MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI INTERAKTIF TYPE “THE EDUCATIONAL – DIAGNOSIS MEETING”
Indra Lely H. Abstract: Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1)Untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa melalui metode diskusi interaktif type The educational – diagnosis meeting. 2)Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas metode diskusi bagi pembelajaran. 3)Untuk memberikan masukan kepada pengajar mata pelajaran lain dalam hal memilih metode pengajaran yang tepat agar mahasiswa lebih berminat dalam metode pembelajaran. Desain penelitian ini adalah PTK hasil penelitian Penerapan metode diskusu interaktif type The educational – diagnosis meeting secara nyata dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Dengan metode penerapan metode diskusi interaktif tersebut siswa mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berfikir dalam rangka membahas masalah yang dihadapi bersama dalam kelompok dan mereka memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan kelompoknya. Sehingga aktivitas mental dan fisik siswa akan terlibat secara maksimal Kata Kunci: Metode diskusi interaktif type The educational,Minat Belajar PENDAHULUAN Menurut Hasibuan dan Moejiono (1986: 20), metode diskusu adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompokkelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Imanjah (1984: 81-82), mengemukakan metode diskusi adalah cara megajar dengan jalan mendiskusikan suatu topic mata pelajaran tertentu sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Roestyah dan Yumiati Suharto (1985: 5), mengemukakan teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan disekolah. Didalam diskusi ini, proses interaksi antara dua atau lebih siswa yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan maslah dapat terjadi juga semua aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Terdapat beberapa teknik diskusu menurut Roestyah diantaranya: a. Whole-Group. Diskusi yang jumlah kelompoknya kurang dari 15 anak. b. Buzz-Group. Kelompok besar yang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, kemudian hasil diskusu tersebut dilaporkan kekelompok besar.
c. Panel. Diskusi kelompok kecil terdiri dar 3-6 orang tentang subjek tertentu dan duduk semu melingkar dan dihadapkan pada kelompok lainnya, kemudian perwakilan kelompok berdiskusi dalam satu diskusi besar yang dipimpin oleh seorang moderator. d. Simposium hampir menyerupai panel. Namun bersifat lebih Formal karena setiap fanelis diwajibkan menyususn prasaran atau makalah meurut pandangannya sendiri. e. Kolokium. Suatu teknik ddiskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa narasumber yang berpendapat, menjawab pertanyaan, namun tidak dalam bentuk pidato. f. Debat. Diskusi anatara dua kelompok dengan jumlah seimbang dan sama kuat yang saling berhadapan membahas suatu objek. g. Fish bowl. Terdiri dari seorang moderator dan beberapa narasumber dan duduk secara semi melingkar menghadap kursi kosong yang nantinya diisi oleh penanya dari kelompok besar atau debat dengan narasumber. Beberapa bentuk/type diskusi. Beberapa tipe/bentuk diskusi antara lain : 1)The social problema meeking: Para mahasiswa berbincang-bincang untuk memecahkan masalah sosial di kelas atau sekolahya. Misalnya mengenai maslah peraturan, hak – hak dan kewajiban mahasiswa yang terdapat di sekolah tersebut dengan tujuan setiap mahasiswa akan merasa “terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah lakusesuai kaidah yang berlaku. 2)The open – ended meeting. Para mahasiswa berbincang bincang mengenai maslah apa saja yang berhunbungan dengan kehidupan mereka sehari hari dengan kehidupan mereka disekolah. Ditambah dengan yang terjadi dilingkungan sekitar mereka. 