C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
Indeks Sebanyak 14 Unit Raih Proper Hijau dan Biru
Mencari Layanan Askes Alternatif
Sebanyak 14 unit kebun dan pabrik PTPN VII menerima Penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2015 yang dihelat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sejak Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) beroperasi, asuransi kesehatan seluruh karyawan PTPN VII dilayani oleh BPJS Kesehatan.
Hal.3
Hal.6
Lagi, Presiden Tinjau Tol Lampung Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ketiga kalinya ke proyek tol Trans Sumatera BakauheniTerbanggi Besar di Lampung, Jumat (6/ 11/2015).
C MYK
Hal.13
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
dariREDAKSI
Raih Penghargaan Kepatuhan Pajak
JANGAN MENYERAH
PTPN VII Distrik Sumatera Selatan Unit Beringin memperoleh penghargaan ketaatan dan kepatuhan membayar pajak dari Pemerintah Kabupaten Muaraenim. Penghargaan itu diberikan atas kontribusi perusahaan membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) tahun 2015 sebesar Rp15,928 miliar dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sesebar Rp1 miliar lebih.
P
enghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Muaraenim Ir. Muzakir Sai Sohar kepada General Manager Distrik Sumatera Selatan Ir. Robert Simanjuntak bersamaan dengan Upacara Peringatan HUT ke-69 Kabupaten Muaraenim di Lapangan Merdeka setempat pada 19 November 2015. Dalam sambutannya Muzakir menyampaikan bahwa Pemkab Muaraenim sangat apresiatif terhadap perusahaan yang taat membayar pajak sehingga memberikan kontribusi positif dalam pembangunan kabupaten dan turut berperan serta mengembangkan perekonomian masyarakat. Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah PTPN VII Unit Beringin yang termasuk ke dalam wilayah Distrik Sumatera Selatan. Sumbangsih yang diberikan berupa pembayaran BPHTB atas terbitnya SK HGU Unit Beringin pada bulan Juli tahun 2015. Selain itu, setiap tahun PTPN VII menyumbang pembayaran PBB untuk 3 unit kerja yang masing-masing jumlahnya lebih dari Rp1 miliar. Sementara Robert Simanjuntak mengomentari penghargaan tersebut menyatakan PTPN VII berkomitmen dalam memenuhi kewajiban pajak dan turut memberikan sumbangsih untuk pembangunan daerah dan pengembangan ekonomi masyarakat di Kabupaten Muaraenim. Komitmen ini, lanjutnya, diwujudkan dengan pembayaran PBB sesuai aturan dan tepat pada waktunya. Selain itu, PTPN VII juga mewujudkan keperdulian kepada masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). “Keberadaan PTPN VII harus memberikan dampak yang positif bagi daerah dan masyarakatnya,” kata Robert. Ada tiga unit usaha yang berada di Kabupaten Muaraenim, yaitu Sungailengi yang pada tahun 2015 membayar PBB sebesar Rp1,4 miliar, Sungainiru sebesar Rp116 juta, dan Unit Beringin
2
Ir. Robert Simanjuntak bersama Wabup
Ir. Robert Simanjuntak bersama Ketua DPRD
Putaran roda kehidupan terus bergerak. Terkadang jauh dari rencana dan harapan kita. Ada saat ketika kita berasumsi sesuatu yang buruk dan tidak menyenangkan akan terjadi, ternyata realitas yang datang justru baik dan menyenangkan. Begitu juga sebaliknya, ketika bayangan dan harapan kita adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan, kenyataan yang terjadi malah mengecewakan. Itulah hukum Tuhan yang tak bisa dilawan. Namun, hukum Tuhan yang kita kenal sebagai sunatullah, juga terjadi berdasarkan usaha dan ikhtiar kita. Tak ada akibat tanpa sebab. Artinya, ada peluang buat kita untuk memperoleh akibat sebagaimana sebab yang kita perbuat. Meski semuanya misteri, karena kita memang tidak diberi ilmu untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Kita menjadi tahu setelah segala sesuatu terjadi. Peluang kita adalah merencanakan dan mengerjakan sebaik-baiknya. Itulah proses yang harus kita lalui. Jika rencana dan kerja sebaikbaiknya saja belum tentu menghasilkan sesuai harapan, bagaimana pula jika tanpa rencana dan tanpa kerja. Yang paling penting, jangan pernah menyerah. Sebab, Tuhan juga memberi peluang bahwa di balik setiap kesulitan ada sejumlah kemudahan. Dlam menghadapi masa-masa sulit seperti sekarang, satu-satunya langkah kita adalah tetap bekerja sebaik-baiknya. Membuat rencana sebaik-baiknya, lalu dikerjakan sesuai dengan tahapan dan prosedurnya, terus dievaluasi, diawasi, dan dibenahi serta diperbaiki manakala ada yang kurang pas. Tentu harus selalu disertai doa dan berharap agar Tuhan memberi yang terbaik buat kita semua. Kita meyakini bahwa tak ada sukses yang datang dengan mudah. Kita tak akan pernah sampai ke puncak tanpa menapak satu demi satu tangga yang terkadang terjal dan berduri. Keyakinan, keberanian, pantang menyerah, dan mengikuti irama zaman serta keadaan adalah jalan menjadikan harapan menjadi kenyataan. Selamat bekerja. Redaksi.
Rp1 miliar lebih. Jadi total PBB dari tiga unit tersebut Rp2,5 miliar lebih dan Rp15,9 miliar untuk BPHTB. (tim)
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto Ir. Robert Simanjuntak bersama Muspida
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaidi Effendi
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
BIRO-BIRO Distrik dan Unit Kebun/Pabrik DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected] dan
[email protected]
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
AKTUALITA
Sebanyak 14 Unit Raih Proper Hijau dan Biru Sebanyak 14 unit kebun dan pabrik PTPN VII menerima Penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2015 yang dihelat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
P
enghargaan diserahkan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla beserta Menteri Lingkugan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Malam Anugerah Lingkungan 2015 di Gedung Bidakara Jakarta, Senin (23/11/ 2015). Grup musik legendaris Bimbo juga tampil menghibur ratusan tamu undangan yang menghadiri acara malam anugerah lingkungan, yaitu Proper dan Adipura kepada sejumlah kota dan kabupaten. Penghargaan tersebut merupakan wujud apresiasi kepada dunia usaha dan pemerintah daerah yang menunjukan kinerja luar biasa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dari 14 unit PTPN VII yang meraih Proper, PG Bungamayang kembali meraih Proper Hijau. Sedangkan Unit Kedaton, Pematangkiwah, Wayberulu, Bekri, Tulungbuyut, Sungailengi, Baturaja, Tebenan, Musilandas, Betung, Padangpelawi, Ketahun, dan Talopino meraih Proper Biru. Proper merupakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper-LH). Proper sebagai program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dikembangkan sejak 2002 bertujuan mendorong tingkat ketaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup sekaligus mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa dari sisi kuantitas, jumlah perusahaan yang dinilai meningkat 12 persen dari sebelumnya 1.908 perusahaan menjadi 2.137 perusahaan. Siti mengatakan bahwa aspek lingkungan sudah tidak bisa ditepiskan dari dunia usaha. Menurutnya, persoalan lingkungan sudah menjadi lebih kompleks. “Dunia usaha sudah tidak bisa lagi berbasa-basi terhadap lingkungan. Dengan kondisi sekarang, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat harus bersama-sama menga-
3
tasi kompleksitas persoalan lingkungan,” ujarnya. Penilaian Peringkat Hijau dan Emas dilakukan terhadap kinerja efesiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, 3R limbah B3 dan limbah padat Non B3 serta megurangi kesenjangan ekonomi dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat. Inovasi merupakan pertimbangan utama dalam penilaian peringkat Hijau dan Emas. Tercatat 151 inovasi dari 323 perusahaan kandidat Hijau dan Emas. Inovasi terbanyak berasal dari penurunan emisi sebanyak 37 inovasi, 3R Limbah B3 sebanyak 35 inovasi, efesiensi energi sebanyak 31 inovasi, 3R limbah padat non B3 sebanyak 22 inovasi, konservasi dan penurunan beban pencemaran air sebanyak 14 inovasi, pemeliharaan keanekaragaman hayati sebanyak 6 inovasi dan upaya pemberdayaan masyarakat sebanyak 6 inovasi. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.557/MenLHK-Setjen/ 2015 menetapkan Hasil
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 20142015 terhadap 2.137 perusahaan sebagai berikut: Hitam 21 perusahaan, Merah (529 perusahaan), Biru (1.406), Hijau (108), dan Emas 12 perusahaan. Sementara 61 perusahaan lainnya tidak diumumkan peringkatnya karena sedang menjalani proses penegakan hukum, tutup, dan sedang dalam pengawasan. Ke-12 perusahaan peraih predikat Emas adalah PT Badan NGL, PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field, PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang, PT Medco E&P Indonesia Kaji Rimau Asset, PT Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim, PT Holcim Indonesia Tbk pabrik Cilacap, PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan, PT Pertamina EP Field Rantau, Chevrol Geothermal Salak Ltd, PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Rewulu, serta PT Bio Farma (Persero). Sementara 21 perusahaan berpredikat hitam atau sangat buruk, 7 perusahaan sektor rumah sakit, tiga perusahaan pengolahan ikan, dan masingmasing satu perusahaan di bidang perhotelan, pabrik karet, pabrik kertas, komponen otomotif, makanan dan minuman, pengecoran logam, pengolahan limbah B3, peralatan rumah tangga, dan sawit. (tim)
Mendidik Anak sesuai Zaman
M
enjadi agenda rutin Pengurus Hari Besar Islam (PHBI) PTPN VII menggelar pengajian setiap bulan. Kali ini kegiatan dilaksanakan dengan menghadirkan pembicara dari Jakarta, yaitu Bunda Kurnia Widhiastuti, dengan tema khusus “Kiat Mendidik Anak Sesuai Perkembangan Zaman.” Kegiatan digelar di Ruang Rapat Kantor Direksi, Kamis (5/ 11/2015), dihadiri Direktur Keuangan Agoes Riyanto, Kepala Bagian SPI Ir. Musyafak, Kepala Bagian Umum dan PKBL Sultan M.R., dan seluruh karyawan Kantor Direksi serta anggota IKI PTPN VII. Direktur Keuangan PTPN VII Agoes Riyanto dalam sambutannya mengatakan diharapkan kegiatan ini bisa menjadikan semua karyawan PTPN VII lebih baik dalam menjalani kehidupan, terutama yang menyangkut dengan pekerjaan, pendidikan, dan kemasyarakatan.
“Dengan sering mendengarkan nasihat, mengikuti ceramah, dan mendapat siraman rohani, diharapkan pikiran menjadi jernih, hati menjadi lapang dan tebuka, serta ilmu terus bertambah. Sehingga dapat menjadi bekal untuk menjalani kehidupan agar lebih baik,” katanya. Dalam paparannya Bunda Kurnia Widhiatuti, Pakar Parenting Keluarga Muslimah, menguraikan tentang kiatkiat mendidik anak sesuai dengan perkembangan zaman. Menurutnya, waktu mengasuh anak sangatlah terbatas. “Pada umumnya kita bisa berinteraksi secara penuh dengan anak-anak ketika mereka pada usia SD ke bawah. Setelah itu, kualitas dan
kuantitas interaksi makin terbatas,” katanya. Karena sangat penting memanfaatkan masa-masa tersebut untuk memberikan pendidikan secara langsung kepada anak. Orang tua adalah jembatan bagi anak-anak kelak menuju masa emas. “Kita bisa dikenang saat kematian kita,” katanya. Buah hati kita hanya memerlukan curah hati kita kepada mereka. Mereka tidak memerlukan materi yang berkecukupan.Saat ini, anak-anak kita dididik pada era globalisasi. Dunia yang luas menjadi dekat dalam pandangan. Dampak globalisasi televisi sangat berpengaruh dalam kehidupan anakanak kita. Perubahan sosial dan gaya hidup Efek global tehnologi, otak bergerak cepat, gerak tubuh statis/ diam. Dampaknya masa depan anakanak yang malas berkarya tapi ingin cepat sukses. Sekitar 28 anak dan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri dikarenakan frustasi akan kehidupan setiap tahunnya. Pendidikan di era digital jangan memaksakan anak menjadi seperti diri kita. “Dia diciptakan bukan untuk zaman kita, bukan era
kita,” katanya. Caranya melakukan metode imunisasi bukan sterilasi jalan takwa yang penuh duri. Boleh jadi anak tertusuk duri dalam perjalannnya. Tapi yang terpenting anak kita tidak terinfeksi. Ada beberapa metode dalam mendidik anak dan melibatkan Allah SWT dalam pengasuhan. “Tanamkan hakekat kehidupan. Bawalah ketakwaan di mana pun berada. Kita tidak akan mengambil harta yang tidak tahu kehalalannya. Kehalalalan harta menjadi sumber yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,” katanya. Kemudian yang terpenting dalam mendidik anak adalah keteledanan. Orang tua harus memberikan contoh yang baik, bukan hanya memerintah ini dan itu. “Misalnya, kalau kita ingin anak kita rajin membaca, dari kecil kita ajak membaca buku. Orang tua memberi contoh, bukan hanya menyuruh anak membaca, tetapi orang tua malah menonton televisi,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
4
LaporanUTAMA
Perlu Usaha Keras Mengamankan Produksi Dampak kemarau yang terjadi pada 2015 ini akan berlanjut pada tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya. Karena itu, semua kebun harus berupaya dengan berbagai cara inovatif untuk mengamankan produksi, baik tahun ini maupun tahun-tahun mendatang.
