaha secara optimal untuk menghilangkan atau mengeliminir dosa-dosa atau perbuatan yang 91
Islam Benar-benar Agama Sosial
jelak. Selalu menghentikan perbuatan yang melanggar jangan malah selalu menambah atau meningkat perbuatan yang melanggar agama dan sosial. Sebagai seorang pemimpin jangan sampai mengulangi kesalahan sekecil apapun agar dalam kepemimpinanya benar-benar dicintai rakyatnya. Keenam, Melempar Jumrah. Setelah mata hari terbit pada tanggal 10 dzulhijjah para jamah haji diwajibkan melempar jumrah sebanyak tiga kali, masing-masing lemparan dilakukan dengan krikil (batu kecil) sejumlah 7 buah. Melempar jumrah mengandung makna upaya untuk mengusir atau melawan setan yang memiliki potensi untuk menggoda manusia hidup didunia. Melempar jumrah harus dilakukan secara serius dan tepat pada sasaran, artinya dalam setiap kehidupan manusia harus memiliki keseriusan dalam melawan godaan setan untuk melakukan kejahatan. Setiap orang yang memiliki predikat H (haji) harus selalu kuat menahan segala godaan yang datang kepada dirinya. Sebagai seorang penegak hukum harus kuat menahan godaan dan bujuk rayu untuk melakukan pelanggaran hukum, sebagai seorang pendidik juga harus mampu menahan godaan atau bujuk rayu untuk melakukan pelanggaran yang akan merugikan siswaanya, sebagai seorang pemimpin proyek juga harus mampu menahan godaan yang mengarah kepada pelanggaran dalam melaksanaan proyek bangunannya. Predikat H (haji) tidak cukup hanya ditulis didepan nama, tetapi predikat itu harus diikuti dengan perubahan sikap perilaku yang lebih baik sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan kedamian bagi masyarakat luas. Huruf H yang biasanya dipasang di depan nama orang yang menjalanka ibadah haji, bukan dimaknai sebuah gelar akademik, tetapi lebih kepada beban bagi manusia untuk melakukan semua amalan yang sesuai dengan simbol selama menjalankan ibadah haji. Reformasi Indikataor Pendidikan Puisi : Guru yang tersiksa Guru adalah di guru dan di tiru Penampilannya lugu, berbaju piama naik sepeda Rata rata dari orang desa, penampilannyapun biasa biasa saja 92
Islam Benar-benar Agama Sosial
Honornya kecil tidak cukup untuk belanja Guru benar benar sengsara, hanya bisa berharap pahala Di zaman sertifikasi, guru menjadi bergengsi Setiap kegiatan memakai baju lengan panjang dan dasi Uang seritifikasi ditabung untuk daftar ibadah haji Guru benar benar punya harga diri, Tapi... banyak oknum yang iri hati Memberi sanksi dikatakan tidak demokrasi Sementara siswanya seenaknya sendiri Membina siswa diancam dengan penjara Tapi siswanya sering bertindak tidak pakai tatakrama Siswa tidak naik kelas, ah.. gurunya malas Siswa nakal, ah... gurunya kurang akal Siswa terlambat datang, ah... gurunya kurang pengalaman Siswa bodoh, ah... gurunya ceroboh Semua itu nyanyian orang tua siswa Untuk menutupi kesalahan anaknya Para advokat sibuk membela Berlindung di balik hak asasi manusia Kesalahan guru dilihat dari hukum pidana Mau damai jika guru membayar denda, berjuta juta Tidak damai guru pasti di periksa Ujung ujungnya akan masuk penjara Profesi guru benar benar tersiksa ----------------0000------------------
Puisi : Ujian Semeleketek Tidak nyontek Nilaiku jelek Aku Nyontek selalu diejek Pengawasku Pura Pura Cuek Walah walah semua orang pada munafek Cuek....cuek.... aku tetap nyontek Saya rebut lembar jawab sampai robek Nilaiku Sembilan berderet deret Pengumuman ujian aku corat coret Ha...ha... ini semua semeleketek 93
Islam Benar-benar Agama Sosial
Aku tenar seperti penari balet Rumahku didatangi wartawan bodrex Diwawancarai dan di foto ceprat cepret Ini gara gara ujian semeleketek Di desaku aku ngojek Pergi Ke ibukota jadi sopir oplet Aku di tolak di kantor dan supermarket Gara gara ujian aku selalu nyontek Memamg benar benar ujian semeleketek Lagi lagi gara gara ujian semeleketek Nasibku menjadi tidak baik Semoga semua pihak tidak terusik SekianWalluhul muawafiq ila aqwaminthooriq Ada juga yang mengakhiri dengan kalimat wabillahi taufiq
S
----------------000------------------
udah lama kita semua paham bahwa keberhasilan ditentukan oleh Berbagai faktor baik secara internal maupun eksternal, tetapi kita belum pernah melakukan hal yang nyata dalam sistem politik pemerintahan yang dapat membantu mewujudkan moralitas bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Kita hanya sering berbicara diberbagai seminar, melalui pengarahan dalam rapat pejabat, bahwa perlu ada sinergi antara berbagai elemen.Tetapi bagaimana bentuk kongkrit sinergitas antara berbagai elemen belum pernah dilakukan. Akibatnya kualitas moral bangsa Indonesia masih jalan ditempat alias statis. Pendidikan bangsa Indonesia termasuk pendidikan agama disekolah bersifat kognitif oriented yaitu hanya menitik beratkan kepada ketrampilan intelektual yang dicirikan dengan (a) kemampuan mengetahui (menghafal) (b) kemampuan memahami (c) kemampuan menerapkan apa yang dihafal (aplikasi), (d) kemampuan menganalisis (mengurai) (e) kemamuan mensintesis (merangkum) dan (f) kemampuan mengevaluasi (membedakan antara x dengan y). Produk yang dihasilkan dari pembelajaran model ini adalah lahirnya lulusan yang pintar, cerdas, kreatif dari aspek intelektual saja, adapun kesadaran untuk melaksanakan apa yang di ketahui, dihafal, dan dipahami sangat kurang. 94
Islam Benar-benar Agama Sosial
Sekadar contoh, kasus bank century menjadi persoalan besar bagi bangsa Indonesia disebabkan oleh ulah para lulusan pendidikan (produk pembelajaran) yang secara kognitif sangat pintar, cerdas dan kreatif dalam bidang keuangan, perbankkan dan ekonomi.Orang yang tidak pintar, cerdas dan kreatif tidak mungin bisa melakukan “kejahatan” dalam bidang perbankkan. Adanya Kriminalisasi dalam bidang hukum juga pasti dilakukan oleh para lulusan pendidikan yang secara kognitif pintar, cerdas dan kreatif dalam bidang hukum. Kita sudah tidak usah panjang-panjang berdiskusi mendeskripsikan tentang gagalnya pendidikan bangsa Indonesia termasuk pendidikan agama, tetapi justru yang segera dilakukan adalah dengan cara menyusun sistem birokrasi pemerintahan yang mampu menekan tingginya angka moralitas bangsa Indonesia. Indikator hasil belajar atau pendidikan selama ini hanya dilihat secara formal birokrasi, yaitu dilihat dari tingginya angka-angka yang mampu diperoleh siswa dalam menguasai materi pelajaran. Jika anak mampu meraih angka 8 atau 9 pasti dikatakan berhasil atau anak cerdas. Akibatnya para guru dan orang tua bahkan para pengguna pendidikan (stekholders) hanya melihat kemampuan para lulusan dari tingginya angka yang dimiliki para lulusan pendidikan. Padahal kecerdasan yang ditandai dengaan simbol atau angka belum tentu melambangkan kecerdasan secara moral atau afektif. Indikator hasil belajar perlu dirubah atau ditambah selain indikator secara simbolik juga perlu ada indikator secara afektif (sikap/moral). Evaluasi yang dilakukan di setiap sekolah mulai dari satuan pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi perlu dilakukan evalusi secara afektif atau evaluasi sikap/moral. Buku hasil belajar (raport) juga harus dibuat dua macam yaitu rapor hasil belajar secara kognitif (kecerdasan intelektual) dan juga ada hasil belajar secara afektif (kecerdasan moral). Langkah ini akan mampu merubah cara pandang masyarakat tentang indikator hasil belajar atau pendidikan. Karena selama ini masyarakat bahkan para pengelola pendidikan juga lebih asyik mengejar kualitas pendidikan dari aspek kognitif saja yang melupakan kualitas dari aspek sikap/ moral para siswa. Selama cara pandang kognitif oriented masih dimiliki masyarakat dan para pengelola pendidikan, maka selama itu pula pendidikan termasuk pendidikan agama tidak pernah 95
Islam Benar-benar Agama Sosial
berhasil sesuai harapan yaitu melahirkan etika, budi pekerti dan moralitas masyarakat. Langkah berikutnya yang perlu dilaksanakan dalam rangka mereformasi indikator dilakukan dengan cara merubah sistem rekrutmen lulusan pendidikan oleh pengguna pendidikan, dalam hal ini perusahaan, lembaga atau negara. Pada saat merekrut atau menseleksi para calon pegawai yang diuji tidak hanya kemampuan calon dari aspek kecerdasan intelektual melainkan juga harus dilihat dari kecerdasan afektif. Buku rapor moral yang dimiliki siswa juga harus menjadi bahan pertimbangan para pengguna pendidikan ketika melakukan seleksi calon pegawai yang akan direkrut. Jika seluruh perusahaan atau pengguna pendidikan sudah menerapkan sistem seleksi dengan cara seperti itu, maka setiap orang dan masyarakat akan memiliki budaya bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran atau pendidikan tidak cukup dengan kemampuan secara intelektual tetapi masyarakat juga akan berusaha memiliki kualitas moral yang ideal. Hanya dengan cara seperti ini, pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan agama akan benar-benar efektif sesuai dengan harapan setidaknya sesuai dengan amanat tujuan dan fungsi pendidikan nasisonal yang mempu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UUSPN bab II pasal 3). Untuk mencapai rumusan tersebut itu tidak cukup hanya dilakukan melalui model desain kurikulum atau melalui pembelajaran saja.Yang penting dilakukan adalah adanya kebijakan pemerintah yang mampu menggeser paradigma dari model pembelajaran kognitif oriented menjadi model pembelajaran afektif oriented yang lebih menitik beratkan pentingnya kualitas moral kepribadian lulusan pendidikan. Secara tehnis perlu dilahirkan kebijakan resmi adanya buku hasil belajar moral dan sistem seleksi yang mempertimbangkan buku hasil belajar moral. 96
Islam Benar-benar Agama Sosial
Referensi 1. Departemen Agama (1996), Alqur’an dan terjemahnya, CV Toha Putra, Semarang, Jawa Tengah. 2. D Dahlan (ed) (1998), Kumpulan Khutbah di Kampus Serti 6, CV. Diponegoro, Bandung Jawa Barat. 3. Undang-Undang Sistem pendidikan (UUSPN) nomor 20 tahun 2003. 4. M. Saekan Muchith, Makna haji Sosial, Kompas 23 nopember 2003.
97
Lima Anarkhisme Massa
Puisi : Kesesatan Sesat itu dosa Sesat itu dilarang Sesat itu menyengsarakan Sesat itu melanggar agama Mengapa orang suka sesat? Karena sesat itu nikmat Mengapa orang suka kekerasan? Karena kekerasan itu dikatakan perjuangan Aku optimis, aku boleh anarkhis Aku beriman, aku boleh bikin keonaran Aku bertaqwa, aku boleh angkat senjata Aku umat mayoritas, aku boleh menindas Kesesatan tidak hanya mengaku nabi Kesesatan juga termasuk korupsi Kesesatan tidak hanya syahadat berbeda Kesesatan juga termasuk narkoba Kesesatan tidak hanya sholat dua bahasa Kesesatan itu orang orang yang menjadi mafia Agama adalah keyakinan Orang lain tidak boleh memaksakan Agama itu perintah Tuhan Misinya rahmat bagi seluruh alam ---------------00---------------
98
Islam Benar-benar Agama Sosial
S
ebenarnya munculnya aliraan sesat diawali dari perbedaan pendapat dikalangan sesama umat Islam yang belum mampu menangkap makna dibalik perbedaan. Meskipun dalam Islam ada doktrin ikhtilaful ummati rohmatun (perbedaan umat sebagai rahmat/kedamaian) tetapi kebanyakan masyarakat menjadikan perbedaan itu sebagai biang permusuhan. Jikalau perbedaan itu pada ranah politik akan melahirkan madzhab politik, jikalau perbedaan itu menyangkut ranah keyakinan agama maka akhirnya akan melahirkan aliran dalam agama. Munculnya kelompok mu’tazilah, jabariyah, Asy’ariyah merupakan hasil perbedaan pemahaman tentang eksisitensi Tuhan (agama), sedangkan aliraan khowarij, syi’ah, produk dari perbedaan pemahaman politik yang dikemas dengan issu agama. Memang mu’tazilah, jabariyah, asy’ariyah, khowarij dan syiah bukan kategori aliran sesat seperti yang pahami selama ini. Tetapi berbagai aliran itu wujud adanya berbagai aliran yang ada dalam Islam dan sudah berlaku sejak dahulu kala. Bahkan dalam sejarah dikatakan, perbedaan itu sudah berlaku ketika Rasulullah wafat yang mulai berbeda dalam cara pandang tentang siapa yang layak menjadi pengganti Rasulullah dalam mendakwahkan ajaran Islam. Secara umum sebab pemicu lahirnya aliran dalam Islam disebabkan beberapa hal ; (1) Ulama yang beraqidah menyimpang, (2) kebodohan kaum Muslimin. (3) T idak memiliki standar pemahaman yang benar. (4) Ikhtilaf yang didasari hawa nafsu atau kepentingan individu dan kelompok. (5) Rasa Ashabiyah (fanatisme golongan) yang berlebihan. (6) Hasad (dengki) dengan sesama umat Islam, iri jika saudaranya memperoleh kenikmatan dalam segala hal (7) Menuhankan akal dan menomorduakan naql (dalil). (8) Tidak mampu memahami dan menarima pengaruh dari luar dirinya.
