HUBUNGAN ANTARA KEBUTAAN DAN AWITAN USIA MENARCHE
Karya Tulis Ilmiah
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
oleh : Inet Fyndianne Mentariningrum 01711202
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2005
KARYA TULIS ILMIAH JUDUL: HUBUNGAN ANTARA KEBUTAAN DAN AWITAN USIA MENARCHE
Diajukan oleh: Inet Fyndianne Mentariningrum 01711202
Telah diseminarkan pada tanggal 1 juni 2005 dan telah disetujui oleh:
Pembimbing utama,
Pembimbing pendamping,
dr. P. Lutfi Ghazali, M. Kes Tanggal :
dr. Umatul Khoiriyah Tanggal :
disahkan oleh:
Prof. Dr. dr. H. Rusdi Lamsudin, M. Med. sc, Sp. S (K) Dekan Fakultas Kedokteran UII
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul
i
Halaman Persetujuan
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
vi
Daftar grafik
vii
Pernyataan
viii
Kata Pengantar
ix
Abstract
xi
Intisari
xii
Bab I Pendahuluan
1
A. Latar Belakang Permasalahan
1
B. Perumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
4
D. Keaslian penelitian
4
E. Manfaat penelitian
5
Bab II Tinjauan Pustaka
7
A. Perubahan yang Terjadi Selama Pubertas Pada Wanita
7
B. Gangguan yang Menyebabkan Kelainan Pubertas
9
C. Kebutaan
11
D. Landasan Teori
12
iii
E. Kerangka Konseptual
14
F. Hipotesis Penelitian
14
Bab III Metodologi Penelitian
15
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
15
B. Lokasi Penelitian
15
C. Subyek Penelitian
15
D. Sampel Penelitian
16
E. Perkiraan Besar Sampel
16
F. Instrumen Penelitian
17
G. Variabel Penelitian
17
H. Definisi operasional
18
I. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
18
J. Pengolahan dan Analisis Data
20
K. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
21
Bab IV Hasil dan Pembahasan
22
A. Gambaran Lokasi Penelitian
22
B. Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian
26
C. Hasil Penelitian
29
D. Pembahasan
30
E. Kelemahan Penelitian
35
F. Kesulitan Penelitian
37
iv
Bab V Simpulan dan Saran
39
A. Simpulan
39
B. Saran
39
Kepustakaan
40
Lampiran
42
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Status Gizi Metode WHO-NCHS (Usia < 18 tahun)
19
Tabel 2. Klasifikasi Body Mass Index Menurut WHO tahun 1998
20
Tabel 3. Penghuni Asrama Yaketunis Wanita Menurut Pendidikan sampai dengan Bulan Maret 2005
22
Tabel 4. Penghuni Asrama Yaketunis Wanita Menurut Usia sampai dengan Bulan Maret 2005
23
Tabel 5. Wanita Tuna Netra Penghuni Penghuni PSBN Berdasarkan Kelas
24
Tabel 6. Status Gizi Wanita Tuna Netra
26
Tabel 7. Status Gizi Wanita Tidak Tuna Netra
27
Tabel 8. Awitan Usia Menarche Wanita Tuna Netra dan Tidak Tuna Netra
29
Tabel 9. Gambaran Karakteristik Kelompok Perlakuan Berdasarkan Status Gizi Sekarang Menurut Metode WHO-NCHS
42
Tabel 10. Gambaran karakteristik Kelompok Perlakuan Berdasarkan Status Gizi Sekarang Menurut Metode WHO-BMI
42
Tabel 11. Gambaran Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Status Gizi Sekarang Menurut Metode WHO-NCHS
43
Tabel 12. Gambaran Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Status Gizi Sekarang Menurut Metode WHO-BMI
vi
43
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Status Gizi Wanita Tuna Netra dan Tidak Tuna Netra Berdasarkan Metode WHO-NCHS
27
Grafik 2. Status Gizi Wanita Tuna Netra dan Tidak Tuna Netra Berdasarkan Metode WHO-BMI
28
Grafik 3. Awitan Usia Menarche Wanita Tuna Netra dan Tidak Tuna Netra
vii
30
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis dengan judul Hubungan Antara Kebutaan dan Awitan Usia Menarche ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam kepustakaan.
Jogjakarta, 7 Juni 2005
Inet Fyndianne M.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, anugerah dan karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Antara Kebutaan dan Awitan Usia Menarche” ini dapat saya selesaikan. Penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Prof. Dr. dr. H. Rusdi Lamsudin, M. Med. sc, Sp. S (K), selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, 2. dr. P. Lutfi Ghazali, selaku dosen pembimbing utama, yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan mengenai penyusunan karya tulis ilmiah ini, 3. dr. Umatul Khoiriyah, selaku dosen pembimbing pendamping, yang telah memberikan bimbingan dan masukan mengenai penyusunan karya tulis ilmiah ini, Selain itu penulis ingin mempersembahkan karya tulis ini kepada orangorang yang penulis kasihi: 1. Papa tercinta, Susanto (Alm.) yang telah banyak memberikan inspirasi, motivasi, dan semangat agar dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat waktu, 2. Mama terkasih, Sri Hastuti W., atas doa dan dukungannya selama ini,
ix
3. Kakak-kakakku tercinta: Mas Aaf, Mba Ida, dan Mamas Andi, yang selalu memberikan dukungan doa serta bantuan tenaga, 4. De Azmy, keponakanku terlucu yang selalu menambah keceriaanku, 5. Teman-teman tutorial 6: Pandang, Wiwid, Dedek, Fitri, Eva, Eka, Tunik, Santi, dan Sofyan yang tetap kompak meski godaan selalu datang menghadang, 6. Ustad Untung yang selalu memberikan bimbingan agama dan membantu doa, 7. Teman-teman pengajian: Atiek, Grenti, Melin, Nofri, Rika, Iluth, Ulin, serta Dita yang selalu memberi dukungan doa, 8. Teman-teman tercinta: Ajeng, Ancol, Geta, Ryan, Nining, Fitri, Tiko, Diani, serta teman-teman angkatan 2001 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Besar harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jogjakarta, Juni 2005
Inet Fyndianne M.
