Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
INOVASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE “EYETRACKING ANALYSIS BASED CAMERA” (STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM) Maya Wulandari1*, Diane Noviandini1, Debora Natalia Sudjito1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah - Indonesia
[email protected] ABSTRAK Inovasi baru dalam pembelajaran yaitu dengan eyetracking analysis based camera dan program analisis video dibahas dalam makalah ini. Penelitian ini bertujuan: 1)memanfaatkan kamera digital dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran hukum kekekalan momentum, 2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang hukum kekekalan momentum dengan menggunakan program analisis video logger pro, 3)mengujicobakan RPP dalam pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini hukum kekekalan momentum dipelajari melalui tumbukan dua koin karambol yang direkam dengan menggunakan fasilitas video pada kamera digital dan kemudian hasil rekaman video tersebut dianalisis dengan program analisis video, yaitu logger pro. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Kristen Satya Wacana. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu RPP, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi, lembar observasi, dan kuisioner. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptifkualitatif. Dari hasil penelitian, sebanyak 89% kelas memperoleh nilai di atas 75 dan lebih dari 70% siswa terlibat aktif dan memberi respon positif terhadap setiap tahap pembelajaran. Dari penelitian dapat disimpulkan pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran untuk studi kasus pada materi hukum kekekalan momentum dapat diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran di kelas dan siswa lebih aktif serta mudah memahami konsep hukum kekekalan momentum.
Kata-kata kunci: koin karambol, tumbukan, momentum, eyetracking analysis based camera, logger pro, pembelajaran
beberapa kendala dalam menganalisis video dengan cara tersebut, yaitu gambar yang dihasilkan terkadang ada yang blur setelah video dikonversi menjadi JPEG. Kemudian dalam mengekstraknya harus disesuaikan dengan kemampuan kecepatan kamera dalam mengambil gambar tiap detiknya (fps). Padahal belum diketahui sebelumnya gambar bagian mana yang diambil dan bagian mana yang dibuang oleh software tersebut. Apabila gambar yang dibuang adalah bagian penting, maka akan menghasilkan data yang kurang baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu inovasi. Salah satunya dengan menggunakan metode eyetracking analysis based camera dengan bantuan program analisis video logger pro. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai peristiwa tumbukan (tabrakan). Bagi kebanyakan orang di jalan, kata
PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu ilmu yang sangat erat kaitannya dengan proses pengamatan. Akan tetapi dalam proses pembelajaran, siswa seringkali mengalami kesulitan dalam observasi karena keterbatasan indera manusia, misalkan untuk mengamati gerak benda yang sangat cepat dalam selang waktu yang singkat seperti peristiwa tumbukan. Untuk itu telah dikembangkan media pembelajaran fisika dengan memanfaatkan kamera digital dan komputer, di mana kamera digital tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengambil gambar suatu obyek, tetapi dapat juga digunakan untuk merekam benda yang bergerak cepat. Dalam penelitian yang pernah dilakukan, hasil rekaman video dikonversi ke dalam format JPEG sehingga dapat diketahui posisi suatu benda pada waktu tertentu. Namun ada 391
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
tumbukan (tabrakan) seringkali diartikan sebagai kecelakaan lalu lintas. Namun dalam hal ini akan dibahas lebih luas mengenai pengertian tumbukan, yaitu sebagai interaksi yang terjadi antara dua buah benda yang berlangsung dalam selang waktu yang relatif singkat. Contoh peristiwa tumbukan tidak hanya pada kecelakaan mobil tetapi dapat diamati juga pada dua buah bola yang bertumbukan pada meja bilyard, tumbukan antara dua kelereng, dua buah koin karambol yang bertumbukan, bola bowling yang menerjang pin-pinnya, neutron yang menghantam inti atom dalam reaktor nuklir, dan masih banyak lagi peristiwa tumbukan dalam kehidupan sehari-hari [1]. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kamera digital dan program analisis video sebagai media pembelajaran tentang hukum kekekalan momentum, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi hukum kekekalan momentum dengan menggunakan program analisis video logger pro, dan mengujicobakan RPP dalam pembelajaran di kelas.
