Integrasi Pengembangan Pariwisata Berbasis Kunikan Budaya Dan Lingkungan Di Kabupaten Semarang Untuk Mendukung Rencana Strategis Ekowisata Nasional Identitas Peneliti
PENELITI : 1. Dr. Sri Subanti, M. Si (Ketua) 2. Dr. Mulyanto, ME 3. Nughthoh Arfawi Kurdhi, S.Si.,M.Sc 4. Arif Rahman Hakim, SE, MSE
AFILIASI PENELITI : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata (PUSPARI) LPPM UNS & RG Statistika Terapan dan Inferensi FMIPA UNS (2) Pusat Informasi dan Pengembangan Wilayah (PIPW) LPPM UNS (3) FMIPA UNS (1)
KORESPONDESI
[email protected] [email protected]
Ringkasan Eksekutif RINGKASAN Kabupaten Semarang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang ibukotanya adalah Ungaran. Kabupaten Semarang memiliki beragam destinasi wisata potensial diantaranya Gedong Songo, Palagan Ambarawa, Banaran, Museum Kereta Api, Muncul, Agro Tlogo, dan lainnya. Obyek dan daya tarik wisata tersebut menawarkan keunikan budaya, lingkungan alam, maupun sejarah. Terdapat tiga obyek dan daya tarik wisata yang dikelola Kabupaten Semarang yaitu Candi Gedong Songo, Pemandian Muncul, dan Bukit Cinta Perlu dil dilakukan studi terkait pengembangan obyek dan daya tarik wisata tersebut. Maka penelitian ini perlu dilakukan, dengan beberapa tujuan yang dibagi dalam dua tahap sesuai dengan periode pelaksanaan penelitian. Tujuan penelitian di tahun pertama adalah sebagai berikut : (1)Mengetahui faktor-faktor faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan obyek wisata di Kabupaten Semarang (2)Mengetahui faktor-faktor faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar pengunjung terkait dengan pengembangan obyek wisata di Kabupaten Semarang (3)Mengetahui nilai manfaat ekonomi terkait dengan kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan obyek wisata di Kabupaten Semarang (4)Menyusun panduan rencana strategis ekowisata di Kabupaten ten Semarang untuk mendukung rencana strategis ekowisata nasional
Temuan studi berdasarkan tujuan penelitian diatas diperoleh sebagai berikut, yaitu Pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke destinasi wisata Bukit Cinta adalah pengalaman berkunjung responden, biaya perjalanan, dan alokasi anggaran berwisata dalam sebulan (dumpeng.wisata). Untuk destinasi wisata Candi Gedong Songo adalah pengalaman berkunjung (pengalaman), usia, jenis kelamin (jenkel), pendidikan yang ditamatkan (pendidikan), dan asal responden (asal). Untuk destinasi wisata Pemandian Muncul adalah pengalaman berkunjung (pengalaman) dan usia. Kedua, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan responden menerima penawaran tiket dalam skenario hipotesa pasar di ketiga destinasi wisata adalah nominal penawaran (bid). Ketiga, hasil perhitungan nilai manfaat per tahun di ketiga destinasi wisata tersebut untuk Bukit Cinta sebesar Rp 179,29 juta; Candi Gedong Songo sebesar Rp 2,020 miliar; dan Pemandian Muncul sebesar Rp 734,36 juta. Keempat, berdasarkan profil responden terlihat bahwa mayoritas pengunjung ketiga destinasi wisata adalah lelaki, dengan status telah menikah, serta rentang usia antara 21 – 30 tahun. Selanjutnya, mayoritas pengunjung ketiga destinasi wisata memiliki tingkat pendidikan yang telah menamatkan bangku SMA/MA/SMK. Pengunjung yang berkunjung juga bervariasi dalam mata pencaharian yang digeluti, baik itu wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS atau ABRI. Sisi penghasilan, pengunjung ketiga destinasi wisata berkisar antara Rp 750 ribu – 3 juta dengan alokasi anggaran untuk rekreasi berkisar antara Rp 10 – 200 ribu per bulan. Kelima, jika melihat persepsi responden terhadap ketiga destinasi wisata. Maka, persepsi0 terkait persepsi sebelum berkunjung, mayoritas responden sebesar 41,28 persen, memberikan nilai 7 (skala 1 sd 10). Persepsi1 terkait persepsi setelah