3) The educational – diagnosis meeting, mahasiswa berbincang – bincangmengenai pelajaran dikelas dengan tujuan untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masingmasing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik dan benar. Dalam penelitian ini diterapkan metode diskusi interktif , type The educational – diagnosis meeting penerpan diskusi ini diharapkan mahasiswa lebih aktif produktif. Kegiatan belajar yang melahirkan interksi unsur – unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah Dosen tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut diambil bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Diskusi ialah suatu kegiatan dimana orang – orang berbicara bersama untuk sling menukar informasi mengenai suatu topik. Metode diskusu adalah metode yang mengajarkan peserta didik berpikir dan mengerti sesuatu. Metode diskusi sebagi suatu kegiatan belajar yang memperbincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua oarang atau lebih (guru dan peserta didik atau peserta didik yang lain) dimana orang-orang yang berbincangbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi poko permasalahan, sehingga mendapat berbagai alternatif terhadap jawaban terhadap topik atau maslah yang didiskusikan. (Moedjiono,1992:51) Untuk mengembangkan pengertian yang lebih mendalam terhadap hubungan faktafakta Pendidikan Ekonomi, metode diskusi dalam pendidikan. Pendidikan Ekonomo juga cukup efektif dalam mengembangkan sikap atau nilai. Dengan demikian diskusu memberi kesempatan yang paling baik bagi usaha mencurahkan gagasan secara lebih terbuka serta
memberi peluang untuk mengetahui sikap peserta didik atau satu sama lain serat memungkinkan berkembangnya pertukaran ide-ide secara bebas. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat.”Jersild dan Tasch” menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas – aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu sedangkan menurut “Doyles Fryer” minat atau interesr adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstrimulir perasaan senang pada individu. Dari penegertian diatas minat disini erat kaitannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas dan situasi. Minat disisni sangat penting dalam pendidikan sebab merupakan sumber dari usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mahasiswa disini tidak perlu mendapat dorongan dari luar jika dalam diri mahasiswa tersebut sudah ada minat maka pekerjaan yang ada pasti akan selasai. Tujuan Pemakaiana Metode Diskusi untuk : 1)mengembangakan pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan kognitif tingkat tinggi dan mengembangkan sosial emosional. Naun secara lebih terinci tujuan dari metode diskusi adalah : untuk mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan pada diri peserta didik. 2)Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para dosen dan bidang studi yang dipelajari. 3)Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan pengenalan konsep diri yang lebih positif, 4)Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat, 5)Mengembnagkan sikap kritis terhadap isu –isu kontraversial 6)Meningkatkan kesdaran mahasiswa terhadap sikap orang lain yang meliputi aspek-aspek keyakinan, perasaan dan tingkah laku. 7)Mahasiswa dapat menganalisis dan menilai secara kritis sikapnya sendiri dan perbandingannya dengan orang lain. Dari uraian latar belakang diatas maka makalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan metode diskusu interaktif type The educational – diagnosis meeting dapat meningkatkan minat mahasiswa pada pembelajaran Perkembangan Peserta Didik? Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1)Untuk mengetahui ada tidaknya minat belajar mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Jember melalui pengajaran interaktif type The educational – diagnosis meeting. 2)Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan metode diskusi bagi pemebelajaran 3)Untuk memberikan masukan terhadap pengajar mata pelajaran lain dalam hal memilih metode pengajaran yang tepat agar mahasiswa lebih berminat pada pembelajaran yang diajarkan. Adapun penelitian ini bermanfaat bagi ; mahasiswa : engan diterapkannya beberapa metode pngajaran salah satunya yaitu metode diskusi lebih mendorong mahasiswa untuk lebih giat dan lebih aktif dalam pembelajaran agar tidak hanya tergantung pada stu sumber yaitu Dosen sebagai sumber tunggal.
