Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 78-83
PENERA APAN MODE EL KOOPER RATIF TIPE E STAD PAD DA PEMBEL LAJARAN IP PA TERPAD DU TEMA FOT TOSINTESIIS UNTUK MELATIHK M KAN KETER RAMPILAN B BERPIKIR KRITIS K SISW WA KELAS VIII V A SMP N 2 SUGIO--LAMONGA AN 3) Merrita Dwi Rah hayu 1), Titin Sunarti 2), dan d Ahmad Qosyim Q 1)
Program Studi Pendidik kan Sains FMIIPA UNESA, e-mail: e
[email protected] 2) Dosen Jurusan Fisika FMIPA U UNESA, e-maill:
[email protected] 3) D Dosen Program m Studi Pendidiikan Sains FMIPA UNESA, e-mail: aqosyim m_unesa@yah hoo.co.id A Abstrak Penelitiian tentang pennerapan modell pembelajarann kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA Terpadu tema Footosintesis ini bertujuan unttuk mendeskrippsikan keterlakksanaan RPP IIPA, keteramppilan berpikir kritis, dan d hasil belaajar siswa. Pennelitian ini m menggunakan desain d “One SShot Case Studdy”. Sasaran penelitiiannya adalah siswa kelas VIIII A SMP Negeri 2 Sugio Kabupaten K Lam mongan yang teerdiri dari 24 siswa. Metode pengu umpulan data yang digunakkan dalam pen nelitian ini adaalah metode observasi o dan unakan untuk menganalis keeterlaksanaan pembelajaran p metode tes. Metode observasi digu dan aktivitas ( data pendukung), sedangkan s meetode tes diguunakan untuk menganalisis keterampilan siswa (sebagai berpikirr kritis dan haasil belajar sisw wa. Hasil anallisis data dalam m penelitian inni antara lain hasil analisis keterlakksanaan RPP,, keterampilaan berpikir kkritis, dan haasil belajar ssiswa. Hasil pengamatan keterlakksanaan RPP selama dua perrtemuan memperoleh nilai ratta-rata sebesar 3,15 dengan katagori k baik. Indikatoor keterampilaan berpikir krittis yang diterappkan dalam peenelitian ini meeliputi interpreetasi, analisis, eksplan nasi, dan infereensi. Keteramppilan berpikir kritis kelas VIII V A bervariaasi dengan rinccian, 54,16% siswa memiliki m keteraampilan berpikkir kritis tinggii, 29,16% mem miliki keteramppilan berpikir kritis k sedang, dan 16 6,7% memilik ki keterampilaan berpikir krritis rendah. Ketuntasan hhasil belajar siswa s dalam pembelajaran ini (koggnitif, afektif, dan psikomottor) adalah 833,3 % dengan rincian hasil belajar b aspek kognitiff rata-rata seluuruh siswa sebbesar 81 dengaan katagori sanngat baik; hasiil belajar aspek k psikomotor rata-rataa seluruh sisw wa sebesar 84 dengan katagoori sangat teram mpil; hasil bellajar aspek afeektif rata-rata seluruh h siswa sebesar 77,25 dengan katagori kuat. Kata Kunci: K IPA terp padu, STAD, Keterampilan K beerpikir kritis. Abstrract The research of thee implementatiion of STAD D cooperative learning in inntegrated scieence learning photosyynthesis theme aims to describbe the implemeentation sciencce lesson plans,, critical thinkiing skills, and student learning outcoomes. The desig gn of this studyy is "One Shott Case Study". Research R goalss is class VIII A SMP Negeri 2 Sugiio Lamongan consisting c of 244 students. Dataa collection meethods used in this study are the obseervation methood and testing methods. m Obseervation method d is used to anaalyze the impleementation of learningg and student activities a (as su upporting dataa), whereas thee test methods used to analyzze the critical thinkingg skills and stuudent learning outcomes. Reesults of data analysis a in this study includee lesson plans implem mentation analy ysis, critical thinnking skills, annd student learrning outcomess. Implementattion of lesson plans obbservation duriing two meetinngs to obtain ann average valuee of 3.15 with good g category. Indicators of analysis, expllanation, and critical thinking skillls are applied in this reseaarch includes interpretation, i inferencce. Critical thinnking skills claass VIII A variies with the dettails, 54.16% students s have higher h critical thinkingg skills, 29.16% % had a moderrate critical thiinking skills, and a 16.7% had low critical thhinking skills. Mastery y of student leaarning outcomees in this study (cognitive, afffective, and psyychomotor) waas 83.3% with the detaails of the resuults of the cognnitive aspects of learning thrroughout studeent average of 81 with very well cattegory; psychoomotor aspects of learning ouutcomes overalll students averrage of 84 withh category of highly skilled; affecttive aspects off learning outtcomes overalll students averrage of 77.25 with strong categoryy. Keywords: integratedd science, STAD D, critical thinkking skills.