mampu menyajikan gejala fisika secara nyata baik berupa data kuantitatif dan grafiknya secara simultan dan memberikan jembatan antara pengamatan langsung dengan representasi abstrak dari berbagai fenomena fisika [5]. Software Logger Pro dapat memberikan warna tampilan grafik yang berbeda untuk posisi gerak benda (x dan y) dari suatu gambar video, dan mampu mengubah data yang dihasilkan ke dalam bentuk nilai dan grafik secara jelas sehingga menawarkan banyak kemungkinan untuk membangun dan menguji model fisika, baik secara konseptual maupun analitis. Dengan program Logger Pro dapat disajikan secara bersama-sama kejadian fisis tumbukan, yaitu hubungan antara jarak tempuh (x) sebagai fungsi waktu (t). Melalui media ini pula memungkinkan pengamat untuk memprediksikan dan membandingkan hasil kesimpulan yang diperoleh secara teoritis dengan perilaku yang diamati secara objektif [5]. Hukum Kekekalan Momentum Apabila ada dua partikel A dan B bertumbukan, maka partikel B mengerjakan gaya pada partikel A dituliskan F B pada A dan sebaliknya partikel A juga akan mengerjakan gaya pada partikel B F A pada B . Dalam kondisi sistem terisolasi (isolated system), laju perubahan momentum dari kedua partikel tersebut berdasarkan hukum kedua Newton adalah [1]:
Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan [2]. Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, poster, spanduk, gambar, internet dan sebagainya [3]. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan belajar [4]. Eyetracking Analysis dan Software Logger Pro Eyetracking analysis merupakan suatu metode analisis yang dapat menganalisis gerak benda yang sangat cepat dalam selang waktu yang singkat, dengan bantuan kecanggihan teknologi kamera dan software analisis video. Program Logger Pro merupakan salah satu software yang mempunyai keistimewaan
dp A dpB FB pada A ; FA pada B dt dt
(1)
Momentum dari setiap partikel berubah, tetapi karena yang bekerja hanya gaya-gaya internal maka perubahan itu tidak bebas, tetapi berdasarkan hukum ketiga Newton, gaya F A pada B dan F B pada A selalu sama 392
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
besar FA
FA FA
pada
tetapi berlawanan arah. Artinya B = - F B pada A atau dapat ditulis:
pada B
pada B
FB FB
pada A
pada A
hasil pengamatan siswa dalam menganalisis video dengan logger pro. Soal evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Lembar observasi KBM digunakan untuk melihat reaksi siswa selama KBM dan lembar kuisioner digunakan untuk melihat tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi. Pada tahap persiapan, seluruh alat pengumpul data dan video tumbukan dua koin karambol disiapkan. Pada tahap pelaksanaan, KBM dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, lembar observasi diisi oleh observer. Setelah KBM selesai, siswa diberi soal evaluasi dan kuisioner. Tahap yang terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, hasil evaluasi siswa dikoreksi, kemudian nilai siswa direkap untuk menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran secara kuantitatif. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila (i) minimal 70% dari siswa memberikan respon yang positif dan aktif dalam KBM serta (ii) minimal 70% dari siswa memperoleh nilai tes minimal 75 pada tes evaluasi. Pada tahap ini hasil tes, lembar observasi dan kuisioner dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui apakah indikator keberhasilan tercapai atau tidak. Apabila hasil yang didapat belum mencapai target yang diinginkan, maka perlu dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran dan siklus diulang. Apabila hasil yang didapat sudah mencapai target yang diinginkan, maka penelitian selesai.
