INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI)
PENGERTIAN & JENIS-JENIS INSTRUMEN PENELITIAN
PENGERTIAN Sugiyono (2014:133) Instumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti
Arikunto (2013:203) Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Ridwan (2013:25) Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu instrumen akan menentukan mutu dari data yang dikumpulkan, sehingga tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait.
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data (Arikunto, dkk) No. Jenis Metode 1. Angket (questionnaire)
Jenis Instrumen a. b. c. d.
Angket (questionnaire) Daftar cocok (checklist) Skala (scala) Inventori (inventory)
2.
Wawancara (Interview)
a. b. c.
Pedoman wawancara (interview guide) Daftar cocok (checklist) Peralatan mekanis
3.
Pengamatan/Observasi (observation)
a. b. c. d. e. f. g.
Lembar pengamatan Panduan pengamatan Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) Catatan anekdot (anecdotal record) Skala penilaian (rating scale) Peralatan mekanis Daftar cocok (checklist)
4.
Ujian atau Tes (test)
a. b.
Soal ujian (soal tes) Inventori (inventory)
5.
Dokumentasi
a. b.
Daftar cocok (checklist) Tabel
JENIS-JENIS Instrumen (Arifin 2014)
Tes Non-Tes
• Tes merupakan suatu tehnik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden • Instrumen non tes lebih komprehensif, tidak hanya menilai aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik. (Sudaryono dkk 2013)
Kelebihan dan kekurangan Instrumen tes (Arifin 2014) Kelebihan • Ruang lingkup item luas, bisa mencakup seluruh materi • Dapat menghindari kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian. • Jawaban bersifat mutlak, sehingga penilaian menjadi lebih objektif • Koreksi dapat dilakukan oleh siapa saja • Pemberian skor mudah dan cepat • Korektor tidak terpengaruh dengan baik buruknya tulisan • Tidak mungkin ada dua orang responden yang jawabannya sama, tetapi skornya berbeda
Kekurangan • Sulit dalam mengonstruksi soal. • Membutuhkan waktu yang lama. • Ada kemungkinan responden mencontoh jawaban orang lain dan berpikir pasif • Umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.
Jenis Instrumen non tes (Arifin 2014) Angket
Pedoman Observasi
Catatan berkala (insidental record)
Daftar Ceklis
Pedoman Dokumentasi
Peralatan mekanis
Pedoman Wawancara
Catatan Anekdot (anecdotal record)
Skala Penilaian
Jenins Instrumen non tes (Arifin 2014) Angket Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.
Jenisnya Terstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Tak berstruktur, yaitu angket yang memberikan jawaban secara terbuka
Kelebihan dan kekurangan Instrumen Angket (Arifin 2014) Kelebihan
Kelebihan
Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga obektifitas dapat terjamin. Informasi atau data lebih mudah dianalisis karena itemnya homogen. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup banyak Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain. Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat. Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
Jenis Instrumen non tes (Arifin 2014) Pedoman Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Dapat pula berbentuk ceklis. Ada dua format observasi untuk penelitian kuantitatif yaitu: Berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi Berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati.
Instrumen Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian dapat berupa dokumen yang sudah ada maupun dokumen yang dirancang selama penelitian. Misalnya silabus, program tahunan, program bulanan, program mingguan, rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan pribadi siswa, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar jawaban, dan lain-lain
Jenis Instrumen non tes (Arifin 2014) Daftar Cek (check list
Pedoman Wawancara
Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati. Peneliti hanya meemberikan tanda cek (√) pada tiap-tiap aspek/ kegiatan sesuai dengan pengamatannya. Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden. Ada Tiga Bentuk Wawancara yaitu: o Terstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. o Tidak terstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga responden bebas menjawab pertanyaan. Biasanya untuk mengungkap perasaan, pikiran, dan alasan tingkah laku. o Campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban campuran, ada yang terstruktur ada pula yang bebas.
Jenis Instrumen non tes (Arifin 2014) Catatan anekdot (anecdotal record)
Digunakan untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan ini dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Catatan berupa bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian.
Catatan berkala Pencatatan dilakukan menurut urutan waktu munculnya suatu gejala tetapi (insidental tidak dilakukan secara terus menerus, hanya pada waktu tertentu, dan record) terbatas pada jangka waktu yang ditetapkan pada pengamatan.