peningkaatan kualitas ppendidikan yanng dapat dilakkukan oleh berbbagai pihak ssalah satunya adalah pemerrintah. Salah sattu upaya pemeerintah adalah dengan menettapkan Kurikulum m Tingkat S Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntutt untuk membbudayakan berrpikir ilmiah secara s kritis, kreeatif dan manddiri (Mulyasa, 2010). 2 Keteram mpilan berpikir kritis di seekolah dapat diajarkan melalui m
PENDAHULU P UAN Seiring kemaju uan zaman mak ka semakin berkembang pulaa kemajuan k dibbidang sains dan teknolo ogi, sehinggaa manusia m ditunttut untuk lebihh meningkatkaan pengetahuann dibidang d terseebut. Salah satu s upaya yaang dilakukann adalah a dengann meningkatkkan Sumber Daya D Manusiaa (SDM). ( Penin ngkatan SDM dapat diwujudkan dengann 78
Pembelajarran Kooperatiff tipe STAD unntuk Melatihkaan Keterampilaan Berpikir Krittis
Berddasarkan uraiaan di atas makka peneliti meemilih judul “P PENERAPAN MODEL KO OOPERATIF TIPE STAD PA ADA PEMBEL LAJARAN IPA A TERPADU TEMA T FOTOSIN NTESIS UNTUK MELATIH HKAN KETERAM MPILAN BERP PIKIR KRITISS SISWA KELAS VIII A SMP N 2 SUGIO-LAM MONGAN”. METOD DE Penelitian n yang diguunakan adalahh jenis peneelitian deskriptiff. Sasaran peneelitiannya adallah siswa kelas VIII A SMP N 2 sugio yangg berjumlah 24 siswa. Pengam mbilan data padda penelitian ini dilakukan pada bulan Jaanuari Tahun Peelajaran 2012 / 2013. Ranncangan penelittian ini mengggunakan desainn “One Shot Case Study” dimaana desain terseebut hanya meemberi perlakuann pada satu kelompok saja s tanpa adanya a kelompok k pembandingg dan tanpa pre-test. Peraangkat pembelajaran yang digunakan meliiputi Silabus, RPP, Materi Ajar, A LKS, dann Lembar Evaaluasi. Pengam mbilan data pad da penelitian ini dilakukann dengan tigaa kali pertemuaan, dimana pem mbelajaran dillakukan dengaan dua kali perteemuan dan posst-test dengan satu s kali pertem muan. Instrumenn yang digunaakan dalam penelitian ini aadalah lembar observasi dan lembar tes. Metode M pengum mpulan data yangg digunakan addalah dengan metode m observaasi dan metode tes. Metodee observasi digunakan untuk ajaran dan akttivitas menganalis keterlaksannaan pembelaj siswa (seebagai data peendukung), seddangkan metodde tes digunakaan untuk mennganalisis ketterampilan beerpikir kritis dann hasil belajar siswa. s HASIL DAN D PEMBAH HASAN Data pen nelitian ini meliputi m data hasil pengam matan keterlaksaanaan pembelaajaran, keteram mpilan berpikir kritis, dan hasill belajar (kognnitif, afektif, daan psikomotor)) yang dinalisis sebagai s berikutt: 4 3 Skor