S
ekali lagi saya tekankan yang terpenting adalah manajemen air. Dalam bisnis perkebunan yang paling pokok adalah air, kedua air, dan ketiga air. Baru perawatan, pupuk, dan lainnya,” kata Komisaris Utama PTPN VII Prof. Dr. Ahmad Anshori Mattjik, ketika melakukan kunjungan kerja di Unit Bekri, Lampung Tengah, beberapa waktu lalu. Menurutnya, dalam setiap kehidupan kebutuhan pokok yang pertama adalah air. Karena itu, manajemen air menjadi sangat penting. Bagaimana mengusahakan agar pasokan air yang berlimpah pada musim penghujan bisa dimanfaatkan untuk tanaman pada musim kemarau. “Manusia saja kalau kekurangan air bisa dehidrasi, cepat tua dan mati. Apalagi tanaman,” kata Mattjik. Dampak kekurangan air pada tanaman tidak hanya menurunnya produktivitas pada saat terkena kekeringan, tetapi juga pada tahun berikutnya. Pada tanaman sawit, misalnya, akibat kekeringan pelepah sengkleh. Untuk memulihkannya butuh waktu 4 hingga 6 bulan. Begitu juga pada tanaman tebu yang kekeringan saat baru tumbuh, ruasnya menjadi pendek. “Jadi, kemarau setahun membuat derita hingga dua tahun. Itulah pentingnya mengelola sumber-sumber air untuk cadangan pada saat diperlukan,” tegas Anshori Mattjik yang dalam kunjungan tersebut didampingi anggota Dekom Harun Sulham, Komite Audit, GM Distrik Lampung A.A. Putra Wahyu, Kabag Tanaman Christian Priyo, dan Kabag Teknik dan Pengolahan Irma Kurniawati. Dalam kunjungan tersebut rombongan Komut meninjau beberapa embung yang telah dimanfaatkan untuk penampungan air dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pada musim kemarau seperti sekarang. Namun, jumlahnya masih belum sebanding dengan areal tanaman yang perlu
“
disiram. “Jika kita mempunyai persediaan air yang cukup, musim kemarau tidak lagi menjadi alasan sebagai penyebab produksi turun,” katanya. Banyak cara yang dilakukan agar persediaan air mencukupi. Selain menampung air hujan, juga bisa dengan memanfaatkan sumur resapan dan sumur bor. Pada kesempatan tersebut, Komut mendapatkan gambaran dari Manajer Unit Bekri Dicky Cahyono bahwa pada kemarau tahun ini water defisit di Bekri sangat tinggi. Sampai dengan Oktober 2015, banyak tanaman sawit dan tebu yang kekeringan, sehingga produktivitas juga cenderung turun. Hal itu terjadi karena musim hujan tahun ini relatif pendek (hanya sampai bulan Mei). Meski curah hujan tinggi, air yang dapat tersimpan dalam tanah dan terserap tanaman terbatas. Artinya, begitu musim kemarau datang, kondisi areal pada umumnya kering. Sementara embung-embung yang dapat menampung air juga terbatas. Dicky menyebut saat ini tanaman sawit di Bekri seluas 3.200 ha dan tanaman tebu sekitar 800 ha. Produktivitas sawit sampai Oktober 2015 baru tercapai 16 ton per ha dari target sampai akhir 21 ton. “Memang ada korelasi antara minimnya hujan dengan penurunan rata-rata berat tandan,” jelasnya. Kemarau tahun ini dimulai sejak Juni dan hingga Oktober terjadi penurunan RBT sawit hingga rata-rata 11,2 kg dari sebelumnya rata-rata 16,6 kg. Sejumlah upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak kemarau adalah melakukan penyiraman yang bisa dilakukan pada 46 ha saja. Kemudian penyiraman dengan BOC pada areal seluas 343 ha dan pemberian bahan organik kompos pada lahan 262 ha. Sementara pada tanaman tebu dilakukan penyiraman meski tidak semua tanaman terjangkau, karena
sumber airnya juga terbatas. Pada kesempatan itu, Komut juga memperoleh penjelasan tentang hasil kegiatan material balance komoditas TBS oleh Irma Kurniawati dalam persentasinya yang dilakukan oleh Tim
yang terdiri atas Bagian Teknik dan Pengolahan, Bagian Tanaman, Distrik, dan Unit Usaha. Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa masih terjadi kesenjangan antara potensi dan realisasi dalam pencapaian rendemen (tim)
Proses Bisnis Berorientasi pada Produk Jadi
D
alam proses produksi kualitas bahan baku sangatlah penting, karena akan menjadi penentu kuantitas dan kualitas. Jadi seperti pada proses produksi minyak sawit dimana kuantitas dan kualitas crude palm oil (CPO) yang dihasilkan sangat bergantung pada tandan buah segar (TBS) yang diolah. Menurut Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan Kantor Direksi PTPN VII Irma Kurniawati bahwa orientasi produksi kelapa sawit adalah produksi jadi, dalam hal ini minyak sawit, inti sawit, minyak inti sawit dan bungkil inti sawit. “Jadi, seharusnya ukurannya adalah berapa
banyak produksi jadi yang dihasilkan yang dipengaruhi mutu bahan baku dan loses pabrik karena terkait dengan rendemen, dan bagiamana mutu produk akhir,” katanya, ketika menyampaikan hasil kegiatan uji material balance di sejumlah kebun dan pabrik sawit di hadapan Dewan Komisaris PTPN VII yang berkunjung ke Unit Bekri, beberapa waktu lalu. Dalam proses bisnis tentunya peningkatan produk jadi akan sangat berpengaruh pada pencapaian keuntungan. Artinya dengan jumlah TBS diolah sama namun rendemen lebih tinggi tentu prodak jadi akan lebih banyak
sehingga akan menurunkan harga pokok dan meningkatkan pendapatan penjualan tanpa menambah biaya sehingga membantu dalam hal pencapaian laba hanya dari peningkatan rendemen. Sederhananya begini misalnya dalam 1 hari TBS diolah dalam satu pabrik 1000 ton dengan rendemen MS 20% dan IS 5%, harga pokok pengolahan Rp 500/kg MS + IS dan pendapatan penjualan MS dengan harga 3 bulan terakhir sebesar Rp 6.850/kg (inel ppn) diperolah pendapatan dari MS 200 ton sebesar Rp 1,37 M. Bila dibandingkan dengan rendemen MS 21 % dan IS 5%, tanpa menambah biaya
harga pokok menjadi Rp 481/kg MS +IS dan pendapatan penjualan MS 210 ton menjadi Rp 1,44 M. Jadi nampak bahwa dari harga pokok kita berkurang Rp 19/ kg MS + IS dan pendapatan penjualan MS bertambah Rp 700 juta per hari. Bila asumsi hari olah 25 hari dalam 1 bulan maka penambahan pendapatan penjualan minyak sawit Rp 17 M per bulan dan Rp 210 M per tahun, itupun dengan harga jual minyak sawit saat ini yang masih rendah, apalagi bila harga jual meningkat, “ lanjutnya. Oleh karena itu, mutu bahan baku meliputi kegiatan panen,disiplin panen dan sortasi bahan baku, serta proses
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
5
LaporanUTAMA pengolahan di pabrik harus menjadi satu rangkaian kerja yang saling mendukung, katanya. Berikut penjelasan Irma Kurniawati selengkapnya. Beberapa waktu lalu Bagian Teknik dan Pengolahan bersama Bagian Tanaman mengadakan kegiatan uji material balance untuk komoditas kelapa sawit. Bisa dijelaskan apa yang akan dicapai dari hasil kegiatan tersebut? Kegiatan uji material balance dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui berapa potensi rendemen minyak sawit saat ini, khususnya pada TBS kebun sendiri, dengan menetapkan komponen dari setiap bagian TBS pada setiap tahun tanam dan fraksi. Dalam hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk upaya perbaikan rendemen. Bagaimana proses kegiatan dilaksanakan dan di kebun mana saja? Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pengambilan sample dari kebun sendiri dan di pabrik. Pengambilan sample di Afdeling meliputi TBS fraksi 2 dan 3 (kematangan optimum dengan kandungan minyak tertinggi) dan di loading ramp pabrik untuk seluruh fraksi TBS yang masuk ke pabrik, yaitu fraksi 00, 0, 1, 2, 3, 4, dan 5, yang dilaksanakan di UPKS Bekri dan Betung, dengan kebun seinduk masing-masing yaitu Bekri, Patu, Resa, Betu, Beta dan Beka. Pengujiannya dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) penetapan sample TBS yang diambil dari kebun/ afdeling dan dari loading ramp; 2) semua sample masing-masing ditimbang, dan diidentifikasi tahun tanam, afdeling, fraksi, dan berat tandan. Kemudian, 3) penetapan jumlah brondolan, kelopak, buah gagal, dan tandan kosong dengan pemisahan secara manual; 4) penetapan komposisi brondolan dengan memisahkan daging buah dan biji; 5) penetapan komposisi biji dengan memisahkan inti dan cangkang; dan 6) penetapan kadar minyak dalam daging buah dengan proses ekstraksi pada mesocrap (daging buah) dengan alat soxlet dan pelarut N Hexsan selama 4 sampai 6 jam.
Irma Kurniawati
hasil uji material balance terakhir untuk sample TBS yang diambil dari kebun Bekri, Resa, dan Padangratu, sebelum dikurangi losses pabrik sebesar 22,08— 22,69% dan setelah dikurangi losses pabrik 20,43—21,04%. Sedangkan sample TBS yang diambil di loading ramp sebelum dikurangi losses pabrik rata-rata sebesar 21,46—22,38% dan setelah dikurangi losses pabrik rata-rata sebesar 19,81— 20,73%. Realisasi hasil olah rata-rata 20,50 – 20,81%. Untuk sample TBS yang diambil dari kebun Betung, Betungkrawo, dan Bentayan sebelum dikurangi losses pabrik sebesar 21,50—23,70% dan setelah dikurangi losses pabrik 19,85—22,05%. Sedangkan sample TBS yang diambil di loading ramp sebelum dikurangi losses pabrik rata-rata sebesar 19,67— 21,50% dan setelah dikurangi losses pabrik rata-rata sebesar 18,02—19,85%. Realisasi hasil olah rata-rata 18,77– 21,00%. Material balance akan berubah sesuai dengan kondisi iklim, hal ini terjadi karena kondisi TBS juga berubah.
Apakah nantinya kegiatan tersebut akan dilaksanakan di semua unit kebun sawit? Ya, khususnya untuk pabrik yang mengolah TBS sendiri dan akan dilakukan secara rutin tiga bulan sekali dengan melibatkan Kandir, Distrik, dan Unit. Meskipun selama ini Unit sudah melaksanakannya, namun untuk ke depan pelaksanaannya bahkan perlu satu bulan sekali, khususnya sample yang berasal dari loading ramp.
Faktor apa saja yang membuat terjadinya gap antara potensi dan realisasi? Pertama, mutu TBS yang dipanen. TBS yang dipanen seharusnya fraksi dengan kematangan optimal yang mempunyai kandungan minyak tertinggi (fraksi 2 dan 3 ). Realisasinya yang terpanen atau yang masuk pabrik masih terdapat fraksi 00, 0, 4, dan 5. Kedua, losses yang yang terjadi di kebun. Tandan dan brondolan tidak seluruhnya terangkut ke pabrik atau tertinggal di kebun. Ketiga, losses yang terjadi di pabrik pada saat proses pengolahan berlangsung karena ekstrasi rotasi minyak dan inti sawit tidak maksimal. Selama ini produktivitas TBS dihitung berdasarkan ton TBS per ha, sehingga sering terjadi jumlah tonase TBS diolah besar, tetapi minyak yang diperoleh sedikit, karena rendemen rendah. Apakah mungking nantinya perhitungan produktivitas berdasarkan dari minyak yang diperoleh? Sangat mungkin dan seharusnya begitu, karena tujuan dari bisnis kelapa sawit adalah untuk memproduksi minyak dan inti sawit. Sehingga ukuran yang digunakan sebetulnya jumlah minyak dan inti sawit yang dihasilkan per hektar.
Sebenarnya sebarapa besar potensi rendemen minyak sawit dari setiap kebun dan berapa realisasinya? Pada saat musim kering seperti saat ini (Juli s.d. Oktober) berdasarkan
Seberapa besar dan pentingkah peran on farm (kebun) dalam meningkatkan rendemen dan menurunkan ALB dan seberapa besar peran off farm (pabrik) dalam mengu-
rangi losses? Proses di kebun sangat besar dan penting, karena perolehan minyak dan inti sawit sangat dipengaruhi oleh kematangan TBS. Pengawasan disiplin panen dan mutu TBS sangat menentukan besarnya perolehan rendemen minyak. Panen yang tidak tepat matang menghasilkan tandan mentah dengan rendemen yang rendah. Melaksanakan panen yang tepat pada target kematangannya akan memperoleh rendemen yang optimal. Kemudian peranan pabrik dalam perolehan rendemen adalah bagaimana pengendalian losses agar tidak melebihi batasan maksimal. Batasan total losses minyak sawit 1,65% dan inti sawit 0,65%. Pengedalian tersebut dimulai dari sortasi di loading ramp sampai ke tanki timbun dan kernel storage. Dalam hal ini pabrik harus menjaga performancenya (efisiensi pabrik > 95%) dengan meminimalisasi stagnasi melalui pelaksanaan maintenance secara intensif dan berkala, serta mengoperasikan semua peralatan dengan benar dan sesuai dengan standar dan prosedurnya. Apakah kegiatan serupa ini nantinya juga dilaksanakan di komoditas tebu dan karet? Di komoditas tebu dan karet tidak ada pelaksanaan uji material balance namun tetap ada pelaksanaan beberapa kegiatan analisa dan uji pada bahan bakunya. Kalau untuk komoditas tebu yang dilaksanakan adalah: analisis kemasakan, untuk menentukan tingkat kemasakan tebu dan penentuan jadwal tebang. Dilaksanakan sebelum tebu di tebang. Kemudian analisis potensi rendemen tebu, dilaksanakan pada sample tebu yang dikirim ke bagian Litbang untuk menentukan rekomendasi kelayakan tebang. Misalnya tebu yang terbakar dilakukan analisis sebelum direkomendasikan untuk ditebang. Jenis analisisnya: brix, pol, dan KNT. Juga ada analisis di core sample, untuk menentukan potensi rendemen setiap truk tebu (sesuai kepemilikan) sebelum tebu digiling. Jenis analisisnya adalah brix, pol, dan KNT. Dilakukan juga analisis jomet untuk menentukan potensi rendemen setiap 2 jam pada tebu yang digiling. Pengambilan sample pada cacahan tebu hasil unit cane preparation. Jenis analisisnya brix dan pol. Sedangkan untuk karet yang dilakukan uji kadar karet kering yang dilaksanakan di STL (Stasion Tangki Latek) di kebun dan saat peneriman latek di pabrik.