berkunjung, mayoritas responden sebesar 44,04 persen, juga memberikan nilai 7 (skala 1 sd 10). Keenam, seluruh atribut berpengaruh terhadap preferensi responden dalam memilih perubahan kondisi pariwisata pada ketiga destinasi wisata. Untuk Bukit Cinta dan Candi Gedong Songo berupa biaya perjalanan, lingkungan alami, dan pasar tradisional. Untuk Pemandian Muncul berupa fasilitas rekreasi atau kolam renang. Rekomendasi dari temuan studi tersebut adalah Pertama, Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan Pemprov Jawa Tengah masih dapat mengembangkan ketiga destinasi wisata tersebut dengan memperhatikan keunikan masing-masing. Pengembangan destinasi yang berwawasan lingkungan baik dari sisi pengelolaan dan pelestarian sangat penting karena menjadi keunggulan ketiganya. Kedua, bila peningkatan pelestarian dan pengelolaan ketiga destinasi wisata yang lebih baik telah dilaksanakan, maka pemerintah daerah dapat menaikkan harga tiket masuk yang dikenakan kepada pengunjung sehingga dapat memberikan insentif peningkatan pendapatan asli daerah dalam bentuk retribusi tempat rekreasi dan olah raga. Ketiga, pemerintah daerah perlu memperhatikan prioritas pengembangan destinasi wisata selain yang sudah mapan seperti alternatif pengembangan desa wisata sehingga diharapkan dapat memperpanjang aktivitas pelaku wisata di Kabupaten Semarang. Sadar akan pentingnya sektor pariwisata, maka sektor ini patut dipertimbangkan sebagai alternatif andalan dalam rangka pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pengembangan sektor pariwisata tidak hanya berhenti pada obyek dan daya tarik wisata yang sudah mapan melainkan perlu identifikasi destinasi wisata potensial seperti desa wisata. Ketika sektor pariwisata
dikembangkan seyogyanya sumber daya yang dibutuhkan dapat disediakan dari perekonomian lokal misalnya tenaga kerja dan bahan baku. Disatu sisi, kemajuan suatu sektor tidak akan terlepas dari dukungan yang diberikan oleh sektor lainnya sehingga keterkaitan antarsektor dapat dimanfaatkan untuk memajukan seluruh sektor dalam perekonomian. Tujuan penelitian di tahun kedua adalah sebagai berikut : (1) Melakukan identifikasi dan menentukan kriteria desa wisata dalam rangka pembangunan dan pengembangan ekowisata di kabupaten semarang kedepan (2) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi pariwisata baik dilevel kabupaten maupun provinsi (3) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan individu bekerja pada sektor pariwisata baik dilevel kabupaten maupun provinsi (4) Membentuk simulasi kebijakan pengembangan sektor pariwisata di tingkat provinsi. Temuan studi berdasarkan tujuan penelitian diatas diperoleh sebagai berikut, yaitu Satu, alternatif desa wisata sebagai penopang daerah tujuan wisata utama Candi Gedong Songo terletak di desa Kenteng atau desa Banyukuning. Kedua, alternatif desa wisata sebagai penopang daerah tujuan wisata utama Bukit Cinta dan Pemandian Muncul yang terletak di desa Tegaron. Ketiga, mayoritas konsumsi makan maupun non makan secara rata-rata lebih tinggi rumah tangga yang tinggal di perkotaan dibandingkan pedesaan. Keempat, Jawa Tengah, konsumsi pariwisata secara rata-rata lebih tinggi rumah tangga yang tinggal di perkotaan dibandingkan pedesaan. Rata-rata nilai konsumsi pariwisata rumah tangga yang tinggal di perkotaan sebesar Rp 97,246 sedangkan di pedesaan sebesar Rp 48,965. Kelima, Kabupaten Semarang, rata-rata nilai
konsumsi pariwisata rumah tangga yang tinggal di perkotaan sebesar Rp 265,506 sedangkan di pedesaan sebesar Rp 90,535. Keenam, determinan konsumsi pariwisata di Jawa Tengah dipengaruhi oleh jenis kelamin, status nikah, lama sekolah, pendapatan rt per kapita, rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, lokasi desa kota, dan status pekerjaan kepala rumah tangga. Ketujuh, determinan konsumsi pariwisata di Kabupaten Semarang dipengaruhi oleh status nikah, pendapatan rt per kapita, dan rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga. Kedelapan, determinan partisipasi kerja di Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh status nikah, rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga, dan lokasi desa