99
Islam Benar-benar Agama Sosial
Kreteria anarkhis tidak sebatas membuat kerusakan bangunan atau tempat hiburan. Manusia yang mempunyai kesenangan merusak ketenangan orang lain, merusak kenyamana hidup orang lain, merusak tata aturan norma hukum, merusak tatanan sistem kehidupan juga termasuk kreteria anarkhis.
100
Dalam Web site MUI, dijelaskan secara umum dapat dikatakan bahwa ciriciri, ajaran sesat ada 10 (sepuluh) kreteria antara lain; (a) Mengingkari salah satu dari rukun iman yang dan rukun Islam (b) Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah. (c). Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran. (d). Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran. (e). Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. (f). Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam. (g). Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. 8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.(h).Mengubah,menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu. (i). Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya. Seiring dengan bergulirnya era reformasi, aliran yang dianggap sesat oleh masyarakat mulai mudah kita ketahui melalui media massa. Beberapa aliran yang muncul dan dianggap sesat di Indonesia diantaranya adalah; Pertama, Aliran Pembaharu Isa Bugis, Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan
Islam Benar-benar Agama Sosial
dan akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran. Diantara pokok pokok jaran Isa Bugis adalah : (a) Air Zamzam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab (b) Semua tafsir Al Qur’an yang ada sekarang harus dimuseumkan karena semuanya salah. (c) Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa as membelah laut dengan tongkatnya dalam Al Qur’an adalah dongeng lampu Aladin. (d) Nabi Ibrahim as menyembelih Ismail adalah dongeng. (e) Ka’bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun. (f) Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengajarkan ilmu ini harus disingkirkan ke Pulau Seribu. (g) Al Qur’an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al Qur’an tidak perlu belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.(h) Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan Al Qur’an walau tidak mengerti bahasa Arab. (i) Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme Arab. (j) Ajaran Qurban pada waktu Iedhul Adha tidak ada dasar kebenarannya. (k) Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke luar tanah Arab adalah pemabuk dzulumat yang haus darah dan harta.(l) Indonesia adalah diantara dari sekian banyak korban dari kebiadaban Arabisme.(m) Lembaga Pembaharu (yang dipimpin oleh Isa Bugis) adalah Nur, sedangkan orang atau golongan di luar itu adalah Dzulumat, sesat serta kafir. (n) Sekarang masih periode Makkah sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dll. Begitu juga minuman yang memabukkan seperti khamar dan sejenisnya belum diharamkan. Kedua, Faham Inkaru Sunnah. Faham yang dianggap sesat ini, muncul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajaian yang mereka sebut dengan kelompok Qur’ani (pengikut al qur’an). Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan PT. Ghalia. Pokok pokok ajaran Faham inkaru sunnah antara lain: (a) Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, menurut mereka hadits itu bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam. 101
Islam Benar-benar Agama Sosial
(b) Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur’an saja. (c) Syahadat mereka : Insyahadu bianna Muslimun. (d) Shalat mereka macammacam ada yang dua rokaat-dua rokaat dan ada juga yang shalatnya hanya ‘eling’ saja. (e) Puasa wajib bagi mereka yang melihat bulan saja, kalau yang lihat bulan hanya satu orang maka hanya orang itu saja yang wajib puasa. Mereka merujuk pada ayat : faman syahida minkumus Syahra falyasumhu. (f) Haji boleh dilakukan selama 4 bulan Haram yaitu : Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. (g) Pakaian Ihram adalah pakaian orang Arab dan bikin repot. Oleh karena itu mereka menunaikan haji menggunakan baju biasa atau jas. (h) Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat. (i) Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al Qur’an (kandungan isi Al Qur’an). (j) Orang yang meninggal dunia tidak disholati karena tidak ada perintah di Al Qur’an. Ketiga, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Ajaran ini didirikan oleh mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat JawaTimur maka DH dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi Islam Jama’ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971. Karena dilarang, maka Imam Jama’ah ini meminta perlindungan kepada Letjen.Ali Murtopo wakil Kepala Bakin.Tidak tahu entah kenapa sebabnya akhirnya setelah mendapat perlindungan maka menyatakan diri masuk Golkar (era orde baru/ bukan partai golkar sekarang) dan berganti nama menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur pada waktu ini, kemudian dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri Rudini saat itu dengan diantara alasannya agar tidak rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia). Pokok-pokok ajaran aliran ini antara lain: (a) Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orang tua sekalipun. (b) Kalau ada orang di luar kelompok mereka 102
Islam Benar-benar Agama Sosial
Kreteria sesat tidak hanya sebatas sesat dalam berkeyakinan beragama, orang yang suka menyelewengkan aturan, menggelapkan hak rakyat, menyalahgunakan wewenang juga termasuk kreteria sesat.
yang melakukan shalat di masjid mereka maka bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis. (c) Wajib taat pada amir atau Imam mereka. (d) Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah (kafir). (e) Al Qur’an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti. (f) Haram mengaji Al Qur’an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka. (g) Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam. (h) Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain kepada mereka adalah haram. (i) Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar. (j) Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu. (k) Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram ditanyakan catatannya atau penggunaannya. (l) Haram membagikan daging Qurban/ Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar kelompoknya. (m) Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa tidak perlu wudhu dan harus diulang. (n) Haram menikahi orang di luar kelompoknya. (o) Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain 103
Islam Benar-benar Agama Sosial
kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor). (p) Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat duduknya harus di cuci karena dianggap najis. Keempat, ajaran ahmadiyah. Ajaran ini didirikan oleh Mirza Ghulan Ahmad di India. MUI telah memberikan fatwa tentang ajaran ahmadiyah, bahkan beberapa waktu lalu menimbulkan pro dan kontra diantara umat Islam itu sendiri. Terlepas dari pro dan konrtra itu, ada beberapa ajaran yang dianggap kurang tepat oleh sebagian umat Islam antara lain: (a) Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan. (b) Mengaku menerima wahyu di India. Kitab suci mereka bernama Tadzkirah. Isinya memutarbalikkan ayat-ayat suci Al Qur’an, ayat yang awal diputar ke belakang, ayat yang satu disambung ayat lainnya sesuai dengan selera nabi India tersebut. (c) Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur’an. (d) Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul diutus sampai hari kiamat. (e) Mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Nabi Mirza tidak pernah naik haji ke Makkah. (f) Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat kapling surga tersebut di jual kepada jama’ahnya dengan harga sangat mahal. (g) Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki bukan Ahmadiyah tetapi sebaliknya boleh. (h) Tidak boleh bermakmum dibelakang orang yang bukan Ahmadiyah. (i) Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu Suluh, Tabliqh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa’, Zuhur, Tabuk, Ikha’, Nubuwah, Fatah. Nama tahunnya adalah Hijri Syamsi (HS). Kelima, Gerakan Lembaga Kerasulan (LK). Ajaran ini memiliki pemahaman bahwa Rasul itu diutus sampai hari kiamat. Rosul itu adalah personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya seperti Menteri dengan departemennya. Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar. Tokoh kelompok ini adalah Aceng Syaifuddin. Diantara pokok pokok ajarannya adalah (a) Rasul diutus sampai hari kiamat (b) Wajib bai’at seta taat pada Imam. (c) Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya tergantung besar kecil dosa. (d) Di 104
Islam Benar-benar Agama Sosial
luar kelompok mereka adalah kafir.(e) Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam mereka. Sedangkan orang tua tidak perlu tahu. (f) Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih periode Makkah, jadi belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum diharamkan khamar dan minuman memabukkan lainnya. (g) Mengaji harus kepada Imam. Keenam, Ajaran Lia Aminuddin. Tokoh ini telah menulis beberapa buku yang ditulis olehnya; Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir, Pancasila menuju Zam-zam, Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as.VS fatwa MUI, Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional. Pokok-pokok ajarannya antara lain: (a) Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia, maka dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as. (b) Lia mengakui menjadi juru bicara Jibris as. dan mengaku sebagai Nabi/Rasul. (c) Lia mengaku mendapatkan wahyu.(d)Lia mengaku mendapatkan mukjizat. (e) Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme yang menghimpun segala agama.(f) Lia mengaku sebagai Imam Mahdi. (g) Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as. (h) Abdul Rahman diyakini sebagai wa’sil/ Imam besar. (i) Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai bentuk ibadah yang diperintahkan Jibris melalui Lia Aminuddin (seperti bayi yang baru lahir). Dengan ditanda tangani SKB Tiga menteri tentang larangan ajaran atau paham ahmadiyah, maka memunculkan berbagai tanggapan pro dan kontra. Bagi yang kontra dengan SKB, menyatakan bahwa SKB itu merupakan bentuk kongkrit pelanggaran dan menciderai semangat dalam mewujudkan demokrasi dan kebebasan bagi warga Negara dalam melakukan aktivitas beragama. Bagi yang pro dengan SKB tersebut menyatakan bahwa paham ahmadiyah jelas-jelas menodai agama Islam, kitab suci alqir’an dan merendahkan martabat nabi Muhamamd saw. Diantara keyakinan ahmmadiyah yang dianggap sesat atau tidak sesuai dengan keyakinan umat Islam dapat dilihat dari beberapa hal: Pertama, Secara umum ahmadiyah didefinisikan suatu aliran yang meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad saw, mereka meyakini Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi mereka. Selain itu mereka mempunyai kitab suci yang dikenal dengan nama Tadzkirah 105
Islam Benar-benar Agama Sosial