pembelajaran p dimana siswaa dapat aktif belajar, siswaa aktif a melakuukan analisis,, sintesis, investigasi i ddi laboratorium l d mengerjak dan kan tugas-tugass (Fitrihidajatii, 2010). 2 kan hasil waw wancara deng gan salah satuu Berdasark guru g IPA SMP PN 2 Sugio, diiketahui bahwaa guru dituntuut agar a nilai sisw wa selalu baik tanpa mem mikirkan prosess belajar b siswa di sekolah maaupun di rumaah. Akibatnyaa, guru g dalam mengajar m hanya mengutamakaan kemampuann kognitif k siswaa saja. Hal terssebut berdamp pak pada siswaa yang y hanya sekedar mennghafal dan mahir dalam m menyelesaikan m n soal-soal IPA A tanpa mem miliki penalarann yang y mendalam m terhdap konssep IPA. Berdasark kan Peraturaan Pemerintah h Pendidikann Nasional N No. 22 Tahun 2006 tentangg standar isii, ditentukan d bahwa pembeelajaran IPA untuk SMP P diberikan d dalaam bentuk terpadu. IPA terpaadu merupakann yang membanntu peserta diddik untuk dapaat pembelajaran p memperoleh m pengalaman langsung, seehingga dapaat menambah m kekuatan untuk menerima, meenyimpan, dann kesan-kesan teentang hal yang dipelajarinyaa memproduksi m (Mitarlis ( dan Sri, S 2009). Pem mbelajaran IPA A Terpadu yangg diterapkan d adaalah dengan tem ma fotosintesiss.Tema tersebuut merupakan m peerpaduan SK dan d KD dari mata m pelajarann Biologi, B Fisik ka, dan Kimiaa. Pemilihan tema tersebuut didasarkan d paada pengalaman siswa dann pengetahuann yang y benar-bbenar terjadi di lingkung gan. Sehinggaa diharapkan d m melalui temaa tersebut siswa s mampuu menerapkan m materi m yang diiajarkan kedallam kehidupann sehari-hari. kan hasil obserrvasi yang dilaakukan melaluui Berdasark wawancara w dengan salah sattu guru IPA SM MP N 2 Sugioo diperoleh d infoormasi bahwaa di sekolah tersebut telahh menggunakan m KTSP seh hingga mem miliki Kriteriaa Ketuntasan K M Minimal (KKM M) yaitu 80. Akan A tetapi, ddi SMP tersebutt belum mennerapkan pembbelajaran IPA A Terpadu T secaara maksimall karena peerangkat yangg digunakan d maasih terpisah-ppisah antara mata m pelajarann biologi, b fisikka maupun kimia. Berddasarkan hasil observasi o terssebut diketahu ui bahwa nillai IPA yangg diperoleh d sisw wa mencapai 67% siswa yanng memperolehh nilai n sesuai deengan KKM yaang ditetapkann. Selain itu, ddi SMP N 2 sugiio belum melaatihkan keetram mpilan berpikirr kritis k kepada siswa. Berdasark kan uraian di atas, maka peeneliti memilihh untuk u melatihhkan keteramp pilan berpikir kritis kepadaa siswa kelas VIII V A SMP N 2 Sugio Lam mongan dengann menggunakan m model pembellajaran kooperaatif tipe STAD D pada p pembelajaran IPA Terpadu dengan d temaa fotosintesis. f Model koopperatif meruppakan strategi mengajar m dim mana siswa bellajar dalam kelompok k kecil yang y memilikii tingkat kemaampuan berbed da (Nur, 2008). Model M pembellajaran ini menngelompokkan siswa menjaddi beberapa b kellompok denggan anggota 4-5 siswaa. Kooperatif K tippe ini meneraapkan kuis di d setiap akhirr pembelajaran p yang dituju ukan untuk masing-masing m g individu. i Melalui model peembelajaran in ni, diharapkann i siswa dapat terlibat seccara aktif mengkonstruks m pengetahuanny p ya, dapat men ningkatkan keerjasama antarr siswa, tidakk membedakkan antar teman, dann menumbuhkan m n solidaritas an ntar teman (Nurr, 2008).
