Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
INVENTARISASI SATWA LIAR DI CAGAR ALAM PULAU SEMPU WILD ANIMALS INVENTARISATION IN SEMPU ISLAND NATURE RESERVE Agustin Sukistyanawati*1, Hari Pramono1, Bagus Suseno2, Heru Cahyono3, Sapto Andriyono4 1*
Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Timur. Jl. Raya Juanda Sedati, Sidoarjo. Bidang III Jember, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Timur. Jl. Jawa No. 136, Jember. Jawa Timur. 3 Malang Eyes Lapwing (MEL) Bird Study Group, Departemen Biologi. Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang No.5 Malang, Jawa Timur. 4 Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Jl. Mulyorejo Surabaya 60115. Surabaya.
[email protected] 2
Abstrak Keberadaan satwa liar di cagar alam diharapkan terus lestari dan menjadi simpanan sumberdaya genetik dimasa yang akan data. Beragam aktivitas yang dilakukan di Cagar Alam Pulau Sempu (CAPS) saat ini dirasa sangat perlu dilakukan pengelolaan sesuai dengan status kawasan konservasi yang berupa cagar alam. Aktivitas ekotourism yang berkembang dikawasan sekitar CAPS memicu kekhawatiran akan terganggunya keberadaaan dan keanekaragaman satwa yang menghuni kawasan konservasi di Malang selatan ini. Oleh karena itu, kegiatan survei potensi satwa liar dilakukan di CAPS. Penelitian ini penelitian deskriptif yang menguraikan data-data yang didapatkan dan dijelaskan baik dengan tabel maupun grafik. Penelitian dilakukan pada bulan September-Nopember 2015. Metode jelajah digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Hasil penelitian telah menemukan 66 jenis jenis burung. Dari sejumlah burung tersebut memiliki status berbeda-beda yaitu 10 jenis burung endemik Indonesia, 25 jenis burung dilindungi, empat jenis migran, sembilan jenis merupakan Appendix CITES, empat jenis burung bernilai konservasi tinggi (jenis-jenis yang masuk dalam Redlist IUCN) yaitu Pelatuk merah (Chrysophlegma miniaceum) dan Sikatan-rimba dadacoklat (Rhinomyias olivaceus).Sedangkan jenis mamalia ditemukan sembilan species dan reptilia sebanyak tujuh species. Selain jenis burung, mamalia dan reptil, hasil survei ini juga telah menemukan satu species Lepidoptera terdokumentasikan adalah Idea stolli. Kajian tentang kelompok satwa ini perlu mendapatkan perhatian mengingat pentingnya dalam ekologis di CAPS. Kata kunci : Fauna, liar, mamalia, Pulau Sempu, Cagar Alam
Abstract The existence of wildlife in the nature reserves is expected to continue to be sustainable and resource savings in the future genetic data. Various activities undertaken in Sempu Island Nature Reserve (CAPS) is currently considered very necessary to manage in accordance with the status of protected areas such as nature reserves. Activities ecotourism growing region around Cap sparked fears of a disruption of the existence and diversity of wildlife that inhabits the conservation area in the south of Malang. Therefore, the potential for wildlife survey work carried out at CAPS. This study was a descriptive study that describes the data obtained and described both with tables and graphs. The study was conducted in September-November 2015. Exploring method used to collect data in this study. The results have been found 66 kinds of birds. From the number of birds that have the status of different namely 10 species of birds endemic to Indonesia, 25 species of protected birds, four types of migrants, nine types of the Appendix of CITES.The Banded Red Woodpecker (Chrysophlegma miniaceum) and Olive-back jungle-flycatcher (Rhinomyias olivaceus) are included in Redlist IUCN.Sedangkan found nine species of mammals and reptiles, seven species. In addition to birds, mammals and reptiles, the results of the survey also found one species of Lepidoptera is the Idea stolli documented.Studies on that animals need attention because of their ecological role in CAPS. Keywords: fauna, wild, mammals, Sempu Island, Nature Reserve 26 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