sebagaimana umat Islam mempunyai Al-Qur`an. Dalam ajaran Islam yang sebenarnya memang tidak mengenal nabi terakhir selain nabi Muhamamd saw, dan tidak ada kitab suci terakhir selain kitab suci al-qur’an. Dari pernyataan ini saja sudah mengundang atau merangsang emosi umat Islam. Kedua, Ahmadiyah memiliki keyakinan bahwa Mirza Ghulan Ahmad adalah nabi/rasul. Barang siapa yang tidak memeprcayai atau meyakini Mirza Ghulan Ahmad sebagai nabi/rasul dianggap murtad. Ketiga, Ahamdiyah memiliki kitab suci sendiri yaitu kitab suci yang di beri nama Tadzkirah. Menurut keyakinan Ahmadiyah bahwa kitab tadzkirah adalah kumpulan wahyu yang di turunkan Tuhan kepada Mirza Ghulan Ahmad , kesucian kitab tazdkirah sama dengan kitab suci alqur’an. Keempat, Dalam keyakinan paham Ahmadiyah, mereka mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadiyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenangsenang dalam haji akbar ke Qadiyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadiyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidupnya “nabi” Mirza tidak pernah haji ke Makkah. Kelima, Keyakinan yang selama ini diakui umat Islam terhadap Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai hanya 25 orang, dalam ajaran Ahmadiyah Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai harus 26 orang, dan Nabi dan Rasul yang ke-26 tersebut adalah Mirza Ghulan Ahmad. Keenam, Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah yaitu: Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qadiyan bahwa kitab suci yang wajib dipercayai harus 5 buah dan kitab suci yang ke-5 adalah kitab suci “Tadzkirah” yang diturunkan kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad. Ketujuah, Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Kedelapan, Ahmadiyah memiliki konsep atau keyakinan yang dijiplaka dari kitab suci al-qur’an, seperti yang dimuat dalam kitab Tadzkirah hal 634. “Dan Kami mengutus kamu (wahai Mirza Ghulan 106
Islam Benar-benar Agama Sosial
Ahmad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”, pernyatan ini dijiplak dari QS Al anbiya: 107. Kitab suci tadzkirah halaman 519 menyatakan “Katakanlah (wahai Mirza Ghulan Ahmad): Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepada-ku”, pernyataan ini dijiplak dari kitab suci alqur’an QS AlKahfi: 110. Kitab Tadzkirah halaman 519 lagi juga menyatakan “Sesungguhnya kami tidak menurunkan (kitab suci tadzkirah) pada malam lailatul Qodar”, pernyataan hasil jiplakan dari QS al-Qodr : 1. Berdasarkan contoh ajaran diatas, maka pantas jika umat Islam merasa tersinggung dan marah, karena melihat pokok-pokok keyakinannya jelas tidak sesuai dengan ajaran yang selama ini diyakini umat Islam. Terminologi Sesat Dalam istilah umum, sesat didefinisikan salah jalan, salah jalur, tidak sesuai dengan ketentuan yang dipahami masyarakat umum. Orang yang sesat adalah orang yang memiliki keyakinan, sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku baik norma sosial, norma hukum atau norma agama. Ahmadiyah dianggap sesat karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam Islam. Orang dikatakan tersesat jalan karena mereka melalui jalur atau jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang benar. Mau kejakarta tetapi mereka lewat kearah Surabaya. Berarti mereka melalui jalur yang tidak sesuai dengan jalur yang dilalui pada umumnya masyarakat. Manusia bisa dikatakan tersesat dalam pikiran jika pikirannya tidak sesuai dengan norma hukum, sosial dan agama, Manusia juga ada kemungkinan tersesat dalam tindakan, jika tindakan yang dilakukan melanggar norma atau aturan yang berlaku. Manusia, Manusia ada kalanya tersesat dalam ajaran/keyakinan jika ajaran yang diyakini bertentangan dengan keyakinan yang dipahami mayoritas masyarakat. Ulama pantas dikatakan tersesat jika ulama itu dalam kiprahnya justru tidak memberikan kemanfaatan bagi umat melainkan malah bertentangan dengan kepentingan umat. Politisi bisa dikategorikan tersesat dalam berpolitik jika sebagai politisi tidak 107
Islam Benar-benar Agama Sosial
mementingkan aspirasi masyarakat tetapi justru memanfaatkan masyarakat untuk mencari keuntungan pribadi. Dokter masuk kategori dokter sesat jika dalam praktek pengobatannya seringkali melakukan mal praktek. Hakim juga dapat dimasukkan dalam daftar hakim sesat jika dalam memutus perkara seringkali mengalahkan orang yang benar dan memenangkan orang yang salah. Jaksa bisa dikatakan sebagai jaksa sesat kalau dalam menyelidiki kasus hanya karena didasarkan pesanan atau dorongan uang. Kontraktor juga pantas diseebut kontraktor sesat jika kontraktor dalam membangun proyek tidak sesuai dengan perencanaan dan penuh dengan mark up anggaran. Guru masuk kategori guru yang sesat jika dalam mengajar tidak mengajari sikap yang baik tetapi justru mengajari murid yang jelek atau jahat seperti guru yang mencabuli siswanya, guru yang membocorkan soal Ujian Nasional (UN). Pokoknya seluruh sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan aturan norma sosial dan hukum adalah pantas dikatakan sesat. Lebih aneh dan ajaib, sekelompok masyarakat yang mengatas namakan agama Islam, berorasi ingin membela Islam, menjaga kemurnian ajaran Islam dan al-qur’an, menjaga kehormatan nabi Muhamamd saw, melakukan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma agama. Rasionalkah orang yang ingin membela agama Islam, menjaga kemurnian al-qur’an dan membela kehormatan Nabi Muhamamd saw disatu sisi tetapi disisi lain justru mengobarkan semangat masyarakat untuk menyerang sesama manusia, melakukan pembakaran rumah ibadah, dan melakukan pengusiran terhadap orang lain dari tempat tinggalnya. Maka dapat dikatakan ahmadiyah adalah ajaran sesat, tetapi orang yang menentang ahamadiyah adalah orang yang memiliki sikap dan perilaku sesat. Inikah yang disebut aliran sesat vs perilaku sesat. Referensi: 1. Web Site Majelis Ulama Indonesia (MUI) di unduh ada tanggal 15 april 2011. 2. Sejretaris MUI (ed) (2009) Mengawal Aqidah Umat: Fatwa MUI tentang aliran aliran sesat di Indonesia, MUI Pusat, Jakarta. 108
Enam Mengkritisi Perang dan Jihad Puisi : SURGA IMPIAN Surga Impian bagi semua orang Tua-muda, miskin ataupun kaya Pahala sebagai tiket masuknya Jihad sebagai bekal perjuangannya Aku Jihad serius tapi dianggap teroris Aku Berani mati tapi dituduh bunuh diri Aku benci orang kafir tapi dikatakan orang kenthir Aku ingin masuk surga tapi kok katanya sia sia Aku dikejar kejar densus 88 Aku dianggap melanggar peraturan Aku diborgol saat diperjalanan Aku ditutup mata ketika dijebloskan dalam tahanan Ingin masuk surga masak dianggap orang gila? Melaksanakan perintah Tuhan masak sama dengan melanggar aturan? Akhirnya aku mengadu kepada Tuhan Tuhanku menjawab, surgaku hanya impian Impian yang jauh dari kenyataan Jihadku dengan cara keji dan kejam Perjuanganku menyengsarakan banyak orang Lagi lagi surgaku hanya impian Pekerjaanku merakit bom dan senapan Strategiku mengelabuhi aparat keamanan Tehnisku berpindah pindah kontrakan Susahnya ingin masuk surganya Tuhan Lagi lagi surgaku hanya impian ------------00-----------109
Islam Benar-benar Agama Sosial
S
Perang dan jihad bukan kata yang memiliki hubungan komplementer. Perang adalah upaya untuk merebut sesuatu yang bersifat duniawi, sedangkan jihad adalah upaya untuk memperoleh segala sesuatu yang positif bagi diri sendiri dan orang lain, sehingga member kemanfaatan selama di dunia dan di akherat.
110
ebagian umat Islam memiliki pemahaman bahwa antara konsep perang dan konsep jihad memiliki kemiripan bahkan dapat dikatakan sama, yaitu sebagian umat Islam menyatakn bahwa perang meskipun hanya untuk kepentingan duniawi biasanya dikatakan bagian dari jihad yang notabenenya suatu perbuatan yang sangat terpuji dan di perintahkan Allah Swt. Perang memiliki kecenderungan melakukan banyak kerusakan dan kurang memperhatikan aspek aspek kemanusiaan, sehingga perang lebih banyak menyebabkan orang lain menderita meskipun mereka belum tentu melakukan kesalahan atau dosa. Perang berimplikasi kepada kerusakan berbagai fasilitas sosial yang menyebabkan terhambatnya lalu lintas perekonomian dan keagamaan masyarakat. Perang lebih banyak menyebabkan kemadhorotan bagi semua manusia tidak pandang anak kecil, dewasa dan orang tua. Perang memiliki kecenderungan mambabibuta, karena target perang adalah mengalahkan musuh yang dilakukan dengan persenjataan yang canggih atau moderen. Sebagian umat Islam menyatakan atau meyakini bahwa perang itu untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di muka bumi Allah Swt. Perang juga dipahami bagian dari memberantas kemaksiyatan yang dilakukan oleh sebgaian manusia lainnya. Perang juga dipahami salah satu sarana untuk mendakwahkan agama agar orang lain itu menyadari kesalahan yang menyebabkan rusaknya ajaran agama.
Islam Benar-benar Agama Sosial
Dari sinilah mulainya perang itu memiliki kesamaan dengan konsep jihad. Karena jihad pada hakekatnya adalah usaha sungguh-sungguh untuk menegakkan kebenaran dan memberantas kedholiman dari muka bumi. Dilihat dari realitas obyektif, jihad lebih banayak dipahami dengan upaya kekerasan yang berujung kepada kesengsaraan orang lain. Oleh sebab itu maka dapat dikatakan bahwa perang dan jihad merupakan terminologi yang dapat dikatakan sebagai pemicu munculnya gerakan redikalisme yang berujung kepada anarkhisme. Perang dan jihad dipahami sesuatu yang bersifat kausalitas yang bersifat subyektif, artinya umat Islam seringkali menggunakan istilah perang dalam rangka untuk melakukan jihad melawan musuh (orang kafir). Makna yang berlebihan, kadangkala perang juga dilakukan kepada orang kafir menurut pandangan subyektif orang yang melakukan perang. Implikasinya kelompok yang dianggap atau dipersepsikan kafor menurut mereka juga diperangi. Konflik dalam Sejarah Islam Dalam bab ini, penulis lebih banyak menyajikan tulisan Guntur Romli seorang aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) yang ditulis dalam makalah berjudul Cawan dan Anggur: manafsir Ulang ayat-ayat perang dan dipublikasikan dalam website Islamlib.com pada tanggal 23 juni 2002 dan diunduh penulis pada tanggal 23 april 2011. Puisi: Konflik Itu kejam Konflik menimpa semua orang Diwujudkan dengan peperangan Meskipun Islam tidak mengharuskan Manusia masih suka perang Konflik muncul karena iri hati dan dengki Konflik ada karena kepentingan ekonomi Tidak ada landasan perjuangan murni Semuanya menyangkut masalah duniawi Sayyidina Umar terbunuh oleh hamba sahaya Sayyidina Ustam terbunuh dianggap salah oleh lawan politiknya 111
Islam Benar-benar Agama Sosial
Sayyidina Ali terbunuh karena sempitnya pemahaman agama Padahal Beliau bertiga sahabat rasul yang paling bertaqwa ------------------0000-----------------
D
alam perspektif sejarah, selama ini telah terjadi kesimpangsiuran pemicu peperangan pada zaman Islam klasik. Belum pernah diteliti dengan seksama motif-motif lain yang menyebabkan konflik ini sehingga kita tidak bisa memilih, antara “cawan”, dan “anggur”. “Kalau terasa pahit jangan salahkan cawannya, tapi periksa rasa anggurnya,” demikian tutur Iqbal dalam sebuah puisinya. Dalam pengertian sederhana, agama ibarat‘cawan’, sedangkan perilaku pemeluknya, adalah ‘anggur’. Jika rasa anggur pahit, mengapa ‘cawan’ yang dipersoalkan, bukan ‘anggur’nya. Menurut M. Abduh (1849-1905), pemikir liberal asal Mesir, dalam mengkaji konflik antar agama harus diperhatikan dua hal. Pertama, tidak pernah disebutkan dalam sejarah, bahwa ada agama yang disebarkan dengan cara pemaksaan, dan peperangan. Jika terjadi, maka pada hakikatnya konflik (perang) tersebut erat dengan masalah politik, bukan dengan agama. Kedua, perintah perang (qitâl) dalam Islam bukan termasuk rukun, subtansi, atau tujuan (Abduh: 1993) Jadi perang yang terjadi pada masa Rasulullah, merupakan masalah politik, bukan agama. Peperangan ini lebih tepat disebut sebagai perang nasional (al-harb al-wathanî) dari pada perang agama (al-harb al-dînî). Perang Badar Kubra disebabkan perebutan ekonomi. Rombongan dagang Abu Sufyan yang baru datang dari Syam (Syiria) dihadang pasukan Muslimin sehingga menyebabkan perang berkecamuk. Penaklukan Mekah lebih tepat disebabkan karena panggilan Ibu Pertiwi daripada perintah agama. Pernyataan ini bisa dibuktikan dengan ucapan Rasulullah ketika keluar dari Makkah,”Engkau (Mekah) adalah tempat yang paling dicintai Allah dan aku, jika seandainya kaum musyrikin dari pendudukmu tidak mengusirku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu”. Sebuah ungkapan cinta tanah air dan kepedihan berpisah dengannya. (Muhammad Imarah: 1996). 112
Islam Benar-benar Agama Sosial
Tidak ada perang yang bermotif agama. Motif perang adalah untuk memperoleh atau merebut kekayaan material semata.