2 Pertemuan 1
1 0
Pertemuan 2 1 2 3 4 5 6 7 Sintaks mo odel pembelajaran kooperattif D tipe STAD
Gambar 1. Grafik haasil keterlaksannaan pembelajaaran Berd dasarkan graffik keterlaksaanaan pembelajaran dapat diketahui d bahhwa kemampuuan guru dalama d mengelolla pembelajaraan memiliki nilai n rata-rataa total pada dua pertemuan adalah 3,14 dan 3,16 dengan d katagori baik. Keterrlaksanaan siintak pada tahap pendahulluan adalah deengan nilai 3,00 dengan kaatagori baik yaang berarti dapat mennciptakan suuasana pembelajaran yang efektif e sehinggga proses bbelajar mengajarr dapat terlaksaana dengan baik k.
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 78-83
adalah bervariasi. b Tinngkat pencapaaian indikator yang paling tinnggi adalah paada indikator inferensi, i sedanngkan tingkat ketercapaian inddikator yang paling p rendah aadalah pada inddikator analisiis. Bersadarkaan analisis di atas, maka keeterampilan beerpikir kritis siswa s kelas VIII V A SMP N 2 Sugio dapat dikelo ompokkan meenjadi keteramppilan berpikir kritis tinggi, sedang, s dan rrendah yang disaajikan pada graafik pada gambbar 3.
Tahapan inti terdiri dari d mengorgan nisir siswa kee dalam d kelomp pok yang mem mperoleh nilaii 3,00 dengann katagori k baik, tahapan bekeerja dalam tim m memperolehh nilai n rata-rata sebesar 3,07 dengan kataggori baik. Padaa tahap t ini guru membimbing siswa dalam kelompok k yangg mengalami m keesulitan dalam m melaksanakkan praktikum m. Tahap T ketiga adalah a kuis yanng memperoleh h nilai rata-rataa sebesar 3,83 dengan katago ori sangat baiik. Kuis disinni merupakan m cirri dari pembelaajaran kooperaatif tipe STAD. Sehingga hasill pemberian kuis k yang baik sesuai dengann pembelajaran p kooperatif tieep STAD yaittu siswa dapaat memahami m koonsep-konsep yang sulit, menumbuhkann kemampuan k b bekerjasama, k kreatif, berpikkir kritis, dann siswa terlibat secara s aktif baiik mental mauupun fisik (Nurr, dkk, d 2008). Hasil H dari kuis tersebut akan disumbangkann terhadap t kelompok sehingga akan menentukann penghargaan p k kelompok. Tahapan penutup adallah pemberiann penghargaann yang y memperroleh nilai ratta-rata sebesarr 4,00 dengann katagori k sangaat baik. Sintakk terkahir adalaah peneglolaann waktu w yang memperoleh nilai rata-ratta 2,67 padaa pertemuan p perrtama dan sebbesar 3,00 paada pertemuann kedua. k Hal terrsebut dikaren nakan siswa paada pertemuann pertama p beluum mengetahuui dengan pasti p kegitaann pembelajaran p y yang akan dilaaksnakan sehingga guru haruss menjelaskan m leebih banyak paada siswa. Akaan tetapi spadee pertemuan p keedua siswa sudah mengeetahui kegitann pemeblajaran p yang dilakukaan sehingga guuru tidak perluu menjelaskan m leebih banyak laggi kepada sisw wa. Berdasark kan pembahaasan diatas, maka dapaat disimpulkan d bahwa b keterlakksanaan modell pembelajarann kooperatif k tippe STAD dap pat terlaksanaa dengan baikk dengan d angka rata-rata sebessar 3,15. mbelajaran akann Keberhassilan dalam pellaksanaan pem berdampak b paada keterampillan berpikir kritis k dan hasil belajar b siswa yang y disajikan dalam grafik 2: 2 150 Grafik keterrampilan berrpikir
Persentase (%)
100
Diagram m pengelompo okkan kemamp puan berpikirr kritis 16,7 29,1 16
54,16
kemampuaan berpikir kriitis tinggi Kemampuaan berpikir kriitis sedang kemampuaan berpikir kriitis rendah