kota. Kesembilan, determinan partisipasi kerja di Kabupaten Jawa Tengah dipengaruhi oleh status nikah. Kesepuluh, angka pengganda sektor pariwisata terhadap faktor produksi pada tahun 2005 adalah 0.141 dimana 0.043 adalah pengganda terhadap faktor produksi modal, dan 0.098 adalah angka pengganda terhadap tenaga kerja. Kesebelas, angka pengganda sektor pariwisata terhadap rumah tangga yang tinggal didesa pada tahun 2005 adalah 2.366 dimana 1.292 adalah pengganda terhadap rumah tangga miskin di desa dan 1.074 adalah angka pengganda terhadap rumah tangga miskin di kota. Keduabelas, angka pengganda sektor pariwisata terhadap rumah tangga pada tahun 2005 adalah 5.244 dimana 2.134 adalah pengganda terhadap rumah tangga miskin di kota dan 3.109 adalah angka pengganda terhadap rumah tangga miskin di kota. Rekomendasi dari temuan studi tersebut adalah Satu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Semarang dapat mulai mengembangkan desa wisata sebagai alternatif tujuan wisata dalam rangka
menunjang daerah tujuan wisata utama yang dimiliki oleh setiap daerah kabupaten / kota. Kedua, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Semarang dapat secara bersamasama melakukan promosi bersama terkait daerah tujuan wisata andalan yang dimiliki oleh setiap pemerintah daerah. Ketiga, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Semarang dapat meningkatkan kerjasama untuk mendorong potensi pariwisata melalui kegiatan atau paket wisata tematik. Keempat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Daerah dapat bersamasama membangun sekolah pariwisata yang setara diploma atau sarjana didaerahnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan terhadap tenaga pariwisata yang handal dan profesional ke depan.. Kelima, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah dapat membuat agenda bersama terkait pariwisata sebagai sektor yang pro poor dan pro job. Kata Kunci : Pariwisata, Kabupaten Semarang, Jumlah Kunjungan, Kesediaan Membayar, Manfaat Ekonomi, Desa Wisata, Konsumsi Pariwisata, Partisipasi Kerja, Pengganda Pariwisata
HKI dan Publikasi 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Seminar Nasional nal di Universitas Indonesia Tanggal 1 Februari 2014 Seminar Nasional di Universitas PGRI Tanggal 21 Agustus 2014 Seminar Internasional onal di Universitas Negri Semarang Tanggal 6 September 2014 Jurnal Cakrawisata Seminar Nasional asional di Universitas Muhamadiyah Surakarta Tanggal 8 Maret 2015 Seminar Internasional di Universitas Kriten Satyawacana Tanggal 1 Agustrus 2015 Seminar Internasional di Universitas Neg Negeri Semarang Tanggal 5-6 6 september 2015 Seminar Nasional di Universitas Negri Yogyakarta Tanggal 14 November 2015 Seminar Internasional di Universitas Ahmad Dahlan Tanggal 25 – 26 Januari 2016 Buku Teks Nasional Ekonometri Buku Teks Nasional Inferensi Bayesian Buku Teks Nasional Teori Peluang Buku uku Teks Nasional Matematika Ekonomi
Latar Belakang Latar Belakang
Hasil dan Manfaat Manfaat Penelitian
Kabupaten Semarang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Penelitian ini diharapakan dapat membantu pengelola Tengah yang ibukotanya adalah Ungaran. Batas Batas-batas administrasi wisata yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang adalah sebelah utara berbatasan dengan Kota dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membuat Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah selatan berbatasan dengan pedoman dan acuan dalam menyusun rencana Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah barat pengembangan ekowisata. berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Di Penelitian dapat menambah khasanah keilmuan lintas tengah-tengah tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga. disiplin baik pariwisata, lingkungan, dan ekonomi terkait Kabupaten Semarang memiliki wisata alam, budaya, peninggalan tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan sejarah perjuangan, dan sejarah teknologi yang sangat