Instrumentasi Sistem Pengaturan
Karakteristik Dasar Sensor
Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email:
[email protected] Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
1
Objektif: Karakteristik Dasar Spesifikasi Statis Akurasi Sensifitas Resolusi Hysterisis Repeatability Linieritas
Spesifikasi Dinamis Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
2
Karakteristik Dasar Karakteristik yang digunakan untuk mengetahui performansi suatu sensor jika digunakan untuk pengukuran. Performansi suatu sensor dinyatakan dengan Spesifikasi Statis dan Spesifikasi Dinamis
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
3
Spesifikasi Statik Sensor Spesifikasi statik sensor menyatakan seberapa baik korelasi antara input fisik dan output listrik Input fisik menyatakan besaran fisik yang diukur; diantaranya, posisi, kecepatan, level, flow, temperatur, tekanan, dll. Output listrik menyatakan besaran variabel listrik dapat berupa tegangan, arus, resistansi, induktansi, dan kapasitansi. Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
4
Spesifikasi Statik (1) Akurasi digunakan untuk menentukan eror
maksimum yang diharapkan dari suatu sensor (dalam % eror) Bentuk : Prosentase dari pembacaan skala maksimum (FS)
FS instrumen 5 Volt dengan akurasi + 0,5% Volt Æ rata-rata ketakpastian pengukuran + 0,025 Volt
Prosentase dari span (maks – min)
Akurasi + 3% dari span tekanan dengan range 20 s/d 50 psi Æ inakurasinya + 0,03(30 psi) = + 0,9 psi
Prosentase dari pembacaan aktual
Akurasi Voltmeter + 3% Æ inakurasinya + 0,06 Volt untuk pembacaan 2 Volt
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
5
Spesifikasi Statik (2) Sensitifitas perubahan input yang kecil, sensor
dapat memberikan output (ditunjukkan oleh fungsi alih dari sensor) Fungsi alih dari sensor temperatur 5mV/0C Æ setiap perubahan input sebesar 10C menyebabkan output berubah sebesar 5mV.
Resolusi perubahan input terkecil yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada output.
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
6
Spesifikasi Statik (3) Hysterisis sensor memberikan nilai output yang berbeda
untuk pengukuran variabel input dari rendah ke tinggi atau dari tinggi ke rendah. Kurva Tegangan Output Load Cell
Output (mV)
25 20 15
Output 1
10
Output 2
5 0 0
20
40
60
80
100
Beban (kg) Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
7
Spesifikasi Statik (4) Repeatability (Precision) digunakan untuk
mengukur seberapa baik sensor dapat memberikan output yang sama terhadap suatu input yang diberikan secara berulang-ulang.
max − min repeatabil ity = × 100% full scale
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
8
Akurasi versus Repeatability No.
A
B
C
1
10,02
11,50
10,00
2
10,96
11,53
10,03
3
11,20
11,52
10,02
4
9,39
11,47
9,93
5
10,50
11,42
9,92
6
10,94
11,51
10,01
7
9,02
11,58
10,08
8
9,47
11,50
10,00
9
10,08
11,43
9,97
10
9,32
11,48
9,98
Minimum Rata-rata Maksimum Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
9
Akurasi versus Precision Not Accurate or NOT Precise
Accurate and NOT Precise
NOT Accurate and Precise
Accurate and Precise
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
10
Bias, Precision, and Total Error Total Error Bias Error
Precision Error X True
X measured
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
11
Types of Errors (1) Perbedaan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya. Error biasanya dinyatakan dengan prosentase skala penuh (%FSO). Rasio ini menunjukkan keakurasian dari sebuah sensor. Intrinsic, absolute, and relative error Intrinsic Error adalah error yang memang sudah terdapat pada sensor; Absolute Error adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dibagi dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran; Relative Error adalah perbandingan antara error absolut dengan nilai sebenarnya.
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
12
Types of Errors (2) Random error ini muncul jika dilakukan pengukuran secara berulangkali untuk pengambilan data yang sama. Error ini disebabkan oleh friksi, suara, tegangan statik dan sebab lain. Sistematic and Sensor error Sistematic Error biasanya konstan karena dipengaruhi oleh arus, effek zero dan ketidak linieran; Sensor Error adalah error yang didapatkan dari error yang terdapat pada sensor.
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
13
Spesifikasi Statik (5) Linieritas pemetaan satu-satu antara input-output
sebagai fungsi linier. Secara umum ada tiga bentuk penyajian linieritas: Endpoint Linearity (linieritas awal-akhir); Independent straight-line linearity (linieritas garis lurus); Least-squares linearity (linieritas regresi).
