Intervensi Sosial Sebagai Upaya Mencari Alternatif Dalam Pembangunan yang Dilanda Krisis
Pendahuluan Salah satu pengertian dari intervensi sosial adalah suatu upaya untuk meningkatkan,
mempertahankan
serta
mengaktualisasikan
kemampuan
berfungsi sosial sistem manusia (individu, kelompok, dan masyarakat). Jika induvidu ataupun kelompok masyarakat tidak mampu untuk malaksanakan fungsi sosial tentu mereka akan mengalami apa yang disebut dengan kegagalan fungsi sosial. Kegagalan fungsi sosial secara induvidu ataupun secara kolektif dapat dicontohkan sebagai berikut : •
Seorang ayah tidak mampu menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak.
•
Pemuda angkatan kerja tidak mampu bekerja.
•
Masyarakat tidak mampu menyediakan fasilitas (sekolah, lapangan kerja,
rumah
sakit
dll.)
bagi
warganya
untuk
mengoptimalkan
kemampuannya. Dengan demikian jika suatu induvidu ataupun masyarakat tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya, akan sangat banyak masalah-masalah yang ditumbulkanya, seperti masalah kemiskinan dan penganguran, wabah penyakit
1
dan kelaparan akan menyebar meluas, serta kejahatan dan konflik sosial akan cepat meluas dan merajalela. Kegagalan dalam menjalankan fungsi sosial dapat disebabkan oleh keterbatasan kemampuan seseorang untuk menangani tugas-tugas kehidupan dan keterbatasan
kemampauan sistem untuk menjalankan fungsinya, mempersiapkan warga masyarakat untuk mengoptimalkan klemampauannya. Keterbatasan seseorang dan keterbatasan system secara teori dapat dibedakan menjadi 3 pandangan besar, yaitu 1. Pandangan Konservastif : terletak pada kondisi / perilaku masing-masing individu (malas, bodoh) 2. Pandangan Liberal : terletak pada kinerja sistem (kkn, dll) 3. Pandangan Transformatif : sistem tidak adil (kapitalisme, dll) Kondisi itu yang menyebabkan kita untuk melakukan intervesi sosial dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat.
2
Paradigma Pembangunan Menurut Michael Todaro pembangunan harus memiliki 3 tujuan pokok. Tujuan pembangunan tersebut adalah : •
Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok
•
Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan,
peningkatan
perhatian
pada
nilai-nilai
kultural
dan
kemanusiaan, untuk memperbaiki kesejahteraan dan menumbuhkan jati diri •
Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial, untuk membebaskan dari sikap menghamba dan ketergantungan (baiki kepada orang maupun kepada negara bangsa lain atau kekuatan yang dapat merendahkan nilai-nilai kemanusiaan)
Namum pada kenyataanya praktek pembangunan kini menopang suatu ketidakseimbangan antara sumberdaya alam, kondisi sosial masyarakat dan ekosistemnya.
Praktek
pembangunan
secara
sistematis
mengurangi
kesempatan sebagian besar untuk ikut serta memberikan sumbangann yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Praktek ini menumbuhkan keterpisahan dan konfik sosial.
3
Dalam perkembangan pembangunan terjadi krisis global yang berkaitan. Krisis tersebut merupakan hasil dari kegagalan pembangunan. Kegagalan tersebut menunjukan kita bahwa sistem dan model pendekatan yang kita gunakan dalam pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. 1. Krisis Politik. Globalisasi dunia telah melemahkan institusi politik negara dan pemerintahan lokal, dan mengurangi potensi dari pilihan kebijakan yang ada. Terdapat dua faktor penyebab, (a) utang yang menjerat, dan (b) pergerakan modal investasi yang meningkatkan kompetisi pajak internasional dan mengurangi pendapatan negara. 2. Krisis sosial-ekonomi Meskipun aktivitas ekonomi meningkat, kemiskinan global tidak juga menurun. Dari sekitar 6M penduduk dunia, sekitar 1,1M diantaranya menderita malnutrisi, yaitu tidak mampu memperoleh kalori yang dibutuhkan untuk bekerja secara penuh dan kesehatan yang baik. Lebih dari 40& penduduk dunia tidak mendapatkan akses terhadap sanitasi. Dan 20 dari 23 kota di negara berkembang melebihi standar kualitas udara yang ditetapkan WHO terhadap partikel udara tersuspensi dan emisi sulfur dioksida. Pembuangan limbah industri, polusi, dan ketersediaan air bersih, merupakan ancaman tetap terhadap populasi penduduk dan menyebabkan pemiskinan yang lebih jauh.