Jenis Instrumen non tes (Arifin 2014) Peralatan mekanis
Skala
Digunakan untuk merekam proses observasi, wawancara, atau kegiatan penelitian yang lain. Bentuknya meliputi kamera dan recorder. Hasil rekaman dapat berupa video, foto, rekaman suara, kaset, dan lain-lain.
Skala adalah sehimpunan butir verbal yang pada setiap butir responden memberikan jawaban dengan menyatakan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuannya, atau menjawab dengan cara lain. Macam macam skala yaitu: o Skala sikap atau menunjuk pada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. o Skala minat atau dorongan atau aktivitas mental yang dapat merangsang tehadap sesuatu o Skala Penilaian, dimana tidak hanya melihat ada atau tidaknya objek yang diamati, tetapi juga mengukur intensitas fenomena yang disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
SKALA PENGUKURAN DALAM INSTRUMEN PENELITIAN
MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN Skala Likert (Skala Tingkat Sumatif) Skala Guttman Rating Scale Semantic Deferential Skala Tunderstone
Skala Likert Model skala Likert: Menggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat sikap yang dinilai. Contoh: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Menggunakan frekuensi terjadinya sikap Contoh: Selalu, seringkali, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah. Menggunakan istilah yang bersifat kualitatif Contoh: Bagus sekali, baik, sedang, dan kurang Sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Menggunakan istilah yang menunjukkan kedudukan Contoh: Sangat rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi. Menggunakan kode bilangan atau huruf Contoh: “selalu” diberi kode 5, “kadang-kadang” (4), “jarang” (3), “jarang sekali” (2), dan “tidak pernah” (1).
Untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang.
Setiap butir instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pilihan interval yang digunakan dapat bermacam-macam. Peneliti dapat menentukan apakah pilihannya berjumlah ganjil atau genap.
Petunjuk agar skala Likert berkualitas
• Pernyataan harus menggambarkan perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta, • Pernyataan harus jelas, singkat, terarah, dan tidak mempunyai tafsiran ganda, • Diusahakan supaya kecenderungan jawaban tidak terhimpun di satu ujung kontinum, tetapi sebagian berada di ujung lain, dan sebagian lagi terletak di tengah kontinum arah sikap tersebut • Keseluruhan perangkat skala sikap hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pertanyaan negatif untuk menghindari jawaban yang strereotip dari responden • Setiap pertanyaan harus mengandung satu variabel sikap dan tidak boleh lebih.
SKALA LIKERT Bentuk Check List No
Pernyataan
1
Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya. Saya tidak senang dengan mata pelajaran matematika.
2
Alternatif Jawaban SS S R TS STS
dst Bentuk Pilihan Ganda Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
SKALA LIKERT Misalnya angket tersebut diberikan pada 50 responden. Salah satu cara menganalisis angket tersebut adalah sebagai berikut ini. Analisis butir 1 12 orang menjawab SS
= 12 x 5
= 60
20 orang menjawab S
= 20 x 4
= 80
5 orang menjawab R
= 5x3
= 15
= 10 x 2
= 20
= 3x1
= 3
10 orang menjawab TS 3 orang menjawab STS Jumlah total
= 178
SKALA LIKERT • Jumlah total hasil respon 50 responden terhadap butir 1 adalah 178 • secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut ini. STS
TS
RG
S
SS
50
100
150
200
250
• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden, skor 178 terletak pada daerah mendekati setuju. Atau dengan menghitung presentasenya • Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 50 = 250 • Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 178 • Tingkat persetujuan 50 responden terhadap mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran favorit adalah 178
= 250 × 100% = 71,2 % dari 100 %
SKALA GUTTMAN • Skala ini mirip dengan skala Likert. • Digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang bersifat tegas dan konsisten. • Hanya ada dua interval, yaitu setuju atau tidak setuju, ya atau tidak, pernah atau tidak pernah, positif atau negatif, dan lain sebagainya. Bentuk Check List
No 1.
Alternatif Jawaban S TS
Pernyataan Penguasaan Matematika sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain
Bentuk Pilihan Ganda Penguasaan Matematika sangat mempelajari bidang studi lain. a. Setuju b. Tidak Setuju
membantu
dalam
Analisis pada skala ini seperti pada Likert. Jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.
SEMANTIK DEFFERENSIAL
Skala ini untuk mengukur sikap.
Tidak berbentuk pilihan ganda atau check list tetapi tersusun dalam satu garis kontinum.