menarik. ekowisata dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Semarang. Salah satu kegiatan ekonomi yang sampai saat ini perlu terus Penelitian dapat memberikan justifikasi pentingnya ditingkatkan di Kabupaten Semarang adalah sektor pariwisata, karena sektor pariwisata sebagai salah satu andalan pariwisata merupakan sektor yang sangat kompleks dan bersifat pembangunan ekonomi baik di kabupaten semarang mutidimensi , baik fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik. Kegiatan maupun provinsi jawa tengah kepariwisataan tidak hanya mencakup wisatawan mancanegara Penelitian dapat memberikan alternatif kebijakan bagi (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), tetapi juga beberapa pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor kegiatan yang memberikan kan pelayanan kepada para wisatawan pariwisata untuk mendorong pembangunan ekonomi misalnya hotel, usaha perjalanan wisata, pramuwisata, rumah makan berkelanjutan. dan sebagainya. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan dicerminkan dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan. Salah satu jasa akomodasi yang paling menunjang enunjang adalah hotel dan jumlah Hasil Penelitian hotel di Kabupaten Semarang sampai dengan tahun 2012 sebanyak Hasil penelitian untuk periode tahun pertama, adalah 192 buah yang tersebar di Kecamatan Getasan, Tuntang, Ambarawa, sebagai berikut Pertama Pertama, faktor-faktor yang Bawen, Bergas, dan Ungaran. mempengaruhi jumlah kunjungan ke destinasi wisata
Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang melibatkan berbagai sektor dan lembaga yang terkait. Pariwisata merupakan salah satu bidang dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Semarang, yang pada beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan. Hal ini didasari oleh kesadaran pemerintah daerah bahwa perkembangan pariwisata dapat menunjang pendapatan daerah yang sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di daerah wisata. Untuk itu evaluasi terhadap dampak adanya pariwisata di suatu daerah terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi hal yang penting untuk diketahui. Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah pariwisata yang seringkali dikunjungi oleh masyarakat Kabupaten Semarang sendiri maupun di luar Kabupaten Semarang bahkan ada yang datang dari luar Jawa. Obyek wisata yang merupakan primadona pariwisata Kabupaten Semarang merupakan obyek yang banyak dikunjungi terutama di Tirtoargo, Gedongsongo, Palagan Ambarawa yang dekat dengan Museum Kereta Api dan Bandungan Indah mengalami peningkatan dan yang paling menarik adalah Candi Gedong Songo. Potensi yang paling dominan pemandangan di atas pegunungan yang sangat indah serta adanya daya tarik keistimewaan candi-candi kuno yang keduanya dipadukan akan terlihat sangat indah dan menawan untuk dipandang.
Bukit Cinta adalah pengalaman berkunjung responden, biaya perjalanan, dan alokasi anggaran berwisata dalam sebulan (dumpeng.wisata). Untuk destinasi wisata Candi Gedong Songo adalah pengalaman berkunjung (pengalaman), usia, jenis kelamin (jenkel), pendidikan yang ditamatkan (pendidikan), dan asal responden (asal). Untuk destinasi wisata Pemandian Muncul adalah pengalaman berkunjung (pengalaman) dan usia. Kedua, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan responden menerima penawaran tiket dalam skenario hipotesa pasar di ketiga destinasi wisata adalah nominal penawaran (bid). Ketiga, hasil perhitungan nilai manfaat per tahun di ketiga destinasi wisata tersebut untuk Bukit Cinta sebesar Rp 179,29 juta; Candi Gedong Songo sebesar Rp 2,020 miliar; dan Pemandian Muncul sebesar Rp 734,36 juta. Keempat, seluruh atribut berpengaruh terhadap preferensi responden dalam memilih perubahan kondisi pariwisata pada ketiga destinasi wisata. Untuk Bukit Cinta dan Candi Gedong Songo berupa biaya perjalanan, lingkungan alami, dan pasar tradisional. Untuk Pemandian Muncul berupa fasilitas rekreasi atau kolam renang.
