INTERAKSI FARMAKOLOGI Oleh: Wantiyah
KAD: Mahasiswa mampu: Menjelaskan definisi, etiologi, dan macammacam interaksi obat Menjelaskan mekanisme terjadinya interaksi obat Menjelaskan implikasi keperawatan untuk mencegah terjadinya interaksi obat.
PENDAHULUAN Polifarmasi Di RS:
Beberapa
macam obat diberikan dalam 1
spuit Obat -infus
INTERAKSI ???
INTERAKSI OBAT Interaksi obat didefinisikan sebagai kerja atau efek obat yang berubah, atau mengalami modifikasi sebagai akibat interaksi dengan satu obat atau lebih Hal ini berbeda dengan reaksi obat yang merugikan atau inkompatibilitas obat (Hayes, 1996) Interaksi obat dapat bersifat menguntungkan dan merugikan
Interaksi obat dapat terjadi antara: Obat dengan obat lain Obat dengan bahan pembawa obat lain Obat dengan lingkungan obat lain Antar bahan pembawa obat lain Bahan pembawa dengan bahan tambahan obat lain Bahan pembawa dengan lingkungan obat lain
Obat yang Terlibat Dalam Peristiwa Interaksi: Pada dasarnya interaksi terjadi karena adanya interaksi antara dua obat atau lebih, yang merupakan obat objek dan obat presipitan. Obat obyek: obat-obat yang kemungkinan besar menjadi obyek interaksi atau efeknya dipengaruhi oleh obat lain Obat presipitan: yang mempengaruhi
Obat obyek
obat-obat dengan kurva dosis respons yang tajam (curam; steep dose response curve) perubahan sedikit saja terhadap dosis (kadar obat) menyebabkan perubahan besar pada efek klinik yang timbul low toxic therapeutic ratio: rasio dosis terapetik dan dosis toksik rendah efek toksik Contoh: antikoagulansia (warfarin); antikonvulsansia (antikejang): antiepilepsi; hipoglikemika (penurun kadar gula darah): antidiabetika oral seperti tolbutamid, klorpropamid dll; anti-aritmia: lidokain,prokainamid dll; glikosida jantung: digoksin; antihipertensi; kontrasepsi oral steroid; antibiotika aminoglikosida; obat-obat sitotoksik; obat-obat susunan saraf pusat, dan lain-lain
Obat presipitan Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat/tinggi, misal: aspirin Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang (inducer) enzimenzim yang memetabolisir obat dalam hati, ex: Rifampisin Obat-obat yang dapat mempengaruhi /merubah fungsi ginjal sehingga eliminasi obat-obat lain dapat dimodifikasi. Misalnya probenesid, obatobat golongan diuretika, dan lain-lain.
Interaksi obat dapat dipengaruhi oleh: jenis obat objek dan presipitan, dosis obat, pemberian berganda (polifarmasi), bentuk sediaan obat, jangka waktu pemberian, cara dan urutan pemberian obat. Semakin banyak jumlah obat maka kemungkinan interaksi akan semakin besar. Jika jumlah obat diberikan (n), maka kemungkinan interaksi yang terjadi adalah ½ n (n-1).
Pembagian Interaksi Berdasarkan tempat terjadinya: In vitro: di luar tubuh In vivo: di dalam tubuh Berdasarkan pengaruhnya: Adisi/penjumlahan: (1+1=2) Sinergisme: (1+1=3) Potensiasi:(0+1=2) Antagonisme: (1+1=0) (olson, j, 2004) Inhibisi Timbul efek lain Berdasarkan mekanismenya: Interaksi farmasetik, Interaksi famakokinetik, Interaksi farmakodinamik.
INTERAKSI FARMASETIKA Interaksi farmasetika merupakan interaksi antar obat karena tidak dapat dicampur disebut juga inkompatibilitas Interaksi farmasetik terjadi di luar tubuh (in vitro), sebelum obat diberikan. Tanda-tanda interaksi farmasetik: ☯presipitat/endapan ☯kekeruhan/kekaburan ☯perubahanwarna ☯pengeluarangas Adanya tanda-tanda tersebut belum tentu ada interaksi farmasetik
Penyebab interaksi farmasetik: Kontak atmosfer Hidrolisis serbuk aspirin + Na-bikarbonat gummy (asam) (garam alkali) (aspirin terhidrolisis) b. Perubahan pH Oksitetrasiklin-HCl+ Difenhidramin presipitat (asamkuat) (asamlemah) c. Degradasi Sinar matahari Fenitoin-Na kekeruhan (fenitoin lepas) Teofilin perubahan warna d. Terbentuk ikatan komplek tak larut Oksitetrasiklin-HCl+ MgSO4 Oksitetrasiklin-Mg Oksitetrasiklin-HCl+ Ca-glukonat Oksitetrasiklin-Ca e. Perbedaan bahan pembawa Fenitoin-Na + infuse presipitasi f. Penurunan titik lebur kamfer-mentol: 53-74% mentol membasah aspirin + antipirin a.