k Gambar 3. Grafik Penggelompokkan keterampilan berpikir kriitis Diaggram diatas menunjukkann bahwa sebbanyak 54,16% siswa kelas VIII A mem miliki keteram mpilan berpikir kritis tinggi, sebesar 29,16 6% siswa meemiliki keteramp pilan berpikir kkritis sedang, dan sebesar 16,7% 1 siswa memiliki m keterrampilan berppikir kritis reendah. Persentasse tersebut didaasarkan pada ju umlah indikatorr yang dicapai oleh siswa. Apabila sisw wa dapat menncapai wa akan masukk pada keempat indikator terseebut maka sisw kelompokk berpikir krittis tinggi. Seddangkan siswa yang masuk pada p kelompokk berpikir kritis sedang appabila mampu mencapai m tigaa indicator keeterampilan beerpikir kritis. Sisswa pada kelom mpok rendah apabila a siswa hanya mampu mencapai m 2 attau kurang inddicator krteram mpilan berpikir kritis. k Selainn keterampilann berpikir kritiss, penelitian inni juga mendeskrripsikan pada hasil belajar yang dicapaii oleh siswa, dimana d hasil belajar terseb but meliputi aspek kognitif, afektif, dan ppsikomotor. Aspek A kognitiff yang dicapai siswa s kelas VIII V A tersseb but dapat disajikan dalam graafik pada gambbar 4:
kritis
50 0
Grafik Haasil Belajar K Kognitif nilai yang diperoleh
in ndikator ketera ampilan berpikir kritis Gambarr 2. Grafik keteerampialn berpikir kritis Grafik keterampilan berpikir kritis diatass menggambarka m an bahwa keteerampilan berpikir kritis yangg dicapai d siswaa pada tiap indikator i adallah bervariasii. Persentase P inndikator ketterampilan berpikir b kritiss interpretasi i addalah sebesar 83,3%. Persen ntase indikatorr analisis a adalaah sebesar 71%, 7 persenttase indikatorr eksplanasi e ad dalah sebesarr 87,5%, daan persentasee indikator i inferrensi adalah seebesar 96%. Sehingga S dapaat disimpulkan d bahwa b dalam keterampilan berpikir kritiss siswa kelas VIII V A SMP N 2 Sugio denggan 4 indikatorr
100 1 80 60 40 20 0 2 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 No.absen ssiswa Gambar 4. G Grafik hasil beelajar kognitif
80
Pembelajarran Kooperatiff tipe STAD unntuk Melatihkaan Keterampilaan Berpikir Krittis
Hasil belaajar siswa pad da ranah koggnitif ini jugaa didukung d den ngan penilaiann pada ranahh afektif dann psikomotor p yaang dapat dilihhat pada gambbar 5 dibawahh ini: i 100% 75% 50% 25% 0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Gaambar 5. Grafiik hasil belajar afektif Gambar 5 di atas, meenunjukkan baahwa sebagiann besar b siswa mendapat m nilai dengan katagori “kuat” dann “sangat “ kuat”. Hal itu terjad di karena selurruh siswa aktiff dan d antusias dalam d pembelaajaran. Hasil dengan katagorri cukup, c kurangg, dan sangat kurang k dapat muncul m karenaa siswa masih banyak diam m dan kurang bersosialisasi dengan d teman kelompoknyaa. Sedangkan katagori k lemahh dapat d muncul karena siswa tidak masuk sehingga s siswaa tersebut t tidaak memiliki penilaian afektif a secaraa keseluruhan k paada pertemuann kedua. Berdaasarkan rinciann analisis a di atass, maka hasil belajar b afektif yang diperolehh pada p masing pertemuan memperoleh m a angka rata-rataa sebesar 77,25 dengan d katagorri kuat. Selain hasiil belajar afektiif, pembelajaraan juga menilaai pada p hasil belaajar psikomoto or yaitu membaca skala padaa gelas g ukur (paada pertemuann I), dan mengggunakan pipet tetes t (pada peertemuan II). Hasil belajar tersebut dapaat disajikan d pada gambar 6.