0
dp 0 dt
dp A dp B dp A + dp B + = =0 dt dt dt
(2)
Laju dari perubahan momentum total adalah nol. Jadi, momentum total dari suatu sistem adalah konstan, walaupun momentum masing-masing partikel yang membentuk sistem dapat berubah. Jika resultan gaya yang bekerja pada sistem (kedua benda A dan B) sama dengan nol, maka jumlah momentum benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan.
(3) Karena momentum merupakan besaran vektor, maka besarnya momentum total sebelum dan setelah tumbukan untuk gerak benda dua dimensi dirumuskan: dan (4) BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas di mana guru bertindak sebagai peneliti. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Kristen Satya Wacana (Laboratorium UKSW) sebanyak 28 siswa. Adapun alat pengumpul data yang digunakan berupa: (i) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (ii) lembar kerja siswa, (iii) lembar soal evaluasi, (iv) lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan (v) kuisioner. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi momentum dan hukum kekekalan momentum dibuat dengan mengintegrasikan analisis video program logger pro. Lembar kerja siswa terdiri dari lembar petunjuk untuk memberikan langkah-langkah analisis video dengan menggunakan program logger pro dan lembar hasil pengamatan untuk menuliskan
HASIL DAN DISKUSI Proses Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar diawali dengan cerita peristiwa tabrakan yaitu sebuah truk peti kemas dan mobil yang berjalan dengan kecepatan sama 65 km/jam dalam arah yang sama. Sesaat kemudian keduanya samasama menabrak dinding pembatas jalan. Cerita yang kedua, membandingkan dua orang anak (A dan B) yang memiliki berat yang sama bermain balap sepeda. A 393
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
mengayuh sepeda dengan kecepatan 20 m/s dan B mengayuh sepeda dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian keduanya sama-sama menabrak tembok di ujung jalan. Siswa diminta untuk memprediksi kerusakan mana yang lebih parah dari kedua cerita tersebut. Sebagian besar siswa menjawab kerusakan yang lebih parah dialami oleh dinding pembatas jalan yang ditabrak truk pada cerita pertama dan sepeda A mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan sepeda B pada cerita kedua. Kemudian guru bertanya: ”Dari cerita di atas, mengapa truk dan sepeda A mengalami kerusakan yang lebih parah?” Sebagian besar siswa menjawab karena truk peti kemas memiliki berat yang lebih besar daripada mobil dan sepeda A memiliki kecepatan yang lebih besar daripada sepeda B. Melalui pertanyaan-pertanyaan penggiring siswa dapat mengingat kembali persamaan momentum. Kegiatan selanjutnya adalah menurunkan persamaan hukum kekekalan momentum dari dua balok yang bertumbukan dengan bantuan gambar seperti di bawah ini:
masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 berikut:
Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada balok A dan B sebelum tumbukan
Gambar 3. Gaya-gaya yang bekerja pada balok A dan B saat tumbukan
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada kedua balok sebelum dan saat tumbukan berdasarkan hukum Newton hingga menemukan persamaan (3) untuk menghitung momentum total sistem sebelum dan setelah tumbukan. Kegiatan yang terakhir adalah menentukan besarnya momentum dua koin karambol yang bertumbukan. Guru bertanya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi momentum suatu benda berdasarkan persamaan (3). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya momentum benda berdasarkan persamaan tersebut adalah massa benda dan kecepatan. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa untuk menghitung besarnya kecepatan mobil atau truk yang melaju dapat menggunakan speedometer. Namun untuk kegiatan di laboratorium, sulit menghitung kecepatan benda-benda yang bergerak begitu cepat dalam selang waktu yang singkat. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara merekam gerakan benda-benda tersebut dengan menggunakan fitur video pada kamera digital. Gerak benda tersebut dianalisa dengan menggunakan program
Gambar 1. Balok A bergerak ke kanan, menumbuk balok B yang diam di atas permukaan licin, dan keduanya saling memantul.