METODE PENELITIAN Tempat Penelitian ini adalah di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS IKIP PGRI Jember. Subjek penelitian ditujukan pada seluruh mahasiswa yang menempuh Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Pada Tahun Akademik 2008/2009. Jenis penelitian ini merupakan Penelitia Tindakan (PTK) yaitu penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan kodel skema PTK. Menurut “Kommis dan Mc Taggart” kedua tokoh ini mengembangkan teori/skema yang diciptakan oleh “Kurt Lewin” yaitu perencanaan, perlakuan, refleksi dan pengamatan dengan menambah komponen tindakan (acting) di dalamnya. Dalam pengumpulan data dpat dilakukan dengan beberapa cara diantarannya : Observasi/pengamatan, Tes, Wawancara, Ang/Kuisioner. Dlam penelitian ini Menggunakan analisis deskriptiv kualitati yaitu mengambarkan keadaan dilapangan secara deskripsi guna mengetahui kualitas dan efektifitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran Pendidikan Ekonomi dimana dalam memperoleh data kualitatif peneliti dapat menggunakan beberapa cara seperti angket, observasi, wawancar dan tes. Dengan pengumpulan data seperti tersebut diatas dapat diketahui efektif atau tidak metode diskusi digunakan untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode diskusi yang dilaksanakan dalam pembelajaran berdampak pada peningkatan keaktifan belajar hal ini tampak pada partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan kedua aspek tersebut juga diiringi dengan peningkatan aspek psikologis penting lainnya, yakni minat siswa terhadap materi pembelajaran. Secara lebih detail dampak penerapan metode diskusi terhadap peningkatan aspek-aspek tersebut disajikan pada paparan berikut. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh informasi bahwa mayoritas siswa terlibat secara mental dan fisik dalam proses pembelajaran. Partisipasi tersebut terlihat dalam hal kemauan atau keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat mereka dengan memberikan penjelasan kepada sesama teman dalam kelompok. Mereka juga saling memberikan argumentasi untuk mempertahankan pendapat yang mereka kemukakan. Meskipun masih juga ada siswa yang kurang berani ambil dalam bagian diskusi, namun demikian jumlah kejadian ini tidak terlalu besar. Sehingga partisipasi siswa tersebut jauh lebih baik dibanding hasil observasi pada studi pendahuluan yakni ketika Dosen menggunakan metode utama ceramah. Hasil perbandingan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah Dosen menggunakan metode diskusi selengkapnya disajikan dalam gambar 1 berikut (data dalam persen):
60 50 40 Pra Tindakan
30
Setelah Tindakan 20 10 0 Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
Grafik 1. Perbandingan partisipasi siswa dalam pembelajaran sebelum dan saat penelitian tindakan dilaksanakan Gambar diatas menginformasikan bahwa pada proses pembelajaran yang diamati pada studi pendahuluan paling banyak (45%) siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi tersebut berubah pada saat proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode diskusi yakni mayoritas (55%) siswa aktif dalam pembelajaran bahkan lebih dari (20%) sangat aktif dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktifirtas siswa dalam proses pembelajaran dikelas. Peningkatan aspek tersebut juga diiringi dengan adanya peningkatan aspek psikologis penting lainnya, yakni minat siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil ini sejalan dengan penelitian dilaksanakn pada bidang studi dan tingkat kelas yang berbeda. Basrowi (2000) menemukan bahwa penerapan metode diskusi terbukti efektif dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas 1. Hal tersebut juga dikatakan selaras atau mendukung teori-teori yang ada. Metode diskusi memberi kesempatan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Karena dengan siswa dibagi menjadi tiga samapai enam siswa dalam suatu kelompok memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan siswa lainnya dalam membahas tugas atau maslah yang harus dibahas bersama. Kelebihan penggunaan metode diskusi dapat mempertinggi partisipasi siswa untuk saling mengungkapkan pendapt sehingga dapat menembah wawasan, selain itu akan menumbuhkan rasa sosial karena bisa saling membantu dalam memecahkan maslah dan mempertinggi kegiatan belajar mengajar di kelas Moedjiono dan Dimyati (1992) menyatakan bahwa metode ini dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan siswa untuk berani mengungkapkan pendapat, sikap menghargai pendapat orang lain, menentukan pengambilan keputusan, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Penerapan