Hal-hal lain yang perlu dipahami SDM di kebun dan pabrik dalam upaya meningkatkan rendemen? Pada dasarnya secara teknis SDM kita, baik di kebun maupun di pabrik, sudah mengetahui dan memahami bagaimana melaksanakan instruksi kerja dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang sudah disusun dan dibuat dalam IK (Intruksi kerja) yang merupakan bagian dari SMTN7, sekarang tinggal bagaimana setiap personil mau melaksanakannya dengan kesadaran, kemauan, kedisiplinan, kontrol, pengawasan, konsisten dan komitmen atas apa yang menjadi tanggungjawabnya dalam hal pencapaian target khususnya dalam hal ini pencapaian rendemen yang sangat berpengaruh pada peningkatan produksi jadi. Seperti untuk SDM kebun, mereka sudah paham tentang kriteria matang panen, cara panen, rotasi panen, kerapatan panen, pengutipan panen agar tidak tertinggal, dan TBS segera diangkut ke pabrik dan lain-lain yang terkait dengan SOP tanaman. Sedangkan di pabrik dari proses pengolahannya bagaimana meminimalisasi losses dengan melakukan ekstraksi minyak dan inti seoptimal mungkin. Melaksanakan proses secara benar pada setiap tahapan dengan pengendalian losses minyak sawit di tankos, air kondensat, buah katekopen, serabut dan biji, dan drap akhir, serta pengendalian losses inti di serabut, LTDS I, II, dan clay bath. Bahkan pengendalian losses yang tidak bisa diukur juga harus dilakukan seperti brondolan pada lantai loading ramp, sehingga TBS langsung di curah ke loading ramp kecuali untuk sample-sample sortasi. Dan dari bidang teknik juga berperan penting untuk andil dalam hal menjaga performance mesin dan instalasi sehingga pabrik minim stagnasi. Jadi, masih perlu hal-hal seperti itu disosialisasikan kepada semua karyawan? Ya, termasuk sosialisasi bagaimana kondisi perusahaan kita saat ini sehingga harus dilaksanakan efisiensi biaya, peningkatan produktivitas dan pengendalian mutu produksi. Tentunya semua itu harus disampaikan dengan bahasa yang disesuaikan pada setiap tingkatan jabatan agar mudah dipahami dan diterima oleh semua pekerja. Artinya seluruh pesan Direksi (transfer knowlegd) harus sampai ke semua lini agar apa yang menjadi tujuan perusahaan yaitu untuk mencapai keuntungan bisa tercapai. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
WARTA
R
apat penjaringan pendapat yang diikuti oleh pengurus cabang dari wilayah Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Pengurus Pusat SPPN VII tersebut dilaksanakan di ruang rapat Lantai I Kantor Direksi, Jumat (13/11/2015). Ketua Dewan Penasihat SPPN VII Sukarnoto dalam sambutannya menguraikan tentang pentingnya perubahan. Sebab, yang abadi dalam kehidupan ini adalah perubahan itu. “Waktu terus bergerak, manusia terus berubah, dan kehidupan juga mengikutinya. Perusahaan pun terus bergerak mengikuti arus perubahan tersebut,” katanya. Meskipun demikian, setiap perubahan dalam perusahan ini ada yang menanggapinya secara negatif dan ada juga yang positif. Perubahan akan terus berjalan. Dalam perusahaan akan terjadi perubahan berupa perubahan pimpinan, peraturan,
situasi dan kondisi bisnis, kenaikan biaya dan tarif, dan lain-lain. Peraturan-peraturan juga ikut berubah dari waktu ke waktu. Setiap peraturan dibuat untuk ketertiban, keteraturan, dan kebaikan yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Akibat perubahan itu, ada yang karyawan naik jabatan, ada yang pensiun, ada yang promosi, dan ada yang lengser. “Setiap perubahan hendaknya kita hadapi dan kita sikapi secara positif. Dari perubahan tersebut PTPN VII harus bertahan, bahkan maju. “Sebagai perngurus serikat pekerja, kita harus sadar bahwa keberadaan serikat ini karena adanya perusahaan. Bila perusahaan tidak ada maka pengurus serikat juga tidak ada,” katanya. Ia menambahkan bila produksi di perusahaan ini menurun dan biaya terus meningkat
Jaring Pendapat untuk Perubahan PKB Guna mematangkan rumusan baru dalam perjanjian kerja bersama (PKB), Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) VII mengadakan kegiatan penjaringan untuk penyusunan draf perubahan PKB 2016-2017. maka perusahaan ini tidak akan bertahan lama. “Sebagai insan di PTPN VII mari kita bersamasama peduli atas tugas-tugas sebagai karyawan dan berusaha keras menjadi karyawan yang produktif. Apapun perubahan itu, dalam bisnis kita sasaran utamanya adalah produktivitas,” katanya. Karena itu, apa saja yang dilakukan sebagai karyawan, baik sebagai pemimpin atau yang dipimpin, harus memahami makna perubahan sebagai langkah dan jalan untuk menjadi lebih baik. “Kita harus mengarahkan jalannya perubahan ini ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya,” tegasnya. Setiap terjadi perubahan harus dilakukan dengan penuh semangat, dihadapi dengan sikap positif dan optimistis. “Jika kita menghadapi perubahan dengan sikap negatif, kita akan merasa kecewa, pesimistis, dan pada akhirnya tidak akan mengarah kepada yang baik,” katanya. Penjaringan pendapat yang dilaksanakan kali ini juga dalam rangka menyikapi perubahan tersebut. Harapannya, dengan penjaringan pendapat akan menciptakan presepsi
yang sama dan menghasilkan rumusan PKB yang lebih baik, yang tujuannya dapat memajukan perusahaan sehingga mampu memenuhi kesejahteraan karyawan. “Karena itu, kita semua memerlukan ide-ide cemerlang yang bukan saja berupa tuntutan atas hak-hak kita, melainkan juga bagaimana totalitas pengabdian dan pemenuhan kewajiban-kewajiban terhadap perusahaan,” katanya. Sementara Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah mengatakan sekarang ini dalam kepengurusan SPNN juga banyak perubahan. “Tapi yang
terpenting kita harus tetap memiliki visi yang sama dan memiliki semangat juang untuk bersama-sama memajukan perusahaan, sehingga muaranya pada kesejahteraan karyawan,” katanya. Dalam perundingan PKB tahun ini, SPPN VII harus mampu berperan secara profesional. “Penjaringan pendapat ini merupakan salah satu rangkaian untuk meningkatkan profesionalisme tersebut, sehingga dalam perundingan PKB nanti bisa berjalan lancar, karena sudah ada poin-poin yang akan dilakukan pembahasannya,” katanya. (tim)
Mencari Layanan Askes Alternatif
S
ejak Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) beroperasi, asuransi kesehatan seluruh karyawan PTPN VII dilayani oleh BPJS Kesehatan. Namun, banyak karyawan yang menginginkan fasilitas kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan alternatif askes selain BPJS. Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) VII bersama Manajemen Perusahaan dan pengurus pensiunan karyawan mengadakan pertemuan dengan salah satu perusahaan asuransi. Pertemuan dihadiri Pengurus Pusat SPPN VII, Kepala Bagian SDM, dan pengurus pensiunan PTPN VII, di ruang Rapat Lantai I Kantor Direksi, Senin (23/11/2015). Menurut Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah layanan asuransi kesehatan saat ini menjadi masalah utama bagi karyawan PTPN VII. Sebab, pada umumnya karyawan kurang puas dengan pelayanan kesehatan melalui BPJS, yang jika dibandingkan dengan layanan askes sebelumnya.
6
“Saat ini ada 13 ribu karyawan akif di PTPN VII dan semua peserta BPJS. Untuk karyawan golongan I seperti penyadap, dengan pelayanan BPJS memang ada kenaikan dari kelas III menjadi kelas II. Begitu juga bagi karyawan golongan II, dari kelas II menjadi kelas I,” katanya. Tapi untuk karyawan golongan III dan IV yang berjumlah 700-an orang, justru mengalami penurunan, yang sebelumnya mendapat fasilitas semi VIP dan VIP turun di kelas I. “Bahkan saat menggunakan BPJS ada kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Bila sakit tidak bisa langsung mendapatkan tindakan, melainkan harus mengikuti proses rujukan berjenjang,” ujarnya.
Menghadapi kenyataan tersebut, kata Vedy, para karyawan sepakat ke depan ada perbaikan dalam pelayanan kesehatan. “Paling tidak ada alternatif lain, selain melalui layanan BPJS. Karena itulah diadakan pertemuan dengan salah satu asuransi kesehatan untuk menjajaki kemungkinan alternatif askes tersebut,” katanya. Sementara dari perwakilan Perusahaan Asuransi Inhealth, Catur, menjelaskan produk asuransi kesehatan Inhealth telah bersinergi dengan BPJS Kesehatan melalui skema Coordination of Benefit (CoB). Peserta dapat menggunakan dua jenis asuransi, yaitu sosial dan komersial. Untuk mencegah duplikasi pembayaran atas klaim peserta maka
kedua lembaga asuransi itu melakukan CoB. Misalnya, BPJS Kesehatan sebagai pembayar klaim utama, sementara asuransi komersial sebagai penunjang. Sehingga ketika ada klaim dari peserta, BPJS Kesehatan membayar klaim itu dengan besaran tertentu dan sisanya ditanggung asuransi komersial. “Besaran yang ditanggung asuransi komersial harus disesuaikan dengan kondisi rumah sakit yang bersangkutan. Jika RS yang melayani peserta adalah swasta maka besaran biaya yang dibayar paling tidak tiga kali dari tarif INA-CBGs,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
7
WARTA
R
ektor Itera Ofyar Z. Tamin mengatakan kedatangan rombongan mengunjungi PTPN VII selain untuk bersilaturahmi juga meminta dukungan atas keberadaan Itera di Provinsi Lampung. Dukungan dari pemerintah dan stakeholder sangat penting bagi keberadaan Itera. “Sebagai institut teknologi, kami membuka jurusan hampir semua bidang ilmu, terutama ilmu teknik dan seni yang menunjang pengembangan dan penerapan teknologi secara proporsional,” kata Ofyar. Dia menjelaskan saat ini ada 7 program studi (prodi) yang telah dibuka di Itera, yakni Fisika, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Geomatika, Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Teknik Geofisika. Saat ini Itera memiliki mahasiswa sebanyak 543 orang, dan pada tahun 2016 akan menerima 1.190 mahasiswa dengan penambahan sebanyak 10 prodi, yakni Matematika, Kimia, Biologi, Farmasi, Teknik Industri, Teknik Geologi,
Rektor Itera Kunjungi PTPN VII Guna menjalin silaturahmi dan kerja sama, jajaran Rektorat Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VII, Selasa (17/11/2015). Rombongan yang dipimpin Rektor Itera Prof. Ofyar Z. Tamin diterima oleh Direktur Perencanaan dan Pemasaran Rafel P. Sibagariang, di ruang Rapat Lantai I, Kantor Direksi. Teknik Lingkungan, Teknik Arsitektur, Teknik Mesin, dan Teknik Kimia. “Mudah-mudahan Itera bisa menjadi perguruan tinggi yang menjadi icon pendidikan di Sumatera,” katanya. Ke depan, diharapkan Itera bukan hanya menjadi tempat pendidikan, melainkan juga menjadi tempat berinteraksi masyarakat dengan pengembangan konsep desain ruang terbuka hijau sebagai penghijauan, menyediakan tempat untuk sarana ruang publik dan sarana olahraga. “Kami juga akan membangun danau yang bisa digunakan untuk olahraga dayung dan akan menjadikan satusatunya kampus yang mempunyai olahraga dayung,” katanya. Sementara dalam sambutannya, Rafel P. Sibagariang menjelaskan selama ini PTPN VII telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang ada di Lampung, terutama dalam penelitian dan praktek kerja lapangan. “Sudah banyak perguruan tinggi yang meminta masukan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan,” tambahnya. Sehingga ke depan perguruan tinggi tersebut bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang andal pada bidang-
bidang studi yang dibutuhkan perusahaan di Indonesia. Sedangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan PTPN VII adalah yang memiliki keahlian di bidang tanaman, teknik pengolahan, keuangan, serta bidang SDM dan Umum. Menurutnya, dalam lima tahun ke depan, PTPN VII memang belum
melakukan rekrutmen karyawan dari eksternal. Sementara untuk memenuhi kebutuhan SDM di level pimpinan, dilakukan seleksi dari jalur internal. “Dalam perekrutan karyawan ada dua kelompok, yakni karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana,” Rafel Sibagariang menjelaskan. (tim)
Itera Berperan Bisa Siapkan SDM Bermutu
P
elaksanaan pembangunan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing tinggi, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Peran tersebut diharapkan dapat dilaksanakan oleh Institut Teknologi Sumatera (Itera). Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Arinal Djunaidi menegaskan hal itu saat melantik mahasiswa baru Itera tahun 2015/ 2016 di Bandarlampung, beberpa waktu lalu. Acara dihadiri Rektor Itera, Penjabat Bupati Lampung Selatan Kherlani, Ketua dan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, dan 391 mahasiswa baru Itera. Dari 391 mahasiswa, 223 berasal dari luar Lampung. Penyiapan SDM yang berdaya saing tinggi, sehat, dan sejahtera, dibutuhkan untuk menghadapi dan mendukung percepatan pembangunan. “Salah satu pintu Jalan Tol Sumatera letaknya berdekatan dengan Kampus Itera. Ini akan mempercepat pengembangan wilayah di Provinsi Lampung,” ujarnya. Dia mengatakan Pemprov Lampung juga akan membangun Pusat Olahraga berstandar
nasional di kawasan Kampus Itera. Science Park di kampus tersebut juga dibangun sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus sebagai wadah yang bisa menghubungkan dunia penelitian dengan dunia industri. Selain itu, ke depan Kampus Itera akan dikembangkan menjadi suatu kawasan yang terintegrasi dengan pembangunan Kota Baru dan pusat pendidikan lainnya: IAIN, Unila, dan pendidikan lainnya di sekitarnya. Rektor Itera Ofyar Z. Tamin mengatakan potensi Pulau Sumatera begitu besar. Sebagai pulau terbesar ke-6 di dunia, Sumatera menyimpan kekayaan sumber daya alam dan posisi strategis. Sebagai contoh, kata dia, Sumatera Utara menyimpan sekitar 17% cadangan air bersih nasional, Sumatera bagian selatan menyimpan 40% cadangan nasional gas bumi dan 50% cadangan batu bara nasional, serta di Sumatera bagian tengah menyimpan 52 % cadangan minyak bumi nasional. Dari sektor perkebunan, kata dia, Sumatera menyumbang sekitar 7 juta hektare perkebunan kelapa sawit nasional atau setara 87% luas perkebunan kelapa sawit nasional. Selain itu, potensi sebagai beranda terluar Indonesia yang menghadap
Sekprov Lampung Arinal Djunaidi memberikan cinderamata kepada mahasiswa Itera.