Kabupaten Semarang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang sedang dikembangkan. sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah (2001). Kawasan ini akan dikembangkan sebagai Pusat Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, khususnya pengembangan ke arah pariwisata alam dengan skala pelayanan
Temuan studi tahun kedua berdasarkan tujuan penelitian diperoleh sebagai berikut, yaitu Satu, alternatif desa wisata sebagai penopang daerah tujuan wisata utama Candi Gedong Songo terletak di desa Kenteng atau desa Banyukuning.
regional sehingga dapat meningkatkan citra kawasan. Dengan demikian, obyek wisata Kabupaten Semarang dapat berkembang menurut skala nasional dan internasional. Potensi pengembangan obyek wisata Kabupaten Semarang sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah akan dikembangkan ke arah pariwisata alam. Selanjutnya juga akan dikembangkan dengan skala pelayanan regional provinsi dan dapat menarik wisatawan serta meningkatkan citra Kawasan baik skala nasional maupun internasional. Tidak kalah menariknya, bahwa Kawasan Rawapening terletak di tengah triangle Semarang – Yogya – Solo sehingga membuat Kawasan ini memiliki kekuatan strategis dan potensial untuk dikembangkan melalui kegiatan pariwisata. Pengembangan obyek wisata Kabupaten Semarang perlu memperhatikan preferensi pengunjung agar perubahan kondisi atau kualitas pariwisata dapat memberikan manfaat ganda baik bagi pelaku pariwisata (pengunjung) dan pengelola pariwisata (pemerintah daerah). Selain itu, dengan memperhatikan adanya biaya lingkungan, termasuk juga adanya nilai atau harga penggunaan sumberdaya alam antar waktu atau antar generasi, diharapkan generasi mendatang dapat turut menikmati keindahan serta manfaat alam yang dirasakan oleh generasi sekarang. Biaya atau harga pengorbanan dimasa depan akan merefleksikan nilai-nilai dari hilangnya manfaat akibat degradasi sumberdaya alam yang ada sekarang. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial sangat diperlukan sebagai bentuk kepedulian yang dapat memberikan manfaat ekonomi tidak hanya penduduk lokal melainkan pengunjung di obyek wisata Kabupaten Semarang. Studi ini berupaya mengetahui
Kedua, alternatif desa wisata sebagai penopang daerah tujuan wisata utama Bukit Cinta dan Pemandian Muncul yang terletak di desa Tegaron. Ketiga, mayoritas konsumsi makan maupun non makan secara rata-rata lebih tinggi rumah tangga yang tinggal di perkotaan dibandingkan pedesaan. Keempat determinan konsumsi pariwisata di Jawa Tengah dipengaruhi oleh jenis kelamin, status nikah, lama sekolah, pendapatan rt per kapita, rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, lokasi desa kota, dan status pekerjaan kepala rumah tangga. Kelima, determinan konsumsi pariwisata di Kabupaten Semarang dipengaruhi oleh status nikah, pendapatan rt per kapita, dan rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga. Keenam, determinan partisipasi kerja di Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh status nikah, rata-rata lama sekolah anggota rumah tangga, dan lokasi desa kota. Ketujuh, determinan partisipasi kerja di Kabupaten Jawa Tengah dipengaruhi oleh status nikah. Kedelapan, angka pengganda sektor pariwisata terhadap faktor produksi tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan pengganda terhadap faktor produksi modal. Kesembilan, angka pengganda sektor pariwisata terhadap rumah tangga miskin yang tinggal didesa lebih tinggi dibandingkan rumah tangga tidak miskin di desa. Kesepuluh, angka pengganda sektor pariwisata terhadap rumah tangga tidak miskin di kota lebih tinggi dibandingkan rumah tangga miskin di kota.
manfaat ekonomi dari kebijakan pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Selain itu, studi ini dapat mengetahui apresiasi penikmat wisata terhadap determinan kunjungan dan kesediaan membayar sehingga menjadi panduan terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan di obyek wisata Kabupaten abupaten SSemarang untuk mendukung rencana strategis ekowisata nasional. Metode Metode Penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian Model determinan konsumsi pariwisata adalah sebagai berikut, dimana untuk tahun pertama : Metode Valuasi Kontingensi Model penyusunan determinan partisipasi individu bekerja pada sektor pariwisata Metode Biaya Perjalanan Metode Choice Model
Metode Penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian adalah sebagai berikut, dimana untuk tahun kedua : Metode penyusunan indeks desa wisata potensial
Metode analisa nalisa pengganda atau multiplier