Perang antara Abu Bakar dengan nabinabi “gadungan”, juga bukan karena masalah agama, sebab mereka tidak mengingkari kenabian Muhammad bin Abdullah. Mereka tidak rela jika wahyu turun hanya pada suku Quraisy, dan sukunya tunduk pada kepemimpinan (politik) seorang nabi atau penggantinya dari suku lain. Motifnya jelas; sikap mereka mengganggu kesatuan wilayah negara Madinah, kecemburuan sosial, dan gengsi kesukuan. Demikian juga konflik fisik yang terjadi pada masa Utsman, dan Ali, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama. Semuanya bermotif sosial dan politik. Yang memicu konlik pada zaman Ustman adalah KKN dan perbedaan membagi harta rampasan perang. Perang Jamal dan Shifin pada zaman Ali, sumbernya juga satu, perbedaan mengatasi konflik penyelesaian terbunuhnya Utsman. Konflik-konflik yang dipicu oleh sektesekte dalam Islam (Khawarij,Syiah,dan Sunni) yang selama ini dianggap murni perbedaan teologis, ternyata sarat dengan tujuan politik. Sekte-sekte yang muncul paskaPerang Shifin bermula ketika Khawarij menolak Ali dan Mu’awiyah. Mereka berkesimpulan, kerusuhan yang terjadi pada masa itu disebabkan kesalahan mereka berdua, maka vonisnya: halal dibunuh. Syiah adalah golongan pro Ali dan kontra Mu’awiyah. Adapun Sunni merupakan kelompok “pragmatis” yang menerima kepemimpinan Mu’awiyah paska-terbunuhnya Ali (Louis Gardet: 1983). 113
Islam Benar-benar Agama Sosial
Dengan demikian, konflik-konflik yang terjadi dalam sejarah manusia bukan berasal dari agama, namun lebih banyak akibat konflik politik dan sosial. Posisi agama dalam realitas konflik hanya sebagai alat legitimasi. Maka pendapat yang menyatakan bahwa sumber konflik berasal dari agama berarti telah menzalimi agama sebanyak dua kali. Pertama, pada saat konflik kepentingan (politik), agama dibawa-bawa dan dijadikan alasan. Kedua, kesalahan melihat sebab-musabab konflik yang mengakibatkan agama dimusuhi dan disisihkan dari sendi-sendi kehidupan. Selain kesalahan memilih antara “cawan” dan “anggur” di atas, selama ini sejarah Islam hanya dilihat secara snapshot. Rangkaian sejarah Islam tidak dihadirkan secara utuh, namun dipilih-pilih yang bernuansa kekerasan. Penaklukan Makkah berjalan dengan damai, dan Rasulullah tidak menuntut balas terhadap kaum musyrikin. Pembebasan Jerusalem (Palestina) pada masa Umar berjalan tanpa pertumpahan darah kalangan sipil dan beragama sesuai kesepakan “Piagam Aelia”. Keputusan Ali untuk berdamai dengan pihak Mu’awiyah pada perang Shifin perlu diacungi jempol agar korban tidak jatuh banyak. Dan putra Ali sendiri, Hasan, rela menyerahkan kepemimpinan pada Mu’awiyah untuk menghindari pertumpahan darah sehingga masa itu dikenal sebagai “Tahun Rekonsiliasi” (âm al-jamâ’ah). Kehidupan toleran juga terjadi antara umat Islam —sebagai pengusa— dengan Kristen dan Yahudi pada masa Dinasti Umayyah di Spanyol. Max I. Dimont menggambarkan Spanyol saat itu sebagai negara dimana tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi) hidup dalam “satu kasur”. Rekonstruksi Makna Jihad Alasan kedua, karena ajaran Islam mengakui jihad, yang selama ini dipahami oleh Barat sebagai “perang suci” (holy war). Padahal Islam tidak pernah mengakui adanya istilah perang suci (alharb al-muqaddasah). Dalam Islam hanya diakui dua bentuk perang, yaitu perang yang disyariatkan (al-harb al-masyrû’ah) dan perang yang tidak disyariatkan (ghayr masyrû’ah). Sedangkan jihad sendiri mempunyai dua definisi; jihad melawan jiwa (jihâd al-nafs), dan 114
Islam Benar-benar Agama Sosial
peperangan yang disyariatkan (diperbolehkan) dngan tujuan untuk mempertahankan diri (defensif). Jihad model pertama, disebut jihad akbar sesuai dengan sabda Nabi, selepas perang Badar, “Kita baru kembali (selesai) dari jihad kecil (perang) menuju jihad besar, yaitu, jihad melawan diri sendiri”. Sedangkan jihad yang dalam pengertian peperangan disebut Nabi sebagai jihad kecil (al-jihâd al-ashghar). Namun pada akhirnya terminologi jihad ini mengalami penyempitan makna menjadi perang saja. Jihad pada diri sendiri disebut dalam tradisi sufi mujahadah (olah jiwa), dalam tradisi intelektual: ijtihad (olah otak), dan dalam perang: jihad (olah fisik). Namun jika kita kembalikan jihad pada makna aslinya maka tiga pemahaman di atas tercakup pada kata jihad saja. Jadi, jihad tidak selalu identik dengan bentuk fisik (materi), namun juga mencakup perjuangan intelektual, emosional dan spiritual. Sejak Arab jahiliyah, perang juga dikenal sebagai ”solusi” konflik. Hal ini kembali pada tradisi dan karakter bangsa Arab yang keras dan nonkompromistik. Kedatangan Islam serta-merta mengubah keadaan secara frontal, namun tentu sudah ada usaha perubahan. Pertama, perubahan istilah dari harb (perang) menjadi jihad. Hikmah dari perubahan istilah ini menurut Ibn Hazm adalah sebagai berikut: harb identik dengan gengsi suku dan kepentingan politik sepihak, sedangkan jihad merupakan bentuk perlawanan terhadap kezaliman dan penegakan agama Allah (Ibn Hazm: 1980). Kedua, tujuan dari perlawanan fisik yang pada awalnya menyerang, membela fanatisme kelompok dan suku, diubah ke arah tujuan luhur seperti membela orang-orang lemah, menghapus kezaliman dan kebatilan (fitnah), dan menegakkan ketaatan (dîn) yang hanya untuk Allah. (QS Al-Nisâ’ [4]: 75 dan Al-Baqarah [2]: 193). Tujuan dari ayat-ayat perang ini jelas, yaitu sekedar mempertahankan diri, dan tidak boleh berlebih-lebihan. (QS Al-Baqarah [2]: 193). Islam sedniri tidak menyukai bentuk kekerasan ini, bahkan membencinya (QS Al-Baqarah [2]: 216). Bentuk-bentuk pemaksaan, kekerasan dan pertumpahan darah sangat kontradiktif dengan ajaran Islam yang mengagungkan toleransi, kebebasan, rahmat, dan hikmat. Islam adalah agama 115
Islam Benar-benar Agama Sosial
yang lurus dan melapangkan (hanîf dan samhah). Maka metode penyebaran agama ini lebih banyak menggunakan pendekatan persuasif dan toleran. Alquran menyebutkan, “Ajaklah ke jalan Tuhanmu, dengan hikmat, nasehat yang baik, atau, debatlah mereka dengan (cara) yang lebih baik” (QS Al-Nahl [16]: 125). Dalam ayat lain, Islam mengakui kebebasan beragama, “Tidak ada paksaan dalam beragama, (karena) sesungguhnya telah jelas jalan kebenaran dan jalan kesesatan” (QS Al-Baqarah [2]: 256). Ayat yang lain lebih gamblang, “Barang siapa yang ingin (beriman), maka berimanlah, dan barang siapa yang ingin (kufur), maka kufurlah.”. Dan Allah menegaskan bahwa tugas Rasulullah hanya sebatas “pemberi peringatan” (mudzakkir) bukan “penguasa" (mushaythir) terhadap tingkah laku umatnya. “Maka berilah peringatan, karena kamu hanya sekedar pemberi peringatan, kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka” (QS Al-Ghâsyiyah (88): 22-23). Yang terjadi justru sebaliknya, umat Islam tidak mampu menangkap pesan-pesan agung nan luhur ini. Islam “diperkosa” untuk kepentingan kelompok dan tujuan-tujuan pragmatis. Ayatayat perang tidak ditelaah secara seksama, tidak dilihat tujuan dan maksudnya, namun hanya dijadikan bahan bakar untuk mengobarkan kebencian, permusuhan dan peperangan. Bagaimana mungkin pesan Islam yang penuh nilai-nilai kemanusian, keadilan, dan kedamaian disulap menjadi alat pemicu untuk saling bunuh dan menumpahkan darah? Guntur Romli cenderung berpendapat bahwa ayat-ayat yang bernuansa peperangan merupakan “ayat diskriptif ”, jadi, hanya sebagai catatan sejarah, sebagai penggambaran masa lampau, dengan tujuan: agar kaum muslimin bisa mengambil hikmah, bahwa kejadian kekerasan tersebut tidak boleh terjadi lagi. Ayatayat tersebut tidak lagi mengandung kekuatan hukum untuk dipraktekkan karena sarat dengan permasalahan masa lalu dan merupakan tipe kuno (archaetype).
116
Islam Benar-benar Agama Sosial
Gerakal Politik Islam Puisi : Aku Bingung Aku membawa Islam Kau anggap baku sok Islam Aku meninggalkan Islam kau anggap aku sekuler Aku mengatakan bingung Kau angga aku tolol Aku bawa pedang Kau anggap kau senang kekerasan Aku memakai surban Kau anggap aku baru masuk Islam Aku bingung sepanjang zaman Kau anggap aku orang edan Aku dakwah di masjid Kau katakana tidak efektif Aku berdoa sampai menangis Kau anggap aku politis Aku anti Amerika Kau katakan sia sia Aku anti israel Kau katakan aku rewel Aku membela Islam Kau katakan aku memanfaatkan Islam Kau selamanya akan bingung Jika tidak menggunakan aturan hukum ----------------0000-----------------
E
ra kebangkitan dunia, ada tiga hal yang menjadi pusat diskursus khususnya berkaitan dengan politik regional, yaitu demokratisasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebangkitan Islam politik. Indikator kebangitan Islam politik dilihat dari merebaknya radikalisme Islam yang dimaknai atau ditafsirkan sebagai sesuatu yang sama dengan fundamentalisme Islam, memang sulit untuk membedakan antara radikalisme Islam dengan fundamentalisme Islam. 117
Islam Benar-benar Agama Sosial
Secara umum radikalisme Islam didefinisikan suatu cara pandang/keyakinan yang dijadikan landasan melakukan gerakan untuk untuk menegakkan keyakinanya dengan cara-cara kekerasan/ anarkisme sehingga menakutkan bagi orang lain. John L Eposito dalam Riza Sihbudi (2002) menjelaskan bahwa radikalisme adalah suatu aktivitas kelompok-kelompok yang meyakini Islam sebagai agama sekaligus sebagai ideologi politik dengan tujuan utama pemberlakuan syariat Islam. Media massa dan publik internasional memberi makna negatif terhadap gerakan gerakan Islam politik dengan sebutan seperti “Islam ekstrim”, “Islam militan”, “anti barat”, “non toleran” dan bahkan dengan sebutan teroris. Kita tidak bisa menyalahkan munculnya sebutan sebutan yang berkonotasi negatif, karena secara realistis memang ada sebagaian kelompok yang melakukan gerakan memperjuangkan islam dengan cara cara kekerasan atau anarkhisme. Oleh sebab itu terlepas dari pro dan kontra istilah radikalisme, fundamentalisme atau anti barat, nampaknya sudah saatnya membentuk atau melakukan suatu gerakan yang mampu menangkal atau mengeliminir gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan agama khususnya agama Islam. Filosofi gerakan Deradikalisme Ada beberapa landasan yang dapat dijadikan landasan untuk melakukan gerakan deradikalisme yang bersumber dari ayat alqur’an : Pertama, bahwa agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah untuk rahmat bagi alam semesta. Allah Swt menegaskan hal itu dalam Qs. Al Anbiya’ ayat 107, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Dengan landasan ayat ini maka keseluruhan kehidupan kaum Muslimin harus diarahkan untuk menggapai rahmat Allah tersebut. Dan untuk kepentingan itu, kehidupan kaum Muslimin tidak boleh diwarnai dengan hal-hal yang akan membahayakan dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Atau yang dalam istilah al-Qur’an disebut sebagai al-khabais, hal-hal yang buruk. Kedua, dalam konteks umat Islam, perang diperbolehkan tetap bagi orang yang diperangi dan dianiaya, seperti dalam surat al hajj: 39 “ telah diizinkan (berperang ) bagi orang-orang yang diperangi, 118
Islam Benar-benar Agama Sosial