Dua orang siswa ditugaskan untuk menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan secara bergantian pada papan tulis, dan siswa yang lainnya diminta untuk menggambarkan pada buku mereka masingmasing. Dengan bantuan pertanyaan penggiring, sebagian besar siswa dapat menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan. Gaya-gaya yang bekerja pada 394
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
Tabel 1. Kecepatan koin karambol
analisis video di komputer/laptop. Kemudian guru bertanya: ”Pernahkah kalian bermain karambol?” Sebagian siswa yang laki-laki mengatakan bahwa mereka pernah bermain karambol. Berikutnya video percobaan tumbukan dua koin karambol yang merupakan hasil rekaman kamera digital ditunjukkan kepada siswa. Guru bertanya: ”Berapa besarnya momentum dua koin karambol masing-masing sebelum dan setelah tumbukan?” Ada siswa yang menjawab tidak tahu karena tidak tahu besarnya massa dan kecepatannya. Kemudian guru menjelaskan bahwa kecepatan kedua koin karambol dapat dicari dengan menggunakan analisis video yang disebut logger pro. Guru menunjukkan cara menganalisis video tersebut dengan menggunakan logger pro. Sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik dan antusias saat guru memberi contoh cara menganalisis video dengan logger pro. Karena jumlah laptop yang tersedia hanya tiga buah, maka guru membagi siswa dalam tiga kelompok. Kemudian guru meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok dan menganalisis video tumbukan dua koin karambol untuk mencari kecepatan dan momentumnya. Untuk mempermudah langkah siswa menganalisis video maka guru membagikan lembar petunjuk. Guru menunjuk satu siswa dalam tiap kelompok sebagai ketua kelompok. Tiap ketua kelompok diminta untuk menirukan cara menganalisis video seperti yang telah dilakukan guru tadi. Dan ternyata mereka dapat menganalisis video seperti yang dicontohkan guru. Siswa yang sebagai ketua kelompok harus mengajari anggotanya cara menganalisis video dengan logger pro sehingga hampir semua siswa mencoba fitur tracking pada logger pro. Setelah itu tiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil pengamatan mereka pada lembar hasil pengamatan. Tabel berikut adalah hasil yang diperoleh tiap kelompok dalam mencari kecepatan koin karambol dengan menggunakan program analisis logger pro dan menghitung besarnya momentum koin sebelum dan setelah tumbukan.
Posisi
Kelompok A
Sebelum tumbukan Setelah tumbukan
Posisi
Kelompok B
Sebelum tumbukan Setelah tumbukan
Posisi
Kelompok C
Sebelum tumbukan Setelah tumbukan
Arah Sumbu X (m/s) VAx = 1,02 VBx = 0 VAx’ = 0,3666 VBx’ = 0,5104 Arah Sumbu X (m/s) VAx = 1,025 VBx = 0 VAx’ = 0,5389 VBx’ = 0,5109 Arah Sumbu X (m/s) VAx = 1,031 VBx = 0 VAx’ = 0,48 VBx’ = 0,5419
Arah Sumbu Y (m/s) VAy = 0,05259 VBy = 0 VAy’ = 0,04103 VBy’ = 0,03916 Arah Sumbu Y (m/s) VAy = 0,06017 VBy = 0 VAy’ = 0,004887 VBy’ = 0,03778 Arah Sumbu Y (m/s) VAy = 0,05138 VBy = 0 VAy’ = 0,03788 VBy’ = 0,03799
Tabel 2. Momentum koin karambol
Kelompok A
Posisi
Sebelum tumbukan
Arah Sumbu X (kg m/s) PAx = 0,002438 PBx = 0 Px =0,002438 PAx’ = 0,000876
Setelah tumbukan
PBx’ = 0,00121 Px’ = 0,002086
Kelompok B
Posisi
Sebelum tumbukan
395
C
K e l o m p o k
Setelah tumbukan
Posisi
Arah Sumbu X (kg m/s) PAx = 0,00244975 PBx = 0 Px = 0,00244975 PAx’ = 0,001287971 PBx’ = 0,001210833 Px’ = 0,002498804 Arah Sumbu
Arah Sumbu Y (kg m/s) PAy = 0,00012569 PBy = 0 Py = 0,00012569 PAy’ = 0,000098 PBy’ = 0,000093 Py’ = 0,00000525 Arah Sumbu Y (kg m/s) PAy = 0,000143806 PBy = 0 Py = 0,000143806 PAy’ = 0,0000116 PBy’ = 0,0000895 Py’ = 0,000077 Arah
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