Grafik Hasil Belajar Psikomotor
Prosentase
Berdasark kan grafik di atas, maka dapat d diketahuui bahwa b hasil belajar b kognitiff yang dicapai siswa adalahh sebesar 83,3% %. Pada graffik tersebut terlihat t bahwaa terdapat t 4 sisswa yang mem mperoleh hasil belajar yangg kurang k pada pembelajaran p teema fotosintessis dikarenakann nilai n yang diperoleh kuraang dari nilaii KKM yangg ditetapkan d yaiitu 80. Berdaasarkan hasil tersebut makaa model m kooperaatif tipe STAD D berdampak positif p terhadapp hasil h belajar siswa s yang dapat d terlihat pada p gambar 4. Dalam D pelakssanaannya peembelajaran kooperatif k tipee STAD membeerikan kesempaatan pada angggota kelompokk untuk u menguasai materi yang g diberikan oleeh guru, peduli dan d membanttu teman sattu kelompok untuk dapaat menguasai m materi m melalui kegiatan disskusi sehinggaa dapat d lebih memahami konsep-konsep k p yang telahh disampaikan d n. Hal ini diduukung dengan teori Vigotskyy bahwa b modeel pembelajarran kooperatiif merupakann pembelajaran p berbasis sosiaal dimana belaajar ditekankann sebagai prosess dialog interakktif sesama tem man.
80 8 7 70 6 60 5 50 4 40 3 30 2 20 1 10 0
Pertemu uan 1 K Kategori nilai
Pertemu uan 2
G Gambar 6. Graffik hasil belajaar psikomotor Grrafik pada gam mbar 6 di atas menjelaskan bahwa b hasil beelajar psikomottor siswa padaa dua kali perteemuan yaitu masing-masing m 13 dan 6 sisswa mendapatt nilai dengan katagori “sanngat terampil”” dengan perseentase % dan 25%, 100 dan 16 sisw wa memperolehh nilai 54,17% dengan katagori “teraampil” dengan n persentase seebesar 41,7% dan 66,7%, dan 1 siswaa memperoleh nilai dengan katagori “cukkup terampil”” dengan perseentase sebesarr 4,17%. Pada pertemuan keddua terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai dengann katagori “tidak “ p saat perteemuan terampiil”. Hal itu terrjadi karena pada kedua siswa s tersebutt tidak masuk sehingga tidaak ada nilai psikomotor. m bbahwa Grrafik di atas juga dapat menunjukkan terdapaat hasil yang bberbeda pada pertemuan peertama dan perrtemuan keduaa. Hal tersebut terjadi karena aspek psikom motor pada perrtemuan pertaama(membaca skala pada gelas g ukur) beerbeda dengann aspek psikomotor pada pertemuan p keddua (mengguunakan pipet tetes) sehinggga hasil belajarr yang diperoleh juga berbedaa. Keesimpulan padda penilaian afektif a (mengaajukan pertanyyaan dan membberikan pendappat) dan psikomotor (membaaca skala padda gelas ukur dan mengguunakan pipet teetes) sendiri yang y telah disaajikan dalam grafik pada gaambar 5 dan 6 pada kelas VIIII A sudah term masuk dalam katagori k sangaat terampil denngan angka ratta-rata sebesarr 84. Hal tersebut didasaarkan pada kriteria k Riduwaan yang tercaantum pada haalaman 39, dengan d kriteria skor rata-ratta pada rentanng 61-80 term masuk dalam katagori baikk. Hal ini menunjukkan m bbahwa selama pembelajarann berlangsung semua siswa dapat ma perbedaan individu, salinng bekerja sam ma dan menerim saling menghargai m sattu sama lain. Haasil belajar koggnitif, afektif dan d psikomotorr yang dicapai siswa juga m mendapat pengaaruh dari pembberian kuis paada setiap akkhir kegiatan pembelajaran. Kuis p yang diberikan daapat menjadiikan siswa lebih bertangggung jawab daan giat dalam pembelajaran. p Ku uis diberikan pada setiap akhir a pembelaajaran. Pada kuuis 1 yang dilaaksanakan padaa tanggal 22 Jaanuari 2013 dari d 6 kelom mpok yang terrbentuk terdappat 3 kelomppok yang maasing-masing mendapat predikat
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 78-83
3. Hasil belajar siswa pada tema fottosintesis kelass VIII A SM MP Negeri 2 Sugio yangg diberikan model m pembelajaran koopeeratif tipe STA AD adalah meenjadi 8 lebih baik yaitu meemiliki persenntase sebesar 83,3% s yang tidak dimanna hanya teerdapat 4 siswa mempperoleh nilai kurang daari KKM dalam d pembelajaran.