Karena sesungguhnya mereka telah dianiaya”. Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan ibnu Abbas dalam sebuah riwayat, bahwa ayat ini diturunkan pada saat Nabi Muhamamd hijrah dari makkah, kemudian Abu bakar berkata: mereka mengusir nabi kita, maka harus kita binasakan. Pada saat itu turunlah ayat tersebut, yang menerangkan bahwa perang itu diperbolehkan jika mereka (musuh) memerangi, karena jika diperangi termasuk kategori dianiaya. Ketiga, Umat Islam diperbolehkan perang kepada orang yang memerangi umat islam dan jika mereka melakukan fitnah kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan firman Alklah dalam surat al baqarah : 190-193 “Dan perangilah di jalan Allh orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi ) jangan lah kamu melampu batas, karena sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana berada saja kamu jumpai mereka ,dan usirlah mereka dari tempat kamu mengusir kamu (Mekkah ): dan fintah itu lebih besar bahanya dari pada pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikian balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesuguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehinga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga )ketaatan itu semat-mata hanya untuk Allah. jika Mereka berhenti (dari memusuhi kamu ) maka tidak ada permusuhan (lagi) kecuali terhadap orang-orang yang zalim”. Dalam ayat tersebut terdapat kata-kata pokok atau penting yaitu, (a) Sabilillah artinya agama Allah atau jalan untuk mencapai keridhaan Allah, (b) Yuqotilunakum artinya diperkirakan mereka akan menyerang kamu (c)Wala ta’tadu artinya kalian jangan memulai peperangan dengan mereka. Berdasarkan ayat tersebut, dapat diambil makna bahwa mendakwahkan Islam dapat dilakukan dengan berbagai upaya atau metode. Upaya kekerasan atau perang hanya diperbolehkan jika memenuhi persyaratan, antaraa lain: 1. Perang dapat dilakukan jika dalam kondisi untuk mempertahankan agama atau nyawa. Karena perang dalam konteks ini dapat dikatakan peperangan membela diri atau mempertahankan apa yang ada dalam diri manusia. 119
Islam Benar-benar Agama Sosial
2. Perang dapat dilakukan jika musuh benar-benar menyerang dan benar-benar berbuat kedholiman kepada umat Islam, sehingga umat Islam tidak diperbolehkan menjalankan ajaran agama. 3. Perang dapat dilakukan tetapi tetap menjaga dan memperhatikan etika perang seperti, tidak boleh membunuh anak anak, perempuan dan tidak membunuh musuh yang sudah menyatakan menyerah. Radikalisme dari aspek historis Berbicara radikalisme dapat ditelusuri dari aspek sejarah, bahwa tiga sahabat nabi muhamamd mengalami korban akibat adanya radikalisme. Sahabat Umar Ibnu Hattab dibunuh oleh seorang budah bernama Abu Luk luk, adapun factor pembunuhan tersebut disebabkan adanya iri, dengki atau dendam kesumat akibat sahabat Umar berhasil menaklukkan Persia menjadi wilayah Islam. Penyebaran Islam yang sangat cepat dan luas menyebabkan kebencian Abu Luk Luk, sehingga sampai kepada pembunuhan kepada sabahat Umar ibnu khottab. Hal ini jelas terbunuhnya sahabat umar lebih disebabkan adanya perjuangan menegakkan atau menyebarkan agama Allah (agama Islam). Sahabat Ustman Ibnu Affan dikenal seorang sahabat yang sangat ramah, dermawan, jujur dan adil. Meskipun demikian, sahabat Ustman Ibnu Affan meninggal akibat terbunuh dari kelompok pemberontak yang mengepung rumah sahabat Utsman ibnu affwan selama 40 hari. Hal ini disebabkan oleh adanya kebencian dari kelompok pemberontak terhadap sahabat Utsman Ibnu Affan yang mengganti beberapa pejabat (gubernurt/bupati) yang dianggap kurang cakap, kurang adil dan kurang jujur. Orang orang yang diganti oleh sahabat Utsman Ibnu Affan tersebut tidak legowo menghadapi pergantian tersebut, akhirnya bersengkongkol untuk merobohkan kekuasaan Utsman Ibnu Affan dengan cara membunuh, akhirnya ustman bin affan terbunuh pada saat duduk membaca al-qur’an di dalam rumuanya sendiri. Hal ini jelas terbunuhnya Utsman Ibnu Affan, dilatarbelakangi adanya persoalan intrik politik khususnya tidaka legowonya para pejabat yang diganti oleh Utsman Ibnu Affan. 120
Islam Benar-benar Agama Sosial
Sahabat Ali Ibnu Abi Tholib dalam suatu riwayat hadits disebut sebagai sosok yang paling cerdas, orang pertama kali masuk islam, bahkan diprediksikan masuk surga pertama tanpa hisab. Meskipun demikian, sahabat Ali Ibnu Abu Tholib wafat terbunuh ditangan seorang ulama besar bernama Abdurrahman Ibnu Mulzam. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Abdurrahaman Ibnu Mulzam adalah seorang ulama yang rajin sholat tahajut (sholat malam), selalu puasa sunah senin-kamis, bahkan seorang hafal alqur’an (hafidz). Abdurrahaman Ibnu mulzam berhasil membunuh Ali Ibnu Abu Tholib pada tanggal 17 ramadhan pada saat berangakat sholat subuh, pada saat akan masuk kedalam masjid, Abdurrahman Ibnu Mulzam berhasil menebas pedang kedahi Ali Ibnu Abu Tholib. Pembunuhan itu terjadi, karena Ali Ibnu Abu Tholib tidak melaksanakan kaidah Laa hukmu illa lillah (tidak ada hukum selain hukum Allah/al-qur’an) Ali Ibnu Abu Tholib dianggap telah melaksanakan hukum selain alqur’an karena melakukan musyawarah dengan kelompok lain dalam pemerintahannya, oleh sebab itu dianggap kafir oleh Abdurrahman Ibnu Mulzam. Hal ini jelas bahwa terbunuhnya Sahabat Ali ibnu Abu Tholib disebabkan adanya kesalahan dalam memahami agama dalam hal ini kesalahan dalam memahami hukum, dan sempitnya memahami makna kafir. Dengan kesalahan dalam memahami agama tersebut dapat memicu radikalisme dalam agama sampai tega melakukan pembunuhan seorang sahabat yang dikenal sangat taat beribadah dan paling cerdas dalam memahami agama Islam sekaligus pejuang agama islam pada zaman sahabat. Realitas radikalisme di Indonesia Selama kurun waktu 1999 – 2009, dapat dipaparkan fenomena aksi akibat adanya radikalisme agama antara lain: 1. Peledakan di Masjid Istiqlal (1999) dan 6 kasus peledakan lainnya; 2. Peledakan di rumah Dubes Filipina (1-8-2000); 3. Bom malam Natal di 8 kota besar (2000) yang mengguncang sejumlah Gereja di Indonesia dan 31 kasus peledakan lainnya; 4. Peledakan di Kuta Bali (12-10-2002) atau yang dikenal bom Bali I yang menewaskan ratusan orang; 121
Islam Benar-benar Agama Sosial
5. Peledakan di Hotel JW. Marriot (5-8-2003) atau yang dikenal dengan bom Mega Kuningan I; 6. Peledakan di depan Kedubes Australia (9-9-2004); 7. Peledakan bom Bali II (1-10-2005) dan 8. Peledakan bom di Hotel JW. Marriot dan Ritz Carlton atau yang dikenal dengan bom Mega Kuningan II (17-7-2009). 9. Pedakan Bom Bunuh diri di Masjid Kompleks Mapolresta Cirebon 15 april 2011, pada saat sholat jum’at. Kesimpulan (1) Maraknya peledakan bom dan aksi bom bunuh diri diberbagai daerah di Indonesia merupakan bukti nyata adanya aksi radikalisme dalam agama Islam. Penyebab radikalisme tersebut tidak dapat dikatakan sebagai tindakan perjuangan menegakkan agama, melainkan disebabkan adanya sempitnya atau kepicikan dalam memahami agama. Bagi pelakunya pantas dikatakan mati konyol, sedangkan orang-orang yang menjadi korban (meninggal) akibat aksi bom tersebut layak dikatakan mati sahid. (2) Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka sudah saatnya digagas untuk dibentuk gerakan menangkal/melawan gerakan radikalisme dari kelompok kelompok tertentu yaitu dengan gerakan DERADIKALISME di tiap-tiap daerah, agar aksi radikalisme segera dapat dieliminir dan dihentikan. Referensi: 1. Departemen Agama (1996) Alqur’an dan terjemahnya, CV Toha Putra, Semarang, Jawa Tengah. 2. Guntur Romli dalam website Islib.com tulisan berjudul cawan dan Anggur: menafsir Ayat-Ayat perang, di unduh tanggal 23 april 2011 3. M. Saekhan Muchith (2011), Gerakan Deradikalism: membangun agama yang damai (makalah Forum Diskusi Gang Sepuluh) tidak dipublikasikan, Kudus, Jawa Tengah. 122
Tujuh Pemahaman Agama Bagi Pelajar Pantura Bagian Timur Jawa Tengah Puisi : Survey Kok Sesat Surveyku Berdasarkan data Mengapa Kau Tidak Percaya? Surveyku Berhasil Mengapa Kau Anggap Menggiring Surveyku Untuk Jajak Pendapat Mengapa Kau Anggap Sesat? Survey Kok Sesat Darimana Teori yang Kau Dapat? Survey Kok Memancing Sentimen Agama Itu Pendapat Siapa? Subyektif itu Berbahaya Subyektif itu Mudah Menafikan Fakta Subyektif itu Bisa Menjadi Malapetaka Jika Tidak didasari dengan Arif dan Bijaksana Sesat itu Kalau Beda Baca Syahadat Sesat itu Kalau Tidak Mengakui Hari Kiamat Sesat Tidak Bisa Hanya Berdasar Pendapat Yang diperoleh Tanpa DataYang Akurat Survey Radikalisme Pelajar MayoritasYakin Terhadap System Negara Islam Hasilnya di Muat di Koraan Radar Melahirkan Perdebatan Sesama Teman
123
Islam Benar-benar Agama Sosial
Perang Pernyataan Berkepanjangan Kedua Belah Pihak Bersikukuh Dalam Pendirian Wartawanpun Juga Kebingungan Bertepatan Malam Ramadhan Kedelapan Ditemukan di BambuWulung, Nama SebuahWarung Makan ----------------------000--------------------
K
etika Aksi kekerasan agama yang disebut teroris marak diberbagai wilayah Indonesia, muncul pemahaman bahwa remaja merupakan elemen yang paling banyak dijadikan sasaran obyek untuk dijadikan “pengantin” alias di rayu, dibujuk atau dicuci otaknya agar siap menjadi umpan melakukan aksi bunuh diri. Pemahaman tersebut, dilihat dari aspek psikologi menjadi dapat dibenarkan, karena pada usia remaja tergolong usia yang “rawan”, rentan, dan labil dalam menerima informasi yang datang dari luar dirinya. Remaja merupakan masa peralihan atau masa awal mencari jati diri, oleh sebab itu pada masa tersebut remaja seringkali mengalami pemikiran atau sikap yang berubah-rubah. Jika tidak mampu mensikapi secara tepat apa yang datang kepada dirinya maka akan mudah terjebak kepada hal hal yang negatif. Dalam pemahaman agama, remaja juga perlu diberi bimbingan, penyuluhan atau pendampingan agar informasi tentang pemahaman agama tidak menimbulkan pengaruh atau dampak yang buruk bagi kehidupan remaja tersebut. Remaja memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan lainnya, dalam (http://ilmu-psikologi.blogspot.com) Ciri-Ciri masa remaja, antara lain: 1. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa. 2. Masa remaja sebagai periode perubahan. 3. Masa remaja sebagai usia bermasalah. 4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. 5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. 124
Islam Benar-benar Agama Sosial
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. 7. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya. Berdasarkan teori tersebeut maka pelajar dapat dikatakan masa transisi menuju masa dewasa, dimana secara psikologis memiliki masa yang labil dalam artian mudah terpengaruh informasi dari luar dirinya, karena masa pelajar adalah masa mencari identitas atau jati diri. Hakekat atau jati diri pelajar sangat ditentukan oleh seberapa jauh informasi yang lebih banyak diterima, jika informasi yang datang kepada dirinya bersifat politis maka pelajar tersebut, tidak menutup kemungkinan akan bersifat politis, jika yang datang kepada dirinya lebih banyak yang bersifat ekonomis maka pelajar tersebut akan memiliki jiwa ekonomis. Sikap dalam memahami teks-teks agama juga sangat ditentukan oleh informasi yang datang kepadanya. Jika informasi keagamaan yang bersifat literer, atau tekstual maka pelajar tersebut akan memiliki karakter pemahaman yang bersifat tekstualis. Sebaliknya jika informasi yang datang kepada pelajar bersifat kontekstual maka sikap atau kepribadiannya akan bersifat kontekstual. Informasi yang datang kepada pelajar bisa dilakukan dengan berbagai cara, cara yang popular dikenal banyak orang dilakukan dengan cara cuci otak (Brainwash). Banyak pelajar yang menjadi target para kelompok yang ingin menguasai pelajar melalui cuci otak. Dalam Situs http://asaborneo.blogspot.com, brainwash atau lebih dikenal sebagai cuci otak adalah sebuah proses yang sudah dikenal semenjak lama, bahkan sebelum perang dunia ke II. Teknologi ini banyak digunakan saat itu oleh tentara Jerman yang dimaksudkan untuk membangun semangat para prajurit dari semenjak masih remaja, untuk membentuk mental prajurit yang tahan banting, loyal, dan sejiwa dengan haluan partai NAZI saat itu. Teknik yang digunakan merupakan sebuah metode yang saat itu dikembangkan secara ilmiah oleh para pakar psikologi dan 125