4
3. Krisis Lingkungan. Penipisan ozon dan efek rumah kaca menyebakan perubahan iklim secara drastis, erosi dan penggundulan mengurangi produktivitas alam secara biologis, kontaminasi air dan tanah oleh limbah mengurangi kualitas makanan, sumber daya alam dikonsumsi lebih cepat daripada kemampuan regenerasinya, dan keanekaragaman hayati terus menurun. 4. Krisis Psikologi Terdapat 2 fenomena, yaitu “promosi aktif” dan “toleransi pasif”. Promosi aktif seperti potret kehidupan zaman sekarang melalui iklan media. Media komersil telah memonopoli pengalaman audio-visual orang, melalui konsumerisme, dan stereotip. Toleransi pasif seperti pengabaian orang-orang terhadap krisis di sekitarnya, sibuk dengan diri sendiri dan dunia sendiri. 5. Krisis epistemology Banyak isu penting seperti kelangsungan hidup manusia, perubahan iklim, penggundulan hutan, dan perilaku destruktif manusia, hanya bisa melahirkan keprihatinan. Keprihatinan ini tidak bisa ditranslasikan menjadi prediksi masa depan, namun hanya dieksplorasi melalui kemungkinan-kemungkinan dan menyederhanakan model. Saintis, sebagai organ syaraf utama di masyarakat, tidak mampu memastikan implikasi di masa depan maupun menghasilkan sejumlah panduan tindakan dalam menyikapi krisis global.
5
Dalam pandangan Dudley Seers pembanguna harus dapat menjawab dari beberapa pertanyaan sebagai berikut :
What has happened to poverty? What has happened to unemployment? What has happened to inequality? If all three of these have declined from high level, then without doubt this has been a period of development for the country concerned. If one or two of these central problems have been growing worse, and especially if all three have, it would be strange to call the result “development”, even if percapita income doubled. Dudley Seers menitikberatkan pembangunan pada ketiga permasalah sosial yaitu kemiskinan (poverty), penganguran (unemployment) dan pemerataan (inequality). Dan menurut Seers ketiga kompenen tadi harus terjawab secara bersama-sama bukan satu persatu dari sebuah pembangunan. Artinya adalah bukanlah suatu pembangunan jika salah satu dari ketiga permasalahan tadi tidak dapat selesaikan. Namun justru pada pola pembangunan yang terjadi baik di negara maju ataupun di negara dunia ketiga hanya berorientasi pada pasar. Sehingga pada akhirnya krisis demi krisis terjadi seperti yang telah digambarkan di atas.
6
Paradigma Baru Pembangunan Untuk menyikapi krisis yang terjadi akibat dari pembangunan masa lalu, harus ada intervensi sosial yang kita lakukan. Suatu tindak intervensi sosial yang komprehensip,
menyeluruh
terhadap
akar
permasalahan
pembangunan
dimungkinkan akan memperbaiki pembangunan ke depan. Salah satu dari hal tersebut adalah dengan melakukan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) namun tidak hanya berorientasi pada pasar melainkan pada tiga isu utama yang disebutkan oleh Michael Todaro dan taupun Dudley Seers. Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai “pembangunan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan generasi sekarang ini tanpa mengurangi kesempatan bagi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Dengan kata lain, ekonomi konvensional untuk maksimalisasi produksi harus re-orientasi dan diarahkan untuk meminimalisasi penderitaan mayoritas umat manusia masa kini dan masa depan. Hal ini bergantung pada, pengurangan kerusakan lingkungan, melalui pengurangan pemakaian sumber daya alam yang tidak terbarukan serta mencari sumber daya alternative, peningkatan kualitas hidup manusia (akses mudah terhadap air bersih, udara bersih, rumah yang layak huni, pendidikan
7
berkualitas, kesehatan, makanan bergizi, dll). Secara sederhana, berkelanjutan berarti hidup harmonis berdampingan dengan alam. Paradigma pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu bentuk intervensi sosial sebagai alternatif jawaban terhadap krisis global dan lokal, akibat dari pembangunan masa lalu. Selain pada pembangunan yang berkelanjutan, intervensi sosial dapat dilakukan dengan melakukan pembangunan sosial. Dimana pembangunan sosial dapat didefinisikan suatu upaya untuk mengurangi dampak negatif pembangunan dengan cara mengoreksi atau melakukan transformasi total terhadap orientasi pembangunan yang pada mulanya sangat bereorientasi pertumbuhan menjadi lebih berorientrasi pada manusia (people centered
development). Beberapa Pembangunan Alternatif atau Pembangunan soial tersebut antara lain adalah : 1. Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pokok 2. Strategi Pembangunan Mandiri 3. Strategi Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Ecodevelopment) 4. Strategi
Pembangunan
Pembangunan
berwawasan
etnik
(ethno
development)
8
Namun pada akhirnya persoalan yang akan dihadapi bukanlah hanya persoalan lingkungan, persoalan kemiskinan dan penganguran akan tetapi pada dasarnya adalah persoalan demokrasi, dimana setiap rakyat memiliki kesempatan dan akses yang sama terhadap pemerataan pembangunan, persamaan dimata hokum, air bersih, udara bersih, rumah layak huni, sanitasi, pendidikan yang layak, kesehatan, dan komunitas.
9