X (kg m/s)
Sebelum tumbukan
Setelah tumbukan
PAx = 0,00246409 PBx = 0 Px = 0,00246409 PAx’ = 0,0011472 PBx’ = 0,001284303 Px’ = 0,002431503
antusias siswa dalam menjawab pertanyaanpertanyaan penggiring yang diberikan guru, berhipotesa, mencoba menganalisis dengan program logger pro, menghitung besarnya momentum dua koin karambol yang bertumbukan, menarik kesimpulan. Secara garis besar pembelajaran fisika dengan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis logger pro dapat diikuti oleh siswa. Dalam lembar observasi terlihat bahwa siswa mampu mengikuti langkah-langkah untuk menentukan kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan dengan program analisis logger pro dan menghitung momentum koin karambol sebelum maupun setelah tumbukan. Sebagian kecil siswa yang belum mampu menirukan cara menganalisis yang dilakukan guru disebabkan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan. Sebenarnya siswa masih asing dengan program logger pro karena baru mengenalnya saat SMA ini, namun karena keingintahuan yang tinggi, siswa tertarik mencobanya.
Sumbu Y (kg m/s) PAy = 0,000122798 PBy = 0 Py = 0,000122798 PAy’ = 0,0000905 PBy’ = 0,00009 Py’ = 0,00000049
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, besarnya momentum total dua koin karambol sebelum dan setelah tumbukan dihitung berdasarkan persamaan (4) dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil perhitungan momentum total tiap kelompok
Kelompok A B C
Ptotal sebelum tumbukan (kg m/s) 0,0024 0,0025 0,0025
Ptotal setelah tumbukan (kg m/s) 0,0021 0,0025 0,0024
Hasil perhitungan besarnya momentum total dua koin karambol yang diperoleh siswa dalam tiap kelompok mendekati nilai yang diperoleh peneliti yaitu:
Pemahaman Siswa Setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan, siswa diberikan soal evaluasi sebanyak lima soal. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, lembar soal evaluasi beserta jawabannya dikumpulkan. Kemudian lembar jawaban siswa dikoreksi dan nilai siswa direkap seperti pada Tabel 6.
Tabel 4. Hasil perhitungan momentum total peneliti
Ptotal sebelum tumbukan (kg m/s) 0,0025
Ptotal setelah tumbukan (kg m/s) 0,0020
Tabel 6. Rekap nilai siswa
SISWA A B C D E F G H I J K L M N
Dari perhitungan diperoleh nilai momentum total dua koin karambol sebelum dan setelah tumbukan nilainya hampir mendekati. Melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa pada tumbukan dua koin karambol berlaku hukum kekekalan momentum. Respon Siswa Dalam Pembelajaran Respon siswa selama kegiatan belajar mengajar terangkum dalam lembar observasi (lampiran A). Berdasarkan tabel lembar observasi didapatkan, lebih dari 70% siswa memberikan respon positif selama proses pembelajaran. Respon tersebut dalam bentuk keaktifan dan 396
NILAI 55 80 80 75 90 100 80 95 65 100 90 100 85 100
SISWA O P Q R S T U V W X Y Z Aa Ab
NILAI 90 80 85 100 45 80 85 90 90 85 85 90 100 90
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
Dari tabel 6 terlihat dari 28 siswa, sebanyak 25 siswa berhasil memperoleh nilai di atas standar kelulusan yaitu 75. Dengan demikian presentase keberhasilan pembelajaran tersebut adalah:
dalam menentukan kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan untuk menghitung momentum benda. 18% lainnya berpendapat tidak mempermudah karena mereka ada yang belum mencoba dan bermain sendiri. Sebanyak 75% dari siswa termotivasi untuk belajar fisika setelah mereka belajar menentukan momentum dengan metode eyetracking analysis based camera. Mereka berpendapat ternyata ada cara yang lebih menyenangkan untuk belajar fisika. Sisanya berpendapat dengan berbagai alasan mereka belum termotivasi untuk belajar fisika, salah satu alasannya karena perlu waktu untuk mempelajari program logger pro itu terlebih dahulu. Sebanyak 71% dari siswa berpendapat dapat menghitung kecepatan gerak benda dengan menggunakan program analisis logger pro apabila diberi video benda yang bergerak karena sudah mengerti caranya. Siswa yang lainnya sebanyak 29% berpendapat belum dapat menghitung sendiri karena tidak mempunyai programnya tersebut dan alasannya masih perlu dibimbing langkahlangkahnya agar lebih lancar. Beberapa permasalahan yang terjadi di atas disebabkan karena keterbatasan laptop dalam pembelajaran sehingga ada siswa yang belum mencoba analisis logger pro dan memilih bermain sendiri. Untuk penelitian selanjutnya, bisa ditambah jumlah laptop yang disediakan atau bisa juga melaksanakan pembelajaran di laboratorium komputer sekolah sehingga masing-masing siswa dapat mencoba semua. Sebenarnya siswa masih asing dengan program logger pro, namun rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa mendorong mereka untuk mau mencobanya meskipun secara bergantian dalam kelompok, sehingga hal ini meningkatkan motivasi siswa untuk mau belajar hal baru. Selain itu juga dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Menurut siswa pembelajaran dengan kamera dan komputer sebagai media pembelajaran adalah hal yang menarik karena siswa dapat menemukan sendiri nilai kecepatan koin karambol sebelum dan setelah tumbukan, cara ini menyenangkan seperti bermain game.
Berdasarkan presentase keberhasilan yang diperoleh, pembelajaran yang dilakukan berhasil membuat siswa paham cara menentukan momentum benda dan mampu menerapkan hukum kekekalan momentum pada soal-soal. Tanggapan Siswa Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based camera dan bantuan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran untuk mencari kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan diperoleh melalui kuisioner. Sebanyak 89% siswa menjawab bahwa model pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based camera merupakan hal yang baru bagi mereka dengan alasan belum pernah menjumpai pembelajaran dengan cara seperti ini sebelumnya, pembelajaran yang biasanya hanya teori saja. Dan 11% siswa lainnya menjawab bukan hal baru karena mereka sudah pernah menggunakan fitur tracking, yaitu pada aplikasi editing video dan game. Sebanyak 86% siswa berpendapat bahwa model pembelajaran fisika dengan kamera dan komputer sebagai media pembelajaran adalah hal yang menarik bagi mereka dengan alasan siswa dapat praktek langsung dan menemukan sendiri nilai besaran fisika sehingga menambah pengetahuan, cara seperti ini menyenangkan karena seperti bermain game. Siswa yang lainnya yaitu 14% dari siswa berpendapat model pembelajaran dengan kamera dan komputer sebagai media pembelajaran bukanlah hal yang menarik dengan alasan langkahlangkah mengerjakannya agak ribet karena harus mengulangi tracking dari awal lagi apabila ada kesalahan. Sebanyak 82% dari siswa berpendapat bahwa penggunaan kamera digital dan komputer (program analisis video logger pro) mempermudah 397
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
Jadi dapat disimpulkan bahwa (i) metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan momentum, dan (ii) secara garis besar, penggunaan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran untuk menghitung momentum benda merupakan hal yang menarik dan menyenangkan serta dapat mempermudah menentukan kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan untuk menghitung momentum benda.
melaksanakan pembelajaran di laboratorium komputer sekolah sehingga masing-masing siswa dapat mencoba semua.