Islam Benar-benar Agama Sosial
pikiran manusia, dimana para pakar jerman saat itu juga melakukan berbagai percobaan terhadap pikiran manusia (semasa holocaust di jerman). Proses cuci otak sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1950 saat perang antara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung. Saat itu Republik Rakyat Cina (RRC) ikut berperang membela Korea Utara, dengan Amerika Serikat dan PBB di pihak Korea Selatan. Brainwash atau cuci otak merupakan istilah yang digunakan di Amerika Serikat untuk menjelaskan fenomena banyaknya tentara Amerika Serikat yang berubah pihak membela Korea Utara setelah menjadi tahanan mereka. Dan semenjak itu, Central Intelligence Agency (CIA) dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat terus mengadakan penelitian untuk mengembangkan teknik cuci otak ini. Metode utama yang digunakan adalah dengan memasukkan informasi/dogma-dogma secara audio dan visual secara waktu berkala dan panjang, dan bersifat terfokus, yang dilakukan secara terus menerus, mampu menggiring persepsi dan pola pikir maupun perasaan seseorang sedikit demi sedikit. Inilah yang kita sebut sebagai memasukkan nilai di bawah sadar seseorang. Proses cuci otak dilakukan dengan cara memasukkan pesan, doktrin, tentang kesetiaan tentang bela Negara, kesetiaan terhadap melaksanaan keyakinan agama, meskipun dengan resiko yang menurut akal mayoritas masyarakat tidak bisa diterima, misalnya bunuh diri untuk menyerang lawan, atau meledakkan diri untuk menghancurkan kelompok yang dianggap lawan. Pelajar di pantura tentunya juga memiliki kesamaan karakteristik dalam bersikap, oleh sebab itu perlu dicari atau ditemukan bagaiamana karakteristik pelajar di pantura Bagian Timur Jawa Tengah dalam memahami pesan yang ada di dalam agaam (al-qur’an dan hadits). Tipologi pemahaman terhadap teks agama akan menjadi penyebab gerakan dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal tersebut,maka perlu ditemukan karakteristik pemahaman pelajar terhadap agama Islam. Penelusuran tipologi pemahaman agama terhadap pelajar dilakukan melalui survey yang dilakukan selama 1 bulan bulan yaitu pada tanggal 10 juni – 11 juli 2011. Pelajar yang menjadi obyek atau responden survey 126
Islam Benar-benar Agama Sosial
adalah lulusan SLTA (MA,SMU,SMK, Pondok pesantren yang disetarakan) yang memiliki minat mendaftarkan studi lanjut di jenjang pendidikan tinggi. Pelajar yang mendaftarkan diri di STAIN Kudus selama 1 bulan yang mengembalikan angket survey sebanyak 812 pelajar (N=812). Angket disusun secara semi terbuka yaitu setiap angket terdapat opsi pilihan dan juga ada pilihan alternatif pelajar untuk mengemukakan pendapatnya sendiri secara bebas. Angket di olah dengan menggunakan metode prosentase dengan prediksi eror berkisar 2-4 %. Dari kacamatan psikologis, pelajar merupakan elemen bangsa Indonesia yang belum memiliki kematangan dalam berfikir dan bersikap, sehingga ada kecenderungan mudah dipengaruhi oleh pihak pihak tertentu dalam memahami atau berfikir tentang persoalan masyarakat khususnya cara fikir dan sikap dalam mehamai agama. Fenomena membuktikan bahwa terduga atau tersangka teroris lebih banyak memanfaatkan kondisi psikologis para pelajar yang masih labil dan belum dewasa untuk dijadikan “umpan” dalam mensukseskan gerakan radikal dan gerakan teror. Hasil survey ini diharapkan menjadi bahan untuk mengantisipasi berbagai gerakan radikalisme dan terror khususnya di wilayah pantura, sehingga wilayah pantura tetap aman, nyaman dan terwujud cara fikir beragama yang santun, damai serta toleran. Deskripsi Hasil Survey Survey ini, diwujudkan dengan 4 (empat) pertanyaan, yaitu pertanyaan tentang keyakinan pelajar terhadap sistem negara Islam, pemahaman pelajar terhadap jihad, pemahaman pelajar terhadap orang kafir dan pemahaman pelajar tentang sikap terhadap orang kafir. Hasil survey dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Terhadap Pertanyaan, Apakah anda yakin sistem negara Islam akan mampu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia? a. Yang menjawab YAKIN sebanyak 541 = 66,60% b. Yang menjawab TIDAK YAKIN sebanyak 216 = 26.60% c. Yang menjawab RAGU RAGU sebanyak 55 = 6,7%
127
Islam Benar-benar Agama Sosial
item b 216 = 26.60%
item c 55 = 6,7% item a 541= 66,60%
Pada saat hasil survey ini dipaparkan dihadapan publik, ada beberapa masukan atau kritik, bahwa pertanyaan tersebut kurang tepat, karena pelajar belum mengetahui sistem negara Islam yang seperti apa yang dimaksudkan dalam angket survey. Jika pelajar belum memahami atau mengetahui secara utuh maka hasil survey itu dianggap kurang valid. Persoalan kreteria negara Islam sejak dahulu sampai sekarang selalu dalam perdebatan (ikhtilafiyah), karena negara Islam memiliki berbagai makna yang terkandung didalamnya. Setiap umat Islam pasti memiliki pemahaman tentang kreteria negara Islam sesuai dengan kapasitas atau pengalaman yang dimiliki. Survey ini, bermaksud untuk mengetahui tingkat keyakinan bukan mengetahui potret atau tipologi pemahaman pelajar terhadap sistem negara Islam. Peneliti berasumsi, bahwa untuk menyimpulkan atau memberikan suatu keyakinan terhadap sebuah obyek atau sasaran tidak perlu harus terlebih dahulu mengetahui secara detail obyek akan diyakini. Seseorang bisa memberikan keyakinan dengan bekal informasi dari siapa saja yang belum tentu detail persoalannya. Misalnya, orang yang yakin Jakarta adalah kota macet, tidak perlu orang tersebut memiliki pemahaman tentang pengertian macet, definisi Jakarta, atau harus pernah berada di Jakarta. Tetapi keyakinan bahwa Jakarta itu macet bisa diketahui dari informasi teman yang dari Jakarta, lewat baca Koran, lihat berita Televisi, atau bahkan berdasarkan bayangan bahwa Jakarta Kota besar yang penuh dengan penduduk, sehingga menimbulkan kemacetan. Orang yang yakin bahwa Tuhan itu ada, tidak harus terlebih dahulu mengetahui atau mengerti definisi tentang Tuhan, tidak 128
Islam Benar-benar Agama Sosial
perlu terlebih dahulu paham tentang sifat dan karakteristik Tuhan. Orang yang memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu ada cukup dengan informasi informasi yang diperoleh orang melalui berbagai cara. Mungkin cerita dari guru saat sekolah, dari renungan dan lain sebagainya. Orang yang memiliki keyakinan terhadap bentuk bangunan sebuah jembatan itu akan memiliki daya kekuatan yang lama tidak perlu terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang membuat jembatan, tidak perlu mengetahui tentang teori struktur membuat jembatan.Tetapi cukup melihat sebagian kecil dari bangunan jembatan tersebut, manusia bisa menentukan keyakinanya apakah jembatan itu memiliki kekuatan atau tidak. Dengan demikian, pelajar dalam memebrikan keyakinan terhadap sistem negara Islam mampu memberikan kesejahteraan tidak perlu paham terlebih dahulu tentang pengertian negara Islam, macam-macam negara Islam, sistem negara Islam seperti konsepnya siapa. Tetapi dengan berbagai pengalaman atau cerita dari orang lain, pelajar bisa menetukan sebuah keyakinan apakah negara Islam itu mampu mewujudkan kesejahteraan atau tidak. Jikalau seseorang menentukan atau menjustifikasi kebenaran atau kesalahan sebuah obyek, memang harus memiliki data yang akurat. Contohnya menentukan bahwa jembatan itu dibangun sesuai aturan atau prosedur yang salah atau benar, maka orang yang menentukan bahwa jembatan itu salah atau benar terlebih dahulu harus memiliki data atau pengetahuan yang akurat tentang pembangunan dan prosedur pembangunan jembatan. 2. Terhadap Pertanyaan, Apa yang anda pahami tentang Jihad menurut Islam? a. Yang menjawab, bersungguh sungguh menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai dengan aturan yang berlaku, sebanyak 646 = 79,55% b. Yang menjawab, Bersungguh sungguh memerangi orang kafir dari muka bumi, sebanyak 146 = 17,90% c. Yang menjawab, bersungguh sungguh memberantas kemaksiyatan dengan cara menutup tempat hiburan malam, sebanyak 11 = 1% 129
Islam Benar-benar Agama Sosial
d. Yang menjawab,bersungguh sungguh melarang warung makan berjualan di siang hari waktu bulan ramadhan, sebanyak 3 = 0,36% e. Yang menjawab, lainnya sebanyak, 6 orang = 1% item c 11 1% item b 146=17,90%
itemd 3 0%
Item e 6 1%
1 2 3 4 5
item a 646= 79,55%
Kata Jihad selama ini mayoritas dipahami oleh sebagian umat Islam sebagai kata yang memiliki makna kekerasan, menakutkan karena jihad identik dengan kekerasan, pedang atau senjata. Artinya orang dikatakan jihad jika melakukan peperangan atau mengangkat senjata melawan musuh orang Islam. Lebih berbahaya lagi musuh umat Islam selalu dihadapkan dengan orang kafir dalam artian orang yang tidak beragama Islam (Non Muslim). Jihad sebenarnya lebih bermakan sosial, yaitu suatu usaha yang dilakukan secara sungguh sungguh untuk melaksanakan perintah Allah dan meinggalkan larangan Allah. Jihad bisa menjelma berbagai bentuk atau tindakan, misalnya keberja mencari nafkah untuk keluarga, menjalankan tugas di kantor atau perusahaan secara sungguh sungguh, seorang pembantu yang bekerja untuk majikannya secara sungguh sungguh, seorang majikan yang membina, melindungi pembantunya secara optimal sesuai dengan ketentuan yang ada. Seorang aparat hukum (Jaksa, Polisi, Hakim, Advokat, Penyidik KPK) yang bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku, dengan selalu menjaga keadilan dan kebenaran merupakan bukti jihad yang sebenarnya. Seorang pemimpin, wakil rakyat yang selalu berjuang secara sungguh sungguh untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya merupakan makna jihad yang selalu harus direalisasikan. Masyarakat yang tidak mudah terprovokasi 130
Islam Benar-benar Agama Sosial
untuk melakukan tindak kekerasan, konflik antar kelompok, merupakan bentuk jihad yang paling ideal untuk konteks bangsa Indonesia. Seorang guru yang menjalankan tugas profesinya secara sungguh sungguh sehingga mampu melahirkan atau meluluskan siswa siswi yang memiliki kualitas secara kognitif dan affektif serta psikomotorik merupakan bentuk jihad yang paling tepat dalam sistem kehidupan bangsa Indonesia. Para pelajar yang mampu menahan diri untuk tidak melakukan corat-coret setelah pengumuman kelulusan ujian nasional adalah dapat dikatakan telah melakukan jihad dalam proses pendidikan. Pelajar yang tidak bersedia melakukan penyelewengan dalam ujian (nyontek) merupakan bentuk nyata bahwa dirinya telah melakukan jihad secara nyata dalam proses pelaksanaan ujian di lembaga pendidikan. Pelajar di wilayah pantura Jawa tengah bagian Timur, memiliki pemahaman jihad yang bermakna sosial, artinya meskipun pelajar memiliki keyakinan terhadap sistem negara Islam yang mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, tetapi pemahaman jihadnya masuk dalam kategori pemahaman jihad secara sosial. Pelajar di wilayah pantura tidak menghendaki atau tidak memiliki pemahaman bahwa Jihad itu harus dilakukan dengan kekerasan atau mengangkat senjata. 3. Terhadap Pertanyaan, Apa yang anda pahami tentang orang kafir? a. Yang menjawab, orang yang tidak beragama Islam, sebanyak 532 orang = 65,51% b. Yang menjawab, orang yang beragama Islam tetapi perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran Islam, sebanyak 242 orang = 29,80% c. Yang menjawab lainnya, sebanyak 38 orang =4,60%.