menyelenggarakan Workshop Optimalisasi
Pendahuluan Cagar alam pulau sempu telah
Pengelolaan CAPS. Kegiatan ini secara
banyak dikenal di masyarakat, bahkan
aktifmelibatkan stakeholder terkait yang
beberapa situs wisata menawarkan sebagai
meliputi instansi terkait lingkup Peme-
salah satu destinasi tujuannya. Namun
rintah Kabupaten Malang dan Provinsi
demikian, status kawasan ini adalah cagar
Jawa Timur, Muspika Sendang Biru, per-
aam yang telah ditetapkan jauh sebelum
guruan tinggi, dan LSM. Hasil dari kegi-
Indonesia merdeka. Pada pendudukan
atan ini merumuskan bahwa CAPS akan
pemerintah Hindia Belanda, pada waktu
dilestarikan dan dipertahankan fungsinya
itu diterbitkan Surat Noter No. 46 Stbld
sebagai cagar alam. BBKSDA Jawa Timur
No. 69 tertanggal 15 Maret 1928 yang
dengan dukungan stakeholder terkait ber-
menyebutkan bahwa kawasan ini sebagai
upaya memperbaiki sistem pengamanan
cagar alam. Cagar alam seluas 877 tersebut difungsikan sebagai sumber simpanan plasma nutfah dan salah satu kegiatan yang diperbolehkan
adalah
pendidikan
dan
penelitian. Permasalah Cagar Alam Pulau Sempu (CAPS) yaitu ting-ginya minat masyarakat mengunjungi kawasan untuk tujuan berwisata. Hal ini sangat tidak sesuai dengan konsep cagar alam yang
dan pengelolaan CAPS.
ditetapkan pemerintah yang melarang
Gambar 1 Jalur Pengamatan Fauna di
aktivitas
CAPS.
tersebut.
Maraknya
kegiatan
wisata alam yang sudah berkem-bang sejak tahun 1980an hingga akhir dekade
Survei
potensi
dalam
rangka
2010an tersebut maka perlunya dilakukan
evaluasi fungsi CAPS dilaksanakan berda-
inventarisasi satwa liar yang ada di
sar Peraturan Menteri Kehutanan No-
wilayah ini.
mor.49/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Dalam
rangka
menindaklanjuti
Pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Fungsi
upaya optimalisasi pengelolaan CAPS
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pe-
maka pada tahun 2014 Balai Besar Kon-
lestarian Alam. Dalam rangka mengako-
servasi Sumber Daya Alam Jawa Timur
modir evaluasi fungsi yang akan dilaksa27 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
nakan pada tahun 2016, sehingga maka
sekitar 15 menit disetiap titik pengamatan.
pada tahun 2015 dilaksanakan survei po-
Pergerakan pengamatan dilakukan sekitar
tensi secara menyeluruh pada aspek bio-
30
ekologi dan aspek sosi-ekonomi dan bu-
sebelumnya.
daya masyarakat.
berupa
meter
suhu
dari
titik
Pengukuran dan
pengamatan faktor
kelembapan
fisik udara
dilakukan sebagai data penunjang pada Materi dan Metode
penelitian ini.
Lokasi Penelitian dilakukan di cagar alam Pulau Sempu yang secara administratif berada berada di Kabupaten
Identifikasi burung yang
ditemukan dilakukan MacKinnon et al., (2000), MacKinnon et al., (2010) dan Nijman, andSozer (1998).
Malang pada bulan September –Nopember 2015. Secara geografik, koordinat lokasi CAPS adalah 112o40’45”-112o42’45”BT o
o
dan 8 27’24”-8 24’54”LS, kmdari
garis
pantai
sekitar 0,5
sebelah
selatan
PropinsiJawa Timur (Gambar 1).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik observasi karena menggunakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lokasi penelitian. Metode
jelajahdigunakan
dalam
pengumpulan data mengacu pada Elviana (2015). Stasiun pengamatan dan jalur transek ditentukan terlebih dahulu pada metode
ini,
kemudian
pengamatan
dilakukan dengan mengikuti jalur yang telah ditentukan dengan mengamati daerah sekitarnya
yang
masih
terpantau.