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
14
Gambar beberapa Bentuk Linieritas Kurva Tegangan Load Cell 25
20
Output (mV)
15
Naik Turun
10
End Point Lin. Least S Q R
5
0 0
20
40
60
80
1 00
-5 Beban (kg)
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
15
Least-square Linearity Least-squares linearity (linieritas regresi) secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
y = mx + b di mana :
n Σ ( xy ) − Σ x Σ y m= nΣ ( x 2 ) − (Σ x ) 2 Σy Σx −m b= n n
y = output x = input m = kemiringan (slope) b = konstanta (intercept) n = jumlah data pengamatan
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
16
Contoh: Least-square Linearity Contoh: Suatu sensor tekanan mengubah tekanan dalam range 0 – 450 psi ke dalam tegangan 0 – 8 Volt DC. Dapatkan persamaan linier dari tegangan terhadap tekanan.
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
No.
psi
Volt
1
0,0
0
2
50,2
0,6
3
99,9
1,8
4
150,1
3
5
200,1
3,5
6
250,1
4,8
7
299,8
6
8
350,1
6,4
9
401,0
7,5
17
Spesifikasi Dinamis Spesifikasi yang menyatakan seberapa cepat perubahan output (respon) yang terjadi terhadap perubahan input. Respon bergantung pada: tipe input kondisi awal (initial conditions) karakteristik sistem
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
18
Respon Sensor Pengukuran respon sensor terhadap pemberian input : step, ramp, dan impuls Respon transien: rise time, delay time, time constant, % overshoot, settling time Respon dari steady state sampai tak hingga: percent error
steady state
sinus frequency response, high-frequency cutoff
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
19
Type of Input
x0
Time, t
Impulse
slope = a
Input, x(t)
Ramp
Input, x(t)
Input, x(t)
Step
t0
Time, t
X =0
t<0
X =0
t<0
X = X0
t>0
X = at
t>0
Time, t
δ (t − t0 ) = 0 t ≠ t 0 δ (t − t0 ) = ∞ t = t 0
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
20
Transfer Function dy a1 + a 0 y ( t ) = b0 x ( t ) dt Y ( s )( τ s + 1) = KX ( s )
⇒
dy + y = Kx (t ) τ dt τ = a1 a K=
Y (s) K TF = = X (s) 1 + τ s
b0
→ time constant 0
a0
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
→ static gain (sensitivi ty)
21
Process Element Characteristic (1) Gain Perubahan input menyebabkan perubahan output secara cepat. Sensor temperatur mempunyai gain dalam unit (besaran) yang tetap, jika:
temperatur 10oC tegangan output 20 mVolt temperatur 20oC tegangan output 40 mVolt
mVolt TF = o C Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
22
Process Element Characteristic (2) Integral
Laju perubahan output bergantung secara v langsung pada inputnya i
dv o = Kv i ⇒ v 0 (t ) = K ∫ v i dt dt
A t vo
t0
∞
0
t0
v 0 (t ) = K ∫ A dt + K ∫ 0 dt
KAt0
t0
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
t
23
Process Element Characteristic (3) First-order Self-regulating, jika diberikan input step maka outputnya akan muncul secara eksponensial hingga kestabilan (level) yang baru tercapai fi
h
input
C
R
fo
K 1+τ s
output
τ = RC
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
24
Response of a first-order systems to Step and Ramp input input fi
t
output 0.632
K x fi
1τ
2τ
3τ 4 τ
5τ
t
y( t) = Kτ e −
t
τ
transient
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
+ K (t − τ ) steady state
25
Process Element Characteristic (4) Dead time Perubahan pada input tidak menyebabkan perubahan output hingga waktu delay (dead) terlampaui Biasanya merupakan delay transportasi (ada jarak yang harus dilampaui). Proses di industri banyak berupa dead time dan first-order. Jika diberikan input step pada proses maka output berubah setelah waktu delay terlampaui lalu muncul secara eksponensial.
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
26
Process Element Characteristic (5) Second-order ω n2 Y (s) = 2 X (s) s + 2 ζω n s + ω n2
¾
ω n : natural frequency ζ : damping ratio
dua akar karakteristik real berbeda real sama kompleks konjugat
s = −ζω n ± ω n ζ 2 − 1
(ζ > 1) ⇒ overdamped
(ζ = 1) ⇒ critically damped
( 0 < ζ < 1) ⇒ underdampe d
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
27
Specifications of the Transient Response Rise time Time to pass from 10% to 90% of final value
Settling time Time to reach the final value
Delay time Time to reach 50% of final value
Peak time Time required for the response to reach the first peak of the overshoot
Maximum overshoot Max percent overshoot
=
y (t p ) − y ( ∞ ) y (∞ )
× 100 %
Instrumentasi Sistem Pengaturan - 02
28