131
Islam Benar-benar Agama Sosial
item c 38=4,60% item b 242=29,80
1 2 item a 532=65,51%
3
4. Terhadap pertanyaan, Bagaimana sikap yang tepat kepada orang kafir? a. Yang menjawab,Wajib diperangi, karena jika tidak diperangi akan mengganggu/merusak orang Islam, sebanyak 194 orang = 23,89% b. Yang menjawab, Wajib diperangi jika menggganggu orang Islam, sebanyak 392 orang = 48,20% c. Yang menjawab, Wajib di perangi, karena membunuh orang kafir termasuk mati sahid, sebanyak 92 orang= 11,30% d. Yang menjawab, wajib hidup rukun kepada orang kafir, sebanyak 134 orang=16,50% item d 134=16,50%
item a 194=23,89%
item c 92=11,30%
1 2 3 4 item b 392=48,20%
Secara umum masih banyak umat Islam yang memiliki pemahaman atau cara fikir, orang kafir itu layak di perlakukan dengan kekerasan. Ada doktrin agama yanag dipahami secara tekstual (literer) “asyiddaau ‘ala al kuffar, ruhamaa’u bainahum”, bersikap keras kepada orang kafir dan lemah lembut atau kasih 132
Islam Benar-benar Agama Sosial
sayang kepada sesama umat Islam. Berdasarkan hasil survey, pelajar di wilayah pantura Jawa tengah ternyata dalam memahami doktrin agama tersebut tidak dipahami secara literer,melainkan dipahami secara kontekstual. Karena dalam pandangan pelajar wilayah pantura Jawa Tengah, dalam memandang atau berkomunikasi dengan orang kafir, mereka memiliki pemahaman bahwa orang kafir pantas diserang atau diperlakukan dengan kekerasan jika orang kafir tersebut mengganggu umat Islam. Artinya jika orang kafir tidak mengganggu, maka orang kafir akan tetap diperlakaukan secara baik dan pelajar akan tetapi hidup secara damai, saling menghormati atau toleransi. Pembahasan Hasil Survey Gerakan radikalisme, terorisme dan NII secara akademik disebabkan oleh tiga hal, yaitu Pertama, cara pandang terhadap penggunaan sistem negara Islam (khilafah), kedua, cara pandang atau pemahaman terhadap jihad, dan ketiga, cara pandang atau cara mensikap pergaulan kepada orang kafir. Artinya jika tiga hal itu dipahami secara kontekstual maka radikalisme dan teror tidak mudah terwujud, sebaliknya jika tiga hal tersebut dipahami secara tekstual atau literer maka potensi untuk memunculkan radikalisme dan terorisme sangat tinggi. Pelajar di wilayah pantura memiliki keunikan dalam pemahaman terhadap agama Islam. Keunikan dapat dilihat dari tiga hal: Pertama, Mayoritas pelajar memiliki keyakinan bahwa sistem negara Islam dianggap mampu mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi masyarakat. Karena sebanyak 66,60 % pelajar memiliki keyakinan bahwa sistem negara Islam mampu mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat. Kedua, meskipun mayoritas pelajar memiliki keyakinan terhadap sistem negara Islam mampu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat, tetapi dalam mehamai konsep jihad mayoritas pelajar telah memiliki pemahaman secara kontekstual (humanis), hal ini dapat dilihat mayoritas pelajar 133
Islam Benar-benar Agama Sosial
(79,55%) memiliki pemahaman bahwa jihad adalah bersungguh sungguh menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai dengan aturan yang berlaku. Artinya pemahaman terhadap jihad para pelajar tidak bersifat literer atau tekstual melainkan lebih bersifat kontekstual atau substansial, sehingga tidak mudah menimbulkan radikalisme dan terorisme dilalangan para pelajar. Ketiga, meskipun mayoritas pelajar memiliki keyakinan yang tinggi terghadap sistem negara Islam untuk mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran, tetapi pelajar memiliki sikap toleran yang tinggi dalam mensikapi orang kafir. Mayoritas pelajar (48,20 %) menyatakan bahwa pelajar akan menyeranag orang kafir jika orang kafir mengganggu ketenangan orang Islam, artinya jika orang kafir tersebut tidak mengganggu maka orang kafir tidak perlu diserang atau diganggu. Berdasarkan hasil survey tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut: a. Keyakinan pelajar terhadap Sistem Negara Islam mampu mewujudkan kesejahteraan, Keadilan dan kemakmuran rakyat menunjukkan keinginan yang tinggi untuk memberlakukan negara Islam di Indonesia. b. Pemberlakuan sistem negara Islam yang diinginkan pelajar pantura, tidak sistem negara Islam yang formalistik melainkan sistem negara Islam yang bersifat substantif (Islam inklusif). Hal ini dapat dilihat pemahaman pelajar terhadap konsep Jihad dan sikap perlakuan terhadap orang kafir yang toleran dan damai. c. Fenomena pelajar pantura dalam memahami agama masuk kategori “unik”, karena menginginkan penerapan sistem negara Islam tetapi sistem negara Islam yang bersifat inklusif, yaitu penerapan nilai-nilai atau semangat ajaran Islam masuk dalam sistem pelaksanaan negara Indonesia.
134
Islam Benar-benar Agama Sosial
Simpulan dan Saran /rekomendasi 1. Simpulan a. Jihad atau berjuang menegakkan Islam tidak bisa dilakukan dengan cara kekerasan (radikalisme dan terorisme), Misi Islam adalah rahmatan lil ‘alamiin (rahmad bagi semua alam), oleh sebab itu radikalisme dan terorisme merupakan perbutan kriminal murni yang tidak ada kaitannya dengan jihad atau perjuangan menegakkan Islam. b. NII adalah tidak bisa di benarkan menurut agama maupun sistem ketatanegaraan bangsa Indonesia. Karena dalam agama Islam tidak ada satupun ayat yang secara ekpslisit perintah untuk mendirikan negara Islam atau negara Arab, yang ada adalah perintah untuk mewujudkan negara yang berbudaya, damai, toleran (tamadun/madinah). Dalam konteks sistem tatanegara bangsa Indonesia sudah disepakati bahwa Indonesia adalah NKRI oleh sebab itu bentuk negara selain NKRI tidak bisa di benarkan menurut perundang undangan yang berlaku. 2. Saran/Rekomendasi a. Lembaga pendidikan perlu secara terus menerus mendesain kurikulum dan proses pembelajaran yang bersifat kontekstual, sehingga para lulusan pendidikan mampu memiliki cara pandang agama secara santun dan damai sehingga mudah terwujud toleransi didalam kehidupan masyarakat. b. Organisasi sosial keagamaan perlu melakukan model dakwah yang lebih komprehensif yaitu tidak cukup hanya melakukan dakwah dengan lesan atau klasikal melainkan perlu ada model dakwah yang dilakukan dengan berbagai cara sehingga masyarakat mudah menerima pesan atau informasi agama secara utuh. c. Aparat keamanan perlu secara terus menerus melakukan kordinasi dengan berbagai pihak agar dapat dideteksi secara dini jika ada potensi radikalisme dan terorisme di wilayah pantura Jawa Tengah. d. Perlu di bentuk forum atau lembaga penangkal gerakan radikalisme dan terorisme di wilayah Kudus, yang nantinya 135
Islam Benar-benar Agama Sosial
dapat dijadikan wadah atau forum untuk membahas atau menyelesaikan secara preventif gerakan radikalisme dan terorisme. Kekerasan dalam perspektif ke-Indonesia-an Kekerasan yang dapat disepadankan dengan radikalisme dan terorisme mulai muncul pasca runtuhnya rezim orde baru tahun 1998, dimana pasca runtuhnya rezim orde baru banyak tuntutan reformasi dalam segala aspek/bidang. Akibat keterbukaan yang menjadi esensi dari reformasi menyebabkan berbagai elemen masyarakat dengan leluasa untuk mengemukakan pendapatnya. Ada sebagian juga yang memiliki pendapat atau pikiran tentang memperjuangkan syaraiat islam dalam tatanan sistem Indonesia. Kendati tidak dengan cara tegas dan formal ingin menjadikan negara Islam, pasca runtuhnya orde baru banyak muncul organisasi sosial kemasyarakat yang berbasis symbol Islam, seperti Front pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir (HT) dan Laskar Jihad (LJ). Ormas ini seringkali melakukan aksi yang melibatkan banyak massa dengan menggunakan simbolsimbol Islam. Meskipun tidak secara ekspisit, tetapi masyarakat Indonesia dengan mudah memahami bahwa ormas tersebut memiliki keinginan untuk menegakkan atau menerapkan syariat Islam di bumi Indonesia. Jika dilihat dari issu yang diusung dalam melakukan aksi, empat ormas tersebut memiliki penekanan issu yang berbeda. FPI muncul dengan lebih menekankan kepada respon terhadap maraknya kemaksiyatan dan premanisme. MMI tampil kepermukaan membawa issu yang menekannya respon terhadap ekonomi dan politik yang dianggap semakin tidak berdaya menghadapi tekanan pihak asing (khususnya Amerika). HT merespon dengan issu ketidak adilan tata hubungan antar bangsa yang semakin didominasi imperalisme barat/Amerika. LJ muncul menekankan issu ketidak mampuan pemerintah dalam menyelsaikan persoalan ditingkat lokal. Banyak fenomena kekerasan yang dapat dipahami menggunakan atribut simbol agama, mulai dari aksi penyerangan sampai perusakan fasilitas umum. 136
Islam Benar-benar Agama Sosial
1. Pada tanggal 09 Oktober 2001, FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air 2. Pada tanggal 15 Oktober 2001, Polda Metro Jaya menurunkan sekitar seribu petugas dari empat batalyon di kepolisian mengepung kantor Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Petamburan III Jakarta Barat dan terjadi bentrokan 3. Pada tanggal 07 November 2001, Bentrokan terjadi antara Laskar Jihad Ahlusunnah dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Dua orang mahasiswa terluka akibat dikeroyok puluhan laskar 4. Pada tanggal 26 Juni 2002, Usai berunjuk rasa menolak Sutiyoso di Gedung DPRD DKI, massa Front Pembela Islam (FPI) merusak sejumlah kafe di Jalan Jaksa yang tak jauh letaknya dari tempat berunjuk rasa. Dengan tongkat bambu, sebagian dari mereka merusak diantaranya Pappa Kafe, Allis Kafe, Kafe Betawi dan Margot Kafe. 5. Pada tanggal 4 Oktober 2002 FPI Sweeping ke tempat-tempat hiburan-Riziq dipenjara selama tujuh bulan 6. Pada tanggal 14 Oktober 2002 Sekitar 300 orang pekerja beberapa tempat hiburan di Jakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI. Mereka menuntut pembubaran Front Pembela Islam (FPI) yang mereka anggap telah melakukan aksi main hakim sendiri terhadap tempat hiburan. 7. Pada tanggal 16 Oktober 2002, Habib Rizieq diperiksa pihak kepolisian di Mapolda Metro Jaya 8. Pada tanggal 06 November 2002, Lewat rapat singkat yang dihadiri oleh sesepuh Front Pembela Islam (FPI), maka Dewan Pimpinan Pusat FPI, mengeluarkan maklumat pembekuan kelaskaran FPI di seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. 9. Pada tanggal 20 April 2003, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ditahan di Markas Polda Metro Jaya Jakarta setelah dijemput paksa dari bandara. 137
Islam Benar-benar Agama Sosial
10. Pada tanggal 08 Mei 2003, Habib Muhammad Rizieq mulai diadili di PN Jakarta. 11. Pada tanggal 22 Mei 2003 Koordinator lapangan laskar Front Pembela Islam (FPI) Tubagus Sidik bersama sepuluh anggota laskar FPI menganiaya seorang pria di jalan tol, dan mereka ditangkap 23 Mei 12. Pada tanggal 18 Desember menurut Ahmad Sobri Lubis, Sekretaris Jenderal FPI, usai bertemu Wakil Presiden Hamzah Haz di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Front Pembela Islam (FPI) akan mengubah paradigma perjuangannya, tidak lagi menekankan pada metode perjuangan melalui gerakan massa dan kelaskaran. Perjuangan lebih ditekankan lewat pembangunan ekonomi, pengembangan pendidikan dan pemberantasan maksiat melalui jalur hukum. 13. Pada tanggal 03 Oktober 2004, FPI menyerbu pekarangan Sekolah Sang Timur sambil mengacung-acungkan senjata dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam( FPI) menuduh orangorang Katolik menyebarkan agama Katolik karena mereka mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja sementara sudah selama sepuluh tahun. 14. Pada tanggal 24 Oktober 2004, Front Pembela Islam melalui Ketua Badan Investigasi Front FPI Alwi meminta maaf kepada Kapolda Metro Jaya bila aksi sweeping yang dilakukannya beberapa waktu lalu dianggap melecehkan aparat hukum. 15. Pada tanggal 25 Oktober 2004, Ketua MPR yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nurwahid dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam cara-cara kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dalam menindak tempat hiburan yang buka selama Bulan Ramadhan 16. Pada tanggal 28 Oktober 2004 Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif meminta aksi-aksi sepihak yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap kafe-kafe di Jakarta dihentikan. Dia menilai, apa yang dilakukan FPI merupakan wewenang pemerintah daerah dan kepolisian. 17. Pada tanggal 23 Desember 2004, Sekitar 150 orang anggota Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman JCT (Jakarta International Container Terminal) 138
Islam Benar-benar Agama Sosial
18. Pada tanggal 02 Agustus 2005, Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Isalam (FPI) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, meminta pengelola Taman Kanak-kanak Tunas Pertiwi, di Jalan Raya Bungursari, menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan. 19. Pada tanggal 23 Agustus 2005, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid meminta pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) menghentikan aksi penutupan paksa rumah-rumah peribadatan (gereja) milik jamaah beberapa gereja di Bandung. Pernyataan itu disampaikan Wahid untuk menyikapi penutupan paksa 23 gereja di Bandung, Cimahi, dan Garut yang berlangsung sejak akhir 2002 sampai kasus terakhir penutupan Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung pada 22 Agustus 2005 lalu. 20. Pada tanggal 05 September2005, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI 21. Pada tanggal 22 September 2005, FPI memaksa agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup 22. Pada tanggal 16 Oktober 2005, FPI mengusir Jamaah yang akan melakukan kebaktian di Jatimulya Bekasi Timur 23. Pada tanggal 23 Oktober 2005, FPI kembali menghalangi jamaat yang akan melaksanakan kebaktian dan terjadi dorong mendorong, aparat keamanan hanya menyaksikan saja. 24. Pada tanggal 18 Oktober 2005, Anggota Front Pembela Islam (FPI) membawa senjata tajam saat berdemo di Polres Metro Jakarta Barat. 25. Pada tanggal 23 mei 2006, FPI, MMI, HTI, dan FUI mengusir KH Abdurrahman Wahid dari forum Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta Jawa Barat, dan sempat memaki “kyai anjing”. 26. Pada tanggal 25 Mei 2006, Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi.