langsung negara tetangga juga demikian besar untuk meningkatkan ekonomi sekaligus pertahanan negara, katanya. Dia mengatakan idealnya jumlah populasi sarjana teknik Indonesia sejumlah 1.8 juta jiwa atau 3 kali lebih besar dari saat ini pada 2010. Sedangkan periode 2011-2015 idealnya penambahan sarjana teknik seharusnya lebih dari 57.000 orang/ tahun. Tetapi tahun 2014, menurut data populasi mahasiswa teknik baru mencapai 30.000-an mahasiswa, katanya. “Kebutuhan sumber daya tentu tidak saja hanya terhadap sarjana teknik. Tetapi kepada kebutuhan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi kepada rakyat Indonesia. Aksesibilitas tersebut salah satunya diukur berdasarkan Angka Partisipasi
Kasar Perguruan Tinggi. Angka partisipasi kasar perguruan tinggi nasional Indonesia pada tahun 2012 baru mencapai angka 28 persen,” katanya. Pada level provinsi, APK Lampung baru menyentuh angka 20%. Ini artinya ada 72% penduduk Indonesia usia 19-23 tahun yang belum sempat kuliah. Target pemerintah pada 2015 ini telah mencapai 35%. Tantangan itu, ujar dia, membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan nasional maupun regional. Di dalam skala regional, kolaborasi saat ini telah dijawantahkan melalui kerja sama MoU antara Itera-Unila, Itera-IAIN, dan Itera-UBL dalam skala regional. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
Membekali Asisten agar Menguasai Lapangan
AKTIVITAS
Sebagai upaya membentuk asisten tanaman yang andal dan mumpuni, Bagian SDM PTPN VII kembali melaksanakan kegiatan pembekalan bagi calon asisten hasil kualifikasi reguler. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis (3—6/11/2015).
K
epala Bagian SDM Kantor Direksi Habib Wibowo menjelaskan peserta pembekalan adalah 21 calon asisten/staf tanaman hasil kualifiakasi jalur reguler tahun 2015. “Tujuannya agar mereka siap dalam menghadapi penugasan baru. Sebab, posisi mereka saat ini adalah karyawan pimpinan,” katanya. Sementara Direktur Pemasaran dan Renbang Rafel P. Sibagariang ketika membuka kegiatan dalam pengarahannya mengatakan dalam merekrut pimpinan pada tingkat asisten tanaman, Direksi PTPN VII memiliki dua pilihan, yakni jalur eksternal dan jalur internal. Untuk jalur internal juga ada dua, yaitu jalur khusus dan jalur karier (promosi) seperti yang dilakukan saat ini. “Selama ini untuk jabatan pimpinan asisten dipilih dari jalur eksternal. Kali ini, Direksi memilih untuk mengambil dari jalur internal,” katanya. Diharapkan dengan direkrutnya calon asisten tanaman dari jalur internal dapat meningkatkan kinerja.
Menurut Rafel, dengan kualifikasi internal, para calon asisten tanaman sudah memahami cara kerja yang ada di perusahaan, baik dari lingkungan internal maupun eksternal. “Bagaimana pola kerja di perusahaan ini kalian sudah paham, tinggal lagi meningkatkan kapasitas,” katanya. Jika sebelumnya sebagai mandor besar, setelah menjadi asisten cakupannya lebih luas, tanggung jawabnya juga lebih besar. Selain itu, tambah Rafel, para calon juga sudah tahu pengaruh eksternal terhadap perusahaan, bagaimana mengatasi pencurian, mengahadapi masyarakat di sekitar perusahaan, bagaimana berinteraksi dengan stake-
holder dan lainnya. Jika paham itu semua akan lebih memudahkan dalam menjalankan tugas. Dengan demikian diharapkan bisa menjadi kekuatan dibandingkan dengan merekrut asisten dari jalur eksternal. “Seorang asisten dari jalur eksternal belum pernah tahu kondisi lingkungan afdeling yang dia pimpin, sehingga memerlukan waktu untuk beradaptasi,” katanya. Selain itu, bila asisten diterima dari jalur internal secara teknis yang diterima ini sudah memahami pekerjaan, sudah ahli dalam pekerjaannya, sehingga kompetensinya juga tidak diragukan lagi. Selanjutnya, Rafel menjelaskan para mandor besar yang diterima sebagai asisten tanaman ini juga telah menjadi pemimpin di kemandoran masing-masing. Hanya saja selama ini posisinya membantu asisten dan tidak bertanggungjawab langsung kepada manajer. “Tapi menjadi pemimpin, memberi pengarahan, dan mengelola pekerjaan dan bawahan itu sudah dilaksanakan. Tinggal meningkatkan kapasitasnya,” kata dia. Rafel mengharapkan sebagai pemimpin yang pertama adalah memberi pengaruh kepada anggota agar melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin itu. Karena itu, sebagai pemimpin harus punya keberanian, kekuatan, paham lingkungan, paham teknik pekerjaan, dan punya motivasi yang lebih, motivasi yang luar biasa, agar berhasil dalam menjalankan tugas-tugas sebagai asisten tanaman. “Juga harus memiliki rasa bangga, berusaha menunjukkan kinerja bahwa saudara tidak kalah dengan asisten yang diterima dari jalur eksternal. Nanti kita akan lakukan evaluasi, baik asisten yang diterima jalur internal maupun dari jalur eksternal,” katanya. Rafel mewanti-wanti jangan sampai
8
nanti ada kejadian seluruh asisten yang diterima dari internal kinerjanya jauh di bawah dengan yang diterima dari eksternal. “Jika itu terjadi, berarti kalian menutup kesempatan bagi teman-teman kalian yang masih memiliki kesempatan dari mabes menjadi asisten,” tegasnya. Untuk itu, saat ini semua yang telah lulus seleksi harus menjadi contoh, membuktikan bahwa memang layak menjadi staf, layak menjadi pemimpin dengan memberikan kinerja yg lebih baik dibandingkan dengan asisten dari eksternal. Harus diakui, ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki secara cepat. “Saudara mungkin lemah dalam bahasa Inggris. Tapi Direksi melihat bahasa Inggris belum begitu penting untuk tingkat asisten tanaman,” katanya. Namun, kemahiran mengaplikasikan komputer sangat penting. Sebab, sistem perusahaan ke depan berbasis teknologi informasi. “ERF kita seluruhnya berbasis komputer. Jadi, kalian semua harus belajar dan belajar. Jangan gagap teknologi,” tegasnya. Sebagai pemimpin harus belajar dan bisa berubah, dari mindset pelaksana menjadi pimpinan. “Belajar berdiskusi, mengembangkan pikiran untuk mempengaruhi orang lain, memperbaiki cara berkomunikasi. Dalam menjalankan tugas, komunikasi sangat penting, karena itulah yang bisa mempengaruhi orang lain,” katanya. Kemudian yang tak kalah penting adalah menjadi teladan, harus bisa menjadi anutan. “Sebagai pemimpin kalian harus disiplin, membuat RKAP, RKO, dan membuat perencanaan. Kelemahan asisten sekarang apa yang dilaksanakn besok tidak direncanakan hari ini. Setiap sore, asisten tanaman harus berkumpul dengan mandor dan mabes untuk membuat perencanaan esok untuk mencapai target bulan ini,” katanya. Menurut Rafel, kelemahan yang paling besar saat ini adalah di perencanaan dan pengawasan. Dalam pengawasan, asisten harus mendatangi pekerja ke lapangan, apakah pekerjaannya sesuai dengan pedoman atau tidak. Jadi, tidak hanya menerima laporan di meja,” tagasnya. Pembekalan hanya dilaksanan tiga hari. “Ini bukan waktu yang cukup untuk mendapat bekal. Oleh karena itu, saudara dituntut untuk bisa belajar mandiri. Mana gaya kepemimpinan asisten yang bisa mengairahkan kinerja, itu yang harus dipakai. Anda harus mulai mempelajari itu semua,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
9
AKTIVITAS
Optimalisasi Peran Pengurus Serikat Pekerja
S
ebagai upaya mengoptimalkan peran dan fungsi pengurus, Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) VII menggelar pelatihan dan pembekalan yang diikuti oleh ketua dan sekretaris cabang dari wilayah Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Pelatihan dan pembekalan dilaksanakan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu (14—15/11/2015), di Kinasih Resort & Conference, Bogor, Jawa Barat. Tema utama pelatihan adalah “Mengoptimalkan peran & fungsi pengurus SPPN VII sebagai mitra sejajar manajemen.” Ketua Umum SPPN VII Fedy Pudiansyah dalam sambutannya pada acara pembukaan mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyatukan visi, misi, dan persepsi serta menjalin kebersamaan antarpengurus dalam rangka mewujudkan citacita SPPN VII, yaitu “Perusahaan maju, pekerja sejahtera.” Selain pembekalan dengan materi di dalam kelas, juga diadakan kegiatan di lapangan dalam bentuk permainan yang bertujuan menjalin kebersamaan dan kekompakan para peserta. Materi yang diberikan antara lain membangun kebersamaan dan pengenalan organisasi serikat pekerja yang disampaikan oleh Sasmika D.S. dan Agus Faroni.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Perkebunan (FSPBUN) Tuhu Bangun juga hadir memberikan pembekalan. Dalam uraiannya, Tuhu Bangun menjelaskan bahwa saat ini semua perusahaan yang berbasis bisnis perkebunan mengalami masa sulit, sebagai akibat anjloknya harga komoditas karet dan sawit. Oleh karena itu, pengurus SPPN hendaknya memahami situasi dan kondisi yang terjadi dan memberikan pemahaman kepada anggota, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan untuk berperan serta dalam membantu perusahaan meningkatkan kinerja. “Jangan sampai muncul gejolak yang justru akan merugikan perusahaan yang pada akhirnya juga merugikan karyawan,” katanya. Selain itu, pengurus SPPN juga harus kompak dan bersatu, termasuk ikut serta mengambil langkah-langkah strategis dalam memperjuangkan harga komoditas.
Menurutnya, FS-PBUN telah mengambil langkah-langkah strategis antara lain memperjuangan agar ekspor CPO bebas pajak. Langkah strategis lainnya adalah berupaya mengurangi beban biaya dengan cara
efisiensi tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu dan dosis, sehingga tidak ada losses dalam produksi. “Harapan federasi yang terpenting kepada pemegang saham jangan sampai dengan adanya penurunan harga komoditas lalu mengambil kebijakan yang berdampak pada penurunan produksi pada tahun depan dan kebijakan pengurangan tenaga kerja melalui PHL,” ujarnya. Contohnya kebijakan yang berdampak pada produktivitas adalah pengurangan dalam pemupukan tanaman atau bahkan tidak dilakukan pemupukan sama sekali, sehingga produktivitas tanaman akan menurun pada dua sampai dengan tiga tahun ke depan. Dia menyebut dari Juni hingga September 2015 merupakan puncak keterpurukan harga CPO. “Harga ratarata CPO sepanjang September tersungkur di US$ 526,9 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun 2,3%
dibandingkan bulan sebelumnya yangmasih di angka US$ 539,3 per metrik ton,” katanya. Dengan harga CPO dan karet di pasar internasional yang terus melorot, pendapatan petani sawit dan perusahaan-perusahaan perkebunan juga menurun drastis, bahkan bisa dikatakan merugi. Sebab, ongkos dan biaya produksi terus naik, seiring dengan kenaikan harga-harga bahan penyokong untuk produksi. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
10
WARTA
Banyuasin dan Muaraenim Jadi Distrik Sumsel Sebagai upaya efektivitas dan efesiensi dalam menghadapi tantangan yang semakin berat, manajemen PTPN VII melakukan beberapa perubahan. Setelah menggabungkan distrikdistrik yang ada di wilayah Lampung, berikutnya menggabungkan Distrik Banyuasin dan Muaraenim menjadi Distrik Sumatera Selatan.