metode diskusi memungkinkan terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara dosen dengan siswa dan siswa dengan siswa. Siswa dapat belajar dengan kemampuan masing – masing dengan bantuan guru. Dengan metode ini dosen dapat memberikan perhatian kepada setiap siswa sehingga terjadi hubungan yang lebih dekat antara dosen dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Sehingga akan terjadi interaksi yang lebih baik antara dua atau lebih siswa yang terlibat dan saling tukar pendapat serta informasi untuk membahas masalah yang mereka hadapi bersama. Pengajaran dengan metode ini memungkinkan siswa lebih aktif dalam proses belajar, antara lain keberanian untuk mengemukakan pendapat mengenai topik yang sedang didiskusikan dan mencari keputusan terbaik berdasarkan keputusan bersama, selain itu memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan siswa. Hasil belajar yang diukur menggunakan tes hasil belajar meliputi hasil belajar sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, hasil belajar pada siklus pertama dan hasil belajar pada siklus kedua. Perbandingan dari ketiga hasil belajar tersebut menunjukkan adanya peningkatan secara meyakinkan. Data pada sebelum penelitian dilaksanakan diperoleh nilai 64% dari skor maksimal dan pada siklus kedua 77% sehingga ada peningkatan sebesar 13% dari skor maksimal 100%. Dari siklus kedua ke siklus ketiga terdapat kenaikan 8% dan dirasa bahwa hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang memuaskan (85% dari skor maksimal) sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Keefektifan penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam diskusi kesempatan siswa untuk ikut aktif memikirkan materi atau masalah yang dibahas jauh lebih besar. Siswa juga mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menanyakan masalah yang yang belum mereka mengerti baik langsung kepada dosen maupaun kepada teman mereka sendiri. Lebih tegas lagi Usman (1997) menyatakan bahwa dalam pengajaran diskusi akan terpenuhi kebutuhan – kebutuhan siswa dalam belajar yaitu: adakalanya siswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri, adapula siswa yang lebih mudah belajar dengan mengajari temannya sendiri. Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran lebih detail perbandingan nilai yang diperoleh siswa dalam penerapan metode diskusi type educational – diagnosis meeting, berikut disajikan gambar distribusi perbandingan hasil belajar antara sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, penelitian pada siklus kesatu dan siklus kedua. Bahwa terdapat perubahan kecenderungan hasil belajar yang ditampilkan oleh ketiga kelompok. Sebelum penelitian tindakan dilakukan ada kecenderungan mahasiswa kebanyakan memperoleh nilai cukup (60 – 70) dan hanya ada dua orang siswa yang memperoleh nilai sangat baik (80 – 100). Jika digunakan grafik poligon maka diketahui modus siswa berada pada kategori cukup dan akan membentuk kurve positif yang artinya proses pembelajaran kurang berhasil. Pada siklus satu terdapat perubahan yakni mayoritas siswa sudah mendapat hasil belajar pada tingkat baik dan sangat baik., dan hanya ada dua orang siswa yang mendapat nilai cukup dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang. Pada siklus terakhir terdapat ketuntasan belajar yang tinggi yakni digambarkan bahwa mayoritas siswa (82%) mendapat nilai sangat baik dan 16% siswa mendapat nilai baik. Sejalan
dengan peningkatan hasil belajar ini ketika mahasiswa ditanya, “Apakah metode diskusi ini perlu diterapkan pada pokok bahasan berikutnya?” terdapat 10 mahasiswa (23%) menyatakan sangat perlu, 20 mahasiswa (45%) menyatakan perlu, dan 14 siswa (32%) memandang kurang perlu metode ini diterapkan pada pokok bahasan berikutnya. Adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tersebut juga diikuti adanya perubahan aspek psikologi penting lainnya yakni minat siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Ekonomi. Jumlah mahasiswa yang merasa berminat terhadap pelajaran Pendidikan Ekonomi kebudayaan Islam lebih banyak setelah diterapkan metode diskusi dibandingkan dengan kondisi sebelum penelitian tindakan dilaksanakan. Terdapat peningkatan jumlah siswa yang merasa lebih tertarik terhadap materi pelajaran Pendidikan Ekonomi dibandingkan dengan ketika merasa menerima pengajaran sebelumnya. Setelah penerapan metode diskusi interaktif The Educational Diagnosis Meeting, hasil angket menyatkan bahwa terdapat 50% (22 orang) siswa yang menyatakan berminat terhadap materi pelajaran Pendidikan Ekonomi, 32% (22 orang) siswa menyatakan sangat