Perjumpaan jenis burung yang sedang
Hasil dan Pembahasan Pengamatan pada survei potensi flora yang telah dilaksanakan mendapatkan fauna yang teramati adalah total 66 jenis burung (Tabel 1). Dari 66 jenis burung tersebut, 10 jenis diantaranya termasuk dalam daftar burung endemik Jawa-Bali. Selain itu, dari darftar burung-burung yang ditemukan juga termasuk dalam daftar burung endemik untuk
Jawa timur dan Bali. Pada survei ini juga menemukan burung yang termasuk dalam daftar burung endemik Sulawesi, Jawa dan Bali (termasuk kepulauan-kepulauan di sekitarnya) yaitu Punai penganten (Treron griseicauda).Burung endemik Jawa yang juga masih dapat ditemukan di Cagar Alam Pulau Sempu adalah Elang Jawa (Nisaetus bartelsi).
melintas atau bertenggersepanjang jalur pengamatansekitar
160m
pengamatan
pencatatan
dan
dilakukan secara
Pulau Kangean,
Bekaitan dengan kondisi Cagar Alam yang berupa kepulauan kecildan berada
di
kawasan
pesisir,
maka
langsung dengan jangka waktu yang 28 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
memungkinkan adanya burung migran
dikarenakan belum didapatkan data dari
yang ditemukan di wilayah ini. Hasil
hasil lomba. Kegiatan lomba tersebut ber-
survey menunjukkan bahwa empat jenis
hasil mengumpulkan 144 jenis burung
termasuk burung migran yaitu Sikep-madu
(Purnama, 2007).
Asia (Pernis ptilorhynchus), Trinil Pantai
Dari hasil survei potensi fauna ini
(Actitis hypoleucos), Bubut pacar-jambul
pula diperoleh 25 jenis burung yang
(Clamator coromandus) dan Cekakak
dilindungi diantaranya Angsa-batu coklat
Australia
(Hacyon
sancta).
Dari
(Sula
leucogaster),Kuntul sacra),
karang
hasilkompilasidata survei dengan data
(Egretta
yang telah ada, terdapat 8 jenis catatan
(Ardea purpurea), Sikep madu Asia
baru
diantaranya
(Pernis ptilorhynchus), Elang-laut perut-
Caladiti kotok (Hemicircus concretus),
putih (Haliaetus leucogaster), Elang-alap
Kedasi
(Chrysococcyx
Jambul (Accipiter trivirgatus), Elang-ular
xanthorhynchus), Angsa-batu coklat (Sula
Bido (Spilornis cheela), Elang Jawa
leucogaster),
jarum-gedang
(Nisaetus bartelsi), Dara-laut tengkuk-
(Hirundapus giganteus), Ciung-batu Siul
hitam (Sterna sumatrana), Serindit Jawa
(Myophonus caeruleus), Sikatan rimba
(Loriculus pusillus), Raja-udang meninting
dada-coklat (Rhinomyias olivaceus), Bubut
(Alcedo
pacar-jambul (Clamator coromandus) dan
(Alcedo
satu jenis istimewa telah teramati yaitu
(Ceyx
burung Pelatuk merah (Chrysophlegma
(Halcyon cyanoventris), Cekakak Sungai
miniaceum). Jenis terakhir adalah catatan
(Halcyon
baru
(Halcyon
bagi
Pulau
Sempu
ungu
juga
Kapinis
bagi
Malang
Raya
dan
meninting),
Cangak
Raja-udang
coerulescens), erithaca),
chloris), sancta),
merah
Udang
Cekakak
Cekakak Julang
Biru api Jawa
Australia emas
menambah daftar jenis burung sebanyak
(Rhyticeros undulatus), Kangkareng perut-
258 jenis.