P
enggabungan tersebut dilakukan bersamaan dengan berakhirnya masa tugas General Manager Distrik Banyuasin Wahyu Supriatna, yang digantikan Robert Simanjuntak yang juga menjabat GM Muaraenim. Serah terima jabatan tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Direktur Utama, Senin (16/11/2015). Dalam sambutannya Direktur Utama PTPN VII Kusumandaru N.S. mengatakan dilaksanakannya penggabungan dua distrik yang ada di Sumatera Selatan tersebut sebagai langkah efektivitas dan efesiensi dalam menghadapi tantangan yang semakin berat. “Kita melihat bahwa sekarang ini semakin berat menghadapi tantangan yang ada. Apa yang kita raih dari produksi tidak menonjol akibat dari harga komoditas karet dan sawit yang cenderung menurun. Sementara di gula ada
peningkatkan walaupun tahun ini rendemennnya masih di bawah. Inilah salah satu langkah yang kita lakukan, yang tentunya memerlukan perubahan mindset dan mental kita serta pola kerja yang sangat berbeda dengan sebelumnya,” katanya. Sebagai pimpinan, Dirut Kusumandaru menyatakan bangga atas kinerja Wahyu Supriatna yang telah memberikan yang terbaik
kepada perusahaan. “Saya salut dengan kesuksesan Pak Wahyu,” katanya. Menurutnya, manajemen harus memberikan penghargaan kepada karyawan yang memberikan sumbangsihnya kepada perusahaan secara professional. Kusumandaru atas nama manajemen mengucapkan terima kasih atas kinerja Wahyu Supriatna yang sudah menjadikan
Distrik Banyuasin menjadi lebih baik. Kusumandaru juga mengingatkan kepada jajaran pimpinan agar jangan pernah membawa jabatan dalam kehidupan keseharian. Kita bukan siapa-siapa. “Saya di PTPN VII memang direktur utama, tapi di luar sana bukan siapa-siapa. Tidak semua orang di luar sana tahu dengan jabatan saya. Jadi, jangan pernah membawa jabatan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya. Menurut Kusumandaru, kunci sukses dalam pengelolaan bisnis perkebunan adalah di unit kebun dan pabrik. Tugas GM adalah menyambung kebijakan direksi. “Tugas GM harus bisa membuat unit-unit menjadi lebih bagus,” tegasnya. Kusumandaru
menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki memiliki keberanian, karena jika tidak maka tidak akan bisa memimpin. Selain itu, juga harus memiliki jiwa interpersonal, yaitu bisa ke atas bisa ke tengah dan juga bisa ke bawah. Kemudian yang tak kalah penting adalah pemimpin harus harus bisa menjadi narasumber bagi bawahannya. Sementara Wahyu Supriatna yang telah memasuki masa pensiun pada kesempatan itu menyamapaikan permohonan maaf atas segala kesalahan selama mengabdi di PTPN VII. “Masih belum banyak yang diperbuat untuk perusahaan. Mudah-mudahan ke depan, PTPN VII bisa terus menjadi perusahaan yang lebih baik,” katanya. (tim)
Wahyu dan Bambang Pamitan
P
agi itu halaman kantor Distrik Banyuasin masih diselimuti kabut asap tipis. Seperti biasa, setiap Sabtu pagi seluruh personil Distrik Banyuasin melaksanakan senam jantung sehat dan aerobik. Semua peserta bersemangat mengolah raga, bergerak lincah dan gembira sesuai irama. Namun, suasana pada pagi 31 Oktober 2015 itu berubah usai senam. Suasana yang mulanya ceria berubah hening dan keharuan menyelimuti ketika H. Wahyu Supriatna memberikan kata pamitan. Wahyu (GM Distrik Banyuasin) dan H. Bambang
Budhiardi (Kabid Keuangan Distrik Banyuasin) mulai 1 November 2015 secara resmi memasuki masa pensiun tetap (MPT). Wahyu Supriatna telah bekerja di PTPN VII selama 36 tahun lebih, memulai karirnya sejak 1 Januari 1980 sebagai pekerja harian lepas. Karena kegigihan dan keuletannya akhirnya bisa mencapai jabatan puncak, yaitu General Manager Distrik Banyuasin, meski hanya dijalaninya selama 3 bulan. “Alhamdulillah syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan saya dan keluarga nikmat rezeki, nikmat sehat, dan sebagainyanya, sehingga saya menjadi seperti ini. Apa
yang saya kerjakan sampai saat ini merupakan ridho Allah SWT dan juga dukungan penuh dari keluarga saya. Sehingga amanah yang saya terima bisa saya laksanakan dan selesaikan dengan baik,” katanya. Dalam sambutannya yang saat itu didampingi istrinya, Neng Risa Lasmidara dan ketiga anaknya (Bayu Gumulya, Gilang Ramadhan, dan Tia Mustika Asih) juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua karyawan di Distrik Banyuasin. “Saya mohon maaf yang seikhlasnya bila selama saya bertugas di sini ada ucapan atau perbuatan yang membuat Bapakbapak dan ibu tersinggung atau sakit hati. Disaksikan oleh keluarga saya, saya mohon maaf yang seikhlasikhlasnya,” kata lelaki kelahiran Natar tahun 1960 itu. Sementara Bambang Budiardhi yang juga didampingi istrinya,Widiastuti, menyampaikan hal yang sama. “Terima kasih atas dukungan dan kerja sama temanteman sehingga saya bisa melaksanakan dan mengakhiri tugas dengan baik. Juga mohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan
saya,” kata lelaki kelahiran Mojokerto tahun 1960 itu yang per 1 November 2015 telah bekerja di PTPN VII selama 32 tahun 8 bulan itu. Acara pamitan tersebut membuat semua yang hadir terharu. Selain dihadiri seluruh pekerja di kantor Distrik Banyuasin, acara juga dihadiri para manajer dan asisten di lingkungan Distrik anyuasin. Acara diakhiri dengan pemberian cendera mata dari pekerja dan para manajer unit. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
Unit Padang Pelawi Distrik Bengkulu menjadi tuan rumah penyerahan naskah memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahamam antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dan perusahaanperusahaan di Kabupaten Seluma pada Selasa, 7 November 2015. Ditunjuknya Unit Padangpelawi sebagai tuan rumah karena posisinya yang strategis berada di tengahtengah antara Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma. ota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dan perusahaan-perusahaan yang berada di Kabupaten Seluma tersebut mencakup tentang Program Kerjasama dalam Mendukung Percepatan Pengembangan Ekonomi di Kabupaten Seluma. Ada empat perusahaan yang menandatngani MoU pada Juni 2015 lalu, yaitu PTPN VII, PT Bina Indah Lestari, PT Metatani Palma Abadi, dan PT Laras Prima Sakti. Isi dari nota kesepahaman itu sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 Ruang Lingkup Kegiatan, yaitu dalam
Jadi Tuan Rumah Penyerahan MoU
N
bentuk komitmen para pihak. Pihak Pertama dalam hal ini Pemerintah Provinsi Bengkulu memberikan kepastian hak, hukum, dan perlindungan; memberikan informasi secara terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan; dan memberikan pelayanan dan berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Sedangkan perusahaan sebagai pihak kedua berkomitmen untuk menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, antara lain bersedia membuat PKC (Perwakilan Kantor Cabang) di ibu kota provinsi; melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) antara lain menetapkan satu desa binaan, membuat laporan tentang kegiatan
penamanan modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penamanan Daerah; menghormati tradisi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Dari keseluruhan komiteman dalam nota kesepahaman tersebut, PTPN VII sudah melaksanakannya secara keseluruhan. General Manager Distrik Bengkulu Budi Firman dalam sambutannya mengatakan bahwa kontribusi yang diberikan PTPN VII sudah cukup besar dan berjalan dengan baik. Menurut Budi Firman, dari total rencana bantuan yang dianggarkan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di wilayah Distrik
11
WARTA Bengkulu sebesar Rp1,2 miliar, pada tahun 2015 telah terealisasi sekitar Rp900 juta. “Jadi masih anggaran tersisa sekitar Rp300 juta. Silakan masyarakat yang ingin mengembangkan usaha dapat mengajukan pinjaman sesuai dengan prosedur,” katanya. Sementara Gubernur Bengkulu H. Djunaidi Hamsyah dalam sambutan yang diwakili Kepala BKPMD Provinsi Bengkulu H. Lierwan mengatakan bahwa Pemerintah bertugas menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sementara perusahaan swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan masyarakat berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi, politik termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Kerjasama antar tiga elemen tersebut perlu juga memperhatikan aspek lingkungan agar tetap terjaga kelestarianya seiring dengan isu global, yaitu pembangunan perekonomian daerah melalui investasi hijau (green investment). Bupati Seluma yang diwakili Kepala BKPMD Kabupaten Seluma menilai bahwa PTPN VII sudah baik dalam penyaluran CSR. Meskipun demikian, hendaknya penyaluran bantuan tersebut tidak hanya kepada masyarakat di sekitar perusahaan, tetapi juga ke desadesa di seluruh Kabupaten Seluma. Salah seorang tokoh masyarakat Seluma, Nasri, menyatakan bangga atas peran serta PTPN VII dalam membangun masyarakat. “Sudah banyak yang dilakukan PTPN VII untuk masyarakat di sekitar Unit Padangpelawi,” katanya. Dia juga berharap perusahaan-perusahaan lain dapat berbuat yang sama seperti yang dilakukan PTPN VII. (tim)
Simulasi Atasi Kebakaran di Distrik Bengkulu
K
ebakaran beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk kesiagaan para karyawan jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di lingkungan mereka. Sebelum dimulai simulasi, para karyawan mendapatkan penjelasan tentang penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) yang disampaikan Ahmad Rijal, Staf Umum, Hukum, dan Pertanahan Distrik Bengkulu. “Kita harus bisa menggunakan APAR, sebagai tindakan pertama jika terjadi kebakaran,” katanya. Dibantu Parjianto, Waka Satpam Distrik Bengkulu, memperagakan tata cara penggunaan APAR. “Sebelum digunakan, angkat tabung lalu diguncang secara bolak-balik, atas taruh di bawah dan bawah berada di atas sedikitnya 3 kali. Setelah itu buka segel. Apabila segel telah dibuka, hati-hati, karena APAR siap dioperasikan,” katanya. Selanjutnyan arahkan selang ke depan dan siap untuk ditembakkan. Selanjutnya, cabut kunci penutup segel lalu tekan valve dan arahkan selang ke api. “Yang perlu diingat bahwa selang ditembakkan ke titik api searah dengan tiupan angin,” jelasnya. Menurut Rijal, yang perlu diperhatikan bahwa APAR adalah hanya dapat digunakan untuk sekali pakai. Jadi begitu digunakan harus habis. “Jadi, gunakan alat ini seoptimal mungkin karena apabila segel dan kunci telah terbuka maka harus dipakai. Dan apabila sudah dipakai
tidak dapat digunakan lagi.” Setelah penjelasan yang diberikan cukup, maka dilakukan simulasi dengan skenario sebagai berikut. Seperti biasa, setiap Sabtu pagi karyawan Distrik Bengkulu melaksanakan senam pagi bersama. Olahraga tersebut untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Bila karyawan sehat maka bisa bekerja optimal dan baik. Selesai senam pagi, biasanya karyawan dikumpulkan untuk mendapatkan “sharing knowledge” berbagi ilmu pengetahuan, yang dilakukan secara bergiliran oleh setiap bagian. Pada waktu itu, Dokter Dino sedang menyampaikan materi tentang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cara penanggulanganya. Usai mendapatkan penjelasan tersebut, para karyawan pun langsung kembali ke ruangan untuk memulai atau melanjutkan aktivitasnya di ruangan
masing-masing. Sedang asyik bekerja, tiba-tiba sirine berbunyi. Karyawan berhamburan keluar. Ada yang sakit kakinya dan lari berpincangpincang. Semua karyawan sibuk dengan caranya masing-masing untuk menyelamatkan diri dan menuju tempat berkumpul. Mereka saling bertanya: ada apa-ada apa? Ada yang berteriak telah terjadi kebakaran. Ahmad Rijal menjelaskan bahwa telah terjadi kebakaran di komplek perumahan karyawan. Para karyawan pun segera mengambil APAR yang tersedia di tempatnya. Mereka berlarian menuju komplek perumahan untuk memadamkan api. Dengan hitungan menit api dapat dipadamkan. Seluruh karyawan bersorak kegirangan karena api dapat dipadamkan dalam waktu yang singkat. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
12
WARTA
Sosialisasi Model dan Kamus Kompetensi Dalam rangka menjalankan salah satu misi perusahaan, yaitu mengembangkan sumberdaya manusia berbasis kompetensi, PTPN VII melakukan sosialisasi model dan kamus kompetensi yang telah selesai dirumuskan pada tahun 2011, serta pengukuran competency level index (CLI) tahun 2015.
S
osialisasi disampaikan Kepala Bagian SDM Kantor Direksi Habib Wibowo dan Sekretaris Perusahaan Sukarnoto, Selasa (17/11/2015), di ruang Rapat Dewan Komisaris Lantai 3, Kantor Direksi, melalui video conference dengan Distrik Muaraenim (kini Distrik Sumatera Selatan). Kabag SDM dan Sekretaris Perusahaan melakukan dialog jarak jauh (video conference) dengan seluruh pimpinan dan karyawan unit kerja di wilayah Distrik Muaraenim, yaitu Unit
Pabrik Karet Baturaja, Unit Beringin, Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungainiru, dan Unit Sungailengi. Setiap pimpinan dan karyawan unit menyampaikan model dan kamus kompetensi serta pengukuran competency level index (CLI) yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, Kabag SDM dan Sekretaris Perusahaan mengajukan sejumlah pertanyaan serta memberikan koreksi jika pelaksanaannya tidak sesuai. Kepala Bagian SDM Habib Wibowo menjelaskan sosialisasi tersebut bertujuan memberi pemahaman kepada
peserta tentang kompetensi secara teori maupun implementasinya, terkait dengan tugas dan tanggungjawab jabatan. “Sedangkan CLI merupakan salah satu ukuran kinerja korporat, yaitu KPI Direktorat SDM dan Umum, dan ini menjadi agenda setiap tahun,” ujar Habib. Manfaat dari kegiatan ini bagi karyawan adalah memperoleh pemahaman tentang kamus dan model kompetensi, tentang kompetensi yang dipersyaratkan pada jabatannya, dan memperoleh feedback tentang tingkat kompetensi yang dicapai.