UCAPAN TERIMA KASIH 1) Terima kasih kepada SMA Kristen Satya Wacana (Laboratorium UKSW) yang telah memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengambil data sampel. DAFTAR PUSTAKA [1] Young, H. D. & Freedman, R. A., University Physics Tenth Edition, In: Endang Juliastuti, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1, Jakarta, Erlangga: 2002. [2] Criticos, C., International Encyclopedia of Educational Technology 2nd edition, In: plomp, t. & Ely, D, P.(Eds.), Media selection, New York: Elsevier Science Inc, 1996. [3] Agung Sutjiono dan Thomas Wibowo, “Pendayagunaan Media Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04/Th.IV, 2005. [4] I Wayan Santyasa, “Landasan Konseptual Media Pembelajaran,” Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Banjar Angkan, 2007. [5] Vernier International, Data Collection with Computer and Handhelds 2004 Catalog, 2004. [Online] Available: http://www.vernier-intl.com (21 Desember, 2013)
KESIMPULAN Secara garis besar kamera digital dan program analisis video logger pro dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan moementum. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan momentum dapat diterapkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dan siswa aktif serta lebih memudahkan untuk menghitung besarnya kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan, sehingga mudah memahami konsep hukum kekekalan momentum. Adanya keterbatasan jumlah laptop dalam pembelajaran sehingga ada siswa yang belum mencoba analisis logger pro dan memilih bermain sendiri. Untuk penelitian selanjutnya, bisa ditambah jumlah laptop yang disediakan atau bisa juga A. Lampiran A
Tabel 5. Lembar Observasi KBM
NO 1
2
KEGIATAN
SISWA YANG MEMBERIKAN RESPON (%)
Motivasi Respon siswa saat guru memberikan pertanyaan prediksi Hipotesa Antusiasme siswa dalam memberikan
71
75 398
RESPON SISWA Siswa termotivasi dan aktif menjawab pertanyaan prediksi Siswa antusias memberikan jawaban/pendapatnya
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
3
hipotesa Kegiatan inti Kemampuan siswa menurunkan persamaan momentum Kemampuan siswa ketika menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing benda sebelum dan saat tumbukan Antusiasme siswa ketika guru menunjukkan cara menganalisis video tumbukan dua koin karambol Kemampuan siswa dalam menirukan cara menganalisis video seperti yang telah dilakukan guru Keaktifan siswa saat menentukan kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan menggunakan program logger pro Kemampuan siswa menghitung besarnya momentum masing-masing koin sebelum dan setelah tumbukan berdasarkan persamaan yang telah ditemukan Kemampuan siswa menghitung besarnya momentum total sistem sebelum dan setelah tumbukan
71
93
89
93
93
79
86
399
Siswa aktif dan mampu menurunkan persamaan dengan benar
Siswa mampu menggambarkan gayagaya yang bekerja pada masing-masing benda sebelum dan saat tumbukan
Siswa antusias dan memperhatikan dengan rasa ingin tahu yang tinggi saat guru menunjukkan cara menganalisis video Hampir semua siswa mampu menirukan cara menganalisis video
Siswa aktif dan dapat melakukan tracking dengan baik serta dapat menentukan kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan Siswa dapat menghitung besarnya momentum koin sebelum dan setelah tumbukan
Siswa dapat menghitung besarnya momentum total sebelum dan setelah tumbukan
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
4
Kesimpulan Antusias siswa dalam menjawab pertanyaan menggiring menarik kesimpulan Kemampuan siswa menarik kesimpulan
71
71
DISKUSI Pertanyaan :Metode Eyetracking ada dimana? Sintesa eyetracking? Jawab : pada bagian konsoldasi, berapa video rekaman
400
Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru
Siswa mampu menarik kesimpulan dengan benar