x
ABSTRACT Background: Menarche is defined as the time in a girl's life that menstruation first begins. It is so different in every woman because many factors influence it. The major determinant of the timing of the onset of menarche is no doubt genetic, but a number factors appear to influence it. Among these influences are nutritional state, general health, geograpic location, exposure of light, and psychological state. The researches of corellation between blindness and menarche had been done. One of the results is blind girls apparently undergo menarche earlier than sighted girls, suggesting some influence of light. The researches had been done in the Europe but in Indonesia had been done yet. If that researches had been done in Indonesia, the result may be different. That the people knows, Indonesia is tropical area so it has exposure of light higher than Europe. The higher exposure of light may be more influence of blind girl`s menarche, so blind girls undergo menarche earlier than slighted girls. Objectives: This study aims to know the corellation between blindness and menarche and the different of blind girl`s menarche and slighted`s menarche. Method: This research is descriptive analytical, and uses cross sectional method. The research was done with quantitative method and took place at Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis), Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI), Panti Sosial Bina Netra (PSBN), blind girl`s boarding house in Tajem, Jogjakarta, and boarding houses in Bantul and Sleman. The subjects of this research are blind girls and sligted girls who choosed are by individual age matching at time research. The instruments used interview guidelines, and the measure of nutritional state by WHOBMI or WHO-NCHS. Results: The mean age at blind girl`s menarche that calculated by T-test for mean is 11,93 years old and sligted`s menarche is 12,03 years old. The different value 0,10 years is not significant because the significancy is 0,075 if calculated by independent T-test and 0,723 if calculated by Mann-whitney test (P-value > 0,05). The significancy by Chi square test is 0,754 (P-value > 0,05), so it mean that there isn`t corellate between blindness and menarche. The results are different with hypothesis because the populations are low and uncontrolled variables such as nutritional state, general health, geographic location, genetic, and psychological. Conclusion: The different of mean at blind girl`s menarche and slighted`s menarche is not significant, and there isn`t corellate between blindness and menarche. Kata Kunci: Menarche, blindness, melatonin.
xi
INTISARI Latar Belakang: Menarche didefinisikan sebagai periode di mana menstruasi pertama kali terjadi pada wanita. Awitan usia menarche berbeda-beda karena dipengaruhi banyak faktor. Genetik dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi awitan usia menarche namun ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya, yakni status gizi, kondisi kesehatan, lokasi geografi, paparan cahaya, dan kondisi psikologis. Penelitian-penelitian untuk mengetahui hubungan antara kebutaan dan awitan usia menarche telah banyak dilakukan olae para ahli. Salah satu hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa wanita tuna netra tampaknya mempunyai awitan usia menarche yang lebih muda dibandingkan dengan wanita tidak tuna netra yang diduga karena pengaruh paparan cahaya. Penelitian tentang hal ini lebih banyak dilakukan di Eropa dan belum pernah dilaksanakan di Indonesia. Jika dilaksanakan di Indonesia, hasilnya mungkin saja berbeda dengan penelitian di Eropa karena Indonesia merupakan negara tropis sehingga paparan cahayanya lebih banyak. Paparan cahaya yang lebih tinggi kemungkinan lebih kuat mempengaruhi usia menarche wanita tuna netra sehingga dia akan mengalami menarche yang lebih cepat dibandingkan wanita tidak tuna netra. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutaan dan awitan usia menarche serta mengetahui perbedaan awitan usia menarche wanita tuna netra dan wanita tidak tuna netra. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis), Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI), Panti Sosial Bina Netra (PSBN), asrama wanita tuna netra di daerah Tajem, Jogjakarta, serta asrama wanita di daerah Bantul dan Sleman. Subyek penelitian adalah wanita tuna netra dan wanita tidak tuna netra yang dipilih secara matching individual berdasarkan usia pada saat penelitian. Instrumen penelitian ini adalah panduan wawancara serta pengukuran status gizi berdasarkan metode WHO-NCHS dan WHO-BMI. Hasil: Rerata awitan usia menarche wanita tuna netra yang dianalisis menggunakan T-test for mean adalah 11,93 tahun dan wanita tidak tuna netra sebesar 12,03 tahun. Perbedaan sebesar 0,10 tahun, tidak signifikan karena didapatkan significancy sebesar 0,075 jika dianalisis menggunakan independent T-test dan 0,723 jika menggunakan Mann-whitney test (P-value > 0,05). Menggunakan Chi square test didapatkan significancy sebesar 0,754 (P-value > 0,05), dan itu berarti tidak ada hubungan antara kebutaan dan menarche. Hasilnya berbeda dengan hipotesis kemungkinan karena variabel pengganggu tidak dikendalikan dan populasi yang digunakan hanya sedikit. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara awitan usia menarche wanita tuna netra dan wanita tidak tuna netra serta tidak ada hubungan antara kebutaan dan awitan usia menarche. Kata Kunci: Menarche, kebutaan, melatonin.
xii
xiii