Sedangkan untuk perusahaan, tambah Habib, bermanfaat untuk pengembangan karyawan (training need analysis), pengelolaan karier dan talenta (rencana karier karyawan), dan manfaat terakhir yang masih dalam perencanaan adalah menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penilaian kinerja. Untuk proses pengukuran CLI, jelas Habib, dilakukan melalui metode rating/ penilaian self assessment (penilaian terhadap kompetensi sendiri) dan penilaian 360º (penilaian kompetensi oleh atasan, rekan kerja, dan bawahan).
Pengukuran CLI tahun 2015 didukung dengan aplikasi pengukuran CLI berbasis web, sehingga setiap peserta diharuskan membawa laptop. Selain itu, CLI dilaksanakan di setiap wilayah/Distrik selama bulan November sampai dengan Desember 2015, dipandu dan didampingi oleh tim pengukuran CLI, yang dilaksanakan di kelas dan secara online. Selanjutnya, hasil pengukuran CLI tahun 2015 dapat diakses oleh setiap karyawan, sesuai hak aksesnya, setelah seluruh rangkaian proses pengukuran CLI selesai dilaksanakan pada bulan Februari 2016. (tim)
Deteksi Dini Penyakit Kanker
P
encegahan penyakit kanker yang terbaik adalah melalui deteksi dini dan menjalankan pola hidup sehat. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara mengenali penyakit kanker itu sendiri baik dari segi pencegahannya maupun akibatnya. Sebagai salah satu upaya memberi pengetahuan deteksi dini dan mencegah penyakit kanker, IKI Wilayah Distrik Muaraenim melaksanakan kegiatan sosialisasi deteksi dini penyakit kanker pada 24 Oktober 2015. Kegiatan dilaksanakan bekerja sama dengan Yayasan Penyuluhan Kanker Indonesia (YPKI) bertempat di Kantor Distrik Muaraenim. Kegiatan diikuti oleh seluruh perwakilan Cabang IKI Wilayah Muaraenim yang meliputi Cabang Sungailengi, Beringin, Sungainiru, Baturaja, dan Kantor Distrik Muaraenim. Ketua IKI Wilayah Distrik Muaraenim Ny. Corry Robert Simanjuntak mengatakan dalam penanggulangan kanker yang paling bagus adalah preventif dan promotif dalam arti bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. “Apa saja yang bisa dilakukan untuk pencegahan? Pertama harus mengetahui dahulu bagaimana faktor risikonya. Kemudian tanda-tanda penyakit kanker dan bagaimana pencegahannya,” tuturnya ketika membuka acara. Staf kesehatan Distrik Muaraenim, Murti Simanjuntak, selaku ketua panitia pelaksana, mengharapkan nantinya peserta setelah memahami dapat meneruskan dan
menyosialisasikan ilmunya kepada siapa saja di lingkungan keluarga maupun tempat tinggalnya. Materi disampaikan oleh Putri Aulia, S.K.M. dari YPKI Muaraenim, meliputi pengetahuan tentang kanker serviks, kanker prostat, dan kanker payudara yang dapat menyerang siapa saja, termasuk para ibu dan pekerja di PTPN VII. “Yang pertama adalah kanker servik. Penyakit ini terjadi karena terinfeksi virus. Faktor penyebanya beragam, bisa karena menikah muda (umur di bawah 20 tahun) atau sering berganti pasangan, karena virus bisa menular melalui hubungan seksual dan juga bisa ditimbulkan oleh orang yang suka merokok,” katanya. Kanker serviks ditandai dengan pendarahan setelah hubungan seksual, pendarahan di luar siklus mensturasi, pendarahan setelah menopause, dan keluar cairan keputihan berlebihan. Pencegahannya bisa dilakukan dengan vaksinasi HPV, menghindari faktor penyebabnya dan deteksi dini kanker serviks dengan papsmear atau IVA di fasilitas kesehatan secara berkala, jelas Aulia. Yang kedua, penyakit kanker prostat. Penyakit ini merupakan pembunuh nomor tiga bagi kaum pria
setelah stroke dan serangan jantung. Kanker ini disebabkan tumbuhnya tumor pada kelenjar prostat dan khususnya ditemukan pada pria. Gejala kanker prostat adalah susah buang air kecil, atau terlalu sering buang air kecil dan saat buang air kecil terasa sakit serta tidak tuntas. Sering sakit di bawah perut (seperti turun berok), sakit di bawah punggung, dan sering sakit di pergelangan paha. “Cara mencegahnya antara lain dengan konsumsi makanan sehat, olahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, dan meningkatkan asupan zinc,” jelas Putri. Kemudian yang ketiga kanker payudara. Faktor risikonya perempuan usia 35–49 tahun, dari keluarga dengan riwayat kanker payudara, mensturasi dini atau menopause terlambat, tidak menikah dan tidak menyusui, pola makan berlemak, komsumsi alkohol, dan sering terkena radiasi. Tanda-tandanya seperti adanya benjolan pada payudara di sekitar ketiak, keluar cairan bukan ASI dari payudara, dan payudara terasa sakit. Cara sederhana dan mudah untuk mengenalinya adalah dengan melakukan gerakan sendiri (pemeriksaan payudara secara dini). “Kita bisa melakukan sendiri secara rutin pada 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi. Pada masa itu, kepadatan payudara berkurang. Lakukan setiap satu sampai tiga bulan sekali,” tutur Putri. Langkah-langkah sendiri yang dapat dilakukan: 1) Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada
bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan atau perubahan pada puting. Jangan khawatir bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris. 2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada dengan sendirinya berkontraksi saat melakukan gerakan ini. 3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada. 4. Angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan. 5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi. 6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak. Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan, untuk mencermati payudara sebelah kiri. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
Lagi, Presiden Tinjau Tol Lampung
13
WARTA
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ketiga kalinya ke proyek tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung, Jumat (6/11/2015). Jokowi menyebut tiga tahun lagi, tol ini akan tembus hingga ke Palembang.
M
antan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, agar mempercepat pembangunan ruas tol sepanjang 140 kilometer (km) ini. Proyek dibagi menjadi 4 bagian yang dikerjakan oleh 4 kontraktor yang berbeda. Keseluruhannya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Memang di sini ada empat seksi yang dibangun oleh BUMN berbedabeda. Di ujung di Bakaheuni oleh PT PP
Tbk. Dan di sini oleh PT Waskita karya, di sebelahnya PT Adhi Karya Tbk, di sebelah sananya lagi PT Wijaya Karya Tbk. Cara-cara kerja seperti ini akan mempercepat,” tutur Jokowi kala melakukan kunjungan di KM 77 Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung. Jokowi menyebut ini ketiga kalinya mengunjungi tol yang dikerjakan PT Hutama Karya ini. Diketahui, PT Hutama Karya diberikan penugasan oleh peme-
rintah. “Ini yang ketiga. Karena progress perkembangan tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, saya melihat. Baik masalah ganti rugi lahan, baik masalah pekerjaan lapangan terus kita pantau,” jelas Jokowi. Presiden mengatakan target pemerintah adalah bisa menyelesaikan pekerjaan fisik dari tol ini secepatnya. Sehingga tol ini bisa fungsional pada tahun 2018. “Tiga tahun sudah tembus sampai Palembang, nanti yang dari barat, yaitu dari Aceh dimulai menuju ke timur,” katanya. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan yang mendampingi Jokowi dalam kunjungan tersebut menuturkan jalan tol ini sudah lama ditunggu masyarakat Lampung. Kini, perkembangan pembangunan sudah menunjukkan sinyal yang baik.
“Rencana pembangunan jalan sudah lama, sehingga masyarakat hampir hilang kepercayaan, karena cuma janji-janji. Sekarang sudah kelihatan. Sekarang masyarakat Lampung, khususnya Lampung Selatan, menyampaikan terima kasih pada pemerintah karena pembangunannya sudah dimulai,” katanya. Dalam peninjauannya, Jokowi ditemani Ibu Negara Iriana, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Lampung Ridho Ficardo dan pejabat lainnya. (tim)
Upacara dan Pameran Peringati Hari Pahlawan
M
emperingati Hari Pahlawan 10 November 2015, Kementerian BUMN dan BUMN menggelar upacara dan pameran foto BUMN Hadir untuk Negeri. Upacara Peringatan Hari Pahlawan dilaksanakan di halaman Kantor Kementerian BUMN dengan melibatkan seluruh jajaran pejabat eselon I, II, III, dan IV beserta fungsional umum Kementerian BUM dan Tenant. Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah. Upacara yang dimulai pukul 07.00 tersebut adalah sebuah cermin atau refleksi tentang pengorbanan, keteladaan dan keteguhan untuk menggapai harapan masa depan dengan terus bekerja dan bekerja dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera. Sudah menjadi kebiasaan di Lingkungan Kementerian BUMN untuk petugas upacara akan bergantian dari satu Kedeputian ke Kedeputian lain. Kementerian BUMN sebagai bagian dari bagsa Indonesia, tahun ini juga memberikan sumbangsihnya bagi para pahlawan (veteran). Saat ini telah dilaksanakan bedah rumah bagi veteran di 34 provinsi seluruh Indonesia dalam rangkaian kegiatan Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan RI
dengan tagline BUMN Hadir untuk Negeri. Sebuah tanda jasa untuk para pejuang yang merelakan separuh kehidupannya demi kehidupan yang saat ini kita nikmati. Untuk gelaran Pameran Foto, bertempat di Fountain Grand Indonesia, West Mall. Menteri BUMN Rini M. Soemarno hadir meresmikan acara yang digelar mulai tanggal 10–15 November 2015 dan gratis untuk umum. Seluruh foto yang dipamerkan adalah foto-foto terbaik dari Program BUMN Hadir untuk Negeri yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di 34 provinsi. Berbeda dengan peresmian biasanya, kali ini peresmian Pameran Foto terbilang unik. Menteri Rini tidak melakukan pengguntingan pita atau penekanan tombol tanda kegiatan diresmikan, melainkan beralih menjadi fotografer dan harus mengabadikan para tamu yang hadir di area pameran. Klik, Pameran BUMN Hadir Untuk Negeri Bakti Bagi Para Pejuang pun resmi dibuka dan dihadiri pula oleh Pejabat Eselon I Kementerian BUMN serta Direktur BUMN. “Saya bangga kepada seluruh pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri. Pada tanggal 10 November ini kita perlu mengenang para pahlawan yang telah berjuang untuk Kemerdekaan dan saya ucapkan terima kasih kepada seluruh BUMN karena dengan kesempatan ini mampu memberikan kebahagiaan bagi para pejuang yang mungkin belum mendapatkan kesejahteraan seperti yang kita harapkan. Semoga kegiatan seperti ini dapat diteruskan di masa yang akan datang,” kata Menteri Rini dengan rasa haru saat menyampaikan sambutan. Pengukuhan Dharma Wanita Pengukuhan Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian BUMN masa bakti 2014–2019 dilaksanakan pada Jumat, 30 Oktober 2015 di Lantai 21 Gedung Kementerian BUMN. Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri BUMN Rini
Soemarno, selaku Penasehat DWP Kementerian BUMN. Pengukuhan dilakukan oleh Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Wien Ritola Tasmaya, dengan membacakan naskah pengukuhan Dharma Wanita Persatuan. Pengurus DWP Kementerian BUMN masa bakti 2014 – 2019 kembali diketuai oleh Ny. Pia Megananda. Acara juga dihadiri para pejabat eselon-1 Kementerian BUMN, karyawan/karyawati, sejumlah pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat, para penasehat DWP Kementerian BUMN sebelumnya, perwakilan sponsor yaitu: PGN, BNI, Pegadaian dan Jamkrindo, Pengurus Ikatan Istri Pimpinan BUMN dan orang tua dari anak asuh peserta Program Peduli Pendidikan. Usai pengukuhan, acara dilanjutkan dengan Seminar Parenting bertema Dampak Penggunaan Narkoba dan Gadget bagi Perkembangan Jiwa Seseorang. Hadir sebagai nara sumber pada sesi pertama Aisyah Dahlan yang menyampaikan materi dengan tema Manajemen Emosi dan Dampak Negatif Penggunaan Narkoba. Pembicara pada sesi kedua adalah Farahdina dari Indonesi Heritage Foundation (IHF), yang menyampaikan tema Dampak Negatif Gadget Bagi Perkembangan Jiwa Seseorang. (tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
14
PARIWISATA
Menikmati Eksotisme Bengkulu
Begitu menyebut kata Bengkulu, pasti terlintas dibenak kita adalah tempat pengasingan Ir. Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Juga terbayang Benteng Malhborough yang dibangun Inggris pada tahun 1713—1719, pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph Colet. Konon Benteng Malhborough merupakan benteng terbesar di Asia Tenggara.
Oleh Agus Tobationo engkulu kaya dengan objek pariwisata. Selain indah dan bersejarah, juga mudah dijangkau dan masyarakatnya sangat ramah. Fasilitas pendukung cukup memadai dan tempatnya pun di dalam kota, sehingga tidak sulit untuk mengunjungi dari satu lokasi ke objek lainnya. Tidak hanya kaya akan wisata sejarah, tetapi juga menyimpan potensi wisata laut yang menjanjikan. Wisatawan lokal dan manca negara yang berkunjung ke Bengkulu dipastikan puas setelah bersafari wisata. Tranporasi, penginapan, kuliner, dan suvenir sangat mudah didapat dengan harga terjangkau. Jarak antartempat wisata pun relatif dekat. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu di perjalanan untuk mengunjungi tempattempat wisatanya. Berikut beberapa objek wisata yang sudah terkenal di Provinsi Bengkulu.