Berisikan serangkaian karakteristik bipolar (katakata berpasangan), seperti panasdingin, populertidak populer, baik-tidak baik, dan lain sebagainya.
Pasangan kata-kata tersebut biasanya ditampilkan dengan tujuh skala kategori jawaban.
Jawaban sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri, atau sebaliknya.
Responden memberikan tanda (X) pada salah satu skala
SEMANTIK DEFFERENSIAL Penilaian terhadap pembelajaran matematika. 1. 2. 3. 4. 5.
Menyenangkan Sulit Bermanfaat Buruk Menantang
7 7 7 7 7
6 6 6 6 6
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
Data dapat diinterpretasikan sebagai berikut ini.
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
Membosankan Mudah Sia-sia Baik Menjemukan
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN) Data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Penilai atau responden memilih angka pada suatu kontinum.
Skala ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap, tetapi juga mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain seperti status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN) Skala penilaian terhadap kualitas dosen No Pertanyaan Item 1. Kesiapan memberikan kuliah. Ketertiban penyelenggaraan 2. perkuliahan. 3. Kejelasan penyampaian materi. Pemanfaatan media dan teknologi 4. pembelajaran. Pemberian umpan balik terhadap 5. tugas.
Skor 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN) Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket yang diberikan kepada 40 responden, data dapat ditabulasikan seperti tabel berikut. No Responden
1 2 3 ⋮ 40
Jawaban responden untuk item nomor 1 5 3 4 3
2 4 5 3 3 Jumlah
3 3 4 2
4 4 1 1
5 2 3 3
1
2
3
Jumlah
18 16 13 12 790
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN) • Jumlah total skor dari seluruh responden adalah 790 • Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut. STB
TB
C
B
SB
200
400
600
800
1000
• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, skor 790 terletak pada daerah mendekati baik. Atau dengan menghitung presentasenya • Jumlah skor kriterium maksimal
= 5 x 5 x 40 = 1000
• Jumlah skor hasil pengumpulan data
= 790
• Kualitas dosen menurut 40 responden
= 1000 × 100% = 79% dari 100%.
790
Skala Tunderstone Responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.
Hasil akhirnya berupa sehimpunan butir pertanyaan sikap yang dapat digunakan untuk memberikan skor sikap kepada individu. Setiap butir diberi nilai skala yang menunjukkan kekuatan sikap yang terkandung di dalam butir. Umumnya setiap butir mempunyai asosiasi nilai yang berbeda-beda dan terurut antara 1 sampai 10. Tetapi nilai-nilai tersebut tidak diketahui oleh responden.
SKALA TUNDERSTONE Petunjuk: Pilihlah 5 pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika dengan cara memberikan tanda cek ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
) 1. Saya senang belajar Matematika. ) 2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika. ) 3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. ) 4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika. ) 5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika. ) 6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. ) 7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan. ) 8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya. ) 9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ) 10 Pelajaran Matematika tidak menantang.
SKALA TUNDERSTONE ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
) ) ) ) ) ) ) ) ) )
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Saya senang belajar Matematika. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. Pelajaran Matematika sangat menjemukan. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. Pelajaran Matematika tidak menantang.
Kriteria penilaian setiap butir dan nilai akhir adalah sebagai berikut ini. No. Item Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
8
3
7
10
2
9
1
5
6
4
Nilai tertinggi =
6 + 7 + 8 + 9 + 10 =8 5
Nilai terendah =
1 + 2 + 3 + 4 + 5 =3 5
SKALA TUNDERSTONE Misalkan jawaban responden A seperti berikut ini ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
) 1. Saya senang belajar Matematika. ) 2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika. ) 3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. ) 4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika. ) 5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika. ) 6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. ) 7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan. ) 8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya. ) 9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ) 10 Pelajaran Matematika tidak menantang.
SKALA TUNDERSTONE Kriteria No. Item Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
8
3
7
10
2
9
1
5
6
4
Nilai tertinggi =
6 + 7 + 8 + 9 + 10 =8 5
Nilai terendah =
1 + 2 + 3 + 4 + 5 =3 5
Contoh hasil rekapitulasi data responden A yang memilih butir 1, 3, 4, 6, dan 8. No. Item Pertanyaan
1
Jawaban Responden Nilai
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
8
7
10
9
5
9
10
Nilai = 7 + 10 + 9 + 8 + 5 = 7,8 5
Kesimpulan: Responden A mempunyai respon yang tinggi terhadap pelajaran Matematika
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN DAN CONTOHNYA
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA (SUGIYONO) Angket digunakan bila jumlah responden banyak, dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden atau lingkupnya kecil. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit. Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan konsisten.