berminat, dan hanya 8 siswa (18%) yang menyatakan kurang berminat. Sedangkan kondisi sebelum penelitian ini dilaksanakan diketahu bahwa terdapat 45% siswa yang menyatakan tidak berminat terhadap materi pelajaran dan sisanya 32 dan 28% merasa berminat dan sangat berminat. Adanya peningkatan minat ini akan mendorong siswa berperilaku positif pada pembelajaran sehingga metri pelajaran kebih mudah dipahami. Hasil penelitian tersebut jika dicermati lebih dalam membawa implikasi bahwa penggunaan metode diskusi perlu digunakan sebagai alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Meskipun kita sadari bahwa penerapan metode tersebut akan membawa konsekuensi yang besar terhadap beban guru. Beban kurikulum yang begitu besar tidak memungkinkan kepada dosen untuk terlalu sering penerapan metode ini. Jika pertimbangan pemilihan metode pembelajaran hanya masalah waktu yang digunakan, maka penggunaan diskusi menjadi sangat tidak efisien. Lebih lagi jika terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut terhadap masalah yang dipecahkan atau ketika timbul pandangan yang menyimpang maka penerapan metode ini akan memerlukan waktu yang sanagat lama. Sebab penerapan metode ini akan membawa konsekuensi terhadap penambahan waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi yang disampaikan. Jumlah siswa yang begitu besar juga merupakan kendala tersendiri bagi dosen untuk bisa mengamati secara mendalam pada masing – masing siswa. Tetapi betapapun banyak konsekuensi yang harus ditanggung oleh guru/dosen dalam penerapan metode ini, jika proses pembelajaran menekankan pentingnya keaktifan mahasiswa dalam belajar dan hasil belajar secara lebih mendalam, maka metode diskusi perlu diterapkan sebagai metode alternatif dalam pembelajaran. Namun demikian sangat disadari bahwa ini hasil penelitian diperoleh dari penelitian dalam skla yang sngat kecil sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam subyek dan pokok bahasan yang lebih luas. Dengan demikian akan diperoleh informasi yang lebih akurat tentang hasil penelitian terkait dan implikasi dari hasil penelitian dapat diterapkan dengan tepat.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan’ Penerapan Metode Diskusi Interaktif Type The Educational – Diagnosis Meeting secara nyata dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar dan hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Dengan penerapan metode diskusi interaktif tersebut siswa mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berpikir dalam rangka membahas masalah yang dihadapi bersama dalam kelompok dan mereka memiliki tanggungjawan untuk menyelesaikan permasalah kelompoknya. Sehingga aktivitas mental dan fisik siswa akan terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan berdampak pada pengalaman belajar yang mereka peroleh lebih luas dan mendalam. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan; 1) Kepada Dosen Mata Kuliah lain, hendaknya dapat menerapkan Penerapan Metode Diskusi Interaktif. 2) Guru/Dosen hendaknya memperhatikan dan aktif menerapkan metode dan model – model pembelajaran perkembangan pseserta didik yang aktual. 3) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR RUJUKAN A.Tabrani Rusyan.1992.Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Karya Djamarah,S.B, dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Engkoswara. 1998. Dasar – Dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara Fitriyah, C, Z. 2000. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jember : FKIP Universitas Jember Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya Mochamad Enoh, 1987 Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: FPIPS IKIP Surabaya Moedjiono dan Dimyati. 1992. Strategi Bealajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Mohammad Nur. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa. Surabaya : UNESA Mursell, J. Nasution. S. 1995. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Bumi Aksara Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka Cipta Rosyada. Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Kencana Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia. Soedarsono, FX. 2005. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Insan Cendekia Suranto.2004. Media Pembelajaran. Jember : Universitas Jember Suryadi. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung : Mondar Maju Usman, C. 1997. Menjadi Dosen Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Wardani, IGK.1991. Pengembangan Paket Belajar. Penataran Lokakarya Tahap II Proyek Pengembangan Pendidikan Dosen (P3G) Depdikbud : Jakarta.