B
RUMAH PENGASINGAN SOEKARNO Ir. Soekarno, Presiden pertama RI, pernah diasingkan di Bengkulu pada tahun 1938-1942. Kini rumah tempat pengasingannya diabadikan sebagai tempat parwisata. Tempatnya sangat strategis karena berada di tengah-tengah kota. Tepatnya di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Anggut Atas Kecamatan Ratusamban, Kota Bengkulu. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2010, Rumah Pengasingan Soekarno dijadikan cagar budaya. Ir. Soekarno yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, selama dalam pengasingan di Bengkulu banyak meninggalkan kenangan yang hingga saat ini dijadikan kebanggaan masyarakat Bengkulu. Rumah tempat pengasingan bung Karno, hingga sat ini masih seperti bentuk aslinya. Pemugaran yang dilakukan pemerintah tidak mengubah bentuknya. Rumah Bung Karno jauh dari kesan modern, bentuknya tradisional. Begitu memasuki halaman rumah Bung Karno sangat terasa aura tempo dulu. Halaman yang luas, hamparan rumput hijau dan rapi, taman bunga yang tertata indah
sangat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Sebagaimana diceritakan Harun (76) rumah pengasingan bung Karno pertama kali dibangun oleh Tjang Tjeng Kwat pada tahun 1918, yang bekerja sebagai penyalur bahan pokok untuk keperluan pemerintah kolonial Belanda di Bengkulu. Pada tahun 19381942 bangunan itu berubah fungsi menjadi rumah pengasingan Bung Karno yang ditawan Pemerintahan Kolonial Belanda. Di atas tanah seluas 40.434 m2, Rumah Pengasingan Bung Karno berdiri. Rumah terdiri atas bangunan utama berukuran 9 x 18 m dan bangunan penunjang. Bangunan utama meliputi teras depan, ruang tamu, ruang depan, ruang kerja Bung Karno, 3 kamar tidur, serta teras belakang. Kamar tidur masing-masing digunakan untuk tamu yang letaknya di ruang bagian depan dan 2 kamar tidur lainnya berada di ruang dalam, satu kamar digunakan Bung Karno dan Inggit Garnasih, serta satu kamar lagi merupakan kamar tidur Ratna Djuami dan Sukarti/Kartika. Bangunan penunjang berada di belakang bangunan utama yang terdiri atas kamar pembantu, gudang, dapur, dan kamar mandi. Antara bangunan utama dan bangunan penunjang ada sebuah sumur yang sangat jernih airnya. Hingga saat ini air sumur tersebut masih dapat digunakan dan tak pernah kering meski musim kemarau. Menurut beberapa warga, air sumur ini bila digunakan untuk cuci muka dipercaya bisa awet muda. Upaya pelestarian terhadap rumah pengasingan Bung Karno dilakukan beberapa kali perbaikan. Pertama kali dilakukan rehabilitasi tahun 1981 dengan mengembalikan ke bentuk aslinya. Pada 19 Agustus 1985 purna pemugarannya diresmikan Mendikbud saat itu, Prof. Dr. Fuad Hassan. Renovasi kembali dilaksanakan pada tahun1994 dan 1999, dilakukan perbaikan bangunan yang lapuk, utamanya di bagian atap bangunan utama dan atap serambi belakang. Tahun 2007 juga dilakukan perbaikan, di antaranya kanopi, balok gelegar dan balok tiang, kusen jendela dan kusen pintu, ventilasi, plafon dll. Terakhir perbaikan dilakukan pada tahun 2013 hingga saat ini nampak indah tetapi tidak merubah bentuk aslinya.
RUMAH KELUARGA FATMAWATI Rumah keluarga Fatmawati terletak di Jalan Fatmawati nomor 10, Kelurahan Anggut Atas atau berkisar 600 meter dari rumah pengasingan Bung Karno. Rumah keluarga Fatmawati juga dijadikan sebagai tempat pariwisata. Rumah ini merupakan replika dari rumah aslinya yang terletak di Jalan S. Parman. Fatmawati yang putri Bengkulu
sangat erat kaitannya dengan Kemerdekaan Republik Indonesia. Karena dari jari-jari lentik Fatmawati, bendera merah putih yang petama kali dikibarkan merupakan hasil jahitannya. Mesin jahit yang yang digunakan juga masih tersimpan rapi di rumah tersebut. Rumah itu terbuat dari bahan papan bercat coklat dengan model panggung yang merupakan ciri khas rumah di Sumatera. Di rumah ini disimpan barang koleksi pribadi Fatmawati, seperti fotofoto kenangan ketika masih kecil hingga dewasa dan aktif di berbagai organisasi kewanitaan. Pakaian-pakaian pribadi pun masih tertata rapi dilemari. Selain itu, perabotan rumah tangga masih terjaga rapi, seperti ranjang yang terbuat dari besi, meja rias, kursi serta lemari. Salah satu benda kenangan yang paling bersejarah adalah mesin jahit berwarna merah yang masih tersimpan rapi di kamar depan. Mesin inilah yang digunakan Farmawati untuk menjahit bendera merah putih yang pertama kali pada hari Proklamasi Kemerekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
MASJID SOEKARNO (MASJID JAMIK) Sejak pertama Soekarno menjalani pengasingan di Bengkulu, setiap sholat selalu pergi ke Masjid Jamik yang terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di ujung Jalan Suprapto. Masjid pada lahan seluas 4.000 meter persegi itu dibangun sejak Islam masuk Bengkulu pada abad ke-19. Masjid Jamik pada mulanya berdiri di Kelurahan Bajak, dekat makam Sentot Ali Basyah Prawiradirja (panglima perang Pangeran Diponegoro). Bangunanya sederhana, terbuat dari kayu dengan atap daun rumbia. Karena lokasi makam makin sempit, akhirnya masjid dipindahkan pada lokasi saat ini. Sebagaimana dijelaskan Imam Masjid Jamik, H. Ahmad Shadikin, M.Si., bangunan masjid yang pertama sudah tidak ada lagi, yaitu berukuran 6 x 8 meter. Bangunan yang ada sekarang adalah hasil renovasi pada saat Bung Karno di Bengkulu. Masjid terdiri dari bangunan utama ukuran 14,65 x 14,65 m dan didalamnya terdapat mihrab (tempat imam) dan di sebelah kanannya mimbar bergaya Istambul. Tiang dan atap bangunan bertingkat tiga merupakan rancangan Bung Karno, yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Bangunan serambi berbentuk segi
empat dengan ukuran 11,46 x 7,58 meter dan ditopang dengan tiang berbentuk segi delapan. Bangunan tempat berwudhlu berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 8,80 x 5,55 m. Masjid Jamik saat ini berdiri megah dan menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Masjid beratapkan seng ini pun teruji kekuatanya. Bangunan berbahan baku tanah liat dan batu karang ini cukup kokoh dan kuat serta memiliki nilai seni tinggi.
PESONA PANTAI PANJANG Mau bermain bola, jogging atau sekadar jalan-jalan sambil melihat matahari tenggelam? Pantai Panjang tempatnya. Pantai pinggiran Samudera Indonesia ini sangat indah dan bersih. Hamparan pasir putih yang menghiasi sepanjang pantai, pohon cemara yang menjulang tinggi meliuk-liuk diterpa angin laut, menjadikan indahnya suasana pantai. Di sepanjang pantai segalanya tersedia, tergantung apa yang ingin kita nikmati. Bila pagi atau sore, anak-anak hingga orang dewasa asyik bermain bola, bersepeda dan ada pula sarana permaianan lainya, seperti gocar, ayunan, dan sarana bermain anak-anak. Bagi yang tidak membawa sepeda, ada tempat menyewa dengan harga terjangkau. Bagi yang suka olahraga refleleksi juga disedikan tempat jalan kaki tanpa alas kaki di depan sport centre. Jalan dicor semen, di atasnya diberi batuan kecil dengan berbagai ukuran sehingga bila diinjak memeberikan efek refleksi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sedangkan yang hanya ingin dudukduduk saja sambil menikmati deru ombak, juga tersedia tempatnya, yaitu di bawah pohon atau pondokan. Ragam makanan ringan dan minuman juga tersedia. Ada penjual kepiting dan udang goreng keliling, es kelapa muda, sate ceker, restoran sea food, kafe, bahkan jika ingin menginap berjajar hotel di sepanjang jalan dekat pantai. Malam harinya, di pantai banyak hiburan. Layang-layang yang diterbangkan malam hari dengan hiasan lampu pernak-pernik menjadi hiburan tersendiri. Tidak hanya anak-anak yang suka maen layang-layang hias, orang tuapun sangat senang. Dengan layang-layang seharga Rp30 ribu dan benang hanya Rp15 ribu sudah cukup memberikan kesenangan bagi penggemar layang-layang pantai malam hari. Untuk memperindah di udara layangan diberi lampu penakpernik aneka warna dengan harga Rp8.000 per set. Di arah utara ada pantai lain, seperti Pantai Zakat, Pantai Tapak Paderi, dan tempat makan pinggir jalan. Di dekat Pantai Tapak Paderi berdiri Benteng Malborough. Di situ juga ada kampung tua yang dinamakan Kampung China. Gapura bergambar naga bercat warna warni sangat indah merupakan pintu gerbang masuk ke Kampung China.(tim)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
15
MOTIVASI
Wejangan tentang Ilmu Bahagia (4) Tulisan ini terjemahan dari naskah berjudul “Wejangan Kawruh Beja Sawetah” oleh Ki Ageng Suryomentaram. Tulisan ini merupakan hasil renungan Ki Ageng Suryomentaram bahwa pada hakikatnya proses rasa hidup manusia yang sesuai dengan hukum alam serta tindakan yang mengikuti hukum itu pasti berkembang dan berbuah dengan wajar. Tabah alias Tatag Apabila kita mengerti bahwa menusia itu abadi, keluarlah orang dari neraka menyesal-khawatir dan masuk surga ketabahan. Ini berarti berani menghadapi segala hal. Berani menjadi orang kaya atau miskin, menjadi raja atau kuli, menjadi wali (orang suci) atau bajingan. Karena ia mengerti bahwa kesemuanya itu rasanya pasti sebentar senang, sebentar susah. Teranglah pandangannya dan mengerti bahwa semua pengalaman yang mengkhawatirkan atau yang sangat menarik hati itu tidak ada. Pada pokoknya yang ditakuti itu adalah kesusahan, padahal orang tentu mampu melewatinya. Sudah terbukti beribu-ribu kesusahan dialami, ia mampu bertahan. Kesusahan yang paling hebat adalah merasa sangat malu atau menderita sakit sangat berat. Sedangkan jika hanya sangat malu dan sangat sakit saja, pasti orang mampu menjalani deritanya. Walaupun selalu mengeluh, “Rasa malu kali ini benar-benar melukai hatiku, aku tidak kuat menanggungnya!” Tetapi bila lepas dari neraka menyesal-khawatir dan masuk surga ketabahan, orang dapat menuntut bukti pada diri sendiri yang sering bohong. “Malu yang mana yang kau tidak kuat menanggungnya? Kenyataan yang tengah dialami ini memang menimbulkan rasa malu, benar-benar menyebabkan kau meringis sehingga kau benar-benar tidak berani keluar rumah menemui orang. Namun kau tetap kuat menanggungnya juga.” Demikian pula waktu sakit, orang mengeluh, “Sakitku kali ini benar-benar berat, aku tidak kuat menanggungnya!” Tetapi bila lepas dari sesal-khawatir serta masuk surga ketabahan, orang dapat menuntut bukti pada diri-sendiri yang biasa bohong, “Sakit yang manakah yang kau tidak kuat menanggungnya? Kenyataan saat ini memang sakit berat sehingga kau merintih, namun toh tetap kuat menanggungnya. Padahal betapa pun hebatnya orang menderita sakit ia hanya berakhir dengan mati. Sedangkan kalau cuma mati saja ia mesti kuat menjalaninya, dan itu telah dialami oleh beribu-ribu orang yang mati. Kalau aku mati, pasti perjalananku sama dengan orang-osang yang telah mati itu.” Oleh karena itu bila orang kuat menanggung semua pengalaman dan dapat mencukupi apa yang diperlukannya maka tumbuhlah rasa kaya. Tiap kali merasa malu, asal saja meringis sudah cukup. Artinya orang tidak kehabisan rasa meringis bila mendapat malu dan tidak kekurangan rintihan bila menderita sakit. Dan menjelang saat kematian, asal saja berdiam diri sudah cukup. Pada pokoknya yang diinginkan adalah rasa senang dan rasa senang ini pasti tercapai. Di mana saja, kapan saja, bagaimana saja, arang mesti mengalami senang. Misalnya orang menderita susah karena terbakar habis rumahnya. Bila ia menemukan sebuah celananya saja yang tidak turut terbakar, ia tetap bisa merasa senang. “Wah, untunglah celanaku tidak terbakar.” Misalnya orang menderita susah karena terlindas mobil kakinya hingga putus. Pada waktu sadar dari pingsannya ia pun masih dapat merasa senang. “Wah, untunglah kepalaku tidak terlindas sekalian.” Bila kepalanya pun kelindas hingga mati, masih ia bisa senang, “Wah, untunglah isteriku tidak ikut terlindas.” Apabila orang mengerti bahwa semua peristiwaperistiwa itu tidak ada yang mengkhawatirkan dan tidak ada pula yang sangat menarik hati, maka teranglah pandangannya, serta bebaslah ia dari barang-barang
di atas bumi dan di kolong langit ini. Karena ia mengerti bahwa barang-barang di atas bumi di kolong langit itu tidak dapat menyebabkan orang bahagia atau celaka. Juga tidak dapat menyebabkan orang senang atau susah. Karena pada hakekatnya, yang menyebabkan senang itu ialah keinginannya tercapai, dan yang menyebabkan susah itu ialah keinginannya tidak tercapai. Tetapi bukanlah barang-barang yang diinginkannya. Misalnya bila hujan dianggap menyenangkan, maka tiap kali turun hujan orang mesti senang. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Bagi orang yang sedang menyelenggarakan pertunjukan ketoprak (sandiwara jawa), bila hujan turun maka ia merasa susah. Kebalikannya, bila hujan dianggap menyusahkan, tiap kali hujan turun orang mesti merasa susah. Kenyataannya pun tidak demikian. Bagi petani yang sedang menanam padi, bila hujan turun maka ia merasa senang. Contoh lain yang lebih gamblang dan terang. Bila orang bersuami/isteri yang mempunyai anak dianggap senang, maka setiap orang yang bersuami/isteri dan beranak tentu tetap senang saja. Padahal yang sesungguhnya tidak demikian. Bila sedang bercekcok dengan suami/isterinya, dan anak-anaknya rewel, orang pasti merasa susah. Kebalikannya, jika bersuami/ isteri dan beranak itu dianggap susah, maka setiap orang yang bersuami/isteri dan beranak tentu tetap susah saja. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Bila sedang bercumbu-mesra dengan suami/isteri dan menimang-nimang anaknya, pasti orang merasa senang. Jadi jelaslah bahwa barang-barang itu tidak menyebabkan orang senang atau susah. Oleh karena itu, di atas bumi dan di kolong langit ini tidak ada barang-barang yang pantas dicari, ditolaknya atau dihindari secara mati-matian.