putih (Anthracoceros albirostris), Takur
Total jenis burung di Pulau Sempu
Tulung tumpuk (Megalaima javensis),
dari hasil kompilasi tahun 2008-2015
Takur tenggeret (Megalaima australis),
adalah
Paok pancawarna (Hydrornis guajanus),
105 jenis. Total jenis tersebut data
Burung madu sriganti (Cinnyris jugularis),
Profauna saat menggelar acara lomba
Kipasan belang (Rhipidura javanica),
pengamatan burung di Pulau Sempu pada
Takur
tanggal 10-12 agustus tahun 2007. Hal ini
(Megalaima haemacephala), dan Burung-
masih
belum
dikompilasi
oleh
ungkut-ungkut
madu kelapa (Anthreptes malacensis). 29 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Keseluruhan jenis tersebut mendapatkan
burung tang berstatus konservasi tinggi
perlindungan dari UU No. 5 Tahun 1990
tersebut antara lain adalah Elang Jawa
dan PP No. 7 Tahun 1999.
(Nisaetus bartelsi)yang mempunyai status
Jenis Burung dalam Appendix CITES
terancam punah (Endangered). Selain itu,
Hasil pengamatan survei potensi
jenis
Takur
tulung
tumpuk
fauna yang dilakukan diperoleh sembilan
(Megalaima javensis)dan Serindit Jawa
jenis
(Loriculus pusillus) jugamempunyai status
burung
appendix
yang
CITES
termasuk
daftar on
(Convention
Hampir
terancam
Threatened).
(Near
International trade in Endangered Species
Sedangkan
of Wild Fauna and Flora) burung-burung
(Chrysocolaptes strictus) yang ditemukan
tersebut diantaranya Sikep-madu Asia
di cagar alam ini masuk dalam keadaan
(Pernis ptilorhynchus), Elang-laut perut-
kritis (Critically Endangered).
putih (Haliaeetus leucogaster), Elang-alap Jambul (Accipiter trivirgatus), Elang-ular Bido (Spilornis cheela), Elang Jawa
jenis
Pelatuk
Jawa
Burung Maskot Kabupaten Malang Burung
yang
menjadi
maskot
Malang adalah “Cucakijo “ atau
Cica-
(Nisaetus
bartelsi),
Serindit
Jawa
daun besar (Chloropsis sonnerati). Burung
(Loriculus
pusillus),
Celepuk
reban
tersebut dijumpai di jalur Segara Anakan
Julang
emas
menuju
lempiji),
(Otus
(Rhyticeros
undulates)dan
Kangkareng
Teluk
Semut
di
koordinat
(08,45523 LS dan 112,680601 BT).
perut-putih (Anthracoceros albirostris). Keseluruhan jenis tersebut masuk dalam
Satwa Prioritas Elang Jawa
daftar
Elang Jawa ditemukan 2 kali di tempat
apendik
II
yang
mempunyai burung
yang sama di hari yang berbeda. Satu
tersebut dapat diperdagangkan dengan
individu Elang Jawa dewasa teramati di
pengaturan tertentu.
Telaga Sat (08,45273 LS dan 112,70391
pengertian
bahwa
jenis-jenis
Burung Berstatus Konservasi Tinggi Hasil pengamatan survei potensi pada penelitian ini diketahui bahwa 4 jenis burung bernilai konservasi tinggi. Burungburung bernilai konservasi tinggi tersebut sekaligus jenis-jenis yang masuk dalam Redlist IUCN berstatus Near Threatened, Vulnerable dan Endangered. Burung-
BT ) pada tanggal 15 September 2015 pada pukul 15.00 WIB, namun belum terdokumentasikan
karena
terbang
meluncur dan tengger di rerimbunan pohon bukit. Hari kedua pada tanggal 16 September 2015, Elang Jawa teramati di lokasi yang sama pada pukul 09.30 WIB namun belum bisa terdokumentasikan. 30 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Keberadaan
Elang
Jawa
dimungkinkan jumlah pasang Elang Jawa
sudah
di Pulau Sempu sekitar 2 pasang karena
tahun
individu Elang Jawa jantan terpantau
sebelumnya (tanggal 11 Juni 2014) di
paling terkini di daerah Jawa Barat
lokasi Teluk Air Tawar atau tidak jauh dari
mempunyai daerah jelajah 4,3 km.