super team, great g team, dan n good team yang diraih olehh kelompok 5, 1 dan 4 denngan nilai rata-rata masing-masing 30, 27,5 2 dan 25. Sedangkan S padda kuis 2 yangg dilaksanakann pada tanggaal 25 Januari 2013 dari 6 kelompok yaang terbentuk terdapat 3 kelompok k yangg berhasil merraih predikat super s team, grreat team, dann good team. Masing-masinng kelompok tersebut t adalahh 6,3 dan 4 deengan skor rataa-rata masing--masing adalahh 27,5, 17,5 dan 15. Masing-maisnng kelompokk pengharggaan beruppa sertifikaat mendapatkann berdasarkan predikat yang diperoleh. Berdasaarkan uraian di atas, dapaat disimpulkann bahwa dalam m pembelajarran kooperatif tipe STAD D terdapat timbbal balik posiitif antara keloompok dengann anggota kellompoknya. Semua S kelom mpok berusahaa untuk mendaapatkan penghaargaan yang dilihat d dari skorr masing-masiing kelompok yaitu pada skorr perkembangaan tiap indiividu pada masing-masing m g kelompok. Skor perkem mbangan terssebutlah yangg nantinya ak kan berpengaaruh terhadap penghargaann kelompok. Berdasaarkan uraian pembahasan p teersebut, model pembelajaran n kooperatif tiipe STAD merrupakan model pembelajaran n yang tepat jika diterapkkan pada temaa fotosintesis. Hal tersebu ut berdasarkan n pada hasil pengamatan keterlaksanaaan pembelajarran kooperatiff tipe STAD yang dilakuk kan oleh gurru. Dari hasil pengamatan diperoleh perrsentase keterlaksanaan padaa pertemuan pertama p dan kedua k adalah sebesar 100% % yang berarti model pembellajaran kooperaatif tipe STAD D f terrlaksana dengaan sangat baikk pada tema fotosintesis dan dapat diikatakan pembbelajaran berlaangsung secaraa efektif. Pernnyataan tersebuut juga didukuung oleh hasil belajar kogniitif, afektif dann psikomotor yang y dihasilkann adalah baik.
Saran Berdasarkkan hasil peenelitian yangg diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran agar peneelitian berikutnyya menjadi lebiih baik, diantarranya: 1. Pemb berian motivassi di awal pembelajaran sangat s dibutu uhkan karena melalui m kegiataan motivasilah siswa akan mulai berpikirr tentang apa yang y akan dipeelajari pada kesempatan iitu. Oleh kareena itu, guru harus lebih menjadi kreeatif dalam menciptakan suatu motivvasi. 2. Sebelum siswa muulai mengerjak kan LKS, sebaaiknya bih dahulu sisw wa dijelaskan dengan d istilah-istilah terleb dalam m metode ilm miah seperti rumusan maasalah, hipoteesis, variabel--variabel, dann analisis. Haal itu disebaabkan karena pada kegiatan pembelajarann yang telah dilakukan oleeh peneliti masih m banyak siswa yang tidak mengerrti istilah-istilaah di atas sehhingga akan mempersuliit siswa dan d guru dalam d menyyelesaikan tugasnya. 3. Hasil belajar yang ddicapai siswa melalui m pembelajaran TAD menjadi lebih baik, salah koopeeratif tipe ST satunyya adalah keeterampilan beerpikir kritis. Oleh karenna itu guru sebaiknya memberikan m latihan keteraampilan berpiikir kritis kepada siswa secara s teratu ur dan terencanna sehingga keeterampilan beerpikir kritis siswa dapat terrus ditingkatkaan.