BAGIAN IV: MENGAWASI KEINGINAN Manusia itu semua sama, yakni abadi, rasanya sebentar senang, sebentar susah, demikian seterusnya. Bila kebenaran itu dimengerti, keluarlah orang dari penderitaan neraka iri-sombong, sesal-khawatir yang menyebabkan prihatin, celaka, dan masuklah ia dalam surga tenteram dan tabah yang menyebabkan orang bersuka-cita, bahagia. Setelah bersuka-cita dan bahagia, maka dapatlah orang menyadari dirinya sendiri sewaktu timbul keinginan apa-apa. Setiap keinginan itu pasti mengandung rasa takut kalau-kalau tidak tercapai. Keinginan inilah yang segera diyakinkannya: “Keinginan itu jika tercapai tidak menimbulkan bahagia, melainkan senang sebentar yang kemudian akan susah lagi. Dan bila tidak tercapai pun tidak menyebabkan celaka, hanyalah susah sebentar yang kemudian akan senang lagi.” Maka ia bisa menantangnya: “Silakan keinginan, berusahalah mati-matian mencari senang-senang abadi, dan berdayalah mati-matian menolak susah abadi, pastilah tidak berhasil. Kamu (keinginan) tidak mengkhawatirkan lagi”. Bila orang dapat meyakinkan keinginannya sendiri demikian, lenyaplah rasa prihatin. Berbareng lenyapnya prihatin, tumbuhlah si pengawas keinginannya sendiri yang mengerti keinginannya sendiri.
Benih Pengetahuan Si pengawas keinginannya sendiri ini ialah rasa aku, rasa ada. Orang itu tentu berasa aku, tidak bisa
tidak berasa aku. Setiap berasa aku tentu berasa ada. Berasa aku tetapi tidak berasa ada, tidaklah demikian. Si pengawas itu abadi karena ia itu barang asal. Barang asal itu tidak ada asalnya untuk membuatnya, tetapi malahan sebagai asal dari semua barang dan hal. Ia itu asalnya rasa aku-senang, aku-susah. Si pengawas ini abadi dalam mengawasi keinginannya sendiri yang bersifat sebentar mulur, sebentar mungkret, sebentar mulur, sebentar mungkret dengan rasa sebentar senang, sebentar susah, sebentar senang, sebentar susah. Rasa abadi yang mengawasi keinginannya sendiri itu, ialah abadi senang dan abadi bahagia. Ketika si pengawas belum timbul, orang merasa “akulah berkeinginan, aku senang, aku susah.” Ia itu masih sebagai benih pengetahuan yang mengetahui tindak-tanduk manusia, serta belum timbul rasa senang dan bahagia. Wujudnya si pengawas ketika itu belum timbul, tetapi masih sebagai benih ialah seperti contoh berikut ini. Misalnya orang ingin buang air, dalam diri orang itu ada yang mengetahui dan mengerti “Aku ini tergesa-gesa menuju ke kakus, pastilah ingin buangair.” Yang mengerti bahwa dirinya ingin buang air ini, tidaklah ikut berkeinginan buang air, akan tetapi hanya mengerti kehendaknya saja, yaitu si pengawas ketika belum tumbuh tetapi masih sebagai benih pengetahuan. Contoh lain yang lebih jelas ialah orang yang makan cabe merasa pedas. Dalam diri orang itu ada yang mengetahui dan mengerti “Aku ini megap-megap mencari minuman, tentulah kepedasan.” Yang mengerti bahwa dirinya kepedasan ini tidaklah turut kepedasan, melainkan mengerti bahwa dirinya kepedasan, yaitu ketika si pengawas belum timbul tetapi masih sebagai benih pengetahuan. Contoh lain yang lebih dekat, misalkan orang merasa malu, dalam diri orang itu tentu ada yang mengetahui dan mengerti: “Aku ini pasti mendapat malu, karena meringis-ringis dan tidak berani keluar rumah.” Yang mengerti dirinya memperoleh malu ini, tidaklah turut merasa malu, melainkan mengertinya saja, yaitu ketika si pengawas belum timbul, tetapi masih sebagai benih pengetahuan. Dan orang merasa “Akulah berkeinginan, yang senang, yang susah, yang malu, yang kepedasan, yang ingin buang air, adalah aku.” Bila si pengawas sudah timbul, lenyaplah rasa prihatin, kemudian orang merasa “Aku bukanlah keinginan”, dari sini ia akan merasa “Yang senang dan susah bukanlah aku”, dari sini ia merasa “Yang malu, yang kepedasan, yang ingin buang air bukanlah aku.”
Bahagia Maka orang akan merasa “Aku mengawasi keinginan, aku senang, aku bahagia.” Bila orang sudah mempunyai rasa “Aku mengawasi keinginan, aku senang, aku bahagia”, maka dalam mengawasi keinginannya sendiri dan perjalanan hidupnya sendiri, ia merasa “Itu bukanlah aku.” Begitu juga dalam menanggapi dunia dengan segenap isinya dan semua kejadian-kejadian, orang pun merasa “Itu bukanlah aku.” Demikian rasa aku itu bahagia dan abadi. Karena itu, di mana saja, kapan saja, bagaimana saja, bahagialah orang itu. Demikianlah pengetahuan orang hidup bahagia.
PENUTUP Demikian keseluruhan rasa-rasa manusia. Rasarasa yang diterangkan di sini hanyalah yang pokokpokok saja. Adapun kefaedahannya hanyalah sebagai batu loncatan untuk mempelajari perincian rasa-rasa sendiri. Yang menjadi penghalang untuk mengetahui perincian rasanya sendiri ialah cita-cita dalam arti umum. Wujud cita-cita itu adalah: “Mencari senang abadi”, seperti yang telah dibahas dalam buku ini. Bila diteliti sampai benar-benar jelas cita-cita itu lenyap, artinya orang akan berasa bahwa “Cita-cita ini bukanlah aku.” Bila cita-cita itu telah diketahui, dapatlah orang mengetahui perincian rasa-rasanya sendiri. Ternyata bekerjanya (prosesnya) rasa-rasa itu menurut hukum alam. Bila hukum alam itu diketahui, orang akan bertindak sesuai hukum alam itu dan merasa bahagia. (Habis)
TABLOID BULANAN No.110/November 2015
16
Porseni BUMN 2015 dan Kampanye Antinarkoba Menteri BUMN Rini M. Soemarno secara resmi membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) BUMN 2015 yang diikuti 119 perusahaan milik negara, di Jakarta, Minggu (8/11/2015). Porseni BUMN 2015 diselenggarakan mulai tanggal 9 sampai 27 November 2015.
P
rosesi pembukaan Porseni 2015 dimulai dengan gerak jalan santai pada pukul 07.30 WIB dari Kantor Kementerian BUMN Jalan Merdeka Selatan menuju Gedung Sarinah, Jalan Thamrin. Mengenakan pakaian olah raga berwarnah merah putih dan handuk putih, Rini didampingi sejumlah direksi BUMN membaur dan berjalan kaki bersama-sama dengan sekitar 1.000 peserta. Diiringi kesenian Reog Ponorogo, Menteri Rini sampai di halaman Gedung Sarinah, Thamrin yang disambut tarian tradisional Papua dan berbagai hiburan musik. Puncak cara pembukaan ditandai dengan pembentangan spanduk berukuran raksasa bertuliskan “Porseni BUMN 2015: Bintang Untuk Negeri”, di bagian atas sisi depan Gedung Sarinah. Pada prosesi pembukaan juga dilakukan kampanye antinarkoba oleh Kepala BNN Budi Waseso serta membagikan kartu “Gerakan Nasional Tanpa Narkoba” kepada semua kontingen BUMN yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mengetahui informasi tentang bahaya narkoba. Ketua Panitia Pelaksana Porseni BUMN 2015, Teddy Poernama, mengatakan pelaksanaan Porseni ke-8 ini diharapkan menjadi ajang silaturahmi dan prestasi di lingkungan keluarga besar BUMN. Mengusung tema “Bintang untuk Negeri”, penyelenggaraan Porseni BUMN ini diharapkan mampu memunculkan bintang-bintang baru di berbagai cabang olah raga maupun bidang kesenian. Delapan cabang olahraga yang dipertandingkan meliputi sepakbola, futsal, bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, bola voli, bola basket, dan bowling. Sementara lima cabang kesenian yang dipertandingkan antara lain kompetisi duta BUMN, vokal grup, standup comedy, tarian daerah, dan band. Berlangsungnya Porseni BUMN 2015 ini tidak terlepas dari perhatian dan dukungan penuh Badan Usaha Milik Negara seperti PT Bank BTN (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Taspen (Persero) serta pihak eksternal, yakni
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) menerima piala bergilir Porseni BUMN dari Juara Umum Porseni BUMN 2014 diwakili Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin (kanan) disaksikan Dirut BTN Maryono (kiri) saat pembukaan Porseni BUMN 2015 di Pelataran Sarinah, Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Wardah Cosmetics dan Uber. Mengenai prosesi pembukaan Porseni yang digelar secara tak biasa, Teddy Poernama punya alasan tersendiri. “Selama ini prosesi pembukaan Porseni dilaksanakan di Gelanggang Olahraga, di mana semua kontingen BUMN mengelilingi lapangan dan Menteri berada di podium. Kali ini prosesi dilaksanakan bersamaan dengan acara car free day dengan tujuan agar BUMN lebih menyatu dengan masyarakat dan berharap publik akan tersadar dan merasakan begitu besar kontribusi dan peran BUMN bagi bangsa ini,” kata Teddy.
dibuka oleh penampilan dari Vocal Group dan persembahan tarian dari Lenggang Harmoni BTN. Pada malam tersebut juga menjadi puncak pemilihan Duta BUMN 2015. Sebanyak 24 pasang pemuda-pemudi perwakilan dari 24 BUMN berkompetensi dalam ajang yang memulai karantina pada tanggal 16–20 November 2015. Menggunakan busana bertema profesi, ke 24 pasang Duta BUMN 2015 tersebut tampil dengan koreografi yang atraktif. Bertindak sebagai juri malam final adalah Direktur PT Pos Logistik Indonesia Yan Hendri Jauwena (Ketua), Staf Khusus Menteri BUMN Riza Primadi, Asisten Deputi Usaha Pembiayaan dan Jasa Lain Sylvester Budi Agung, dan Puteri Indonesia 2011 Maria Selena. Dari hasil penjurian selama masa karantina dan malam final, pasangan duta perwakilan Pertamina, Ni Wayan
Desi dan Teuku Faris, dinobatkan menjadi pemenang Duta BUMN 2015. Wakil I Duta BUMN 2015 jatuh kepada putra dari Perum Peruri dan putri dari Aneka Tambang, sementara putra dari PLN dan putri dari BTN dinobatkan menjadi Wakil II Duta BUMN Acara ditutup dengan penyerahan hadiah dan medali bagi para pemenang Olahraga dan Kesenian. Pelindo II dinobatkan sebagai Juara Umum Porseni BUMN 2015 dan menerima piala langsung dari Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan. “Saya mewakili Ibu Menteri Rini M. Soemarno, serta Kementerian BUMN 2015, sangat bangga melihat prestasiprestasi yang telah diraih kawan-kawan BUMN tahun ini. Semoga semua sportivitas dan persahabatan ini akan kian mengkokohkan peranan BUMN di masa mendatang,” katanya (tim)
Ni Wayan Desi dan Teuku Faris dari Pertamina dinobatkan menjadi pemenang Duta BUMN 2015, sementara Wakil I Duta jatuh kepada putra dari Perum Peruri dan putri dari Aneka Tambang, sementara putra dari PLN dan putri dari BTN dinobatkan menjadi Wakil II Duta BUMN 205.
Pelindo II Juara Umum Upacara penutupan Porseni berlangsung meriah pada Jumat (27/11/ 2015) di Auditorium Gedung Bank Tabungan Negara Lt. 6. Acara yang ditutup oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Pontas Tambunan serta beberapa Direktur Utama BUMN ini
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Pontas Tambunan menyerahkan piala kepada Tim Pelindo II yang menjadi juara umum pada acara penutupan di Auditorium Gedung Bank Tabungan Negara, Jumat (27/11/2015).
Menteri BUMN Rini Soemarno, bersama Dirut BTN Maryono, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, serta Ketua Pelaksana Poreseni BUMN Teddy Poernama secara simbolis membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) BUMN 2015 di Pelataran Sarinah, Jakarta, Minggu (8/ 11/2015).