bartelsi)
(Nisaetus terdokumentasikan
pada
survei
Teluk Semut. Saat itu individu juvenile
Kondisi ini akan memunculkan
muncul sedang soaring di atas teluk dalam
kompetisi diantara sesame Elang Jawa atau
beberapa menit, kemudian menuju hutan
Raptor lainnya yaitu dalam segipeng-
alami.
Jawa
gunaan wilayah teritori untuk bersarang
sebelumnya sudah pernah dijumpai pada
dan meperebutkan pakan. Namun, hal ini
tahun 2008 di Telaga Lele, satu individu
juga
dewasa sedang bertengger. Jika pada tahun
penelitian lebih lanjut mengenai jarak
2014 sudah terdokumentasikan Elang Jawa
dispersal Elang Jawa jika keluar dari atas
juvenile maka asumsi kuat sementara
Pulau Sempu akibat persaingan merebut-
terdapat satu pasang Elang Jawa dengan
kan habitatnya. Selama ini kajian menge-
satu individu juvenile menginjak usia
nai jarak dispersal, homerange masih di-
remaja. Namun, jika melihat luas kawasan
peroleh dari Jawa bagian barat dan itupun
CAPS
juga berada di dataran tinggi, sedangkan di
Keberadaan
dengan
luas
Elang
877
Ha
bias
sangat
menarik
jika
dilakukan
Tabel 1 Satwa Mamalia yang teramati di Cagar Alam Pulau Sempu Nama Indonesia
Nama Inggris
Vivericulla indica Muntiacus muntjak
Musang rase
Little civet
Baru-baru
1 ekor
Penetap
Kijang Jawa
Barking Deer
Telaga Lele, barubaru
2 ekor
Penetap
Tragulus javanicus
Pelanduk kancil
Java Mouse Deer
Telaga lele, Pantai pasir panjang, barubaru, jalur tracking Segara Anakan
5 ekor
Penetap
Data deficient (data kurang)
Sus scrofa
Babi hutan
Wild boar
Kelompok kecil
Penetap
Least Concern (Resiko rendah)
Callosciurus nottatus
Bajing kelapa
Plantain Squirrel
Jalur Tracking ke Telaga Lele, barubaru jalur Tracking telaga Lele,
Cukup melimpah
Penetap
Least Concern (Resiko rendah)
Ratufa bicolor
Jelarang
Black-giant Squirrel
Telaga Lele
1 ekor
Penetap
Near threatened (hampir terancam)
Tracipithecus auratus
Lutung Jawa
Ebony leaf Monkey
Telaga Panjang
Kelompok kecil
Penetap (endemic)
Vulnerable (Terancam)
Macaca fascicularis
Monyet ekorpanjang
Long-tailed Macaque
Pantai Pasir Panjang, Segara anakan
Kelompok kecil
Penetap
Least Concern (Resiko rendah)
Pteropus vampyrus
Kalong
Flying fox
Telaga lele
Kelompok kecil
NamaIlmiah
Ket. ditemukan
Lokasi
Status keberadaan
Status konservasi Least Concern (Resiko rendah) Least Concern (Resiko rendah)
Near Threatened
31 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
JawaTimur
sangat
minim
(Muntiacus muntjak), Pelanduk kancil
penelitian
javanicus),
mengenai habitat Elang Jawa khususnya di
(Tragulus
Musang
rase
daerah dataran rendah.