PENUTUP P Simpulan Berdasarakan B rumusan masaalah serta hasiil analisis dataa tentang t peneraapan model pembelajaran p kooperatif k tipee STAD pada peembelajaran IP PA Terpadu tem ma fotosintesiss di d kelas VIIII SMP maka dapat disimppulkan sebagaai berikut b : naan model pembelajaran p k kooperatif tipee 1. Keterlaksan STAD paada pembelajjaran IPA Terpadu T temaa fotosintesiss di SMP Negeeri 2 Sugio Lam mongan adalahh terlaksana dengan b baik dengann persentasee p pertemuan n pertama 3,144 keterlaksannaan rata-rata pada dengan kaatagori baik daan pertemuan kedua adalahh 3.16 dengaan kategori baik k. 2. 2 Kemampuaan berpikir krittis siswa kelass VIII A sangaat bervariasi. Berdasarkan tabel di atass, maka dapaat dikelompok kkan menjadi siswa dengaan kemampuann berpikir kritis k tinggi, sedang, s dan rendah sesuaai jumlah inddikator kemam mpuan berpikkir kritis yangg dicapai. Sebesar S 54,1 16 % siswaa mempunyaai kemampuaan berpikir kriitis tinggi, sebbesar 29,16 % siswa mem mpunyai kemam mpuan berpikirr kritis sedangg, dan sebesaar 16,7% sisw wa mempunyaai kemampuann berpikir kriitis rendah.
R PUSTAKA DAFTAR Arikunto, Suharsimi. 2010. “Proosedur Peneliitian”. Jakaarta: Renika Ciipta. Campbell, Neil A, dan Jane B. Reecee. 2008. Biologgi jilid 1. Jaakarta: Erlanggga n Kurikulum Mata Depdiknaas. 2007. Kajjian Kebijakan Pelaajaran IPA . Jakarta: J Pusatt Kurikulum, Badan B Penelitian dan Pengembanngan, Departtemen Pendidikan Nasionnal. Panduan Penggembangan PeembeDepdiknaas. 2006a. P laja aran IPA Terp rpadu, SMP/M MTs. Jakarta: Pusat Kurrikulum, Badann Penelitian dan d Pengembaangan, Dep partemen Pendiidikan Nasionaal. Depdiknaas. 2006b. M Model Kurikulu um Tingkat Satuan S Pen ndidikan . Jaakarta: Badan Standar Naasional Pendidikan, Deparrtemen Pendidikan Nasional. Depdiknaas. 2006c. Moodel Penilaian n Kelas Kurikkulum Tinggkat Satuan Pendidikan Jenjang J Pendiidikan Dassar Dan Mennengah. Jakarrta: Badan Sttandar
82
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis
Pendidikan
Riduwan. 2010. “Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2006d. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Slavin. 2008. Cooperative Learning- Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Nasional Pendidikan, Nasional.
Departemen
Syafi’ah R. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tam Acchivement (STAD) Tema Pemanasan Global Pada Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi tidak dipublikasikan. UNESA.
Facione, Peter A. 2010. Critical Thinking What It Is And Why It Counts. Measured reason and the California academic Press. Millbrane CA.
Tim IPA Terpadu.2009. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Fida, dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Jurusan Biologi Unesa.
Wasis dan Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2 SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Filsame, Dennis K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Fitrihidajati, Herlina; Indah, Novita Kartika; Corenbima,Duran; dan Gofur, Abdul. 2010.Penerapan Berbagai Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritus dan Hasil Belajar Siswa SMA. Surabaya: UNESA.
Widowati, Asri. 2009. Inovasi dalam CAI:Creative Thinking melalui Software Mind Mapping. Yogyakarta: UNY.
Fogarty, R. 1991. The Mindful School: How to Integrate The Curicula. Palatine: IRI/Skylight Publishing, Inc. Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Lestari, Anita Wahyu. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Fotosintesis di SMP GIKI-3 Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya. Mitarlis dan Sri Mulyaningsih. 2009. “Pembelajaran IPA Terpadu”. Surabaya: Unesa University Press. Mulyaningsih, Sri dan Susanah. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Mulyasa, E. 2010. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ningrum, Sri Widya, 2012. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rengel-Tuban Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Materi Bunyi dan Telinga. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya. Nur, Muhammad. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.
83