MEMPERTIMBANGKAN PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN (MARGONO) Masalah dan variabel yang diteliti harus jelas dan spesifik sehingga dapat menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan dengan mudah. Sumber data atau informasi dan jumlah keragamannya harus diketahui terlebih dahulu sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan item dalam instrumen penelitian. Keterampilan instrumen sebagai alat pengumpul data, baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instumen harus jelas, peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian. Mudah dan praktis digunakan dan dapat menghasilkan data yang diperlukan.
LANGKAHMENYADUR INSTRUMEN BAKU YANG DIKEMBANGKAN DALAM BAHASA ASING (ARIFIN) Menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butirnya. Hal ini dilakukan untuk memahami konstruksi variabel yang diukur, kisi-kisi, butir-butir, dan cara penafsiran jawaban. Menerjemahkan setiap butir instrumen ke dalam Bahasa Indonesia. Penerjemahan ini harus dilakukan oleh dua orang secara terpisah.
Memadukan kedua terjemahan tersebut oleh orang ketiga.
Menerjemahkan kembali ke dalam bahasa asalnya. Hal ini untuk mengetahui kebenaran penerjemahan.
Memperbaiki butir instrumen apabila diperlukan.
JIKA INSTRUMEN DIKEMBANGKAN OLEH PENELITI SENDIRI, TERDAPAT LANGKAHLANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN YANG HAMPIR BAKU. MENURUT SUMADI (2014:53); MARGONO (2010 155-157); & ARIFIN (2014:244), SECARA UMUM LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN ADALAH SEBAGAI BERIKUT INI.
Pengembangan spesifikasi instrumen
Membuat kisi-kisi atau layout instrumen
Penulisan butirbutir pertanyaan atau pernyataan
Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan
Penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan ke dalam perangkat instrumen
Penentuan perangkat akhir instrumen
Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen
Analisis uji coba
Uji coba instrumen
CONTOH INSTRUMEN SUATU PENELITIAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP MATH BOOK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VII SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Pop-up math book dalam pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi? 3. Bagaimana pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?
Tujuan Pengembangan Tujuan dari Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. 2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. 3. Untuk mengetahui pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya terdiri dari lima tahap utama yaitu (A)nalisis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation yang dilakukan dengan tahap yang sistematik. Tabel 3.1 tabel ADDIE (R.M. Branch. 2009 : 3) K O N S E P
Analyze mengidentifikasi alasan kemungkinan untuk sebauh kesenjangan pelaksanaan
Design Verifikasi performa yang diinginkan dan metode pengujian yang tepat
P
1.
Memvalidasi Kesenjangan Pelaksanaan
1.
Menetapkan Tujuan
2.
R O S E D U R
2. 3.
Menganalisis Pembelajar
4.
Sumber daya yang tersedia
5.
Membuat Rencana Kerja
3.
Develop Menghasilkan produk dan memvalidasi produk penelitian pembelajaran
Mengadakan 1. inventaris yang dibutuhkan 2. Menyusun Tujuan Pelaksanan 3. atau pengembanga n Menghasilkan Strategi Pengujian
Implement Menyiapkan lingkungan belajar dan mengikutser-ta peserta didik
Evaluate Menilai kualitas produk pembelajaran dan prosesnya, sebelum dan sesudah implementasi
Uji Coba 1. Perorangan
Menyiapk-an 1. guru
Level 1 persepsi
Uji Coba Kelompok Kecil
Menyiapk-an 2. siswa
Level 2
Uji Coba Lapangan
2.
3.
pengetahuan
Level 3 pelaksanaan
Berikut Instrumen Penelitian Pengembangan yang Digunakan. a. Lembar Observasi oleh Guru
b. Lembar Observasi oleh Peneliti
c. Angket Validasi Media
d. Lembar Validasi Materi
e. Angket Validasi Desain
f. Angket Uji Coba Perorangan/Kelompok Kecil
g. Angket Ujicoba Kelompok Besar/Implementasi
h. Angket Persepsi
i. Instrumen Tes
SEKIAN DAN TERIMA KASIH WASSALAMUALAIKUM.