(Vivericulla indica), dan Kalong (Pterotus vampyrus). Sedangkan Kelompok Peneliti
Kajian terakhir mengenai populasi Elang Jawa di Jawa menghasilkan estimasi
Fakultas
325
demikian,
melakukan pengamatan terhadap herpeto
adanya penelitian di Jawa Timur tidak
fauna mendapatkan 11 jenis satwa di cagar
termasuk dalam daftar tersebut karena ada
alam ini. Pada wilayah hutan primer, yang
beberpa
pasang
namun.Namun
kesalahan
Kehutanan
UGM
yang
yang
dilakukan
paling mendominasi adalah biota kecil
2009).
Sementara
yaitu percil sawah (Microhilla palmipesi).
(Cahyono, 2014) telah memperoleh luas
Sedangkan di hutan sekunder adalah jenis
(Syartinilia
et
al.,
2
kawasan 1,339.47 km di kawasan Jawa
cicak batu (Cyrtodactylus marmoratus).
Timur dari beberapa kawasan konservasi
Selain dua sepecies yang mendominasi
dan
di
tersebut, species lainnya adalah Bufo
fragmentasi-fragmentasi habitat di dataran
parfus, Occidozyga sp. Bufo bioocartus,
rendah sebagai habitat tersisa Elang Jawa
Rana
termasuk di Pulau Sempu.
Polupedates
Mamalia
(Cryptoblepharus cursor),
non
konservasi
khususnya
Jenis mamalia yang teramati lang-
calconota,
Kaloulabaleata,
leucomystax,
(Gekkogecko),
dan
Ular
Kadal Tokek pucuk
(Ahaetullaprasina).
sung berjumlah 7 jenis diantaranya Bajing kelapa (Callosciurus nottatus), Monyet
Mamalia jenis lain yang ditemukan
fascicularis),
pada survey ini adalah Lutung Jawa yang
Lutung Jawa (Tracipithecus auratus), Babi
teramati di daerah Telaga panjang dan
ekor-panjang
hutan
(Suss
(Macaca
crofa),
Kijang
Muncak
Semut
belek’an
yang
berada
dalam
Tabel 2 Satwa Species Reptil yang teramati di Cagar Alam Pulau Sempu Nama Indonesia Cicak terbang
Nama Inggris Gliding lizards
Telaga Lele
Varanus nebulosus
Biawak kelabu
Clouded Monitor
Telaga Lele
Varanus salvator
Biawak air
Telaga Lele
Mahonya multifsiata
Kadal
Common Water Monitor -
Courus cristatellus
Bunglon
-
Phyton reticulatus
Ular Sanca kembang Ular Sanca bodo
Reticulated Python Indian python
Nama Ilmiah Draco volans
Phyton molurus
Lokasi
Keterangan 1 ekor, pada habitat umum 1 ekor
Status keberadaan Penetap
Status konservasi Belum mendapatkan informasi
Penetap
Belum mendapatkan informasi
Penetap
Least Concern (Resiko rendah
Semak
1 ekor, pada habitat umum Umum
-
-
Semak
Umum
-
-
-
-
-
-
-
32 | J I PNear K Treatened Vol.8 No.1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
kelompok
kecil.
Target
tim
survey
saat
mengantarkan
pengunjung
sebelumnya adalah satwa endemik Jawa
tengah
seperti
tutul
Perjumpaan selanjutnya terjadi pada tahun
(Pantherapardusmelas) dan Kukang Jawa
2014 juga tengah hari sekitar pukul 14.00
(Nycticebus
siang. Sedangkan perjumpaan dengan
macan
macan
javanicus).
tutul,
dipasang
Untuk dua
target kamera
macan
hari dua tahun
pada
kumbang
lalu (2013).
terjadi
ketika
ada
trap/jebak di titik yang berbeda di setiap
kegiatan pencarian pengunjung yang dila-
berpindah
Tujuan
porkan hilang dan akhirnya ditemukan
minimal pemasangan kamera trap adalah
pada tahun 2012. Perjumpaan macan tutul
untuk mendapatkan record shoot dari
(dark morph) atau Macan kumbang di
keberadaan macan tutul. Hingga kegiatan
CAPS
survey berakhir dan keterbatasan waktu
langsung oleh salah satu tim survei di
yang dimiliki, maka belum ada data sama
Setigen pada saat monitoring pelepasan
sekali tentang keberadaan satwa ini.