139
Islam Benar-benar Agama Sosial
27. Pada tanggal 2 Juni 2006, Ketua PWNU Jatim KH Dr Ali Maschan Moesa Msi: ”Kami himbau ulama, tokoh dan aktivis NU untuk tidak perlu bergabung dengan FPI, tapi bukan sematamata karena FPI-nya, melainkan penggunaan kekerasannya,” 28. Pada tanggal 20 Juni 2006, Sejumlah anggota Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan anggota Forum Betawi Rempug di Jalan Kramat Lontar, Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat. Kedua kubu saling melempar batu dan botol minuman di tengah-tengah permukiman warga. 29. Pada tanggal 29 Maret 2007, Massa FPI yang jumlahnya ratusan orang tiba-tiba menyerang massa Papernas yang rata-rata kaum perempuan di kawasan Dukuh Atas, pukul 11.20 WIB. 30. Pada tanggal 29 April 2007, Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo 31. Pada tanggal 1 Mei 2007, Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY). 32. Pada tanggal 12 September 2007, FPI merusak rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena menganggap mereka sesat. 33. Pada atanggal 28 September 2007, FPI Jakarta bentrok dengan polisi yang membubarkan konvoi mereka, sementara di Jawa Tengah FPI memukul seorang warga dengan alasan kurang jelas. 34. Pada tanggal 1 juni 2008, ormas yang menggunakan atribut FPI menyerang Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragaam dan Berkeyakinan (AKKBB) di monas Jakarta. 35. Pada tanggal 30 april 2010, ormas yang menggunakan atribut FPI mendatangi hotel Bumi Wiyata Depok untuk membubarkan seminar waria yang sedang berlangsung. 36. Pada tanggal 24 juni 2010, ormas yang menggunakan atribut FPI membubarkan paksa pertemuan komisi X DPR RI di Banyuwangi Jatim. 37. Pada tanggal 8 agustus 2010, ormas yang menggunakan atribut 140
Islam Benar-benar Agama Sosial
FPI menyerang jamaah gereja batak protestan (HKBP) di Bekasi Teror Bom dalam perspektif ke Indoensiaan. Aksi pengeboman yang terjadi di Indoensia yang dapat dimaknai bagian dari aksis terorisme sudah terjadi diberbagai wilayah dan selalu terjadi sepanjang tahun. Berikut ini penulis paparkan peristiwa peledakan bom atau aksi terror yang terjadi di Indoensia. 1. Selama tahun 1981 Garuda Indonesia Penerbangan 206, 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan pada penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Mereka bersenjata senapan mesin dan granat, dan mengaku sebagai anggota Komando Jihad; 1 kru pesawat tewas; 1 tentara komando tewas; 3 teroris tewas. 2. Selama tahun 1985 Bom Candi Borobudur 1985, 21 Januari 1985. Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif “jihad” kedua yang menimpa Indonesia. 3. Selama tahun 2000 Bom Kedubes Filipina, 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday. Bom Kedubes Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa. Bom Bursa Efek Jakarta, 13 September 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. Bom malam Natal, 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa 141
Islam Benar-benar Agama Sosial
kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak. 4. Selama tahun 2001 Bom Gereja Santa Anna dan HKBP, 22 Juli 2001. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas. Bom Plaza Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001. Bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera. Bom restoran KFC, Makassar, 12 Oktober 2001. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak. Bom sekolah Australia, Jakarta, 6 November 2001. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta. 5. Selama tahun 2002 Bom Tahun Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa. Bom Bali, 12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa. Bom restoran McDonald’s, Makassar, 5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald’s Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka. 6. Selama tahun 2003. Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003, Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa. Bom Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 27 April 2003. Bom meledak di area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan. Bom JW Marriott, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan 142
Islam Benar-benar Agama Sosial
sebagian Hote JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka. 7. Selama tahun 2004 Bom Palopo, 10 Januari 2004. Menewaskan empat orang. (BBC). Bom Kedubes Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004).Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004. 8. Selama tahun 2005 Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005. Bom Tentena, 28 Mei 2005. 22 orang tewas. Bom Pamulang,Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa. Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. Bom Pasar Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang. 9. Selama tahun 2009 Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB. 10. Selama tahun 2010 Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010. Perampokan bank CIMB Niaga September 2010. 11. Selama Tahun 2011 Ledakan bom bunuh diri di masjid yang berada di Markas Polisi Resor Cirebon yang terjadi pada pukul 12.15 WIB, Jumat 15 April 2011. Peristiwa ini mengakibatkan 25 orang terluka termasuk Kapolresta Cirebon. Bom meledak di Gereja Bethel Solo, pada tanggal 25 september 2011, dengan pelaku aksi bom 143
Islam Benar-benar Agama Sosial
bunuh diri, Yosepa hayat ,meninggal dunia dan menyebabkan korban luka ringaan dna berats ejumlah 28 orang.
Referensi: 1. M. Saekan Muchith, Hasil Survey Pemahaman Pelajar Pantura Jawa Tengah yang diselenggarakan pertengahan tahun 2011. 2. Situs http://ilmu-psikologi.blogspot.com 3. Situs http://asaborneo.blogspot.com 4. Situs http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia. 5. Situs http://archive.kaskus.us/thread/2918720.
144
Bio Data Penulis
Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd lahir di Kota Ukir Jepara tanggal 24 Juni 1969 dari Orang tua yang berprofesi sebagai KAUR Kesra (Modin) di Desa Klepu yaitu bernama Abdul Muchith (almarhum) dan dari seorang Ibu rumah tangga biasa yang nyambi jualan bensin eceren dipinggir jalan bernama Rukati (almarhum/ ah). Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd memiliki tiga saudara. Kakak laki-laki pertama bernama Ali Khumaidi yang berprofesi sebagai Guru SD dan aktif di organisasi sosial keagamaan tingkat ranting (Desa Klepu). Kakak perempuan kedua bernama Inayati yang berprofesi sebagai ibu rumah tanggal. Dan kakak laki laki ke tiga berprofesi (TKI) sebagai sopir di Arab Saudi, dan telah meninggal pada tahun 2010 di Negara Arab Saudi. (Semoga semua amal baiknya diterima Allah swt dan semua amal jeleknya di ampuni Allah swt, amien..). Pendidikan Dasar di selesaikan di Desa kelahirannya yaitu SD Negeri 02 Klepu dan Madrasah Tsanawiyah Sunan Muria Kelet, Kecamatan Keling, Sedangkan pendidikan menengah di selesaikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangsri Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Pendidikan Sarjana di selesaikan di Fakultas Tarbiyah Unissula Semarang. Magister di selesaikan di IKIP (Sekarang UPI) Bandung Jawa Barat dan gelar Doktornya di peroleh dari UNNES Semarang lulus pada bulan April 2011. Sejak pelajar sampai mahasiswa Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd senang berorganisasi, pada waktu tingkat MAN, Dia sebagai ketua OSIS di Madrasahnya. Pada saat kuliah jenjang Sarjana, dia menduduki jabatan ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Unissula dan wakil Sekretaris SEMA Unissula. Selain itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (FKM-PTAIS) Jawa Tengah. Dalam oragnisasi ekstra, DR. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia menduduki Jabatan ketua PMII Komisariat Unissula dan juga 145
Islam Benar-benar Agama Sosial
pernah menduduki jabatan Sekretaris umum PMII Kota Semarang. Dalam organisasi sosial keagamaan, DR. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd aktif di Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (IPNU), Dia menduduki posisi sebagai wakil Sekretaris IPNU Jawa Tengah selama dua periode. Pada tahun 1999, Dr. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd diangkat sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Selain sebagai Dosen, Dia juga aktif di organisasi sosial, seperi NU dan Alumni PMII serta Alumni IPNU. Sebagai Sekretaris Lakpesdam NU cabang Kudus, Sekretaris IKA PMII kabupaten Kudus, ketua Komisi dakwah dan politik MUI Kudus dan Sebagai Sekretaris Dewan Keluarga Alumni IPNU Wilayah Jawa Tengah sampai sekarang. Jabatan di kampusnya adalah, Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Kudus, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Kudus dan Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus. Sejak bulan Oktober 2011, dipercaya sebagai ketua TIM pendirian program pascasarjana (S2) di STAIN Kudus. Aktivitas diluar kampus yang pernah di ikuti adalah, wakil Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu tahun 2003), SekretarisTIM seleksi Anggota KPU Kudus tahun 2008, TIM Ahli Ranperda DPRD Kabupaten Kudus tahun 2007. Tim Teknis Bidang Sosial Agama KPU Kabupaten Kudus. Ketua Pengurus Masjid Islamic Centre Kabupaten Kudus periode 2006-2011 dan 2011-2016). Karya Ilmiah populer yang telah dihasilkan antara lain: 1. Pendidikan sebagai panglima pembangunan (Suara merdeka) 2. Pendidikan dan kecerdasan Spiritual (Suara merdeka) 3. Doktrin Aswaja : Ujian atau Cobaan (Suara merdeka) 4. Mungkinkah NU mampu menjaga Khittah / (Suara Merdaka) 5. MLB PKB: Awal kebesaran atau kehancuran / (Suara Merdeka) 6. Makna Sosial Idul Adha (Pikiran rakyat) 7. Makna Sosial Ibadah Haji (Kompas) 8. Keberagamaan yang Santun dan Damai (Kompas) 9. Mengkritisi Makna perjuangan Boedi Oetomo (Suara Karya) 10. Agama Pasar atau Pasar Agama (Jawa Pos)
146
Islam Benar-benar Agama Sosial
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Karya ilmiah Buku yang telah di hasilkan antara lain: Pendidikan tanpa kenyataan (Unnes Press, tahun 2008) Pembelajaran Kontekstual (Rasail, tahun 2008) Classroom Action Research (Rasail, tahun 2009) Pembelajaran Kooperatif ( Rasail, tahun 2010) Islam Benar Benar Agama Sosial (Idea Press, 2011) Survey yang pernah dilakukan: Survey tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Partai Politik”, tahun 2007 Survey tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Pilkada Kudus”, tahun 2008. Survey tentang “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Ujian Nasional”, tahun 2009. Survey tentang “Persepsi Masyarakat terhadap STAIN Kudus” tahun 2009. Surrvey tentang “ Persepei Pedagang Pasar terhadap Rencana Kebijakan Pembangunan Pasar Moderen di Kudus”, tahun 2010. Survey tentang “Pemahaman Agama Bagi Pelajar di Wilayah Pantura Jawa Tengah”, tahun 2011.
147