Pencegahan terjadinya interaksi farmasetik:
Obat intravena diberikan secara suntikan bolus Hindari pemberian obat lewat cairan infuse kecuali cairan glukosa dan salin. Hindari pencampuran obat dalam cairan infuse atau jarum suntik. Bacalah petunjuk pemakain obat dari brosurnya. Selalu perhatikan petunjuk pemberian obat dari pembuatnya (manufacturer leaflet) Pada saat mencampur cairan infuse, lakukan dengan seksama dan amati adanya perubahan. Penyiapan larutan obat dilakukan hanya jika diperlukan. Bila lebih dari satu obat yang harus diberikan secara bersamaan, gunakan jalur infuse yang berbeda kecuali yakin tidak ada interaksi. Botol infus harus selalu diberi label tentang jenis larutannya, obatobat yang sudah dimasukkan, termasuk dosis dan dan waktunya. Konsultasi dengan apoteker rumah sakit.
INTERAKSI FARMAKOKlNETIKA Interaksi ini adalah akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada absorbsi,metabolisme, distribusi dan ekskresi suatu obat oleh obat lain. Meliputi:
interaksi yang mempengaruhi absorbsi pada gastrointestinal, mengganggu ikatan dengan protein plasma, metabolisme dihambat atau dirangsang, ekskresi dihalangi atau dipercepat.
Interaksi dalam proses ABSORPSI 1. perubahan pH cairan lambung 2. perubahan motilitas usus (MGI) dan waktu pengosongan lambung (WPL). 3. Kelasi (pembentukan senyawa chelat). Misalnya: injeksi terramycin dengan injeksi yang mengandung senyawa logam bervalensi +2, seperti: injeksi magnesium sulfat, injeksi calcium glukonas, dan injeksi vitamin B kompleks. 4. Makanan misalnya: antibiotika.
Interaksi dalam proses DISTRIBUSI Penggeseran ikatan protein plasma Suatu interaksi terjadi bila suatu obat menggeser obat lain dari tempat ikatannya dengan protein plasma sehingga kadar obat yang bebas didalam darah meningkat efek obat bertambah Misal: meningkatnya efek toksik dari antikoagulan warfarin atau obat-obat hipoglikemik (tolbutamid, kolrpropamid) karena pemberian bersamaan dengan fenilbutason, sulfa atau aspirin.
Interaksi dalam proses METABOLISME/BIOTRANSFORMASI Biotransformasi obat terutama terjadi di mikrosoma sel hati. Mikrosoma sangat peka terhadap aksi obat produksi enzim-enzimnya dapat bertambah atau berkurang, perangsangan mikrosoma mengakibatkan aktivitas obat menurun penghambatan menyebabkan aktivitas obat meningkat atau bertahan lama enzym inducer: Rifampisin, Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital. Enzyme inhibitor: kloramfenikol, isoniazid, simetidin, propanolol, eritromisin, fenilbutason, alopurinol,
DAMPAK ???
Interaksi dalam proses EKSKRESI Bila suatu obat mempengaruhi ekskresi obat lain melalui ginjal terjadi perubahan aktivitas dan lama kerja suatu obat Contoh: probenesid dengan penisilin kompetisi sekresi tubuli proses sekresi penisilin terhambat kadar penisilin dapat dipertahankan dalam tubuh
lNTERAKSI FARMAKODINAMIK Pada interaksi farmakodinamik tidak terjadi perubahan kadar obat obyek dalam darah, tetapi yang terjadi adalah perubahan efek obat obyek yang disebabkan oleh obat presipitan karena pengaruhnya pada tempat kerja obat. Interaksi farmakodinamik dapat bersifat: a. Interaksi langsung (direct interaction) b. Interaksi tidak langsung (indirect interaction)
Interaksi langsung (direct interaction) Interaksi langsung terjadi apabila dua obat atau lebih bekerja pada tempat atau reseptor yang sama, atau bekerja pada tempat yang berbeda tetapi dengan hasil efek akhir yang sama atau hampir sama Interaksi dua obat pada tempat yang sama dapat bersifat antagonisme atau sinergisme.
Interaksi tidak langsung
(indirect interaction)
Interaksi tidak langsung terjadi bila obat presipitan mempunyai efek yang berbeda dengan obat obyek, tetapi efek obat presipitan tersebut akhirnya dapat mengubah efek obat obyek. obat-obat yang mengganggu agregasi trombosit (salisilat, fenilbutason, ibuprofen, dipiridamol, asam mefenamat, dll.) dengan obat-obat antikoagulan (warfarin) perdarahan lebih besar. Antikoagulan (warfarin) – obat yang mengiritasi lambung (misal: Aspirin, asam mefenamat) perdarahan
Terima kasih….