Elang bondol (Haliastur indus) antara
Kamera
dan
bulan Maret–April 2013. Saat pengamatan
ditinggalkan di titik terpilih (08’45273 LS
burung yang dilakukan di sekitar Setigen
lokasi
trap
bermalam.
yang
dipasang
’
sebelumnya
pernah
teramati
dan 112 70391 BT) dengan diberi umpan
(di dalam hutan, jarak berkisar 100 meter
anak kambing juga tidak membuahkan
dari bibir pantai), satu individu Macan
hasil karena kamera trap tersebut hilang.
kumbang teramati hanya berjarak 4–5
Menurut informasi dari salah seorang
meter dari pengamat. Pengambilan gambar
porter, kamera diambil seorang pertapa
dilakukan dalam kondisi cahaya gelap dan
yang melakukan kegiatan ritualnya di
setting kamera kurang tepat sehingga
cagar alam ini.
gambar yang didapatkan blur. Sampai saat
Informasi keberadaan macan tutul
ini dokumentasi untuk keberadaan macan
(Panthera pardusmelas) di Pulau Sempu
tutul, baik dalam bentuk Light Morph atau
akhir-akhir
ini
Black morph (macan kumbang) belum
olehpetugas
Resort
sering
disampaikan
Konservasi
Pulau
diperoleh
sehingga
perlu
Sempu. Salah satu pemandu local pernah
pemasangan
men-jumpai satu individu Macan tutul
berkelanjutan
(light morph) dan satu individu macan
mendapatkan data riil dari hewan karnivor
tutul (dark morph) atau macan kumbang.
besar endemik Jawa tersebut.
Individu
macan
tutul
kamera
trap
dilakuka
untuk
secara membantu
pernah
Pada survei satwa yang dilakukan
dijumpai di jalur menuju Segara Anakan
pada malam hari, ditemukan Pelanduk 33 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
kancil Telaga Lele (08,04281 LS dan
sanca kembang atau sanca batik (Python
112,70370 BT), titik kedua di sekitar camp
reticulates) adalah sejenis ular dari suku
di pantai Pasir panjang, titik ketiga berada
Phythonidae yang berukuran besar dan
di daerah Baru- baru dan titik keempat di
memiliki ukuran tubuh terpanjang di
jalur menuju Teluk semut. Dari 3 kali
antara ular lain danular sanca Bodo
pengamatan malam, Pelanduk kancil ber-
(Python molurus).
hasil di jumpai sebanyak 5 ekor. Untuk
Lepidoptera
pengamatan
Kukang
Jawa
Pengumpulan
database
satwa
(Nycticebus javanicus), belum didapatkan
masih cenderung ke Aves dan Mamalia
waktu dan titik lokasi yang tepat untuk
baik dari proses pencarian titik tepat
bias menjumpai satwa endemik Pulau
pengamatan atau pencarian foto yang
Jawa
keberadaan
bagus sehingga keberadaan satwa lain ter-
Kukang Jawa diperoleh dari mitra Polhut.
masuk golongan Lepidoptera belum ba-
Lokasi
tercatat
nyak terdokumentasikan. Beberapa kali
keberadaan Kukang Jawa adalah di hutan
menjumpai Troides sp., namun belum bisa
lindung
petak
mendokumentasikan dengan baik karena
kawasan
sifatnya yang tidak pernah diam. Doku-
tersebut sudah tercatat 6 individu Kukang
mentasi Idea stolli(Corbet and Pendlebury,
Jawa di titik yang berbeda dari hasil
1956)
pengamatan selama 1,5 tahun terakhir.
mempunyai gerak terbang lambat, dengan
Reltilia
sayap berwarna putih keabu-abuan dan
tersebut.
Informasi
terdekat
Malang
Sumbermanjing
dimana
Selatan
Kulon.
Di
yaitu
jenis
kupu-kupu
yang
Hasil pengumpulan database Rep-
terdapat bintik-bintik berwarna hitam.
tilia masih kurang maksimal selain dari
Jenis ini cukup sering dijumpai di setiap
sisi
titik pengamatan oleh tim peneliti.
kemampuantim survei dan kegiatan
pengumpulan masih terfokus pada kelompok Aves dan Mamalia. Namun dalam
Kesimpulan CAPS merupakan kawasan penting
beberapa momen telah terdokumentasikan satwa dari golongan Reptilia diantaranya Cicak terbang (Draco volans), Biawak air (Varanus dengan
salvator)dan Biawak
kelabu
perjumpaan (Varanus
nebulosus) (Tabel 2).Beberapa jenis ular yang ada di kawasan CAPS antara lain ular
yang harus dilestarikan. Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa
keanekaragaman
kawasan ini masih terjaga. Secara total jenis burung yang ditemukan di CAPS adalah
105
jenis,
dengan
66
jenis
ditemukan pada survei kali ini. Daftar burung tersebut memiliki status berbeda34 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
beda yaitu 10 jenis burung endemik Indonesia, 25 jenis burung dilin-dungi, 4 jenis migran, 9 jenis merupakan satwa yang
masuk
dalam
daftar
Appendix
CITES. Dari jenis satwa yang ditemukan burung
Pelatuk
merah
(Chrysophlegma miniaceum)dan burung Sikatan-rimba
dada-coklat
(Rhinomyias olivaceus) merupakan species yang masuk dalam Redlist IUCN tersebut. Selain jenis burung, hasil survei ini juga telah menemukan tujuh jenis Mamalia teramati
langsung.
Sementara
untuk
reptilia tercatat tiga jenis dan satu species Lepidoptera
terdokumentasikan
adalah
Idea stolli. Daftar Pustaka Cahyono, H. 2014. East Java Reports to Modify the Distribution Record of Javan Hawk-eagle (Nisaetusbartelsi) in Java. Proc. Asian Raptor Res. and Conserv. Network (Ela Foundation): The eight Symposium on Raptor of Asia, Pune, India, 6-9 February, 2014. Corbet, A. S. and Pendlebury, H. M. 1956.The Butterflies of the Malay peninsula (2ndEdition, revised by A. Steven Corbet, edited by N. D. Riley). London: Oliver & Boyd. Elviana, C. P., S. Kuntjoro., R. Ambarwati. 2015. Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di
Kawasan Mangrove Center Tuban. LenteraBio 4 (3): 161–167. Kelompok Peneliti, Pengamat dan Pemerhati Herpetofauna, FakultasKehutanan UGM 2011. KeanekaragamanJenisHerpetofana CagarAlamPulauSempu.https://ww w.academia.edu/4758688/Keanekar agaman_herpetofauna_di_Cagar_Al am_Pulau_Sempu_The_Diversity_ of_Herpetofauna_in_Pulau_Sempu _Natural_Preserve.Padatanggal 23 Februari 2016. MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Pustlitbang Biologi LIPI and Birdlife International Indonesia Programme, Cibinong. MacKinnon, J., K. Philipps, dan B. van Balen. 2010. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam). Burung Indonesia, Indonesia. Nijman, V. and R. Sozer. 1998. Field Identification of the Javan Hawk Eagle Spizaetus bartelsi. Forktail 14: 13-16. Payne, J., Charles M. F., Karen P., Sri N. K. 2000. Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. Syartinilia, S., Tsuyuki, and J.S. Lee. 2009. GIS-Based Model of Javan Hawk Eagle (Spizaetus bartelsi) Using Inductive Approach in Java Island, Indonesia. Nova Science Publisher, Inc. The IUCN Red List of Threatened Species. Diakses melalui situs www.iucnredlist.org/search
35 | J I P K V o l . 8 N o . 1 Diterima/submitted:04 Maret 2016 Disetujui/accepted: 18 Maret 2016